1 PEMBELAJARAN MENDENGARKAN BERITA

advertisement
PEMBELAJARAN MENDENGARKAN BERITA
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 DAMPIT
TAHUN AJARAN 2011/2012
Santi Sandra Dewi 1
Heri Suwignyo 2
Kusubakti Andajani 2
Email: [email protected]
Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang
ABSTRACT : This research is aimed to describe the learning of listening to
news, which are the planning, implementation, and evaluation. The data gained
are in the forms of interview and learning transcript and lesson plan (RPP),
which are analyzed descriptively and qualitatively. The result showed that (1)
RPP used was suited to Permendiknas Number 41 Year 2007 concerning the
RPP subdivision Process Standard; (2) the implementation of the learning was
done not based on the RPP, though the procedure of learning was suited to
Permendiknas Number 41 Year 2007 subdivision the Implementation of
Learning Process; and (3) the evaluation had been done to measure the students’
capability of listening.
Keywords : learning to listen, listening to news.
ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pembelajaran mendengarkan berita mulai rencana pembelajaran, pelaksanaan, sampai penilaian.
Data berupa transkripsi wawancara dan pembelajaran, serta RPP, yang dianalisis
dengan teknik deskriptif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) RPP
memenuhi ketentuan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses subbab RPP; (2) pelaksanaan pembelajaran tidak selaras dengan RPP,
tetapi langkah pembelajaran memenuhi ketentuan Permendiknas Nomor 41
Tahun 2007 subbab pelaksanaan proses pembelajaran; dan (3) penilaian telah
mengukur kemampuan mendengarkan siswa.
Kata Kunci : pembelajaran mendengarkan, mendengarkan berita.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia yang tercantum dalam Standar Isi terdiri
atas empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu membaca, menulis, berbicara, dan
mendengarkan. Dalam sebuah pembelajaran, keterampilan mendengarkan kerap
disebut sebagai keterampilan menyimak. Tompkins (dalam Hasanah, 1999:3)
menyatakan bahwa keterampilan menyimak adalah keterampilan dasar yang perlu
diajarkan karena menyimak adalah dasar dari keterampilan berbahasa yang lain.
Oleh karena itu, keterampilan menyimak penting untuk diajarkan secara maksimal
oleh guru pengajar, sesuai yang tercantum dalam kurikulum.
Dewasa ini, perkembangan teknologi berada pada era informasi dan era
teknologi digital. Hal tersebut menuntut generasi muda untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan yang dimiliki agar tidak ketinggalan informasi dan dapat
mengikuti perkembangan teknologi. Oleh karena itu, pembelajaran mendengarkan
1
Santi Sandra Dewi adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari
Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang.
2
Heri Suwignyo dan Kusubakti Andajani adalah Dosen Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,
Universitas Negeri Malang
1
2
berita hendaknya dilaksanakan secara maksimal agar dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa.
Banyak ditemukan penelitian yang memaparkan keberhasilan metode baru
dalam meningkatkan kemampuan mendengarkan siswa; banyak pula ditemukan
penelitian yang memaparkan pembelajaran bahasa Indonesia kompetensi membaca, menulis, dan berbicara pada jenjang pendidikan yang beragam; tetapi sedikit
penelitian yang memaparkan pembelajaran mendengarkan berita dalam kondisi
alamiah di lapangan. Oleh karena itu, penelitian pembelajaran mendengarkan
berita ini perlu dilakukan.
Majid (2011:17) menyatakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah
suatu proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, strategi
pembelajaran, dan penilaian dalam alokasi waktu yang dilaksanakan pada masa
tertentu untuk mencapai tujuan instruksional. Setiap guru pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis sesuai PP Nomor 19
Tahun 2005 yang kemudian dipertegas Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Standar Proses. Unsur-unsur dalam sebuah rancangan pembelajaran atau
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) meliputi (1) identitas mata pelajaran, (2)
standar kompetensi dan kompetensi dasar, (3) indikator, (4) tujuan pembelajaran,
(5) metode pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7) langkah-langkah pembelajaran, (8) sumber belajar, dan (9) penilaian.
Tujuan pembelajaran yang dikembangkan dalam RPP mengacu pada perubahan tingkah laku siswa untuk mencapai kompetensi minimal pada kompetensi
dasar. Ibrahim dan Syaodih (2003:80) memaparkan format penulisan tujuan pembelajaran yang baik dengan memuat unsur ABCD (audience, behavior, condition,
dan degree).
Sanjaya (2008:296) berpendapat bahwa suatu strategi pembelajaran yang
diterapkan guru tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan menjalankan strategi ditetapkan sebagai metode pembelajaran. Pemilihan strategi
pembelajaran mempertimbangkan beberapa hal yang disesuaikan dengan tujuan
pembelajarannya. Mager (dalam Uno, 2008:32) mengungkapkan bahwa kriteria
pemilihan strategi pembelajaran berdasarkan pada (1) tujuan pembelajaran, (2) keterampilan yang menunjang; dan (3) memberi rangsangan pada indera siswa.
Purwanto dan Alim (2004:10) menyatakan bahwa pembelajaran disampaikan dalam tiga tahapan, yakni (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan
penutup. Majid (2011:103) mengemukakan cara-cara yang dapat dilakukan pada
kegiatan awal, yaitu (a) mengadakan apersepsi, dan (b) menciptakan kondisi awal
pembelajaran. Majid (2011:104) menambahkan langkah dalam kegitan inti adalah
(a) penyampaian tujuan pembelajaran; (b) penyampaian materi ajar; (c) pemberian
bimbingan bagi pemahaman siswa, dan (d) pengecekan pemahaman siswa.
Mengenai kegiatan penutup, Majid (2011:105) berpendapat bahwa kegiatan penutup adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti.
Penilaian adalah usaha mengumpulkan informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang dicapai siswa dalam
pembelajaran (Ismawati, 2011:41). Penilaian terdiri atas penilaian proses dan penilaian hasil. Penialain proses mendengarkan berita dilakukan saat pembelajaran
berlangsung dengan cara pengamatan; dan penilaian hasil dapat dilakukan dalam
wujud keterampilan menulis maupun berbicara.
3
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran mendengarkan berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Dampit pada tahum 2011/2012. Rincian
tujuan tersebut adalah memaparkan (1) rancangan pembelajaran mendengarkan
berita, (2) pelaksanaan pembelajaran mendengarkan berita, dan (3) penilaian pembelajaran mendengarkan berita.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena bertujuan mendeskripsikan pembelajaran mendengarkan berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Dampit pada latar alamiah. Pendeskripsian tersebut berwujud kata-kata dengan
menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini menggambarkan pembelajaran
mendengarkan berita mulai rancangan pembelajaran, pelaksanaan, hingga penilaian. Penelitian dilakukan dengan cara pengamatan langsung saat pembelajaran di
kelas. Oleh karena itu, jenis penelitian ini adalah penelitian kelas.
Peneliti sebagai instrumen kunci berpartisipasi pasif saat proses penelitian.
Penelitian berlangsung di SMP Negeri 1 Dampit yang berlokasi di Jalan Gunung
Jati nomor 889 Dampit-Malang Selatan pada tahun ajaran 2011/2012. Alasan
pemilihan tempat adalah karena sekolah tersebut adalah satu-satunya sekolah
negeri di Kecamatan Dampit yang memiliki sarana prasarana yang cukup lengkap
untuk menunjang pembelajaran, seperti ruang media dan lab. bahasa. Instrumen
pelengkap yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan
pedoman observasi yang telah divalidasi oleh dosen ahli.
Data dalam penelitian ini adalah data verbal tentang (1) rancangan pembelajaran mendengarkan berita atau RPP, (2) prosedur pembelajaran mendengarkan berita, dan (3) penilaian pembelajaran mendengarkan berita. Data-data tersebut diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen.
Data rancangan pembelajaran mendengarkan berita berupa paparan bahasa
berkenaan perangkat pembelajaran yang diperoleh melalui studi dokumen RPP.
Data tersebut meliputi (1) identitas RPP, (2) standar kompetensi dan kompetensi
dasar, (3) indikator, (4) tujuan pembelajaran, (5) materi pembelajaran, (6) metode
pembelajaran, (7) skenario pembelajaran, (8) sumber belajar, dan (9) penilaian
pembelajaran. Data pelaksanaan pembelajaran mendengarkan berita berupa paparan bahasa berkenaan pelaksanaan pembelajaran yang diperoleh melalui observasi.
Wujud data ini berupa transkripsi pelaksanaan pembelajaran yang terdiri atas (1)
kegiatan pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan penutup. Data penilaian
pembelajaran mendengarkan berita berupa alat penilaian dan proses penilaian
yang terdiri atas penilaian hasil dan penilaian proses. Data tersebut diperoleh melalui studi dokumen, wawancara, dan observasi.
Data penelitian diperoleh dari dua guru pengajar karena guru pengajar
kelas VIII di SMP Negeri 1 Dampit berjumlah dua guru. Pembahasan selanjutnya
guru pertama disebut sebagai guru terteliti satu, mengajar di kelas VIII D menggunakan RPP1a dan RPP1b; dan guru kedua disebut guru terteliti dua, mengajar
di kelas VIII G menggunakan RPP2a dan RPP2b.
Analisis data dilakukan dengan cara menjabarkan komponen rancangan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran apa adanya.
Hasil penjabaran tersebut kemudian dianalisis dan ditafsirkan dengan berdasarkan
pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 mengenai Standar Nasional
Kependidikan, yang meliputi (1) Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang
4
Standar Isi; (2) Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses: (3)
Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah mengenai pengembangan
Indikator, pengembangan materi pembelajaran; dan pengembangan RPP.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini adalah penjabaran dari komponen pembelajaran yang
meliputi (1) rancangan pembelajaran mendengarkan berita, (2) pelaksanaan pembelajaran mendengarkan berita, dan (3) penilaian pembelajaran mendengarkan
berita.
Rancangan Pembelajaran Mendengarkan Berita
Rancangan pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang digunakan guru terteliti disusun tim MGMP (Musyawarah Guru Mata
Pelajaran). Rencana pembelajaran tersebut diubah untuk disesuaikan dengan
kondisi pembelajaran. Identitas RPP tersebut mencantumkan (1) satuan pendidikan SMP, (2) kelas VIII, (3) semester 2, (4) mata pelajaran Bahasa Indonesia, (5)
jumlah pertemuan 2 X 40 menit (1 pertemuan). Alokasi waktu adalah alokasi
waktu untuk jenjang sekolah menengah pertama.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dicantumkan dalam RPP
guru terteliti mengutip dari lampiran Standar Isi, dengan urutan komponen pokokpokok berita dituliskan berbeda. Indikator yang dikembangkan untuk kompetensi
dasar tersebut menggunakan kalimat dengan kata kerja operasional yang menunjukkan perilaku yang dapat diukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator untuk
kompetensi dasar yang kedua pada kedua RPP tidak menggambarkan kompetensi
minimal yang terdapat pada kompetensi dasar.
Kalimat tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam keseluruhan RPP
guru terteliti mengandung unsur A (audience) dan B (behavior). Tujuan pembelajaran RPP1 mencakup keseluruhan indikator serta menggambarkan setiap
kegiatan dalam indikatornya. Kalimat tujuan pembelajaran pada RPP2 dituliskan
sama dengan kompetensi dasarnya dan mencakupi keseluruhan indikator, tetapi
tidak menggambarkan tiap kegiatan dalam rumusan indikator. Tujuan pembelajaran pada RPP kedua (RPP1b dan RPP2b) tidak menggambarkan kompetensi
minimal yang ingin dicapai.
Materi pembelajaran yang dicantumkan dalam RPP1 dan RPP2 memuat
konsep dan prosedur yang dituliskan dalam butir-butir sesuai indikator, tetapi
tidak mencantumkan penjabaran prosedur dan contoh yang lengkap dan jelas.
Metode pembelajaran yang direncanakan untuk menyampaikan materi tersebut
adalah pemodelan, tanya jawab, inkuiri, dan diskusi. Pemilihan metode bertujuan
untuk memberikan contoh, serta membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
Kegiatan pendahuluan dalam RPP terdapat langkah kegiatan yang bertujuan membangkitkan motivasi dan menfokuskan perhatian siswa untuk berpartisipasi aktif. Langkah tersebut digambarkan dalam kegiatan menampilkan
cuplikan rekaman pembacaan berita di TV pada RPP1a; kegiatan menampilkan
cuplikan pembacaan berita dari TV atau CD serta apersepsi pada RPP1b; tanya
jawab dan mengajak siswa menyiapkan peralatan melihat rekaman berita pada
RPP2a; serta tanya jawab tentang berbagai macam berita, membagi kelompok,
dan mendengarkan berita dari TV/radio/rekaman pada RPP2b.
Kegiatan inti dalam RPP guru terteliti memuat langkah pembelajaran yang
menunjukkan perubahan perilaku siswa dalam menemukan pokok-pokok berita
5
yang didengar dan menyampaikan kembali berita tersebut. Kegiatan dalam RPP1a
tidak menggambarkan keterampilan mendengarkan, melainkan menggambarkan
keterampilan membaca. Hal tersebut tidak sesuai dengan kompetensi dasar. Kegiatan penutup yang direncanakan dalam keseluruhan RPP guru terteliti memuat
langkah refleksi dan langkah membuat kesimpulan belajar. Rencana kegiatan penilaian pada hasil kerja siswa hanya terdapat pada langkah penutup dalam RPP1b.
Sumber belajar dalam RPP1 adalah LKS dan buku cetak dengan identitas
buku berupa judul, penerbit, dan halaman. RPP1 tidak mencantumkan media yang
digunakan untuk mencapai kompetensi mendengarkan. RPP2a mencantumkan
sumber belajar berupa media pembelajaran, yaitu media audio-visual, tetapi tidak
mencantumkan sumber belajar berupa buku. RPP2b mencantumkan media audiovisual dan buku ajar dengan identitas judul buku saja.
Rencana penilaian RPP guru terteliti menggambarkan indikator yang dirumuskan. Penilaian dalam RPP1a menyajikan teks berita disertai pertanyaan. Hal
tersebut menggambarkan bahwa rencana penilaian RPP1a dirancang untuk
menilai kemampuan siswa menemukan pokok-pokok berita pada aspek membaca,
bukan aspek mendengarkan. Penilaian dalam RPP1b, RPP2a, dan RPP2b
mengukur kemampuan mendengarkan siswa dalam menemukan pokok-pokok
berita karena terdapat kalimat perintah yang mengarahkan pada kegiatan mendengarkan berita disertai pertanyaan yang mengacu pada berita tersebut. Penilaian
dalam RPP1b tidak menggambarkan kompetensi minimal karena hasil akhir yang
dinilai bukan unjuk kerja.
Pelaksanaan Pembelajaran Mendengarkan Berita
Pembelajaran mendengarkan berita dilaksanakan pada hari Jumat Tanggal
16 Maret 2012. Pembelajaran di kelas VIIID dilaksanakan pukul 07.50—09.10
oleh guru terteliti satu; dan pembelajaran di kelas VIII G dilaksanakan pukul
09.40—11.00 oleh guru terteliti dua. Jumlah siswa masing-masing kelas 32 anak.
Pembelajaran dilaksanakan di ruang multimedia secara bergantian.
Pembelajaran di kelas VIII D terdiri atas tiga tahapan kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan
meliputi langkah (1) menyiapkan media pembelajaran (LCD); (2) mengondisikan
siswa untuk tenang dan siap mengikuti pembelajaran, serta mengatur tempat
duduk; (3) membuka pelajaran dengan salam dan presensi; (4) melakukan tanya
jawab untuk membuat kaitan dengan pelajaran sebelumnya; (5) mengecek pemahaman awal siswa; (6) menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran; dan
(8) menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai kompetensi
minimal. Kegiatan inti meliputi langkah (1) membagikan lembar kerja siswa dan
memberikan waktu untuk mempelajari pertanyaan dalam lembar kerja; (2) memperdengarkan berita; (3) memberi waktu pada siswa mengerjakan lembar kerja
siswa; dan (4) menanyakan kesulitan siswa dalam mendengarkan berita dan tiga
siswa menjawab sebagai perwakilan. Kegiatan penutup meliputi langkah (1)
membahas soal menemukan pokok-pokok berita; (2) memberi waktu siswa untuk
bertanya; (3) menyimpulkan pembelajaran berdasarkan berita yang diperdengarkan; (4) memerintahkah siswa menata ruangan multimedia; dan (5) menutup
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Pembelajaran di kelas VIII G terdiri atas tiga tahapan kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan
6
meliputi langkah (1) menyiapkan media pembelajaran (LCD) dan rekaman berita;
(2) menyampaikan kegiatan dan tujuan pembelajaran; (3) membuat kaitan dengan
pelajaran sebelumnya; (4) mengatur tempat duduk, (5) mengkondisikan siswa
tenang; (6) memperdengarkan tiga berita untuk menarik perhatian siswa; dan (7)
memperdengarkan kembali berita pilihan siswa. Kegiatan inti meliputi langkah (1)
membagikan lembar kerja siswa; (2) memperdengarkan kembali berita berjudul
“Wisata Petik Apel”; (3) mengulas sekilas isi berita; dan (4) memerintahkan siswa
mengerjakan lembar kerja siswa. Kegiatan penutup meliputi langkah (1) menugaskan siswa untuk membacakan hasil kerja di depan kelas; (2) membandingkan hasil pekerjaan siswa dalam segi jumlah kalimat dan isi berita; dan (3) menyimpulkan pembelajaran dengan perolehan nilai.
Kegiatan Penilaian Pembelajaran Mendengarkan Berita
Penilaian dalam sebuah pembelajaran adalah penilaian proses dan penilaian hasil. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, guru teteliti satu tidak
melalukan penilaian proses dan guru terteliti dua melakukan penilaian proses,
tetapi tidak menggunakan pedoman penilaian. Berdasarkan observasi penilaian
dalam pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil yang dilakukan guru terteliti
adalah penilaian tes dengan menggunakan lembar kerja siswa yang berisi pertanyaan pokok-pokok berita yang mengacu pada berita yang diperdengarkan.
Lembar jawaban siswa tersebut dikoreksi guru di luar jam pelajaran. Dalam
pembelajaran di kelas, guru terteliti satu membahas soal nomor 1 pada lembar
kerja tersebut sebagai bahan evaluasi siswa dan refleksi; guru terteliti dua melakukan contoh penilaian melalui pembacaan jawaban nomor 3 dengan cara memerintahkan empat orang siswa membacakan jawaban di depan kelas.
PEMBAHASAN
Dokumen Rancangan Pembelajaran Mendengarkan Berita
Identitas rancangan pembelajaran guru terteliti memuat aspek kelengkapan
identitas yang ditetapkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar
Proses subbab RPP (2007:7) dengan rincian (1) satuan pendidikan SMP, (2) kelas
VIII, (3) semester 2, (4) mata pelajaran Bahasa Indonesia, (5) jumlah pertemuan 2
X 40 menit (1 pertemuan). Program studi tidak dicantumkan karena pada jenjang
SMP tidak ada pilihan program studi. Standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang dalam RPP guru terteliti mengutip dari lampiran Standar Isi halaman 239
sesuai ketentuan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2006 untuk jenjang sekolah
menengah pertama, kelas VIII, semester 2, aspek keterampilan mendengarkan.
Kalimat indikator menggunakan kata kerja operasional dan menunjukkan
perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi. Akan tetapi, indikator dalam
RPP kedua (RPP1b dan RPP2b) tidak menggambarkan kompetensi minimal yang
ingin dicapai, yaitu mengemukakan kembali berita secara lisan atau unjuk kerja,
melainkan hasil akhir berupa tulisan. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Standar Proses (2007:8) menyatakan bahwa kalimat indikator menunjukkan perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi dan menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar dengan menggunakan kata kerja operasional. Hal tersebut
menunjukkan bahwa indikator RPP pertama memenuhi ketentuan Permendiknas
dan ketentuan pengembangan indikator karena menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/diobservasi dan menggambarkan kompetensi dasar,
7
tetapi indikator RPP kedua tidak memenuhi ketentuan Permendiknas karena tidak
menggambarkan kompetensi minimal yang ingin dicapai meski dikembangkan
dengan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau diobservasi.
Rumusan tujuan pembelajaran dalam RPP1 menggambarkan proses dan
hasil belajar; rumusan kalimat tujuan pembelajaran dalam RPP2 menggambarkan
hasil belajar, tetapi tidak menggambarkan proses belajar. Permendiknas Nomor
41 tentang Standar Proses subbab rencana pelaksanaan pembelajaran (2007:8)
menyatakan bahwa tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar
yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar. Berdasarkan penjabaran tersebut, tujuan pembelajaran RPP1 telah memenuhi ketentuan Permendiknas karena rumusan kalimat tujuan pembelajaran menggambarkan
proses dan hasil belajar serta mencakup keseluruhan indikator. Tujuan pembelajaran dalam RPP2 tidak memenuhi ketentuan Permendiknas karena tidak
menggambarkan proses, tetapi hanya menggambarkan hasil belajar saja.
Struktur kalimat tujuan pembelajaran dalam keempat RPP tidak mengandung unsur ABCD (audience, behavior, condition, degree) secara lengkap,
tetapi keseluruhan tujuan pembelajaran tersebut dirumuskan dengan unsur A
(audience) dan unsur B (behaviour). Ibrahim dan Syaodih (2003:81) menyatakan
bahwa tidak semua tujuan pembelajaran dapat dirumuskan secara lengkap dengan
unsur ABCD (audience, behavior, condition, degree), adanya unsur A dan B saja
sudah memenuhi persyaratan tujuan yang baik. Disimpulkan bahwa berdasarkan
unsur penyusunnya, rumusan kalimat tujuan pembelajaran dalam RPP guru
terteliti adalah rumusan tujuan pembelajaran yang baik.
Materi pembelajaran yang dicantumkan memuat konsep dan prosedur,
tetapi tidak disertai penjabaran yang lengkap. Materi berupa prosedur pada RPP
kedua tidak menggambarkan materi yang dibutuhkan untuk mencapai kompetensi
dasar. Permendiknas Nomor 41 Tentang Standar Proses (2007:8) menyatakan
bahwa materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam butir-butir sesuai rumusan indikator. Berkenaan dengan materi pembelajaran, Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah tentang pengembangan materi ajar (2008:5) menyatakan bahwa prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi),
keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy). Berdasarkan ketentuan mengenai materi ajar tersebut, materi ajar yang dicantumkan dalam RPP pertama
telah memenuhi ketentuan Permendiknas karena memuat konsep dan prosedur dan
dituliskan dalam bentuk butir-butir sesuai rumusan indikator; dan telah memenuhi
prinsip kesesuaian (relevansi) dan prinsip keajegan (konsistensi) yang ditetapkan
Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, tetapi tidak memenuhi
prinsip adequacy (kecukupan). RPP kedua tidak memenuhi prinsip kesesuaian
(relevansi) karena tidak mengarah pada kompetensi dasar yang ingin dicapai.
Muatan materi kedua RPP tidak memenuhi prinsip adequacy (kecukupan) karena
materi yang dicantumkan terlalu sedikit dan tidak memuat penjabaran yang jelas.
Pemilihan metode pembelajaran yang dicantumkan dalam RPP guru terteliti berdasarkan pada kompetensi yang akan dicapai, yaitu metode inkuiri untuk
kegiatan menemukan pokok-pokok berita. Akan tetapi, tidak semua metode pembelajaran yang dituliskan dalam rencangan pembelajaran diaplikasikan dalam
skenario pembelajaran, yaitu metode pemodelan. Metode tersebut tidak tampak
pada langkah-langkah pembelajaran yang dirancang dalam RPP. Permendiknas
8
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses (2007:8) menyatakan bahwa pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa, serta
karakteristik setiap indikator dan kompetensi yang akan dicapai pada setiap mata
pelajaran. Metode pembelajaran dalam RPP guru terteliti memenuhi ketentuan
Permendiknas karena mencantumkan metode inkuiri yang tepat untuk kompetensi
dasar yang ingin dicapai karena metode inkuiri yang bertujuan mengarahkan siswa
dalam menemukan pokok-pokok berita yang didengarkan.
Skenario kegiatan pendahuluan dalam RPP guru terteliti berisi rancangan
kegiatan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian siswa
untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran melalui pengenalan media
pembelajaran. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
subbab rencana pelaksanaan pembelajaran (2007:8) menyatakan bahwa skenario
kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Rencana
kegiatan pendahuluan dalam RPP guru terteliti telah memenuhi ketentuan
Permendiknas karena berisi langkah untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian siswa melalui pengenalan media yang menarik.
Skenario kegiatan inti dalam RPP guru terteliti memuat langkah kegiatan
yang menunjukkan perubahan perilaku siswa untuk mencapai kompetensi dasar
menemukan pokok-pokok berita. Perubahan perilaku tersebut terdapat pada kegiatan menemukan pokok-pokok berita yang didengarkan. Kegiatan inti dalam
RPP1a menunjukkan perubahan perilaku siswa pada aspek keterampilan berbahasa membaca, hal tersebut tidak sesuai dengan tuntutan dalam kompetensi
dasar. Bukti perubahan perilaku siswa pada aspek keterampilan membaca terlihat
dari ditampilkannya teks berita dan pertanyaan yang mengacu pada teks berita
tersebut. Perumusan indikator RPP kedua (RPP1b dan RPP2b) yang tidak mengarah pada pencapaian kompetensi dasar berakibat pada langkah kegiatan inti
yang tidak memenuhi kompetensi minimal.
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses (2007:9)
menyatakan bahwa skenario kegiatan inti adalah proses pembelajaran untuk
mencapai KD. Skenario kegiatan inti dalam RPP2a terteliti memenuhi ketentuan
Permendiknas karena berisi rancangan kegiatan pembelajaran yang menunjukkan
perubahan perilaku siswa untuk mencapai kompetensi dasar, tetapi kegiatan inti
dalam RPP1a tidak demikian. Skenario kegiatan inti dalam RPP kedua (RPP1b dan
RPP2b) tidak memenuhi ketentuan Permendiknas karena tidak menunjukkan
perubahan perilaku siswa untuk mencapai kompetensi dasar.
Skenario kegiatan penutup dalam RPP guru terteliti memuat langkah
refleksi dan menyimpulkan hasil belajar. Rencana kegiatan penilaian pada hasil
kerja siswa hanya terdapat pada langkah penutup dalam RPP1b. Permendiknas
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses subbab rencana pelaksanaan
pembelajaran menyatakan bahwa kegiatan penutup merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam
bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan
tindaklanjut. Pernyataan tersebut senada dengan ketentuan Ditjen Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah tentang pengembangan RPP (2008:9) bahwa
dalam kegiatan penutup memuat kegiatan membuat kesimpulan/rangkuman,
memeriksa hasil belajar, dan tindak lanjut. Skenario kegiatan penutup dalam RPP
guru terteliti memenuhi ketentuan Permendiknas karena di dalamnya terdapat
9
kegiatan refleksi dan membuat kesimpulan pembelajaran.
Sumber belajar yang dicantumkan dalam RPP1 adalah buku/bahan ajar
dengan identitas berupa judul, penerbit, halaman buku, tanpa nama pengarang,
dan tidak mencantumkan berupa media belajar. RPP2a mencantumkan sumber
belajar media audio-visual. RPP2b mencantumkan sumber belajar media audiovisual dan rekaman berita, serta buku ajar dengan keterangan judul buku saja.
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses (2007:9) menyatakan bahwa penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Senada dengan hal tersebut, Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah (2008:9) menyebutkan bahwa sumber belajar mencakup sumber
rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan yang dituliskan secara
lebih operasional. Sumber belajar RPP1 tidak memenuhi ketentuan Permendiknas
karena tidak mencantumkan media pembelajaran untuk mencapai kompetensi
dasar, yaitu media berita; RPP2a tidak memenuhi ketentuan Permendiknas karena
tidak mencantumkan bahan ajar; dan RPP2b tidak memenuhi ketentuan
Permendiknas karena tidak mencantumkan media berita.
Rencana penilaian RPP1a menggambarkan indikator. Teks berita dan pertanyaan yang dicantumkan menggambarkan bahwa rencana penilaian tersebut dirancang untuk menilai ketampilan membaca, bukan keterampilan mendengarkan.
Rencana penilaian RPP2a menggambarkan indikator yang dikembangkan dan mengukur kemampuan mendengarkan siswa. Rencana penilaian RPP1b menggambarkan indikator pertama dan kedua. Soal penilaian menggukur kemampuan
mendengarkan siswa dalam hasil akhir berupa tulisan. Hal tersebut tidak mengukur pencapaian kompetensi dasar karena kompetensi dasar mengarahkan hasil
akhir berupa unjuk kerja atau lisan. Rencana penilaian RPP2b menggambarkan
indikator. Hal tersebut sesuai dengan kompetensi dasar karena hasil akhir yang
diukur adalah unjuk kerja.
Proses Pembelajaran Mendengarkan Berita
Kegiatan pendahuluan di kelas VIII D meliputi (1) menyiapkan media
pembelajaran (LCD); (2) mengkondisikan siswa tenang dan siap mengikuti pembelajaran; (3) mengatur tempat duduk; (4) salam dan presensi; (5) apersepsi; (6)
menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran; (7) menjelaskan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pendahuluan guru terteliti dua di kelas VIII G meliputi (1)
menyiapkan media pembelajaran; (2) menyampaikan kegiatan dan tujuan pembelajaran; (3) apersepsi; (4) mengatur tempat duduk siswa, (5) mengkondisikan
siswa tenang dan menarik perhatian siswa.
Berkenaan dengan kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran, Marno dan
Idris (2008:87) mengungkapkan beberapa cara yang dapat diusahakan guru dalam
membuka pelajaran, yaitu (1) menarik perhatian siswa, (2) memotivasi siswa, (3)
memberi acuan/struktur pelajaran dengan menunjukkan tujuan atau kompetensi
dasar dan indikator hasil belajar, serta pokok persoalan yang akan dibahas, rencana kinerja, dan pembagian waktu, (4) mengaitkan antara topik yang sudah dikuasai dengan topik baru, atau (5) menanggapi situasi kelas. Sesuai dengan hal
tersebut, Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses subbab
pelaksanaan proses pembelajaran (2007:11) menyatakan bahwa dalam kegiatan
pendahuluan, yang harus dilakukan guru adalah (1) menyiapkan siswa secara
10
psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; (2) mengajukan pertanyaan
untuk mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
(3) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
(4) menyampaikan materi/penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Berdasarkan
uraian di atas, disimpulkan bahwa kegiatan pendahuluan guru terteliti memuat
langkah-langkah kegiatan pendahuluan dalam Permendiknas. Pada setiap
kegiatan pendahuluan terdapat kegiatan apersepsi untuk mengetahui kemampuan
awal siswa. Hal tersebut selaras dengan pernyataan Majid (2011:104) bahwa
apersepsi dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
Kegiatan inti di kelas VIII D dan di kelas VIII G meliputi proses (1)
eksplorasi, (2) elaborasi, dan (3) konfirmasi. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses subbab pelaksanaan proses pembelajaran (2007:11) menyatakan bahwa dalam kegiatan inti meliputi tiga proses, yaitu (1) eksplorasi, (2)
elaborasi, dan (3) konfirmasi. Tiga proses kegiatan tersebut di kelas VIII adalah
(1) proses eksplorasi tampak pada penggunaan media dan melibatkan siswa secara
aktif; (2) proses elaborasi tampak pada pemberian kesempatan siswa berfikir dan
menganalisis kesulitannya; dan (3) proses konfirmasi tampak pada pemberian
fasilitas untuk refleksi dan konfirmasi kesulitan siswa. Tiga proses kegiatan inti di
kelas VIII G adalah (1) proses eksplorasi tampak pada penggunaan media dan
melibatkan siswa secara aktif; (2) proses elaborasi tampak pada pemberian tugas;
dan (3) proses konfirmasi tampak pada pemberian fasilitas pada siswa. Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan bahwa langkah kegiatan inti guru terteliti telah
memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Permendiknas.
Kegiatan penutup di kelas VIII D adalah (1) membahas soal menemukan
pokok-pokok berita; (2) memberi waktu siswa untuk bertanya; (3) menyimpulkan
pembelajaran berdasarkan berita yang diperdengarkan; (4) meminta siswa mengatur kembali ruangan multimedia; (5) salam penutup. Kegiatan penutup di kelas
VIII G adalah (1) guru meminta siswa maju membacakan hasil pekerjaannya; (2)
guru membandingkan hasil pekerjaan siswa dalam segi jumlah kalimat dan isi
berita; dan (3) guru menyimpulkan pembelajaran mengenai perolehan nilai.
Marno dan Idris (2008:103) mengemukakan cara-cara guru menutup pelajaran, yaitu (1) meninjau kembali penguasaan siswa dengan cara merangkum isi
pelajaran dan membuat ringkasan; (2) mengevaluasi dengan mendemostrasikan
keterampilan, mengaplikasikan pada situasi lain, mengekspresikan pendapat , dan
soal-soal tertulis atau lisan; (3) memberikan pujian, dorongan semangat belajar
dan harapan positif. Berkenaan dengan kegiatan penutup dalam pembelajaran.
Sehubungan dengan hal tersebut, Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses (2007:11) menyatakan bahwa kegiatan penutup yang harus dilakukan guru adalah (1) bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri merangkum/
menyimpulkan pelajaran; (2) menilai dan/atau refleksi secara konsisten dan terprogram; (3) memberi umpak balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; (4)
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk remidi, program pengayaan,
layanan konseling, dan/atau memberikan tugas; dan (5) menyampaikan rencana
pembelajaran berikutnya.
Proses Penilaian Pembelajaran Mendengarkan Berita
Guru terteliti satu tidak melalukan penilaian proses dan guru terteliti dua
melakukan penilaian proses tetapi tidak menggunakan penilaian khusus. Kedua
11
guru terteliti melakukan penilaian hasil. Penilaian hasil yang dilakukan berbentuk
tes. Hal tersebut sesuai pernyataan Sudjana (1990:35) bahwa tes pada umumnya
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar
kognitif berkenaan penguasanaan bahan pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran.
Penilaian hasil yang dilakukan guru terteliti untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi menemukan pokok-pokok berita menggunakan teknik tes
tertulis. RPP2b menilai unjuk kerja siswa dalam membacakan kembali berita yang
didengar. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses subbab
penilaian (2007:13) menyatakan bahwa penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan tes dan
nontes, tertulis atau lisan; pengamatan kinerja; pengukuran sikap; penilaian hasil
karya berupa tugas; proyek dan/atau produk; portofolio, dan penilaian diri.
Kedua guru terteliti menggunakan Lembar Kerja Siswa yang sama.
Penilaian kedua guru terteliti tersebut adalah tes dengan bentuk soal uraian bebas
terbatas karena kompetensi dasar mencantumkan pokok-pokok berita tertentu. Hal
tersebut sesuai dengan yang dinyatakan Sudjana (1990:37) bahwa pertanyaan
dalam uraian terbatas diarahkan pada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu.
Rambu-rambu jawaban dan pedoman penyekoran berbeda. Guru terteliti satu
menggunakan pedoman penilaian yang tercantum dalam RPP1b. Guru terteliti dua
menggunakan penilaian yang baru. Rubrik penyekoran baru yang digunakan guru
terteliti dua berisi rambu-rambu jawaban dan skor. Rubrik tersebut dapat digunakan untuk mengukur kemampuan mendengarkan siswa dalam menemukan pokokpokok berita.
KESIMPULAN
Perumusan unsur-unsur dalam rancangan pembelajaran guru terteliti
menggambarkan ketentuan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar
Proses. Standar kompetensi dan kompetensi dasar mengutip dari lampiran Standar
Isi yang diatur dalam Permendiknas Nomor 20 Tahun 2006. Perumusan indikator
RPP kedua (RPP1b dan RPP2b) yang tidak memenuhi pencapaian kompetensi
minimal menyebabkan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan penilaian dalam RPP tersebut tidak mengarah pada pencapaian
kompetensi minimal. Rencana penilaian dalam RPP1a tidak menggambarkan
aspek keterampilan mendengarkan, melainkan keterampilan membaca.
Pelaksanaan pembelajaran mendengarkan berita dilaksanakan satu kali
pertemuan menerapkan dua RPP sekaligus. Hal tersebut tidak sesuai dengan
rancangan pembelajaran yang digunakan. Ketidakselarasan antara rancangan dan
pelaksanaan pembelajaran tersebut karena adanya penyerumpunan kompetensi
dasar. Meski demikian, pelaksanaan pembelajaran tersebut memuat langkahlangkah pembelajaran yang tercantum dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun
2007 Tentang Standar Proses subbab pelaksanaan pembelajaran.
Penilaian yang dilakukan guru terteliti dalam pelaksanaan pembelajaran
menggunakan penilaian hasil. Guru terteliti melakukan penilaian proses dengan
cara pengamatan, tanpa mencatat proses pembelajaran dan perkembangan siswa.
Penilaian hasil guru teteliti satu menerapkan rencana penilaian yang tercantum
dalam rencana pembelajaran. Penilaian hasil guru terteliti dua tidak menggunakan
rencana penilaian sudah disusun dalam rencana pembelajaran. Penilaian hasil
12
tersebut mengukur keberhasilan siswa mencapai kompetensi minimal menemukan
pokok-pokok berita yang didengar dan mengemukakan kembali berita tersebut.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan guru menyusun sendiri RPP yang
akan digunakan agar pelaksanaan pembelajaran selaras dengan perencanaannya.
Selain itu, guru diharapkan dapat mengembangkan dan menerapkan metode
pembelajaran baru yang menarik dan sesuai dengan karakteristik siswa dan
karakteristik kompetensi dasar sehingga dapat mencapai kompetensi minimal dan
pembelajaran lebih menyenangkan. Bagi peneliti lain, disarankan untuk mengembangkan metode pembelajaran dan bahan ajar yang dapat menunjang pembelajaran mendengarkan berita serta dapat meningkatkan kemampuan menyimak
siswa. Bagi lembaga pendidikan, dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru di kelas.
DAFTAR RUJUKAN
Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan
Menengah Atas. 2008. Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan
Menengah Atas. 2008. Pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Hasanah, Muakibatul. 1999. Bahan Ajar Perkuliahan Menyimak: menyimak dan
Strategi Pembelajarannya. Malang: IKIP.
Ibrahim dan Syaodih, Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ismawati, Esti. 2011. Perencanaan Pengajaran Bahasa. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standart
Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Marno, dan Idris. 2008. Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 2007.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. 2005. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41.
Purwanto, Ngalim & Alim, Djeniah. 2004. Metodologi Pengajaran Bahasa
Indonesia di SD. Bandung: Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Perdana Media Group.
Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Download