1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sub sektor

advertisement
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sub sektor peternakan memiliki peranan yang sangat penting dalam
pemenuhan kebutuhan protein hewani untuk meningkatkan kesejahteraan
penduduk
dengan perbaikan gizi masyarakat dan meningkatkan pendapatan
peternak. Salah satu usaha peternakan yang banyak dikembangkan di Indonesia
adalah peternakan ayam kampung. Peningkatan produksi peternakan harus
didukung dengan pengadaan pakan ternak yang berkualitas tinggi, tersedia dalam
jumlah yang cukup, memiliki kontinuitas dan harga yang relative murah serta
tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.
Penyediaan pakan ternak unggas di Indonesia saat ini masih mengalami
kendala, salah satunya adalah masih tingginya komponen bahan pakan import
sebagai penyusun pakan.Hal ini secara langsung berimplikasi terhadap tingginya
harga pakan pada peternak. Beberapa bahan baku pakan dapat dipenuhi dari
dalam negeri, namun beberapa bahan lainnya terpaksa masih harus diimpor. Pada
tahun 2010 impor kedelai sebanyak 4,61 juta ton, naik sekitar 970.000 ton
dibanding 2009. Dari total impor itu, impor kedelai dalam bentuk bungkil kedelai
62,25persen (BPS, 2011).
Bungkil biji jarak merupakan salah satu sumber pakan alternatif yang bias
digunakan, yang merupakan hasil sampingan pengolahan biji jarak pagar menjadi
minyak jarak. Menurut Aderibigbe et al. (1997) dan Aregheore et al. (2003),
BBJP tanpa cangkang mengandung protein kasar sebesar 53-58% dari bungkil
kedelai (46% protein), sehingga potensial sebagai sumber protein, tetapi
penggunaan bungkil biji jarak masih sangat terbatas dikarenakan kandungan racun
dan antinutrisi. Racun dalam pakan dapat mematikan ternak dan zat anti nutrisi
dapat menghambat pertumbuhan ternak. Racun yang terkandung dalam bungkil
biji jarak pagar adalah curcin dan phorbolester dan anti nutrisinya diantaranya
adalah tanin, saponin, asam fitat dan anti tripsin. Pemberian bungkil biji jarak
pagar tanpa pengolahan menyebabkan kematian ternak pada waktu singkat
(Areghoreet al. 2003). Permana et al. (2007), melaporkan bahwa BBJP yang
2
berasal dari wilayah di Indonesia memiliki potensi yang setara dengan bungkil
kedelai dan tidak ada kendala penggunaan secara in vitro.
Masalah pemanfaatan bungkil biji jarak pagar (BBJP) untuk pakan adalah
penghilangan senyawa antinutrisi melalui detoksifikasi, biayanya cukup mahal
dan belum tentu dapat diaplikasikan oleh petani/peternak di pedesaan. Diperlukan
suatu cara untuk mengatasi efek racun dari BBJP agar aman dikonsumsi oleh
ternak.
Proses detoksifikasi dengan pemanasan dapat menurunkan aktivitas curcin
dan antitripsin (Makkar dan Becker, 1997;Aderibigbe et al. 1997; Aregheore et al
1998). Pengolahan dengan ekstraksi alkohol 92 % yang diikuti dengan pemanasan
dapat menurunkan kadar phorbolester ke taraf yang dapat di toleransi ternak (0,09
mg/g) ( Aregheore et al, 2003). Upaya detoksifikasi BBJP yang dilakukan Despal
et al. (2009) dengan pemanasan, pengolahan kimia mengunakan NaOH dan
NaOCl
dan
penambahan
anti
tumor
menggunakan
kunyit
berhasil
mempertahankan kandungan nutrisi bungkil biji jarak dan menurunkan
kandungan curcin. Detoksifikasi dapat juga dilakukan secara biologis diantaranya
fermentasi yang merupakan kegiatan pengolahan bahan dengan menggunakan
mikroorganisme sebagai pemeran utama dalam suatu proses (Fardiaz, 1988).
Proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan nutrisi suatu bahan melalui
biosintesis vitamin, asam amino esensial dan protein serta meningkatkan kualitas
protein dan kecernaan serat yaitu dengan menurunkan kandungan serat kasar
(Oboh, 2006).
Pengolahan secara biologis dengan cara menggunakan Rhizopus
oligosporus dapat meningkatkan nilai nutrisi BBJP fermentasi, diharapkan dapat
menurunkan racun curcin dan phorbolester (Sumiati et al. 2008).Rhizopus
oligosporus mampu menghasilkan enzim protease yaitu enzim yang mampu
merombak protein menjadi asam amino, sehingga dapat meningkatkan nilai
nutrisi bungkil biji jarak pagar dan menjadi bahan baku yang bernilai tinggi
Perlakuan dengan fermentasi diharapkan mampu menyumbangkan enzim
yang dapat memecah ikatan antar fraksi serat dalam BBJP, sehingga ternak
monogastrik dapat lebih mudah dalam mencernanya. Proses fermentasi tidak
dapat menghilangkan serat kasar dan asam fitat, oleh sebab itu suplementasi
3
enzim selulase dan fitase diharapkan bisa menurunkan senyawa tersebut. Dengan
demikian diperlukan teknologi tepat guna sehingga nilai nutrisinya yang ada
dalam BBJP fermentasi akan meningkat.
Disamping mengandung racun, terdapat senyawa aktif yang terkandung
dalam bungkil biji jarak yang potensial sebagai anti Salmonella, diantaranya
saponin. Dalam jumlah tertentu, saponin tidak menjadi anti nutrisi bagi ternak,
tetapi sebaliknya akan menjadi anti mikroba seperti Salmonella. Bakteri
Salmonella ini sangat sering menyerang ternak unggas dan menyebabkan penyakit
Salmonellosis, sehingga akan merugikan peternak. Di samping itu perlu
pemanfaatan senyawa yang terkandung dalam bungkil biji jarak. Harapannya
adalah, produktivitas ternak unggas meningkat dan terbebas dari bakteri
Salmonella tanpa menggunakan antibiotic sintetis dalam pakannya, sehingga akan
dihasilkan daging unggas yang sehat tanpa residu antibiotika dan aman
dikonsumsi manusia.
Dengan ditemukannya metode detoksifikasi BBJP yang tepat, akan
meningkatkan nilai guna dari BBJP, sehingga hasil ikutan yang awalnya sangat
murah menjadi bahan pakan sumber protein bernilai tinggi. Disamping itu
permasalahan penyakit Salmonella typhimurium yang sering terjadi sekaligus
teratasi dengan pemberian BBJP dalam pakan.
Tujuan Penelitian
1.Menguji pakan perlakuan yang mengandung BBJP hasil detoksifikasi sebagai
sumber protein
2. Mendapatkan metode detoksifikasi BBJP terbaik yang dapat diaplikasikan di
tingkat peternak
3. Mengetahui taraf optimum dalam pakan yang disuplementasi enzim terhadap
performa ayam kampung
4. Menguji senyawa aktif yang terkandung dalam BBJP sebagai anti bakteri
Salmonella typhimurium
4
4
Bungkil Biji Jarak Pagar (BBJP)
SUMBER PROTEIN
KandunganNutrisidan
Antinutrisi Serta Sifat Anti
Bakteri BBJP
yangMendapatPerlakuanPeman
asanSebelumFermentasi
Tujuan : Mendapatkan
metode detoksifikasi
BBJP terbaik yang
dapat diaplikasikan
di tingkat peternak
Kombinasi perlakuan penggunaan
BBJPfermentasidan penambahan
energi termetabolis, Retensi N, P,
Cadan SeratKasarTercerna
ANTI Salmonella
typhimurium
Pengaruh Pemberian Bungkil Biji
Jarak Pagar Fermentasi Yang
Disuplementasi Enzim Terhadap
Performa, Gambaran Darah Serta
Histopatologi Hati Dan Ginjal
Ayam Kampung
Tujuan : meningkatkan nilai nutrisi pakan yang mengandung
BBJP fermentasi
Penggunaan Berbagai Level Bungkil Biji
Jarak Pagar Fermentasi Yang
Disuplementasi Selulase Dan Fitase
Terhadap Performa, Gambaran Darah
Serta Histopalogi Hati, Ginjal Dan Usus
Ayam Kampung
Tujuan: Mengetahui taraf optimum
BBJP fermentasi dalam
pakan yang disuplementasi
enzim terhadap performa
ayam kampung
HASIL/KESIMPULAN
Gambar 1 Lingkup dan Rencana Penelitian
Tujuan : Mengujisenyawa
aktif yang
terkandung dalam
BBJP sebagai anti
bakteri
Salmonella
typhimurium
Download