gambaran pengetahuan dan sikap wus tentang deteksi dini kanker

advertisement
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WUS TENTANG DETEKSI DINI KANKER
PAYUDARA DI PUSKESMAS SIMPANG IV SIPIN KOTA JAMBI TAHUN 2015
DESCRIPTION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF WOMEN IN CHILDBEARING AGE
TOWARDS EARLY DETECTION OF BREAST CANCER IN PUSKESMAS SIMPANG IV
SIPIN IN JAMBI CITY 2015
1
2
*Marinawati , Laila
1,2
STIKes Prima Jambi
*
Korespondensi penulis : [email protected]
ABSTRAK
Jumlah penderita kanker payudara di Indonesia berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) 2007, kejadian kanker payudara sebanyak 8.227 kasus atau 16,86 %. Keterlambatan
mengetahui bahwa seorang wanita telah mengidap kanker payudara hingga stadium lanjut
dikarenakan rendahnya pemahaman wanita tentang kanker payudara itu sendiri dan rendahnya
kesadaran untuk melakukan pemeriksaan terhadap payudaranya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Gambaran pengetahuan dan sikap Wus tentang Deteksi dini kanker payudara di
Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi Tahun 2015.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap
WUS tentang deteksi dini kanker payudara. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh WUS pada
bulan Juni di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi Tahun 2015 yaitu sebanyak
327 orang dengan jumlah sampel 33 orang yang dilakukan pada tanggal 13-15 Agustus 2015. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah univariat.
Berdasarkan hasil penelitian dari 33 responden terdapat sebanyak 23 responden (69,7%) mempunyai
pengetahuan kurang baik dan sebanyak 10 responden (30,3%) mempunyai pengetahuan baik
tentang deteksi dini kanker payudara, sebanyak 17 responden (51,5%) memiliki sikap positif tentang
deteksi dini kanker payudara, dan sebanyak 16 responden (48,5%) memiliki sikap positif tentang
deteksi dini kanker payudara.
Diharapkan petugas kesehatan melakukan penyuluhan kesehatan mengenai deteksi dini kanker
payudara, serta pengarahan kepada wanita usia subur secara rutin melakukan deteksi dini kanker
payudara agar mereka aktif dalam melakukan deteksi dini dan mengajak kader untuk
menginformasikan mengenai deteksi dini kanker payudara
Kata Kunci : pengetahuan, sikap dan deteksi dini kanker payudara
ABSTRACT
Based on data from hospital information system or called by SIRS in 2007, the number of
breast cancer in indonesia as many as 8.227 cases or 16.86 %.many women lack of knowing that she
exposed to breast cancer until that she found that she was already at the end stage, this is happened
because lack of knowledge about breast is aim to describe of knowledge and attitude of women in
childbearing age in Puskesmas Simpang IV Sipin in Jambi City 2015 .
This research is descriptive approach, which aim to describe of knowledge and attitude of
women in childbearing age towards early detection of breast cancer. Population in this research were
entired women in childbearing age in Puskesmas Simpang IV Sipin in June 2015 with total 327
people and the sample are 33 people and this research conducted in 13-15 August 2015. The sample
was taking by using accidental sampling. The analysis of the research was using univariate.
As the result shows, tha from 33 respondents there are 23 respondents (69,7%) have poor
knowledge about early detection of breast cancer. Than , there are 17 respondents (51,5%) have
positive attitude towards early detection of breast cancer and there are 16 respondents (48,5%) have
negative attitude.
Therefore we suggest to health professional to provide counseling about early detection of
breast cancer, also motivate them the women in childbearing age to do breast examination routinelly
and persuade the cadre to give this information to all women in their community.
Keywords:
knowledge,
attitude
for
early
detection
of
breast
cancer
149
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
No.2 Vol.4 Agustus 2015
PENDAHULUAN
Kanker payudara dikenal sebagai
salah satu kanker yang paling sering
menyerang kaum wanita setelah kanker
serviks. Kanker menjadi momok bagi
semua orang selain itu kecenderungan
peningkatan prevalensinya tidak dapat
dihindari. Timbulnya rasa ketakutan ini
karena angka kematian akibat kanker yang
sangat tinggi. Hal ini terjadi tidak hanya di
Indonesia melainkan juga di berbagai
negara. Insiden kanker payudara sangat
bervariasi di seluruh dunia, secara umum
kanker puyudara lebih banyak ditemukan
di negara maju dibandingkan negara
berkembang (Bustan, 2007).
Organisasi Badan Kesehatan Dunia
(WHO) 8-9% wanita akan mengalami
kanker payudara. Ini menjadikan kanker
payudara sebagai jenis kanker yang paling
banyak ditemui pada wanita. Laporan
WHO tahun 2005 jumlah perempuan
penderita kanker payudara mencapai
1.150.000 orang 700.000 diantaranya
tinggal di Negara berkembang, termasuk
Indonesia. Beradasarkan data Globocan,
International Agency for Research on
Cancer (IARC) (2002), didapatkan estimasi
insiden kanker payudara di Indonesia
sebesar 26 per 100.000 perempuan
(Depkes RI, 2008). Data dari Badan
Register Kanker Dokter Ahli Indonesia
(IAPI) pada perempuan kanker payudara
menduduki urutan kedua terbanyak dari
seluruh kasus kanker dengan proporsi
12,2% (Juliana, 2005).
Kanker payudara di seluruh dunia
menempati urutan kelima penyebab
kematian oleh karena kanker (kanker paru,
kanker lambung, kanker hati, kanker usus
besar). Penderita kanker payudara di
seluruh dunia lebih dari sepuluh juta
penderita baru dan lebih dari enam juta
mengalami kematian. Negara maju seperti
Amerika
Serikat,
prevalensi
kanker
payudara pada wanita menduduki tempat
nomor dua setelah kanker serviks uterus,
hal ini disebabkan oleh tingkat sosial dan
gaya hidup masyarakat. 28% terjadi pada
wanita kulit putih dan 25% pada wanita
kulit hitam (Sjamsuhidajat, 2005).
Jumlah penderita di Indonesia
berdasar data Sistem Informasi Rumah
Sakit (SIRS) 2007, kejadian kanker
payudara sebanyak 8.227 kasus atau
16,86 %. Prevalensi kanker payudara di
Indonesia diperkirakan 10 dari 100.000
penduduk dan 70% dari penderita
memeriksakan dirinya pada keadaan
stadium lanjut. Berdasarkan data dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
jumlah kasus kanker payudara mencapai
20 kasus pada tahun 2007 dan meningkat
281 kasus pada tahun 2010. Tingginya
angka kematian akibat kanker payudara
disebabkan penderita kanker payudara
datang ke pelayanan kesehatan dalam
stadium inoperable atau stadium lanjut dan
sukar disembuhkan, padahal pemeriksaan
terhadap kemungkinan adanya gejala
kanker secara dini dapat dilakukan oleh diri
sendiri sehingga dapat dilakukan sewaktuwaktu dan tanpa biaya (Hastuti, 2010).
Meskipun belum ada penyebab
spesifik kanker payudara, hampir 60%
wanita yang didiagnosa kanker payudara
tidak mempunyai faktor risiko yang
teridentifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa
semua wanita dianggap berisiko untuk
mengalami kanker payudara selama
hidupnya (Wijaya, 2013).
Keterlambatan mengetahui bahwa
seorang wanita telah mengidap kanker
payudara
hingga
stadium
lanjut
dikarenakan
rendahnya
pemahaman
wanita tentang kanker payudara itu sendiri
dan
rendahnya
kesadaran
untuk
melakukan
pemeriksaan
terhadap
payudaranya.
Tingkat
pemahaman
masyarakat yang masih rendah dan
adanya mitos-mitos yang keliru tentang
kanker payudara menjadi salah satu faktor
penyebab keterlambatan penanganan
kanker payudara. Pendidikan kesehatan
tentang kanker payudara dan pemeriksaan
payudara
sendiri
akan
menambah
pengetahuan sehingga akan meningkatkan
status kesehatan perempuan (Nugraheni,
2010).
Seorang wanita mempunyai peluang
7 % mengembangkan kanker payudara,
2,7 % mengembangkan kanker usus, 2,3
% mengembangkan kanker leher rahim.
Cara yang paling meyakinkan untuk
mengendalikan kanker dan membunuh
indung kanker adalah mendeteksinya
sebelum tumbuh lebih lanjut. Asosiasi
kanker Amerika menekankan pentingnya
deteksi awal kanker dan menasehati
wanita untuk berkonsultasi ke dokter
150
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
No.2 Vol.4 Agustus 2015
dengan segera jika salah satu gejalanya
muncul (Setiati, 2012).
Berdasarkan data dari Provinsi Jambi
Tahun 2013 bahwa jumlah pemeriksaan
klinis payudara (CBE) di Provinsi Jambi
sebanyak 186 orang.Berdasarkan data
penderita kanker payudara yang diperoleh
dari Ruang Rawat Inap RSUD Raden
Mattaher pada tahun 2013 – 2014, seperti
yang tercantum pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Jumlah Penderita Kanker
Payudara di RSUD Raden Mattaher
Jambi pada Tahun 2010 – 2013
Tahun Jumlah Meninggal %
2013
168
11
6,5
2014
121
12
9,9
Jumlah
289
23
7,9
Sumber: Rekam Medik RSUD Raden
Mattaher Jambi, 2014
Tabel 1 di atas menunjukkan
bahwa masih banyaknya penderita kanker
payudara pada tahun 2014 yaitu sebanyak
121 sedangkan yang meninggal 12 orang.
Menurut data dari dinas kesehatan
Kota Jambi dari 20 puskesmas di Kota
Jambi menunjukkan jumlah PUS yang
dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2
Jumlah WUS dan Penderita Kanker
Payudara di 20 Puskesmas Kota
Jambi Tahun 2014
Nama
Jumlah
Kanker
Puskesmas
WUS
Payudara
Aurduri
7239
0
Kenali Besar
6355
0
Kebun
5502
0
Handil
Kebun Kopi
3181
0
Koni
2161
0
Olak
2029
0
Kemang
Payo
3483
0
Selincah
Paal V
3986
1
Paal X
4149
0
Paal Merah
3888
0
Paal Merah
3427
0
Pakuan
5021
4
Baru
Putri Ayu
7256
3
Rawasari
10912
2
Simpang
4991
1
Kawat
Simpang 1V 6399
5
Sipin
Tahtul
2220
0
Yaman
Tanjung
6033
0
Pinang
Talang
6725
0
Bakung
Talang
3852
0
Banjar
Jumlah
93968
16
Sumber : Diknas Kota Jambi, 2014
Berdasarkan tabel 2 di atas
menunjukkan bahwa jumlah penderita
kanker payudaraterbanyak di Kota Jambi
adalah Puskesmas Simpang IV Sipin Kota
Jambi yaitu sebanyak 5 orang.
Informasi akan mempengaruhi
tingkat
pengetahuan
seseorang.Bila
seseorang memperoleh informasi, maka ia
cenderung mempunyai pengetahuan yang
lebih luas. Sumber informasi adalah segala
sesuatu yang menjadi dukungan antara
dalam
menyampaikan
informasi,
merangsang pikiran dan keamanan
(Notoatmodjo, 2007). Untuk itu diperlukan
sumber informasi yang cukup bagi WUS
agar dapat merubah pola perilaku dalam
melakukan deteksi dini kanker payudara.
Pengetahuan
diperoleh
dari
penalaran, penjelasan, pengalaman dan
informasi
yang
mereka
peroleh.
Rendahnya pengetahuan dan kurangnya
informasi menjadikan WUS tidak tahu akan
dampak kanker payudara dan masih
menganggap kanker payudara adalah hal
yang normal sehingga tidak perlu
melakukan deteksi dini kanker payudara.
Sikap
dalam
penelitian
ini
merupakan reaksi atau respons dari
WUSterhadapdeteksi dinikanker payudara.
Setelah WUS mengetahui tentang kanker
payudara(penyebabnya, akibatnya, deteksi
dininya, dan sebagainya), kemudian akan
mengadakan penilaian atau pendapat
tentang apa yang disikapinya. Sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi
terhadap perilaku deteksi dinikanker
payudara.
Deteksi dini kanker payudara dapat
dilakukan melalui deteksi dini. Kurangnya
kesadaran wanita yang melakukan deteksi
151
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
No.2 Vol.4 Agustus 2015
dini untuk menemukan kanker payudara
pada stadium awal, biasanya wanita
datang ke dokter dengan keadaan stadium
lanjut dan prognosisnya sudah buruk.
Menemukan kasus dini dengan cara
deteksi dini sebulan sekali dianjurkan
sehingga dapat meningkatkan harapan
hidup dan memberikan pilihan terapi
kepada penderita.
Deteksi dini dapat
dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
payudara sendiri atau dikenal dengan
istilah SADARI yang merupakan salah satu
langkah deteksi dini untuk menemukan
kanker payudara stadium awal yang akan
lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin,
dikarenakan sekitar 85% kelainan di
payudara biasanya pertama kali dikenali
oleh penderita (Sjamsuhidajat, 2005).
Pemeriksaan diagnostic merupakan
salah satu upaya menemukan kanker
dalam stadium dini. Sedangkan untuk
mengenali benjolan pada payudara anda
dapat melakukan pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) secara teratur. Umumnya
benjolan
yang
ditemukan
dengan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
secara teratur berukuran 1,5 - 2 cm,
sedangkan benjolan yang tidak sengaja
teraba biasanya telah berukuran di atas 2
cm (terbanyak 3 cm). Jika dikelola dengan
baik kita bisa mengurangi risiko kanker
payudara, misalnya dengan menjalankan
hidup sehat, rutin berolahraga, melakukan
SADARI secara rutin, menjauhi rokok dan
alkohol, serta makanan yang berlemak.
Menyusui juga direkomendasikan untuk
mengurangi risiko munculnya kanker
payudara. Perbanyak juga makan sayuran,
buah-buahan, biji - bijian seperti tempe,
tahu,
dan
makan
yang
banyak
mengandung serat (Lucia dalam Ekanita,
2013).
Hasil
penelitian
yang
telah
dilakukan Ekanita (2013) hubungan antara
pengetahuan dan sikap WUS terhadap
perilaku pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI).Hasil
penelitian
didapatkan
pengetahuan WUS tentang SADARI
sebagian
besar
dengan
kategori
pengetahuan cukup baik yaitusebanyak 40
responden (43%), sikap WUS dalam
melakukan
SADARI
sebagian
besardengan kategori sikap tidak baik yaitu
sebanyak 59 responden (63,44%), perilaku
WUSdalam melakukan SADARI sebagian
besar dengan kategori tidak pernah
sebanyak 46responden (49,5%), ada
hubungan antara pengetahuan WUS
dengan
perilaku
SADARI,dan
ada
hubungan antara sikap WUS dengan
perilaku SADARI.
Berdasarkan survey awal yang
dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
Simpang IV SipinKota Jambi pada empat
responden,
tiga
mengatakan
tidak
mengetahui cara deteksi dini kanker
payudara serta bahaya kanker payudara
dan satu responden mengatakan paham
tentang deteksi dinikanker payudara. tiga
dari empat responden mengatakan tidak
pernah melakukan SADARi dan satu
responden mengatakan rutin melakukan
SADARI.
Berdasarkan
kondisi
tersebut
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang gambaran pengetahuan dan sikap
WUS tentang deteksi dini kanker payudara
di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota
Jambi Tahun 2015.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersikap deskriptif
dengan pendekatan survey. Penelitian ini
dilakukan di Puskesmas Simpang IV Sipin
Kota Jambi. Populasi penelitian ini
berjumlah 327 orang dan sampel
berjumlah
33
responden.
Teknik
penambilan
sampel
menggunakan
Accidental sampling . Penelitian ini telah
dilakukan pada bulan Agustus tahun 2015.
Analisis data yang digunakan univariat
(Nursalam 2008).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Pengetahuan WUS tentang
Deteksi Dini Kanker Payudara di
Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi
Tahun 2015
Gambaran
pengetahuan
responden
tentang deteksi dini kanker payudara di
Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi
diperoleh melalui pengisian kuesioner yang
berisi 11 pertanyaan terstruktur mengenai
deteksi dini kanker payudara Untuk
mengetahui hasil pengetahuan dapat
dilihat
pada
tabel berikut:
152
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
No.2 Vol.4 Agustus 2015
Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan
Pengetahuan WUS tentang Deteksi Dini
Kanker Payudara di Puskesmas
Simpang IV Sipin Kota JambiTahun
2015
(n=33)
Pengetahu Jumla Persenta
an
h
se (%)
(oran
g)
Kurang
23
69,7
baik
Baik
10
30,3
Jumlah
33
100
Berdasarkan tabel 3 diatas, diketahui
bahwa dari 33 responden terdapat
sebanyak
23
responden
(69,7%)
mempunyai pengetahuan kurang baik dan
sebanyak
10
responden
(30,3%)
mempunyai pengetahuan baik tentang
deteksi dini kanker payudara.
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner
oleh para responden dalam penelitian ini
diketahui bahwa sebagian
responden
menjawab salah yaitu sebanyak 17
responden (39,4%) tidak mengetahui
tujuan SADARI, sebanyak 16 responden
(36,4%) tidak mengetahui apa itu deteksi
dini kanker payudara dan tentang SADARI.
Sedangkan
sebagian
responden
menjawab benar yaitu sebanyak 28
responden
(84,8%)
mengetahui
mendeteksi kanker payudara, wanita harus
memeriksa diri sendiri, sebanyak 27
responden (81,8%) mengetahui bahwa
cairan seperti nanah yang keluar dari
puting termasuk gejala dari kanker
payudara
Asumsi
peneliti
terhadap
pengetahuan WUS bahwa rata-rata
memiliki pengetahuan yang kurang baik
tentang deteksi dini kanker payudara,
dapat dikarenakan kurangnya informasi
mengenai deteksi dini kanker payudara
misalnya kurangnya penyuluhan, konseling
dari petugas kesehatan, maupun melalui
buku bacaan, poster, pamlet serta brosur
lainnya. Konseling dari tenaga kesehatan
secara langsung akan berpengaruh
terhadap pengetahuan WUS.
Gambaran Sikap WUS tentang Deteksi
Dini Kanker Payudara di Puskesmas
Simpang IV Sipin Kota Jambi Tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui
gambaran
sikap
WUS
berdasarkan hasil pengisian kuesioner
oleh 33 responden, didapat menunjukkan
bahwa sebanyak 17 responden (51,5%)
memiliki sikap positif tentang deteksi dini
kanker payudara, dan sebanyak 16
responden (48,5%) memiliki sikap negative
tentang deteksi dini kanker payudara.
Tabel 4. Distribusi Responden
Berdasarkan Sikap WUS Tentang
Deteksi Dini Kanker Payudara di
Puskesmas Simpang IV Sipin Kota
Jambi Tahun 2015
(n=33)
Sikap
Jumlah Persentase
(orang) (%)
Negatif
Positif
Jumlah
17
51,5
16
48,5
33
100
Berdasarkan hasil penelitian tentang
deteksi dini kanker payudara rata-rata
responden yang memiliki sikap yang
negatif, hal ini terlihat dari jawaban
responden yang tidak setuju jika makan
makanan
yang
dibakar
merupakan
pencegahan kanker payudara dan tidak
harus berolahraga secara rutin untuk
mencegah terjadinya kanker payudara.
Sikap dalam penelitian ini merupakan
reaksi atau respons dari WUS terhadap
deteksi dini kanker payudara. Setelah
WUS mengetahui tentang deteksi dini
kanker
payudara,
kemudian
akan
mengadakan penilaian atau pendapat
tentang apa yang disikapinya. Sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi
terhadap perilaku pencegahan kanker
payudara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penetahuan yang kurang baik belum tentu
mempunyai sikap yang negatif. Untuk itu
peran
petugas
kesehatan
sangat
153
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
No.2 Vol.4 Agustus 2015
diperlukan agar petugas kesehatan
menjalankan perannya sebagai pendidik
untuk dapat memberikan penyuluhan
terhadap WUS untuk dapat meningkatkan
sikap WUS tentang deteksi dini kanker
payudara guna membangun dukungan
untuk pelayanan kesehatan reproduksi
yang tepat dan informasi yang tepat
tentang deteksi dini kanker payudara.
Oleh karena itu, perlu dilakukan
kegiatan-kegiatan
yang
dapat
menyelesaikan masalah tersebut dengan
meningkatkan kesadaran WUS untuk
melakukan personal hygiene yang baik
dan juga meningkatkan pengetahuan dan
sikap WUS mengenai deteksi dini kanker
payudara.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengetahuan
diketahui bahwa dari dari 33 responden
terdapat sebanyak 23 responden (69,7%)
mempunyai pengetahuan kurang baik dan
sebanyak
10
responden
(30,3%)
mempunyai pengetahuan baik tentang
deteksi dini kanker payudara; Berdasarkan
hasil sikap diketahui bahwa dari 33
responden,
didapat
sebanyak
17
responden (51,5%) memiliki sikap positif
tentang deteksi dini kanker payudara, dan
sebanyak 16 responden (48,5%) memiliki
sikap positif tentang deteksi dini kanker
payudara.
Juliana. 2005. Karakteristik penderita
kanker payudara rawat inap di RS
Tembakau Umum Daerah Propinsi
Riau Pekanbaru Tahun 2000-2004,
Skripsi, FKM USU Medan
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.
Jakarta
Notoatmodjo,S. 2010. Ilmu Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta
Notoatmodjo,S
2010.
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta
Nugraheni, M. 2010. Sadari lebih awal 4
gejala kanker payudara. Yayasan
Kesehatan Payudara Jakarta
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metode Penelitian Ilmu Keperawatan,
Ed. 2. Salemba Medika
Setiati, 2012. Kanker Penanganan Tumor
dan Kanker pada Wanita. Pustaka
Rama.Yogyakarta
Sjamsuhidajat, R. dan De Jong W. 2005.
Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Wawan & Dewi. 2010. Teori Pengukuran
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular. Jakarta : Rineka
Cipta
Wijaya, 2013. Keperawatan Medikal
Bedah. Nuha Medika Yogyakarta
Ekanita.
2013.
Hubungan
Antara
Pengetahuan dan Sikap WUS
Terhadap Perilaku Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI). 168
Bidan Prada : Jurnal Ilmiah
Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi
Desember 2013, hlm. 167-177
Hastuti, R.Y., 2010. Hubungan Tingkat
Pengetahuan
Tentang
Kanker
Payudara Dengan Perilaku Deteksi
Dini Kanker Payudara Pada Wanita
Usia Subur di Desa Mojodoyong
Kedawung Sragen. Karya Tulis
Ilmiah. Surakarta : Prodi DIV
Kebidanan FK UNS
154
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
No.2 Vol.4 Agustus 2015
Download