i GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG

advertisement
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MEMANDIKAN BAYI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SELOPAMPANG
KAB. TEMANGGUNG
ARTIKEL
Oleh :
UTARI ENDAH PURWANI
NIM. 040112a056
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2015
i
HALAMAN PENGESAHAN
Artikel Karya Tulis Ilmiah dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung yang
disusun oleh:
Nama
: Utari Endah Purwani
NIM
: 040112a056
Telah disetujui oleh Pembimbing Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Kebidanan.
Ungaran,
Juli 2015
Masruroh, S.SiT., M.Kes
ii
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Selopampang Kab. Temanggung
The Description of Postpartum Mothers’ Knowledge about Bathing tha Baby at
Selopampang Health Center Temanggung Regency
Utari Endah Purwani 1, Masruroh, S.SiT., M.Kes 2, Cahyaningrum, S.SiT
[email protected]
Program Studi DIII Kebidanan, STIKES Ngudi Waluyo
ABSTRAK
Pengetahuan yang baik sangat dibutuhkan oleh ibu dalam melakukan perawatan
kepada bayinya khususnya dalam memandikan bayi. Hal ini dikarenakan jika
pengetahuan ibu kurang maka akan berdampak pada kesejahteraan bayi sehingga bayi
tidak mendapatkan perawatan yang maksimal dari ibunya.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross
sectional. Tehnik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah
responden 41 ibu nifas. Analisis data penelitian ini menggunakan disribusi frekuensi
dan presentase untuk menggambarkan pengetahuan ibu nifas tentang memandikan bayi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan ibu nifas tetang
memandikan bayi dalam kategori kurang dengan jumlah 27 responden (65,9%).
Sedangkan sebagian besar pengetahuan responden tentang pengertian dalam kategori
kurang sejumlah 24 responden (58,5), sebagian besar pengetahuan tentang manfaat
dalam kategori kurang sejumlah 20 responden (48,8%), sebagian besar pengetahuan
tentang persiapan dalam kategori kurang sejumlah 24 responden (58,5%), sebagian
besar pengetahuan tentang prosedur dalam kategori kurang sejumlah 24 responden
(58,5%), sebagian besar pengetahuan tentang kesalahan ibu dalam merawat bayinya
dalam kategori kurang sejumlah 17 responden (41,5%), sebagian besar pengetahuan
tentang waktu dalam kategori kurang sejumlah 19 responden (46,3%).
Diharapkan bidan untuk meningkatkan penyuluhan kesehatan dan memberikan
praktek memandikan bayi yang benar kepada ibu nifas melalui peningkatan programprogram KIA khususnya dalam kelas ibu hamil maupun dalam kunjungan nifas.
Kata Kunci : Pengetahuan, Memandikan Bayi, Ibu Nifas
Kepustakaan : 29 (2004-2014)
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
1
ABSTRACT
Better knowledge is very needed by mothers in providing care for their baby,
especially in bathing the baby. This is important, because if the mothers have lack
knowledge, it will have an impact on the baby’s well being since the babies not get the
optimum care by the mothers.
This was a descriptive study with cross sectional approach. The data sampling
used total sampling technique and obtained samples as many as 41 respondents. The
analysis in this study used frequency distribution and percentages to describe the
postpartum mothers’ knowledge about bathing the baby. The results of this study
indicated that the postpartum mothers’ knowledge about bathing the baby was in the
category of poor as many as 27 respondents (65.9%). Most of the respondents'
knowledge about the definition of bathing the baby was in the category of poor as many
as 24 respondents (58.5%), most of the respondents’ knowledge about the benefits of
bathing the baby was in the category of poor as many as 20 respondents (48.8%), most
of the respondent’s knowledge about the preparation of bathing the baby was in the
category of poor as many as 24 respondents (58.5%), most of the respondents’
knowledge about the procedure of bathing the baby was in the category of poor as many
as 24 respondents (58.5%), most of the respondents’ knowledge of the mothers’
mistakes in bathing the baby was in the category of poor as many as 17 respondents
(41.5%), most of the respondents’ knowledge about the time in bathing the baby was in
the category of poor as many as 19 respondents (46.3%).
The midwives are expected to intensify the health counseling program and
domonstrating the proper technique of bathing the baby for the postpartum mothers
through increasing the mother and children programs, especially in pregnancy class and
postnatal care visits.
Keywords
: Knowledge, Bathing the baby, Postpartum mothers
Bibliographies : 29 (2004-2014)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Asuhan segera untuk bayi baru
lahir diantaranya adalah pencegahan
infeksi dengan cara cuci tangan dengan
seksama
sebelum
dan
setelah
bersentuhan dengan bayi dan tunggu
sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum
memandikan bayi (JPNL-KR/POGI,
APN, 2007). Keuntungan potensial
mandi adalah mencegah penyebaran
infeksi dari bayi ke orang lain dengan
menghilangkan cairan dan sekresi
tubuh. Kewaspadaan standar harus
dipraktekkan ketika memegang bayi
yang masih basah dari lahir dan
sebelum mandi pertama, serta ketika
memegang cairan tubuh bayi (Walsh,
2007 dalam Padila, 2014).
Dalam hal memandikan bayi
keamanan dan keselamatan bayi perlu
diperhatikan. Bayi tidak boleh dibiarkan
tanpa pengawasan dan harus selalu
dipegang dengan baik agar kepala selalu
berada diatas permukaan air (Jonhson
dan Taylor, 2004 dalam Padila, 2014).
Menurut
Farrer
(1999),
setelah
mengamati cara memandikan bayi, ibu
harus didorong untuk melakukan sendiri
dan jika perlu bisa dibantu agar ibu
mendapatkan kepercayaan diri bersama
bayinya dengan bantuan sedikitnya satu
kali. Bagi orang tua yang belum terbiasa
dalam memandikan bayinya, pekerjaan
ini mungkin dilakukan dengan lambat
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
2
sehingga kita perlu menekankan
pentingnya untuk menyiapkan segala
perlengkapan terlebih dahulu sebelum
bayi ditelanjangi agar bayi tidak sampai
menggigil kedinginan (Padila, 2014).
Fenomena yang terjadi di
wilayah kerja Puskesmas Selopampang
adalah sebagian besar ibu belum
mengetahui prosedur memandikan
bayinya. Didapatkan
ibu
dalam
memandikan tidak mempersiapkan
kelengkapan
peralatan
sebelum
memandikan
seperti
air
untuk
memandikan dan perlengkapan baju
bayi. Adapula ibu yang setelah
memandikan menaburkan bedak secara
langsung di wajah bayi padahal hal
tersebut dapat menyebabkan gangguan
pernafasan bayi. Didapatkan juga bayi
yang tidak dimandikan selama 3 hari
setelah lahir, ini didapatkan karena ibu
belum mengetahui kapan bayi bisa
dimandikan setelah lahir.
Berdasarkan
uraian
diatas
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Gambaran
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Selopampang Kabupaten
Temanggung”.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untukmengetahui
gambaran
pengetahuan
ibu
nifas
tentang
memandikan bayi di wilayah kerja
Puskesmas
Selopampang
Kab.
Temanggung.
2. Tujuan Khusus
a. Untukmengetahui pengetahuan ibu
nifas
tentang
pengertian
memandikan bayi.
b. Untukmengetahui pengetahuan ibu
nifas tentang manfaat memandikan
bayi.
c. Untukmengetahui pengetahuan ibu
nifas tentang persiapan sebelum
memandikan bayi.
d. Untukmengetahui pengetahuan ibu
nifas tentang prosedur memandikan
bayi.
e. Untukmengetahui pengetahuan ibu
nifas tentang waktu memandikan
bayi.
f. Untukmengetahui pengetahuan ibu
nifas tentang kesalahan ibu dalam
memandikan bayi.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untukmeningkatkanpengetahuan
dan menambah pengalaman dalam
melakukan penelitian khususnya dalam
melakukan asuhan kepada bayi baru
lahir.
2. Bagi Puskesmas
Untuk meningkatkan pelayanan
kepada ibu nifas khususnya dalam
memberikan
konseling
dalam
melakukan perawatan pada bayinya.
3. Bagi Ibu Nifas
Untuk menambah pengetahuan
kepada ibu nifas dalam melakukan
perawatan kepada bayinya khususnya
dalam memandikan bayinya.
4. Bagi Institusi
Dapat menambah referensi dan
memperluas
pengetahuan
bagi
mahasiswa dalam melakukan asuhan
kebidanan pada ibu nifas terutama
dalam memandikan bayi.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
penelitian bersifat deskriptif dengan
menggunakan
pendekatan
Cross
Sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu nifas di Wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang
sejumlah 41 responden. Pengambilan
sampel menggunakan tehnik total
sampling.
Alat pengumpulan data yang
digunakan adalah kuesioner dan
sebelumnya dilakukan uji instrument
penelitian. Analisa Univariat.
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
A. Analisa Univariat
1. Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Memandikan Bayi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Selopampang
Kab. Temanggung
Pengetahuan
Persentase
tentang Meman Frekuensi
(%)
dikan Bayi
Kurang
27
65,9
Cukup
8
19,5
Baik
6
14,6
Jumlah
41
100
Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas
tentang memandikan bayi di Wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang,
sebagian besar dalam kategori kurang,
yaitu sejumlah 27 orang (65,9%).
2. Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Pengertian Memandikan Bayi Di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
Pengetahuan
Persentase
tentang Pengertian Frekuensi
(%)
Memandikan Bayi
Kurang
24
58,5
Cukup
6
14,6
Baik
11
26,9
Jumlah
41
100
Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas
tentang pengertian memandikan bayi di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang, sebagian besar dalam
kategori kurang, yaitu sejumlah 24
orang (58,5%).
3. Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Manfaat Memandikan Bayi Di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
SelopampangKab. Temanggung
Pengetahuan
tentang Manfaat
Persentase
Frekuensi
Memandikan
(%)
Bayi
Kurang
20
48,8
Cukup
17
41,5
Baik
4
9,7
Jumlah
41
100
Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas
tentang manfaat memandikan bayi di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang, sebagian besar dalam
kategori kurang, yaitu sejumlah 20
orang (48,8%).
4. Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Persiapan Memandikan Bayi Di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
Pengetahuan
tentang Persiapan
Persentase
Frekuensi
Sebelum
(%)
Memandikan Bayi
Kurang
24
58,5
Cukup
9
22,0
Baik
8
19,5
Jumlah
41
100
Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas
tentang persiapan sebelum memandikan
bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Selopampang, sebagian besar dalam
kategori kurang, yaitu sejumlah 24
orang (58,5%).
5. Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Prosedur Memandikan Bayi Di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
Pengetahuan
Frekuensi Persentase
tentang Prosedur
(%)
Memandikan Bayi
Kurang
24
58,5
Cukup
12
29,3
Baik
5
12,2
Jumlah
41
100
Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
4
tentang prosedur memandikan bayi di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang, sebagian besar dalam
kategori kurang, yaitu sejumlah 24
orang (58,5%).
6. Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Kesalahan Ibu dalam Merawat
Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
Pengetahuan
Frekuensi Persentase
tentang Kesalahan
(%)
Ibu
dalam
Memandikan Bayi
Kurang
17
41,5
Cukup
14
34,1
Baik
10
24,4
Jumlah
41
100
Berdasarkan table diatas dapat
diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas
tentang
kesalahan
ibu
dalam
memandikan bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Selopampang, sebagian
besar dalam kategori kurang, yaitu
sejumlah 17 orang (41,5%).
7. Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Waktu Memandikan Bayi Di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
Pengetahuan
tentang Waktu
Persentase
Frekuensi
Memandikan
(%)
Bayi
Kurang
19
46,3
Cukup
14
34,1
Baik
8
19,5
Jumlah
41
100
Berdasarkan table diatas dapat
diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas
tentang waktu memandikan bayi di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang, sebagian besar dalam
kategori kurang, yaitu sejumlah 19
orang (46,3%).
Pembahasan
A. Analisa Univariat
1. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas
tentang Memandikan Bayi Di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampng Kab. Temanggung
Berdasarkan hasil penelitian
tentang memandikan bayi menunjukkan
bahwa
responden
mempunyai
pengetahuan baik sebanyak 6 responden
(14,6%),
berpengetahuan
cukup
sebanyak 8 responden (19,5%), dan
berpengetahuan kurang sebanyak 27
responden (65,9%). Dengan demikian
dapat diperoleh bahwa sebagian besar
responden
berpengetahuan
kurang
sebanyak 27 responden (65,9%).
Banyaknya responden yang
berpengetahuan kurang disebabkan
karena kurangnya informasi yang
diperoleh oleh ibu nifas dari tenaga
kesehatan karena setelah melahirkan ibu
hanya diberikan informasi untuk
merawat bayinya sedangkan informasi
khusus tentang memandikan bayi itu
sendiri tidak diberikan kepada ibu nifas.
Menurut
Nanda
(2005),
menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
terkait dengan kurangnya pengetahuan
(deficient knowledge) terdiri dari:
kurang terpapar informasi, kurang daya
ingat/hapalan,
salah
menafsirkan
informasi, keterbatasan kognitif, kurang
minat untuk belajar dan tidak familiar
terhadap sumber informasi.
2. Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Pengertian Memandikan Bayi Di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
Berdasarkan hasil penelitian
tentang pengertian memandikan bayi
bahwa pada ibu nifas diperoleh bahwa
ibu nifas yang berpengetahuan baik
sebanyak 11 responden (26,8%),
berpengetahuan cukup sebanyak 6
responden (14,6%), dan berpengetahuan
kurang sebanyak 24 responden (58,5%).
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
5
Dari hasil penelitian yang
dilakukan dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden menjawab
salah
pada
pernyataan
tentang
memandikan bayi baru lahir hanya
dilakukan pada bagian-bagian tubuh
yang kotor saja yaitu sebanyak 26
responden (63,4%). Banyak responden
yang beranggapan bahwa memandikan
bayi hanya sekedar membersihkan bayi
dengan cara menyeka tubuh bayi pada
seluruh
bagian
tubuh
tanpa
memperhatikan bagian-bagian yang
kotor karena biasanya yang terjadi pada
awal kelahiran ibu masih merasa takut
memandikan bayinya.
Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, memandikan
bayi adalah suatu cara membersihkan
tubuh bayi dengan cara menyiram,
merendam tubuh bayi dalam air
berdasarkan urut-urutan yang sesuai.
3. Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Manfaat Memandikan Bayi Di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
Berdasarkan hasil penelitian
tentang manfaat memandikan bayi
diperoleh bahwa ibu nifas yang
berpengetahuan baik sebanyak 4
responden (9,8%), berpengetahuan
cukup sebanyak 17 responden (41,5%),
dan berpengetahuan kurang sebanyak
20 responden (48,8%).
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan sebagian besar responden
menjawab salah pada pernyataan
tentang memandikan
bayi
akan
membuatnya rewel dan tidak bisa tidur
yaitu sejumlah 26 responden (63,4%).
Kebanyakan responden beranggapan
bahwa
memandikan
bayi
akan
menyebabkan bayi rewel karena bayi
kedinginan sehingga hal ini yang
menyebabkan bayi tidak bisa tidur.
Sedangkan menurut Anthur
(2007),
mandi
merupakan
alat
komunikasi antara orangtua dengan
bayi, karena saat mandi orangtua dapat
melakukan sentuhan, usapan dan
berbicara langsung walaupun bayi tidak
mengerti arti ucapan tersebut.
4. Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Persiapan Memandikan Bayi Di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
Berdasarkan hasil penelitian
tentang persiapan memandikan bayi
diperoleh bahwa ibu nifas yang
berpengetahuan baik sebanyak 8
responden (19,5%), berpengetahuan
cukup sebanyak 9 responden (22,0%),
berpengetahuan kurang sebanyak 24
responden (58,5%).
Kebiasaan
menggunakan
shampo dan sabun khusus orang dewasa
dapat menyebabkan kulit bayi terkena
iritasi. Hal ini diperoleh dari jawaban
responden yang menjawab salah pada
pernyataan tentang saat memandikan
bayi boleh menggunakan sabun khusus
orang dewasa yaitu sebanyak 26
responden (63,4%).
Hal ini sama seperti yang
diungkapkan oleh Padila (2014),
gunakanlah sabun dan shampo yang 2 in
1 yaitu bisa untuk shampo sekaligus
untuk sabun mandi. Pilihlah produk
yang hanya untuk bayi. Jangan pernah
memberikan bayi sabun atau shampo
orang dewasa karena kulit bayi sangat
sensitif.
5. Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Prosedur Memandikan Bayi Di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
Berdasarkan hasil penelitian
tentang prosedur memandikan bayi
diperoleh bahwa ibu nifas yang
berpengetahuan baik sebanyak 5
resonden (12,2%), berpengetahuan
cukup sebanyak 12 responden (29,3%),
berpengetahuan kurang sebanyak 24
responden (58,5%).
Dari hasil
penelitian dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden menjawab
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
6
salah pada pernyataan tentang lubang
hidung boleh dibersihkan sebanyak 34
responden (82,9%). Banyak responden
yang
beranggapan
bahwa
membersihkan menggunakan cutton
bud boleh dilakukan pada daerah sisi
dalam telinga maupun hidung. Hal ini
yang menyebabkan bayi kesakitan
karena kulit bayi terutama yang baru
saja dilahirkan kulitnya masih sangat
sensitive.
Membersihkan lubang hidung
dan lubang telinga hanya boleh
dilakukan di daerah-daerah yang hanya
dapat dilihat oleh mata saja dan jangan
sampai membersihkan rongga hidung
atau rongga telinga karena lubang
hidung dan lubang telinga sangat
sensitif.
Jika
ibu
menggunakan
pembersih telinga (cotton bud) untuk
membersihkan daerah-daerah yang sulit
dibersihkan seperti daun telinga
(Pasaribu A, 2007).
6. Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Kesalahan Ibu dalam Merawat
Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
Berdasarkan hasil penelitian
tentang kesalahan ibu nifas dalam
memandikan bayi diperoleh bahwa ibu
nifas yang berpengetahuan baik
sebanyak 10 responden (24,4%),
berpengetahuan cukup sebanyak 14
responden (34,1%), dan berpengetahuan
kurang sebanyak 17 responden (41,5%).
Dari hasil penelitian dapat
diketahui bahwa sebagian besar
responden menjawab salah pada
pernyataan
tentang
bayi
boleh
dimandikan jika tali pusarnya telah
putus yaitu sebanyak 21 responden
(51,2%).
Bayi dilarang untuk dimandikan
jika tali pusatnya telah putus adalah
pendapat yang salah. Bayi harus
dimandikan 6 jam dari waktu
kelahirannya, bayi harus selalu bersih
dan dimandikan secara rutin dua kali
sehari. Setelah bayi dimandikan maka
tali pusarnya harus segera dikeringkan
agar terhindar dari virus dan bakteri
yang dapat menyebabkan infeksi
(Molika, 2014).
7. Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Waktu Memandikan Bayi Di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
Berdasarkan hasil penelitian
tentang waktu memandikan bayi
diperoleh bahwa ibu nifas yang
berpengetahuan baik sebanyak 8
responden (19,5%), berpengetahuan
cukup sebanyak 14 responden (34,1%),
dan berpengetahuan kurang sebanyak
19 responden (46,3%).
Dari hasil penelitian didapatkan
hasil bahwa sebagian besar responden
menjawab salah pada pernyataan
tentang bayi yang dimandikan setelah
diberi makan dapat menyebabkan
muntah yaitu sebanyak 27 responden
(65,9%).
Dilarang memandikan bila bayi
baru diberi makan, karena bayi mudah
muntah. Bayi yang diberi makan
sebelum mandi sebaiknya ditunggu
hingga 15 sampai 20 menit baru
dimandikan. Jika langsung dimandikan
maka bayi tidak menikmati saat-saat
mandi yang sudah ditunggu-tunggunya
setiap waktu (Padila, 2014).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Sebagian besar pengetahuan ibu
nifas tentang memandikan bayi
dalam kategori kurang sejumlah 27
responden (65,9%).
2. Sebagian besar pengetahuan ibu
nifas
tentang
pengertian
memandikan bayi dalam kategori
kurang sejumlah 24 responden
(58,5%).
3. Sebagian besar pengetahuan ibu
nifas tentang manfaat memandikan
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
7
bayi dalam kategori kurang
sejumlah 20 responden (48,8%).
4. Sebagian besar pengetahuan ibu
nifas tentang persiapan sebelum
memandikan bayi dalam kategori
kurang sejumlah 24 responden
(58,5%).
5. Sebagian besar pengetahuan ibu
nifas tentang prosedur memandikan
bayi dalam kategori kurang
sejumlah 24 responden (58,5%).
6. Sebagian besar pengetahuan ibu
nifas tentang kesalahan ibu dalam
memandikan bayi dalam kategori
kurang sejumlah 17 responden
(41,5%).
7. Sebagian besar pengetahuan ibu
nifas tentang waktu memandikan
bayi dalam kategori kurang
sejumlah 19 responden (46,3%).
Saran
1. Bagi Bidan
Diharapkan bidan untuk
meningkatkan
penyuluhan
kesehatan dan memberikan praktek
memandikan bayi yang benar
kepada
ibu
nifas
melalui
peningkatan program-program KIA
khususnya dalam kelas ibu hamil
maupun dalam kunjungan nifas.
2. Bagi Ibu Nifas
Diharapkan ibu untuk lebih
meningkatkan pengetahuan dengan
cara mencari informasi tentang
memandikan bayi melalui bukubuku atau majalah kesehatan ibu
dan bayi maupun melalui keaktifan
dalam
program-program
KIA
seperti kelas ibu hamil maupun
dalam kunjungan nifas yang telah
diselenggarakan
oleh
tenaga
kesehatan di wilayah puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. & Uhbiyati, N. 2006. Ilmu
Pendidikan. Jakarta: RINEKA
CIPTA
Arikunto.(2010).
Metodologi
Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta
Choirunisa, M. (2009). Panduan
Terpenting Merawat Bayi dan
Balita. Yogyakarta: Moncer
Publisher.
Depkes RI. (2004). Keperawatan
Maternitas.
http://www.depkes.go.id/
Deswani, K.(2010). Panduan Praktek
Klinik
dan
Laboratorium
Keperawatan Maternitas. Jakarta:
Salemba Medika
Dr.Suririnah.(2009).
Buku
pintar
merawat bayi 0-12 bulan.
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Hidayat. (2007). Metodologi Penelitian.
Jakarta : Rineka Cipta
Johnson, Ruth, dan Taylor W. 2004.
Buku Ajar Praktik Kebidanan.
Penerjemah: Suharyati Samba.
Editor: Sari Kurniasih, Monica
Ester. Jakarta: EGC.
Marmi.(2012). Asuhan Neonatus, Bayi,
Balita, Dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta:Pustaka Belajar
Molika, E.(2014). Kesalahan Fatal Ibu
Merawat
Si
Buah
Hati.
Jakarta:Arena Kids
Notoatmodjo, S. (2007). Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
_____________ (2011). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Padila.(2014). Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta:Nuha Medika
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Selopampang Kab. Temanggung
8
Download