83 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Tujuan Pengujian Pengujian yang akan dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan pada beberapa bagian secara terpisah, kemudian dilakukan dalam sistem yang telah terintegrasi. Setelah melakukan perencanaan dan perancangan, selanjutnya perlu dilakukan pengujian dan pengukuran terhadap peralatan. Dalam pengujian dan analisa sistem, terlebih dahulu harus menjalankan rangkaian secara benar dalam pemasangan dan integrasi hardware maupun software. Tujuan pengujian berguna untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang terjadi, langkah ini untuk mengetahui kondisi peralatan yang direncanakan sudah dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang dikehendaki atau tidak. Pengujian ini mencakup uji coba terhadap terhadap sistem RFID, sistem mikrokontroler, perangkat lunak, dan keseluruhan sistem. Pengujian pada bagianbagian perangkat meliputi : 1. Pengujian rangkaian power supply. 2. Pengujian rangkaian ISP downloader. 3. Pengujian rangkaian sistem minimum mikrokontroller ATmega 16. 4. Pengujian LCD 84 5. Pengujian rangaian RFID. 6. Pengujian sistem keseluruhan. 4.2. Pengujian Perangkat Power Supply Untuk pengujian modul Power Supply berkerja dengan baik akan dilakukan pengujian pada rangkaian. Dalam pengujian suplai daya yang digunakan untuk beberapa rangkaian yang menggunkan tegangan 5 dan12 volt. suplai yang digunakan adalah baterai 12 volt untuk rangkaian regulator 5 volt. Suplai daya pada modul transmitter dan receiver menggunakan dua buah suplai daya, yaitu sebesar 12 V dan 5 V. Pada gambar 4.1 dapat dilihat jalur tegangan yang dihasilkan pada rangkaian. 1212 Volt volt Jalur 5 Volt 12 Volt Regulator 5 Volt 12 Volt Suplai 12 volt Gambar 4.1 Rangkain power supply. Penggunaan power suplai 12 volt digunakan untuk modul mikrokontroller dan suplai tegangan untuk driver motor. Dari rangkaian memiliki satu masukkan dari 85 baterai 12 volt, 3 channel keluaran 12 volt dan 5 channel keluaran 5 volt. Tabel 4.1 merupakan tabel hasil pengujian pengukuran suplai daya. Tabel 4.1 Hasil pengujian regulator Pengukuran Tegangan 1 4.79Volt 2 4.8 Volt 3 4.9 Volt 4 4.95 Volt 5 5 Volt Dari beberapa pengukuran pada power suplai dapat dilihat presentasi kesalahan sebesar 0.2 %. Adanya perbedaan pengukuran tegangan pada regulator 5 volt disebabkan oleh penurunan suplai daya dari baterai 12 volt. Tegangan pada regulator dapat digunakan, karena tegangan dalam batas yang memenuhi untuk mensuplai beberapa rangkiaan robot yang membutuhkan suplai 5 volt. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa rangkaian regulator dapat digunakan untuk mensuplai beberapa modul yang digunakan untuk pembuatan robot. 86 4.3 Pengujian Rangkaian Downloader Rangkaian downloader digunakan untuk meng-compile program yang sudah dibuat pada komputer ke mikrokontroller. Pengujian rangkaian downloader dilakukan untuk mengetahui apakah rangkaian ini dapat bekerja dengan baik atau tidak. Apabila rangkaian ini tidak berfungsi maka program tidak dapat di-compile ke mikrokontroller, hal ini akan menghambat seluruh kinerja sistem yang ada. Pada mikrokontroller, rangkaian downloader dihubungkan dengan pin MOSI, MISO, dan SCK yang terdapat pada port B. Peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian rangkaian downloader adalah sebagai berikut : 1. DC Power Supply 12 V 2. Rangkaian Downloader 3. Modul Atmega16 4. PC (komputer) 5. Software CodeVisionAVR Evaluation V2.04.4a. Untuk mengetahui apakah rangkaian ini dapat bekerja dengan baik, dilakukan percobaan download program menggunakan software CodeVisionAVR Evaluation V2.04.4a. yang sudah ter-instal pada komputer. Sebelum proses download software CodeVisionAVR harus diatur terlebih dahulu, seperti terlihat pada gambar 4.2. 87 Gambar 4.2 Programmer Setting untuk Rangkaian Downloader. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa programmer settings yang dipilih adalah Kanda sistem STK200+/300, hal ini dikarenakan sistem tersebut support terhadap rangkaian downloader yang sudah dibuat. Kemudian setelah itu dilakukan proses download menggunakan CodeVision Chip Programmer yang sudah ada pada software. 88 Gambar 4.3 CodeVision Chip Programmer untuk proses download. Gambar 4.4 Proses mendownload mikrokontroller. 89 Dari proses gambar 4.4 program berhasil di download ke mikrokontroller. Dari hasil pengujian diketahui bahwa rangkaian downloader dapat bekerja dengan baik, yaitu dapat mengirimkan data program dari komputer ke dalam mikrokontroller. Hal ini dilihat pada pada saat proses peng-compile-an program menggunakan Chip Programmer pada software CodeVision AVR. 4.4 Pengujian Minimum Sistem ATmega8535 Untuk pengujian modul mikrokontroller ATmega 8535 berkerja dengan baik akan dilakukan pengujian pada jalur-jalur port yang dimiliki oleh mikrokontroller Atmega 16. Untuk pengujian modul dilakukan pengisian program terlebih dahulu menggunakan CodeVisionAVR Evaluation V2.04.4a. Dengan mengcompile program ke mikrokontroller kita dapat mengetahui adanya eror atau tidak. Untuk menjalankan program, caranya hubungkan langsung antara komputer dengan mikrokontroller melalui rangkaian downloader kemudian lakukan download program. Lalu lihat pada CodeVision AVR Evaluation V2.04.4a apakah program berhasil terdowload. Bila berhasil berarti modul ATmega 8535 dapat digunakan. Peralatan yang digunakan untuk pengujian modul atmega 8535 : 1. DC power suplai +5V. 2. Modul mikrokontroler ATmega8535. 3. Kabel Downloader. 90 4. Seperangkat PC. 5. Software CodeVisionAVR Evaluation V2.04.4a Rangkaian yang digunakan untuk melakukan pengujian sistem minimum adalah sebagai berikut : Gambar 4.5 Blok diagram pengujian minimum sistem Untuk pengujian modul mikrokontroller dibuat program menyalakan led pada port C mikrokontroller atmega 16. Menggunakan bantuan Software CodeVisionAVR Evaluation V2.04.4a. 91 Gambar 4.6 Listing program pengujian minimum sistem Pada program yang sudah kita download ke dalam mikrokontroller. Dapat lihat kondisi pada rangkaian led yang disambungkan pada port C, apakah led bergantian selama satu detik kemudian mematikannya kembali sesuai kondisi program yang diberikan. Tabel 4.2 merupakan tabel pengujian pada led. Tabel 4.2 Kondisi pengujian led No Output 1 11111111 2 00000000 3 01010101 Kondisi led 92 4 10101010 Pengujian pada rangkain led terlihat keluaran yang sama pada program yang telah dibuat untuk pengujian. Kondisi rangkaiaan led berubah nyala atau mati sesuai dengan proram yang diberikan setiap satu detik seperti pada kondisi led yang ditunjukkan pada tabel 4.2. Dari hasil tersebut dapat dianalisa bahwa minimum sistem mikrokontroler ATmega16 dapat berfungsi dengan baik dan dapat diprogram untuk aplikasi pergerakan robot selanjutnya. 4.5 Pengujian LCD Pengujian LCD ini untuk mengetahui apakah LCD dapat dipakai atau rusak. Pengujian pertama yang dilakukan dengan memberi tegangan pada pada kaki catu daya (kaki 2 dan 15). Maka LCD akan menyala, namun demikian tidak berarti LCD akan bekerja dengan. Blok diagram sistem yang digunakan dalam pengujian LCD adalah sebagai berikut: Gambar 4.7 Blok diagram pengujian LCD 93 Peralatan yang digunakan untuk pengujian LCD : 1. DC power suplai +5V. 2. Modul mikrokontroler ATmega16. 3. Kabel Downloader. 4. Seperangkat PC. 5. Software CodeVisionAVR Evaluation V2.04.4a 6. LCD 2x16. Pengujian selanjutnya adalah menjalankan program menggunakan sistem minimum ATmega16 yang akan di tampilkan oleh LCD melalui port B. Sebagai contoh perintah untuk menampilkan tulisan “TEKNIK ELEKTRO Mercu Buana”. Pada CodeWizartAVR dilakukan pengaturan port B untuk LCD. Selanjutnya pada CodeVisionAVR dituliskan program sebagai berikut: Gambar 4.8 Listing program LCD. 94 Hasil dari program yang telah dibuat dapat dilihat pada tampillan lcd pada gambar 4.9 sebagai berikut : Gambar 4.9 Tampilan pada LCD. Tampilan pada LCD 2x16 sama seperti program yang telah di buat. Yaitu pada tampilan pada LCD “TEKNIK ELEKTRO Mercu Buana”. Dari hasil tersebut dapat dianalisa bahwa LCD yang digunakan dapat berfungsi dengan baik dan dapat digunakan untuk aplikasi penampilan data secara digital pada robot. 4.6. Pengujian RFID 4.6.1. Uji Coba dan Analisis Pendeteksian RFID Reader Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui berapa jarak pendeteksian RFID Tag Card yang dapat dilakukan oleh RFID Reader. Pengujian dilakukan dengan mendekatkan RFID Tag Card ke RFID Reader dengan jarak tertentu dan kemudian diukur oleh mistar ukur. Apabila RFID Tag Card terdeteksi oleh RFID Reader maka buzzer pada rangkaian akan berbunyi. 95 Metode yang digunakan untuk melakukan ujicoba ini dapat dilihat pada Gambar 6. TAG CARD Jarak (cm) READER Gambar 4.10. Metode Pengambilan Data Jarak Deteksi RFID Reader Tabel 4.2 Data Jarak Deteksi RFID Jarak Kondisi 12 (cm) 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Tidak RFID Tidak Tidak terdeteksi Reade Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi Tidak r terdeteksi Tidak terdeteksi Terdeteksi terdeteksi Terdeteksi terdeteksi Terdeteksi Terdeteksi Terdeteksi Tidak Kondisi Tidak Tidak berbunyi Buzzer Tidak berbunyi Tidak berbunyi Tidak berbunyi Tidak berbunyi Berbunyi berbunyi Berbunyi berbunyi Berbunyi Berbunyi Berbunyi Dari uji coba tersebut dapat disimpulkan bahwa jarak maksimal untuk RFID Reader membaca data dari RFID Tag Card adalah 5 cm. Ketika RFID Reader telah mendeteksi keberadaan RFID Tag Card maka buzzer akan berbunyi, sehingga buzzer berfungsi sebagai indikator ketika RFID Reader telah mendeteksi 96 keberadaan RFID Tag Card. 4.6.2. Uji Coba dan Analisis Komunikasi Serial RFID Reader Pada uji coba ini dilakukan pengambilan data yang terdapat di dalam 4 buah RFID Tag Card. Keluaran dari RFID Tag Card masih berupa data-data analog oleh karena itu dibutuhkan RFID Reader untuk mengubah data-data analog tersebut menjadi data-data digital berupa data ASCII sebesar 16 Byte. Pada pembacaan data RFID Tag Card, port serial pada PC dihubungkan ke pin 8 RFID Reader melalui kabel DB 9 Male-Female dan konektor DB 9 Female. Untuk penampilan data RFID digunakan program hyper terminal yang terdapat pada PC. Adapun setting pada hyper terminal agar data yang keluar akurat ditunjukkan oleh Gambar 7. Gambar 4.11. Setting Hyper Terminal Saat Berkomunikasi Dengan RFID