GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SELOPAMPANG KAB. TEMANGGUNG ARTIKEL Oleh : UTARI ENDAH PURWANI NIM. 040112a056 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2015 i HALAMAN PENGESAHAN Artikel Karya Tulis Ilmiah dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung yang disusun oleh: Nama : Utari Endah Purwani NIM : 040112a056 Telah disetujui oleh Pembimbing Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Kebidanan. Ungaran, Juli 2015 Masruroh, S.SiT., M.Kes ii Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung The Description of Postpartum Mothers’ Knowledge about Bathing tha Baby at Selopampang Health Center Temanggung Regency Utari Endah Purwani 1, Masruroh, S.SiT., M.Kes 2, Cahyaningrum, S.SiT [email protected] Program Studi DIII Kebidanan, STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK Pengetahuan yang baik sangat dibutuhkan oleh ibu dalam melakukan perawatan kepada bayinya khususnya dalam memandikan bayi. Hal ini dikarenakan jika pengetahuan ibu kurang maka akan berdampak pada kesejahteraan bayi sehingga bayi tidak mendapatkan perawatan yang maksimal dari ibunya. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah responden 41 ibu nifas. Analisis data penelitian ini menggunakan disribusi frekuensi dan presentase untuk menggambarkan pengetahuan ibu nifas tentang memandikan bayi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan ibu nifas tetang memandikan bayi dalam kategori kurang dengan jumlah 27 responden (65,9%). Sedangkan sebagian besar pengetahuan responden tentang pengertian dalam kategori kurang sejumlah 24 responden (58,5), sebagian besar pengetahuan tentang manfaat dalam kategori kurang sejumlah 20 responden (48,8%), sebagian besar pengetahuan tentang persiapan dalam kategori kurang sejumlah 24 responden (58,5%), sebagian besar pengetahuan tentang prosedur dalam kategori kurang sejumlah 24 responden (58,5%), sebagian besar pengetahuan tentang kesalahan ibu dalam merawat bayinya dalam kategori kurang sejumlah 17 responden (41,5%), sebagian besar pengetahuan tentang waktu dalam kategori kurang sejumlah 19 responden (46,3%). Diharapkan bidan untuk meningkatkan penyuluhan kesehatan dan memberikan praktek memandikan bayi yang benar kepada ibu nifas melalui peningkatan programprogram KIA khususnya dalam kelas ibu hamil maupun dalam kunjungan nifas. Kata Kunci : Pengetahuan, Memandikan Bayi, Ibu Nifas Kepustakaan : 29 (2004-2014) Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung 1 ABSTRACT Better knowledge is very needed by mothers in providing care for their baby, especially in bathing the baby. This is important, because if the mothers have lack knowledge, it will have an impact on the baby’s well being since the babies not get the optimum care by the mothers. This was a descriptive study with cross sectional approach. The data sampling used total sampling technique and obtained samples as many as 41 respondents. The analysis in this study used frequency distribution and percentages to describe the postpartum mothers’ knowledge about bathing the baby. The results of this study indicated that the postpartum mothers’ knowledge about bathing the baby was in the category of poor as many as 27 respondents (65.9%). Most of the respondents' knowledge about the definition of bathing the baby was in the category of poor as many as 24 respondents (58.5%), most of the respondents’ knowledge about the benefits of bathing the baby was in the category of poor as many as 20 respondents (48.8%), most of the respondent’s knowledge about the preparation of bathing the baby was in the category of poor as many as 24 respondents (58.5%), most of the respondents’ knowledge about the procedure of bathing the baby was in the category of poor as many as 24 respondents (58.5%), most of the respondents’ knowledge of the mothers’ mistakes in bathing the baby was in the category of poor as many as 17 respondents (41.5%), most of the respondents’ knowledge about the time in bathing the baby was in the category of poor as many as 19 respondents (46.3%). The midwives are expected to intensify the health counseling program and domonstrating the proper technique of bathing the baby for the postpartum mothers through increasing the mother and children programs, especially in pregnancy class and postnatal care visits. Keywords : Knowledge, Bathing the baby, Postpartum mothers Bibliographies : 29 (2004-2014) PENDAHULUAN Latar Belakang Asuhan segera untuk bayi baru lahir diantaranya adalah pencegahan infeksi dengan cara cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi dan tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (JPNL-KR/POGI, APN, 2007). Keuntungan potensial mandi adalah mencegah penyebaran infeksi dari bayi ke orang lain dengan menghilangkan cairan dan sekresi tubuh. Kewaspadaan standar harus dipraktekkan ketika memegang bayi yang masih basah dari lahir dan sebelum mandi pertama, serta ketika memegang cairan tubuh bayi (Walsh, 2007 dalam Padila, 2014). Dalam hal memandikan bayi keamanan dan keselamatan bayi perlu diperhatikan. Bayi tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan dan harus selalu dipegang dengan baik agar kepala selalu berada diatas permukaan air (Jonhson dan Taylor, 2004 dalam Padila, 2014). Menurut Farrer (1999), setelah mengamati cara memandikan bayi, ibu harus didorong untuk melakukan sendiri dan jika perlu bisa dibantu agar ibu mendapatkan kepercayaan diri bersama bayinya dengan bantuan sedikitnya satu kali. Bagi orang tua yang belum terbiasa dalam memandikan bayinya, pekerjaan ini mungkin dilakukan dengan lambat Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung 2 sehingga kita perlu menekankan pentingnya untuk menyiapkan segala perlengkapan terlebih dahulu sebelum bayi ditelanjangi agar bayi tidak sampai menggigil kedinginan (Padila, 2014). Fenomena yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Selopampang adalah sebagian besar ibu belum mengetahui prosedur memandikan bayinya. Didapatkan ibu dalam memandikan tidak mempersiapkan kelengkapan peralatan sebelum memandikan seperti air untuk memandikan dan perlengkapan baju bayi. Adapula ibu yang setelah memandikan menaburkan bedak secara langsung di wajah bayi padahal hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pernafasan bayi. Didapatkan juga bayi yang tidak dimandikan selama 3 hari setelah lahir, ini didapatkan karena ibu belum mengetahui kapan bayi bisa dimandikan setelah lahir. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kabupaten Temanggung”. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untukmengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang memandikan bayi di wilayah kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung. 2. Tujuan Khusus a. Untukmengetahui pengetahuan ibu nifas tentang pengertian memandikan bayi. b. Untukmengetahui pengetahuan ibu nifas tentang manfaat memandikan bayi. c. Untukmengetahui pengetahuan ibu nifas tentang persiapan sebelum memandikan bayi. d. Untukmengetahui pengetahuan ibu nifas tentang prosedur memandikan bayi. e. Untukmengetahui pengetahuan ibu nifas tentang waktu memandikan bayi. f. Untukmengetahui pengetahuan ibu nifas tentang kesalahan ibu dalam memandikan bayi. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Untukmeningkatkanpengetahuan dan menambah pengalaman dalam melakukan penelitian khususnya dalam melakukan asuhan kepada bayi baru lahir. 2. Bagi Puskesmas Untuk meningkatkan pelayanan kepada ibu nifas khususnya dalam memberikan konseling dalam melakukan perawatan pada bayinya. 3. Bagi Ibu Nifas Untuk menambah pengetahuan kepada ibu nifas dalam melakukan perawatan kepada bayinya khususnya dalam memandikan bayinya. 4. Bagi Institusi Dapat menambah referensi dan memperluas pengetahuan bagi mahasiswa dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas terutama dalam memandikan bayi. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang sejumlah 41 responden. Pengambilan sampel menggunakan tehnik total sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan sebelumnya dilakukan uji instrument penelitian. Analisa Univariat. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil A. Analisa Univariat 1. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung Pengetahuan Persentase tentang Meman Frekuensi (%) dikan Bayi Kurang 27 65,9 Cukup 8 19,5 Baik 6 14,6 Jumlah 41 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang memandikan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 27 orang (65,9%). 2. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Pengertian Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung Pengetahuan Persentase tentang Pengertian Frekuensi (%) Memandikan Bayi Kurang 24 58,5 Cukup 6 14,6 Baik 11 26,9 Jumlah 41 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang pengertian memandikan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 24 orang (58,5%). 3. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Manfaat Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas SelopampangKab. Temanggung Pengetahuan tentang Manfaat Persentase Frekuensi Memandikan (%) Bayi Kurang 20 48,8 Cukup 17 41,5 Baik 4 9,7 Jumlah 41 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang manfaat memandikan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 20 orang (48,8%). 4. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Persiapan Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung Pengetahuan tentang Persiapan Persentase Frekuensi Sebelum (%) Memandikan Bayi Kurang 24 58,5 Cukup 9 22,0 Baik 8 19,5 Jumlah 41 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang persiapan sebelum memandikan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 24 orang (58,5%). 5. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Prosedur Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung Pengetahuan Frekuensi Persentase tentang Prosedur (%) Memandikan Bayi Kurang 24 58,5 Cukup 12 29,3 Baik 5 12,2 Jumlah 41 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung 4 tentang prosedur memandikan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 24 orang (58,5%). 6. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Kesalahan Ibu dalam Merawat Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung Pengetahuan Frekuensi Persentase tentang Kesalahan (%) Ibu dalam Memandikan Bayi Kurang 17 41,5 Cukup 14 34,1 Baik 10 24,4 Jumlah 41 100 Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang kesalahan ibu dalam memandikan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 17 orang (41,5%). 7. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Waktu Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung Pengetahuan tentang Waktu Persentase Frekuensi Memandikan (%) Bayi Kurang 19 46,3 Cukup 14 34,1 Baik 8 19,5 Jumlah 41 100 Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang waktu memandikan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 19 orang (46,3%). Pembahasan A. Analisa Univariat 1. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampng Kab. Temanggung Berdasarkan hasil penelitian tentang memandikan bayi menunjukkan bahwa responden mempunyai pengetahuan baik sebanyak 6 responden (14,6%), berpengetahuan cukup sebanyak 8 responden (19,5%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 27 responden (65,9%). Dengan demikian dapat diperoleh bahwa sebagian besar responden berpengetahuan kurang sebanyak 27 responden (65,9%). Banyaknya responden yang berpengetahuan kurang disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh oleh ibu nifas dari tenaga kesehatan karena setelah melahirkan ibu hanya diberikan informasi untuk merawat bayinya sedangkan informasi khusus tentang memandikan bayi itu sendiri tidak diberikan kepada ibu nifas. Menurut Nanda (2005), menjelaskan bahwa faktor-faktor yang terkait dengan kurangnya pengetahuan (deficient knowledge) terdiri dari: kurang terpapar informasi, kurang daya ingat/hapalan, salah menafsirkan informasi, keterbatasan kognitif, kurang minat untuk belajar dan tidak familiar terhadap sumber informasi. 2. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Pengertian Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung Berdasarkan hasil penelitian tentang pengertian memandikan bayi bahwa pada ibu nifas diperoleh bahwa ibu nifas yang berpengetahuan baik sebanyak 11 responden (26,8%), berpengetahuan cukup sebanyak 6 responden (14,6%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 24 responden (58,5%). Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung 5 Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab salah pada pernyataan tentang memandikan bayi baru lahir hanya dilakukan pada bagian-bagian tubuh yang kotor saja yaitu sebanyak 26 responden (63,4%). Banyak responden yang beranggapan bahwa memandikan bayi hanya sekedar membersihkan bayi dengan cara menyeka tubuh bayi pada seluruh bagian tubuh tanpa memperhatikan bagian-bagian yang kotor karena biasanya yang terjadi pada awal kelahiran ibu masih merasa takut memandikan bayinya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, memandikan bayi adalah suatu cara membersihkan tubuh bayi dengan cara menyiram, merendam tubuh bayi dalam air berdasarkan urut-urutan yang sesuai. 3. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Manfaat Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung Berdasarkan hasil penelitian tentang manfaat memandikan bayi diperoleh bahwa ibu nifas yang berpengetahuan baik sebanyak 4 responden (9,8%), berpengetahuan cukup sebanyak 17 responden (41,5%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 20 responden (48,8%). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebagian besar responden menjawab salah pada pernyataan tentang memandikan bayi akan membuatnya rewel dan tidak bisa tidur yaitu sejumlah 26 responden (63,4%). Kebanyakan responden beranggapan bahwa memandikan bayi akan menyebabkan bayi rewel karena bayi kedinginan sehingga hal ini yang menyebabkan bayi tidak bisa tidur. Sedangkan menurut Anthur (2007), mandi merupakan alat komunikasi antara orangtua dengan bayi, karena saat mandi orangtua dapat melakukan sentuhan, usapan dan berbicara langsung walaupun bayi tidak mengerti arti ucapan tersebut. 4. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Persiapan Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung Berdasarkan hasil penelitian tentang persiapan memandikan bayi diperoleh bahwa ibu nifas yang berpengetahuan baik sebanyak 8 responden (19,5%), berpengetahuan cukup sebanyak 9 responden (22,0%), berpengetahuan kurang sebanyak 24 responden (58,5%). Kebiasaan menggunakan shampo dan sabun khusus orang dewasa dapat menyebabkan kulit bayi terkena iritasi. Hal ini diperoleh dari jawaban responden yang menjawab salah pada pernyataan tentang saat memandikan bayi boleh menggunakan sabun khusus orang dewasa yaitu sebanyak 26 responden (63,4%). Hal ini sama seperti yang diungkapkan oleh Padila (2014), gunakanlah sabun dan shampo yang 2 in 1 yaitu bisa untuk shampo sekaligus untuk sabun mandi. Pilihlah produk yang hanya untuk bayi. Jangan pernah memberikan bayi sabun atau shampo orang dewasa karena kulit bayi sangat sensitif. 5. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Prosedur Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung Berdasarkan hasil penelitian tentang prosedur memandikan bayi diperoleh bahwa ibu nifas yang berpengetahuan baik sebanyak 5 resonden (12,2%), berpengetahuan cukup sebanyak 12 responden (29,3%), berpengetahuan kurang sebanyak 24 responden (58,5%). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung 6 salah pada pernyataan tentang lubang hidung boleh dibersihkan sebanyak 34 responden (82,9%). Banyak responden yang beranggapan bahwa membersihkan menggunakan cutton bud boleh dilakukan pada daerah sisi dalam telinga maupun hidung. Hal ini yang menyebabkan bayi kesakitan karena kulit bayi terutama yang baru saja dilahirkan kulitnya masih sangat sensitive. Membersihkan lubang hidung dan lubang telinga hanya boleh dilakukan di daerah-daerah yang hanya dapat dilihat oleh mata saja dan jangan sampai membersihkan rongga hidung atau rongga telinga karena lubang hidung dan lubang telinga sangat sensitif. Jika ibu menggunakan pembersih telinga (cotton bud) untuk membersihkan daerah-daerah yang sulit dibersihkan seperti daun telinga (Pasaribu A, 2007). 6. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Kesalahan Ibu dalam Merawat Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung Berdasarkan hasil penelitian tentang kesalahan ibu nifas dalam memandikan bayi diperoleh bahwa ibu nifas yang berpengetahuan baik sebanyak 10 responden (24,4%), berpengetahuan cukup sebanyak 14 responden (34,1%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 17 responden (41,5%). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab salah pada pernyataan tentang bayi boleh dimandikan jika tali pusarnya telah putus yaitu sebanyak 21 responden (51,2%). Bayi dilarang untuk dimandikan jika tali pusatnya telah putus adalah pendapat yang salah. Bayi harus dimandikan 6 jam dari waktu kelahirannya, bayi harus selalu bersih dan dimandikan secara rutin dua kali sehari. Setelah bayi dimandikan maka tali pusarnya harus segera dikeringkan agar terhindar dari virus dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi (Molika, 2014). 7. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Waktu Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung Berdasarkan hasil penelitian tentang waktu memandikan bayi diperoleh bahwa ibu nifas yang berpengetahuan baik sebanyak 8 responden (19,5%), berpengetahuan cukup sebanyak 14 responden (34,1%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 19 responden (46,3%). Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden menjawab salah pada pernyataan tentang bayi yang dimandikan setelah diberi makan dapat menyebabkan muntah yaitu sebanyak 27 responden (65,9%). Dilarang memandikan bila bayi baru diberi makan, karena bayi mudah muntah. Bayi yang diberi makan sebelum mandi sebaiknya ditunggu hingga 15 sampai 20 menit baru dimandikan. Jika langsung dimandikan maka bayi tidak menikmati saat-saat mandi yang sudah ditunggu-tunggunya setiap waktu (Padila, 2014). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Sebagian besar pengetahuan ibu nifas tentang memandikan bayi dalam kategori kurang sejumlah 27 responden (65,9%). 2. Sebagian besar pengetahuan ibu nifas tentang pengertian memandikan bayi dalam kategori kurang sejumlah 24 responden (58,5%). 3. Sebagian besar pengetahuan ibu nifas tentang manfaat memandikan Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung 7 bayi dalam kategori kurang sejumlah 20 responden (48,8%). 4. Sebagian besar pengetahuan ibu nifas tentang persiapan sebelum memandikan bayi dalam kategori kurang sejumlah 24 responden (58,5%). 5. Sebagian besar pengetahuan ibu nifas tentang prosedur memandikan bayi dalam kategori kurang sejumlah 24 responden (58,5%). 6. Sebagian besar pengetahuan ibu nifas tentang kesalahan ibu dalam memandikan bayi dalam kategori kurang sejumlah 17 responden (41,5%). 7. Sebagian besar pengetahuan ibu nifas tentang waktu memandikan bayi dalam kategori kurang sejumlah 19 responden (46,3%). Saran 1. Bagi Bidan Diharapkan bidan untuk meningkatkan penyuluhan kesehatan dan memberikan praktek memandikan bayi yang benar kepada ibu nifas melalui peningkatan program-program KIA khususnya dalam kelas ibu hamil maupun dalam kunjungan nifas. 2. Bagi Ibu Nifas Diharapkan ibu untuk lebih meningkatkan pengetahuan dengan cara mencari informasi tentang memandikan bayi melalui bukubuku atau majalah kesehatan ibu dan bayi maupun melalui keaktifan dalam program-program KIA seperti kelas ibu hamil maupun dalam kunjungan nifas yang telah diselenggarakan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. & Uhbiyati, N. 2006. Ilmu Pendidikan. Jakarta: RINEKA CIPTA Arikunto.(2010). Metodologi Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta Choirunisa, M. (2009). Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita. Yogyakarta: Moncer Publisher. Depkes RI. (2004). Keperawatan Maternitas. http://www.depkes.go.id/ Deswani, K.(2010). Panduan Praktek Klinik dan Laboratorium Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika Dr.Suririnah.(2009). Buku pintar merawat bayi 0-12 bulan. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama Hidayat. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Johnson, Ruth, dan Taylor W. 2004. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Penerjemah: Suharyati Samba. Editor: Sari Kurniasih, Monica Ester. Jakarta: EGC. Marmi.(2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Dan Anak Prasekolah. Yogyakarta:Pustaka Belajar Molika, E.(2014). Kesalahan Fatal Ibu Merawat Si Buah Hati. Jakarta:Arena Kids Notoatmodjo, S. (2007). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. _____________ (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Padila.(2014). Keperawatan Maternitas. Yogyakarta:Nuha Medika Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung 8