pengaruh pembelajaran variasi dan fasilitas

advertisement
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
PENGARUH PEMBELAJARAN VARIASI DAN FASILITAS TERHADAP PRESTASI
MAHASISWA PADA MATERI AKUNTANSI PENGANTAR DENGAN MOTIVASI
SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Emi Kusmaeni
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya
[email protected]
Endah Sulistyowati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya
[email protected]
Received: 07-03-17
Reviewed: 14-03-17
Accepted: 25-04-17
Published: 20-07-17
ABSTRAK
Pendidikan merupakan bagian yang terpenting didalam program
pembangunan saat ini karena mempengaruhi dalam pengembangan sumber
daya manusia yang kompeten dan berkualitas. Hal tersebut diharapkan agar
sumber daya manusia yang dimiliki akan berdampak pada keberhasilan
suatu pembangunan di berbagai sektor. Namun dalam kondisi nyata,
beberapa lulusan tidak kompeten dan tidak berkualitas dibidangnya. Untuk
itu, dengan penelitian ini diharapkan dapat mengidentifikasi faktor yang
mempengaruhi prestasi antara lain metode pembelajaran variasi, fasilitas
belajar, dan motivasi sebagai variabel moderating. Metode penelitian yang
digunakan untuk mengumpulkan respoden yaitu dengan membagikan
kuesioner dengan pengujian yang dilakukan untuk melihat hubungan dari
ketiga variabel digunakan uji interaksi Moderated Regression Analysis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang digunakan
mempengaruhi prestasi dan diperkuat dengan adanya motivasi belajar dari
setiap individu. Namun hasil yang disajikan hanya memiliki pengaruh yang
rendah, artinya bahwa masih terdapat variabel lain yang mempengaruhi
prestasi dan tidak digunakan dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Akuntansi Pengantar, Fasilitas, Motivasi, Pembelajaran
Variasi, Prestasi Belajar.
IASB merupakan lembaga independen yang
PENDAHULUAN
Standar
akuntansi
keuangan
merupakan
pedoman untuk menyusun laporan keuangan
perusahaan. Dalam beberapa tahun terakhir,
terdapat kecenderungan pada dunia bisnis global
untuk menggunakan International Financial
Reporting Standards (IFRS). IFRS merupakan
standar pelaporan keuangan yang dibuat oleh
didanai oleh pihak swasta dan berperan dalam
menyusun standar akuntansi berbasis di London
(Norton, et al., 2006). Norton, et al. (2006),
menerangkan bahwa tujuan dari IASB adalah
mengembangkan standar akuntansi internasional
yang berkualitas tinggi, dapat dipahami, dan
dapat
dilaksanakan
secara
global
untuk
Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB).
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
23
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
menghasilkan laporan keuangan yang transparan
baik
dan dapat diperbandingkan.
perusahaan. Scott (2012) menyatakan bahwa
Standar
akuntansi
yang
berlaku
di
buruknya
kondisi
ekonomi
suatu
apabila beberapa pihak yang terkait dalam
Indonesia sebelum adopsi IFRS dilakukan
transaksi
merupakan
yang
dibandingkan pihak lainnya, maka kondisi
memungkinkan adanya pemberlakuan metode-
tersebut dikatakan sebagai asimetri informasi
metode akuntansi yang berbeda pada setiap
(information
perusahaan. Standar yang fleksibel ini me-
tersebut dimanfaatkan oleh pihak manajemen
nimbulkan kemungkinan terjadinya accounting
untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya
creative dan manajemen laba. Pengaruh adopsi
dengan menyembunyikan informasi-informasi
IFRS
yaitu
yang tidak diketahui oleh pemegang saham.
pengungkapan
Semuanya tidak terlepas dari apa yang disebut
standar
pada
persyaratan
yang
manajemen
akan
fleksibel
perusahaan
item-item
bisnis
memiliki
asymmetry).
Kondisi
asimetri
sebagai
manajemen memiliki akuntabilitas yang tinggi
keuntungan atau manfaat pribadi (obtaining
dalam
private
perusahaan,
laporan
gains).
Pihak
untuk
lebih
semakin tinggi, dengan mengadopsi IFRS
menjalankan
usaha-usaha
informasi
mendapatkan
manajemen
dapat
keuangan perusahaan dapat digunakan untuk
mempengaruhi angka-angka akuntansi dalam
pengambilan keputusan bagi pihak di luar
pelaporan keuangan dengan cara melakukan
manajemen karena informasi yang terdapat
manajemen laba.
dalam laporan keuangan tersebut menjadi lebih
Manajemen laba diduga dilakukan oleh
relevan, krusial, akurat dan mudah untuk
pihak manajemen dalam proses pelaporan
dipahami. Dengan mengadopsi IFRS, akan lebih
keuangan suatu perusahaan karena mereka
membantu para investor dalam mengestimasikan
mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang
investasi pada perusahaan berdasarkan data-data
dilakukan.
laporan
tahun
dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi
sebelumnya, semakin meningkatnya tingkat
data atau informasi akuntansi, tetapi lebih
pengungkapan
dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi
keuangan
berdampak
perusahaan
suatu
pada
pada
perusahaan
rendahnya
biaya
maka
modal
perusahaan.
(accounting
Manajemen
methods)
laba
untuk
tidak
harus
mengatur
keuntungan yang bisa dilakukan karena memang
Informasi dalam laporan keuangan harus
diperkenankan menurut accounting regulations.
relevan dan representasi agar dapat mem-
Siregar dan Bachtiar (2003) perusahaan yang
pengaruhi
melakukan
tujuan
pengambilan
keputusan.
manajemen
laba
cenderung
Informasi yang diberikan manajemen kepada
mengungkapkan informasi lebih sedikit dalam
pemegang saham harus dapat mewakili kondisi
laporan keuangannya agar tidak terdeteksi.
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
24
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
Perusahaan
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
dengan
tingkat
pengungkapan
terdapatnya perubahan-perubahan dalam PSAK
minimal cenderung melakukan manajemen laba
sebagai
akibat
diadopsinya
IFRS.
Tujuan
dan sebaliknya.
konvergensi ini adalah untuk mengeliminasi
Sulistyanto (2008) mengemukakan bahwa
perbedaan (gap) antara standar akuntansi di
keberadaan aturan dalam standar akuntansi dapat
Indonesia dengan IFRS (Wondabio, 2011).
merupakan salah satu alat yang mengakomodasi
Dampak
dan
melakukan
menghasilkan laporan keuangan yang lebih
kecurangan. Perusahaan dapat menyembunyi-
relevance dan faithful representation karena
kan kecurangan dengan memanfaatkan berbagai
lebih banyak menggunakan nilai wajar (fair
metode dan prosedur yang terdapat dalam
value). Secara garis besar IFRS mengatur
standar akuntansi, sehingga standar akuntansi
pembuatan dan penyusunan laporan keuangan
seolah-olah
yang
memfasilitasi
perusahaan
mengakomodasi
dan
memberi
dari
konvergensi
penilaian
aset
IFRS
perusahaan
adalah
harus
kesempatan perusahaan untuk mengatur dan
berdasarkan pada nilai wajar (Laili, 2008). Salah
mengelola laba perusahaan. Upaya mengurangi
satu penggunaan nilai wajar yang diadopsi di
manajemen
melakukan
PSAK hasil dari konvergensi IFRS adalah
koreksi terhadap standar akuntansi. Perbaikan
PSAK No.16 (revisi 2007) tentang revaluasi
standar akuntansi yang saat ini sedang menjadi
aktiva tetap, salah satunya adalah perbedaan
isu
Financial
pengukuran aset tetap setelah pengakuan awal.
Reporting Standard (IFRS). Cai et al. (2008)
Pada PSAK 16 (Revisi 1994), aset tetap
mengungkapkan salah satu isu dari IASB adalah
disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva
bahwa IFRS bertujuan untuk menyederhanakan
tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. PSAK
berbagai alternatif kebijakan akuntansi yang
16
diperbolehkan dan diharapkan dapat membatasi
revaluasi aktiva tetap (SAK, 2002). Sedangkan
pertimbangan
manajemen
pengukuran setelah pengakuan menurut PSAK
(management’s discretion) terhadap manipulasi
No. 16 (SAK, 2012); “Entitas memilih antara
laba sehingga dapat meningkatkan kualitas laba.
model biaya atau model revaluasi sebagai
Tingkat manajemen laba dalam sebuah laporan
kebijakan
keuangan perusahaan dapat dilihat dengan cara
kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap
menghitung
atau
dalam kelompok yang sama. Pada model biaya,
kebijakan akrual yang muncul karena kebijakan
setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat
manajemen.
pada biaya perolehan dikurangi akumulasi
adalah
laba
yaitu
adopsi
dengan
International
kebijakan
(Discretionary
Accruals)
(Revisi
1994)
tidak
akuntansinya
memperkenankan
dan
menerapkan
Konvergensi IFRS di Indonesia sudah
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai
dimulai pada tahun 2008 yang ditandai dengan
aset. Sedangkan untuk model revaluasi setelah
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
25
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai
meningkatkan kualitas laporan keuangan yang
wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat
dapat mengurangi asimetri informasi antara
pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
manajer dan pemegang saham. Danbolt dan Ress
tanggal
(2008)
revaluasi
dikurangi
akumulasi
membuktikan
bahwa
kandungan
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai
informasi revaluasi aktiva tetap berpengaruh
setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan
positif terhadap reaksi pasar.
dengan keteraturan yang cukup reguler untuk
Berdasarkan teori signaling bahwa laba
memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda
dapat memberikan sinyal yang positif mengenai
secara material dengan jumlah yang ditentukan
prospek perusahaan di masa depan perusahaan.
dengan menggunakan nilai wajar pada akhir
Dengan adanya pertumbuhan laba yang terus
periode pelaporan.”
meningkat dari tahun ke tahun, akan mem-
Brown et al, (1992);. Whittred dan Chan,
berikan sinyal yang positif mengenai kinerja
(1992) dan Hu, et al (2015), pilihan akuntansi
perusahaan. Selain itu peningkatan laba akan
untuk melakukan revaluasi aktiva tetap dikaitkan
berdampak pada value of the firm (nilai
dengan prilaku opportunistik manajerial se-
perusahaan) yang akan tercermin pada nilai
hubungan
kebutuhan
saham. Jadi dengan demikian nilai saham
keuangan dan political costs. Penelitian Brown
merupakan indeks yang tepat untuk mengukur
et al. (1992), Whittred dan Chan (1992), Cotter
efektivitas
dan Zimmer (1995), dan Christensen dan
dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan
Nikolaev (2013) di Autralia membuktikan
juga
bahwa perusahaan yang mememiliki tingkat
pemegang saham. Saham suatu perusahaan bisa
leverage yang tinggi mempengaruhi kebijakan
dinilai dari pengembalian (return) yang diterima
perusahaan untuk melakukan revaluasi aktiva
oleh pemegang saham dari perusahaan yang
tetap. Easton et al. (1993) dalam penelitiannya,
bersangkutan. Return bagi pemegang saham bisa
dimana 40 % dari responden secara ekplisit
berupa penerimaan dividen tunai ataupun adanya
mengungkapan bahwa revaluasi aktiva tetap
perubahan harga saham pada suatu periode
bertujuan untuk mengurangi hutang perusahaan
(Ross
dan
Hasil
perusahaan untuk me-manage atau melaporkan
temuannya mengindikasikan bahwa revaluasi
laba sedemikian agar harga saham/investor
aktiva tetap berkaitan dengan peningkatan
merespon baik tentang kinerja perusahaan.
keuangan perusahaan yang terkait dengan
Dengan demikian, laba menjadi salah satu
contracting. Disisi lain, revaluasi aktiva tetap
komponen penting dalam mengambil keputusan
dengan
serta
dengan
melonggarkan
penggunaan
contracting,
kendala
nilai
hutang.
wajar
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
dapat
perusahaan,
berarti
2002).
menjadi
sehingga
memaksimumkan
Hal
pusat
ini,
yang
perhatian
seringkali
kekayaan
mendorong
bagi
para
26
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
penggunanya. Huang et al (2009) dalam
penelitiannya
membuktikan
laba
yang
dilaporkan
oleh
earning
perusahaan meningkat maka informasi tersebut
management berpengaruh positif terhadap nilai
dapat dikategorikan sebagai sinyal baik karena
perusahaan. Zhang et al (2006); Yip dan Nguyen
mengindikasikan kondisi perusahaan yang baik.
(2011)
Sebaliknya
membuktikan
bahwa
Apabila
bahwa
earning
apabila
laba
yang
dilaporkan
management berpengaruh negatif terhadap nilai
menurun maka perusahaan berada dalam kondisi
perusahaan.
tidak baik sehingga dianggap sebagai sinyal
yang jelek. Brigham dan Houston (2001)
Hipotesis Penelitian
menyatakan bahwa isyarat adalah suatu tindakan
Teori Agensi
yang diambil manajemen perusahaan yang
Teori keagenan menyatakan bahwa antara
memberi
manajemen dan pemilik mempunyai kepenting-
bagaimana manajemen memandang prospek
an yang berbeda (Jensen dan Meckling, 1976).
perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang
Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelola-
menguntungkan akan mencoba menghindari
an dan kepemilikan akan rentan terhadap konflik
penjualan saham dan mengusahakan setiap
keagenan
(Lambert,
2001).
model
modal yang baru diperlukan dengan cara-cara
keagenan
dirancang
sebuah
yang
lain. Sedangkan dengan prospek yang kurang
sehingga
menguntungkan akan cenderung untuk menjual
melibatkan
kedua
diperlukan
kontrak
belah
Dalam
sistem
pihak,
kerja
antara
pemilik
petunjuk
bagi
investor
tentang
saham.
(principal) dan manajemen (agent). Dalam
kesepakatan
tersebut
diharapkan
dapat
memaksimumkan utilitas principal, dan dapat
memuaskan
menerima
serta
reward
menjamin
dari
agen
hasil
untuk
aktivitas
pengelolaan perusahaan. Perbedaan kepentingan
antara pemilik dan manajemen terletak pada
maksimalisasi
manfaat
(utility)
pemilik
(principal) dengan kendala (constraint) manfaat
(utility) dan insentif yang akan diterima oleh
manajemen (agent). Karena kepentingan yang
berbeda sering muncul konflik kepentingan
antara pemegang saham/ pemilik (principal)
dengan manajemen (agent).
Teori Akuntansi Positif
Praktik manajemen laba dikaitkan dengan suatu
teori akuntansi, yaitu teori akuntansi positif atau
positive accounting theory. Teori akuntansi
positif merupakan teori akuntansi yang berusaha
mengungkapkan bahwa faktor-faktor ekonomi
tertentu atau ciri-ciri suatu unit usaha tertentu
bisa dikaitkan dengan perilaku manajer atau para
pembuat laporan keuangan. Teori ini dapat
memberikan pedoman kepada para pembuat
keputusan kebijakan akuntansi dalam melakukan
perkiraan-perkiraan atau penjelasan-penjelasan
akan konsekuensi dari keputusan tersebut.
Manajemen laba dilakukan oleh manajer atau
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
27
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
para pembuat laporan keuangan dalam proses
lebih
pelaporan keuangan suatu organisasi karena
menghasilkan nilai yang lebih rendah maupun
mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang
lebih tinggi dari aset tercatat (Martani, 2012).
dilakukan.
Alasan yang mendasari keputusan revaluasi aset
gambaran
Manajemen
akan
laba
perilaku
memberikan
padahal
revaluasi
dapat
dalam
ini oleh perusahaan adalah untuk memastikan
melaporkan kegiatan usahanya pada suatu
bahwa nilai wajar dari aset tetap perusahaan
periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan
tercermin dalam laporan keuangan. Revaluasi
munculnya motivasi tertentu yang mendorong
aset mengacu pada penyajian kembali atas nilai
mereka untuk mengatur data keuangan yang
buku aset (carrying amount) sehingga mendekati
dilaporkan. Prediksi yang dibuat oleh teori
nilainya sekarang (Brown et al, 1992). Revaluasi
akuntansi positif diorganisasikan secara luas
aset mempengaruhi laporan keuangan dalam dua
pada tiga hipotesis yang diformulasikan oleh
cara. Pertama, mengubah jumlah aset yang
Watts dan Zimmerman (1990) yaitu hipotesis
ditampilkan di laporan posisi keuangan dan
rencana bonus, hipotesis kontrak hutang, dan
angka
hipotesis biaya politik. Ketiga hipotesis tersebut
mengubah keuntungan saat ini dan masa yang
menjelaskan
akan datang yang disebabkan oleh perubahan
hubungan
manajer
tinggi,
antara
kebijakan
akuntansi dengan manajemen laba.
menjelaskan
motivasi
ekuitas.
Kedua,
revaluasi
depresiasi dari aset yang direvaluasi (Lin dan
Teori akuntansi positif juga digunakan
untuk
dalam
Peasnell, 2000a). Tay (2009), Revaluasi aset
melakukan
tetap dapat berupa upward revaluation dan
revaluasi aset (Azouzi dan Jarboui, 2012). Hal
downward revaluation. Upward revaluation
ini berarti bahwa perusahaan akan mengubah
adalah penyajian kembali nilai buku aset sejauh
metode akuntansi dari historical cost menjadi
hal tersebut tidak melebihi net current value atau
fair value diantaranya untuk meminimumkan
recoverable value. upward revaluation mengacu
biaya politik (Watt dan Zimmerman, 1960).
pada incremental value dari nilai buku aset,
Revaluasi aset dapat dijadikan sebagai alat untuk
sedangkan downward revaluation berarti bahwa
menurunkan biaya politik dan juga dapat
net current value dibawah nilai bukunya.
digunakan sebagai sinyal adanya pertumbuhan
Upward revaluation aset tetap meningkatkan
perusahaan (Azouzi dan Jarboui, 2012)
nilai ekuitas pemegang saham dan nilai aset
tetap.
PSAK 16 (Revisi 2007)
Revaluasi aset tetap adalah penilaian kembali
Manajemen Laba
aset tetap. Revaluasi sering dimaknai penilaian
Scott (2009), manajemen laba merupakan suatu
ulang yang menyebabkan nilai aset menjadi
tindakan manajemen untuk memilih kebijakan
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
28
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
akuntansi dari suatu standar tertentu agar
Nilai Perusahaan
mencapai target laba tertentu, dengan tujuan
Nilai pasar perusahaan merupakan harga saham
memaksimalkan kesejahteraan pihak manajemen
perusahaan yang terbentuk dari transakasi antara
dan atau nilai perusahaan. Ada dua cara
penjual dan pembeli, karena harga pasar saham
pemahaman atas manajemen laba (Scott, 2009).
dianggap sebagai gambaran dari nilai aset
Pertama, manajemen laba sebagai peluang bagi
perusahaan. Tobin’s Q merupakan salah satu
manajer
alternatif
untuk
meningkatkan
kepentingan
yang
digunakan
dalam
menilai
pribadinya, atau dikenal dengan Oportunistic
perusahaan yang dikembangkan oleh Profesor
Earnings Management. Kedua, manajemen laba
James Tobin. Tobin’s Q merupakan harga
dapat
efficient
pengganti dari biaya yang dibutuhkan guna
contracting (Efficient Earnings Management)
memperoleh aset yang sama persis dengan aset
adalah manajemen laba dapat digunakan oleh
yang dimiliki perusahaan. James Tobin (1967)
manajer sebagai jalan keluar untuk melindungi
dan (Pradita, 2010), mengungkapkan bahwa
kepentingan perusahaan dalam mengantisipasi
rasio ini hampir sama dengan market-to-book-
kejadian-kejadian tak terduga demi keuntungan
value ratio, namun ada beberapa karakteristik
pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.
berbeda yang dimiliki Tobin’s Q. Pertama,
dipandang
dari
perspektif
Schipper (1989), earning management
Tobin’s Q yang menggunakan replacement cost
atau manajemen laba diartikan sebagai suatu
sebagai denominator bukan book value of total
intervensi dengan maksud tertentu terhadap
equity. Kedua, Tobin’s Q menggunakan market
proses pelaporan keuangan eksternal dengan
value of total asset, karena perusahaan tidak
sengaja
keuntungan
hanya menggunakan ekuitas dalam mendanai
pribadi. Manajemen laba terjadi ketika para
kegiatan operasionalnya, namun perusahaan juga
manajer
menggunakan sumber-sember lain seperti hutang
memperoleh
beberapa
menggunakan
judgment
dalam
pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi
untuk
merubah
laporan
keuangan
jangka pendek maupun jangka panjang.
yang
menyesatkan terhadap pemegang saham atas
Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan
dasar kinerja ekonomi organisasi atau untuk
Hu, Percy dan Yao (2015), mengatakan bahwa
mempengaruhi hasil sesuai dengan kontrak yang
pilihan akuntansi untuk melakukan revaluasi
tergantung pada angka-angka akuntansi yang
aktiva tetap dikaitkan dengan prilaku opportun-
dilaporkan.
istik manajerial sehubungan dengan praktik
manajemen laba. Di sisi lain, revaluasi aset
dapat mengurangi masalah keagenan ketika
motivasi utama manajer untuk revaluasi aset
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
29
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
tetap adalah mengungkapkan nilai wajar aset
penelitiannya
terhadap pengguna laporan keuangan dan untuk
management berpengaruh positif terhadap nilap
mengurangi asimetri informasi antara manajer
perusahaan. Dalam hal ini bahwa tindakan
dan pemegang saham. Beberapa studi menguji
manajemen laba yang dilakukan manajemen
kandungan informasi dari revaluasi aktiva tetap
dalam rangka efisiensi sehingga nilai perusahaan
berpengaruh positif terhadap reaksi pasar saham
meningkat (Siregar & Utama, 2008).
(Ress, 2008; Hu, Percy dan Yao, 2015).
Ha :
Laba merupakan komponen penting bagi
banyak
pihak,
sehingga
manajemen
management). Earnings management merupakan
suatu cara penyajian laba yang disesuaikan
dengan tujuan yang diinginkan oleh manajer,
melalui pemilihan suatu set kebijakan akuntansi
atau melalui pengelolaan akrual (Scott, 2000).
Earnings management dapat dilihat dalam dua
prespektif:
pertama,
earnings
management
merupakan prilaku manajemen yang oportunistik
yang dikaitkan dengan mekanisme kompensasi,
kontrak utang dan biaya politik. Kedua, earnings
management merupakan prilaku manajamen
yang efisien yang bermanfaat bagi perusahaan,
jika dilihat dari prespektif efisiensi kontrak.
Penelitian ini didasarkan pada teori
hipotesis
pasar
efisien
(Efficient
Market
Hypothesis/EMH) mengasumsikan bahwa pasar
saham akan mencerminkan berbagai informasi
yang dipublikasikan, termasuk informasi dalam
sebagai
alat
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Metodologi Penelitian
Populasi
penelitian
ini
adalah
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan
tahun 2013 - 2015. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling
dengan
kriteria
sebagai
berikut:
(1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di
dalam Bursa Efek Indonesia periode 2013 2015. (2) Perusahaan yang mempublikasikan
laporan keuangan secara lengkap untuk periode
31 Desember 2013 - 2015 di dalam Bursa Efek
Indonesia. (3) Perusahaan yang mengadopsi
IFRS PSAK No. 16 (Revisi 2007) selama
periode penelitian yaitu tahun 2013-2015. (4)
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang menyajikan laporan keuangannya dalam bentuk rupiah.
modal Indonesia termasuk dalam kategori
efisien setengah kuat. Dalam bentuk ini, harga
accruals
earning
signifikan terhadap nilai perusahaan
berusaha menyajikan laba yang disesuaikan
seperti melakukan manajeman laba (earnings
discretionary
bahwa
manajemen laba berpengaruh positif dan
akan
dengan tujuan yang diinginkan oleh manajer,
membuktikan
Sumber data penelitian ini adalah data
sekunder berupa laporan keuangan tahunan
perusahaan manufaktur yang listing di Bursa
Efek
Indonesia
melalui
website
BEI
laporan keuangan. Huang et al (2009) dalam
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
30
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
(www.idx.co.id). Teknik pengumpulan data
hipotesis
penelitian
yang
dirumuskan
adalah penelitian arsip (archival research).
menunjukkan pada penelitian korelatif, maka
teknik yang digunakan dalam menganalisis
Tabel 1. Sampel Penelitian
Keterangan
tingkat signifikansi untuk variabel independen
Jumlah
%
terhadap dependen adalah model regresi linear
sampel
berganda (multiple regression analysis).
Penelitian
Jumlah
Perusahaan
= ( TAC/TAit-1) – (α1 (1/TAit-1) +
DAC
yang
mengadopsi PSAK 16 (Revisi
36
2012) berturut-turut 2013-2015
100
β1((ΔREVit–ΔRECit)/TAit-1) + β2 (PPEit/TAit-1) +
β3(∆REV/TAit-1)+e …….…….(1)
Dikurangi
Tobin’s
Laporan keuangan yang tidak
memiliki
kelengkapan
Q
=
…………………………….....................…(2)
data
3
8.3
33
91.7
periode 2013-2015
Tobin’s Q = β1ROE + β2LEV + β3SIZE + e
…………………………………………... (3)
Jumlah Sampel Penelitian
Tobin’s Q = β0 + β1DAC + β2ROE + β3LEV +
β4SIZE+e ………..……………..…….…..(4)
Berdasarkan tabel 1, dapat dijelaskan
bahwa perusahaan yang mengadopsi PSAK 16
(Revisi 2007) berjumlah 36 (100%) perusahaan
manufaktur periode 2013 - 2015, dari jumlah
sampel
penelitian
diketahui
3
(8.3%)
perusahaan tidak memiliki kelengkapan data
untuk
periode
2013-2015
sehingga
Dimana: DAC = discretionary accruals; Tobin’s
Q = nilai perusahaan; ROE = return on equity;
LEV = rasio leverage yaitu total hutang dibagi
total equity; Size = ukuran perusahaan, diproxi
dengan total penjualan.
Tabel 2. Statistik Deskriptif
total
N
keseluruhan
perusahaan
sampel
yang
adalah
dapat
33
dijadikan
(91.7%)
Minimu
Maximu
Mea
Std.
m
m
n
Deviatio
sampel
penelitian.
n
Tobin’s
3
0.40
15.57
1.49
1.93
Teknik Analisis Data
Q
3
0.0027
25.61
6
5.16
Dalam menganalisis data digunakan statistik
EM
3
0.02
0.035
3.88
0.12
3
0.05
4.25
0.14
1.40
inferens (statistik induktif). Untuk mengetahui
ROE
3
5.59
7.33
1.35
0.49
tingkat signifikansi korelasi antara variabel
3
LEV
independen (x) dan variabel independen (y),
maka diperlukan model statistik untuk menguji
SIZE
6.30
3
3
3
hipotesis yang ditetapkan. Oleh karena itu
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
3
31
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
Hasil pengujian statistik deskriptif pada
DAC = discretionary accruals; Tobin’s Q = nilai
tabel 2, diperoleh untuk variabel Tobin,s Q, nilai
perusahaan; ROE = return on equity; LEV =
terendah 0.40, nilai tertinggi 15.57, nilai mean
rasio leverage yaitu total hutang dibagi total
1.496 dan standar deviasi 1.93. Variabel earning
equity; Size = ukuran perusahaan, diproxi
management diperoleh nilai terendah 0.0027,
dengan total penjualan
nilai tertinggi 25.61, nilai mean 3.88 dengan
Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa nilai R
standar deviasi 5.16. Nilai terendah untuk
Square pada model 3 diperoleh sebesar 0,12. Hal
variable ROE adalah 0.02, nilai tertinggi 0.035
ini berarti sebesar 12% Tobin’s Q dapat
dan mean 0.14, standar deviasi 0.12. Variabel
diprediksi dari variabel ROE, leverage dan
leverage yaitu nilai terendah 0.05, nilai tertinggi
ukuran perusahaan. Sedangkan pada model 4
4.25 dan mean 1.35 dengan standar deviasi 1.40.
diperoleh nilai R Square 0.19, bearti 19%
Disamping itu, untuk variabel ukuran per-
Tobin,s Q dapat diprediksi oleh manajemen laba
usahaan dimana nilai terendah yaitu 5.59 dan
dan dikontrol langsung oleh ukuran perusahaan.
tertinggi 7.33, mean 6.30 dengan standar deviasi
Dari tabel diatas, nilai F hitung dari model 3
0.49.
adalah 5,103 dengan nilai probabilitas sebesar
Hasil Penelitian dan Pembahasan
0,041, yang lebih kecil dari 0,05. Model 4 adalah
Tobin’s Q = β0 + β1ROE + β2LEV + β3SIZE + e
4.226 dengan nilai probabilitas sebesar 0,026,
………………………………………... (3)
yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa
Tobin’s Q = β0 + β1DAC + β2ROE + β3LEV + β4SIZE+e
kedua model regresi dapat digunakan dalam
……..……………..…….…. (4)
menjelaskan hubungan antar variabel.
Hasil pengujian hipotesis yaitu pengaruh
Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis
Var.
Model 3
Koef.
Const.
Model 4
t
Sig.
2.441
Koef.
manajemen laba terhadap nilai perusahaan pada
t
Sig.
dengan nilai signifikansi 0.027 < 0.05. dapat
0.742
EM
model 4 menunjukkan nilai t sebesar 1.912
-0.653
1.912
0.027
disimpulkan bahwa manajemen laba memiliki
ROE
0.001
-2.432
0.066
0.045
0.961
0.060
pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
LEV
-1.763
1.435
0.134
0.001
0.102
0.121
perusahaan Tobin’s Q. Disamping itu, untuk
Size
4.561
0.345
0.021
3.012
0.247
0.018
pengujian variabel kontrol ROE dan Leverage
N
33
33
F
5.103
4.224
Sig. F
0.041
0.026
Adj. R2
0.12
0.19
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan
dengan masing- masing tingkat signifikansi pada
model 3 yaitu 0.066 dan 0.134 dan pada model 4
yaitu
0.060
dan
0.121.
variabel
ukuran
perusahaan memiliki pengaruh positif dan
Signifikansi 5%
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
32
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
siginifikan terhadap nilai perusahaan dengan
menyebabkan nilai perusahaan menurun (Huang
nilai signifikansi 0.021 (model 3) dan 0.018
et al, 2009).
(model 4) lebih kecil dari 0.05.
Perkembangan akuntansi dalam konteks
PSAK No. 16 (2007) Aset Tetap yang
sosial dan praktik budaya yang kian beragam
diadopsi dari IAS 16 (2003) dan menggantikan
semakin mengukuhkan eksistensi paradigma
PSAK No. 16 (1994) Aset Tetap dan Aset
kualitatif. Kemampuannya menghasilkan produk
Lainnya, efektif pada 1 Januari 2012. Perubahan
analisis
signifikan dalam revisi PSAK ini adalah
settingnya. Beberapa metode penelitian berbasis
perusahaan dapat memilih model revaluasi untuk
kualitatif ini seperti; analisis wacana, studi
mengukur aset tetap. Sebelum revisi, perusahaan
kasus, semiotik dan etnografi kini mulai dilirik
diwajibkan untuk menggunakan model biaya
para ilmuwan dan peneliti akuntansi. Menyadari
saja. Namun, semua perusahaan dalam sampel
akan pentingnya manfaat multiparadigma dalam
memilih untuk menggunakan model biaya
riset
daripada beralih ke model revaluasi ketika
menyelami metode pendekatan yang berbeda
PSAK No. 16 (2007) pertama kali dilaksanakan.
dengan
Oleh karena itu, perubahan dalam standar ini
yaitu; pendekatan enterpretive dengan tujuan
tidak menghasilkan perubahan yang signifikan
untuk mendapatkan gambaran khusus instisari
dalam
kebudayaan yang diteliti.
kebijakan
akuntansi
dan
akrual
diskresioner manajemen laba.
yang
akuntansi
maka
selaras
peneliti
ini
dengan
mencoba
pendekatan-pendekatan
Studi
Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh
mendalam
antropologi
menggunakan
pendekatan
kualitatif
atau
bahwa manajemen laba berpengaruh negatif
pendekatan
deskriptif.
terhadap nilai perusahaan. Hasil temuan ini
dilakukan
mendukung penelitian Zhang et al (2007), dan
menggunakan perubahan standar yang berlaku,
Huang et al (2009). Pengaruh negatif tersebut
yang dari US GAAP ke penerapan IFRS ,dengan
menandakkan bahwa tindakan manajemen laba
berlakunya IFRS ini metode pencatatan yang
akan menurunkan nilai perusahaan. Hal ini dapat
berlaku juga berubah dari metode cash basis di
dijelaskan bahwa manajemen laba melalui
ijinkan, berubah menjadi hanya metode accrual
akrual
basis yang diterapkan.
diskresioner
mudah
dideteksi
serta
non-positivistik
penulis
Adapun
dalam
dengan
cara
pembhasan
yang
ini
mengandung unsur subyektifitas dan manipulasi
yang tinggi. Jadi, ketika akrual dinilai investor
Hasil dan pembahasan
sebagai tindakan manipulasi manajemen maka
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti
investor tidak mempercayai apa yang telah
empiris dan mengetahui gambaran hubungan
dilakukan oleh manajemen, kondisi inilah yang
adopsi IFRS PSAK 16 (Revisi 2007) dengan
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
33
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
discretionary accruals sebaga alat manajemen
DAFTAR PUSTAKA
laba dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.
Azouzi, Mohamed Ali & Anis Jarboul. 2012.
Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa
The Evidence of Management motivation
manajemen laba berpengaruh negatif terhadap
to revalue property plant and Equipment
nilai perusahaan. Pengaruh negatif tersebut
in Tunisia, Journal of Accounting and
menandakkan bahwa tindakan manajemen laba
Taxation, Vol. 4(2).
akan menurunkan nilai perusahaan. Hal ini dapat
Brown, P., Izan, H.Y. & Loh, A. L. 1992. Fixed
dijelaskan bahwa manajemen laba melalui
asset
akrual
incentives. Abacus. Vol. 28 No. 1, pp. 36-
diskresioner
mudah
dideteksi
serta
mengandung unsur subyektifitas dan manipulasi
revaluations
and
managerial
57.
yang tinggi. Jadi, ketika akrual dinilai investor
Cai, L., A. R. Rahman, & S. M. Courtenay.
sebagai tindakan manipulasi manajemen maka
2008. The Effect of IFRS and Its
investor tidak mempercayai apa yang telah
Enforcement on Earnings Management :
dilakukan oleh manajemen, kondisi inilah yang
An
menyebabkan nilai perusahaan Huang et al
Science Research Network Electronic
(2009).
Paper Collection.
International
Comparison.
Social
Beberapa keterbatasan dalam penelitian
Christensen, H. B. & Nikolaev, V. 2013. Does
ini perlu dikemukakan agar interprestasi hasil
fair value accounting for non-financial
penelitian dilakukan secara hati-hati dengan
assets pass the market test? Review of
mempertimbangkan segala keterbatasan yang
Accounting Studies, Vol. 18 No.3, pp.
ada. Selain itu, keterbatasan penelitian berguna
734-775.
bagi pengembangan penelitian sejenis dimasa
Cotter, J. & Zimmer, I. 1995. Asset revaluations
depan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini
and assessment of borrowing capacity.
adalah
Abacus. Vol. 31 No 2, pp. 136-151.
masih
sedikitnya
perusahaan
yang
memilih revaluasi aset tetap. Disarankan pada
Dewan Standar Akuntansi Indonesia. 2012.
penelitian selanjutnya untuk menguji di periode
Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juni
berbeda atau jenis perusahaan yang berbeda.
2012. Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia.
Hu, Fang, Percy, Majella, & Yao, Daifei. 2015.
Asset
revaluations
and
earnings
management: Evidence from Australian
companies. Corporate Ownership and
Control. 13(1), pp. 930-939.
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
34
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643
e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
Huang, P., Zhang, Y., Deis, Donald R., &
Moffitt, J. S. 2009. Do artificial income
Simposium Nasional Akuntansi VI.
smoothing and real income smoothing
Wang, Zhemin, 2006. Upward Revaluation of
contribute to firm value equivalenty?
Fixed Assets, Journal of Business and
Journal of Banking & Finance. 33, 224-
Economics Research Vol. 4, No. 1
233.
Wondabio, Ludovicus Sensi. 2011. Konvergensi
Jensen, M. & W. Meckling. 1976. Theory of the
Laili,
dengan Tingkat Pengungkapan Sosial.
IFRS dan Pemahaman PSAK terkini,
Firm : Managerial Behavior, Agency Cost
Pelatihan
dan Ownership Structure. Journal of
Terbaru Berbasis IFRS terhadap Dunia
Financial Economics (3) : 305-360.
Pendidikan dan Industri, Padang.
Y.
R.
2008.
Pengaruh
Penerapan
Dampak
Penerapan
PSAK
Whittred, G. & Chan, Y. K. 1992. "Asset
Konvergensi IFRS terhadap Penilaian
revaluations
Aset dengan Menggunakan Konsep Fair
underinvestment". Abacus, Vol. 28 No. 1,
Value. Jurnal Ekonomi dan Akuntansi , 1-
pp. 58-74.
24
and
the
mitigation
of
Yip, W. H., & Nguyen, H. 2012. Exchange rate
Lambert, R. A. 2001. Contracting Theory and
exposure and the use of foreign currency
Accounting. Journal of Accounting and
derivatives in the Australian resources
Economics (32) : 3-87.
sector. Journal of Multinational Financial
Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jaffe, J. 2010.
Corporate Finance, 9th ed. McGraw Hill.
Schipper, K. 1989. Earnings Management.
Accounting Horizons 3, 91-106
Management, 22,151-167.
Watts, R. L. & J. L. Zimmerman. 1990. Positive
Accounting Theory :
A Ten
Year
Perspective. The Accounting Review 65
Scott, William R. 2009. Financial Accounting
Theory. 5th edition. Prentice Hall.
(1) : 131-156.
Zang, Amy Y. (2007). Evidence on the Tradeoff
Scott, W. R. 2012. Financial Accounting
between Real Manipulation and Accrual
Theory. Sixth Edition. Pearson Prentice
Manipulation. The Accounting Review,
Hall. Toronto
Vol.
Shoorvarzy, M. R., & Tuzandehjani, M. 2011.
87.
American
Accounting
Association.
The Impact of Accounting Standard
Zhang, Haiwen. 2009. Effect of Derivative
Setting on Earning Response. World
Accounting Rules on Corporate Risk-
Applied Sciences Journal , 1369-1373.
Management
Siregar, S. V., & Y. S. Bachtiar. 2003.
Hubungan
Antara
Manajemen
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Behavior.
Journal
of
Accounting and Economics, 47, 244-264
Laba
35
Download