Inovasi atau Speed to market? Bagi sebagian kalangan pelaku usaha, inovasi menjadi ‘panglima’ dalam menjalankan usaha atau bisnisnya. Slogan inovasi menjadi motto yang terpampang dan dijadikan spirit dalam menjalankan kegiatan usaha. Pembaca, dalam terminologi bisnis, inovasi merupakan proses penciptaan ide-ide kreatif untuk mengoptimalkan peluang yang diperoleh. Beberapa waktu yang lalu saya diminta untuk menjadi juri pada sebuah kompetisi bisnis mahasiswa. Sangat menarik, dan banyak ide-ide kreatif yang muncul pada kompetisi tersebut. Namun persoalannya adalah teman-teman mahasiswa kadang terlalu sibuk dengan proses kreasinya dan melupakan persoalan optimalisasi peluang bisnisnya. Bahkan karena terlalu kreatif, penemuan produk baru yang sama sekali belum ada di pasaran dan menjadi sesuatu unik yang mereka perlihatkan. Tentunya kreatif dan invention (penemuan) memang sesuatu yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis. Tapi yang perlu dicatat bahwa kedua proses tersebut seyogyanya berada dalam koridor bisnis yang profitable, applicable, workable, dan tentunya menjadi kata kunci keunggulan bersaing. Dalam kompetisi bisnis tersebut, istilah inovasi, kreatif dan invensi menjadi istilah kadang disamakan oleh sebagian peserta. Mari kita bahas ketiga istilah tersebut. Dalam terminologi bisnis, inovasi tentunya berbeda dengan istilah kreasi atau invensi. Apa yang membedakannya? Kreasi merupakan perwakilan dari proses thinking, sedangkan invensi merupakan perwakilan dari discovery yang tidak memperhatikan apakah layak atau tidak menjadi bisnis. Sedangkan inovasi merupakan kombinasi dari proses kreasi, dan bisa saja invensi namun yang bernilai bisnis atau layak untuk dikomersilkan. Sehingga proses kreatif dan invensi pada kegiatan bisnis tidaklah cukup tanpa disertai dengan business sense capability sehingga kedua luaran dari proses tersebut dapat diubah menjadi peluang bisnis. Sampai di sini mungkin sebagian anda akan mulai memahami perbedaan ketiga istilah tersebut. Lantas apa masalahnya kemudian? Pembaca, seperti yang dipaparkan di awal tulisan, inovasi selalu menjadi kata kunci bagi sebagian pelaku bisnis di mana saja, namun proses inovasi ini juga selalu diperhadapkan pada kecepatan untuk masuk ke pasar. Hampir sebagian hasil penelitian memperlihatkan terjadi trade-off antara inovasi dan speed to market. Penjelasan sederhananya yakni proses inovasi kadang memerlukan waktu yang tidak sebentar bahkan bisa cukup lama sehingga strategi inovasi kadang mengabaikan kecepatan untuk masuk ke pasar. Sebaliknya speed to market merupakan strategi yang berusaha memanfaatkan peluang baik melalui proses kreasi atau invensi ataupun hanya sekedar memenuhi apa yang diperlukan pasar. Tentunya strategi ini tidak terlalu memperhatikan proses inovasi secara penuh. Pembaca mungkin bertanya-tanya, mana yang lebih baik dari keduanya? Apakah inovasi atau speed to market ? Pembaca, kedua strategi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, terlalu mendewakan inovasi juga adalah tindakan yang kurang bijak secara bisnis karena inovasi tidak sekedar menawarkan keunikan atau novelty tapi juga business soundly based. Artinya inovasi memerlukan kejelian dalam mengamati kondisi pasar yang sangat dinamis serta mengedepankan aspek pencapaian kinerja yang superior baik profit, pangsa pasar, maupun kepuasan pelanggan. Tidak semua produk yang menggunakan strategi inovasi kemudian berhasil di pasar, contoh Tara Nasiku , pupuk Urea bebentuk tablet, Aqua Splash, atau cerita bagaimana produk-produk GM yang dicekoki oleh produk Jepang, atau bagaimana Xerox yang dipecundangi Canon, IBM yang kerepotan dengan ulah Microsoft dan Intel, dan banyak lagi. Berbagai produk tersebut sangat mengedepankan inovasi namun mengabaikan speed to market sehingga memberi ruang bagi pemain lain untuk masuk. Namun demikian tidak semua produk yang mengdepankan strategi speed to market berhasil di pasar taruhlah contoh kisah search engine “Wandex” yang merupakan mesin pencari pertama dan kemudian lenyap, atau bagaimana Google menjadi momok bagi mesin pencari yang muncul lebih awal sepery Lycos, AltaVista, Hotbot, dll. Apa yang bisa dipetik dari fenomena tersebut adalah bahwa hanya sekedar inovasi atau lebih cepat masuk ke pasar adalah tidak cukup. Pelaku usaha perlu melakukan kombinasi dari keduanya sehingga aspek inovasi memang sesuatu yang penting namun tetap mempertimbangkan bagaimana untuk masuk secara cepat ke pasar. Bagaimana caranya? Mulailah dengan membangun market sense capability, perkuat basis R&D, kenali pasar anda, sehingga anda dapat menawarkan produk/ jasa dengan faster, better, acceptable, unique, dan tentunya profitable. Selamat mencoba. Rizal, Pengajar Pemasaran di Departemen Manajemen FEUI