hubungan tingkat pengungkapan informasi corporate social

advertisement
HUBUNGAN TINGKAT PENGUNGKAPAN INFORMASI CORPORATE
SOCIAL RESPPONSIBILITY, GOOD CORPORATE GOVERNANCE
DENGAN EARNING RESPONSE COEFFICIENT, PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
Lina Puspitasari, Abdul Wahid Mahsuni dan
M. Cholid Mawardi
ABSTRACT
Tujuan penelitian ini yaitu 1) Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan
Corporate Social Responsibility terhadap Earning Response Coefficient pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2) Untuk
mengetahui pengaruh Good Corporate Governance terhadap Earning Response
Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3) Untuk mengetahui hubungan tingkat pengungkapan informasi Corporate Social
Responsibility, Good Corporate Governance terhadap Earning Response
Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah empiris, yaitu
penelitian yang menguji hipotesis dan menekan pada pengujian teori-teori melalui
pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis
data dengan prosedur statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan teknik
analisis data yaitu regresi linier berganda dengan uji F dan uji t.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Terdapat pengaruh pengungkapan
Corporate Social Responsibility pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. 2) Terdapat pengaruh pengungkapan Good Corporate
Governance pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3) Terdapat pengaruh pengungkapan Earning Response Coefficient pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 3) Terdapat
hubungan tingkat pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility, Good
Corporate Governance dengan Earning Response Coefficient pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kata
Kunci: Tingkat Pengungkapan Informasi Corporate Social
Respponsibility, Good Corporate Governance dan
Earning
Response Coefficient.
ABSTRACT
The purpose of this research is 1) To know the influence of Corporate
Social Responsibility disclosure to Earning Response Coefficient at
Manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange 2) To know the
influence of Good Corporate Governance to Earning Response Coefficient at
Manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange. 3) To know the
correlation level of Corporate Social Responsibility disclosure, Good Corporate
Governance to Earning Response Coefficient at Manufacturing company listed in
Bursa Efek Indonesia. The type of research used in this study is empirical, ie
research that tests hypotheses and presses on testing theories through
measurement of research variables with numbers and perform data analysis with
statistical procedures. The population in this study are all Manufacturing
Companies listed in Indonesia Stock Exchange with data analysis technique that
is multiple linear regression with F test and t test.
Based on the results of research and discussion that has been done then
can be drawn conclusion as follows: 1) There is influence of disclosure Corporate
Social Responsibility on Manufacturing companies listed in Indonesia Stock
Exchange. 2) There is influence of Good Corporate Governance disclosure on
Manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange. 3) There is influence
of disclosure of Earning Response Coefficient at Manufacturing company listed in
Indonesia Stock Exchange 3) There is relationship of disclosure level of
Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance with Earning
Response Coefficient at Manufacturing company listed in Indonesia Stock
Exchange.
Keywords: Disclosure Rate of Corporate Social Responsibility, Good Corporate
Governance and Earning Response Coefficient.
PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan suatu sarana atau media informasi penting
bagi pemilik modal, stakeholders, dan masyarakat umum.Sehingga diharapkan
laporan tersebut harus dipublikasikan dengan sebenarnya. Dengan adanya
pengungkapan laporan keuangan dapat memberikan informasi yang mendasar
bagi para investor dan calon investor untuk pengambilan keputusan investasi.
Adanya informasi yang lengkap akurat dan tepat waktu memungkinkan investor
melakukan pengambilan keputusan secara rasional sehingga informasi yang
diperoleh sesuai yang diharapkan (Purwaningsih 2011)
Dunia bisnis saat ini menuntut perusahaan untuk mampu menyeimbangkan
pencapaian kinerja ekonomi (profit),kinerja sosial (people), dan kinerja
lingkungan (planet) atau disebut triple buttom-line performamce.Orientasi praktik
bisnis yang selama ini pada maksimalisasi laba perlu dikaji ulang. Karena dengan
mengejar laba semaksimal mungkin, secara jangka pendek akan menimbulkan
keberhasilan, namun untuk jangka panjang hal tersebut bisa menimbulkan
masalah bagi perusahaan karena adanya resistensi dari masyarakat dan
stakeholder lainnya (Lako,2010:55).
Dengan menerapkan (CSR) Corporate Social Responsibility diharapkan
perusahaan memperoleh ligitimasi masyarakat yang merupakan faktor strategis
bagi
perusahaan
dalam
rangka
mengembangkan
perusahaan
kedepan
(Hadi,2011:87). Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu aturan yang
mengarahkan semua elemen perusahaan untuk berjalan bersama-sama guna
mencapai tujuan perusahaan (Hafidzah, 2013). GCG diharapkan mampu
mengusahakan
keseimbangan
antara
berbagai
kepentingan
yang
dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan secara menyeluruh. Selain itu,
implementasi
dari GCG diharapkan bermanfaat
untuk
menambah dan
memaksimalkan nilai perusahaan (Retno dan Priantinah, 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Rustiarrini (2010) dan Permanasari (2010)
menyimpulkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh pada nilai perusahaan.
Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR dan Good
Coorporate Governance mengharapkan akan direspon positif oleh para pelaku
pasar. Respon pasar terhadap informasi laba akuntansi dapat dilihat dari tingkat
(ERC) Earning Response Coefficient. ERC dapat digunakan untuk menghitung
nilai saham sebenarnya dengan menggunakan data keuangan perusahaan yang
dapat menjadi dasar penilaian para investor untuk menentukan reaksi pasar atas
informasi laba dalam return saham perusahaan. Dengan demikian ERC sangat
penting bagi para investor untuk mengambil keputusan karna dapat menunjukan
baik buruknya kualitas laba tergantung pada abnormal return saham yang dilihat
dari naik turunnya harga saham dan harga pasar berdasarkan laba yang diperoleh
perusahaan. Dengan kata lain, semakin besar ketidak pastian prospek usaha
perusahaan dimasa datang maka ERC akan semakin rendah. Sehingga dengan
adanya pengungkapan (CSR) corporate social responsibility dan lingkungan
dapat meningkatkam (ERC) earning response coefficient perusahaan. Semakin
luas ( semakin banyak ) informasi tanggung jawab sosial dan lingkungan yang
diungkapkan perusahaan, investor tidak lagi hanya memperhatikan informasi laba
perusahaan dalam berinvestasi.
Daud (2008) meneliti Pengaruh Corporate Sosial Responsibility Disclosure,
Timeliness, Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficient
(Studi Empires Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia), diperoleh kesimpulan bahwa secara simultan Corporate Sosial
Responsibility Disclosure, Timeliness, Dan Debt To Equity Ratioberpengaruh
negative terhadap Earning Response Coefficient.Sedangkan secara parsial
Corporate Sosial Responsibility Disclosure berpengaruh positif terhadap Earning
Response Coefficient.
Utaminingtyas dan Halik (2010) meneliti hubungan antara Corporate Social
Responsesibility dan Earning Response Coefficient pada 41 perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007. Hasil penelitian tersebut
menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara CSR dan ERC dan
pengungkapan CSR dengan pengungkapan sukarela sebagai variabel moderat
berpengaruh terhadap ERC. Pengungkapan sukarela sebagai variabel moderat
antara indeks CSR dan ERC tidak berpengaruh signifikan setelah melibatkan
ukuran perusahaan dan struktur modal sebagai variabel kontrol. Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang dirumuskan adalah: 1)Apakah
pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 2)Apakah pengungkapan
Good Corporate Governance berpengaruh pada perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 3)Apakah pengungkapan Earning Response
Coeeficient berpengaruh pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia ? 4)Bagaiman hubungan tingkat pengungkapan informasi
Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance dengan Earning
Response Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia ?
TINJAUAN PUSTAKA
Teori signal menekankan pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Menurut
Jogiyanto (2000: 392) informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman
akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.
Dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (Good News) atau signal
buruk (Bad News). Menurut Jama’an (2001) signaling teohry mengemukakan
tentang bagimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada
pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa saja yang
sudah dilakukan manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Disclosure
adalah pengungkapan atau penjelasan, pemberian informasi oleh perusahaan, baik
yang positif maupun yang negative, yang mungkin berpengaruh atas suatu
keputusan investasi. Evans (2003) membatasi pengertian pengungkapan hanya
pada hal-hal yang menyangkut laporan keuangan. Pernyataan manajemen dalam
surat kabar atau media masa lain serta informasi diluar lngkup pelaporan
keuangan tidak termasuk pengertian pengungkapan
Banyak istilah untuk mengartikan tanggung jawab sosial perusahaan
(corporate Social Responsibility/CSR) dan juga beragam definisinya.Corporate
Social Responsibility (CSR) adalah pengambilan keputusan yang dikaitkan
dengan nilai-nilai etika, memenuhi kaidah-kaidah dan keputusan hokum dan
mengharagai manusia, masyarakat dan lingkungan. Ada berbagai versi tentang
definisi Corporate Social Responsibility (CSR) antara lain sebagai berikut : 1) The
World Business Council for Subtainable Development (WBCSD): Corporate
Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai
komitmen bisnis untuk memberikankontribusi bagi pembangunan ekonomi
berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka,
keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk
meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis
sendiri maupun untuk pembangunan. 2) International Finance Corporation:
komitmen dunia bisnis untuk memberikan kontribusi terhadap pembangunan
ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka,
komunitas local dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka
melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan.
3)Institute Of Chartered Accountans, England and wales: jaminan bahwa
organisasi-organisasi pengelola bisnis mampu memberikan dampak positif bagi
masyarakat dan lingkungan, searaya memaksimalkan nilai bagi pemegang saham
(shareholder) mereka. 3) Canadian Government: kegiatan usaha yang
mengintegrasikan kegiatan ekonomi, lingkungan dan socialke dalam nilai, budaya,
pengambilan keputusan, strategi dan operasi perusahaan yang dilakukan secara
transparan dan bertanggung jawab untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan
berkembang. 4)European Commission: sebuah konsep dengan mana perusahaan
mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis
mereka dan dalam interaksinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholder)
berdasarkan prinsip kesukarelaan. 5)CSR Asia: komitmen perusahaan untuk
beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosial, dan ekonomi
seraya menyeimbangkan beragam kepentingan para stakeholder
Menurut Daniri (2008) terdapat dua hal yang dapat mendorong perusahaan
menerapkan CSR, yaitu bersifat dari luar perusahaan ( external drivers) dan dari
dalam perusahaan (internal drivers). Termasuk kategori pendorong dari luar,
misalnya adanya regulasi, hukum, dan diwajibkannya Analisi Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL). Pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup
(KLH) telah memberlakukan audit proper (program penilaian peningkatan kinerja
perusahaan). Pendorong dari dalam perusahaan terutama bersumber dari perilaku
manajemen
dan
pemilik
perusahaan
(stakeholders),
termasuk
tingkat
kepedulian/tanggung jawab perusahaan untuk membangun masyarakat sekitar
(Community Development Responsibility)
Corporate Governance adalah rangkaian proses terstruktur yang digunakan
untuk mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis atau usaha usaha
korporasi dengan tujuan untuk meningkatkan nilai-nilai perusahaan serta
komunitas usaha. Terdapat beberapa pemahaman tentang pengertian corporate
governance. Menurut Suprayitno., et al. (2009) IICG (The Indonesian Institute for
Corporate Governance), pengertian Good Corporate Governance dapat
didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organisasi
perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara
berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma
yang berlaku.
Umumnya dalam mengetahui kualitas laba yang baik dapat diukur dengan
menggunakan
Earnings
Response
Coefficient,
yang
merupakan
bentuk
pengukuran kandungan informasi dalam laba. Pengertian koefisien respon laba (
earning response coefficient) menurut Cho dan Jung (1991) dalam Murwaningsih
(2008) adalah sebagi berikut: Koefisien respon laba didefinisikan sebagai efek
setiap dolar unexpected earnings terhadap return saham, dan biasanya diukur
dengan
slopa
koefisien
dalam
regresi
abnormalreturns
saham
dan
unexpectedearning.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, maka apat digambarkan
kerangka konseptuak penelitian sebagai berikut :
CSR
GCG
Perusahaan
Manufaktur
ERC
Gambar 2.2 kerangka konseptual
Keterangan :
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut bahwa terdapat informasi CSR
& GCG berhubungan dengan ERC pada perusahaan sektor Manufaktur, dan
terdapat tingkat pengungkapan informasi CSR dan GCG dengan ERC pada
perusahaan sektor Manufaktur yang terdaftar di BEI
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian empiris, yaitu penelitian yang
menguji hipotesis dan menekan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran
variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan
prosedur statistik (Indrianto dan Supomo, 2002:12). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Purposive
Sampling adalah pemilihan sampel berdasarkan criteria tertentu dengan tujuan
penelitian (Arikunto, 1998)
Data yang terkait dalam penelitian ini diperoleh dari situs Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id) situs www.bapepam.go.id dan situs wwww .global
reporting.org. populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di BEI. Data sekunder dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode
dokumentasi. Dimana peneliti mengunduh data secara langsung melalui web
resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Untuk menguji pengaruh variabel
independen menggunakan alat statistik analisis regresi linear sederhana dan uji t
beda . Sebelum melakukan pengujian atas data, antara lain uji normalitas. Selain
itu juga akan disajikan statistik deskriptif atas data penelitian dengan
menggunakan teknik analisis analisis regresi linier sederhana.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dilakukan analisis data mengenai pengaruh
Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap
Earning Response Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda tersebut
maka dapat diuraikan sebagai berikut:
Persamaan Regresi Linier Berganda
Hasil analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan untuk
mengetahui koefiensi masing-masing variabel maka dapat disajikan pada tabel
berikut:
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Sumber: Output SPSS.
Berdasarkan hasil analisis regresi maka dapat dirumuskan suatu
persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = -0,010+0,675X1+ 0,188X2
Dari persamaan regresi linier berganda, maka dapat diartikan sebagai
berikut : Y= Variabel terikat yang nilainya akan diprediksi oleh variabel
bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Earning
Response Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. a = -0,010 merupakan nilai konstanta, yaitu estimasi dari
Earning Response Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, jika variabel bebas yang terdiri dari variabel Corporate
Social Responsibility dan Good Corporate Governance konstan atau sama
dengan nol (0) maka Earning Response Coefficient pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami penurunan
sebesar 0,010. b1= 0,675 merupakan besarnya kontribusi variabel Corporate
Social Responsibility yang mempengaruhi Earning Response Coefficient pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Koefisien
regresi (b1) sebesar 0,675 dengan tanda positif. Jika variabel Corporate Social
Responsibility berubah atau mengalami kenaikan satu satuan maka Earning
Response Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia akan naik sebesar 0,675.
b2= 0,188 merupakan besarnya kontribusi variabel Good Corporate
Governance yang mempengaruhi Earning Response Coefficient pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Koefisien
regresi (b2) sebesar 0,188 dengan tanda positif. Jika variabel Good Corporate
Governance berubah atau mengalami kenaikan satu satuan maka Earning
Response Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia akan naik sebesar 0,188. e = 0,142 merupakan nilai residu
atau kemungkinan kesalahan dari model persamaan regresi, yang disebabkan
karena adanya kemungkinan variabel lainnya yang dapat mempengaruhi
variabel Y tetapi tidak dimasukkan kedalam model persamaan.
Hasil Uji Hipotesis
Analisis Uji F
Hasil pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan uji F
dapat disajikan pada tabel berikut:
Hasil Uji F
Sumber: Output SPSS.
Dari hasil uji F (ANOVA) dengan menggunakan Df1 = 2 dan Df2
= 57 diperoleh F tabel sebesar 2,760. Sedangkan F hitungnya diperoleh sebesar
48,244 sehingga dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa Ho ditolak
dan Ha diterima. Dengan demikian menunjukkan bahwa variabel
independent yaitu variabel Corporate Social Responsibility dan Good
Corporate
Governance
berpengaruh
terhadap
Earning
Response
Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Dengan kata lain hipotesis yang diajukan diterima.
Nilai Koefisien Determinasi (R2)
Dari hasil perhitungan analisis regresi linier berganda yang telah
dilakukan menunjukkan pengaruh variabel independent terhadap variabel
dependent adalah besar. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai koefisien
determinasi (R2) yaitu sebesar 0,629 yang sudah mendekati 1, untuk
membuktikan hasil tersebut maka dapat disajikan pada tabel berikut:
Nilai Koefisien Determinasi (R2)
Sumber: Output SPSS.
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diartikan bahwa Earning
Response Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dapat dipengaruhi sekitar 62,9% oleh Corporate Social
Responsibility dan Good Corporate Governance. Sedangkan sisanya sekitar
37,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam model
penelitian ini.
Analisis Uji t
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent,
yaitu variabel
Corporate Social Responsibility dan Good Corporate
Governance mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Earning
Response Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia digunakan uji t (t – test) dua arah (two side atau 1 – tail test)
dengan cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel, dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) sebesar 95% ( = 5%) diperoleh ttabel sebesar
2,001. Adapun hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t secara lengkap
dapat disajikan pada tabel berikut:
Hasil Uji t
No.
Variabel
1 Corporate Social Responsibility
2 Good Corporate Governance
Sumber: Output SPSS.
Hasil
thitung
7,238
2,256
ttabel
2,001
2,001
Berdasarkan hasil uji t maka dapat diuraikan sebagai berikut:
Variabel Corporate Social Responsibility
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa nilai t
hitung
pada variabel
Corporate Social Responsibility (X1) sebesar 7,238 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 dengan nilai ttabel sebesar 2,001, sehingga
berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan variabel Corporate Social Responsibility terhadap Earning
Response Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, dengan asumsi yang digunakan yaitu variabel lain konstan.
Variabel Good Corporate Governance
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa nilai t
hitung
pada variabel Good
Corporate Governance (X2) sebesar 2,256 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,028, dengan nilai ttabel sebesar 2,001 sehingga berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel Good
Corporate Governance terhadap Earning Response Coefficient pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan
asumsi yang digunakan yaitu variabel lain konstan.
Penentuan Variabel Bebas Yang Mempunyai Pengaruh Dominan
Adapun untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat maka dapat diketahui dari hasil perbandingan koefisien regresi
masing-masing variabel. Dengan menggunakan standardized Coeficient Beta
mampu mengeliminasi perbedaan unit ukuran pada variabel independent
(bebas) yang terdiri dari Corporate Social Responsibility dan Good Corporate
Governance.
Tabel standardized Coeficient Beta
Variabel
Standardized Coeficient Beta
Corporate Social Responsibility
0,670
Good Corporate Governance
0,209
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan hasil koefisien regresi (b) masing-masing variabel
Corporate Social Responsibility pengaruh dominan terhadap Earning
Response Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Hal tersebut dikarenakan koefisien regresi (Standardized
Coefficients Beta) pada variabel tersebut mempunyai nilai terbesar jika
dibandingkan dengan kedua variabel yang lain.
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa besaran signifikansi
Corporate Social Responsibility sebesar 0,000 < 0.05, artinya bahwa secara
parsial variabel Corporate Social Responsibility berpengaruh secara signifikan
terhadap Earning Response Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
Corporate Social Responsibility dapat meningkatkan Earning Response
Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Investor mempertimbangkan informasi CSR yang diungkapkan
dalam laporan tahunan perusahaan, sehingga dalam pengambilan keputusan
investor tidak semata-mata mendasarkan pada informasi laba saja.
Pengungkapan informasi CSR diharapkan memberikan informasi tambahan
kepada para investor selain dari yang sudah tercakup dalam laba akuntansi.
Dengan demikian, penelitian ini memprediksi bahwa pengaruh tingkat
pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan terhadap
ERC.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Adisusilo (2011)
dan Septikasari dan Narsa (2014) yang diperoleh hasil bahwa Corporate
Social Responsibility berpengaruh terhadap Earning Response Coefficient.
Hasil analisis dapat diketahui bahwa besaran signifikansi Good Corporate
Governance sebesar 0,028 < 0.05, artinya bahwa secara parsial variabel Good
Corporate Governance berpengaruh secara signifikan terhadap Earning
Response Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Good Corporate
Governance dapat meningkatkan Earning Response Coefficient pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Informasi keuangan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi
investor dan calon investor dalam hal pengambilan keputusan. Informasi yang
lengkap, akurat serta tepat waktu memungkinkan investor untuk melakukan
pengambilan keputusan secara rasional sehingga hasil yang diperoleh sesuai
dengan yang diharapkan. Penyediaan informasi yang luas dalam laporan
keuangan merupakan keharusan yang disebabkan adanya permintaan berbagai
pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Suatu informasi yang
dianggap informatif jika informasi tersebut mampu mengubah kepercayaan
para investor dalam pengambilan keputusan investasi. Indra Surya (2006:25)
menyatakan bahwa good corporate governance terkait dengan pengambilan
keputusan yang efektif. Dibangun melalui kultur organisasi, nilai-nilai, sistem.
Berbagai proses, kebijakan-kebijakan dan struktur organisasi, yang bertujuan
untuk mencapai bisnis yang menguntungkan, efisiensi dan efektif dalam
mengelola resiko dan bertanggungjawab dengan memerhatikan kepentingan
stakeholder.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Terdapat pengaruh
pengungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2) Terdapat pengaruh pengungkapan
Good Corporate Governance pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. 3) Terdapat pengaruh pengungkapan Earning
Response Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia 4) Terdapat hubungan tingkat pengungkapan informasi
Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance dengan
Earning Response Coefficient pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sampel penelitian relatif
sedikit karena banyak perusahaan yang terdaftar di BEI banyak yang tidak
mengikuti
Corporate
Governance
Perception
Index
(CGPI)
yang
diselenggarakan oleh IICG. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang akan
mengikuti
kegiatan
ini
diwajibkan
mengeluarkan
sejumlah
biaya.
Keterbatasan dalam data laporan keuangan perusahaan yang digunakan untuk
mendukung penelitian.
Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis data yang dilakukan
maka diajukan beberapa saran yaitu sebagai berikut: 1) Pihak perusahaan
diharapkan secara berkala melakukan evaluasi atas kebijakan jawab sosial
perusahaan yang dilaksanakan. Melalui kebijakan tersebut diharapkan seluruh
program yang telah ditetapkan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan. 2) Diharapkan pihak perusahaan selalu melibatkan peran
masyarakat dalam penentuan program-program jawab sosial perusahaan yang
akan dilaksanakan. Upaya tersebut dilakukan sebagai upaya untuk
memberikan jaminan bahwa program yang akan dilakukan benar-benar sesuai
dengan harapan masyarakat.
Download