AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM

advertisement
AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MEMBENTUK
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(Studi Deskriptif Kualitatif Aktivitas Komunikasi Organisasi dalam
Membentuk Good Corporate Governance di PT Ritra Konnas Freight
Centre Jakarta)
Disusun oleh:
Ayudhia Harumi Pawestri
D1213018
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai Gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI – NON REGULER
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2016
AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MEMBENTUK
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(Studi Deskriptif Kualitatif Aktivitas Komunikasi Organisasi dalam
Membentuk Good Corporate Governance di PT Ritra Konnas Freight
Centre Jakarta)
Ayudhia Harumi Pawestri
Adolfo Eko Setyanto
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Good Corporate Governance (GCG) becomes a system concepts that can
give a positive influence on the development of the company. The implementation
of this concept are the principles of good GCG which can be a guidline to do. The
application of the principles of Good Corporate Governance in PT Ritra Konnas
Freight Centre is reflected in the activities of communication in the organization.
This research aimed to know the organization's communication activities
conducted by PT Ritra Konnas Freight Centre in establishing Good Corporate
Governance. The method used is descriptive qualitative, which mean that the
author described the activity of organizational communication at PT Ritra
Konnas Freight Centre in establishing Good Corporate Governance based on
facts and data collected through observation, interviews, and documentation.
Data analysis techniques used in this study is a model of Miles and Huberman.
The results of this study indicated that the organization communication in
PT Ritra Konnas Freight Centre can established good corporate governance
(GCG). The company always tried to fulfill their all stakeholders' interest by
establish and maintain communication, both internally and externally, according
to the principles of Good Corporate Governance.
The conclusion of this research in generally, organizational
communication activities conducted at PT Ritra Konnas Freight Centre is in
conformity with the principles of Good Corporate Governance. On the other
hand, the application is not completely perfect, because there are still
shortcomings in some aspects of organizational communication such as the
evaluation of customer satisfaction.
Keywords: Organization Communication, Good Corporate Governance,
Communication Activiy
1
Pendahuluan
Dalam membangun sistem yang baik perusahaan perlu membangun dan
menjaga komunikasi pada setiap publik internal mereka. Komunikasi yang baik
bagi perusahaan dapat didukung dengan menerapkan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG) atau Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Istilah
Good Corporate Governance semakin popular mengingat peranannya sangat
penting untuk perkembangan perusahaan. GCG memotivasi manajemen
perusahaan untuk selalu memperhatikan kepentingan stakeholder sehingga pada
akhirnya perusahaan mendapatkan kepercayaan dari stakeholder. Kepercayaan
dari stakeholder itulah yang mampu menjaga eksistensi perusahaan dalam
menjalankan bisnis.
Perusahaan yang tidak menerapkan sistem Good Corporate Governance
dengan baik lebih berpotensi mengalami kemunduran atau bahkan jatuh
(collapse). Misalnya saja yang terjadi pada maskapai penerbangan Adam Air.
Adam Air merupakan sebuah perusahaan maskapai penerbangan yang pernah
berhasil mendapatkan penghargaan Top Brand 2008 Low cost carrier and
connection. Sayangnya, pada tahun 2008 perusahaan jasa ini resmi ditutup.
Faktor-faktor yang menyebabkan Adam Air bangkrut meliputi isu adanya korupsi
yang terjadi di jajaran manajemen perusahaan, kurangnya kejelasan pada kontrak
kerja, proses penyebaran informasi yang tertutup, dan perusahaan masih lebih
memperhatikan kepentingan pemegang saham saja (Gunadarma, 2013:18).
Penerapan Good Corporate Governance berlandaskan pada prinsip-prinsip
GCG yaitu Transparasi, Independensi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, dan
Kewajaran. Dalam penerapannya prinsip-prinsip tersebut terlaksana apabila
manajemen perusahaan mampu membangun dan menjaga proses komunikasi yang
baik dalam organisasi mereka. Pengelolaan suatu perusahaan yang baik bisa
terjadi bila didalamnya terdapat aktivitas komunikasi yang efektif pada masingmasing anggota organisasi. Seperti yang dilakukan oleh PT Ritra Konnas Freight
Center dalam upaya menerapkan Good Corporate Governance.
2
Pengelolaan perusahaan perlu dibangun mulai dari internal perusahaan. Tata
Kelola Perusahaan yang baik bukan menjadi tanggung jawab salah satu pihak
manajemen perusahaan. Perusahaan memerlukan kerja sama baik antara jajaran
direksi, manajer, dan karyawan untuk menjaga kondisi perusahaan. Prinsip-prinsip
Good Corporate Governance secara tidak langsung mempengaruhi interaksi
anggota perusahaan demi kelancaran pergerakan perusahaan. Hal ini bertujuan
agar setiap anggota perusahaan dapat memiliki pedoman yang sama dalam
berperilaku.
Berdasarkan pemaparan kondisi perusahaan ini maka terdapat gambaran
bahwa Good Corporate Governance memiliki peranan penting dalam memajukan
perusahaan. Good Corporate Governance memiliki prinsip-prinsip yang perlu
diterapkan pada proses manajemen. Dalam penerapannya, aspek komunikasi
memiliki andil besar atas berhasilnya pelaksanaan prinsip Good Corporate
Governance. PT Ritra Konnas Freight Center sebagai anak perusahaan dari
perusahaan-perusahaan besar di dalam dan luar negeri menjadi cerminan memiliki
manajemen
yang
baik
seperti peruhaan-perusahaan yang
menaunginya.
Perusahaan ini menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance melalui
aktivitas-aktivitas komunikasi dalam organisasi mereka. Hal itu yang membuat
sejak tahun 1996 hingga saat ini perusahaan masih berjalan dengan baik.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana aktivitas
komunikasi organisasi dalam membentuk good corporate governance yang
dilakukan oleh PT Ritra Konnas Freight Center Jakarta?”
Kajian Teori
Dalam penelitian ini teori-teori yang akan dijelaskan diantaranya meliputi
komunikasi,
komunikasi
organisasi,
dan
Good
Corporate
Governance.
Komunikasi dalam konteks penelitian ini mencakup aktivitas komunikasi
3
organisasi dalam membentuk Good Corporate Governance di PT Ritra Konnas
Freight Centre Jakarta.
1. Komunikasi Organisasi
Definisi mengenai komunikasi juga sering dikaitkan dengan konteks
komunikasi yang mengikatnya. Seperti yang dikatakan oleh Chruden dan
Sherman, komunikasi sering disebut sebagai jaringan yang mengikat bersama
semua anggota dan kegiatan dalam suatu organisasi (Sumadiria, 2014:6).
McLaughlin juga memberikan definisi komunikasi yang merupakan saling
menukar ide-ide dengan cara apa saja yang efektif (Sumadiria, 2014:6). Dari
definisi tersebut terdapat gambaran bahwa komunikasi dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain yang kemudian bisa membentuk sebuah jaringan dan
selanjutnya menjadi aktivitas yang berkelanjutan dalam suatu konteks tertentu,
dalam hal ini organisasi.
Kata organisasi memiliki arti suatu struktur hubungan manusia. Kochler
(1976) mengatakan organisasi merupakan sistem hubungan yang terstruktur yang
mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu
(Muhammad, 1995:24). Organisasi membentuk sebuah jaringan sistem yang
membuat individu-individu didalamnya saling ketergantungan untuk mencapai
tujuan tertentu. Ketergantungan tersebut terwujud dalam bentuk koordinasi yang
kemudian membutuhkan komunikasi untuk menjalankannya.
Kajian ilmu komunikasi dalam organisasi memiliki fokus peninjauan pada
manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi
organisasi dapat berarti pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di
dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto,
2004:54). Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa komunikasi dalam
organisasi berlangsung antar anggota organisasi baik secara formal ataupun
informal. Situasi formal pada organisasi merujuk adanya struktur yang jelas dalam
sebuah organisasi, sehingga mengharuskan anggota organisasi yang akan
berkomunikasi perlu memperhatikan struktur yang ada. Selain itu Goldhaber
(1993: 14-15) dalam buku Komunikasi Organisasi Teori dan Studi Kasus
mendefinisikan komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling
4
menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama
lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah
(Ruliana,2014:20). Berdasarkan definisi-definisi mengenai komunikasi organisasi
tersebut terlihat bahwa komunikasi memiliki peran penting dalam sebuah
organisasi. Organisasi hampir sulit bertahan jika proses komunikasi didalamnya
tidak berjalan dengan baik.
Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh James Baba Abugre (2011:12)
dikatakan bahwa komunikasi organisasi memiliki fungsi penting bagi sebuah
organisasi.
Persentase tertinggi sebanyak 37.0% responden mengatakan
komunikasi digunakan untuk mengirimkan instruksi, 30.9% mengatakan
komunikasi digunakan sebagai informasi dasar yang dibutuhkan untuk bekerja,
12.9% mengatakan komunikasi digunakan untuk memecahkan permasalahan
kerja, 9.9% menyatakan komunikasi digunakan sebagai team building, dan 9.3%
mengatakan komunikasi digunakan untuk memotivasi staf dalam bekerja.
Aktivitas komunikasi organisasi terbagi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi
komunikasi internal dan dimensi komunikasi eksternal. Dimensi komunikasi
internal meliputi komunikasi yang terjadi antara publik internal perusahaan.
Lawrence D. Brennan, dalam Effendy (2005) mengatakan komunikasi internal
sebagai berikut (Ruliana, 2014:94):
Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu
perusahaan atau organisasi guna terwujudnya tujuan perusahaan dengan
strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan itu berlangsung
secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan yang menyebabkan
pekerjaan (operasi dan manajemen) berlangsung.
Komunikasi vertikal merupakan komunikasi yang berlangsung dari atas ke bawah
atau bawah ke atas. Komunikasi ini biasanya berlangsung antara pimpinan ke
bawahan atau sebaliknya. Untuk komunikasi downward terdapat lima jenis tipe
yaitu:
a. Instruksi Kerja
Komunikasi yang merujuk pada pengarahan tugas-tugas khusus.
b. Rasio Kerja
Komunikasi yang merujuk pada hasil pemahaman terhadap tugas dan
hubungan dengan pengaturan lainnya
5
c. Prosedur dan Pelaksanaan
Komunikasi tentang kebijakan-kebijakan, aturan-aturan, regulasi dan manfaatmanfaat yang ada
d. Umpan Balik
Komunikasi untuk menghargai individu dalam melaksanakan tugas-tugasnya
dengan baik
e. Doktrin atas Tujuan
Komunikasi yang dirancang dengan karakter ideologi yang memberikan
motivasi karyawan tentang pentingnya suatu misi organisasi secara
keseluruhan (Ruliana, 2014: 94-95).
Komunikasi vertikal bukan hanya komunikasi downward, tetapi juga
meliputi komunikasi upward. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa pesanpesan dalam komunikasi downward biasanya meliputi instruksi kerja dari
pimpinan kepada bawahan, penjelasan mengenai tujuan perusahaan, Sedangkan
untuk komunikasi upward terjadi dalam konteks memberikan laporan-laporan,
saran-saran, pengaduan-pengaduan terkait organisasi kepada pimpinan.
Pada komunikasi internal juga terdapat istilah komunikasi horizontal.
Komunikasi horizontal merupakan komunikasi mendatar yang terjadi antara para
karyawan atau bagian yang memiliki kedudukan yang setara. (Ruliana,2014:97).
Komunikasi antara karyawan dengan karyawan, manajer keuangan dengan
manajer operasional, atau komunikasi antara jajaran direksi merupakan contoh
komunikasi horizontal. Dalam buku Komunikasi Organisasi Teori dan Studi
Kasus dijelaskan bahwa komunikasi horizontal memiliki fungsi untuk:
a. Memperbaiki koordinasi tugas
b. Upaya pemecahan masalah
c. Saling berbagi informasi
d. Upaya pemecahan konflik
e. Membina hubungan melalui kegiatan bersama
6
Dalam pelaksanaan komunikasi vertikal dan horizontal tidak jarang terjadi
komunikasi diagonal. Komunikasi diagonal disebut juga komunikasi silang
merupakan bentuk komunikasi yang terjadi antara pimpinan seksi tertentu dengan
pegawai seksi lain (Effendy, 2011:125).
Di lain sisi, peran komunikasi internal organisasi perlu didukung dengan
melakukan komunikasi eksternal. Komunikasi eksternal diartikan sebagai semua
cara yang dilakukan oleh organisasi untuk berkomunikasi dengan khalayak yang
dijadikan sasaran organisasi (Ruliana, 2014:108). Lebih lanjut, dalam buku
tersebut dijelaskan bahwa komunikasi ekternal terjadi baik dari organisasi kepada
khalayak ataupun sebaliknya. Komunikasi eksternal menjadi bagian dari
terlaksananya komunikasi organisasi. Fox (2006) mengatakan pada sebuah jurnal
yang berjudul Organizational Communication as an Important Factor of
Company Success: Case Study of Bosnia and Herzegovina:
“Business communication can be inside the organization (internal
communication) and outside the organization (external communication).
Internal Communication is a process where all employees take part
unlike external where only some employees take part.” (Spaho,
2011:390)
Dalam terjemahan bahasa Indonesia memiliki arti komunikasi bisnis bisa terjadi
di dalam organisasi (komunikasi internal) dan di luar organisasi (komunikasi
eksternal). Komunikasi internal merupakan sebuah proses dimana semua
karyawan memiliki andil, tidak seperti komunikasi ekternal dimana hanya
sebagian karyawan saja yang memiliki andil untuk menjalankan komunikasi
tersebut. Komunikasi yang berlangsung dari organisasi kepada khalayak bersifat
informatif. Dilain sisi terdapat komunikasi dari khalayak ke organisasi yang
merupakan feedback dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi
sebelumnya. Komunikasi dari khalayak biasanya bersifat langsung (direct
communication) dan tidak langsung (indirect communication) (Ruliana,2014:109).
2. Good Corporate Governance
Tata kelola perusahaan yang baik dikenal juga dengan istilah Good
Corporate Governance (GCG). Dalam beberapa literatur terdapat bermacammacam definisi mengenai GCG. Dalam sebuah jurnal yang berjudul Good
Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia mendefinisikan Good
7
Corporate Governance sebagai sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua
stakeholder (Kaihatu, 2006:9). Selain itu Good Corporate Governance juga
memiliki pengertian sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ
perusahaan (Pemegang saham,/pemilik modal, komisaris, dan direksi) untuk
meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan
nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya. Center for European Policy Study (CEPS)
mendefinisikan GCG sebagai seluruh sistem yang dibentuk mulai dari hak (right),
proses dan pengendalian baik yang ada di dalam maupun di luar manajemen
perusahaan (Sutedi, 2011:1). Dari definisi-definisi tersebut terdapat inti makna
Good Corporate Governance berupa sebuah proses atau sistem pengelolaan
perusahaan yang sehat untuk menciptakan value added bagi organisasi.
Konsep tata kelola perusahaan yang sehat yaitu tata kelola organisasi yang
tentunya bisa menciptakan iklim perusahaan yang baik bagi seluruh stakeholder
perusahaan. Konsep ini bisa terlaksana pada suatu perusahaan dengan menerapkan
lima prinsip, berupa (Kaihatu, 2006:2):
a. Transparency
Transparansi
yang
dimaksud
merujuk
pada
keterbukaan
informasi.
Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan
dalam mengemukakan materiil dan relevan mengenai perusahaan. Transparansi
juga merujuk pada penyediaan informasi yang memadai, akurat, dan tepat waktu
kepada stakeholders (Sutedi,2011:11).
b. Accountability
Akuntabilitas
meliputi
kejelasan
fungsi,
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga
struktur,
sistem,
dan
pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif.
c. Responsibility
Responsibility atau terjemahan bahasa pertanggungjawaban yaitu kesesuaian
(kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang
sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Prinsip ini diwujudkan agar
8
menghindari penyalahgunaan kekuasaan, menjadi lebih professional, menjunjung
etika, dan memelihara lingkungan bisnis yang sehat (Sutedi, 2011:126).
d. Independency
Independensi atau kemandirian yaitu keadaan dimana perusahaan dikelola
secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan yang
berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
e. Fairness
Fairness yang memiliki terjemahan kesetaraan dan kewajaran merupakan
perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang
timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.
Penerapan Good Corporate Governance yang baik mampu memberikan
manfaat positif bagi organisasi atau perusahaan. Beberapa manfaat dari penerapan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance adalah (Wibowo, 2004:98):
a. Perbaikan dalam komunikasi
b. Minimalisasi potensial benturan
c. Peningkatan dalam produktivitas dan efisiensi
d. Promosi citra korporat
e. Peningkatan kepuasan pelanggan
f. Perolehan kepercayaan investor
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Nasution (1988;5)
penelitian kualitatif pada hakekatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan
hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran
mereka tentang dunia sekitarnya (Sugiyono, 2014:205). Peneliti bermaksud untuk
menggambarkan realitas yang kompleks terhadap suatu hal sehingga pendekatan
yang digunakan adalah studi deskriptif kualitatif. Pemilihan jenis penelitian
deskriptif dikarenakan peneliti ingin memahami situasi sosial secara mendalam
yang ada di organisasi PT Ritra Konnas Freight Centre.
Penelitian ini dilakukan pada sebuah organisasi di Jakarta yaitu pada PT
Ritra Konnas Freight Centre. Perusahaan yang bergerak pada bidang jasa depo
9
kontainer ini berlokasi di Jakarta Utara. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 9
orang, dimana 6 orang merupakan karyawan PT Ritra Konnas Freight Centre dan
3 orang merupakan pelanggan perusahaan tersebut. Teknik pengambilan sampling
dilakukan dengan cara purposive sampling. Peneliti melakukan pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu seperti jabatan, pengetahuan,
dan pengalaman seseorang. Selain itu, bagi sampel sumber data yang berasal dari
pelanggan perusahaan dipilih dengan mempertimbangkan lama waktu kerja sama
dengan perusahaan dan jumlah frekuensi penggunaan layanan perusahaan. Peneliti
mengumpulkan data-data melalui tiga cara yaitu observasi, dokumentasi, dan
wawancara. Selanjutnya, peneliti menganalisa data dengan menggunakan teknik
analisis data Miles & Huberman (1984) yaitu pengumpulan data, reduksi data,
sajian data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2014:92).
Sajian dan Analisis Data
Penelitian tentang Good Corporate Governance berkaitan dengan upaya
untuk meningkatkan nilai saham perusahaan. Tidak jarang pendekatan yang sering
dipakai untuk meneliti Good Corporate Governance ialah dari bidang ilmu bisnis,
manajemen, atau keuangan, dan akuntansi. Di tahun 2011 terdapat sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Al-Haddad, Al Zurqan, dan Al Sufy di Isra Private
University, Jordan, dengan judul The Effect of Corporate Governance on the
Perfomance of Jordanian Industrial Companies: An Empirical Study on Amman
Stock Exchange, menggunakan pendekatan aspek manajemen dan keuangan.
Aspek-aspek yang dipakai dapat terlihat dari penggunaan istilah seperti Liquidity,
Business Risk, Dividens, Earning per Share, dan Return of Assets (Al-Haddad, Al
Zurqan, Al Sufy, 2011:61-62). Berbeda dari penelitian sebelumnya, penelitian ini
menggunakan pendekatan aspek komunikasi. Aspek komunikasi tersebut berada
pada level komunikasi organisasi, dimana komunikasi merupakan aspek penting
yang perlu dijaga dengan baik oleh setiap perusahaan, apalagi untuk mendorong
terbentuknya Good Corporate Governance.
Implementasi dari prinsip-prinsip Good Corporate Governance di PT Ritra
Konnas Freight Centre tidak lepas dari adanya peranan komunikasi organisasi.
10
Tidak ada kegiatan kelompok yang terjadi tanpa komunikasi. Proses menjalin dan
menjaga komunikasi tersebut merupakan bagian dari mengelola perusahaan yang
baik. Dalam gambar berikut ini dapat terlihat hubungan antara komunikasi
organisasi dengan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance).
Skema 1.1 Aspek Komunikasi dalam membentuk Good Corporate Governance
Skema 1.1 menjelaskan bahwa prinsip-prinsip Good Corporate Governance
memiliki keterkaitan dengan aktivitas komunikasi dalam organisasi. Dalam
mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance terdapat
aktivitas komunikasi organisasi yang mendukung didalamnya. Prinsip-prinsip
tersebut meliputi Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, dan
Fairness. Berikut uraian aktivitas komunikasi organisasi yang berada dalam
prinsip-prinsip Good Corporate Governance:
11
1.
Prinsip Transparansi
Implementasi prinsip transparansi
memerlukan serangkaian aktivitas
komunikasi organisasi didalamnya. Keterbukaan informasi dapat terwujud apabila
masing-masing individu membiasakan diri untuk membagikan informasiinformasi yang berkaitan dengan perusahaan secara tepat waktu dan akurat. Para
Informan penelitian menjelaskan bahwa keterbukaan informasi di PT Ritra
Konnas Freight Centre sudah baik. Kepada shareholder informasi yang paling
sering disampaikan adalah yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. Setiap
bulan manajer keuangan akan ke kantor pusat, yaitu kantor pemegang saham PT
Ritra Konnas Freight Centre untuk mengurus persetujuan gaji karyawan. Pada
kesempatan wawancara dengan manajer keuangan PT Ritra Konnas Freight
Centre 22 Januari 2016, ia juga mengatakan bahwa para pemegang saham PT
Ritra Konnas Freight Centre bersikap terbuka dalam membagi informasi terkait
kepentingan perusahaan.
Berdasarkan penuturan Sri Hartini terlihat bahwa staf dianggap bukan hanya
sebagai orang yang bekerja di PT Ritra Konnas Freight Centre saja, tetapi juga
menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging). Setiap anggota perusahaan
sebaiknya memang memiliki sense of belonging yang tinggi terhadap perusahaan.
Keterbukaan memang penting dalam menyebarkan informasi yang berkaitan
dengan
kepentingan
perusahaan.
Namun,
informasi
tidak
begitu
saja
disebarluaskan dari pimpinan ke seluruh karyawan. Seperti yang dikatakan Haris,
manajer operasional PT Ritra Konnas Freight centre, bahwa informasi yang
diperoleh tersebut akan didiskusikan dibagian internal pimpinan-pimpinan
perusahaan. Setelah itu baru disebarkan kepada seluruh karyawan sesuai amanah
pimpinan dan hak-hak karyawan.
Keterbukaan dengan publik eksternal dapat dilakukan dengan menggunakan
media-media
komunikasi
yang
mampu
menjangkau
khalayak
eksternal
perusahaan secara umum. Salah satu media yang dimiliki oleh PT Ritra Konnas
Freight Centre adalah website. Sayangnya, hasil observasi peneliti menemukan
bahwa website perusahaan tidak dimanfaatkan secara maksimal. Informasiinformasi yang tertera pada halaman website hanya terdiri dari tiga jenis informasi
12
yaitu halaman beranda, pelayanan, dan kontak perusahaan. Padahal Informasi
mengenai Good Corporate Governance PT Ritra Konnas Freight Centre dari
tahun ke tahun dapat ditampilkan pada halaman website, sehingga publik
eksternal dapat dengan mudah mengetahui perkembangan perusahaan. Hal
tersebut dapat berujung pada terciptanya reputasi yang baik bagi perusahaan di
mata khalayak.
2.
Prinsip Akuntabilitas
PT Ritra Konnas Freight Centre memiliki struktur organisasi yang
menggambarkan jenjang manajemen di perusahaan. Dari struktur tersebut dapat
terlihat arah komunikasi secara formal berlangsung baik dari pimpinan ke staf
ataupun sebaliknya. Di lain sisi, struktur yang ada tidak menghambat proses
komunikasi yang terjadi antar anggota internal perusahaan.
Kejelasan struktur dapat terlihat dari bagaimana seorang manajer menerapkan
sistem kerja pada divisinya masing-masing. Sistem kerja yang jelas akan
membantu karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai yang diinginkan oleh
perusahaan. Sistem kerja yang diterapkan pada divisi operasional PT Ritra Konnas
Freight Centre menekankan pada disiplin waktu kerja. Di divisi keuangan pun
juga menerapkan sistem kerja yang jelas sesuai struktur dan fungsi anggota PT
Ritra Konnas Freight Centre. Setiap alur pengerjaan laporan keuangan dikerjakan
secara jelas dan didukung dengan data-data yang akurat untuk mendapatkan hasil
yang seimbang antara pemasukan dan pengeluaran.
3.
Prinsip Responsibilitas
Prinsip responsibilitas merujuk pada kepatuhan kepada prinsip korporasi,
yaitu aturan-aturan yang dimiliki oleh perusahaan dan dijadikan landasan dalam
bekerja di perusahaan. PT Ritra Konnas Freight Centre membiasakan karyawan
untuk bekerja sesuai jobdesk mereka masing-masing. Dalam wawancara dengan
manajer keuangan PT Ritra Konnas Freight Centre menyebutkan bahwa setiap
karyawan perlu menerapkan kedisiplinan, kejujuran, dan tanggung jawab apa yg
menjadi tugas sesuai Job Description (Sri Nur Harijani, wawancara 22 Januari
2016).
13
Dalam prinsip responsibilitas terdapat penekanan untuk menjunjung adanya
penerapan etika dalam bekerja dan menghindari penyalahgunaan kekuasaann.
Sebagai staf PT Ritra Konnas Freight Centre, Sri Hartini menjelaskan etika
merupakan cerminan diri seseorang. Pribadi seseorang tersebut akan membawa
pengaruh pada kinerjanya. Etika yang baik akan mendorong individu bekerja
dengan baik sesuai prosedur perusahaan (Staf Keuangan, wawancara 12 Januari
2016). Hal itu juga berarti mendorong individu untuk bekerja secara bersih, tidak
melakukan segala bentuk tindakan yang merugikan perusahaan.
4.
Prinsip Independensi
Perusahaan secara professional menerapkan tata pengelolaan yang baik tanpa
benturan kepentingan sebagian orang. Manajer keuangan PT Ritra Konnas Freight
Centre mengakui meskipun perusahaan memiliki tiga pemilik saham dari
perusahaan-perusahaan besar, namun pemilik saham lokal lebih sering
berhubungan dibandingkan dengan pemilik saham di Malaysia, Kontena Nasional.
Kemandirian juga berlaku sebagai keadaan dimana perusahaan bebas dari
pengaruh atau tekanan pihak lain yang tidak sesuai dengan mekanisme korporasi.
Sesuai dengan misi perusahaan yang ingin menjadikan PT Ritra Konnas Freight
Centre sebagai depo peti kemas yang dapat diandalkan dan mampu memberikan
nilai tambah kepada pelanggan. Oleh karena itu, aturan-aturan dari pelanggan
yang mendorong kinerja depo agar memberikan pelayanan terbaik kepada mereka
masih semaksimal mungkin dipatuhi oleh anggota-anggota perusahaan. Lebih
lanjut, manajer operasional mengatakan bahwa pelanggan adalah raja, jadi
perusahaan akan selalu berusaha memenuhi keinginan pelanggan.
5.
Prinsip Fairness
Prinsip Fairness dapat ditinjau dari bagaimana perusahaan melakukan
pemenuhan hak kepada anggota perusahaan berdasarkan perjanjian atau kontrak
kerja dan peraturan undang-undang yang berlaku. Dalam tata kelola perusahaan
yang baik harus ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Apabila anggota
perusahaan telah melaksanakan kewajibannya memenuhi kepentingan perusahaan,
maka ia berhak mendapatkan hal-hal yang telah menjadi haknya sebagai
karyawan. Dari tahun ke tahun perusahaan selalu mengikuti perubahan peraturan
14
pemerintah terkait upah minimum pegawai. Menaikkan upah pegawai merupakan
salah satu cara yang dapat mendorong karyawan untuk lebih baik lagi dalam
memenuhi kewajiban di perusahaan. Namun, dalam hal pemenuhan hak-hak
pegawai tentu manajemen juga mengacu pada peraturan-peraturan pemerintah
yang berlaku. Dalam wawancara 22 Januari dengan manajer keuangan, Sri Nur
Harijani mengatakan bahwa peraturan perusahaan yang sesuai Departemen
Ketenagakerjaan menjadi acuan perusahaan dalam memenuhi hak-hak anggota
perusahaan.
Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang dilakukan oleh
PT Ritra Konnas Freight Centre tercermin dalam aktivitas-aktivitas komunikasi
organisasi yang mereka lakukan setiap hari. Manajemen berusaha semaksimal
mungkin melakukan koordinasi saat bekerja untuk kelancaran pembuatan laporan
keuangan. Laporan keuangan tersebut merupakan media yang digunakan
manajemen PT Ritra Konnas Freight Centre untuk menjalin dan menjaga
komunikasi yang baik dengan pemilik saham. Pemilik saham akan mengetahui
sejauh mana PT Ritra Konnas Freight Centre berkembang dengan mendengarkan
secara lisan informasi-informasi terbaru dari manajer-manajer perusahaan.
Sebagai tambahan, manajer keuangan memberikan penjelasan pencapaian PT
Ritra Konnas Freight Centre setiap tahunnya secara tertulis melalui laporan
keuangan perusahaan. Manajer keuangan sangat menjaga keakuratan data-data
yang ada di laporan keuangan perusahaan dengan cara rutin melakukan koordinasi
dengan staf dan manajer operasional dalam hal pengumpulan data-data tersebut.
Oleh karena itu, kesadaran staf dan manajer akan peranan, fungsi, dan tanggung
jawab masing-masing sangat perlu diterapkan agar proses bekerja berjalan lancar.
Semua itu perlu dikomunikasikan secara berkesinambungan pada setiap anggota
perusahaan.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai aktivitas komunikasi organisasi dalam
mengimplementasikan prinsip Good Corporate Governance (Studi Deskriptif
Aktivitas Komunikasi Organisasi PT Ritra Konnas Freight Centre dalam
15
Mengimplementasikan Prinsip Good Corporate Governance), dapat diperoleh
kesimpulan bahwa PT Ritra Konnas Freight Centre mengimplementasikan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance
dengan didukung aktivitas
komunikasi organisasi secara internal dan eksternal, serta formal dan informal.
Kesimpulan penelitian tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai
berikut:
1. Prinsip Transparansi
PT Ritra Konnas Freight Centre membiasakan seluruh karyawannya untuk
membagikan informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan secara tepat
waktu dan akurat. Para manajer menjalankan fungsi komunikasi organisasi dalam
bentuk pelaksanaan koordinasi pada setiap karyawan. Komunikasi organisasi yang
ada pada pelaksanaan prinsip transparansi di PT Ritra Konnas Freight Centre tidak
hanya dilakukan pada komunikasi internal saja, tetapi juga komunikasi eksternal.
Perusahaan melakukan koordinasi dengan anggota internal, termasuk pemegang
saham, dan membagi informasi secara berkelanjutan dengan pihak eksternal
perusahaan.
2. Prinsip Akuntabilitas
Prinsip Akuntabilitas yang berfokus pada kejelasan fungsi dari masing-masing
anggota telah diterapkan relatif baik oleh PT Ritra Konnas Freight Centre. Dalam
mengimplementasikan prinsip tersebut perusahaan melakukan komunikasi formal.
Para manajer memastikan staf mereka untuk mengerti apa yang menjadi tanggung
jawab masing-masing. Proses komunikasi yang diterapkan dalam melakukan
prinsip akuntabilitas yaitu dengan menggunakan media memo, tulisan (struktur
organisasi), dan bertatap muka langsung.
3. Prinsip Responsibilitas
Prinsip responsibilitas berkaitan dengan bagaimana pertanggungjawaban
perusahaan kepada stakeholder mereka. Peranan komunikasi organisasi PT Ritra
Konnas Freight Centre yang terdapat dalam mengimplementasikan prinsip
tersebut berlangsung baik secara internal dan eksternal. Penanaman nilai etika
pada setiap karyawan menjadi poin penting yang dilakukan jajaran top
16
manajemen dalam bekerja. Hal tersebut berlangsung dalam komunikasi formal ke
bawah (atasan-bawahan).
4. Prinsip Independensi
PT Ritra Konnas Freight Centre melakukan pengelolaan terhadap perusahaan
secara mandiri, meskipun ia lahir dari tiga pemilik saham yang memiliki
perusahaan-perusahaan besar. Peranan komunikasi organisasi yang terdapat dalam
prinsip tersebut dapat terlihat pada komunikasi internal perusahaan antara
manajemen PT Ritra Konnas Freight Centre dengan shareholders (pemegang
saham).
5. Prinsip Fairness
Penerapan prinsip Fairness pada PT Ritra Konnas Freight Centre dilakukan
dengan memberikan perlakuan setara pada setiap anggota perusahaan sesuai
dengan tanggung jawab masing-masing. Sebagai bentuk timbale baliknya,
manajemen memberikan hak karyawan berupa upah dan tunjangan yang sesuai
bagi mereka. Dalam pemberian upah manajemen melakukan komunikasi
berkelanjutan secara eksternal dengan pemerintahan untuk menyesuaikan standar
upah sesuai UUD yang berlaku dan menyampaikan kepada pihak internal
perusahaan bila terdapat perubahan-perubahan aturan dari pemerintahan tersebut.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian Aktivitas Komunikasi Organisasi dalam
Membentuk Good Corporate Governance di PT Ritra Konnas Freight Centre
Jakarta memberikan tanggapan positif dan negative, maka berikut saran untuk PT
Ritra Konnas Freight Centre dalam menerapkan tata kelola yang baik bagi
perusahaan:
1. Menjaga sikap kepemimpinan (leadership) bagi General Manager dan
manajer-manajer PT Ritra Konnas Freight Centre untuk mengelola publik
internal dan eksternal perusahaan
2. Meningkatkan penggunaan teknologi dalam bidang media komunikasi sebagai
upaya untuk menjalin dan menjaga komunikasi dengan publik eksternal
perusahaan.
17
3. Mempertahankan aktivitas-aktivitas komunikasi yang efektif dalam organisasi
PT Ritra Konnas Freight Centre untuk menjalin dan menjaga hubungan
dengan publik internal perusahaan.
Daftar Pustaka
Company profile PT Ritra Konnas Freight Center, (2014).
Effendy, Onong Uchjana. (2011). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Ruliana, Poppy. (2014). Komunikasi Organisasi Teori dan Studi Kasus. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.
Sumadiria, Haris. (2014). Sosisologi Komunikasi Massa. Bandung:Simbiosa
Rekatama Media.
Wibowo, Eddi, dkk. (2004). Memahami Good Government Governance & Good
Corporate Governance. Yogyakarta: Cipta Mandiri.
Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Grasindo.
Abugre, James Baba. (2011). Appraising The Impact of Organizational
Communication on Worker Satisfaction in Organizational Workplace.
Ghana: University of Ghana Business School, Logon, Accra. Vol 1.
http://www.scientiasocialis.lt/pmc/files/pdf/Abugre_Vol.1.pdf.
diakses
pada 12 Maret 2016.
Al-Haddad, Waseem “mohammad yahya”, Saleh Taher Alzurqan, Fares Jamil Al
Sufy. (2011). The Effect of Corporate Governance on the Perfomance of
Jordanian Industrial Companies: An Empirical study on Amman Stock
Exchange.
Jordan:
Isra
Private
University.
Vol.1
No.4.
http://www.ijhssnet.com/journals/Vol._1_No._4;_April_2011/8.pdf
diakses pada 12 Maret 2016.
Gunadarma, Devi Mustika. (2013). Contoh Kasus Pelanggaran Etika di
Perusahaan.
https://devimustikagunadarma.wordpress.com/2013/11/08/kasuspelanggaran-etika/ diakses pada 6 Oktober 2015.
Kaihatu, Thomas S. (2006). Good Corporate Governance dan Penerapannya di
Indonesia. Surabaya: Universitas Kristen Petra Surabaya. Vol 8 No 1.
2006. http://ced.petra.ac.id/index.php/man/article/viewFile/16505/16497
diakses pada 6 Oktober 2015.
Spaho, Kenan. (2011) Organizational Communication As An Important Factor of
Company Success: Case Study of Bosnia and Herzegovina. Bosnia and
Herzegovina: Center for Technological and Economical Development. ol.4
No.2.
http://www.saycocorporativo.com/saycouk/bij/journal/vol4no2/case_2.pdf
diakses pada 12 Maret 2016
18
Download