Tahap 6, No. 2 Maret – April 2013 DAFTAR ISI Keluaran • Mazmur • 1 Korintus Redaksi ............................................................................................. 3 Mengenal Keselamatan Melalui Kitab Keluaran................................ 4 Renungan Tanggal 1 – 23 Maret 2013 .............................................. 5 Apa yang Telah Kristus Lakukan bagi Kita?...................................... 29 Renungan Tanggal 24 Maret - 14 April 2013 .................................. 30 Mengenal Kota Korintus.................................................................. 53 Renungan Tanggal 15-30 April 2013 ............................................... 54 Daftar Gereja Sinode GKY ............................................................... 71 Diterbitkan oleh: Sub Bid. Pembinaan Warga Gereja Sinode Gereja Kristus Yesus Ketua: Pdt. Joni Sugicahyono Editor Umum: GI. Purnama Penulis: GI. Purnama, GI. Wirawaty Yaputri Alamat Redaksi : Jl. Mangga Besar I/74, Jakarta 11180. Telepon: (+62-21) 6010405-08. Website: www.gky.or.id • e-Mail: [email protected] Dapatkan dan bacalah renungan GEMA melalui: 1. Buku renungan. 2. Online di website GKY (www.gky.or.id - bagian literatur GEMA). 3. Unduh ke perangkat telepon genggam: - www.fourteenfloor.com/files/gema-id-201303.jar (GEMA bahasa Indonesia bulan Maret 2013). - www.fourteenfloor.com/files/gema-id-201304.jar (GEMA bahasa Indonesia bulan April 2013). 4. Unduh ke perangkat Android dan Apple (iPhone, iPad, dan iPod Touch): - www.gky.or.id lalu klik pada salah satu dari 2 pilihan (Android atau IOS/iPhone, iPad, dan iPod Touch). Gerakan Membaca Alkitab sejak tahun 1999 diterbitkan dwibulanan dalam bahasa Indonesia dan Mandarin. Redaksi Salam sejahtera dalam kasih Kristus. Kita hidup dalam dunia yang terus merosot. Bencana alam terus terjadi dan menerjang wilayah yang semakin luas di seluruh dunia. Bencana banjir yang terus berulang seolah-olah merupakan peringatan bahwa kesalahan manusia pada masa lalu yang telah mengabaikan lingkungan hidup sekarang menuai hukuman. Tanpa perbaikan cara hidup secara menyeluruh dalam masyarakat, bencana yang semakin besar tidak akan bisa terbendung. Jakarta beruntung karena saat ini memiliki pemimpin baru yang mencintai rakyat dan dicintai oleh sebagian besar rakyat Jakarta. Sekalipun permasalahan yang dihadapi oleh kota Jakarta amat ruwet, adanya pemimpin yang baik memberikan secercah harapan. Dalam GEMA edisi kali ini, kita akan merenungkan Kitab Keluaran, Surat 1 Korintus, dan beberapa pasal Kitab Mazmur. Kita juga akan mengikuti renungan khusus menyangkut Masa Sengsara Tuhan Yesus dan Paskah. Sesuai dengan namanya, Kitab Keluaran membahas tentang peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Tanah Mesir. Kitab Keluaran ini memberikan gambaran tentang keselamatan yang kita miliki di dalam Kristus. Surat 1 Korintus membahas berbagai persoalan yang terdapat dalam gereja di kota Korintus. Surat ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa gereja bukan tempat orang-orang yang sudah sempurna, melainkan tempat bagi orang-orang percaya untuk saling menumbuhkan. Renungan khusus Masa Sengsara dan Paskah akan menuntun kita untuk menghayati apa yang telah Kristus lakukan bagi kita. Kami berharap bahwa penghayatan ini akan membuat Paskah tahun ini menjadi lebih bermakna bagi kita. Kami bersyukur bahwa sekalipun dengan susah payah, sampai saat ini, GEMA masih bisa terbit pada waktunya. Kami mohon maaf bila di sana sini kesalahan tidak selalu bisa terhindarkan. Selain kepada para penulis, secara khusus kami hendak mengucapkan terima kasih kepada para penerjemah yang telah bekerja keras untuk bisa menghadirkan GEMA bagi para pembaca berbahasa Mandarin. Bila di antara pembaca ada yang tergerak untuk membantu penerjemahan ke bahasa Mandarin, silakan menghubungi redaksi GEMA dan kami akan menyambut dengan senang hati. Kiranya Tuhan memakai GEMA edisi ini untuk menjadi berkat bagi para pembaca sekalian. Mengenal Keselamatan Melalui Kitab Keluaran P eristiwa Allah menuntun bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir dengan tangan-Nya yang kuat merupakan peristiwa besar yang harus senantiasa diingat oleh umat Israel. Peristiwa ini merupakan tanda bahwa Allah mengasihi bangsa Israel dan bahwa Allah telah memilih bangsa Israel untuk menjadi umat pilihan Allah (Ulangan 4:37). Peristiwa ini merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi dalam sejarah, tetapi peristiwa ini sekaligus merupakan gambaran tentang keselamatan yang tersedia di dalam Kristus. Kisah tentang bagaimana Allah mempersiapkan Musa menjadi pemimpin bangsa Israel dan bagaimana Allah memaksa Firaun melepaskan bangsa Israel untuk meninggalkan Mesir merupakan gambaran tentang bagaimana seseorang bisa memperoleh keselamatan, sedangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di padang gurun sebelum bangsa Israel sampai di Tanah Kanaan merupakan gambaran tentang kehidupan orang percaya setelah memperoleh keselamatan. Penyiapan Musa untuk menjadi pemimpin yang membawa bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir merupakan gambaran dari bagaimana Allah mempersiapkan dan memakai orang percaya untuk menyampaikan berita keselamatan di dalam Yesus Kristus kepada orang-orang yang belum percaya. Firaun—yang mencegah bangsa Israel meninggalkan Mesir merupakan gambaran dari si Iblis yang berusaha mencegah orang berdosa memperoleh keselamatan. Mujizat-mujizat yang dibuat Allah melalui Musa merupakan gambaran dari peperangan rohani yang harus dijalani untuk membawa orang berdosa kepada keputusan untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Peristiwa Paskah Yahudi (renungan 9 Maret) merupakan gambaran dari peristiwa penebusan yang dilakukan oleh Yesus Kristus di kayu salib. Kemah Suci sebagai pusat ibadah orang Yahudi mencerminkan ibadah Kristen yang seharusnya pada masa kini, walaupun Kemah Suci dengan gereja memiliki beberapa perbedaan mendasar yang disebabkan karena telah digenapinya berbagai simbol dari Kemah Suci dalam diri Tuhan Yesus. Perjalanan bangsa Israel menuju Kanaan yang penuh dinamika merupakan gambaran dari kehidupan orang percaya yang diwarnai oleh adanya godaan, kegagalan, dan pemulihan. Adanya godaan untuk meniru kebiasaan kafir yang bertentangan dengan kehendak Allah merupakan gambaran dari adanya pergumulan dari orang percaya pada masa kini untuk menjalani kehidupan yang baru yang bertentangan dengan kecenderungan manusia lama yang duniawi. [P] Jumat Allah Peduli 1 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 1-2 Saat Anda menghadapi masalah berat yang tidak sanggup Anda atasi, kepada siapa Anda akan pergi mencari pertolongan? Pada umumnya, orang yang memerlukan pertolongan akan mencari orang tua, saudara, keluarga, pemimpin, orang yang memegang kekuasaan, orang yang kaya, atau teman dekat. Akan tetapi, walaupun mereka mungkin berniat untuk menolong, mereka belum tentu selalu bisa diandalkan karena kesediaan dan kemampuan mereka untuk menolong terbatas. Sampai batas tertentu, mereka tidak akan bisa menolong atau mereka tidak akan bersedia menolong lagi. Hanya Allah yang selalu peduli dan selalu bisa diandalkan. Bagi bangsa Israel, Firaun adalah penolong dan pelindung mereka karena Firaun berhutang budi kepada Yusuf (Kejadian 47:1-11). Akan tetapi, setelah Yusuf mati dan Firaun yang memerintah Mesir sudah tidak mengenal Yusuf lagi, Firaun yang sedang berkuasa berubah menjadi “monster” yang menindas bangsa Israel (Keluaran 1:8-22). Firaun berikutnya yang memerintah Mesir pun juga tetap menindas bangsa Israel. Dalam keadaan seperti itu, bangsa Israel berseru-seru kepada Allah memohon pertolongan (2:23). Walaupun Allah mendengar erangan umat-Nya (2:24), bila kita adalah umat Israel saat itu, kita tidak akan melihat perubahan apa pun. Selama puluhan tahun, bangsa Israel tetap ditindas di Mesir. Sekalipun demikian, sesungguhnya Allah peduli. Secara diam-diam, Allah mempersiapkan Musa untuk menjadi pemimpin yang akan membawa bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir. Kita harus selalu yakin bahwa Allah peduli walaupun tindakan-Nya tidak selalu bisa kita mengerti. Bila Allah seperti tidak peduli, mungkin Allah sedang menyiapkan jawaban doa! [P] Keluaran 2:24 “Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.” Sabtu Persiapan Seorang Pemimpin 2 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 3 Walaupun ada orang-orang yang dilahirkan dengan mewarisi bakat kepemimpinan, faktor persiapan untuk menjadi seorang pemimpin adalah faktor yang mutlak diperlukan untuk bisa menjadi seorang pemimpin yang berkualitas. Sayangnya, tidak banyak orang tua, lembaga, atau sekolah yang bisa membentuk seseorang untuk menjadi calon pemimpin. Dalam gereja dan lembaga-lembaga kekristenan pun seringkali Allah harus melakukan intervensi untuk membentuk pemimpin karena gereja dan lembaga-lembaga Kristen seringkali mengabaikan pentingnya mempersiapkan kelompok pemimpin! Musa adalah calon pemimpin ideal yang melalui dua tahap persiapan untuk menjadi seorang pemimpin, yaitu mengikuti pendidikan yang terbaik di Mesir selama empat puluh tahun serta mengikuti pelatihan sebagai gembala domba di Tanah Midian selama empat puluh tahun lagi (bandingkan dengan Kisah Para Rasul 7:22-23, 30). Pendidikan di Mesir sangat penting bukan hanya agar Musa sanggup memimpin sebuah bangsa yang besar, tetapi juga agar Musa sanggup mencatat peristiwaperistiwa sejarah yang penting sejak masa penciptaan. Menurut tradisi Israel, Musa adalah penulis kelima kitab pertama dalam Alkitab. Pelatihan sebagai gembala domba itu penting bagi Musa agar dia bisa belajar bersikap sabar dan bisa membangun kepekaan terhadap kebutuhan domba-dombanya. Bagi seorang pemimpin Kristen, yang diperlukan bukan hanya pendidikan dan pengalaman, tetapi juga pertumbuhan iman. Pertumbuhan iman Musa terlihat dari perubahan sikap yang ditampilkan Musa sesudah ia mengalami penggemblengan Tuhan di padang gurun. [P] Kisah Para Rasul 7:35 “Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? -- Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu.” Minggu Berpikir Secara Terbuka 3 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 4 Sebagai anak-anak Allah, kita perlu berpikir secara terbuka. Di satu sisi, kita perlu menyadari keterbatasan manusiawi kita. Di sisi lain, kita perlu pula menyadari bahwa bila kita melakukan kehendak Allah, Allah bisa memampukan kita untuk melakukan hal-hal yang melampaui keterbatasan manusiawi kita. Saat menerima pengutusan Allah untuk pergi menghadap Firaun dan memimpin bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir (3:10), Musa mengemukakan berbagai alasan untuk menolak pengutusan tersebut (3:11, 13; 4:1, 10, 13). Inti dari alasan penolakan Musa adalah bahwa ia merasa tidak mampu. Walaupun Allah telah berjanji untuk menyertai dan memampukan Musa, Musa tetap menolak karena perasaan tidak mampu (rendah diri) itu telah menguasai dirinya. Penolakan Musa yang berulang-ulang itu akhirnya membuat Allah murka dan Allah menetapkan Harun sebagai penyambung lidah Musa (4:14-16). Bila kita memperhatikan riwayat Musa dan Harun, bisa kita lihat bahwa yang berperan sebagai pemimpin bangsa Israel yang sesungguhnya adalah Musa. Peran Harun sebagai pemimpin hanya nampak sekali, yaitu saat Musa naik ke gunung Sinai. Harun justru menjadi sumber masalah karena dialah yang membuat anak lembu emas sebagai pengganti Allah Israel, sehingga bangsa Israel mengalami hukuman Allah (Keluaran 32). Masalah utama Musa saat itu ialah bahwa dia belum bisa berpikir secara terbuka. Kemampuan Allah dibatasi oleh keterbatasan dirinya. Saat itu, Musa belum menyadari bahwa Allah sanggup membuat dia melakukan hal-hal besar yang melampaui apa yang dapat ia bayangkan. Pengutusan Allah terhadap Musa itu menunjukkan bahwa Allah bisa mengutus dan memampukan siapa saja yang dikehendaki-Nya! [P] Keluaran 4:12 “Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan.” Senin Menembus Yang Kelihatan 4 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 5:1-6:12 Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh anak-anak Allah adalah bahwa kita perlu belajar untuk melihat apa yang tidak kelihatan dengan iman kita. Kita tidak boleh membiarkan diri kita dibelenggu oleh keterbatasan manusiawi kita yang membuat kita hanya bisa melihat apa yang kelihatan. Iman akan memungkinkan kita melihat segala sesuatu berdasarkan janji Allah, bukan berdasarkan ketidakmampuan kita. Saat Musa dan Harun datang menghadap Firaun untuk menyampaikan pesan TUHAN, Allah Israel, mereka bukan hanya diremehkan oleh Firaun, tetapi Firaun kemudian menambah beban penderitaan orang Israel dengan meningkatkan penindasan yang dilakukan oleh bangsa Mesir terhadap bangsa Israel. Akibatnya, niat baik Musa dan Harun itu ditanggapi dengan celaan oleh bangsa Israel sendiri terhadap mereka berdua karena mereka dianggap sebagai biang keladi meningkatnya penderitaan bangsa Israel. Protes Musa dan Harun terhadap Allah (5:22-23) menunjukkan bahwa mereka belum memiliki iman yang cukup untuk melihat bahwa rencana Allah pasti digenapi. Dari sudut pandang rencana Allah, kita harus menganggap penolakan bangsa Israel untuk mendengarkan (dan mempercayai) rencana Allah terhadap mereka itu sebagai bagian dari pelatihan Allah terhadap Musa dan Harun, agar mereka belajar melihat segala sesuatu dengan kacamata iman. Perlunya melihat dengan kacamata iman itu sebenarnya bukan hanya keperluan Musa dan Harun saja atau bangsa Israel saja, tetapi keperluan kita semua. Supaya kita memperoleh keselamatan yang disediakan Allah, kita harus mempercayai karya Kristus di kayu salib bagi orang berdosa yang hanya bisa dipahami dengan kacamata iman. Tanpa iman, tidak mungkin kita bisa mewarisi keselamatan di dalam Kristus. [P] Ibrani 11:1 “ Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Selasa Kekerasan Hati Firaun 5 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 6:13-7:25 Firaun adalah seorang yang keras hati. Dia tidak peduli terhadap teguran Allah. Saat Musa dan Harun menyampaikan permohonan kepada Firaun agar umat Israel diizinkan untuk pergi ke padang gurun sejauh tiga hari perjalanan, Firaun bukan hanya menolak, tetapi dia juga menghina Allah Israel, bahkan dia semakin menindas bangsa Israel (5:1-9). Perkataan Firaun yang menghina Allah Israel itu seperti suatu tantangan yang membuat Allah membebaskan umat-Nya dengan cara menjatuhkan berbagai hukuman yang berat terhadap bangsa Mesir (6:5). Bila dalam 7:3 dan berbagai ayat yang lain (4:21; 9:12; 10:1,20,27; 11:10; 14:4,8,17) dikatakan bahwa Allah mengeraskan hati Firaun, hal itu tidak berarti bahwa tindakan Firaun merupakan inisiatif dari Allah sehingga Firaun tidak perlu bertanggung jawab atas tindakannya. Dalam berbagai ayat yang lain dikatakan bahwa Firaun sendiri juga memutuskan untuk mengeraskan hatinya (7:13,14, 22; 8:15; 9:7,34-35; 13:15) sekalipun dia telah melihat kuasa Allah yang menekan bangsa Mesir dengan keras. Oleh karena itu, bisa kita simpulkan bahwa perkataan “Allah mengeraskan hati Firaun” bisa kita tafsirkan sebagai Allah membiarkan Firaun mengeraskan hatinya sendiri, sehingga Firaun harus bertanggung jawab atas sikap dan kelakuannya. Dalam 2 Petrus 3:9, Rasul Petrus mengatakan bahwa Tuhan Yesus tidak lalai menepati janji-Nya (yaitu janji untuk datang kembali ke dunia ini guna menghakimi orang berdosa), tetapi Tuhan Yesus masih belum datang juga sampai sekarang karena Dia mengharapkan agar lebih banyak orang berdosa yang berbalik dan bertobat. Oleh karena itu, bila Anda masih hidup dalam dosa, Anda harus segera bertobat! [P] 2 Petrus 3:9 “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” Rabu Demonstrasi Kuasa Allah 6 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 8 Firaun tidak mengenal TUHAN, Allah Israel. Oleh karena itu, dia berani mengabaikan permintaan Musa dan Harun (5:1-2). Sikap tersebut dilatarbelakangi oleh pemahaman bahwa wilayah kekuasaan para dewa bersifat terbatas, sehingga Allah Israel pun dianggap tidak mungkin berkuasa di Mesir. Sikap Firaun yang meremehkan Allah Israel harus dibayar mahal! Allah menunjukkan bahwa Ia berkuasa di Mesir—bahkan lebih berkuasa daripada dewa-dewi Mesir—melalui mujizat dan tulah (hukuman berwujud bencana) yang Dia timpakan kepada bangsa Mesir. Dewa-dewi Mesir sering digambarkan sebagai manusia berkepala binatang seperti katak (dewi kesuburan) dan lalat pikat (Dewa Khepri). Oleh karena itu, tulah berupa katak (8:5-8) dan lalat pikat (8:20-32) menunjukkan keunggulan Allah atas dewa-dewi yang bersangkutan. Saat Allah mengubah tongkat Harun menjadi ular—dan hal itu ditiru oleh orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir di Mesir—Allah menunjukkan kuasa-Nya dengan membuat tongkat Harun (yang sudah menjadi ular) menelan ular-ular yang lain (7:10-12). Bau busuk yang timbul karena kematian ikan-ikan di sungai Nil yang disebabkan oleh tulah berupa semua air di Mesir berubah menjadi darah (7:17-19) menghancurkan pandangan orang Mesir terhadap praktik penyembahan kepada Sungai Nil sebagai sumber kehidupan. Tulah berupa debu tanah yang berubah menjadi nyamuk yang mengerumuni manusia dan hewan membuat para ahli di Mesir menyerah dan mengaku, “Inilah tangan Allah” (8:1719). Tulah berupa lalat pikat membuat Firaun menyerah dan mengizinkan bangsa Israel pergi mempersembahkan korban di padang gurun, walaupun kemudian Firaun berubah pikiran. Mau tidak mau, seluruh bangsa Mesir (termasuk Firaun) harus mengakui bahwa Allah itu ada dan berkuasa atas Mesir! [P] Keluaran 8:19a Lalu berkatalah para ahli itu kepada Firaun: “Inilah tangan Allah.” 10 Kamis Kebebalan Firaun 7 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 9 Firaun adalah seorang yang bebal. Bebal adalah suatu sikap menolak untuk mengerti atau menolak untuk menerima kenyataan tentang sesuatu yang seharusnya sudah jelas. Firaun sudah melihat bahwa ahli-ahli di Mesir tidak sanggup melawan Allah Israel. Mereka sudah dikalahkan. Dewa-dewi di Mesir sudah dipermalukan. Sekalipun demikian, Firaun tetap mengeraskan hati dan tidak mau melepaskan bangsa Israel. Salah satu bukti bahwa tulah yang menimpa Mesir itu ditimpakan oleh Allah Israel adalah bahwa tulah tersebut tidak menimpa orang Israel yang tinggal di Tanah Gosyen (8:22; 9:4,26). Walaupun Firaun telah mengerti tentang adanya pembedaan ini—Firaun telah mengutus orang untuk melakukan pengecekan tentang tulah penyakit sampar pada ternak (9:7)—namun Firaun tetap mengeraskan hati. Oleh karena itu, Allah menimpakan tulah yang lebih dahsyat, yaitu barah—mungkin yang dimaksud adalah penyakit antraks—pada manusia dan binatang. Ahli-ahli di Mesir juga terkena penyakit ini sehingga mereka tidak dapat mendampingi Firaun untuk menghadapi Musa (9:11). Allah berkata secara terus terang bahwa Firaun masih dibiarkan hidup supaya bisa melihat bahwa Allah Israel lebih berkuasa dari semua dewa-dewi Mesir dan supaya berita tentang keunggulan Allah Israel dibandingkan dewa-dewi Mesir bisa tersebar (9:16). Kebebalan Firaun membuat Allah menimpakan tulah yang makin lama makin dahsyat. Tulah hujan es yang diberitahukan satu hari sebelum terjadinya merupakan ujian iman. Para pegawai Firaun yang mempercayai firman TUHAN yang disampaikan Musa akan membawa seluruh anggota keluarga dan ternak mereka untuk berlindung dalam rumah, tetapi mereka yang mengabaikan peringatan tersebut akan ditimpa kebinasaan (9:18-21). [P] Keluaran 9:16 “Akan tetapi inilah sebabnya Aku membiarkan engkau hidup, yakni supaya memperlihatkan kepadamu kekuatan-Ku, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi.” 11 Jumat Kedahsyatan Hukuman Allah 8 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 10-11 Kebebalan Firaun membuat bangsa Mesir harus mengalami kedahsyatan murka Allah yang amat mengerikan. Ancaman tulah belalang yang akan melenyapkan semua hasil tanaman serta kegelapan selama tiga hari merupakan hukuman yang amat dahsyat yang membuat para pegawai Firaun merasa sangat ngeri sehingga mereka meminta Firaun untuk tidak terus mengeraskan hati. Sayangnya, Firaun mendengarkan permintaan para pegawainya itu dengan setengah hati sehingga akhirnya hukuman Allah dijatuhkan. Kedua tulah tersebut menunjukkan ketidakberdayaan dewa-dewi yang menjamin kesuburan tanah, bahkan menunjukkan ketidakberdayaan Amon-Ra, dewa matahari yang merupakan dewa tertinggi di Mesir. Allah memang sudah mengetahui sebelumnya bahwa Firaun tidak akan melepaskan bangsa Israel untuk meninggalkan Mesir sebelum pada akhirnya Allah menimpahkan tulah yang paling dahsyat, yaitu kematian semua anak sulung orang Mesir, termasuk anak sulung Firaun. Firaun baru bersedia menyerah sesudah dirinya sendiri yang juga dianggap sebagai dewa oleh orang Mesir merasakan kepedihan karena kehilangan anak sulungnya! Kedahsyatan hukuman Allah yang menimpa bangsa Mesir menggambarkan kedahsyatan hukuman Allah pada akhir zaman yang tidak mungkin bisa dihindarkan oleh manusia berdosa yang tidak mau bertobat. Bila Anda merasa diri Anda kaya, berkuasa, terkenal, dan hebat sehingga Anda tidak merasa memerlukan penebusan dosa yang tersedia di dalam Tuhan Yesus Kristus, ingatlah bahwa Anda tidak akan bisa melepaskan diri dari kedahsyatan hukuman Allah. Selama Allah masih memberi kesempatan, marilah kita merendahkan diri kita. [P] Keluaran 11:10 “Musa dan Harun telah melakukan segala mujizat ini di depan Firaun. Tetapi TUHAN mengeraskan hati Firaun, sehingga tidak membiarkan orang Israel pergi dari negerinya.” 12 Sabtu Memahami Makna Paskah 9 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 12 Tahukah Anda bahwa hari raya Paskah yang dirayakan orang Kristen berbeda dengan hari raya Paskah zaman Perjanjian Lama? Kata “Paskah” berasal dari kata Ibrani yang berarti “melewatkan”. Hari raya Paskah zaman Perjanjian Lama adalah perayaan dilewatkannya bangsa Israel dari hukuman TUHAN yang berupa pembunuhan semua anak sulung orang Mesir serta semua anak sulung hewan milik orang Mesir. Bangsa Israel merasa bahwa diri mereka lemah dan tidak berdaya menghadapi bangsa Mesir. Kondisi bangsa Israel yang dijajah bangsa Mesir serupa dengan kondisi manusia berdosa yang dijajah kuasa dosa. Sebagaimana bangsa Israel tidak berdaya melepaskan diri dari penjajahan Mesir dengan kekuatan sendiri, demikian pula manusia berdosa tidak mampu melepaskan diri dari kuasa dosa. Saat Allah membunuh semua anak sulung orang Mesir, bangsa Israel harus menyembelih seekor anak domba jantan (atau kambing) yang tidak bercacat untuk setiap rumah tangga sebagai pengganti bagi anak sulung mereka. Daging anak domba itu dipotong dan dibagikan kepada setiap anggota keluarga untuk dibakar dan dimakan sampai habis, sedangkan darahnya diambil sedikit untuk dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan ambang atas setiap rumah. Daging dan darah anak domba adalah simbol dari daging dan darah Yesus Kristus yang dikorbankan di bukit Golgota, sehingga Paskah Perjanjian Lama adalah simbol dari perayaan Jumat Agung, yaitu peringatan akan kematian Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah yang mengangkut dosa dunia; sedangkan Paskah Perjanjian Baru adalah peringatan akan kebangkitan Yesus Kristus yang menunjuk kepada pengesahan Allah atas pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. [P] Matius 26:26 Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada muridmurid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” 13 Minggu Mengingat Karya Allah 10 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 13 Peringatan hari raya Paskah pada hari keempat belas bulan pertama yang ditandai dengan penyembelihan anak domba yang tidak bercacat ini disertai dengan hari raya Roti Tidak Beragi yang ditandai dengan makan roti tidak beragi selama tujuh hari (12:15-20; 13:3-7; Imamat 23:5-6). Hari raya Paskah yang dirangkai dengan hari raya Pondok Daun merupakan suatu kesatuan yang bisa kita sebut sebagai Masa Raya Paskah. Dibebaskannya anak sulung hewan dan manusia dari bangsa Israel— sedangkan anak sulung hewan dan manusia dari bangsa Mesir dibunuh TUHAN—membawa konsekuensi bahwa anak sulung hewan maupun manusia dari bangsa Israel adalah milik TUHAN (Keluaran 13:12). Anak sulung manusia harus ditebus dengan uang, sedangkan anak sulung hewan harus dipersembahkan kepada TUHAN atau ditebus dengan uang. Di kemudian hari, posisi semua anak sulung bangsa Israel sebagai milik TUHAN ini diambil alih oleh suku Lewi (Bilangan 3:12-13). Mengapa Allah menetapkan hari raya Paskah dan Roti Tidak Beragi? Kedua hari raya itu ditetapkan agar umat Allah mengingat karya Allah yang amat penting, yaitu membawa umat-Nya keluar dari Tanah Mesir! (Keluaran 12:26-27; 13:14-15). Pelaksanaan perayaan hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi mendemonstrasikan (memperagakan) secara simbolis tentang apa yang telah Allah lakukan bagi umat-Nya. Saat ini, umat Kristen merayakan hari raya Jumat Agung, Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus, dan Natal, walaupun tidak ada perintah Allah agar hari-hari raya tersebut dirayakan. Hari-hari raya tersebut kita rayakan karena kita meniru Allah, yaitu bahwa kita hendak mengingat kembali hal-hal penting yang telah Allah kerjakan bagi orang percaya. [P] Keluaran 13:14 “Dan apabila anakmu akan bertanya kepadamu di kemudian hari: Apakah artinya itu? maka haruslah engkau berkata kepadanya: Dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN telah membawa kita keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan.” 14 Senin Kebebalan Orang Israel 11 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 14 Secara umum, orang Israel adalah orang yang bebal. Mereka telah menyaksikan dengan mata mereka sendiri bagaimana tangan Allah yang kuat membebaskan umat-Nya dari penjajahan di Mesir. Seharusnya telah jelas bagi mereka bahwa Allah Israel jauh lebih berkuasa daripada bangsa Mesir serta dewa-dewi yang mereka sembah. Oleh karena itu, sebenarnya kesangsian orang Israel terhadap kemampuan Allah untuk melindungi mereka dari kejaran tentara Firaun itu amat keterlaluan. Tampak jelas bahwa alam pikir orang Israel yang bebal itu tidak berubah saat mereka melihat kenyataan tentang bagaimana tangan Allah yang kuat telah membuat bangsa Mesir dan dewa-dewi mereka menjadi tidak berdaya. Kehidupan orang Kristen pun seharusnya dibentuk oleh pembaruan hidup yang dialami saat seseorang percaya kepada Tuhan Yesus (2 Korintus 5:17; Galatia 2:20). Saat kita percaya kepada Tuhan Yesus, kita dimeteraikan dengan Roh Kudus (Efesus 1:13). Roh Kudus itulah yang mengubah sikap kita terhadap dosa dan mengubah cara pandang kita tentang kehidupan. Sekalipun demikian, pola pikir kita yang lama tidak hilang dan tidak bisa berubah bila kita tidak memiliki kesadaran untuk mengubah pola pikir kehidupan yang lama dengan pola pikir kehidupan yang baru (Bandingkan dengan Roma 12:2). Bila kita mengikuti pimpinan Roh Kudus untuk menerapkan pola pikir kehidupan yang baru dalam realitas kehidupan kita sehari-hari, maka kehidupan yang baru akan terwujud dalam hidup kita. Akan tetapi, bila kita menolak pimpinan Roh Kudus, kehidupan kita tidak akan berbeda dengan kehidupan orang yang tidak beriman, dan kita bisa disebut sebagai seorang Kristen KTP. [P] Roma 12:2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” 15 Selasa Allah yang Bertindak 12 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 15 Allah yang kita kenal dalam Alkitab bukanlah Allah yang pasif atau Allah yang tidak bisa berbuat apa-apa, melainkan Allah yang bertindak dalam kehidupan umat-Nya. Oleh karena itu, umat Allah tidak hanya mengenal Allah secara teori, melainkan mengenal Allah dalam pengalaman. Oleh karena itu, kita bisa menjumpai ungkapan-ungkapan tentang Allah yang muncul dari pengalaman, misalnya “TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku” (15:2), “TUHAN itu pahlawan perang” (15:3). Ungkapanungkapan tersebut muncul setelah Allah membunuh Firaun dan bala tentaranya. Penulis kitab Mazmur juga memakai ungkapan yang berkaitan dengan pengalaman, misalnya, “TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat.” (Mazmur 25:8). Apakah Anda juga mengenal Allah dalam pengalaman hidup Anda? Bila Anda memiliki pengalaman khusus dengan Tuhan, mengungkapkan pengalaman itu dengan sebuah ungkapan merupakan sesuatu yang bisa menguatkan iman, baik iman kita sendiri maupun iman orang lain yang mendengar kesaksian kita. Misalnya, saat kita kehilangan suatu pekerjaan dan mendapat pekerjaan yang lain, kita bisa mengatakan, “Tuhan itu tempat saya bersandar.” Bila kita berada dalam keadaan stres lalu menemukan penghiburan di dalam Kristus, kita bisa mengatakan, “Kristus adalah sumber penghiburan saya”. Apakah Anda mengingat suatu pengalaman pribadi saat Allah bertindak dalam kehidupan Anda? Cobalah membuat ungkapan yang menggambarkan tindakan Allah dalam kehidupan Anda tersebut! Ungkapan yang kita buat akan menolong kita untuk senantiasa mengingat tindakan Allah serta menolong kita untuk bersandar kepada Allah saat menghadapi berbagai masalah kehidupan. [P] Keluaran 15:3-4 “TUHAN itu pahlawan perang; TUHAN, itulah nama-Nya. Kereta Firaun dan pasukannya dibuang-Nya ke dalam laut; para perwiranya yang pilihan dibenamkan ke dalam Laut Teberau.” 16 Rabu Bersandar dan Taat 13 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 16 Perbuatan Allah yang luar biasa—yaitu membawa bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir—ternyata tidak membuat bangsa Israel meyakini pemeliharaan Allah dalam kehidupan mereka. Mereka bahkan menuduh bahwa Allah akan membunuh mereka dengan bencana kelaparan (16:3)! Untuk mengatasi masalah itu, Allah memberi roti yang disebut “manna” kepada orang Israel. Manna ini tidak boleh diambil sesukanya, tetapi harus diambil sesuai dengan keperluan setiap hari. Akan tetapi, karena orang Israel tidak boleh bekerja pada hari ketujuh, keperluan manna untuk hari ketujuh harus diambil pada hari keenam, sehingga orang Israel harus mengambi dua kali lipat pada hari keenam. Melalui pemberian manna, Allah mengajar bangsa Israel untuk hidup taat dan bersandar kepada Allah setiap hari. Mereka harus menaati aturan dan tidak boleh serakah. Bila mereka mengambil manna secara berlebihan, sisa manna akan berulat dan berbau busuk. Bila mereka tidak taat untuk mengambil dengan porsi dua kali lipat pada hari keenam, mereka tidak akan mendapatkan makanan pada hari ketujuh. Bagi orang percaya zaman ini, perbuatan Allah yang luar biasa ialah pemberian Anak-Nya—yaitu Tuhan Yesus Kristus—untuk mati menebus dosa kita. Pemberian Allah yang amat berharga itu merupakan jaminan bahwa Allah pasti akan memelihara hidup kita (Roma 8:32). Kita harus membangun keyakinan bahwa Allah pasti akan memberikan segala sesuatu yang kita perlukan (bukan yang kita inginkan!). Bila apa yang kita inginkan belum kita capai, mungkin keinginan kita itu tidak sesuai dengan kehendak Allah atau mungkin kita harus belajar bersandar kepada Allah dengan menunggu Allah bertindak. [P] Roma 8:32 “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” 17 Kamis Beriman dalam Ketekunan 14 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 17-18 Kita bukan hanya perlu beriman terhadap pemeliharaan Allah, tetapi kita juga harus tekun menantikan tindakan pemeliharaan Allah. Perjalanan iman kita harus ditempuh dengan sikap seperti seorang pelari maraton, bukan pelari sprint (pelari jarak pendek). Seorang pelari sprint adalah seorang pelari yang mampu berlari dengan sangat cepat, sedangkan seorang pelari maraton adalah seorang pelari yang sanggup berlari dalam jarak jauh. Seorang pelari maraton tidak boleh berlari terlalu cepat, karena berlari terlalu cepat akan mengurangi daya tahan dalam berlari. Allah dengan sengaja membawa bangsa Israel untuk menempuh jalan berputar (tidak menempuh jalan terpendek) menuju Tanah Kanaankarena Allah ingin melatih bangsa Israel agar bertekun dalam iman. Bangsa Israel sering dibiarkan berada dalam situasi sulit agar mereka belajar untuk mempercayai Allah. Bangsa Israel tidak hanya sekali saja menghadapi ujian iman, tetapi berkali-kali. Sayangnya, bangsa Israel seringkali kurang tekun dalam memelihara iman. Berkali-kali mereka gagal mempercayai Allah dan mereka protes terhadap Musa sehingga Musa sering merasa amat tertekan. Orang Kristen zaman ini juga harus beriman dalam ketekunan karena kita belum menerima sepenuhnya segala sesuatu yang dijanjikan Allah. Godaan yang disebabkan oleh hawa nafsu kita serta oleh daya tarik dunia membuat kita harus terus bertekun dalam iman. Ujian iman tidak akan berakhir sebelum Tuhan Yesus datang untuk kedua kali dan kita hidup bersama dengan Tuhan sepenuhnya. Marilah kita terus melawan godaan dunia ini dengan bersandar kepada pertolongan Tuhan. [P] Kolose 1:23 “Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.” 18 Jumat Menghormati Allah 15 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 19-20 Paham pluralisme—paham yang menganggap semua agama sama— merupakan salah satu penyebab yang membuat sikap hormat kepada Allah menjadi luntur. Bila Allah tidak lagi dianggap istimewa, berbeda dengan yang lain, maka pertemuan dengan Allah tidak akan membuat kita menjadi gentar dan aturan serta persiapan yang harus dilakukan oleh bangsa Israel dalam menyambut kehadiran Allah dalam Keluaran 19 akan menjadi terasa aneh. Karena Tuhan hendak hadir di gunung Sinai, bangsa Israel harus menguduskan diri (menghindari hal-hal yang membuat mereka menjadi najis) serta mencuci pakaian mereka. Mereka harus memasang pembatas agar jangan sampai ada orang yang iseng mendaki gunung Sinai. Sebelum ada tanda berupa sangkakala yang berbunyi panjang, menyentuh kaki gunung Sinai pun mereka tidak diizinkan. Pelanggaran terhadap larangan tersebut adalah hukuman mati. Sesudah ada tanda, barulah mereka boleh mendaki gunung Sinai (19:10-13). Kematian Kristus di kayu salib telah membuat kita diperdamaikan dengan Allah. Orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus diangkat menjadi anak-anak Allah, sehingga kita tidak lagi memandang Allah sebagai Allah yang mengerikan. Sekalipun demikian, janganlah kita menyepelekan Allah. Kebiasaan datang terlambat dalam kebaktian serta mengobrol, membaca warta gereja, dan bermain SMS atau Blackberry saat mengikuti kebaktian merupakan ciri dari orang-orang yang tidak menghormati Allah. Ingatlah bahwa sikap seenaknya dalam kebaktian bukanlah ciri kedekatan dengan Allah, melainkan ciri pengenalan yang dangkal terhadap kekudusan Allah! [P] Mazmur 24:3-4 “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?” “Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.” 19 Sabtu Perbudakan 16 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 21 Apakah Allah mendukung praktik perbudakan? Bila kita membaca sepintas lalu, nampaknya Allah mendukung praktik perbudakan, padahal sebenarnya kesimpulan kita tergantung dari cara pandang kita terhadap teks Alkitab. Bila kita memandang Alkitab seperti kitab undang-undang, maka kita akan menyimpulkan bahwa Allah mendukung perbudakan. Bila kita memandang Alkitab sebagai catatan tentang bagaimana allah berinteraksi dengan umat-Nya dalam konteks sejarah masa lalu, kita bisa memiliki kesimpulan yang berbeda. Pada zaman Musa, perbudakan adalah praktik yang umum dalam masyarakat. Perhatikan bahwa dijualnya Yusuf sebagai budak menunjukkan bahwa praktik perbudakan sudah ada saat itu. Pada zaman itu, seorang budak tidak dihargai sebagai manusia, melainkan diperlakukan seperti seekor binatang. Dalam konteks semacam ini, Allah tidak bisa dianggap mendukung atau mengesahkan praktik perbudakan, melainkan Allah membatasi kebebasan para majikan terhadap para budak. Allah menetapkan batas waktu maksimum orang Ibrani (Israel) menjadi seorang budak, yaitu enam tahun. Sesudah itu, seorang budak harus dibebaskan, kecuali bila sang budak dengan sukarela ingin tetap menjadi budak (21:2-6). Selain itu, budak wanita harus dibedakan dengan budak pria dan tak boleh dijual kepada bangsa asing (2:7-11). Pembatasan terhadap perbudakan dengan persyaratan tertentu ini tidak boleh ditafsirkan sebagai kehendak Allah yang final, tetapi sebagai kebijakan pada masa transisi sebelum kehendak Allah diungkapkan secara sempurna pada zaman Perjanjian Baru. Berdasarkan surat-surat Rasul Paulus, jelas bahwa Allah tidak membedakan budak dengan orang merdeka. [P] Kolose 3:11 “Dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.” 20 Minggu Hak dan Kewajiban 17 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 22 Orang beriman harus memahami batas-batas hak dan kewajibannya. Hak orang lain wajib dihargai dan tidak boleh dilanggar. Pelanggaran terhadap hak orang lain akan mendapat sanksi yang berat. Pencurian hewan harus diganti dua kali lipat bila hewan itu masih ada dan berada dalam keadaan hidup. Akan tetapi, bila hewan itu sudah tidak ada atau sudah mati, seekor lembu harus diganti dengan lima ekor lembu dan seekor domba harus diganti dengan empat ekor domba. Bila ternak seseorang terlepas dan memakan habis ladang orang lain, hasil terbaik dari ladang orang itu atau hasil terbaik dari kebun anggurnya harus diserahkan sebagai ganti rugi. Praktik sihir, hubungan seks dengan binatang, mempersembahkan korban bagi ilah lain, serta penindasan terhadap orang asing, janda, atau anak yatim merupakan dosa-dosa berat yang harus dijatuhi hukuman mati. Di samping wajib menghargai hak orang lain, orang Israel juga wajib mengingat kewajiban untuk memanfaatkan harta guna menolong orang lain serta mengingat kewajiban untuk menghormati serta memberi persembahan kepada Allah. Saat ini kita hidup pada zaman yang berbeda dengan masa Perjanjian Lama. Tidak banyak orang Kristen yang beternak hewan dan saat ini secara umum sudah tidak ada sistem perbudakan. Sekalipun demikian, prinsip-prinsip tentang hak dan kewajiban tetap masih berlaku. Kita wajib menghargai hak milik orang lain. Praktik kejahatan seperti pencurian dan perkosaan harus berhadapan dengan hukum. Kewajiban untuk memanfaatkan harta guna membantu orang miskin serta untuk mengungkapkan sikap pengabdian kepada Allah merupakan kewajiban yang berlaku sepanjang zaman. [P] Matius 22:37b-39 “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” 21 Senin Jangan Ikut-ikutan 18 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 23 Umat Allah memiliki aturan hidup tersendiri yang berbeda dengan gaya hidup bangsa-bangsa kafir. Bangsa Israel tidak boleh mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa di sekitar mereka, melainkan harus mengikuti aturan hidup yang ditetapkan Allah. Kebenaran bagi umat Allah bukan kebenaran umum melainkan kebenaran Allah. Perbuatan jahat—termasuk praktik-praktik yang berkaitan dengan penyembahan berhala—merupakan hal yang umum dilakukan di antara orang-orang Kanaan. Sekalipun demikian, umat Allah tidak boleh mencontoh praktik hidup seperti itu. Sikap apriori—misalnya kecenderungan membela orang yang lebih miskin sebelum mengetahui permasalahan yang sebenarnya—adalah sikap yang tidak bisa dibenarkan. Umat Allah berkewajiban untuk mengasihi orang lain, termasuk orang yang memusuhi, orang miskin, orang asing, bahkan budak. Siklus Sabat (hari Sabat, tahun Sabat) mengingatkan bahwa manusia, hewan, bahkan tanah adalah ciptaan Allah yang terbatas yang memerlukan istirahat. Dengan beristirahat pada hari Sabat (hari ketujuh), manusia dan hewan akan menjadi lebih sehat dan lebih siap menjalani beban kehidupan yang harus dipikul. Tahun Sabat mengingatkan bahwa tanah pun tidak boleh dieksploitasi tanpa batas. Mengistirahatkan tanah pada tahun Sabat (tahun ketujuh) akan memulihkan kesuburan tanah. Menyelenggarakan hari-hari raya akan menolong kita untuk senantiasa mengingat pertolongan dan pemeliharaan Allah kepada umat-Nya. Kesetiaan untuk beribadah kepada Allah saja dan ketegasan untuk menolak ilahilah lain merupakan kunci untuk memperoleh berkat Tuhan. [P] Keluaran 23:24 “Janganlah engkau sujud menyembah kepada allah mereka atau beribadah kepadanya, dan janganlah engkau meniru perbuatan mereka, tetapi haruslah engkau memusnahkan sama sekali patung-patung berhala buatan mereka, dan tugu-tugu berhala mereka haruslah kauremukkan sama sekali.” 22 Selasa Keterbatasan Pemimpin 19 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 24 Setiap pemimpin perlu menyadari bahwa dirinya terbatas. Dia tidak selalu bisa melakukan segala sesuatu seorang diri. Keterbatasan manusiawi membuat setiap pemimpin perlu belajar bekerja sama dalam sebuah tim dan perlu memiliki kerelaan untuk mendelegasikan sebagian tugasnya kepada anggota tim, agar ia dapat berkonsentrasi untuk melakukan hal-hal besar yang melampaui keterbatasan pribadinya. Dalam Keluaran 18, Yitro—ayah mertua Musa—menyaksikan bahwa Musa mengadili bangsa Israel seorang diri dari pagi hingga petang, sehingga Musa menjadi amat kelelahan. Melihat hal itu, Yitro memberi saran agar Musa membentuk tim kepemimpinan yang bertugas untuk membantu Musa menyelesaikan seluruh persoalan bangsa Israel. Dalam bacaan hari ini, Musa mendapat tugas untuk naik ke atas gunung Sinai menghadap TUHAN seorang diri. Sampai saat itu, Musa tidak pernah meninggalkan bangsa Israel sehingga setiap masalah bisa diselesaikan sendiri oleh Musa. Oleh karena itu, tugas menghadap Allah seorang diri itu merupakan kesempatan bagi Musa untuk mendelegasikan tugasnya kepada dua orang yang saat itu dianggap sebagai orangorang paling tua yang membantu Musa, yaitu Harun dan Hur (24:14). Setiap pemimpin yang menyadari keterbatasannya bisa menerobos keterbatasannya itu dengan belajar mendelegasikan tugas kepada orang lain. Bila seorang pemimpin tidak pernah melatih orang lain untuk melakukan apa yang biasa dilakukan sang pemimpin, maka pemimpin tersebut akan sulit untuk mendelegasikan tugas karena seluruh anggota tim tergantung pada diri sang pemimpin. Pemimpin yang bisa mendelegasikan tugasnya akan bisa melakukan hal-hal yang lebih besar! [P] Keluaran 18:17b-18 “Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja.” 23 Rabu Tutup Pendamaian 20 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 25 Cara Allah berkomunikasi dengan umat-Nya sama sekali berbeda dengan bangsa-bangsa di sekitar Israel. Allah berbicara kepada umat-Nya kapan pun Dia menghendakinya. Tidak ada upacara yang harus dilakukan agar Allah mau berbicara dengan umat-Nya. Tidak ada—bahkan tidak boleh ada—patung yang harus dibuat untuk mengungkapkan kehadiran Allah. Allah tidak bisa dilihat dengan mata dan tidak ada yang serupa dengan Dia. Sekalipun demikian, Allah mengungkapkan bahwa Dia akan menemui Musa dari atas tutup pendamaian yang merupakan penutup tabut perjanjian (25:21-22). Hadirnya Allah di antara bangsa Israel inilah yang membuat bangsa Israel menjadi bangsa yang istimewa dibandingkan dengan bangsa-bangsa Kanaan. Ingatlah bahwa hal ini tidak berarti bahwa tutup pendamaian itu menjadi semacam berhala untuk disembah. Pada masa kini, tutup pendamaian itu sudah tidak ada. Kemungkinan, tutup pendamaian bersama-sama dengan tabut perjanjian itu sudah musnah pada saat Babel menghancurkan Bait Allah. Walaupun ada berbagai spekulasi (dugaan) tentang keberadaan tabut perjanjian dengan tutup pendamaian itu, hal itu tidak perlu kita pedulikan karena saat ini Allah tidak lagi berkomunikasi dengan cara yang sama dengan pada zaman Perjanjian Lama. Pada masa kini, Allah berbicara kepada kita melalui firman-Nya yang bisa kita baca dalam Alkitab serta melalui Roh Kudus yang diam di dalam diri setiap orang percaya. Allah bisa berbicara kepada kita kapan saja dan di mana saja. Melalui Alkitab, kita bisa mengenali seluruh kehendak Allah secara umum. Secara khusus, Allah akan mengarahkan kita kepada kehendak-Nya yang khusus melalui Roh Kudus yang tinggal dalam hati setiap orang percaya. [P] Keluaran 25:22 “Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel.” 24 Kamis Kemah Suci 21 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 26 Kita perlu menyadari bahwa istilah “Kemah Suci” atau “Kemah Pertemuan” bisa dipakai dalam dua macam pengertian, yaitu bagian kemah saja—yang terdiri dari ruang kudus dan ruang mahakudus—atau seluruh kompleks Kemah Suci yang mencakup pelataran dan pagar yang mengelilingi Kemah Suci. Dari satu sisi, Kemah Suci merupakan tempat Allah menyatakan diri-Nya dan kehendak-Nya kepada umat-Nya melalui Musa. Dari sisi lain, pendirian Kemah Suci ini melindungi bangsa Israel agar mereka tidak melanggar kekudusan Allah. Allah terlalu suci sehingga manusia berdosa tidak akan tahan (pasti akan mati) bila berdiri langsung di depan kesucian Allah. Harus disadari bahwa Allah itu terlalu besar dan tidak bisa dikungkung dalam sebuah kemah. Akan tetapi, Allah yang Mahabesar dan Mahahadir itu berkenan untuk berdiam di tengah umat-Nya. Pada masa kini, Kemah Suci sudah tidak ada lagi, tetapi Allah tetap hadir di tengah umat-Nya, bahkan Allah berkenan menjadikan tubuh anak-anak-Nya— yaitu orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus (Yohanes 1:12)—untuk menjadi bait-Nya atau tempat tinggal-Nya (1 Korintus 3:16). Karena orang-orang percaya adalah Bait Allah, maka setiap orang percaya wajib menjaga kekudusan hidupnya. Ada orang yang beranggapan bahwa karena Kemah Suci adalah bangunan yang tidak permanen, maka wujud gedung gereja yang permanen menentang kehendak Allah. Tentu saja tafsiran semacam ini sembrono dan menyesatkan. Setelah bangsa Israel menetap di Tanah Kanaan dan membangun Bait Allah yang permanen pada zaman Raja Salomo, kemuliaan TUHAN meliputi Bait Allah itu (1 Raja-raja 8:11). [P] 1 Korintus 3:16-17 “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.” 25 Denah Kemah Suci C B A d f e b a PINTU A c Utara Penjelasan: • Kompleks Kemah Suci terdiri dari sebuah kemah (B +C) dan pelataran (A) yang dikelilingi oleh pagar dengan pintu di bagian Timur. • Kemah terdiri dari dua ruangan—yaitu ruang kudus (B) dan ruang mahakudus (C)—yang dipisahkan oleh sebuah tirai. Kemah ini merupakan tempat yang suci sehingga selain Musa, tempat ini hanya boleh dimasuki oleh imam yang sedang bertugas. • Rakyat biasa hanya boleh berada di pelataran untuk berdoa, tetapi seluruh upacara diselenggarakan oleh imam yang bertugas. Di pelataran itu terdapat (a) mezbah korban bakaran—tempat para imam mempersembahkan korban—serta (b) bejana pembasuhan—tempat membasuh kaki dan tangan bagi imam yang hendak memasuki Kemah Suci. • Di bagian depan Kemah Suci—yaitu ruang kudus—terdapat (c) kandil (kaki dian) yang terus-menerus menyala serta (d) meja roti sajian, serta (e) mezbah pembakaran ukupan yang merupakan tempat pembakaran wangi-wangian. • Bagian paling dalam—yaitu ruang mahakudus—hanya boleh dimasuki oleh imam besar setahun sekali pada Hari Raya Pendamaian. Di sana terdapat (f) tabut (peti) perjanjian yang berisi dua loh hukum Taurat, buli-buli berisi manna, dan tongkat Harun yang bertunas (Ibrani 9:4). Di atas tabut perjanjian ini terdapat penutup yang disebut tutup pendamaian. Kedua ujung tutup pendamaian ini dihiasi dengan kerub emas. Allah berjanji untuk menemui Musa di atas tutup pendamaian ini (Keluaran 25:21-22). 26 Jumat Pelataran Kemah Suci 22 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 27 Pelataran Kemah Suci merupakan tempat yang penting bagi umat Israel karena di sanalah batas terdekat untuk bisa mendekati kehadiran Allah. Umat Allah yang bukan imam tidak boleh lebih mendekat lagi karena Kemah Suci merupakan tempat Allah menyatakan diri-Nya sehingga tempat itu terlalu suci untuk didekati. Dua peralatan upacara yang diletakkan di pelataran Kemah Suci—yaitu mezbah korban bakaran dan bejana pembasuhan—menegaskan pentingnya kesucian hidup saat seseorang menghadap Allah. Korban bakaran merupakan gambaran dari pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib untuk menyucikan dosa umat manusia dan pembasuhan merupakan gambaran dari firman Tuhan yang menyucikan kehidupan orang-orang yang sudah menerima penebusan di dalam Yesus Kristus. Sekalipun kehadiran Allah menimbulkan kegentaran hati, sungguh mengherankan bahwa dalam Mazmur 84 digambarkan kerinduan umat Allah terhadap pelataran Tuhan (84:3, 8). Walaupun Mazmur 84 menggambarkan kerinduan terhadap Bait Allah yang sudah dalam bentuk permanen di Yerusalem, pelataran Bait Allah memiliki fungsi yang sama dengan pelataran Kemah Suci, yaitu tempat bagi umat Allah yang hendak berdoa atau mempersembahkan korban. Gambaran umat Allah yang datang dengan perasaan gentar namun rindu untuk menghadap Allah itu pada zaman ini sudah mulai pudar, padahal saat ini umat Allah bisa langsung berjumpa dengan Allah tanpa memerlukan perantaraan imam. Kematian Kristus di kayu salib telah meniadakan pembatas antara Allah dan manusia. Saat ini, kita bisa menjumpai Allah seperti anak-anak menjumpai ayahnya. [P] Mazmur 84:6, 8 “Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah! Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.” 27 Sabtu Jabatan dan Fungsi Imam 23 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 28 Jabatan imam yang dipegang oleh Harun dan anak-anaknya adalah jabatan yang sangat penting karena hanya mereka sajalah yang diizinkan untuk menyelenggarakan ibadah di Kemah Suci. Mereka menjadi perantara di antara Allah dan manusia. Khusus pada hari raya pendamaian, hanya imam besar saja yang diizinkan untuk masuk ke ruang mahakudus saat itu. Salah satu petunjuk tentang pentingnya jabatan imam besar adalah dibuatnya pakaian khusus untuk imam besar yang amat indah dengan bahan dan asesoris yang amat mahal. Saat ini, keindahan dan kemewahan pakaian imam tidak terlihat dalam pakaian para pendeta gereja Protestan, tetapi masih terlihat dalam pakaian para imam gereja Katolik. Keindahan dan kemewahan ini wajar karena imam merupakan perantara antara Allah dengan manusia, dan imam besar merupakan gambaran dari Sang Imam Besar Agung, yaitu Yesus Kristus (Ibrani 3:1). Pada masa kini, jabatan imam dan imam besar seperti pada zaman Perjanjian Lama sudah tidak ada. Jabatan imam besar sudah berakhir karena jabatan tersebut hanyalah gambaran saja dari Imam Besar yang sesungguhnya, yaitu Yesus Kristus. Imam besar pada zaman Perjanjian Lama harus berulang-ulang mempersembahkan korban binatang setahun sekali, sedangkan Tuhan Yesus mempersembahkan darah-Nya sendiri satu kali saja dan tidak perlu diulang. Akan tetapi, fungsi imam yang menjadi perantara antara Allah dan manusia masih ada. Semua orang percaya adalah imam-imam masa kini (Wahyu 1:6; 1 Petrus 2:9). Sebagai imam, orang percaya dipanggil untuk menjalankan fungsi imam, yaitu menyampaikan firman Allah kepada umat manusia dan mendoakan umat manusia di hadapan Allah. [P] Ibrani 3:1 “Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus.” 28 P Apa yang Telah Kristus Lakukan bagi Kita? erayaan rutin yang dilakukan setiap tahun menghadapi dua macam bahaya. Bahaya pertama adalah bila perayaan itu disalahgunakan, misalnya ada orang “Kristen” yang beranggapan bahwa kewajiban mereka adalah mengikuti ibadah dua kali setahun, yaitu saat Paskah dan Natal, sedangkan ibadah di luar dua hari raya itu dianggap sebagai tidak penting. Bahaya kedua adalah bila perayaan itu menjadi kegiatan rutin dan kita tidak me- ngetahui atau tidak peduli dengan makna yang terkandung di dalam perayaan tersebut. Oleh karena itu, dalam rangka menyambut rangkaian Masa Sengsara dan Paskah tahun ini, kita akan merenungkan apa yang telah Tuhan Yesus lakukan bagi kita. Untuk bisa menyelamatkan dunia ini dari hukuman Allah, Tuhan Yesus— yang adalah pribadi Allah yang kedua—harus menjadi Manusia. Dari sudut pandang manusia, perkataan “menjadi manusia” itu tidak memiliki arti. Akan tetapi, dari sudut pandang Allah, menjadi Manusia berarti meninggalkan ketidakterbatasan dan memasuki keterbatasan. Menjadi Manusia berarti bahwa Tuhan Yesus tidak memakai sifat-sifat keilahian yang Dia miliki. Menjadi Manusia berarti bahwa Tuhan Yesus mengalami hal-hal yang menjadi pergumulan setiap manusia, termasuk mengalami pencobaan, tanpa memanfaatkan sifat-sifat keilahian-Nya. Menjadi Manusia berarti bahwa Tuhan Yesus harus merendahkan diri-Nya agar bisa menjalani kehidupan sebagai Manusia, bahkan sebagai Manusia yang miskin dan yang hidup untuk melayani. Yang paling menggetarkan hati adalah bahwa untuk menyelamatkan manusia, Tuhan Yesus harus menjalani penderitaan yang berpuncak di kayu salib. Penderitaan di kayu salib merupakan puncak dari semua penderitaan karena saat itu Tuhan Yesus menempati posisi manusia berdosa dan menghadapi murka Allah. Walaupun Masa Sengsara Tuhan Yesus merupakan sebuah rangkaian dengan Paskah, suasana keduanya berbeda secara tajam. Masa sengsara adalah masa kita melakukan refleksi (perenungan) akan keagungan pengorbanan Tuhan Yesus bagi kita, sedangkan Paskah adalah suatu perayaan kemenangan. Tuhan Yesus telah mengalahkan kematian sehingga kematian bagi orang yang percaya kepada-Nya bukanlah akhir dari segala-galanya karena masih ada kehidupan setelah kematian. Semua penderitaan kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini akan berakhir dan diganti dengan sukacita kekal bersama dengan Tuhan Yesus saat Dia datang kembali ke dunia ini untuk yang kedua kali. Paskah adalah kabar kemenangan sehingga Paskah adalah kabar baik untuk diberitakan kepada dunia ini! [P] 29 Minggu Dia Membatasi Diri-Nya Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 1:1-18 24 Mar Masa Sengsara Bisakah Anda memahami perasaan orang yang sebelumnya hidup normal lalu tiba-tiba menjadi lumpuh atau buta? Saat seorang normal menjadi cacat, perubahan yang paling menyakitkan adalah bahwa mereka mulai mengalami keterbatasan. Apa yang sebelumnya bisa dilakukan dengan mudah sekarang harus dilakukan dengan pertolongan orang lain. Hal semacam itulah yang terjadi saat Yesus Kristus—Pribadi Allah yang kedua— membatasi diri-Nya dan menjadi Manusia. Dalam bacaan hari ini, yang dimaksud dengan Firman yang menjadi Manusia (1:14) adalah Yesus Kristus. Hal ini jelas bila kita membandingkan kesamaan respons Yohanes—yang dimaksud adalah Yohanes Pembaptis—dalam 1:15 dan 1:30. Hal ini berarti bahwa Yesus Kristus adalah Allah (1:1). Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa Dia adalah Pencipta (1:3), Sumber Kehidupan (1:4; 14:6), Sumber Terang bagi manusia yang berdosa (1:4; 8:12), Sumber Kasih Karunia dan Kebenaran (1:16-17; Kisah Para Rasul 15:11; Yohanes 14:6). Ingatlah bahwa menjadi Manusia berarti bahwa Allah yang mahahadir membatasi kehadiran-Nya di satu lokasi tertentu. Allah yang kekal dan tidak berubah menjelma menjadi Manusia yang mengalami proses dari Bayi menjadi semakin besar dan akhirnya menjadi Manusia dewasa. Allah yang dilayani oleh para malaikat berubah menjadi Manusia yang harus mengurus diri-Nya sendiri. Bila kita merenungkan secara mendalam, kita akan memahami bahwa hal Allah yang tidak terbatas menjadi Manusia yang terbatas merupakan suatu pengorbanan yang amat luar biasa. Pengorbanan apakah yang sudah kita berikan sebagai respons kita terhadap pengorbanan Yesus Kristus? [P] Yohanes 1:14 “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” 30 Senin Dia Mengalami Pencobaan Bacaan Alkitab hari ini: Matius 4:1-11 25 Mar Masa Sengsara Dengan menjadi Manusia, maka Yesus Kristus ikut mengalami semua pergumulan yang dihadapi manusia, termasuk menghadapi pencobaan Iblis. Hal yang menarik untuk kita simak adalah bahwa Tuhan Yesus menghadapi pencobaan tersebut tanpa memanfaatkan sama sekali keberadaan-Nya sebagai Allah, melainkan memakai firman Allah dalam Perjanjian Lama. Dengan demikian, cara Tuhan Yesus menghadapi pencobaan Iblis ini bisa kita pandang sebagai suatu teladan bagi kita bila kita menghadapi pencobaan yang sama. Pencobaan pertama adalah pencobaan menyangkut keperluan fisik (4:1-4). Walaupun Tuhan Yesus sedang lapar karena habis berpuasa selama empat puluh hari dan empat puluh malam, Tuhan Yesus tidak mau mengikuti anjuran Iblis untuk mengubah batu menjadi roti. Bagi Tuhan Yesus, keperluan rohani lebih penting daripada keperluan jasmani. Pencobaan kedua adalah pencobaan untuk mengejar popularitas dengan menjatuhkan diri dari atas bubungan Bait Allah (4:5-7). Bila Tuhan Yesus melakukan anjuran Iblis tersebut, Dia akan menjadi populer dan semua orang yang menyaksikan peristiwa itu akan kagum, memuja Tuhan Yesus, dan menjadi pengikut-Nya. Akan tetapi, hal itu berarti bahwa Tuhan Yesus tidak akan menempuh jalan salib atau jalan penderitaan. Pencobaan ketiga adalah pencobaan untuk berkompromi dan memanfaatkan kekuasaan Iblis (4:8-10). Bila Tuhan Yesus mengikuti anjuran Iblis, seolah-olah Dia memegang kekuasaan atas dunia ini, tetapi hal itu berarti bahwa Dia takluk kepada Iblis dan hal tersebut merupakan salah satu hal yang paling dibenci Allah. Marilah kita melawan seluruh tipu muslihat Iblis dengan giat mempelajari dan menerapkan firman Allah dalam kehidupan kita. [P] Ibrani 2:18 “Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.” 31 Selasa Dia Merendahkan Diri-Nya Bacaan Alkitab hari ini: Filipi 2:1-11 26 Mar Masa Sengsara Bisakah Anda merasakan perbedaan bila seorang presiden menuangkan teh untuk Anda dengan seorang pelayan menuangkan teh yang sama ke gelas Anda? Perbedaan semacam itulah yang membuat apa yang dilakukan Tuhan Yesus bagi Anda menjadi amat istimewa. Sadarilah bahwa Tuhan Yesus adalah Anak Allah yang mulia yang bertakhta di surga dan dilayani oleh para malaikat. Sekalipun demikian, Dia bersedia untuk menjadikan diri-Nya terbatas dengan menjadi Manusia, bahkan menjadi Manusia miskin yang saat lahir diletakkan di sebuah palungan (Lukas 2:7)—yaitu tempat makan ternak— dan saat menjadi dewasa tidak memiliki rumah sendiri (Lukas 9:58). Dalam pelayanan-Nya, Tuhan Yesus tidak bersikap seperti seorang bos, tetapi seperti seorang hamba yang melayani (Markus 10:45; Yohanes 13:4-5). Bila kita memahami siapa Tuhan Yesus sebenarnya dan apa yang telah Dia lakukan, maka kita akan menyadari bahwa tindakan Tuhan Yesus merupakan demonstrasi kerendahhatian yang luar biasa. Kerendahhatian membebaskan Tuhan Yesus untuk bisa melayani tanpa batas waktu dan tanpa batas sosial. Ada orang yang mencari Dia sejak pagi (Markus 1:35-37), tetapi ada juga orang yang mencari Dia pada malam hari (Yohanes 3:1-2). Dia bisa melayani orang yang kaya atau yang berstatus sosial tinggi, tetapi dia juga bisa melayani orang miskin dan sampah masyarakat. Kerendahhatian membuat Tuhan Yesus bisa menanggung penderitaan sampai mati di kayu salib! Apakah Anda cukup rendah hati untuk bisa melayani segala lapisan masyarakat tanpa banyak batasan yang menghalangi pelayanan Anda? Sadarilah bahwa Tuhan Yesus telah lebih dulu merendahkan diri-Nya untuk melayani Anda! [P] Filipi 2:8 “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” 32 Rabu Dia Melayani untuk manusia Bacaan Alkitab hari ini: Markus 10:32-45 27 Mar Masa Sengsara Menjelang pemilu, partai-partai politik di Indonesia biasanya mulai berlomba mendemonstrasikan aktivitas kepedulian sosial mereka dalam bentuk pengobatan gratis, penjualan sembako murah, donor darah, posko tanggap bencana, dan sebagainya. Semua aktivitas tersebut baik, tetapi semua aktivitas tersebut memiliki motif mencari keuntungan, yaitu agar partai mereka dipilih oleh rakyat. Hal ini berbeda dengan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus melayani tanpa motif mencari keuntungan! Dia melayani semata-mata untuk kepentingan manusia, bukan untuk kepentingan diri-Nya sendiri. Dia melayani bukan untuk mencari popularitas atau penghargaan dari manusia. Dia melayani sampai mati di kayu salib karena itulah satu-satunya jalan yang bisa membuat manusia memperoleh penebusan dan mengalami pengampunan dosa. Pada masa kritis dalam pelayanan Tuhan Yesus, yaitu saat Dia sedang menuju ke Yerusalem untuk memberikan diri-Nya ditangkap, diadili, dan disalibkan (10:33), murid-murid Tuhan Yesus—khususnya Yohanes dan Yakobus—justru melakukan tindakan yang memalukan, yaitu bahwa mereka ingin menjadi orang kedua dan ketiga sesudah Tuhan Yesus (10:37). Permintaan mereka itu menunjukkan bahwa mereka tidak benar-benar memahami isi hati Tuhan Yesus, yaitu bahwa berada di posisi yang tinggi tidaklah berarti menjadi bos yang dilayani, melainkan merendahkan diri untuk melayani orang lain (10:43-44). Kita perlu merespons pelayanan Tuhan Yesus itu dalam dua tahap. Tahap pertama adalah kita harus membuka diri untuk menerima pelayanan penebusan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus di kayu salib. Kedua, kita harus mengikuti teladan pelayanan Tuhan Yesus dengan cara melayani orang lain secara tulus, bukan untuk mencari keuntungan. [P] Markus 10:45 “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” 33 Kamis Dia Mengalami Penderitaan Bacaan Alkitab hari ini: Matius 26:20-75 28 Mar Masa Sengsara Tuhan Yesus mengalami penderitaan yang luar biasa secara kejiwaan maupun secara fisik. Secara kejiwaan, Dia dikhianati oleh Yudas Iskariot (26:47-49)—murid-Nya sendiri—dan ditinggalkan oleh murid-murid yang lain (26:56). Petrus, murid-Nya yang semula bersikap sok pahlawan (26:51), akhirnya kehilangan keberanian dan menyangkal Tuhan Yesus sampai tiga kali (26:70, 72, 74). Tuhan Yesus—Sang Hakim yang adil—tidak melawan saat dihakimi oleh pengadilan agama yang sama sekali tidak adil (26:57-66). Dia bukan hanya disiksa oleh para pengawal Bait Allah yang menangkap Dia, melainkan juga dihina (26:67-68). Selain menghadapi ketidakadilan di pengadilan agama, Tuhan Yesus juga menghadapi ketidakadilan di pengadilan negeri (pengadilan Pilatus) yang digelar pada hari berikutnya (27:1-2, 11-26). Tuhan Yesus juga menghadapi penderitaan yang amat berat secara fisik. Pada malam Dia ditangkap, Dia mempersiapkan diri menghadapi penangkapan diri-Nya bukan dengan tidur, melainkan dengan berdoa (26:36-44). Oleh karena itu, bisa diduga bahwa Dia menghadapi pengadilan agama sepanjang malam serta pengadilan negeri dan penyaliban keesokan harinya dengan kondisi fisik yang amat lelah. Pemakaian mahkota duri sampai penyalibannya di bukit Golgota bukan hanya menyakitkan dan melelahkan secara fisik, tetapi sekaligus juga merupakan penghinaan yang luar biasa. Penderitaan yang dialami Tuhan Yesus itu luar biasa bukan hanya karena beratnya penderitaan tersebut, tetapi juga karena tidak ada alasan bagi Tuhan Yesus yang membuat Dia patut menderita. Dia menderita semata-mata hanya karena Dia menanggung dosa kita. Apakah kita pun juga rela menderita agar Kristus dimuliakan melalui diri kita? [P] Yesaya 53:4 “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. 34 Jumat Dia Menghadapi Murka Allah Bacaan Alkitab hari ini: Matius 27:45-61 29 Mar Jumat Agung Jenis penderitaan apakah yang paling membuat Tuhan Yesus menderita? Banyak orang mengira bahwa penderitaan fisik dan penghinaan yang dialami Tuhan Yesus itulah yang paling membuat Tuhan Yesus menderita. Akan tetapi, bila kita memperhatikan dengan cermat seluruh peristiwa yang terjadi yang berpuncak menuju penyaliban di kayu salib, kita hanya akan menjumpai satu keluhan, yaitu, “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Keluhan ini bukanlah keluhan menyangkut fisik atau penghinaan yang dialami Tuhan Yesus, melainkan keluhan karena ditinggalkan oleh Allah. Di kayu salib, Tuhan Yesus menempatkan diri dalam posisi sebagai manusia berdosa yang sedang dimurkai oleh Allah. Saat itulah Tuhan Yesus mengalami apa yang biasa kita ucapkan dalam Pengakuan Iman Rasuli, “Turun ke dalam Kerajaan Maut”. Upah dosa adalah maut (Roma 6:23) dan Tuhan Yesus menerima upah (hukuman) bagi dosa manusia berupa maut. Perlu diingat bahwa “maut” bukanlah hanya berarti kematian fisik, tetapi arti yang lebih mendalam dari “maut” adalah keterpisahan dari Allah. Tuhan Yesus—Sang Allah Anak—tidak pernah terpisah dari Allah Bapa (Yohanes 10:30), tetapi di kayu salib, Allah Bapa memalingkan muka-Nya dan meninggalkan Allah Anak. Demi kita, demi Anda dan saya, Tuhan Yesus rela menerima murka Allah (ditinggalkan oleh Allah), yaitu penderitaan maksimal yang bisa menimpa Sang Allah Anak. Mengapa Tuhan Yesus rela menerima murka Allah? Karena kasih-Nya kepada kita, kepada Anda dan kepada saya. Bila Tuhan Yesus telah rela menerima murka Allah untuk menebus dosa kita, bagaimana kita memberi respons terhadap kasih Kristus tersebut? Apakah Anda rela melaksanakan seluruh kehendak Allah demi membalas kasih Kristus kepada diri Anda? [P] Matius 27:46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? 35 Sabtu Dia Menempati Posisi Manusia Bacaan Alkitab hari ini: 1 Petrus 2:20-25 30 Mar Pra-Paskah Sadarkah Anda bahwa kesediaan Tuhan Yesus untuk menjelma menjadi Manusia yang dilahirkan di kandang binatang, menjalani baptisan, mengalami penderitaan sampai mati di kayu salib, kemudian bangkit dari kematian menunjukkan bahwa Dia menempati posisi manusia berdosa yang menderita? Sebagai Allah sejati, Tuhan Yesus tidak perlu mengalami semua hal di atas. Hanya karena Dia sedang menjalankan tugas dari Allah Bapa untuk menempati posisi manusia berdosa yang membuat Tuhan Yesus rela menjalani semua hal itu. Apakah tujuan Tuhan Yesus telah tercapai seluruhnya setelah Dia selesai menjalani penderitaan dan kebangkitan-Nya? Dari sisi tugas, Tuhan Yesus telah selesai menjalankan tugas yang diberikan oleh Allah Bapa kepada-Nya. Akan tetapi, dari sisi tujuan, Tuhan Yesus bukan hanya ingin menyelamatkan kita, tetapi Dia juga ingin agar kita hidup untuk kebenaran (2:24). Secara sederhana, hidup untuk kebenaran adalah hidup mengikuti teladan yang telah didemonstrasikan oleh Tuhan Yesus melalui kehidupan-Nya di dunia ini. Tentu saja hal itu tidak berarti bahwa kita juga harus disalibkan secara fisik, melainkan bahwa sikap dan karakter Tuhan Yesus harus menjadi sikap dan karakter kita. Hidup untuk kebenaran berarti bahwa kita harus hidup dengan rendah hati dan tidak mementingkan diri sendiri. Hidup untuk kebenaran berarti bahwa kita harus hidup untuk melakukan kehendak Allah. Apakah Anda telah memenuhi tujuan Allah bagi kehidupan Anda? Apakah Anda telah membuka diri Anda untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat Anda dan apakah Anda telah hidup mengikuti teladan Tuhan Yesus? [P] 1 Petrus 2:24 “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” 36 Minggu Dia Mengalahkan Kematian Bacaan Alkitab hari ini: Lukas 24 31 Mar Paskah Kepercayaan Kristen yang paling penting yang paling sering diserang oleh orang-orang yang membenci kekristenan adalah tentang kebangkitan Kristus. Bukti tentang kebangkitan Kristus yang diuraikan dalam Alkitab amat meyakinkan, tetapi tidak mudah diterima karena adanya kebangkitan merupakan masalah yang melampaui rasio manusia, yaitu bahwa kita tidak pernah melihat dengan mata kita sendiri bahwa ada orang yang pernah mati dan bangkit kembali. Orang-orang yang dekat dengan Tuhan Yesus pun juga tidak pernah menyangka bahwa Tuhan Yesus akan bangkit dari kematian, padahal sebelum Tuhan Yesus ditangkap, Ia telah beberapa kali memberitahu mereka bahwa pada hari ketiga sesudah kematian-Nya, Ia akan bangkit kembali. Masalah kebangkitan Tuhan Yesus ini amat penting karena kebangkitan merupakan bukti bahwa melalui kematian-Nya, Tuhan Yesus telah mengalahkan kematian. Bisa pula dikatakan bahwa kebangkitan merupakan proklamasi kemenangan Tuhan Yesus atas kematian. Bagi kita saat ini, kebangkitan Tuhan Yesus itu amat penting karena kebangkitan Tuhan Yesus memberi kepastian bahwa kita pun juga akan mengalami kebangkitan dari kematian pada waktu Tuhan Yesus datang kembali ke dunia ini. Pengharapan akan adanya kebangkitan sesudah kematian bagi orang percaya pada waktu Tuhan Yesus datang kedua kali itu merupakan sumber penghiburan bagi kita yang saat ini sedang menghadapi berbagai macam masalah dan kesedihan (Bandingkan dengan Wahyu 21:4). Pengharapan akan adanya kebangkitan dari kematian ini juga merupakan sumber penghiburan bagi mereka yang cacat atau sakit-sakitan. [P] Lukas 24:46-48 Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini. 37 Sisipan Ucapan Paskah Senin Imam Masa Kini 1 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 29 Jabatan imam bukanlah jabatan sukarela. Hanya keturunan Harun yang boleh menjadi imam. Jabatan imam ini bukanlah pilihan bagi Harun dan keturunannya, melainkan merupakan suatu ketetapan Allah yang tidak bisa dibantah atau ditolak. Sebelum bisa menjalankan fungsi sebagai imam, Harun dan anak-anaknya harus ditahbiskan lebih dulu. Pentahbisan itu memakan waktu selama tujuh hari. Setelah Bait Allah dihancurkan oleh Jendral Titus pada tahun 70, jabatan imam seperti yang ada pada zaman Perjanjian Lama sudah tidak ada lagi. Pada masa kini, setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah imam (Wahyu 1:6; 1 Petrus 2:9), tetapi dengan tugas yang sedikit berbeda dengan imam pada masa Perjanjian Lama. Pada zaman Musa, tugas seorang imam adalah melaksanakan seluruh peribadatan yang terutama berwujud upacara korban. Setelah Tuhan Yesus mati dan bangkit dari kematian, semua upacara korban sudah tidak diperlukan lagi karena semua upacara tersebut merupakan simbol dari pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib. Sekalipun demikian, gagasan bahwa imam adalah seorang yang berdiri di antara Allah dan manusia adalah gagasan yang masih bisa berlaku sampai sekarang. Sebagai imam, orang percaya bertanggung jawab untuk memberitakan firman Allah kepada dunia serta menaikkan doa syafaat bagi keperluan sesamanya. Orang percaya harus menjalankan fungsi keimaman, bukan karena pilihan sukarela, melainkan karena ketetapan Allah. Oleh karena itu, orang percaya yang tidak menjalankan fungsi keimaman adalah imam yang tidak bertanggung jawab, sedangkan orang percaya yang menjalankan fungsi keimamannya adalah hamba yang baik dan setia! [P] 1 Petrus 2:9 “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib;” 39 Selasa Malafungsi 2 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 30:1-31:11 Allah Israel adalah Allah yang tidak bisa dibantah. Perintahnya harus ditaati dan tidak bisa ditawar. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan sebagaimana mestinya akan mendatangkan berkat, tetapi malafungsi (pemakaian yang salah) akan mendatangkan hukuman. Misalnya, bangsa Israel harus membuat mezbah untuk tempat pembakaran ukupan yang harus diletakkan di depan tabir yang memisahkan ruang kudus dan ruang mahakudus. Mezbah itu hanya boleh digunakan untuk membakar ukupan dari wangi-wangian dan tidak boleh dipakai untuk keperluan yang lain seperti membakar ukupan yang tidak sesuai dengan ketentuan atau untuk mempersembahkan korban, baik korban bakaran, korban sajian, maupun korban curahan (30:9). Contoh lain adalah persembahan khusus uang pendamaian sebesar setengah syikal. Persembahan sebesar setengah syikal ini berlaku bagi setiap orang Israel yang berumur dua puluh tahun ke atas. Orang kaya tidak boleh mempersembahkan lebih dan orang miskin tidak boleh mempersembahkan kurang (30:14-15). Jumlah persembahan uang pendamaian yang sama rata ini menunjukkan bahwa penerimaan Allah terhadap umat-Nya tidak mengenal pembedaan antara kaya dan miskin. Setiap orang sama berharga di hadapan Allah. Suatu peringatan keras yang diberikan dalam bacaan hari ini adalah mengenai minyak urapan. Minyak urapan tidak boleh dibuat dengan sembarang bahan melainkan harus dibuat secara tepat menurut formula (resep) tertentu (30:23-25). Minyak tersebut dimaksudkan untuk dipakai guna mengurapi semua perkakas yang berkaitan dengan Kemah Suci dan juga untuk mengurapi Harun dan anak-anaknya. Pemakaian minyak urapan yang salah (pemakaian untuk orang yang tidak berhak) akan mendatangkan hukuman mati (30:32-33). [P] Amsal 13:13 “Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan.” 40 Rabu Hari Sabat dan Hari Tuhan 3 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 31:12-32:35 Pada masa Perjanjian Lama, hari ketujuh ditetapkan sebagai hari perhentian penuh (Sabat), hari yang dikhususkan untuk Tuhan, hari untuk beristirahat (berhenti bekerja). Alasannya, bangsa Israel harus meniru Tuhan yang menciptakan langit dan bumi selama enam hari, lalu berhenti pada hari ketujuh. Bangsa Israel juga mengenal Tahun Sabat (Tahun Ketujuh). Pada setiap Tahun Ketujuh, tanah harus diistirahatkan, tidak boleh ditanami. Adanya Tahun Sabat ini menjaga kesuburan tanah, sekaligus memaksa bangsa Israel untuk hidup bergantung kepada Allah karena mereka hanya memakan apa yang tumbuh sendiri dari tanah. Pada masa Perjanjian Baru, orang Kristen Yahudi tetap beribadah pada hari Sabat. Akan tetapi, setelah berita Injil tersebar di kalangan non-Yahudi, orang Kristen non-Yahudi mulai beribadah pada hari pertama atau hari Minggu (Kisah Para Rasul 20:7; 1 Korintus 16:2). Karena hari pertama itu sekaligus merupakan peringatan akan kebangkitan Tuhan Yesus (Matius 28:1; Markus 16:2), maka hari pertama atau hari Minggu itu juga disebut sebagai hari Tuhan (Wahyu 1:10). Perubahan hari ketujuh menjadi hari pertama sebagai hari yang dikhususkan bagi Tuhan menggambarkan pergeseran kebenaran karena Taurat menjadi kebenaran karena Injil. Kebenaran karena Taurat adalah bahwa kita harus berjuang untuk melaksanakan hukum Taurat secara sempurna agar dapat dibenarkan oleh Allah. Kebenaran karena Injil adalah bahwa bila kita percaya kepada Kristus, kita akan dibenarkan oleh Allah. Sabat adalah bahwa kita harus berjuang selama enam hari penuh, kemudian baru datang kepada Allah. Injil adalah bahwa kita mulai dengan datang kepada Kristus untuk memperoleh pembenaran. [P] Keluaran 31:15 “Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi TUHAN: setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat, pastilah ia dihukum mati.” 41 Kamis Tuhan Menyertai Umat-Nya 4 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 33 Apakah penyertaan Tuhan penting bagi Anda? Saat Anda hendak memilih pekerjaan, memilih tempat tinggal, memilih pasangan hidup, mengambil tanggung jawab dalam suatu pelayanan, apakah Anda mempertimbangkan penyertaan Tuhan? Saat gereja Anda hendak memperluas pelayanan atau hendak membangun gedung gereja, manakah yang lebih penting; menghitung anggaran secermat mungkin atau mempertimbangkan penyertaan Tuhan? Bagi Musa, janji Tuhan untuk mengutus malaikat-Nya guna menyertai bangsa Israel (33:2) belumlah cukup. Walaupun Musa menyadari bahwa penyertaan Tuhan selalu disertai dengan tuntutan agar umatNya hidup dalam kekudusan, Musa tetap menuntut agar Tuhan sendiri yang menyertai umat-Nya (33:15). Bagi Musa, penyertaan Tuhan semestinya melekat pada identitas Israel sebagai umat Allah. Penyertaan Allah membuat bangsa Israel berbeda dengan bangsa-bangsa lain (33:16). Bacaan Alkitab hari ini memunculkan dua pertanyaan penting: Pertama, apakah penyertaan Tuhan telah melekat pada identitas anak-anak Allah pada masa kini? Kedua, apakah kenyataan hidup kita telah menunjukkan bahwa Allah menyertai kita? Karakter kita, keputusan-keputusan kita, dan tindakan-tindakan yang kita ambil merupakan cermin apakah Allah menyertai kita atau tidak. Bila Tuhan menyertai kita, karakter kita akan menyerupai karakter Kristus, keputusan-keputusan kita akan mempertimbangkan kehendak Allah, dan tindakan-tindakan kita merupakan usaha untuk melaksanakan kehendak Allah. Bila Tuhan menyertai kita, kita tidak akan takut menghadapi tantangan kehidupan. [P] Keluaran 33:16 “Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?” 42 Jumat Waspadai Pengaruh Kekafiran! 5 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 34 Hal yang paling dibenci Allah adalah bila umat-Nya mencampuradukkan iman dengan kekafiran. Allah menegaskan bahwa Dia adalah Allah yang cemburu (34:14). Allah memisahkan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain dengan maksud agar bangsa Israel tidak terpengaruh oleh kepercayaan-kepercayaan kafir (34:11-12). Sayangnya, bangsa Israel tidak mau mengikuti pola hidup yang ditentukan Allah. Mereka tidak mau bersikap tegas menjalani kehidupan yang terpisah dari bangsa-bangsa kafir. Tanpa ketegasan, sulit menghindari pengaruh kekafiran. Pada masa kini, perkembangan teknologi informasi membuat hampir tidak mungkin bagi seorang Kristen untuk bebas dari pengaruh kekafiran. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana kita bisa bersikap tegas melawan pengaruh kekafiran tersebut. Di antara berbagai hal yang berusaha merusak iman Kristen, ada dua hal yang paling mendasar, yaitu paham pluralisme dan prinsip kebebasan. Pluralisme adalah suatu paham yang menganggap semua agama baik dan tidak perlu dipertentangkan. Prinsip kebebasan adalah prinsip hidup yang beranggapan bahwa manusia bebas melakukan apa saja yang ingin dilakukannya, asalkan tidak merugikan orang lain. Paham pluralisme membuat banyak orang Kristen enggan melakukan penginjilan. Sebagian orang Kristen mengencerkan arti penginjilan dengan mengartikan penginjilan sebagai aksi sosial. Prinsip kebebasan manusia membuat banyak orang (termasuk orang Kristen) menganggap hubungan seks bebas, aborsi, perceraian, dan hubungan seks sesama jenis sebagai pilihan yang diizinkan. Pluralisme mengabaikan keunikan Alkitab, sedangkan kebebasan menyingkirkan otoritas Allah. [P] Keluaran 34:12 “Berawas-awaslah, janganlah kauadakan perjanjian dengan penduduk negeri yang kaudatangi itu, supaya jangan mereka menjadi jerat bagimu di tengah-tengahmu.” 43 Sabtu Persembahan Khusus 6 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 35:1-29 Ada dua macam persembahan, yaitu persembahan rutin dan persembahan khusus. Persembahan rutin adalah persembahan yang dilakukan secara teratur pada waktu-waktu yang sudah tertentu, sedangkan persembahan khusus adalah persembahan yang berkaitan dengan suatu kebutuhan khusus. Persembahan rutin menuntut kesetiaan, sedangkan persembahan khusus menuntut kesediaan untuk berkorban. Bagi orang Israel, persembahan yang seharusnya diberikan secara rutin antara lain adalah persembahan persepuluhan yang umumnya dilakukan bertepatan dengan saat panen. Oleh karena itu, persembahan persepuluhan ini bisa dipandang sebagai persembahan syukur dan merupakan ungkapan ketergantungan kepada Allah. Persembahan khusus adalah persembahan yang dilakukan untuk memenuhi suatu kebutuhan khusus, bukan kebutuhan rutin. Persembahan khusus ini merupakan ungkapan kasih sehingga besarnya persembahan amat ditentukan oleh besarnya kasih. Bagi orang Israel, besarnya kasih kepada Allah akan menentukan berapa besar seseorang memberi bagi pekerjaan mendirikan Kemah Suci. Bagi kita pada masa kini, kasih kita kepada Tuhan akan menentukan seberapa besar kita akan memberi bagi keperluan-keperluan khusus seperti keperluan membangun rumah Tuhan. Kasih kita kepada sesama akan menentukan seberapa besar kita akan memberi saat terjadi bencana alam atau saat muncul kebutuhan-kebutuhan khusus yang lain. Saat kita menghadapi kebutuhankebutuhan khusus yang memerlukan uluran tangan kita, yang perlu kita pertanyakan lebih dulu bukanlah berapa banyak kita harus memberi, melainkan berapa besar kasih kita. Besarnya kasih Anda akan menolong Anda dalam menentukan berapa besar Anda hendak memberi. [P] Keluaran 35:5 “Ambillah bagi TUHAN persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN: emas, perak, tembaga, ...” 44 Minggu Proyek Bersama 7 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 35:30-36:38 Pelayanan mendirikan Kemah Suci merupakan proyek bersama bagi seluruh orang Israel. Ada yang memberikan pikiran dan tenaga, ada pula yang mempersembahkan harta benda mereka. Rancangan awal berasal dari Allah sendiri yang Dia sampaikan kepada Musa. Selanjutnya, Musa menyampaikan rancangan awal itu kepada Bezaleel bin Uri bin Hur dan Aholiab bin Ahisamakh sebagai para pimpinan proyek. Yang amat menarik adalah bahwa mereka berdua itu bukan hanya ahli dalam melakukan pekerjaan mereka, tetapi mereka juga pandai mengajar orang lain untuk mengerjakan hal yang sama (35:34). Dengan demikian, mereka berdua bisa mengoordinasikan seluruh tim ahli yang bekerja sama dalam membangun Kemah Suci tersebut. Keikutsertaan orang Israel yang mendukung dana (barang) pun amat mengesankan, “Rakyat membawa lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan TUHAN untuk dilakukan” (36:5). Mereka mendukung dana atau barang dengan segenap hati—bukan sekedar formalitas—walaupun persembahan itu sifatnya sukarela, sehingga Musa harus menghentikan pemberian persembahan sukarela tersebut (36:5-7). Pada masa kini, pelayanan dalam gereja juga harus dipandang sebagai pelayanan bersama, bukan hanya pelayanan para pemimpin gereja. Sebagian pelayanan merupakan pelayanan rutin dan sebagian lagi merupakan proyek-proyek jangka pendek. Seluruh bidang pelayanan yang ada dalam gereja merupakan arena bagi orang-orang percaya untuk melayani Tuhan. Dengan demikian, pelayanan dalam gereja akan menjadi pengikat yang mempersatukan orang-orang percaya (Efesus 4:16). [P] Efesus 4:16 “Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.” 45 Senin Peralatan Bersalut Emas 8 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 37 Emas adalah logam yang paling berharga bila dibandingkan dengan logam yang lain. Banyaknya emas yang dimiliki seseorang menunjukkan keunggulan (superioritas), bukan hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari sisi sosial dan kekuasaan. Amat menarik untuk disimak bahwa ada berbagai perlengkapan Kemah Suci yang disalut dengan emas (37:2-4, 6-7, 11-17, 22-24, 26-28). Adanya salutan emas itu menunjukkan bahwa benda-benda yang berkaitan dengan upacara keagamaan itu merupakan barang-barang yang bernilai (suci) sehingga layak disalut dengan emas, bahkan dengan emas murni. Kesediaan bangsa Israel untuk memberi— bahkan pemberian mereka sampai berkelebihan (36:5b)—menunjukkan penghargaan atau penghormatan mereka kepada Tuhan. Pada masa kini, banyak tempat ibadah yang dibangun secara megah dan menghabiskan banyak biaya. Kesediaan umat untuk membiayai pembangunan yang mahal itu tidak boleh dipandang sebagai tindakan menghambur-hamburkan uang, melainkan harus dipandang sebagai ungkapan penghargaan atau penghormatan kepada Allah. Dalam semua suku dan semua agama, bisa kita jumpai bahwa tempat ibadah dibangun lebih indah dan lebih megah daripada rumah pribadi. “Pemborosan” semacam itu tidak perlu kita kecam karena hal itu merupakan ungkapan iman dan penghormatan kepada Allah. Yang menjadi masalah adalah bila umat Allah hanya memperhatikan keperluan tempat ibadah dan mengabaikan tanggung jawab sosial. Tanggung jawab kepada Allah dan tanggung jawab kepada sesama merupakan dua tanggung jawab yang harus dijalankan bersama-sama. Gereja yang bisa membangun tempat ibadah yang megah seharusnya juga bisa mengumpulkan dana untuk melaksanakan tanggung jawab sosial. [P] Keluaran 36:5b “Rakyat membawa lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan TUHAN untuk dilakukan.” 46 Selasa Peralatan Perak dan Tembaga 9 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 38 Di samping peralatan yang bersalut emas, ada pula peralatan di Kemah Suci yang dibuat dari bahan perak dan tembaga. Bila emas logam yang paling berharga dan merupakan simbol dari kesucian, perak dan tembaga kurang bernilai dibandingkan dengan emas. Mezbah korban bakaran dibuat dari kayu penaga (38:1), tetapi peralatan yang berkaitan dengan mezbah itu disalut atau dibuat dari tembaga (38:2-3). Mezbah korban bakaran yang terletak di pelataran Kemah Suci menunjukkan bahwa dosa harus dibakar atau dimusnahkan sebelum seseorang boleh memasuki Kemah Suci untuk bertemu dengan Allah. Karena korban bakaran diasosiasikan (dikaitkan) dengan dosa, maka tidak mengherankan bila bahan yang dipakai untuk membuat peralatan yang berkaitan dengan mezbah korban bakaran dibuat dari tembaga, bukan dari emas. Perlu diperhatikan bahwa walaupun peralatan-peralatan dalam Kemah Suci itu memiliki “nilai” atau ukuran kesucian, peralatan-peralatan itu dibuat dari bahan logam biasa yang tidak mengandung kekuatan magis (sihir). Ukuran kesucian peralatan tersebut bukan didasarkan pada logam itu sendiri, tetapi pada pemakaiannya dalam peribadatan orang Israel. Misalnya, kesucian dari “tutup pendamaian” bukan disebabkan karena bahan emas yang dipakai (37:6) mengandung kekuatan magis, tetapi karena Allah berjanji untuk menemui umat-Nya di atas tutup pendamaian itu. Dalam praktik kehidupan bergereja, peralatan perjamuan kudus— termasuk roti dan anggur yang dipakai—perlu dihargai bukan karena peralatan serta roti dan anggur itu mengandung kekuatan magis, tetapi karena seluruh peralatan beserta roti dan anggur itu kita pakai sebagai simbol penebusan di dalam Yesus Kristus. [P] Ibrani 10:1a “Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri.” 47 Rabu Ketaatan Tanpa Kompromi 10 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 39 Allah menghendaki ketaatan mutlak atau ketaatan tanpa kompromi. Salah satu definisi dosa dalam Alkitab adalah “tidak mencapai sasaran”. Allah memandang pelanggaran terhadap satu hal dalam hukum Taurat sebagai pelanggaran terhadap seluruhnya. Sebagai ilustrasi, Anda dapat membayangkan segelas jus jeruk dengan sebuah lalat di dalam jus tersebut. Apakah Anda bisa mengatakan bahwa jus tersebut menjadi layak untuk diminum bila Anda sudah membuang lalat di gelas tersebut? Amat menarik untuk diperhatikan bahwa pekerjaan membangun Kemah Suci beserta seluruh perlengkapannya itu dilakukan (tepat) seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa (39:1, 5, 7, 21, 26, 29, 31, 32, 42). Walaupun orang-orang yang bekerja membangun Kemah Suci adalah orang-orang yang ahli, mereka dengan rendah hati bersedia untuk melakukan pekerjaan mereka tepat seperti yang diperintahkan kepada mereka oleh Musa tanpa menawar atau melakukan modifikasi (perubahan). Masa kini adalah masa demokrasi. Dalam sistem demokrasi, kekuasaan berada di tangan rakyat. Rakyat boleh dan harus diizinkan untuk mengemukakan pendapat. Bila keputusan pemimpin dianggap salah, rakyat boleh mengoreksi atau melawan. Pemimpin harus bersedia mendengarkan pendapat rakyat dan tidak boleh bertindak semaunya. Akan tetapi, hubungan manusia sebagai umat Allah dengan Allah Sang Pencipta bukanlah hubungan dengan sistem demokrasi. Allah tidak boleh dibantah. Keputusannya bersifat mutlak. Dosa, betapapun kecilnya, tetap dianggap sebagai dosa; dan kompromi dengan dosa—dengan alasan apa pun—tetap tidak bisa dianggap sebagai kebenaran. [P] Keluaran 39:43 “Dan Musa melihat segala pekerjaan itu, dan sesungguhnyalah, mereka telah melakukannya seperti yang diperintahkan TUHAN, demikianlah mereka melakukannya. Lalu Musa memberkati mereka.” 48 Kamis Kebergantungan Kepada Allah 11 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Keluaran 40 Sistem kerja yang baik menurut menusia belum tentu sama dengan sistem kerja yang dikehendaki Allah. Menurut hikmat manusiawi, segala sesuatu harus direncanakan secara cermat, baru dilaksanakan. Akan tetapi, yang Allah kehendaki adalah ketaatan dan sikap bergantung kepada Allah secara mutlak. Bila apa yang kita rencanakan tidak sesuai dengan kehendak Allah, kita harus bersedia mengubah rencana kita. Sesuai dengan janji-Nya kepada Musa (33:15-17), Allah menyertai umat-Nya dalam wujud awan yang menaungi Kemah Suci pada siang hari—sehingga mereka tidak kepanasan—dan api yang menerangi mereka pada malam hari —sehingga mereka masih dapat melihat. Bila awan atau api itu bergerak, mereka harus berangkat; dan bila awan atau api itu berhenti, mereka harus berhenti untuk berkemah (40:34-38). Adanya awan atau api itu di satu sisi menunjukkan bahwa Allah hadir di tengah umat-Nya, dan di sisi lain menunjukkkan bahwa Allah adalah pemimpin umat-Nya. Seluruh perjalanan umat Allah tidak didasarkan pada rencana mereka, melainkan didasarkan pada rencana Allah yang detailnya belum mereka ketahui, sehingga kehidupan mereka bergantung sepenuhnya kepada rencana Allah. Bacaan Alkitab hari ini menunjukkan bahwa umat Allah tidak boleh mengadopsi ilmu manajemen umum sepenuhnya, melainkan kita harus memberi ruang terhadap pimpinan Allah. Walaupun membuat perencanaan itu baik, bahkan harus dilakukan (Amsal 24:6), kita harus membuka diri kepada pimpinan Allah. Kita harus bersedia untuk kapan saja memodifikasi apa yang telah kita rencanakan, bila kita menyadari bahwa ternyata kehendak Allah berbeda dengan rencana kita. [P] Amsal 16:9; 19:21 “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya. Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana.” 49 Jumat Muliakanlah Tuhan! 12 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 8-9 Ada dua alasan yang membuat seharusnya kita hidup untuk memuliakan Tuhan, yaitu keberadaan-Nya dan hal-hal yang Dia lakukan bagi kita. Keberadaan Allah yang mulia dan agung membuat sudah sepantasnya bila kita memuliakan Tuhan (8:2), apalagi bila kita mengingat bahwa kita ini hanyalah makhluk ciptaan Allah yang kecil dibandingkan alam semesta yang diciptakan oleh Allah (8:4-5). Bila Allah memberi kepercayaan kepada manusia untuk mengelola alam semesta ini, hal ini merupakan suatu kehormatan yang diberikan Allah (8:6-9). Bila kita memeriksa pengalaman hidup kita, maka kita akan bisa menyimpulkan bahwa apa yang Allah perbuat di dalam kehidupan kita itu ajaib (9:2). Bila kita memeriksa pengalaman hidup kita dalam jangka waktu yang cukup panjang, kita akan bisa melihat bahwa ada hal-hal luar bisa yang terjadi, misalnya bagaimana Allah melepaskan kita dari bahaya atau dari orang yang berniat jahat terhadap diri kita (bandingkan dengan 9:4). Bagi Raja Daud yang telah mengalami penindasan yang dilakukan oleh Raja Saul, Tuhan adalah Hakim yang adil yang telah membela dirinya (9:5). Raja Daud juga telah mengalami sendiri bagaimana Tuhan membinasakan musuh-musuh bangsa Israel (9:6-7). Raja Daud menyimpulkan bahwa, “TUHAN adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan” (9:10). Tuhan tidak pernah meninggalkan orang yang mencari Dia (9:11). Bagi kita pada zaman ini, bila kita selalu mencari Tuhan dan bersandar kepada-Nya, kita pasti akan bisa mengenali perbuatan-perbuatan Tuhan yang ajaib dalam hidup kita, sehingga kita selalu memiliki alasan untuk hidup memuliakan Tuhan. [P] Mazmur 9:12-13 “Bermazmurlah bagi TUHAN, yang bersemayam di Sion, beritakanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, sebab Dia, yang membalas penumpahan darah, ingat kepada orang yang tertindas; teriak mereka tidaklah dilupakan-Nya.” 50 Sabtu Kesulitan adalah Ujian Iman 13 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 10-11 Sepanjang zaman, manusia di seluruh dunia mengalami pengalaman pahit yang sama, yaitu bahwa orang fasik—yaitu orang jahat yang tak mengenal Allah—seolah-olah bebas melakukan kejahatan dan Allah seolah-olah diam saja (10:1). Orang fasik beranggapan bahwa Allah itu tidak ada dan mereka bebas melakukan apa saja tanpa batas atau tanpa perlu merasa takut kepada hukuman Allah (10:4). Bila kita melihat dalam jangka waktu yang pendek, seolah-olah Allah tidak peduli sehingga orang fasik selalu sukses dan bisa menyombongkan diri. Hukuman Allah seolah-olah tidak bisa menjangkau orang-orang fasik (10:5). Tidak mudah bagi Raja Daud untuk selalu mempercayai Allah. Pengalaman kesuksesan orang fasik membuat ada orang yang menganjurkan agar Daud melarikan diri dari masalah yang dihadapinya (11:1) atau mencari penyelesaian alternatif. Kesulitan merupakan ujian iman (11:5) yang harus dihadapi oleh umat Allah dengan iman yang tidak tergantung pada situasi. Apakah anda saat ini sedang mengalami situasi yang sulit dan Anda merasa bahwa Allah seolah-olah tidak mempedulikan Anda? Bila Anda sedang mengalami keadaan seperti itu, pandanglah kesulitan Anda sebagai ujian yang harus Anda hadapi, sama seperti yang dihadapi orang beriman yang lain. Arahkanlah pandangan Anda kepada kebaikan Allah yang telah Anda alami dan jangan biarkan pikiran Anda berhenti pada kesulitan yang Anda hadapi. Sadarilah bahwa Anda tidak selalu bisa memahami jalan pikiran Allah, tetapi Anda harus meyakini bahwa Allah selalu baik dan bahwa Allah bisa melakukan kebaikan melalui pengalaman-pengalaman hidup yang terasa menyakitkan (bandingkan dengan Roma 8:28). [P] Mazmur 11:4 “TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.” 51 Minggu Pergumulan Sepanjang Zaman 14 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 12-15 Walaupun setiap orang umumnya mengalami pergumulan yang berbeda dengan orang lain, inti pergumulan yang dihadapi setiap orang pada dasarnya adalah pertentangan antara iman dan kenyataan. Kenyataan hidup yang kita hadapi mengandung kekecewaan dan ketidakpastian, sedangkan iman membawa kita untuk melihat adanya pengharapan dan kepastian penyertaan serta pertolongan Tuhan. Saat menghadapi berbagai masalah, mudah bagi kita untuk beranggapan bahwa orang yang saleh dan setia sudah tidak ada (12:2). Bila kita tidak bisa mengatasi kekhawatiran dan kesedihan kita, kita akan cenderung untuk mengatakan bahwa Tuhan telah melupakan kita (13:2-3). Saat kita membuka mata kita lebar-lebar, kita akan menjumpai kenyataan yang pahit, yaitu pada dasarnya semua manusia itu berdosa (14:2-3). Sampai saat ini pun, bila kita hanya melihat kenyataan yang ada di dunia ini, yang akan kita lihat adalah adanya kejahatan di mana-mana, tidak adanya kepastian, dan masa depan yang suram. Kita harus menjalani kehidupan ini dengan iman. Iman memungkinkan kita untuk melihat bahwa Allah mempedulikan orang yang tertindas dan orang yang menanggung beban berat (12:6). Iman memungkinkan kita untuk mempercayai kasih setia Tuhan (13:6). Iman memungkinkan kita untuk tetap berlindung kepada Tuhan (14:6). Iman memungkinkan kita untuk menjalani kehidupan sesuai dengan kehendak Tuhan, yaitu berlaku adil dan mengatakan kebenaran dengan segenap hati (15:2), tidak menyebar fitnah, tidak berlaku jahat, dan tidak menghina orang lain (15:3), serta memandang hina orang yang disingkirkan Allah, tetapi menghargai orang yang takut akan Tuhan (15:4). [P] Mazmur 14:2-3 “TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.” 52 K Mengenal Kota Korintus orintus adalah salah satu kota besar pada zaman imperialisme Romawi. Setelah terpilih sebagai ibukota Provinsi Akhaya, Korintus menjadi tempat tinggal gubernur Romawi di provinsi itu. Letak kota Korintus sangat strategis. Di samping dilalui oleh jalur utama yang menghubungkan wilayah Timur dan Barat, beberapa rute laut juga bertemu di kedua pelabuhan kota ini. Letak yang strategis membuat kota Korintus menjadi pusat perdagangan yang terkenal pada zaman itu serta membuat kota itu menjadi kota yang sangat kaya. Status sosial seseorang berkaitan dengan kondisi ekonominya. Meningkatnya kondisi ekonomi seseorang dapat membuat orang itu meraih status yang lebih terhormat di dalam masyarakat. Pola hubungan sosial patron-klien dalam masyarakat Romawi—yaitu hubungan timbal balik antara pihak yang lebih tinggi secara hirarki (patron) dengan pihak yang lebih rendah (klien)—membuat semua orang berlomba-lomba mendapatkan status yang lebih tinggi. Pihak patron (yang lebih tinggi) memberikan perlindungan, pinjaman uang, dan sebagainya kepada pihak klien (yang lebih rendah). Sebagai balasan, pihak klien memberikan berbagai macam pelayanan yang dibutuhkan oleh patron. Selain merupakan kota pusat bisnis, Korintus juga merupakan kota tujuan wisata yang sangat terkenal. Di kota itu, setiap dua tahun sekali diadakan pertandingan olahraga atletik yang disebut The Isthmian Games. Pertandingan olahraga ini tidak kalah terkenal dari Olimpiade pada waktu itu. Wanita-wanita yang memenuhi kualifikasi dapat ikut serta dalam pertandingan ini. Hal ini menunjukkan bahwa wanita juga memiliki tempat dalam masyarakat, sehingga kemungkinan ada juga yang tidak bisa menempatkan diri dengan baik di dalam jemaat Korintus. Kota Korintus juga dikunjungi oleh wisatawan yang berziarah ke Kuil Dewi Afrodit (Aphrodite), yaitu dewi cinta, kecantikan, kesuburan, dan pelayaran. Dewi Afrodit dianggap sebagai pelindung para pelacur dan di kuilnya dilakukan pelacuran bakti. Beberapa kuil dewa-dewi di sekitar kota Korintus mengadakan pelacuran bakti dan perayaan-perayaan keagamaan kafir. Dalam perayaan ini, diadakan makan malam dengan makanan yang sudah dipersembahkan kepada dewa-dewi. Penduduk Korintus yang sangat terbuka pada dunia luar membuat kehidupan mereka sangat bebas, sampaisampai ada ahli sejarah yang menyebut mereka sebagai orang-orang yang bejat atau amoral. Namun, Korintus juga merupakan tempat yang strategis untuk pekabaran Injil, sehingga Paulus merintis jemaat di sana. [WY] 53 Senin Ucapan Syukur Rasul Paulus 15 Apr Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 1 Mengapa Rasul Paulus memulai suratnya dengan ucapan syukur kepada Allah dan mengapa ucapan syukur tersebut perlu diketahui oleh jemaat Korintus? Ucapan syukur Rasul Paulus di dalam surat-suratnya selalu dikaitkan dengan pribadi Allah dan jemaat. Ucapan syukur tersebut mengungkapkan pengakuan bahwa Allah adalah sumber dari segala sesuatu, termasuk apa yang telah Rasul Paulus kerjakan bagi jemaat. Jemaat Korintus perlu mengerti bahwa Allah telah berbuat sesuatu untuk kepentingan mereka. Sebagai perintis gereja Korintus, Rasul Paulus mengetahui dengan jelas kondisi jemaat Korintus, sehingga ia dapat melihat karya Allah dalam kehidupan mereka. Apa yang telah Allah lakukan kepada jemaat Korintus? Rasul Paulus mengungkapkan bahwa Allah telah memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh jemaat Korintus selama mereka hidup di dunia ini, dan Allah akan terus meneguhkan mereka sampai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali! Kasih karunia Allah itu membuat jemaat Korintus menjadi kaya dalam segala hal, terutama dalam hal-hal yang menyangkut kebutuhan rohani mereka. Allah yang setia akan meneguhkan jemaat Korintus, sehingga mereka kedapatan tidak bercacat pada hari kedatangan Tuhan Yesus. Hendaklah ucapan syukur kita juga berpusat pada apa yang telah Allah kerjakan bagi jemaat Tuhan, bukan berpusat pada diri sendiri. Kita perlu mengucap syukur bukan karena kita mendapatkan keuntungan atau kebaikan, tetapi karena apa yang telah Allah kerjakan bagi gerejaNya. [WY] Roma 11:36 “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.” 54 Selasa Salib Kristus 16 Apr Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 2 Dipandang dari hikmat dunia, salib Kristus adalah sesuatu yang hina, lemah, dan bodoh. Orang yang disalibkan adalah orang yang rendah, orang yang patut dilenyapkan dari dunia ini. Namun, Rasul Paulus mengingatkan jemaat Korintus agar melihat rahasia Allah dengan benar. Rasul Paulus memberi kesaksian bahwa ia memberitakan rahasia Allah kepada jemaat Korintus bukan dengan sikap superior (merasa lebih tinggi) dan tidak dengan mengandalkan hikmat manusiawi, meskipun ia dapat saja bersikap seperti itu. Rasul Paulus memilih untuk memberitakan Kristus yang disalib. Rasul Paulus mengetahui bahwa jemaat Korintus hidup dan bermegah di dalam hikmat manusia dan bukan hikmat Allah. Jemaat Korintus memegahkan diri mereka di hadapan Allah, dan Kristus tidak lagi menjadi kekuatan dan hikmat Allah bagi mereka (1:18-31). Rasul Paulus menegur jemaat Korintus dan datang kepada mereka bukan dengan kata-kata muluk dan hikmat yang tinggi, melainkan secara terus terang menunjuk kepada Kristus yang disalibkan. Rasul Paulus ingin agar jemaat Korintus mengetahui rahasia hikmat Allah yang tidak pernah bisa dimengerti oleh hikmat manusia, yaitu bahwa Allah Anak harus mati disalib untuk menebus dosa manusia. Hikmat Allah adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan manusia. Rasul Paulus mengingatkan jemaat Korintus agar kembali menjadikan Kristus sebagai hikmat dan kekuatan Allah. Sebagai orang percaya, kita harus senantiasa waspada terhadap hikmat kita sendiri yang cenderung manipulatif (menipu) dan membanggakan atau memegahkan diri sendiri. Kristus yang disalib menunjukkan hikmat Allah, walaupun menurut hikmat manusia merupakan kebodohan dan kelemahan. [WY] 1 Korintus 1:31b “Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.” 55 Rabu Kedewasaan Rohani 17 Apr Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 3 Rasul Paulus menyebut jemaat Korintus sebagai manusia duniawi (3:3). Hal itu berarti bahwa mereka masih hidup dalam pikiran dan sifat mereka yang lama. Perpecahan dan perselisihan yang muncul disebabkan karena mereka masing-masing ingin menjadi lebih hebat dibandingkan yang lain. Jiwa kompetitif dan kesombongan yang dimiliki oleh masyarakat di kota Korintus sudah merasuki mereka sedemikian rupa, sehingga meskipun mereka sudah berada di dalam Tuhan, mereka belum sepenuhnya meninggalkan pikiran dan sifat lama mereka. Salah satu penyebab perpecahan adalah adanya orang-orang yang membandingkan Apolos—yang dikenal sebagai seorang cendekiawan yang fasih lidah (Kisah Para Rasul 18:24)—dengan Rasul Paulus. Akibatnya, jemaat menjadi terpecah karena ada yang memihak Apolos dan ada yang memihak Rasul Paulus. Kemungkinan besar, ada jemaat yang berpikir bahwa Apolos lebih kompeten (cakap) dibandingkan dengan Rasul Paulus, tetapi ada pula jemaat yang berpikir sebaliknya, sehingga perpecahan tidak terelakkan. Rasul Paulus menegur jemaat Korintus atas perpecahan yang terjadi karena perpecahan itu menunjukkan bahwa mereka tidak melihat adanya tangan Tuhan yang bekerja di balik pelayanan Rasul Paulus dan Apolos. Hal yang mereka persoalkan dilandasi oleh keinginan dan sifat mereka yang lama, yang seharusnya mereka tinggalkan sejak mereka menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat mereka. Mereka seharusnya melihat bahwa baik Rasul Paulus maupun Apolos adalah sama-sama pelayan Tuhan yang memiliki kemampuan yang berbeda. Di balik pertumbuhan gereja, selalu ada campur tangan Tuhan. Jemaat seharusnya melihat para pemimpin mereka sebagai alat di tangan Tuhan untuk melaksanakan karya Tuhan di dalam gereja-Nya. [WY] 1 Korintus 3:7 “Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.” 56 Kamis Menyenangkan Tuhan 18 Apr Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 4 Sebagai pemimpin rohani bagi jemaat Korintus, Rasul Paulus seringkali dinilai oleh jemaat Korintus dan dibandingkan dengan para pemimpin yang lain, yaitu Apolos dan Rasul Petrus (1:10-17; 3:4, 21-22). Jemaat Korintus menilai dan menghakimi para pemimpin rohani yang melayani mereka bukan berdasarkan “kacamata” Allah, melainkan berdasarkan hikmat dunia ini. Pemimpin yang mereka anggap baik adalah pemimpin yang kata-katanya hebat, tinggi, dan yang menunjukkan bahwa ia mengetahui hikmat dunia ini, sehingga mereka dapat membanggakan pemimpin mereka. Bagaimana sikap Rasul Paulus menghadapi penilaian dan penghakiman dari jemaat Korintus? Rasul Paulus tidak kehilangan motivasi yang benar dalam pelayanannya. Meskipun jemaat Korintus mungkin menilai bahwa ia kurang begitu hebat dibandingkan dengan Apolos atau Rasul Petrus, namun ia tetap mengarahkan hati untuk menyenangkan Tuhan dan bukan manusia. Bagi Rasul Paulus, yang penting adalah penilaian dan penghakiman dari Tuhan sendiri, bukan dari manusia. Penghakiman manusia dapat salah karena hikmat manusia terbatas (3:18-20), sedangkan penghakiman Tuhan adalah benar karena Ia mengetahui segala sesuatu (4:5). Bagaimana Rasul Paulus menyenangkan hati Tuhan? Rasul Paulus melayani sebagai hamba Kristus yang dapat dipercaya (4:1-2). Dipercaya di sini adalah dalam arti bahwa Rasul Paulus melayani jemaat sesuai dengan keinginan Tuannya. Rasul Paulus menyampaikan isi hati Tuannya dan mengedepankan Tuannya—yaitu Kristus—di atas dirinya. Sebagai pelayan Tuhan, hendaknya kita berusaha menyenangkan Tuhan dan bukan manusia. [WY] 1 Korintus 4:2 “Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.” 57 Jumat Disiplin Gerejawi 19 Apr Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 5 Dapatkah kasih meniadakan disiplin bagi seseorang di dalam gereja? Atau dapatkah kasih meniadakan atau mengabaikan dosa seseorang? Rasul Paulus sadar benar bahwa dosa yang tidak diselesaikan dengan tuntas di dalam jemaat akan mempengaruhi kehidupan komunitas gereja secara keseluruhan. Rasul Paulus mengibaratkan hal ini dengan sedikit ragi yang dapat mengkhamirkan seluruh adonan (5:6b-7). Dari bagian surat Paulus ini, jelas terlihat bahwa jemaat Korintus mengabaikan atau membiarkan seorang anggota jemaat yang melakukan dosa percabulan. Dosa percabulan yang dilakukan oleh orang ini— yaitu hidup dengan istri ayahnya —dikatakan Rasul Paulus sebagai lebih berdosa daripada apa yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah. Mengapa komunitas jemaat Korintus membiarkan anggota jemaat ini melakukan dosa seperti itu tanpa memberi disiplin (hukuman) apa pun? Rasul Paulus mengatakan bahwa mereka terlalu sombong. Kemungkinan besar, kesombongan yang dimaksud Rasul Paulus adalah bahwa jemaat Korintus terlalu sombong untuk mengaku dosa dan menyelesaikan dosa yang terjadi di tengah komunitas mereka. Kemungkinan lain adalah bahwa jemaat Korintus terlalu membanggakan jemaat ini, sehingga kehebatan (baca: hikmat dunia dan pengetahuan) yang dimiliki oleh orang ini dianggap dapat “menghapuskan” dosa yang dilakukannya. Gereja harus meneladani Rasul Paulus dalam mendisiplin (menghukum) anggota jemaat yang berdosa—yaitu berdosa dalam arti tidak bertobat secara terus-menerus. Disiplin (hukuman) yang dilakukan tentu saja harus dilandasi oleh kasih, yaitu dengan harapan bahwa orang ini dapat segera berbalik dari dosa-dosanya. [WY] Amsal 27:5 “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.” 58 Sabtu Menyelesaikan Masalah Internal 20 Apr Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 6 Jemaat Korintus adalah jemaat yang kaya akan pengetahuan dan berbagai karunia (1:5-7), namun pengetahuan yang mereka miliki ternyata tidak sepadan dengan cara hidup mereka. Ketika perselisihan muncul di antara mereka, mereka tidak menyelesaikan masalah itu di dalam komunitas orang percaya, melainkan malah menggugat saudara seiman mereka di pengadilan umum. Rasul Paulus menganggap tindakan membawa kasus dalam gereja ke pengadilan umum sebagai sesuatu yang memalukan (6:5) dan merupakan kekalahan (6:7). Dengan bertindak seperti ini, gereja Korintus tidak memberikan kesaksian yang baik kepada orang-orang yang tidak percaya. Dalam surat ini, Rasul Paulus berkali-kali menggunakan kalimat seperti: “Tidak tahukah kamu ...?” Kalimat seperti itu menunjukkan bahwa jemaat Korintus mengetahui banyak, namun tidak melakukannya. Apakah maksud Rasul Paulus? Pertama, jemaat sebagai orang-orang kudus akan menghakimi dunia (termasuk malaikat-malaikat jahat) bersama Kristus kelak pada hari penghakiman (6:2-3; 2 Petrus 2:4; Yudas 1:6). Kristus dan Roh Kudus sebagai sumber hikmat seharusnya memampukan jemaat untuk menyelesaikan masalah dengan baik. Kedua, orangorang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (1 Korintus 6:9). Ketika seorang anggota jemaat menuntut saudaranya dan meminta penghakiman pada hakim di luar gereja, maka ia kemungkinan akan melakukan ketidakadilan terhadap saudaranya (6:8). Hal ini tidak berkenan di hati Tuhan. Orang-orang yang tidak percaya tidak memiliki hikmat untuk memutuskan apa yang adil. Oleh karena itu, penyelesaian masalah antar jemaat hendaknya dilakukan di tengah jemaat dalam terang firman Tuhan. [WY] 1 Korintus 6:1 “Apakah ada seorang di antara kamu, yang jika berselisih dengan orang lain, berani mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar, dan bukan pada orang-orang kudus?” 59 Minggu Satu Daging 21 Apr Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 7 Di dalam surat yang ditulis oleh jemaat Korintus kepada Rasul Paulus, mereka menuliskan slogan masyarakat yang cukup populer pada waktu itu, “Adalah baik bagi laki-laki kalau ia tidak kawin” (7:1). Terjemahan harfiah untuk slogan ini berbunyi, “Adalah baik bagi laki-laki untuk tidak menyentuh wanita.” Perkataan “menyentuh wanita” adalah suatu Eufemisme (ungkapan untuk menghaluskan) yang artinya adalah hubungan seksual. Slogan ini ternyata diucapkan terutama oleh mereka yang sudah hidup dalam pernikahan. Mengapa slogan ini cukup populer di dalam masyarakat Korintus yang notabene merupakan masyarakat yang hidup dalam kebebasan seksual? Pernikahan Romawi pada zaman itu umumnya merupakan pernikahan yang dilakukan karena alasan politik dan ekonomi. Pernikahan bisa membuat status sosial dan ekonomi seseorang meningkat, serta dapat menjaga kestabilan politik seseorang. Meskipun seorang wanita sudah mendapat tempat yang baik dalam masyarakat, namun pernikahan tetap adalah hubungan asimetri antara pria yang lebih berkuasa dan lebih tua dengan wanita yang lebih lemah dan muda. Oleh karena itu, pernikahan yang dianggap baik oleh orang-orang Romawi pada waktu itu adalah pernikahan yang diisi dengan keharmonisan dan kedamaian suami istri tanpa perlu cinta kasih di antara keduanya. Namun, kondisi pernikahan demikian justru membuat seorang pria atau wanita pada waktu itu akhirnya jatuh dalam dosa perselingkuhan seksual. Agar tidak terjadi percabulan di antara anggota jemaat, Rasul Paulus menasihatkan agar para suami memenuhi kewajiban seksual terhadap istri, dan demikian sebaliknya, karena suami atau istri tidak berkuasa atas tubuh mereka sendiri, melainkan pasangan mereka (7:4). [WY] Kejadian 2:24 “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” 60 Senin Batu Sandungan 22 Apr Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 8 Sebagai orang percaya, kita adalah orang yang merdeka, artinya kita boleh melakukan apa saja yang tidak bertentangan dengan firman Tuhan. Namun, apa yang kita lakukan jangan sampai menjadi batu sandungan bagi orang lain, termasuk bagi saudara-saudara seiman. Beberapa anggota jemaat yang termasuk dalam kalangan “anggota jemaat berpengetahuan” di Korintus telah memanfaatkan kebebasan mereka untuk makan daging di kuil berhala (8:10). Mereka tahu banyak tentang firman Tuhan dan mereka tahu bahwa makanan yang dipersembahkan kepada berhala tidak mempengaruhi kerohanian karena berhala itu sebenarnya tidak ada dan hanya ada Satu Allah saja. Namun, Paulus mengecam tindakan mereka yang menjadi batu sandungan bagi jemaat lain yang “kurang” (lemah) dalam pengetahuan (8:7). Anggota jemaat yang berpengetahuan ini kemungkinan berasal dari kalangan berada dan berstatus sosial tinggi. Orang-orang seperti itu selalu mendapat undangan untuk makan di kuil berhala bersama para petinggi atau para orang kaya lainnya. Untuk mendapat nama baik dan pergaulan yang baik di tengah masyarakat Korintus, mereka harus menghadiri jamuan makan daging di kuil berhala. Hal ini akhirnya menghancurkan hati dan iman dari anggota jemaat yang “lemah”, karena mereka masih belum mencapai pengetahuan yang sama dan mereka masih mempercayai bahwa berhala-berhala tersebut hidup. Paulus mengajak jemaat Korintus yang lebih hebat kedudukan dan pengetahuannya untuk memperhatikan mereka yang lemah. Paulus mengatakan bahwa yang terutama adalah kasih (8:1). Pengetahuan yang tinggi tanpa kasih tidak ada gunanya di dalam jemaat. [WY] 1 Korintus 8:1c “Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun.” 61 Selasa Makna Pelayanan bagi Paulus 23 Apr Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 9 Di dalam surat ini, kita dapat mengetahui bahwa ada anggota jemaat Korintus yang meragukan kerasulan Paulus (9:1-3). Sebenarnya apa yang mendasari keraguan mereka? Ternyata keraguan mereka terhadap Rasul Paulus disebabkan karena Rasul Paulus tidak mau menerima dukungan dana dari jemaat Korintus untuk penghidupannya (9:12, 15), sedangkan rasul-rasul yang lain menerima dukungan tersebut. Bagi beberapa anggota jemaat Korintus, seorang rasul seharusnya menerima “upah” dari orang-orang yang ia layani. Hukum Taurat (9:4-10) maupun Tuhan Yesus (9:13-14) menetapkan bahwa seorang pelayan harus mendapatkan biaya hidup dari pelayanan yang ia lakukan. Mengapa Rasul Paulus tidak mau menerima dukungan dana dari jemaat Korintus? Hal ini berkaitan dengan sudut pandang Rasul Paulus terhadap pelayanannya. Rasul Paulus menganggap pelayanannya sebagai kewajiban, sehingga ia merasa tidak perlu mendapatkan upah (9:1618). Rasul Paulus sengaja tidak mau mendapatkan “upah” dari jemaat Korintus karena ia ingin melayani sebagai hamba yang dapat dipercaya (4:1-2). Rasul Paulus juga ingin agar hidupnya tidak menjadi beban dan ia bebas melayani semua orang (9:19-23). Hal ini menunjukkan bahwa Rasul Paulus sengaja menjadikan gaya hidupnya fleksibel—makanan, pakaian dan lain-lain dapat mengikuti keadaan—sehingga ia dapat memenangkan siapa saja bagi Kristus. Apakah tindakan Rasul Paulus bertentangan dengan hukum Taurat dan perintah Tuhan Yesus? Tentu tidak! Hukum Taurat dan perintah Tuhan Yesus tentang kewajiban menjamin biaya hidup pelayan yang melayani mereka itu ditujukan kepada jemaat atau orang yang dilayani, tetapi tidak berarti bahwa si pelayan tidak boleh menolak. [WY] 1 Korintus 9:18 “Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.” 62 Rabu Bahaya Sinkretisme 24 Apr Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 10 Sinkretisme adalah paham atau gaya hidup yang mencampuradukkan satu agama dengan agama lain atau kepercayaan lain. Orang Kristen sering tidak sadar bahwa ia memiliki kepercayaan atau iman yang bercampur aduk dengan kepercayaan lain. Misalnya, di beberapa daerah Kristen di Indonesia, banyak orang Kristen yang masih menyembah berhala meskipun mereka juga beribadah di gereja. Contoh lain, ada orang Kristen yang masih menyimpan benda-benda pusaka karena menganggap benda-benda tersebut masih ada manfaatnya. Kedua contoh di atas menunjukkan bercampurnya iman Kristen dengan kepercayaan atau agama lain. Saat Rasul Paulus menulis surat 1 Korintus, ada anggota jemaat Korintus yang beribadah kepada Tuhan Yesus, namun masih tetap mempercayai berbagai kepercayaan yang dipegang oleh masyarakat kota Korintus. Salah satu kepercayaan yang masih melekat kuat pada diri beberapa anggota jemaat adalah ikut makan saat berlangsungnya perayaan di kuil berhala di kota Korintus. Mereka meyakini kepercayaan masyarakat Korintus bahwa memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala akan mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan mereka di masa kini maupun di masa yang akan datang. Makan bersama dengan pejabat atau petinggi dalam perayaan-perayaan itu dapat mendatangkan keuntungan ekonomi dan sosial. Akan tetapi, di balik acara makan-makan itu terdapat kepercayaan yang mendorong mereka untuk makan dan terjerumus dalam percabulan karena ada pelacuran bakti yang berlangsung sesudah acara makan. Kita harus berhati-hati dalam menghadapi filosofi ataupun kepercayaan lain agar kita tidak mengikuti hal-hal yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. [WY] Kolose 2:8 “Hati-hatilah supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.” 63 Kamis Jangan Memuliakan Diri 25 Apr Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 11 Identitas diri orang Yunani dikenal dari pendidikan dan pidato mereka, sedangkan identitas diri orang Romawi dikenal dari pakaian yang mereka kenakan. Pakaian—termasuk penutup kepala—menunjukkan status dan pekerjaan seseorang di dalam kebudayaan Romawi. Seseorang yang memegang status pemerintahan tertentu tidak diperkenankan keluar rumah tanpa memakai topi khusus. Dalam ibadah penyembahan di kuilkuil Romawi, pria dan wanita yang mempersembahkan persembahan dan berdoa harus memakai penutup kepala. Budaya seperti ini rupanya dipakai juga oleh jemaat Korintus dalam ibadah mereka. Jemaat pria maupun wanita yang berdoa atau melayani di dalam ibadah ikut memakai penutup kepala. Bagi Rasul Paulus, budaya ini harus direformasi sesuai dengan prinsip Alkitab. Di dalam ibadah, seorang pria yang menutupi kepalanya hanya membuat dirinya menjadi pusat perhatian dan dengan demikian justru mencuri kemuliaan Tuhan karena pria yang memakai tutup kepala selalu dihargai dan dihormati. Sesuai dengan budaya masyarakat Korintus, pria semacam itu dianggap memiliki status dan layak untuk melayani ibadah. Hal ini tidak sesuai dengan konsep ibadah orang percaya. Ibadah orang percaya bertujuan untuk memuliakan Allah dan bukan diri sendiri. Semua hal yang dapat mengalihkan jemaat dari memuliakan Allah harus dibuang dari ibadah orang percaya. Bagi seorang wanita, Rasul Paulus mengharapkan agar mereka tetap menutup kepala karena wanita yang tidak menutup kepala akan menampilkan (menonjolkan) kemuliaan dirinya. Bagi Rasul Paulus, hal ini juga tidak sesuai dengan konsep ibadah Kristen. Oleh karena itu, ia meminta agar wanita tetap memakai penutup kepala ketika melayani ibadah. [WY] Roma 16:27 “Bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.” 64 Jumat Karunia-karunia dari Satu Roh 26 Apr Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 12 Jemaat Korintus adalah jemaat yang mendapatkan anugrah Allah secara melimpah. Bagaimana tidak? Jemaat Korintus dilayani oleh beberapa rasul yang sangat penting pada waktu itu. Rasul Paulus, Rasul Petrus (Kefas), Apolos, bahkan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan Yesus (9:5) pernah melayani jemaat Korintus. Selain itu, jemaat Korintus juga mendapatkan banyak karunia di dalam pelayanan mereka, antara lain karunia berkata-kata dengan hikmat, berkata-kata dengan pengetahuan, bahasa lidah, nubuat, dan karunia-karunia lainnya (12:8-10). Semua karunia dan berkat Tuhan dalam jemaat Korintus membuat mereka gampang jatuh dalam dosa kesombongan dan perpecahan. Anggota jemaat yang hidup dengan status terpandang di dalam masyarakat dan sekaligus memiliki karunia tertentu di dalam gereja menjadi sombong dan merasa tidak membutuhkan anggota jemaat lain yang lemah (12:21-22), padahal karunia-karunia yang didapatkan para anggota jemaat semuanya berasal dari Satu Roh, yaitu Roh Allah yang mengaruniakan semuanya itu. Rasul Paulus mengingatkan jemaat Korintus bahwa semua karunia yang mereka miliki tidak seharusnya menjadikan mereka sombong dan akhirnya malah berselisih satu sama lain. Rasul Paulus mengingatkan mereka tentang Satu Roh yang menjadi sumber segala karunia itu. Hal ini berarti bahwa berbagai karunia yang berbeda-beda di dalam jemaat seharusnya tidak dibanding-bandingkan dan tidak dijadikan alat untuk menyombongkan diri, melainkan semua karunia yang berbeda-beda itu seharusnya menyatukan jemaat Korintus dan dipakai untuk membangun tubuh Kristus. [WY] 1 Korintus 12:4-6 “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.” 65 Sabtu Kasih Menjadi Motivasi 27 Apr Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 13 Kasih adalah inti dari kerohanian orang percaya. Bagi Rasul Paulus, kasih adalah inti dari kerohanian yang sejati, bukan karunia, pengetahuan, atau mujizat. Dengan demikian, kasih harus menjadi motivasi dari semua aktivitas kerohanian. Kasih harus menjadi alasan mengapa seseorang menggunakan karunia-karunia yang diberikan Tuhan. Jemaat Korintus memakai karunia yang Tuhan berikan kepada mereka untuk memuliakan dan memegahkan diri. Hal ini menyebabkan perpecahan dan perselisihan di dalam jemaat. Banyak anggota jemaat yang tersandung, dan adapula anggota jemaat yang hidup dalam iri hati (3:3), dosa (pasal 5), provokasi, dan keegoisan (pasal 8-10). Meskipun jemaat Korintus memiliki karunia-karunia yang luar biasa, semuanya itu justru bukan membangun (mempersatukan), melainkan memecah-belah dan menimbulkan kekacauan. Bagi Rasul Paulus, kasih adalah yang terbesar dari semuanya karena kasih adalah apa yang akan tetap sampai akhir zaman. Sekalipun demikian, karunia-karunia lain bukannya tidak berguna karena karunia-karunia yang diberikan Tuhan dapat membangun iman dan memperlengkapi anggota jemaat selama hidup di dunia ini. Namun, karunia-karunia itu akan berlalu dan berhenti. Ketika Tuhan Yesus datang, semua karunia yang ada akan berhenti, namun kasih tetap. Demikian juga dengan iman dan pengharapan orang percaya. Iman akan menjadi nyata pada waktu kita melihat Tuhan Yesus kelak; pengharapan akan digenapi oleh kedatangan Tuhan Yesus; namun kasih adalah apa yang akan kita bawa sampai kekekalan bersama-sama dengan Tuhan. Hendaklah kasih selalu menjadi motivasi kita untuk melakukan segala sesuatu. [WY] 1 Korintus 13:13 “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” 66 Minggu Ibadah yang Membangun 28 Apr Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 14 Ibadah kristiani adalah ibadah yang melibatkan akal budi dan roh dari setiap jemaat yang mengikutinya. Sebuah ibadah bukanlah ibadah jika dilakukan untuk mengekspresikan perasaan (roh) tanpa mengajar, menegur, dan memperbaiki pola pikir (akal budi) jemaat. Rasul Paulus di dalam bagian suratnya ini secara khusus berbicara tentang dua karunia yang dipakai di dalam ibadah di gereja Korintus. Karunia tersebut adalah karunia lidah atau yang lebih dikenal dengan karunia berbahasa roh, dan karunia bernubuat. Paulus menganjurkan agar karunia bahasa lidah dipakai oleh seseorang untuk berdoa secara pribadi kepada Allah dan bukan untuk diperdengarkan kepada seluruh jemaat. Masyarakat Korintus sering mendengarkan bahasa ekstase—yaitu bahasa “aneh” yang diucapkan di luar kesadaran—diperdengarkan di kuil-kuil berhala oleh nabi-nabi mereka. Bahasa ekstase ini disampaikan dengan dorongan kuasa berhala yang mereka sembah. Bahasa ekstase ini disampaikan secara keras dan orang yang mengucapkan seperti orang yang kerasukan setan. Perkataan yang disampaikan adalah jawaban atas masalah-masalah yang ditanyakan oleh para pengikut di kuil berhala tersebut. Hal ini mungkin menyebabkan jemaat yang mendapat karunia lidah di gereja ingin menggunakan bahasa roh seperti yang dilakukan oleh orang-orang di luar gereja. Namun, Rasul Paulus mengatakan bahwa bahasa roh harus diterjemahkan jika ingin dipakai di tengah jemaat agar jemaat dibangun dan menjadi kesaksian bagi orang yang baru percaya. Bagi Rasul Paulus, karunia nubuat justru lebih perlu untuk dipakai di tengah jemaat sehingga jemaat dibangun setelah mendengarkan nasihat, petunjuk, dan pengajaran dari nubuat yang disampaikan. [WY] 1 Korintus 14:4 “Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.” 67 Senin Hidup Setelah Mati 29 Apr Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 15 Kehidupan orang percaya adalah kehidupan yang diarahkan kepada kekekalan. Segala sesuatu yang dilakukan oleh orang percaya selama hidup di dunia ini harus dilihat dari perspektif kekekalan. Mengapa demikian? Karena orang percaya meyakini adanya kebangkitan sesudah kematian. Orang percaya memiliki kehidupan yang kekal setelah mereka meninggalkan dunia yang fana ini. Kehidupan kekal ini justru lebih panjang dan lebih berharga daripada kehidupan yang singkat di dunia ini. Keyakinan akan kebangkitan sesudah kematian membuat orang percaya mengisi kehidupan ini dengan cara yang berbeda dari mereka yang tidak memiliki keyakinan akan kebangkitan. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Rasul Paulus mengingatkan orang percaya di Korintus tentang kebangkitan sesudah kematian. Berbeda dengan pandangan masyarakat Korintus yang tidak mementingkan kehidupan sesudah kematian, orang percaya harus memperhatikan hal ini dengan baik. Orang percaya tidak boleh terpengaruh oleh keyakinan orang-orang di sekitar mereka bahwa tidak ada kebangkitan sesudah kematian. Bagi orang Korintus, kepercayaan mereka hanyalah memberikan kebaikan bagi mereka selama mereka hidup di dunia ini. Penyembahan berhala dan ritual yang dilakukan untuk menyembah dewa-dewi hanyalah untuk kesehatan dan perlindungan selama mereka hidup di dunia ini. Hal ini berbeda sekali dengan keyakinan orang percaya. Rasul Paulus menegaskan bahwa Kristus sudah bangkit sebagai buah sulung (15:23), artinya urutan pertama. Oleh karena itu, bagi orang percaya, kebangkitan sesudah kematian adalah suatu kepastian. [WY] 1 Korintus 15:19 “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.” 68 Selasa Rekan Sekerja 30 Apr Bacaan Alkitab hari ini: 1 Korintus 16 Di dalam bagian terakhir dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus ini, kita akan belajar tentang bagaimana perspektif (cara pandang) Rasul Paulus terhadap rekan sekerjanya. Pertama, mengenai Timotius. Rasul Paulus menasihati jemaat Korintus untuk menerima Timotius, mendukung, dan menolong dia selama ia berada di Korintus dan menyediakan segala yang ia butuhkan ketika ia meninggalkan Korintus. Mengapa Rasul Paulus menasihati jemaat Korintus sedemikian rupa? Hal ini disebabkan karena Timotius masih muda dan belum berpengalaman. Dengan tegas, Rasul Paulus menyuruh jemaat Korintus untuk tidak memandang rendah Timotius, melainkan mendukungnya dengan alasan bahwa Timotius adalah seorang yang mengerjakan pekerjaan Tuhan sama seperti Rasul Paulus sendiri. Rasul Paulus tidak memandang rendah Timotius, melainkan mendukung Timotius dalam pelayanan yang ia lakukan semata-mata karena Timotius adalah orang yang sama-sama bekerja di ladang Tuhan. Sungguh teladan yang luar biasa bagi pemimpin gereja sekarang! Kedua, mengenai Apolos. Jemaat Korintus mendesak Rasul Paulus untuk meminta Apolos datang melayani mereka (16:12). Desakan ini kemungkinan disebabkan karena mereka menyukai Apolos yang fasih lidah. Bagaimana Rasul Paulus menyikapi hal ini? Rasul Paulus tidak menjadi iri hati dan tersinggung oleh sikap jemaat Korintus, melainkan ia mendesak Apolos berulang-ulang untuk mengunjungi mereka. Bagi Rasul Paulus, yang terpenting adalah pertumbuhan rohani jemaat Korintus. Sikap ini juga merupakan teladan yang luar biasa dari seorang rasul dan pemimpin besar seperti Rasul Paulus. [WY] 1 Korintus 16:10 “Jika Timotius datang kepadamu, usahakanlah supaya ia berada di tengah-tengah kamu tanpa takut, sebab ia mengerjakan pekerjaan Tuhan, sama seperti aku.” 69 DAFTAR GEREJA SINODE GKY GKY BALIKPAPAN - 25 Agustus 1996 Jl. Mayjen Sutoyo RT 44 No. 1A (Depan Radar AURI-Gunung Malang), Balikpapan 76113. Telp. (0542) 441008. Fax (0542) 441108. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 17.00 GKY BANDAR LAMPUNG - 30 Maret 2008 Hotel Grand Anugerah, Jl. Raden Intan No. 132, Bandar Lampung. Telp. (0721) 472474. Sekretariat : Perum Aman Jaya, Jl. Slamet Riyadi Blok A No.15, Teluk Betung 35228. Telp. (0721) 472474. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 08.00 GKY BUMI SERPONG DAMAI - 7 Februari 1993 Nusa Loka Blok E-8 No. 7, Sektor 14, Serpong, Tangerang 15330. Telp. (021) 5382274, 5383577. Fax (021) 5381942. Kebaktian Umum I, II & IV, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 GKY CIBUBUR - 22 September 2006 Sentra Eropa Blok A No. 18, Kota Wisata Cibubur, Jakarta 16967. Telp. (021) 84931120. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY CIMONE - 11 September 1983 Cimone Mas Permai I, Jl. Jawa No. 11A, Tangerang 15114. Telp. (021) 5525727. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY CITRA GARDEN - 27 November 1994 Jl. Citra Garden II Blok O9 No. 1, Jakarta 11830. Telp. (021) 5453529, 54398490. Fax (021) 54398093. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00 GKY GADING SERPONG - 19 Desember 2010 Ruko Financial Centre Blok BA 2 No. 30-31, Boulevard Gading Serpong, Tangerang 15810. Telp. (021) 54200896. Fax (021) 54200897. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 09.30, 17.00 GKY GERENDENG - 24 Agustus 1986 Jl. Pos Gerendeng I, Tangerang 15113. Telp. (021) 5523925. Fax (021) 5589182. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 09.30 GKY GREEN VILLE - 4 Januari 1981 Green Ville Blok AZ No. 1, Jakarta 11510. Telp. (021) 5605586 (Hunting). Fax (021) 5659353 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 10.00 GKY GUANGZHOU Zion Church (Lantai 2), Ren Ming Zhong Lu No. 392, Guangzhou. Stasiun MTR Ximenkou Exit A. Mobile : +86 18200679061. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00 GKY KARAWACI - 10 April 2005 Gedung Dynaplast Lt. 8, Jl. M.H. Thamrin No. 1, Lippo Village, Karawaci 15811. Telp. (021) 93823230 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.07.30, Pk. 10.00, 17.00 GKY KEBAYORAN BARU - 26 April 1998 Jl. Kebayoran Baru No. 79, Jakarta 12120. Telp. (021) 72792735. Fax (021) 72793017. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 09.30 GKY KELAPA GADING - 6 Juni 1993 Jl. Boulevard Raya Blok TB II No. 1-4, Jakarta 14240. Telp. (021) 4520563-64 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 GKY KUTA BALI - 5 Juli 1998 Jl. Sunset Road, Dewi Sri II, Kuta-Bali 80361. Telp. (0361) 488126, 7440078. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 08.00, 10.00, 18.00 GKY LUBUK LINGGAU - 30 November 1997 Jl. Bukit Barisan 13, Lubuk Linggau 31622. Telp. (0733) 323989. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY MAKASSAR - 3 Oktober 1993 Jl. Andalas 57-59, Makassar 90517. Telp. (0411) 3652424, 3652526, 3624466. Fax (0411) 3652444. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 18.00 GKY MANGGA BESAR - 3 Juni 1945 Jl. Mangga Besar I No. 74, Jakarta 11180. Telp. (021) 6399585. Fax (021) 6499261. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 09.30 71 GKY MEDAN - 10 November 2006 Jl. Thamrin No. 53 No. 13, Medan 20232. Telp. (061) 4550678. Fax (061) 4550677. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.30 GKY MUARA BARU - 1 Januari 1995 Jl. Pluit Raya Selatan, Ruko Grand Pluit Mall Blok B No.7-8, Muara Baru, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613711 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 18.30 GKY NIAS - 18 Juli 2010 Jl. Baluse No. 6, Km 2,5 Simpang Megahill, Gunung Sitoli, Nias 22815. Telp. (0639) 21253. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY PALEMBANG - 22 Juli 1984 Jl. Krakatau 445/129, Palembang 30125. Telp. (0711) 314037. Fax (0711) 350476. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY PALOPO - 12 Juni 1995 Jl. Durian 79, Palopo 91921. Telp. (0471) 22201. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY PAMULANG - 14 Februari 1993 Jl. Reny Jaya Blok S-IV/15, Pamulang, Tangerang 15416. Telp. (021) 7434179. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY PANTAI INDAH KAPUK - 8 Februari 2009 Jl. Pantai Indah Selatan II Blok V No. 1C, Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14460.Telp. (021) 33393737. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 07.00, 09.00, 11.00, 17.00 GKY PEKANBARU - 15 Januari 2006 Jl. Tuanku Tambusai, Komp. Puri Nangka Sari F10-11, Pekanbaru 28000. Telp. (0761) 571132. Fax (0761) 571142. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00 GKY PLUIT - 13 Januari 1974 Jl. Pluit Permai Dalam I No. 9, Jakarta 14450. Telp. (021) 6696826. Fax (021) 6621312. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 07.00, 09.00, 11.00, 17.00 GKY PONTIANAK - 18 November 2007 Komp. Ruko Ahmad Yani, Sentra Bisnis Megamal G21-22, Pontianak 78124. Telp. (0561) 743930. Fax (0561) 743931. Kebaktian Umum Minggu, Pk.10.00 GKY PURI INDAH - 6 Oktober 1991 Jl. Kembang Elok VI Blok I No. 9, Jakarta 11610. Telp. (021) 58300321 (hunting). Fax (021) 58300320. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00 GKY SIANTAN - 29 September 1996 Jl. Gusti Situt Machmud Gg. Selat Karimata II Blok G No.7-8, Pontianak 78242, Telp. (0561) 885897 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY SINGAPURA - 29 Jun 2008 Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, Singapore 188536. Mobile : +65 9761 0900 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 14.30 GKY SUNTER - 13 Juli 1986 Jl. Metro Kencana VI Blok Q No.43, Jakarta 14350. Telp. (021) 65831877. Fax (021) 65831871. Kebaktian Umum I, II & IV, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY SURABAYA - 4 November 2007 Everbright Hotel Lt 3, Jl. Manyar Kertoarjo No.44, Surabaya (s/d akhir Feb 2013). Info telp. 021-58300321 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY SYDNEY - 8 Maret 2009 UTS Haymarket CM05C.01.31 (Building 5C, Level 1, Lecture Theatre 31), 31 Quay Street - Haymarket (di sebelah pintu masuk Market City parking). Sydney, Australia, NSW 2000. Mobile : +61 0425888915. Home : +61 0280655180 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 11.00 GKY TELUK GONG - 2 November 1986 Jl. Teluk Gong Raya No.1, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY VILLA TANGERANG INDAH - 25 Desember 1994 Villa Tangerang Indah Blok EF 1 No. 2-4, Tangerang 15132. Telp. (021) 5513267. Fax (021) 5532852. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 18.00 GKY YOGYAKARTA - 15 September 1996 Auditorium Sekolah Bhinneka Tunggal Ika, Jl. Kranggan No. 11A, Yogyakarta 55233. Sekretariat : Jl. Kranggan No. 7, Yogyakarta 55233. Telp. (0274) 7110147. Fax (0274) 6415509. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 17.00 72