ISSN: 2407-2680 ANALISA KETRAMPILAN TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN JUMLAH PRODUKSI Nurul Laili Iwan Setya Putra STIE Kesuma Negara Blitar Abstrak: Penelitian ini dilakukan pada UD. Nisoku Kota Blitar dengan tujuan untuk mengetahui analisa ketrampilan tenaga kerja guna meningkatkan jumlah produksi pada UD. Nisoku Kota Blitar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian diskriptif kuanttatif. Dengan metode penelitian data wawancara, dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penyebab menurunnya jumlah produksi adalah adanya karyawan yang sering keluar dari perusahaan dan adanya karyawan baru yang masuk diperusahaan dan kurang memiliki ketrampilan kerja. Hal ini menunjukan bahwa pada jumlah produksi pisau dapur, pisau ternak, pisau militer dari tahun 2011 sampai dengan 2015 mengalami penurunan. Biaya produksi pisau pada UD. Nisoku Kota Blitar ini dari tiap tahun mengalami peningktan. Baik biaya produksi pisau dapur, pisau ternak dan pisau militer. Hal ini terjadi karena bahan baku yang digunakan dari hari ke hari mengalami peningkatan, dan akhirnya pihak perusahaan sendiri meningkatkan biaya produksi pisau agar UD. Nisoku tidak mengalami kerugian dalam menjual pisaupisaunya. Kemudian, pad UD. Nisoku kota Blitar ini, jika mendapati karyawan yang kurang memiliki ketrampilan, pihak pimpinan atau pemilik perusahaan haruslah memperhatikan langsung karyawannya. Perhatian langsung ini seperti pemilik perusahaan dengan memberikan bekal pelatihan, seperti pelatihan sumber daya manusia, pelatihan tentang pembuatan pisau, pelatihan pengetahuan keamanan dalam bekerja. Pelatihan ini dilakukan bukan semata-mata untuk meningkatkan keahlian pribadi karyawannya saja melainkan juga untuk meningkatkan kuantitas output, meningkatkan kualitas output yang bagus sehingga perusahaan dapat meningkatkan nilai jual dan kualitas baik lagi. Pelatihan berguna untuk memberikan pengetahuan langsung pada karyawan yang kurang memiliki kerampilan pada bidang pembuatan pisau. Dengan mengikuti pelatihan pembuatan pisau ini diharapkan karyawan mempunyai prestasi dalam bidang pembuatan pisau dan karyawan mampu mengembangkannya sehingga karyawan memiliki prestasi dalam bidang pembuatan pisau. Dengan prestasi karyawan yang meningkat, maka kinerja karyawan juga meningkat dan jumlah produk yang dihasilkan juga akan meningkat baik dari kuantitas atau jumlah maupun dari segi kualitas barang tersebut. Setelah karyawan mendapatkan pengetahuan dalam pelatihannya, karyawan dapat langsung menerapkan pada bidang pekerjaannya. Kata Kunci: Ketrampilan Tenaga Kerja, Produksi, Industri Pisau PENDAHULUAN Sejalan berkembangnya industri-industri kecil menengah di Kota Blitar, hal ini mencerminkan bahwa jumlah unit usaha semakin banyak, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan serta hasil usaha atau produksi semakin meningkat di Kota Blitar, sehingga tingkat pengangguran di Kota Blitar ini lebih berkurang. Pada saat ini banyak masyarakat di Kota Blitar yang mendirikan usaha industri 373 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 3 (2015) kecil. Banyak usaha rumahan yang dulunya masih tergolong usaha kecil, sekarang sudah mulai berkembang. Salah satu industri yang ada adalah industri aneka pisau NISOKU di Kota Blitar. Industri ini memproduksi berbagai macam jenis pisau antara lain pisau untuk souvenir, kebutuhan militer atau Dinas Instansi sampai kebutuhan rumah tangga dan potong ternak. Produk-produk aneka pisau ini mempunyai banyak ragam harga mulai dari Rp. 75.000 sampai ratusan ribuan. Sesuai dengan jenis pisau yang diproduksinya. Pada industri aneka pisau ini, hasil produksinya sudah menjadi produk unggulan di Kota Blitar dengan memakai bahan baku yaitu baja yang berkualitas baik. Menjadi suatu produk unggulan di Kota Blitar, industri aneka pisau ini selalu mengutamakan dan menjaga kualitas produk, agar para pelanggan tidak bergeser ke industri aneka pisau yang lain. Di industri aneka pisau ini mengutamakan dan menjaga kualitas adalah strategi untuk bersaing dimasa sekarang dan dimasa mendatang. Mengingat persaingan di masa mendatang sangatlah kuat dan mengikuti perkembangan zaman yang ada. Industri Nisoku akan tetap memproduksi aneka pisau dengan mengutamakn kualitas dengan harapan kedepan menjadi produk nasional yang lebih dikenal di luar provinsi bahkan sampai di luar negeri. Produk yang baik ini tentunya mempunyai daya pesaing yang tinggi. Sehingga sebagai industri pembuat pisau ini, harus lebih mengutamakan kualitas agar pelanggan tidak beralih ke pesaing lainnya. Tenaga kerja adalah salah satu elemen esensial dalam perusahaan. Maksud dari tenaga kerja adalah salah satu elemen esensial ini adalah tenaga kerja termasuk dalam elemen penting dalam suatu perusahaan. Karena sifat esensial atau mendasar tersebut, seringkali orang tak berdaya mengembangkannya agar menjadi manusia yang divergen atau lebih maju dari sebelumnya. Tenaga kerja juga merupakan penduduk yang siap melakukan pekerjaan, penduduk yang telah memasuki usia kerja. Tenaga kerja merupakan faktor produksi penting yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Tenaga kerja langsung adalah seperti tenaga kerja yang ikut dalam proses produksi, tenaga kerja harian dan borongan. Kemudian tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak ikut langsung dalam proses produksi tetapi merupakan pegawai tetap dalam perusahaan. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Tenaga kerja ikut menentukan tercapainya tujuan dan proses kegiatan usaha untuk mencapai keberhasilan. Tanpa adanya tenaga kerja yang berkulitas tidak akan ada proses kerja didalamnya. Peranan tenaga kerja pada suatu perusahaan mempunyai peranan yang besar.Besar tidaknya suatu proses tergantung kepada kemampuan dan kesanggupan dari karyawan tesebut. Tenaga kerja dibutuhkan untuk melakukan proses dari bahan baku menjadi bahan jadi yang dikehendaki oleh pengusaha. Pengusaha menghendaki tenaga kerja yang mempunyai ketrampilan atau keahlian yang baik agar barang jadi yang dikehendakinya mempunyai kualitas baik dan pelanggan menjadi puas akan barang produksinya. Sebagai suatu kebanggaan tersendiri apabila produk yang dihasilkannya mempunyai kualitas baik dan pelanggan atau konsumen yang memakainya merasa puas. Permasalahan pada Ud. Nisoku adalah kurangnyaketrampilan yang dimiliki karyawan pada saat menjalani proses produksi. Hasil pengamatan peneliti pertama kali, pemilik mengutarakan bahwa seringnya karyawan yang keluar dari pekerjaan dengan alasan tidak telaten menguasai bidangnya. Kurangnya 374 ISSN: 2407-2680 ketrampilan atau keahlian karyawan terbukti pada saat proses produksi barang yang dihasilkan banyak yang rusak, karyawan tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, sehingga pemilik merasa rugi. Akhirnya pemilik memutuskan terjun langsung dalam proses produksi. Rumusan Masalah Bagaimana cara meningkatkan ketrampilan tenaga kerja agar tenaga kerja bisa telaten dan jumlah produksi mengalami peningkatan? Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan ketrampilan tenaga kerja agar jumlah produksi aneka pisau mengalami peningkatan. Kegunaan Penelitian 1. Untuk peneliti. Dengan diadakannya penilitian ini sebagai penulis diharapkan menjadi penerapan ilmu yang didapat selama bangku perkuliahan selain itu diharapkan juga bisa menambah pengetahuan. 2. Untuk perusahaan. Sebagai masukandan tambahanyang positif, dan bisa berguna bagi perkembangan perusahaan agar kedepannya usaha yang dijalaninya semakin berkembang dan semakin sukses. 3. Untuk akademis. Sebagai suatu karya ilmiah yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Selain itu juga sebagai bahan pertimbangan atau acuan dalam pembuatan karya ilmiah selanjutnya. 4. Untuk pihak lain. Sebagai perbendaharaan pengetahuan khususnya pengetahuan di bidang ilmu ekonomi. LANDASAN TEORI Penelitian Terdahulu 1. Penelitian oleh Deski Baniaji (2009) melakukan penelitian dengan judul penelitian “Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap Jumlah Produksi Mebel Pada UD. Jepara Surakarta. Variabel penelitian ini adalah: a. Produktivitas tenaga kerja b. Jumlah produksi. Dengan kesimpulan ketrampilan tenaga kerja merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang atau bisa disebut tenaga kerja, karyawan yang mempunyai kemampuan mengelola input yang diinformsikan untuk menghasilkan Dalam perkembangan tingkat produktivitas tenaga kerjanya, UD. Jepara sering mengalami pasang surut dalam produksinya. Dari hasil observasi yang telah penulis lakukan pada UD. Jepara, penulis melihat total produksi yang dihasilkan dari bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2008, sering mengalami penurunan produksinya perbulan, walaupun pada bulan-bulan tertentu juga pernah mengalami kenaikan produksi, namun kenaikan produksi yang dialami UD. Jepara tidak setimbang dengan penurunan produksi. Dari analisis data yang penulis peroleh, total produksi paling banyak terdapat pada bulan Februari yaitu sebanyak 23 unit, 375 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 3 (2015) sedangkan total produksi paling sedikit terdapat pada bulan Agustus yaitu 2 unit. 2. Penelitian oleh Mohammad Zayid (2013) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Ketrampilan Tenaga Kerja Dan Modal Terhadap Jumlah Produksi Industri Kecil Sangkar Burung Di Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember. Variabel penelitian adalah: a. Ketrampilan Tenaga kerja b. Modal c. Jumlah produksi Metode penelitianadalah: a. Kuisioner b. Wawancara c. Study kepustakaan Kesimpulan: Variabel ketrampilan teaga kerja, modal, dan jumlah produksi bepengaruh pada jumlah poduksi. 3. Penelitian oleh Nur Komaryati (2013) melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Faktor Produksi Alam, Modal Usaha, Tenaga Kerja Dan Ketrampilan Tenaga Kerja Untuk Meningkatkan Jumlah Produksi Garam Kabupaten Jepara. Variabel penelitian adalah: a. Alam b. Modal usaha c. Tenaga Kerjas d. Ketrampilan tenaga kerja e. Jumlah produksi Hasil kesimpulan faktor alam mempunyai faktor yang besar terhadap pada modal usaha mempunyai pengaruh yang besar terhadap jumlah produksi garam. Teori Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Rivai dan Sagala (2010:1) “Manajemen Sumber Daya Manusia atau biasa disingkat dengan MSDM adalah Sumber Daya Manusia yang bersifat penting disuatu perusahaan. Menurut Fathoni (2006:8) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan modal yang sangat penting dari setiap kegiatan manusia. Menurut Manullang (2006:198) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah seni dan ilmu pengadaan, pengembangan, dan pemanfaatan sumber daya manusia sehingga tujuan organisasi direalisasi secara daya guna Menurut Cahyani (2005:2) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah yang selalu berkaian dengan pengelolaan mansia yang berada dalam suatu organisasi yang mempunyai tujuan bersama. Teori Keahlian Atau Ketrampilan Tenaga Kerja. Menurut Triton (2007:54) Skill atau ketrampilan merupakan kemampuan khusus dalam bidang tertentu . Menurut Triton (2007:54) “ketrampilan diperlukan karena adanya tuntutan pekerjaan yang mengahruskan dimiliki oleh pekerja. 376 ISSN: 2407-2680 Teori Jumlah Produksi Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2009:125), “jumlah produksi merupakan hasil produksi yang diperoleh dari proses produksi suatu produk oleh suatu perusahaan dalam satu periode tertentu. Hubungan Antara Ketrampilan Tenaga Kerja Dengan Peningkatan Jumlah Produksi. Karyawan atau tenaga kerja yang memiliki ketrampilan atau keahlian khusus dibidangnya, akan mampu memproduksi barang yang sesuai dengan keinginan konsumen. Produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik, maka diharapkan bisa meningkatkan jumlah produksi. METODE PENELITIAN DefinisiOperasionalVariabel 1. Ketrampilan tenaga kerja Ketrampilan adalah kemampuan seseorang atau karyawan dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki manfaat bagi orang lain. Merupakan. 2. Jumlahproduksi Jumlah atau hasil produksi yang dihasilkan oleh industri melalui proses produksi dari bahan mentah atau bahan baku sampai menjadi barng. Populasi Penelitian dan Sampel Populasi yang digunakan oleh penulis adalah seluruh karyawan yang berjumlah 42 orang dan data hasil produksi di industry aneka pisau UD.Nisoku Kota Blitar berjumlah 20 orang dan data hasil produksi dari tahun 2011 sampai dengan 2015 di UD.Nisoku Kota Blitar. Jenis Penelitian Di dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah diskriptif kuantitatif. Diskriptif kuantitatif ini merupakan jenis penelitian yang didalamnya berisi penjelasan atau pemaparan berupa diskripsi atau mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi atau berupa kalimat- kalimat penjelasan, kemudian juga menggunakan data-data angka sebagai pembahasan dalam penelitian tersebut. Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Banyak metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian. Umumnya cara mengumpulkan data dapat menggunakan teknik wawancara, pengamatan (observasi), dokumentasi, dll. Dalam penelitian ini metode yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Metode wawancara Metode wawancara adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan bertanya jawab langsung kepada narasumber atau sang pemilik usaha yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan untuk penelitian. 377 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 3 (2015) 2. Metode dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian tersebut. 3. Metode observasi Metode pengumpulan data dengan cara mengamati baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian di tempat penelitian. Instrumen yang dapat digunakan yaitu lembar pengamatan, panduan pengamatan. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisa data sebagai berikut: 1. Mengelompokan data yang telah diperoleh 2. Merangkum data untuk dikaji dengan teori: a. Analisis jumlah produksi. Dengan mengambil data jumlah produksi yang ada di UD Nisoku, kemudian membandingkan data jumlah produksi dari tiap tahun. Kemudian menghitung menggunakan rumus: Y= a + bX Dimana: Y : Variabel Akibat X:Variabel Faktor Penyebab a : Konstanta b : Koefisian Regresi b. Analisis keahlian atau ketrampilan tenaga kerja. Dengan cara mendiskripsikan bagaimana keahlian atau ketrampilan tenaga kerja di UD Nisoku Kota Blitar. 3. Mengambil kesimpulan hasil pengumpulan data. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian adalah sejak 2 Juni 2016 sampai dengan 30 September 2016 dengan judul “Analisa Ketrampilan Tenaga Kerja Guna Meningkatkan Jumlah Produksi.” Tempat pelaksanaan penelitian di UD. Nisoku yang beralamat di Jl. Wongsorejo RT. 01 RW. XI, Kelurahan Gedog, Kode Pos 66132 Kota Blitar, Jawa Timur. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Sejarah Perusahaan UD. Nisoku secara resmi berdiri pada tanggal 26 september 1999. Usaha ini didirikan oleh Bapak Nanang Siswinarto. Usaha ini bertempat di jalan Veteran Gang Buntu. Sebelum usaha ini lebih berkembang, Bapak Nanang Siswinarto ini awalnya hanya penjual pisau biasa saja. Kemudian Bapak Nanang Siswinarto dalam sehari harinya mencoba memproduksi pisau dan menjual pisaunya dalam jumlah bijian saja. Model pisau yang Bapak Nanang Siswinarto buat adalah mirip dengan pisau milik jajaran TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara dan Kepolisian. Semenjak itu Bapak Nanang Siswinarto mulai mendapatkan orderan rutin dari masyarakat. Semenjak itu UD. Nisoku mulai dikenal oleh banyak orang terutama komando- komando militer. 378 ISSN: 2407-2680 Pada tahun 1999 Bapak Nanang Siswinarto, memutuskan berpindah rumah dan usahanya di daerah Gedog Kota Blitar. Dikarenakan terletak ditengah pemukiman yang padat proses produksi berbagai jenis pisau ini sangat mengganggu warga setempat karena suara kebisingan pada saat proses produksi aneka pisau berlangsung. Di Gedog Kota Blitar UD. Nisoku semakin lama semakin berkembang dengan semangat jiwa wirausaha yang dimilki oleh Bapak Nanang Siswinarto. UD. Nisoku bergerak dalam bidang Industri kerajinan aneka pisau yang memproduksi berbagai jenis pisau yang diantara lainnya adalah pisau untuk souvenir, kebutuhan militer, Dinas atau instansi-isntansi terkait, dan juga melayani pembuatan pisau untuk jenis kebutuhan rumah tangga dan potong ternak. Dengan tidak melupakan beberapa pihak yang telah mendukung UD. Nisoku sebagai salah satu produk unggulan kota Blitar. UD. Nisoku semakin banyak dikenal dan mendapatkan prioritas- prioritas serta kemudahankemudahan, sebagai contoh ketika di Kota Blitar atau didaerah luar Kota Blitar mengadakan pameran-pameran produk-produk karya anak bangsa, UD. Nisoku semakin mudah untuk mengikuti acara pameran-pameran tersebut karena UD. Nisoku telah banyak diperhatikan oleh instansi-instansi terkait. Pada tahun 2012, UD. Nisoku berhasil meraih penghargaan berupa penghargaan upakarti dari Presiden RI yang pada saat itu adalah Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Penghargaan upakarti adalah penghargaan tertinggi dari pemerintah kepada mereka yang telah berdedikasi tinggi melakukan berbagai upaya yang sangat luar biasa dalam pengembangan industri kecil dan menengah. Dalam kesempatan itu UD. Nisoku meraih penghargaan dalam bidang jasa kepeloporan. Penghargaan jasa tersebut diberikan kepada lembaga atau perusahaan yang mempelopori dan memipin jaringan kerjasama yang melakukan pmbinaan terhadap industri kecil dan menengah. UD. Nisoku dengan segala upaya keterbatasan dan kelemahannya berharap kedepan menjadi produk Nasional yang tetap diminati banyak orang baik dalam maupun luar negeri. Lokasi Perusahaan Penentuan lokasi perusahaan merupakan salah satu tujuan didirikannya suatu perusahaan. Lokasi yang tepat mempunyai pengaruh dalam suksesnya perusahaan seperti contoh sukses dalam memikat pelannggannya, sukses dalam hal pendapatan atau laba yang diperoleh. Letak perusahaan UD. Nisoku ini bertempat di Jalan. Wongsorejo RT. 01 RW. 11 Gedog Kota Blitar. Letak perusahaan ini dipilih karena letak perusahaan yang strategis yaitu di pinggir jalan jauh dari pemukiman warga. Berjauhan dari warga untuk menghindari suara bising pada saat proses produksi. Tujuan Perusahaan 1. Tujuan jangka pendek. Tujuan jangka pendek ini adalah merupakan hasil yang diperoleh dari suatu perusahaan selama kurang lebih 1 sampai 5 tahun. Tujuan jangka pendek ini merupakan tujuan awal sebelum menjadikan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek pada UD. Nisoku adalah sebagai berikut: 379 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 3 (2015) a. Peningkatan jumlah tenaga kerja. Tenaga kerja pada Ud. Nisoku yang jumlah tenaga kerjanya sedikit, semakin kedepannya akan menambah tenaga kerja agar produk yang dihasilkan semakin banyak. b. Meningkatkan jumlah produksi. Jumlah produksi pada UD. Nisoku harus ditingkatkan. Dengan meningkatnya jumlah produksi pada UD. Nisoku, jumlah pelanggan yang memesan produk dari UD. Nisoku semakin banyak dan bertambah. Peningkatan jumlah produksi merupakan tujuan jangka pendek yang dicapai oleh perusahaan tersebut. c. Meningkatkan laba atau keuntungan UD. Nisoku terus meningkatkan jumlah produksi yang akan dipasarkan diberbagai daerah. Meningkatnya jumlah produksi yang akan dipasarkan, UD. Nisoku juga dapat meningkatkan laba. 2. Tujuan jangka panjang pada UD. Nisoku adalah sebagai berikut: a. Jumlah alat-alat produksi dapat ditambah. Penambahan pada jumlah alatalat produksi disebabkan pada hasil produksi yang akan diproduksi semakin banyak. Banyak diluar sana yang memesan produk aneka pisau di UD. Nisoku sehingga UD. Nisoku mengalami banjir pesanan. Perusahaan semakin maju dan luas dengan adanya penambahan alat-alat produksi. b. Inovasi barang baru dapat diproduksi Pada UD. Nisoku tidak hanya memproduksi berbagai macam pisau saja. Semakin lama dapat dikembangkan dengan dapat mempoduksi seperti alat-alat bangunan yaitu cangkul, sekrup, gergaji dan lain-lain. Inovasi baru dapat menambah pendapatan perusahaan. Proses Produksi Pisau UD. Nisoku adalah perusahan yang bergerak dalam produksi dan menjual pisau. Proses produksi pisau pada Ud. Nisoku adalah dimulai dari pemilihan baja yang mempunyai kualitas baik yaitu baja yang baik dengan karbon tinggi, keras sehingga bisa membuat pisau dengan ketajaman yang luar biasa, mengkilat, kuat dan antikarat. Kemudian pada proses produksi ini adalah dengan menggambar pola pisau dan gagang pisau pada kertas grafik. Menggambar pola ini harus sesuai dengan pisau yang asli atau nyata agar lebih mudah untuk membuatnya. Dalam menggambar pola pisau dan gagagng pisau ini, tidak lupa menentukan panjang bilah pisau sesuai dengan bentuk pesanan dari pelanggan. Setelah pola gambar jadi, cetak desain pisau dan gagangnya yang sudah ada dikertas grafik pada lempengan baja menggunakan spidol permanen agar garis pola tidak mudah hilang. Bilah pisau dan gagang pisau adalah bagian yang menyatu. Jadi bila mencetak pola ada baja, harus lengkap bilah pisau dan gagang pisaunya. Setelah gambar pada lempengan baja selesai, siapkan pemotong besi untuk memotong pola pada lempengan baja. Pisau pada lempengan baja telah siap, kemudian langsung ditempa atau dipukul pukul dengan palu bsar besi dalam keadaan panas diatas bara api. Tempa ini bertujuan untuk memipihkan baja pisau agar pisau terlihat rapi. Tahap tempa sudah selesai kemudian pisau yang telah melalui proses tempa tersebut dirapikan dengan gerindra. Gerindra ini digunakan untuk memotong bagian pinggir pisau agar bentuk pisau setelah ditempa dapat terlihat rapi dan bagus. 380 ISSN: 2407-2680 Kemudian disamping proses gerindra tersebut, ada bagian yang membuat asesoris pisau yaitu gagang pisau yang terbuat dari kayu. Kayu ini dibentuk berdasarkan pola gagang pisau dan bentuk gagang pisau ini bermacam macam karena disesuaikan dengan pesanan bentuk pisau. Kalaupun untuk pisau militer atau sering disebut sangkur, asesoris atau gagang pisaunya terbuat dari viber gas. Viber gas ini merupakan campuran dari bahan kimia yaitu resin dengan air tiner kemudian dicampur dengan pikmen yang ditambah serat. .Pisau yang telah selesai digerindra langsung diberikan pada bagian pemberi logo atau merk pada pisau. Pisau yang telah diberi logo siap untuk dikeraskan kembali dengan cara dipanaskan bara api agar kandungan daya magnet didalam baja bisa hilang. Semua proses pembuatan bilah pisau sudah selesai. Pisau-pisau yang telah siap langsung dipasangkan gagang pisau sesuai dengan jenis pisau dan sesuai dengan keinginan atau pesanan pelanggan. Memasuki tahap akhir dari proses produksi pisau di Ud. Nisoku Kota Blitar, semua pisau yang telah dipasang gagang pisau, tahap selanjutnya adalah dengan cara tahap penghalusan pisau. Tahap ini berfungsi untuk memeperhalus permukaan bilah pisau dan agar bilah pisau terlihat lebit rapi. Tahap penghalusan ini diulang ulang sampai permukaan bilah pisau benar-benar halus. Setelah permukaan bilah pisau halus, permukaan bilah pisau dilapisi dengan cairan pewarna. Cairan pewarna yang digunakan adalah cairan Fecl (ferrichloride acid). Cairan ini berfungsi agar bilah pisau tidak berkarat, dan pewarnaan bilah pisau ini dengan cara merendam bilah pisau pada cairan Fecl (ferrichloride acid) dengan selama 2 hari. Cairan Fecl (ferrichloride acid) setalha 2 hari akan benar-benar menempel dan meresap pada bilah pisau. Proses pelapisan warna bilah pisau selesai, lanut pada tahap penajaman pisau. Penajaman pisau ini menggunakan tenaga mesin. Mesin yang digunakan adalah menggunakan mesin poles atau gerinda tetapi mata gerinda diganti dengan amplas grid 500 sampai dengan 1000. Gerinda ini memounyai banyak fungsi, selain untuk memperhalus permukaan bilah pisau, juga dapat digunakan untuk mengasah pisau dengan cara mengganti mata gerindra dengan amplas. Tahap paling akhir dalam proses ini adalah kontrol kualitas pisau yang sudah jadi. Kontrol kualitas ini langsung dicek atau dikontrol oleh sang pemilik agar barang-barang produksinya benar-benar mempunyai kualitas yang baik dan tidak mengecewakan pelanggan yang telah memesan pada UD. Nisoku Kota Blitar. Dengan kontrol kualitas pemilik perusahaan bisa langsung mengetahui barang yang baik kualitasnya. Peralatan 1. Tungku berfungsi untuk proses tempa. 2. Alat pendukung seperti palu besar, palu kecil cupit untuk memegang pegangan pisau. 3. Mesin gerindra duduk untuk proses gerindra, mesin ini dirakit sendiri sesuai dengan kebutuhan pada saat proses produksi. 4. Gerindra tangan, gerindra tangan ini ada dua macam yaitu gerindra besar dengan kemampuan 1000 dan gerindra kecil untuk kemampuan 400. 5. Gerindra duduk atau gerindra halus. 6. Untuk pembuatan asesoris pisau, menggunakan gerindra duduk atau gerindra kecil khusus untuk pembuatan asesoris. 381 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 3 (2015) 7. Tungku ang telah dipanaskan, alat ini berfungsi dalam proses pengerasan baja menggunakan tungku yang telah dipanaskan kemudian baja dipanaskan diatas tungku dan setelah selesai pemanasan baja langsung dicelupkan ke air untuk proses pendinginan. 8. Gerindra halus. Alat ini digunakan dalam proses pemolesan. 9. Mesin pengkilap, menggunakan gerindra dengan RPM atau putaran dengan ketinggian 2.850 kemudian menggunakan kain poles dengan putaran tinggi dengan tujuan untuk menghilangkan serat pada pisau. 10. Dinamo putaran, alat ini digunakan untuk pengecekan kualitas mutu dengan cara menggunakan kain poles kemudian ditajami sampai pisau benar-benar tajam. Pembahasan Dilihat dari penjelasan pada teknik analisa data diatas dapat diketehui tentang beberapa hal yang menjadi penyebab menurunnya jumlah produksi pada UD. Nisoku Kota Blitar. Penyebab menurunnya jumlah produksi adalah adanya karyawan yang sering keluar dari perusahaan dan adanya karyawan baru yang masuk di perusahaan dan kurang memiliki keterampilan kerja yang dimiliki oleh karyawan. Kurangnya ketrampilan kerja ini menyebabkan output yang dihasilkan dalam proses produksi banyak yang mengalami kerusakan dan barang yang mengalami kerusakan ini jumlahnya juga tidak sedikit. Peristiwa ini mengakibatkan pemilik perusahaan terjun menangani langsung dalam proses produksi. Hal ini sebenarnya juga sangat menyita waktu, karena dengan adanya kendala tesebut, proses pengiriman atau pendistribusian ke konsumen menjadi terlambat. Pendistribusian yang terlambat ini mengakibatkan konsumen merasa tidak puas dan dapat mengakibatkan menyebabkan penjualan di bulan berikutnya menjadi menurun bahkan mengalami kehilangan 1 atau 2 konsumen. Seringnya ada karyawan yang keluar dari perusahaan disebabkan banyak yang tidak telaten dalam mempproduksi pisau karena rendahnya nilai seni yang dimiliki sehingga hanya bekerja asal-asalan saja. Kemudian jika ada karyawan baru yang baru masuk perlu diketahui keterampilan dan ketelitiannya serta ketlatenannya untuk bekerja, hal inilah yang mengakibatkan kondisi perusahaan tidak stabil sehingga menyebabkan perusahaan harus mendata ulang karyawannya untuk kepentingan perusahaan tersebut yang menjadikan proses produksi menjadi terhambat. Tidak semua karyawan baru yang mulai masuk kerja memiliki ketrampilan dibidangnya. Dalam merekrut atau penerimaan karyawan perlu diperhitungkan adanya seleksi yang ketat yaitu harus mempunyai latar belakang pendidikan yang baik, mempunyai pengalaman yang luas, menguasai ilmu praktek, mempunyai kecerdasan yang baik sehingga dalam pencapaian kedewasaan bekerja lebih matang dan sempurna serta mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dalam perusahaan. Jika mendapati karyawan yang kurang memiliki ketrampilan haruslah diperhatikan langsung oleh pemilik semisal dengan diberikan bekal pelatihan, seperti pelatihan pengembangan sumber daya manusia, pelatihan pengetahuan tentang pembuatan pisau dan pelatihan pengetahuan keamanan dalam bekerja. Pelatihan ini dilakukan bukan semata-mata untuk meningkatkan keahlian pribadi karyawannya saja melainkan juga untuk meningkatkan kuantitas output, meningkatkan kualitas output yang bagus sehingga perusahaan dapat meningkatkan nilai jual dan kualitas baik lagi. Adanya pelatihan ini diharapkan mampu menggali potensi pada karyawan dan 382 ISSN: 2407-2680 mampu mengembangkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan perubahan sikap dan perilakunya dibidang pembuatan pisau. Dengan mengikuti pelatihan pembuatan pisau ini diharapkan karyawan mempunyai prestasi dalam bidang pembuatan pisau dan karyawan mampu mengembangkannya sehingga karyawan memiliki prestasi dalam bidang pembuatan pisau. Dengan prestasi karyawan yang meningkat, maka kinerja karyawan juga meningkat dan jumlah produk yang dihasilkan juga akan meningkat baik dari kuantitas atau jumlah maupun dari segi kualitas barang tersebut. Hal ini tentunya akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Setelah karyawan mengikuti pelatihan, kemudian dapat dipraktekan ditempat kerja dan tidak lupa pemilik perusahaan juga harus mengawasi dan membantu apabila ada karyawan yang membutuhkan. Dengan adanya pelatihan, karyawan mendapatkan pengetahuan dalam bidangnya dan karyawan lebih mahir dalam memproduksi aneka pisau sehingga perusahaan dapat meningkatkan jumlah produksinya. Perusahaan sendiri tidak akan berkembang apabila memiliki karyawan yang kurang memiliki ketrampilan dalam bidangnya. Oleh karena itu manfaat dari pelatihan bisa dirasakan oleh karyawan dan perusahaan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada UD. Nisoku Kota Blitar ini terdapat karyawan yang kurang memiliki ketrampilan kerja dan karyawan yang sering keluar dari perusahaan dan adanya karyawan baru yang masuk di perusahaan. Hal ini mengakibatkan menurunnya jumlah produksi pada UD. Nisoku Kota Blitar ini. Hal ini terbukti dari data jumlah produksi pada UD. Nisoku Kota Blitar ini, menyatakan bahwa jumlah produksi yang dihasilkan oleh UD. Nisoku Kota Blitar pada tahun 2011 sampai dengan 2015 mengalami penurunan. Biaya produksi pisau pada UD. Nisoku Kota Blitar ini dari tiap tahun mengalami peningktan. Baik biaya produksi pisau dapur, pisau ternak dan pisau militer. Hal ini terjadi karena bahan baku yang digunakan dari hari ke hari mengalami peningkatan, dan akhirnya pihak perusahaan sendiri meningkatkan biaya produksi pisau agar UD. Nisoku tidak mengalami kerugian dalam menjual pisau-pisaunya. Kemudian, pad UD. Nisoku kota Blitar ini, jika mendapati karyawan yang kurang memiliki ketrampilan, pihak pimpinan atau pemilik perusahaan haruslah memperhatikan langsung karyawannya. Perhatian langsung ini seperti pemilik perusahaan dengan memberikan bekal pelatihan, seperti pelatihan sumber daya manusia, pelatihan tentang pembuatan pisau, pelatihan pengetahuan keamanan dalam bekerja. Pelatihan berguna untuk memberikan pengetahuan langsung pada karyawan yang kurang memiliki kerampilan pada bidang pembuatan pisau. Setelah karyawan mendapatkan pengetahuan dalam pelatihannya, karyawan dapat langsung menerapan pada bidang pekerjaannya. Saran Saran untuk UD. Nisoku Kota Blitar ini adalah diberikannya pelatihan dalam bidang pembuatan pisau pada karyawan baru dan karyawan yang kurang memiliki ketrampilan yang bekerja pada UD. Nisoku kota Blitar ini. Pelatihan ini seperti pelatihan cara membuat pisau dengan baik, pelatihan sumber daya manusia seperti halnya karyawan diberikan pengetahuan tentang cara menjadi sumber daya manusia yang bagus, diberikan pengetahuan agar karyawan bisa 383 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 3 (2015) telaten dalam memproduksi pisau. Semua ini bertujuan agar karyawan yang bekerja pada UD. Nisoku Kota Blitar ini lebih menjadi karyawan yang berkualitas, sehingga produk yang dihasilkannya juga mempunyai kualitas baik yang siap jual. Dalam merekrut atau penerimaan karyawan perlu juga diperhitungkan adanya seleksi yang ketat yaitu harus mempunyai latar belakang pendidikan yang baik, mempunyai pengalaman yang luas, menguasai ilmu praktek, mempunyai kecerdasan serta intelegensi yang baik sehingga dalam pencapaian kedewasaan bekerja lebih matang dan sempurna serta mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dalam perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Mankiw, N. Gregory., Quah, Euston dan Wilson, Peter. 2013. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat. PB Triton. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Partnership dan Kolektivitas. Yogyakarta: Tugu Publisher. Salvatore, Dominick. 2011. Ekonomi Manajerial. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Inayati Afifah, Pella Darmin Ahmad. 2011. Talent Management. Jakarta Pusat: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sitomurang, Alam. 2007. Ekonomi untuk SMA dan MA. Jakarta: Esis Penerbit Erlangga. Baniaji Deski. 2009. Analisa Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap Jumlah Produksi Mebel Pada UD. Jepara Surakarta. Surakarta: digilib.uns.ac.id Zayid Mohammad. 2013. Analisa pengaruh Ketrampilan Tenaga kerja Dan Modal Terhadap Jumlah Produksi Industri Kecil Sangkar Burung Di. Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember. Jember: repository.unej.ac.id Rahman Rani. 2008. Pengaruh Ketrampilan Tenaga Kerja Terhadap Jumlah Produksi (Studi Kasus Pada Perusahaan Galunggung Raya Block Tasikmalaya). Tasikmalaya: imanph.files.wordpress.com Komaryati Nur. 2013. Pengembangan Faktor Produksi Alam, Modal Usaha, Tenaga Kerja dan Ketrampilan Tenaga Kerja Untuk Meningkatkan Jumlah Produksi Garam Kabupaten Jepara. Jepara: eprints.umk.ac.id Matindas R. 2005. Manajemen S.D.M lewat Konsep A.K.U. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti. Swastha, Basu dan Ibnu Sukotjo, W. 2007. Pengantar Bisnis Modern. Yogjakarta: Penerbit Liberty Yogyakarta. Sumarsono, Sonny. 2009. Teori dan Kebijakan Publik Ekonomi Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ritonga M. T, Firdaus Yoga, Wahono Tri, Sunarto Sidik, Arief Raziek, Nurcahyo Heru, Hutabarat Delina, Suwandi Darmawan. 2007. Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PT. Phibeta Aneka Gama. Rahardja Prathama, Manurung Mandala. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan Makroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sastrohadiwiryo, Dr. B. Siswanto. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrati dan Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 384 ISSN: 2407-2680 MPA Siagian P dan Prof. Dr. Sondang. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Rivai Prof. Dr. H. Veithzal dan Sagala Ella Jauvani, S. Psi, M. Sc. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Prof. Fathoni DR. H. Abdurrahman M. Si. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Drs. Manullang M. 2006. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 385