Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24 Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi ANALISIS KRITIS VISUALISASI GAME COOKING MAMA DALAM KONTEKS IDEOLOGI DAN SIMULASI Miki Tjandra (Email: [email protected]) Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Surya Sumantri, MPH No. 65, Bandung, Indonesia ABSTRAK Game Cooking Mama merupakan sebuah game simulasi memasak produksi Jepang yang sangat terkenal dan dapat dimainkan dalam berbagai jenis mobile platform, termasuk diantaranya smartphone. Melalui game ini pemain diperkenalkan pada dunia memasak secara virtual. Visualisasi game, khususnya visualisasi karakter dan objek dalam game, memperlihatkan sisipan makna dari perspektif ideologis dengan tujuan untuk menghasilkan pencitraan tertentu. Pemain mengikuti instruksi dari karakter ‘Mama’ dan melakukan berbagai gerakan kegiatan memasak dalam wujud simulasi yang merupakan abstraksi dari kegiatan memasak yang sesungguhnya. Esai ini menganalisis secara kritis konteks ideologi dan simulasi dalam game Cooking Mama. Kata Kunci: simulasi, memasak, visual, karakter, ideologi. ABSTRACT Cooking Mama is a famous cooking simulation game which can be played in a variety of mobile platforms and smartphones. The game introduces players to the world of cooking in a virtual environment. The visualization of gaming, especially the characters and objects in the game, exposing some interpolation of ideological perspectives through the images to generate specific meanings. The players follow the instructions of a lead character named ‘Mama’ and do an array of kinesthetic activities of ‘cooking’ in a simulation, which is in the form of the abstraction of real cooking activities. This essay analyzes the critical context of ideology and simulation in the Cooking Mama game. Keywords: cooking, simulation, visual, character, ideology. 13 Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24 Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi PENDAHULUAN Game Cooking Mama adalah sebuah game melakukan kesalahan atau tidak selesai pada simulasi memasak yang berasal dari Jepang batas waktu yang ditetapkan, karakter mama dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai akan ditampilkan dengan emosi marah dan bahasa. Game tersebut sangat laris dan mata berapi diikuti baris kata “Don’t worry, hingga saat ini masih terus diproduksi dan Mama will fix it!”. Saat seluruh proses dikembangkan game mengolah sebuah masakan selesai, pemain platform, khususnya mobile console dan akan mendapatkan reward berupa medali smartphone. Melalui sudut pandang first- perunggu, person view, pemain ditugaskan untuk pencapaian mereka. Medali ditempatkan di memasak berbagai jenis masakan mengikuti samping ikon masakan sebagai penanda instruksi dari sebuah karakter digital yang pencapaian tertinggi (high-score) dalam disebut ‘Mama’. Pemain melakukan gerakan menu pilihan game. tertentu dalam berbagai menggunakan sejenis perak atau emas sesuai pena (disebut stylus) atau jarinya pada layar Adanya perilaku Pemain yang mengikuti sentuh aktivitas instruksi dari karakter ‘Mama’ dan melakukan memasak seperti memotong, mengupas, berbagai gerakan kegiatan memasak dalam menggoreng, mengaduk, menabur bumbu, wujud simulasi yang merupakan abstraksi hingga menata masakan di atas piring. Setiap dari kegiatan memasak yang sesungguhnya aktivitas memasak ditampilkan dalam menjadi menarik untuk dianalisa lebih sebuah mini-game tersendiri dengan dalam dalam konteks ideologi dan simulasi untuk mensimulasikan batasan waktu tertentu. Pemain perlu game. menyelesaikan beberapa aktivitas memasak secara berurutan untuk sebuah masakan. Karakter menyelesaikan Mama yang ditampilkan secara ilustratif (berwujud ikon dengan gaya Manga) akan menilai setiap tahapan proses aktivitas memasak yang dilakukan pemain. Jika hasilnya memuaskan (diselesaikan secara akurat dan cepat), karakter Mama akan ditampilkan dengan ekspresi bahagia diikuti baris kata “Perfect! Gambar 1. Tampilan ekspresi saat pemain sukses menyelesaikan sebuah masakan Sumber: www.bluecg.net Just as skilled as Mama!”. Jika pemain 14 Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24 Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi bagian, yaitu pertama: tampilan visual karakter Mama dan objek yang tampil bersamaan/ mendukung karakter Mama, dan kedua: tampilan serta simulasi kegiatan/ proses memasak yang telah diabstraksi. PEMBAHASAN Ideologi – Stereotip – Gender Gambar 2. Tampilan ekspresi saat pemain gagal menyelesaikan sebuah masakan Sumber: www.sfweekly.com Game Cooking Mama dirancang berdasarkan ideologi bahwa memasak merupakan tugas METODE PENELITIAN yang dibebankan pada perempuan dan Dalam penelitian ini penulis menganalisis tampilan visual game Cooking Mama secara kualitatif berdasarkan teori-teori yang didapatkan melalui studi literatur dalam konteks budaya, yaitu dari Gottman, Valentine, dan Sayer untuk teori mengenai ideologi, stereotip dan gender, serta dari Aarsheth, Baudrillard dan Juul untuk teori yang berhubungan dengan simulasi dan dilakukan di rumah (domestik). Ideologi tersebut telah menjadi karakteristik dari seluruh kelas masyarakat (bawah, menengah, atas) di hampir setiap tempat (Gottman, 1988). Kenyataan bahwa banyak laki-laki juga memasak dan sebagian besar koki yang bekerja di restoran adalah laki-laki tetap tidak mengubah pandangan umum (stereotip) yang sudah mengakar. abstraksi dalam game. Beberapa studi yang berkaitan dengan isu gender dan simulasi yang telah dimuat internasional juga dalam ditilik jurnal sebagai pembuktian dan penekanan teori. Dalam sistem patriarch (laki-laki sebagai pihak dominan) terdapat asumsi kuat bahwa memasak di rumah merupakan tanggung jawab pihak perempuan dan hal tersebut sudah menjadi sebuah kewajiban, bukan Pembahasan metode dilakukan deskriptif interpretatif dengan tampilan visual game ditelaah secara kritis. bertujuan menggunakan mengungkap Cooking Mama Penelitian ini permasalahan perancangan konten visual game Cooking sebuah pilihan. Perempuan dipercaya dapat memasak lebih baik karena memiliki karakteristik lembut dan memiliki perhatian lebih. Laki-laki memiliki tugas berbeda yaitu bekerja di luar rumah mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Mama dalam fokus yang berbeda pada dua 15 Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24 Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi reproduksi makna posisi wanita yang lebih lemah dibandingkan pria (Sayer, 2005: 287). Gambar 3. Ideologi patriach dan stereotip pembagian tanggung jawab Sumber: www.nwiizone.com Dasar dari asumsi tersebut sebenarnya merupakan sebuah konstruksi sosial berupa sistem gender yang terus dipertahankan dari masa era klasik hingga saat ini. Sistem gender tersebut didukung berbagai media massa terutama majalah, iklan dan buku memasak yang terus-menerus mereproduksi pesan bahwa wanita harus mampu memasak dan melayani keluarga demi kebahagiaan keluarga, serta menempatkan wanita di dapur sebagai ‘wilayah’-nya. Sistem gender senantiasa mengakibatkan ketidakseimbangan beban tugas antara pihak pria dan wanita hingga masa kini pihak pria cukup bekerja dan mendapatkan gaji, sedangkan pihak wanita walaupun sudah bekerja dan mendapatkan gaji tetap dituntut bekerja lebih dengan melakukan pekerjaan rumah seperti memasak dan mencuci (Valentine, 1999: 494). Pekerjaan ‘sukarela’ tersebut merupakan sebuah Gambar 4. Sistem gender wanita melakukan pekerjaan domestik yaitu memasak dan mencuci Sumber: www.nwiizone.com Game Cooking Mama menampilkan karakter Mama sebagai tokoh utama. Sebagai stereotip seorang ibu muda yang senang bekerja di rumah, karakter Mama memiliki suatu sistem kode berupa kain penutup kepala sekaligus pengikat rambut dan celemek sepanjang lutut. Objek yang dipakai Mama selain berfungsi melindungi tubuh dari kotoran saat bekerja juga merupakan simbol pekerjaan domestik, terutama di Jepang. Celemek berkantung diasosiasikan dengan kegiatan memasak (walaupun terkadang juga digunakan untuk melukis atau mengecat). Karakter Mama menampilkan kesan bersih melalui kemeja putih tangan panjang yang dipakainya, lengkap dengan celana panjang biru (jeans) 16 Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24 Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi dan sepatu putih. Selain pandangan bahwa tingkah lakunya. Mama seorang pencinta juru masak harus selalu memperhatikan segala jenis masakan yang percaya bahwa kebersihan diri agar masakan yang dibuatnya masakan terjamin kebersihannya, visualisasi karakter menggunakan Mama menampilkan ideologi lain bahwa dihidangkan wanita harus tampil menarik setiap saat. mempersatukan keluarga/ manusia dan Walaupun sudah bekerja berat, penampilan membuat diri tetap harus dijaga. Karakter Mama selalu menyenangkan. Hal ini terlihat melalui tampil segar, bersih, bersemangat. komentar Mama tentang masakan, variasi yang dibuat dengan baik, bahan terbaik dan dengan baik akan dunia menjadi lebih masakan yang berasal dari berbagai penjuru Stereotip dari wanita domestik ideal juga dunia, serta berbagai bendera dari negara ditampilkan melalui karakter Mama yakni berbeda di belakang karakter Mama pada berwajah bersih, bermata besar, berkulit sampul depan game. putih, bertubuh berpenampilan rapi. langsing, dan Mama tidak ditampilkan dalam keadaan gemuk, sedang hamil, bertelanjang kaki, berkulit hitam dan sebagainya yang dianggap kurang sesuai. Perlu diketahui bahwa stereotip yang ada mengacu pada budaya Jepang dan Asia pada umumnya karena game Cooking Mama dibuat di Jepang. Bahkan suara karakter Mama diperdengarkan cukup lembut, ceria Gambar 5. Tampilan berbagai jenis masakan yang berbeda secara bersamaan di atas satu meja Sumber: www.hifigame.com dan tegas dengan pitch agak tinggi untuk memberi kesan cute. Perbandingan proporsi kepala besar dengan tubuh kecil karakter Mama di Jepang dikenal dengan sebutan SD (super-deformed) dan banyak disukai anakanak serta remaja. Karakter Mama sendiri sebagai juru masak Gambar 6. Tampilan bendera dari berbagai negara pada latar belakang sampul depan game Sumber: www.imgkid.com virtual memiliki ideologi yang mendasari 17 Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24 Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi Game Cooking Mama masih merupakan masalah tersendiri. Walaupun baik secara bagian anak konten maupun visual game Cooking perempuan yang didominasi oleh boneka, Mama mengandung banyak stereotip putri-putri cantik, fashion (termasuk gelang, perempuan dari stereotip mainan cermin, dan sebagainya) dan masak-masakan. Penggunaan warna merah muda (pink) masih sangat dominan sebagai stereotip warna perempuan. Walaupun pada kenyataannya anak perempuan belum tentu semuanya senang dengan warna pink, muda, karakter Mama memiliki banyak segi positif. Mama menjadi contoh ibu rumah tangga yang baik, ramah, rajin, produktif, mandiri, sabar dan anggun (berwibawa). Tujuan game Cooking desainer produk (termasuk game) yang Mama sendiri sangat baik dan tidak sebagian besar mempertahankan adalah laki-laki tetap membuat gender yang membantu Mama (yang sebenarnya sistem menjadi pembeda perempuan dan laki-laki. tidak stres. Pemain berperan membutuhkan menyelesaikan masakan bantuan) mengikuti Menurut Piaget, semua anak menyukai resep dan proses yang ada. Pemain warna cerah, ramah, bentuk membulat dan dilatih dunia imajinasi. Anak perempuan lebih menyukai permainan jika mereka bisa membuat karakter sendiri, memiliki banyak interaksi, membentuk hubungan sosial dan memecahkan suatu masalah. Perempuan lebih bersifat analitis daripada kompetitif sehingga lebih menyukai game yang menantang diri sendiri. Game Cooking Mama tepat mengarah pada target audiencenya karena tidak memaksakan karakter yang dimainkan (pemain berperan sebagai diri sendiri), dapat memilih masakan apa yang ingin dibuat, memiliki banyak sekali variasi dalam memainkan/ melakukan kegiatan memasak, memasak dan setiap tahapan membutuhkan proses pemecahan untuk bertindak sosial, memahami dan menghargai proses memasak yang dalam kehidupan nyata sangatlah melelahkan. Simulasi – Realitas – Abstraksi Game Cooking Mama merupakan sebuah permainan simulasi memasak yang ditargetkan untuk anak-anak dan remaja. Bahan masakan, alat-alat memasak, dapur tempat memasak, hingga masakan yang sudah jadi direpresentasikan dalam bentuk graphical image yang disederhanakan. Pemain berperan sebagai juru masak yang melakukan simulasi proses serta aktivitas memasak di dapur mengikuti instruksi dari karakter Mama. 18 Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24 Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi bahwa Memasak dalam kenyataan sehari-hari anak-anakpun Penyederhanaan bisa memasak. bentuk, aktivitas merupakan pekerjaan yang cukup berat dan sederhana yang dilakukan dan visualisasi memakan grafis banyak waktu. Kegiatannya yang cerah mencakup perencanaan ingin memasak apa, abstraksi dari belanja dan memilih bahan masakan yang sesungguhnya. merupakan kenyataan sebuah memasak baik, menyimpan bahan masakan agar tidak rusak, persiapan bahan untuk dimasak (mencuci, mengupas, memotong, mencincang, dan lain-lain), memasak sambil memberi bumbu, menghidangkan masakan, dan mencuci alat masak serta membuang ampas sisa masakan (Mennell, Marcott, & van Orlando, 1996: 96). Hal tersebut telah mengakibatkan banyak wanita menjadi kecapaian, stres dan tidak stabil emosinya sehingga kegiatan memasak mulai ditinggalkan. Wanita karir yang sibuk bekerja memilih membawa seluruh Gambar 7. Simulasi kegiatan memotong tomat Sumber: www.gamespot.com anggota keluarga makan di restoran. Kelompok feminis mendukung perubahan budaya makan tersebut karena secara langsung mengurangi ketidakseimbangan beban tugas yang ada dalam sistem gender. Namun sisi negatifnya adalah hilangnya kemampuan memasak yang merupakan salah satu skill penting dalam hidup. Gambar 8. Simulasi kegiatan mengolah daging Sumber: www.ign.com Game Cooking Mama menampilkan kegiatan memasak sebagai suatu realitas yang menyenangkan. Dalam simulasinya, kegiatan memasak dibuat sangat mudah dan sederhana sehingga menimbulkan asumsi Dalam gambar 7 dan 8, pemain memotong tomat serta mengaduk bumbu dan daging menggunakan ‘tangan’-nya (secara virtual). Meja, mangkuk, bahkan tangan yang menyentuh daging akan selalu tampak 19 Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24 Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi bersih. Jika seorang anak melakukan hal menyebutnya sesungguhnya, akan terdapat dua unsur dasar yaitu rules (real) belepotan kemana-mana. Demikian juga dan fiction. Kombinasi dua unsur inilah yang dalam gambar 9, panas minyak, api dan panci membentuk sebuah dunia virtual atau penggorengan tidak akan dirasakan pemain. simulasi. hampir dipastikan sebagai Half-Real yakni Hal sesungguhnya dapat membahayakan “Half-Real refers to the fact that video anak-anak. games are two different things at the same time: video games are real in that they consist of real rules with which players actually interact, and in that winning or losing a game is a real event. However, when winning a game by slaying a dragon, the dragon is not a real dragon but a fictional one. To play a video game is therefore be interact with real rules while imagining a fictional world, a Gambar 9. Simulasi kegiatan menggoreng tempura (kiri) dan memanggang daging (kanan) Sumber: www.ign.com video game is a set of rules as well as a fictional world” (Jull, 2005). Tampilan objek dalam game Cooking Mama dapat disebut simulacra karena bentuk sebenarnya adalah kumpulan pixel yang disusun menyerupai tampilan objek aslinya. Seluruh objek, aktivitas memasak, dapur dan karakter Mama berada dalam dunia fiktif yang memiliki aturan dan batasan tersendiri. Dalam game Cooking Mama terdapat dua hal yang berlawanan/ kontras: sebagai representasi sebuah dapur dengan orangorang di dalamnya, bahan dan alat memasak; dan bukan sebagai sebuah dapur karena Pemain hanya dapat melakukan hal-hal tertentu yang sudah diatur program game dalam melakukan simulasi memasak, misalnya memotong dengan gerakan naik turun tanpa bisa mengubah sudut pisau atau menggeser talenan, menggoreng nuggets dengan minyak satu panci penuh yang sudah ditata penempatannya (hingga jumlah nuggets-nya sudah diatur). Bahkan pemain tidak bisa meninggalkan meja atau dapur sebelum proses selesai. pemain hanya dapat melakukan hal yang sudah diprogram dalam game. Jesper Juul 20 Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24 Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi Sudah disebutkan sebelumnya bahwa game Cooking Mama ditujukan pada anak-anak dan remaja, khususnya perempuan. Abstraksi lebih mampu membangkitkan imajinasi anak-anak dan remaja dibandingkan sesuatu yang terlalu realistis karena sudah tidak Gambar 10. Simulasi kegiatan memotong kentang dengan gerakan terbatas dan waktu yang sudah diatur Sumber: www.engadget.com disediakan tempat untuk imajinasi. Abstraksi juga membuat pemain lebih fokus pada permainan daripada detail gambar yang ‘indah’ atau informasi yang terlalu berlebihan. Simulasi dalam bentuk sebuah abstraksi menuntut agar objek ataupun aktivitas yang disimulasikan memiliki fungsi tertentu (Aarseth, 2005). Seperti dalam gambar 10 di Gambar 11. Simulasi kegiatan menggoreng nuggets dalam jumlah dan penempatan yang sudah diatur Sumber: www.engadget.com atas, objek yang ditampilkan semuanya memiliki fungsi/ makna. Pisau untuk memotong, kentang yang dapat dipotong Batasan-batasan dalam game Cooking Mama beserta potongan kecilnya, talenan yang bukanlah hal yang buruk, karena jika aktivitas diletakkan di atas meja, wallpaper dan yang dapat disimulasikan dibuat menjadi tempat garam serta merica sebagai latar lebih nyata lagi, maka game Cooking Mama belakang suasana dapur, hingga HUD (Head- akan menjadi terlalu sulit dan kurang Up Display) yang menunjukkan waktu, menarik Juul remote pengontrol, dan porsi makan empat menyebutnya Level of Abstraction, karena orang. Abstraksi hanya memperlihatkan hal- melalui abstraksi (penyederhanaan) inilah hal yang perlu dilihat/ dialami pemainnya genre (aliran) sebuah game dapat didesain. sesuai jenis game yang dimainkan. Bahkan untuk dimainkan. “The level of abstraction is the level sudut pandang pemain juga disimulasikan on which the player can act. The melalui abstraksi. Game Cooking Mama actions that are available to the terdiri dari banyak mini-game yang dapat player“ (Jull, 2005). dikategorikan sebagai puzzle dalam genrenya game puzzle biasa dilihat dari posisi atas 21 Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24 Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi berjarak dekat (seperti Solitaire, Zuma, dan Mahjong Medley). Tujuannya kembali pada fokus dan jumlah informasi yang dapat dilihat dalam waktu tertentu. Mini-game Cooking Mama setiap bagiannya harus diselesaikan dalam waktu kurang dari sepuluh detik. Oleh karena itu, tampilannya dibuat sangat sederhana dan jenis gerakan yang harus dilakukan pemain untuk Gambar 13. Simulasi kegiatan mengaduk sup dengan gerakan berputar dan menggeser tombol suhu Sumber: www.ign.com mensimulasikan kegiatan memasak sangat dibatasi (hanya satu sampai dua jenis gerakan berbeda dalam setiap proses memasak/ mini-game). Gambar 14. Simulasi kegiatan menyirami pasta dengan gerakan memiringkan panci Sumber: www.ign.com Gambar 12. Simulasi kegiatan memotong sayur dengan gerakan naik turun Sumber: www.ign.com PENUTUP Aktivitas memasak yang merupakan sebuah pekerjaan rumit dan berat serta diposisikan sebagai kewajiban wanita dalam sistem gender, ditampilkan dalam bentuk simulasi 22 Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24 Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi sederhana melalui game Cooking Mama tentang dengan remaja sesungguhnya. Tujuan game Cooking Mama (perempuan). Pada dasarnya anak laki-laki adalah menawarkan suatu bentuk hiburan dan perempuan sama-sama tertarik pada yang aktivitas memasak, namun mereka tidak ‘memasak’. dapat target anak-anak melakukannya dan tanpa aktivitas menyenangkan memasak di balik yang topeng didampingi orang tua. Aktivitas memasak sebenarnya DAFTAR PUSTAKA baik untuk perkembangan anak karena melatih konsep sebab akibat, konsep matematika, pengaturan urutan dan waktu, pengenalan objek, dan yang terpenting pengalaman nyata dalam hidup. Game Cooking Mama hanya merupakan pengenalan awal dari dunia memasak. Simulasi yang ditampilkan lebih ditujukan pada puzzle solving dan penggunaan image modelling yang menarik bagi anak-anak. Abstraksi yang dibuat menyederhanakan konsep memasak dan memberikan Aarseth, Espen. (2005). Doors and Perception: Fiction vs. Simulation in Games. Digital Arts and Culture Conference. Copenhagen. Baudrillard, Jean. (1988). Simulacra and Simulations. In Jean Baudrillard Selected Writing, edited by Mark Poster, p 166-184. Polity Press. Gottman, Erving. (1988). Gender Advertisement. Harper Collins College. Harris, Craig. (2006). IGN: Cooking Mama Review. http://ds.ign.com/articles/733/73355 5p1.html. diunduh 12 Mei 2011. perlindungan aman bagi pemainnya, namun menghilangkan sensasi indera dari memasak seperti rasa, bau, suara, suhu, tekstur bahan, Huizinga, Johan. (1980). Homo Ludens: A Study of The Play-Element in Culture. London: Routledge & Kegan Paul Ltd. dan lain sebagainya. Gerakan simulasi memasak yang dilakukan pemain dalam game juga sangat berbeda dengan aslinya. Cooking Mama adalah sebuah game dengan warna cerah, visualisasi manis (cute) dan Juul, Jesper. (2003). The Game, the Player, the World: Looking for a Heart of Gameness. In Level Up: Digital Games Research Conference Proceedings, edited by Marinka Copier and Joost Raessens, 30-45. Utrecht: Utrecht University. karakter unik yang memperkenalkan proses memasak melalui berbagai mini-game secara beraturan, menarik bagi anak-anak dan remaja, namun tidak mengajarkan Juul, Jesper. (2005). Half-Real: Video Games between Real Rules and Fictional Worlds. Cambridge, Massachusetts: MIT Press. 23 Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24 Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi Kaluzynska, Eva. (1980). Wiping the Floor with Theory: A Survey of Writings on Housework. In Feminist Review no.6, p 27-54. Mayra, Frans. (2008). An Introduction to Game Studies: Games in Culture. London: SAGE Publications Ltd. Mennell, S., Marcott, A. & van Orlando, A.H. (1996). Food in The Division of Labour at Home. In The Sociology of Food, Mennell et.91., p 95-111. Sayer, Liona C. (2005). Gender Time and Inequality: Trends in Women’s and Men’s Paid Work, Unpaid Work and Free Time. In Social Force vol. 84, no.1 (Sep 2005), p 285-303, University of Carolina Press. Tarkan, Sureyya. (2001). The Formal Specification of a Kitchen Environment. USA: University of Maryland. Valentine, Gill. (1999). Eating in Home, Consumption, and Identity. In The Sociological Review vol. 47, no.3, p 491-524, Warde, A. 1997. London: SAGE Publications Ltd. 24