KEMAMPUAN ISOLAT BAKTERI PEMBINTIL AKAR

advertisement
KEMAMPUAN ISOLAT BAKTERI PEMBINTIL AKAR LEGUM DALAM
PEMBENTUKAN BINTIL AKAR DAN PENAMBATAN NITROGEN
PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max) DI TANAH GAMBUT
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedelai merupakan komoditas pertanian yang sangat penting karena dapat
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Saat ini produksi kedelai di dalam
negeri belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga
harus diimpor dari luar negeri, hal ini disebabkan oleh luas areal panen yang
belum memadai dan produktivitas yang rendah akibat kualitas teknik budidaya
yang juga masih rendah, tingginya serangan hama dan penyakit, serta tingginya
harga pupuk (Purwaningsih, 2005). Kurangnya areal penanaman kedelai terjadi
karena keterbatasan lahan produktif dan dapat diatasi dengan melakukan
ekstensifikasi lahan pertanian yang mengarah pada lahan-lahan marjinal. Lahan
gambut adalah salah satu jenis lahan marjinal yang dipilih karena relatif jarang
penduduknya sehingga kemungkinan konflik tata guna lahan relatif kecil. Akan
tetapi pemanfaatan lahan gambut sebagai lahan alternatif untuk penanaman
kedelai
juga mempunyai tantangan tersendiri. Hal ini disebabkan karena
kondisi tanah gambut yang kahat hara penting bagi tanaman seperti N
(Nitrogen), P (Fosfor), K (Kalium) dan Ca (Kalsium). Selain itu, tanah gambut
memiliki kemasaman tanah antara 3-5 yang menjadi faktor pembatas utama
penanaman kedelai di tanah gambut. Kemasaman tanah yang cocok untuk
kedelai berkisar antara 5,8 - 7 ,0. Pada pH di bawah 5,0 pertumbuhan bakteri
pembintil akar akan menjadi tidak efektif (Margarettha, 2006).
Tanaman kedelai mempunyai kemampuan untuk bersimbiosis dengan
bakteri pembintil akar dalam melakukan penambatan nitrogen bebas. Bakteri
pembintil akar legum (Legume Nodulating Bacteria) atau dikenal sebagai
Rhizobia merupakan salah satu kelompok bakteri yang mampu hidup di tanah
atau di dalam bintil yang terbentuk sebagai hasil simbiosis mutualismenya
1
dengan tanaman legum. Setiap bakteri pembintil akar legum memiliki tingkat
kecocokan yang berbeda-beda terhadap inangnya. Satu spesies bakteri
pembintil akar legum tidak mampu melakukan pembintilan di setiap tanaman
legum, oleh karena itu bakteri pembintil akar legum kemudian dikategorikan
ke dalam cross inoculation groups, setiap grup terdiri dari spesies legum yang
mampu membentuk bintil dengan spesies bakteri pembintil akar legum yang
berasal dari grup yang sama. Tingkat kompatibilitas antara spesies bakteri
pembintil akar legum dan tanaman legum ini dapat meningkatkan efektivitas
proses penambatan nitrogen secara biologis sehingga dapat meningkatkan
produktivitas tanaman (Kumar,2012).
Keberhasilan
akantergantung
penanaman
tanaman
kedelaidi
padapembentukansimbiosisyang
tanah
gambut
efektifdengan
bakteri
pembintilakar. Pembentukan bintil akar tergantung pada ada atau tidaknya
bakteri pembentuk bintil akar di dalam tanah, kesesuaian antara galur bakteri
dengan media tanam dan faktor lingkungannya, termasuk kemasaman tanah.
Kemasaman tanah yang memungkinkan terjadinya nodulasi bakteri pembintil
akar adalah 5,5-6 (Albareda dkk., 2007). Oleh karena itu, untuk mendukung
keberhasilan penanaman tanaman kedelai di tanah gambut, diperlukan isolatisolat bakteri pembintil akar yang mampu membentuk bintil akar dan mampu
menambat nitrogen pada tanah gambut yang memiliki pH < 5,5.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapat isolat-isolat yang dapat
membentuk bintil akar dan memiliki kemampuan menambat nitrogen pada
tanaman kedelai di tanah gambut yang dapat diperoleh dengan cara melakukan
inokulasi beberapa isolat bakteri pembintil akar legum pada tanaman kedelai
yang ditanam di tanah gambut.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah isolat bakteri pembintil akar legum mampu membentuk bintil akar
pada tanaman kedelai (Glycine max.L) yang ditanam pada tanah gambut?
2
2. Apakah isolat bakteri pembintil akar legum yang mampu membentuk bintil
akar pada tanaman kedelai yang ditanam di tanah gambut juga mampu
menambat nitrogen?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menyeleksi isolat-isolat bakteri pembintil akar legum berdasarkan
kemampuannya dalam membentuk bintil akar pada tanaman kedelai
(Glycine max) yang ditanam pada tanah gambut.
2. Untuk mengetahui kemampuan beberapa isolat bakteri pembintil akar legum
dalam menambat nitrogen pada tanaman kedelai yang ditanam di tanah
gambut.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi baru
mengenai kemampuan isolat bakteri pembintil akar legum dalam membentuk
bintil akar dan menambat nitrogen khususnya pada tanah gambut, sehingga
dapat diaplikasikan pada tanaman kedelai atau tanaman legum lainnya. Selain
itu, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi baru mengenai
aktivitas bakteri pembintil akar legum pada tanah gambut sehingga dapat
digunakan sebagai landasan untuk pengembangan teknologi pertanian pada
tanah gambut.
3
Download