PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA OBESITAS SENTRAL DI KELURAHAN TAJUR CILEDUG TAHUN 2009 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Ika Handayani Siswanto NIM: 105103003413 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/ 2009 M PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA OBESITAS SENTRAL DI KELURAHAN TAJUR CILEDUG TAHUN 2009 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Ika Handayani Siswanto NIM: 105103003413 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/ 2009 M HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 30 Oktober 2009 Ika Handayani Siswanto ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA OBESITAS SENTRAL DI KELURAHAN TAJUR CILEDUG TAHUN 2009 Laporan Penelitian Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) Oleh : Ika Handayani Siswanto NIM: 105103003413 Pembimbing dr. Femmy Nurul Akbar,SpPD PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/ 2009 M iii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Laporan Penelitian berjudul PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA OBESITAS SENTRAL DI KELURAHAN TAJUR CILEDUG TAHUN 2009 yang diajukan oleh Ika Handayani Siswanto (NIM:105103003413), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 11 November 2009. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter. Jakarta, 11 November 2009 DEWAN PENGUJI Ketua Sidang Pembimbing Penguji dr. Nurul Hiedayati,PhD dr. Femmy Nurul Akbar,SpPD Ratna Pelawati,M.Biomed PIMPINAN FAKULTAS Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN Prof. Dr (hc). dr. MK. Tadjudin,SpAnd Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie,SpRM iv ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Ika Handayani Siswanto : Pendidikan Dokter : PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA OBESITAS SENTRAL DI KELURAHAN TAJUR CILEDUG TAHUN 2009 Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil berupa data deskriptif angka prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug tahun 2009. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009. Sampel penelitian adalah subjek dengan obesitas sentral dengan kriteria lingkar pinggang ≥ 90 cm untuk laki-laki atau ≥ 80 cm untuk perempuan, di Kelurahan Tajur Ciledug. Dalam penelitian ini dibutuhkan subjek minimal sebanyak 106 orang, diambil secara simple random sampling. Dikumpulkan data primer dengan kuesioner dan pengukuran antropometri seluruh subjek setelah menandatangani surat persetujuan. Menggunakan desain deskriptif potong lintang, kemudian dilakukan analisis univariat. Hasil penelitian didapatkan besarnya prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 yaitu sebesar 11,2 %. Kata kunci: DM tipe 2, obesitas sentral, ABSTRACT Name Study Program Title : Ika Handayani Siswanto : Medical Education : PREVALENCE OF DIABETES MELLITUS TYPE 2 AT CENTRAL OBESITY IN TAJUR CILEDUG YEAR 2009 This research has objective to get descriptive prevalence data of DM type 2 in Tajur Ciledug year 2009. A cross-sectional population-based survey was conducted in Tajur Ciledug during October 2009. Sample are people with central obesity who have waist circumference ≥ 90 cm for men or ≥ 80 cm for women. This research required minimum subject 106 people who were randomly chosen with simple random sampling method. We collect primary data from questioner and anthropometric measurement of all subject after they sign in informed consent form. The results prevalence of DM type 2 at central obesity in Tajur Ciledug is 11,2 %. Key words: DM type 2, central obesity vii KATA PENGANTAR اﻟﺴﻼ م ﻋﻠﻴﻜﻢ ورﺣﻤﺔ ا ﷲ و ﺑﺮ آﺎ ﺗﻪ Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kehidupan dengan segala limpahan kasih sayang, kenikmatan, dan kemudahan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, dengan kasih sayang dan pengorbanan demi menyampaikan rahmat bagi semesta alam. Atas nikmat dan karunia dari Allah SWT Yang Maha Kuasa sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul prevalensi diabetes mellitus tipe 2 pada obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug tahun 2009. Keberhasilan seseorang tidak terlepas dari budi baik dan bimbingan orang lain. Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan bimbingan, dukungan moril dan bantuan penyusunan laporan penelitian ini. Hingga akhirnya penulisan laporan penelitian ini telah selesai tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih dan penghargaan, peneliti sampaikan kepada : 1. Kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda Capt. H. Siswanto Wignyo Karsono, Master of Marine dan Ibunda Hj. Djuliyarsih Soependji M.Pd, yang selalu memberikan dukungan moral dan finansial, serta doa yang selalu dipanjatkan untuk saya, terima kasih atas semuanya. 2. Adik-adik tersayang Dewi Tirtasari Siswanto, Nikmah Hidayati Siswanto (alm), Fauzan Rahmat Shiddiq Siswanto, Arif Budiman Siswanto. Atas segala bantuan, dukungan, kasih sayang dan pengertian yang diberikan. Saya bangga memiliki kalian. 3. Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, Drs. H. Achmad Gholib, MA, Ibu Farida Hamid, selaku Dekan, Pembantu Dekan I dan Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Dr. dr. Syarif Hasan Luthfie Sp.RM, kepala Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf yang telah membantu dan segenap v dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi peneliti. 5. dr. Femmy Nurul Akbar Sp.PD. Pembimbing penelitian, yang telah senantiasa memberi bimbingan dan petunjuk. 6. Dr. Nurul Hiedayati Ph.D, Dr. Yanti Susianti Sp.A dan Dr. Dwi Tyastuti MPH, dosen PSPD FKIK UIN Jakarta, yang telah banyak membantu, memberi bimbingan dan arahan selama masa belajar dan pembuatan penelitian ini. 7. Ratna Pelawati, M.Biomed selaku penguji pada sidang penelitian 8. Bapak Lurah Tajur Ciledug yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Kelurahan Tajur Ciledug. 9. Warga Kelurahan Tajur Ciledug atas partisipasinya dalam rangka membantu menyelesaikan peneitian ini. 10. Best of The Best Friends I ever had...Kartika Rusli SKM yang sangat membantu saya dalam hal statistik, Intania Imron S.Ked yang selalu membawa kegembiraan, Rika Nuraisyah S.KG my soul friend. 11. Keluarga besar Soependji Wongso Prawiro dan Wignyo Karsono, terima kasih atas doa dan dukungannya. Akhir kata, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga peneliti dapat memperbaiki penelitian ini. Dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya. و ا ﻟﺴﻼ م ﻋﻠﻴﻜﻢ ورﺣﻤﺔ ا ﷲ و ﺑﺮ آﺎ ﺗﻪ Jakarta, Oktober 2009 Ika Handayani Siswanto vi DAFTAR ISI Halaman Lembar Sampul Lembar Judul ................................................................................................................. i Halaman Pernyataan Keaslian Karya............................................................................ ii Lembar Persetujuan Pembimbing ................................................................................ iii Lembar Pengesahan Panitia Ujian ............................................................................... iv Kata Pengatar .................................................................................................................v Abstrak/ Abstract ........................................................................................................ vii Daftar Isi .................................................................................................................. viii Daftar Tabel ...................................................................................................................x Daftar Gambar ............................................................................................................. xi Daftar Singkatan ......................................................................................................... xii Daftar Lampiran......................................................................................................... xiii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................2 1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................................3 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Obesitas Sentral........................................................................4 2.1.2 Kriteria Obesitas Sentral ........................................................................4 2.1.3 Pemeriksaan Obesitas Sentral ................................................................4 2.1.4 Epidemiologi Obesitas Sentral...............................................................6 2.1.5 Perbedaan Obesitas Sentral dengan Obesitas General...........................6 2.1.6 Hubungan Obesitas Sentral dengan DM Tipe 2 ....................................7 2.1.7 Definisi DM Tipe 2................................................................................7 2.1.8 Epidemiologi DM Tipe 2 .......................................................................7 2.1.9 Etiologi dan Patogenesis DM Tipe 2 ....................................................8 2.1.10 Faktor Risiko DM Tipe 2.......................................................................9 2.1.11 Gambaran Klinis dan Patofisiologi DM Tipe 2 ...................................10 2.1.12 Diagnosis DM Tipe 2 ..........................................................................11 2.1.13 Komplikasi DM Tipe 2 .......................................................................13 viii 2.2 Kerangka Konsep............................................................................................15 2.3 Definisi Operasional .......................................................................................15 BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian .............................................................................................18 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................................18 3.2.1 Tempat penelitian.................................................................................18 3.2.2 Waktu penelitian ..................................................................................18 3.3 Populasi dan Sample ........................................................................................18 3.3.1 Populasi dan sample yang diteliti ........................................................18 3.3.2 Jumlah sample......................................................................................18 3.3.3 Cara pengambilan sample ....................................................................19 3.3.4 Kriteria sample.....................................................................................19 3.3.4.1 Kriteria inkusi ................................................................................19 3.3.4.2 Kriteria eksklusi .............................................................................20 3.4 Cara Kerja Penelitian .......................................................................................20 3.5 Managemen Data .............................................................................................21 3.5.1 Pengumpulan data................................................................................21 3.5.2 Pengolahan, analisis dan penyajian data..............................................21 BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hal-Hal Yang Ditemukan Saat Pengambilan Data..........................................22 4.2 Analisis Univariat ............................................................................................23 4.2.1 Karakteristik subjek penelitian ............................................................23 4.2.2 Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral ................25 4.2.3 Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral ..........................................26 4.3 Pembahasan......................................................................................................29 4.3.1 Gambaran Umum Penelitian................................................................29 4.3.2 Keterbatasan Penelitian........................................................................29 4.3.3 Karakteristik Responden Dengan Obesitas Sentral Di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 ...................................................................29 4.3.4 Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM tipe 2) Pada Obesitas Sentral Di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 ................................31 4.3.5 Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Faktor Risiko Hipertensi, Riwayat Keluarga, Merokok, Konsumsi Alkohol, Konsumsi Fast Food dan Kurang Olah Raga.............................................................................................31 BAB 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan ......................................................................................................33 5.2 Saran ................................................................................................................33 Daftar Pustaka..............................................................................................................34 Lampiran ....................................................................................................................37 Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................................57 ix DAFTAR TABEL Tabel 2-1. Gejala DM Tipe 2 ......................................................................................10 Tabel 2-2. Kriteria Diagnosis DM Tipe 2 Untuk Dewasa Tidak Hamil ....................12 Tabel 4-1. Sebaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan dan status pernikahan ..............................................................23 Tabel 4-2. Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tekanan Darah (JNC VII)..........25 Tabel 4-3. Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan BMI ..........................................25 Tabel 4-4. Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral ......................25 Tabel 4-5. Sebaran DM tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................26 Tabel 4-6. Sebaran DM tipe 2 Berdasarkan Usia........................................................26 Tabel 4-7. Sebaran DM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Hipertensi........................27 Tabel 4-8. Sebaran DM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Riwayat Keluarga DM....27 Tabel 4-9. Sebaran DM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Merokok..........................27 Tabel 4-10. Sebaran DM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Konsumsi Alkohol........28 Tabel 4-11. Prevalensi DM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Konsumsi Fast Food.28 Tabel 4-12. Prevalensi DM tipe 2 Berdasarkan Faktor Risiko Kurang Olah Raga ....28 x DAFTAR GAMBAR Gambar 2-1. Posisi Pengukuran Dan Penempatan Satu Jari Antara Pita Pengukur Dan Tubuh Subjek ....................................................................................5 Gambar 2-2. Distribusi lemak pada abdomen .............................................................6 Gambar 2-3. Bagan Langkah-Langkah Diagnostik DM dan Gangguan ...................13 Gambar 2-4. Kerangka Konsep Penelitian Prevalensi DM tipe 2 Pada Obesitas Sentral .....................................................................................................15 Gambar 3-1. Alur Penelitian Prevalensi DM tipe 2 Pada Obesitas Sentral Di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 ...................................................20 Gambar 4-1. Diagram Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan RW .........................23 Gambar 4-2. Diagram Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral...26 xi DAFTAR SINGKATAN DM Diabetes Mellitus WHO World Health Organization CT Computed Tomography MRI Magnetic Resonance Imaging WHR Waist-Hip Ratio LP Lingkar Pinggang NHLBI National Heart, Lung, Blood Institute NIH National Insitute of Health BMI Body Mass Index LDL Low Density Lipoprotein NIDDM Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus IDDM Insulin Dependent Diabetes Mellitus TGT Toleransi Glukosa Terganggu GDPT Glukosa Darah Puasa Terganggu GDP Glukosa Darah Puasa GDS Glukosa Darah Sewaktu TTGO Tes Toleransi Glukosa Oral JNC Joint National Committee RW Rukun Warga RT Rukun Tetangga xii DAFTAR LAMPIRAN Kuesioner ....................................................................................................................37 Surat Persetujuan .........................................................................................................41 Nilai Rujukan ...............................................................................................................42 Data Statistik................................................................................................................43 xiii BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insiden dan prevalensi Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 di seluruh dunia. WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah pasien diabetes yang cukup besar untuk tahun-tahun mendatang. Prevalensi DM tipe 2 meningkat secara dramatis, sebagian besar karena perubahan gaya hidup, peningkatan prevalensi obesitas, dan proses degeneratif. Menurut survey yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Melitus dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, sedangkan urutan diatasnya India, China dan Amerika Serikat. Temuan tersebut semakin membuktikan bahwa Penyakit Diabetes Mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius ( Depkes RI, 2008). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2003 diperkirakan pasien diabetes di Indonesia berjumlah 13,7 juta jiwa. Suatu jumlah yang sangat besar dan merupakan beban yang sangat berat untuk dapat ditangani sendiri oleh dokter spesialis atau subspesialis bahkan oleh semua tenaga kesehatan yang ada (Perkeni, 2006). Obesitas khususnya obesitas abdominal atau obesitas sentral berasosiasi dengan sejumlah gangguan metabolisme dan penyakit dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi, antara lain: resistensi insulin dan diabetes mellitus, hipertensi, hiperlipidemia, aterosklerosis, penyakit hati dan kandung empedu, bahkan beberapa jenis kanker (Despres, 2001). Pentingnya obesitas sentral atau abdominal terhadap kejadian beberapa penyakit pertama kali dideskripsikan oleh Vague tahun 1956 (Leone, 2009). Obesitas sentral atau abdominal cukup tinggi prevalensinya, dari suatu penelitian di Swiss didapatkan hasil bahwa angka kejadian obesitas sentral pada wanita lebih banyak dibandingkan pada pria yaitu 30,6% dan 23,9% (Vidal, 2008). Sebuah penelitian di Bali yang dilakukan selama bulan Oktober 2004 1 2 sampai dengan Mei 2005, dengan jumlah subjek penelitian 45 orang didapatkan hasil prevalensi obesitas sentral sebanyak 51,1% (23 orang) (Suastika, 2004). Untuk menilai timbunan lemak di perut, dapat menggunakan CT scan atau MRI yang merupakan metode terbaik untuk memperkirakan jaringan lemak abdomen. Namun jarang dilakukan untuk studi epidemiologi, karena rumit dan mahal. Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan Waist-Hip Ratio (WHR) atau mengukur lingkar pinggang (LP) (Lawrence, 2003). Obesitas sentral mempunyai rasio risiko relatif terhadap DM tipe 2 sebesar 3,04. Obesitas sentral memberi risiko DM tipe 2 dan terhadap TGT. Intervensi terhadap obesitas sentral memberikan kontribusi paling besar untuk mencegah terjadinya DM tipe 2 pada populasi yang diteliti dengan nilai Population Attributable Risk (PAR) 42,61% (Rahajeng, 2007). Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian untuk mendapatkan hasil berupa data deskriptif angka prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral. Belum ada penelitian serupa yang dilakukan di daerah Jabotabek, oleh karena itu diambil satu kelurahan sebagai sample yaitu kelurahan Tajur yang terletak di Kecamatan Ciledug Kodya Tangerang. Tajur merupakan kelurahan yang paling mudah dijangkau peneliti dan belum diketahui besarnya kontribusi obesitas sentral terhadap kejadian DM tipe 2 di kelurahan tersebut. 1. 2. Rumusan Masalah Angka kejadian DM tipe 2 di Indonesia semakin meningkat, hal ini juga disertai peningkatan angka kejadian obesitas sentral sebagai faktor risiko dari DM tipe 2. Diketahui bahwa obesitas sentral mempunyai rasio risiko relatif terhadap DM tipe 2 cukup besar. 1. 3. Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum: • Mengetahui prevalensi diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) pada subjek dengan obesitas sentral yang tinggal di Kelurahan Tajur Ciledug tahun 2009. 3 1.3.2 Tujuan Khusus: • Diketahuinya karakteristik responden dengan obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug tahun 2009. • Diketahuinya distribusi (sebaran) DM tipe 2 pada obesitas sentral berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia, faktor risiko seperti hipertensi, riwayat keluarga, merokok, konsumsi alkohol, konsumsi fast food dan kurang olah raga. 1.4 Manfaat Penelitian Bagi peneliti: • Memenuhi tugas akhir penelitian sebagai syarat kelulusan sarjana kedokteran. • Sebagai penelitian awal yang dapat dilanjutkan dikemudian hari. • Mendapatkan pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan penelitian klinis. • Mengetahui cara membuat penelitian yang baik dengan menggunakan ilmu metodologi penelitian yang diperoleh selama perkuliahan. • Melatih kemampuan berkomunikasi. Bagi institusi: • Menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah. Bagi masyarakat: • Mengetahui bahaya obesitas sentral terutama sebagai faktor risiko DM tipe 2. 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Obesitas Sentral Yang dimaksud dengan obesitas sentral atau obesitas abdominal adalah suatu keadaan dimana lingkar pinggang (LP) seseorang melebihi angka normal. Terdapat lemak di bawah kulit dinding perut dan di rongga perut sehingga gemuk di perut. Karena lemak banyak berkumpul dirongga perut disebut juga obesitas sentral (Onat, 2007). 2.1.2 Kriteria Obesitas Sentral Tidak ada konsensus yang menentukan cut-off point (titik potong) LP untuk obesitas sentral. Ada dua referensi yang paling sering digunakan untuk cutoff point LP yang dikemukakan oleh Lean et al dan Lemieux et al. kesamaan pendapat keduanya adalah batas bawah yang digunakan sample untuk mengambil cut-off point dari populasi kulit putih (Okosun, 1999). Para ahli dari US National Heart, Lung, Blood Institute/ National Institute of Health (NHLBI/NIH) mengindentifikasi, evaluasi dan memberi perlakuan pada overweight dan obesitas pada dewasa mengemukakan bahwa titik potong LP adalah 102 cm atau lebih pada pria dan 88 cm atau lebih pada wanita. Ini merupakan titik potong yang direkomendasikan dalam mengidentifikasi peningkatan risiko relatif untuk perkembangan obesitas yang berhubungan dengan faktor risiko pada kebanyakan orang dewasa dengan Body Mass Index (BMI) 2534,9 kg/m2 (Okosun, 1999). Sumber lain menyatakan bahwa obesitas sentral dinyatakan dengan besar lingkar pinggang pada pria ≥ 90 cm sedangkan pada wanita ≥ 80 cm, atau dengan rasio lingkar pinggang terhadap lingkar panggul (Waist Hip Ratio /WHR). WHR pada pria ≥ 0,90 sedangkan pada wanita ≥ 0,80 (Suastika, 2004). 2.1.3 Pemeriksaan Obesitas Sentral Computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI) adalah metode terbaik untuk menentukan jaringan lemak abdomen, namun tidak 4 5 dipraktikkan pada studi epidemiologi skala besar karena rumit dan mahal. Karena itu, sebagai alternatif sering digunakan antropometri pada studi epidemiologi untuk menentukan obesitas sentral. Jenis pengukuran yang paling sering digunakan adalah Waist Hip Ratio (WHR) (Lawrence, 2003). Lingkar pinggang (LP) belakangan mulai digunakan dan diketahui sebagai alternatif antropometri terbaik dibandingkan dengan WHR, CT dan MRI. Lingkar pinggang mengukur jaringan lemak subkutan dan intra-abdominal. LP lebih mudah interpretasinya dan memiliki kolerasi yang lebih baik dengan massa lemak visceral. Jaringan lemak visceral erat korelasinya dengan sejumlah komplikasi metabolik seperti sindrom resistensi insulin, termasuk hiperinsulinemia, hiperkolesterolemia, hiperglikemia, hipertrigliseridemia dan tingginya kadar low density lipoprotein (LDL). Dibandingkan dengan dengan WHR, LP lebih kuat korelasinya dengan total jaringan lemak tubuh yang dinilai dengan BMI (Okosun, 1999). Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan mengukur keliling perut melalui pertengahan krista iliaka dengan tulang iga terbawah secara horizontal (Suastika, 2004). Gambar 2-1. Posisi pengukuran dan penempatan satu jari antara pita pengukur dan tubuh subjek Dikutip dari http://www.ktl.fi/publications/ehrm/product2/part_iii5.htm 6 2.1.4 Epidemiologi Obesitas Sentral Prevalensi obesitas sentral di Amerika Serikat tahun 1999 adalah 27,1 % pada pria kulit putih, 20,2 % pada pria kulit hitam, 21,4 % pada pria Hispanic. Sedangkan prevalensi obesitas sentral pada wanita sebesar 43,2 % pada kulit putih, 56,0 % pada kulit hitam dan 55,4 % pada Hispanic. (Okosun, 1999) Prevalensi obesitas sentral dengan kriteria lingkar pinggang ≥ 90 cm pada pria dewasa dan ≥ 85 cm pada wanita dewasa di Korea tahun 2001 adalah 23,4 % dan 23,1 % (NHLBI, 2007). Sedangkan dari sebuah penelitian di Bali yang dilakukan oleh Suastika dkk. Didapatkan hasil prevalensi obesitas sentral (kriteria lingkar pinggang ≥ 90 cm untuk laki-laki dan ≥ 80 cm untuk perempuan) sebesar 51,1% dengan jumlah total subjek penelitian sebanyak 45 orang (Suastika, 2004). 2.1.5 Perbedaan Obesitas Sentral dengan Obesitas General Obesitas general didefinisikan dengan nilai BMI yaitu jika BMI ≥ 30 2 kg/m (kriteria WHO untuk Eropa dan Amerika) atau jika BMI ≥ 25 kg/m2 (kriteria untuk Asia Pasifik), sedangkan obesitas sentral tidak mengacu pada BMI namun lebih memperhitungkan besarnya lingkar pinggang atau WHR. Pada obesitas general lemak terdistribusi secara merata sedangkan pada obesitas sentral lemak berkumpul pada regio abdomen (NHLBI, 2007). Lemak pada regio abdomen mempunyai hubungan erat terhadap risiko kesehatan dibandingkan pada regio perifer misalnya daerah gluteal-femoral. Lemak abdominal digambarkan memiliki 3 kompartemen yaitu visceral, retroperitoneal, dan subcutaneous (NHLBI,2007). Gambar 2-2. Distribusi Lemak pada abdomen Dikutip dari www.nhlbi.nih.gov 7 2.1.6 Hubungan Obesitas Sentral dengan DM Tipe 2 Kelebihan lemak di abdomen yang melebihi proporsi lemak total tubuh merupakan faktor risiko mayor yang independen dan morbiditas. Kelebihan ukuran lingkar pinggang erat hubungannya dengan kenaikan risiko DM tipe 2, dislipidemia, hipertensi dan penyakit kardiovaskular pada pasien dengan BMI antara 25 hingga 34,9 kg/m2 (NHLBI, 2007). Beberapa penelitian memperkirakan bahwa lemak visceral adalah komponen dari lemak abdominal yang paling berpengaruh sebagai faktor risiko kesehatan. Sedangkan penelitian lain menyatakan bahwa lemak subcutaneous paling erat hubungannya dengan kejadian resistensi insulin (NHLBI, 2007). 2.1.7 Definisi DM Tipe 2 NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus) atau diabetes mellitus tipe 2 adalah salah satu tipe diabetes yang angka kejadiannya paling tinggi. Diabetes mellitus merupakan salah satu dari kelompok penyakit metabolisme yang ditandai oleh tingginya kadar gula darah, akibat defek sekresi insulin, atau aksinya, atau keduanya. Diabetes mellitus dikenal juga dengan nama kencing manis. Peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) menyebabkan pengeluaran glukosa melalui urin, sehingga urin menjadi manis (Funnel, 2004). Normalnya, kadar glukosa darah secara ketat dikontrol oleh hormon insulin, hormon yang diproduksi di pankreas. Insulin akan menurunkan kadar glukosa darah. Ketika kadar glukosa meningkat, insulin akan dilepaskan dari pankreas untuk menormalkan kadar glukosa. Pada pasien diabetes mellitus, ketiadaan atau insufisiensi produksi insulin menyebabkan hiperglikemia. Diabetes merupakan penyakit kronik, meskipun dapat dikontrol namun sulit untuk disembuhkan (Mathur R, 2007) 2.1.8 Epidemiologi DM Tipe 2 Pada umumnya DM tipe 2 dapat terjadi pada usia dewasa diatas 30 tahun. DM tipe 2 merupakan tipe yang paling sering terjadi dibanding IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus) atau diabetes mellitus tipe 1 (Funnel, 2004). Meskipun sebelumnya DM tipe 2 umumnya didiagnosis pada usia paruh baya (middle age), sekarang onset terjadi pada usia yang lebih muda di Japan terlihat empat kali peningkatan insiden DM tipe 2 pada usia 6 hingga 15 tahun. 8 Data dari Amerika Serikat mengindikasikan adanya 8-45 % kasus DM tipe 2 didiagnosis pada usia muda (Cheng, 2005). Statistik global mengindikasikan beban diabetes mellitus tipe 2 di negara berkembang menjadi masalah besar. Misalnya India dengan penduduk 38 juta dengan diabetes sedangkan di Cina terdapat 23 juta penderita diabetes. Tahun 2025, jumlah ini diperkirakan bertambah menjadi dua kali lipat (Cheng, 2005). Prevalensi DM tipe 2 meningkat secara dramatis, sebagian besar karena perubahan gaya hidup, peningkatan prevalensi obesitas, dan proses degeneratif. Untuk Indonesia WHO memperkirakan kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Laporan hasil penelitian di berbagai daerah di Indonesia yang dilakukan pada dekade 1980 menunjukkan sebaran prevalensi DM tipe 2 antara 0,8 % di Tanah Toraja, sampai 6,1 % yang di dapatkan di Manado. Hasil penelitian pada era 2000 menunjukkan peningkatan prevalensi yang sangat tajam. Sebagai contoh penelitian di Jakarta (daerah urban) dari prevalensi DM tipe 2 1,7 % pada tahun 1982 menjadi 5,7 % pada tahun 1993 dan kemudian menjadi 12,8 % pada tahun 2001 di daerah sub-urban Jakarta (Rahajeng, 2007). 2.1.9 Etiologi dan Patogenesis DM Tipe 2 Penyebab DM tipe 2 adalah: a. Insufisiensi produksi insulin b. Defek produksi insulin c. Ketidakmampuan sel untuk menggunakan insulin dengan tepat dan efisien (Nathan, Cagliero, 2001). Kondisi ini akan mempengaruhi hampir seluruh sel otot dan jaringan lemak dan mengakibatkan keadaan resistensi insulin. Ini merupakan masalah utama pada DM tipe 2 (Nathan, Cagliero, 2001). Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh sel beta pankreas. Insulin bekerja membantu pemasukan glukosa dari aliran darah ke dalam sel. Agar dapat digunakan untuk menghasilkan energi. Secara tidak langsung, insulin akan menurunkan kadar glukosa di dalam darah. Ketika jumlah insulin sedikit atau ada masalah kerja insulin, sel tidak dapat memasukkan cukup glukosa dari darah dan 9 kadar glukosa darah menjadi tinggi sehingga menyebabkan diabetes (Funnel, 2004). Teori yang paling diterima di seluruh dunia mengenai patogenesis DM tipe 2 adalah kombinasi antara resistensi insulin dengan defisiensi sekresi insulin. Resistensi insulin digambarkan sebagai berkurangnya sensitivitas terhadap efek dari insulin, keadaan ini dapat diturunkan maupun dapatan (acquired) akibat dari obesitas, proses penuaan, pengobatan, endokrinopati spesifik seperti akromegali atau Cushing’s syndrome (Nathan, Cagliero, 2001). 2.1.10 Faktor Risiko DM Tipe 2 Ada 2 kelompok faktor risiko DM tipe 2, yaitu yang tidak bisa dimodifikasi dan yang bisa dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi yaitu : a. Ras dan etnik b. Riwayat keluarga dengan diabetes c. Usia. Berdasarkan data statistik usia > 45 tahun terjadi peningkatan risiko untuk menderita intoleransi glukosa dan lebih rentan terhadap DM tipe 2. d. Riwayat melahirkan bayi dengan berat badan (BB) bayi lahir > 4000 gram atau riwayat pernah menderita DM gestasional. e. Riwayat lahir dengan BB rendah, kurang dari 2,5 kg. Bayi yang lahir dengan BB rendah mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding dengan bayi dengan BB normal (Perkeni, 2006). Faktor risiko yang bisa dimodifikasi yaitu a. Berat badan lebih (BMI > 23kg/m2). b. Gaya hidup. Kurangnya aktivitas fisik dan kurang berolah raga. c. Pola makan. Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji, makanan kolesterol tinggi, mengonsumsi alkohol. d. Hipertensi (> 140/90 mmHg). e. Merokok. Merokok meningkatkan risiko DM tipe 2. Pada sebuah penelitian selama 6 tahun yang melibatkan 40,000 orang laki-laki berusia 40 hingga 75 tahun didapatkan hasil bahwa merokok sebanyak 1 bungkus atau lebih setiap hari akan melipatgandakan risiko terjadinya DM tipe 2. Selain itu juga, pasien DM yang merokok akan meningkatkan risiko komplikasi. Tujuh puluh lima 10 persen pasien DM meninggal akibat masalah kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke akibat rokok, karena rokok membuat kerja jantung lebih berat dengan vasokonstriksi, peningkatan denyut jantung dan peningkatan tekanan darah. f. Obesitas khususnya sentral (Nathan, Cagliero, 2001). Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes : a. Penderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau keadaan klinis lain yang terkait dengan resistensi insulin. b. Penderita sindrom metabolik. Memiliki riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya. Memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, seperti stroke, PJK( Penyakit Jantung Koroner), PAD (Peripheral Arterial Diseases) (Perkeni, 2006). 2.1.11 Gambaran Klinis dan Patofisiologi DM Tipe 2 Tabel 2-1. Gejala DM tipe 2 Gejala yang pada umumnya terjadi pada DM tipe 2 adalah: • 3P (Poliuria, Polidipsia, Polifagia) • Poluria adalah peningkatan frekuensi berkemih • Polidipsia adalah peningkatan rasa haus sehingga minum banyak air • Polifagia adalah peningkatan nafsu makan • Turunnya berat badan • Visus menurun • Infeksi kulit • Fatigue • Luka sulit sembuh • Rasa terbakar, tertusuk atau gatal pada kulit biasanya pada ekstremitas. Dikutip dan telah diolah kembali dari Funnel, M. 2004. Michigan Diabetes Research and Training Center. Diakses dari http://www.med.umich.edu/1libr/guides/noninsul.htm Gejala awal dari diabetes berhubungan dengan peningkatan kadar gula darah dan jumlah glukosa yang dikeluarkan melalui urin. Tingginya jumlah glukosa dalam urin akan meningkatkan output urin (poliuria) sehingga dapat menyebabkan dehidrasi. Kemudian dehidrasi menyebabkan rasa haus dan peningkatan konsumsi air (polidipsia) (Nathan, Cagliero, 2001). 11 Ketidakmampuan insulin untuk bekerja secara normal akan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Insulin merupakan hormon anabolik yang dapat membantu penyimpanan lemak dan protein. Defisiensi insulin yang relatif maupun absolut akan menyebabkan kehilangan berat badan meskipun nafsu makan meningkat (polifagia). Beberapa pasien diabetes juga mengeluh lelah, mual dan muntah. Pasien diabetes mudah mengalami infeksi kandung kemih, kulit dan daerah sekitar organ reproduksi eksterna. Fluktuasi kadar gula darah akan menyebabkan kaburnya penglihatan. Peningkatan ekstrim dapat menyebabkan ketidaksadaran dan koma (Nathan, Cagliero, 2001). 2.1.12 Diagnosis DM Tipe 2 Diagnosis DM tipe 2 ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria. Guna penentuan diagnosis DM tipe 2, pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan darah plasma vena. Penggunaan bahan darah utuh, vena ataupun kapiler tetap dapat digunakan dengan memperhatikan angka-angka kriteria diagnostik yang berbeda sesuai pembakuan oleh WHO. Sedangkan untuk tujuan pemantauan hasil pengobatan dapat menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler (Alberti, 1998). Berbagai keluhan dapat ditemukan pada diabetes. Kecurigaan adanya DM tipe 2 perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik seperti: a. Poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. b. Keluhan lain berupa : badan lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita (Alberti, 1998). Diagnosis DM tipe 2 dapat ditegakkan melalui tiga cara. Yaitu: a. Jika keluhan klasik ditemukan dan pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dL. b. Dengan TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral). Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa darah puasa, namun TTGO sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan. c. Dengan pemeriksaan glukosa darah puasa (Alberti, 1998). 12 Tabel 2-2. Kriteria diagnosis DM tipe 2 Kriteria diagnosis DM tipe 2 untuk dewasa tidak hamil • Gejala klasik DM + glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L), atau • Gejala klasik DM + kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL (7,0 mmol/L), atau • Kadar glukosa darah 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L) Dikutip dan telah diolah kembali dari Alberti, KG. 1998. Definition, diagnosis and classification of diabetes mellitus and its complications. Part 1: diagnosis and classification of diabetes mellitus provisional report of a WHO consultation. Diabet Med (7) : 539-53. Diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9686691 Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM tipe 2, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) tergantung dari hasil yang diperoleh. a. TGT = glukosa darah plasma 2 jam setelah beban antara 140-199 mg/dL (7,811,0mmol/L). b. GDPT = glukosa darah puasa antara 100-125 mg/dL (5,6-6,9 mmol/L) (Alberti, 1988) 13 Gambar 2-3. Bagan langkah-langkah diagnostik DM dan gangguan Dikutip dari Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006 2.1.13 Komplikasi DM Tipe 2 Komplikasi yang ditimbulkan diabetes secara umum merupakan akibat dari gangguan vaskuler, baik makrovaskuler maupun mikrovaskuler. Organ yang sering terkena dampaknya adalah mata (katarak diabetik, retinopati diabetik dll), ginjal (nefropati diabetik) dan saraf (neuropati) (UKPDS, 1998). Dalam perjalanan penyakit DM, dapat terjadi penyulit akut dan menahun : a. Penyulit akut 1) Ketoasidosis diabetik 2) Hiperosmolar non ketotik 14 3) Hipoglikemia b. Penyulit menahun 1) Makroangiopati : a) Pembuluh darah jantung b) Pembuluh darah tepi (perifer). Penyakit arteri perifer sering terjadi pada penyandang diabetes. Terkadang ulkus iskemik kaki merupakan kelainan yang pertama muncul. c) Pembuluh darah otak 2) Mikroangiopati: a) Retinopati diabetik. Pengendalian kadar glukosa dan tekanan darah yang baik akan mengurangi risiko dan memberatnya retinopati. b) Nefropati diabetik. c) Neuropati. Yang tersering dan paling penting adalah neuropati perifer, berupa hilangnya sensasi distal. Berisiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki dan amputasi. Gejala yang sering dirasakan kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri, dan lebih terasa sakit saat malam hari (Nathan, Cagliero, 2001) 15 2.2 Kerangka Konsep Gambar 2-4. Kerangka Konsep Penelitian Prevalensi DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral 2.3 Definisi Operasional No 1 Variable Konsumsi fast food 2 Olah Raga 3 Merokok 4 Konsumsi Definisi Operasional Frekuensi responden mengonsumsi makanan cepat saji yang kandungan gizinya kurang baik. Sering = 1 kali dalam seminggu atau lebih, jarang = 1 kali dalam sebulan atau kurang, tidak pernah = tidak pernah sama sekali. Frekuensi responden berolah raga per minggu. Sering = 1 kali dalam seminggu atau lebih, jarang = 1 kali dalam sebulan atau kurang, tidak pernah = tidak pernah olah raga dalam 1 tahun terakhir Faktor risiko merokok pada diri responden Alat Ukur Kuesioner Cara Ukur Wawancara Hasil Ukur 2 = sering 1 = jarang 0 = tidak pernah Skala Ordinal Kuesioner Wawancara 2 = tidak pernah 1 = jarang 0 = sering Ordinal Kuesioner Wawancara Ordinal Faktor risiko konsumsi Kuesioner Wawancara 2 = ya, masih 1 = sudah berhenti 0 = tidak pernah 2 = ya, masih Ordinal 16 alkohol alkohol pada diri responden 1 = sudah berhenti 0 = tidak pernah 1 = ada 0 = tidak ada 5 Riwayat Penyakit Keluarga Kuesioner Wawancara 6 Obesitas Sentral Pita Pengukur (measuring tape) Telaah data lingkar pinggang 1= kriteria (+) 0= kriteria (-) Nominal 7 Diabetes Mellitus tipe 2 Kuesioner dan glukometer Telaah data kuesioner serta hasil GDS dan/atau GDP 0 = negatif DM tipe 2 1 = positif DM tipe 2 Nominal 8 Jenis Kelamin Kuesioner Wawancara 1= laki-laki 2 = perempuan Nominal 9 Umur Riwayat keluarga yang satu garis keturunan dengan responden memiliki penyakit DM tipe 2 Suatu keadaan dimana lingkar pinggang ≥ 80 cm untuk perempuan dan ≥ 90 cm untuk laki-laki Penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya Keadaan tubuh yang membedakan manusia secara fisik berdasarkan fungsinya Lamanya hidup dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir Kuesioner Wawancara Ordinal 10 BMI Body Mass Index atau Indeks Massa Tubuh. Perbandingan antara berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter) Timbangan berat badan standar (bathroom scale) dan sadiometer Telaah data berat badan dan tinggi badan 11 Hipertensi Faktor risiko tekanan darah tinggi pada diri responden Sphygmomanometer Telaah data tekanan sistolik atau diastolik 12 Gejala Klinis Kuesioner Wawancara 13 GDP Glukometer Pengambilan sample darah untuk tes kadar gula darah 1 = kriteria DM tipe 2 (+) 0 = kriteria DM tipe 2 (-) Nominal 14 GDS Gejala-gejala klinis DM tipe 2 yang terdapat pada diri responden Kadar gula darah responden dengan mengambil darah vena atau kapiler setelah puasa minimal selama 8 jam Kadar gula darah 1 = ≤ 20 tahun 2 = 21-30 tahun 3 = 31-40 tahun 4 = 41-50 tahun 5 = 51-60 tahun 6 = > 60 tahun 1= underweight 2 = normal 3 = overweight 4 = obesitas derajat 1 5 = obesitas derajat 2 1 = normal 2 = pra hipertensi 3 = hipertensi derajat 1 4 = hipertensi derajat 2 1 = gejala (+) 0 = gejala (-) Glukometer Pengambilan 1 = kriteria DM Nominal Nominal Ordinal Ordinal Nominal 17 responden dengan mengambil darah vena atau kapiler yang diperiksakan tanpa memperhatikan jam makan terakhir sample darah untuk tes kadar gula darah tipe 2 (+) 0 = kriteria DM tipe 2 (-) BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji potong lintang atau cross sectional untuk mendapatkan angka prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral. 3. 2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat penelitian Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Kodya Tangerang Provinsi Banten 3.2.2 Waktu penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2009 3.3 Populasi dan Sample 3. 3. 1. Populasi dan sample yang diteliti • Populasi adalah subjek yang tinggal di Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug Kodya Tangerang target • Sample adalah subjek dengan obesitas sentral yang mempuyai kriteria lingkar pinggang ≥ 90 cm untuk laki-laki dan ≥ 80 cm untuk perempuan, di Kelurahan Tajur Ciledug. 3. 3. 2. Jumlah sample Rumus jumlah sample yang dibutuhkan untuk mengetahui prevalensi n1 = Zα2 (PQ) d2 • α= 0,05 Æ Zα = 1.96 (tabel kurva normal) • d = akurasi 10%, = presisi = tingkat ketelitian yaitu kesalahan maksimal yang dapat ditolerir, pada umumnya diambil 5% atau 10% • P = prevalensi atau proporsi orang yang mempunyai LP ≥ 90cm untuk laki-laki dan ≥ 80 cm untuk perempuan. Persentase taksiran hal / variable 18 19 yang diteliti, diambil dari referensi, bila tidak diketahui adalah 50%, dengan catatan tidak akan kekurangan jumlah sample. • Q=1–P n2 = n1 + 10% n1 n2 = besar sample ditambah substitusi 10 % (substitusi adalah persen responden yang mungkin drop out). • α = 0,05 Æ Z α = 1.96 (tabel kurva normal) • d = diambil oleh peneliti 10% • P = 51,1 % dari hasil penelitian di Bali. • Q = 1 – 0,511 = 0.489 Untuk menjaga kemungkinan adanya sample penelitian yang drop out, jumlah sample ditambah menjadi: n2 = 95,993 + 10 % (95,993) = 105,5923 ~ 106 Jadi, dalam penelitian ini dibutuhkan subjek minimal sebanyak 106 orang. 3. 3. 3. Cara pengambilan sample Pengambilan sample dengan menggunakan Simple random sampling. 3. 3. 4. Kriteria sample 3. 3. 4. 1. Kriteria inklusi a. Laki-laki dengan lingkar pinggang ≥ 90 cm atau perempuan dengan lingkar pinggang ≥ 80 cm. b. Warga yang tinggal dan menetap di Kelurahan Tajur Ciledug. c. Bersedia dijadikan subjek penelitian. d. Usia ≥ 20 tahun. e. Ada pada saat pengambilan sample 19 20 3. 3. 4. 2. Kriteria eksklusi a. Wanita hamil b. Ascites c. Subjek yang tidak dapat bekerja sama 3.4 Cara Kerja Penelitian Data penduduk di Kelurahan Tajur Ciledug Kriteria Inklusi (+) Kriteria Eksklusi (-) Subjek penelitian Identitas subjek penelitian Mengumpulkan informasi Pengolahan data Analisis data Penulisan laporan penelitian Gambar 3-1. Alur penelitian prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug tahun 2009 20 21 3.5 Managemen Data 3.5.1 Pengumpulan data Data yang digunakan merupakan data kuantitatif yang pengumpulannya dilakukan langsung oleh peneliti terhadap subjek penelitian (data primer). Adapun proses dalam pengumpulan data yaitu : a. Menjelaskan kepada subjek penelitian tujuan dan cara kerja. b. Meminta persetujuan (informed consent) subjek untuk dijadikan sample dalam penelitian penelitian. c. Mengukur antropometri berupa : • Berat badan yang diukur dengan menggunakan bathroom scale (timbangan berat badan standar) dalam posisi berdiri tegap. • Tinggi badan yang diukur dengan menggunakan stadiometer dalam posisi tegap. • Lingkar pinggang subjek penelitian untuk memastikan bahwa sesuai dengan kriteria inklusi, dengan mengukur keliling perut melalui pertengahan Krista iliaka dengan tulang iga terbawah secara horizontal, menggunakan pita pengukur (measuring tape). • Menentukan BMI. Diukur dengan menggunakan rumus berat badan dalam satuan kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. d. Meminta subjek penelitian untuk mengisi kuesioner. e. Memandu subjek penelitian dalam mengisi kuesioner. f. Mengukur tekanan darah subjek dengan menggunakan sphygmomanometer. g. Mengukur kadar gula darah sewaktu (GDS) atau gula darah puasa (GDP) subjek penelitian dengan menggunakan glukometer. 3.5.2 Pengolahan, analisis dan penyajian data Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dan dianalisis dengan komputer program microsoft excel dan SPSS 10.0 for windows. Data yang didapat disajikan dalam bentuk tekstuler dan tabuler. Data dianalisis dengan cara analisis univariat untuk mendapatkan frekuensi dan persentase dari masingmasing variable, baik independen maupun variable dependen. 21 22 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hal-Hal Yang Ditemukan Saat Pengambilan Data Dari laporan kependudukan terakhir bulan Agustus 2009 yang diterima kelurahan dari setiap rukun warga (RW) yang berjumlah 9 RW didapatkan data. Jumlah penduduk di RW 01 sebanyak 12.941 orang, di RW 02 sebanyak 12.941 orang, di RW 03 sebanyak 12.955 orang, di RW 04 sebanyak 12.959 orang, di RW 05 sebanyak 12.962 orang, di RW 06 sebanyak 12.970 orang, di RW 07 sebanyak 12.970 orang, di RW 08 sebanyak 12.970 orang dan di RW 09 sebanyak 12.970 orang. Dari keseluruhan penduduk yang tinggal di kelurahan Tajur, terdapat 2 jenis pemukiman yang pertama yaitu pemukiman kompleks (Puri Kartika dan Wisma Tajur) dengan karakteristik alamat ada nama jalan, blok, nomor rumah, RT (Rukun Tetangga) dan RW, sedangkan yang kedua yaitu pemukiman perkampungan dengan karakteristik alamat nama kampung, nomor rumah, RT dan RW. Setelah mendapat persetujuan dari Lurah Tajur, peneliti melakukan pengumpulan data primer dengan cara mengirim undangan pada alamat tertentu yang didapat secara simple random sampling agar datang ke rumah ketua RT atau ketua RW atau posyandu di RW setempat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Kemudian responden yang datang diberi penjelasan dan diminta persetujuannya untuk diikut sertakan dalam penelitian ini. Setelah menandatangani surat persetujuan, peneliti memeriksa responden untuk menilai kriteria inklusi. Dari 130 responden yang datang terdapat sebanyak 107 responden yang memenuhi kriteria inklusi yang selanjutnya dapat disebut sebagai subjek penelitian. Semua subjek penelitian diminta untuk mengisi kuesioner dibawah bimbingan peneliti dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan tekanan darah, antropometri, dan kadar gula darah sewaktu (GDS) atau gula darah puasa (GDP) tergantung dari kondisi subjek penelitian saat datang. 22 23 4.2 Analisis Univariat 4.2.1 Karakteristik subjek penelitian 50 40 30 Persentase 20 10 0 01 02 03 04 05 06 09 Gambar 4-1. RWDiagram Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan RW Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa subjek penelitian berasal dari RW 01, 02, 03, 04, 05, 06 dan 09. Dengan masing-masing perbandingan persentase RW 01 : RW 02 : RW 03 : RW 04 : RW 04 : RW 05 : RW 06 : RW 09 yaitu 5,6 % : 22,4 % : 6,5 % : 6,5 % : 4,7 % : 14 % : 40,2 %. Dan subjek penelitian terbanyak berasal dari RW 09 yaitu 40,2% dan paling sedikit dari RW 05 yaitu 4,7%. Tabel 4-1. Sebaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan dan status pernikahan Variable Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia (tahun) 21-30 31-40 41-50 51-60 > 60 Pekerjaan Tidak bekerja Mahasiswa Ibu rumah tangga Buruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) Karyawan swasta Wirausaha Jumlah (n) Persentase (%) 32 75 29,9 70,1 15 30 39 17 6 14,0 28,0 36,4 15,9 5,6 11 3 44 2 9 17 18 10,3 2,8 41,1 1,9 8,4 15,9 16,8 22 24 Tabel 4-1 (Sambungan) Variable Pekerjaan Pensiunan Pendidikan Terakhir Tidak sekolah Tidak tamat SD atau sederajat Tamat SD atau sederajat Tamat SMP atau sederajat Tamat SMA atau sederajat Perguruan tinggi Status Pernikahan Belum menikah Menikah Janda/duda Jumlah (n) Persentase (%) 3 2,8 2 3 11 16 50 25 1,9 2,8 10,3 15,0 46,7 23,4 6 97 4 5,6 90,7 3,7 Sebaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa jumlah perempuan lebih banyak dari jumlah laki-laki yaitu 75 orang (29,9 %) dan 32 orang (70,1 %). Untuk sebaran berdasarkan usia didapatkan kelompok usia 21-30 tahun sebanyak 15 orang (14,0%), kelompok usia 31-40 tahun sebanyak 30 orang (28,0 %), kelompok usia 41-50 tahun sebayak 39 orang (36,4 %), kelompok usia 51-60 tahun sebanyak 17 orang (15,9 %) dan kelompok usia diatas 60 tahun sebanyak 6 orang (5,6 %). Sebaran berdasarkan pekerjaan dapat diketahui bahwa jumlah subjek penelitian yang tidak bekerja sebanyak 11 orang (10,3 %), mahasiswa sebanyak 3 orang (2,8 %), ibu rumah tangga sebanyak 44 orang (41,1 %), buruh sebanyak 2 orang (1,9 %), Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 9 orang (8,4 %), karyawan swasta sebanyak 17 orang (15,9 %), wirausaha sebanyak 18 orang (16,8 %) dan pensiunan sebanyak 3 orang (2,8 %). Sebaran subjek penelitian berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel diatas bahwa jumlah yang tidak sekolah sebanyak 2 orang (1,9 %), tidak tamat SD sebanyak 3 orang (2,8 %), tamat SD atau sederajat sebanyak 11 orang (10,3 %), tamat SMP atau sederajat sebanyak 16 orang (15 %), tamat SMA atau sederajat sebanyak 50 orang (46,7 %) dan perguruan tinggi sebanyak 25 orang (23,4 %). Sebaran subjek penelitian berdasarkan status pernikahan didapatkan sebanyak 6 orang (5,6 %) belum menikah, 97 orang (90,7 %) menikah dan 4 orang (3,7 %) janda atau duda. 22 25 Tabel 4-2. Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tekanan Darah (JNC VII) Pengelompokkan Tekanan Darah Normal Pra-hipertensi Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat 2 TOTAL Tekanan Darah Jumlah (n) Persentase (%) 39 36,4 17 15,9 35 32,7 16 15,0 107 100,0 Dari tabel diatas dapat diketahui sebaran subjek penelitian berdasarkan tekanan darah (JNC VII) sebanyak 39 orang (36,4 %) dengan tekanan darah normal, 17 orang (15,9 %) dengan pra-hipertensi, 35 orang (32,7 %) dengan hipertensi derajat 1 dan 16 orang (15 %) dengan hipertensi derajat 2. Tabel 4-3. Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Pengelompokkan BMI Kategori BMI Underweight Normal Overweight Obesitas 1 Obesitas 2 TOTAL Jumlah (n) 2 32 20 41 12 107 Persentase (%) 1,9 29,9 18,7 38,3 11,2 100,0 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari seluruh subjek penelitian dengan obesitas sentral terdapat 2 orang (1,9 %) termasuk kategori underweight, 32 orang (29,9 %) normal, 20 orang (18,7 %) overweight, 41 orang (38,3 %) obesitas 1 dan 12 orang (11,2 %) obesitas 2. 4.2.2 Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Tabel 4-4. Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Diagnosis DM Non-DM TOTAL Jumlah (n) 12 95 107 Persentase (%) 11,2 88,8 100,0 22 26 100 80 60 40 Jumlah 20 0 NEGATIF DM tipe 2 POSITIF DM tipe 2 Diagnosis DM tipe 2 Gambar 4-2. Diagram Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 107 orang subjek penelitian dengan obesitas sentral terdapat 12 orang yang dapat didiagnosis DM tipe 2 atau dapat dikatakan bahwa prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral sebesar 11,2 %. 4.2.3 Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral a. Berdasarkan jenis kelamin Tabel 4-5. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan TOTAL Jumlah DM Tipe 2 4 8 12 Dari tabel 4-5 dapat diketahui jumlah perempuan dengan DM tipe 2 dua kali lebih banyak dari laki-laki, yaitu 8 orang (66,66 %) dan 4 orang (33,33 %). b. Berdasarkan usia Tabel 4-6. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Usia Usia (tahun) Jumlah DM Tipe 2 21-30 31-40 41-50 51-60 Lebih dari 60 TOTAL 0 3 6 2 1 12 22 27 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kejadian DM tipe 2 pada obesitas sentral terbanyak pada kelompok usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 6 orang (50 %), sisanya sebanyak 3 orang (25 %) berusia 31-40 tahun, 2 orang (16,66 %) berusia 51-60 tahun dan 1 orang (8,33 %) berusia lebih dari 60 tahun. c. Berdasarkan faktor risiko hipertensi Tabel 4-7. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Faktor Risiko Hipertensi Pengelompokkan Tekanan Darah Jumlah DM Tipe 2 Normal Pra-Hipertensi Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat 2 TOTAL 0 4 4 4 12 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah DM tipe 2 dengan kategori pra-hipertensi, hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2 sama masing-masing sebanyak 4 orang (33,33 %). Jumlah hipertensi sebanyak 8 orang (jumlah hipertensi derajat 1 + jumlah hipertensi derajat 2) dalam persentase dinyatakan sebesar 66,66 %. d. Berdasarkan faktor risiko riwayat keluarga DM Tabel 4-8. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Faktor Risiko Riwayat Keluarga DM Riwayat Keluarga Jumlah DM Tipe 2 Tidak ada / tidak tahu Ada TOTAL 5 7 12 Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat 5 penderita DM tipe 2 (41,66 %) tanpa riwayat keluarga dan sisanya 7 orang (58,33 %) mempunyai riwayat keluarga menderita DM tipe 2. e. Berdasarkan Faktor Risiko Merokok Tabel 4-9. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Faktor Risiko Merokok Merokok Jumlah DM Tipe 2 Tidak Ya, sudah berhenti Ya TOTAL 7 3 2 12 22 28 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 7 penderita DM tipe 2 (58,33 %) tidak merokok, 3 orang lainnya (25 %) adalah perokok namun sudah berhenti dan sisanya 2 orang (16,66 %) masih perokok aktif. f. Berdasarkan Faktor Risiko Konsumsi Alkohol Tabel 4-10. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Faktor Risiko Konsumsi Alkohol Konsumsi Alkohol Tidak ya,sudah berhenti Ya TOTAL Jumlah DM Tipe 2 11 1 0 12 Dari tabel diatas diketahui bahwa hanya ada 1 penderita DM tipe 2 (8,33 %) yang pernah konsumsi alkohol sisanya 11 orang (91,66 %) tidak pernah konsumsi alkohol. g. Berdasarkan Faktor Risiko Konsumsi Fast Food Tabel 4-11. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Faktor Risiko Konsumsi Fast Food Konsumsi Fasfood Jumlah DM Tipe 2 Tidak pernah Jarang Sering TOTAL 2 6 4 12 Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat 2 penderita DM tipe 2 (16,66 %) tidak pernah konsumsi fast food, 6 penderita DM tipe 2 (50 %) jarang konsumsi fast food dan 4 orang lainnya (33,33 %) sering konsumsi fast food. h. Berdasarkan Faktor Risiko Kurang Olah Raga Tabel 4-12. Sebaran DM Tipe 2 Pada Obesitas Sentral Berdasarkan Faktor Risiko Kurang Olah Raga Olah Raga Sering Jarang Tidak pernah TOTAL Jumlah DM Tipe 2 1 5 6 12 Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat 1 penderita DM tipe 2 (8,33 %) sering olah raga, 5 penderita DM tipe 2 (41,66 %) jarang olah raga dan 6 orang sisanya (50 %) tidak pernah olah raga. 22 29 4.3 Pembahasan 4.3.1 Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini menilai angka prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral di Kelurahan Tajur Tahun 2009. Metodologi yang digunakan adalah cross sectional yang merupakan studi deskriptif. Analisis dalam penelitian ini hanya dilakukan secara univariat, karena peneliti hanya ingin mengetahui gambaran masingmasing variable tanpa menganalisis hubungan antar variable. Pada analisis univariat akan terlihat sebaran jumlah dan persentase dari setiap variable. 4.3.2 Keterbatasan Penelitian a. Terbatasnya waktu saat pengambilan sample karena harus menyelesaikan penelitian dalam kurun waktu sebulan. b. Cukup banyak subjek penelitian yang berpendidikan rendah (15 %) yang kurang mengerti dan butuh bimbingan untuk menjawab pertanyaan yang terdapat di kuesioner. c. Tingginya angka subjektivitas dalam menjawab pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner karena menanyakan mengenai gejala DM tipe 2 yang mungkin dialami oleh subjek penelitian. d. Pada pemeriksaan kadar gula darah diambil sample dari darah kapiler sehingga hasilnya tidak sebaik nilai kadar gula darah dari vena. 4.3.3 Karakteristik Responden Dengan Obesitas Sentral Di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 Sample diambil dari 7 RW dari 9 RW yang terdapat di Kelurahan Tajur, yaitu RW 01, 02, 03, 04, 05, 06, dan 09. Para responden yang menerima undangan datang ke rumah ketua RT atau ketua RW atau posyandu di RW setempat untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan. Didapatkan total keseluruhan responden yang datang sebanyak 130 orang, namun hanya 107 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Dari 107 orang subjek penelitian, sebanyak 75 orang (70,1 %) diantaranya adalah perempuan sedangkan 32 orang (29,9 %) sisanya adalah laki-laki. Sementara pada penelitian yang dilakukan di Korea prevalensi obesitas sentral lebih besar pada laki-laki dibanding perempuan yaitu 23,4 % dan23,1 %. Hal ini terjadi karena beberapa hal yang pertama karena berdasarkan data kependudukan 22 30 Kelurahan Tajur Bulan Agustus 2009 diketahui bahwa jumlah perempuan di Kelurahan Tajur lebih banyak dari jumlah laki-laki dengan persentase jumlah perempuan dan jumlah laki-laki masing-masing 54,04 % dan 45,96 %. Hal kedua yaitu saat pengumpulan data terlihat bahwa perempuan lebih perhatian pada kesehatan dibanding laki-laki. Sebaran berdasarkan usia dapat dilihat bahwa subjek penelitian dengan obesitas sentral banyak berasal dari kelompok usia 41-50 tahun. Hal ini terjadi karena pada usia di atas 40 tahun risiko obesitas sentral meningkat akibat pola makan, gaya hidup yang kurang baik dan umumnya aktivitas fisik mulai berkurang. Sebaran berdasarkan pendidikan terakhir didominasi oleh tamat SMA atau sederajat. Jika pendidikan terakhir dikelompokkan menjadi tidak sekolah, tidak tamat SD dan tamat SD atau sederajat termasuk kelompok pendidikan rendah, tamat SMP atau sederajat dan tamat SMA atau sederajat termasuk kelompok pendidikan menengah, sedangkan perguruan tinggi termasuk pendidikan tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek penelitian berpendidikan menengah. Pendidikan sangat mempengaruhi pola hidup dan prilaku kesehatan misalnya kesadaran akan pentingnya olah raga dan asupan gizi seimbang harian. Sebaran responden berdasarkan status pernikahan, sebagian besar menikah (90,7 %) namun tidak ditemukan secara langsung hubungan antara status pernikahan dengan obesitas sentral yang berkenaan sebagai faktor risiko risiko DM tipe2. Pada tabel sebaran responden berdasarkan tekanan darah menurut kriteria JNC VII diketahui bahwa persentase hipertensi (derajat 1+ derajat 2) pada obesitas sentral sebesar 47,7 %. Persentase yang cukup besar ini dapat terjadi karena obesitas sentral selain sebagai faktor risiko terhadap gangguan metabolik juga sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular salah satunya hipertensi. Pada tabel yang menyatakan sebaran subjek penelitian berdasarkan kelompok BMI didapatkan 1,9 % orang dengan obesitas sentral justru termasuk kategori underweight jika dilihat dari BMI-nya, 29,9 % termasuk kategori normal, 18,7 % kategori overweight, 38,3 % kategori obesitas 1 dan 11,2 % kategori obesitas 2. Dapat disimpulkan bahwa 31,8 % obesitas sentral memiliki kategori 22 31 BMI underweight hingga normal dan prevalensi obesitas pada obesitas sentral sebesar 49,5 %. Dengan ditetapkannya obesitas sentral sebagai faktor risiko yang lebih berbahaya terhadap kejadian penyakit gangguan metabolik dan kardiovaskular maka semakin rendah batas aman dari ukuran tubuh seseorang. 4.3.4 Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM tipe 2) Pada Obesitas Sentral Di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 Dapat diketahui besarnya prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 yaitu sebesar 11,2 %. Angka ini didapatkan dari 107 subjek penelitian terdapat 12 orang yang positif dapat didiagnosis DM tipe 2 berdasarkan kriteria adanya gejala klinis berupa 3P (poliuria, polidipsia dan polifagia), penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, keluhan sering kesemutan dan badan lemah ditambah dengan nilai gula darah sewaktu (GDS) yang ≥ 200 mg/dl atau nilai gula arah puasa (GDP) ≥ 126 mg/dl. Belum dapat ditemukan angka prevalensi diabetes mellitus tipe 2 pada obesitas sentral di penelitian sebelumnya, beberapa penelitian yang pernah dilakukan kebanyakan menggambarkan prevalensi obesitas sentral atau diabetes tipe 2 pada populasi tertentu secara terpisah. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng dkk didapatkan obesitas sentral mempunyai rasio risiko relatif terhadap DM tipe 2 sebesar 3,04. 4.3.5 Sebaran DM Tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Hipertensi, Riwayat Keluarga, Merokok, Konsumsi Alkohol, Konsumsi Fast Food dan Kurang Olah Raga Jenis kelamin bukan merupakan faktor risiko dari DM tipe 2 namun secara epidemiologi jumlah penderita DM tipe 2 lebih banyak laki-laki. Pada penelitian ini didapatkan bahwa angka kejadian DM tipe 2 berdasarkan jenis kelamin lakilaki dibanding perempuan adalah 1:2. Hal ini dapat terjadi karena subjek pnelitian mayoritas adalah perempuan dan perempuan juga dipengaruhi faktor hormonal. Usia merupakan faktor risiko DM tipe 2, angka kejadian DM tipe 2 meningkat pada usia > 45 tahun. Sesuai dengan kepustakaan yang didapat, pada penelitian ini didapatkan bahwa angka kejadian DM tipe 2 terbesar pada rentan usia 41-50 tahun yaitu sebesar 50 %. 22 32 Banyaknya penderita DM tipe 2 sama untuk subjek penelitian dengan kategori pra hipertensi, hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2, yaitu 4 orang. Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg (hipertensi derajat 1 atau derajat 2) merupakan faktor risiko terjadinya DM tipe 2. sesuai dengan kepustakaan bahwa subjek dengan DM tipe 2 lebih banyak yang memiliki tekanan darah tinggi lebih. Sebaran DM tipe 2 berdasarkan riwayat keluarga didapatkan cukup besar penderita dengan riwayat keluarga positif yaitu 58,33 %. Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa penderita DM tipe 2 sebagian besar memiliki riwayat keluarga DM. Sebaran DM tipe 2 berdasarkan faktor risiko merokok didapatkan 58,33 % penderita DM tipe 2 tidak merokok, merupakan persentase yang lebih besar dari penderita yang perokok. Hal ini dapat terjadi karena mayoritas subjek penelitian adalah perempuan. Sebaran DM tipe 2 berdasarkan faktor risiko konsumsi alkohol juga tidak sesuai kepustakaan, pada penelitian ini jumlah penderita DM tipe 2 yang tidak mengonsumsi alkohol lebih banyak. Ini juga terjadi karena mayoritas subjek penelitian adalah perempuan dan muslim. Sebaran DM tipe 2 berdasarkan faktor risiko konsumsi fast food didapatkan kejadian terbesar DM tipe 2 pada kelompok yang jarang mengonsumsi fast food jika dibandingkan dengan yang tidak pernah. Pada kepustakaan seharusnya kelompok yang sering jumlahnya lebih besar, namun hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian ini dimungkinkan karena meskipun frekuensinya termasuk jarang peneliti tidak mengetahui banyaknya fast food yang dimakan tiap kali. Sebaran DM tipe 2 berdasarkan faktor risiko kurang olah raga pada penelitian ini sesuai dengan kepustakaan yaitu kelompok subjek yang tidak pernah olah raga merupakan kelompok yang terbesar angka kejadiannya. 22 1 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan a. Prevalensi DM tipe 2 pada obesitas sentral di Kelurahan Tajur Ciledug Tahun 2009 yaitu sebesar 11,2 %. b. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh perempuan (70,1 %) dan laki-laki (29,9 %). Berdasarkan usia terbanyak yaitu 41-50 tahun (36,4 %). Berdasarkan pekerjaan terbanyak yaitu ibu rumah tangga (41,12 %). Berdasarkan pendidikan terbanyak yaitu tamat SMA atau sederajat (46,72 %). Berdasarkan status pernikahan terbanyak yaitu menikah (90,65 %). Berdasarkan tekanan darah sebesar 47,7 % subjek penelitian dengan hipertensi. Berdasarkan kriteria obesitas sebesar 49,5 % subjek penelitian dengan obesitas. c. Sebaran DM tipe 2 pada obesitas sentral berdasarkan jenis kelamin terbanyak pada perempuan, berdasarkan usia terbanyak kelompok usia 41-50, berdasarkan faktor risiko hipertensi jumlahnya sama antara pra hipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2. Sebaran berdasarkan riwayat penyakit keluarga mayoritas memiliki riwayat keluarga DM tipe 2, berdasarkan faktor risiko merokok mayoritas adalah tidak merokok, berdasarkan faktor risiko konsumsi alkohol mayoritas tidak mengonsumsi alkohol, berdasarkan faktor risiko konsumsi fast food mayoritas jarang, berdasarkan faktor risiko kurang olah raga mayoritas tidak pernah olah raga. 5.2 Saran a. Meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin terutama pada orang dengan faktor risiko. b. Meningkatkan kesadaran penderita DM tipe 2 untuk selalu mengontrol kadar gula darah dan tekanan darah serta agar patuh berobat. c. Meningkatkan pelayanan puskesmas kelurahan atau kecamatan setempat dalam rangka pengendalian penyakit tidak menular seperti DM tipe 2. 33 34 DAFTAR PUSTAKA Alberti, KG. 1998. Definition, diagnosis and classification of diabetes mellitus and its complications. Part 1: diagnosis and classification of diabetes mellitus provisional report of a WHO consultation. Diabet Med (7) : 539-53. Diakses [2 Agustus 2008] dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9686691 Cheng, D. 2005. Prevalence, predisposition and prevention of type II diabetes. London : Nutr Metab (2) : 29.Diakses [2 Agustus 2008] dari http://www.pubmedcentral.nih.gov/tocrender.fcgi?iid=18048 Depkes RI. 2008. Diabetes Mellitus di Indonesia. Diakses [2 Agustus 2008] dari www.depkes.go.id Despres JP, Lemieux I, Prudhomme D. 2001. Treatment of obesity: need to focus on high risk abdominally obese patients. BMJ (322): 716-720. Funnel, M. 2004. Michigan Diabetes Research and Training Center. Diakses [4 September 2008] dari http://www.med.umich.edu/1libr/guides/noninsul.htm Lawrence JE, Dluhy RG. 2003. Endocrine Hypertension. Dalam : Hall JE, Nieman LK Handbook of Diagnosis Endocrinology. Chapter 5. New Jersey: Humana Press. Halaman 80-84. Leone N, et al. 2009. Lung function impairment and metabolic syndrome: the critical role of abdominal obesity. Am J Respir Crit Care Med (179) : 509-516. Diakses [13 Juli 2009] dari http://ajrccm.atsjournals.org/cgi/content/short/179/6/509 Mathur, R. 2007. Diabetes Mellitus type 2. Diakses [15 november 2007] dari http://www.medicinenet.com/diabetes_mellitus/article.htm 34 35 Nathan DM, Cagliero E. 2001. Diabetes Mellitus. Dalam: Felig P, Frohman LA. Endocrinology and Metabolism. 4th Ed. New York: McGraw-Hill. Halaman 895-6. NHLBI. 2007. Determination of Degree of Abdominal Obesity, Gudelines on Overweight and Obesity. Diakses [15 Desember 2007] dari www.nhlbi.nih.gov/guideline/abdominal Okosun, IS, Prewitt, TE, Cooper, RS. 1999. Abdominal obesity in the United States: prevalence and attributable risk of hypertension. Jurnal of Human Hypertension.(13) : 425-430 Park, HS, Park, CY, Oh, W. Yoo HJ. 2007. Prevalence of obesity and metabolic syndrome in Korean adults. Obesity reviews (9) : 104-107 Perkeni (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia). 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Indonesia. Jakarta : Perkeni. Rahajeng, E. 2007. Risiko obesitas pada kasus toleransi glukosa terganggu terhadap kejadian diabetes mellitus tipe 2 dan faktor “non-genetik” lain yang berpengaruh. Diakses [2 Agustus 2008]] dari www.bmf.litbang.depkes.go.id Sastroasmoro, S. Ismael, S. 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 2. Jakarta : CV Sagung Seto. Suastika K, Aryana IGPS, Saraswati MR, Gotera W, Budiartha AAG, Sutanegara IND, et al. 2004. A Epidemiology study of metabolic syndrome in rural population Bali. International Journal of Obesity (28) : 55 35 36 UKPDS (UK Prospective Diabetes Study ) 33. 1998. Intensive blood-glucose control with sulphonylureas or insulin compared with conventional treatment and risk of complications in patients with type 2 diabetes Lancet (352) : 837853. Vidal, PM. 2008. Prevalence of obesity and abdominal obesity in the Lausanne population. Biomed Central (8) : 330. Diakses [13 Juli 2009] dari http://www.biomedcentral.com/1471-2458/8/330 36 37 LAMPIRAN 1 KUESIONER A. IDENTITAS RESPONDEN 1. (a1) Nomor responden : ...................................................................... 2. (a2) Nama : ...................................................................... 3. (a3) Jenis kelamin : ...................................................................... 1. Laki-laki 2. Perempuan 4. (a4) Usia : ...................................................................... 1. ≤ 20 tahun 4. 41-50 tahun 2. 21-30 tahun 5. 51-60 tahun 3. 31-40 tahun 6. > 60 tahun 5. (a5) Pekerjaan : ...................................................................... 1. Tidak bekerja 6. Polri / TNI 2. Pelajar 7. Pegawai Swasta 3. Mahasiswa 8. Wirausaha 4. Ibu rumah tangga 9. Pensiunan 5. PNS 6. (a6) Pendidikan terakhir : ..................................................................... 1. Tidak sekolah 4. SMP atau sederajat 2. Tidak tamat SD 5. SMA atau sederajat 3. SD atau sederajat 6. Perguruan tinggi 7. (a7) Status pernikahan : ................................................................ 1. Belum menikah 2. Menikah 3. Janda / Duda 8. (a8) Jumlah anak : .................................................................................. 9. (a9) Alamat : .................................................................................. (a9_1) RT : (a9_2) RW : (a9_3) KEL : 57 38 (Lanjutan) B. PENGUKURAN TEKANAN DARAH DAN ANTROPOMETRI 1. TD* (b1) Sistolik 1 : (b3) Sistolik 2 : (b2) Diastolik 1 : (b4) Diastolik 2 : 2. (b5) Posisi saat di tensi 1.duduk 2. berbaring 3. (b6) LP* : ..........................cm 4. (b7) BB* : ..........................kg 5. (b8) TB* : ..........................cm 6. (b9) BMI* : ...........................kg/m2 7. (b10) GDS* : ...........................mg/dL 8. (b11) GDP* : ...........................mg/dL C. FAKTOR RISIKO 1. (c1) Apakah anda pernah didiagnosis diabetes/kencing manis/sakit gula ? a. Pernah b. Tidak pernah (skor : a=1, b=0) 2. (c2) Adakah keluarga anda yang menderita diabetes/kencing manis/sakit gula ? a. Ada. Ayah / Ibu / Kakak / Adik / Lainnya (Kakek / Nenek / Paman / Bibi) b. Tidak ada / tidak tahu (skor : a=1, b=0) 3. (c3) Apakah anda merokok ? a. Ya b. Ya, sudah berhenti c. Tidak (skor : a=2, b=1, c=0) 57 39 (Lanjutan) 4. (c4) Apakah anda mengonsumsi alkohol ? a. Ya b. Ya, sudah berhenti c. Tidak (skor : a=2, b=1, c=0) 5. (c5) Apakah anda sering mengonsumsi makanan cepat saji ? a. Ya, sering b. Jarang c. Tidak pernah (skor : a=2, b=1, c=0) 6. (c6) Apakah anda rutin berolah raga ? a. Ya. Rutin b. Jarang c. Tidak pernah (skor : a=0, b=1, c=2) D. GAMBARAN KLINIS 1. (d1) Pernahkah anda merasa sering kesemutan ? a. Pernah. Letaknya di.... b. Tidak pernah c. Tidak tahu (skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0) 2. (d2) Apakah mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas ? a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu (skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0) 3. (d3) Apakah anda merasa sering buang air kecil dalam sehari ? a. Ya b. Tidak (skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0) 57 40 (Lanjutan) 4. (d3_1) Berapa kali dalam sehari ? a. ≤ 3 b. 2-4 c. 5-6 d. ≥ 7 (skor : jawaban ≥ 5 = 1, jawaban ≤ 4 = 0) 5. (d3_2) Apakah anda sering terbangun dari tidur malam karena ingin buang air kecil ? a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu (skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0) 6. (d4) Apakah anda sering merasa haus ? a. Ya b. Tidak (skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0) 7. (d4_1) Berapa gelas (belimbing) anda minum dalam sehari ? a. ≤ 3 b. 2-4 c. 5-6 d. ≥ 7 (skor : jawaban ≥ 7 = 1, jawaban ≤ 6 = 0) 8. (d5) Apakah anda sering merasa lapar ? a. Ya b. Tidak (skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0) 9. (d5_1) Berapa kali anda makan dalam sehari ? a. ≤ 3 b. 2-4 c. 5-6 d. ≥ 7 (skor : jawaban ≥ 5 = 1, jawaban ≤ 4 = 0) 10. (d6) Apakah anda sering merasa cepat lelah belakangan ini ? a. Ya SKOR GEJALA: ≤ 5 Æ Klinis (-) ≥ 6 Æ Klinis (+) b. Tidak c. Tidak tahu (skor : jawaban (+) = 1, jawaban (-) = 0) *Diisi oleh pewawancara TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA DALAM PENELITIAN INI 57 41 LAMPIRAN 2 FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta SURAT PERSETUJUAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian tersebut dibawah ini yang berjudul : PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA OBESITAS SENTRAL DI KELURAHAN TAJUR CILEDUG TAHUN 2009 Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian diatas dengan catatan bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini serta berhak untuk mengundurkan diri. Jakarta, 2009 Menyetujui Mengetahui Peserta Penanggung jawab penelitian ( ( ) 57 ) 42 LAMPIRAN 3 NILAI RUJUKAN KRITERIA HIPERTENSI (JNC VII) Kategori Normal Pra-Hipertensi Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat 2 Sistolik < 120 mmHg 120-139 mmHg 149-159 mmHg ≥ 160 mmHg Dan Atau Atau Atau KRITERIA OBESITAS (ASIA PASIFIK) Kategori Nilai BMI ≤ 18,4 kg/m2 Underweight Normal 18,5-22,9 kg/m2 23,0-24,9 kg/m2 Overweight Obesitas 1 25,0-29,0 kg/m2 Obesitas 2 ≥ 30 kg/m2 57 Diastolik < 80 mmHg 80-89 mmHg 90-99 mmHg ≥ 100 mmHg 43 LAMPIRAN 4 DATA STATISTIK TABEL FREKUENSI Jenis Kelamin Valid laki-laki perempuan Total Frequency 32 75 107 Percent 29,9 70,1 100,0 Valid Percent 29,9 70,1 100,0 Cumulative Percent 29,9 100,0 Usia (tahun) Valid 21-30 31-40 41-50 51-60 lebih dari 60 Total Frequency 15 30 39 17 6 107 Percent 14,0 28,0 36,4 15,9 5,6 100,0 Valid Percent 14,0 28,0 36,4 15,9 5,6 100,0 Cumulative Percent 14,0 42,1 78,5 94,4 100,0 Pekerjaan Valid tidak bekerja mahasiswa ibu rumah tangga buruh PNS Karyawan swasta wirausaha pensiunan Total Frequency 11 3 44 2 9 17 18 3 107 Percent 10,3 2,8 41,1 1,9 8,4 15,9 16,8 2,8 100,0 57 Valid Percent 10,3 2,8 41,1 1,9 8,4 15,9 16,8 2,8 100,0 Cumulative Percent 10,3 13,1 54,2 56,1 64,5 80,4 97,2 100,0 44 (Lanjutan) Pendidikan Terakhir Valid tidak sekolah tidak tamat SD atau sederajat tamat SD atau sederajat tamat SMP atau sederajat tamat SMA atau sederajat Perguruan tinggi Total Frequency 2 Percent 1,9 Valid Percent 1,9 Cumulative Percent 1,9 3 2,8 2,8 4,7 11 16 50 25 107 10,3 15,0 46,7 23,4 100,0 10,3 15,0 46,7 23,4 100,0 15,0 29,9 76,6 100,0 Status Pernikahan Valid belum menikah menikah janda/duda Total Frequency 6 97 4 107 Percent 5,6 90,7 3,7 100,0 Valid Percent 5,6 90,7 3,7 100,0 Cumulative Percent 5,6 96,3 100,0 RW Valid 01 02 03 04 05 06 09 Total Frequency 6 24 7 7 5 15 43 107 Percent 5,6 22,4 6,5 6,5 4,7 14,0 40,2 100,0 Valid Percent 5,6 22,4 6,5 6,5 4,7 14,0 40,2 100,0 Cumulative Percent 5,6 28,0 34,6 41,1 45,8 59,8 100,0 Lingkar Pinggang (cm) Valid 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 Frequency Percent 7 6,5 4 3,7 5 4,7 4 3,7 3 2,8 2 1,9 5 4,7 1 ,9 5 4,7 4 3,7 8 7,5 57 Valid Percent Cumulative Percent 6,5 6,5 3,7 10,3 4,7 15,0 3,7 18,7 2,8 21,5 1,9 23,4 4,7 28,0 ,9 29,0 4,7 33,6 3,7 37,4 7,5 44,9 45 (Lanjutan) 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 104 105 106 108 109 110 Total 5 9 3 2 2 3 7 5 4 2 3 4 3 1 2 2 1 1 107 4,7 8,4 2,8 1,9 1,9 2,8 6,5 4,7 3,7 1,9 2,8 3,7 2,8 ,9 1,9 1,9 ,9 ,9 100,0 4,7 8,4 2,8 1,9 1,9 2,8 6,5 4,7 3,7 1,9 2,8 3,7 2,8 ,9 1,9 1,9 ,9 ,9 100,0 49,5 57,9 60,7 62,6 64,5 67,3 73,8 78,5 82,2 84,1 86,9 90,7 93,5 94,4 96,3 98,1 99,1 100,0 Berat Badan (kg) Valid 41 43 44 45 46 47 48 50 51 52 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 Frequency Percent 1 ,9 1 ,9 1 ,9 2 1,9 3 2,8 1 ,9 2 1,9 3 2,8 4 3,7 2 1,9 5 4,7 5 4,7 3 2,8 2 1,9 1 ,9 5 4,7 2 1,9 5 4,7 1 ,9 2 1,9 2 1,9 8 7,5 2 1,9 2 1,9 5 4,7 3 2,8 4 3,7 3 2,8 3 2,8 1 ,9 1 ,9 57 Valid Percent Cumulative Percent ,9 ,9 ,9 1,9 ,9 2,8 1,9 4,7 2,8 7,5 ,9 8,4 1,9 10,3 2,8 13,1 3,7 16,8 1,9 18,7 4,7 23,4 4,7 28,0 2,8 30,8 1,9 32,7 ,9 33,6 4,7 38,3 1,9 40,2 4,7 44,9 ,9 45,8 1,9 47,7 1,9 49,5 7,5 57,0 1,9 58,9 1,9 60,7 4,7 65,4 2,8 68,2 3,7 72,0 2,8 74,8 2,8 77,6 ,9 78,5 ,9 79,4 46 (Lanjutan) 75 76 77 78 79 80 82 84 86 87 88 95 Total 1 2 2 1 4 4 1 1 2 1 2 1 107 ,9 1,9 1,9 ,9 3,7 3,7 ,9 ,9 1,9 ,9 1,9 ,9 100,0 ,9 1,9 1,9 ,9 3,7 3,7 ,9 ,9 1,9 ,9 1,9 ,9 100,0 80,4 82,2 84,1 85,0 88,8 92,5 93,5 94,4 96,3 97,2 99,1 100,0 Tinggi Badan (cm) Valid 104 140 141 142 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 175 181 Total Frequency Percent 1 ,9 2 1,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 3 2,8 5 4,7 1 ,9 2 1,9 4 3,7 2 1,9 4 3,7 2 1,9 11 10,3 6 5,6 7 6,5 4 3,7 6 5,6 2 1,9 8 7,5 4 3,7 1 ,9 7 6,5 1 ,9 1 ,9 6 5,6 1 ,9 3 2,8 2 1,9 3 2,8 2 1,9 1 ,9 107 100,0 57 Valid Percent Cumulative Percent ,9 ,9 1,9 2,8 ,9 3,7 ,9 4,7 ,9 5,6 ,9 6,5 ,9 7,5 2,8 10,3 4,7 15,0 ,9 15,9 1,9 17,8 3,7 21,5 1,9 23,4 3,7 27,1 1,9 29,0 10,3 39,3 5,6 44,9 6,5 51,4 3,7 55,1 5,6 60,7 1,9 62,6 7,5 70,1 3,7 73,8 ,9 74,8 6,5 81,3 ,9 82,2 ,9 83,2 5,6 88,8 ,9 89,7 2,8 92,5 1,9 94,4 2,8 97,2 1,9 99,1 ,9 100,0 100,0 47 (Lanjutan) Body Mass Index Valid 16,77 18,37 18,97 19,15 19,61 20,17 20,43 20,61 20,81 20,82 20,83 21,10 21,22 21,36 21,48 21,91 22,21 22,27 22,31 22,32 22,37 22,41 22,48 22,58 22,63 22,76 22,83 22,86 22,89 22,99 23,31 23,46 23,62 23,74 23,83 23,88 23,88 23,94 24,09 24,44 24,65 24,77 24,78 24,80 24,84 24,97 24,98 25,24 25,32 25,54 25,71 Frequency Percent 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 2 1,9 2 1,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 2 1,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 2 1,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 2 1,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 2 1,9 1 ,9 2 1,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 57 Valid Percent Cumulative Percent ,9 ,9 ,9 1,9 ,9 2,8 ,9 3,7 ,9 4,7 1,9 6,5 1,9 8,4 ,9 9,3 ,9 10,3 ,9 11,2 ,9 12,1 ,9 13,1 ,9 14,0 ,9 15,0 ,9 15,9 ,9 16,8 ,9 17,8 ,9 18,7 1,9 20,6 ,9 21,5 ,9 22,4 ,9 23,4 1,9 25,2 ,9 26,2 ,9 27,1 ,9 28,0 ,9 29,0 ,9 29,9 ,9 30,8 ,9 31,8 1,9 33,6 ,9 34,6 ,9 35,5 ,9 36,4 ,9 37,4 ,9 38,3 ,9 39,3 ,9 40,2 ,9 41,1 1,9 43,0 ,9 43,9 1,9 45,8 ,9 46,7 ,9 47,7 ,9 48,6 ,9 49,5 ,9 50,5 ,9 51,4 ,9 52,3 ,9 53,3 ,9 54,2 48 (Lanjutan) 25,78 25,82 26,02 26,03 26,04 26,08 26,22 26,29 26,30 26,37 26,45 26,70 27,05 27,28 27,30 27,64 27,92 27,99 28,12 28,20 28,25 28,30 28,62 28,73 28,88 28,89 29,00 29,00 29,02 29,03 29,22 29,43 29,52 29,55 29,67 29,67 29,73 30,10 30,47 31,12 31,18 31,25 32,46 32,77 32,85 34,68 36,63 52,70 Total 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 107 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 1,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 100,0 57 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 1,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 100,0 55,1 56,1 57,0 57,9 58,9 59,8 60,7 61,7 62,6 63,6 64,5 65,4 66,4 67,3 68,2 69,2 70,1 71,0 72,0 72,9 73,8 74,8 75,7 76,6 77,6 78,5 79,4 80,4 81,3 82,2 83,2 84,1 85,0 86,0 86,9 87,9 88,8 89,7 90,7 91,6 92,5 93,5 95,3 96,3 97,2 98,1 99,1 100,0 49 (Lanjutan) Gula Darah Sewaktu (g/dL) Valid 0 84 92 94 96 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 109 111 112 113 114 117 118 119 120 121 122 123 124 125 128 129 130 132 133 134 135 136 137 139 141 142 144 145 147 148 149 153 154 156 158 161 164 167 Frequency Percent 6 5,6 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 2 1,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 3 2,8 2 1,9 2 1,9 4 3,7 2 1,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 3 2,8 3 2,8 2 1,9 1 ,9 2 1,9 1 ,9 1 ,9 4 3,7 4 3,7 1 ,9 1 ,9 3 2,8 2 1,9 2 1,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 2 1,9 1 ,9 1 ,9 2 1,9 1 ,9 2 1,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 2 1,9 57 Valid Percent Cumulative Percent 5,6 5,6 ,9 6,5 ,9 7,5 ,9 8,4 ,9 9,3 ,9 10,3 ,9 11,2 ,9 12,1 ,9 13,1 1,9 15,0 ,9 15,9 ,9 16,8 ,9 17,8 ,9 18,7 2,8 21,5 1,9 23,4 1,9 25,2 3,7 29,0 1,9 30,8 ,9 31,8 ,9 32,7 ,9 33,6 2,8 36,4 2,8 39,3 1,9 41,1 ,9 42,1 1,9 43,9 ,9 44,9 ,9 45,8 3,7 49,5 3,7 53,3 ,9 54,2 ,9 55,1 2,8 57,9 1,9 59,8 1,9 61,7 ,9 62,6 ,9 63,6 ,9 64,5 ,9 65,4 ,9 66,4 1,9 68,2 ,9 69,2 ,9 70,1 1,9 72,0 ,9 72,9 1,9 74,8 ,9 75,7 ,9 76,6 ,9 77,6 ,9 78,5 ,9 79,4 1,9 81,3 50 (Lanjutan) 173 174 176 181 191 192 193 198 204 211 214 232 238 259 263 292 314 378 425 Total 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 107 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 1,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 100,0 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 1,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 ,9 100,0 82,2 83,2 84,1 85,0 86,0 86,9 87,9 88,8 89,7 91,6 92,5 93,5 94,4 95,3 96,3 97,2 98,1 99,1 100,0 Gula Darah Puasa (g/dL) Valid 0 71 74 85 92 98 105 162 Total Frequency Percent 100 93,5 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 1 ,9 107 100,0 Valid Percent Cumulative Percent 93,5 93,5 ,9 94,4 ,9 95,3 ,9 96,3 ,9 97,2 ,9 98,1 ,9 99,1 ,9 100,0 100,0 Gambaran klinis DM Valid gambaran klinis (-) gambaran klinis (+) Total Frequency Percent 93 86,9 14 13,1 107 100,0 57 Valid Percent Cumulative Percent 86,9 86,9 13,1 100,0 100,0 51 LAMPIRAN 5 CROSSTAB Case Processing Summary Valid N Jenis Kelamin * diagnosis dm tipe 2 Usia (tahun) * diagnosis dm tipe 2 regrouping tekanan darah * diagnosis dm tipe 2 Percent Cases Missing N Percent Total N Percent 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0% 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0% 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0% Jenis Kelamin * diagnosis dm tipe 2 Crosstab Count Jenis Kelamin laki-laki perempuan Total diagnosis dm tipe 2 NEGATIF POSITIF DM tipe 2 DM tipe 2 28 4 67 8 95 12 Total 32 75 107 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value ,076b ,000 ,074 ,075 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) ,783 1,000 ,785 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) ,749 ,509 ,784 107 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,59. 57 52 Usia (tahun) * diagnosis dm tipe 2 Crosstab Count Usia (tahun) 21-30 31-40 41-50 51-60 lebih dari 60 Total diagnosis dm tipe 2 NEGATIF POSITIF DM tipe 2 DM tipe 2 15 27 3 33 6 15 2 5 1 95 12 Total 15 30 39 17 6 107 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 2,804a 4,397 1,634 4 4 Asymp. Sig. (2-sided) ,591 ,355 1 ,201 df 107 a. 5 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,67. Regrouping tekanan darah * diagnosis dm tipe 2 Crosstab Count regrouping tekanan darah Total normal pra hipertensi hipertensi derajat 1 hipertensi derajat 2 diagnosis dm tipe 2 NEGATIF POSITIF DM tipe 2 DM tipe 2 39 13 4 31 4 12 4 95 12 57 Total 39 17 35 16 107 53 Chi-Square Tests Value 10,570a 13,689 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 5,977 3 3 Asymp. Sig. (2-sided) ,014 ,003 1 ,014 df 107 a. 4 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,79. Case Processing Summary Valid N Riwayat DM Keluarga * diagnosis dm tipe 2 Merokok * diagnosis dm tipe 2 Konsumsi Alkohol * diagnosis dm tipe 2 Konsumsi Fasfood * diagnosis dm tipe 2 Olah Raga * diagnosis dm tipe 2 Percent Cases Missing N Percent Total N 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0% 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0% 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0% 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0% 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0% Riwayat DM Keluarga * diagnosis dm tipe 2 Crosstab Count Riwayat DM Keluarga Total Percent tidak ada / tidak tahu ada diagnosis dm tipe 2 NEGATIF POSITIF DM tipe 2 DM tipe 2 60 5 35 7 95 12 57 Total 65 42 107 54 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 2,064b 1,261 2,009 df 1 1 1 2,044 Asymp. Sig. (2-sided) ,151 ,261 ,156 1 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) ,210 ,131 ,153 107 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,71. Merokok * diagnosis dm tipe 2 Crosstab Count Merokok tidak ya,sudah berhenti ya Total diagnosis dm tipe 2 NEGATIF POSITIF DM tipe 2 DM tipe 2 74 7 6 3 15 2 95 12 Total 81 9 17 107 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 4,966a 3,682 ,790 2 2 Asymp. Sig. (2-sided) ,084 ,159 1 ,374 df 107 a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,01. 57 55 Konsumsi Alkohol * diagnosis dm tipe 2 Crosstab Count Konsumsi Alkohol diagnosis dm tipe 2 NEGATIF POSITIF DM tipe 2 DM tipe 2 87 11 7 1 1 95 12 tidak ya,sudah berhenti ya Total Total 98 8 1 107 Chi-Square Tests Value ,140a ,251 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 2 2 Asymp. Sig. (2-sided) ,933 ,882 1 ,908 df ,013 107 a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,11. Konsumsi Fasfood * diagnosis dm tipe 2 Crosstab Count Konsumsi Fasfood tidak pernah jarang sering Total diagnosis dm tipe 2 NEGATIF POSITIF DM tipe 2 DM tipe 2 26 2 57 6 12 4 95 12 Total 28 63 16 107 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 3,701a 3,080 2,611 2 2 Asymp. Sig. (2-sided) ,157 ,214 1 ,106 df 107 a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,79. 57 56 Olah Raga * diagnosis DM tipe 2 Crosstab Count Olah Raga diagnosis dm tipe 2 NEGATIF POSITIF DM tipe 2 DM tipe 2 17 1 56 5 22 6 95 12 sering jarang tidak pernah Total Total 18 61 28 107 Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 4,071a 3,698 2 2 Asymp. Sig. (2-sided) ,131 ,157 1 ,068 df 3,321 107 a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,02. Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value ,076b ,000 ,074 ,075 df 1 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) ,783 1,000 ,785 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) ,749 ,509 ,784 107 a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,59. 57 57 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Ika Handayani Siswanto Tempat, Tgl Lahir : Jakarta, 17 September 1988 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Status : Belum Menikah Alamat : Puri Kartika Blok H4 No.2 Ciledug Tangerang Tlp/ Hp : (021) 7307640 Email : [email protected] [email protected] Riwayat Pendidikan : 1. SDI Al-Mubarak (1993-1998) 2. SD Negeri Sudimara 14 Ciledug (1998-1999) 3. SMP Negeri 3 Tangerang (1999-2002) 4. SMA Negeri 3 Jakarta (2002-2005) 5. S-1 Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 57 (2005-sekarang)