Bab 1 - Widyatama Repository

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Saat ini, salah satu bidang potensi yang digalakkan di Indonesia adalah
sektor pariwisata yang merupakan salah satu sumber penting bagi penghasil
devisa negara. Salah satu Visi Pariwisata Indonesia yaitu, industri pariwisata
nasional menjadi penghasil utama devisa bagi Indonesia. Sektor pariwisata
merupakan salah satu sub ekonomi yang potensial dan harus dikembangkan
karena menjadi sektor andalan yang mampu meningkatkan kegiatan ekonomi,
termasuk kegiatan sektor lain yang terkait. Dengan demikian, lapangan kerja,
pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, pendapatan negara, serta penerimaan
devisa dapat ditingkatkan melalui upaya pengembangan dan pendayagunaan
berbagai potensi kepariwisataan nasional.
Menurut data yang diperoleh dari website Kementrian Pariwisata, jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Maret 2015
mencapai 789.596 orang atau tumbuh 3,51% dibandingkan bulan Maret 2014
berjumlah 765.607 wisman. Sementara itu secara komulatif kunjungan wisman
pada Januari hingga Maret 2015 sebanyak 2.299.288 wisman atau tumbuh 3,51%
dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 2.221.352 wisman.
Dengan jumlah wisman yang datang ke Indonesia tersebut diharapkan dapat
menambah jumlah pemasukan Negara juga.
1
Berbagai upaya untuk meningkatkan kunjungan wisman dilakukan
Kemenpar bersama pelaku bisnis dan stake holder pariwisata lainnya antara lain
dengan menggencarkan promosi pariwisata melalui jalur digital (online) maupun
offline di antaranya berpartisipasi dalam bursa pariwisata internasional,
melakukan sales mission di sejumlah kota besar di China, serta menyelenggarakan
fam trip dengan mengundang para tour operator dan media atau travel writter.
Salah satu pendukung keberhasilan pariwisata adalah tersedianya saranasarana perhotelan yang memadai. Saat ini, banyak investor yang melakukan
investasi di bidang perhotelan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya hotel baru
yang didirikan, ataupun kegiatan renovasi hotel-hotel yang telah ada. Hal tersebut
bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan meningkatnya permintaan jasa
perhotelan di masa yang akan datang.
Hotel sebagai suatu perusahaan atau organisasi yang memberikan pelayanan
jasa dalam sektor pariwisata dan merupakan salah satu sumber potensial bagi
devisa negara berusaha ikut berperan aktif dalam mencapai sasaran yang
ditetapkan pemerintah. Hotel merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa
penjualan sewa kamar. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa, tingkat
penjualan merupakan salah satu indikator utama yang menggambarkan jumlah
pendapatan perusahaan. Penjualan merupakan titik pusat bagi suatu perusahaan,
karena penjualan merupakan sumber hidup perusahaan. Perusahaan tidak mungkin
dapat terus berkembang jika perusahaan tidak menjual hasil produksinya atau
tidak menjual barang dan jasa yang dihasilkannya. Oleh sebab itu, aktivitas
2
penjualan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga dapat berjalan dengan
lancar dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Aktivitas utama perhotelan adalah penjualan sewa kamar dan merupakan
sumber penghasilan utama hotel. Apabila pengelolaan sewa kamar kurang baik,
misalnya penempatan kamar tidak sesuai dengan permintaan konsumen, juga
tidak tersedianya fasilitas yang dibutuhkan konsumen, dan harga sewa kamar yang
tidak sesuai dengan fasilitas yang tersedia akan menimbulkan ketidak puasan dan
kekecewaan konsumen. Selain itu dasar suatu perusahaan dalam menjalankan
usahanya adalah untuk menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu cara untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan adalah dengan melakukan
pemasaran. Keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu
perusahaan. Krismiaji dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi
Akuntansi” (2002:216) mengemukakan bahwa lingkungan bisnis pada akhir –
akhir ini mengalami perubahan yang sangat cepat dan berkelanjutan. Hal ini
menuntut para pelaku bisnis untuk bertindak cepat guna merespon perubahan
tersebut agar perusahaan tetap dapat bertahan hidup dan memiliki daya saing yang
tinggi. Perusahaan jasa termasuk hotel harus melakukan pemasaran yang luas agar
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya di dunia bisnis. Perusahaan harus
bisa melakukan pemasaran dengan melakukan penetapan tariff yang bersaing
dengan perusahaan lain di bidang yang sama tetapi dengan memberikan fasilitasfasilitas yang lebih baik.
Di Kota Bandung sendiri berdasarkan pendataan terakhir di bulan Maret
2015 yang dilakukan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), jumlah
3
hotel di Kota Bandung mencapai 470 dengan jumlah kamar 23.000. Jumlah hotel
dan kamar hotel baik bintang maupun nonbintang ini akan terus bertambah. Sebab
dari izin yang diberikan beberapa waktu lalu, 2015 ini jumlah kamar di Kota
Bandung akan bertambah 4.000-5.000 kamar. Dengan banyaknya jumlah kamar
hotel tersebut mengakibatkan persaingan hotel di Kota Bandung semakin ketat
dan sudah tidak sehat. Misalnya dalam hal tarif, banyak hotel bintang yang
membanting harga, hotel bintang lima memasang tarif hotel bintang tiga.
Akibatnya, hotel bintang tiga ikut menurunkan tarif standar hotel melati. Kondisi
tersebut mengancam kelangsungan bisnis hotel menengah (melati, bintang satu,
bintang dua). Dilokasi berdirinya Citarum Hotel yaitu di Jalan Citarum belakang
gedung sate tersebut terdapat banyak hotel, dengan banyaknya hotel-hotel lain
yang berdiri di sekitar lokasi Citarum Hotel tersebut mengakibatkan persaingan
yang ketat, Citarum Hotel harus melakukan pemasaran yang lebih giat dan
menetapkan harga sewa kamar yang bersaing dari hotel-hotel yang ada
disekitarnya agar tetap diminati pengunjung.
Dengan kemungkinan adanya kondisi-kondisi tersebut, diperlukan suatu
sistem informasi yang dapat membantu manajemen perusahaan dalam mengatur
dan mengendalikan penjualan sewa kamar hotel. Jika perusahaan ingin
meningkatkan penjualan maka perusahaan harus menetapkan sistem informasi
akuntansi yang optimal sesuai dengan yang diharapkan. Menurut La Midjan dan
Susanto dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi” (2001:169)
suatu sistem informasi akuntansi penjualan yang baik harus dapat menciptakan
4
sistem informasi yang mutakhir mengenai pasar, harga, calon pembeli, cara
distribusi, syarat penyerahan , dan syarat pembayaran.
Sistem informasi akuntansi yang baik dapat menunjang efektivitas
penjualan, serta meningkatkan efisiensi operasi perusahaan dan mendorong
ditaatinya kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan. Agar sistem
informasi dapat berjalan dengan baik, pihak manajemen perusahaan harus terbuka
terhadap saran-saran dan rekomendasi yang diberikan. Dengan demikian,
manajemen perusahaan dapat mengetahui secara jelas kebutuhan perusahaan
dalam mengatur dan mengendalikan pengelolaan sewa kamar hotel.
Kegiatan yang ada di dalam Citarum Hotel sangat komplek karena terdiri
dari beberapa departemen, untuk itu memerlukan suatu sistem informasi akuntansi
yang diharapkan dapat membantu kegiatan perusahaan agar berjalan dengan
lancar. Sistem informasi yang diterapkan Citarum Hotel Bandung untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dan penjualan sewa kamar adalah Sistem
Informasi Akuntansi Penjualan (SIAP). SIAP akan merekam semua input dari
transaksi yang terjadi dengan pelanggan untuk kemudian menghasilkan output
informasi piutang yang akan diberikan kebagian akuntansi dan jumlah tagihan
rekening yang akan diberikan kepada pelanggan. Ini dapat dikatakan sebagai
bagian dari sistem akuntansi.
Namun permasalahannya dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi
terkadang terjadi kesalahan antara system yang diterapkan yang disebabkan oleh
kesalahan
manusia
(human
error)
atau
5
pun
karena
terjadinya
unsur
ketidaksengajaan
dan
penyimpangan-penyimpangan.
Hal
tersebut
akan
mengakibatkan informasi yang dihasilkannya mengalami kesalahan dan tidak
memberikan informasi yang akurat bagi pihak management, hal ini bisa terjadi
karena tidak adanya petunjuk awal yang benar dari pelaksanaan sistem informasi
akuntansi penjualan. Pada akhirnya dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan
sehingga efektivitas penjualan tidak dapat dicapai secara optimal.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada dasarnya sistem informasi
akuntansi dapat membantu manajemen dalam pengendalian atas penjualan dengan
memberikan informasi yang berhubungan dengan aktivitas penjualan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Peranan Sistem Informasi
Akuntansi Penjualan dalam Menunjang Efektivitas Penjualan Jasa Sewa Kamar”.
1.2
Identifikasi Masalah
Dalam uraian latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan sistem informasi akuntansi penjualan pada
Citarum Hotel Bandung
2. Bagaimana efektivitas penjualan jasa sewa kamar pada Citarum Hotel
Bandung
6
3. Bagaimana peranan sistem informasi akuntansi penjualan dalam
menunjang efektivitas penjualan jasa sewa kamar pada Citarum Hotel
Bandung
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud diadakan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data informasi
tentang kegiatan sistem informasi akuntansi penjualan yang dilakukan oleh
Citarum Hotel Bandung.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mendapatkan bukti empiris atas pelaksanaan sistem informasi
akuntansi penjualan pada Citarum Hotel Bandung.
2. Untuk mendapatkan bukti empiris atas efektivitas penjualan jasa sewa
kamar pada Citarum Hotel Bandung.
3. Untuk mendapatkan bukti empiris atas peranan sistem informasi akuntansi
penjualan dalam menunjang efektivitas penjualan jasa sewa kamar pada
Citarum Hotel Bandung.
1.4
Kegunaan Penelitian
Melalui
penelitian
ini
diharapkan
menghasilkan
sesuatu
yang
bermanfaat baik bagi peneliti sendiri, bagi perusahaan, bagi masyarakat maupun
7
pihak-pihak lain yang terkait dengan masalah yang diteliti tersebut. Secara garis
besar dan sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka kegunaan dari penelitian
ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
sistem informasi akuntansi, khususnya sistem informasi akuntansi
penjualan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman, serta penerapan pengetahuan teoritis yang
didapat selama masa kuliah dalam dunia usaha.
2. Bagi Hotel
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
berupa saran – saran positif serta masukan tentang tingkat keeratan
hubungan yang terjadi antara sistem informasi akuntansi penjualan dalam
menunjang efektivitas penjualan jasa sewa kamar.
3. Bagi Masyarakat
Penulis berharap hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
yang lebih luas dan pemahaman yang lebih mendalam dan dapat
memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan
masyarakat umumnya sebagai bahan referensi, bahan pertimbangan dan
bahan acuan bagi pihak yang mungkin membutuhkan. Serta dapat
dijadikan sebagai dasar dalam ilmu penelitian yang sama pada objek dan
lingkup penelitian yang berbeda sehingga dapat memajukan disiplin ilmu
yang diteliti.
8
1.5
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penulis mengadakan penelitian
guna memperoleh bahan-bahan serta data-data agar dapat membahas dan
menyusun skripsi. Untuk itu, penulis mengadakan penelitian di Citarum Hotel
yang terletak di Jalan Citarum No. 16 – 18 Bandung. Adapun waktu penelitian
penulis lakukan adalah mulai Mei 2015 sampai dengan Juli 2015.
9
Download