AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP TINGKAT PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI PT. PANEN LESTARI INTERNUSA SOGO MEDAN AMIR MAKHMUD ZAIN NASUTION *) Dosen Fakultas Ekonomi UNIVA MEDAN. NIDN : 0129067902 Email : [email protected] *) ABSTRAK Karyawan merupakan kunci penentu keberhasilan perusahaan. Untuk itu setiap karyawan selain dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, juga harus mempunyai pengalaman, motivasi, disiplin diri, dan semangat kerja tinggi, begitu juga hal di PT. Panen Lestari Internusa Sogo Medan yang merupakan wilayah penelitian ini dilakukan, Dalam penelitian dilakukan terhadap sampel yang mewakili populasinya. Pemilihan sampel untuk penelitian ini dilakukan secara Purposive Sampling yaitu populasi yang dijadikan sampel adalah populasi yang memenuhi kriteria tertentu dengan tujuan agar sampel yang diambil bisa lebih representatif dengan kriteria yang telah ditentukan. Dimana sampel dalam penelitian ini adalah 20% karyawan pada PT. Panen Lestari Internusa Sogo Medan (30 Orang Karyawan), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Konstanta sebesar 21,007 artinya jika Komunikasi Organisasi (X) nilainya 0, maka produktivitas kerja karyawan (Y) nilainya 21,007, Koefisien regresi variabel komunikasi organisasi (X) sebesar 0,049 artinya jika variabel independen lainnya nilainya tetap komunikasi organisasi mengalami kenaikan 1%, maka produktivitas kerja karyawan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,049. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Komunikasi Organisasi dengan produktivitas kerja karyawan, semakin naik Komunikasi Organisasi kerja maka semakin naik produktivitas kerja karyawan, sedangkan R square untuk y (produktivitas kerja karyawan) adalah 0,009. Hal ini berarti 0,009 variabel produktivitas kerja karyawan (y) dipengaruhi oleh variabel kualitas Komunikasi Organisasi (x), nilai t-tabel dengan derajat bebas 30 - 2 = 28 dan taraf nyata 5% adalah 1,701.nilai t-hitung sebesar 0,496 dengan sig sebesar 0,624.artinya uji t-tabel bahwa variabel Komunikasi Organisasi pengaruh secara parsial terhadap produktivitas kerja karyawan dikarenakan dilihat dari tingkat signifikannya sebesar 0,624 yang mana < 0,05. Kata Kunci :Komunikasi Organisasi, Tingkat Produktivitas Kerja. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah nasional yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah penanganan terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia. Jumlah sumber daya manusia yang besar apabila dapat didayagunakan secara efektif dan Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 782 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} efisien akan bermanfaat untuk menunjang laju pembangunan nasional yang berkelanjutan. Agar sumber daya manusia yang handal diperlukan pendidikan yang berkualitas, penyediaan berbagai fasilitas sosial, dan lapangan pekerjaan yang memadai. Sumber daya Manusia (Karyawan) merupakan kunci penentu keberhasilan perusahaan. Untuk itu setiap karyawan selain dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, juga harus mempunyai pengalaman, motivasi, disiplin diri, dan semangat kerja tinggi. Selain Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, komunikasi dalam suatu organisasi juga merupakan hal utama yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai tujuan organisasi. Hubungan komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan, bawahan dengan atasan, dan antara bawahan dengan bawahan dalam suatu organisasi sangat berpengaruh besar dalam menjembatani terciptanya peningkatan produktivitas kerja karyawan di dalam organisasi tersebut. Adanya komunikasi dalam suatu organisasi akan membentuk suatu iklim komunikasi yang dapat dibagi menjadi dua sifat yaitu positif dan negatif. Iklim komunikasi yang bersifat positif dapat mendorong produktivitas kerja karyawan dalam suatu organisasi, sehingga lebih mempermudah tercapainya tujuan organisasi. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan. Iklim komunikasi dalam sebuah organisasi sangat penting karena mempengaruhi cara hidup anggota-anggota dalam organisasi tersebut seperti; kepada siapa mereka berbicara, siapa yang mereka sukai, bagaimana perasaan mereka, bagaimana kegiatan kerja mereka, bagaimana perkembangan mereka, apa yang mereka ingin capai, dan bagaimana cara mereka menyesuaikan diri dengan organisasi. Berdasarkan latar belakang diatas dan melihat besarnya pengaruh iklim komunikasi terhadap tingkat produktivitas kerja dalam suatu organisasi. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Komunikasi Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 783 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} Organisasi Terhadap Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan di PT. Panen Lestari Internusa Sogo Medan 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada idetifikasi masalah di atas, maka dapat diambil suatu perumusan masalah sebagai berikut:” Apakah Komunikasi Organisasi berpengaruh terhadap Produktivitas kerja karyawan di PT. Panen Lestari Internusa Sogo Medan?” 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian sebagaimana diuraikan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu : Untuk mengetahui pengaruh komunikasi organisasi terhadap produktivitas kerja karyawan di PT. Panen Lestari Internusa Sogo Medan. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : Memberikan masukan bagi PT. Panen Lestari Internusa Sogo Medan untuk melakukan terobosan baru dalam mengambil keputusan khususnya dalam bidang komunikasi organisasi dan produktivitas kerja. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Organisasi Manusia adalah makhluk sosial yang hanya bisa bertahan hidup jika saling berinteraksi dan bekerjasama dengan suatu kelompok atau masyarakat dimana mereka tinggal. Aktivitas interaksi dan kerjasama itu perlahan-lahan terusberkembang sehingga terbentuklah wadah yang menjadi tempat manusia berkumpul yang disebut organisasi. Robbins dalam Alo Liliweri (2004: 11) mengatakan, “organisasi adalah sebuah bentuk kerjasama yang sistemik antara sejumlah orang untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan”. Disebut kerjasama karena di dalamnya terbentuk jalinan, hubungan, relasi, dan komunikasi antara sejumlah orang yang mempunyai tugas dan fungsi yang sama atau yang berbeda-beda lalu membentuk sebuah sistem untuk memenuhi tujuan yang telah disepakati bersama. Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 784 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} Falcione dalam Pace dan Faules (2001: 149) menyatakan bahwa: “Komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relatif langgeng pada organisasi” Untuk menganalisis komunikasi di suatu organisasi, Pace dan Faules mengemukakan enam faktor besar yang bisa digunakan untuk menganalisis masalah tersebut, yaitu: 1. Kepercayaan, personel disemua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang didalamnya kepercayaan, keyakinan, dan kredibilitas didukung oleh pernyataan dan tindakan. 2. Pembuatan keputusan bersama, para karyawan disemua tingkat dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan kedudukan mereka. Para karyawan disemua tingkat harus diberikan kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen diatas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan. 3. Kejujuran, suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para karyawan mampu mengatakan apa yang ada dalam pikiran mereka tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan, atau atasan. 4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, kecuali untuk keperluan informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasi, para pemimpin, dan rencana-rencana. 5. Mendengarkan dalam komunikasi keatas, personil disemua tingkat dalam organisasi harus mendengarkan saran-saran atau laporan-laporan masalah yang dikemukakan personel disemua tingkat bawahan dalam organisasi, secara berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka. Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan. 6. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi, personel disemua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi-produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah demikian pula menunjukkan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya. Untuk lebih mengerti tentang komunikasi organisasi, maka penulis menyajikan beberapa persepsi para ahli tentang apa yang dimaksudkan dengan komunikasi organisasi, Muhammad Arni (2004: 67) : Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 785 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} 1. Persepsi Redding dan Sanborn Menurut mereka komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Meliputi: komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward, komunikasi upward, komunikasi horizontal, keterampilan berkomunikasi, menulis dan komunikasi evaluasi program. 2. Persepsi Katz dan Khan Katz dan Khan mengatakan komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. 3. Persepsi Greenbaunm Greenbaunm menyatakan bahwa bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Dia membedakan komunikasi internal dan eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi dan masalah menggiatkan aktivitas. 4. Persepsi Zelko dan Dance Menurut mereka komunikasi organisai dibagi menjadi dua: Komunikasi internal, komunikasi dalam organisai itu sendiri seperti komunikasi dari bawahan keatasan dan sebaliknya serta komunikasi diantara sesama bawahan. Menurut Pace dan Faules (2001: 41) membagi organisasi menjadi dua, yaitu: a. Organisasi Sosial, istilah organisasi sosial merujuk kepada pola-pola interaksi sosial (frekuensi dan lamanya kontak antara orang-orang; kecenderungan mengawali kontak; arah pengaruh antara orang-orang; derajat kerja sama; perasaan tertarik, hormat, dan permusuhan; dan perbedaan status) dan regularitas yang teramati dan perilaku sosial orangorang yang disebabkan oleh situasi sosial mereka alih-alih oleh karakteristik fisiologis atau psikologis mereka sebagai individu. b. Organisasi Formal, organisasi yang didirikan dengan sengaja untuk tujuan-tujuan tertentu. Dalam prakteknya organisasi tersebut dirancang untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan banyak individu dan untuk memberikan rangsangan kepada orang-orang lainnya untuk membantu mereka. Pada organisasi formal tujuan yang harus dicapai, peraturanperaturan yang harus diikuti, dan struktur status secara sengaja dirancang untuk mengantisipasi dan mengarahkan interaksi dan kegiatan-kegiatan anggota. Agar saat berinteraksi dan bekerjasama dengan sesamanya berjalan efektif dibutuhkan adanya komunikasi. Alo Liliweri (2004: 30) menyatakan bahwa komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan para penerima informasi pada semua level organisasi. Informasi yang dikirim bisa dalam bentuk simbol verbal maupun simbol non verbal dengan tujuan untuk memperoleh kesamaan makna atas sebuah informasi. Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 786 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} Alo Liliweri (2004: 57) membagi konteks komunikasi menjadi lima bagian,yaitu: a. Komunikasi antarpribadi, komunikasi tatap muka yang terjadi antara dua sampai tiga orang, dengan umpan balik yang cepat, dan pesan-pesan yangbersifat khusus, serta dengan tujuan dan maksud komunikasi yang tidak terstruktur. b. Komunikasi kelompok, komunikasi yang terdiri antara empat orang atau lebih dengan jarak fisik yang tidak sedekat seperti komunikasi antar pribadi,kecepatan umpan baliknya juga berkurang, pesan lebih ke pengetahuan kelompok, dan memiliki maksud tujuan serta maksud kelompok yang mulai terstruktur. c. Komunikasi publik, merupakan komunikasi dengan public dalam ruang dan waktu tertentu yang terencana dan tersusun dengan baik. d. Komunikasi massa, adalah suatu bentuk komunikasi yang membutuhkan alat atau media sebagai medium perantara untuk menyampaikan informasi (media cetak dan media elektronik). Jarak antara komunikator dengan komunikannya juga jauh karena terpisah oleh ruang dan waktu yang berbeda. Oleh sebab itu, umpan baliknya juga akan tertunda. e. Komunikasi organisasi, komunikasi impersonal, dan antar pribadi dalam kelompok formal atau organisasi sesuai dengan tuntutan struktur dan data kerja organisasi. Aktivitas komunikasi yang dilakukan biasanya bertatap muka secara langsung atau melalui media, membutuhkan umpan balik melalui struktur organisasi formal. Komunikasi organisasi ini memiliki tujuan dan maksud komunikasi yang berstruktur. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2004). Pace dan Faules (2001: 31) mendefinisikan komunikasi organisasi menjadi dua yaitu: 1. 2. Definisi fungsional, komunikasi organisasi dapat didefnisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Definisi interpretif, adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Proses interaksi tersebut tidak mencerminkan organisasi ia adalah organisasi. Komunikasi organisasi adalah “perilaku pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi. Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 787 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} 2.1.1. Aliran Komunikasi Organisasi Berbicara masalah komunikasi organisasi, tidak lepas dari masalah perpindahan aliran informasi secara formal. Menurut Pace dan Faules (2001: 185) Ada empat jenis arah aliran komunikasi dalam organisasi, yaitu: 1. Komunikasi ke bawah, aliran komunikasi dari atasan atau orang yang memiliki otoritas lebih tinggi, ke bawahan yang otoritasnya lebih rendah. Menurut Katz & Khan ada lima jenis informasi yang biasanya dikomunikasikan kepada bawahan, yaitu: a. Informasi bagaimana melakukan pekerjaan. b. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan. c. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi. d. Informasi mengenai kinerja karyawan. e. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission). 2. Komunikasi keatas, aliran informasi dari bawahan ke atasan. Komunikasi keatas sangat penting karena menumbuhkan loyalitas karyawan pada perusahaan dengan memberi kesempatan pada karyawan untuk menyalurkan pemikiran-pemikiran, dan saran mereka untuk keberlangsungan hidup organisasi.Komunikasi ke atas juga penting karena memberitahukan kepada atasan kapan bawahan siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan mampu menerima dan memahami informasi yang diberikan kepada mereka. Pace dan Faules (2001: 190), mengemukakan informasi apa saja yang dikomunikasikan, yaitu: a. Memberitahukan apa yang dilakukan bawahan-pekerjaan mereka, prestasi, kemajuan, dan rencana-rencana untuk waktu mendatang. b. Menjelaskan persoalan-persoalan kerja yang belum dipecahkan bawahan yang mungkin memerlukan beberapa macam bantuan. c. Memberikan saran atau gagasan untuk perbaikan dalam unit-unit mereka atau dalam organisasi sebagai suatu keseluruhan. d. Mengungkapkan bagaimana pikiran dan perasaan bawahan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, dan organisasi 3. Komunikasi horizontal, komunikasi yang terjadi antara orang yang memiliki jabatan yang sama dalam unit kerja yang sama pula. Komunikasi horizontal ini biasanya terjadi diantara bawahan dengan sesama bawahan dalam suatu organisasi, yang memiliki atasan yang sama. Tujuan dari komunikasi horizontal adalah: a. Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja. b. Berbagi informasi mengenai rencana kerja dan kegiatan. c. Untuk memecahkan masalah. d. Untuk memperoleh pemahaman bersama. e. Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan. f. Untuk menumbuhkan dukungan antar persona. 4. Komunikasi lintas-saluran, aliran komunikasi yang terjadi diantara orangorang yang tidak menjadi atasan ataupun bawahan satu dengan lainnya dan menempati bagian fungsional yang berbeda. Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 788 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} 2.1.2. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi Sendjaja (2005:123) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut: 1. Fungsi informatif, organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih layak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaan secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi didalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, disamping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya. 2. Fungsi regulatif, fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau instruksi supaya perintah-perintah dilaksanakan sebagaimana mestinya. b. Berkaitan dengan pesan, pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan. 3. Fungsi persuasif, dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya 4. Fungsi integratif, setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 789 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} 2.1.3. Hambatan Komunikasi Organisasi Komunikasi tidak selamanya berjalan dengan lancar. Banyak sekali terdapat kesalahan-kesalahan penyampaian, penerimaan, bahkan kesalahan ketika harus mengartikan pesan atau informasi yang diterima. Menurut Effendy (2008: 11) dalam berorganisasi tidak luput dari kesalahan-kesalahan yang dapat menghambat jalannya proses komunikasi, diantaranya adalah: 1. Hambatan Sosio-Antro-Psikologis a. Hambatan Sosiologis: merupakan hambatan yang terjadi karena adanya perbedaan golongan dan lapisan, yang menyebabkan adanya perbedaan status sosial, ideology, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, dan sebagainya. b. Hambatan Antropologis: hambatan komunikasi yang terjadi akibat adanya perbedaan postur, warna kulit, dan kebudayaan, gaya hidup, norma, kebiasaan, dan bahasa. c. Hambatan Psikologis: komunikasi yang terhambat karena komunikasi sedang sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa iri hati dan adanya prasangka pada komunikator. 2. Hambatan Semantik Hambatan ini ditimbulkan oleh komunikator. Kadang terjadi karena salah ucap dalam menyalurkan pikiran dan perasaan, sehingga timbul salah pengertian (misunderstanding) atau salah tafsir (misinterpretation), yang akhinya menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). 3. Hambatan Mekanis Hambatan yang terjadi pada media yang digunakan untuk berkomunikasi. Contoh: suara telepon yang tidak jelas, ketikan huruf yang buram pada surat, suara yang hilang dan muncul pada saluran radio. 2.2. Pengertian Komunikasi Dalam komunikasi organisasi seperti yang dikutip dalam (Harun, Rochajat) kita berbicara tentang informasi yang berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang otoritasnya lebih rendah (komunikasi kebawah) kemudian informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi (komunikasi keatas) dan informasi yang bergerak diantara orang-orang yang jabatannya sama tingkat otoritasnya (komunikasi horizontal) Pengertian komunikasi organisasi oleh Goldhaber adalah“Proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jalinan hubungan yang saling Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 790 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah (Muhammad,2007 : 141) Dan pengertian komunikasi Organisasi menurut Zelko dan Dance dalam Muhammad (2007:142) adalah: “Suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal”. Komunikasi internal menurut Zelko dan Dance adalah komunikasi dalam Organisasi itu sendiri seperti komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi sesama karyawan yang sama tingkatan, sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan kerja, seperti komunikasi penjualan hasil produksi dan lain-lain . Defenisi Lain tentang komunikasi organisasi dalam Panudju (2001: 96) memberikan pengertian komuniksi organisasi adalah: Komunikasi Organisasi terjadi dalam suatu organisasi bersifat formal dan juga non formal dan berlangsung dalam satu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi sering melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi dan ada kalanya komunikasi publik”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi orgamisasi adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi yaitu pertukaran pesan yang saling tergantung dalam suatu jaringan organisasi guna mencapai kesamaaan makna 2.3. Bentuk-Bentuk Komunikasi Menurut Deni Darmawan (2007: 57) komunikasi itu sendiri dapat terjadi dalam beberapa bentuk, diantaranya dalam bentuk komunikasi personal (personal communiaction) dan komunikasi kelompok (group communication). Selain itu komunikasi juga dapat bersifat tatap muka (face–to–face) dan melalui perantara media lain (mediated). Menurut Tono Kartono (2008:89), dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam dua macam komunikasi, yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasif. Komunikasi aktif merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara komunikator dengan komunikan, di manan antara keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antara keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana komunikator menyampaikan Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 791 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} informasi atau ide terhadap halayaknya atau komunikan sebagai penerima informasi, akan tetapi komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal balik dari proses komunikasi. Dalam kehidupan organisasi terdiri dari berbagai unsur, yang mempunyai maksud dan tujuan agar organisasi yang dimilikinya tetap dipertahankan dan diarahkan demi untuk perkembangan yang lebih dinamis. Pada dasarnya komunikasi di dalam organisasi, terbagi kepada tiga bentuk: 1. Komunikasi vertical Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah dan sebaliknya. Artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik. 2. Komunikasi horizontal Bentuk komunikasi secara mendatar, diantara sesama karyawan dsbnya. Komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal. Fungsi komunikasi horizontal/ke samping digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level yang sama. Komunikasi ini berlangsung dengan cara tatap muka, melalui media elektronik seperti telepon, atau melalui pesan tertulis. 3. Komunikasi diagonal Bentuk komunikasi ini sering disebut juga komunikasi silang. Berlangsung dari seseorang kepada orang lain dalam posisi yang berbeda. Dalam arti pihak yang satu tidak berada pada jalur struktur yang lain. Fungsi komunikasi diagonal digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang langsung kepada pihak lain 2.4. Pengertian Produktivitas Istilah produktivitas pertama kali muncul pada tahun 1776 di halaman 123 dalam artikel yang berjudul "the school of physiocraft" yang ditulis oleh Francois Quesney (ekonom Prancis), tetapi menurut Walter Aigner, dalam karyanya “Motivation and Awareness”, filosofi, dan spirit tentang produktivitas, sudah ada sejak mulai peradaban manusia karena makna dari produktivitas adalah keinginan Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 792 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} (the will) serta upaya (effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan disegala bidang Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang dan jasa). Misalnya saja, “produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output dan input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa. Produktivitas juga di artikan sebagai suatu sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dengan kata lain bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan mutu kehidupan hari esok, harus lebih baik dari hari ini. Sumarsono (2003: 40), secara sederhana mengartikan produktivitas sebagai perbandingan antara hasi yang dikeluarkan dengan sumbersumber dayanya yang ada pada kurun waktu tertentu. Berikut adalah beberapa pengertian produktivitas Menurut Sumarsono (2003: 40): 1. 2. 3. 4. 5. Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) productivity is equal to outputs devided by one of its productions elements.Pada dasarnya produktivitas adalah to output dibagi dengan elemen produksi yang dimanfaatkan. Menurut ILO (International Labour Organization) menyatakan bahwa pada prinsipnya, perbandingan antara elemen-elemen produksi dengan yang dihasilkan merupakan ukuran produktivitas. Elemen-elemen produksinya tersebut berupa tanah, kapital, buruh, dan organisasi. Menurut European Productivity Agency (EPA), menyatakan bahwa pada prinsipnya, produktivitas adalah tingkat efektivitas pemanfaatan setiap elemen produktivitas. Menurut tulisan Vinay Goel yang termuat dalam “Toward Higher Productivity” menyatakan bahwa produktivitas adalah hubungan antara keluaran yang dihasilkan dengan masukan yang dipakai dalam waktu tertentu. Menurut Paul Malii, produktivitas adalah pengukuran seberapa baik sumber daya yang digunakan, bersama didalam organisasi untuk menyelesaikan suatu kumpulan hasil-hasil. Menurut formulasi dari National Productivity Board, Singapura. Pada prinsipnya produktivitas adalah sikap mental yang mempunyai semangat untuk Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 793 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} bekerja keras, dan berusaha memiliki kebiasaan untuk melakukan peningkatan perbaikan. Perwujudan sikap mental tersebut dalam berbagai kegiatan. 2.4.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Wana Nusa dalam Sumarsono Sonny (2003: 63) menyatakan bahwa pendidikan, keterampilan, disiplin, motivasi, sikap dan etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan industrial, teknologi, sarana produksi, manajemen dan kesempatan berprestasi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas kerja karyawan. Payman J. Simanjuntak dalam Sumarsono Sonny (2009: 169), juga mendefinisikan faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan perusahaan yang digolongkan pada tiga kelompok, yaitu: 1. Kualitas dan kemampuan fisik karyawan, dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi, etos kerja, mental, dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan. Peningkatan produktivitas membutuhkan waktu yang lama dan memerlukan teknik-teknik tertentu, antara lain dengan menciptakan iklim dan lingkungan kerja yang menyenangkan dan hubungan industrial yang serasi. 2. Sarana pendukung, untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan perusahaan dapat dikelompokkan pada dua golongan , yaitu: a. Menyangkut lingkungan kerja (teknologi dan cara produksi, sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja, serta suasana dalam lingkungan kerja itu sendiri. b. Menyangkut kesejahteraan karyawan yang terjamin dalam sistem pengupahan dan jaminan sosial, serta jaminan kelangsungan kerja 3. Supra sarana, menyangkut tiga hal: a. Kebijaksanaan pemerintah dibidang ekspor impor, pembatasanpembatasan dan pengawasan, juga mempengaruhi ruang lingkup pimpinan perusahaan dan jalannya aktivitas di perusahaan. b. Hubungan antara pengusaha dan karyawan juga mempengaruhi kegiatankegiatan yang dilakukan sehari-hari. Bagaimana pandangan pengusaha terhadap karyawan, sejauh mana hak-hak karyawan mendapat perhatian, sejauh mana karyawan diikut sertakan dalam pembuatan kebijakan. Kemampuan manajemen menggunakan sumber-sumber secara maksimal dan menciptakan sistem kerja yang optimal, akan menentukan tinggi rendahnya produktivitas kerja karyawan. Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 794 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} 2.4.2. Metode Pokok Pengukuran Produktivitas Menurut Sinungan (2005: 23), secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda, yaitu: 1. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, ada peningkatan atau malah mengalami penurunan, dan tingkatannya. 2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan lainnya. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, apakah memusatkan perhatiannya pada sasaran atau tujuan yang ingin dicapai atau tidak Menurut Sinungan (2005: 23), secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda, yaitu: 1. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, ada peningkatan atau malah mengalami penurunan, dan tingkatannya. 2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan lainnya. 3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, apakah memusatkan perhatiannya pada sasaran atau tujuan yang ingin dicapai atau tidak 2.4.3. Manfaat Pengukuran Produktivitas Pada suatu perusahaan pengukuran produktivitas sangat penting agar selalu dilakukan. Apa saja manfaat yang akan diperoleh perusahaan apabila melakukan pengukuran produktivitas, berikut jawabannya: 1. Pengukuran produktivitas dapat digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produk. 2. Untuk mengetahui apakah perusahaan tetap berjalan kearah target sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan sejak awal. 3. Sebagai pertukaran informasi antara manajemen dan tenaga kerja, tentang permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan perusahaan. 4. Dapat dijadikan petunjuk atau pedoman bagi manajemen untuk mengendalikan permasalahan perusahaan. Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 795 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} 2.5. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti. Hipotesis diperoleh dari pemikiran peneliti ditambah dengan teori. Menurut Hadi (2001: 257), “hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya”. Dari gambar di atas hipotesis yang diajukan adalah: H0 : Tidak ada pengaruh antara komunikasi organisasi terhadap produktivitas karyawan H1 : Ada pengaruh antara komunikasi organisasi terhadap produktivitas karyawan 3. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi penelitian yang akan diteliti adalah PT. Panen Lestari Internusa Sogo Medan yang beralamat di Jalan K.H. Zainul Arifin No. 07 Medan. Pemilihan sampel untuk penelitian ini dilakukan secara Purposive Sampling yaitu populasi yang dijadikan sampel adalah populasi yang memenuhi kriteria tertentu dengan tujuan agar sampel yang diambil bisa lebih representatif dengan kriteria yang telah ditentukan. Dimana sampel dalam penelitian ini adalah 20% karyawan pada PT. Panen Lestari Internusa Sogo Medan (30 Orang Karyawan). Metode analisis data yang digunakan/dipakai peneliti dalam penelitian ini adalah: a. Analisis deskriptif Analisis yang mendeskripsikan digunakan atau untuk menganalisa menggambarkan data data yang dengan telah cara terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi b. Metode analisis regresi linear sederhana Metode ini berguna untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi organisasi terhadap produktivitas kerja karyawan dalam suatu perusahaan, digunakan metode analisis regresi linear sederhana. Agar hasil yang diperoleh Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 796 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} lebih terarah, maka penulis menggunakan bantuan program software SPSS versi 16. Model regresi linear sederhana yang digunakan adalah: Y = a + bX + e Keterangan: Y = Produktivitas Kerja Karyawan a = Konstanta b = Koefisien Regresi X = Komunikasi Organisasi e = Standar Error c. Koefisien determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat terhadap penelitian ini. Jika R2 semakin besar (mendekati 1), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk rnenerangkan pengaruh variabel bebas tertadap variabel terikat d. Uji Hipotesis (Uji t) Uji statistik T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah : = Keterangan : √ −2 √1 − 2 n = jumlah data r = koefisien korelasi Langkah-langkah uji hipotesis H0 < 0 : menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara komunikasi organisasi terhadap produktivitas karyawan H1 > 0 : menunjukan terdapat pengaruh antara pengaruh antara komunikasi organisasi terhadap produktivitas karyawan Kriteria Keputusannya adalah : Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 797 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} Jika t hitung > t table, dan sig < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika t hitung < t table, dan sig > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Taraf signifikan = 5 % Derajat kebebasan (df) = n – 2 4. Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil 4.1.1. Koefisien Regresi Linier Sederhana Untuk menjawab regresi linear berganda, penulis terlebih dahulu memperoleh data dari PT. Panen Lestari Internusa Sogo Medan, yaitu dengan penyebaran angket kepada 30 orang responden. Pada data tersebut penulis memperoleh hasil angket Komunikasi Organisasi sebagai variabel independen sedangka variabel dependen penulis memperoleh hasil angket produktivitas kerja karyawan. Berdasarkan pengumpulan jawaban responden tentang variabel komunikasi organisasi (X) dan produktivitas kerja karyawan (Y), dapat dilihat pada lampirab 2 dan 3 Dari pengolahan data dengan program SPSS tersebut pertama-tama penulis mencoba menjelaskan tentang “Descriptire Statistic” sebagai berikut : Tabel 4.1. Descriptive Statistics Mean Produktivitas Kerja Karyawan Komunikasi Organisasi Std. Deviation N 22.07 2.333 30 21.53 4.424 30 Sumber : Data diolah, 2013 Berdasarkan tabel diatas penulis memperoleh “Coefisiensts” hal ini dapat dilihat persamaan regresi linier sederhana : Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 798 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} Tabel 4.2. Coefisiensts Unstandardized Coefficients Model B 1 21.007 2.180 (Constant) Standardized Coefficients Std. Error Beta Komunikasi Organisasi .049 .099 .093 a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja Karyawan Sumber : Data diolah, 2014 t Sig. 9.635 .000 .496 .624 Persamaan regresinya Sebagai berikut : Ŷ = a + bx Ŷ = 21,007 + 0,049X Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Konstanta sebesar 21,007 artinya jika Komunikasi Organisasi (X) nilainya 0, maka produktivitas kerja karyawan (Y) nilainya 21,007 b. Koefisien regresi variabel komunikasi organisasi (X) sebesar 0,049 artinya jika variabel independen lainnya nilainya tetap komunikasi organisasi mengalami kenaikan 1%, maka produktivitas kerja karyawan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,049. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Komunikasi Organisasi dengan produktivitas kerja karyawan, semakin naik Komunikasi Organisasi kerja maka semakin naik produktivitas kerja karyawan. 4.1.2. Uji Determinasi Pengaruh atau peran yang timbul dari pengaruh kualitas Komunikasi Organisasi terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Panen Lestari Internusa Sogo Medan Medan dapat dilihat pada tabel “Model Summary” yang penulis peroleh dari pengolahan data dengan program SPSS sebagai berikut : Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 799 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} Tabel 4.3 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .093a .009 -.027 a. Predictors: (Constant), KomunikasiOrganisasi b. Dependent Variable: Produktivitas Kerja Karyawan 2.364 Sumber : Data diolah, 2014 Dari tabel diatas, diperoleh R square untuk y (produktivitas kerja karyawan) adalah 0,009. Hal ini berarti 0,009 variabel produktivitas kerja karyawan (y) dipengaruhi oleh variabel kualitas Komunikasi Organisasi (x). Selanjutnya dari pengolahan data dengan program SPSS tersebut penulis juga memperoleh “Correlations” sebagai berikut Tabel 4.4 Correlations Produktivitas Komunikasi Kerja Karyawan Organisasi Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Produktivitas Karyawan Kerja Komunikasi Organisasi Produktivitas Kerja Karyawan Komunikasi Organisasi Produktivitas KerjaKaryawan Komunikasi Organisasi 1.000 .093 .093 1.000 . .312 .312 . 30 30 30 30 Sumber : Data diolah, 2014 Dari tabel diatas jelas terlihat hubungan korelasi (r) antara dependen variabel (y) dalam hal ini produktivitas kerja karyawan dengan independen variabel (x) yaitu Komunikasi Organisasi 0,093 4.1.3. Uji Hipotesis dengan Uji t Dari nilai t-tabel dengan derajat bebas 30 - 2 = 28 dan taraf nyata 5% adalah 1,701.nilai t-hitung sebesar 0,496 dengan sig sebesar 0,624.artinya uji ttabel bahwa variabel Komunikasi Organisasi pengaruh secara parsial terhadap produktivitas kerja karyawan dikarenakan dilihat dari tingkat signifikannya Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 800 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} sebesar 0,624 yang mana < 0,05. Maka, uji hipotesi pada penelitian ini menyatakan bahwa H0 : ditolak dan H1 : diterima dengan hasil ( 0,049 < 1,701) 4.2. Pembahasan Berdasarkan uraian diatas bahwa Komunikasi Organisasi sangat berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Panen Lestari Internusa Sogo Medan Medan, hal ini telah di uji dengan menggunakan SPSS, dari hasil pengujian tersebut maka diperoleh hasil sebagai berikut : Nilai t-tabel dengan derajat bebas 30 - 2 = 28 dan taraf nyata 5% adalah 1,701. Nilai t-hitung sebesar 0,496 dengan sig sebesar 0,624.artinya uji t-tabel bahwa variabel Komunikasi Organisasi pengaruh secara parsial terhadap produktivitas kerja karyawan dikarenakan dilihat dari tingkat signifikannya sebesar 0,624 yang mana >0,05. Menurut Buchari Alma (2003 : 190) bahwa komunikasi organisasi menjadi salah satu urat nadi organisasi dalam mencapai tujuan sehingga apabila tidak ada komunikasi maka fungsi suatu organisasi tidak akan berjalan sehingga produktivitas kerja karyawan tidak akan tercapai Berdasarkan uji hipotesis menyatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan darah sebagai suatu sumber kehidupan bagi setiap organisasi dan merupakan salah satu kunci sukses suatu instansi dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan begitu juga halnya di PT. Panen Lestari Internusa Sogo Medan. Lebih tegas dikatakan bahwa komunikasi dalam suatu organisasi menjadi salah satu faktor yang terpenting dalam mencapai tujuan yag telah ditetapkan. 5. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Konstanta sebesar 21,007 artinya jika Komunikasi Organisasi (X) nilainya 0, maka produktivitas kerja karyawan (Y) nilainya 21,007 2. Koefisien regresi variabel komunikasi organisasi (X) sebesar 0,049 artinya jika variabel independen lainnya nilainya tetap komunikasi organisasi mengalami kenaikan 1%, maka produktivitas kerja karyawan (Y) akan Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 801 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} mengalami kenaikan sebesar 0,049. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Komunikasi Organisasi dengan produktivitas kerja karyawan, semakin naik Komunikasi Organisasi kerja maka semakin naik produktivitas kerja karyawan. 3. Nilai t-tabel dengan derajat bebas 30 - 2 = 28 dan taraf nyata 5% adalah 1,701.nilai t-hitung sebesar 0,496 dengan sig sebesar 0,624.artinya uji t-tabel bahwa variabel Komunikasi Organisasi pengaruh secara parsial terhadap produktivitas kerja karyawan dikarenakan dilihat dari tingkat signifikannya sebesar 0,624 yang mana < 0,05. Maka, uji hipotesi pada penelitian ini menyatakan bahwa H0 : ditolak dan H1 : diterima dengan hasil ( 0,049 < 1,701). DAFTAR PUSTAKA Arni Muhammad. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. Boby Duano. 2009. Pengaruh Pelaksanaan Program Pendidikan DanPelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan. Yogyakarta : Penerbit UPN “Veteran”. Bilson Simamora. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Fadly Pangumpia. 2013. Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Di Bank Prisma Dana Manado . Journal “Acta Diurna”.Vol.Ii/No.2/2013 Liliweri, Alo. 2004. Wacana Komunikasi Organisasi. Bandung : Penerbit Mandar Maju. Muchdarsyah Sinungan. 2005. Produktivitas Apa Dan Bagaimana. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. Muhammad Syamsul Arief. 2003. Iklim Komunikasi Organisasi Di Inna Garuda. Yogyakarta : Penerbit UPN “Veteran”. Onong Uchjana Effendy. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset. Onong Uchjana Effendy. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset. Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 802 AMIR MAKHMUD ZAIN Nst { 782 – 803} Pace, Wayne & Don. F. Faules. 2001. Komunikasi Organisasi-Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung : Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset. Purwanto, Erwan Agus dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial. Yogyakarta : Penerbit Gava Media. Rachmat Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Penerbit Kencana Prenada Media Group. Sonny Sumarsono. 2009. Teori dan Kebijakan Publik Ekonomi Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Penerbit PT Rineka Cipta. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta. Sutrisno Hadi. 2003. Statistik - Jilid 2. Yogyakarta : Penerbit Andi. Jurnal Implementasi Ekonomi dan Bisnis FE-UNIVA MEDAN 803