prevalensi diabetes mellitus tipe 2 pada obesitas

advertisement
PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA
OBESITAS SENTRAL DI KELURAHAN TAJUR
CILEDUG TAHUN 2009
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Ika Handayani Siswanto
NIM: 105103003413
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/ 2009 M
PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA OBESITAS
SENTRAL DI KELURAHAN TAJUR
CILEDUG TAHUN 2009
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Ika Handayani Siswanto
NIM: 105103003413
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/ 2009 M
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 Oktober 2009
Ika Handayani Siswanto
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA OBESITAS
SENTRAL DI KELURAHAN TAJUR
CILEDUG TAHUN 2009
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked)
Oleh :
Ika Handayani Siswanto
NIM: 105103003413
Pembimbing
dr. Femmy Nurul Akbar,SpPD
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/ 2009 M
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Laporan Penelitian berjudul PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2
PADA OBESITAS SENTRAL DI KELURAHAN TAJUR CILEDUG
TAHUN 2009
yang diajukan oleh Ika Handayani Siswanto
(NIM:105103003413), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan pada 11 November 2009. Laporan penelitian ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada
Program Studi Pendidikan Dokter.
Jakarta, 11 November 2009
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang
Pembimbing
Penguji
dr. Nurul Hiedayati,PhD dr. Femmy Nurul Akbar,SpPD Ratna Pelawati,M.Biomed
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN
Kaprodi PSPD FKIK UIN
Prof. Dr (hc). dr. MK. Tadjudin,SpAnd
Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie,SpRM
iv
ABSTRAK
Nama
Program Studi
Judul
: Ika Handayani Siswanto
: Pendidikan Dokter
: PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA
OBESITAS SENTRAL DI KELURAHAN TAJUR
CILEDUG TAHUN 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil berupa data deskriptif angka
prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug tahun
2009. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009. Sampel penelitian adalah
subjek dengan obesitas sentral dengan kriteria lingkar pinggang ≥ 90 cm untuk
laki-laki atau ≥ 80 cm untuk perempuan, di Kelurahan Tajur Ciledug. Dalam
penelitian ini dibutuhkan subjek minimal sebanyak 106 orang, diambil secara
simple random sampling. Dikumpulkan data primer dengan kuesioner dan
pengukuran antropometri seluruh subjek setelah menandatangani surat
persetujuan. Menggunakan desain deskriptif potong lintang, kemudian dilakukan
analisis univariat. Hasil penelitian didapatkan besarnya prevalensi DM tipe 2 pada
obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 yaitu sebesar 11,2 %.
Kata kunci: DM tipe 2, obesitas sentral,
ABSTRACT
Name
Study Program
Title
: Ika Handayani Siswanto
: Medical Education
: PREVALENCE OF DIABETES MELLITUS TYPE 2
AT CENTRAL OBESITY IN TAJUR CILEDUG
YEAR 2009
This research has objective to get descriptive prevalence data of DM type 2 in
Tajur Ciledug year 2009. A cross-sectional population-based survey was
conducted in Tajur Ciledug during October 2009. Sample are people with central
obesity who have waist circumference ≥ 90 cm for men or ≥ 80 cm for women.
This research required minimum subject 106 people who were randomly chosen
with simple random sampling method. We collect primary data from questioner
and anthropometric measurement of all subject after they sign in informed
consent form. The results prevalence of DM type 2 at central obesity in Tajur
Ciledug is 11,2 %.
Key words: DM type 2, central obesity
vii
KATA PENGANTAR
‫اﻟﺴﻼ م ﻋﻠﻴﻜﻢ ورﺣﻤﺔ ا ﷲ و ﺑﺮ آﺎ ﺗﻪ‬
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kehidupan dengan segala
limpahan kasih sayang, kenikmatan, dan kemudahan. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, dengan kasih sayang dan pengorbanan
demi menyampaikan rahmat bagi semesta alam. Atas nikmat dan karunia dari Allah SWT
Yang Maha Kuasa sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul
prevalensi diabetes mellitus tipe 2 pada obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug tahun
2009.
Keberhasilan seseorang tidak terlepas dari budi baik dan bimbingan orang lain.
Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
pada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan bimbingan, dukungan moril
dan bantuan penyusunan laporan penelitian ini. Hingga akhirnya penulisan laporan
penelitian ini telah selesai tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih dan penghargaan,
peneliti sampaikan kepada :
1. Kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda Capt. H. Siswanto Wignyo Karsono,
Master of Marine dan Ibunda Hj. Djuliyarsih Soependji M.Pd, yang selalu
memberikan dukungan moral dan finansial, serta doa yang selalu dipanjatkan
untuk saya, terima kasih atas semuanya.
2. Adik-adik tersayang Dewi Tirtasari Siswanto, Nikmah Hidayati Siswanto (alm),
Fauzan Rahmat Shiddiq Siswanto, Arif Budiman Siswanto. Atas segala bantuan,
dukungan, kasih sayang dan pengertian yang diberikan. Saya bangga memiliki
kalian.
3. Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, Drs. H. Achmad Gholib, MA, Ibu
Farida Hamid, selaku Dekan, Pembantu Dekan I dan Pembantu Dekan III
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. dr. Syarif Hasan Luthfie Sp.RM, kepala Program Studi Pendidikan Dokter
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf yang telah membantu dan segenap
v
dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi
peneliti.
5. dr. Femmy Nurul Akbar Sp.PD. Pembimbing penelitian, yang telah senantiasa
memberi bimbingan dan petunjuk.
6. Dr. Nurul Hiedayati Ph.D, Dr. Yanti Susianti Sp.A dan Dr. Dwi Tyastuti MPH,
dosen PSPD FKIK UIN Jakarta, yang telah banyak membantu, memberi
bimbingan dan arahan selama masa belajar dan pembuatan penelitian ini.
7. Ratna Pelawati, M.Biomed selaku penguji pada sidang penelitian
8. Bapak Lurah Tajur Ciledug
yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian di Kelurahan Tajur Ciledug.
9. Warga Kelurahan Tajur Ciledug atas partisipasinya dalam rangka membantu
menyelesaikan peneitian ini.
10. Best of The Best Friends I ever had...Kartika Rusli SKM yang sangat membantu
saya dalam hal statistik, Intania Imron S.Ked yang selalu membawa kegembiraan,
Rika Nuraisyah S.KG my soul friend.
11. Keluarga besar Soependji Wongso Prawiro dan Wignyo Karsono, terima kasih
atas doa dan dukungannya.
Akhir kata, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga peneliti
dapat memperbaiki penelitian ini. Dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan
selanjutnya.
‫و ا ﻟﺴﻼ م ﻋﻠﻴﻜﻢ ورﺣﻤﺔ ا ﷲ و ﺑﺮ آﺎ ﺗﻪ‬
Jakarta, Oktober 2009
Ika Handayani Siswanto
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Sampul
Lembar Judul ................................................................................................................. i
Halaman Pernyataan Keaslian Karya............................................................................ ii
Lembar Persetujuan Pembimbing ................................................................................ iii
Lembar Pengesahan Panitia Ujian ............................................................................... iv
Kata Pengatar .................................................................................................................v
Abstrak/ Abstract ........................................................................................................ vii
Daftar Isi .................................................................................................................. viii
Daftar Tabel ...................................................................................................................x
Daftar Gambar ............................................................................................................. xi
Daftar Singkatan ......................................................................................................... xii
Daftar Lampiran......................................................................................................... xiii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Definisi Obesitas Sentral........................................................................4
2.1.2 Kriteria Obesitas Sentral ........................................................................4
2.1.3 Pemeriksaan Obesitas Sentral ................................................................4
2.1.4 Epidemiologi Obesitas Sentral...............................................................6
2.1.5 Perbedaan Obesitas Sentral dengan Obesitas General...........................6
2.1.6 Hubungan Obesitas Sentral dengan DM Tipe 2 ....................................7
2.1.7 Definisi DM Tipe 2................................................................................7
2.1.8 Epidemiologi DM Tipe 2 .......................................................................7
2.1.9 Etiologi dan Patogenesis DM Tipe 2 ....................................................8
2.1.10 Faktor Risiko DM Tipe 2.......................................................................9
2.1.11 Gambaran Klinis dan Patofisiologi DM Tipe 2 ...................................10
2.1.12 Diagnosis DM Tipe 2 ..........................................................................11
2.1.13 Komplikasi DM Tipe 2 .......................................................................13
viii
2.2 Kerangka Konsep............................................................................................15
2.3 Definisi Operasional .......................................................................................15
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .............................................................................................18
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................................18
3.2.1 Tempat penelitian.................................................................................18
3.2.2 Waktu penelitian ..................................................................................18
3.3 Populasi dan Sample ........................................................................................18
3.3.1 Populasi dan sample yang diteliti ........................................................18
3.3.2 Jumlah sample......................................................................................18
3.3.3 Cara pengambilan sample ....................................................................19
3.3.4 Kriteria sample.....................................................................................19
3.3.4.1 Kriteria inkusi ................................................................................19
3.3.4.2 Kriteria eksklusi .............................................................................20
3.4 Cara Kerja Penelitian .......................................................................................20
3.5 Managemen Data .............................................................................................21
3.5.1 Pengumpulan data................................................................................21
3.5.2 Pengolahan, analisis dan penyajian data..............................................21
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hal-Hal Yang Ditemukan Saat Pengambilan Data..........................................22
4.2 Analisis Univariat ............................................................................................23
4.2.1 Karakteristik subjek penelitian ............................................................23
4.2.2 Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral ................25
4.2.3 Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral ..........................................26
4.3 Pembahasan......................................................................................................29
4.3.1 Gambaran Umum Penelitian................................................................29
4.3.2 Keterbatasan Penelitian........................................................................29
4.3.3 Karakteristik Responden Dengan Obesitas Sentral Di Kelurahan
Tajur Ciledug Tahun 2009 ...................................................................29
4.3.4 Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM tipe 2) Pada Obesitas
Sentral Di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 ................................31
4.3.5 Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Jenis
Kelamin, Usia, Faktor Risiko Hipertensi, Riwayat Keluarga,
Merokok, Konsumsi Alkohol, Konsumsi Fast Food dan Kurang
Olah Raga.............................................................................................31
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................33
5.2 Saran ................................................................................................................33
Daftar Pustaka..............................................................................................................34
Lampiran ....................................................................................................................37
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................................57
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1. Gejala DM Tipe 2 ......................................................................................10
Tabel 2-2. Kriteria Diagnosis DM Tipe 2 Untuk Dewasa Tidak Hamil ....................12
Tabel 4-1. Sebaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan,
pendidikan dan status pernikahan ..............................................................23
Tabel 4-2. Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tekanan Darah (JNC VII)..........25
Tabel 4-3. Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan BMI ..........................................25
Tabel 4-4. Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral ......................25
Tabel 4-5. Sebaran DM tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................26
Tabel 4-6. Sebaran DM tipe 2 Berdasarkan Usia........................................................26
Tabel 4-7. Sebaran DM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Hipertensi........................27
Tabel 4-8. Sebaran DM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Riwayat Keluarga DM....27
Tabel 4-9. Sebaran DM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Merokok..........................27
Tabel 4-10. Sebaran DM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Konsumsi Alkohol........28
Tabel 4-11. Prevalensi DM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Konsumsi Fast Food.28
Tabel 4-12. Prevalensi DM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Kurang Olah Raga ....28
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2-1. Posisi Pengukuran Dan Penempatan Satu Jari Antara Pita Pengukur
Dan Tubuh Subjek ....................................................................................5
Gambar 2-2. Distribusi lemak pada abdomen .............................................................6
Gambar 2-3. Bagan Langkah-Langkah Diagnostik DM dan Gangguan ...................13
Gambar 2-4. Kerangka Konsep Penelitian Prevalensi DM tipe 2 Pada Obesitas
Sentral .....................................................................................................15
Gambar 3-1. Alur Penelitian Prevalensi DM tipe 2 Pada Obesitas Sentral Di
Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 ...................................................20
Gambar 4-1. Diagram Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan RW .........................23
Gambar 4-2. Diagram Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral...26
xi
DAFTAR SINGKATAN
DM
Diabetes Mellitus
WHO
World Health Organization
CT
Computed Tomography
MRI
Magnetic Resonance Imaging
WHR
Waist-Hip Ratio
LP
Lingkar Pinggang
NHLBI
National Heart, Lung, Blood Institute
NIH
National Insitute of Health
BMI
Body Mass Index
LDL
Low Density Lipoprotein
NIDDM
Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus
IDDM
Insulin Dependent Diabetes Mellitus
TGT
Toleransi Glukosa Terganggu
GDPT
Glukosa Darah Puasa Terganggu
GDP
Glukosa Darah Puasa
GDS
Glukosa Darah Sewaktu
TTGO
Tes Toleransi Glukosa Oral
JNC
Joint National Committee
RW
Rukun Warga
RT
Rukun Tetangga
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Kuesioner ....................................................................................................................37
Surat Persetujuan .........................................................................................................41
Nilai Rujukan ...............................................................................................................42
Data Statistik................................................................................................................43
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1.
Latar Belakang
Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan angka insiden dan prevalensi Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 di
seluruh dunia. WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah pasien diabetes
yang cukup besar untuk tahun-tahun mendatang. Prevalensi DM tipe 2 meningkat
secara dramatis, sebagian besar karena perubahan gaya hidup, peningkatan
prevalensi obesitas, dan proses degeneratif.
Menurut survey yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia WHO,
Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes
Melitus dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, sedangkan urutan diatasnya
India, China dan Amerika Serikat. Temuan tersebut semakin membuktikan bahwa
Penyakit Diabetes Mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat
serius ( Depkes RI, 2008). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun
2003 diperkirakan pasien diabetes di Indonesia berjumlah 13,7 juta jiwa. Suatu
jumlah yang sangat besar dan merupakan beban yang sangat berat untuk dapat
ditangani sendiri oleh dokter spesialis atau subspesialis bahkan oleh semua tenaga
kesehatan yang ada (Perkeni, 2006).
Obesitas khususnya obesitas abdominal atau obesitas sentral berasosiasi
dengan sejumlah gangguan metabolisme dan penyakit dengan morbiditas dan
mortalitas yang tinggi, antara lain: resistensi insulin dan diabetes mellitus,
hipertensi, hiperlipidemia, aterosklerosis, penyakit hati dan kandung empedu,
bahkan beberapa jenis kanker (Despres, 2001). Pentingnya obesitas sentral atau
abdominal terhadap kejadian beberapa penyakit pertama kali dideskripsikan oleh
Vague tahun 1956 (Leone, 2009).
Obesitas sentral atau abdominal cukup tinggi prevalensinya, dari suatu
penelitian di Swiss didapatkan hasil bahwa angka kejadian obesitas sentral pada
wanita lebih banyak dibandingkan pada pria yaitu 30,6% dan 23,9% (Vidal,
2008). Sebuah penelitian di Bali yang dilakukan selama bulan Oktober 2004
1
2
sampai dengan Mei 2005, dengan jumlah subjek penelitian 45 orang didapatkan
hasil prevalensi obesitas sentral sebanyak 51,1% (23 orang) (Suastika, 2004).
Untuk menilai timbunan lemak di perut, dapat menggunakan CT scan atau
MRI yang merupakan metode terbaik untuk memperkirakan
jaringan lemak
abdomen. Namun jarang dilakukan untuk studi epidemiologi, karena rumit dan
mahal. Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan Waist-Hip Ratio (WHR)
atau mengukur lingkar pinggang (LP) (Lawrence, 2003).
Obesitas sentral mempunyai rasio
risiko relatif
terhadap DM tipe 2
sebesar 3,04. Obesitas sentral memberi risiko DM tipe 2 dan terhadap TGT.
Intervensi terhadap obesitas sentral memberikan kontribusi paling besar untuk
mencegah terjadinya DM tipe 2 pada populasi yang diteliti dengan nilai
Population Attributable Risk (PAR) 42,61% (Rahajeng, 2007).
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian untuk mendapatkan
hasil berupa data deskriptif angka prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral.
Belum ada penelitian serupa yang dilakukan di daerah Jabotabek, oleh karena itu
diambil satu kelurahan sebagai sample yaitu kelurahan Tajur yang terletak di
Kecamatan Ciledug Kodya Tangerang. Tajur merupakan kelurahan yang paling
mudah dijangkau peneliti dan belum diketahui besarnya kontribusi obesitas
sentral terhadap kejadian DM tipe 2 di kelurahan tersebut.
1. 2.
Rumusan Masalah
Angka kejadian DM tipe 2 di Indonesia semakin meningkat, hal ini juga
disertai peningkatan angka kejadian obesitas sentral sebagai faktor risiko dari DM
tipe 2. Diketahui bahwa obesitas sentral mempunyai rasio risiko relatif terhadap
DM tipe 2 cukup besar.
1. 3.
Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum:
• Mengetahui prevalensi diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) pada subjek
dengan obesitas sentral yang tinggal di Kelurahan Tajur Ciledug tahun
2009.
3
1.3.2
Tujuan Khusus:
• Diketahuinya karakteristik responden dengan obesitas sentral di Kelurahan
Tajur Ciledug tahun 2009.
• Diketahuinya distribusi (sebaran) DM tipe 2 pada obesitas sentral
berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia, faktor risiko seperti hipertensi,
riwayat keluarga, merokok, konsumsi alkohol, konsumsi fast food dan
kurang olah raga.
1.4
Manfaat Penelitian
Bagi peneliti:
•
Memenuhi tugas akhir penelitian sebagai syarat kelulusan sarjana
kedokteran.
•
Sebagai penelitian awal yang dapat dilanjutkan dikemudian hari.
•
Mendapatkan pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan
penelitian klinis.
•
Mengetahui cara membuat penelitian yang baik dengan menggunakan ilmu
metodologi penelitian yang diperoleh selama perkuliahan.
•
Melatih kemampuan berkomunikasi.
Bagi institusi:
•
Menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.
Bagi masyarakat:
•
Mengetahui bahaya obesitas sentral terutama sebagai faktor risiko DM tipe
2.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1
Definisi Obesitas Sentral
Yang dimaksud dengan obesitas sentral atau obesitas abdominal adalah
suatu keadaan dimana lingkar pinggang (LP) seseorang melebihi angka normal.
Terdapat lemak di bawah kulit dinding perut dan di rongga perut sehingga gemuk
di perut. Karena lemak banyak berkumpul dirongga perut disebut juga obesitas
sentral (Onat, 2007).
2.1.2
Kriteria Obesitas Sentral
Tidak ada konsensus yang menentukan cut-off point (titik potong) LP
untuk obesitas sentral. Ada dua referensi yang paling sering digunakan untuk cutoff point LP yang dikemukakan oleh Lean et al dan Lemieux et al. kesamaan
pendapat keduanya adalah batas bawah yang digunakan sample untuk mengambil
cut-off point dari populasi kulit putih (Okosun, 1999).
Para ahli dari US National Heart, Lung, Blood Institute/ National Institute
of Health (NHLBI/NIH) mengindentifikasi, evaluasi dan memberi perlakuan pada
overweight dan obesitas pada dewasa mengemukakan bahwa titik potong LP
adalah 102 cm atau lebih pada pria dan 88 cm atau lebih pada wanita. Ini
merupakan titik potong yang direkomendasikan dalam mengidentifikasi
peningkatan risiko relatif untuk perkembangan obesitas yang berhubungan dengan
faktor risiko pada kebanyakan orang dewasa dengan Body Mass Index (BMI) 2534,9 kg/m2 (Okosun, 1999).
Sumber lain menyatakan bahwa obesitas sentral dinyatakan dengan besar
lingkar pinggang pada pria ≥ 90 cm sedangkan pada wanita ≥ 80 cm, atau dengan
rasio lingkar pinggang terhadap lingkar panggul (Waist Hip Ratio /WHR). WHR
pada pria ≥ 0,90 sedangkan pada wanita ≥ 0,80 (Suastika, 2004).
2.1.3
Pemeriksaan Obesitas Sentral
Computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI)
adalah metode terbaik untuk menentukan jaringan lemak abdomen, namun tidak
4
5
dipraktikkan pada studi epidemiologi skala besar karena rumit dan mahal. Karena
itu, sebagai alternatif sering digunakan antropometri pada studi epidemiologi
untuk menentukan obesitas sentral. Jenis pengukuran yang paling sering
digunakan adalah Waist Hip Ratio (WHR) (Lawrence, 2003).
Lingkar pinggang (LP) belakangan mulai digunakan dan diketahui sebagai
alternatif antropometri terbaik dibandingkan dengan WHR, CT dan MRI. Lingkar
pinggang mengukur jaringan lemak subkutan dan intra-abdominal. LP lebih
mudah interpretasinya dan memiliki kolerasi yang lebih baik dengan massa lemak
visceral. Jaringan lemak visceral erat korelasinya dengan sejumlah komplikasi
metabolik seperti sindrom resistensi insulin, termasuk hiperinsulinemia,
hiperkolesterolemia, hiperglikemia, hipertrigliseridemia dan tingginya kadar low
density lipoprotein (LDL). Dibandingkan dengan dengan WHR, LP lebih kuat
korelasinya dengan total jaringan lemak tubuh yang dinilai dengan BMI (Okosun,
1999).
Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan mengukur keliling perut
melalui pertengahan krista iliaka dengan tulang iga terbawah secara horizontal
(Suastika, 2004).
Gambar 2-1. Posisi pengukuran dan penempatan satu jari antara
pita pengukur dan tubuh subjek
Dikutip dari http://www.ktl.fi/publications/ehrm/product2/part_iii5.htm
6
2.1.4
Epidemiologi Obesitas Sentral
Prevalensi obesitas sentral di Amerika Serikat tahun 1999 adalah 27,1 %
pada pria kulit putih, 20,2 % pada pria kulit hitam, 21,4 % pada pria Hispanic.
Sedangkan prevalensi obesitas sentral pada wanita sebesar 43,2 % pada kulit
putih, 56,0 % pada kulit hitam dan 55,4 % pada Hispanic. (Okosun, 1999)
Prevalensi obesitas sentral dengan kriteria lingkar pinggang ≥ 90 cm pada
pria dewasa dan ≥ 85 cm pada wanita dewasa di Korea tahun 2001 adalah 23,4 %
dan 23,1 % (NHLBI, 2007). Sedangkan dari sebuah penelitian di Bali yang
dilakukan oleh Suastika dkk. Didapatkan hasil prevalensi obesitas sentral (kriteria
lingkar pinggang ≥ 90 cm untuk laki-laki dan ≥ 80 cm untuk perempuan) sebesar
51,1% dengan jumlah total subjek penelitian sebanyak 45 orang (Suastika, 2004).
2.1.5
Perbedaan Obesitas Sentral dengan Obesitas General
Obesitas general didefinisikan dengan nilai BMI yaitu jika BMI ≥ 30
2
kg/m (kriteria WHO untuk Eropa dan Amerika) atau jika BMI ≥ 25 kg/m2
(kriteria untuk Asia Pasifik), sedangkan obesitas sentral tidak mengacu pada BMI
namun lebih memperhitungkan besarnya lingkar pinggang atau WHR. Pada
obesitas general lemak terdistribusi secara merata sedangkan pada obesitas sentral
lemak berkumpul pada regio abdomen (NHLBI, 2007).
Lemak pada regio abdomen mempunyai hubungan erat terhadap risiko
kesehatan dibandingkan pada regio perifer misalnya daerah gluteal-femoral.
Lemak abdominal digambarkan memiliki 3 kompartemen yaitu visceral,
retroperitoneal, dan subcutaneous (NHLBI,2007).
Gambar 2-2. Distribusi Lemak pada abdomen
Dikutip dari www.nhlbi.nih.gov
7
2.1.6
Hubungan Obesitas Sentral dengan DM Tipe 2
Kelebihan lemak di abdomen yang melebihi proporsi lemak total tubuh
merupakan faktor risiko mayor yang independen dan morbiditas. Kelebihan
ukuran lingkar pinggang erat hubungannya dengan kenaikan risiko DM tipe 2,
dislipidemia, hipertensi dan penyakit kardiovaskular pada pasien dengan BMI
antara 25 hingga 34,9 kg/m2 (NHLBI, 2007).
Beberapa penelitian memperkirakan bahwa lemak visceral adalah
komponen dari lemak abdominal yang paling berpengaruh sebagai faktor risiko
kesehatan. Sedangkan penelitian lain menyatakan bahwa lemak subcutaneous
paling erat hubungannya dengan kejadian resistensi insulin (NHLBI, 2007).
2.1.7
Definisi DM Tipe 2
NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus) atau diabetes mellitus
tipe 2 adalah salah satu tipe diabetes yang angka kejadiannya paling tinggi.
Diabetes mellitus merupakan salah satu dari kelompok penyakit metabolisme
yang ditandai oleh tingginya kadar gula darah, akibat defek sekresi insulin, atau
aksinya, atau keduanya. Diabetes mellitus dikenal juga dengan nama kencing
manis.
Peningkatan
kadar
glukosa
darah
(hiperglikemia)
menyebabkan
pengeluaran glukosa melalui urin, sehingga urin menjadi manis (Funnel, 2004).
Normalnya, kadar glukosa darah secara ketat dikontrol oleh hormon insulin,
hormon yang diproduksi di pankreas. Insulin akan menurunkan kadar glukosa
darah. Ketika kadar glukosa meningkat, insulin akan dilepaskan dari pankreas
untuk menormalkan kadar glukosa. Pada pasien diabetes mellitus, ketiadaan atau
insufisiensi produksi insulin menyebabkan hiperglikemia. Diabetes merupakan
penyakit kronik, meskipun dapat dikontrol namun sulit untuk disembuhkan
(Mathur R, 2007)
2.1.8
Epidemiologi DM Tipe 2
Pada umumnya DM tipe 2 dapat terjadi pada usia dewasa diatas 30 tahun.
DM tipe 2 merupakan tipe yang paling sering terjadi dibanding IDDM (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus) atau diabetes mellitus tipe 1 (Funnel, 2004).
Meskipun sebelumnya DM tipe 2 umumnya didiagnosis pada usia paruh
baya (middle age), sekarang onset terjadi pada usia yang lebih muda di Japan
terlihat empat kali peningkatan insiden DM tipe 2 pada usia 6 hingga 15 tahun.
8
Data dari Amerika Serikat mengindikasikan adanya 8-45 % kasus DM tipe 2
didiagnosis pada usia muda (Cheng, 2005).
Statistik global mengindikasikan beban diabetes mellitus tipe 2 di negara
berkembang menjadi masalah besar. Misalnya India dengan penduduk 38 juta
dengan diabetes sedangkan di Cina terdapat 23 juta penderita diabetes. Tahun
2025, jumlah ini diperkirakan bertambah menjadi dua kali lipat (Cheng, 2005).
Prevalensi DM tipe 2 meningkat secara dramatis, sebagian besar karena
perubahan gaya hidup, peningkatan prevalensi obesitas, dan proses degeneratif.
Untuk Indonesia WHO memperkirakan kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada
tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Laporan hasil penelitian di
berbagai daerah di Indonesia yang dilakukan pada dekade 1980 menunjukkan
sebaran prevalensi DM tipe 2 antara 0,8 % di Tanah Toraja, sampai 6,1 % yang di
dapatkan di Manado. Hasil penelitian pada era 2000 menunjukkan peningkatan
prevalensi yang sangat tajam. Sebagai contoh penelitian di Jakarta (daerah urban)
dari prevalensi DM tipe 2 1,7 % pada tahun 1982 menjadi 5,7 % pada tahun 1993
dan kemudian menjadi 12,8 % pada tahun 2001 di daerah sub-urban Jakarta
(Rahajeng, 2007).
2.1.9
Etiologi dan Patogenesis DM Tipe 2
Penyebab DM tipe 2 adalah:
a. Insufisiensi produksi insulin
b. Defek produksi insulin
c. Ketidakmampuan sel untuk menggunakan insulin dengan tepat dan efisien
(Nathan, Cagliero, 2001).
Kondisi ini akan mempengaruhi hampir seluruh sel otot dan jaringan
lemak dan mengakibatkan keadaan resistensi insulin. Ini merupakan masalah
utama pada DM tipe 2 (Nathan, Cagliero, 2001).
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh sel beta pankreas. Insulin
bekerja membantu pemasukan glukosa dari aliran darah ke dalam sel. Agar dapat
digunakan
untuk menghasilkan energi. Secara tidak langsung, insulin akan
menurunkan kadar glukosa di dalam darah. Ketika jumlah insulin sedikit atau ada
masalah kerja insulin, sel tidak dapat memasukkan cukup glukosa dari darah dan
9
kadar glukosa darah menjadi tinggi sehingga menyebabkan diabetes (Funnel,
2004).
Teori yang paling diterima di seluruh dunia mengenai patogenesis DM
tipe 2 adalah kombinasi antara resistensi insulin dengan defisiensi sekresi insulin.
Resistensi insulin digambarkan sebagai berkurangnya sensitivitas terhadap efek
dari insulin, keadaan ini dapat diturunkan maupun dapatan (acquired) akibat dari
obesitas, proses penuaan, pengobatan, endokrinopati spesifik seperti akromegali
atau Cushing’s syndrome (Nathan, Cagliero, 2001).
2.1.10 Faktor Risiko DM Tipe 2
Ada 2 kelompok faktor risiko DM tipe 2, yaitu yang tidak bisa
dimodifikasi dan yang bisa dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak bisa
dimodifikasi yaitu :
a. Ras dan etnik
b. Riwayat keluarga dengan diabetes
c. Usia. Berdasarkan data statistik usia > 45 tahun terjadi peningkatan risiko
untuk menderita intoleransi glukosa dan lebih rentan terhadap DM tipe 2.
d. Riwayat melahirkan bayi dengan berat badan (BB) bayi lahir > 4000 gram
atau riwayat pernah menderita DM gestasional.
e. Riwayat lahir dengan BB rendah, kurang dari 2,5 kg. Bayi yang lahir dengan
BB rendah mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding dengan bayi dengan
BB normal (Perkeni, 2006).
Faktor risiko yang bisa dimodifikasi yaitu
a. Berat badan lebih (BMI > 23kg/m2).
b. Gaya hidup. Kurangnya aktivitas fisik dan kurang berolah raga.
c. Pola makan. Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji, makanan kolesterol
tinggi, mengonsumsi alkohol.
d. Hipertensi (> 140/90 mmHg).
e. Merokok. Merokok meningkatkan risiko DM tipe 2. Pada sebuah penelitian
selama 6 tahun yang melibatkan 40,000 orang laki-laki berusia 40 hingga 75
tahun didapatkan hasil bahwa merokok sebanyak 1 bungkus atau lebih setiap
hari akan melipatgandakan risiko terjadinya DM tipe 2. Selain itu juga, pasien
DM yang merokok akan meningkatkan risiko komplikasi. Tujuh puluh lima
10
persen pasien DM meninggal akibat masalah kardiovaskular seperti serangan
jantung dan stroke akibat rokok, karena rokok membuat kerja jantung lebih
berat dengan vasokonstriksi, peningkatan denyut jantung dan peningkatan
tekanan darah.
f. Obesitas khususnya sentral (Nathan, Cagliero, 2001).
Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes :
a. Penderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau keadaan klinis lain yang
terkait dengan resistensi insulin.
b. Penderita sindrom metabolik. Memiliki riwayat toleransi glukosa terganggu
(TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya. Memiliki
riwayat penyakit kardiovaskular, seperti stroke, PJK( Penyakit Jantung
Koroner), PAD (Peripheral Arterial Diseases) (Perkeni, 2006).
2.1.11 Gambaran Klinis dan Patofisiologi DM Tipe 2
Tabel 2-1. Gejala DM tipe 2
Gejala yang pada umumnya terjadi pada DM tipe 2 adalah:
• 3P (Poliuria, Polidipsia, Polifagia)
•
Poluria adalah peningkatan frekuensi berkemih
•
Polidipsia adalah peningkatan rasa haus sehingga minum banyak air
•
Polifagia adalah peningkatan nafsu makan
•
Turunnya berat badan
•
Visus menurun
•
Infeksi kulit
•
Fatigue
•
Luka sulit sembuh
•
Rasa terbakar, tertusuk atau gatal pada kulit biasanya pada ekstremitas.
Dikutip dan telah diolah kembali dari Funnel, M. 2004. Michigan Diabetes Research and Training
Center. Diakses dari http://www.med.umich.edu/1libr/guides/noninsul.htm
Gejala awal dari diabetes berhubungan dengan peningkatan kadar gula
darah dan jumlah glukosa yang dikeluarkan melalui urin. Tingginya jumlah
glukosa dalam urin akan meningkatkan output urin (poliuria) sehingga dapat
menyebabkan dehidrasi. Kemudian dehidrasi menyebabkan rasa haus dan
peningkatan konsumsi air (polidipsia) (Nathan, Cagliero, 2001).
11
Ketidakmampuan insulin untuk bekerja secara normal akan mempengaruhi
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Insulin merupakan hormon anabolik
yang dapat membantu penyimpanan lemak dan protein. Defisiensi insulin yang
relatif maupun absolut akan menyebabkan kehilangan berat badan meskipun nafsu
makan meningkat (polifagia). Beberapa pasien diabetes juga mengeluh lelah,
mual dan muntah. Pasien diabetes mudah mengalami infeksi kandung kemih, kulit
dan daerah sekitar organ reproduksi eksterna. Fluktuasi kadar gula darah akan
menyebabkan kaburnya penglihatan. Peningkatan ekstrim dapat menyebabkan
ketidaksadaran dan koma (Nathan, Cagliero, 2001).
2.1.12 Diagnosis DM Tipe 2
Diagnosis DM tipe 2 ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa
darah. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria. Guna
penentuan diagnosis DM tipe 2, pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan
adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan darah plasma vena.
Penggunaan bahan darah utuh, vena ataupun kapiler tetap dapat digunakan dengan
memperhatikan angka-angka kriteria diagnostik yang berbeda sesuai pembakuan
oleh WHO. Sedangkan untuk tujuan pemantauan hasil pengobatan dapat
menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler (Alberti, 1998).
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada diabetes. Kecurigaan adanya DM
tipe 2 perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik seperti:
a. Poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya.
b. Keluhan lain berupa : badan lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita (Alberti, 1998).
Diagnosis DM tipe 2 dapat ditegakkan melalui tiga cara. Yaitu:
a. Jika keluhan klasik ditemukan dan pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥ 200
mg/dL.
b. Dengan TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral). Meskipun TTGO dengan beban
75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan
glukosa darah puasa, namun TTGO sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan
dalam praktek sangat jarang dilakukan.
c. Dengan pemeriksaan glukosa darah puasa (Alberti, 1998).
12
Tabel 2-2. Kriteria diagnosis DM tipe 2
Kriteria diagnosis DM tipe 2 untuk dewasa tidak hamil
•
Gejala klasik DM + glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L), atau
•
Gejala klasik DM + kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL (7,0 mmol/L),
atau
•
Kadar glukosa darah 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
Dikutip dan telah diolah kembali dari Alberti, KG. 1998. Definition, diagnosis and classification
of diabetes mellitus and its complications. Part 1: diagnosis and classification of diabetes mellitus
provisional report of a WHO consultation. Diabet Med (7) : 539-53. Diakses dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9686691
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM tipe
2, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa
Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) tergantung dari hasil
yang diperoleh.
a. TGT = glukosa darah plasma 2 jam setelah beban antara 140-199 mg/dL (7,811,0mmol/L).
b. GDPT
= glukosa darah puasa antara 100-125 mg/dL (5,6-6,9 mmol/L)
(Alberti, 1988)
13
Gambar 2-3. Bagan langkah-langkah diagnostik DM dan gangguan
Dikutip dari Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2
di Indonesia 2006
2.1.13 Komplikasi DM Tipe 2
Komplikasi yang ditimbulkan diabetes secara umum merupakan akibat
dari gangguan vaskuler, baik makrovaskuler maupun mikrovaskuler. Organ yang
sering terkena dampaknya adalah mata (katarak diabetik, retinopati diabetik dll),
ginjal (nefropati diabetik) dan saraf (neuropati) (UKPDS, 1998).
Dalam perjalanan penyakit DM, dapat terjadi penyulit akut dan menahun :
a. Penyulit akut
1) Ketoasidosis diabetik
2) Hiperosmolar non ketotik
14
3) Hipoglikemia
b. Penyulit menahun
1) Makroangiopati :
a) Pembuluh darah jantung
b) Pembuluh darah tepi (perifer). Penyakit arteri perifer sering terjadi pada
penyandang diabetes. Terkadang ulkus iskemik kaki merupakan
kelainan yang pertama muncul.
c) Pembuluh darah otak
2) Mikroangiopati:
a) Retinopati diabetik. Pengendalian kadar glukosa dan tekanan darah
yang baik akan mengurangi risiko dan memberatnya retinopati.
b) Nefropati diabetik.
c) Neuropati. Yang tersering dan paling penting adalah neuropati perifer,
berupa hilangnya sensasi distal. Berisiko tinggi untuk terjadinya ulkus
kaki dan amputasi. Gejala yang sering dirasakan kaki terasa terbakar
dan bergetar sendiri, dan lebih terasa sakit saat malam hari (Nathan,
Cagliero, 2001)
15
2.2 Kerangka Konsep
Gambar 2-4. Kerangka Konsep Penelitian Prevalensi DM Tipe 2
Pada Obesitas Sentral
2.3 Definisi Operasional
No
1
Variable
Konsumsi
fast food
2
Olah Raga
3
Merokok
4
Konsumsi
Definisi Operasional
Frekuensi responden
mengonsumsi makanan
cepat saji yang
kandungan gizinya
kurang baik. Sering =
1 kali dalam seminggu
atau lebih, jarang = 1
kali dalam sebulan atau
kurang, tidak pernah =
tidak pernah sama
sekali.
Frekuensi responden
berolah raga per
minggu. Sering = 1
kali dalam seminggu
atau lebih, jarang = 1
kali dalam sebulan atau
kurang, tidak pernah =
tidak pernah olah raga
dalam 1 tahun terakhir
Faktor risiko merokok
pada diri responden
Alat Ukur
Kuesioner
Cara Ukur
Wawancara
Hasil Ukur
2 = sering
1 = jarang
0 = tidak
pernah
Skala
Ordinal
Kuesioner
Wawancara
2 = tidak
pernah
1 = jarang
0 = sering
Ordinal
Kuesioner
Wawancara
Ordinal
Faktor risiko konsumsi
Kuesioner
Wawancara
2 = ya, masih
1 = sudah
berhenti
0 = tidak
pernah
2 = ya, masih
Ordinal
16
alkohol
alkohol pada diri
responden
1 = sudah
berhenti
0 = tidak
pernah
1 = ada
0 = tidak ada
5
Riwayat
Penyakit
Keluarga
Kuesioner
Wawancara
6
Obesitas
Sentral
Pita Pengukur
(measuring
tape)
Telaah data
lingkar
pinggang
1=
kriteria (+)
0=
kriteria (-)
Nominal
7
Diabetes
Mellitus tipe
2
Kuesioner dan
glukometer
Telaah data
kuesioner serta
hasil GDS
dan/atau GDP
0 = negatif DM
tipe 2
1 = positif DM
tipe 2
Nominal
8
Jenis
Kelamin
Kuesioner
Wawancara
1=
laki-laki
2 = perempuan
Nominal
9
Umur
Riwayat keluarga yang
satu garis keturunan
dengan responden
memiliki penyakit DM
tipe 2
Suatu keadaan dimana
lingkar pinggang ≥ 80
cm untuk perempuan
dan ≥ 90 cm untuk
laki-laki
Penyakit metabolik
dengan karakteristik
hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja
insulin atau keduaduanya
Keadaan tubuh yang
membedakan manusia
secara fisik
berdasarkan fungsinya
Lamanya hidup
dihitung berdasarkan
ulang tahun terakhir
Kuesioner
Wawancara
Ordinal
10
BMI
Body Mass Index atau
Indeks Massa Tubuh.
Perbandingan antara
berat badan (dalam
kilogram) dengan
kuadrat tinggi badan
(dalam meter)
Timbangan
berat badan
standar
(bathroom
scale) dan
sadiometer
Telaah data
berat badan dan
tinggi badan
11
Hipertensi
Faktor risiko tekanan
darah tinggi pada diri
responden
Sphygmomanometer
Telaah data
tekanan sistolik
atau diastolik
12
Gejala Klinis
Kuesioner
Wawancara
13
GDP
Glukometer
Pengambilan
sample darah
untuk tes kadar
gula darah
1 = kriteria DM
tipe 2 (+)
0 = kriteria DM
tipe 2 (-)
Nominal
14
GDS
Gejala-gejala klinis
DM tipe 2 yang
terdapat pada diri
responden
Kadar gula darah
responden dengan
mengambil darah vena
atau kapiler setelah
puasa minimal selama
8 jam
Kadar gula darah
1 = ≤ 20 tahun
2 = 21-30 tahun
3 = 31-40 tahun
4 = 41-50 tahun
5 = 51-60 tahun
6 = > 60 tahun
1=
underweight
2 = normal
3 = overweight
4 = obesitas
derajat 1
5 = obesitas
derajat 2
1 = normal
2 = pra
hipertensi
3 = hipertensi
derajat 1
4 = hipertensi
derajat 2
1 = gejala (+)
0 = gejala (-)
Glukometer
Pengambilan
1 = kriteria DM
Nominal
Nominal
Ordinal
Ordinal
Nominal
17
responden dengan
mengambil darah vena
atau kapiler yang
diperiksakan tanpa
memperhatikan jam
makan terakhir
sample darah
untuk tes kadar
gula darah
tipe 2 (+)
0 = kriteria DM
tipe 2 (-)
BAB 3
METODE PENELITIAN
3. 1. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji potong lintang atau
cross sectional untuk mendapatkan angka prevalensi DM tipe 2 pada obesitas
sentral.
3. 2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1
Tempat penelitian
Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Kodya Tangerang Provinsi Banten
3.2.2
Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2009
3.3 Populasi dan Sample
3. 3. 1. Populasi dan sample yang diteliti
• Populasi adalah subjek yang tinggal di Kelurahan Tajur Kecamatan
Ciledug Kodya Tangerang target
• Sample adalah subjek dengan obesitas sentral yang mempuyai kriteria
lingkar pinggang ≥ 90 cm untuk laki-laki dan ≥ 80 cm untuk perempuan, di
Kelurahan Tajur Ciledug.
3. 3. 2. Jumlah sample
Rumus jumlah sample yang dibutuhkan untuk mengetahui prevalensi
n1 = Zα2 (PQ)
d2
•
α= 0,05 Æ Zα = 1.96 (tabel kurva normal)
•
d = akurasi 10%, = presisi = tingkat ketelitian yaitu kesalahan maksimal
yang dapat ditolerir, pada umumnya diambil 5% atau 10%
•
P = prevalensi atau proporsi orang yang mempunyai LP ≥ 90cm untuk
laki-laki dan ≥ 80 cm untuk perempuan. Persentase taksiran hal / variable
18
19
yang diteliti, diambil dari referensi, bila tidak diketahui adalah 50%,
dengan catatan tidak akan kekurangan jumlah sample.
•
Q=1–P
n2 = n1 + 10% n1
n2 = besar sample ditambah substitusi 10 % (substitusi adalah persen responden
yang mungkin drop out).
•
α = 0,05 Æ Z α = 1.96 (tabel kurva normal)
•
d = diambil oleh peneliti 10%
•
P = 51,1 % dari hasil penelitian di Bali.
•
Q = 1 – 0,511 = 0.489
Untuk menjaga kemungkinan adanya sample penelitian yang drop out, jumlah
sample ditambah menjadi:
n2 = 95,993 + 10 % (95,993) = 105,5923 ~ 106
Jadi, dalam penelitian ini dibutuhkan subjek minimal sebanyak 106 orang.
3. 3. 3. Cara pengambilan sample
Pengambilan sample dengan menggunakan Simple random sampling.
3. 3. 4. Kriteria sample
3. 3. 4. 1. Kriteria inklusi
a. Laki-laki dengan lingkar pinggang ≥ 90 cm atau perempuan dengan
lingkar pinggang ≥ 80 cm.
b. Warga yang tinggal dan menetap di Kelurahan Tajur Ciledug.
c. Bersedia dijadikan subjek penelitian.
d. Usia ≥ 20 tahun.
e. Ada pada saat pengambilan sample
19
20
3. 3. 4. 2. Kriteria eksklusi
a. Wanita hamil
b. Ascites
c. Subjek yang tidak dapat bekerja sama
3.4 Cara Kerja Penelitian
Data penduduk di
Kelurahan Tajur
Ciledug
Kriteria Inklusi (+)
Kriteria Eksklusi (-)
Subjek penelitian
Identitas subjek
penelitian
Mengumpulkan
informasi
Pengolahan data
Analisis data
Penulisan laporan
penelitian
Gambar 3-1. Alur penelitian prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral di
Kelurahan Tajur Ciledug tahun 2009
20
21
3.5 Managemen Data
3.5.1
Pengumpulan data
Data yang digunakan merupakan data kuantitatif yang pengumpulannya
dilakukan langsung oleh peneliti terhadap subjek penelitian (data primer). Adapun
proses dalam pengumpulan data yaitu :
a. Menjelaskan kepada subjek penelitian tujuan dan cara kerja.
b. Meminta persetujuan (informed consent) subjek untuk dijadikan sample
dalam penelitian penelitian.
c. Mengukur antropometri berupa :
•
Berat badan yang diukur dengan menggunakan bathroom scale
(timbangan berat badan standar) dalam posisi berdiri tegap.
•
Tinggi badan yang diukur dengan menggunakan stadiometer dalam posisi
tegap.
•
Lingkar pinggang subjek penelitian untuk memastikan bahwa sesuai
dengan kriteria inklusi, dengan mengukur keliling perut melalui
pertengahan Krista iliaka dengan tulang iga terbawah secara horizontal,
menggunakan pita pengukur (measuring tape).
•
Menentukan BMI. Diukur dengan menggunakan rumus berat badan dalam
satuan kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter.
d. Meminta subjek penelitian untuk mengisi kuesioner.
e. Memandu subjek penelitian dalam mengisi kuesioner.
f. Mengukur tekanan darah subjek dengan menggunakan sphygmomanometer.
g. Mengukur kadar gula darah sewaktu (GDS) atau gula darah puasa (GDP)
subjek penelitian dengan menggunakan glukometer.
3.5.2
Pengolahan, analisis dan penyajian data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dan dianalisis dengan
komputer program microsoft excel dan SPSS 10.0 for windows. Data yang
didapat disajikan dalam bentuk tekstuler dan tabuler. Data dianalisis dengan cara
analisis univariat untuk mendapatkan frekuensi dan persentase dari masingmasing variable, baik independen maupun variable dependen.
21
22
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hal-Hal Yang Ditemukan Saat Pengambilan Data
Dari laporan kependudukan terakhir bulan Agustus 2009 yang diterima
kelurahan dari setiap rukun warga (RW) yang berjumlah 9 RW didapatkan data.
Jumlah penduduk di RW 01 sebanyak 12.941 orang, di RW 02 sebanyak 12.941
orang, di RW 03 sebanyak 12.955 orang, di RW 04 sebanyak 12.959 orang, di
RW 05 sebanyak 12.962 orang, di RW 06 sebanyak 12.970 orang, di RW 07
sebanyak 12.970 orang, di RW 08 sebanyak 12.970 orang dan di RW 09 sebanyak
12.970 orang.
Dari keseluruhan penduduk yang tinggal di kelurahan Tajur, terdapat 2
jenis pemukiman yang pertama yaitu pemukiman kompleks (Puri Kartika dan
Wisma Tajur) dengan karakteristik alamat ada nama jalan, blok, nomor rumah,
RT (Rukun Tetangga) dan RW, sedangkan yang kedua yaitu pemukiman
perkampungan dengan karakteristik alamat nama kampung, nomor rumah, RT dan
RW.
Setelah mendapat persetujuan dari Lurah Tajur, peneliti melakukan
pengumpulan data primer dengan cara mengirim undangan pada alamat tertentu
yang didapat secara simple random sampling agar datang ke rumah ketua RT atau
ketua RW atau posyandu di RW setempat untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan. Kemudian responden yang datang diberi penjelasan dan diminta
persetujuannya untuk diikut sertakan dalam penelitian ini.
Setelah menandatangani surat persetujuan, peneliti memeriksa responden
untuk menilai kriteria inklusi. Dari 130 responden yang datang terdapat sebanyak
107 responden yang memenuhi kriteria inklusi yang selanjutnya dapat disebut
sebagai subjek penelitian. Semua subjek penelitian diminta untuk mengisi
kuesioner dibawah bimbingan peneliti dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan
tekanan darah, antropometri, dan kadar gula darah sewaktu (GDS) atau gula darah
puasa (GDP) tergantung dari kondisi subjek penelitian saat datang.
22
23
4.2 Analisis Univariat
4.2.1
Karakteristik subjek penelitian
50
40
30
Persentase
20
10
0
01
02
03
04
05
06
09
Gambar 4-1.
RWDiagram Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan RW
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa subjek penelitian berasal dari
RW 01, 02, 03, 04, 05, 06 dan 09. Dengan masing-masing perbandingan
persentase RW 01 : RW 02 : RW 03 : RW 04 : RW 04 : RW 05 : RW 06 : RW 09
yaitu 5,6 % : 22,4 % : 6,5 % : 6,5 % : 4,7 % : 14 % : 40,2 %. Dan subjek
penelitian terbanyak berasal dari RW 09 yaitu 40,2% dan paling sedikit dari RW
05 yaitu 4,7%.
Tabel 4-1. Sebaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan,
pendidikan dan status pernikahan
Variable
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Usia (tahun)
21-30
31-40
41-50
51-60
> 60
Pekerjaan
Tidak bekerja
Mahasiswa
Ibu rumah tangga
Buruh
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Karyawan swasta
Wirausaha
Jumlah (n)
Persentase (%)
32
75
29,9
70,1
15
30
39
17
6
14,0
28,0
36,4
15,9
5,6
11
3
44
2
9
17
18
10,3
2,8
41,1
1,9
8,4
15,9
16,8
22
24
Tabel 4-1 (Sambungan)
Variable
Pekerjaan
Pensiunan
Pendidikan Terakhir
Tidak sekolah
Tidak tamat SD atau sederajat
Tamat SD atau sederajat
Tamat SMP atau sederajat
Tamat SMA atau sederajat
Perguruan tinggi
Status Pernikahan
Belum menikah
Menikah
Janda/duda
Jumlah (n)
Persentase (%)
3
2,8
2
3
11
16
50
25
1,9
2,8
10,3
15,0
46,7
23,4
6
97
4
5,6
90,7
3,7
Sebaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa
jumlah perempuan lebih banyak dari jumlah laki-laki yaitu 75 orang (29,9 %) dan
32 orang (70,1 %).
Untuk sebaran berdasarkan usia didapatkan kelompok usia 21-30 tahun
sebanyak 15 orang (14,0%), kelompok usia 31-40 tahun sebanyak 30 orang (28,0
%), kelompok usia 41-50 tahun sebayak 39 orang (36,4 %), kelompok usia 51-60
tahun sebanyak 17 orang (15,9 %) dan kelompok usia diatas 60 tahun sebanyak 6
orang (5,6 %).
Sebaran berdasarkan pekerjaan dapat diketahui bahwa jumlah subjek
penelitian yang tidak bekerja sebanyak 11 orang (10,3 %), mahasiswa sebanyak 3
orang (2,8 %), ibu rumah tangga sebanyak 44 orang (41,1 %), buruh sebanyak 2
orang (1,9 %), Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 9 orang (8,4 %), karyawan
swasta sebanyak 17 orang (15,9 %), wirausaha sebanyak 18 orang (16,8 %) dan
pensiunan sebanyak 3 orang (2,8 %).
Sebaran subjek penelitian berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel
diatas bahwa jumlah yang tidak sekolah sebanyak 2 orang (1,9 %), tidak tamat SD
sebanyak 3 orang (2,8 %), tamat SD atau sederajat sebanyak 11 orang (10,3 %),
tamat SMP atau sederajat sebanyak 16 orang (15 %), tamat SMA atau sederajat
sebanyak 50 orang (46,7 %) dan perguruan tinggi sebanyak 25 orang (23,4 %).
Sebaran subjek penelitian berdasarkan status pernikahan didapatkan
sebanyak 6 orang (5,6 %) belum menikah, 97 orang (90,7 %) menikah dan 4
orang (3,7 %) janda atau duda.
22
25
Tabel 4-2. Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tekanan Darah (JNC VII)
Pengelompokkan
Tekanan Darah
Normal
Pra-hipertensi
Hipertensi derajat 1
Hipertensi derajat 2
TOTAL
Tekanan Darah
Jumlah (n) Persentase (%)
39
36,4
17
15,9
35
32,7
16
15,0
107
100,0
Dari tabel diatas dapat diketahui sebaran subjek penelitian berdasarkan
tekanan darah (JNC VII) sebanyak 39 orang (36,4 %) dengan tekanan darah
normal, 17 orang (15,9 %) dengan pra-hipertensi, 35 orang (32,7 %) dengan
hipertensi derajat 1 dan 16 orang (15 %) dengan hipertensi derajat 2.
Tabel 4-3. Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Pengelompokkan BMI
Kategori BMI
Underweight
Normal
Overweight
Obesitas 1
Obesitas 2
TOTAL
Jumlah (n)
2
32
20
41
12
107
Persentase (%)
1,9
29,9
18,7
38,3
11,2
100,0
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari seluruh subjek penelitian dengan
obesitas sentral terdapat 2 orang (1,9 %) termasuk kategori underweight, 32 orang
(29,9 %) normal, 20 orang (18,7 %) overweight, 41 orang (38,3 %) obesitas 1 dan
12 orang (11,2 %) obesitas 2.
4.2.2
Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral
Tabel 4-4. Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral
Diagnosis
DM
Non-DM
TOTAL
Jumlah (n)
12
95
107
Persentase (%)
11,2
88,8
100,0
22
26
100
80
60
40
Jumlah
20
0
NEGATIF DM tipe 2
POSITIF DM tipe 2
Diagnosis DM tipe 2
Gambar 4-2. Diagram Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 107 orang subjek
penelitian dengan obesitas sentral terdapat 12 orang yang dapat didiagnosis DM
tipe 2 atau dapat dikatakan bahwa prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral
sebesar 11,2 %.
4.2.3
Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral
a. Berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4-5. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
TOTAL
Jumlah DM Tipe 2
4
8
12
Dari tabel 4-5 dapat diketahui jumlah perempuan dengan DM tipe 2 dua
kali lebih banyak dari laki-laki, yaitu 8 orang (66,66 %) dan 4 orang (33,33 %).
b. Berdasarkan usia
Tabel 4-6. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Usia
Usia (tahun)
Jumlah DM Tipe 2
21-30
31-40
41-50
51-60
Lebih dari 60
TOTAL
0
3
6
2
1
12
22
27
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kejadian DM tipe 2 pada obesitas
sentral terbanyak pada kelompok usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 6 orang (50 %),
sisanya sebanyak 3 orang (25 %) berusia 31-40 tahun, 2 orang (16,66 %) berusia
51-60 tahun dan 1 orang (8,33 %) berusia lebih dari 60 tahun.
c. Berdasarkan faktor risiko hipertensi
Tabel 4-7. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Faktor Risiko
Hipertensi
Pengelompokkan Tekanan Darah
Jumlah DM Tipe 2
Normal
Pra-Hipertensi
Hipertensi derajat 1
Hipertensi derajat 2
TOTAL
0
4
4
4
12
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah DM tipe 2 dengan kategori
pra-hipertensi, hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2 sama masing-masing
sebanyak 4 orang (33,33 %). Jumlah hipertensi sebanyak 8 orang (jumlah
hipertensi derajat 1 + jumlah hipertensi derajat 2) dalam persentase dinyatakan
sebesar 66,66 %.
d. Berdasarkan faktor risiko riwayat keluarga DM
Tabel 4-8. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Faktor
Risiko Riwayat Keluarga DM
Riwayat Keluarga
Jumlah DM Tipe 2
Tidak ada / tidak tahu
Ada
TOTAL
5
7
12
Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat 5 penderita DM tipe 2 (41,66 %)
tanpa riwayat keluarga dan sisanya 7 orang (58,33 %) mempunyai riwayat
keluarga menderita DM tipe 2.
e. Berdasarkan Faktor Risiko Merokok
Tabel 4-9. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Pada Obesitas Sentral
Berdasarkan Faktor Risiko Merokok
Merokok
Jumlah DM Tipe 2
Tidak
Ya, sudah berhenti
Ya
TOTAL
7
3
2
12
22
28
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 7 penderita DM tipe 2
(58,33 %) tidak merokok, 3 orang lainnya (25 %) adalah perokok namun sudah
berhenti dan sisanya 2 orang (16,66 %) masih perokok aktif.
f. Berdasarkan Faktor Risiko Konsumsi Alkohol
Tabel 4-10. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Faktor Risiko
Konsumsi Alkohol
Konsumsi Alkohol
Tidak
ya,sudah berhenti
Ya
TOTAL
Jumlah DM Tipe 2
11
1
0
12
Dari tabel diatas diketahui bahwa hanya ada 1 penderita DM tipe 2 (8,33
%) yang pernah konsumsi alkohol sisanya 11 orang (91,66 %) tidak pernah
konsumsi alkohol.
g. Berdasarkan Faktor Risiko Konsumsi Fast Food
Tabel 4-11. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Faktor Risiko
Konsumsi Fast Food
Konsumsi Fasfood
Jumlah DM Tipe 2
Tidak pernah
Jarang
Sering
TOTAL
2
6
4
12
Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat 2 penderita DM tipe 2 (16,66 %)
tidak pernah konsumsi fast food, 6 penderita DM tipe 2 (50 %) jarang konsumsi
fast food dan 4 orang lainnya (33,33 %) sering konsumsi fast food.
h. Berdasarkan Faktor Risiko Kurang Olah Raga
Tabel 4-12. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Faktor
Risiko Kurang Olah Raga
Olah Raga
Sering
Jarang
Tidak pernah
TOTAL
Jumlah DM Tipe 2
1
5
6
12
Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat 1 penderita DM tipe 2
(8,33
%) sering olah raga, 5 penderita DM tipe 2 (41,66 %) jarang olah raga dan 6 orang
sisanya (50 %) tidak pernah olah raga.
22
29
4.3 Pembahasan
4.3.1
Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini menilai angka prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral di
Kelurahan Tajur Tahun 2009. Metodologi yang digunakan adalah cross sectional
yang merupakan studi deskriptif. Analisis dalam penelitian ini hanya dilakukan
secara univariat, karena peneliti hanya ingin mengetahui gambaran masingmasing variable tanpa menganalisis hubungan antar variable. Pada analisis
univariat akan terlihat sebaran jumlah dan persentase dari setiap variable.
4.3.2 Keterbatasan Penelitian
a. Terbatasnya waktu saat pengambilan sample karena harus menyelesaikan
penelitian dalam kurun waktu sebulan.
b. Cukup banyak subjek penelitian yang berpendidikan rendah (15 %) yang
kurang mengerti dan butuh bimbingan untuk menjawab pertanyaan yang
terdapat di kuesioner.
c. Tingginya angka subjektivitas dalam menjawab pertanyaan yang terdapat
dalam kuesioner karena menanyakan mengenai gejala DM tipe 2 yang
mungkin dialami oleh subjek penelitian.
d. Pada pemeriksaan kadar gula darah diambil sample dari darah kapiler
sehingga hasilnya tidak sebaik nilai kadar gula darah dari vena.
4.3.3 Karakteristik Responden Dengan Obesitas Sentral Di Kelurahan
Tajur Ciledug Tahun 2009
Sample diambil dari 7 RW dari 9 RW yang terdapat di Kelurahan Tajur,
yaitu RW 01, 02, 03, 04, 05, 06, dan 09. Para responden yang menerima undangan
datang ke rumah ketua RT atau ketua RW atau posyandu di RW setempat untuk
dilakukan pemeriksaan kesehatan. Didapatkan total keseluruhan responden yang
datang sebanyak 130 orang, namun hanya 107 orang yang memenuhi kriteria
inklusi.
Dari 107 orang subjek penelitian, sebanyak 75 orang (70,1 %) diantaranya
adalah perempuan sedangkan 32 orang (29,9 %) sisanya adalah laki-laki.
Sementara pada penelitian yang dilakukan di Korea prevalensi obesitas sentral
lebih besar pada laki-laki dibanding perempuan yaitu 23,4 % dan23,1 %. Hal ini
terjadi karena beberapa hal yang pertama karena berdasarkan data kependudukan
22
30
Kelurahan Tajur Bulan Agustus 2009 diketahui bahwa jumlah perempuan di
Kelurahan Tajur lebih banyak dari jumlah laki-laki dengan persentase jumlah
perempuan dan jumlah laki-laki masing-masing 54,04 % dan 45,96 %. Hal kedua
yaitu saat pengumpulan data terlihat bahwa perempuan lebih perhatian pada
kesehatan dibanding laki-laki.
Sebaran berdasarkan usia dapat dilihat bahwa subjek penelitian dengan
obesitas sentral banyak berasal dari kelompok usia 41-50 tahun. Hal ini terjadi
karena pada usia di atas 40 tahun risiko obesitas sentral meningkat akibat pola
makan, gaya hidup yang kurang baik dan umumnya aktivitas fisik mulai
berkurang. Sebaran berdasarkan pendidikan terakhir didominasi oleh tamat SMA
atau sederajat. Jika pendidikan terakhir dikelompokkan menjadi tidak sekolah,
tidak tamat SD dan tamat SD atau sederajat termasuk kelompok pendidikan
rendah, tamat SMP atau sederajat dan tamat SMA atau sederajat termasuk
kelompok
pendidikan
menengah,
sedangkan perguruan tinggi termasuk
pendidikan tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek penelitian
berpendidikan menengah. Pendidikan sangat mempengaruhi pola hidup dan
prilaku kesehatan misalnya kesadaran akan pentingnya olah raga dan asupan gizi
seimbang harian.
Sebaran responden berdasarkan status pernikahan, sebagian besar menikah
(90,7 %) namun tidak ditemukan secara langsung hubungan antara status
pernikahan dengan obesitas sentral yang berkenaan sebagai faktor risiko risiko
DM tipe2.
Pada tabel sebaran responden berdasarkan tekanan darah menurut kriteria
JNC VII diketahui bahwa persentase hipertensi (derajat 1+ derajat 2) pada
obesitas sentral sebesar 47,7 %. Persentase yang cukup besar ini dapat terjadi
karena obesitas sentral selain sebagai faktor risiko terhadap gangguan metabolik
juga sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular salah satunya hipertensi.
Pada tabel yang menyatakan sebaran subjek penelitian berdasarkan
kelompok BMI didapatkan 1,9 % orang dengan obesitas sentral justru termasuk
kategori underweight jika dilihat dari BMI-nya, 29,9 % termasuk kategori normal,
18,7 % kategori overweight, 38,3 % kategori obesitas 1 dan 11,2 % kategori
obesitas 2. Dapat disimpulkan bahwa 31,8 % obesitas sentral memiliki kategori
22
31
BMI underweight hingga normal dan prevalensi obesitas pada obesitas sentral
sebesar 49,5 %. Dengan ditetapkannya obesitas sentral sebagai faktor risiko yang
lebih
berbahaya
terhadap
kejadian
penyakit
gangguan
metabolik
dan
kardiovaskular maka semakin rendah batas aman dari ukuran tubuh seseorang.
4.3.4
Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM tipe 2) Pada Obesitas Sentral
Di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009
Dapat diketahui besarnya prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral di
Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 yaitu sebesar 11,2 %. Angka ini didapatkan
dari 107 subjek penelitian terdapat 12 orang yang positif dapat didiagnosis DM
tipe 2 berdasarkan kriteria adanya gejala klinis berupa 3P (poliuria, polidipsia dan
polifagia), penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, keluhan sering
kesemutan dan badan lemah ditambah dengan nilai gula darah sewaktu (GDS)
yang ≥ 200 mg/dl atau nilai gula arah puasa (GDP) ≥ 126 mg/dl. Belum dapat
ditemukan angka prevalensi diabetes mellitus tipe 2 pada obesitas sentral di
penelitian sebelumnya, beberapa penelitian yang pernah dilakukan kebanyakan
menggambarkan prevalensi obesitas sentral atau diabetes tipe 2 pada populasi
tertentu secara terpisah. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng dkk
didapatkan obesitas sentral mempunyai rasio risiko relatif terhadap DM tipe 2
sebesar 3,04.
4.3.5 Sebaran DM Tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Hipertensi,
Riwayat Keluarga, Merokok, Konsumsi Alkohol, Konsumsi Fast Food
dan Kurang Olah Raga
Jenis kelamin bukan merupakan faktor risiko dari DM tipe 2 namun secara
epidemiologi jumlah penderita DM tipe 2 lebih banyak laki-laki. Pada penelitian
ini didapatkan bahwa angka kejadian DM tipe 2 berdasarkan jenis kelamin lakilaki dibanding perempuan adalah 1:2. Hal ini dapat terjadi karena subjek pnelitian
mayoritas adalah perempuan dan perempuan juga dipengaruhi faktor hormonal.
Usia merupakan faktor risiko DM tipe 2, angka kejadian DM tipe 2
meningkat pada usia > 45 tahun. Sesuai dengan kepustakaan yang didapat, pada
penelitian ini didapatkan bahwa angka kejadian DM tipe 2 terbesar pada rentan
usia 41-50 tahun yaitu sebesar 50 %.
22
32
Banyaknya penderita DM tipe 2 sama untuk subjek penelitian dengan
kategori pra hipertensi, hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2, yaitu 4 orang.
Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg (hipertensi derajat 1 atau derajat 2) merupakan
faktor risiko terjadinya DM tipe 2. sesuai dengan kepustakaan bahwa subjek
dengan DM tipe 2 lebih banyak yang memiliki tekanan darah tinggi lebih.
Sebaran DM tipe 2 berdasarkan riwayat keluarga didapatkan cukup besar
penderita dengan riwayat keluarga positif yaitu 58,33 %. Hal ini sesuai dengan
kepustakaan bahwa penderita DM tipe 2 sebagian besar memiliki riwayat keluarga
DM.
Sebaran DM tipe 2 berdasarkan faktor risiko merokok didapatkan 58,33 %
penderita DM tipe 2 tidak merokok, merupakan persentase yang lebih besar dari
penderita yang perokok. Hal ini dapat terjadi karena mayoritas subjek penelitian
adalah perempuan.
Sebaran DM tipe 2 berdasarkan faktor risiko konsumsi alkohol juga tidak
sesuai kepustakaan, pada penelitian ini jumlah penderita DM tipe 2 yang tidak
mengonsumsi alkohol lebih banyak. Ini juga terjadi karena mayoritas subjek
penelitian adalah perempuan dan muslim.
Sebaran DM tipe 2 berdasarkan faktor risiko konsumsi fast food didapatkan
kejadian terbesar DM tipe 2 pada kelompok yang jarang mengonsumsi fast food
jika dibandingkan dengan yang tidak pernah. Pada kepustakaan seharusnya
kelompok yang sering jumlahnya lebih besar, namun hal ini tidak sesuai dengan
hasil penelitian ini dimungkinkan karena meskipun frekuensinya termasuk jarang
peneliti tidak mengetahui banyaknya fast food yang dimakan tiap kali.
Sebaran DM tipe 2 berdasarkan faktor risiko kurang olah raga pada
penelitian ini sesuai dengan kepustakaan yaitu kelompok subjek yang tidak pernah
olah raga merupakan kelompok yang terbesar angka kejadiannya.
22
1
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun
2009 yaitu sebesar 11,2 %.
b. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh
perempuan (70,1 %) dan laki-laki (29,9 %). Berdasarkan usia terbanyak yaitu
41-50 tahun (36,4 %). Berdasarkan pekerjaan terbanyak yaitu ibu rumah
tangga (41,12 %). Berdasarkan pendidikan terbanyak yaitu tamat SMA atau
sederajat (46,72 %). Berdasarkan status pernikahan terbanyak yaitu menikah
(90,65 %). Berdasarkan tekanan darah sebesar 47,7 % subjek penelitian
dengan hipertensi. Berdasarkan kriteria obesitas sebesar 49,5 % subjek
penelitian dengan obesitas.
c. Sebaran DM tipe 2 pada obesitas sentral berdasarkan jenis kelamin terbanyak
pada perempuan, berdasarkan usia terbanyak kelompok usia 41-50,
berdasarkan faktor risiko hipertensi jumlahnya sama antara pra hipertensi,
hipertensi derajat 1 dan derajat 2. Sebaran berdasarkan riwayat penyakit
keluarga mayoritas memiliki riwayat keluarga DM tipe 2, berdasarkan faktor
risiko merokok mayoritas adalah tidak merokok, berdasarkan faktor risiko
konsumsi alkohol mayoritas tidak mengonsumsi alkohol, berdasarkan faktor
risiko konsumsi fast food mayoritas jarang, berdasarkan faktor risiko kurang
olah raga mayoritas tidak pernah olah raga.
5.2 Saran
a. Meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan pola
hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin terutama pada orang
dengan faktor risiko.
b. Meningkatkan kesadaran penderita DM tipe 2 untuk selalu mengontrol kadar
gula darah dan tekanan darah serta agar patuh berobat.
c. Meningkatkan pelayanan puskesmas kelurahan atau kecamatan setempat
dalam rangka pengendalian penyakit tidak menular seperti DM tipe 2.
33
34
DAFTAR PUSTAKA
Alberti, KG. 1998. Definition, diagnosis and classification of diabetes mellitus
and its complications. Part 1: diagnosis and classification of diabetes mellitus
provisional report of a WHO consultation. Diabet Med (7) : 539-53. Diakses
[2 Agustus 2008] dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9686691
Cheng, D. 2005. Prevalence, predisposition and prevention of type II diabetes.
London : Nutr Metab (2) : 29.Diakses [2 Agustus 2008] dari
http://www.pubmedcentral.nih.gov/tocrender.fcgi?iid=18048
Depkes RI. 2008. Diabetes Mellitus di Indonesia. Diakses [2 Agustus 2008]
dari www.depkes.go.id
Despres JP, Lemieux I, Prudhomme D. 2001. Treatment of obesity: need to
focus on high risk abdominally obese patients. BMJ (322): 716-720.
Funnel, M. 2004. Michigan Diabetes Research and Training Center. Diakses
[4 September 2008] dari http://www.med.umich.edu/1libr/guides/noninsul.htm
Lawrence JE, Dluhy RG. 2003. Endocrine Hypertension. Dalam : Hall JE,
Nieman LK Handbook of Diagnosis Endocrinology. Chapter 5. New Jersey:
Humana Press. Halaman 80-84.
Leone N, et al. 2009. Lung function impairment and metabolic syndrome: the
critical role of abdominal obesity. Am J Respir Crit Care Med (179) : 509-516.
Diakses [13 Juli 2009] dari
http://ajrccm.atsjournals.org/cgi/content/short/179/6/509
Mathur, R. 2007. Diabetes Mellitus type 2. Diakses [15 november 2007] dari
http://www.medicinenet.com/diabetes_mellitus/article.htm
34
35
Nathan DM, Cagliero E. 2001. Diabetes Mellitus. Dalam: Felig P, Frohman
LA. Endocrinology and Metabolism. 4th Ed. New York: McGraw-Hill.
Halaman 895-6.
NHLBI. 2007. Determination of Degree of Abdominal Obesity, Gudelines on
Overweight
and
Obesity.
Diakses
[15
Desember
2007]
dari
www.nhlbi.nih.gov/guideline/abdominal
Okosun, IS, Prewitt, TE, Cooper, RS. 1999. Abdominal obesity in the United
States: prevalence and attributable risk of hypertension. Jurnal of Human
Hypertension.(13) : 425-430
Park, HS, Park, CY, Oh, W. Yoo HJ. 2007. Prevalence of obesity and
metabolic syndrome in Korean adults. Obesity reviews (9) : 104-107
Perkeni
(Perkumpulan
Endokrinologi
Indonesia).
2006.
Konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Indonesia. Jakarta :
Perkeni.
Rahajeng, E. 2007. Risiko obesitas pada kasus toleransi glukosa terganggu
terhadap kejadian diabetes mellitus tipe 2 dan faktor “non-genetik” lain yang
berpengaruh. Diakses [2 Agustus 2008]] dari www.bmf.litbang.depkes.go.id
Sastroasmoro, S. Ismael, S. 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Edisi 2. Jakarta : CV Sagung Seto.
Suastika K, Aryana IGPS, Saraswati MR, Gotera W, Budiartha AAG,
Sutanegara IND, et al. 2004. A Epidemiology study of metabolic syndrome in
rural population Bali. International Journal of Obesity (28) : 55
35
36
UKPDS (UK Prospective Diabetes Study ) 33. 1998. Intensive blood-glucose
control with sulphonylureas or insulin compared with conventional treatment
and risk of complications in patients with type 2 diabetes Lancet (352) : 837853.
Vidal, PM. 2008. Prevalence of obesity and abdominal obesity in the
Lausanne population. Biomed Central (8) : 330. Diakses [13 Juli 2009] dari
http://www.biomedcentral.com/1471-2458/8/330
36
37
LAMPIRAN 1
KUESIONER
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. (a1) Nomor responden
: ......................................................................
2. (a2) Nama
: ......................................................................
3. (a3) Jenis kelamin
: ......................................................................
1. Laki-laki
2. Perempuan
4. (a4) Usia
: ......................................................................
1. ≤ 20 tahun
4. 41-50 tahun
2. 21-30 tahun
5. 51-60 tahun
3. 31-40 tahun
6. > 60 tahun
5. (a5) Pekerjaan
: ......................................................................
1. Tidak bekerja
6. Polri / TNI
2. Pelajar
7. Pegawai Swasta
3. Mahasiswa
8. Wirausaha
4. Ibu rumah tangga
9. Pensiunan
5. PNS
6. (a6) Pendidikan terakhir
: .....................................................................
1. Tidak sekolah
4. SMP atau sederajat
2. Tidak tamat SD
5. SMA atau sederajat
3. SD atau sederajat
6. Perguruan tinggi
7. (a7) Status pernikahan
: ................................................................
1. Belum menikah
2. Menikah
3. Janda / Duda
8. (a8) Jumlah anak
: ..................................................................................
9. (a9) Alamat
: ..................................................................................
(a9_1) RT :
(a9_2) RW :
(a9_3) KEL
:
57
38
(Lanjutan)
B. PENGUKURAN TEKANAN DARAH DAN ANTROPOMETRI
1. TD*
(b1) Sistolik 1
:
(b3) Sistolik 2
:
(b2) Diastolik 1
:
(b4) Diastolik 2
:
2. (b5) Posisi saat di tensi
1.duduk
2. berbaring
3. (b6) LP*
: ..........................cm
4. (b7) BB*
: ..........................kg
5. (b8) TB*
: ..........................cm
6. (b9) BMI*
: ...........................kg/m2
7. (b10) GDS*
: ...........................mg/dL
8. (b11) GDP*
: ...........................mg/dL
C. FAKTOR RISIKO
1. (c1) Apakah anda pernah didiagnosis diabetes/kencing manis/sakit gula ?
a. Pernah
b. Tidak pernah
(skor : a=1, b=0)
2. (c2) Adakah keluarga anda yang menderita diabetes/kencing manis/sakit
gula ?
a. Ada. Ayah / Ibu / Kakak / Adik / Lainnya (Kakek / Nenek / Paman
/ Bibi)
b. Tidak ada / tidak tahu
(skor : a=1, b=0)
3. (c3) Apakah anda merokok ?
a. Ya
b. Ya, sudah berhenti
c. Tidak
(skor : a=2, b=1, c=0)
57
39
(Lanjutan)
4. (c4) Apakah anda mengonsumsi alkohol ?
a. Ya
b. Ya, sudah berhenti
c. Tidak
(skor : a=2, b=1, c=0)
5. (c5) Apakah anda sering mengonsumsi makanan cepat saji ?
a. Ya, sering
b. Jarang
c. Tidak pernah
(skor : a=2, b=1, c=0)
6. (c6) Apakah anda rutin berolah raga ?
a. Ya. Rutin
b. Jarang
c. Tidak pernah
(skor : a=0, b=1, c=2)
D. GAMBARAN KLINIS
1. (d1) Pernahkah anda merasa sering kesemutan ?
a. Pernah. Letaknya di....
b. Tidak pernah
c. Tidak tahu
(skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0)
2. (d2) Apakah mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
(skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0)
3. (d3) Apakah anda merasa sering buang air kecil dalam sehari ?
a. Ya
b. Tidak
(skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0)
57
40
(Lanjutan)
4. (d3_1) Berapa kali dalam sehari ?
a. ≤ 3
b. 2-4
c. 5-6
d. ≥ 7
(skor : jawaban ≥ 5 = 1, jawaban ≤ 4 = 0)
5. (d3_2) Apakah anda sering terbangun dari tidur malam karena ingin buang
air kecil ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
(skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0)
6. (d4) Apakah anda sering merasa haus ?
a. Ya
b. Tidak
(skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0)
7. (d4_1) Berapa gelas (belimbing) anda minum dalam sehari ?
a. ≤ 3
b. 2-4
c. 5-6
d. ≥ 7
(skor : jawaban ≥ 7 = 1, jawaban ≤ 6 = 0)
8.
(d5) Apakah anda sering merasa lapar ?
a. Ya
b. Tidak
(skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0)
9. (d5_1) Berapa kali anda makan dalam sehari ?
a. ≤ 3
b. 2-4
c. 5-6
d. ≥ 7
(skor : jawaban ≥ 5 = 1, jawaban ≤ 4 = 0)
10. (d6) Apakah anda sering merasa cepat lelah belakangan ini ?
a. Ya
SKOR GEJALA:
≤ 5 Æ Klinis (-)
≥ 6 Æ Klinis (+)
b. Tidak
c. Tidak tahu
(skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0)
*Diisi oleh pewawancara
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA DALAM PENELITIAN INI
57
41
LAMPIRAN 2
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Program Studi Pendidikan Dokter
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
SURAT PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari
penelitian tersebut dibawah ini yang berjudul
:
PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA
OBESITAS SENTRAL DI KELURAHAN TAJUR
CILEDUG TAHUN 2009
Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian diatas dengan catatan
bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan
persetujuan ini serta berhak untuk mengundurkan diri.
Jakarta,
2009
Menyetujui
Mengetahui
Peserta
Penanggung jawab penelitian
(
(
)
57
)
42
LAMPIRAN 3
NILAI RUJUKAN
KRITERIA HIPERTENSI (JNC VII)
Kategori
Normal
Pra-Hipertensi
Hipertensi derajat 1
Hipertensi derajat 2
Sistolik
< 120 mmHg
120-139 mmHg
149-159 mmHg
≥ 160 mmHg
Dan
Atau
Atau
Atau
KRITERIA OBESITAS (ASIA PASIFIK)
Kategori
Nilai BMI
≤ 18,4 kg/m2
Underweight
Normal
18,5-22,9 kg/m2
23,0-24,9 kg/m2
Overweight
Obesitas 1
25,0-29,0 kg/m2
Obesitas 2
≥ 30 kg/m2
57
Diastolik
< 80 mmHg
80-89 mmHg
90-99 mmHg
≥ 100 mmHg
43
LAMPIRAN 4
DATA STATISTIK
TABEL FREKUENSI
Jenis Kelamin
Valid
laki-laki
perempuan
Total
Frequency
32
75
107
Percent
29,9
70,1
100,0
Valid Percent
29,9
70,1
100,0
Cumulative
Percent
29,9
100,0
Usia (tahun)
Valid
21-30
31-40
41-50
51-60
lebih dari 60
Total
Frequency
15
30
39
17
6
107
Percent
14,0
28,0
36,4
15,9
5,6
100,0
Valid Percent
14,0
28,0
36,4
15,9
5,6
100,0
Cumulative
Percent
14,0
42,1
78,5
94,4
100,0
Pekerjaan
Valid
tidak bekerja
mahasiswa
ibu rumah tangga
buruh
PNS
Karyawan swasta
wirausaha
pensiunan
Total
Frequency
11
3
44
2
9
17
18
3
107
Percent
10,3
2,8
41,1
1,9
8,4
15,9
16,8
2,8
100,0
57
Valid Percent
10,3
2,8
41,1
1,9
8,4
15,9
16,8
2,8
100,0
Cumulative
Percent
10,3
13,1
54,2
56,1
64,5
80,4
97,2
100,0
44
(Lanjutan)
Pendidikan Terakhir
Valid
tidak sekolah
tidak tamat SD atau
sederajat
tamat SD atau sederajat
tamat SMP atau sederajat
tamat SMA atau sederajat
Perguruan tinggi
Total
Frequency
2
Percent
1,9
Valid Percent
1,9
Cumulative
Percent
1,9
3
2,8
2,8
4,7
11
16
50
25
107
10,3
15,0
46,7
23,4
100,0
10,3
15,0
46,7
23,4
100,0
15,0
29,9
76,6
100,0
Status Pernikahan
Valid
belum menikah
menikah
janda/duda
Total
Frequency
6
97
4
107
Percent
5,6
90,7
3,7
100,0
Valid Percent
5,6
90,7
3,7
100,0
Cumulative
Percent
5,6
96,3
100,0
RW
Valid
01
02
03
04
05
06
09
Total
Frequency
6
24
7
7
5
15
43
107
Percent
5,6
22,4
6,5
6,5
4,7
14,0
40,2
100,0
Valid Percent
5,6
22,4
6,5
6,5
4,7
14,0
40,2
100,0
Cumulative
Percent
5,6
28,0
34,6
41,1
45,8
59,8
100,0
Lingkar Pinggang (cm)
Valid
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
Frequency Percent
7
6,5
4
3,7
5
4,7
4
3,7
3
2,8
2
1,9
5
4,7
1
,9
5
4,7
4
3,7
8
7,5
57
Valid Percent Cumulative Percent
6,5
6,5
3,7
10,3
4,7
15,0
3,7
18,7
2,8
21,5
1,9
23,4
4,7
28,0
,9
29,0
4,7
33,6
3,7
37,4
7,5
44,9
45
(Lanjutan)
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
104
105
106
108
109
110
Total
5
9
3
2
2
3
7
5
4
2
3
4
3
1
2
2
1
1
107
4,7
8,4
2,8
1,9
1,9
2,8
6,5
4,7
3,7
1,9
2,8
3,7
2,8
,9
1,9
1,9
,9
,9
100,0
4,7
8,4
2,8
1,9
1,9
2,8
6,5
4,7
3,7
1,9
2,8
3,7
2,8
,9
1,9
1,9
,9
,9
100,0
49,5
57,9
60,7
62,6
64,5
67,3
73,8
78,5
82,2
84,1
86,9
90,7
93,5
94,4
96,3
98,1
99,1
100,0
Berat Badan (kg)
Valid
41
43
44
45
46
47
48
50
51
52
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
Frequency Percent
1
,9
1
,9
1
,9
2
1,9
3
2,8
1
,9
2
1,9
3
2,8
4
3,7
2
1,9
5
4,7
5
4,7
3
2,8
2
1,9
1
,9
5
4,7
2
1,9
5
4,7
1
,9
2
1,9
2
1,9
8
7,5
2
1,9
2
1,9
5
4,7
3
2,8
4
3,7
3
2,8
3
2,8
1
,9
1
,9
57
Valid Percent Cumulative Percent
,9
,9
,9
1,9
,9
2,8
1,9
4,7
2,8
7,5
,9
8,4
1,9
10,3
2,8
13,1
3,7
16,8
1,9
18,7
4,7
23,4
4,7
28,0
2,8
30,8
1,9
32,7
,9
33,6
4,7
38,3
1,9
40,2
4,7
44,9
,9
45,8
1,9
47,7
1,9
49,5
7,5
57,0
1,9
58,9
1,9
60,7
4,7
65,4
2,8
68,2
3,7
72,0
2,8
74,8
2,8
77,6
,9
78,5
,9
79,4
46
(Lanjutan)
75
76
77
78
79
80
82
84
86
87
88
95
Total
1
2
2
1
4
4
1
1
2
1
2
1
107
,9
1,9
1,9
,9
3,7
3,7
,9
,9
1,9
,9
1,9
,9
100,0
,9
1,9
1,9
,9
3,7
3,7
,9
,9
1,9
,9
1,9
,9
100,0
80,4
82,2
84,1
85,0
88,8
92,5
93,5
94,4
96,3
97,2
99,1
100,0
Tinggi Badan (cm)
Valid
104
140
141
142
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
175
181
Total
Frequency Percent
1
,9
2
1,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
3
2,8
5
4,7
1
,9
2
1,9
4
3,7
2
1,9
4
3,7
2
1,9
11
10,3
6
5,6
7
6,5
4
3,7
6
5,6
2
1,9
8
7,5
4
3,7
1
,9
7
6,5
1
,9
1
,9
6
5,6
1
,9
3
2,8
2
1,9
3
2,8
2
1,9
1
,9
107
100,0
57
Valid Percent Cumulative Percent
,9
,9
1,9
2,8
,9
3,7
,9
4,7
,9
5,6
,9
6,5
,9
7,5
2,8
10,3
4,7
15,0
,9
15,9
1,9
17,8
3,7
21,5
1,9
23,4
3,7
27,1
1,9
29,0
10,3
39,3
5,6
44,9
6,5
51,4
3,7
55,1
5,6
60,7
1,9
62,6
7,5
70,1
3,7
73,8
,9
74,8
6,5
81,3
,9
82,2
,9
83,2
5,6
88,8
,9
89,7
2,8
92,5
1,9
94,4
2,8
97,2
1,9
99,1
,9
100,0
100,0
47
(Lanjutan)
Body Mass Index
Valid
16,77
18,37
18,97
19,15
19,61
20,17
20,43
20,61
20,81
20,82
20,83
21,10
21,22
21,36
21,48
21,91
22,21
22,27
22,31
22,32
22,37
22,41
22,48
22,58
22,63
22,76
22,83
22,86
22,89
22,99
23,31
23,46
23,62
23,74
23,83
23,88
23,88
23,94
24,09
24,44
24,65
24,77
24,78
24,80
24,84
24,97
24,98
25,24
25,32
25,54
25,71
Frequency Percent
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
2
1,9
2
1,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
2
1,9
1
,9
1
,9
1
,9
2
1,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
2
1,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
2
1,9
1
,9
2
1,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
57
Valid Percent Cumulative Percent
,9
,9
,9
1,9
,9
2,8
,9
3,7
,9
4,7
1,9
6,5
1,9
8,4
,9
9,3
,9
10,3
,9
11,2
,9
12,1
,9
13,1
,9
14,0
,9
15,0
,9
15,9
,9
16,8
,9
17,8
,9
18,7
1,9
20,6
,9
21,5
,9
22,4
,9
23,4
1,9
25,2
,9
26,2
,9
27,1
,9
28,0
,9
29,0
,9
29,9
,9
30,8
,9
31,8
1,9
33,6
,9
34,6
,9
35,5
,9
36,4
,9
37,4
,9
38,3
,9
39,3
,9
40,2
,9
41,1
1,9
43,0
,9
43,9
1,9
45,8
,9
46,7
,9
47,7
,9
48,6
,9
49,5
,9
50,5
,9
51,4
,9
52,3
,9
53,3
,9
54,2
48
(Lanjutan)
25,78
25,82
26,02
26,03
26,04
26,08
26,22
26,29
26,30
26,37
26,45
26,70
27,05
27,28
27,30
27,64
27,92
27,99
28,12
28,20
28,25
28,30
28,62
28,73
28,88
28,89
29,00
29,00
29,02
29,03
29,22
29,43
29,52
29,55
29,67
29,67
29,73
30,10
30,47
31,12
31,18
31,25
32,46
32,77
32,85
34,68
36,63
52,70
Total
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
107
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
1,9
,9
,9
,9
,9
,9
100,0
57
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
1,9
,9
,9
,9
,9
,9
100,0
55,1
56,1
57,0
57,9
58,9
59,8
60,7
61,7
62,6
63,6
64,5
65,4
66,4
67,3
68,2
69,2
70,1
71,0
72,0
72,9
73,8
74,8
75,7
76,6
77,6
78,5
79,4
80,4
81,3
82,2
83,2
84,1
85,0
86,0
86,9
87,9
88,8
89,7
90,7
91,6
92,5
93,5
95,3
96,3
97,2
98,1
99,1
100,0
49
(Lanjutan)
Gula Darah Sewaktu (g/dL)
Valid
0
84
92
94
96
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
109
111
112
113
114
117
118
119
120
121
122
123
124
125
128
129
130
132
133
134
135
136
137
139
141
142
144
145
147
148
149
153
154
156
158
161
164
167
Frequency Percent
6
5,6
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
2
1,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
3
2,8
2
1,9
2
1,9
4
3,7
2
1,9
1
,9
1
,9
1
,9
3
2,8
3
2,8
2
1,9
1
,9
2
1,9
1
,9
1
,9
4
3,7
4
3,7
1
,9
1
,9
3
2,8
2
1,9
2
1,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
2
1,9
1
,9
1
,9
2
1,9
1
,9
2
1,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
2
1,9
57
Valid Percent Cumulative Percent
5,6
5,6
,9
6,5
,9
7,5
,9
8,4
,9
9,3
,9
10,3
,9
11,2
,9
12,1
,9
13,1
1,9
15,0
,9
15,9
,9
16,8
,9
17,8
,9
18,7
2,8
21,5
1,9
23,4
1,9
25,2
3,7
29,0
1,9
30,8
,9
31,8
,9
32,7
,9
33,6
2,8
36,4
2,8
39,3
1,9
41,1
,9
42,1
1,9
43,9
,9
44,9
,9
45,8
3,7
49,5
3,7
53,3
,9
54,2
,9
55,1
2,8
57,9
1,9
59,8
1,9
61,7
,9
62,6
,9
63,6
,9
64,5
,9
65,4
,9
66,4
1,9
68,2
,9
69,2
,9
70,1
1,9
72,0
,9
72,9
1,9
74,8
,9
75,7
,9
76,6
,9
77,6
,9
78,5
,9
79,4
1,9
81,3
50
(Lanjutan)
173
174
176
181
191
192
193
198
204
211
214
232
238
259
263
292
314
378
425
Total
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
107
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
1,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
100,0
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
1,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
,9
100,0
82,2
83,2
84,1
85,0
86,0
86,9
87,9
88,8
89,7
91,6
92,5
93,5
94,4
95,3
96,3
97,2
98,1
99,1
100,0
Gula Darah Puasa (g/dL)
Valid
0
71
74
85
92
98
105
162
Total
Frequency Percent
100
93,5
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
1
,9
107
100,0
Valid Percent Cumulative Percent
93,5
93,5
,9
94,4
,9
95,3
,9
96,3
,9
97,2
,9
98,1
,9
99,1
,9
100,0
100,0
Gambaran klinis DM
Valid
gambaran klinis (-)
gambaran klinis (+)
Total
Frequency Percent
93
86,9
14
13,1
107
100,0
57
Valid Percent Cumulative Percent
86,9
86,9
13,1
100,0
100,0
51
LAMPIRAN 5
CROSSTAB
Case Processing Summary
Valid
N
Jenis Kelamin *
diagnosis dm tipe 2
Usia (tahun) * diagnosis
dm tipe 2
regrouping tekanan darah
* diagnosis dm tipe 2
Percent
Cases
Missing
N
Percent
Total
N
Percent
107
100,0%
0
,0%
107
100,0%
107
100,0%
0
,0%
107
100,0%
107
100,0%
0
,0%
107
100,0%
Jenis Kelamin * diagnosis dm tipe 2
Crosstab
Count
Jenis Kelamin
laki-laki
perempuan
Total
diagnosis dm tipe 2
NEGATIF
POSITIF
DM tipe 2
DM tipe 2
28
4
67
8
95
12
Total
32
75
107
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
,076b
,000
,074
,075
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
,783
1,000
,785
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
,749
,509
,784
107
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
3,59.
57
52
Usia (tahun) * diagnosis dm tipe 2
Crosstab
Count
Usia
(tahun)
21-30
31-40
41-50
51-60
lebih dari 60
Total
diagnosis dm tipe 2
NEGATIF
POSITIF
DM tipe 2
DM tipe 2
15
27
3
33
6
15
2
5
1
95
12
Total
15
30
39
17
6
107
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
2,804a
4,397
1,634
4
4
Asymp. Sig.
(2-sided)
,591
,355
1
,201
df
107
a. 5 cells (50,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,67.
Regrouping tekanan darah * diagnosis dm tipe 2
Crosstab
Count
regrouping
tekanan
darah
Total
normal
pra hipertensi
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
diagnosis dm tipe 2
NEGATIF
POSITIF
DM tipe 2
DM tipe 2
39
13
4
31
4
12
4
95
12
57
Total
39
17
35
16
107
53
Chi-Square Tests
Value
10,570a
13,689
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
5,977
3
3
Asymp. Sig.
(2-sided)
,014
,003
1
,014
df
107
a. 4 cells (50,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1,79.
Case Processing Summary
Valid
N
Riwayat DM Keluarga
* diagnosis dm tipe 2
Merokok * diagnosis
dm tipe 2
Konsumsi Alkohol *
diagnosis dm tipe 2
Konsumsi Fasfood *
diagnosis dm tipe 2
Olah Raga *
diagnosis dm tipe 2
Percent
Cases
Missing
N
Percent
Total
N
107
100,0%
0
,0%
107
100,0%
107
100,0%
0
,0%
107
100,0%
107
100,0%
0
,0%
107
100,0%
107
100,0%
0
,0%
107
100,0%
107
100,0%
0
,0%
107
100,0%
Riwayat DM Keluarga * diagnosis dm tipe 2
Crosstab
Count
Riwayat DM
Keluarga
Total
Percent
tidak ada / tidak tahu
ada
diagnosis dm tipe 2
NEGATIF
POSITIF
DM tipe 2
DM tipe 2
60
5
35
7
95
12
57
Total
65
42
107
54
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
2,064b
1,261
2,009
df
1
1
1
2,044
Asymp. Sig.
(2-sided)
,151
,261
,156
1
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
,210
,131
,153
107
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
4,71.
Merokok * diagnosis dm tipe 2
Crosstab
Count
Merokok
tidak
ya,sudah berhenti
ya
Total
diagnosis dm tipe 2
NEGATIF
POSITIF
DM tipe 2
DM tipe 2
74
7
6
3
15
2
95
12
Total
81
9
17
107
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
4,966a
3,682
,790
2
2
Asymp. Sig.
(2-sided)
,084
,159
1
,374
df
107
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1,01.
57
55
Konsumsi Alkohol * diagnosis dm tipe 2
Crosstab
Count
Konsumsi
Alkohol
diagnosis dm tipe 2
NEGATIF
POSITIF
DM tipe 2
DM tipe 2
87
11
7
1
1
95
12
tidak
ya,sudah berhenti
ya
Total
Total
98
8
1
107
Chi-Square Tests
Value
,140a
,251
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
2
2
Asymp. Sig.
(2-sided)
,933
,882
1
,908
df
,013
107
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,11.
Konsumsi Fasfood * diagnosis dm tipe 2
Crosstab
Count
Konsumsi
Fasfood
tidak pernah
jarang
sering
Total
diagnosis dm tipe 2
NEGATIF
POSITIF
DM tipe 2
DM tipe 2
26
2
57
6
12
4
95
12
Total
28
63
16
107
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
3,701a
3,080
2,611
2
2
Asymp. Sig.
(2-sided)
,157
,214
1
,106
df
107
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1,79.
57
56
Olah Raga * diagnosis DM tipe 2
Crosstab
Count
Olah
Raga
diagnosis dm tipe 2
NEGATIF
POSITIF
DM tipe 2
DM tipe 2
17
1
56
5
22
6
95
12
sering
jarang
tidak pernah
Total
Total
18
61
28
107
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
4,071a
3,698
2
2
Asymp. Sig.
(2-sided)
,131
,157
1
,068
df
3,321
107
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2,02.
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
,076b
,000
,074
,075
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
,783
1,000
,785
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
,749
,509
,784
107
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
3,59.
57
57
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ika Handayani Siswanto
Tempat, Tgl Lahir
: Jakarta, 17 September 1988
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Puri Kartika Blok H4 No.2 Ciledug Tangerang
Tlp/ Hp
: (021) 7307640
Email
: [email protected]
[email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. SDI Al-Mubarak
(1993-1998)
2. SD Negeri Sudimara 14 Ciledug
(1998-1999)
3. SMP Negeri 3 Tangerang
(1999-2002)
4. SMA Negeri 3 Jakarta
(2002-2005)
5. S-1 Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
57
(2005-sekarang)
Download