pengaruh electronic word of mouth terhadap minat beli konsumen

advertisement
PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT
BELI KONSUMEN MELALUI BRAND IMAGE ( STUDI PADA
FOLLOWERS INSTAGRAM WEDANGANRADJIMAN
SEBAGAI CALON KONSUMEN
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
DEVITA WARDIYASTUTI
NIM. 12.22.1.1.026
JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2017
i
PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT
BELI KONSUMEN MELALUI BRAND IMAGE (STUDI PADA
FOLLOWERS INSTAGRAM WEDANGANRADJIMAN
SEBAGAI CALON KONSUMEN)
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
DEVITA WARDIYASTUTI
NIM. 12.22.1.1.026
Surakarta, 06 Januari 2017
Disetujui dan disahkan oleh:
Dosen Pembimbing Skripsi
Indah Piliyanti, S.Ag, M.S.I.,
NIP. 19780318 200912001
ii
PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT
BELI KONSUMEN MELALUI BRAND IMAGE (STUDI PADA
FOLLOWERS INSTAGRAM WEDANGANRADJIMAN
SEBAGAI CALON KONSUMEN)
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
DEVITA WARDIYASTUTI
NIM. 12.22.1.1.026
Surakarta, 13 Februari 2017
Disetujui dan disahkan oleh:
Biro Skripsi
Ika Yoga, S.E., MM
NIP. 19790406 201403 1 001
iii
SURAT PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang bertanda tangan di bawah ini:
NAMA
: DEVITA WARDIYASTUTI
NIM
: 12.22.1.1.026
JURUSAN : MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Menyatakan bahwa penelitian skripsi berjudul ’’PENGARUH ELECTRONIC
WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN MELALUI
BRAND IMAGE STUDI PADA FOLLOWERS INSTAGRAM WEDANGAN
RADJIMAN SEBAGAI CALON KONSUMEN’’
Benar-benar bukan merupakan plagiasi dan belum pernah diteliti
sebelumnya. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini merupakan
plagiasi, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Demikian surat ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 07 Januari 2017
Devita Wardiyastuti
iv
NOTA DINAS
Indah Piliyanti, S.Ag, M.S.I.,
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
NOTA DINAS
Hal
: Skripsi
Sdr
: Devita Wardiyastuti
Kepada Yang Terhormat
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Di Surakarta
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan hormat, bersama ini kami sampaikan bahwa setelah menelaah dan
mengadakan perbaikan seperlunya, kami memutuskan bahwa skripsi saudari
Devita Wardiyastuti NIM: 12.22.1.1.026 yang berjudul:
PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT
BELI KONSUMEN MELALUI BRAND IMAGE STUDI PADA
FOLLOWERS INSTAGRAM WEDANGAN RADJIMAN SEBAGAI
CALON KONSUMEN
Sudah dapat dimunaqasahkan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi (S.E.) dalam bidang ilmu Manajemen Bisnis Syari’ah.
Oleh karena itu, kami mohon agar skripsi tersebut segera dimunaqasahkan dalam
waktu dekat.
Demikian atas dikabulkannya permohonan ini disampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 07 Januari 2017
Dosen Pembimbing Skripsi
Indah Piliyanti, S.Ag, M.S.I.,
NIP. 197803018 2009 12 001
v
PENGESAHAN
PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT
BELI KONSUMEN MELALUI BRAND IMAGE (STUDI PADA
FOLLOWERS INSTAGRAM WEDANGANRADJIMAN
SEBAGAI CALON KONSUMEN)
Oleh :
DEVITA WARDIYASTUTI
NIM. 12.22.1.1.026
Telah di nyatakan lulus dalam ujian munaqasyah
Pada hari Jumat tanggal 27 Januari 2017/ 28 Jumadil Awwal 1438 H dan
dinyatakan telah memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Dewan Penguji:
Penguji 1 (Merangkap Ketua Sidang):
Zakky Fahma Auliya, SE., MM
NIP.19860131 201403 1 004
Penguji II:
Helmi Haris, S.H.I., M.S.I
NIP.19810228 200801 1 005
Penguji III:
Rina Hastuti, SE., MM
NIP.19840403 201403 2 001
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Surakarta
Drs. H. Sri Walyoto., M.M., Ph.D
NIP. 19561011 198303 1 002
vi
MOTTO
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kamu,
jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah
gerangan yang dapat menolong kamu (selain) Allah sesudah itu? Karena itu
hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal
QS. Ali Imran 3:160
Esensi dari manusia adalah ketika seseorang tidak mencari kesempurnaan
George Orwell- Novelis Inggris
Percayalah kamu bisa dan itu sudah setengah jalan keberhasilan
Theodore Roosevelt
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan dengan segenap cinta dan doa
Karya yang sederhana ini untuk:
Ayah dan ibu tercinta,
Suami dan Anakku terkasih,
Adik-adikku tersayang
Almamater IAIN Surakarta,
Keluarga besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta dan
angkatan 2012
Yang selalu memberikan doa, semangat dan kasih sayang yang tulus dan tiada
ternilai besarnya
Terimakasih
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat, nikmat
dan
hidayahNya penulis dapat menyelesaikan penelitian jenjang strata satu (S1)
dengan judul “Pengaruh Electronic Word Of Mouth Terhadap Minat Beli
Konsumen Melalui Brand Image Studi Pada Followers Instagram Wedangan
Radjiman Sebagai Calon Konsumen’’program Studi Manajemen Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta dengan baik
dan lancar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Dr. Mudofir, M. Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
2.
Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
3.
Datien Eriska Utami, SE, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Syariah,
Jurusan Manajemen Bisnis Syariah.
4.
Indah Piliyanti, S.Ag, M.S.I., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan
banyak
pengarahan
dan
bimbingan
selama
penulis
menyelesaikan skripsi.
5.
Ika Yoga, S.E., M.M., selaku Biro Skripsi Jurusan Manajemen Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
ix
6.
Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta
yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.
7.
Ibu dan Bapak penulis yang senantiasa istiqomah dalam berikhtiar dan
mendoakan putra-putrinya. Khususnya Ananda yang berjuang dalam
menuntut ilmu.
8.
Suamiku Brama Bayu Aji, anakku Amira Alesha Nabila Zahra, dan calon
anakku yang masih dalam kandungan, terimakasih atas dukungan dan
semangat yang kalian berikan.
9.
Devi Anggraini, Ana Sholiha, Dhanur Putri, Anggun Zuhrufanina, Agustin
Dwi, Dewi Kurnia, Arifta Alfin, Arifah Khoirunnisa, terimakasih atas support
kalian
10. Sahabat-sahabat dan teman-teman angkatan 2012 yang telah memberikan
warna dalam kehidupan penulis selama penulis menempuh studi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta.
Tidak dapat penulis membalas semua yang telah diberikan, hanya doa dan
rasa syukur kepada Allah SWT, semoga Allah SWT tetap merahmati dan
meridhoi setiap langkah kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 06 Januari 2017
Penulis
x
ABSTRACT
The aim of this study was to determine the influence of electronic word of
mouth and brand image as the mediation toward purchase intention Instagram’s
followers of Wedangan Radjiman. The population of this study was all followers
in Wedangan Radjiman’s Intagram.
The technique of taking sample was purposive sampling from 200
respondent which not ever made purchase in Wedangan Radjiman. The
endogenous variables is purchase intention (Y). the exogenous variable is
electronic word of mouth (X1) and brand image (X2) as the intervening variable.
The method used is quantitative research method. For the method of data analysis
using Path Analyze) with IBM SPSS 21.0
The result of this study showed that partially electronic word of mouth (X1)
has positive significant toward brand image (X2) Brand image (X2) also has
positive significant toward purchase intention (Y). Electronic word of mouth (X1)
has positive significant toward purchase intention (Y). While brand image gives
impact toward two variables electronic word of mouth and purchase intention as
the intervening variable.
Keywords: Electronic Word of Mouth, brand image, purchase intention.
xi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh electronic
word of mouth dan citra merek terhadap minat beli konsumen.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan
diperoleh sampel penelitian sebanyak 200 responden yang belum pernah
berkunjung ke Wedangan Radjiman. Variabel endogen (Y) dari penelitian ini
adalah minat beli. Variabel eksogen (X) meliputi: electronic word of mouth (X1)
dan citra merek (X2) sebagai variabel intervening. Metode analisis data dengan
menggunakan SEM. Sedangkan untuk olah data dengan menggunakan Analisis
Jalur dengan IBM SPSS 21.0
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel electronic
word of mouth (X1) berpengaruh signifikan terhadap citra merek (X2). Citra merek
(X2) berpengaruh signifikan terhadap minat beli (Y). Electronic word of mouth
(X1) berpengaruh signifikan terhadap minat beli (Y). Citra merek mampu
memberikan dampak intervening kepada 2 variabel electronic word of mouth dan
citra merek.
Keywords: Electronic Word of Mouth, citra merek, minat beli
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN BIRO SKRIPSI ................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI ..........................................v
HALAMAN NOTA DINAS ...............................................................................vi
HALAMAN PENGESAHAN MUNAQOSAH ..................................................vii
HALAMAN MOTTO .........................................................................................viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................x
ABSTRACT ..........................................................................................................xi
ABSTRAK ..........................................................................................................xii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..xiii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………..xvii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….xviii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2.
Identifikasi Masalah ........................................................................... 8
1.3.
Batasan Masalah ................................................................................. 9
1.4.
Rumusan Masalah .............................................................................. 9
1.5.
Tujuan Penelitian ................................................................................ 9
xiii
1.6.
Manfaat Penelitian ..............................................................................9
1.7.
Jadwal Penelitian ................................................................................10
1.8.
Sistematika Penulisan Skripsi .............................................................10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Kajian Teori ........................................................................................12
2.1.1
Purchase intention atau minat beli ...............................................12
2.1.2
Brand image atau citra merek .......................................................15
2.1.3
WOM Tradisional VS EWOM ......................................................19
2.1.4
Electronic Word of Mouth (ewom ................................................20
2.2.
Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................24
2.3.
Kerangka Berfikir ...............................................................................26
2.4.
Hipotesis .............................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................30
3.2.
Jenis Penelitian ...................................................................................30
3.3.
Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel ................................30
3.3.1. Populasi ....................................................................................30
3.3.2. Sampel ......................................................................................30
3.3.3. Teknik Sampel .........................................................................31
3.4.
Data dan Sumber Data ........................................................................32
3.4.1. Data Primer ..............................................................................32
3.5.
Teknik Pengumpulan Data .................................................................33
3.6.
Tahap Pelaksanaan .............................................................................33
xiv
3.7.
Variabel Penelitian .............................................................................34
3.8.
Definisi Operasional Variabel ............................................................365
3.9.
Metode Analisis Data .........................................................................36
1. Uji Validitas ..........................................................................36
2. Uji Reliabilitas ......................................................................37
3.10 Pengujian Asumsi Klasik ......................................................................37
1. Uji Normalitas ........................................................................37
2. Uji Multikolonieritas ..............................................................37
3. Uji Heteroskedastisitas ...........................................................37
4. Uji Autkorelasi .......................................................................38
3.11 Teknik Analisa Data
1. Koefisien Determinasi ............................................................39
2. Uji F .......................................................................................39
3. Uji T .......................................................................................39
4 Analisis Jalur ...........................................................................40
BAB IV ANALISA DATA DAN PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Penelitian...............................................................45
4.1.1. Sejarah Singkat Perkembangan Wedangan Radjiman ..........45
4.1.2. Visi Perusahaan .....................................................................47
4.2. Pengujian dan Analisa Data ................................................................47
4.2.1. Karakteristik Responden .......................................................47
4.3.Uji Validitas dan Reliabilitas ...............................................................49
4.3.1. Uji Validitas ..........................................................................49
xv
4.3.2. Uji Reliabilitas ......................................................................52
4.4.Uji Asumsi Klasik ...............................................................................43
4.4.1. Uji Normalitas .......................................................................52
4.4.2. Uji Multikolonieritas .............................................................53
4.4.3. Uji Heteroskedastisitas ..........................................................54
4.4.4. Uji Autokorelasi ....................................................................54
4.5. Uji Hipotesis .......................................................................................57
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan .........................................................................................65
5.2. Keterbatasan Penelitian ......................................................................66
5.3. Saran-Saran .........................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................68
LAMPIRAN ........................................................................................................73
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Omset Radjiman di bulan April- Agustus 2016 ................... 6
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 25
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ...................................................... 35
Tabel 3.2 Cut of Value ................................................................................. 42
Tabel 4.1 Umur Responden.......................................................................... 48
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ............................................................ 48
Tabel 4.3 Jenis Pekerjaan Responden .......................................................... 49
Tabel 4.4 Uji Validitas ................................................................................. 50
Tabel 4.5 Uji Reliabilita ............................................................................... 52
Tabel 4.6 Uji Normalitas .............................................................................. 53
Tabel 4.7 Uji Multikolonieritas .................................................................... 53
Tabel 4.8 Uji Heteroskedastisitas................................................................. 54
Tabel 4.9 Uji Autorelasi ............................................................................. 55
Table 4.10 Uji Koefisien Determinasi Persamaan 1 .................................... 56
Tabel 4.11 Uji Koefisien Determinasi Persamaan 2 ................................... 57
Tabel 4.12 Uji F Persamaan 1 ...................................................................... 58
Tabel 4.13 Uji F Persamaan 2 ...................................................................... 58
xvii
Tabel 4.14 Uji T Persamaan 1 ...................................................................... 59
Tabel 4.15 Uji T Persamaan 2 ..................................................................... 59
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gambar Instagram Wedangan Radjiman .................................. 6
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................ 26
Gambar 4.1Analisis Jalur ............................................................................. 61
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Penelitian ..............................................................................73
Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian.........................................................................74
Lampiran 3 : Data Excel. .......................................................................................84
Lampiran 4 : Olah Data ....................................................................................... 105
Lampiran 5 : Daftar Riwayat Hidup ................................................................... 123
xx
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi yang semakin canggih membuat konsumen dapat
lebih mudah dalam mengakses internet. Salah satu fenomena yang sedang muncul
adalah banyak konsumen dalam menggunakan social media. Memanfaatkan
sebuah media online, dengan para penggunanya dapat dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial seperti
twitter, facebook, instagram, path dan sebagainya, wiki, forum dan dunia virtual
lainnya.
Hal ini dapat dimanfaatkan para pemasar atau pelaku pasar dalam
menawarkan produk mereka atau mempromosikan produk mereka melalui social
media serta membentuk komunitas atau group online untuk konsumen yang
menyukai merek yang digunakan (Kaplan & Haenlein, 2010).
Social media memiliki kekuatan konten yang kuat sebagai referensi
konsumen dalam mendapatkan informasi mengenai sebuah produk. Kekuatan
konten dan percakapan yang terjadi di dalam social media mendorong banyak
perusahaan yang memanfaatkan sebagai alat komunikasi dan pemasaran mereka.
Sehingga produsen perlu memahami perilaku konsumen terhadap produk yang
ada di pasar. Selanjutnya perlu dilakukan berbagai cara untuk membuat konsumen
tertarik terhadap produk yang dihasilkan. Menciptakan respon positif melalui
review internet sehingga hal ini bisa menjadi salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap minat beli (Jalilvand, 2012)
2
Menciptakan respon-respon konsumen akan membentuk beberapa persepsi
dari konsumen. Apa yang dipersepsikan konsumen ini adalah citra merek. Melalui
sekumpulan asosiasi brand terbentuk dalam benak konsumen yang dirangkai
membentuk citra untuk sebuah merek tertentu.
Sehingga persepsi citra merek pada sebuah produk ini merupakan
interpretasi informasi yang dimiliki oleh konsumen dikarenakan konsumen telah
mempercayai suatu merek tertentu. Kepercayaan terhadap merek adalah kemauan
konsumen mempercayai merek dengan segala resikonya karena adanya harapan
yang dijanjikan oleh merek dalam memberikan hasil yang positif (Lau & Lee
1999).
Jika konsumen telah bergantung pada suatu produk dengan merek tertentu
maka bisa jadi kerelaan tidak terlalu berpengaruh. Konsumen yang telah dapat
mengandalkan sebuah produk maka secara tidak langsung konsumen telah
memiliki persepsi bahwa produk tersebut dapat diandalkan dan produk tersebut
dapat menggambarkan fungsi produknya.
Electronic word of mouth menjadi salah satu faktor yang menciptakan
image sebuah merek. Konsumen akan membeli sebuah merek tersebut dengan
bantuan media internet atau sosial media untuk mendapatkan informasi dengan
melalui review positif maupun negatif konsumen ataupun dengan membandingkan
produk lain dengan saran konsumen lainnya, sehingga dengan hal ini konsumen
dapat menentukan keputusan untuk melakukan pembelian. Review konsumen lain
merupakan rangsangan dari luar yang dapat memotivasi konsumen untuk
membeli.
3
eWOM menjadi sebuah “venue” atau sebuah tempat yang sangat penting
untuk konsumen memberikan opininya dan dianggap lebih efektif dibandingkan
WOM offline, karena tingkat aksesibilitas dan jangkauannya yang lebih luas
(Jalilvand 2012). Banyaknya informasi yang dengan mudah dapat diterima oleh
konsumen melalui review-review melalui internet konsumen lain yang telah
memakai sebuah produk atau jasa tertentu mengakibatkan trend baru konsumen
dalam mengambil keputusan pembelian.
Maka banyak produsen yang kemudian memanfaatkan trend ini sebagai
alat komunikasi pemasaran yang baru. Tetapi bisa saja review negative dari
konsumen juga akan mengakibatkan buruknya image pada sebuah produk. Bentuk
word of mouth yang baru ini telah menjadi faktor penting dalam pembentukan
perilaku konsumen. Adanya rekomendasi ataupun review yang diberikan
konsumen lain misal dalam sebuah sharing review platform ataupun komunitas
akan mampu mempengaruhi minat beli konsumen (Jalilvand 2012).
Minat beli konsumen merupakan kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk
didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan
kegiatan tersebut (Swastha & Handoko 2000). Sehingga
konsumen akan
cenderung membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan
dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen
melakukan pembelian yang didorong oleh motivasi-motivasi tertentu.
Bisnis kuliner di Kota Solo, Jawa Tengah telah berkembang cukup pesat,
baik dari kelas restoran maupun rumah makan, sehingga mendukung
4
perkembangan kepariwisataan di Kota Solo. Di tahun 2013 tercatat sebanyak 320
restoran dan rumah makan biasa pada tahun 2014 naik menjadi 320 restoran dan
rumah makan biasa dan pada tahun 2015 melonjak sampai 250 persen, yaitu
mencapai 859 restoran dan rumah makan biasa. (sumber: www.antarajateng.com)
Bisnis kuliner telah berkembang pesat dengan banyak pemain baru
bermunculan. Tidak hanya kedai sederhana atau rumah makan kelas menengah
namun yang paling mendominasi adalah bisnis wedangan. Bisnis wedangan yang
telah setara dengan restoran dengan kemasan yang menjaga standar kesehatan
hingga lingkungan. Wedangan juga menjadi tempat yang enak dan nyaman bagi
masyarakat maupun wisatawan. Sehingga banyak pelaku bisnis kuliner yang
membuka bisnis di Kota Solo. (sumber: www.antarajateng.com)
Beberapa pelaku bisnis yang telah tertarik untuk mengawali usaha kuliner
juga melakukan aktifitas online dengan memakai sosial media, bahkan mereka
juga dapat mengawali usaha online supaya produk yang dijual dapat menarik
konsumen di market salah satunya dengan instagram. Instagram adalah salah satu
sosial media yang awal mulanya memanglah di ciptakan cuma untuk mengupload foto-foto atau gambar-gambar menarik yang dipunyai beberapa
pemakainya. Walau demikian saat ini gambar yang paling banyak di unggah yaitu
beberapa produk yang dikomersilkan oleh pebisnis toko online (sumber:
bisnisumkonline.com)
Wedangan Radjiman merupakan salah satu wedangan masa kini dengan
segmentasi remaja usia produktif. Wedangan Radjiman yang berdiri pada
pertengahan tahun 2013 merupakan wedangan yang berkonsep tradisional
5
sebelumnya dengan omset yang dihasilkan selama setahun hanya berkisar 20 juta
– 25 juta dimana omset ini hanya mampu menutup biaya sewa bangunan.
Kemudian Pada bulan Februari 2016 Wedangan Radjiman ini mencoba mengikuti
perkembangan jaman dengan mengikuti trend kuliner seperti yang sedang
booming. Salah satu nya mengubah konsep Wedangan Redjiman ini menjadi lebih
cozy dan memanfaatkan media sosial seperti Instagram.
Melalui instagram, Wedangan Radjiman ini lebih dapat bereksplorasi.
Wedangan Radjiman juga memanfaatkan moment tertentu seperti nobar (nonton
bareng). Untuk berkomunisi dengan pelanggan Wedangan Radjiman ini juga
selalu meng-upgrade foto-foto di Instagram untuk menarik pelanggan baru atau
pelanggan tetap. Ternyata terjadi peningkatan yang tajam setelah Wedangan
Radjiman memasarkan tokonya melalui Instagram. Pernyataan ini diperoleh dari
hasil wawancara dengan pendiri Wedangan Radjiman.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Omer dkk, 2014 dengan judul
penelitian The Effect of EWOM on Brand Image and Purchase Intention An
Application Concerning Cell Phone Brands for Youth Consumers in Turkey
bahwa EWOM terhadap purchase intention tidak menunjukkan hasil positif atau
tidak memiliki pengaruh. Penelitian Omer dkk juga didukung oleh penelitian
Nurkholis bahwa EWOM tidak memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen.
Penelitian yang telah dilakukan Hatane Samuel dkk, 2014 bahwa terdapat
pengaruh signifikan antara electronic word of mouth terhadap brand image, brand
trust dan minat beli, begitu juga dengan brand image terhadap minat beli.
6
Alasan peneliti melakukan studi ini adalah ketidakkonsistennya hasil
penelitian sebelumnya. Selain itu, penggunaan strategi baru untuk wedangan juga
perlu dievaluasi apakah ewom memiliki pengaruh terhadap minat konsumen.
Berdasarkan fenomena di atas terutama mengenai pengaruh EWOM,
brand image terhadap minat beli konsumen Wedangan Radjiman, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Electronic Word Of
Mouth terhadap Minat Beli Melalui Brand Image (Studi pada Followers
Instagram Wedangan Radjiman Sebagai Calon Konsumen)’’
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan
masalah :
Perbedaan penelitian yang telah dilakukan Omer (2014) mengemukakan
bahwa Ewom tidak berpengaruh dengan minat beli begitu juga dengan penelitian
Nurkholis sedangkan penelitian Samuel (2014) mengatakan ada pengaruh antara
Ewom terhadap minat beli.
1.3
Batasan Masalah
Agar tidak terjadi penafsiran terhadap judul penelitian ini dan agar
pembahasan tidak terlalu luas jangkauannya, maka permasalahan perlu dibatasi
pada elemen-elemen Electronic Word of Mouth, Brand Image dan Minat Beli
7
1.4
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh antara Electronic Word of Mouth terhadap minat
beli melalui brand image pada konsumen Wedangan Radjiman.
1.5
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara Electronic Word of Mouth
terhadap minat beli melalui brand image
1.6
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Memberikan wawasan pengetahuan dalam mengkaji dan menerapkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh untuk dipraktekan secara nyata sebagai pengabdian
kepada masyarakat dan mengambil manfaat atas hasil akhir dari penulisan ini.
2. Bagi Pemilik / Manajer Perusahaan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan oleh perusahaan sebagai
bahan masukan atau usulan untuk kemajuan perusahaan.
3. Bagi Pengembang Keilmuan
Sebagai khasanah perpustakaan yang diharapkan dapat lebih memperkaya
khasanah pengetahuan dan dapat dijadikan referensi bagi pihak-pihak yang
memerlukan atau sebagai bahan acuan mahasiswa yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut tentang topik yang dibahas.
8
1.7
Jadwal Penelitian
Terlampir
1.8
Sistematika Penulisan Skripsi
Sebagai gambaran mengenai penulisan skripsi ini, maka akan diuraikan
secara singkat sistematika penulisan pada penulisan kali ini, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, jadwal penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan dalam penelitian
ini. Teori diambil dari studi literatur maupun hasil penelitian terdahulu.
Teori-teori ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan pembahasan dan
analisis dalam penelitian disertai Kerangka Berpikir dan Hipotesis
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang waktu dan wilayah Penelitian, jenis dan
sumber data, populasi dan sampel dari penelitian, teknik pengambilan
sampel, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, variabel
penelitian, definisi operasional variabel, teknik analisis data yang
digunakan.
9
BAB IV : ANALISIS DATA
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum dari hasil penelitian yang
digunakan, menganalisis dan mengolah data tersebut berdasarkan teoriteori yang telah diperoleh, pembahasan hasil (pembuktian hipotesis)
BAB V : PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran
– saran untuk penelitian yang akan datang
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teori
2.1.1
Pengertian Purchase Intention (Minat Pembelian)
Pengertian minat beli menurut Setiawan dan Ihwan (2004: 29) terdapat
beberapa pengertian yaitu:
1. Minat Beli mengarah kepada individu yang memiliki kemauan untuk membeli,
2. Minat Beli juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur keinginan seseorang dalam
membeli,
3. Minat Beli berhubungan dengan perilaku pembelian yang dilakukan secara
terus menerus oleh seseorang.
Perilaku pembelian konsumen diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya
stimuli dari luar dirinya, rangsangan tersebut dapat berupa rangsangan pemasaran
ataupun rangsangan dari lingkungan sekitarnya. Setelah memperoleh suatu
rangsangan kemudian akan diproses dalam diri seseorang sesuai dengan
karakteristik dirinya, setelah itu akan diambil keputusan pembelian. Oleh karena
itu proses tertarik terhadap suatu produk atau jasa akan dialami oleh setiap
konsumen sebelum keputusan pembelian dilakukan.
Menurut Simamora (2004) minat beli merupakan sesuatu yang pribadi dan
berhubungan dengan sikap individu yang berminat terhadap suatu objek akan
memiliki kekuatan dan dorongan melakukan serangkaian tingkah laku untuk
mendekati atau mendapatkan objek tersebut. Minat beli merupakan kelanjutan
perhatian yang merupakan titik tolak kelanjutan timbulnya hasrat untuk
13
melakukan kegiatan yang diharapkan. Minat muncul akibat adanya stimulus
positif yang menimbulkan motivasi.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004: 37) menyatakan bahwa motivasi
sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk
melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap
obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk
tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk
menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah
untuk kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek
yang ditawarkan pemasaran atau tidak.
Schiffman dan Kanuk (2004: 25), menjelaskan bahwa pengaruh eksternal,
kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah hal
yang dapat menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh eksternal ini terdiri dari
usaha pemasaran dan faktor sosial budaya
Lucas dan Britt (2003) dalam Natalia (2008) mengatakan bahwa aspek
yang terdapat dalam minat beli antara lain :
a. Perhatian, adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu produk
(barang atau jasa).
b. Ketertarikan, setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik pada
konsumen.
c. Keinginan, berlanjut pada perasaan untuk mengingini atau memiliki suatu
produk tersebut.
14
d. Keyakinan, kemudian timbul keyakinan pada diri individu terhadap produk
tersebut
sehingga
menimbulkan
keputusan
(proses
akhir)
untuk
memperolehnya dengan tindakan yang disebut membeli.
Pengertian minat beli menurut Howard (1994) (Durianto dan Liana, 2004:
44) adalah minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana
konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang
dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan
pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian
sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para
pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para
pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi
perilaku konsumen dimasa yang akan datang.
Rossiter dan Percy (1998: 126) mengemukakan bahwa minat beli
merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu
produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan
seperti mengusulkan (pemrakarsa) merekomendasikan (influencer), memilih, dan
akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.
Minat beli didefinisikan sebagai kemungkinan yang membuat konsumen
membeli produk atau jasa, atau bisa juga didefinisikan sebagai kemauan untuk
membeli produk atau jasa dimasa depan
15
2.1.1. Aspek yang Terdapat Dalam Minat Beli
Menurut Ferdinand (2002) minat beli dapat diidentifikasi melalui
indikator-indikator sebagai berikut:
1. Minat Transaksional yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk
2. Minat Refrensial yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk
kepada orang lain
3. Minat Preferensial yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang
memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat
diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
4. Minat Eksploratif yaitu minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi informasi mengenai produk yang diminatinya dan
mencari informasi untuk mendukung sikap-sikap positif dari produk tersebut.
2.1.2
Pengertian Brand Image (Citra Merek)
Kotler (2000: 97) mengatakan bahwa merek merupakan janji penjual
untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat dan jasa tententu kepada
pembeli, bukan hanya sekedar simbol yang membedakan produk perusahaan
tertentu dengan kompetitornya. Keller (1993) dalam Andreassen (1998)
menyatakan brand awareness berkaitan dengan kemungkinan nama merek akan
melekat dalam benak dan kemudahan yang diberikannya.
Sedangkan brand image didefinisikan sebagai persepsi tentang sebuah
merek seperti ditunjukkan oleh asosiasi merek yang dimiliki dalam ingatan
konsumen. Keller (1993: 3) Brand image is perceptions about brand as reflected
16
by the brand association held in consumen memory. Citra merek juga merupakan
salah satu pendorong minat beli, Häubl (1996), Gaeff (1996), Pujadi (2010),
Pradipta (2015).
Menurut Aaker dalam Simamora (2004) bahwa citra merek adalah
seperangkat asosiasi yang ingin diciptakan atau dipelihara oleh pemasar. Asosiasiasosiasi itu menyatakan apa sesungguhnya merek dan apa yang dijanjikan kepada
konsumen. Dimana merek merupakan simbol dan indikator dari kualitas sebuah
produk. Aaker dalam Rangkuti (2008: 43) mendefinisikan asosiasi merek sebagai
segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Asosiasi memiliki
suatu tingkatan kekuatan keterkaitan pada suatu merek dan akan menjadi lebih
kuat apabila pelanggan mempunyai banyak pengalaman dengan merek tersebut.
Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan maka akan membentuk citra
merek yang semakin kuat.
Menurut Keller dalam Putro (2009: 3) citra merek adalah anggapan
tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan
konsumen. Sedangkan menurut Kotler (2006: 266) citra merek adalah
penglihatan dan kepercayaan yang terdapat dibenak konsumen, sebagai
cerminan asosiasi yang tertahan diingatan konsumen. Kemudian Aaker
dalam Ritongan (2011) mengatakan bahwa citra merek adalah keputusan
asosiasi merek yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen.
Merek-merek produk yang sudah lama akan menjadi sebuah citra bahkan
simbol status bagi produk tersebut yang mampu meningkatkan citra pemakainya,
17
komponen citra merek terdiri atas 3 bagian Simamora (2004) dalam Wijaya
(2008), yaitu:
1.
Citra Perusahaan yaitu, sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen
terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa.
2.
Citra pemakai yaitu, sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen
terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa.
3.
Citra produk yaitu, sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen
terhadap suatu produk.
Ukuran yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih atau
menilai citra merek adalah merek harus memiliki kesan positif dibidangnya,
reputasi tinggi, dan keunggulan mudah dikenali. Citra dipengaruhi oleh banyak
faktor yang di luar kontrol perusahaan. Citra yang efektif akan berpengaruh
terhadap tiga hal yaitu : pertama, memantapkan karakter produk dan usulan nilai.
Kedua, menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak
dikacaukan dengan karakter pesaing. Ketiga, memberikan kekuatan emosional
yang lebih dari sekadar citra mental. Supaya bisa berfungsi citra harus
disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek
Kertajaya (2005 : 11).
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa citra merek adalah
merupakan kesan-kesan di dala ingatan atau benak konsumen yang timbul dari
asosiasi atau anggapan tentang merek. Dimana semakin banyak asosiasi yang
saling berhubungan maka akan semakin banyak membentuk citra merek yang
kuat.
18
2.1. Aspek-aspek dalam Brand Image (Citra Merek)
Menurut Shimp (2009 :56) citra merek diukur dari :
1.
Atribut
Atribut adalah ciri-ciri atau berbagai aspek dari merek yang diiklankan.
Atribut juga dibagi menjadi dua bagian yaitu hal-hal yang tidak berhubungan
dengan produk (contoh: harga, kemasan, pemakai, dan citra penggunaan), dan
hal-hal yang berhubungan dengan produk (contoh: warna, ukuran, desain).
2.
Manfaat
Manfaat dibagi menjadi tiga bagian yaitu fungsional, simbolis, dan
pengalaman. Manfaat fungsional: produk dapat menyediakan solusi bagi
masalah konsumsi atau potensi masalah yang dihadapi konsumen, seperti
kenyamanan atau keamanan. Manfaat simbolis: berkaitan dengan keinginan
konsumen dalam upaya memperbaiki diri, dihargai sebagai anggota
kelompok, afiliasi, dan rasa memiliki à asosiasi kegunaan merek dengan
kelompok, peran, atau citra diri yang diinginkan. Manfaat pengalaman:
konsumen merupakan representasi dari keinginan mereka akan produk yang
dapat memberikan rasa senang, pengalaman baru, keanekaragaman, dan
stimulasi kognitif.
3.
Evaluasi keseluruhan
Evaluasi keseluruhan, yaitu nilai atau kepentingan subjektif dimana
pelanggan menambahkannya pada hasil konsumsi.
19
Adapun peranan penting dari citra merek adalah sebagai berikut (Kotler
dan Armstrong, 2012):
1. Membantu dalam menghadapi persaingan. Brand yang kuat artinya
mempermudah pengingatan recall kembali oleh konsumen
2. Memberi nilai tambah bagi produk. Brand yang terkenal identik dengan
kualitas bagus sehingga konsumen berani untuk membayar lebih mahal.
3. Membangun loyalitas konsumen. Sekali mencoba konsumen akan kembali
mencoba dan membeli produk yang sama dimasa mendatang
4. Nama brand dapat mempengaruhi penjualan pasar, karena identik dengan
loyalitas konsumen dan kemudahan penjualan di pasar
2.1.3.
Pengertian WOM Tradisional vs e-WOM
Menurut Sumardy, dkk., (2011: 67), word of mouth adalah tindakan
penyediaan
informasi oleh seorang konsumen kepada konsumen lainnya.
Komunikasi dari mulut ke mulut menyebar melalui jaringan bisnis, sosial dan
masyarakat yang dianggap sangat berpengaruh (Ali Hasan, 2010: 230) dalam
Werdiningsih (2012: 3).
Menurut Sernovitz (2006) Word of Mouth begitu efektif karena asal
kepercayaanya adalah datang dari orang yang tidak mendapatkan keuntungan dari
rekomendasi mereka. WOM juga diilustrasikan sebagai alat pemasaran yang lebih
efektif ketimbang alat pemasaran seperti personal selling dan media periklanan
konvensional. Kemudian dengan adanya teknologi yang semakin canggih maka
muncullah internet. Dengan adanya internet terciptalah sebuah paradigma baru
20
dalam komunikasi. Sehingga awal pemunculan dari istilah electronic Word-of
Mouth atau eWOM yang berasal dari WOM yang dilakukan melalui media atau
aplikasi dalam teknologi digital atau internet.
eWOM sekarang ini dianggap sebagai evolusi dari komunikasi tradisional
interpersonal yang menuju generasi baru dari cyberspace. Jadi dengan aktivitas
dalam eWOM, konsumen akan mendapatkan tingkat transparansi pasar yang
tinggi, dengan kata lain konsumen memiliki peran aktif yang lebih tinggi dalam
siklus value chain sehingga mampu mempengaruhi produk dan harga berdasarkan
preferensi individu (Park dan Kirn, 2008). Electronic Word of Mouth juga lebih
efektif dibandingkan dengan Word Of Mouth secara tradisional karena sumber
daya luas akses (Chatterjee, 2001).
2.1.4. Pengertian Electronik Word Of Mouth
eWOM adalah saran komunikasi yang berupa saran negatif maupun positif
yang terjadi di Internet (Hennig-Thureu, 2004). Setiap konsumen yang sudah
mengkonsumsi suatu produk akan memberikan penilaian sendiri untuk produk
tersebut, dan tidak bisa dipengaruhi karena berasal dari diri sendiri, setelah itu jika
konsumen tersebut puas maupun tidak puas atas konsumsi produk tersebut maka
konsumen tersebut akan menceritakan review produk tersebut ke orang lain yang
mempunyai account di social media, e-mail, blog, maupun website yang
sebelumnya sudah dibuat (Lee, Park, dan Han, 2008). Internet telah menyebabkan
informasi dari mulut ke mulut secara simultan di mana-mana dan menjadi
keharusan secara fisik dan hadir di mana saja (Xia & Bechwati, 2008).
21
Ini tren baru disebut sebagai kata elektronik dari mulut ke mulut dan
memiliki potensi besar dalam penyebaran ide-ide konsumen. (Bickart Dan
Schindler, 2001; Godes dan Mayzlin, 2004; Jalilvand, 2012).
Electronic Word Of Mouth dapat digambarkan sebagai cara komunikasi
yang memberikan informasi kepada konsumen tentang penjual dan penggunaan
produk dan layanan melalui teknologi berbasis internet (Westbrook, 1987).
Beberapa sumber untuk kata elektronik mulut adalah blog, komunitas virtual,
newsgroup, review produk website, klub penggemar, email, dan lain-lain. Ewom
juga merupakan salah satu faktor pembentuk brand image atau citra merek
(Kumoro, 2015: 11) dan ewom juga merupakan salah satu faktor yang mendorong
terciptanya minat beli (Jalilvand, 2012) begitu juga dengan ewom positif (Lucas
dan Britt (2003) dalam Natalia (2008)
Pelanggan menggunakan media online dengan tujuan untuk berbagi
pengalaman mereka sendiri terhadap suatu merek, produk, ataupun layanan yang
sudah pernah mereka alami sendiri. Selain itu, konsumen juga memanfaatkan
pengalaman orang lain, ketika ingin membeli sesuatu sebelum akhirnya
memutuskan untuk melakukan pembelian terhadap sesuatu barang atau jasa
(Evans dan McKee, 2010). Word of Mouth online adalah proses word of mouth
dengan menggunakan media internet.
Arndt (1967) menunjukkan bahwa konsumen yang terkena kata positif
dari mulut ke mulut lebih mungkin untuk membuat keputusan pembelian,
konsumen yang terkena kata negatif dari mulut ke mulut cenderung untuk tidak
membuat keputusan pembelian. Komunikasi dari mulut ke mulut (Word of Mouth)
22
dapat mempengaruhi beberapa macam kondisi, yaitu kesadaran, harapan, persepsi,
sikap, keinginan berbuat, dan perilaku, Buttle (1998: 242)
Sehingga Ewom dapat disimpulkan sebagai bentuk komunikasi yang
berkembang dari WOM secara elektronik atau dengan penggunaan internet, yang
lebih baik dari personal selling atau periklanan konvensional dimana konsumen
menggunakan internet untuk membagikan pengalaman setelah menggunakan
produk atau jasa, atau konsumen dapat memanfaatkan pengalaman orang lain
untuk melakukan pembelian. Keduanya dapat berupa positif aupun negatif, jika
saran positif lebih dapat mendorong konsumen lain untuk membuat keputusan
pembelian, jika saran negatif lebih memungkinkan konsumen tidak keputusan
pembelian.
2.1.4.1.Aspek-aspek dalam Electronic Word Of Mouth
Pada Penelitiannya, Goyette, et al., (2010) membagi e-WOM dalam tiga
dimensi yaitu:
a. Intensity
Liu (2006) dalam Goyette (2010), mendefinisikan intensity (intensitas) dalam
e-WOM adalah banyaknya pendapat yang ditulis oleh konsumen dalam sebuah
situs jejaring sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Goyette, et al., (2010)
membagi indikator dari Intensity sebagai berikut :
1) Frekuensi mengakses informasi dari situs jejaring sosial
2) Frekuensi interaksi dengan pengguna situs jejaring sosial
3) Banyaknya ulasan yang ditulis oleh pengguna situs jejaring sosial.
23
b. Valence of Opinion
Adalah pendapat konsumen baik positif atau negatif mengenai produk, jasa dan
brand. Valence of Opinion memiliki dua sifat yaitu negatif dan positif. Valence
of Opinion meliputi :
1) Komentar positif dari pengguna situs jejaring sosial
2) Rekomendasi dari pengguna situs jejraing sosial
c. Content
Adalah isi informasi dari situs jejaring sosial berkaitan dengan produk dan jasa.
Indikator dari Content meliputi:
1) Informasi variasi makanan dan minuman
2) Informasi kulaitas (rasa, tekstur dam suhu) makanan dan minuman
3) Informasi mengenai harga yang ditawarkan.
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan
Kajian hasil penelitian adalah kajian yang relevan dengan permasalahan yang
diangkat yaitu digunakan untuk bahan pendukung dalam pelaksanaan sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Hasil penelitian terdahulu
Judul
Peneliti
1
2
Analisis
e- Hatane
WOM, Brand Semuel,
Image, Brand Adi
Trust
dan Suryanata
Minat
Beli Lianto
Metode &
Sampel
3
Metode
survey.
Sampel 250
responden
dengan
Hasil Penelitian
4
Penelitian menghasilkan simpulan
bahwa eWOM terbukti berpengaruh
positif terhadap Brand Image
produk
smartphone,
juga
berpengaruh positif terhadap Brand
Tabel berlanjut…
24
Produk
(2014)
Smartphone di
Surabaya
menggunakan
teknik
analisis SEM
yang
diuji
dengan alat
analisis Smart
PLS
Pengaruh
Dimas
Metode
dimensi
e- Panji Adhi survey
WOM
Kumoro
online.
Terhadap
Sampel 100
Faktor-Faktor
responden
Pembentuk
yang
Brand Image
diperoleh
melalui
internet
Trust produk smartphone, dan
Minat Beli produk smartphone
Pengaruh
eWOM
Terhadap
Brand Image
dan Purchase
Intention
Smartphone
Samsung
di
Surabaya
The Impact of
Perceived eWOM on
Purchase
Intention: The
Mediating
Role of
Corporate
Image
Chandra
Sukka
Jatmika
(2014)
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh positif eWOM terhadap purchase intention
dan brand image, terdapat pengaruh
positif brand image terhadap
purchase intention smartphone
Samsung di Surabaya.
Abdallah Q. Metode
Bataineh
survey.
(2015)
Sampel 1000
Mahasiswa di
Amman
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa efek corporate image
mampu memediasi e-WOM
terhadap purchase intention
Analisis
Pengaruh eWOM
Terhadap
Minat Beli
Konsumen
Pada Produk
Tas di
Instagram
Gevi
Tonida
Resky
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel Electronic word-ofmouth (e-WOM) berpengaruh
signifikan terhadap minat beli
konsumen pada produk tas di
instagram akun Rgfashion Store.
Metode
survey
dengan
AMOS
18.
Sampel 140
responden di
Surabaya
Metode
survey online
dengan
Regresi
Sederhana
Sampel 100
pengakses
akun
Rgfashion
Hasil
penelitian
menunjukkan
pengaruh dari Electronic Word Of
Mouth
terhadap
faktor-faktor
pembentuk brand image adalah
sebesar 25,1%, sedangkan 74,9%
sisanya merupakan pengaruh dari
variabel lainnya yang tidak diamati.
Kemudian Electronic Word Of
Mouth berpengaruh terhadap faktorfaktor pembentuk brand image
25
RGFashion
Store
Store namun
belum pernah
membeli
produk
online di
akun
instagram
Rgfashion
Store.
Posisi penelitian penulis merupakan replikasi dari penelitian di atas
dengan menggunakan variabel e-wom sebagai variabel independen dan variabel
minat beli sebagai variabel independen serta variabel citra merek sebagai variabel
independen kedua atau intervening
2.3. Kerangka Berfikir
Kerangka konsep adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
dalam penelitian. Kerangka pemikiran atau masalah yang akan dikaji dapat dilihat
melalui bagan berikut ini:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
H3
Electronic
Word Of
Mouth
H1
Brand
andImage
atau Citra Merek
Image
Sumber: Jatmika (2014)
Purchase
Intention
Minat Beli
H2
26
Konsumen yang telah menggunakan sebuah produk atau jasa akan
memberikan respon berupa positif ataupun negatif. Respon- respon tersebut
kemudian menjadi review sebagai saran komunikasi konsumen yang telah
menggunakan produk atau jasa tertentu yang dianjurkan untuk konsumen baru
yang dapat terjadi di Internet (Electronic Word Of Mouth) yang kemudian dapat
mempengaruhi sebuah persepsi tentang sebuah merek yang telah dijanjikan
penjual secara konsisten dari produk atau jasa tersebut. Sehingga janji penjual
yang memberikan feature, manfaat dan jasa kepada pembeli serta pengaruh
respon-respon konsumen membentuk sebuah simbol dan indikator dari kualitas
sebuah produk.
Sehingga e-WOM positif dapat turut menjadi salah satu faktor pendorong
terciptanya citra merek yang mana dapat menimbulkan perhatian, ketertarikan,
keinginan dan keyakinan minat beli konsumen (Lucas dan Britt (2003) dalam
Natalia (2008)
2.4 Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, samapi terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 1996: 67). Oleh karena itu masih harus diadakan penelitian lebih lanjut
untuk menguji kebenarannya.
1. Hubungan Electronic Word of Mouth terhadap minat beli konsumen
Menurut Lee, Park, dan Han (2008) definisi dari ewom dapat dijelaskan bahwa
setiap konsumen yang sudah mengkonsumsi suatu produk akan memberikan
penilaian sendiri untuk produk tersebut, dan tidak bisa dipengaruhi karena berasal
27
dari diri sendiri, setelah itu jika konsumen tersebut puas maupun tidak puas atas
konsumsi produk tersebut maka konsumen tersebut akan menceritakan review
produk tersebut ke orang lain yang mempunyai account di social media, e-mail,
blog, maupun website yang sebelumnya sudah dibuat.
Hasil penelitian yang dilakukan Hatane Samuel dkk, 2014 mengatakan bahwa
terdapat pengaruh antara Electronic Word of Mouth terhadap minat beli
konsumen.
H1 :
Diduga ada pengaruh yang signifikan antara E-WOM terhadap
brand image
2. Hubungan antara brand image dengan minat beli konsumen
Menurut Aaker dalam Simamora (2004) dalam Wijaya (2008) definisi brand
image atau citra merek adalah seperangkat asosiasi yang ingin diciptakan atau
dipelihara oleh pemasar.
Hasil penelitian yang telah dilakukan Omer dkk, 2014 mengatakan bahwa
terdapat pengaruh antara brand image atau citra merek terhadap minat beli
konsumen.
H2 :
Diduga ada pengaruh yang signifikan antara E-WOM terhadap
minat beli
3. Hubungan antara Electronic Word of Mouth terhadap brand image atau citra
image.
Menurut Simamora dalam Andriani (2013) definisi minat beli merupakan
sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap individu yang berminat
28
terhadap suatu objek akan memiliki kekuatan dan dorongan melakukan
serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.
Hasil penelitian yang telah dilakukan Hatane Samuel dkk, 2014
mengatakan bahwa terdapat pengaruh antara E-WOM terhadap brand image atau
citra merek.
H3 :
Diduga ada pengaruh yang signifikan antara E-WOM terhadap
minat beli melalui brand image
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu yang direncanakan dimulai dari penyusunan usulan penelitian
sampai terlaksanannya laporan penelitian ini yaitu pada bulan September 2016
sampai Desember 2016 di Wedangan Radjiman dan Instagram Wedangan
Radjiman (secara online)
3.2
Jenis Penelitian
Ditinjau dari tujuannya, penelitian ini dikategorikan kedalam penelitian
pengujian hipotesis. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif, yaitu pendekatan yang dilakukan dalam penelitian dengan cara
menggunakan pertanyaan yang standar dan terdapat jawaban yang sudah tersedia
dalam kuesioner yang dibagikan kepada responden.
3.3
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1.
Populasi
Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualiatas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya.(Sugiyono, 2007: 90). Populasi dalam penelitian ini adalah
followers Wedangan Radjiman di Instagram sebanyak kurang lebih 7502
followers
31
2.
Sampel
Sampel adalah wakil atau bagian kecil dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 1996: 117). Sampel adalah unsur-unsur yang diambil dari populasi.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 200 sampel. Jumlah
sampel minimal sebesar 5 sampai 10 observasi untuk setiap parameter yang
diestimasi. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 17,
Jumlah sampel minimum
= 5 x Parameter
=5x 17
=80 sampel
Jumlah sampel maksimum
= 10 x Parameter
=10x 17
=170 sampel
Jadi sampel minimum yang direkomendasikan adalah antara 80 sampai 170.
Tetapi peneliti menggunakan 200 sampel agar meningkatkan presisi yang
diharapkan.
3.
Teknik Sampling
Suatu cara untuk menentukan banyaknya sampel dan pemilihan calon
anggota sampel, sehigga setiap sampel yang terpilih dalam penelitian dapat
mewakili populasinya (representatif) baik dari aspek jumlah maupun dari aspek
karakteristik yang dimiliki populasi.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non
probability sample yaitu metode purposive (purposive sampling). Purposive
sampling yaitu memilih sampel dengan tujuan secara subyektif. Adapun alasan
32
penggunaan metode ini adalah karena peneliti telah memahami bahwa informasi
yang dibutuhkan dapat diperoleh dari kelompok sasaran tertentu yang mampu
memberikan informasi yang dikehendaki. Purposive sampling digunakan sebagai
teknik sampling. Purposive sampling menurut Arikunto (2013: 183) adalah
metode pengambilan sampel yang mempertimbangkan karakteristik tertentu dan
dianggap relevan atau dapat mewakili objek yang akan diteliti. Adapun
karakteristik pada responden yang terpilih adalah sebagai berikut:
1. Calon konsumen merupakan salah satu dari follower Wedangan Radjiman
2. Calon konsumen merupakan follower yang belum pernah datang ke Wedangan
Radjiman
3. Calon konsumen berusia di atas 17 tahun.
3.4
Data dan Sumber data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
3.4.1 Data Primer
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999: 147) data primer adalah data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber data yang dikumpulkan
secara khusus dan berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. Data
primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil
observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan dan hasil pengujian.
Data primer ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara online kepada
responden yang dalam hal ini adalah para calon konsumen Wedangan Radjiaman
atau follower Wedangan Radjiaman.
33
3.5
Teknik Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menyebarkan
daftar pertanyaan yang terstruktur berupa kuesioner kepada responden untuk
mendapatkan data mengenai masalah yang diteliti. Selanjutnya diukur dengan
menggunakan skala likert. Skala likert yang dimaksud dalam penelitian ini dengan
memberikan skor pada item-item yang dinyatakan dalam respon alternatif, yaitu
dari nilai 1 menunjukkan ukuran pernyataan sangat tidak setuju (STS) sampai
nilai 5 menunjukan pernyataan sangat setuju (SS).
3.6
Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap yang dilakukan peneliti dalam
melakukan pengumpulan data responden, tahapan tersebut meliputi:
1. Menginput pertanyaan kuesioner di url : https://drive.google.com
2. Tahap penyebaran kuesioner secara online kepada responden (follower
Wedangan Radjiman sebagai Calon konsumen Wedangan Radjiman) sebanyak
207 melalui sistem online instagram dengan Direct Message atau pesan
langsung berdasarkan data yang telah ada pada Instagram Wedangan Radjiman
melalui url
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSePErP5scbR1HNs0hXyRmVXx6R
QUp5g1ZcLK3_NOyDwMq9yg/viewform
3. Setelah itu responden diarahkan pada google. Drive atau alamat domain untuk
mengisi kuesioner. Jumlah responden dapat diketahui secara otomatis.
4. Setelah itu responden dapat melakukan konfirmasi melalui DM atau Direct
Message setelah melakukan pengisian kuesioner.
34
3.7
Variable Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini:
1.
Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,
2009: 39). Dalam penelitian ini variabel eksogen atau variabel independen
adalah Electronic Word Of Mouth.
2.
Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel endogen
atau variabel dependen adalah Purchase Intention atau Minat Beli
3.
Variabel mediasi atau variabel intervening (variabel independen kedua),
adalah variabel yangmempengaruhi (memperkuat/ memperlemah) hubungan
antara variabelindependen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini
variabel moderator adalah Brand Image atau Citra Merek.
3.8
Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel
Definisi Variabel Operasional
1
2
Electronic
Saran komunikasi yang berupa
Word Of
saran negatif maupun positif
Lanjutan tabel 3.1
Mouth
yang terjadi di Internet
Indikator
3
1. Intensity
Goyette, et al., (2010)
membagi indikator dari
Intensity sebagai berikut :
a) Frekuensi
mengakses informasi
dari situs jejaring
sosial
b) Frekuensi interaksi
dengan pengguna
Sumber
4
Goyette, et
al., (2010)
35
Brand Image
Merek merupakan janji penjual
untuk secara konsisten
memberikan feature, manfaat
dan jasa tententu kepada
pembeli, bukan hanya sekedar
simbol yang membedakan
produk perusahaan tertentu
dengan kompetitornya
Minat Beli
Sesuatu yang pribadi dan
berhubungan dengan sikap
individu yang berminat
terhadap suatu objek akan
memiliki kekuatan dan
dorongan melakukan
serangkaian tingkah laku untuk
mendekati atau mendapatkan
objek tersebut.
situs jejaring sosial
c) Banyaknya ulasan
yang ditulis oleh
pengguna situs
jejaring sosial.
2. Valence of Opinion
1) Komentar positif
dari pengguna situs
jejaring sosial
2) Rekomendasi dari
pengguna situs
jejraing sosial
3. Content
1) Informasi variasi
makanan dan
minuman
2) Informasi kualitas
(rasa, tekstur dam
suhu) makanan dan
minuman
3) Informasi
mengenai harga yang
ditawarkan.
1. Atribut
Shimp
(contoh: harga, kemasan, (2009)
pemakai,
dan
citra
penggunaan), dan hal-hal
yang berhubungan dengan
produk (contoh: warna,
ukuran, desain).
2. Manfaat
3. Evaluasi
1. Minat
Transaksional
2. Minat Refrensial
3. Minat Preferensial
4. Minat Eksploratif
Ferdinand
(2002)
Tabel berlanjut…
36
3.9
Metode Analisis Data
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu
instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi. Instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, mampu
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto,
1998:148).
Perhitungan
validitas
menggunakan
SPSS
21.00,
dengan
menggunakan product moment pearson, keputusannya apabila r hitung > r tabel
maka pernyataan tersebut valid. Uji validitas ini menggunakan level signifikan
5%.
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dihasilkan
dapat dipercaya dan diandalkan (Arikunto, 1998:170). Instrumen yang baik tidak
akan bersifat terdesius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban
tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang menghasilkan data yang
dapat dipercaya juga. Apabila diatasnya memang benar sesuai dengan kenyataan
maka berapa kalipun diambil akan tetap sama.
Perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS 21.00 dengan melihat
reliability coefficients pada alpha, interpretasinya dapat dikatakan reliabel jika
nilai cronbach Alpha > 0,6 (Setiaji, 2008: 117).
37
3.10
Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data tersebar normal
maka digunakan uji one sample kolmogorov smirnov test dengan tingkat
signifikan 0,05 (5 %). Uji statistik ini juga dimaksudkan untuk menentukan alat
analisis apa yang selanjutnya harus digunakan.
2. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah suatu kondisi dimana satu atau lebih variabel
bebas berkorelasi dengan variabel bebas lainnya atau dengan kata lain suatu
variabel bebas merupakan fungsi linier dari variabel bebas lainnya. Untuk
mengetahui ada tidaknya masalah multikolinieritas dalam penelitian ini digunakan
metode VIF apabila nilai VIF < 10 tidak terjadi multikolinieritas dan bila VIF >
10 maka terjadi multikolinieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan keadaan dimana variabel pengganggu tidak
mempunyai varians yang sama. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode korelasi Rank
Spearman (Gujarati, 1997: 188).
d i
rs  1  6
n n2 1
2


Keterangan :
di : perbedaan dalam rank yang ditempatkan untuk dua karakteristik yang
berbeda dari individual atau fenomena ke i.
38
n : banyaknya individual atau fenomena yang dirank
rs : koefisien korelasi Rank Spearman
Adapun lagkah-langkah untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas
adalah sebagai berikut:
1) Cocokan regresi terhadap atau mengenai Y dan X dan dapatlah residual (e1);
2) Dengan megabaikan tanda e1, yaitu dengan mengambil nilai mutlaknya |e1|
dan Xi sesuai dengan urutan yang meningkat atau menurun dan menghitung
koefisien rank korelasi spearman yang telah diberikan sebelumnya tadi;
3) Dengan mengasumsikan bahwa koefisien rank korelasi populasi s adalah nol
dan n > 8, tingkat pengting (signifikasi) dari rs yang disampel dapat diuji
dengan pengujian t sebagai berikut (Gujarati, 1997):
t
rx n  2
1  rs
2
Dengan derajat kebebasan: n – 2
Jika nilai t yang menghitung melebihi nilai t kritis, maka terdapat
heteroskedastisitas dan sebaliknya jika t yang dihitung tidak melebihi nilai t kritis
berarti tidak terdapat heteroskedastisitas atau apabila nilai signifikan pada
absolute residual (rs) > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas sebaliknya
apabila nilai absolute residual (rs) < 0,05 terjadi heteroskedastisitas.
39
3.11Teknik Analisis Data
3.11.1 Uji Hipotesis
Output regresi linier berganda yang dihasilkan melaui program SPSS perlu
dilakukan uji simultan dengan F-test, dan uji parsial dengan T-test, Penjelasan
untuk masing-masing uji tersebut adalah sebagai berikut:
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauhkemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilaikoefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat sangat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel terikat (Ghozali, 2006:83).
2. Uji Simultan dengan F-test
Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara simultan mempengaruhi variabel independen (Ghozali,
2006:127). Hasil F-test ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA.
Hasil F-test menunjukkan variabel independen secara simultan berpengaruh
terhadap variabel dependen jika P-value lebih kecil dari level of significant yang
ditentukan, atau F-hitung lebih besar dari F-tabel.
3. Uji parsial dengan t-test
Uji t-test memiliki tujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Hasil uji
40
ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel Pvalue (pada kolom sig) pada
masing-masing variabel independen, jika P-value lebih kecil dari level of
significant yang ditentukan, atau thitung lebih besar dari t-tabel (dihitung dari two
tailed α=5% df-k, k merupakan jumlah variabel independen) memiliki arti
signifikan.
4. Analisis Jalur atau Path Analyze
Analisis Jalur (Path Analysis) menurut Ating Somantri dan Sambas Ali
Muhidin (2006:259) adalah “Analisis jalur (path analysis) digunakan apabila
secara teori kita yakin berhadapan dengan masalah yang berhubungan sebab
akibat. Tujuanya adalah menerangkan akibat langsung dan tidak langsung
seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap variabel lainnya yang
merupakan variabel akibat.” Dalam penelitian ini, analisis jalur (path analysis)
digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat, dengan tujuan menerangkan
akibat langsung dan akibat tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel
penyebab terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.
45
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Perkembangan Wedangan Radjiman
Wedangan Radjiman yang telah didirikan oleh Maryanto, merupakan salah
satu wedangan anak muda yang didesign dengan konsep yang lebih modern yang
menggunakan gaya cafe masa kini. Wedangan ini pada awalnya berdiri pada
tahun 2013 dengan konsep yang tradisional dan segmentasi adalah para anak
muda. Wedangan yang terletak di Jl. Perintis Kemerdekaan Solo merupakan
wedangan dengan konsep nobar atau nonton bareng atau film box office.
Wedangan radjiman ini pada awalnya berada di area belakang hotel
Malioboro Laweyan Solo, dengan konsep wedangan tradisional biasa pada
umumnya. Lalu setelah beberapa bulan pendiri beserta partner memutuskan untuk
mengembangkan wedangan ini dengan konsep yang lebih baru, di tempat yang
baru yang besarnya toko tidak terlalu lebar.
Omset yang telah dihasilkan selama satu tahun, wedangan hanya dapat
mencukupi biaya sewa selama satu tahun. Laba yang dihasilkan di awal tahun
belum terlalu besar. Alat promosi yang digunakan pada wedangan ini adalah
Word of Mouth atau dari mulut ke mulut. Wedangan Radjiman yang berdiri pada
pertengahan tahun 2013 merupakan wedangan yang berkonsep tradisional
sebelumnya dengan omset yang dihasilkan selama setahun hanya berkisar 20 juta
– 25 juta dimana omset ini hanya dapat digunakan untuk sewa bangunan.
46
Pada bulan Februari 2016 Wedangan Radjiman ini mencoba mengikuti
perkembangan jaman dengan mengikuti trend kuliner seperti yang sedang
berkembang. Pendiri, Maryanto benar-benar mendirikan wedangan radjiman
dengan memutuskan untuk menyewa tempat yang lebih besar dan lebih nyaman,
dengan design masa kini dan mengembangkan wedangan redjiman yang
sederhana, simple tetapi sesuai dengan gaya remaja dan dewasa. Salah satu nya
mengubah konsep Wedangan Redjiman ini menjadi lebih cozy dan memanfaatkan
media sosial seperti Instagram dan twitter.
Strategi penjualan dari mulut ke mulut dan rekan kerja berubah menjadi
strategi promosi dengan jangkauan yang lebih luas melalui mulut ke mulut dengan
online (instagram) atau electronic word of mouth. Hingga sekarang wedangan
radjiman masih banyak diminati walaupun mayoritas penggemar wedangan ini
adalah laki-laki. Sejauh ini keuntungan yang diperoleh dari wedangan radjiman
setiap tahun berhasil mengalami kenaikan yang cukup pesat sehingga mampu
menutup biaya-biaya lainnya seperti salah satunya biaya sewa gedung. Tidak
hanya itu, keuntungan dari pelanggan yang kian loyal pun juga diperoleh
wedangan radjiman yang semakin banyak.
Jika dibandingkan dengan toko sebelumnya, keuntungan yang diperoleh
wedangan radjiman dengan tempat yang baru ini menghasilkan keuntungan yang
pesat, bahkan sebelum memakai instagram. Walaupun dengan adanya instagram
juga turut meningkatkan penjualan serta meningkatkan adanya konsumenkonsumen baru.
47
Menu yang tersaji dalam wedangan ini juga bervariasi. Soal makanan yang
menjadi andalan wedangan ini adalah Nasi Pindang Anget plus sambel dan
sebagainya. Harga yang ditawarkan pun bervariasi, tetapi murah atau masih sesuai
dengan kantong pelajar.
Dengan lokasi baru tersebut, wedangan radjiman sekarang menjadi lebih
luas dan lebih nyaman untuk bersantai dan bercengkrama dengan kawan-kawan.
Disamping harganya terjangkau. Di Wedangan Radjiman selain para komunitas
bola, para mahasiswa kampus sekitar seperti Indonusa , Sinar Nusantara dan
Universitas Islam Batik yang juga sering menghabiskan waktu di tempat ini hanya
sekedar untuk mengerjakan tugas atau menggunakan wifi atau internet.
4.1.1. Visi Perusahaan
Visi :
Dapat terus mengembangkan perusahaan agar menjadi lebih baik,
mengikuti trend dan selalu berinovasi.
4.2 Pengujian dan Hasil Analisa Data
4.2.1. Karakteristik Responden
Sebelum menyajikan hasil hipotesis dan pembahasan, maka terlebih
dahulu akan dipaparkan karakteristik responden dengan maksud untuk
memberikan gambaran keadaaan data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner
penelitian.
Responden diambil dari penyebaran kueioner melalui online yang
berjumlah 200 responden. Terdiri dari .berdasarkan data yang telah dikumpulkan
ada 3 karakteristik responden yang akan dipaparkan sebagai berikut:
48
1. Karakteristik responden berdasarkan umur
Setelah melakukan tabulasi data terhadap keseluruhan responden,
diperoleh gambaran responden berdasarkan usia seperti pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Umur Responden
Umur (tahun)
Banyaknya
1.
17-24
65
2.
25-33
53
3.
34-41
43
4.
>42
39
Jumlah
200
Sumber: Data Primer Diolah, 2015
Prosentase
32.5%
26.5%
21.5%
19.5%
100.0
Umur responden dalam penelitian berkisar antara 17-24 tahun sebanyak 65
responden atau 32.5%. Umur 25-33 tahun sebanyak 53 responden atau 26.5%.
Umur 34-41 tahun sebanyak 43 respoden atau 21.5%, dan sisanya responden di
atas 42 sebanyak 39 responden atau 19.5%. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa mayoritas konsumen adalah kebanyakan umur produktif.
2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Gambaran jumlah responden berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada
tabel 4.2.
Tabel 4.2
Jenis Kelamin Responden
No.
Jenis Kelamin
Banyaknya
1.
Pria
74
2.
Wanita
126
Jumlah
200
Sumber: Data Primer Diolah, 2015.
Prosentase
37%
63%
100%
Responden pada penelitian adalah sebanyak 74 orang atau 37% adalah pria
dan 126 orang atau 63% adalah wanita. Dengan demikian mayoritas responden
adalah perempuan.
49
3. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan
Gambaran jumlah responden berdasarkan jenis pekerjaan ditunjukkan
pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Jenis Pekerjaan Responden
No.
Jenis Pekerjaan
Banyaknya
1.
Pelajar/Mahasiswa
59
2.
Swasta
52
3.
Karyawan
45
4
PNS
34
5
Kosong/Tidak diisi
10
Jumlah
200
Sumber: Data Primer Diolah, 2015
Prosentase
29.5
26.0
22.5
17.0
5.0
100.0
Berdasarkan data di atas, sebagian besar responden yang berprofesi
sebagai pelajar/mahasiswa mencapai 29.5%, swasta sebesar 26%, karyawan
sebesar 22.5%, PNS sebesar 17%, dan responden yang tidak mengisi 5%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden didominasi oleh pelajar maupun
mahasiswa.
4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk menjamin bahwa instrumen yang
digunakan telah sesuai dengan konsep penelitian untuk mengukur variabel.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode Pearson Product Moment.
Validitas tiap butir pernyataan dalam kuesioner penelitian diketahui dengan
membandingkan koesfisien korelasi (rhitung) setiap pernyataan terhadap rtabel atau
nilai kritis. Butir penyataan dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel. Hasil uji
validitas untuk butir pernyataan pada kuesiner dapat dilihat dalam tabel 4.4 di
bawah ini:
50
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
Pernyataan
R
R tabel
Hitung
Electronic Word of Mouth ( E- Wom)
Saya sering mengakses informasi makanan
dari instagram
.606
Saya sering melihat update terbaru
wedangan radjiman di instagram
Saya berinteraksi dengan konsumen lain
wedangan radjiman di instagram
Saya melihat banyak konsumen (follower)
lain wedangan radjiman yang menulis
ulasan di instagram
Saya melihat banyak komentar positif
wedangan radjiman dari konsumen
(follower) lain
Saya melihat banyak konsumen lain
(follower) wedangan radjiman yang
merekomendasikan wedangan radjiman
(dengan upload atau hastag # )
Keterangan
Valid
Valid
.669
0.116
.596
Valid
Valid
.639
Valid
.660
Valid
.664
Wedangan Radjiman selalu meng-update
.667
makanan atau minuman (produk nya)
Konsumen (follower) lain seringkali mereview kualitas ( rasa, tekstur dan
.632
temperatur udara) makanan dan minuman
wedangan radjiman
Wedangan radjiman menampilkan atau
memberikan informasi mengenai harga
.639
makanan atau minuman
Brand Image atau Citra Merek
Saya suka harga yang terjangkau dari
.633
makanan dan minuman wedangan radjiman
Saya suka display makanan dan minuman
.561
di wedangan radjiman (prasmanan)
Saya suka design tempat wedangan
radjiman yang tergolong hits untuk anak
.635
muda
Kebanyakan
konsumen
(follower)
menyukai tempat nongkrong wedangan
.630
radjiman
Kebanyakan
konsumen
(follower)
.635
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0.116
Valid
Valid
51
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
menyukai
makanan
dan
minuman
wedangan radjiman yang murah dan sesuai
kantong
Wedangan radjiman adalah salah satu
.663
tempat hits di Solo
Konsumen
(follower)
suka
untuk
menghabiskan waktu di Wedangan
.586
Radjiman saat waktu luang
Keseluruhan Wedangan Radjiman dari segi
tempat bagus, makanan komplit dan enak,
.599
harga murah, lingkungan dan suasana
nyaman.
Purchase Intention atau Minat Beli
Wedangan Radjiman menjadi pilihan
utama konsumen (follower) saat
.593
menghabiskan waktu luang dan berkuliner.
Saya akan merekomendasikan Wedangan
Radjiman pada kerabat dekat saat akan
.574
berkuliner / menghabiskan waktu luang
Wedangan Radjiman adalah kuliner yang
.635
disarankan teman saya
Wedangan Radjiman menjadi pilihan saya
.615
saat menghabiskan waktu luang
Saya yakin Wedangan Radjiman adalah
.636
tempat yang nyaman
Saya lebih memilih untuk berkunjung ke
Wedangan Radjiman dibanding dengan
.650
wedangan / tempat kuliner lain (café, resto
dsb) Pesaing
Saya akan mengumpulkan informasi
sebanyak mungkin sebelum datang ke
.640
Wedangan Radjiman
Saya telah mengumpulkan informasi detail
Wedangan Radjiman (harga, suasana,
.657
fasilitas, menu makanan) yang akan saya
beli.
3.
Valid
Valid
Valid
Valid
0.116
Valid
Valid
Valid
0.165
Valid
Valid
Valid
0.165
Valid
Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Berdasarkan data hasil uji validitas di atas menyatakan bahwa variabel
electronic word of mouth melalui brand image terhadap minat beli adalah valid
(berdasarkan perbandingan r hitung lebih besar dari r tabel). Oleh karena itu
variabel-variabel di atas akan diikutsertakan dalam penelitian selanjutnya.
52
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran
tersebut memberikan hasil yang tidak berbeda jika dilakukan pengukuran kembali
terhadap subyek yang sama. Pengujian dilakukan dengan metode Cronbach
Alpha. Dengan kriteria penilaian dikatakan reliabel apabila nilai aplha lebih besar
dari 0,60 (Sekaran, ). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Nilai Cronbach Alpha
Keterangan
Electronic word of mouth
0.607
Reliabel
Brand image
0.607
Reliabel
Minat beli
0.605
Reliabel
Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 21.00 seperti terlihat di
atas dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan dari enam variabel yang
diteliti adalah reliabel karena mempunyai nilai Cronbach Aplha > 0,60 (Sekaran, )
4.4. Uji Asumsi Klasik
4.4.1
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk apakah data terdistribusi normal atau
tidak, dengan menggunakan grafik. Normal tidaknya data dapat dideteksi juga
level plot grafik histogram. Uji normalitas dengan menggunakan alat uji analisis
metode Kolmogorov Smirnov. Berikut tabel hasil uji metode Kolmogorov
Smirnov:
53
Tabel 4.6
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
200
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
0E-7
Std. Deviation
1.90118478
Absolute
.052
Positive
.052
Negative
-.041
Kolmogorov-Smirnov Z
.742
Asymp. Sig. (2-tailed)
.640
Sumber: Data yang di olah, 2017
Dengan dasar apabila probabilitas (sig) > 0,05 berarti data telah
terdistribusi secara normal. Dari hasil pengujian SPSS 21.00 diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,640 maka nilai 0,640 > 0,05 maka dapat disimpulkan data
terdistribusi secara normal.
4.4.2
Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel
independen, dinyatakan kombinasi linier variabel independen lainnya, atau
variabel independen merupakan fungsi dari variabel independen lainnya (Gujarati,
1997: 342). Uji multikolinearitas menggunakan metode VIF. Hasil uji
multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.7. di bawah ini:
Tabel 4.7
Hasil Uji Mutikolinearitas
Variabel
VIF
Electronic word of mouth
Brand image
1.066
1.066
Keterangan
Tidak ada mutikolinearitas
Tidak ada mutikolinearitas
54
Sumber; Data Primer Diolah, 2016
Dari tabel di atas terlihat bahwa semua variabel mempunyai nilai kurang
dari nilai VIF atau nilai VIF < 10 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
multikolinearitas.
4.4.3
Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas merupakan keadaan dimana variabel pengganggu tidak
mempunyai varians yang sama. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Park. Hasil uji
heterokedastisitas dapat dilihat pada tabel 4.8. di bawah ini:
Variabel
Tabel 4.8.
Hasil Uji Heterokedastisitas
Signifikansi
Keterangan
Electronic word of mouth
Brand image
.609
.659
Tidak ada heterokedastisitas
Tidak ada heterokedastisitas
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
Berdasarkan tabel di atas terlihat signifikansi variabel > 0,05 maka dapat
disimpulkan tidak ada heterokedastisitas.
4.4.4
Uji Autokorelasi
Bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode
t-1. Nilai ini adalah nilai uji autokorelasi yaitu interdepensi antar residual ƥres =0.
Nilai d ini kemudian dibandingkan dnegan nilai statistic Durbin Watson. Dalam
penelitian ini untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi atau tidak maka
55
dilakukan identifikasi dengan menggunakan Uji Durbin Watson, Menurut
Winarno,(2011:5.28) apabila nilai Durbin Watson berada di antara 1,54 dan 2,46
maka tidak ada autokorelasi. Dengan demikian berdasarkan ketentuan tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian tidak mengandung
autokorelasi.
Tabel 4.9
Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Mode
l
R
1
.493a
R Square
.243
Adjusted R
Square
.235
Std. Error of
the Estimate
1.911
Model Summaryb
Model
Change Statistics
df2
Sig. F Change
a
1
197
Sumber: Data yang diolah, 2017
Change Statistics
R Square
F Change
Change
.243
31.594
df1
2
Durbin-Watson
.000
Dari nilai durbin watson tabel di atas adalah sebesar 1.732, maka nilai
durbin watson berada di antara 1,54 hingga 2,46 maka tidak terjadiautokorelasi
dalam penelitian ini.
4.5 Uji Ketepatan Model
Untuk menguji hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini digunakan path
analysis dengan bantuan program SPSS 21. Dalam path analysis terdapat 3model
regresi: (1) variabel independen (Electronic Word of Mouth) diregresikan lxv
dengan variabel mediasi (brand image); (2) variabel independen (Electronic Word
of Mouth) diregresikan dengan variabel dependen (minat beli); (3) variabel
1.732
56
independen (Electronic Word of Mouth) dan variabel mediasi (brand image)
diregresikan dengan variabel dependen (minat beli). Maka dalam melakukan
analisi data penelitian digunakan uji Koefisien Determinasi, Uji F, Uji T, Uji
Sobel dalam model regresi atau analisis jalur (path analyze)
1.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur presentase variasi
variabel dependent yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independent yang
ada dalam model (Ghozali, 2001: 42). Berikut ini disajikan hasil pengujian
koefisien determinasi penelitian:
Tabel 4.10
Koefisien Determinasi (Model Regresi 1)
Model Summaryb
Model
R
1
.548a
R Square
.362
Adjusted R
Square
.357
Std. Error of
the Estimate
2.189
a. Predictors: (Constant), EWOM
b. Dependent Variable: BI
Sumber: Data yang diolah, 2017
Hasil penghitungan dengan menggunakan SPSS 21.00 diperoleh nilai Adj
R2 sebesar 0,357 artinya variasi perubahan independen yaitu electronic word of
mouth dapat menjelaskan variabel minat beli sebesar 35,7% sedangkan sisanya
64,3% dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang diestimasi.
Tabel 4.11
Koefisien Determinasi (Model Regresi 2)
Model Summaryb
57
Model
R
R Square
1
.693a
Adjusted R
Square
.443
Std. Error of
the Estimate
.435
1.911
a. Predictors: (Constant), BI, EWOM
b. Dependent Variable: PI
Sumber: Data yang diolah, 2017
Hasil penghitungan dengan menggunakan SPSS 21.00 diperoleh nilai Adj
R2 sebesar 0,435 artinya variasi perubahan independen yaitu electronic word of
mouth dan brand image dapat menjelaskan variabel minat beli sebesar 43,5%
sedangkan sisanya 56,5% dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang
diestimasi.
2.
Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen
mempengaruhi variabel dependen (Djarwanto & Pangestu, 1996: 268). Hasil uji F
dapat dilihat sebagai berikut:
Model
Regression
1
Residual
Total
Tabel 4.12
Uji F Model Regresi 1
ANOVAa
Sum of
Df
Mean
Squares
Square
62.252
1
62.252
948.928
198
1011.180
199
a. Dependent Variable: BI
b. Predictors: (Constant), EWOM
Sumber: Data yang diolah, 2017
4.793
F
12.989
Sig.
.000b
58
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui, apakah variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Penentuan daerah kritis uji F dengan keyakinan 95% atau (α = 0,05) diketahui
nilai Ftabel adalah 3,89 sedangkan nilai Fhitung data hasil pengolahan data adalah
sebesar 12.898 maka Fhitung > Ftabel sehingga secara bersama-sama variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Maka model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi Y atau dapat dikatakan bahwa X1
secara bersama-sama berpengaruh terhadap Y atau variabel electronic word of
mouth secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel minat beli.
Tabel 4.13
Uji F Model Regresi 2
ANOVAa
Model
Sum of
Df
Mean
Squares
Square
Regression
230.709
2
115.354
1
Residual
719.286
197
3.651
Total
949.995
199
a. Dependent Variable: PI
b. Predictors: (Constant), BI, EWOM
Sumber: Data yang diolah, 2017
F
Sig.
31.594
.000b
Penentuan daerah kritis uji F dengan keyakinan 95% atau (α = 0,05)
diketahui nilai Ftabel adalah 3,89 sedangkan nilai Fhitung data hasil pengolahan data
adalah sebesar 31.594 maka Fhitung > Ftabel sehingga secara bersama-sama variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Maka model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi Y atau dapat dikatakan bahwa X1, X2
secara bersama-sama berpengaruh terhadap Y atau variabel electronic word of
mouth dan brand image secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel minat
beli.
59
4.6 Uji Hipotesis
1. Uji T
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing
variabel independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2011: 98). Uji ini digunakan untuk menguji ada tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara
individual. Hasil uji signifikansi atau uji t dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.14
Uji T Model Regresi 1
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
Model
1
(Constant)
23.344
1.773
.189
.052
EWOM
.248
t
Sig.
13.165
.000
3.604
.000
a. Dependent Variable: BI
Sumber: Data yang diolah, 2017
Tabel 4.15
Uji T Model Regresi 2
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
Model
(Constant)
1
14.271
2.119
.134
.403
.047
.062
EWOM
BI
a. Dependent Variable: PI
Sumber: Data yang diolah, 2017
.182
.415
t
Sig.
6.733
.000
2.836
6.490
.005
.000
60
a.
Hasil Uji Hipotesis 1
Hipotesis pertama pada penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah
Electronic Word of Mouth berpengaruh positif terhadap brand image. Hasil
regresi diketahui bahwa besarnya nilai signifikansi variabel electronic word of
mouth adalah 0.000. Artinya electronic word of mouth berpengaruh terhadap
brand image pada tingkat keyakinan 95% (α=0,05) dengan sig. < α 0,05
b.
Hasil Uji Hipotesis 2
Hipotesis kedua pada penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah
electronic word of mouth berpengaruh positif terhadap minat beli. Hasil regresi
diketahui bahwa besarnya nilai signifikansi variabel electronic word of mouth
adalah 0.005. Artinya electronic word of mouth berpengaruh terhadap minat beli
pada tingkat keyakinan 95% (α=0,05) dengan sig. < α 0,05
c.
Hasil Uji Hipotesis 3
Hipotesis ketiga pada penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah brand
image berpengaruh positif terhadap minat beli. Hasil regresi diketahui bahwa
besarnya nilai signifikansi variabel brand image adalah 0.000. Artinya brand
image berpengaruh terhadap minat beli pada tingkat keyakinan 95% (α=0,05)
dengan sig. < α 0,05
2.
Analisis Jalur
Analisis jalur yang terdiri atas pengaruh langsung dan tidak langsung.
Untuk mendapatkan nilai pengaruh langsung dan tidak langsung digunakan
analisis regresi dengan variabel intervening. Variabel intervening merupakan
variabel antara atau mediating, yang berfungsi memediasi hubungan antara
61
variabel independen dengan variabel dependen. Analisis Jalur merupakan
perluasan dari analisis regresi linear berganda. Dalam penelitian ini parameter
electronic word of mouth, brand image dan minat beli. Dari hasil Ouput SPSS
maka diperoleh persamaan sebagai berikut:
Brand image =ɑ+p2 Ewom +e1
(1)
Minat beli
(2)
=ɑ+p1Ewom+p3brand image +e2
Gambar 4.1
Analisis Jalur (Path Analyze)
e1=0.38
0.189
Brand
image
0.403
ewom
Minat
beli
e2=0.76
0.134
Sumber: Data yang diolah, 2017
Nilai koefisien unstandardized beta 0.189 pada persamaan regresi 1, yang
berarti ewom mempengaruhi brand image. Nilai koefisien unstandardized beta
0.189 merupakan nilai path atau p2. Pada persamaan regresi 2 Nilai koefisien
unstandardized beta ewom 0.134 yang merupakan jalur p1 dan brand image 0.403
yang merupakan nilai jalur path p3 dimana semuanya merupakan signifikan.
Besarnya nilai e adalah1√
dan e2 adalah √
62
Pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh perkalian koefisien ewom dengan
minat beli perlu dilakukan diuji dengan menggunakan Sobel test (Standar error dari
koefisien indirect effect Sab):
S
=√
S
= √(
) (
S
= √(
)
S
= 0.0006
Berdasarkan hasil S
)
(
(
) (
)
(
(
)
) (
)
)
ini dapat dihitung nilai t statistik pengaruh mediasi
dengan rumus sebagai berikut:
t=
=
= 128.4
a. Hasil Hipotesis keempat
Berdasarkan nilai t hitung adalah sebesar 128.4 lebih besar dari t tabel dengan
tingkat signifikansi 0.05 yaitu 1.96, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien
mediasi 0.077 adalah signifikan. Sehingga hasil ini berarti ada pengaruh
mediasi brand image oleh electronic word of mouth terhadap minat beli.
4.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian kausalitas menggunakan SPSS 21 untuk
menguji model hubungan struktural yang telah ditampilkan diperoleh hasil
sebagai berikut:
H.1. Semakin tinggi Electronic Word of Mouth maka akan semakin tinggi pula
citra merek .
63
Electronic Word of Mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap
citra merek, hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 < 0,05
(level signifikansi 5%). Hasil tersebut sekaligus menunjukkan bahwa semakin
tinggi ewom maka akan semakin tinggi pula citra merek.
Hasil penelitian yang dilakukan mendukung penelitian yang telah
dilakukan Hatane Samuel dkk, 2014 bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
electronic word of mouth terhadap brand image. Electronic Word Of Mouth dapat
digambarkan sebagai cara komunikasi yang memberikan informasi kepada
konsumen tentang penjual dan penggunaan produk dan layanan melalui teknologi
berbasis internet. Dalam hal ini Wedangan Radjiman melakukan komunikasi
dengan para konsumen melalui sosial media seperti instagram. Wedangan
Radjiman aktif dalam berinteraksi dengan para konsumen atau followers
(pengguna yang mengikuti instagram Wedangan Rdajiman) sebagai calon
konsumen. Interaksi ini dapat menghasilkan komentar-komentar positif yang
dapat berdampak pada citra merek Wedangan Radjiman. Saat ini banyak
pengguna aktif instagram sebagai followers Wedangan Radjiman yang
memposting kegiatan-kegiatan mereka saat di Wedangan Radjiman. Bahkan hal
ini dilakukan secara inetnsif.
Penelitian ini menunjukkan bahwa Wedangan Radjiman mampu
membangun interaksi dengan konsumen, sehingga konsumen dapat memiliki
saran positif atau telah berbagi pengalaman positif untuk calon konsumen
selanjutnya. Dengan adanya saran-saran positif tersebut dapat menjadi pendorong
citra merek Wedangan Radjiman. Pernyataan tersebut di atas juga sesuai dengan
64
pernyataan Kumoro (2015) bahwa ewom atau electronic word of mouth juga
merupakan salah satu faktor pembentuk brand image atau citra merek.
H.2. Semakin tinggi citra merek maka akan semakin tinggi pula minat beli.
Citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli, hal ini
ditunjukkan dari nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 < 0,05 (level signifikansi
5%). Hasil tersebut sekaligus menunjukkan bahwa semakin tinggi citra merek
maka akan semakin tinggi pula minat beli konsumen.
Hasil penelitian yang dilakukan mendukung penelitian yang telah
dilakukan Hatane Samuel dkk, 2014 bahwa terdapat pengaruh signifikan brand
image terhadap minat beli. Aaker dalam Ritongan (2011) mengatakan bahwa
citra merek adalah keputusan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat
dibenak
konsumen.
Kesan-kesan yang terdapat pada Wedangan Radjiman
selama ini mampu membuat minat beli para konsumen. Wedangan Radjiman
dapat memberikan kepercayaan yang terdapat dibenak konsumen, sebagai
cerminan asosiasi yang tertahan diingatan konsumen.
Seperti kesan-kesan terhadap tempat Wedangan Radjiman yang nyaman
untuk nobar (pertunjukkan sepak bola menggunakan layar lebar), tempat yang
nyaman untuk para pengunjung dan harga-harga yang terjangkau serta makanan
dan minuman yang bervariasi.
Kesan-kesan tersebutlah yang pada akhirnya
mampu mendorong minat beli konsumen atau followers yang akan berkunjung di
Wedangan Radjiman.
65
H.3. Semakin tinggi Electronic Word of Mouth maka akan semakin tinggi pula
minat beli.
Electronic Word of Mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat beli, hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas (p) sebesar 0,005 < 0,05
(level signifikansi 5%). Hasil tersebut sekaligus menunjukkan bahwa semakin
tinggi electronic word of mouth maka akan semakin tinggi pula minat beli
konsumen.
Hasil penelitian yang dilakukan mendukung penelitian yang telah
dilakukan oleh Omer dkk, 2014 bahwa EWOM terhadap purchase intention atau
minat beli menunjukkan hasil yang positif signifikan. Melalui sosial media
instgram, Wedangan radjiman mampu mempengaruhi persepsi para konsumen.
Wedangan Radjiman bisa dikatakan rutin dalam melakukan aktifitas-aktifitas di
sosial media, seperti memberikan menu-menu makanan minum terbaru, kemudian
memposting foto yang menggambatkan suasana konsumen saat berada di
Wedangan Radjiman. Akttifitas-aktifitas tersebut ternyata mampu menarik
followers yang belum melakukan kunjungan ke Wedangan Radjiman.
Sehingga dalam penelitian ini menunjukkan bahwa electronic word of
mouth juga dapat mempengaruhi minat beli konsumen. Pernyataan ini didukung
oleh Jalilvand (2012) bahwa ewom juga merupakan salah satu faktor yang
mendorong terciptanya minat beli, begitu juga dengan ewom positif (Lucas dan
Britt (2003) dalam Natalia (2008). Pernyataan tersebut di atas sesuai dengan
Arndt (1967) yang menunjukkan bahwa konsumen yang terkena kata positif dari
mulut ke mulut lebih mungkin untuk membuat keputusan pembelian, konsumen
66
yang terkena kata negatif dari mulut ke mulut cenderung untuk tidak membuat
keputusan pembelian.
65
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Electronic Word of Mouth
terhadap Minat Beli Followers Instagram Wedangan Radjiman sebagai Calon
Konsumen melalui Citra Merek maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Electronic Word of Mouth berpengaruh positif terhadap brand image
konsumen Wedangan Radjiman, hal ini dibuktikan dengan hasil nilai
probabilitas (p) sebesar 0,000 < 0,05 (level signifikansi 5%). Hasil tersebut
sekaligus menunjukkan bahwa semakin tinggi ewom maka akan semakin
tinggi pula citra merek. Maka hipotesis dalam penelitian ini terbukti.
2. Citra merek atau brand image berpengaruh positif terhadap minat beli
konsumen, hal ini dibuktikan dengan hasil nilai probabilitas (p) sebesar 0,000
< 0,05 (level signifikansi 5%). Hasil tersebut sekaligus menunjukkan bahwa
semakin tinggi citra merek maka akan semakin tinggi pula minat beli
konsumen. Maka hipotesis dalam penelitian ini terbukti.
3. Electronic Word of Mouth berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen,
hal ini dibuktikan dengan hasil nilai probabilitas (p) sebesar 0,005 < 0,05
(level signifikansi 5%). Hasil tersebut sekaligus menunjukkan bahwa semakin
tinggi ewom maka akan semakin tinggi pula minat beli konsumen. Maka
hipotesis dalam penelitian ini terbukti.
66
5.2. Keterbatasan Peneltian
Beberapa hal ini yang menjadikan adanya keterbatasan dalam penelitian
ini adalah:
1. Peneltian ini hanya dilakukan di kalangan followers instagram Wedangan
Radjiman sebagai calon konsumen yang akan berkunjung di Wedangan
Radjiman.
2. Penggunaan variabel electronic word of mouth dan brand image atau citra
merek dimungkinkan masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi
purchase intention atau minat beli
3. Penelitian ini hanya menerapkan metode survey dengan alat instrumen berupa
kuesioner secara online, sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan
pada data yang terkumpul melalui instrumen kuesioner tersebut.
5.3. Saran-saran
Adanya berbagai keterbatasan dalam peneltian ini, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian, sebaiknya perusahaan tetap melakukan
komunikasi elektronik terhadap para konsumen karena hal ini dapat mendorong
minat beli followers lain. Aktifitas-aktifitas instagram Wedangan Radjiman juga
dapat meningkatkan ulasan-ulasan (hastag) maupun saran-saran positif sebagai
pengalaman positif yang dapat mendorong terjadinya minat beli konsumen. Para
konsumen dapat membagi pengalaman positifnya terhadap pengguna lain atau
followers supaya menambah kesan positif atau citra merek yang positif dibenak
67
konsumen. Hal ini dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk para calon konsumen
Wedangan Radjiman baik followers atau pengguna lainnya.
2. Bagi Peneliti
Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan meneliti
faktor lain yang mempengaruhi minat beli konsumen, misalnya faktor sosial,
budaya, personal dan psikologis. Selain itu, peneliti diharapkan untuk memperluas
penelitian dengan melakukan penelitian yang serupa pada Wedangan Radjiman
dengan menambah variabel-variabel lain yang dapat berpengaruh terhadap minat
beli konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Abdallah Q. Bataineh. (2015). The Impact of Perceived e-WOM on Purchase
Intention: TheMediating Role of Corporate Image. International Journal
of Marketing Studies; Vol. 7, No. 1; ISSN 1918-719X E-ISSN 1918-7203
Published by Canadian Center of Science and Education
A.Graeff, Judith dkk.(1996) .Komunikasi untuk Kesehatan dan Perubahan
Perilaku. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian : Sut Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed
Revisi VI. Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta
Arndt. (1967). Role of Product Related conversation in the diffusion of a new
product. Journal of Marketing Research, Vol 1 No 6. Pp. 291- 5
Bickart, B. & Schindler, R. (2001). Internet Forums as Influential Sources of
Consumer Information. Journal of Interactive Marketing, 15, 31-40.
Buttle, Francis. (2004). Customer Relationship Management, Concepts and Tools.
Jakarta : Bayumedia Publishing
Chatterjee, P. (2001). Online Reviews: Do Consumers Use Them? Advances in
Consumer Research, 28, 129-133
Chevalier, J. A. & Mayzlin, D. (2006). The Effect of Word of Mouth on Sales:
Online Book Reviews. Journal of Marketing Research, 43(3), 9.
Darmadi, Liana Cecilia. (2004). Analisis efektifitas iklan televisi “softener soft &
fresh di Jakarta dan sekitarnya menggunakan consumer decision model.
Jurnal Ekonomi Perusahaan : Vol 11 no 1 ISSN:0854 – 8153
Evans dan McKee, (2010). Social Media Marketing The Next Generation of
Business Engangement, Wiley Publishing, Inc : Canada
Fayrene, YL ChiengdanChai Lee, (2011). Customer Based Brand Equity. Journal
of Arts Science and Commerce. A Literature Review
Ferdinand, Augusty, (2002), Pengembangan Minat Beli Merek Ekstensi.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ferdinand, Augusty. (2006). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 21 Edisi 7). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
ISBN 979.704.015.1
Ghozali, Imam dan Latan, Hengky. (2012). Partial Least Square: Konsep, Teknik
dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 2.0 M3. Semarang:
Universitas Diponegoro
Goyette, et al, (2010), E-Wom : Word of Mouth Measurement Scale for E-Service
Context, Journal of Administrative Sciences, Volume 27: 5-23.
Hair et al. (1998). Multivariate Data Analysis. New Jersey: Prentice Hall Durianto
Hatane Samuel dan Lianto (2014). Analisis Ewom, Brand Image, Brand Trust,
dan Minat Beli Produk Smartphone di Surabaya.Jurnal Manajemen
Pemasaran,
Vol.
8,
No.
2,
Oktober
2014
Doi:
10.9744/Pemasaran.8.2.47-54 Issn 1907-235x
Haubl, G., (1996), A Cross-National Investigation Of The Effects Of Country Of
Origin And Brand Name On The Evaluation Of A New Car,
International Marketing Review,Vol. 13 No. 5, pp. 76-97
Hennig-Thurau, T.; K. P. Gwinner; G. Walsh dan D.D. Gremler. (2004).
Electronic Word-of-Mouth via Consumer-Opinion Platforms: what
motivates consumer to articulate themselves on the internet. Journal of
interactive Marketing, Vol 18/I/2004, 38-52
Indriantoro dan Supomo. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Jalilvand, Mohammad Reza dan Neda Samiei.2012. The Effect of Electronic
Word of Mouth on Brand image and Purchase Intention: An empirical
study in the automobile industry in Iran. Marketing Intelligence &
Planning. Vol. 30 Iss:4
Jatmika, Chandra S. (2014). Pengaruh e-WOM Terhadap Brand Image dan
Purchase Intention Smartphone Samsung di Surabaya. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya Vol. 3 No.2
Kaplan, Andreas M & Michael Haenlein. (2010). Users of the World, Unite! The
Challenges and Opportunities of Social Media. Business Horizons, 53,
hlm 59-68.
Kleindl dan Burrow. (2005). E Commerce Marketing. Lakewood. Ohio: Top
Floor
Keller, L.L. (1993). Conceptualising, measuring and managing customer based
brand equity. Journal of Marketing.
Kotler, Philip, (2000), Manajemen Pemasaran, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. (2012). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 13
Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip., dan Gary Armstrong., (2004), Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi
kesembilan, Jilid 2, dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro, Jakarta:
Indeks
Lau, G dan Lee, S, (1999). Consumers’s trust in a brand and link to brand loyalty.
Journal of Market Focused Manageent
Lee, J., Park, D.-H. & Han, I. (2008). The effect of negative online consumer
reviews on product attitude: An information processing view. Electronic
Commerce Research and Applications, 7(3), 341.
Omer., Ozkara, B. Y., Tiltay, M. A., Cengiz, H., & Dulger, M. F. (2014). The
Effect of Electronic Word of Mouth on Brand Image and Purchase
Intention: An Application Concerning Cell Phone Brands for Youth
Consumers in Turkey. Journal of Marketing Development and
Competitiveness, Vol. 8(2), 2014.
Park, D.H. & Kim, S., (2008). “The Effects of Consumer Knowledge on Message
Processing on Electronic Word-of-Mouth via Online Consumer
Reviews. Electronic Commerce Research and Applications, 7, pp.399410
Pradipta Hesti Octavia. (2015). Pengaruh Citra Merek, Periklanan Terhadap Minat
Beli Konsumen Thermometer Onemed Di Surabaya. Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen Volume 4, Nomor 7, Juli 2015
Rossiter, John R, Larry Percy, (1998), Advertising Communication and Promotion
Management, Edisi Kedua, Singapura ; McGraw-Hill.
Santoso, Yussy dan Ronnie Resdianto, (2007). Brand Sebagai Kekuatan
Perusahaan Dalam Persaingan Global. Business & Management Journal
Bunda Mulia, vol: 3, No. 2.
Schiffman & Kanuk. (2004). Perilaku Konsumen (edisi 7). Jakarta : Prentice Hall
Sekaran, Uma (2006), Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1.
Jakarta: Salemba Empat.
Sernovitz, Andy. (2006). Word of Mouth Marketing: How Smart Companies Get
People Talking. Chicago : Kaplan Publising
Setyawan, Anton A. dan Susila, Ihwan. (2004), Pengaruh Service Quality
Perception Terhadap Purcase Intention. Usahawan NO. 07 TH XXXI11
JULI 2004
Shimp, T. (2009) Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu. Jilid 1 Edisi 5. Jakarta, Erlangga
Simamora, Henry, (2004), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga,
Cetakan Pertama, Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.
Smith, I. G. (2005). Politically significant events and their effect on the image of
political parties: A conceptual approach. Journal of Political Marketing,
4(2=3), 91–114
Strauss dan Frost (2001). E Marketing Second Edition. Prentice-Hall, Inc., Upper
Saddle, New Jersey
Sugiyono. (2007). Metode Penelitan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D).
Bandung: Alfabeta.
Sumardy, dkk., (2011). The Power of Word of Mouth Marketing, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Swasta, Basu dan T Hani Handoko. (2000). Manajemen Pemasaran: Analisa dan
Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE.
Werdiningsih, Ratri (2012), Pengaruh Word of Mouth Terhadap Proses
Keputusan Pembelian Produk House of Adity. Jurnal Institut
Manajemen Telkom.
Westbrook, (1987). Product/ Consumption Based Affective Responses and Post
Purchase Processes. Journal of Marketing Research. 24-(3) 258-270
Wijaya, P.S.M., (2008), “Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Konsumen
Starbucks Coffee di Yogyakarta”.Jurnal Riset Manajemen & Bisnis,vol.
3
Winarno, Wing Wahyu. (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews, Edisi Ketiga. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP
STIM YKPN)
.Xia, L. & Bechwati, N. (2008). Word of Mouse: The Role of Cognitive
Personalization in Online Consumer Reviews. Journal of Interactive
Marketing, 9(1), 103.
Naskah Publikasi Ilmiah
Arwiedya, Mochamad Ridzky. (2011). Analisis Pengaruh Harga, Jenis Media,
Promosi Resiko Kinerja, dan Keragaman Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Via Internet Pada Toko Online (Studi Kasus Pada Konsumen
Toko Fashion Online yang bertindak sebagai Reseller yang ada di
Indonesia. Jurnal Ekonomi.
Kumoro, Dimas PA. (2015). Pengaruh Dimensi Electronic Word of Mouth
Terhadap Faktor-faktor Pembentuk Brand Image. (Studi Kuantitatif pada
Konsumen Produk Ultra Ripped di Twitter)
Natalia, Putu Ayu S, (2008). Analisis Pengaruh Pelayanan, Fasilitas, Dan Promosi
Terhadap Minat Beli Konsumen Di Hotel Siliwangi Semarang. Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang
Nurkholis Majid. (2014). Analisis Pengaruh Electronic Word of Mouth terhadap
Brand Image dan Dampaknya pada Minat Beli Smartphone Samsung di
Kota Malang
Pujiadi Budi. (2010). Studi Tentang Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli
Melalui Sikap Terhadap Merek (Kasus Pada Merek Pasta Gigi Ciptadent
DiSemarang)
http://eprints.undip.ac.id/24061/1/BAMBANG_PUJADI.pdf
Resky, Gevi Tonida (2015), Analisis Pengaruh Electronic Word of Mouth (eWom) Terhadap Minat Beli Konsumen pada Produk Tas di Instagram
RGF Fashion Store. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Malang.
Sumber Online:
http://www.bisnisumkonline.comdiakses pada tanggal 20 September 2016
http://www.instagram.com/wedanganradjiman/diakses pada tanggal 7 Oktober
2016
http://www.antarajateng.com/detail/bisnis-kuliner-di-solo-berkembang-
diakses pada tanggal 31
Oktober 2016, waktu 11:03AM
pesat.html
Download