Upaya Pencegahan Perilaku Pergaulan Bebas

advertisement
Upaya Pencegahan Perilaku Pergaulan Bebas Dengan Layanan Bimbingan Kelompok
Tentang Bahaya Narkoba Melalui Tayangan Film Edukatif
Ratih Pratiwi (07220796)
Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang
ABSTRAK
Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah perilaku pergaulan bebas yang terjadi
dikalangan siswa SMK Akpelni dapat dipicu salah satunya karena penyalah gunaan narkoba. Untuk
itu diperlukan usaha-usaha pencegahan dari pihak sekolah supaya siswa tidak terjerumus , salah
satunya adalah dengan melalui layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan dengan
menggunakan media tayangan film edukatif. Permasalahan dalam penelitian ini adalah : (1)
Bagaimana tingkat pengetahuan siswa mengenai bahaya narkoba? (2) Apakah layanan bimbingan
kelompok dengan media film edukatif tentang bahaya narkoba dapat berjalan efektif dalam
mencegah perilaku siswa terhadap pergaulan bebas? (3) Upaya apakah yang dapat dilakukan
dalam pencegahan perilaku pergaulan bebas?. Tujuan penelitian ini adalah (1.) Untuk mengetahui
tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya narkoba.; (2.) Untuk mengetahui keefektifan layanan
bimbingan kelompok dengan media tayangan film edukatif tentang bahaya narkoba dalam mencegah
perilaku pergaulan bebas. (3.) Untuk mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan
untuk
mencegah penggunaan narkoba pada siswa SMK Akpelni Semarang. Sampel dalam penelitian
ini adalah siswa kelas X Nautika 2 yang mempunyai berjumlah 10 siswa. Metode pelaksanaan
menggunakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling sehingga melewati Siklus yaitu (1)
Perencanaan, terdiri dari persiapan yang dilakukan peneliti dari ijin sampai menyusun rangkaian
penelitian yang dilakukan dengan kolaborasi bersama guru bimbingan dan konseling; (2) Tindakan,
yang terdiri dari pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok; (3) Pengamatan, yang terdiri dari
pengamatan berbagai tindakan yang dilakukan guru bimbingan dan konseling terhadap siswa
selama proses berlangsung; (4.) Refleksi, terdiri dari upaya evaluasi diri yang secara kritis
dilakukan oleh peneliti dengan melaksanakan diskusi dengan guru bimbingan dan konseling . Dari
siklus tersebut juga dilakukan observasi dan wawancara sekaligus dilakukan post test. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah : bahwa bimbingan kelompok tentang bahaya narkoba menggunakan
tayangan film edukatif, efektif untuk mencegah perilaku pergaulan bebas pada siswa SMK Akpelni
Semarang. Sikap dan perilaku yang ditunjukkan siswa setelah pemberian tindakan mencerminkan
bahwa mereka sudah memahami bimbingan kelompok,
diantaranya: (1) siswa mampu
menyampaikan pendapatnya tentang perilaku pergaulan bebas yang berarti mereka memahami
makna dari perilaku pergaulan bebas; (2) berani menyatakan bahwa mereka tidak mau
bersinggungan dengan narkoba karena memahami bahaya narkoba bagi kehidupannya; (3)
memahami faktor-faktor penyebab perilaku pergaulan bebas, sehingga siswa dapat lebih
membentengi diri supaya tidak terjerumus dalam perilaku pergaulan bebas; (4) komunikasi dengan
teman semakin membaik dan muncul sikap berempati kepada teman. Saran yang diajukan : (1) Bagi
sekolah diharapkan menyediakan sarana-prasarana yang mendukung dan memberikan waktu khusus
(jam masuk kelas) untuk layanan bimbingan dan konseling (kelompok) ; (2) Bagi guru pembimbing,
diharapkan mampu menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok secara lebih efektif ; (3)
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan bisa digunakan berbagai metode untuk lebih bisa
mengungkap hasil penelitian secara lebih mendalam.
Kata Kunci : Pergaulan bebas, bimbingan kelompok, narkoba, film edukatif
PENDAHULUAN
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini
kian meningkat, menurut data yang diperoleh Badan Narkotika Nasional dalam tahun 2006 – 2010
tercatat kasus narkoba meningkat dari 3.167 kasus menjadi 17.355 kasus dengan kenaikan rata-rata
12
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
kasus sebesar 42,4% pertahun. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penyalahgunaan narkoba terus
meningkat secara fantastis. Bahkan data Badan Narkotika Nasional menyebutkan sejak tahun 1970an
hingga tahun 2010 atau selama 40an tahun sejak narkoba menjadi candu di Indonesia, jumlah
penggunanya telah meningkat menjadi 200 kali lipat atau 20.000 %.
Maraknya
penyimpangan
perilaku
generasi
muda
tersebut,
dapat
membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang
diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif
penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi
harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran
narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan
antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak
dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah
bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah
masa depannya.
Pada siswa SMA / SMK sederajat keinginan memakai narkoba bisa muncul dari mana
saja, yang paling utama yaitu
sifat dari narkoba yang cenderung menarik minat siswa untuk
mencobanya. Selain itu interaksi dengan teman sepergaulan dalam berkomunikasi intenstif juga
mempengaruhi pola berpikir siswa, pada peer group masalah narkoba ini sering menjadi topik
pembahasan memungkinkan memicu keinginan untuk mencoba-coba menggunakannya karena
memang sifat dari remaja selalu ingin tahu hal-hal baru. Untuk itu perlu adanya informasi yang tepat
dan benar supaya siswa tidak terjerumus dalam pemakaian narkoba, dimana hal itu akan memicu
perilaku pergaulan bebas. Karena kalau tidak dilakukan usaha-usaha pencegahan akan semakin
merusak moral siswa dan lebih jauh akan hancur jiwa pembangun bangsa dan masyarakat.
Fenomena yang terjadi di SMK Akpelni Semarang,
menurut
informasi awal dari guru
Bimbingan dan Konseling ada siswa yang berperilaku mengarah pada perilaku pergaulan bebas yaitu
diindikasikan dengan berperilaku
tidak sewajarnya sebagaimana teman-teman yang lain, serta
menunjukkan gejala pemakaian narkoba. Hal itu ditunjukkan dengan kondisi fisik yang kurus atau
dikenal dengan istilah junkies, mata cekung, muka terlihat kuyu serta ciri-ciri lainnya seperti mudah
mengantuk, mengasingkan diri dari teman-temannya atau suka menyendiri dan lain-lain. Selain itu
ada juga siswa yang terindikasikan bergaul dengan lawan jenis secara berlebihan, pacaran dalam
konteks layaknya orang dewasa, serta ada beberapa siswa yang tercatat melakukan perkelahian
dengan teman sebaya. Hal-hal seperti inilah yang dikategorikan perilaku pergaulan bebas dimana
perilaku tersebut menjadi catatan kasus di Sekolah SMK Akpelni Semarang.
Sebagai guru Bimbingan dan Konseling hal yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan
perilaku pergaulan bebas karena pengaruh penggunaan narkoba adalah dengan memberikan
informasi yang benar tentang hal tersebut. Bahaya penggunaan narkoba dan zat adiktif lainnya serta
bagaimana hal tersebut memicu tingkah laku yang tidak lagi mengindahkan kaidah dan norma yang
13
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
berlaku dalam kehidupan sehari-hari merupakan gambaran yang bisa diberikan oleh guru Bimbingan
dan Konseling dalam upaya pemahaman terhadap siswa dalam memberikan pengarahan agar siswa
tidak melakukan hal- hal yang mengarah ke perilaku pergaulan bebas, untuk mewujudkan hal
tersebut dapat dilakukan melalui layanan bimbingan kelompok.
Dalam pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok memungkinkan sejumlah siswa secara
bersama-sama
membahas
suatu
topik
yang
telah
di sepakati bersama guna mendapatkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang topik tersebut, topik yang dibahas dalam layanan
bimbingan kelompok ada dua jenis yaitu topik bebas dan topik tugas. Topik tugas merupakan topik
yang diberikan oleh guru Bimbingan Konseling untuk menjadi bahasan sedang pada topik bebas
merupakan topik yang diambil secara spontanitas pada saat pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok tersebut. Baik topik tugas maupun bebas merupakan hal yang berkaitan dengan masalah
pribadi, termasuk masalah bahaya narkoba dan kaitannya dalam pencegahan perilaku pergaulan
bebas.
Media merupakan segala bentuk dan alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi.
Media
menyampaikan
layanan
Bimbingan
Konseling adalah segala alat yang dapat digunakan
pesan atau informasi dari pembimbing kepada klien atau individu yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat sehingga individu akan mengalami perubahan
perilaku, sikap dan perbuatan kearah yang lebih baik. Semakin banyak alat indera yang digunakan
untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti
dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa diharapkan akan dapat menerima
dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan.
Jenis media yang dapat digunakan dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok banyak
sekali , salah satunya adalah visual dinamis dimana unsur yang terdapat didalamnya merupakan
penggabungan dari suara, visual (berupa gambar, garis, dan simbol), dan gerak yang diproyeksikan
lewat tayangan film edukatif. Tayangan film edukatif merupakan audio visual berupa VCD yang
menampilkan pesan yang bersifat fakta, bisa juga bersifat informatif, edukatif, maupun instruksional.
Melalui tayangan film edukatif akan meningkatkan rasa empati, pengetahuan, pemahaman dan
contoh kongkrit untuk meningkatkan kesadaran pada siswa akan perilakunya serta mampu
berorientasi pada perilaku pergaulan yang baik.
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Tentang Perilaku Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas merupakan salah satu perilaku diluar batas kewajaran kaidah-kaidah atau
norma yang berlaku dalam masyarakat. Pergaulan bebas dapat dikategorikan dalam perilaku
menyimpang, terutama terkait dengan penyimpangan tatakrama masyarakat. Dalam perspektif
sosiologi perilaku pergaulan bebas terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai
aturan sosial atau nilai dan norma yang berlaku. Perilaku pergaulan bebas dianggap sebagai sumber
14
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Hal ini terjadi karena beberapa faktor
yang memicu, salah satunya adalah memudarnya tingkat keimanan seseorang terkait dengan
penilaian diri terhadap ketaatan beragama.
Kajian Tentang Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah salah satu teknik bimbingan dan konseling yang mempunyai
dasar, kegiatan sasaran dan tujuan yang dilaksanakan dalam situasi kelompok, diberikan kepada
sekelompok individu di dalam dinamika kelompok yang mengalami masalah yang sama.
Layanan bimbingan dan konseling yang memberikan bantuan kepada sejumlah siswa secara bersamasama untuk memperoleh informasi- informasi atau pokok bahasan yang berguna untuk menunjang
pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dari guru pembimbing, sebagai usaha untuk mencegah
berkembangnya masalah-masalah yang dihadapi siswa.
Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik (klien) secara bersama-sama melalui dinamika kelompok, memperoleh berbagai bahan
dari nara sumber tertentu, terutama guru untuk membahas secara bersama-sama pokok bahasan
tertentu yang berguna utuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari yang berguna bagi
perkembangan dirinya, baik.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action research)
yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara memberikan suatu perlakuan terhadap suatu kondisi,
yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa lebih meningkat.
Subyek Penelitian
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Siswa
Subyek untuk penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Akpelni Semarang yang mempunyai
sampel sejumlah 10 siswa.
2. Kolaborator dan outsider
Kolaborator
Nama
: Denia Rahmawati S.Psi
Pekerjaan
: Guru Bimbingan Konseling SMK Akpelni Semarang
Outsider
Nama
: Rudiman ANT III
Pekerjaan
: Wakasek Ketarunaan SMK Akpelni Semarang
15
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Teknik Pengumpulan Data
Metode perekam data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas Bimbingan Konseling ini
adalah:
a. Observasi
b. Wawancara
c. Metode Angket
Validitas Data
Terdapat dua macam validitas penelitian yaitu validitas internal dan validitas eksternal.
Validitas internal berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai.
Sedang
validitas
eksternal
berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat
digeneralisasikan atau ditetapkan
pada
populasi
dimana
sample
terasebut
diambil.
Bila
sample penelitian representatif, instrumen penelitian valid dan reliabel, cara mengumpulkan dan
analisis data benar, maka penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus I
a. Perencanaan
Langkah-langkah yang diambil dalam tahap perencanaan ini sebagai berikut:
1) Peneliti mengajukan ijin dari Institut kepada Kepala Sekolah SMK Akpelni Semarang.
2) Peneliti
melakukan
observasi terhadap
seluruh
siswa
di
kelas
X Nautika 2 dan
mendiskusikan hasilnya bersama dengan guru pembimbing untuk memilih siswa yang akan
dijadikan sample penelitian.
3) Mendata siswa yang akan dijadikan sample penelitian. Secara lebih terperinci berikut akan
disajikan data awal dari sample penelitian dan deskripsi perilaku sebelum diberikan
tindakan. Untuk menjaga kerahasiaan, nama-nama sample menggunakan kode huruf.
Nama
MAA
BAR
YO
MAP
ASD
16
Tabel 1. Daftar nama sample penelitian
Deskripsi Perilaku ( Sebelum Tindakan )
Aktif saat kegiatan pembelajaran, komunikasi
verbal cukup baik, percaya diri cukup baik.
Terkesan introvert, komunikasi verbal masih
terbatas, merokok di sekolah.
Emosi cenderung tinggi, baru saja terkena
kasus perkelahian dengan teman.
Aktif
dalam pembelajaran,
empati pada
temannya
tinggi, mudah bergaul dengan
teman.
Sosialisasi dengan teman baik, fokus dalam
menerima pelajaran, aktif dalam pembelajaran.
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
BS
AF
ARF
IW
Pasif saat pembelajaran, komunikasi verbal
terbatas, sering terlambat masuk sekolah, terkena
kasus perkelahian dengan AF.
Aktif dalam pembelajaran, empati dengan
teman cukup baik, sering membantu teman yang
membutuhkan, kadang emosi kurang terkontrol.
Banyak catatan kasus membolos, introvert,
sensitif dan mudah tersinggung. Secara fisik
diindikasikan memakai narkoba.
Pasif saat
kegiatan
pembelajaran,
suka
bergurau, sering mengantuk didalam kelas,
mempunyai catatan kasus minum minuman keras.
4) Membentuk tim penelitian yang terdiri dari 1 peneliti utama, 1 kolaborator yaitu Guru
Bimbingan dan Konseling serta 1 out sider yaitu Waka Ketarunaan.
5) Peneliti bersama kolaborator merencanakan kegiatan dalam masing- masing tahapan sesuai
dengan operasionalisasi layanan bimbingan kelompok pada siklus I ini.
6) Membuat satlan layanan bimbingan kelompok.
7) Memberikan gambaran dan berdiskusi dengan outsider untuk menyamakan gambaran
dalam melakukan observasi sehingga akan ada kesamaan dalam memberikan penilaian pada
siswa. Dalam hal ini peneliti membuat pedoman observasi sebagai acuan pelaksanaan
observasi.
8) Menyusun rangkaian penelitian.
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang pertama dilakukan pada tanggal 20 Februari 2012, adapun hasil
pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1) Siswa duduk membentuk lingkaran dan guru Bimbingan dan Konseling ada diantaranya.
2) Forum dibuka oleh kolaborator.
3) Siswa mengisi presensi yang telah disiapkan.
4) Pelaksanaan bimbingan kelompok tahap I : Pembentukan
5) Pelaksanaan tahap II : Peralihan
6) Pelaksanaan tahap III : Kegiatan
7) Pelaksanaan tahap IV : Pengakhiran
8) Kegiatan bimbingan kelompok kali ini masih belum menemukan metode yang pas untuk
permasalahan bahaya narkoba. Untuk itu, Guru bimbingan dan Konseling mengadakan
kesepakatan dengan para siswa untuk melanjutkan kegiatan ini pada minggu berikutnya.
9) Kegiatan ini ditutup dengan mengadakan evaluasi tentang kegiatan bimbingan kelompok
pada kesempatan ini. Semua siswa menyadari bahwa mereka membutuhkan kegiatan semacam
ini, dan merasakan manfaat dari kegiatan ini. Dilihat dari pengamatan observer, beberapa
siswa masih mengambang dalam memahami jenis-jenis narkoba.
17
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
10) Setelah rangkaian tindakan bimbingan kelompok, maka dilanjutkan pemberian post test
untuk mengetahui pemahaman siswa tentang perilaku pergaulan bebas bahaya narkoba
setelah dilakukan tindakan pertama.
c. Observasi
Tujuan diadakannya observasi adalah untuk melihat perilaku siswa saat pelaksanaan tindakan
kegiatan bimbingan kelompok. Dari hal tersebut akan didapat gambaran secara jelas sampai
sejauh mana keefektifan bimbingan kelompok tentang bahaya narkoba dalam upaya mencegah
perilaku pergaulan bebas.
Dari hasil observasi tampak beberapa siswa sudah berani menyampaikan pendapat, ada beberapa
anak yang aktiv menyampaikan pendapat yaitu MAA, MAP dan AF. Pendapat yang disampaikan
sudah sesuai dengan materi yang dibahas, dan saat teman menyampaikan pendapatnya, sikap
penerimaan mulai terbentuk. Selain itu ada pula yang mau menyampaikan pendapat namun
tidak terlalu antusias dalam mengikuti bimbingan kelompok, dan ada pula yang acuh sama sekali
tidak antusias mengikuti bimbingan kelompok. Kejenuhan juga terlihat pada anggota kelompok,
siswa tidak langsung mau mengemukakan pendapatnya tetapi lebih pada menjawab apa yang
ditanyakan oleh guru bimbingan dan konseling.
Hal ini menunjukkan bahwa dinamika kelompok belum sepenuhnya
berjalan
dengan
baik,
masih ada beberapa siswa yang dominan dalam pelaksanaan tindakan namun juga beberapa
masih bersikap biasa saja dan cenderung tidak mengikuti.
Pada pengamatan akan guru bimbingan konseling yang bertindak sebagai kolaborator, dapat
dilihat bahwa keruntutan tahapan bimbingan kelompok berjalan dengan baik namun masih ada
sedikit yang terlewati khususnya pada saat tahap pembukaan. Topik dibahas dengan menarik,
namun masih ada kecenderungan guru bimbingan dan konseling lebih banyak mendominasi
pelaksanaan bimbingan kelompok.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan oelh peneliti bersama dengan kolaborator dan outsider dengan mendiskusikan
hasil implementasi dan pengamatan atas kejadian ketika guru bimbingan dan konseling
melakukan layanan dan siswa pada waktu mengikuti layanan bimbingan kelompok, serta
melakukan evaluasi hasil pre tes dan post test.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk bisa mengukur bagaimana proses dari pelaksanaan siklus
pertama ini. Pada dasarnya pelaksanaan bimbingan kelompok siklus I ini sudah berjalan dengan
baik dan sesuai dengan rencana yang dibuat. Terlihat ada peningkatan hasil hasil pre test dengan
post test pertama, dari 40 % siswa memahami menjadi 60%, namun demikian itu belum menjadi
tolok ukur baik bagi keberhasilan bimbingan
perbaikan
kelompok
ini.
Masih
perlu
dilakukan
dalam pelaksanaan untuk bisa lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap
bahaya narkoba serta perilaku pergaulan bebas.
Selain itu, masih terlihat beberapa siswa yang tampak kurang antusias dalam mengikuti
18
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
bimbingan kelompok, hal ini menjadi satu refleksi yang dibahas untuk bisa memunculkan
suatu metode baru supaya antusiasme siswa lebih meningkat.
Metode pada tindakan pertama yang berupa diskusi serta tanya jawab tampak belum bisa
membuat siswa antusias dalam mengikuti tindakan. Terlihat kejenuhan serta belum munculnya
dinamika kelompok dalam tindakan yang pertama ini.
Adapun saat pelaksaan bimbingan kelompok ada beberapa hal yang menjadi hambatan, yaitu:
1) Kurangnya
media
untuk
menyamakan
persepsi
antara
guru bimbingan kelompok
dengan peserta kelompok maupun antar peserta kelompok.
2) Kegiatan dilakukan di ruang kelas, sehingga memunculkan suasana belajar di kelas yang
membuat suasana seolah-olah seperti proses belajar mengajar.
3) Terbatasnya waktu pelaksanaan, karena bimbingan kelompok ini dilaksanakan disela-sela
kegiatan belajar mengajar.
4) Masih kurangnya antusias beberapa siswa dalam mengikuti bimbingan kelompok dan
ada beberapa siswa yang malu dalam mengungkapkan pendapatnya.
5) Masih dominannya peran guru bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan, hal ini
terlihat jika siswa tidak ditanya maka mereka tidak atau belum mau mengungkapkan
pendapatnya.
Berdasarkan beberapa permasalahan yang ditemukan pada tindakan siklus I diatas , maka ada
beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam pelaksanaan bimbingan kelompok pada siklus I ini,
yaitu:
1) Diperlukannya media layanan yang bisa digunakan untuk menarik minat anggota kelompok
sekaligus menyamakan persepsi dalam pembahasan.
2) Media layanan sekaligus digunakan untuk keefektifan waktu.
3) Untuk meminimalkan kejenuhan siswa maka dilakukan bimbingan kelompok diluar kelas,
yaitu di ruang serba guna.
4) Perlu dorongan dan motivasi agar siswa tidak ragu-ragu lagi dalam mengungkapkan apa yang
menjadi pendapatnya.
SIKLUS II
a. Perencanaan
1) Sesuai hasil refleksi pada siklus I, guru Bimbingan dan Konseling serta peneliti merasa
pelaksanaan bimbingan kelompok belum mendapatkan hasil yang memuaskan.
2) Guru bimbingan dan konseling akan memberitahukan pada anggota kelompok bahwa siklus I
belum mendapatkan hasil yang sesuai karena itu akan diadakan tindakan-tindakan berikutnya
yang dirangkum dalam siklus II.
3) Pada siklus II bimbingan kelompok akan dilaksanakan menggunakan media layanan berupa
film edukatif.
19
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
4) Mengingat keterbatasan waktu, maka bimbingan kelompok akan dilaksanakan dua kali
tindakan, yang pertama membahas topik narkoba dan yang kedua topik perilaku pergaulan
bebas serta kaitannya dengan bahaya narkoba.
5) Peneliti bersama dengan guru bimbingan dan kelompok menyiapkan materi-materi dalam
bentuk tayangan film edukatif, yaitu film tentang bahaya narkoba dan film “Radith Jani”, yang
memberikan gambaran tentang perilaku pergaulan bebas.
6) Menyiapkan media pendukung berupa laptop, LCD proyektor, flash disk dan kaset VCD.
7) Direncanakan tempat menggunakan ruang serba guna untuk lebih mendukung suasana
pelaksanaan tindakan.
8) Menyiapkan satlan (Satuan Layanan) perbaikan.
9) Setelah kedua tindakan dilaksanakan, akan disebarkan angket tentang bahaya narkoba dan
perilaku pergaulan bebas sebagai post test II.
10) Menentukan waktu pelaksanaan, yaitu tanggal 27 Februari 2012 untuk membahas topik bahaya
narkoba dan tanggal 28 Februari 2012 untuk membahas topik perilaku pergaulan bebas.
b. Tindakan
Mengingat keterbatasan waktu, tindakan dalam siklus II ini dilaksanakan dalam dua pertemuan,
yang pertama pada tanggal 27 februari 2012 dan tindakan kedua pada tanggal 28 februari 2012.
Pelaksanaan tindakan bimbingan kelompok pertama:
i. Siswa duduk membentuk lingkaran dan guru Bimbingan dan Konseling ada diantaranya.
ii. Kegiatan bimbingan kelompok dibuka oleh guru Bimbingan dan Konseling
iii. Siswa mengisi presensi yang telah disediakan
iv. Pelaksanaan bimbingan kelompok tahap I : Pembentukan
v. Pelaksanaan bimbingan kelompok tahap II : Peralihan.
vi. Pelaksanaan bimbingan kelompok tahap III : kegiatan
vii.Pelaksanaan bimbingan kelompok tahap IV : Pengakhiran.
Pelaksanaan tindakan bimbingan kelompok kedua:
Tindakan kedua dilaksanakan sehari setelah tindakan pertama siklus kedua, yaitu pada tanggal 28
februari 2012.
i. Siswa membentuk setengah lingkaran dan guru Bimbingan dan Konseling duduk menyatu
bersama dengan siswa.
ii. Forum dibuka oleh guru Bimbingan dan Konseling.
iii. Siswa mengisi presensi yang telah disediakan.
iv. Pelaksanaan tahap I : Pembentukan
v. Pelaksanaan tahap II : Peralihan
vi. Pelaksanaan tahap III : Kegiatan
vii.Pelaksanaan tahap IV : Pengakhiran
20
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
viii. Kegiatan pada tindakan keda ini diakhiri dengan pemberian post test II yang dilaksanakan
beberapa hari setelah tindakan kedua. Hal ini dimaksudkan supaya siswa mempunyai jeda
waktu untuk berfikir dan memahami akan topik-topik yang telah dibahas pada siklus II.
Post test II dilaksanakan untuk kembali mengukur pemahaman siswa tentang topik perilaku
pergaulan bebas serta bahaya narkoba dan bagaimana kaitan dari layanan bimbingan
kelompok tentang bahaya narkoba diharapkan dapat mencegah perilaku pergaulan bebas.
c. Observasi
Hasil dari tindakan siklus II dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil post test II dan
pengamatan. Pelaksanaan bimbingan kelompok pada siklus II secara umum berjalan jauh
lebih baik dari siklus I.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan yang ada pada bimbingan kelompok pada siklus
II. Refleksi dilakukan dengan mengadakan
diskusi antara peneliti dan guru Bimbingan dan
Konseling, Ibu Denia. Pada dasarnya pelaksanaan Bimbingan
kelompok siklus II sudah
berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat. Sudah terlihat adanya peningkatan pada rerata antara
pre test, post test 1 dan post test 2, sebanyak 85%, dan sudah berada dalam kategori baik. Delapan
siswa berada dalam kategori baik dan hanya dua siswa yang masih berada dalam kategori cukup,
tetapi skornya tetap mengalami peningkatan.
Saat siswa ditanya secara langsung bagaimana pemahaman mereka tentang topik bahasan setelah
diberi tindakan dalam bentuk bimbingan kelompok, hampir semua menjawab sudah ada
perubahan pemikiran dalam benak mereka. Mereka sudah bisa memilah mana perilaku yang
tergolong dalam pergaulan bebas dan bagaimana membentengi diri supaya tidak terjerumus dalam
pemakaian narkoba. ARF masih berpendapat bahwa pacaran merupakan hal yang biasa saja
dilakukan, walaupun itu sudah melampaui batas, melihat kondisi demikian teman-temannya
berusaha memberikan lebih banyak penguatan pada ARF untuk bisa merubah cara pandangnya
terhadap pacaran dan perilaku seks bebas.
Dari hasil dari post test 2 dan pengamatan serta mengadakan diskusi dengan Ibu Denia, maka
kegiatan bimbingan kelompok pada siklus II ini disimpulkan sudah dapat pemahaman bahaya
narkoba dan perilaku pergaulan bebas secara lebih baik. Beberapa kemampuan yang hendak
dimunculkan dalam situasi kelompok juga sudah dapat terlihat jelas,
mengungkapkan
pendapat
dan
siswa
lebih
bisa
perasaannya dengan baik, sudah bisa saling membantu dan
menghargai, dll. Sehingga tujuan dari kegiatan bimbingan
kelompok ini sudah tercapai dan
tidak perlu dilanjutkan pada siklus yang selanjutnya. Peneliti dan Guru bimbingan dan kelompok
sepaham bahwa keseluruhan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini bisa mencegah perilaku
pergaulan bebas siswa melalui peningkatan pemahaman tentang bahaya narkoba dan bagaimana
narkoba bisa memicu perilaku pergaulan bebas.
21
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB IV, maka dapat
disimpulkan bahwa bimbingan kelompok tentang bahaya narkoba menggunakan tayangan film
edukatif, efektif untuk mencegah perilaku pergaulan bebas pada siswa SMK Akpelni Semarang.
Dari hasil skor rata-rata pre test ; post test I ; post test II = 40% ; 60% ; 85%, Hal ini menunjukkan
peningkatan dalam pemahaman subyek penelitian secara totalitas sebanyak 45%. Hal ini relevan
dengan peningkatan pemahaman siswa yang dilihat pada proses observasi atau pengamatan.
Dalam
pembahasan
disimpulkan
bahwa
perilaku
siswa
pergaulan
cenderung
bebas
melakukan
yang
dilakukan
oleh peneliti
dapat
perilaku pergaulan membolos, berpacaran,
berkelahi dengan teman sebaya, merokok, dan lain-lain karena dipicu oleh beberapa hal baik dari
dalam dirinya sendiri maupun dari faktor lingkungan terutama pengaruh teman sebaya.
Siswa dan perilaku yang ditunjukkan siswa setelah pemberian tindakan juga mencerminkan jika
mereka mampu mencegah diri dalam berperilaku pergaulan bebas, hal ini ditunjukkan dengan : (1)
siswa mampu menyampaikan pendapatnya tentang perilaku pergaulan bebas yang berarti mereka
memahami makna dari perilaku pergaulan bebas; (2) berani menyatakan bahwa mereka tidak mau
bersinggungan dengan narkoba karena memahami bahaya narkoba bagi kehidupannya; (3)
memahami faktor-faktor penyebab perilaku pergaulan bebas, sehingga siswa dapat lebih
membentengi diri supaya tidak terjerumus dalam perilaku pergaulan bebas; (4) komunikasi
dengan teman semakin membaik dan muncul sikap berempati kepada teman yang merupakan hasil
dari keberanian mengemukakan pendapat serta berargumentasi pada saat pelaksanaan bimbingan
kelompok. Keberhasilan ini karena ada perbaikan metode dalam aplikasi dalam layanan bimbingan
kelompok. Hal yang dilakukan guru Bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan bimbingan
kelompok tersebut yaitu :
(1) Memberikan dorongan yang kuat untuk siswa agar lebih berani mengungkapkan apa
yang menjadi pendapatnya.
(2) Bimbingan kelompok diadakan diluar kelas, sehingga siswa bisa terbebas dari situasi kelas
yang membosankan.
(3) Selalu memberi motivasi bahwa narkoba merupakan salah satu pemicu perilaku
bebas oleh karena itu siswa diberikan pemahaman tentang hal
pencegahan
dan
siswa
tersebut
pergaulan
sebagai
upaya
mampu membentengi diri sendiri supaya tidak terjerumus dalam
perilaku pergaulan bebas.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad, 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Aziz Bachtiar. 2005.
Sukses Ala Remaja. Yogyakarta:Saujana
22
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Badan Narkotika Nasional, 2005, Dokumen Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan
san Peredaran Gelap Narkoba, Jakarta.
Dewa Ketut Sukardi, 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di
Sekolah.Jakarta.Rineka Cipta.
Imam Tadjri, 2010.
Muhammad
Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling, Semarang: Widya Karya.
Shodiq.
2007.
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Pist.wordpress.com, 2007.
Muhammad Al-Bani. 2003. Agar Hati Tak Mati Berkali-Kali. Solo: Era Intermedia.
Mulyadi. 2003. Pendidikan Ketrampilan. Jakarta : Dekdikbud
Pardjono, dkk. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lembaga Penelitian
UNY.
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok ( Dasar dan Profil ). Jakarta :
Ghalia Indonesia.
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri
Bandung.
Sarlito Wirawan Sarwono. 2005. Psikologi Remaja.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sri Anitah. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta: Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP)
UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press).
Suharsimi Arikunto. 2002. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi revisi 5. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Syamsu Yusuf & A Juntika Nurihsan. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling.Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan Dan Desain System Jakarta : Prenada Media Group.
W.S. Winkel. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta: Gramedia
Widiasarana.
. 1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
http://badandiklat.jatengprov.go.id/index.php?p=nw&m=dt&id=251
http://www.ypk.or.id/in/berita-a-artikel/berita/161-tugas-guru-bkkonselor.html
http://www.scribd.com/satria60/d/79585326-Permendiknas-No-27-Tahun2008-Standar-Kualifikasi-Akademik-Dan-Kompetensi-Konselor
23
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Download