analisis kritis visualisasi game cooking mama dalam konteks

advertisement
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24
Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi
ANALISIS KRITIS VISUALISASI GAME COOKING MAMA
DALAM KONTEKS IDEOLOGI DAN SIMULASI
Miki Tjandra
(Email: [email protected])
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Seni Rupa dan Desain
Universitas Kristen Maranatha
Jl. Prof. Drg. Surya Sumantri, MPH No. 65, Bandung, Indonesia
ABSTRAK
Game Cooking Mama merupakan sebuah game simulasi memasak produksi Jepang yang sangat terkenal
dan dapat dimainkan dalam berbagai jenis mobile platform, termasuk diantaranya smartphone. Melalui game
ini pemain diperkenalkan pada dunia memasak secara virtual. Visualisasi game, khususnya visualisasi
karakter dan objek dalam game, memperlihatkan sisipan makna dari perspektif ideologis dengan tujuan
untuk menghasilkan pencitraan tertentu. Pemain mengikuti instruksi dari karakter ‘Mama’ dan melakukan
berbagai gerakan kegiatan memasak dalam wujud simulasi yang merupakan abstraksi dari kegiatan
memasak yang sesungguhnya. Esai ini menganalisis secara kritis konteks ideologi dan simulasi dalam game
Cooking Mama.
Kata Kunci: simulasi, memasak, visual, karakter, ideologi.
ABSTRACT
Cooking Mama is a famous cooking simulation game which can be played in a variety of mobile platforms and
smartphones. The game introduces players to the world of cooking in a virtual environment. The visualization of
gaming, especially the characters and objects in the game, exposing some interpolation of ideological
perspectives through the images to generate specific meanings. The players follow the instructions of a lead
character named ‘Mama’ and do an array of kinesthetic activities of ‘cooking’ in a simulation, which is in the
form of the abstraction of real cooking activities. This essay analyzes the critical context of ideology and
simulation in the Cooking Mama game.
Keywords: cooking, simulation, visual, character, ideology.
13
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24
Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi
PENDAHULUAN
Game Cooking Mama adalah sebuah game
melakukan kesalahan atau tidak selesai pada
simulasi memasak yang berasal dari Jepang
batas waktu yang ditetapkan, karakter mama
dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai
akan ditampilkan dengan emosi marah dan
bahasa. Game tersebut sangat laris dan
mata berapi diikuti baris kata “Don’t worry,
hingga saat ini masih terus diproduksi dan
Mama will fix it!”. Saat seluruh proses
dikembangkan
game
mengolah sebuah masakan selesai, pemain
platform, khususnya mobile console dan
akan mendapatkan reward berupa medali
smartphone. Melalui sudut pandang first-
perunggu,
person view, pemain ditugaskan untuk
pencapaian mereka. Medali ditempatkan di
memasak berbagai jenis masakan mengikuti
samping ikon masakan sebagai penanda
instruksi dari sebuah karakter digital yang
pencapaian tertinggi (high-score) dalam
disebut ‘Mama’. Pemain melakukan gerakan
menu pilihan game.
tertentu
dalam
berbagai
menggunakan
sejenis
perak
atau
emas
sesuai
pena
(disebut stylus) atau jarinya pada layar
Adanya perilaku Pemain yang mengikuti
sentuh
aktivitas
instruksi dari karakter ‘Mama’ dan melakukan
memasak seperti memotong, mengupas,
berbagai gerakan kegiatan memasak dalam
menggoreng, mengaduk, menabur bumbu,
wujud simulasi yang merupakan abstraksi
hingga menata masakan di atas piring. Setiap
dari kegiatan memasak yang sesungguhnya
aktivitas
memasak
ditampilkan
dalam
menjadi menarik untuk dianalisa lebih
sebuah
mini-game
tersendiri
dengan
dalam dalam konteks ideologi dan simulasi
untuk
mensimulasikan
batasan waktu tertentu. Pemain perlu
game.
menyelesaikan beberapa aktivitas memasak
secara berurutan
untuk
sebuah masakan. Karakter
menyelesaikan
Mama yang
ditampilkan secara ilustratif (berwujud ikon
dengan gaya Manga) akan menilai setiap
tahapan proses aktivitas memasak yang
dilakukan pemain. Jika hasilnya memuaskan
(diselesaikan secara akurat dan cepat),
karakter Mama akan ditampilkan dengan
ekspresi bahagia diikuti baris kata “Perfect!
Gambar 1. Tampilan ekspresi saat pemain sukses
menyelesaikan sebuah masakan
Sumber: www.bluecg.net
Just as skilled as Mama!”. Jika pemain
14
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24
Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi
bagian, yaitu pertama: tampilan visual
karakter Mama dan objek yang tampil
bersamaan/ mendukung karakter Mama, dan
kedua: tampilan serta simulasi kegiatan/
proses memasak yang telah diabstraksi.
PEMBAHASAN
Ideologi – Stereotip – Gender
Gambar 2. Tampilan ekspresi saat pemain gagal
menyelesaikan sebuah masakan
Sumber: www.sfweekly.com
Game Cooking Mama dirancang berdasarkan
ideologi bahwa memasak merupakan tugas
METODE PENELITIAN
yang dibebankan pada perempuan dan
Dalam penelitian ini penulis menganalisis
tampilan visual game Cooking Mama secara
kualitatif
berdasarkan
teori-teori
yang
didapatkan melalui studi literatur dalam
konteks
budaya,
yaitu
dari
Gottman,
Valentine, dan Sayer untuk teori mengenai
ideologi, stereotip dan gender, serta dari
Aarsheth, Baudrillard dan Juul untuk teori
yang berhubungan dengan simulasi dan
dilakukan di rumah (domestik). Ideologi
tersebut telah menjadi karakteristik dari
seluruh kelas masyarakat (bawah, menengah,
atas) di hampir setiap tempat (Gottman,
1988). Kenyataan bahwa banyak laki-laki juga
memasak dan sebagian besar koki yang
bekerja di restoran adalah laki-laki tetap
tidak
mengubah
pandangan
umum
(stereotip) yang sudah mengakar.
abstraksi dalam game. Beberapa studi yang
berkaitan dengan isu gender dan simulasi
yang
telah
dimuat
internasional
juga
dalam
ditilik
jurnal
sebagai
pembuktian dan penekanan teori.
Dalam sistem patriarch (laki-laki sebagai
pihak dominan) terdapat asumsi kuat bahwa
memasak di rumah merupakan tanggung
jawab pihak perempuan dan hal tersebut
sudah menjadi sebuah kewajiban, bukan
Pembahasan
metode
dilakukan
deskriptif interpretatif dengan
tampilan
visual
game
ditelaah
secara
kritis.
bertujuan
menggunakan
mengungkap
Cooking
Mama
Penelitian
ini
permasalahan
perancangan konten visual game Cooking
sebuah pilihan. Perempuan dipercaya dapat
memasak
lebih
baik
karena
memiliki
karakteristik lembut dan memiliki perhatian
lebih. Laki-laki memiliki tugas berbeda yaitu
bekerja di luar rumah mencari penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Mama dalam fokus yang berbeda pada dua
15
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24
Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi
reproduksi makna posisi wanita yang lebih
lemah dibandingkan pria (Sayer, 2005: 287).
Gambar 3. Ideologi patriach dan stereotip pembagian
tanggung jawab
Sumber: www.nwiizone.com
Dasar dari asumsi tersebut sebenarnya
merupakan sebuah konstruksi sosial berupa
sistem gender yang terus dipertahankan
dari masa era klasik hingga saat ini. Sistem
gender tersebut didukung berbagai media
massa terutama majalah, iklan dan buku
memasak yang terus-menerus mereproduksi
pesan bahwa wanita harus mampu memasak
dan melayani keluarga demi kebahagiaan
keluarga, serta menempatkan wanita di
dapur sebagai ‘wilayah’-nya. Sistem gender
senantiasa
mengakibatkan
ketidakseimbangan beban tugas antara
pihak pria dan wanita hingga masa kini pihak
pria cukup bekerja dan mendapatkan gaji,
sedangkan pihak wanita walaupun sudah
bekerja
dan
mendapatkan
gaji
tetap
dituntut bekerja lebih dengan melakukan
pekerjaan rumah seperti memasak dan
mencuci (Valentine, 1999: 494). Pekerjaan
‘sukarela’
tersebut
merupakan
sebuah
Gambar 4. Sistem gender wanita melakukan
pekerjaan domestik yaitu memasak dan mencuci
Sumber: www.nwiizone.com
Game Cooking Mama menampilkan karakter
Mama
sebagai
tokoh
utama.
Sebagai
stereotip seorang ibu muda yang senang
bekerja di rumah, karakter Mama memiliki
suatu sistem kode berupa kain penutup
kepala sekaligus pengikat rambut dan
celemek sepanjang lutut. Objek yang
dipakai Mama selain berfungsi melindungi
tubuh dari kotoran saat bekerja juga
merupakan simbol pekerjaan domestik,
terutama di Jepang. Celemek berkantung
diasosiasikan dengan kegiatan memasak
(walaupun terkadang juga digunakan untuk
melukis atau mengecat). Karakter Mama
menampilkan kesan bersih melalui kemeja
putih tangan panjang yang dipakainya,
lengkap dengan celana panjang biru (jeans)
16
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24
Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi
dan sepatu putih. Selain pandangan bahwa
tingkah lakunya. Mama seorang pencinta
juru masak harus selalu memperhatikan
segala jenis masakan yang percaya bahwa
kebersihan diri agar masakan yang dibuatnya
masakan
terjamin kebersihannya, visualisasi karakter
menggunakan
Mama menampilkan ideologi lain bahwa
dihidangkan
wanita harus tampil menarik setiap saat.
mempersatukan keluarga/ manusia dan
Walaupun sudah bekerja berat, penampilan
membuat
diri tetap harus dijaga. Karakter Mama selalu
menyenangkan. Hal ini terlihat melalui
tampil segar, bersih, bersemangat.
komentar Mama tentang masakan, variasi
yang
dibuat
dengan
baik,
bahan
terbaik
dan
dengan
baik
akan
dunia
menjadi
lebih
masakan yang berasal dari berbagai penjuru
Stereotip dari wanita domestik ideal juga
dunia, serta berbagai bendera dari negara
ditampilkan melalui karakter Mama yakni
berbeda di belakang karakter Mama pada
berwajah bersih, bermata besar, berkulit
sampul depan game.
putih,
bertubuh
berpenampilan
rapi.
langsing,
dan
Mama
tidak
ditampilkan dalam keadaan gemuk, sedang
hamil, bertelanjang kaki, berkulit hitam dan
sebagainya yang dianggap kurang sesuai.
Perlu diketahui bahwa stereotip yang ada
mengacu pada budaya Jepang dan Asia pada
umumnya karena game Cooking Mama
dibuat di Jepang. Bahkan suara karakter
Mama diperdengarkan cukup lembut, ceria
Gambar 5. Tampilan berbagai jenis masakan yang
berbeda secara bersamaan di atas satu meja
Sumber: www.hifigame.com
dan tegas dengan pitch agak tinggi untuk
memberi kesan cute. Perbandingan proporsi
kepala besar dengan tubuh kecil karakter
Mama di Jepang dikenal dengan sebutan SD
(super-deformed) dan banyak disukai anakanak serta remaja.
Karakter Mama sendiri sebagai juru masak
Gambar 6. Tampilan bendera dari berbagai negara
pada latar belakang sampul depan game
Sumber: www.imgkid.com
virtual memiliki ideologi yang mendasari
17
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24
Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi
Game Cooking Mama masih merupakan
masalah tersendiri. Walaupun baik secara
bagian
anak
konten maupun visual game Cooking
perempuan yang didominasi oleh boneka,
Mama mengandung banyak stereotip
putri-putri cantik, fashion (termasuk gelang,
perempuan
dari
stereotip
mainan
cermin, dan sebagainya) dan masak-masakan.
Penggunaan warna merah muda (pink)
masih sangat dominan sebagai stereotip
warna
perempuan.
Walaupun
pada
kenyataannya anak perempuan belum tentu
semuanya senang dengan warna pink,
muda,
karakter
Mama
memiliki banyak segi positif. Mama
menjadi contoh ibu rumah tangga
yang baik, ramah, rajin, produktif,
mandiri,
sabar
dan
anggun
(berwibawa). Tujuan game Cooking
desainer produk (termasuk game) yang
Mama sendiri sangat baik dan tidak
sebagian
besar
mempertahankan
adalah
laki-laki
tetap
membuat
gender
yang
membantu Mama (yang sebenarnya
sistem
menjadi pembeda perempuan dan laki-laki.
tidak
stres.
Pemain
berperan
membutuhkan
menyelesaikan
masakan
bantuan)
mengikuti
Menurut Piaget, semua anak menyukai
resep dan proses yang ada. Pemain
warna cerah, ramah, bentuk membulat dan
dilatih
dunia imajinasi. Anak perempuan lebih
menyukai permainan jika mereka bisa
membuat karakter sendiri, memiliki banyak
interaksi, membentuk hubungan sosial dan
memecahkan suatu masalah. Perempuan
lebih bersifat analitis daripada kompetitif
sehingga
lebih
menyukai
game
yang
menantang diri sendiri. Game Cooking
Mama tepat mengarah pada target audiencenya karena tidak memaksakan karakter yang
dimainkan (pemain berperan sebagai diri
sendiri), dapat memilih masakan apa yang
ingin dibuat, memiliki banyak sekali variasi
dalam memainkan/ melakukan kegiatan
memasak,
memasak
dan
setiap
tahapan
membutuhkan
proses
pemecahan
untuk
bertindak
sosial,
memahami dan menghargai proses
memasak yang dalam kehidupan nyata
sangatlah melelahkan.
Simulasi – Realitas – Abstraksi
Game Cooking Mama merupakan sebuah
permainan
simulasi
memasak
yang
ditargetkan untuk anak-anak dan remaja.
Bahan masakan, alat-alat memasak, dapur
tempat memasak, hingga masakan yang
sudah jadi direpresentasikan dalam bentuk
graphical
image
yang
disederhanakan.
Pemain berperan sebagai juru masak yang
melakukan simulasi proses serta aktivitas
memasak di dapur mengikuti instruksi dari
karakter Mama.
18
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24
Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi
bahwa
Memasak
dalam
kenyataan
sehari-hari
anak-anakpun
Penyederhanaan
bisa
memasak.
bentuk,
aktivitas
merupakan pekerjaan yang cukup berat dan
sederhana yang dilakukan dan visualisasi
memakan
grafis
banyak
waktu.
Kegiatannya
yang
cerah
mencakup perencanaan ingin memasak apa,
abstraksi
dari
belanja dan memilih bahan masakan yang
sesungguhnya.
merupakan
kenyataan
sebuah
memasak
baik, menyimpan bahan masakan agar tidak
rusak, persiapan bahan untuk dimasak
(mencuci,
mengupas,
memotong,
mencincang, dan lain-lain), memasak sambil
memberi bumbu, menghidangkan masakan,
dan mencuci alat masak serta membuang
ampas sisa masakan (Mennell, Marcott, & van
Orlando, 1996: 96). Hal tersebut telah
mengakibatkan
banyak
wanita menjadi
kecapaian, stres dan tidak stabil emosinya
sehingga
kegiatan
memasak
mulai
ditinggalkan. Wanita karir yang sibuk bekerja
memilih
membawa
seluruh
Gambar 7. Simulasi kegiatan memotong tomat
Sumber: www.gamespot.com
anggota
keluarga makan di restoran. Kelompok
feminis mendukung perubahan budaya
makan tersebut karena secara langsung
mengurangi
ketidakseimbangan
beban
tugas yang ada dalam sistem gender. Namun
sisi negatifnya adalah hilangnya kemampuan
memasak yang merupakan salah satu skill
penting dalam hidup.
Gambar 8. Simulasi kegiatan mengolah daging
Sumber: www.ign.com
Game Cooking Mama menampilkan kegiatan
memasak
sebagai
suatu
realitas
yang
menyenangkan. Dalam simulasinya, kegiatan
memasak
dibuat
sangat
mudah
dan
sederhana sehingga menimbulkan asumsi
Dalam gambar 7 dan 8, pemain memotong
tomat serta mengaduk bumbu dan daging
menggunakan ‘tangan’-nya (secara virtual).
Meja,
mangkuk,
bahkan
tangan
yang
menyentuh daging akan selalu tampak
19
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24
Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi
bersih. Jika seorang anak melakukan hal
menyebutnya
sesungguhnya,
akan
terdapat dua unsur dasar yaitu rules (real)
belepotan kemana-mana. Demikian juga
dan fiction. Kombinasi dua unsur inilah yang
dalam gambar 9, panas minyak, api dan panci
membentuk sebuah dunia virtual atau
penggorengan tidak akan dirasakan pemain.
simulasi.
hampir
dipastikan
sebagai
Half-Real
yakni
Hal sesungguhnya dapat membahayakan
“Half-Real refers to the fact that video
anak-anak.
games are two different things at the
same time: video games are real in
that they consist of real rules with
which players actually interact, and
in that winning or losing a game is a
real event. However, when winning a
game by slaying a dragon, the
dragon is not a real dragon but a
fictional one. To play a video game is
therefore be interact with real rules
while imagining a fictional world, a
Gambar 9. Simulasi kegiatan menggoreng tempura
(kiri) dan memanggang daging (kanan)
Sumber: www.ign.com
video game is a set of rules as well as
a fictional world” (Jull, 2005).
Tampilan objek dalam game Cooking Mama
dapat disebut simulacra karena bentuk
sebenarnya adalah kumpulan pixel yang
disusun menyerupai tampilan objek aslinya.
Seluruh objek, aktivitas memasak, dapur dan
karakter Mama berada dalam dunia fiktif
yang memiliki aturan dan batasan tersendiri.
Dalam game Cooking Mama terdapat dua hal
yang
berlawanan/
kontras:
sebagai
representasi sebuah dapur dengan orangorang di dalamnya, bahan dan alat memasak;
dan bukan sebagai sebuah dapur karena
Pemain hanya dapat melakukan hal-hal
tertentu yang sudah diatur program game
dalam
melakukan
simulasi
memasak,
misalnya memotong dengan gerakan naik
turun tanpa bisa mengubah sudut pisau atau
menggeser talenan, menggoreng nuggets
dengan minyak satu panci penuh yang sudah
ditata
penempatannya
(hingga
jumlah
nuggets-nya sudah diatur). Bahkan pemain
tidak bisa meninggalkan meja atau dapur
sebelum proses selesai.
pemain hanya dapat melakukan hal yang
sudah diprogram dalam game. Jesper Juul
20
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24
Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa game
Cooking Mama ditujukan pada anak-anak dan
remaja, khususnya perempuan. Abstraksi
lebih mampu membangkitkan imajinasi
anak-anak dan remaja dibandingkan sesuatu
yang terlalu realistis karena sudah tidak
Gambar 10. Simulasi kegiatan memotong kentang
dengan gerakan terbatas dan waktu yang sudah diatur
Sumber: www.engadget.com
disediakan tempat untuk imajinasi. Abstraksi
juga membuat pemain lebih fokus pada
permainan daripada detail gambar yang
‘indah’
atau
informasi
yang
terlalu
berlebihan.
Simulasi dalam bentuk sebuah abstraksi
menuntut agar objek ataupun aktivitas yang
disimulasikan
memiliki
fungsi
tertentu
(Aarseth, 2005). Seperti dalam gambar 10 di
Gambar 11. Simulasi kegiatan menggoreng nuggets
dalam jumlah dan penempatan yang sudah diatur
Sumber: www.engadget.com atas, objek yang ditampilkan semuanya
memiliki
fungsi/
makna.
Pisau
untuk
memotong, kentang yang dapat dipotong
Batasan-batasan dalam game Cooking Mama
beserta potongan kecilnya, talenan yang
bukanlah hal yang buruk, karena jika aktivitas
diletakkan di atas meja, wallpaper dan
yang dapat disimulasikan dibuat menjadi
tempat garam serta merica sebagai latar
lebih nyata lagi, maka game Cooking Mama
belakang suasana dapur, hingga HUD (Head-
akan menjadi terlalu sulit dan kurang
Up Display) yang menunjukkan waktu,
menarik
Juul
remote pengontrol, dan porsi makan empat
menyebutnya Level of Abstraction, karena
orang. Abstraksi hanya memperlihatkan hal-
melalui abstraksi (penyederhanaan) inilah
hal yang perlu dilihat/ dialami pemainnya
genre (aliran) sebuah game dapat didesain.
sesuai jenis game yang dimainkan. Bahkan
untuk
dimainkan.
“The level of abstraction is the level
sudut pandang pemain juga disimulasikan
on which the player can act. The
melalui abstraksi. Game Cooking Mama
actions that are available to the
terdiri dari banyak mini-game yang dapat
player“ (Jull, 2005).
dikategorikan sebagai puzzle dalam genrenya game puzzle biasa dilihat dari posisi atas
21
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24
Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi
berjarak dekat (seperti Solitaire, Zuma, dan
Mahjong Medley). Tujuannya kembali pada
fokus dan jumlah informasi yang dapat
dilihat dalam waktu tertentu.
Mini-game Cooking Mama setiap bagiannya
harus diselesaikan dalam waktu kurang dari
sepuluh detik. Oleh karena itu, tampilannya
dibuat sangat sederhana dan jenis gerakan
yang
harus
dilakukan
pemain
untuk
Gambar 13. Simulasi kegiatan mengaduk sup dengan
gerakan berputar dan menggeser tombol suhu
Sumber: www.ign.com
mensimulasikan kegiatan memasak sangat
dibatasi (hanya satu sampai dua jenis
gerakan berbeda dalam setiap proses
memasak/ mini-game).
Gambar 14. Simulasi kegiatan menyirami pasta
dengan gerakan memiringkan panci
Sumber: www.ign.com Gambar 12. Simulasi kegiatan memotong sayur
dengan gerakan naik turun
Sumber: www.ign.com PENUTUP
Aktivitas memasak yang merupakan sebuah
pekerjaan rumit dan berat serta diposisikan
sebagai kewajiban wanita dalam sistem
gender, ditampilkan dalam bentuk simulasi
22
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24
Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi
sederhana melalui game Cooking Mama
tentang
dengan
remaja
sesungguhnya. Tujuan game Cooking Mama
(perempuan). Pada dasarnya anak laki-laki
adalah menawarkan suatu bentuk hiburan
dan perempuan sama-sama tertarik pada
yang
aktivitas memasak, namun mereka tidak
‘memasak’.
dapat
target
anak-anak
melakukannya
dan
tanpa
aktivitas
menyenangkan
memasak
di
balik
yang
topeng
didampingi
orang tua. Aktivitas memasak sebenarnya
DAFTAR PUSTAKA
baik untuk perkembangan anak karena
melatih
konsep
sebab
akibat,
konsep
matematika, pengaturan urutan dan waktu,
pengenalan objek, dan yang terpenting
pengalaman nyata dalam hidup.
Game Cooking Mama hanya merupakan
pengenalan awal dari dunia memasak.
Simulasi yang ditampilkan lebih ditujukan
pada puzzle solving dan penggunaan image
modelling yang menarik bagi anak-anak.
Abstraksi yang dibuat menyederhanakan
konsep
memasak
dan
memberikan
Aarseth, Espen. (2005). Doors and Perception:
Fiction vs. Simulation in Games. Digital
Arts
and
Culture
Conference.
Copenhagen.
Baudrillard, Jean. (1988). Simulacra and
Simulations. In Jean Baudrillard
Selected Writing, edited by Mark
Poster, p 166-184. Polity Press.
Gottman,
Erving.
(1988).
Gender
Advertisement. Harper Collins College.
Harris, Craig. (2006). IGN: Cooking Mama
Review.
http://ds.ign.com/articles/733/73355
5p1.html. diunduh 12 Mei 2011.
perlindungan aman bagi pemainnya, namun
menghilangkan sensasi indera dari memasak
seperti rasa, bau, suara, suhu, tekstur bahan,
Huizinga, Johan. (1980). Homo Ludens: A
Study of The Play-Element in Culture.
London: Routledge & Kegan Paul Ltd.
dan lain sebagainya. Gerakan simulasi
memasak yang dilakukan pemain dalam
game juga sangat berbeda dengan aslinya.
Cooking Mama adalah sebuah game dengan
warna cerah, visualisasi manis (cute) dan
Juul, Jesper. (2003). The Game, the Player, the
World: Looking for a Heart of
Gameness. In Level Up: Digital Games
Research Conference Proceedings,
edited by Marinka Copier and Joost
Raessens, 30-45. Utrecht: Utrecht
University.
karakter unik yang memperkenalkan proses
memasak
melalui
berbagai
mini-game
secara beraturan, menarik bagi anak-anak
dan remaja, namun tidak mengajarkan
Juul, Jesper. (2005). Half-Real: Video Games
between Real Rules and Fictional
Worlds. Cambridge, Massachusetts:
MIT Press.
23
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1: 13-24
Miki Tjandra - Analisis Kritis Visualisasi Game Cooking Mama Dalam Konteks Ideologi dan Simulasi
Kaluzynska, Eva. (1980). Wiping the Floor with
Theory: A Survey of Writings on
Housework. In Feminist Review no.6, p
27-54.
Mayra, Frans. (2008). An Introduction to Game
Studies: Games in Culture. London:
SAGE Publications Ltd.
Mennell, S., Marcott, A. & van Orlando, A.H.
(1996). Food in The Division of Labour
at Home. In The Sociology of Food,
Mennell et.91., p 95-111.
Sayer, Liona C. (2005). Gender Time and
Inequality: Trends in Women’s and
Men’s Paid Work, Unpaid Work and
Free Time. In Social Force vol. 84, no.1
(Sep 2005), p 285-303, University of
Carolina Press.
Tarkan, Sureyya. (2001). The Formal
Specification of a Kitchen Environment.
USA: University of Maryland.
Valentine, Gill. (1999). Eating in Home,
Consumption, and Identity. In The
Sociological Review vol. 47, no.3, p
491-524, Warde, A. 1997. London:
SAGE Publications Ltd.
24
Download