AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj PENGARUH PEMBELAJARAN VARIASI DAN FASILITAS TERHADAP PRESTASI MAHASISWA PADA MATERI AKUNTANSI PENGANTAR DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING Emi Kusmaeni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya [email protected] Endah Sulistyowati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya [email protected] Received: 07-03-17 Reviewed: 14-03-17 Accepted: 25-04-17 Published: 20-07-17 ABSTRAK Pendidikan merupakan bagian yang terpenting didalam program pembangunan saat ini karena mempengaruhi dalam pengembangan sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas. Hal tersebut diharapkan agar sumber daya manusia yang dimiliki akan berdampak pada keberhasilan suatu pembangunan di berbagai sektor. Namun dalam kondisi nyata, beberapa lulusan tidak kompeten dan tidak berkualitas dibidangnya. Untuk itu, dengan penelitian ini diharapkan dapat mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi prestasi antara lain metode pembelajaran variasi, fasilitas belajar, dan motivasi sebagai variabel moderating. Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan respoden yaitu dengan membagikan kuesioner dengan pengujian yang dilakukan untuk melihat hubungan dari ketiga variabel digunakan uji interaksi Moderated Regression Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang digunakan mempengaruhi prestasi dan diperkuat dengan adanya motivasi belajar dari setiap individu. Namun hasil yang disajikan hanya memiliki pengaruh yang rendah, artinya bahwa masih terdapat variabel lain yang mempengaruhi prestasi dan tidak digunakan dalam penelitian ini. Kata Kunci: Akuntansi Pengantar, Fasilitas, Motivasi, Pembelajaran Variasi, Prestasi Belajar. IASB merupakan lembaga independen yang PENDAHULUAN Standar akuntansi keuangan merupakan pedoman untuk menyusun laporan keuangan perusahaan. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat kecenderungan pada dunia bisnis global untuk menggunakan International Financial Reporting Standards (IFRS). IFRS merupakan standar pelaporan keuangan yang dibuat oleh didanai oleh pihak swasta dan berperan dalam menyusun standar akuntansi berbasis di London (Norton, et al., 2006). Norton, et al. (2006), menerangkan bahwa tujuan dari IASB adalah mengembangkan standar akuntansi internasional yang berkualitas tinggi, dapat dipahami, dan dapat dilaksanakan secara global untuk Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB). Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 23 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj menghasilkan laporan keuangan yang transparan baik dan dapat diperbandingkan. perusahaan. Scott (2012) menyatakan bahwa Standar akuntansi yang berlaku di buruknya kondisi ekonomi suatu apabila beberapa pihak yang terkait dalam Indonesia sebelum adopsi IFRS dilakukan transaksi merupakan yang dibandingkan pihak lainnya, maka kondisi memungkinkan adanya pemberlakuan metode- tersebut dikatakan sebagai asimetri informasi metode akuntansi yang berbeda pada setiap (information perusahaan. Standar yang fleksibel ini me- tersebut dimanfaatkan oleh pihak manajemen nimbulkan kemungkinan terjadinya accounting untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya creative dan manajemen laba. Pengaruh adopsi dengan menyembunyikan informasi-informasi IFRS yaitu yang tidak diketahui oleh pemegang saham. pengungkapan Semuanya tidak terlepas dari apa yang disebut standar pada persyaratan yang manajemen akan fleksibel perusahaan item-item bisnis memiliki asymmetry). Kondisi asimetri sebagai manajemen memiliki akuntabilitas yang tinggi keuntungan atau manfaat pribadi (obtaining dalam private perusahaan, laporan gains). Pihak untuk lebih semakin tinggi, dengan mengadopsi IFRS menjalankan usaha-usaha informasi mendapatkan manajemen dapat keuangan perusahaan dapat digunakan untuk mempengaruhi angka-angka akuntansi dalam pengambilan keputusan bagi pihak di luar pelaporan keuangan dengan cara melakukan manajemen karena informasi yang terdapat manajemen laba. dalam laporan keuangan tersebut menjadi lebih Manajemen laba diduga dilakukan oleh relevan, krusial, akurat dan mudah untuk pihak manajemen dalam proses pelaporan dipahami. Dengan mengadopsi IFRS, akan lebih keuangan suatu perusahaan karena mereka membantu para investor dalam mengestimasikan mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang investasi pada perusahaan berdasarkan data-data dilakukan. laporan tahun dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi sebelumnya, semakin meningkatnya tingkat data atau informasi akuntansi, tetapi lebih pengungkapan dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi keuangan berdampak perusahaan suatu pada pada perusahaan rendahnya biaya maka modal perusahaan. (accounting Manajemen methods) laba untuk tidak harus mengatur keuntungan yang bisa dilakukan karena memang Informasi dalam laporan keuangan harus diperkenankan menurut accounting regulations. relevan dan representasi agar dapat mem- Siregar dan Bachtiar (2003) perusahaan yang pengaruhi melakukan tujuan pengambilan keputusan. manajemen laba cenderung Informasi yang diberikan manajemen kepada mengungkapkan informasi lebih sedikit dalam pemegang saham harus dapat mewakili kondisi laporan keuangannya agar tidak terdeteksi. Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 24 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 Perusahaan http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj dengan tingkat pengungkapan terdapatnya perubahan-perubahan dalam PSAK minimal cenderung melakukan manajemen laba sebagai akibat diadopsinya IFRS. Tujuan dan sebaliknya. konvergensi ini adalah untuk mengeliminasi Sulistyanto (2008) mengemukakan bahwa perbedaan (gap) antara standar akuntansi di keberadaan aturan dalam standar akuntansi dapat Indonesia dengan IFRS (Wondabio, 2011). merupakan salah satu alat yang mengakomodasi Dampak dan melakukan menghasilkan laporan keuangan yang lebih kecurangan. Perusahaan dapat menyembunyi- relevance dan faithful representation karena kan kecurangan dengan memanfaatkan berbagai lebih banyak menggunakan nilai wajar (fair metode dan prosedur yang terdapat dalam value). Secara garis besar IFRS mengatur standar akuntansi, sehingga standar akuntansi pembuatan dan penyusunan laporan keuangan seolah-olah yang memfasilitasi perusahaan mengakomodasi dan memberi dari konvergensi penilaian aset IFRS perusahaan adalah harus kesempatan perusahaan untuk mengatur dan berdasarkan pada nilai wajar (Laili, 2008). Salah mengelola laba perusahaan. Upaya mengurangi satu penggunaan nilai wajar yang diadopsi di manajemen melakukan PSAK hasil dari konvergensi IFRS adalah koreksi terhadap standar akuntansi. Perbaikan PSAK No.16 (revisi 2007) tentang revaluasi standar akuntansi yang saat ini sedang menjadi aktiva tetap, salah satunya adalah perbedaan isu Financial pengukuran aset tetap setelah pengakuan awal. Reporting Standard (IFRS). Cai et al. (2008) Pada PSAK 16 (Revisi 1994), aset tetap mengungkapkan salah satu isu dari IASB adalah disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva bahwa IFRS bertujuan untuk menyederhanakan tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. PSAK berbagai alternatif kebijakan akuntansi yang 16 diperbolehkan dan diharapkan dapat membatasi revaluasi aktiva tetap (SAK, 2002). Sedangkan pertimbangan manajemen pengukuran setelah pengakuan menurut PSAK (management’s discretion) terhadap manipulasi No. 16 (SAK, 2012); “Entitas memilih antara laba sehingga dapat meningkatkan kualitas laba. model biaya atau model revaluasi sebagai Tingkat manajemen laba dalam sebuah laporan kebijakan keuangan perusahaan dapat dilihat dengan cara kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap menghitung atau dalam kelompok yang sama. Pada model biaya, kebijakan akrual yang muncul karena kebijakan setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat manajemen. pada biaya perolehan dikurangi akumulasi adalah laba yaitu adopsi dengan International kebijakan (Discretionary Accruals) (Revisi 1994) tidak akuntansinya memperkenankan dan menerapkan Konvergensi IFRS di Indonesia sudah penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai dimulai pada tahun 2008 yang ditandai dengan aset. Sedangkan untuk model revaluasi setelah Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 25 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai meningkatkan kualitas laporan keuangan yang wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat dapat mengurangi asimetri informasi antara pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada manajer dan pemegang saham. Danbolt dan Ress tanggal (2008) revaluasi dikurangi akumulasi membuktikan bahwa kandungan penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai informasi revaluasi aktiva tetap berpengaruh setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan positif terhadap reaksi pasar. dengan keteraturan yang cukup reguler untuk Berdasarkan teori signaling bahwa laba memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda dapat memberikan sinyal yang positif mengenai secara material dengan jumlah yang ditentukan prospek perusahaan di masa depan perusahaan. dengan menggunakan nilai wajar pada akhir Dengan adanya pertumbuhan laba yang terus periode pelaporan.” meningkat dari tahun ke tahun, akan mem- Brown et al, (1992);. Whittred dan Chan, berikan sinyal yang positif mengenai kinerja (1992) dan Hu, et al (2015), pilihan akuntansi perusahaan. Selain itu peningkatan laba akan untuk melakukan revaluasi aktiva tetap dikaitkan berdampak pada value of the firm (nilai dengan prilaku opportunistik manajerial se- perusahaan) yang akan tercermin pada nilai hubungan kebutuhan saham. Jadi dengan demikian nilai saham keuangan dan political costs. Penelitian Brown merupakan indeks yang tepat untuk mengukur et al. (1992), Whittred dan Chan (1992), Cotter efektivitas dan Zimmer (1995), dan Christensen dan dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan Nikolaev (2013) di Autralia membuktikan juga bahwa perusahaan yang mememiliki tingkat pemegang saham. Saham suatu perusahaan bisa leverage yang tinggi mempengaruhi kebijakan dinilai dari pengembalian (return) yang diterima perusahaan untuk melakukan revaluasi aktiva oleh pemegang saham dari perusahaan yang tetap. Easton et al. (1993) dalam penelitiannya, bersangkutan. Return bagi pemegang saham bisa dimana 40 % dari responden secara ekplisit berupa penerimaan dividen tunai ataupun adanya mengungkapan bahwa revaluasi aktiva tetap perubahan harga saham pada suatu periode bertujuan untuk mengurangi hutang perusahaan (Ross dan Hasil perusahaan untuk me-manage atau melaporkan temuannya mengindikasikan bahwa revaluasi laba sedemikian agar harga saham/investor aktiva tetap berkaitan dengan peningkatan merespon baik tentang kinerja perusahaan. keuangan perusahaan yang terkait dengan Dengan demikian, laba menjadi salah satu contracting. Disisi lain, revaluasi aktiva tetap komponen penting dalam mengambil keputusan dengan serta dengan melonggarkan penggunaan contracting, kendala nilai hutang. wajar Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi dapat perusahaan, berarti 2002). menjadi sehingga memaksimumkan Hal pusat ini, yang perhatian seringkali kekayaan mendorong bagi para 26 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj penggunanya. Huang et al (2009) dalam penelitiannya membuktikan laba yang dilaporkan oleh earning perusahaan meningkat maka informasi tersebut management berpengaruh positif terhadap nilai dapat dikategorikan sebagai sinyal baik karena perusahaan. Zhang et al (2006); Yip dan Nguyen mengindikasikan kondisi perusahaan yang baik. (2011) Sebaliknya membuktikan bahwa Apabila bahwa earning apabila laba yang dilaporkan management berpengaruh negatif terhadap nilai menurun maka perusahaan berada dalam kondisi perusahaan. tidak baik sehingga dianggap sebagai sinyal yang jelek. Brigham dan Houston (2001) Hipotesis Penelitian menyatakan bahwa isyarat adalah suatu tindakan Teori Agensi yang diambil manajemen perusahaan yang Teori keagenan menyatakan bahwa antara memberi manajemen dan pemilik mempunyai kepenting- bagaimana manajemen memandang prospek an yang berbeda (Jensen dan Meckling, 1976). perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelola- menguntungkan akan mencoba menghindari an dan kepemilikan akan rentan terhadap konflik penjualan saham dan mengusahakan setiap keagenan (Lambert, 2001). model modal yang baru diperlukan dengan cara-cara keagenan dirancang sebuah yang lain. Sedangkan dengan prospek yang kurang sehingga menguntungkan akan cenderung untuk menjual melibatkan kedua diperlukan kontrak belah Dalam sistem pihak, kerja antara pemilik petunjuk bagi investor tentang saham. (principal) dan manajemen (agent). Dalam kesepakatan tersebut diharapkan dapat memaksimumkan utilitas principal, dan dapat memuaskan menerima serta reward menjamin dari agen hasil untuk aktivitas pengelolaan perusahaan. Perbedaan kepentingan antara pemilik dan manajemen terletak pada maksimalisasi manfaat (utility) pemilik (principal) dengan kendala (constraint) manfaat (utility) dan insentif yang akan diterima oleh manajemen (agent). Karena kepentingan yang berbeda sering muncul konflik kepentingan antara pemegang saham/ pemilik (principal) dengan manajemen (agent). Teori Akuntansi Positif Praktik manajemen laba dikaitkan dengan suatu teori akuntansi, yaitu teori akuntansi positif atau positive accounting theory. Teori akuntansi positif merupakan teori akuntansi yang berusaha mengungkapkan bahwa faktor-faktor ekonomi tertentu atau ciri-ciri suatu unit usaha tertentu bisa dikaitkan dengan perilaku manajer atau para pembuat laporan keuangan. Teori ini dapat memberikan pedoman kepada para pembuat keputusan kebijakan akuntansi dalam melakukan perkiraan-perkiraan atau penjelasan-penjelasan akan konsekuensi dari keputusan tersebut. Manajemen laba dilakukan oleh manajer atau Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 27 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj para pembuat laporan keuangan dalam proses lebih pelaporan keuangan suatu organisasi karena menghasilkan nilai yang lebih rendah maupun mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang lebih tinggi dari aset tercatat (Martani, 2012). dilakukan. Alasan yang mendasari keputusan revaluasi aset gambaran Manajemen akan laba perilaku memberikan padahal revaluasi dapat dalam ini oleh perusahaan adalah untuk memastikan melaporkan kegiatan usahanya pada suatu bahwa nilai wajar dari aset tetap perusahaan periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan tercermin dalam laporan keuangan. Revaluasi munculnya motivasi tertentu yang mendorong aset mengacu pada penyajian kembali atas nilai mereka untuk mengatur data keuangan yang buku aset (carrying amount) sehingga mendekati dilaporkan. Prediksi yang dibuat oleh teori nilainya sekarang (Brown et al, 1992). Revaluasi akuntansi positif diorganisasikan secara luas aset mempengaruhi laporan keuangan dalam dua pada tiga hipotesis yang diformulasikan oleh cara. Pertama, mengubah jumlah aset yang Watts dan Zimmerman (1990) yaitu hipotesis ditampilkan di laporan posisi keuangan dan rencana bonus, hipotesis kontrak hutang, dan angka hipotesis biaya politik. Ketiga hipotesis tersebut mengubah keuntungan saat ini dan masa yang menjelaskan akan datang yang disebabkan oleh perubahan hubungan manajer tinggi, antara kebijakan akuntansi dengan manajemen laba. menjelaskan motivasi ekuitas. Kedua, revaluasi depresiasi dari aset yang direvaluasi (Lin dan Teori akuntansi positif juga digunakan untuk dalam Peasnell, 2000a). Tay (2009), Revaluasi aset melakukan tetap dapat berupa upward revaluation dan revaluasi aset (Azouzi dan Jarboui, 2012). Hal downward revaluation. Upward revaluation ini berarti bahwa perusahaan akan mengubah adalah penyajian kembali nilai buku aset sejauh metode akuntansi dari historical cost menjadi hal tersebut tidak melebihi net current value atau fair value diantaranya untuk meminimumkan recoverable value. upward revaluation mengacu biaya politik (Watt dan Zimmerman, 1960). pada incremental value dari nilai buku aset, Revaluasi aset dapat dijadikan sebagai alat untuk sedangkan downward revaluation berarti bahwa menurunkan biaya politik dan juga dapat net current value dibawah nilai bukunya. digunakan sebagai sinyal adanya pertumbuhan Upward revaluation aset tetap meningkatkan perusahaan (Azouzi dan Jarboui, 2012) nilai ekuitas pemegang saham dan nilai aset tetap. PSAK 16 (Revisi 2007) Revaluasi aset tetap adalah penilaian kembali Manajemen Laba aset tetap. Revaluasi sering dimaknai penilaian Scott (2009), manajemen laba merupakan suatu ulang yang menyebabkan nilai aset menjadi tindakan manajemen untuk memilih kebijakan Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 28 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj akuntansi dari suatu standar tertentu agar Nilai Perusahaan mencapai target laba tertentu, dengan tujuan Nilai pasar perusahaan merupakan harga saham memaksimalkan kesejahteraan pihak manajemen perusahaan yang terbentuk dari transakasi antara dan atau nilai perusahaan. Ada dua cara penjual dan pembeli, karena harga pasar saham pemahaman atas manajemen laba (Scott, 2009). dianggap sebagai gambaran dari nilai aset Pertama, manajemen laba sebagai peluang bagi perusahaan. Tobin’s Q merupakan salah satu manajer alternatif untuk meningkatkan kepentingan yang digunakan dalam menilai pribadinya, atau dikenal dengan Oportunistic perusahaan yang dikembangkan oleh Profesor Earnings Management. Kedua, manajemen laba James Tobin. Tobin’s Q merupakan harga dapat efficient pengganti dari biaya yang dibutuhkan guna contracting (Efficient Earnings Management) memperoleh aset yang sama persis dengan aset adalah manajemen laba dapat digunakan oleh yang dimiliki perusahaan. James Tobin (1967) manajer sebagai jalan keluar untuk melindungi dan (Pradita, 2010), mengungkapkan bahwa kepentingan perusahaan dalam mengantisipasi rasio ini hampir sama dengan market-to-book- kejadian-kejadian tak terduga demi keuntungan value ratio, namun ada beberapa karakteristik pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. berbeda yang dimiliki Tobin’s Q. Pertama, dipandang dari perspektif Schipper (1989), earning management Tobin’s Q yang menggunakan replacement cost atau manajemen laba diartikan sebagai suatu sebagai denominator bukan book value of total intervensi dengan maksud tertentu terhadap equity. Kedua, Tobin’s Q menggunakan market proses pelaporan keuangan eksternal dengan value of total asset, karena perusahaan tidak sengaja keuntungan hanya menggunakan ekuitas dalam mendanai pribadi. Manajemen laba terjadi ketika para kegiatan operasionalnya, namun perusahaan juga manajer menggunakan sumber-sember lain seperti hutang memperoleh beberapa menggunakan judgment dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk merubah laporan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. yang menyesatkan terhadap pemegang saham atas Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan dasar kinerja ekonomi organisasi atau untuk Hu, Percy dan Yao (2015), mengatakan bahwa mempengaruhi hasil sesuai dengan kontrak yang pilihan akuntansi untuk melakukan revaluasi tergantung pada angka-angka akuntansi yang aktiva tetap dikaitkan dengan prilaku opportun- dilaporkan. istik manajerial sehubungan dengan praktik manajemen laba. Di sisi lain, revaluasi aset dapat mengurangi masalah keagenan ketika motivasi utama manajer untuk revaluasi aset Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 29 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj tetap adalah mengungkapkan nilai wajar aset penelitiannya terhadap pengguna laporan keuangan dan untuk management berpengaruh positif terhadap nilap mengurangi asimetri informasi antara manajer perusahaan. Dalam hal ini bahwa tindakan dan pemegang saham. Beberapa studi menguji manajemen laba yang dilakukan manajemen kandungan informasi dari revaluasi aktiva tetap dalam rangka efisiensi sehingga nilai perusahaan berpengaruh positif terhadap reaksi pasar saham meningkat (Siregar & Utama, 2008). (Ress, 2008; Hu, Percy dan Yao, 2015). Ha : Laba merupakan komponen penting bagi banyak pihak, sehingga manajemen management). Earnings management merupakan suatu cara penyajian laba yang disesuaikan dengan tujuan yang diinginkan oleh manajer, melalui pemilihan suatu set kebijakan akuntansi atau melalui pengelolaan akrual (Scott, 2000). Earnings management dapat dilihat dalam dua prespektif: pertama, earnings management merupakan prilaku manajemen yang oportunistik yang dikaitkan dengan mekanisme kompensasi, kontrak utang dan biaya politik. Kedua, earnings management merupakan prilaku manajamen yang efisien yang bermanfaat bagi perusahaan, jika dilihat dari prespektif efisiensi kontrak. Penelitian ini didasarkan pada teori hipotesis pasar efisien (Efficient Market Hypothesis/EMH) mengasumsikan bahwa pasar saham akan mencerminkan berbagai informasi yang dipublikasikan, termasuk informasi dalam sebagai alat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Metodologi Penelitian Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan tahun 2013 - 2015. Sedangkan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia periode 2013 2015. (2) Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap untuk periode 31 Desember 2013 - 2015 di dalam Bursa Efek Indonesia. (3) Perusahaan yang mengadopsi IFRS PSAK No. 16 (Revisi 2007) selama periode penelitian yaitu tahun 2013-2015. (4) Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyajikan laporan keuangannya dalam bentuk rupiah. modal Indonesia termasuk dalam kategori efisien setengah kuat. Dalam bentuk ini, harga accruals earning signifikan terhadap nilai perusahaan berusaha menyajikan laba yang disesuaikan seperti melakukan manajeman laba (earnings discretionary bahwa manajemen laba berpengaruh positif dan akan dengan tujuan yang diinginkan oleh manajer, membuktikan Sumber data penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia melalui website BEI laporan keuangan. Huang et al (2009) dalam Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 30 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj (www.idx.co.id). Teknik pengumpulan data hipotesis penelitian yang dirumuskan adalah penelitian arsip (archival research). menunjukkan pada penelitian korelatif, maka teknik yang digunakan dalam menganalisis Tabel 1. Sampel Penelitian Keterangan tingkat signifikansi untuk variabel independen Jumlah % terhadap dependen adalah model regresi linear sampel berganda (multiple regression analysis). Penelitian Jumlah Perusahaan = ( TAC/TAit-1) – (α1 (1/TAit-1) + DAC yang mengadopsi PSAK 16 (Revisi 36 2012) berturut-turut 2013-2015 100 β1((ΔREVit–ΔRECit)/TAit-1) + β2 (PPEit/TAit-1) + β3(∆REV/TAit-1)+e …….…….(1) Dikurangi Tobin’s Laporan keuangan yang tidak memiliki kelengkapan Q = …………………………….....................…(2) data 3 8.3 33 91.7 periode 2013-2015 Tobin’s Q = β1ROE + β2LEV + β3SIZE + e …………………………………………... (3) Jumlah Sampel Penelitian Tobin’s Q = β0 + β1DAC + β2ROE + β3LEV + β4SIZE+e ………..……………..…….…..(4) Berdasarkan tabel 1, dapat dijelaskan bahwa perusahaan yang mengadopsi PSAK 16 (Revisi 2007) berjumlah 36 (100%) perusahaan manufaktur periode 2013 - 2015, dari jumlah sampel penelitian diketahui 3 (8.3%) perusahaan tidak memiliki kelengkapan data untuk periode 2013-2015 sehingga Dimana: DAC = discretionary accruals; Tobin’s Q = nilai perusahaan; ROE = return on equity; LEV = rasio leverage yaitu total hutang dibagi total equity; Size = ukuran perusahaan, diproxi dengan total penjualan. Tabel 2. Statistik Deskriptif total N keseluruhan perusahaan sampel yang adalah dapat 33 dijadikan (91.7%) Minimu Maximu Mea Std. m m n Deviatio sampel penelitian. n Tobin’s 3 0.40 15.57 1.49 1.93 Teknik Analisis Data Q 3 0.0027 25.61 6 5.16 Dalam menganalisis data digunakan statistik EM 3 0.02 0.035 3.88 0.12 3 0.05 4.25 0.14 1.40 inferens (statistik induktif). Untuk mengetahui ROE 3 5.59 7.33 1.35 0.49 tingkat signifikansi korelasi antara variabel 3 LEV independen (x) dan variabel independen (y), maka diperlukan model statistik untuk menguji SIZE 6.30 3 3 3 hipotesis yang ditetapkan. Oleh karena itu Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 3 31 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj Hasil pengujian statistik deskriptif pada DAC = discretionary accruals; Tobin’s Q = nilai tabel 2, diperoleh untuk variabel Tobin,s Q, nilai perusahaan; ROE = return on equity; LEV = terendah 0.40, nilai tertinggi 15.57, nilai mean rasio leverage yaitu total hutang dibagi total 1.496 dan standar deviasi 1.93. Variabel earning equity; Size = ukuran perusahaan, diproxi management diperoleh nilai terendah 0.0027, dengan total penjualan nilai tertinggi 25.61, nilai mean 3.88 dengan Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa nilai R standar deviasi 5.16. Nilai terendah untuk Square pada model 3 diperoleh sebesar 0,12. Hal variable ROE adalah 0.02, nilai tertinggi 0.035 ini berarti sebesar 12% Tobin’s Q dapat dan mean 0.14, standar deviasi 0.12. Variabel diprediksi dari variabel ROE, leverage dan leverage yaitu nilai terendah 0.05, nilai tertinggi ukuran perusahaan. Sedangkan pada model 4 4.25 dan mean 1.35 dengan standar deviasi 1.40. diperoleh nilai R Square 0.19, bearti 19% Disamping itu, untuk variabel ukuran per- Tobin,s Q dapat diprediksi oleh manajemen laba usahaan dimana nilai terendah yaitu 5.59 dan dan dikontrol langsung oleh ukuran perusahaan. tertinggi 7.33, mean 6.30 dengan standar deviasi Dari tabel diatas, nilai F hitung dari model 3 0.49. adalah 5,103 dengan nilai probabilitas sebesar Hasil Penelitian dan Pembahasan 0,041, yang lebih kecil dari 0,05. Model 4 adalah Tobin’s Q = β0 + β1ROE + β2LEV + β3SIZE + e 4.226 dengan nilai probabilitas sebesar 0,026, ………………………………………... (3) yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa Tobin’s Q = β0 + β1DAC + β2ROE + β3LEV + β4SIZE+e kedua model regresi dapat digunakan dalam ……..……………..…….…. (4) menjelaskan hubungan antar variabel. Hasil pengujian hipotesis yaitu pengaruh Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis Var. Model 3 Koef. Const. Model 4 t Sig. 2.441 Koef. manajemen laba terhadap nilai perusahaan pada t Sig. dengan nilai signifikansi 0.027 < 0.05. dapat 0.742 EM model 4 menunjukkan nilai t sebesar 1.912 -0.653 1.912 0.027 disimpulkan bahwa manajemen laba memiliki ROE 0.001 -2.432 0.066 0.045 0.961 0.060 pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai LEV -1.763 1.435 0.134 0.001 0.102 0.121 perusahaan Tobin’s Q. Disamping itu, untuk Size 4.561 0.345 0.021 3.012 0.247 0.018 pengujian variabel kontrol ROE dan Leverage N 33 33 F 5.103 4.224 Sig. F 0.041 0.026 Adj. R2 0.12 0.19 tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan masing- masing tingkat signifikansi pada model 3 yaitu 0.066 dan 0.134 dan pada model 4 yaitu 0.060 dan 0.121. variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan Signifikansi 5% Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 32 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj siginifikan terhadap nilai perusahaan dengan menyebabkan nilai perusahaan menurun (Huang nilai signifikansi 0.021 (model 3) dan 0.018 et al, 2009). (model 4) lebih kecil dari 0.05. Perkembangan akuntansi dalam konteks PSAK No. 16 (2007) Aset Tetap yang sosial dan praktik budaya yang kian beragam diadopsi dari IAS 16 (2003) dan menggantikan semakin mengukuhkan eksistensi paradigma PSAK No. 16 (1994) Aset Tetap dan Aset kualitatif. Kemampuannya menghasilkan produk Lainnya, efektif pada 1 Januari 2012. Perubahan analisis signifikan dalam revisi PSAK ini adalah settingnya. Beberapa metode penelitian berbasis perusahaan dapat memilih model revaluasi untuk kualitatif ini seperti; analisis wacana, studi mengukur aset tetap. Sebelum revisi, perusahaan kasus, semiotik dan etnografi kini mulai dilirik diwajibkan untuk menggunakan model biaya para ilmuwan dan peneliti akuntansi. Menyadari saja. Namun, semua perusahaan dalam sampel akan pentingnya manfaat multiparadigma dalam memilih untuk menggunakan model biaya riset daripada beralih ke model revaluasi ketika menyelami metode pendekatan yang berbeda PSAK No. 16 (2007) pertama kali dilaksanakan. dengan Oleh karena itu, perubahan dalam standar ini yaitu; pendekatan enterpretive dengan tujuan tidak menghasilkan perubahan yang signifikan untuk mendapatkan gambaran khusus instisari dalam kebudayaan yang diteliti. kebijakan akuntansi dan akrual diskresioner manajemen laba. yang akuntansi maka selaras peneliti ini dengan mencoba pendekatan-pendekatan Studi Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh mendalam antropologi menggunakan pendekatan kualitatif atau bahwa manajemen laba berpengaruh negatif pendekatan deskriptif. terhadap nilai perusahaan. Hasil temuan ini dilakukan mendukung penelitian Zhang et al (2007), dan menggunakan perubahan standar yang berlaku, Huang et al (2009). Pengaruh negatif tersebut yang dari US GAAP ke penerapan IFRS ,dengan menandakkan bahwa tindakan manajemen laba berlakunya IFRS ini metode pencatatan yang akan menurunkan nilai perusahaan. Hal ini dapat berlaku juga berubah dari metode cash basis di dijelaskan bahwa manajemen laba melalui ijinkan, berubah menjadi hanya metode accrual akrual basis yang diterapkan. diskresioner mudah dideteksi serta non-positivistik penulis Adapun dalam dengan cara pembhasan yang ini mengandung unsur subyektifitas dan manipulasi yang tinggi. Jadi, ketika akrual dinilai investor Hasil dan pembahasan sebagai tindakan manipulasi manajemen maka Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti investor tidak mempercayai apa yang telah empiris dan mengetahui gambaran hubungan dilakukan oleh manajemen, kondisi inilah yang adopsi IFRS PSAK 16 (Revisi 2007) dengan Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 33 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj discretionary accruals sebaga alat manajemen DAFTAR PUSTAKA laba dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Azouzi, Mohamed Ali & Anis Jarboul. 2012. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa The Evidence of Management motivation manajemen laba berpengaruh negatif terhadap to revalue property plant and Equipment nilai perusahaan. Pengaruh negatif tersebut in Tunisia, Journal of Accounting and menandakkan bahwa tindakan manajemen laba Taxation, Vol. 4(2). akan menurunkan nilai perusahaan. Hal ini dapat Brown, P., Izan, H.Y. & Loh, A. L. 1992. Fixed dijelaskan bahwa manajemen laba melalui asset akrual incentives. Abacus. Vol. 28 No. 1, pp. 36- diskresioner mudah dideteksi serta mengandung unsur subyektifitas dan manipulasi revaluations and managerial 57. yang tinggi. Jadi, ketika akrual dinilai investor Cai, L., A. R. Rahman, & S. M. Courtenay. sebagai tindakan manipulasi manajemen maka 2008. The Effect of IFRS and Its investor tidak mempercayai apa yang telah Enforcement on Earnings Management : dilakukan oleh manajemen, kondisi inilah yang An menyebabkan nilai perusahaan Huang et al Science Research Network Electronic (2009). Paper Collection. International Comparison. Social Beberapa keterbatasan dalam penelitian Christensen, H. B. & Nikolaev, V. 2013. Does ini perlu dikemukakan agar interprestasi hasil fair value accounting for non-financial penelitian dilakukan secara hati-hati dengan assets pass the market test? Review of mempertimbangkan segala keterbatasan yang Accounting Studies, Vol. 18 No.3, pp. ada. Selain itu, keterbatasan penelitian berguna 734-775. bagi pengembangan penelitian sejenis dimasa Cotter, J. & Zimmer, I. 1995. Asset revaluations depan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini and assessment of borrowing capacity. adalah Abacus. Vol. 31 No 2, pp. 136-151. masih sedikitnya perusahaan yang memilih revaluasi aset tetap. Disarankan pada Dewan Standar Akuntansi Indonesia. 2012. penelitian selanjutnya untuk menguji di periode Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juni berbeda atau jenis perusahaan yang berbeda. 2012. Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia. Hu, Fang, Percy, Majella, & Yao, Daifei. 2015. Asset revaluations and earnings management: Evidence from Australian companies. Corporate Ownership and Control. 13(1), pp. 930-939. Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi 34 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Vol 8, No 2, (April) 2017 p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380 http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj Huang, P., Zhang, Y., Deis, Donald R., & Moffitt, J. S. 2009. Do artificial income Simposium Nasional Akuntansi VI. smoothing and real income smoothing Wang, Zhemin, 2006. Upward Revaluation of contribute to firm value equivalenty? Fixed Assets, Journal of Business and Journal of Banking & Finance. 33, 224- Economics Research Vol. 4, No. 1 233. Wondabio, Ludovicus Sensi. 2011. Konvergensi Jensen, M. & W. Meckling. 1976. Theory of the Laili, dengan Tingkat Pengungkapan Sosial. IFRS dan Pemahaman PSAK terkini, Firm : Managerial Behavior, Agency Cost Pelatihan dan Ownership Structure. Journal of Terbaru Berbasis IFRS terhadap Dunia Financial Economics (3) : 305-360. Pendidikan dan Industri, Padang. Y. R. 2008. Pengaruh Penerapan Dampak Penerapan PSAK Whittred, G. & Chan, Y. K. 1992. "Asset Konvergensi IFRS terhadap Penilaian revaluations Aset dengan Menggunakan Konsep Fair underinvestment". Abacus, Vol. 28 No. 1, Value. Jurnal Ekonomi dan Akuntansi , 1- pp. 58-74. 24 and the mitigation of Yip, W. H., & Nguyen, H. 2012. Exchange rate Lambert, R. A. 2001. Contracting Theory and exposure and the use of foreign currency Accounting. Journal of Accounting and derivatives in the Australian resources Economics (32) : 3-87. sector. Journal of Multinational Financial Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jaffe, J. 2010. Corporate Finance, 9th ed. McGraw Hill. Schipper, K. 1989. Earnings Management. Accounting Horizons 3, 91-106 Management, 22,151-167. Watts, R. L. & J. L. Zimmerman. 1990. Positive Accounting Theory : A Ten Year Perspective. The Accounting Review 65 Scott, William R. 2009. Financial Accounting Theory. 5th edition. Prentice Hall. (1) : 131-156. Zang, Amy Y. (2007). Evidence on the Tradeoff Scott, W. R. 2012. Financial Accounting between Real Manipulation and Accrual Theory. Sixth Edition. Pearson Prentice Manipulation. The Accounting Review, Hall. Toronto Vol. Shoorvarzy, M. R., & Tuzandehjani, M. 2011. 87. American Accounting Association. The Impact of Accounting Standard Zhang, Haiwen. 2009. Effect of Derivative Setting on Earning Response. World Accounting Rules on Corporate Risk- Applied Sciences Journal , 1369-1373. Management Siregar, S. V., & Y. S. Bachtiar. 2003. Hubungan Antara Manajemen Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi Behavior. Journal of Accounting and Economics, 47, 244-264 Laba 35