daftar isi - Gereja Kristus Yesus

advertisement
Tahap 6, No. 2
Maret – April 2013
DAFTAR ISI
Keluaran • Mazmur • 1 Korintus
Redaksi ............................................................................................. 3
Mengenal Keselamatan Melalui Kitab Keluaran................................ 4
Renungan Tanggal 1 – 23 Maret 2013 .............................................. 5
Apa yang Telah Kristus Lakukan bagi Kita?...................................... 29
Renungan Tanggal 24 Maret - 14 April 2013 .................................. 30
Mengenal Kota Korintus.................................................................. 53
Renungan Tanggal 15-30 April 2013 ............................................... 54
Daftar Gereja Sinode GKY ............................................................... 71
Diterbitkan oleh:
Sub Bid. Pembinaan Warga Gereja
Sinode Gereja Kristus Yesus
Ketua:
Pdt. Joni Sugicahyono
Editor Umum: GI. Purnama
Penulis:
GI. Purnama, GI. Wirawaty Yaputri
Alamat Redaksi
: Jl. Mangga Besar I/74, Jakarta 11180.
Telepon: (+62-21) 6010405-08.
Website: www.gky.or.id • e-Mail: [email protected]
Dapatkan dan bacalah renungan GEMA melalui:
1. Buku renungan.
2. Online di website GKY (www.gky.or.id - bagian literatur GEMA).
3. Unduh ke perangkat telepon genggam:
- www.fourteenfloor.com/files/gema-id-201303.jar
(GEMA bahasa Indonesia bulan Maret 2013).
- www.fourteenfloor.com/files/gema-id-201304.jar
(GEMA bahasa Indonesia bulan April 2013).
4. Unduh ke perangkat Android dan Apple (iPhone, iPad, dan iPod
Touch):
- www.gky.or.id lalu klik pada salah satu dari 2 pilihan (Android
atau IOS/iPhone, iPad, dan iPod Touch).
Gerakan Membaca Alkitab sejak tahun 1999
diterbitkan dwibulanan dalam bahasa Indonesia dan Mandarin.
Redaksi 
Salam sejahtera dalam kasih Kristus.
Kita hidup dalam dunia yang terus merosot. Bencana alam terus
terjadi dan menerjang wilayah yang semakin luas di seluruh dunia.
Bencana banjir yang terus berulang seolah-olah merupakan peringatan bahwa kesalahan manusia pada masa lalu yang telah mengabaikan
lingkungan hidup sekarang menuai hukuman. Tanpa perbaikan cara
hidup secara menyeluruh dalam masyarakat, bencana yang semakin
besar tidak akan bisa terbendung. Jakarta beruntung karena saat ini
memiliki pemimpin baru yang mencintai rakyat dan dicintai oleh sebagian besar rakyat Jakarta. Sekalipun permasalahan yang dihadapi oleh
kota Jakarta amat ruwet, adanya pemimpin yang baik memberikan
secercah harapan.
Dalam GEMA edisi kali ini, kita akan merenungkan Kitab Keluaran,
Surat 1 Korintus, dan beberapa pasal Kitab Mazmur. Kita juga akan
mengikuti renungan khusus menyangkut Masa Sengsara Tuhan Yesus
dan Paskah. Sesuai dengan namanya, Kitab Keluaran membahas tentang peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Tanah Mesir. Kitab Keluaran ini memberikan gambaran tentang keselamatan yang kita miliki
di dalam Kristus. Surat 1 Korintus membahas berbagai persoalan yang
terdapat dalam gereja di kota Korintus. Surat ini secara tidak langsung
menunjukkan bahwa gereja bukan tempat orang-orang yang sudah
sempurna, melainkan tempat bagi orang-orang percaya untuk saling
menumbuhkan. Renungan khusus Masa Sengsara dan Paskah akan
menuntun kita untuk menghayati apa yang telah Kristus lakukan bagi
kita. Kami berharap bahwa penghayatan ini akan membuat Paskah tahun ini menjadi lebih bermakna bagi kita.
Kami bersyukur bahwa sekalipun dengan susah payah, sampai saat
ini, GEMA masih bisa terbit pada waktunya. Kami mohon maaf bila
di sana sini kesalahan tidak selalu bisa terhindarkan. Selain kepada
para penulis, secara khusus kami hendak mengucapkan terima kasih
kepada para penerjemah yang telah bekerja keras untuk bisa menghadirkan GEMA bagi para pembaca berbahasa Mandarin. Bila di antara
pembaca ada yang tergerak untuk membantu penerjemahan ke bahasa Mandarin, silakan menghubungi redaksi GEMA dan kami akan
menyambut dengan senang hati. Kiranya Tuhan memakai GEMA edisi
ini untuk menjadi berkat bagi para pembaca sekalian.
Mengenal Keselamatan Melalui Kitab Keluaran
P
eristiwa Allah menuntun bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir dengan
tangan-Nya yang kuat merupakan peristiwa besar yang harus senantiasa
diingat oleh umat Israel. Peristiwa ini merupakan tanda bahwa Allah mengasihi bangsa Israel dan bahwa Allah telah memilih bangsa Israel untuk menjadi umat pilihan Allah (Ulangan 4:37). Peristiwa ini merupakan peristiwa
yang benar-benar terjadi dalam sejarah, tetapi peristiwa ini sekaligus merupakan gambaran tentang keselamatan yang tersedia di dalam Kristus. Kisah
tentang bagaimana Allah mempersiapkan Musa menjadi pemimpin bangsa
Israel dan bagaimana Allah memaksa Firaun melepaskan bangsa Israel untuk meninggalkan Mesir merupakan gambaran tentang bagaimana seseorang bisa memperoleh keselamatan, sedangkan peristiwa-peristiwa yang
terjadi di padang gurun sebelum bangsa Israel sampai di Tanah Kanaan merupakan gambaran tentang kehidupan orang percaya setelah memperoleh
keselamatan.
Penyiapan Musa untuk menjadi pemimpin yang membawa bangsa
Israel keluar dari Tanah Mesir merupakan gambaran dari bagaimana Allah
mempersiapkan dan memakai orang percaya untuk menyampaikan berita
keselamatan di dalam Yesus Kristus kepada orang-orang yang belum percaya. Firaun—yang mencegah bangsa Israel meninggalkan Mesir merupakan
gambaran dari si Iblis yang berusaha mencegah orang berdosa memperoleh
keselamatan. Mujizat-mujizat yang dibuat Allah melalui Musa merupakan
gambaran dari peperangan rohani yang harus dijalani untuk membawa
orang berdosa kepada keputusan untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Peristiwa Paskah Yahudi (renungan 9 Maret) merupakan gambaran dari peristiwa penebusan yang dilakukan oleh Yesus Kristus di kayu
salib. Kemah Suci sebagai pusat ibadah orang Yahudi mencerminkan ibadah
Kristen yang seharusnya pada masa kini, walaupun Kemah Suci dengan gereja memiliki beberapa perbedaan mendasar yang disebabkan karena telah
digenapinya berbagai simbol dari Kemah Suci dalam diri Tuhan Yesus. Perjalanan bangsa Israel menuju Kanaan yang penuh dinamika merupakan gambaran dari kehidupan orang percaya yang diwarnai oleh adanya godaan, kegagalan, dan pemulihan. Adanya godaan untuk meniru kebiasaan kafir yang
bertentangan dengan kehendak Allah merupakan gambaran dari adanya
pergumulan dari orang percaya pada masa kini untuk menjalani kehidupan
yang baru yang bertentangan dengan kecenderungan manusia lama yang
duniawi. [P]
Jumat
Allah Peduli
1
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 1-2
Saat Anda menghadapi masalah berat yang tidak sanggup Anda atasi,
kepada siapa Anda akan pergi mencari pertolongan? Pada umumnya,
orang yang memerlukan pertolongan akan mencari orang tua, saudara, keluarga, pemimpin, orang yang memegang kekuasaan, orang yang
kaya, atau teman dekat. Akan tetapi, walaupun mereka mungkin berniat
untuk menolong, mereka belum tentu selalu bisa diandalkan karena kesediaan dan kemampuan mereka untuk menolong terbatas. Sampai batas tertentu, mereka tidak akan bisa menolong atau mereka tidak akan
bersedia menolong lagi. Hanya Allah yang selalu peduli dan selalu bisa
diandalkan.
Bagi bangsa Israel, Firaun adalah penolong dan pelindung mereka
karena Firaun berhutang budi kepada Yusuf (Kejadian 47:1-11). Akan
tetapi, setelah Yusuf mati dan Firaun yang memerintah Mesir sudah tidak mengenal Yusuf lagi, Firaun yang sedang berkuasa berubah menjadi
“monster” yang menindas bangsa Israel (Keluaran 1:8-22). Firaun berikutnya yang memerintah Mesir pun juga tetap menindas bangsa Israel.
Dalam keadaan seperti itu, bangsa Israel berseru-seru kepada Allah
memohon pertolongan (2:23).
Walaupun Allah mendengar erangan umat-Nya (2:24), bila kita
adalah umat Israel saat itu, kita tidak akan melihat perubahan apa pun.
Selama puluhan tahun, bangsa Israel tetap ditindas di Mesir. Sekalipun
demikian, sesungguhnya Allah peduli. Secara diam-diam, Allah mempersiapkan Musa untuk menjadi pemimpin yang akan membawa bangsa
Israel keluar dari Tanah Mesir. Kita harus selalu yakin bahwa Allah peduli
walaupun tindakan-Nya tidak selalu bisa kita mengerti. Bila Allah seperti tidak peduli, mungkin Allah sedang menyiapkan jawaban doa! [P]
Keluaran 2:24
“Allah mendengar mereka mengerang,
lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan
Abraham, Ishak dan Yakub.”
Sabtu
Persiapan Seorang Pemimpin
2
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 3
Walaupun ada orang-orang yang dilahirkan dengan mewarisi bakat kepemimpinan, faktor persiapan untuk menjadi seorang pemimpin adalah
faktor yang mutlak diperlukan untuk bisa menjadi seorang pemimpin
yang berkualitas. Sayangnya, tidak banyak orang tua, lembaga, atau
sekolah yang bisa membentuk seseorang untuk menjadi calon pemimpin. Dalam gereja dan lembaga-lembaga kekristenan pun seringkali Allah
harus melakukan intervensi untuk membentuk pemimpin karena gereja
dan lembaga-lembaga Kristen seringkali mengabaikan pentingnya mempersiapkan kelompok pemimpin!
Musa adalah calon pemimpin ideal yang melalui dua tahap persiapan untuk menjadi seorang pemimpin, yaitu mengikuti pendidikan yang
terbaik di Mesir selama empat puluh tahun serta mengikuti pelatihan
sebagai gembala domba di Tanah Midian selama empat puluh tahun lagi
(bandingkan dengan Kisah Para Rasul 7:22-23, 30). Pendidikan di Mesir sangat penting bukan hanya agar Musa sanggup memimpin sebuah
bangsa yang besar, tetapi juga agar Musa sanggup mencatat peristiwaperistiwa sejarah yang penting sejak masa penciptaan. Menurut tradisi
Israel, Musa adalah penulis kelima kitab pertama dalam Alkitab. Pelatihan sebagai gembala domba itu penting bagi Musa agar dia bisa belajar bersikap sabar dan bisa membangun kepekaan terhadap kebutuhan
domba-dombanya.
Bagi seorang pemimpin Kristen, yang diperlukan bukan hanya pendidikan dan pengalaman, tetapi juga pertumbuhan iman. Pertumbuhan
iman Musa terlihat dari perubahan sikap yang ditampilkan Musa sesudah ia mengalami penggemblengan Tuhan di padang gurun. [P]
Kisah Para Rasul 7:35
“Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah
yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? -- Musa ini
juga telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh
malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu.”
Minggu
Berpikir Secara Terbuka
3
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 4
Sebagai anak-anak Allah, kita perlu berpikir secara terbuka. Di satu sisi,
kita perlu menyadari keterbatasan manusiawi kita. Di sisi lain, kita perlu
pula menyadari bahwa bila kita melakukan kehendak Allah, Allah bisa
memampukan kita untuk melakukan hal-hal yang melampaui keterbatasan manusiawi kita.
Saat menerima pengutusan Allah untuk pergi menghadap Firaun dan
memimpin bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir (3:10), Musa mengemukakan berbagai alasan untuk menolak pengutusan tersebut (3:11,
13; 4:1, 10, 13). Inti dari alasan penolakan Musa adalah bahwa ia merasa
tidak mampu. Walaupun Allah telah berjanji untuk menyertai dan memampukan Musa, Musa tetap menolak karena perasaan tidak mampu
(rendah diri) itu telah menguasai dirinya. Penolakan Musa yang berulang-ulang itu akhirnya membuat Allah murka dan Allah menetapkan
Harun sebagai penyambung lidah Musa (4:14-16). Bila kita memperhatikan riwayat Musa dan Harun, bisa kita lihat bahwa yang berperan sebagai pemimpin bangsa Israel yang sesungguhnya adalah Musa. Peran
Harun sebagai pemimpin hanya nampak sekali, yaitu saat Musa naik ke
gunung Sinai. Harun justru menjadi sumber masalah karena dialah yang
membuat anak lembu emas sebagai pengganti Allah Israel, sehingga
bangsa Israel mengalami hukuman Allah (Keluaran 32).
Masalah utama Musa saat itu ialah bahwa dia belum bisa berpikir
secara terbuka. Kemampuan Allah dibatasi oleh keterbatasan dirinya.
Saat itu, Musa belum menyadari bahwa Allah sanggup membuat dia
melakukan hal-hal besar yang melampaui apa yang dapat ia bayangkan.
Pengutusan Allah terhadap Musa itu menunjukkan bahwa Allah bisa
mengutus dan memampukan siapa saja yang dikehendaki-Nya! [P]
Keluaran 4:12
“Oleh sebab itu, pergilah,
Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau,
apa yang harus kaukatakan.”
Senin
Menembus Yang Kelihatan
4
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 5:1-6:12
Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh anak-anak Allah adalah
bahwa kita perlu belajar untuk melihat apa yang tidak kelihatan dengan
iman kita. Kita tidak boleh membiarkan diri kita dibelenggu oleh keterbatasan manusiawi kita yang membuat kita hanya bisa melihat apa yang
kelihatan. Iman akan memungkinkan kita melihat segala sesuatu berdasarkan janji Allah, bukan berdasarkan ketidakmampuan kita.
Saat Musa dan Harun datang menghadap Firaun untuk menyampaikan pesan TUHAN, Allah Israel, mereka bukan hanya diremehkan oleh
Firaun, tetapi Firaun kemudian menambah beban penderitaan orang
Israel dengan meningkatkan penindasan yang dilakukan oleh bangsa
Mesir terhadap bangsa Israel. Akibatnya, niat baik Musa dan Harun itu
ditanggapi dengan celaan oleh bangsa Israel sendiri terhadap mereka
berdua karena mereka dianggap sebagai biang keladi meningkatnya
penderitaan bangsa Israel.
Protes Musa dan Harun terhadap Allah (5:22-23) menunjukkan
bahwa mereka belum memiliki iman yang cukup untuk melihat bahwa
rencana Allah pasti digenapi. Dari sudut pandang rencana Allah, kita
harus menganggap penolakan bangsa Israel untuk mendengarkan (dan
mempercayai) rencana Allah terhadap mereka itu sebagai bagian dari
pelatihan Allah terhadap Musa dan Harun, agar mereka belajar melihat
segala sesuatu dengan kacamata iman.
Perlunya melihat dengan kacamata iman itu sebenarnya bukan hanya
keperluan Musa dan Harun saja atau bangsa Israel saja, tetapi keperluan
kita semua. Supaya kita memperoleh keselamatan yang disediakan Allah,
kita harus mempercayai karya Kristus di kayu salib bagi orang berdosa
yang hanya bisa dipahami dengan kacamata iman. Tanpa iman, tidak
mungkin kita bisa mewarisi keselamatan di dalam Kristus. [P]
Ibrani 11:1
“ Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan
dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Selasa
Kekerasan Hati Firaun
5
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 6:13-7:25
Firaun adalah seorang yang keras hati. Dia tidak peduli terhadap teguran
Allah. Saat Musa dan Harun menyampaikan permohonan kepada Firaun
agar umat Israel diizinkan untuk pergi ke padang gurun sejauh tiga hari
perjalanan, Firaun bukan hanya menolak, tetapi dia juga menghina Allah
Israel, bahkan dia semakin menindas bangsa Israel (5:1-9). Perkataan Firaun yang menghina Allah Israel itu seperti suatu tantangan yang membuat Allah membebaskan umat-Nya dengan cara menjatuhkan berbagai
hukuman yang berat terhadap bangsa Mesir (6:5).
Bila dalam 7:3 dan berbagai ayat yang lain (4:21; 9:12; 10:1,20,27;
11:10; 14:4,8,17) dikatakan bahwa Allah mengeraskan hati Firaun, hal
itu tidak berarti bahwa tindakan Firaun merupakan inisiatif dari Allah
sehingga Firaun tidak perlu bertanggung jawab atas tindakannya. Dalam
berbagai ayat yang lain dikatakan bahwa Firaun sendiri juga memutuskan untuk mengeraskan hatinya (7:13,14, 22; 8:15; 9:7,34-35; 13:15)
sekalipun dia telah melihat kuasa Allah yang menekan bangsa Mesir dengan keras. Oleh karena itu, bisa kita simpulkan bahwa perkataan “Allah
mengeraskan hati Firaun” bisa kita tafsirkan sebagai Allah membiarkan
Firaun mengeraskan hatinya sendiri, sehingga Firaun harus bertanggung
jawab atas sikap dan kelakuannya.
Dalam 2 Petrus 3:9, Rasul Petrus mengatakan bahwa Tuhan Yesus
tidak lalai menepati janji-Nya (yaitu janji untuk datang kembali ke dunia
ini guna menghakimi orang berdosa), tetapi Tuhan Yesus masih belum
datang juga sampai sekarang karena Dia mengharapkan agar lebih banyak orang berdosa yang berbalik dan bertobat. Oleh karena itu, bila
Anda masih hidup dalam dosa, Anda harus segera bertobat! [P]
2 Petrus 3:9
“Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang
menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu,
karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa,
melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”
Rabu
Demonstrasi Kuasa Allah
6
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 8
Firaun tidak mengenal TUHAN, Allah Israel. Oleh karena itu, dia berani
mengabaikan permintaan Musa dan Harun (5:1-2). Sikap tersebut dilatarbelakangi oleh pemahaman bahwa wilayah kekuasaan para dewa
bersifat terbatas, sehingga Allah Israel pun dianggap tidak mungkin
berkuasa di Mesir. Sikap Firaun yang meremehkan Allah Israel harus
dibayar mahal! Allah menunjukkan bahwa Ia berkuasa di Mesir—bahkan lebih berkuasa daripada dewa-dewi Mesir—melalui mujizat dan
tulah (hukuman berwujud bencana) yang Dia timpakan kepada bangsa
Mesir. Dewa-dewi Mesir sering digambarkan sebagai manusia berkepala
binatang seperti katak (dewi kesuburan) dan lalat pikat (Dewa Khepri).
Oleh karena itu, tulah berupa katak (8:5-8) dan lalat pikat (8:20-32) menunjukkan keunggulan Allah atas dewa-dewi yang bersangkutan.
Saat Allah mengubah tongkat Harun menjadi ular—dan hal itu ditiru
oleh orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir di Mesir—Allah menunjukkan kuasa-Nya dengan membuat tongkat Harun (yang sudah menjadi
ular) menelan ular-ular yang lain (7:10-12). Bau busuk yang timbul karena kematian ikan-ikan di sungai Nil yang disebabkan oleh tulah berupa
semua air di Mesir berubah menjadi darah (7:17-19) menghancurkan
pandangan orang Mesir terhadap praktik penyembahan kepada Sungai
Nil sebagai sumber kehidupan. Tulah berupa debu tanah yang berubah
menjadi nyamuk yang mengerumuni manusia dan hewan membuat
para ahli di Mesir menyerah dan mengaku, “Inilah tangan Allah” (8:1719). Tulah berupa lalat pikat membuat Firaun menyerah dan mengizinkan bangsa Israel pergi mempersembahkan korban di padang gurun,
walaupun kemudian Firaun berubah pikiran.
Mau tidak mau, seluruh bangsa Mesir (termasuk Firaun) harus
mengakui bahwa Allah itu ada dan berkuasa atas Mesir! [P]
Keluaran 8:19a
Lalu berkatalah para ahli itu kepada Firaun:
“Inilah tangan Allah.”
10
Kamis
Kebebalan Firaun
7
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 9
Firaun adalah seorang yang bebal. Bebal adalah suatu sikap menolak untuk mengerti atau menolak untuk menerima kenyataan tentang sesuatu
yang seharusnya sudah jelas. Firaun sudah melihat bahwa ahli-ahli di
Mesir tidak sanggup melawan Allah Israel. Mereka sudah dikalahkan.
Dewa-dewi di Mesir sudah dipermalukan. Sekalipun demikian, Firaun
tetap mengeraskan hati dan tidak mau melepaskan bangsa Israel.
Salah satu bukti bahwa tulah yang menimpa Mesir itu ditimpakan
oleh Allah Israel adalah bahwa tulah tersebut tidak menimpa orang
Israel yang tinggal di Tanah Gosyen (8:22; 9:4,26). Walaupun Firaun
telah mengerti tentang adanya pembedaan ini—Firaun telah mengutus orang untuk melakukan pengecekan tentang tulah penyakit sampar
pada ternak (9:7)—namun Firaun tetap mengeraskan hati. Oleh karena
itu, Allah menimpakan tulah yang lebih dahsyat, yaitu barah—mungkin
yang dimaksud adalah penyakit antraks—pada manusia dan binatang.
Ahli-ahli di Mesir juga terkena penyakit ini sehingga mereka tidak dapat
mendampingi Firaun untuk menghadapi Musa (9:11).
Allah berkata secara terus terang bahwa Firaun masih dibiarkan hidup supaya bisa melihat bahwa Allah Israel lebih berkuasa dari semua
dewa-dewi Mesir dan supaya berita tentang keunggulan Allah Israel
dibandingkan dewa-dewi Mesir bisa tersebar (9:16). Kebebalan Firaun
membuat Allah menimpakan tulah yang makin lama makin dahsyat. Tulah hujan es yang diberitahukan satu hari sebelum terjadinya merupakan
ujian iman. Para pegawai Firaun yang mempercayai firman TUHAN yang
disampaikan Musa akan membawa seluruh anggota keluarga dan ternak
mereka untuk berlindung dalam rumah, tetapi mereka yang mengabaikan peringatan tersebut akan ditimpa kebinasaan (9:18-21). [P]
Keluaran 9:16
“Akan tetapi inilah sebabnya Aku membiarkan engkau hidup,
yakni supaya memperlihatkan kepadamu kekuatan-Ku,
dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi.”
11
Jumat
Kedahsyatan Hukuman Allah
8
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 10-11
Kebebalan Firaun membuat bangsa Mesir harus mengalami kedahsyatan murka Allah yang amat mengerikan. Ancaman tulah belalang
yang akan melenyapkan semua hasil tanaman serta kegelapan selama
tiga hari merupakan hukuman yang amat dahsyat yang membuat para
pegawai Firaun merasa sangat ngeri sehingga mereka meminta Firaun
untuk tidak terus mengeraskan hati. Sayangnya, Firaun mendengarkan
permintaan para pegawainya itu dengan setengah hati sehingga akhirnya hukuman Allah dijatuhkan. Kedua tulah tersebut menunjukkan
ketidakberdayaan dewa-dewi yang menjamin kesuburan tanah, bahkan
menunjukkan ketidakberdayaan Amon-Ra, dewa matahari yang merupakan dewa tertinggi di Mesir.
Allah memang sudah mengetahui sebelumnya bahwa Firaun tidak
akan melepaskan bangsa Israel untuk meninggalkan Mesir sebelum
pada akhirnya Allah menimpahkan tulah yang paling dahsyat, yaitu kematian semua anak sulung orang Mesir, termasuk anak sulung Firaun.
Firaun baru bersedia menyerah sesudah dirinya sendiri yang juga dianggap sebagai dewa oleh orang Mesir merasakan kepedihan karena kehilangan anak sulungnya!
Kedahsyatan hukuman Allah yang menimpa bangsa Mesir menggambarkan kedahsyatan hukuman Allah pada akhir zaman yang tidak mungkin bisa dihindarkan oleh manusia berdosa yang tidak mau bertobat.
Bila Anda merasa diri Anda kaya, berkuasa, terkenal, dan hebat sehingga
Anda tidak merasa memerlukan penebusan dosa yang tersedia di dalam
Tuhan Yesus Kristus, ingatlah bahwa Anda tidak akan bisa melepaskan
diri dari kedahsyatan hukuman Allah. Selama Allah masih memberi kesempatan, marilah kita merendahkan diri kita. [P]
Keluaran 11:10
“Musa dan Harun telah melakukan segala mujizat ini di depan Firaun.
Tetapi TUHAN mengeraskan hati Firaun,
sehingga tidak membiarkan orang Israel pergi dari negerinya.”
12
Sabtu
Memahami Makna Paskah
9
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 12
Tahukah Anda bahwa hari raya Paskah yang dirayakan orang Kristen berbeda dengan hari raya Paskah zaman Perjanjian Lama? Kata “Paskah”
berasal dari kata Ibrani yang berarti “melewatkan”. Hari raya Paskah zaman Perjanjian Lama adalah perayaan dilewatkannya bangsa Israel dari
hukuman TUHAN yang berupa pembunuhan semua anak sulung orang
Mesir serta semua anak sulung hewan milik orang Mesir.
Bangsa Israel merasa bahwa diri mereka lemah dan tidak berdaya
menghadapi bangsa Mesir. Kondisi bangsa Israel yang dijajah bangsa
Mesir serupa dengan kondisi manusia berdosa yang dijajah kuasa dosa.
Sebagaimana bangsa Israel tidak berdaya melepaskan diri dari penjajahan Mesir dengan kekuatan sendiri, demikian pula manusia berdosa
tidak mampu melepaskan diri dari kuasa dosa.
Saat Allah membunuh semua anak sulung orang Mesir, bangsa Israel
harus menyembelih seekor anak domba jantan (atau kambing) yang tidak bercacat untuk setiap rumah tangga sebagai pengganti bagi anak
sulung mereka. Daging anak domba itu dipotong dan dibagikan kepada
setiap anggota keluarga untuk dibakar dan dimakan sampai habis, sedangkan darahnya diambil sedikit untuk dibubuhkan pada kedua tiang
pintu dan ambang atas setiap rumah.
Daging dan darah anak domba adalah simbol dari daging dan darah Yesus Kristus yang dikorbankan di bukit Golgota, sehingga Paskah
Perjanjian Lama adalah simbol dari perayaan Jumat Agung, yaitu peringatan akan kematian Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah yang
mengangkut dosa dunia; sedangkan Paskah Perjanjian Baru adalah peringatan akan kebangkitan Yesus Kristus yang menunjuk kepada pengesahan Allah atas pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. [P]
Matius 26:26
Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap
berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada muridmurid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.”
13
Minggu
Mengingat Karya Allah
10
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 13
Peringatan hari raya Paskah pada hari keempat belas bulan pertama yang
ditandai dengan penyembelihan anak domba yang tidak bercacat ini disertai dengan hari raya Roti Tidak Beragi yang ditandai dengan makan
roti tidak beragi selama tujuh hari (12:15-20; 13:3-7; Imamat 23:5-6).
Hari raya Paskah yang dirangkai dengan hari raya Pondok Daun merupakan suatu kesatuan yang bisa kita sebut sebagai Masa Raya Paskah.
Dibebaskannya anak sulung hewan dan manusia dari bangsa Israel—
sedangkan anak sulung hewan dan manusia dari bangsa Mesir dibunuh
TUHAN—membawa konsekuensi bahwa anak sulung hewan maupun
manusia dari bangsa Israel adalah milik TUHAN (Keluaran 13:12). Anak
sulung manusia harus ditebus dengan uang, sedangkan anak sulung hewan harus dipersembahkan kepada TUHAN atau ditebus dengan uang.
Di kemudian hari, posisi semua anak sulung bangsa Israel sebagai milik
TUHAN ini diambil alih oleh suku Lewi (Bilangan 3:12-13).
Mengapa Allah menetapkan hari raya Paskah dan Roti Tidak Beragi?
Kedua hari raya itu ditetapkan agar umat Allah mengingat karya Allah
yang amat penting, yaitu membawa umat-Nya keluar dari Tanah Mesir!
(Keluaran 12:26-27; 13:14-15). Pelaksanaan perayaan hari raya Paskah
dan hari raya Roti Tidak Beragi mendemonstrasikan (memperagakan)
secara simbolis tentang apa yang telah Allah lakukan bagi umat-Nya.
Saat ini, umat Kristen merayakan hari raya Jumat Agung, Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus, dan Natal, walaupun tidak ada perintah Allah agar
hari-hari raya tersebut dirayakan. Hari-hari raya tersebut kita rayakan
karena kita meniru Allah, yaitu bahwa kita hendak mengingat kembali
hal-hal penting yang telah Allah kerjakan bagi orang percaya. [P]
Keluaran 13:14
“Dan apabila anakmu akan bertanya kepadamu di kemudian hari:
Apakah artinya itu? maka haruslah engkau berkata kepadanya:
Dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN telah membawa kita
keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan.”
14
Senin
Kebebalan Orang Israel
11
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 14
Secara umum, orang Israel adalah orang yang bebal. Mereka telah menyaksikan dengan mata mereka sendiri bagaimana tangan Allah yang
kuat membebaskan umat-Nya dari penjajahan di Mesir. Seharusnya
telah jelas bagi mereka bahwa Allah Israel jauh lebih berkuasa daripada
bangsa Mesir serta dewa-dewi yang mereka sembah. Oleh karena itu,
sebenarnya kesangsian orang Israel terhadap kemampuan Allah untuk
melindungi mereka dari kejaran tentara Firaun itu amat keterlaluan.
Tampak jelas bahwa alam pikir orang Israel yang bebal itu tidak berubah
saat mereka melihat kenyataan tentang bagaimana tangan Allah yang
kuat telah membuat bangsa Mesir dan dewa-dewi mereka menjadi tidak berdaya.
Kehidupan orang Kristen pun seharusnya dibentuk oleh pembaruan
hidup yang dialami saat seseorang percaya kepada Tuhan Yesus (2 Korintus 5:17; Galatia 2:20). Saat kita percaya kepada Tuhan Yesus, kita dimeteraikan dengan Roh Kudus (Efesus 1:13). Roh Kudus itulah yang mengubah sikap kita terhadap dosa dan mengubah cara pandang kita tentang
kehidupan. Sekalipun demikian, pola pikir kita yang lama tidak hilang
dan tidak bisa berubah bila kita tidak memiliki kesadaran untuk mengubah pola pikir kehidupan yang lama dengan pola pikir kehidupan yang
baru (Bandingkan dengan Roma 12:2). Bila kita mengikuti pimpinan Roh
Kudus untuk menerapkan pola pikir kehidupan yang baru dalam realitas
kehidupan kita sehari-hari, maka kehidupan yang baru akan terwujud
dalam hidup kita. Akan tetapi, bila kita menolak pimpinan Roh Kudus,
kehidupan kita tidak akan berbeda dengan kehidupan orang yang tidak
beriman, dan kita bisa disebut sebagai seorang Kristen KTP. [P]
Roma 12:2
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,
sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
15
Selasa
Allah yang Bertindak
12
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 15
Allah yang kita kenal dalam Alkitab bukanlah Allah yang pasif atau Allah
yang tidak bisa berbuat apa-apa, melainkan Allah yang bertindak dalam
kehidupan umat-Nya. Oleh karena itu, umat Allah tidak hanya mengenal Allah secara teori, melainkan mengenal Allah dalam pengalaman.
Oleh karena itu, kita bisa menjumpai ungkapan-ungkapan tentang Allah
yang muncul dari pengalaman, misalnya “TUHAN itu kekuatanku dan
mazmurku” (15:2), “TUHAN itu pahlawan perang” (15:3). Ungkapanungkapan tersebut muncul setelah Allah membunuh Firaun dan bala
tentaranya. Penulis kitab Mazmur juga memakai ungkapan yang berkaitan dengan pengalaman, misalnya, “TUHAN itu baik dan benar; sebab
itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat.” (Mazmur 25:8).
Apakah Anda juga mengenal Allah dalam pengalaman hidup Anda?
Bila Anda memiliki pengalaman khusus dengan Tuhan, mengungkapkan
pengalaman itu dengan sebuah ungkapan merupakan sesuatu yang bisa
menguatkan iman, baik iman kita sendiri maupun iman orang lain yang
mendengar kesaksian kita. Misalnya, saat kita kehilangan suatu pekerjaan dan mendapat pekerjaan yang lain, kita bisa mengatakan, “Tuhan
itu tempat saya bersandar.” Bila kita berada dalam keadaan stres lalu
menemukan penghiburan di dalam Kristus, kita bisa mengatakan, “Kristus adalah sumber penghiburan saya”.
Apakah Anda mengingat suatu pengalaman pribadi saat Allah bertindak dalam kehidupan Anda? Cobalah membuat ungkapan yang menggambarkan tindakan Allah dalam kehidupan Anda tersebut! Ungkapan
yang kita buat akan menolong kita untuk senantiasa mengingat tindakan
Allah serta menolong kita untuk bersandar kepada Allah saat menghadapi berbagai masalah kehidupan. [P]
Keluaran 15:3-4
“TUHAN itu pahlawan perang; TUHAN, itulah nama-Nya.
Kereta Firaun dan pasukannya dibuang-Nya ke dalam laut;
para perwiranya yang pilihan dibenamkan ke dalam Laut Teberau.”
16
Rabu
Bersandar dan Taat
13
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 16
Perbuatan Allah yang luar biasa—yaitu membawa bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir—ternyata tidak membuat bangsa Israel meyakini
pemeliharaan Allah dalam kehidupan mereka. Mereka bahkan menuduh
bahwa Allah akan membunuh mereka dengan bencana kelaparan (16:3)!
Untuk mengatasi masalah itu, Allah memberi roti yang disebut “manna”
kepada orang Israel. Manna ini tidak boleh diambil sesukanya, tetapi
harus diambil sesuai dengan keperluan setiap hari. Akan tetapi, karena
orang Israel tidak boleh bekerja pada hari ketujuh, keperluan manna untuk hari ketujuh harus diambil pada hari keenam, sehingga orang Israel
harus mengambi dua kali lipat pada hari keenam.
Melalui pemberian manna, Allah mengajar bangsa Israel untuk hidup taat dan bersandar kepada Allah setiap hari. Mereka harus menaati
aturan dan tidak boleh serakah. Bila mereka mengambil manna secara
berlebihan, sisa manna akan berulat dan berbau busuk. Bila mereka tidak taat untuk mengambil dengan porsi dua kali lipat pada hari keenam,
mereka tidak akan mendapatkan makanan pada hari ketujuh.
Bagi orang percaya zaman ini, perbuatan Allah yang luar biasa ialah
pemberian Anak-Nya—yaitu Tuhan Yesus Kristus—untuk mati menebus
dosa kita. Pemberian Allah yang amat berharga itu merupakan jaminan
bahwa Allah pasti akan memelihara hidup kita (Roma 8:32). Kita harus
membangun keyakinan bahwa Allah pasti akan memberikan segala sesuatu yang kita perlukan (bukan yang kita inginkan!). Bila apa yang kita
inginkan belum kita capai, mungkin keinginan kita itu tidak sesuai dengan kehendak Allah atau mungkin kita harus belajar bersandar kepada
Allah dengan menunggu Allah bertindak. [P]
Roma 8:32
“Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri,
tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua,
bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan
segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”
17
Kamis
Beriman dalam Ketekunan
14
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 17-18
Kita bukan hanya perlu beriman terhadap pemeliharaan Allah, tetapi
kita juga harus tekun menantikan tindakan pemeliharaan Allah. Perjalanan iman kita harus ditempuh dengan sikap seperti seorang pelari
maraton, bukan pelari sprint (pelari jarak pendek). Seorang pelari sprint
adalah seorang pelari yang mampu berlari dengan sangat cepat, sedangkan seorang pelari maraton adalah seorang pelari yang sanggup
berlari dalam jarak jauh. Seorang pelari maraton tidak boleh berlari
terlalu cepat, karena berlari terlalu cepat akan mengurangi daya tahan
dalam berlari.
Allah dengan sengaja membawa bangsa Israel untuk menempuh jalan berputar (tidak menempuh jalan terpendek) menuju Tanah Kanaankarena Allah ingin melatih bangsa Israel agar bertekun dalam iman.
Bangsa Israel sering dibiarkan berada dalam situasi sulit agar mereka
belajar untuk mempercayai Allah. Bangsa Israel tidak hanya sekali saja
menghadapi ujian iman, tetapi berkali-kali. Sayangnya, bangsa Israel
seringkali kurang tekun dalam memelihara iman. Berkali-kali mereka
gagal mempercayai Allah dan mereka protes terhadap Musa sehingga
Musa sering merasa amat tertekan.
Orang Kristen zaman ini juga harus beriman dalam ketekunan karena
kita belum menerima sepenuhnya segala sesuatu yang dijanjikan Allah.
Godaan yang disebabkan oleh hawa nafsu kita serta oleh daya tarik dunia membuat kita harus terus bertekun dalam iman. Ujian iman tidak
akan berakhir sebelum Tuhan Yesus datang untuk kedua kali dan kita
hidup bersama dengan Tuhan sepenuhnya. Marilah kita terus melawan
godaan dunia ini dengan bersandar kepada pertolongan Tuhan. [P]
Kolose 1:23
“Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak
bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang
telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di
bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.”
18
Jumat
Menghormati Allah
15
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 19-20
Paham pluralisme—paham yang menganggap semua agama sama—
merupakan salah satu penyebab yang membuat sikap hormat kepada
Allah menjadi luntur. Bila Allah tidak lagi dianggap istimewa, berbeda
dengan yang lain, maka pertemuan dengan Allah tidak akan membuat
kita menjadi gentar dan aturan serta persiapan yang harus dilakukan
oleh bangsa Israel dalam menyambut kehadiran Allah dalam Keluaran
19 akan menjadi terasa aneh.
Karena Tuhan hendak hadir di gunung Sinai, bangsa Israel harus menguduskan diri (menghindari hal-hal yang membuat mereka menjadi
najis) serta mencuci pakaian mereka. Mereka harus memasang pembatas agar jangan sampai ada orang yang iseng mendaki gunung Sinai.
Sebelum ada tanda berupa sangkakala yang berbunyi panjang, menyentuh kaki gunung Sinai pun mereka tidak diizinkan. Pelanggaran terhadap
larangan tersebut adalah hukuman mati. Sesudah ada tanda, barulah
mereka boleh mendaki gunung Sinai (19:10-13).
Kematian Kristus di kayu salib telah membuat kita diperdamaikan
dengan Allah. Orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus diangkat
menjadi anak-anak Allah, sehingga kita tidak lagi memandang Allah sebagai Allah yang mengerikan. Sekalipun demikian, janganlah kita menyepelekan Allah. Kebiasaan datang terlambat dalam kebaktian serta
mengobrol, membaca warta gereja, dan bermain SMS atau Blackberry
saat mengikuti kebaktian merupakan ciri dari orang-orang yang tidak
menghormati Allah. Ingatlah bahwa sikap seenaknya dalam kebaktian
bukanlah ciri kedekatan dengan Allah, melainkan ciri pengenalan yang
dangkal terhadap kekudusan Allah! [P]
Mazmur 24:3-4
“Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?”
“Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.”
19
Sabtu
Perbudakan
16
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 21
Apakah Allah mendukung praktik perbudakan? Bila kita membaca sepintas lalu, nampaknya Allah mendukung praktik perbudakan, padahal sebenarnya kesimpulan kita tergantung dari cara pandang kita terhadap
teks Alkitab. Bila kita memandang Alkitab seperti kitab undang-undang,
maka kita akan menyimpulkan bahwa Allah mendukung perbudakan.
Bila kita memandang Alkitab sebagai catatan tentang bagaimana allah
berinteraksi dengan umat-Nya dalam konteks sejarah masa lalu, kita
bisa memiliki kesimpulan yang berbeda.
Pada zaman Musa, perbudakan adalah praktik yang umum dalam
masyarakat. Perhatikan bahwa dijualnya Yusuf sebagai budak menunjukkan bahwa praktik perbudakan sudah ada saat itu. Pada zaman itu,
seorang budak tidak dihargai sebagai manusia, melainkan diperlakukan
seperti seekor binatang. Dalam konteks semacam ini, Allah tidak bisa dianggap mendukung atau mengesahkan praktik perbudakan, melainkan
Allah membatasi kebebasan para majikan terhadap para budak.
Allah menetapkan batas waktu maksimum orang Ibrani (Israel) menjadi seorang budak, yaitu enam tahun. Sesudah itu, seorang budak harus
dibebaskan, kecuali bila sang budak dengan sukarela ingin tetap menjadi
budak (21:2-6). Selain itu, budak wanita harus dibedakan dengan budak
pria dan tak boleh dijual kepada bangsa asing (2:7-11). Pembatasan terhadap perbudakan dengan persyaratan tertentu ini tidak boleh ditafsirkan sebagai kehendak Allah yang final, tetapi sebagai kebijakan pada
masa transisi sebelum kehendak Allah diungkapkan secara sempurna
pada zaman Perjanjian Baru. Berdasarkan surat-surat Rasul Paulus, jelas
bahwa Allah tidak membedakan budak dengan orang merdeka. [P]
Kolose 3:11
“Dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi,
orang bersunat atau orang tak bersunat,
orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka,
tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.”
20
Minggu
Hak dan Kewajiban
17
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 22
Orang beriman harus memahami batas-batas hak dan kewajibannya. Hak
orang lain wajib dihargai dan tidak boleh dilanggar. Pelanggaran terhadap hak orang lain akan mendapat sanksi yang berat. Pencurian hewan
harus diganti dua kali lipat bila hewan itu masih ada dan berada dalam
keadaan hidup. Akan tetapi, bila hewan itu sudah tidak ada atau sudah
mati, seekor lembu harus diganti dengan lima ekor lembu dan seekor
domba harus diganti dengan empat ekor domba. Bila ternak seseorang
terlepas dan memakan habis ladang orang lain, hasil terbaik dari ladang
orang itu atau hasil terbaik dari kebun anggurnya harus diserahkan sebagai ganti rugi. Praktik sihir, hubungan seks dengan binatang, mempersembahkan korban bagi ilah lain, serta penindasan terhadap orang
asing, janda, atau anak yatim merupakan dosa-dosa berat yang harus
dijatuhi hukuman mati. Di samping wajib menghargai hak orang lain,
orang Israel juga wajib mengingat kewajiban untuk memanfaatkan harta
guna menolong orang lain serta mengingat kewajiban untuk menghormati serta memberi persembahan kepada Allah.
Saat ini kita hidup pada zaman yang berbeda dengan masa Perjanjian Lama. Tidak banyak orang Kristen yang beternak hewan dan saat ini
secara umum sudah tidak ada sistem perbudakan. Sekalipun demikian,
prinsip-prinsip tentang hak dan kewajiban tetap masih berlaku. Kita
wajib menghargai hak milik orang lain. Praktik kejahatan seperti pencurian dan perkosaan harus berhadapan dengan hukum. Kewajiban untuk
memanfaatkan harta guna membantu orang miskin serta untuk mengungkapkan sikap pengabdian kepada Allah merupakan kewajiban yang
berlaku sepanjang zaman. [P]
Matius 22:37b-39
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang
terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama
dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
21
Senin
Jangan Ikut-ikutan
18
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 23
Umat Allah memiliki aturan hidup tersendiri yang berbeda dengan gaya
hidup bangsa-bangsa kafir. Bangsa Israel tidak boleh mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa di sekitar mereka, melainkan harus mengikuti
aturan hidup yang ditetapkan Allah. Kebenaran bagi umat Allah bukan
kebenaran umum melainkan kebenaran Allah. Perbuatan jahat—termasuk praktik-praktik yang berkaitan dengan penyembahan berhala—merupakan hal yang umum dilakukan di antara orang-orang Kanaan. Sekalipun demikian, umat Allah tidak boleh mencontoh praktik hidup seperti
itu. Sikap apriori—misalnya kecenderungan membela orang yang lebih
miskin sebelum mengetahui permasalahan yang sebenarnya—adalah
sikap yang tidak bisa dibenarkan.
Umat Allah berkewajiban untuk mengasihi orang lain, termasuk
orang yang memusuhi, orang miskin, orang asing, bahkan budak. Siklus
Sabat (hari Sabat, tahun Sabat) mengingatkan bahwa manusia, hewan,
bahkan tanah adalah ciptaan Allah yang terbatas yang memerlukan istirahat. Dengan beristirahat pada hari Sabat (hari ketujuh), manusia dan
hewan akan menjadi lebih sehat dan lebih siap menjalani beban kehidupan yang harus dipikul. Tahun Sabat mengingatkan bahwa tanah pun
tidak boleh dieksploitasi tanpa batas. Mengistirahatkan tanah pada tahun Sabat (tahun ketujuh) akan memulihkan kesuburan tanah. Menyelenggarakan hari-hari raya akan menolong kita untuk senantiasa mengingat pertolongan dan pemeliharaan Allah kepada umat-Nya. Kesetiaan
untuk beribadah kepada Allah saja dan ketegasan untuk menolak ilahilah lain merupakan kunci untuk memperoleh berkat Tuhan. [P]
Keluaran 23:24
“Janganlah engkau sujud menyembah kepada allah mereka atau
beribadah kepadanya, dan janganlah engkau meniru perbuatan mereka, tetapi haruslah engkau memusnahkan sama sekali
patung-patung berhala buatan mereka, dan tugu-tugu berhala
mereka haruslah kauremukkan sama sekali.”
22
Selasa
Keterbatasan Pemimpin
19
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 24
Setiap pemimpin perlu menyadari bahwa dirinya terbatas. Dia tidak selalu bisa melakukan segala sesuatu seorang diri. Keterbatasan manusiawi
membuat setiap pemimpin perlu belajar bekerja sama dalam sebuah
tim dan perlu memiliki kerelaan untuk mendelegasikan sebagian tugasnya kepada anggota tim, agar ia dapat berkonsentrasi untuk melakukan
hal-hal besar yang melampaui keterbatasan pribadinya.
Dalam Keluaran 18, Yitro—ayah mertua Musa—menyaksikan bahwa
Musa mengadili bangsa Israel seorang diri dari pagi hingga petang, sehingga Musa menjadi amat kelelahan. Melihat hal itu, Yitro memberi
saran agar Musa membentuk tim kepemimpinan yang bertugas untuk
membantu Musa menyelesaikan seluruh persoalan bangsa Israel.
Dalam bacaan hari ini, Musa mendapat tugas untuk naik ke atas
gunung Sinai menghadap TUHAN seorang diri. Sampai saat itu, Musa
tidak pernah meninggalkan bangsa Israel sehingga setiap masalah bisa
diselesaikan sendiri oleh Musa. Oleh karena itu, tugas menghadap Allah
seorang diri itu merupakan kesempatan bagi Musa untuk mendelegasikan tugasnya kepada dua orang yang saat itu dianggap sebagai orangorang paling tua yang membantu Musa, yaitu Harun dan Hur (24:14).
Setiap pemimpin yang menyadari keterbatasannya bisa menerobos keterbatasannya itu dengan belajar mendelegasikan tugas kepada
orang lain. Bila seorang pemimpin tidak pernah melatih orang lain untuk
melakukan apa yang biasa dilakukan sang pemimpin, maka pemimpin
tersebut akan sulit untuk mendelegasikan tugas karena seluruh anggota
tim tergantung pada diri sang pemimpin. Pemimpin yang bisa mendelegasikan tugasnya akan bisa melakukan hal-hal yang lebih besar! [P]
Keluaran 18:17b-18
“Tidak baik seperti yang kaulakukan itu.
Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang
beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu,
takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja.”
23
Rabu
Tutup Pendamaian
20
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 25
Cara Allah berkomunikasi dengan umat-Nya sama sekali berbeda dengan
bangsa-bangsa di sekitar Israel. Allah berbicara kepada umat-Nya kapan
pun Dia menghendakinya. Tidak ada upacara yang harus dilakukan agar
Allah mau berbicara dengan umat-Nya. Tidak ada—bahkan tidak boleh
ada—patung yang harus dibuat untuk mengungkapkan kehadiran Allah.
Allah tidak bisa dilihat dengan mata dan tidak ada yang serupa dengan
Dia. Sekalipun demikian, Allah mengungkapkan bahwa Dia akan menemui Musa dari atas tutup pendamaian yang merupakan penutup tabut
perjanjian (25:21-22). Hadirnya Allah di antara bangsa Israel inilah yang
membuat bangsa Israel menjadi bangsa yang istimewa dibandingkan dengan bangsa-bangsa Kanaan. Ingatlah bahwa hal ini tidak berarti bahwa
tutup pendamaian itu menjadi semacam berhala untuk disembah.
Pada masa kini, tutup pendamaian itu sudah tidak ada. Kemungkinan, tutup pendamaian bersama-sama dengan tabut perjanjian itu
sudah musnah pada saat Babel menghancurkan Bait Allah. Walaupun
ada berbagai spekulasi (dugaan) tentang keberadaan tabut perjanjian
dengan tutup pendamaian itu, hal itu tidak perlu kita pedulikan karena
saat ini Allah tidak lagi berkomunikasi dengan cara yang sama dengan
pada zaman Perjanjian Lama. Pada masa kini, Allah berbicara kepada
kita melalui firman-Nya yang bisa kita baca dalam Alkitab serta melalui
Roh Kudus yang diam di dalam diri setiap orang percaya. Allah bisa berbicara kepada kita kapan saja dan di mana saja. Melalui Alkitab, kita bisa
mengenali seluruh kehendak Allah secara umum. Secara khusus, Allah
akan mengarahkan kita kepada kehendak-Nya yang khusus melalui Roh
Kudus yang tinggal dalam hati setiap orang percaya. [P]
Keluaran 25:22
“Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup
pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu,
Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan
Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel.”
24
Kamis
Kemah Suci
21
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 26
Kita perlu menyadari bahwa istilah “Kemah Suci” atau “Kemah Pertemuan” bisa dipakai dalam dua macam pengertian, yaitu bagian kemah
saja—yang terdiri dari ruang kudus dan ruang mahakudus—atau seluruh kompleks Kemah Suci yang mencakup pelataran dan pagar yang
mengelilingi Kemah Suci. Dari satu sisi, Kemah Suci merupakan tempat
Allah menyatakan diri-Nya dan kehendak-Nya kepada umat-Nya melalui Musa. Dari sisi lain, pendirian Kemah Suci ini melindungi bangsa
Israel agar mereka tidak melanggar kekudusan Allah. Allah terlalu suci
sehingga manusia berdosa tidak akan tahan (pasti akan mati) bila berdiri
langsung di depan kesucian Allah.
Harus disadari bahwa Allah itu terlalu besar dan tidak bisa dikungkung dalam sebuah kemah. Akan tetapi, Allah yang Mahabesar dan Mahahadir itu berkenan untuk berdiam di tengah umat-Nya. Pada masa
kini, Kemah Suci sudah tidak ada lagi, tetapi Allah tetap hadir di tengah
umat-Nya, bahkan Allah berkenan menjadikan tubuh anak-anak-Nya—
yaitu orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus (Yohanes 1:12)—untuk menjadi bait-Nya atau tempat tinggal-Nya (1 Korintus 3:16). Karena
orang-orang percaya adalah Bait Allah, maka setiap orang percaya wajib
menjaga kekudusan hidupnya.
Ada orang yang beranggapan bahwa karena Kemah Suci adalah
bangunan yang tidak permanen, maka wujud gedung gereja yang permanen menentang kehendak Allah. Tentu saja tafsiran semacam ini
sembrono dan menyesatkan. Setelah bangsa Israel menetap di Tanah
Kanaan dan membangun Bait Allah yang permanen pada zaman Raja
Salomo, kemuliaan TUHAN meliputi Bait Allah itu (1 Raja-raja 8:11). [P]
1 Korintus 3:16-17
“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah
dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang
membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia.
Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.”
25
Denah Kemah Suci
C
B
A
d
f
e
b
a
PINTU
A

c
Utara
Penjelasan:
• Kompleks Kemah Suci terdiri dari sebuah kemah (B +C) dan pelataran (A) yang dikelilingi oleh pagar dengan pintu di bagian Timur.
• Kemah terdiri dari dua ruangan—yaitu ruang kudus (B) dan ruang mahakudus (C)—yang dipisahkan oleh sebuah tirai. Kemah
ini merupakan tempat yang suci sehingga selain Musa, tempat ini
hanya boleh dimasuki oleh imam yang sedang bertugas.
• Rakyat biasa hanya boleh berada di pelataran untuk berdoa, tetapi seluruh upacara diselenggarakan oleh imam yang bertugas. Di
pelataran itu terdapat (a) mezbah korban bakaran—tempat para
imam mempersembahkan korban—serta (b) bejana pembasuhan—tempat membasuh kaki dan tangan bagi imam yang hendak
memasuki Kemah Suci.
• Di bagian depan Kemah Suci—yaitu ruang kudus—terdapat (c)
kandil (kaki dian) yang terus-menerus menyala serta (d) meja roti
sajian, serta (e) mezbah pembakaran ukupan yang merupakan
tempat pembakaran wangi-wangian.
• Bagian paling dalam—yaitu ruang mahakudus—hanya boleh dimasuki oleh imam besar setahun sekali pada Hari Raya Pendamaian. Di sana terdapat (f) tabut (peti) perjanjian yang berisi dua
loh hukum Taurat, buli-buli berisi manna, dan tongkat Harun yang
bertunas (Ibrani 9:4). Di atas tabut perjanjian ini terdapat penutup yang disebut tutup pendamaian. Kedua ujung tutup pendamaian ini dihiasi dengan kerub emas. Allah berjanji untuk menemui Musa di atas tutup pendamaian ini (Keluaran 25:21-22).
26
Jumat
Pelataran Kemah Suci
22
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 27
Pelataran Kemah Suci merupakan tempat yang penting bagi umat Israel
karena di sanalah batas terdekat untuk bisa mendekati kehadiran Allah.
Umat Allah yang bukan imam tidak boleh lebih mendekat lagi karena Kemah Suci merupakan tempat Allah menyatakan diri-Nya sehingga tempat itu terlalu suci untuk didekati. Dua peralatan upacara yang diletakkan di pelataran Kemah Suci—yaitu mezbah korban bakaran dan bejana
pembasuhan—menegaskan pentingnya kesucian hidup saat seseorang
menghadap Allah. Korban bakaran merupakan gambaran dari pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib untuk menyucikan dosa umat manusia
dan pembasuhan merupakan gambaran dari firman Tuhan yang menyucikan kehidupan orang-orang yang sudah menerima penebusan di
dalam Yesus Kristus.
Sekalipun kehadiran Allah menimbulkan kegentaran hati, sungguh
mengherankan bahwa dalam Mazmur 84 digambarkan kerinduan umat
Allah terhadap pelataran Tuhan (84:3, 8). Walaupun Mazmur 84 menggambarkan kerinduan terhadap Bait Allah yang sudah dalam bentuk
permanen di Yerusalem, pelataran Bait Allah memiliki fungsi yang sama
dengan pelataran Kemah Suci, yaitu tempat bagi umat Allah yang hendak berdoa atau mempersembahkan korban.
Gambaran umat Allah yang datang dengan perasaan gentar namun
rindu untuk menghadap Allah itu pada zaman ini sudah mulai pudar,
padahal saat ini umat Allah bisa langsung berjumpa dengan Allah tanpa
memerlukan perantaraan imam. Kematian Kristus di kayu salib telah
meniadakan pembatas antara Allah dan manusia. Saat ini, kita bisa menjumpai Allah seperti anak-anak menjumpai ayahnya. [P]
Mazmur 84:6, 8
“Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau,
yang berhasrat mengadakan ziarah!
Mereka berjalan makin lama makin kuat,
hendak menghadap Allah di Sion.”
27
Sabtu
Jabatan dan Fungsi Imam
23
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 28
Jabatan imam yang dipegang oleh Harun dan anak-anaknya adalah jabatan yang sangat penting karena hanya mereka sajalah yang diizinkan
untuk menyelenggarakan ibadah di Kemah Suci. Mereka menjadi perantara di antara Allah dan manusia. Khusus pada hari raya pendamaian,
hanya imam besar saja yang diizinkan untuk masuk ke ruang mahakudus
saat itu. Salah satu petunjuk tentang pentingnya jabatan imam besar
adalah dibuatnya pakaian khusus untuk imam besar yang amat indah
dengan bahan dan asesoris yang amat mahal. Saat ini, keindahan dan
kemewahan pakaian imam tidak terlihat dalam pakaian para pendeta
gereja Protestan, tetapi masih terlihat dalam pakaian para imam gereja
Katolik. Keindahan dan kemewahan ini wajar karena imam merupakan
perantara antara Allah dengan manusia, dan imam besar merupakan
gambaran dari Sang Imam Besar Agung, yaitu Yesus Kristus (Ibrani 3:1).
Pada masa kini, jabatan imam dan imam besar seperti pada zaman
Perjanjian Lama sudah tidak ada. Jabatan imam besar sudah berakhir
karena jabatan tersebut hanyalah gambaran saja dari Imam Besar yang
sesungguhnya, yaitu Yesus Kristus. Imam besar pada zaman Perjanjian
Lama harus berulang-ulang mempersembahkan korban binatang setahun sekali, sedangkan Tuhan Yesus mempersembahkan darah-Nya
sendiri satu kali saja dan tidak perlu diulang. Akan tetapi, fungsi imam
yang menjadi perantara antara Allah dan manusia masih ada. Semua
orang percaya adalah imam-imam masa kini (Wahyu 1:6; 1 Petrus 2:9).
Sebagai imam, orang percaya dipanggil untuk menjalankan fungsi imam,
yaitu menyampaikan firman Allah kepada umat manusia dan mendoakan umat manusia di hadapan Allah. [P]
Ibrani 3:1
“Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus,
yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi,
pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui,
yaitu Yesus.”
28
P
Apa yang Telah Kristus Lakukan bagi Kita?
erayaan rutin yang dilakukan setiap tahun menghadapi dua macam bahaya. Bahaya pertama adalah bila perayaan itu disalahgunakan, misalnya ada orang “Kristen” yang beranggapan bahwa kewajiban mereka adalah
mengikuti ibadah dua kali setahun, yaitu saat Paskah dan Natal, sedangkan
ibadah di luar dua hari raya itu dianggap sebagai tidak penting. Bahaya
kedua adalah bila perayaan itu menjadi kegiatan rutin dan kita tidak me-
ngetahui atau tidak peduli dengan makna yang terkandung di dalam
perayaan tersebut. Oleh karena itu, dalam rangka menyambut rangkaian
Masa Sengsara dan Paskah tahun ini, kita akan merenungkan apa yang telah
Tuhan Yesus lakukan bagi kita.
Untuk bisa menyelamatkan dunia ini dari hukuman Allah, Tuhan Yesus—
yang adalah pribadi Allah yang kedua—harus menjadi Manusia. Dari sudut
pandang manusia, perkataan “menjadi manusia” itu tidak memiliki arti. Akan
tetapi, dari sudut pandang Allah, menjadi Manusia berarti meninggalkan
ketidakterbatasan dan memasuki keterbatasan. Menjadi Manusia berarti
bahwa Tuhan Yesus tidak memakai sifat-sifat keilahian yang Dia miliki. Menjadi Manusia berarti bahwa Tuhan Yesus mengalami hal-hal yang menjadi
pergumulan setiap manusia, termasuk mengalami pencobaan, tanpa memanfaatkan sifat-sifat keilahian-Nya. Menjadi Manusia berarti bahwa Tuhan
Yesus harus merendahkan diri-Nya agar bisa menjalani kehidupan sebagai
Manusia, bahkan sebagai Manusia yang miskin dan yang hidup untuk melayani. Yang paling menggetarkan hati adalah bahwa untuk menyelamatkan
manusia, Tuhan Yesus harus menjalani penderitaan yang berpuncak di kayu
salib. Penderitaan di kayu salib merupakan puncak dari semua penderitaan
karena saat itu Tuhan Yesus menempati posisi manusia berdosa dan menghadapi murka Allah.
Walaupun Masa Sengsara Tuhan Yesus merupakan sebuah rangkaian
dengan Paskah, suasana keduanya berbeda secara tajam. Masa sengsara
adalah masa kita melakukan refleksi (perenungan) akan keagungan pengorbanan Tuhan Yesus bagi kita, sedangkan Paskah adalah suatu perayaan kemenangan. Tuhan Yesus telah mengalahkan kematian sehingga kematian
bagi orang yang percaya kepada-Nya bukanlah akhir dari segala-galanya
karena masih ada kehidupan setelah kematian. Semua penderitaan kita
dalam menjalani kehidupan di dunia ini akan berakhir dan diganti dengan
sukacita kekal bersama dengan Tuhan Yesus saat Dia datang kembali ke dunia ini untuk yang kedua kali. Paskah adalah kabar kemenangan sehingga
Paskah adalah kabar baik untuk diberitakan kepada dunia ini! [P]
29
Minggu
Dia Membatasi Diri-Nya
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 1:1-18
24
Mar
Masa Sengsara
Bisakah Anda memahami perasaan orang yang sebelumnya hidup normal lalu tiba-tiba menjadi lumpuh atau buta? Saat seorang normal menjadi cacat, perubahan yang paling menyakitkan adalah bahwa mereka
mulai mengalami keterbatasan. Apa yang sebelumnya bisa dilakukan
dengan mudah sekarang harus dilakukan dengan pertolongan orang
lain. Hal semacam itulah yang terjadi saat Yesus Kristus—Pribadi Allah
yang kedua— membatasi diri-Nya dan menjadi Manusia.
Dalam bacaan hari ini, yang dimaksud dengan Firman yang menjadi
Manusia (1:14) adalah Yesus Kristus. Hal ini jelas bila kita membandingkan kesamaan respons Yohanes—yang dimaksud adalah Yohanes Pembaptis—dalam 1:15 dan 1:30. Hal ini berarti bahwa Yesus Kristus adalah
Allah (1:1). Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa Dia adalah Pencipta
(1:3), Sumber Kehidupan (1:4; 14:6), Sumber Terang bagi manusia yang
berdosa (1:4; 8:12), Sumber Kasih Karunia dan Kebenaran (1:16-17;
Kisah Para Rasul 15:11; Yohanes 14:6).
Ingatlah bahwa menjadi Manusia berarti bahwa Allah yang mahahadir membatasi kehadiran-Nya di satu lokasi tertentu. Allah yang kekal
dan tidak berubah menjelma menjadi Manusia yang mengalami proses
dari Bayi menjadi semakin besar dan akhirnya menjadi Manusia dewasa. Allah yang dilayani oleh para malaikat berubah menjadi Manusia yang harus mengurus diri-Nya sendiri. Bila kita merenungkan secara
mendalam, kita akan memahami bahwa hal Allah yang tidak terbatas
menjadi Manusia yang terbatas merupakan suatu pengorbanan yang
amat luar biasa. Pengorbanan apakah yang sudah kita berikan sebagai
respons kita terhadap pengorbanan Yesus Kristus? [P]
Yohanes 1:14
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,
dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu
kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa,
penuh kasih karunia dan kebenaran.”
30
Senin
Dia Mengalami Pencobaan
Bacaan Alkitab hari ini: Matius 4:1-11
25
Mar
Masa Sengsara
Dengan menjadi Manusia, maka Yesus Kristus ikut mengalami semua
pergumulan yang dihadapi manusia, termasuk menghadapi pencobaan
Iblis. Hal yang menarik untuk kita simak adalah bahwa Tuhan Yesus
menghadapi pencobaan tersebut tanpa memanfaatkan sama sekali keberadaan-Nya sebagai Allah, melainkan memakai firman Allah dalam
Perjanjian Lama. Dengan demikian, cara Tuhan Yesus menghadapi pencobaan Iblis ini bisa kita pandang sebagai suatu teladan bagi kita bila kita
menghadapi pencobaan yang sama.
Pencobaan pertama adalah pencobaan menyangkut keperluan fisik
(4:1-4). Walaupun Tuhan Yesus sedang lapar karena habis berpuasa selama empat puluh hari dan empat puluh malam, Tuhan Yesus tidak mau
mengikuti anjuran Iblis untuk mengubah batu menjadi roti. Bagi Tuhan
Yesus, keperluan rohani lebih penting daripada keperluan jasmani.
Pencobaan kedua adalah pencobaan untuk mengejar popularitas
dengan menjatuhkan diri dari atas bubungan Bait Allah (4:5-7). Bila
Tuhan Yesus melakukan anjuran Iblis tersebut, Dia akan menjadi populer dan semua orang yang menyaksikan peristiwa itu akan kagum,
memuja Tuhan Yesus, dan menjadi pengikut-Nya. Akan tetapi, hal itu
berarti bahwa Tuhan Yesus tidak akan menempuh jalan salib atau jalan
penderitaan.
Pencobaan ketiga adalah pencobaan untuk berkompromi dan memanfaatkan kekuasaan Iblis (4:8-10). Bila Tuhan Yesus mengikuti anjuran Iblis, seolah-olah Dia memegang kekuasaan atas dunia ini, tetapi hal
itu berarti bahwa Dia takluk kepada Iblis dan hal tersebut merupakan
salah satu hal yang paling dibenci Allah.
Marilah kita melawan seluruh tipu muslihat Iblis dengan giat mempelajari dan menerapkan firman Allah dalam kehidupan kita. [P]
Ibrani 2:18
“Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan,
maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.”
31
Selasa
Dia Merendahkan Diri-Nya
Bacaan Alkitab hari ini: Filipi 2:1-11
26
Mar
Masa Sengsara
Bisakah Anda merasakan perbedaan bila seorang presiden menuangkan
teh untuk Anda dengan seorang pelayan menuangkan teh yang sama ke
gelas Anda? Perbedaan semacam itulah yang membuat apa yang dilakukan Tuhan Yesus bagi Anda menjadi amat istimewa. Sadarilah bahwa
Tuhan Yesus adalah Anak Allah yang mulia yang bertakhta di surga dan
dilayani oleh para malaikat. Sekalipun demikian, Dia bersedia untuk
menjadikan diri-Nya terbatas dengan menjadi Manusia, bahkan menjadi Manusia miskin yang saat lahir diletakkan di sebuah palungan (Lukas 2:7)—yaitu tempat makan ternak— dan saat menjadi dewasa tidak
memiliki rumah sendiri (Lukas 9:58). Dalam pelayanan-Nya, Tuhan Yesus
tidak bersikap seperti seorang bos, tetapi seperti seorang hamba yang
melayani (Markus 10:45; Yohanes 13:4-5).
Bila kita memahami siapa Tuhan Yesus sebenarnya dan apa yang
telah Dia lakukan, maka kita akan menyadari bahwa tindakan Tuhan
Yesus merupakan demonstrasi kerendahhatian yang luar biasa. Kerendahhatian membebaskan Tuhan Yesus untuk bisa melayani tanpa batas
waktu dan tanpa batas sosial. Ada orang yang mencari Dia sejak pagi
(Markus 1:35-37), tetapi ada juga orang yang mencari Dia pada malam
hari (Yohanes 3:1-2). Dia bisa melayani orang yang kaya atau yang berstatus sosial tinggi, tetapi dia juga bisa melayani orang miskin dan sampah masyarakat. Kerendahhatian membuat Tuhan Yesus bisa menanggung penderitaan sampai mati di kayu salib!
Apakah Anda cukup rendah hati untuk bisa melayani segala lapisan
masyarakat tanpa banyak batasan yang menghalangi pelayanan Anda?
Sadarilah bahwa Tuhan Yesus telah lebih dulu merendahkan diri-Nya untuk melayani Anda! [P]
Filipi 2:8
“Dan dalam keadaan sebagai manusia,
Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.”
32
Rabu
Dia Melayani untuk manusia
Bacaan Alkitab hari ini: Markus 10:32-45
27
Mar
Masa Sengsara
Menjelang pemilu, partai-partai politik di Indonesia biasanya mulai berlomba mendemonstrasikan aktivitas kepedulian sosial mereka dalam
bentuk pengobatan gratis, penjualan sembako murah, donor darah,
posko tanggap bencana, dan sebagainya. Semua aktivitas tersebut baik,
tetapi semua aktivitas tersebut memiliki motif mencari keuntungan,
yaitu agar partai mereka dipilih oleh rakyat. Hal ini berbeda dengan
Tuhan Yesus. Tuhan Yesus melayani tanpa motif mencari keuntungan!
Dia melayani semata-mata untuk kepentingan manusia, bukan untuk
kepentingan diri-Nya sendiri. Dia melayani bukan untuk mencari popularitas atau penghargaan dari manusia. Dia melayani sampai mati di
kayu salib karena itulah satu-satunya jalan yang bisa membuat manusia
memperoleh penebusan dan mengalami pengampunan dosa.
Pada masa kritis dalam pelayanan Tuhan Yesus, yaitu saat Dia sedang
menuju ke Yerusalem untuk memberikan diri-Nya ditangkap, diadili, dan
disalibkan (10:33), murid-murid Tuhan Yesus—khususnya Yohanes dan
Yakobus—justru melakukan tindakan yang memalukan, yaitu bahwa mereka ingin menjadi orang kedua dan ketiga sesudah Tuhan Yesus (10:37).
Permintaan mereka itu menunjukkan bahwa mereka tidak benar-benar
memahami isi hati Tuhan Yesus, yaitu bahwa berada di posisi yang tinggi
tidaklah berarti menjadi bos yang dilayani, melainkan merendahkan diri
untuk melayani orang lain (10:43-44).
Kita perlu merespons pelayanan Tuhan Yesus itu dalam dua tahap.
Tahap pertama adalah kita harus membuka diri untuk menerima pelayanan penebusan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus di kayu salib. Kedua,
kita harus mengikuti teladan pelayanan Tuhan Yesus dengan cara melayani orang lain secara tulus, bukan untuk mencari keuntungan. [P]
Markus 10:45
“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang.”
33
Kamis
Dia Mengalami Penderitaan
Bacaan Alkitab hari ini: Matius 26:20-75
28
Mar
Masa Sengsara
Tuhan Yesus mengalami penderitaan yang luar biasa secara kejiwaan
maupun secara fisik. Secara kejiwaan, Dia dikhianati oleh Yudas Iskariot
(26:47-49)—murid-Nya sendiri—dan ditinggalkan oleh murid-murid
yang lain (26:56). Petrus, murid-Nya yang semula bersikap sok pahlawan (26:51), akhirnya kehilangan keberanian dan menyangkal Tuhan
Yesus sampai tiga kali (26:70, 72, 74). Tuhan Yesus—Sang Hakim yang
adil—tidak melawan saat dihakimi oleh pengadilan agama yang sama
sekali tidak adil (26:57-66). Dia bukan hanya disiksa oleh para pengawal
Bait Allah yang menangkap Dia, melainkan juga dihina (26:67-68). Selain menghadapi ketidakadilan di pengadilan agama, Tuhan Yesus juga
menghadapi ketidakadilan di pengadilan negeri (pengadilan Pilatus)
yang digelar pada hari berikutnya (27:1-2, 11-26).
Tuhan Yesus juga menghadapi penderitaan yang amat berat secara
fisik. Pada malam Dia ditangkap, Dia mempersiapkan diri menghadapi
penangkapan diri-Nya bukan dengan tidur, melainkan dengan berdoa
(26:36-44). Oleh karena itu, bisa diduga bahwa Dia menghadapi pengadilan agama sepanjang malam serta pengadilan negeri dan penyaliban
keesokan harinya dengan kondisi fisik yang amat lelah. Pemakaian mahkota duri sampai penyalibannya di bukit Golgota bukan hanya menyakitkan dan melelahkan secara fisik, tetapi sekaligus juga merupakan penghinaan yang luar biasa.
Penderitaan yang dialami Tuhan Yesus itu luar biasa bukan hanya
karena beratnya penderitaan tersebut, tetapi juga karena tidak ada alasan bagi Tuhan Yesus yang membuat Dia patut menderita. Dia menderita
semata-mata hanya karena Dia menanggung dosa kita. Apakah kita pun
juga rela menderita agar Kristus dimuliakan melalui diri kita? [P]
Yesaya 53:4
“Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya,
dan kesengsaraan kita yang dipikulnya,
padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
34
Jumat
Dia Menghadapi Murka Allah
Bacaan Alkitab hari ini: Matius 27:45-61
29
Mar
Jumat Agung
Jenis penderitaan apakah yang paling membuat Tuhan Yesus menderita?
Banyak orang mengira bahwa penderitaan fisik dan penghinaan yang
dialami Tuhan Yesus itulah yang paling membuat Tuhan Yesus menderita. Akan tetapi, bila kita memperhatikan dengan cermat seluruh peristiwa yang terjadi yang berpuncak menuju penyaliban di kayu salib, kita
hanya akan menjumpai satu keluhan, yaitu, “Eli, Eli, lama sabakhtani?”
Keluhan ini bukanlah keluhan menyangkut fisik atau penghinaan yang
dialami Tuhan Yesus, melainkan keluhan karena ditinggalkan oleh Allah.
Di kayu salib, Tuhan Yesus menempatkan diri dalam posisi sebagai manusia berdosa yang sedang dimurkai oleh Allah. Saat itulah Tuhan Yesus
mengalami apa yang biasa kita ucapkan dalam Pengakuan Iman Rasuli,
“Turun ke dalam Kerajaan Maut”. Upah dosa adalah maut (Roma 6:23)
dan Tuhan Yesus menerima upah (hukuman) bagi dosa manusia berupa
maut. Perlu diingat bahwa “maut” bukanlah hanya berarti kematian
fisik, tetapi arti yang lebih mendalam dari “maut” adalah keterpisahan
dari Allah. Tuhan Yesus—Sang Allah Anak—tidak pernah terpisah dari
Allah Bapa (Yohanes 10:30), tetapi di kayu salib, Allah Bapa memalingkan muka-Nya dan meninggalkan Allah Anak.
Demi kita, demi Anda dan saya, Tuhan Yesus rela menerima murka
Allah (ditinggalkan oleh Allah), yaitu penderitaan maksimal yang bisa
menimpa Sang Allah Anak. Mengapa Tuhan Yesus rela menerima murka
Allah? Karena kasih-Nya kepada kita, kepada Anda dan kepada saya. Bila
Tuhan Yesus telah rela menerima murka Allah untuk menebus dosa kita,
bagaimana kita memberi respons terhadap kasih Kristus tersebut? Apakah Anda rela melaksanakan seluruh kehendak Allah demi membalas
kasih Kristus kepada diri Anda? [P]
Matius 27:46
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:
“Eli, Eli, lama sabakhtani?”
Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
35
Sabtu
Dia Menempati Posisi Manusia
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Petrus 2:20-25
30
Mar
Pra-Paskah
Sadarkah Anda bahwa kesediaan Tuhan Yesus untuk menjelma menjadi Manusia yang dilahirkan di kandang binatang, menjalani baptisan,
mengalami penderitaan sampai mati di kayu salib, kemudian bangkit dari kematian menunjukkan bahwa Dia menempati posisi manusia
berdosa yang menderita? Sebagai Allah sejati, Tuhan Yesus tidak perlu
mengalami semua hal di atas. Hanya karena Dia sedang menjalankan
tugas dari Allah Bapa untuk menempati posisi manusia berdosa yang
membuat Tuhan Yesus rela menjalani semua hal itu.
Apakah tujuan Tuhan Yesus telah tercapai seluruhnya setelah Dia selesai menjalani penderitaan dan kebangkitan-Nya? Dari sisi tugas, Tuhan
Yesus telah selesai menjalankan tugas yang diberikan oleh Allah Bapa
kepada-Nya. Akan tetapi, dari sisi tujuan, Tuhan Yesus bukan hanya ingin
menyelamatkan kita, tetapi Dia juga ingin agar kita hidup untuk kebenaran (2:24). Secara sederhana, hidup untuk kebenaran adalah hidup
mengikuti teladan yang telah didemonstrasikan oleh Tuhan Yesus melalui kehidupan-Nya di dunia ini. Tentu saja hal itu tidak berarti bahwa
kita juga harus disalibkan secara fisik, melainkan bahwa sikap dan karakter Tuhan Yesus harus menjadi sikap dan karakter kita. Hidup untuk
kebenaran berarti bahwa kita harus hidup dengan rendah hati dan tidak
mementingkan diri sendiri. Hidup untuk kebenaran berarti bahwa kita
harus hidup untuk melakukan kehendak Allah.
Apakah Anda telah memenuhi tujuan Allah bagi kehidupan Anda?
Apakah Anda telah membuka diri Anda untuk menerima Tuhan Yesus
sebagai Juruselamat Anda dan apakah Anda telah hidup mengikuti teladan Tuhan Yesus? [P]
1 Petrus 2:24
“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib,
supaya kita, yang telah mati terhadap dosa,
hidup untuk kebenaran.
Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.”
36
Minggu
Dia Mengalahkan Kematian
Bacaan Alkitab hari ini: Lukas 24
31
Mar
Paskah
Kepercayaan Kristen yang paling penting yang paling sering diserang
oleh orang-orang yang membenci kekristenan adalah tentang kebangkitan Kristus. Bukti tentang kebangkitan Kristus yang diuraikan dalam
Alkitab amat meyakinkan, tetapi tidak mudah diterima karena adanya
kebangkitan merupakan masalah yang melampaui rasio manusia, yaitu
bahwa kita tidak pernah melihat dengan mata kita sendiri bahwa ada
orang yang pernah mati dan bangkit kembali. Orang-orang yang dekat
dengan Tuhan Yesus pun juga tidak pernah menyangka bahwa Tuhan
Yesus akan bangkit dari kematian, padahal sebelum Tuhan Yesus ditangkap, Ia telah beberapa kali memberitahu mereka bahwa pada hari ketiga
sesudah kematian-Nya, Ia akan bangkit kembali.
Masalah kebangkitan Tuhan Yesus ini amat penting karena kebangkitan merupakan bukti bahwa melalui kematian-Nya, Tuhan Yesus telah
mengalahkan kematian. Bisa pula dikatakan bahwa kebangkitan merupakan proklamasi kemenangan Tuhan Yesus atas kematian. Bagi kita
saat ini, kebangkitan Tuhan Yesus itu amat penting karena kebangkitan
Tuhan Yesus memberi kepastian bahwa kita pun juga akan mengalami
kebangkitan dari kematian pada waktu Tuhan Yesus datang kembali ke
dunia ini. Pengharapan akan adanya kebangkitan sesudah kematian bagi
orang percaya pada waktu Tuhan Yesus datang kedua kali itu merupakan
sumber penghiburan bagi kita yang saat ini sedang menghadapi berbagai macam masalah dan kesedihan (Bandingkan dengan Wahyu 21:4).
Pengharapan akan adanya kebangkitan dari kematian ini juga merupakan sumber penghiburan bagi mereka yang cacat atau sakit-sakitan. [P]
Lukas 24:46-48
Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus
menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga
dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan
pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa,
mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.
37
Sisipan Ucapan Paskah
Senin
Imam Masa Kini
1
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 29
Jabatan imam bukanlah jabatan sukarela. Hanya keturunan Harun yang
boleh menjadi imam. Jabatan imam ini bukanlah pilihan bagi Harun dan
keturunannya, melainkan merupakan suatu ketetapan Allah yang tidak
bisa dibantah atau ditolak. Sebelum bisa menjalankan fungsi sebagai
imam, Harun dan anak-anaknya harus ditahbiskan lebih dulu. Pentahbisan itu memakan waktu selama tujuh hari.
Setelah Bait Allah dihancurkan oleh Jendral Titus pada tahun 70, jabatan imam seperti yang ada pada zaman Perjanjian Lama sudah tidak
ada lagi. Pada masa kini, setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus
adalah imam (Wahyu 1:6; 1 Petrus 2:9), tetapi dengan tugas yang sedikit berbeda dengan imam pada masa Perjanjian Lama. Pada zaman
Musa, tugas seorang imam adalah melaksanakan seluruh peribadatan
yang terutama berwujud upacara korban. Setelah Tuhan Yesus mati dan
bangkit dari kematian, semua upacara korban sudah tidak diperlukan
lagi karena semua upacara tersebut merupakan simbol dari pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib. Sekalipun demikian, gagasan bahwa
imam adalah seorang yang berdiri di antara Allah dan manusia adalah
gagasan yang masih bisa berlaku sampai sekarang. Sebagai imam, orang
percaya bertanggung jawab untuk memberitakan firman Allah kepada
dunia serta menaikkan doa syafaat bagi keperluan sesamanya.
Orang percaya harus menjalankan fungsi keimaman, bukan karena
pilihan sukarela, melainkan karena ketetapan Allah. Oleh karena itu,
orang percaya yang tidak menjalankan fungsi keimaman adalah imam
yang tidak bertanggung jawab, sedangkan orang percaya yang menjalankan fungsi keimamannya adalah hamba yang baik dan setia! [P]
1 Petrus 2:9
“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa
yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil
kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib;”
39
Selasa
Malafungsi
2
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 30:1-31:11
Allah Israel adalah Allah yang tidak bisa dibantah. Perintahnya harus
ditaati dan tidak bisa ditawar. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan sebagaimana mestinya akan mendatangkan berkat, tetapi malafungsi (pemakaian yang salah) akan mendatangkan hukuman. Misalnya, bangsa Israel harus membuat mezbah untuk tempat pembakaran
ukupan yang harus diletakkan di depan tabir yang memisahkan ruang
kudus dan ruang mahakudus. Mezbah itu hanya boleh digunakan untuk
membakar ukupan dari wangi-wangian dan tidak boleh dipakai untuk
keperluan yang lain seperti membakar ukupan yang tidak sesuai dengan
ketentuan atau untuk mempersembahkan korban, baik korban bakaran,
korban sajian, maupun korban curahan (30:9).
Contoh lain adalah persembahan khusus uang pendamaian sebesar setengah syikal. Persembahan sebesar setengah syikal ini berlaku
bagi setiap orang Israel yang berumur dua puluh tahun ke atas. Orang
kaya tidak boleh mempersembahkan lebih dan orang miskin tidak boleh mempersembahkan kurang (30:14-15). Jumlah persembahan uang
pendamaian yang sama rata ini menunjukkan bahwa penerimaan Allah
terhadap umat-Nya tidak mengenal pembedaan antara kaya dan miskin.
Setiap orang sama berharga di hadapan Allah.
Suatu peringatan keras yang diberikan dalam bacaan hari ini adalah
mengenai minyak urapan. Minyak urapan tidak boleh dibuat dengan
sembarang bahan melainkan harus dibuat secara tepat menurut formula (resep) tertentu (30:23-25). Minyak tersebut dimaksudkan untuk
dipakai guna mengurapi semua perkakas yang berkaitan dengan Kemah
Suci dan juga untuk mengurapi Harun dan anak-anaknya. Pemakaian
minyak urapan yang salah (pemakaian untuk orang yang tidak berhak)
akan mendatangkan hukuman mati (30:32-33). [P]
Amsal 13:13
“Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya,
tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan.”
40
Rabu
Hari Sabat dan Hari Tuhan
3
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 31:12-32:35
Pada masa Perjanjian Lama, hari ketujuh ditetapkan sebagai hari perhentian penuh (Sabat), hari yang dikhususkan untuk Tuhan, hari untuk
beristirahat (berhenti bekerja). Alasannya, bangsa Israel harus meniru
Tuhan yang menciptakan langit dan bumi selama enam hari, lalu berhenti pada hari ketujuh. Bangsa Israel juga mengenal Tahun Sabat (Tahun Ketujuh). Pada setiap Tahun Ketujuh, tanah harus diistirahatkan,
tidak boleh ditanami. Adanya Tahun Sabat ini menjaga kesuburan tanah,
sekaligus memaksa bangsa Israel untuk hidup bergantung kepada Allah
karena mereka hanya memakan apa yang tumbuh sendiri dari tanah.
Pada masa Perjanjian Baru, orang Kristen Yahudi tetap beribadah
pada hari Sabat. Akan tetapi, setelah berita Injil tersebar di kalangan
non-Yahudi, orang Kristen non-Yahudi mulai beribadah pada hari pertama atau hari Minggu (Kisah Para Rasul 20:7; 1 Korintus 16:2). Karena
hari pertama itu sekaligus merupakan peringatan akan kebangkitan
Tuhan Yesus (Matius 28:1; Markus 16:2), maka hari pertama atau hari
Minggu itu juga disebut sebagai hari Tuhan (Wahyu 1:10).
Perubahan hari ketujuh menjadi hari pertama sebagai hari yang
dikhususkan bagi Tuhan menggambarkan pergeseran kebenaran karena
Taurat menjadi kebenaran karena Injil. Kebenaran karena Taurat adalah
bahwa kita harus berjuang untuk melaksanakan hukum Taurat secara
sempurna agar dapat dibenarkan oleh Allah. Kebenaran karena Injil
adalah bahwa bila kita percaya kepada Kristus, kita akan dibenarkan
oleh Allah. Sabat adalah bahwa kita harus berjuang selama enam hari
penuh, kemudian baru datang kepada Allah. Injil adalah bahwa kita mulai dengan datang kepada Kristus untuk memperoleh pembenaran. [P]
Keluaran 31:15
“Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada
hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh,
hari kudus bagi TUHAN: setiap orang yang melakukan pekerjaan
pada hari Sabat, pastilah ia dihukum mati.”
41
Kamis
Tuhan Menyertai Umat-Nya
4
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 33
Apakah penyertaan Tuhan penting bagi Anda? Saat Anda hendak memilih pekerjaan, memilih tempat tinggal, memilih pasangan hidup, mengambil tanggung jawab dalam suatu pelayanan, apakah Anda mempertimbangkan penyertaan Tuhan? Saat gereja Anda hendak memperluas
pelayanan atau hendak membangun gedung gereja, manakah yang lebih penting; menghitung anggaran secermat mungkin atau mempertimbangkan penyertaan Tuhan?
Bagi Musa, janji Tuhan untuk mengutus malaikat-Nya guna menyertai bangsa Israel (33:2) belumlah cukup. Walaupun Musa menyadari
bahwa penyertaan Tuhan selalu disertai dengan tuntutan agar umatNya hidup dalam kekudusan, Musa tetap menuntut agar Tuhan sendiri
yang menyertai umat-Nya (33:15). Bagi Musa, penyertaan Tuhan semestinya melekat pada identitas Israel sebagai umat Allah. Penyertaan Allah
membuat bangsa Israel berbeda dengan bangsa-bangsa lain (33:16).
Bacaan Alkitab hari ini memunculkan dua pertanyaan penting: Pertama, apakah penyertaan Tuhan telah melekat pada identitas anak-anak
Allah pada masa kini? Kedua, apakah kenyataan hidup kita telah menunjukkan bahwa Allah menyertai kita? Karakter kita, keputusan-keputusan
kita, dan tindakan-tindakan yang kita ambil merupakan cermin apakah
Allah menyertai kita atau tidak. Bila Tuhan menyertai kita, karakter kita
akan menyerupai karakter Kristus, keputusan-keputusan kita akan mempertimbangkan kehendak Allah, dan tindakan-tindakan kita merupakan
usaha untuk melaksanakan kehendak Allah. Bila Tuhan menyertai kita,
kita tidak akan takut menghadapi tantangan kehidupan. [P]
Keluaran 33:16
“Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat
kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini?
Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami,
sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini,
dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?”
42
Jumat
Waspadai Pengaruh Kekafiran!
5
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 34
Hal yang paling dibenci Allah adalah bila umat-Nya mencampuradukkan
iman dengan kekafiran. Allah menegaskan bahwa Dia adalah Allah yang
cemburu (34:14). Allah memisahkan bangsa Israel dari bangsa-bangsa
lain dengan maksud agar bangsa Israel tidak terpengaruh oleh kepercayaan-kepercayaan kafir (34:11-12). Sayangnya, bangsa Israel tidak mau
mengikuti pola hidup yang ditentukan Allah. Mereka tidak mau bersikap tegas menjalani kehidupan yang terpisah dari bangsa-bangsa kafir.
Tanpa ketegasan, sulit menghindari pengaruh kekafiran.
Pada masa kini, perkembangan teknologi informasi membuat hampir tidak mungkin bagi seorang Kristen untuk bebas dari pengaruh kekafiran. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana kita bisa bersikap tegas
melawan pengaruh kekafiran tersebut. Di antara berbagai hal yang berusaha merusak iman Kristen, ada dua hal yang paling mendasar, yaitu paham pluralisme dan prinsip kebebasan. Pluralisme adalah suatu paham
yang menganggap semua agama baik dan tidak perlu dipertentangkan.
Prinsip kebebasan adalah prinsip hidup yang beranggapan bahwa manusia bebas melakukan apa saja yang ingin dilakukannya, asalkan tidak
merugikan orang lain.
Paham pluralisme membuat banyak orang Kristen enggan melakukan penginjilan. Sebagian orang Kristen mengencerkan arti penginjilan
dengan mengartikan penginjilan sebagai aksi sosial. Prinsip kebebasan
manusia membuat banyak orang (termasuk orang Kristen) menganggap
hubungan seks bebas, aborsi, perceraian, dan hubungan seks sesama
jenis sebagai pilihan yang diizinkan. Pluralisme mengabaikan keunikan
Alkitab, sedangkan kebebasan menyingkirkan otoritas Allah. [P]
Keluaran 34:12
“Berawas-awaslah,
janganlah kauadakan perjanjian dengan penduduk negeri
yang kaudatangi itu, supaya jangan mereka menjadi
jerat bagimu di tengah-tengahmu.”
43
Sabtu
Persembahan Khusus
6
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 35:1-29
Ada dua macam persembahan, yaitu persembahan rutin dan persembahan khusus. Persembahan rutin adalah persembahan yang dilakukan
secara teratur pada waktu-waktu yang sudah tertentu, sedangkan persembahan khusus adalah persembahan yang berkaitan dengan suatu
kebutuhan khusus. Persembahan rutin menuntut kesetiaan, sedangkan
persembahan khusus menuntut kesediaan untuk berkorban.
Bagi orang Israel, persembahan yang seharusnya diberikan secara
rutin antara lain adalah persembahan persepuluhan yang umumnya dilakukan bertepatan dengan saat panen. Oleh karena itu, persembahan
persepuluhan ini bisa dipandang sebagai persembahan syukur dan merupakan ungkapan ketergantungan kepada Allah.
Persembahan khusus adalah persembahan yang dilakukan untuk memenuhi suatu kebutuhan khusus, bukan kebutuhan rutin. Persembahan
khusus ini merupakan ungkapan kasih sehingga besarnya persembahan
amat ditentukan oleh besarnya kasih. Bagi orang Israel, besarnya kasih
kepada Allah akan menentukan berapa besar seseorang memberi bagi
pekerjaan mendirikan Kemah Suci. Bagi kita pada masa kini, kasih kita
kepada Tuhan akan menentukan seberapa besar kita akan memberi
bagi keperluan-keperluan khusus seperti keperluan membangun rumah
Tuhan. Kasih kita kepada sesama akan menentukan seberapa besar
kita akan memberi saat terjadi bencana alam atau saat muncul kebutuhan-kebutuhan khusus yang lain. Saat kita menghadapi kebutuhankebutuhan khusus yang memerlukan uluran tangan kita, yang perlu kita
pertanyakan lebih dulu bukanlah berapa banyak kita harus memberi,
melainkan berapa besar kasih kita. Besarnya kasih Anda akan menolong
Anda dalam menentukan berapa besar Anda hendak memberi. [P]
Keluaran 35:5
“Ambillah bagi TUHAN persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai
persembahan khusus kepada TUHAN: emas, perak, tembaga, ...”
44
Minggu
Proyek Bersama
7
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 35:30-36:38
Pelayanan mendirikan Kemah Suci merupakan proyek bersama bagi seluruh orang Israel. Ada yang memberikan pikiran dan tenaga, ada pula
yang mempersembahkan harta benda mereka. Rancangan awal berasal
dari Allah sendiri yang Dia sampaikan kepada Musa. Selanjutnya, Musa
menyampaikan rancangan awal itu kepada Bezaleel bin Uri bin Hur dan
Aholiab bin Ahisamakh sebagai para pimpinan proyek. Yang amat menarik adalah bahwa mereka berdua itu bukan hanya ahli dalam melakukan
pekerjaan mereka, tetapi mereka juga pandai mengajar orang lain untuk
mengerjakan hal yang sama (35:34). Dengan demikian, mereka berdua
bisa mengoordinasikan seluruh tim ahli yang bekerja sama dalam membangun Kemah Suci tersebut.
Keikutsertaan orang Israel yang mendukung dana (barang) pun amat
mengesankan, “Rakyat membawa lebih banyak dari yang diperlukan
untuk mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan TUHAN untuk dilakukan” (36:5). Mereka mendukung dana atau barang dengan segenap
hati—bukan sekedar formalitas—walaupun persembahan itu sifatnya
sukarela, sehingga Musa harus menghentikan pemberian persembahan
sukarela tersebut (36:5-7).
Pada masa kini, pelayanan dalam gereja juga harus dipandang sebagai pelayanan bersama, bukan hanya pelayanan para pemimpin gereja.
Sebagian pelayanan merupakan pelayanan rutin dan sebagian lagi merupakan proyek-proyek jangka pendek. Seluruh bidang pelayanan yang
ada dalam gereja merupakan arena bagi orang-orang percaya untuk melayani Tuhan. Dengan demikian, pelayanan dalam gereja akan menjadi
pengikat yang mempersatukan orang-orang percaya (Efesus 4:16). [P]
Efesus 4:16
“Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan
diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya,
sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.”
45
Senin
Peralatan Bersalut Emas
8
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 37
Emas adalah logam yang paling berharga bila dibandingkan dengan logam yang lain. Banyaknya emas yang dimiliki seseorang menunjukkan
keunggulan (superioritas), bukan hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga
dari sisi sosial dan kekuasaan. Amat menarik untuk disimak bahwa ada
berbagai perlengkapan Kemah Suci yang disalut dengan emas (37:2-4,
6-7, 11-17, 22-24, 26-28). Adanya salutan emas itu menunjukkan bahwa
benda-benda yang berkaitan dengan upacara keagamaan itu merupakan
barang-barang yang bernilai (suci) sehingga layak disalut dengan emas,
bahkan dengan emas murni. Kesediaan bangsa Israel untuk memberi—
bahkan pemberian mereka sampai berkelebihan (36:5b)—menunjukkan
penghargaan atau penghormatan mereka kepada Tuhan.
Pada masa kini, banyak tempat ibadah yang dibangun secara megah
dan menghabiskan banyak biaya. Kesediaan umat untuk membiayai
pembangunan yang mahal itu tidak boleh dipandang sebagai tindakan
menghambur-hamburkan uang, melainkan harus dipandang sebagai
ungkapan penghargaan atau penghormatan kepada Allah. Dalam semua suku dan semua agama, bisa kita jumpai bahwa tempat ibadah
dibangun lebih indah dan lebih megah daripada rumah pribadi. “Pemborosan” semacam itu tidak perlu kita kecam karena hal itu merupakan
ungkapan iman dan penghormatan kepada Allah. Yang menjadi masalah
adalah bila umat Allah hanya memperhatikan keperluan tempat ibadah
dan mengabaikan tanggung jawab sosial. Tanggung jawab kepada Allah
dan tanggung jawab kepada sesama merupakan dua tanggung jawab
yang harus dijalankan bersama-sama. Gereja yang bisa membangun
tempat ibadah yang megah seharusnya juga bisa mengumpulkan dana
untuk melaksanakan tanggung jawab sosial. [P]
Keluaran 36:5b
“Rakyat membawa lebih banyak
dari yang diperlukan untuk mengerjakan
pekerjaan yang diperintahkan TUHAN untuk dilakukan.”
46
Selasa
Peralatan Perak dan Tembaga
9
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 38
Di samping peralatan yang bersalut emas, ada pula peralatan di Kemah
Suci yang dibuat dari bahan perak dan tembaga. Bila emas logam yang
paling berharga dan merupakan simbol dari kesucian, perak dan tembaga kurang bernilai dibandingkan dengan emas. Mezbah korban bakaran
dibuat dari kayu penaga (38:1), tetapi peralatan yang berkaitan dengan
mezbah itu disalut atau dibuat dari tembaga (38:2-3). Mezbah korban
bakaran yang terletak di pelataran Kemah Suci menunjukkan bahwa
dosa harus dibakar atau dimusnahkan sebelum seseorang boleh memasuki Kemah Suci untuk bertemu dengan Allah. Karena korban bakaran
diasosiasikan (dikaitkan) dengan dosa, maka tidak mengherankan bila
bahan yang dipakai untuk membuat peralatan yang berkaitan dengan
mezbah korban bakaran dibuat dari tembaga, bukan dari emas.
Perlu diperhatikan bahwa walaupun peralatan-peralatan dalam Kemah Suci itu memiliki “nilai” atau ukuran kesucian, peralatan-peralatan
itu dibuat dari bahan logam biasa yang tidak mengandung kekuatan magis (sihir). Ukuran kesucian peralatan tersebut bukan didasarkan pada
logam itu sendiri, tetapi pada pemakaiannya dalam peribadatan orang
Israel. Misalnya, kesucian dari “tutup pendamaian” bukan disebabkan
karena bahan emas yang dipakai (37:6) mengandung kekuatan magis,
tetapi karena Allah berjanji untuk menemui umat-Nya di atas tutup pendamaian itu.
Dalam praktik kehidupan bergereja, peralatan perjamuan kudus—
termasuk roti dan anggur yang dipakai—perlu dihargai bukan karena
peralatan serta roti dan anggur itu mengandung kekuatan magis, tetapi
karena seluruh peralatan beserta roti dan anggur itu kita pakai sebagai
simbol penebusan di dalam Yesus Kristus. [P]
Ibrani 10:1a
“Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja
dari keselamatan yang akan datang,
dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri.”
47
Rabu
Ketaatan Tanpa Kompromi
10
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 39
Allah menghendaki ketaatan mutlak atau ketaatan tanpa kompromi.
Salah satu definisi dosa dalam Alkitab adalah “tidak mencapai sasaran”.
Allah memandang pelanggaran terhadap satu hal dalam hukum Taurat
sebagai pelanggaran terhadap seluruhnya. Sebagai ilustrasi, Anda dapat
membayangkan segelas jus jeruk dengan sebuah lalat di dalam jus tersebut. Apakah Anda bisa mengatakan bahwa jus tersebut menjadi layak
untuk diminum bila Anda sudah membuang lalat di gelas tersebut?
Amat menarik untuk diperhatikan bahwa pekerjaan membangun
Kemah Suci beserta seluruh perlengkapannya itu dilakukan (tepat) seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa (39:1, 5, 7, 21, 26, 29,
31, 32, 42). Walaupun orang-orang yang bekerja membangun Kemah
Suci adalah orang-orang yang ahli, mereka dengan rendah hati bersedia
untuk melakukan pekerjaan mereka tepat seperti yang diperintahkan
kepada mereka oleh Musa tanpa menawar atau melakukan modifikasi
(perubahan).
Masa kini adalah masa demokrasi. Dalam sistem demokrasi, kekuasaan berada di tangan rakyat. Rakyat boleh dan harus diizinkan untuk
mengemukakan pendapat. Bila keputusan pemimpin dianggap salah,
rakyat boleh mengoreksi atau melawan. Pemimpin harus bersedia mendengarkan pendapat rakyat dan tidak boleh bertindak semaunya. Akan
tetapi, hubungan manusia sebagai umat Allah dengan Allah Sang Pencipta bukanlah hubungan dengan sistem demokrasi. Allah tidak boleh
dibantah. Keputusannya bersifat mutlak. Dosa, betapapun kecilnya,
tetap dianggap sebagai dosa; dan kompromi dengan dosa—dengan
alasan apa pun—tetap tidak bisa dianggap sebagai kebenaran. [P]
Keluaran 39:43
“Dan Musa melihat segala pekerjaan itu, dan sesungguhnyalah,
mereka telah melakukannya seperti yang diperintahkan TUHAN,
demikianlah mereka melakukannya.
Lalu Musa memberkati mereka.”
48
Kamis
Kebergantungan Kepada Allah
11
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 40
Sistem kerja yang baik menurut menusia belum tentu sama dengan
sistem kerja yang dikehendaki Allah. Menurut hikmat manusiawi, segala
sesuatu harus direncanakan secara cermat, baru dilaksanakan. Akan
tetapi, yang Allah kehendaki adalah ketaatan dan sikap bergantung kepada Allah secara mutlak. Bila apa yang kita rencanakan tidak sesuai
dengan kehendak Allah, kita harus bersedia mengubah rencana kita.
Sesuai dengan janji-Nya kepada Musa (33:15-17), Allah menyertai
umat-Nya dalam wujud awan yang menaungi Kemah Suci pada siang
hari—sehingga mereka tidak kepanasan—dan api yang menerangi mereka pada malam hari —sehingga mereka masih dapat melihat. Bila
awan atau api itu bergerak, mereka harus berangkat; dan bila awan atau
api itu berhenti, mereka harus berhenti untuk berkemah (40:34-38).
Adanya awan atau api itu di satu sisi menunjukkan bahwa Allah hadir
di tengah umat-Nya, dan di sisi lain menunjukkkan bahwa Allah adalah
pemimpin umat-Nya. Seluruh perjalanan umat Allah tidak didasarkan
pada rencana mereka, melainkan didasarkan pada rencana Allah yang
detailnya belum mereka ketahui, sehingga kehidupan mereka bergantung sepenuhnya kepada rencana Allah.
Bacaan Alkitab hari ini menunjukkan bahwa umat Allah tidak boleh
mengadopsi ilmu manajemen umum sepenuhnya, melainkan kita harus
memberi ruang terhadap pimpinan Allah. Walaupun membuat perencanaan itu baik, bahkan harus dilakukan (Amsal 24:6), kita harus membuka diri kepada pimpinan Allah. Kita harus bersedia untuk kapan saja
memodifikasi apa yang telah kita rencanakan, bila kita menyadari bahwa
ternyata kehendak Allah berbeda dengan rencana kita. [P]
Amsal 16:9; 19:21
“Hati manusia memikir-mikirkan jalannya,
tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya.
Banyaklah rancangan di hati manusia,
tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana.”
49
Jumat
Muliakanlah Tuhan!
12
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 8-9
Ada dua alasan yang membuat seharusnya kita hidup untuk memuliakan
Tuhan, yaitu keberadaan-Nya dan hal-hal yang Dia lakukan bagi kita. Keberadaan Allah yang mulia dan agung membuat sudah sepantasnya bila
kita memuliakan Tuhan (8:2), apalagi bila kita mengingat bahwa kita ini
hanyalah makhluk ciptaan Allah yang kecil dibandingkan alam semesta
yang diciptakan oleh Allah (8:4-5). Bila Allah memberi kepercayaan kepada manusia untuk mengelola alam semesta ini, hal ini merupakan
suatu kehormatan yang diberikan Allah (8:6-9).
Bila kita memeriksa pengalaman hidup kita, maka kita akan bisa menyimpulkan bahwa apa yang Allah perbuat di dalam kehidupan kita itu
ajaib (9:2). Bila kita memeriksa pengalaman hidup kita dalam jangka
waktu yang cukup panjang, kita akan bisa melihat bahwa ada hal-hal
luar bisa yang terjadi, misalnya bagaimana Allah melepaskan kita dari
bahaya atau dari orang yang berniat jahat terhadap diri kita (bandingkan dengan 9:4). Bagi Raja Daud yang telah mengalami penindasan yang
dilakukan oleh Raja Saul, Tuhan adalah Hakim yang adil yang telah membela dirinya (9:5). Raja Daud juga telah mengalami sendiri bagaimana
Tuhan membinasakan musuh-musuh bangsa Israel (9:6-7). Raja Daud
menyimpulkan bahwa, “TUHAN adalah tempat perlindungan bagi orang
yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan” (9:10).
Tuhan tidak pernah meninggalkan orang yang mencari Dia (9:11).
Bagi kita pada zaman ini, bila kita selalu mencari Tuhan dan bersandar kepada-Nya, kita pasti akan bisa mengenali perbuatan-perbuatan
Tuhan yang ajaib dalam hidup kita, sehingga kita selalu memiliki alasan
untuk hidup memuliakan Tuhan. [P]
Mazmur 9:12-13
“Bermazmurlah bagi TUHAN, yang bersemayam di Sion,
beritakanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa,
sebab Dia, yang membalas penumpahan darah, ingat kepada
orang yang tertindas; teriak mereka tidaklah dilupakan-Nya.”
50
Sabtu
Kesulitan adalah Ujian Iman
13
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 10-11
Sepanjang zaman, manusia di seluruh dunia mengalami pengalaman
pahit yang sama, yaitu bahwa orang fasik—yaitu orang jahat yang tak
mengenal Allah—seolah-olah bebas melakukan kejahatan dan Allah
seolah-olah diam saja (10:1). Orang fasik beranggapan bahwa Allah itu
tidak ada dan mereka bebas melakukan apa saja tanpa batas atau tanpa perlu merasa takut kepada hukuman Allah (10:4). Bila kita melihat
dalam jangka waktu yang pendek, seolah-olah Allah tidak peduli sehingga orang fasik selalu sukses dan bisa menyombongkan diri. Hukuman
Allah seolah-olah tidak bisa menjangkau orang-orang fasik (10:5).
Tidak mudah bagi Raja Daud untuk selalu mempercayai Allah. Pengalaman kesuksesan orang fasik membuat ada orang yang menganjurkan agar Daud melarikan diri dari masalah yang dihadapinya (11:1) atau
mencari penyelesaian alternatif. Kesulitan merupakan ujian iman (11:5)
yang harus dihadapi oleh umat Allah dengan iman yang tidak tergantung
pada situasi.
Apakah anda saat ini sedang mengalami situasi yang sulit dan Anda
merasa bahwa Allah seolah-olah tidak mempedulikan Anda? Bila Anda
sedang mengalami keadaan seperti itu, pandanglah kesulitan Anda sebagai ujian yang harus Anda hadapi, sama seperti yang dihadapi orang
beriman yang lain. Arahkanlah pandangan Anda kepada kebaikan Allah
yang telah Anda alami dan jangan biarkan pikiran Anda berhenti pada
kesulitan yang Anda hadapi. Sadarilah bahwa Anda tidak selalu bisa
memahami jalan pikiran Allah, tetapi Anda harus meyakini bahwa Allah
selalu baik dan bahwa Allah bisa melakukan kebaikan melalui pengalaman-pengalaman hidup yang terasa menyakitkan (bandingkan dengan
Roma 8:28). [P]
Mazmur 11:4
“TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus;
TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati,
sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.”
51
Minggu
Pergumulan Sepanjang Zaman
14
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 12-15
Walaupun setiap orang umumnya mengalami pergumulan yang berbeda dengan orang lain, inti pergumulan yang dihadapi setiap orang pada
dasarnya adalah pertentangan antara iman dan kenyataan. Kenyataan
hidup yang kita hadapi mengandung kekecewaan dan ketidakpastian,
sedangkan iman membawa kita untuk melihat adanya pengharapan dan
kepastian penyertaan serta pertolongan Tuhan.
Saat menghadapi berbagai masalah, mudah bagi kita untuk beranggapan bahwa orang yang saleh dan setia sudah tidak ada (12:2). Bila kita
tidak bisa mengatasi kekhawatiran dan kesedihan kita, kita akan cenderung untuk mengatakan bahwa Tuhan telah melupakan kita (13:2-3).
Saat kita membuka mata kita lebar-lebar, kita akan menjumpai kenyataan yang pahit, yaitu pada dasarnya semua manusia itu berdosa (14:2-3).
Sampai saat ini pun, bila kita hanya melihat kenyataan yang ada di dunia
ini, yang akan kita lihat adalah adanya kejahatan di mana-mana, tidak
adanya kepastian, dan masa depan yang suram.
Kita harus menjalani kehidupan ini dengan iman. Iman memungkinkan kita untuk melihat bahwa Allah mempedulikan orang yang tertindas
dan orang yang menanggung beban berat (12:6). Iman memungkinkan
kita untuk mempercayai kasih setia Tuhan (13:6). Iman memungkinkan
kita untuk tetap berlindung kepada Tuhan (14:6). Iman memungkinkan
kita untuk menjalani kehidupan sesuai dengan kehendak Tuhan, yaitu
berlaku adil dan mengatakan kebenaran dengan segenap hati (15:2),
tidak menyebar fitnah, tidak berlaku jahat, dan tidak menghina orang
lain (15:3), serta memandang hina orang yang disingkirkan Allah, tetapi
menghargai orang yang takut akan Tuhan (15:4). [P]
Mazmur 14:2-3
“TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia
untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.
Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat;
tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.”
52
K
Mengenal Kota Korintus
orintus adalah salah satu kota besar pada zaman imperialisme Romawi.
Setelah terpilih sebagai ibukota Provinsi Akhaya, Korintus menjadi
tempat tinggal gubernur Romawi di provinsi itu. Letak kota Korintus sangat
strategis. Di samping dilalui oleh jalur utama yang menghubungkan wilayah
Timur dan Barat, beberapa rute laut juga bertemu di kedua pelabuhan kota
ini. Letak yang strategis membuat kota Korintus menjadi pusat perdagangan
yang terkenal pada zaman itu serta membuat kota itu menjadi kota yang
sangat kaya. Status sosial seseorang berkaitan dengan kondisi ekonominya.
Meningkatnya kondisi ekonomi seseorang dapat membuat orang itu meraih
status yang lebih terhormat di dalam masyarakat. Pola hubungan sosial patron-klien dalam masyarakat Romawi—yaitu hubungan timbal balik antara
pihak yang lebih tinggi secara hirarki (patron) dengan pihak yang lebih rendah (klien)—membuat semua orang berlomba-lomba mendapatkan status
yang lebih tinggi. Pihak patron (yang lebih tinggi) memberikan perlindungan, pinjaman uang, dan sebagainya kepada pihak klien (yang lebih rendah).
Sebagai balasan, pihak klien memberikan berbagai macam pelayanan yang
dibutuhkan oleh patron.
Selain merupakan kota pusat bisnis, Korintus juga merupakan kota tujuan wisata yang sangat terkenal. Di kota itu, setiap dua tahun sekali diadakan pertandingan olahraga atletik yang disebut The Isthmian Games. Pertandingan olahraga ini tidak kalah terkenal dari Olimpiade pada waktu itu.
Wanita-wanita yang memenuhi kualifikasi dapat ikut serta dalam pertandingan ini. Hal ini menunjukkan bahwa wanita juga memiliki tempat dalam
masyarakat, sehingga kemungkinan ada juga yang tidak bisa menempatkan
diri dengan baik di dalam jemaat Korintus.
Kota Korintus juga dikunjungi oleh wisatawan yang berziarah ke Kuil
Dewi Afrodit (Aphrodite), yaitu dewi cinta, kecantikan, kesuburan, dan
pelayaran. Dewi Afrodit dianggap sebagai pelindung para pelacur dan di
kuilnya dilakukan pelacuran bakti. Beberapa kuil dewa-dewi di sekitar kota
Korintus mengadakan pelacuran bakti dan perayaan-perayaan keagamaan
kafir. Dalam perayaan ini, diadakan makan malam dengan makanan yang
sudah dipersembahkan kepada dewa-dewi. Penduduk Korintus yang sangat
terbuka pada dunia luar membuat kehidupan mereka sangat bebas, sampaisampai ada ahli sejarah yang menyebut mereka sebagai orang-orang yang
bejat atau amoral. Namun, Korintus juga merupakan tempat yang strategis
untuk pekabaran Injil, sehingga Paulus merintis jemaat di sana. [WY]
53
Senin
Ucapan Syukur Rasul Paulus
15
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 1
Mengapa Rasul Paulus memulai suratnya dengan ucapan syukur kepada Allah dan mengapa ucapan syukur tersebut perlu diketahui oleh
jemaat Korintus? Ucapan syukur Rasul Paulus di dalam surat-suratnya
selalu dikaitkan dengan pribadi Allah dan jemaat. Ucapan syukur tersebut mengungkapkan pengakuan bahwa Allah adalah sumber dari segala
sesuatu, termasuk apa yang telah Rasul Paulus kerjakan bagi jemaat.
Jemaat Korintus perlu mengerti bahwa Allah telah berbuat sesuatu untuk kepentingan mereka. Sebagai perintis gereja Korintus, Rasul Paulus
mengetahui dengan jelas kondisi jemaat Korintus, sehingga ia dapat melihat karya Allah dalam kehidupan mereka.
Apa yang telah Allah lakukan kepada jemaat Korintus? Rasul Paulus
mengungkapkan bahwa Allah telah memberikan segala sesuatu yang
dibutuhkan oleh jemaat Korintus selama mereka hidup di dunia ini, dan
Allah akan terus meneguhkan mereka sampai kedatangan Tuhan Yesus
yang kedua kali! Kasih karunia Allah itu membuat jemaat Korintus menjadi kaya dalam segala hal, terutama dalam hal-hal yang menyangkut
kebutuhan rohani mereka. Allah yang setia akan meneguhkan jemaat
Korintus, sehingga mereka kedapatan tidak bercacat pada hari kedatangan Tuhan Yesus.
Hendaklah ucapan syukur kita juga berpusat pada apa yang telah
Allah kerjakan bagi jemaat Tuhan, bukan berpusat pada diri sendiri. Kita
perlu mengucap syukur bukan karena kita mendapatkan keuntungan
atau kebaikan, tetapi karena apa yang telah Allah kerjakan bagi gerejaNya. [WY]
Roma 11:36
“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia,
dan oleh Dia,
dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.”
54
Selasa
Salib Kristus
16
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 2
Dipandang dari hikmat dunia, salib Kristus adalah sesuatu yang hina,
lemah, dan bodoh. Orang yang disalibkan adalah orang yang rendah,
orang yang patut dilenyapkan dari dunia ini. Namun, Rasul Paulus mengingatkan jemaat Korintus agar melihat rahasia Allah dengan benar. Rasul
Paulus memberi kesaksian bahwa ia memberitakan rahasia Allah kepada
jemaat Korintus bukan dengan sikap superior (merasa lebih tinggi) dan
tidak dengan mengandalkan hikmat manusiawi, meskipun ia dapat saja
bersikap seperti itu. Rasul Paulus memilih untuk memberitakan Kristus
yang disalib.
Rasul Paulus mengetahui bahwa jemaat Korintus hidup dan bermegah
di dalam hikmat manusia dan bukan hikmat Allah. Jemaat Korintus memegahkan diri mereka di hadapan Allah, dan Kristus tidak lagi menjadi
kekuatan dan hikmat Allah bagi mereka (1:18-31). Rasul Paulus menegur jemaat Korintus dan datang kepada mereka bukan dengan kata-kata
muluk dan hikmat yang tinggi, melainkan secara terus terang menunjuk
kepada Kristus yang disalibkan. Rasul Paulus ingin agar jemaat Korintus mengetahui rahasia hikmat Allah yang tidak pernah bisa dimengerti
oleh hikmat manusia, yaitu bahwa Allah Anak harus mati disalib untuk
menebus dosa manusia. Hikmat Allah adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan manusia. Rasul Paulus mengingatkan jemaat Korintus agar
kembali menjadikan Kristus sebagai hikmat dan kekuatan Allah.
Sebagai orang percaya, kita harus senantiasa waspada terhadap hikmat kita sendiri yang cenderung manipulatif (menipu) dan membanggakan atau memegahkan diri sendiri. Kristus yang disalib menunjukkan
hikmat Allah, walaupun menurut hikmat manusia merupakan kebodohan dan kelemahan. [WY]
1 Korintus 1:31b
“Barangsiapa yang bermegah,
hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.”
55
Rabu
Kedewasaan Rohani
17
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 3
Rasul Paulus menyebut jemaat Korintus sebagai manusia duniawi (3:3).
Hal itu berarti bahwa mereka masih hidup dalam pikiran dan sifat mereka yang lama. Perpecahan dan perselisihan yang muncul disebabkan
karena mereka masing-masing ingin menjadi lebih hebat dibandingkan
yang lain. Jiwa kompetitif dan kesombongan yang dimiliki oleh masyarakat di kota Korintus sudah merasuki mereka sedemikian rupa, sehingga meskipun mereka sudah berada di dalam Tuhan, mereka belum
sepenuhnya meninggalkan pikiran dan sifat lama mereka.
Salah satu penyebab perpecahan adalah adanya orang-orang yang
membandingkan Apolos—yang dikenal sebagai seorang cendekiawan
yang fasih lidah (Kisah Para Rasul 18:24)—dengan Rasul Paulus. Akibatnya, jemaat menjadi terpecah karena ada yang memihak Apolos dan
ada yang memihak Rasul Paulus. Kemungkinan besar, ada jemaat yang
berpikir bahwa Apolos lebih kompeten (cakap) dibandingkan dengan
Rasul Paulus, tetapi ada pula jemaat yang berpikir sebaliknya, sehingga
perpecahan tidak terelakkan.
Rasul Paulus menegur jemaat Korintus atas perpecahan yang terjadi karena perpecahan itu menunjukkan bahwa mereka tidak melihat
adanya tangan Tuhan yang bekerja di balik pelayanan Rasul Paulus dan
Apolos. Hal yang mereka persoalkan dilandasi oleh keinginan dan sifat
mereka yang lama, yang seharusnya mereka tinggalkan sejak mereka
menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat mereka. Mereka seharusnya melihat bahwa baik Rasul Paulus maupun Apolos adalah sama-sama
pelayan Tuhan yang memiliki kemampuan yang berbeda. Di balik pertumbuhan gereja, selalu ada campur tangan Tuhan. Jemaat seharusnya melihat para pemimpin mereka sebagai alat di tangan Tuhan untuk
melaksanakan karya Tuhan di dalam gereja-Nya. [WY]
1 Korintus 3:7
“Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang
menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.”
56
Kamis
Menyenangkan Tuhan
18
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 4
Sebagai pemimpin rohani bagi jemaat Korintus, Rasul Paulus seringkali
dinilai oleh jemaat Korintus dan dibandingkan dengan para pemimpin
yang lain, yaitu Apolos dan Rasul Petrus (1:10-17; 3:4, 21-22). Jemaat
Korintus menilai dan menghakimi para pemimpin rohani yang melayani
mereka bukan berdasarkan “kacamata” Allah, melainkan berdasarkan
hikmat dunia ini. Pemimpin yang mereka anggap baik adalah pemimpin yang kata-katanya hebat, tinggi, dan yang menunjukkan bahwa ia
mengetahui hikmat dunia ini, sehingga mereka dapat membanggakan
pemimpin mereka.
Bagaimana sikap Rasul Paulus menghadapi penilaian dan penghakiman dari jemaat Korintus? Rasul Paulus tidak kehilangan motivasi yang
benar dalam pelayanannya. Meskipun jemaat Korintus mungkin menilai
bahwa ia kurang begitu hebat dibandingkan dengan Apolos atau Rasul
Petrus, namun ia tetap mengarahkan hati untuk menyenangkan Tuhan
dan bukan manusia. Bagi Rasul Paulus, yang penting adalah penilaian
dan penghakiman dari Tuhan sendiri, bukan dari manusia. Penghakiman
manusia dapat salah karena hikmat manusia terbatas (3:18-20), sedangkan penghakiman Tuhan adalah benar karena Ia mengetahui segala sesuatu (4:5).
Bagaimana Rasul Paulus menyenangkan hati Tuhan? Rasul Paulus
melayani sebagai hamba Kristus yang dapat dipercaya (4:1-2). Dipercaya
di sini adalah dalam arti bahwa Rasul Paulus melayani jemaat sesuai dengan keinginan Tuannya. Rasul Paulus menyampaikan isi hati Tuannya
dan mengedepankan Tuannya—yaitu Kristus—di atas dirinya. Sebagai
pelayan Tuhan, hendaknya kita berusaha menyenangkan Tuhan dan bukan manusia. [WY]
1 Korintus 4:2
“Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah,
bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.”
57
Jumat
Disiplin Gerejawi
19
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 5
Dapatkah kasih meniadakan disiplin bagi seseorang di dalam gereja?
Atau dapatkah kasih meniadakan atau mengabaikan dosa seseorang?
Rasul Paulus sadar benar bahwa dosa yang tidak diselesaikan dengan
tuntas di dalam jemaat akan mempengaruhi kehidupan komunitas gereja secara keseluruhan. Rasul Paulus mengibaratkan hal ini dengan sedikit ragi yang dapat mengkhamirkan seluruh adonan (5:6b-7).
Dari bagian surat Paulus ini, jelas terlihat bahwa jemaat Korintus
mengabaikan atau membiarkan seorang anggota jemaat yang melakukan dosa percabulan. Dosa percabulan yang dilakukan oleh orang
ini— yaitu hidup dengan istri ayahnya —dikatakan Rasul Paulus sebagai
lebih berdosa daripada apa yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah. Mengapa komunitas jemaat Korintus membiarkan
anggota jemaat ini melakukan dosa seperti itu tanpa memberi disiplin
(hukuman) apa pun? Rasul Paulus mengatakan bahwa mereka terlalu
sombong. Kemungkinan besar, kesombongan yang dimaksud Rasul Paulus adalah bahwa jemaat Korintus terlalu sombong untuk mengaku dosa
dan menyelesaikan dosa yang terjadi di tengah komunitas mereka. Kemungkinan lain adalah bahwa jemaat Korintus terlalu membanggakan
jemaat ini, sehingga kehebatan (baca: hikmat dunia dan pengetahuan)
yang dimiliki oleh orang ini dianggap dapat “menghapuskan” dosa yang
dilakukannya.
Gereja harus meneladani Rasul Paulus dalam mendisiplin (menghukum) anggota jemaat yang berdosa—yaitu berdosa dalam arti tidak bertobat secara terus-menerus. Disiplin (hukuman) yang dilakukan tentu
saja harus dilandasi oleh kasih, yaitu dengan harapan bahwa orang ini
dapat segera berbalik dari dosa-dosanya. [WY]
Amsal 27:5
“Lebih baik teguran yang nyata-nyata
dari pada kasih yang tersembunyi.”
58
Sabtu
Menyelesaikan Masalah Internal
20
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 6
Jemaat Korintus adalah jemaat yang kaya akan pengetahuan dan berbagai karunia (1:5-7), namun pengetahuan yang mereka miliki ternyata
tidak sepadan dengan cara hidup mereka. Ketika perselisihan muncul di
antara mereka, mereka tidak menyelesaikan masalah itu di dalam komunitas orang percaya, melainkan malah menggugat saudara seiman
mereka di pengadilan umum. Rasul Paulus menganggap tindakan membawa kasus dalam gereja ke pengadilan umum sebagai sesuatu yang
memalukan (6:5) dan merupakan kekalahan (6:7). Dengan bertindak seperti ini, gereja Korintus tidak memberikan kesaksian yang baik kepada
orang-orang yang tidak percaya.
Dalam surat ini, Rasul Paulus berkali-kali menggunakan kalimat seperti: “Tidak tahukah kamu ...?” Kalimat seperti itu menunjukkan bahwa
jemaat Korintus mengetahui banyak, namun tidak melakukannya. Apakah maksud Rasul Paulus? Pertama, jemaat sebagai orang-orang kudus
akan menghakimi dunia (termasuk malaikat-malaikat jahat) bersama
Kristus kelak pada hari penghakiman (6:2-3; 2 Petrus 2:4; Yudas 1:6).
Kristus dan Roh Kudus sebagai sumber hikmat seharusnya memampukan jemaat untuk menyelesaikan masalah dengan baik. Kedua, orangorang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah
(1 Korintus 6:9). Ketika seorang anggota jemaat menuntut saudaranya
dan meminta penghakiman pada hakim di luar gereja, maka ia kemungkinan akan melakukan ketidakadilan terhadap saudaranya (6:8). Hal
ini tidak berkenan di hati Tuhan. Orang-orang yang tidak percaya tidak
memiliki hikmat untuk memutuskan apa yang adil. Oleh karena itu, penyelesaian masalah antar jemaat hendaknya dilakukan di tengah jemaat
dalam terang firman Tuhan. [WY]
1 Korintus 6:1
“Apakah ada seorang di antara kamu, yang jika berselisih
dengan orang lain, berani mencari keadilan pada orang-orang yang
tidak benar, dan bukan pada orang-orang kudus?”
59
Minggu
Satu Daging
21
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 7
Di dalam surat yang ditulis oleh jemaat Korintus kepada Rasul Paulus,
mereka menuliskan slogan masyarakat yang cukup populer pada waktu
itu, “Adalah baik bagi laki-laki kalau ia tidak kawin” (7:1). Terjemahan
harfiah untuk slogan ini berbunyi, “Adalah baik bagi laki-laki untuk tidak
menyentuh wanita.” Perkataan “menyentuh wanita” adalah suatu Eufemisme (ungkapan untuk menghaluskan) yang artinya adalah hubungan seksual. Slogan ini ternyata diucapkan terutama oleh mereka yang
sudah hidup dalam pernikahan. Mengapa slogan ini cukup populer di
dalam masyarakat Korintus yang notabene merupakan masyarakat yang
hidup dalam kebebasan seksual?
Pernikahan Romawi pada zaman itu umumnya merupakan pernikahan yang dilakukan karena alasan politik dan ekonomi. Pernikahan
bisa membuat status sosial dan ekonomi seseorang meningkat, serta
dapat menjaga kestabilan politik seseorang. Meskipun seorang wanita
sudah mendapat tempat yang baik dalam masyarakat, namun pernikahan tetap adalah hubungan asimetri antara pria yang lebih berkuasa dan
lebih tua dengan wanita yang lebih lemah dan muda. Oleh karena itu,
pernikahan yang dianggap baik oleh orang-orang Romawi pada waktu
itu adalah pernikahan yang diisi dengan keharmonisan dan kedamaian
suami istri tanpa perlu cinta kasih di antara keduanya. Namun, kondisi
pernikahan demikian justru membuat seorang pria atau wanita pada
waktu itu akhirnya jatuh dalam dosa perselingkuhan seksual.
Agar tidak terjadi percabulan di antara anggota jemaat, Rasul Paulus
menasihatkan agar para suami memenuhi kewajiban seksual terhadap
istri, dan demikian sebaliknya, karena suami atau istri tidak berkuasa
atas tubuh mereka sendiri, melainkan pasangan mereka (7:4). [WY]
Kejadian 2:24
“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan
ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya menjadi satu daging.”
60
Senin
Batu Sandungan
22
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 8
Sebagai orang percaya, kita adalah orang yang merdeka, artinya kita boleh melakukan apa saja yang tidak bertentangan dengan firman Tuhan.
Namun, apa yang kita lakukan jangan sampai menjadi batu sandungan
bagi orang lain, termasuk bagi saudara-saudara seiman.
Beberapa anggota jemaat yang termasuk dalam kalangan “anggota
jemaat berpengetahuan” di Korintus telah memanfaatkan kebebasan
mereka untuk makan daging di kuil berhala (8:10). Mereka tahu banyak
tentang firman Tuhan dan mereka tahu bahwa makanan yang dipersembahkan kepada berhala tidak mempengaruhi kerohanian karena berhala
itu sebenarnya tidak ada dan hanya ada Satu Allah saja. Namun, Paulus
mengecam tindakan mereka yang menjadi batu sandungan bagi jemaat
lain yang “kurang” (lemah) dalam pengetahuan (8:7). Anggota jemaat
yang berpengetahuan ini kemungkinan berasal dari kalangan berada
dan berstatus sosial tinggi. Orang-orang seperti itu selalu mendapat undangan untuk makan di kuil berhala bersama para petinggi atau para
orang kaya lainnya. Untuk mendapat nama baik dan pergaulan yang
baik di tengah masyarakat Korintus, mereka harus menghadiri jamuan
makan daging di kuil berhala. Hal ini akhirnya menghancurkan hati dan
iman dari anggota jemaat yang “lemah”, karena mereka masih belum
mencapai pengetahuan yang sama dan mereka masih mempercayai
bahwa berhala-berhala tersebut hidup.
Paulus mengajak jemaat Korintus yang lebih hebat kedudukan dan
pengetahuannya untuk memperhatikan mereka yang lemah. Paulus mengatakan bahwa yang terutama adalah kasih (8:1). Pengetahuan yang
tinggi tanpa kasih tidak ada gunanya di dalam jemaat. [WY]
1 Korintus 8:1c
“Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong,
tetapi kasih membangun.”
61
Selasa
Makna Pelayanan bagi Paulus
23
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 9
Di dalam surat ini, kita dapat mengetahui bahwa ada anggota jemaat
Korintus yang meragukan kerasulan Paulus (9:1-3). Sebenarnya apa yang
mendasari keraguan mereka? Ternyata keraguan mereka terhadap Rasul
Paulus disebabkan karena Rasul Paulus tidak mau menerima dukungan
dana dari jemaat Korintus untuk penghidupannya (9:12, 15), sedangkan
rasul-rasul yang lain menerima dukungan tersebut. Bagi beberapa anggota jemaat Korintus, seorang rasul seharusnya menerima “upah” dari
orang-orang yang ia layani. Hukum Taurat (9:4-10) maupun Tuhan Yesus
(9:13-14) menetapkan bahwa seorang pelayan harus mendapatkan biaya hidup dari pelayanan yang ia lakukan.
Mengapa Rasul Paulus tidak mau menerima dukungan dana dari jemaat Korintus? Hal ini berkaitan dengan sudut pandang Rasul Paulus
terhadap pelayanannya. Rasul Paulus menganggap pelayanannya sebagai kewajiban, sehingga ia merasa tidak perlu mendapatkan upah (9:1618). Rasul Paulus sengaja tidak mau mendapatkan “upah” dari jemaat
Korintus karena ia ingin melayani sebagai hamba yang dapat dipercaya
(4:1-2). Rasul Paulus juga ingin agar hidupnya tidak menjadi beban dan
ia bebas melayani semua orang (9:19-23). Hal ini menunjukkan bahwa
Rasul Paulus sengaja menjadikan gaya hidupnya fleksibel—makanan,
pakaian dan lain-lain dapat mengikuti keadaan—sehingga ia dapat memenangkan siapa saja bagi Kristus.
Apakah tindakan Rasul Paulus bertentangan dengan hukum Taurat
dan perintah Tuhan Yesus? Tentu tidak! Hukum Taurat dan perintah
Tuhan Yesus tentang kewajiban menjamin biaya hidup pelayan yang
melayani mereka itu ditujukan kepada jemaat atau orang yang dilayani,
tetapi tidak berarti bahwa si pelayan tidak boleh menolak. [WY]
1 Korintus 9:18
“Upahku ialah ini:
bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah,
dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.”
62
Rabu
Bahaya Sinkretisme
24
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 10
Sinkretisme adalah paham atau gaya hidup yang mencampuradukkan
satu agama dengan agama lain atau kepercayaan lain. Orang Kristen
sering tidak sadar bahwa ia memiliki kepercayaan atau iman yang bercampur aduk dengan kepercayaan lain. Misalnya, di beberapa daerah
Kristen di Indonesia, banyak orang Kristen yang masih menyembah berhala meskipun mereka juga beribadah di gereja. Contoh lain, ada orang
Kristen yang masih menyimpan benda-benda pusaka karena menganggap benda-benda tersebut masih ada manfaatnya. Kedua contoh di atas
menunjukkan bercampurnya iman Kristen dengan kepercayaan atau
agama lain.
Saat Rasul Paulus menulis surat 1 Korintus, ada anggota jemaat Korintus yang beribadah kepada Tuhan Yesus, namun masih tetap mempercayai berbagai kepercayaan yang dipegang oleh masyarakat kota
Korintus. Salah satu kepercayaan yang masih melekat kuat pada diri
beberapa anggota jemaat adalah ikut makan saat berlangsungnya perayaan di kuil berhala di kota Korintus. Mereka meyakini kepercayaan
masyarakat Korintus bahwa memakan makanan yang dipersembahkan
kepada berhala akan mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan mereka di masa kini maupun di masa yang akan datang. Makan bersama
dengan pejabat atau petinggi dalam perayaan-perayaan itu dapat mendatangkan keuntungan ekonomi dan sosial. Akan tetapi, di balik acara
makan-makan itu terdapat kepercayaan yang mendorong mereka untuk
makan dan terjerumus dalam percabulan karena ada pelacuran bakti
yang berlangsung sesudah acara makan. Kita harus berhati-hati dalam
menghadapi filosofi ataupun kepercayaan lain agar kita tidak mengikuti
hal-hal yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. [WY]
Kolose 2:8
“Hati-hatilah supaya jangan ada yang menawan kamu
dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran
turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.”
63
Kamis
Jangan Memuliakan Diri
25
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 11
Identitas diri orang Yunani dikenal dari pendidikan dan pidato mereka,
sedangkan identitas diri orang Romawi dikenal dari pakaian yang mereka kenakan. Pakaian—termasuk penutup kepala—menunjukkan status
dan pekerjaan seseorang di dalam kebudayaan Romawi. Seseorang yang
memegang status pemerintahan tertentu tidak diperkenankan keluar
rumah tanpa memakai topi khusus. Dalam ibadah penyembahan di kuilkuil Romawi, pria dan wanita yang mempersembahkan persembahan
dan berdoa harus memakai penutup kepala.
Budaya seperti ini rupanya dipakai juga oleh jemaat Korintus dalam
ibadah mereka. Jemaat pria maupun wanita yang berdoa atau melayani
di dalam ibadah ikut memakai penutup kepala. Bagi Rasul Paulus, budaya ini harus direformasi sesuai dengan prinsip Alkitab. Di dalam ibadah,
seorang pria yang menutupi kepalanya hanya membuat dirinya menjadi
pusat perhatian dan dengan demikian justru mencuri kemuliaan Tuhan
karena pria yang memakai tutup kepala selalu dihargai dan dihormati.
Sesuai dengan budaya masyarakat Korintus, pria semacam itu dianggap
memiliki status dan layak untuk melayani ibadah. Hal ini tidak sesuai
dengan konsep ibadah orang percaya. Ibadah orang percaya bertujuan
untuk memuliakan Allah dan bukan diri sendiri. Semua hal yang dapat
mengalihkan jemaat dari memuliakan Allah harus dibuang dari ibadah
orang percaya. Bagi seorang wanita, Rasul Paulus mengharapkan agar
mereka tetap menutup kepala karena wanita yang tidak menutup kepala
akan menampilkan (menonjolkan) kemuliaan dirinya. Bagi Rasul Paulus,
hal ini juga tidak sesuai dengan konsep ibadah Kristen. Oleh karena itu,
ia meminta agar wanita tetap memakai penutup kepala ketika melayani
ibadah. [WY]
Roma 16:27
“Bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus:
segala kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.”
64
Jumat
Karunia-karunia dari Satu Roh
26
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 12
Jemaat Korintus adalah jemaat yang mendapatkan anugrah Allah secara
melimpah. Bagaimana tidak? Jemaat Korintus dilayani oleh beberapa rasul yang sangat penting pada waktu itu. Rasul Paulus, Rasul Petrus (Kefas), Apolos, bahkan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan Yesus
(9:5) pernah melayani jemaat Korintus. Selain itu, jemaat Korintus juga
mendapatkan banyak karunia di dalam pelayanan mereka, antara lain
karunia berkata-kata dengan hikmat, berkata-kata dengan pengetahuan, bahasa lidah, nubuat, dan karunia-karunia lainnya (12:8-10).
Semua karunia dan berkat Tuhan dalam jemaat Korintus membuat
mereka gampang jatuh dalam dosa kesombongan dan perpecahan. Anggota jemaat yang hidup dengan status terpandang di dalam masyarakat
dan sekaligus memiliki karunia tertentu di dalam gereja menjadi sombong dan merasa tidak membutuhkan anggota jemaat lain yang lemah
(12:21-22), padahal karunia-karunia yang didapatkan para anggota jemaat semuanya berasal dari Satu Roh, yaitu Roh Allah yang mengaruniakan semuanya itu.
Rasul Paulus mengingatkan jemaat Korintus bahwa semua karunia
yang mereka miliki tidak seharusnya menjadikan mereka sombong dan
akhirnya malah berselisih satu sama lain. Rasul Paulus mengingatkan
mereka tentang Satu Roh yang menjadi sumber segala karunia itu. Hal
ini berarti bahwa berbagai karunia yang berbeda-beda di dalam jemaat
seharusnya tidak dibanding-bandingkan dan tidak dijadikan alat untuk
menyombongkan diri, melainkan semua karunia yang berbeda-beda itu
seharusnya menyatukan jemaat Korintus dan dipakai untuk membangun tubuh Kristus. [WY]
1 Korintus 12:4-6
“Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu
yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.”
65
Sabtu
Kasih Menjadi Motivasi
27
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 13
Kasih adalah inti dari kerohanian orang percaya. Bagi Rasul Paulus, kasih adalah inti dari kerohanian yang sejati, bukan karunia, pengetahuan, atau mujizat. Dengan demikian, kasih harus menjadi motivasi dari
semua aktivitas kerohanian. Kasih harus menjadi alasan mengapa seseorang menggunakan karunia-karunia yang diberikan Tuhan. Jemaat
Korintus memakai karunia yang Tuhan berikan kepada mereka untuk
memuliakan dan memegahkan diri. Hal ini menyebabkan perpecahan
dan perselisihan di dalam jemaat. Banyak anggota jemaat yang tersandung, dan adapula anggota jemaat yang hidup dalam iri hati (3:3),
dosa (pasal 5), provokasi, dan keegoisan (pasal 8-10). Meskipun jemaat
Korintus memiliki karunia-karunia yang luar biasa, semuanya itu justru
bukan membangun (mempersatukan), melainkan memecah-belah dan
menimbulkan kekacauan.
Bagi Rasul Paulus, kasih adalah yang terbesar dari semuanya karena
kasih adalah apa yang akan tetap sampai akhir zaman. Sekalipun demikian, karunia-karunia lain bukannya tidak berguna karena karunia-karunia
yang diberikan Tuhan dapat membangun iman dan memperlengkapi
anggota jemaat selama hidup di dunia ini. Namun, karunia-karunia itu
akan berlalu dan berhenti. Ketika Tuhan Yesus datang, semua karunia
yang ada akan berhenti, namun kasih tetap. Demikian juga dengan iman
dan pengharapan orang percaya. Iman akan menjadi nyata pada waktu
kita melihat Tuhan Yesus kelak; pengharapan akan digenapi oleh kedatangan Tuhan Yesus; namun kasih adalah apa yang akan kita bawa sampai kekekalan bersama-sama dengan Tuhan.
Hendaklah kasih selalu menjadi motivasi kita untuk melakukan segala sesuatu. [WY]
1 Korintus 13:13
“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan
kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.”
66
Minggu
Ibadah yang Membangun
28
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 14
Ibadah kristiani adalah ibadah yang melibatkan akal budi dan roh dari
setiap jemaat yang mengikutinya. Sebuah ibadah bukanlah ibadah
jika dilakukan untuk mengekspresikan perasaan (roh) tanpa mengajar,
menegur, dan memperbaiki pola pikir (akal budi) jemaat. Rasul Paulus
di dalam bagian suratnya ini secara khusus berbicara tentang dua karunia yang dipakai di dalam ibadah di gereja Korintus. Karunia tersebut
adalah karunia lidah atau yang lebih dikenal dengan karunia berbahasa
roh, dan karunia bernubuat.
Paulus menganjurkan agar karunia bahasa lidah dipakai oleh seseorang untuk berdoa secara pribadi kepada Allah dan bukan untuk
diperdengarkan kepada seluruh jemaat. Masyarakat Korintus sering
mendengarkan bahasa ekstase—yaitu bahasa “aneh” yang diucapkan
di luar kesadaran—diperdengarkan di kuil-kuil berhala oleh nabi-nabi
mereka. Bahasa ekstase ini disampaikan dengan dorongan kuasa berhala yang mereka sembah. Bahasa ekstase ini disampaikan secara keras
dan orang yang mengucapkan seperti orang yang kerasukan setan. Perkataan yang disampaikan adalah jawaban atas masalah-masalah yang
ditanyakan oleh para pengikut di kuil berhala tersebut. Hal ini mungkin menyebabkan jemaat yang mendapat karunia lidah di gereja ingin
menggunakan bahasa roh seperti yang dilakukan oleh orang-orang di
luar gereja. Namun, Rasul Paulus mengatakan bahwa bahasa roh harus
diterjemahkan jika ingin dipakai di tengah jemaat agar jemaat dibangun
dan menjadi kesaksian bagi orang yang baru percaya. Bagi Rasul Paulus,
karunia nubuat justru lebih perlu untuk dipakai di tengah jemaat sehingga jemaat dibangun setelah mendengarkan nasihat, petunjuk, dan
pengajaran dari nubuat yang disampaikan. [WY]
1 Korintus 14:4
“Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh,
ia membangun dirinya sendiri,
tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.”
67
Senin
Hidup Setelah Mati
29
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 15
Kehidupan orang percaya adalah kehidupan yang diarahkan kepada
kekekalan. Segala sesuatu yang dilakukan oleh orang percaya selama
hidup di dunia ini harus dilihat dari perspektif kekekalan. Mengapa
demikian? Karena orang percaya meyakini adanya kebangkitan sesudah
kematian. Orang percaya memiliki kehidupan yang kekal setelah mereka
meninggalkan dunia yang fana ini. Kehidupan kekal ini justru lebih panjang dan lebih berharga daripada kehidupan yang singkat di dunia ini.
Keyakinan akan kebangkitan sesudah kematian membuat orang percaya
mengisi kehidupan ini dengan cara yang berbeda dari mereka yang tidak
memiliki keyakinan akan kebangkitan.
Dalam bacaan Alkitab hari ini, Rasul Paulus mengingatkan orang
percaya di Korintus tentang kebangkitan sesudah kematian. Berbeda
dengan pandangan masyarakat Korintus yang tidak mementingkan kehidupan sesudah kematian, orang percaya harus memperhatikan hal
ini dengan baik. Orang percaya tidak boleh terpengaruh oleh keyakinan
orang-orang di sekitar mereka bahwa tidak ada kebangkitan sesudah
kematian. Bagi orang Korintus, kepercayaan mereka hanyalah memberikan kebaikan bagi mereka selama mereka hidup di dunia ini. Penyembahan berhala dan ritual yang dilakukan untuk menyembah dewa-dewi
hanyalah untuk kesehatan dan perlindungan selama mereka hidup di
dunia ini. Hal ini berbeda sekali dengan keyakinan orang percaya. Rasul
Paulus menegaskan bahwa Kristus sudah bangkit sebagai buah sulung
(15:23), artinya urutan pertama. Oleh karena itu, bagi orang percaya,
kebangkitan sesudah kematian adalah suatu kepastian. [WY]
1 Korintus 15:19
“Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh
pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang
yang paling malang dari segala manusia.”
68
Selasa
Rekan Sekerja
30
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 16
Di dalam bagian terakhir dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus ini, kita akan belajar tentang bagaimana perspektif (cara pandang)
Rasul Paulus terhadap rekan sekerjanya. Pertama, mengenai Timotius.
Rasul Paulus menasihati jemaat Korintus untuk menerima Timotius,
mendukung, dan menolong dia selama ia berada di Korintus dan menyediakan segala yang ia butuhkan ketika ia meninggalkan Korintus. Mengapa Rasul Paulus menasihati jemaat Korintus sedemikian rupa? Hal ini
disebabkan karena Timotius masih muda dan belum berpengalaman.
Dengan tegas, Rasul Paulus menyuruh jemaat Korintus untuk tidak memandang rendah Timotius, melainkan mendukungnya dengan alasan
bahwa Timotius adalah seorang yang mengerjakan pekerjaan Tuhan
sama seperti Rasul Paulus sendiri. Rasul Paulus tidak memandang rendah Timotius, melainkan mendukung Timotius dalam pelayanan yang
ia lakukan semata-mata karena Timotius adalah orang yang sama-sama
bekerja di ladang Tuhan. Sungguh teladan yang luar biasa bagi pemimpin gereja sekarang!
Kedua, mengenai Apolos. Jemaat Korintus mendesak Rasul Paulus
untuk meminta Apolos datang melayani mereka (16:12). Desakan ini
kemungkinan disebabkan karena mereka menyukai Apolos yang fasih
lidah. Bagaimana Rasul Paulus menyikapi hal ini? Rasul Paulus tidak
menjadi iri hati dan tersinggung oleh sikap jemaat Korintus, melainkan
ia mendesak Apolos berulang-ulang untuk mengunjungi mereka. Bagi
Rasul Paulus, yang terpenting adalah pertumbuhan rohani jemaat Korintus. Sikap ini juga merupakan teladan yang luar biasa dari seorang rasul
dan pemimpin besar seperti Rasul Paulus. [WY]
1 Korintus 16:10
“Jika Timotius datang kepadamu,
usahakanlah supaya ia berada di tengah-tengah kamu tanpa takut,
sebab ia mengerjakan pekerjaan Tuhan, sama seperti aku.”
69
DAFTAR GEREJA SINODE GKY
GKY BALIKPAPAN
- 25 Agustus 1996 Jl. Mayjen Sutoyo RT 44 No. 1A (Depan Radar AURI-Gunung Malang), Balikpapan 76113.
Telp. (0542) 441008. Fax (0542) 441108.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 17.00
GKY BANDAR LAMPUNG
- 30 Maret 2008 Hotel Grand Anugerah, Jl. Raden Intan No. 132, Bandar Lampung. Telp. (0721) 472474.
Sekretariat : Perum Aman Jaya, Jl. Slamet Riyadi Blok A No.15, Teluk Betung 35228. Telp. (0721) 472474.
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 08.00
GKY BUMI SERPONG DAMAI
- 7 Februari 1993 Nusa Loka Blok E-8 No. 7, Sektor 14, Serpong, Tangerang 15330.
Telp. (021) 5382274, 5383577. Fax (021) 5381942.
Kebaktian Umum I, II & IV, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00
GKY CIBUBUR
- 22 September 2006 Sentra Eropa Blok A No. 18, Kota Wisata Cibubur, Jakarta 16967. Telp. (021) 84931120.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00
GKY CIMONE
- 11 September 1983 Cimone Mas Permai I, Jl. Jawa No. 11A, Tangerang 15114. Telp. (021) 5525727.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
GKY CITRA GARDEN
- 27 November 1994 Jl. Citra Garden II Blok O9 No. 1, Jakarta 11830. Telp. (021) 5453529, 54398490. Fax (021) 54398093.
Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00
GKY GADING SERPONG
- 19 Desember 2010 Ruko Financial Centre Blok BA 2 No. 30-31, Boulevard Gading Serpong, Tangerang 15810.
Telp. (021) 54200896. Fax (021) 54200897.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 09.30, 17.00
GKY GERENDENG
- 24 Agustus 1986 Jl. Pos Gerendeng I, Tangerang 15113. Telp. (021) 5523925. Fax (021) 5589182.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 09.30
GKY GREEN VILLE
- 4 Januari 1981 Green Ville Blok AZ No. 1, Jakarta 11510. Telp. (021) 5605586 (Hunting). Fax (021) 5659353
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
English Worship Service : Minggu, Pk. 10.00
GKY GUANGZHOU
Zion Church (Lantai 2), Ren Ming Zhong Lu No. 392, Guangzhou. Stasiun MTR Ximenkou Exit A.
Mobile : +86 18200679061.
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00
GKY KARAWACI - 10 April 2005 Gedung Dynaplast Lt. 8, Jl. M.H. Thamrin No. 1, Lippo Village, Karawaci 15811. Telp. (021) 93823230
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.07.30, Pk. 10.00, 17.00
GKY KEBAYORAN BARU
- 26 April 1998 Jl. Kebayoran Baru No. 79, Jakarta 12120. Telp. (021) 72792735. Fax (021) 72793017.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 09.30
GKY KELAPA GADING
- 6 Juni 1993 Jl. Boulevard Raya Blok TB II No. 1-4, Jakarta 14240. Telp. (021) 4520563-64
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00
GKY KUTA BALI
- 5 Juli 1998 Jl. Sunset Road, Dewi Sri II, Kuta-Bali 80361. Telp. (0361) 488126, 7440078.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 08.00, 10.00, 18.00
GKY LUBUK LINGGAU
- 30 November 1997 Jl. Bukit Barisan 13, Lubuk Linggau 31622. Telp. (0733) 323989.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00
GKY MAKASSAR - 3 Oktober 1993 Jl. Andalas 57-59, Makassar 90517. Telp. (0411) 3652424, 3652526, 3624466. Fax (0411) 3652444.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 18.00
GKY MANGGA BESAR
- 3 Juni 1945 Jl. Mangga Besar I No. 74, Jakarta 11180. Telp. (021) 6399585. Fax (021) 6499261.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00
English Worship Service : Minggu, Pk. 09.30
71
GKY MEDAN
- 10 November 2006 Jl. Thamrin No. 53 No. 13, Medan 20232. Telp. (061) 4550678. Fax (061) 4550677.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.30
GKY MUARA BARU
- 1 Januari 1995 Jl. Pluit Raya Selatan, Ruko Grand Pluit Mall Blok B No.7-8, Muara Baru, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613711
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 18.30
GKY NIAS
- 18 Juli 2010 Jl. Baluse No. 6, Km 2,5 Simpang Megahill, Gunung Sitoli, Nias 22815. Telp. (0639) 21253.
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00
GKY PALEMBANG
- 22 Juli 1984 Jl. Krakatau 445/129, Palembang 30125. Telp. (0711) 314037. Fax (0711) 350476.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
GKY PALOPO
- 12 Juni 1995 Jl. Durian 79, Palopo 91921. Telp. (0471) 22201.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00
GKY PAMULANG
- 14 Februari 1993 Jl. Reny Jaya Blok S-IV/15, Pamulang, Tangerang 15416. Telp. (021) 7434179.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00
GKY PANTAI INDAH KAPUK
- 8 Februari 2009 Jl. Pantai Indah Selatan II Blok V No. 1C, Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14460.Telp. (021) 33393737.
Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 07.00, 09.00, 11.00, 17.00
GKY PEKANBARU
- 15 Januari 2006 Jl. Tuanku Tambusai, Komp. Puri Nangka Sari F10-11, Pekanbaru 28000.
Telp. (0761) 571132. Fax (0761) 571142.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00
GKY PLUIT
- 13 Januari 1974 Jl. Pluit Permai Dalam I No. 9, Jakarta 14450. Telp. (021) 6696826. Fax (021) 6621312.
Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 07.00, 09.00, 11.00, 17.00
GKY PONTIANAK
- 18 November 2007 Komp. Ruko Ahmad Yani, Sentra Bisnis Megamal G21-22, Pontianak 78124.
Telp. (0561) 743930. Fax (0561) 743931. Kebaktian Umum Minggu, Pk.10.00
GKY PURI INDAH
- 6 Oktober 1991 Jl. Kembang Elok VI Blok I No. 9, Jakarta 11610. Telp. (021) 58300321 (hunting). Fax (021) 58300320.
Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00
GKY SIANTAN
- 29 September 1996 Jl. Gusti Situt Machmud Gg. Selat Karimata II Blok G No.7-8, Pontianak 78242, Telp. (0561) 885897
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00
GKY SINGAPURA
- 29 Jun 2008 Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, Singapore 188536. Mobile : +65 9761 0900
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 14.30
GKY SUNTER
- 13 Juli 1986 Jl. Metro Kencana VI Blok Q No.43, Jakarta 14350. Telp. (021) 65831877. Fax (021) 65831871.
Kebaktian Umum I, II & IV, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
GKY SURABAYA
- 4 November 2007 Everbright Hotel Lt 3, Jl. Manyar Kertoarjo No.44, Surabaya (s/d akhir Feb 2013). Info telp. 021-58300321
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00
GKY SYDNEY
- 8 Maret 2009 UTS Haymarket CM05C.01.31 (Building 5C, Level 1, Lecture Theatre 31), 31 Quay Street - Haymarket
(di sebelah pintu masuk Market City parking). Sydney, Australia, NSW 2000.
Mobile : +61 0425888915. Home : +61 0280655180
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 11.00
GKY TELUK GONG - 2 November 1986 Jl. Teluk Gong Raya No.1, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
GKY VILLA TANGERANG INDAH
- 25 Desember 1994 Villa Tangerang Indah Blok EF 1 No. 2-4, Tangerang 15132. Telp. (021) 5513267. Fax (021) 5532852.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 18.00
GKY YOGYAKARTA
- 15 September 1996 Auditorium Sekolah Bhinneka Tunggal Ika, Jl. Kranggan No. 11A, Yogyakarta 55233.
Sekretariat : Jl. Kranggan No. 7, Yogyakarta 55233. Telp. (0274) 7110147. Fax (0274) 6415509.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 17.00
72
Download