GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WUS TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PUSKESMAS SIMPANG IV SIPIN KOTA JAMBI TAHUN 2015 DESCRIPTION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF WOMEN IN CHILDBEARING AGE TOWARDS EARLY DETECTION OF BREAST CANCER IN PUSKESMAS SIMPANG IV SIPIN IN JAMBI CITY 2015 1 2 *Marinawati , Laila 1,2 STIKes Prima Jambi * Korespondensi penulis : [email protected] ABSTRAK Jumlah penderita kanker payudara di Indonesia berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2007, kejadian kanker payudara sebanyak 8.227 kasus atau 16,86 %. Keterlambatan mengetahui bahwa seorang wanita telah mengidap kanker payudara hingga stadium lanjut dikarenakan rendahnya pemahaman wanita tentang kanker payudara itu sendiri dan rendahnya kesadaran untuk melakukan pemeriksaan terhadap payudaranya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran pengetahuan dan sikap Wus tentang Deteksi dini kanker payudara di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi Tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap WUS tentang deteksi dini kanker payudara. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh WUS pada bulan Juni di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi Tahun 2015 yaitu sebanyak 327 orang dengan jumlah sampel 33 orang yang dilakukan pada tanggal 13-15 Agustus 2015. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat. Berdasarkan hasil penelitian dari 33 responden terdapat sebanyak 23 responden (69,7%) mempunyai pengetahuan kurang baik dan sebanyak 10 responden (30,3%) mempunyai pengetahuan baik tentang deteksi dini kanker payudara, sebanyak 17 responden (51,5%) memiliki sikap positif tentang deteksi dini kanker payudara, dan sebanyak 16 responden (48,5%) memiliki sikap positif tentang deteksi dini kanker payudara. Diharapkan petugas kesehatan melakukan penyuluhan kesehatan mengenai deteksi dini kanker payudara, serta pengarahan kepada wanita usia subur secara rutin melakukan deteksi dini kanker payudara agar mereka aktif dalam melakukan deteksi dini dan mengajak kader untuk menginformasikan mengenai deteksi dini kanker payudara Kata Kunci : pengetahuan, sikap dan deteksi dini kanker payudara ABSTRACT Based on data from hospital information system or called by SIRS in 2007, the number of breast cancer in indonesia as many as 8.227 cases or 16.86 %.many women lack of knowing that she exposed to breast cancer until that she found that she was already at the end stage, this is happened because lack of knowledge about breast is aim to describe of knowledge and attitude of women in childbearing age in Puskesmas Simpang IV Sipin in Jambi City 2015 . This research is descriptive approach, which aim to describe of knowledge and attitude of women in childbearing age towards early detection of breast cancer. Population in this research were entired women in childbearing age in Puskesmas Simpang IV Sipin in June 2015 with total 327 people and the sample are 33 people and this research conducted in 13-15 August 2015. The sample was taking by using accidental sampling. The analysis of the research was using univariate. As the result shows, tha from 33 respondents there are 23 respondents (69,7%) have poor knowledge about early detection of breast cancer. Than , there are 17 respondents (51,5%) have positive attitude towards early detection of breast cancer and there are 16 respondents (48,5%) have negative attitude. Therefore we suggest to health professional to provide counseling about early detection of breast cancer, also motivate them the women in childbearing age to do breast examination routinelly and persuade the cadre to give this information to all women in their community. Keywords: knowledge, attitude for early detection of breast cancer 149 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015 PENDAHULUAN Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering menyerang kaum wanita setelah kanker serviks. Kanker menjadi momok bagi semua orang selain itu kecenderungan peningkatan prevalensinya tidak dapat dihindari. Timbulnya rasa ketakutan ini karena angka kematian akibat kanker yang sangat tinggi. Hal ini terjadi tidak hanya di Indonesia melainkan juga di berbagai negara. Insiden kanker payudara sangat bervariasi di seluruh dunia, secara umum kanker puyudara lebih banyak ditemukan di negara maju dibandingkan negara berkembang (Bustan, 2007). Organisasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Laporan WHO tahun 2005 jumlah perempuan penderita kanker payudara mencapai 1.150.000 orang 700.000 diantaranya tinggal di Negara berkembang, termasuk Indonesia. Beradasarkan data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) (2002), didapatkan estimasi insiden kanker payudara di Indonesia sebesar 26 per 100.000 perempuan (Depkes RI, 2008). Data dari Badan Register Kanker Dokter Ahli Indonesia (IAPI) pada perempuan kanker payudara menduduki urutan kedua terbanyak dari seluruh kasus kanker dengan proporsi 12,2% (Juliana, 2005). Kanker payudara di seluruh dunia menempati urutan kelima penyebab kematian oleh karena kanker (kanker paru, kanker lambung, kanker hati, kanker usus besar). Penderita kanker payudara di seluruh dunia lebih dari sepuluh juta penderita baru dan lebih dari enam juta mengalami kematian. Negara maju seperti Amerika Serikat, prevalensi kanker payudara pada wanita menduduki tempat nomor dua setelah kanker serviks uterus, hal ini disebabkan oleh tingkat sosial dan gaya hidup masyarakat. 28% terjadi pada wanita kulit putih dan 25% pada wanita kulit hitam (Sjamsuhidajat, 2005). Jumlah penderita di Indonesia berdasar data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2007, kejadian kanker payudara sebanyak 8.227 kasus atau 16,86 %. Prevalensi kanker payudara di Indonesia diperkirakan 10 dari 100.000 penduduk dan 70% dari penderita memeriksakan dirinya pada keadaan stadium lanjut. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak jumlah kasus kanker payudara mencapai 20 kasus pada tahun 2007 dan meningkat 281 kasus pada tahun 2010. Tingginya angka kematian akibat kanker payudara disebabkan penderita kanker payudara datang ke pelayanan kesehatan dalam stadium inoperable atau stadium lanjut dan sukar disembuhkan, padahal pemeriksaan terhadap kemungkinan adanya gejala kanker secara dini dapat dilakukan oleh diri sendiri sehingga dapat dilakukan sewaktuwaktu dan tanpa biaya (Hastuti, 2010). Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara, hampir 60% wanita yang didiagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor risiko yang teridentifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa semua wanita dianggap berisiko untuk mengalami kanker payudara selama hidupnya (Wijaya, 2013). Keterlambatan mengetahui bahwa seorang wanita telah mengidap kanker payudara hingga stadium lanjut dikarenakan rendahnya pemahaman wanita tentang kanker payudara itu sendiri dan rendahnya kesadaran untuk melakukan pemeriksaan terhadap payudaranya. Tingkat pemahaman masyarakat yang masih rendah dan adanya mitos-mitos yang keliru tentang kanker payudara menjadi salah satu faktor penyebab keterlambatan penanganan kanker payudara. Pendidikan kesehatan tentang kanker payudara dan pemeriksaan payudara sendiri akan menambah pengetahuan sehingga akan meningkatkan status kesehatan perempuan (Nugraheni, 2010). Seorang wanita mempunyai peluang 7 % mengembangkan kanker payudara, 2,7 % mengembangkan kanker usus, 2,3 % mengembangkan kanker leher rahim. Cara yang paling meyakinkan untuk mengendalikan kanker dan membunuh indung kanker adalah mendeteksinya sebelum tumbuh lebih lanjut. Asosiasi kanker Amerika menekankan pentingnya deteksi awal kanker dan menasehati wanita untuk berkonsultasi ke dokter 150 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015 dengan segera jika salah satu gejalanya muncul (Setiati, 2012). Berdasarkan data dari Provinsi Jambi Tahun 2013 bahwa jumlah pemeriksaan klinis payudara (CBE) di Provinsi Jambi sebanyak 186 orang.Berdasarkan data penderita kanker payudara yang diperoleh dari Ruang Rawat Inap RSUD Raden Mattaher pada tahun 2013 – 2014, seperti yang tercantum pada tabel berikut ini : Tabel 1. Jumlah Penderita Kanker Payudara di RSUD Raden Mattaher Jambi pada Tahun 2010 – 2013 Tahun Jumlah Meninggal % 2013 168 11 6,5 2014 121 12 9,9 Jumlah 289 23 7,9 Sumber: Rekam Medik RSUD Raden Mattaher Jambi, 2014 Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa masih banyaknya penderita kanker payudara pada tahun 2014 yaitu sebanyak 121 sedangkan yang meninggal 12 orang. Menurut data dari dinas kesehatan Kota Jambi dari 20 puskesmas di Kota Jambi menunjukkan jumlah PUS yang dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini : Tabel 2 Jumlah WUS dan Penderita Kanker Payudara di 20 Puskesmas Kota Jambi Tahun 2014 Nama Jumlah Kanker Puskesmas WUS Payudara Aurduri 7239 0 Kenali Besar 6355 0 Kebun 5502 0 Handil Kebun Kopi 3181 0 Koni 2161 0 Olak 2029 0 Kemang Payo 3483 0 Selincah Paal V 3986 1 Paal X 4149 0 Paal Merah 3888 0 Paal Merah 3427 0 Pakuan 5021 4 Baru Putri Ayu 7256 3 Rawasari 10912 2 Simpang 4991 1 Kawat Simpang 1V 6399 5 Sipin Tahtul 2220 0 Yaman Tanjung 6033 0 Pinang Talang 6725 0 Bakung Talang 3852 0 Banjar Jumlah 93968 16 Sumber : Diknas Kota Jambi, 2014 Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa jumlah penderita kanker payudaraterbanyak di Kota Jambi adalah Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi yaitu sebanyak 5 orang. Informasi akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.Bila seseorang memperoleh informasi, maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi dukungan antara dalam menyampaikan informasi, merangsang pikiran dan keamanan (Notoatmodjo, 2007). Untuk itu diperlukan sumber informasi yang cukup bagi WUS agar dapat merubah pola perilaku dalam melakukan deteksi dini kanker payudara. Pengetahuan diperoleh dari penalaran, penjelasan, pengalaman dan informasi yang mereka peroleh. Rendahnya pengetahuan dan kurangnya informasi menjadikan WUS tidak tahu akan dampak kanker payudara dan masih menganggap kanker payudara adalah hal yang normal sehingga tidak perlu melakukan deteksi dini kanker payudara. Sikap dalam penelitian ini merupakan reaksi atau respons dari WUSterhadapdeteksi dinikanker payudara. Setelah WUS mengetahui tentang kanker payudara(penyebabnya, akibatnya, deteksi dininya, dan sebagainya), kemudian akan mengadakan penilaian atau pendapat tentang apa yang disikapinya. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap perilaku deteksi dinikanker payudara. Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan melalui deteksi dini. Kurangnya kesadaran wanita yang melakukan deteksi 151 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015 dini untuk menemukan kanker payudara pada stadium awal, biasanya wanita datang ke dokter dengan keadaan stadium lanjut dan prognosisnya sudah buruk. Menemukan kasus dini dengan cara deteksi dini sebulan sekali dianjurkan sehingga dapat meningkatkan harapan hidup dan memberikan pilihan terapi kepada penderita. Deteksi dini dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau dikenal dengan istilah SADARI yang merupakan salah satu langkah deteksi dini untuk menemukan kanker payudara stadium awal yang akan lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin, dikarenakan sekitar 85% kelainan di payudara biasanya pertama kali dikenali oleh penderita (Sjamsuhidajat, 2005). Pemeriksaan diagnostic merupakan salah satu upaya menemukan kanker dalam stadium dini. Sedangkan untuk mengenali benjolan pada payudara anda dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara teratur. Umumnya benjolan yang ditemukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara teratur berukuran 1,5 - 2 cm, sedangkan benjolan yang tidak sengaja teraba biasanya telah berukuran di atas 2 cm (terbanyak 3 cm). Jika dikelola dengan baik kita bisa mengurangi risiko kanker payudara, misalnya dengan menjalankan hidup sehat, rutin berolahraga, melakukan SADARI secara rutin, menjauhi rokok dan alkohol, serta makanan yang berlemak. Menyusui juga direkomendasikan untuk mengurangi risiko munculnya kanker payudara. Perbanyak juga makan sayuran, buah-buahan, biji - bijian seperti tempe, tahu, dan makan yang banyak mengandung serat (Lucia dalam Ekanita, 2013). Hasil penelitian yang telah dilakukan Ekanita (2013) hubungan antara pengetahuan dan sikap WUS terhadap perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).Hasil penelitian didapatkan pengetahuan WUS tentang SADARI sebagian besar dengan kategori pengetahuan cukup baik yaitusebanyak 40 responden (43%), sikap WUS dalam melakukan SADARI sebagian besardengan kategori sikap tidak baik yaitu sebanyak 59 responden (63,44%), perilaku WUSdalam melakukan SADARI sebagian besar dengan kategori tidak pernah sebanyak 46responden (49,5%), ada hubungan antara pengetahuan WUS dengan perilaku SADARI,dan ada hubungan antara sikap WUS dengan perilaku SADARI. Berdasarkan survey awal yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang IV SipinKota Jambi pada empat responden, tiga mengatakan tidak mengetahui cara deteksi dini kanker payudara serta bahaya kanker payudara dan satu responden mengatakan paham tentang deteksi dinikanker payudara. tiga dari empat responden mengatakan tidak pernah melakukan SADARi dan satu responden mengatakan rutin melakukan SADARI. Berdasarkan kondisi tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan dan sikap WUS tentang deteksi dini kanker payudara di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi Tahun 2015. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersikap deskriptif dengan pendekatan survey. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi. Populasi penelitian ini berjumlah 327 orang dan sampel berjumlah 33 responden. Teknik penambilan sampel menggunakan Accidental sampling . Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus tahun 2015. Analisis data yang digunakan univariat (Nursalam 2008). HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Pengetahuan WUS tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi Tahun 2015 Gambaran pengetahuan responden tentang deteksi dini kanker payudara di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi diperoleh melalui pengisian kuesioner yang berisi 11 pertanyaan terstruktur mengenai deteksi dini kanker payudara Untuk mengetahui hasil pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut: 152 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015 Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan WUS tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota JambiTahun 2015 (n=33) Pengetahu Jumla Persenta an h se (%) (oran g) Kurang 23 69,7 baik Baik 10 30,3 Jumlah 33 100 Berdasarkan tabel 3 diatas, diketahui bahwa dari 33 responden terdapat sebanyak 23 responden (69,7%) mempunyai pengetahuan kurang baik dan sebanyak 10 responden (30,3%) mempunyai pengetahuan baik tentang deteksi dini kanker payudara. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh para responden dalam penelitian ini diketahui bahwa sebagian responden menjawab salah yaitu sebanyak 17 responden (39,4%) tidak mengetahui tujuan SADARI, sebanyak 16 responden (36,4%) tidak mengetahui apa itu deteksi dini kanker payudara dan tentang SADARI. Sedangkan sebagian responden menjawab benar yaitu sebanyak 28 responden (84,8%) mengetahui mendeteksi kanker payudara, wanita harus memeriksa diri sendiri, sebanyak 27 responden (81,8%) mengetahui bahwa cairan seperti nanah yang keluar dari puting termasuk gejala dari kanker payudara Asumsi peneliti terhadap pengetahuan WUS bahwa rata-rata memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang deteksi dini kanker payudara, dapat dikarenakan kurangnya informasi mengenai deteksi dini kanker payudara misalnya kurangnya penyuluhan, konseling dari petugas kesehatan, maupun melalui buku bacaan, poster, pamlet serta brosur lainnya. Konseling dari tenaga kesehatan secara langsung akan berpengaruh terhadap pengetahuan WUS. Gambaran Sikap WUS tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui gambaran sikap WUS berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh 33 responden, didapat menunjukkan bahwa sebanyak 17 responden (51,5%) memiliki sikap positif tentang deteksi dini kanker payudara, dan sebanyak 16 responden (48,5%) memiliki sikap negative tentang deteksi dini kanker payudara. Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap WUS Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi Tahun 2015 (n=33) Sikap Jumlah Persentase (orang) (%) Negatif Positif Jumlah 17 51,5 16 48,5 33 100 Berdasarkan hasil penelitian tentang deteksi dini kanker payudara rata-rata responden yang memiliki sikap yang negatif, hal ini terlihat dari jawaban responden yang tidak setuju jika makan makanan yang dibakar merupakan pencegahan kanker payudara dan tidak harus berolahraga secara rutin untuk mencegah terjadinya kanker payudara. Sikap dalam penelitian ini merupakan reaksi atau respons dari WUS terhadap deteksi dini kanker payudara. Setelah WUS mengetahui tentang deteksi dini kanker payudara, kemudian akan mengadakan penilaian atau pendapat tentang apa yang disikapinya. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap perilaku pencegahan kanker payudara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penetahuan yang kurang baik belum tentu mempunyai sikap yang negatif. Untuk itu peran petugas kesehatan sangat 153 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015 diperlukan agar petugas kesehatan menjalankan perannya sebagai pendidik untuk dapat memberikan penyuluhan terhadap WUS untuk dapat meningkatkan sikap WUS tentang deteksi dini kanker payudara guna membangun dukungan untuk pelayanan kesehatan reproduksi yang tepat dan informasi yang tepat tentang deteksi dini kanker payudara. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan meningkatkan kesadaran WUS untuk melakukan personal hygiene yang baik dan juga meningkatkan pengetahuan dan sikap WUS mengenai deteksi dini kanker payudara. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengetahuan diketahui bahwa dari dari 33 responden terdapat sebanyak 23 responden (69,7%) mempunyai pengetahuan kurang baik dan sebanyak 10 responden (30,3%) mempunyai pengetahuan baik tentang deteksi dini kanker payudara; Berdasarkan hasil sikap diketahui bahwa dari 33 responden, didapat sebanyak 17 responden (51,5%) memiliki sikap positif tentang deteksi dini kanker payudara, dan sebanyak 16 responden (48,5%) memiliki sikap positif tentang deteksi dini kanker payudara. Juliana. 2005. Karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di RS Tembakau Umum Daerah Propinsi Riau Pekanbaru Tahun 2000-2004, Skripsi, FKM USU Medan Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta Notoatmodjo,S. 2010. Ilmu Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta Notoatmodjo,S 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Nugraheni, M. 2010. Sadari lebih awal 4 gejala kanker payudara. Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan, Ed. 2. Salemba Medika Setiati, 2012. Kanker Penanganan Tumor dan Kanker pada Wanita. Pustaka Rama.Yogyakarta Sjamsuhidajat, R. dan De Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. Wawan & Dewi. 2010. Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta DAFTAR PUSTAKA Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta Wijaya, 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Nuha Medika Yogyakarta Ekanita. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap WUS Terhadap Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). 168 Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Desember 2013, hlm. 167-177 Hastuti, R.Y., 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Wanita Usia Subur di Desa Mojodoyong Kedawung Sragen. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta : Prodi DIV Kebidanan FK UNS 154 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015