laporan kinerja kementerian perdagangan triwulan i

advertisement
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN
PERDAGANGAN TRIWULAN I
KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Penyusunan Laporan Triwulanan Kementerian Perdagangan merupakan bentuk
kegiatan pemantauan perkembangan kinerja secara periodik yang bermanfaat
dalam memberikan kepastian dan pengendalian keserasian pelaksanaan program
yang sesuai dengan perencanaan tujuan dan sasaran yang tertuang dalam
rencana strategis Kementerian Perdagangan. Laporan Triwulanan sekaligus juga
merupakan bagian dari amanat Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang diatur dalam Keputusan Menteri
Perdagangan No. 1011/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP di
lingkungan Kementerian Perdagangan.
Pada dasarnya, Laporan Triwulananmemuat hasil dan capaian kontrak kinerja
pada tahun anggaran berjalan yang terbagi kedalam 3 (tiga) periode yakni
Triwulan I, II, dan III yang selanjutnya akan disusun menjadi LAKIP pada Triwulan
terakhir. Sebagai penutup, segala hal yang termuat dalam laporan ini kiranya
dapat memberi manfaat dalam pertimbangan dan keberlanjutan kebijakan
pembangunan perdagangan nasional, bagi generasi kini dan generasi ke depan,
menuju bangsa yang semakin berdaya saing dan sejahtera. Selain itu juga, kami
mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan laporan ini.
Jakarta, April 2013
KEPALA BIRO PERENCANAAN
ARIEF FADILLAH
i
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Triwulanan Kementerian Perdagangan merupakan sarana pemantauan kinerja
secara periodik berdasarkan dari realisasi indikator-indikator kontrak kinerja selama 3 (tiga)
bulan tahun berjalan. Pada tahun 2013, secara keseluruhan terdapat 23Indikator Kinerja dari
12Sasaran Strategis Kementerian yang diukur (lihat Tabel 1). Dari keseluruhan 23 Indikator
Kinerja tersebut, sebanyak 15 Indikator Kinerja dapat mencapai atau melampaui target yang
ditetapkan dalam Kontrak Kinerja, sedangkan 8 Indikator Kinerja lainnya belum mencapai
target. Dari 8 Indikator Kinerja yang belum mencapai target tersebut 3 Indikator Kinerja
realisasi targetnya diatas 25 %, 1 Indikator Kinerja realisasi targetnya masih 0 %, dan 2
Indikator Kinerja tidak menargetkan realisasi pada Triwulan I ini. Sedangkan untuk Indikator
Kinerja Pertumbungan Ekspor Non Migas masih terjadi defisit sehingga perlu ditingkatkan pada
trimester selanjutnya. Untuk mencapai target indikator tersebut, kendala dan permasalahan
perlu diselesaikan dan diatur sedemikian rupa sehingga dapat mengoptimalkan kinerja
bersangkutan agar diakhir tahun anggaran dapat sesuai target.
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2013
No
SASARAN STRATEGIS
1
Peningkatan
Pertumbuhan Ekspor
2
Diversifikasi Pasar
Tujuan Ekspor dan
diversifikasi produk
ekspor
3
4
5
6
Perbaikan citra produk
ekspor Indonesia
Peningkatan peran dan
kemampuan diplomasi
perdagangan
internasional
Penyederhanaan
Perizinan Perdagangan
Dalam dan Luar Negeri
Peningkatan output
sektor perdagangan
INDIKATOR KINERJA
Pertumbuhan ekspor non mingas
Total Ekspor
Rasio konsentrasi 5 negara tujuan ekspor
terbesar (CR5)
Pertumbuhan ekspor ke negara nontradisional
Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama
Skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt
Nation Brand Index (NBI)
Jumlah hasil perundingan perdagangan
internasional
Persentase Peningkatan nilai perdagangan
Indonesia dengan negara mitra FTA
Pelayanan perizinan sub sektor PDN yang
dapat dilayani secara online (Jenis)
Rata-rata waktu penyelesaian perizinan (Hari)
Perijinan ekspor dan impor yang dapat
dilayani secara onlie
Rata-rata waktu penyelesaian perijinan ekspor
dan impor
Pertumbuhan PDB sektor perdagangan (besar
dan eceran)
Rasio penggunaan produk dalam negeri
terhadap pengeluaran konsumsi rumah
tangga
Jumlah transaksi multilateral di bidang PBK
Realisasi Kinerja Triwulan I 2013
Target 2013
Capaian
%
2,7 %
194,7 US$ M
-3,3
45,4 US$ M
-45
23,3
47 %
51,52%
109,62
15 %
9,26%
61,73
53 %
53,35%
100,66
Skor 47
45,73
97,30
248 Hasil
Perundingan
50 Hasil
Perundingan
20,16
10 %
-
-
11 Jenis
12 Jenis
109
4 Hari
3,5 hari
113
75 Perijinan
76 perijinan
101,33
2 Hari
5,65
35,40
6,5 %
6,5%
100
95 %
96,8%
102
1.500.000 Lot
276.450
18,43
ii
No
SASARAN STRATEGIS
7
Peningkatan
Perlindungan Konsumen
Pengembangan sarana
distribusi perdagangan
dalam mendukung
kinerja logistik nasional
Stabilisasi Harga Bahan
Pokok
Penurunan Disparitas
Harga Bahan Pokok
Antar Propinsi
Peningkatan Kualitas
Laporan Keuangan dan
Akuntabilitas
Kementerian
Peningkatan Kinerja
Organisasi
8
9
10
11
12
INDIKATOR KINERJA
Nilai resi gudang yang diterbitkan
Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap
tahun (Unit)
Persentase realisasi revitalisasi pasar
tradisional
Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok
utama
Rata-rata rasio variasi harga provinsi
dibandingkan variasi harga nasional
Opini BPK atas Laporan Keuangan
Kementerian
Ranking PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi)
Penilaian terhadap akuntabilitas kinerja
Realisasi Kinerja Triwulan I 2013
Target 2013
Capaian
%
Rp. 100 M
Rp. 6,9 M
6,9
65 Unit
84 Unit
129
100 %
0
0
6,5 %
1,7%
382%
Rasio 2,2
2,8
72
Opini WTP
-
-
Ranking Top 3
-
-
Kategori B
B
100
Dari capaian Indikator Kinerja tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja Kementerian
Perdagangan pada kuartal pertama ini menunjukkan progres yang berkelanjutan sebagaimana
yang tercantum dalam Kontrak Kinerja Kementerian Perdagangan.
iii
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang ................................................................................................................... 1
B.
Maksud dan Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II AKUNTABILITAS KINERJA .................................................................................................... 3
A.
Capaian Kinerja.................................................................................................................. 3
Sasaran Strategis 1: "Peningkatan Pertumbuhan Ekspor Non-Migas" ................................. 3
Sasaran Strategis 2: "Diversifikasi Pasar Tujuan Ekspor dan Diversifikasi Produk Ekspor" ... 4
Sasaran Strategis 3: "Perbaikan Citra Produk Ekspor Indonesia".......................................... 8
Sasaran Strategis 4: "Peningkatan Peran dan Kemampuan Diplomasi Perdagangan
Internasional" ........................................................................................................................ 8
Sasaran Strategis 5: "Penyederhanaan Perizinan Perdagangan Dalam dan Luar Negeri” . 10
Sasaran Strategis 6: "Peningkatan Output Sektor Perdagangan"....................................... 12
Sasaran Strategis 7: "Peningkatan Perlindungan Konsumen"............................................. 14
Sasaran Strategis 8: "Pengembangan Sarana Distribusi Perdagangan dalam Mendukung
Kinerja Logistik Nasional".................................................................................................... 15
Sasaran Strategis 9: “Stabilisasi Harga Bahan Pokok” ........................................................ 16
Sasaran Strategis 10: "Penurunan Disparitas Harga Bahan Pokok Antar Propinsi"............ 16
Sasaran Strategis 11: "Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan dan Akuntabilitas
Kementerian" ...................................................................................................................... 17
Sasaran Strategis 12: "Peningkatan Kinerja Organisasi Kementerian" ............................... 18
B.
Akuntabilitas Keuangan................................................................................................... 20
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................... 22
LAMPIRAN ................................................................................................................................... 23
a.
Kontrak Kinerja ............................................................................................................... 24
b.
Lembar Pengukuran Pencapaian Kinerja ........................................................................ 26
c. Lembar Pengukuran Kegiatan Menurut Rencana Aksi Pelaksanaan Kontrak Kinerja
Kementerian Perdagangan Tahun 2013.................................................................................. 28
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mewujudkan Kemendag
sebagai penggerak
utama daya saing dan
kesejahteraan bangsa
Dalam mengemban visi misi pembangunan perdagangan
nasional, Kementerian Perdagangan secara umum menetapkan
dan mengeluarkan kebijakan di bidang perdagangan yang
mencakup dalam dan luar negeri. Sesuai dengan fungsinya,
banyak kebijakan dan program Kementerian Perdagangan yang
akan dilaksanakan selama tahun anggaran RPJMN yang
meliputi: (1) menjaga perkembangan harga komoditas pokok
dan penting di dalam negeri; (2) menjaga dan meningkatkan
pertumbuhan ekspor dan neraca perdagangan; (3) upaya untuk
menciptakan daya saing perdagangan nasional serta upaya
perlindungan konsumen, dan (4) kebijakan lainnya yang
menyangkut peningkatan kinerja organisasi Kementerian
Perdagangan.
Persiapan Menjelang
WTO, APEC, dan AEC
2015
Khususnya di tahun 2013, Indonesia mendapatkan suatu
kesempatan terhormat untuk menjadi tuan rumah dalam
rangka penyelenggaraan Konferensi APEC pada bulan Oktober
dan Konferensi Tingkat Menteri ke 9 WTO pada bulan
Desember di Bali. Sedemikian besar acara tersebut, pemerintah
c.q. Kementerian Perdagangan turut berperan penting,
khususnya bidang perdagangan, dalam mensukseskan acaraacara tersebut, sehingga bermanfaat untuk memperkenalkan
eksistensi Indonesia di kancah perekonomian internasional,
yang harapannya dapat membuka akses pasar internasional
bagi produk lokal Indonesia ataupun kerjasama strategis antar
Indonesia dengan negara lain. Selanjutnya, sampai dengan
tahun 2013 ini, persiapan Indonesia menjelang ASEAN
Economic Community 2015 tersisa kurang lebih 2 (dua) tahun
lagi dan ini juga telah menjadi agenda utama Kementerian
Perdagangan untuk mendukung pelaku usaha dan konsumen
lokal dapat memanfaatkan secara optimal tren global dalam
pembentukan regionalisme masyarakat ekonomi. Oleh karena
itu, agar tetap sesuai dengan Rencana Strategis dan
mensukseskannya,
keseluruhan
kinerja
Kementerian
Perdagangan dengan demikian perlu dipantau secara terpadu
dan reguler.
1
B. Maksud dan Tujuan
Pemantauan merupakan
keserasian pelaksanaan
program/kegiatan
dengan perencanaan
Proses pemantauan merupakan kegiatan pengumpulan data
dan pengukuran kemajuan atau progress atas program dan
kegiatan. Proses pemantauan pelaksanaan kinerja dari setiap
unit kerja dilingkungan Kementerian Perdagangan bertujuan
untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan
program dan kegiatan sesuai dengan perencanaan tujuan dan
sasaran yang tertuang dalam Visi dan Misi Kementerian
Perdagangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemantauan
atas kinerja dan program dilaksanakan secara berkelanjutan
dan berkala secara periodik, misalnya triwulanan. Dengan
demikian, proses pelaksanaan program dan kegiatan tetap
dapat berjalan baik sesuai rencana ataupun dapat diambil suatu
tindakan perbaikan untuk mengatasi adanya penyimpangan
yang terjadi terhadap capaian kinerja. Kegiatan pemantauan
kinerja di lingkungan Kementerian Perdagangan diterapkan
pada seluruh tingkatan unit kerja Eselon II, Eselon I, dan
termasuk Kementerian dengan menyampaikan Laporan
Triwulanan dan melampirkan formulir pengukuran kinerja yang
terdiri dari Kontrak Kinerja, dan Formulir Pengukuran
Pencapaian Kinerja.
2
BAB II AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja
Pengukuran tingkat capaian kinerja Kementerian Perdagangan
pada Triwulan I Tahun 2013 dilakukan dengan membandingkan
antara target dengan realisasi dari masing-masing Indikator
Kinerja selama periode tersebut. Hasil dari perbandingan
tersebut akan diperoleh persentase pencapaian terget.
Sasaran Strategis 1: "Peningkatan Pertumbuhan Ekspor Non-Migas"
Indikator Kinerja
Target
Tahun 2013
Realisasi
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
Capaian (%)
s.d. Tw I
Pertumbuhan ekspor non mingas
2,7%
-3,3%
-
-
-
-45,0
Total Ekspor
US$ 194,7 M
US$ 45,4M
-
-
-
23,3
IK-1: Pertumbuhan Ekspor Non-Migas
Perkembangan nilai dan
volume ekspor non migas
Triwulan I
Dari tabel di bawah dapat dilihat bahwa total ekspor Indonesia
selama Triwulan I 2013 adalah sebesar USD 45,4 miliar, turun
6,4% yoy. Nilai ekspor non migas Indonesia pada Triwulan I
2013 mencapai USD 37,3 miliar sementara volumenya
mencapai 158,5 juta ton. Volume ekspor nonmigas masih
mengalami peningkatan sebesar 16,1% sementara nilainya
mengalami penurunan sebesar 3,3%. Beberapa produk
Indonesia yang mengalami fenomena serupa antara lain sawit,
karet dan produknya, mesin, batubara, produk kimia, dan
kertas.
Penyebab kenaikan
ataupun penurunan nilai
ekspor non-migas
Triwulan I
Penurunan pertumbuhan ekspor non migas pada Triwulan I
disebabkan penurunan ekspor pada komoditi elektronik, karet
dan produk karet, udang, kakao dan produk hasili hutan. Selain
itu, penurunan ekspor non migas juga disebabkan oleh
penurunan harga beberapa komoditi seperti komoditi karet dan
produk karet, komoditi sawit, udang dan kakao. Meskipun
demikian, nilai ekspor beberapa komoditi mengalami kenaikan
yaitu komoditi TPT, Sawit, Alas Kaki, Otomotif dan Kopi.
3
Pertumbuhan Ekspor Non Migas Trimester I
Uraian
Total
Migas
Minyk
entah
Hasil
Minyak
Gas
Nonmigas
Nilai (USD Juta)
Maret 2013
Jan-Mar 2013
Ekspor
Impor
Selisih
Ekspor
Impor
Selisih
Growth Maret
2013 MoM (%)
Ekspor
Impor
Growth Jan-Mar
2013 YoY (%)
Ekspor Impor
15,003.4
2,889.8
885.8
14,698.5
3,705.0
1,232.7
304.9
-805.2
-346.9
45,394.5
8,121.0
2,399.0
45,462.0
11,313.3
3,163.6
-67.5
-3,192.3
-764.6
-0.1
12.9
5.3
-4.0
1.7
65.6
-6.4
-18.7
-28.1
-0.6
7.5
14.3
357.5
2,114.7
-1,757.2
1,064.8
7,265.6
-6,200.8
10.2
-20.5
-10.8
3.2
1,656.5
12,103.6
357.6
10,993.5
1,298.9
1,110.1
4,657.2
37,273.5
884.1
34,148,7
3,773.1
3,124.8
18.2
-2.8
49.6
-5.8
-14.6
-3.3
24.2
-3.1
IK-2: Total Ekpor Nasional
Perkembangan nilai dan
volume ekspor Triwulan I
Total ekspor Indonesia pada Triwulan I 2013 adalah sebesar
USD 45,4 Milyar, terdiri dari USD 8,12 Milyar ekspor migas dan
USD 37,27 Milyar ekspor non migas. Total ekspor ini mengalami
penurunan sebesar 6,4% dibandingkan total ekspor Triwulan I
2011. Penurunan ekspor ini disebabkan penurunan ekspor
migas dan non migas dimana ekspor migas mengalami
penurunan sebesar -18,7% dan ekspor non migas mengalami
penurunan sebesar – 3,3%.
Sasaran Strategis 2: "Diversifikasi Pasar Tujuan Ekspor dan Diversifikasi
Produk Ekspor"
Indikator Kinerja
Target
Tahun 2013
Realisasi
Tw I
Tw II
Tw III
Rasio konsentrasi 5 negara tujuan
ekspor terbesar (CR5)
47%
51.52%
Pertumbuhan ekspor ke negara nontradisional
15%
9.26%
Kontribusi ekspor di luar 10 produk
utama
53%
53.35%
Keterangan:
*1
( )
*2
( )
*3
( )
*1
*2
*3
Tw IV
Capaian (%)
s.d. Tw I
-
-
-
109,62
-
-
-
61,73
-
-
-
100,66
Data bulan Januari – Februari 2013 dari BPS
Data bulan Januari 2013 dari Pusdatin
Data bulan Januari 2013 dari Pusdatin
4
IK-3: Rasio konsentrasi 5 negara tujuan ekspor terbesar (CR5)
Kegiatan Promosi di LN
(DJPEN, Atdag dan ITPC)
Tingkat diversifikasi pasar tujuan ekspor non migas
Indonesia dapat dilihat dari besarnya konsentrasi ekspor di
5 negara tujuan ekspor utama. Semakin kecil nilai CR5,
menunjukkan bahwa pasar ekspor mengalami diversifikasi,
tidak hanya terpusat pada kelompok negara tertentu saja.
Dalam upaya memenuhi target nilai CR5. Pada Triwulan I,
kegiatan promosi yang dilaksanakan oleh Kementerian
Perdagangan telah mengumpulkan nilai transaksi dagang
sebesar US$ 26.476.533 yang dihasilkan dari 7 (tujuh)
kegiatan promosi yang dilakukan di negara-negara yang
merupakan pasar non tradisional indonesia. Kegiatan
promosi tersebut antara lain Partisipasi pada pameran
MUBA, CIFF, Pasar Malam Indonesia, Misi Dagang Jerman,
Nigeria, Saudi Arabia, dan Hungaria.
Kegiatan promosi dalam
negeri (TEI)
Penyelenggaraan Trade Expo Indonesia pada tahun ini akan
diselenggarakan pada tanggal 16 – 20 Oktober 2013. Dari
segi persiapannya, pada Triwulan I tahun 2013 telah
dilaksanakan beberapa kegiatan antara lain:
Perekrutan Peserta sedang dilakukan melalui email
blast kepada 5.000 perusahaan calon peserta Trade
Expo Indonesia 2013;
Penjajakan kerjasama dengan BRI mengenai
Penanganan Business Matching pada TEI 2013.
IK-4: Pertumbuhan ekspor ke negara non-tradisional
Pada Triwulan I tahun 2013, nilai ekspor ke beberapa negara
non-tradisional mengalami kenaikan yang signifikan. Nilai
ekspor ke Brunei mengalami kenaikan terbesar, mencapai USD
55,8 juta atau tumbuh 222,3%. Disusul urutan berikutnya yaitu
Myanmar, Ghana, Aljazair, Pakistan, Kamboja, Meksiko, Mesir,
Nigeria, dan Selandia Baru yang mengalami kenaikan lebih dari
10%.
IK-5: Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama
Market Brief (DJPEN,
Atdag dan ITPC)
5
Sebagai upaya pengembangan dan promosi ekspor,
Kementerian Perdagangan terus mengupayakan penajaman
strategi penetrasi pasar. Hal tersebut bertujuan untuk terus
mengembangkan dan menjaga kesinambungan ekspor
dengan memasuki negara tujuan ekspor baru, dalam hal ini,
yaitu pasar non tradisional, dengan tentunya tidak
meninggalkan dan tetap mengembangkan ekspor di pasar
tradisional.
Dalam rangka meningkatkan peran Kementerian
Perdagangan sebagai penyedia informasi perdagangan bagi
para pelaku usaha terutama para eksportir maupun calon
eksportir Indonesia, pada Triwulan I tahun 2013,
Kementerian Perdagangan dan perwakilan perdagangan di
luar negeri telah membuat 52 (lima puluh dua) buah
informasi pasar berupa Market Briefnegara tujuan ekspor
Indonesia.
Diklat Ekspor
Dalam upaya menciptakan serta meningkatkan kemampuan
SDM yang bergerak di bidang perdagangan internasional,
maka Kementerian Perdagangan melalui Balai Besar
Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI)
menyelenggarakan pelatihan-pelatihan tentang seluk beluk
perdagangan internasional. Pada Triwulan I tahun 2013,
BBPPEI telah menyelenggarakan pelatihan sebanyak 16
pelatihan yang diselenggarakan di Jakarta maupun di
daerah.
Kerjasama
pengembangan ekspor
Dalam mencapai tujuan peningkatan dan pengembangan
ekspor yang menjadi prioritas Kementerian Perdagangan,
diperlukan keterlibatan peran dari pihak-pihak lain baik
dalam maupun luar negeri dalam bentuk kerjasama dengan
instansi pemerintah maupun swasta. Pada Triwulan I tahun
2013 Kementerian Perdagangan telah melaksanakan
penandatanganan 1 (satu) naskah kesepakatan kerjasama
dalam bidang pengembangan ekspor.
Penyusunan profil
produk
Dalam upaya memberikan informasi ekspor kepada dunia
melalui penyediaan landasan konseptual dan praktis bagi
pengambilan keputusan strategis terkait pengembangan
daya saing produk unggulan sekaligus sebagai media
mempromosikan
produk-produk
unggulan
ekspor
Indonesia, Kementerian Perdagangan melalui Direktorat
Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, menyediakan
layanan informasi produk ekspor. Selama Triwulan I tahun
2013, kegiatan penyusunan profil produk masih berada
dalam tahap pengumpulan data.
6
Penyusunan katalog
produk
Adaptasi Produk
Penerimaan misi
pembelian
Diseminasi hasil produk
intelligence 2012
Pengembangan produk
kerajinan
Program peningkatan
daya saing produk
ekspor
Program pengembangan
merek
7
Seperti halnya pada kegiatan penyusunan profil produk,
pada Triwulan I tahun 2013, kegiatan penyusunan katalog
produk masih berada dalam tahap pengumpulan data.
Dalam upaya meningkatkan daya saing produk ekspor
Indonesia, Kementerian Perdagangan memberikan fasilitasi
adaptasi produk kepada pelaku usaha. Hal ini dimaksudkan
agar produk-produk ekspor Indonesia dapat menyesuaikan
dengan pasar tujuan ekspor. Pada triwulan I tahun 2013
Kementerian Perdagangan telah memfasilitasi pelaku usaha
yang mendapatkan informasi mengenai adaptasi produk
sebanyak 90 orang pelaku usaha. Pada Triwulan I tahun
2013, Kementerian Perdagangan telah melaksanakan
kegiatan adaptasi produk sebanyak 4 kegiatan.
Pada Triwulan I, Kementerian Perdagangan belum
memfasilitasi pengusaha Indonesia untuk bertemu dengan
buyer melalui kegiatan misi pembelian. Hal ini terjadi karena
selama triwulan I tidak ada delegasi dagang dari luar negeri
yang datang ke Indonesia.
Upaya lain yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan
untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar
global adalah melalui diseminasi informasi, terutama yang
berkaitan dengan produk ekspor. Pada Triwulan I tahun
2013, Kementerian Perdagangan telah melaksanakan
diseminasi hasil product intelligent 2012 sebanyak 7
kegiatan. Hal ini melampaui dari target yang ditentukan
yaitu sebanyak 3 kegiatan.
Sampai pada akhir Triwulan I tahun 2013, kegiatan
pengembangan produk kerajinan masih dalam tahap
persiapan.
Selama Triwulan I tahun 2013, Kementerian Perdagangan
telah melaksanakan 2 (dua) kegiatan pendukung program
peningkatan daya saing produk ekspor, yakni partisipasi
pada Java Jazz Festival 2013 dan Indonesian Fashion Week
2013.
Selama Triwulan I tahun 2013, terkait program
pengembangan merek, Kementerian Perdagangan telah
melaksanakan 1 (satu) kegiatan penjaringan peserta di Kota
Semarang.
Sasaran Strategis 3: "Perbaikan Citra Produk Ekspor Indonesia"
Indikator Kinerja
Target
Skor dimensi ekspor dalam Simon
Anholt Nation Brand Index (NBI)
Keterangan:
*1
( )
Skor 47
Tahun 2013
Realisasi
Tw I
Tw II
Tw III
45.73
Tw IV
*1
Capaian (%)
s.d. Tw I
97.30
Data Januari 2012
IK-6: Skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt Nation Brand Index (NBI)
Selama Triwulan I tahun 2013, terkait pembuatan TVC Nation
Branding, Implementasi Nation Branding Indonesian Night di
Davos-Swiss, Pembuatan Video Klip APEC, WTO, dan TEI, serta
Forum Bisnis APEC, hal-hal yang telah dilaksanakan oleh
Kementerian Perdagangan adalah sebagai berikut:
Melaksanakan proses pembuatan script untuk video APEC &
WTO;
Melakukan proses pembuatan video TEI
Sasaran Strategis 4: "Peningkatan Peran dan Kemampuan Diplomasi
Perdagangan Internasional"
Indikator Kinerja
Jumlah hasil perundingan
perdagangan internasional
Persentase Peningkatan nilai
perdagangan Indonesia dengan
negara mitra FTA
Target
Tahun 2013
Realisasi
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
Capaian (%)
s.d. Tw I
248 Hasil
Perundingan
50
hasil
-
-
-
20,16%
10%
-
-
-
-
0
IK-7: Jumlah hasil perundingan perdagangan internasional
Untuk mencapai sebuah kesepakatan perdagangan
internasional,
Pemerintah
Indonesia
khususnya
Kementerian Perdagangan menjalankan proses-proses
negosiasi di forum Multilateral, Regional, maupun Bilateral.
Dalam perjalanan proses negosiasi tersebut Kementerian
Perdagangan telah menetapkan target sebesar 248 hasil
perundingan pada tahun 2013. Pada Triwulan I (JanuariMaret) Kementerian Perdagangan telah mencapai 50 hasil
perundingan atau sebesar 20,16 % yang terdiri dari: Report
8
of Meeting, Summary of discussion, MoU, Agreed Minutes
Protocol, dan Joint Report. Berikut adalah beberapa hasil
perundingan yang telah berhasil ditandatangani pada
triwulan pertama tahun 2013:
MoU Promosi
Perdagangan RI-Liberia
MoU ini ditandatangi pada tanggal 25 Maret 2013,
bersamaan dengan kunjungan balasan Presiden Liberia ke
Indonesia. MoU ini diharapkan dapat mengembangkan dan
memfasilitasi peningkatan hubungan perdagangan kedua
negara. Dengan semangat kerja sama Selatan-Selatan
diharapkan kedua negara dapat mengidentifikasi potensi
kerja sama perdagangan dan mengeksplorasi bidang
promosi perdagangan bilateral dengan berbagai kegiatan
berupa pertukaran informasi secara berkelanjutan, seminar,
simposium, pameran dagang, misi dagang, kunjungan
lapangan, dan studi pemasaran.
Protocol to Amend
Certain ASEAN Economic
Agreements Related to
Trade in Goods
Sehubungan dengan telah ditandatanganinya Persetujuan
Protocol to Amend Certain ASEAN Economic Agreements
Related to Trade in Goods (Protokol untuk Mengubah
Perjanjian Ekonomi ASEAN Tertentu terkait Perdagangan
Barang) di Hanoi pada tanggal 8 Maret 2013, maka seluruh
Negara ASEAN meyepakati agar Protokol ini dapat
diberlakukan tiga bulan setelah penandatangan. Selanjutnya
Kementerian Perdagangan akan mengajukan ratifikasi
Protocol to Amend Certain ASEAN Economic Agreements
Related to Trade in Goods tersebut di bulan berikutnya.
IK-8: Persentase Peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan negara mitra FTA
Indikator ini ditetapkan untuk melihat peningkatan nilai
perdagangan Indonesia dengan Negara Mitra FTA di forum
ASEAN pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya, oleh
sebab itu perhitungan tahun ini akan dilakukan pada awal
tahun 2014.
9
Sasaran Strategis 5: "Penyederhanaan Perizinan Perdagangan Dalam dan
Luar Negeri”
Indikator Kinerja
Target
Pelayanan perizinan sub sektor PDN
yang dapat dilayani secara online
(Jenis)
Rata-rata waktu penyelesaian
perizinan (Hari)
Perijinan ekspor dan impor yang
dapat dilayani secara online
Rata-rata waktu penyelesaian
perijinan ekspor dan impor
Tahun 2013
Realisasi
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
Capaian (%)
s.d. Tw I
11 Jenis
12
-
-
-
109
4 Hari
3,5
-
-
-
113
75 Perijinan
76
-
-
-
101,3
2 Hari
5,65
-
-
-
35,4
IK-9: Pelayanan perizinan sub sektor PDN yang dapat dilayani secara online (Jenis)
Saat ini, Unit Pelayanan Perdagangan (UPP) Perdagangan Dalam
Negeri telah memberikan layanan perizinan dengan
prinsip ”Single Entry and Single Exit Point” sehingga proses
perizinan khususnya perdagangan dalam negeri tidak lagi
dilakukan secara tatap muka antara pemohon dengan pejabat
pemroses.
Saat ini terdapat 12 jenis perizinan perdagangan dalam negeri
yang dilayani oleh Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, dengan
semua jenis perizinan itu sudah dapat dilayani secara online.
Jumlah perizinan ini lebih sedikit dibanding target yang
tercantum dalam Kontrak Kinerja sebanyak 11 perizinan.
Apabila mengacu kepada target Kontrak Kinerja maka pada
Triwulan 1 tahun 2013 realisasi capaian yang diperoleh adalah
sebesar 109 %. Alasan mengapa capaian yang diperoleh adalah
sebesar angka tersebut di atas dikarenakan beberapa hal:
1. Tahun lalu, Kementerian Perdagangan mendelegasikan 3
(tiga) perizinan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM), dalam rangka efisiensi kegiatan perijinan. Ketiga
perizinan yang didelegasikan kepada BKPM yaitu: Surat Ijin
Usaha Jasa Survei (SIUJS), Surat Permohonan Surat Izin
Usaha Perusahaan Perantara Perdagangan Properti (SIUP4)
dan Surat Izin Usaha Perwakilan Perusahaan Perdagangan
Asing (SIUP3A) .
10
2. Kemudian sehubungan dengan adanya perubahan struktur
organisasi di lingkungan Kementerian Perdagangan maka 3
(tiga) perizinan dilimpahkan dari Ditjen Perdagangan Dalam
Negeri ke Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen.
Ketiga perizinan yang dilimpahkan ke Ditjen Standardisasi
yaitu: Pendaftaran Label untuk Produsen, Pendaftaran
Label untuk Importir dan Pendaftaran Pembebasan Label.
3. Tidak adanya penambahan jenis izin baru yang dikeluarkan
oleh Ditjen Perdagangan Dalam Negeri selama Triwulan 1
tahun 2013.
IK-10: Rata-rata waktu penyelesaian perizinan (Hari)
Dalam hal penyelesaian pengurusan perizinan perdagangan
dalam negeri, target Triwulan 1 tahun 2013 dapat dilampaui
melebihi ekspektasi. Unit Pelayanan Perdagangan (UPP)
Perdagangan Dalam Negeri mampu meyelesaikan pelayanan
perizinan dengan waktu 3,5 (tiga setengah) hari, lebih cepat
dari target yang ditetapkan sebesar 4 (lima) hari. Sehingga
capaian kinerja penyelesaian pelayanan perizinan perdagangan
dalam negeri adalah sebesar 113%.
IK-11: Perijinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara online
Perijinan ekspor dan
impor secara online
Sampai dengan Triwulan I 2013, jumlah perijinan ekspor dan
impor yang dapat dilayani secara online adalah sejumlah 76
perijinan. Dari 76 perijinan tersebut, 57 adalah perijinan impor
sementara 19 adalah perijinan ekspor. Terkait dengan perijinan
ekspor dan impor yang dapat dilayani secara online,
Kementerian Perdagangan juga akan mendorong/mewajibkan
pelaku usaha untuk mengajukan beberapa perijinan secara
online. Hal ini merupakan suatu terobosan untuk memotong
jalur birokrasi pada proses perijinan dengan menghindari tatap
muka antara pemohon dan pejabat pemroses perijinan.
IK-12: Rata-rata waktu penyelesaian perijinan ekspor dan impor
Waktu Penyelesaian
Perijinan Ekspor dan
Impor
11
Selama Triwulan I 2013, rata-rata waktu penyelesaian perijinan
ekspor dan impor adalah 5,65 hari. Kementerian Perdagangan
terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan perijinan
ekspor dan impor. Salah satu upaya yang sedang dijajaki adalah
kerjasama dengan Kementerian Pertanian untuk mempercepat
proses perijinan impor hortikultura.
Hal ini sangat penting terkait dengan Rekomendasi Impor
Produk Hortikultura (RIPH) yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pertanian untuk pengurusan perijinan impor hortikultura.
Dengan kerjasama ini, RIPH yang disetujui oleh Kementerian
Pertanian akan langsung dikirimkan secara online ke
Kementerian Perdagangan sehingga memudahkan pengajuan
PI atau IP Hortikultura secara online ke Kementerian
Perdagangan. Jika hal ini berhasil dilaksanakan maka dapat
mempercepat perijinan impor untuk produk hortikultura
sehingga suplai di dalam negeri akan tetap stabil.
Sasaran Strategis 6: "Peningkatan Output Sektor Perdagangan"
Indikator Kinerja
Target
Tahun 2013
Realisasi
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
Capaian (%)
s.d. Tw I
Pertumbuhan PDB sektor
perdagangan (besar dan
eceran)
6,5%
6,5%
-
-
-
100
Rasio penggunaan produk
dalam negeri terhadap
pengeluaran konsumsi rumah
tangga
95%
96,8%
-
-
-
102
Jumlah transaksi multilateral di
bidang PBK
1.500.000 lot
276.450
lot
-
-
-
18,43
Rp. 6,9 M
-
-
-
6,9
Nilai resi gudang yang
diterbitkan
100 miliar
IK-13: Pertumbuhan PDB sektor perdagangan (besar dan eceran)
Pertumbuhan Triwulan 1 PDB sektor perdagangan (besar dan
eceran) berada diangka 6,5%yoy. PDB sektor perdagangan pada
Triwulan 1 tahun 2012 bernilai Rp93.604 miliar sedangkan di
Triwulan 1 tahun 2013 bernilai Rp99.776 miliar.
Capaian pertumbuhan PDB sektor tersebut pada Triwulan 1
tahun 2013 sesuai Indikator Kinerja pada Kontrak Kinerja
Kementerian Perdagangan 2013. Sehingga pada tahun 2013,
Kementerian Perdagangan berhasil membukukan capaian 100%
untuk Indikator Kinerja yang terkait PDB sektor perdagangan.
12
Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
2000 (Dalam Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Perdagangan
besar dan
eceran
Q1
Q2
2012
Q3
Q4
2013
Q1
93.604
98.477
100.499
103.310
99.776
(Sumber: BPS, diunduh dari situs Bank Indonesia)
IK-14: Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah
tangga
Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran
konsumsi rumah tangga di Triwulan 1 tahun 2013 adalah
sebesar 96,8 % lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan
pada Rencana Strategis sebesar 95%. Berkaitan dengan
besarnya rasio tersebut, maka capaian yang diperoleh adalah
sebesar 102% dari target.
Faktor utama penyebab capaian melebihi target disebabkan
karena pada triwulan 1 tahun 2013 pengeluaran konsumsi
rumah tangga adalah sebesar 1.194.291 milyar rupiah dan nilai
impor barang konsumsi adalah sebesar 38.036 milyar rupiah.
IK-15: Jumlah transaksi multilateral di bidang PBK
Keberhasilan transaksi di Bursa Berjangka itu dapat diukur
dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan
mengetahui likuiditas transaksi yang terjadi di Bursa Berjangka.
Pada periode Triwulan 1 tahun 2013 jumlah transaksi
multilateral di bidang PBK tercatat mencapai 276.449 lot atau
sebesar 78,98% dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar
350.000 lot.
Belum tercapainya target jumlah transaksi multilateral di bidang
PBK pada periode ini dikarenakan masyarakat masih lebih
tertarik dengan transaksi bilateral (Sistem Perdagangan
Alternatif/SPA) dimana saat ini PT BKDI juga sudah dapat
memperdagangkan transaksi SPA.
13
IK-16: Nilai Resi Gudang yang diterbitkan
Salah satu tolok ukur keberhasilan implementasi dari Sistem
Resi Gudang adalah jumlah nilai Resi Gudang yang diterbitkan,
dimana hal ini berarti bahwa SRG sudah dapat dilaksanakan
oleh masyarakat (kelompok tani, koperasi) dalam hal sarana
pembiayaan.
Untuk periode Triuwlan 1 tahun 2013, Bappebti menetapkan
jumlah nilai Resi Gudang sebesar Rp 25 Miliar, namun dalam
pelaksanaannya hanya mencapai Rp 6,9 Miliar atau tingkat
capaiannya hanya sebesar 27,60%.
Belum tercapainya target tersebut dikarenakan dari 81
(delapan puluh satu) gudang SRG yang telah selesai dibangun
baru 30 (tiga puluh) gudang SRG yang telah melaksanakan
implementasi SRG. Oleh karena itu Bappebti akan terus
melakukan bimbingan teknis dan sosialisasi secara
berkesinambungan ke pelaku dan masyarakat.
Sasaran Strategis 7: "Peningkatan Perlindungan Konsumen"
Indikator Kinerja
Akumulasi jumlah BPSK yang
terbentuk setiap tahun (Unit)
Target
65 Unit
Tahun 2013
Realisasi
Tw I
Tw II
Tw III
84
Unit
-
-
Tw IV
-
Capaian (%)
s.d. Tw I
129 %
IK-17: Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun (Unit)
Dalam rangka melaksanakan Misi Kementerian Perdagangan
yaitu Menguatkan Pasar Dalam Negeri untuk mencapai tujuan
Kementerian Perdagangan melalui Peningkatan pengawasan
dan perlindungan konsumen, maka dalam rangka menunjang
Sasaran Strategis Perlindungnan Konsumen dengan Indikator
Kinerja Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun
(Unit), hal ini dirumuskan melalui Kebijakan Umum
Perlindungan Konsumen, yaitu:
1. Menyusun regulasi ‘pro konsumen’ dan menciptakan
kepastian hukum, diantaranya regulasi berbasis standar,
persyaratan teknis;
2. Mengintensifkan pengawasan barang beredar dan jasa
berdasarkan 6 parameter (standar, label, iklan, cara
14
menjual, pelayanan purna jual, klausula baku), serta
pengawasan terhadap barang yang diawasi tata niaga dan
distribusinya termasuk pelaksanaan Tertib Ukur;
3. Meningkatkan edukasi konsumen agar cerdas, mandiri,
berperan aktif dalam kegiatan perlindungan konsumen,
serta untuk memupuk kesadaran akan hak dan
kewajibannya;
4. Memperkuat dan meningkatkan kerjasama kelembagaan
standardisasi
perlindungan
konsumen,
seperti
pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
(BPSK); mendorong pengembangan LPKSM dan LPK; Aktif
dalam pertemuan Asean terkait Standardisasi dan
Perlindungan Konsumen.
Melalui kebijakan umum tersebut, capaian Indikator Kinerja
Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun (Unit)
Triwulan I target 65 telah tercapai 84 Unit BPSK atau mencapai
129%. Hal ini dalam menujang perkuatan dan peningkatan
kerjasama kelembagaan standardisasi dan perlindungan
konsumen, diantaranya pembentukan BPSK pada tahun 2013.
Sasaran Strategis 8: "Pengembangan Sarana Distribusi Perdagangan dalam
Mendukung Kinerja Logistik Nasional"
Indikator Kinerja
Target
Persentase realisasi revitalisasi pasar
tradisional
100%
Tahun 2013
Realisasi
Tw I
Tw II
Tw III
0
-
-
Tw IV
-
Capaian (%)
s.d. Tw I
0
IK-18: Persentase realisasi revitalisasi pasar tradisional
Pada tahun 2013, Kementerian Perdagangan melalui Tugas
Pembantuan, melakukan revitalisasi Pasar di 111 pasar. Namun
demikian, karena Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
untuk revitalisasi pasar tersebut baru saja disahkan pada
tanggal 18 April 2013, oleh karena itu pelaksanaan realisasi
revitalisasi pasar tradisional untuk Triwulan 1 2013 masih nihil.
15
Sasaran Strategis 9: “Stabilisasi Harga Bahan Pokok”
Indikator Kinerja
Target
Rata-rata koefisiensi variasi harga
bahan pokok utama
6,5%
Tahun 2013
Realisasi
Tw I
Tw II
Tw III
1,7
-
-
Tw IV
-
Capaian (%)
s.d. Tw I
166
IK-19: Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok utama
Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok utama pada
Triwulan 1 tahun 2013 mencapai angka 1,7. Capaian ini
melebihi target yang ditentukan pada kontrak kinerja yang
sebesar 5-9, sehingga capaian untuk Indikator Kinerja ini adalah
166%.
Pencapaian Secara umum, beberapa harga komoditi di pasar
domestik relatif stabil. Namun, ada beberapa komoditi yang
fluktuasinya cukup tinggi yaitu telur dan daging ayam.
Sedangkan harga daging sapi sudah mulai stabil.
Stabilisasi Harga Komoditi di Pasar Dometik (Jan – Mar 2013)
Koef. Variasi
2010
2011
2012
Beras
6,6
6,2
1,0
Gula Pasir
3,7
1,7
6,6
Jagung
4,6
3,3
2,8
Kedelai
0,5
1,6
3,3
Tepung Terigu
0,8
0,3
0,2
Minyak Goreng
7,1
5,6
5,1
Susu kental Manis
1,1
0,9
1,2
Daging Ayam
11,4
6,9
5,6
Daging Sapi
4,4
3,4
8,4
Telur
7,6
5,5
5,4
Rata-Rata
4,8
3,5
3,9
Target Koefisien Variasi Harga Domestik 2010 - 2014
Komoditi
2013*
0,4
0,4
1,7
0,2
0,0
0,2
0,0
3,4
0,9
8,3
1,7
5- 9
Sumber: BPS dan Ditjen PDN, diolah; * data bulanan dari Januari – Maret
2013
Sasaran Strategis 10: "Penurunan Disparitas Harga Bahan Pokok Antar Propinsi"
Indikator Kinerja
Rata-rata rasio variasi harga provinsi
dibandingkan variasi harga nasional
Target
2,2%
Tahun 2013
Realisasi
Tw I
Tw II
Tw III
2,8
-
-
Tw IV
-
Capaian (%)
s.d. Tw I
72
16
IK-20: Rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan variasi harga nasional
Nilai rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan
variasi harga nasional pada Triwulan 1 tahun 2013 adalah
2,8%. Nilai ini lebih besar dibandingkan target yang
ditetapkan yang sebesar. Artinya capaian Kemendag untuk
indikator ini hanya 72%.
Tingginya nilai rasio yang melebihi target (seperti beras,
minyak goreng dan jagung) menunjukkan bahwa
pergerakan harga antar daerah tidak simetris.
Rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan variasi harga nasional
(Jan-Mar 2013)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rasio Variasi Harga Provinsi/Nasional
2010
2011
2012
2013*
Beras
1,5
1,4
1,8
6,3
Gula Pasir
1,2
1,3
1,1
1,4
Jagung
1,8
2,0
1,9
4,1
Kedelai
2,9
2,3
1,8
2,4
Tepung Terigu
2,4
4,4
2,6
2,0
Minyak Goreng
1,3
1,7
1,3
4,1
Susu Bubuk
2,1
1,8
2,3
2,5
Daging Ayam
1,3
1,8
1,7
1,7
Daging Sapi
1,6
1,4
1,1
1,8
Telur
1,3
1,2
1,7
2,1
Rata-Rata
1,7
1,9
1,7
2,8
Target Disparitas Antarprovinsi 2010 - 2014
1,5 - 2,5
Komoditi
Sumber: BPS dan Ditjen PDN, diolah; * data bulanan dari Januari – Maret 2013
Sasaran Strategis 11: "Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan dan
Akuntabilitas Kementerian"
Indikator Kinerja
Target
Tahun 2013
Realisasi
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
Capaian (%)
s.d. Tw I
Opini BPK atas Laporan Keuangan
Kementerian
WTP
-
-
-
-
0
Ranking PIAK (Program Inisiatif Anti
Korupsi
Top 3
-
-
-
-
0
17
IK-21: Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian
Kemendag telah
memperoleh WTP pada
Tahun 2012 dan
penilaian tahun 2013
akan diterbitkan pada
bulan Juni 2013
Dalam rangka mendapatkan opini WTP atas Laporan Keuangan
Kementerian Perdagangan Tahun 2012, telah dilakukan
berbagai upaya baik melalui pengawasan, reviu atas Reviu
Laporan Keuangan TA 2012 maupun Penilaian Wilayah Tertib
Administrasi (WTA) Tahun 2012. Pada tahun 2012, Laporan
Keuangan Kementerian Perdagangan Tahun 2011 mendapatkan
opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK.Sementara itu,
opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan
tahun 2012, baru akan diketahui pada bulan Juni 2013.
IK-22: Ranking PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi)
KPK sebagai Institusi Pemerintah yang melakukan penilaian
PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi) pada tahun 2013 sedang
melakukan penelitian lebih lanjut tentang metode penilaian
PIAK tersebut. Inkubasi metode ini baru bisa dilaksanakan pada
tahun 2014. Dalam hal ini, Kementerian Perdagangan pada
tahun 2013 belum mendapatkan penilaian PIAK tersebut.
Sasaran Strategis 12: "Peningkatan Kinerja Organisasi Kementerian"
Indikator Kinerja
Penilaian terhadap akuntabilitas
kinerja
Target
B
Tahun 2013
Realisasi
Tw I
Tw II
Tw III
B
-
-
Tw IV
-
Capaian (%)
s.d. Tw II
100 %
IK-23: Penilaian terhadap akuntabilitas kinerja
Penilaian oleh Kementerian PAN dan RB atas penyelenggaraan
SAKIP di Kementerian Perdagangan semakin mendapatkan
predikat lebih baik dari tahun ke tahun. Pada penilaian yang
dilakukan tahun 2009, Kementerian Perdagangan memperoleh
peringkat 14 yang setara dengan “C” atas penyelenggaraan
sistem AKIP Tahun 2008, selanjutnya pada tahun 2010, hasil
penilaian atas penyelenggaraan sistem AKIP tahun 2009
meningkat menjadi “CC”. Pada tahun 2011 penilaian atas
penyelenggaraan sistem AKIP tahun 2010 berhasil ditingkatkan,
yaitu dari predikat “CC” menjadi “B”, sedangkan pada tahun
2012 Kementerian Perdagangan berhasil mempertahankan
18
predikat “B” dengan nilai 69,26. Berdasarkan hal tersebut,
tingkat capaian indikator penilaian LAKIP Kementerian
Perdagangan tahun 2013 adalah sama dengan tahun
sebelumnya yaitu 100%. Dengan demikian perkembangan
penilaian evaluasi AKIP Kementerian Perdagangan sejak tahun
2007 – 2012 selalu mengalami peningkatan perolehan nilai.
19
B. Akuntabilitas Keuangan
Pada tahun 2013, Kementerian Perdagangan menerima pagu
anggaran sebesar Rp. 3.105.723.944.000,-. Selama triwulan I,
anggaran yang telah direalisasikan sebesar kurang lebih
140.405.887.127 atau sekitar 4,52%. Persentase tersebut
hampir mendekati target realisasi anggaran Kementerian
Perdagangan yang telah ditetapkan untuk triwulan I yaitu
sebesar 5,22%. Selanjutnya, penggunaan anggaran berdasarkan
unit organisasi eselon I dan program kementerian akan
dijelaskan berikut ini.
Berdasarkan Eselon I
Pada triwulan I, persentase realisasi anggaran Kementerian
Perdagangan adalah sebesar 4,52% atau hampir mendekati
target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5,22%. Dari 9 Unit
Eselon I Kementerian Perdagangan, 8 Unit Eselon I telah
melampaui target yang telah ditetapkan. Beberapa Unit Eselon I
menggunakan anggaran lebih besar dari yang telah ditargetkan
dan masih ada Unit Eselon I yang realisasi anggarannya kurang
dari target yang diharapkan. Realisasi anggaran berdasarkan
urutan terbesar adalah Inspektorat Jenderal yaitu sebesar
11,17%; Bappebti 8,23%; Sekretariat Jenderal 8,08%; Ditjen
Daglu 7,10%; Ditjen SPK 7,08%; BPPKP 6,74%; Ditjen KPI 5,82%;
dan Ditjen PEN sebesar 5,12%. Sedangkan, Unit Eselon I yang
masih kurang pencapaian target realisasinya adalah Ditjen PDN
yaitu hanya sebesar 0,66%.
Berdasarkan Program
Kementerian
Dari 10 program yang ada pada Kementerian Perdagangan,
sebanyak 7 program telah melebihi target realisasi anggaran
yang telah ditetapkan. Realisasi anggaran berdasarkan program
Kementerian Perdagangan yang penyerapannya di atas target
yang telah ditetapkan adalah:
1. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas
Aparatur Kementerian Perdagangan, sebesar 11,17%
2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Kementerian Perdagangan, sebesar
8,75%
3. Program Peningkatan Efisiensi Pasar Komoditi, sebesar
8,23%
4. Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri, sebesar
7,10%
5. Program Peningkatan Perlindungan Konsumen, sebesar
7,08%
20
6. Program Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Perdagangan, sebesar 6,74%
7. Program
Peningkatan
Kerjasama
Perdagangan
Internasional, sebesar 5,82%
Sedangkan, program Kementerian Perdagangan yang realisasi
penyerapan anggarannya perlu ditingkatkan lagi pada triwulan
selanjutnya adalah:
1. Program Pengembangan Ekspor Nasional, sebesar
5,12%
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kementerian Perdagangan, sebesar 3,96%
3. Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri,
sebesar 0,66%
21
BAB III PENUTUP
Secara umum, pencapaian target Rencana Aksi Kementerian Perdagangan pada
Triwulan I Tahun 2013 telah sesuai dengan yang ditetapkan. Namun demikian,
terdapat beberapa target yang belum tercapai secara optimal baik dalam persiapan
maupun pelaksanaannya. Selain itu juga terdapat beberapa kegiatan rencana aksi
belum dapat terlaksana pada Triwulan ini danakan dilaksanakan pada periode
selanjutnya ataupun akan direvisi sesuai dengan perkembangan prioritas kinerja unit
organisasi.
Terdapat beberapa kegiatan relatif menggunakan anggaran lebih besar dari yang
telah ditargetkan dan sebagian lainnya kurang dari yang ditargetkan. Sementara itu,
secara total anggaran Kementerian Perdagangan pada Triwulan I yang sebesar Rp.
162,13 miliar dan telah terealisasi sebesar kurang lebih Rp. 140,405,887,127 atau
86,6%.
Adapun beberapa kendala teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan rencana
aksi selama Triwulan adalah sebagai berikut: (1) Prosedur administrasi pencairan
anggaran yang terkendala oleh penetapan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Kasus
seperti ini banyak dijumpai pada realisasi anggaran dana dekonsentrasi; (2) adanya
kendala eksternal khususnya kerjasama atau hubungan dengan institusi pemerintah
terkait lainnya dalam mendukung penyelesaian rencana aksi Kemendag. Contohnya
lembaga KPK yang menyelenggarakan penilaian PIAK pada tahun ini sedang
melakukan pembaharuan metode penilaian sehingga kegiatan penilaian ini belum
dapat terlaksana pada tahun ini, dan (3) kendala Sumber Daya Manusia dan
pembagian tugas yang sedang mengalami proses evaluasi terutama masa reformasi
birokrasi dan percobaan masa remunerasi Kementerian Perdagangan. Hal ini
berdampak pada masa resistensi tugas dan fungsi pekerjaan yang baru.
Kerjasama antar unit organisasi dilingkungan internal Kementerian Perdagangan dan
antar instansi pemerintah lainnya adalah salah satu kunci keberhasilan dalam
menyelenggarakan kinerja yang optimal. Oleh karena itu, hal ini perlu menjadi nilainilai organisasi yang bertumbuh dan berkembang. Demikian Laporan Triwulanan I ini
disusun sebagai instrumen monitoring kinerja dan harapannya dapat dipergunakan
dengan baik untuk evaluasi dan perbaikan kinerja pada periode-periode mendatang.
22
LAMPIRAN
23
a. Kontrak Kinerja
24
25
26
b. Lembar Pengukuran Pencapaian Kinerja
SASARAN STRATEGIS
Peningkatan Pertumbuhan Ekspor
Diversifikasi Pasar Tujuan Ekspor
dan diversifikasi produk ekspor
Target
%
2,7
-3,3
-45,0
US$ M
194,7
45,5
23,3
Rasio konsentrasi 5 negara tujuan ekspor terbesar
(CR5)
%
47
51,52
109,62
Pertumbuhan ekspor ke negara non-tradisional
%
15
9,26
61,73
Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama
%
53
53,35
100,66
Skor
47
45,73
97,30
Hasil
Perundingan
248
50
20,16
%
10
-
-
Jenis
11
12
109
Hari
4
3,5
113
Perijinan
75
76
101,33
Hari
2
5,65
35,4
%
6,5
6,5
100
%
95
96,8
102
Lot
Rupiah
1.500.000
100 Miliar
276.450
6,9
18,43
6,9
Unit
65
84
129
%
100
0
0
Pertumbuhan ekspor non mingas
Total Ekspor
Skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt Nation Brand
Index (NBI)
Peningkatan peran dan
kemampuan diplomasi
perdagangan internasional
Jumlah hasil perundingan perdagangan internasional
Peningkatan output sektor
perdagangan
Peningkatan Perlindungan
Konsumen
Pengembangan sarana distribusi
perdagangan dalam mendukung
kinerja logistik nasional
Realisasi Kinerja Triwulan I
Capaian
%
Satuan
Perbaikan citra produk ekspor
Indonesia
Penyederhanaan Perizinan
Perdagangan Dalam dan Luar
Negeri
27
INDIKATOR KINERJA
Persentase peningkatan nilai perdagangan Indonesia
dengan negara mitra FTA
Pelayanan perizinan sub sektor PDN yang dapat
dilayani secara online (Jenis)
Rata-rata waktu penyelesaian perizinan (Hari)
Perijinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara
onlie
Rata-rata waktu penyelesaian perijinan ekspor dan
impor
Pertumbuhan PDB sektor perdagangan (besar dan
eceran)
Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap
pengeluaran konsumsi rumah tangga
Jumlah transaksi multilateral di bidang PBK
Nilai resi gudang yang diterbitkan
Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun
(Unit)
Persentase realisasi revitalisasi pasar tradisional
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
Realisasi Kinerja Triwulan I
Capaian
%
Satuan
Target
%
6,5
1,7
382%
Stabilisasi Harga Bahan Pokok
Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok utama
Penurunan Disparitas Harga Bahan
Pokok Antar Propinsi
Rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan
variasi harga nasional
Rasio
2,2
2,8
127
Peningkatan Kualitas Laporan
Keuangan dan Akuntabilitas
Kementerian
Peningkatan Kinerja Organisasi
Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian
Opini
WTP
-
0
Ranking PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi
Ranking
Top 3
-
0
Penilaian terhadap akuntabilitas kinerja
Kategori
B
B
100
c. Lembar Pengukuran Kegiatan Menurut Rencana Aksi Pelaksanaan Kontrak Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun
2013
SASARAN STRATEGIS
Peningkatan pertumbuhan
ekspor
INDIKATOR KINERJA
Target Triwulan I
Output
Anggaran
KEGIATAN PENDUKUNG
Pertumbuhan ekspor nonmigas
Penyusunan dan penerbitan kebijakan
penetapan harga patokan ekspor produk
3 peraturan
296.440.000
Total ekspor
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan ekspor
Verifikasi penerbitan dokumen produk
ekspor
Verifikasi dalam rangka penerbitan LS
ekspor produk industri kehutanan
Identifikasi peningkatan ekspor produk
pertanian dan kehutanan serta industri
dan pertambangan
1 kegiatan
63.749.500
-
Realisasi Triwulan I
Output
Anggaran
41.352.150
163.780.000
Survey HPE
CPO ke 4
daerah dan 3
peraturan HPE
Produk
Pertambangan
(Feb. s/d Apr)
9 kegiatan
monitoring
-
-
-
-
-
-
69.125.200
2 laporan
150.273.230
198.720.120
9.939.200
28
SASARAN STRATEGIS
29
INDIKATOR KINERJA
Target Triwulan I
Output
Anggaran
KEGIATAN PENDUKUNG
Realisasi Triwulan I
Output
Anggaran
Focus group discussion dengan
stakeholder mengenai produk ekspor
Partisipasi pada forum kerjasama
komoditas ekspor
Bantuan peralatan penunjang ekspor
produk pertanian dan kehutanan
Penyediaan dan pemutakhiran data dan
informasi produk ekspor dan eksportir
-
137.774.000
-
-
1 kegiatan
167.386.000
42.590.400
-
-
1 kegiatan
1 laporan
-
-
100.736.000
58.044.000
Sosialisasi dan bimbingan teknis ekspor
produk industri dan pertambangan
Koordinasi dengan stakeholder untuk
mendorong penetapan KEK
-
-
3 kali cetak
buku statistik &
1 laporan
1 Kegiatan
-
176.467.500
0
Penyusunan kebijakan Permendag
pendelegasian penerbitan perijinan
kepada administrator di KEK
Penerbitan SKA dengan sistem otomasi
10%
62.615.000
2 kegiatan
koordinasi
untuk
mendorong
KEK
40%
-
-
30%
2.704.861.500
Verifikasi keasalan barang ekspor
Indonesia
Penyusunan submisi tuduhan dumping,
subsidi dan safeguards
Dengan pendapat / konsultasi
informal/teknis di negara mitra dagang
Monitoring dan evaluasi hambatan
perdagangan
Pembuatan dan pengelolaan database
hambatan perdagangan
Penyusunan/penyempurnaan kebijakan
impor barang modal, bahan baku dan
penolong
-
-
-
-
2 submisi
70.730.000
1 Submisi
37.628.750
6 kegiatan
804.639.000
4 Kegiatan
243.748.422
5 laporan
450.963.000
8 Laporan
441.643.300
-
12.320.000
-
1.440.000
-
-
penyiapan
dokumen dan
pengumpulan
bahan-bahan
267.100.000
-
18.100.000
28.606.000
SASARAN STRATEGIS
Diversifikasi pasar tujuan
ekspor dan diversifikasi
produk ekspor
INDIKATOR KINERJA
Target Triwulan I
Output
Anggaran
KEGIATAN PENDUKUNG
Koordinasi penanganan permasalahan
impor barang modal, bahan baku dan
penolong
-
-
Monitoring dan evaluasi importasi
barang modal, bahan baku dan penolong
-
-
Penyusunan/penyempurnaan kebijakan
impor barang konsumsi
-
-
Koordinasi penanganan permasalahan
impor barang konsumsi
-
-
Monitoring dan evaluasi impor barang
konsumsi
-
-
Rasio konsentrasi penguasaan pangsa
pasar di 5 negara tujuan ekspor
terbesar (CR5)
Kegiatan promosi di LN (DJPEN, Atdag
dan ITPC)
Kegiatan promosi dalam negeri (TEI)
16 kegiatan
11.807.269.000
-
-
Pertumbuhan ekspor non migas ke
negara non tradisional
Kontribusi ekspor di luar 10 produk
utama
Market intelligence (DJPEN, Atdag dan
ITPC)
Market brief (DJPEN, Atdag dan ITPC)
-
Realisasi Triwulan I
Output
Anggaran
penyiapan
dokumen dan
pengumpulan
bahan-bahan
penyiapan
dokumen dan
pengumpulan
bahan-bahan
penyiapan
dokumen dan
pengumpulan
bahan-bahan
penyiapan
dokumen dan
pengumpulan
bahan-bahan
penyiapan
dokumen dan
pengumpulan
bahan-bahan
7 kegiatan
163.600.000
-
39.433.000
Tahap
persiapan
-
-
0
52
-
Diklat ekspor PPEI (angkatan)
20 angkatan
1.382.358.000
16
-
Kerjasama pengembangan ekspor
1 naskah
342.421.000
1 naskah
-
Penyusunan profil produk
-
290.013.000
-
Penyusunan katalog produk
-
55.065.000
Pengumpulan
data
Pengumpulan
data
17.733.440
47.250.000
36.000.000
4.433.360
-
-
-
30
SASARAN STRATEGIS
31
INDIKATOR KINERJA
Target Triwulan I
Output
Anggaran
KEGIATAN PENDUKUNG
Realisasi Triwulan I
Output
Anggaran
Adaptasi produk
3
438.222.900
Penerimaan misi pembelian
50
73.612.000
Diseminasi hasil produk intelligent 2012
3
325.512.000
7
-
Pengembangan produk kerajinan
Persiapan
81.335.000
Persiapan
-
Program peningkatan daya saing produk
ekspor
Program pengembangan merek
2
1.409.250.000
2 kegiatan
-
Penjaringan
peserta
261.502.000
Penjaringan
peserta di
Semarang
-
Indonesian
Night
Proses
pembuatan
script video
APEC & WTO
Proses
pembuatan
video TEI
50 hasil
perundingan
9 hasil
perundingan
-
Perbaikan citra produk
ekspor Indonesia
Skor dimensi ekspor dalam Simon
Anholt Nation Brang Index (NBI)
Pembuatan TVC NB, implementasi ND
ndonesian Night di Davos, Pembuatan
Video Klip APEC, WTO dan TEI, forum
bisnis APEC
-
20.000.000.000
Peningkatan peran dan
kemampuan Kementerian
Perdagangan dalam
diplomasi perdagangan
internasional
Jumlah hasil perundingan
perdagangan internasional
Persentase peningkatan nilai
perdagangan Indonesia dengan
negara mitra FTA
Program peningkatan kerjasama
perdagangan internasional
Peningkatan peran dan kemampuan
diplomasi perdagangan internasional
Partisipasi aktif pada perundingan
perdagangan/konferensi/workshop
internasional
Peningkatan peran Indonesia melalui
penyelenggaraan sidang internasional di
dalam negeri
Penguatan persiapan perundingan dan
posisi runding
Penyelenggaraan sosialisasi hasil dan
proses diplomasi perdagangan
internasional didaerah
56 hasil
perundingan
9 hasil
perundingan
21.463.828.795
14.481.058.500
4
-
-
11.875.260.090
8.296.466.215
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN PENDUKUNG
Publikasi perkembangan dan hasil
perundingan kerjasama perdagangan
internasional
Peningkatan kerjasama di bidang
perdagangan jasa
Partisipasi dalam perundingan
perdagangan jasa
Penyusunan proposal/posisi
perundingan/rekomendasi dan laporan
perundingan perdagangan jasa
Peningkatan pemahaman hasil
perundingan perdagangan jasa
Peningkatan kerjasama dan perundingan
multilateral
Penanganan isu-isu kerjasama
perdagangan multilateral
Persiapan trade policy review
mechanism Indonesia
Klarifikasi atas
pertanyaan/tanggapan/keberatan terkait
kebijakan dan praktek perdagangan RI
dari luar negeri
Partisipasi aktif dalam perundingan
kerjasama perdagangan multilateral
Penyusunan bahan posisi runding
Pembentukan focus group discussion
kerjasama multilateral
Pemantapan isu strategis KTM WTO di
Indonesia
Peningkatan kerjasama dan perundingan
ASEAN
Penyusunan posisi runding kerjasama
ASEAN, mitra dialog, antar dan sub
regional serta perdagangan lintas batas
Target Triwulan I
Output
Anggaran
Realisasi Triwulan I
Output
Anggaran
8 hasil
perundingan
991.966.562
7 hasil
perundingan
697.127.675
2 hasil
perundingan
1.310.488.142
4 hasil
perundingan
716.022.976
15 hasil
perundingan
1.336.659.500
14 hasil
perundingan
875.462.057
32
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN PENDUKUNG
Target Triwulan I
Output
Anggaran
Realisasi Triwulan I
Output
Anggaran
Hasil perundingan kerjasama ASEAN
Penanganan isu-isu perdagangan ASEAN
Proses ratifikasi kesepakatan kerjasama
ASEAN, mitra dialog, antar dan sub
regional serta perdagangan lintas batas
di Bogor
Peningkatan kerjasama dan perundingan
bilateral
Partisipasi aktif dalam perundingan
kerjasama perdagangan bilateral
Penyusunan posisi runding
Penyederhanaan perizinan
perdagangan dalam negeri
dan luar negeri
33
Pelayanan perizinan sub sektor PDN
yang dapat dilayani secara online
Rata-rata waktu penyelesaian
perizinan
Proses ratifikasi kesepakatan kerjasama
perdagangan bilateral
Konsultasi publik dalam rangka
pengaman kebijakan perdagangan
nasional
Peningkatan kerjasama dan perundingan
APEC dan Organisasi Internasional
Lainnya
Proses ratifikasi kesepakatan kerjasama
dan perundingan APEC dan Organisasi
Internasional Lainnya
Partisipasi pada perundingan kerjasama
perdagangan APEC dan Organisasi
Internasional Lainnya
Penyusunan posisi runding kerjasama
perdagangan APEC dan Organisasi
Internasional Lainnya
Jumlah perizinan di bidang perdagangan
dalam negeri
Waktu penyelesaian perizinan dan non
perizinan di bidang perdagangan dalam
negeri
15 hasil
perundingan
2.216.131.091
8 hasil
perundingan
640.297.349
7 hasil
perundingan
1.127.525.000
8 hasil
perundingan
649.883.818
11 izin
-
12 izin
-
4 hari
-
3,5 hari
-
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
Perizinan ekspor dan impor yang
dapat dilayani secara online
Rata-rata waktu penyelesaian
perizinan ekspor dan impor
Peningkatan output sektor
perdagangan
Pertumbuhan PDB sektor
perdagangan (besar dan eceran)
Target Triwulan I
Output
Anggaran
KEGIATAN PENDUKUNG
Realisasi Triwulan I
Output
Anggaran
Peningkatan layanan sistem dan aplikasi
online (inatrade)
Validasi dan verifikasi serta monitoring
dan evaluasi pengguna hak akses
inatrade
Pemrosesan dan verifikasi permohonan
sebagai Eksportir Terdaftar (ET) dan SPE
produk industri dan pertambangan yang
diatur tata niaga ekspornya
Pengelolaan dokumen permohonan
penetapan sebagai Importir Terdaftar
(IT) dan Importir Produsen (IP)
Pemberdayaan P3A dalam rangka
promosi produk dalam negeri
Pembinaan dan pengembangan kegiatan
usaha jasa e-commerce
Sosialisasi kebijakan penjualan langsung
-
-
-
-
1 laporan
kegiatan
15.970.000
-
-
55 dokumen
31.060.000
-
1.850
importir
496.125.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Pendampingan waralaba nasional
179 STPW
933.862.000
-
34.503.000
-
-
-
-
-
-
-
-
Sosialisasi kampanye 100% Cinta
Indonesia di sektor pendidikan
Sosialisasi kampanye 100% Aku Cinta
Indonesia melalui pameran produk
Indonesia regional
Pelaksanaan forum dagang PDN
2 daerah
320.000.000
-
-
-
-
-
-
1 daerah
350.000.000
-
-
Pelaksanaan survei efektivitas program
-
-
-
-
Partisipasi klinik bisnis pada pameran
Rasio penggunaan produk dalam
negeri terhadap pengeluaran
konsumsi rumah tangga
Fasilitas UKM waralaba/potensial
waralaba pada expo di dalam dan luar
negeri
Penilaian dan pengawasan kegiatan
usaha dengan sistem waralaba
Kampanye 100% Aku Cinta Indonesia
34
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
Target Triwulan I
Output
Anggaran
KEGIATAN PENDUKUNG
Realisasi Triwulan I
Output
Anggaran
kampanye perubahan pola konsumsi
Jumlah transaksi multilateral di
bidang PBK
Nilai resi gudang yang diterbitkan
Pengawasan transaksi PBK
350.000 lot
67.560.000
276.450 lot
8.695.600
Pendampingan implementasi Sistem Resi
Gudang
Pengelolaan data transaksi PL dan SRG
25 M
300.260.000
Rp 6,9 M
1.501.300.000
-
Pemantauan pelaksanaan subsidi SRG
Peningkatan perlindungan
konsumen
Pengembangan sarana
distribusi perdagangan dalam
mendukung kinerja logistik
nasional
Stabilisasi harga bahan pokok
Akumulasi jumlah BPSK yang
terbentuk setiap tahun
429.940.000
Fasilitasi pembentukan dan penguatan
BPSK
Fasilitasi koordinasi kelembagaan
perlindungan konsumen
Musyawarah nasional BPSK
4 lok
131.088.000
-
-
2 lok
35.460.000
1 lok
21.695.000
-
-
-
-
Persentase revitalisasi pasar
tradisional
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Rata-rata koefisien variasi harga
bahan pokok utama
Penyusunan dan penyempurnaan
kebijakan terkait bahan kebutuhan
pokok agro, bahan kebutuhan pokok
hasil industri dan barang strategis
Antisipasi stabilisasi harga bapokstra
pada hari besar keagamaan nasional
(HBKN)
Pengumpulan, pengolahan dan publikasi
harga bahan pangan pokok dan barang
strategis
1 kebijakan
90.300.000
-
32.668.200
1 kegiatan
34.525.000
-
50.278.500
Laporan (58
harian, 13
mingguan, 3
bulanan)
-
453.360.000
-
266.242.900
-
-
-
-
-
-
-
Pelatihan petugas sistem pemantauan
pasar kebutuhan pokok (SP2KP)
Bimbingan teknis peningkatan
kompetensi petugas pengolah data harga
bahan pangan pokok dan barang
strategis
35
102.260.000
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
Pengembangan dan operasionalisasi
sistem pemantauan pasar kebutuhan
pokok (SP2KP)
Tim komoditi spesialis pangan pokok
Penurunan disparitas harga
bahan pokok antar provinsi
Rata-rata rasio variasi harga provinsi
dibandingan variasi harga nasional
Target Triwulan I
Output
Anggaran
KEGIATAN PENDUKUNG
Bimbingan teknis kebijakan bahan
kebutuhan pokok hasil industri
Sosialisasi pengalihan minyak goreng
curah ke minyak goreng kemasan dan
minyakita
Bimbingan teknis kebijakan bahan
kebutuhan pokok agro
Peningkatan kinerja pelaku usaha di
bidang distribusi komoditi yang diawasi
Pengamanan kelancaran distribusi
komoditi bahan kebutuhan pokok hasil
industri
Monitoring penyelenggaraan pasar
murah
Rapat koordinasi bahan kebutuhan
pokok
Penyusunan profil komoditi bahan pokok
hasil industri
Pemantauan dan pengamanan distribusi
barang strategis di sentra distribusi
Verifikasi pengangkutan antar pulau
komoditi kelapa sawit dan produk
turunannya
Survey harga patokan PSDH
Verifikasi pengangkutan antar pulau
rotan
Pengamanan kelancaran distribusi
komoditi bahan kebutuhan pokok agro
Realisasi Triwulan I
Output
Anggaran
-
-
-
-
1 lap
komoditi
-
16.073.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2 daerah
382.573.000
-
247.820.000
4 daerah
1.008.920.000
-
65.078.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3 daerah
62.600.000
-
40.209.250
Laporan
triwulan I
-
-
-
-
-
-
-
Laporan
triwulan I
2 daerah
-
-
-
71.075.000
-
48.870.000
36
SASARAN STRATEGIS
Peningkatan kualitas laporan
keuangan dan akuntabilitas
Kementerian
INDIKATOR KINERJA
Opini BPK atas laporan keuangan
Kementerian
Peringkat penilaian program Inisiatif
Anti Korupsi
Peningkatan kinerja
organisasi
37
Penilaian terhadap akuntabillitas
kinerja
Target Triwulan I
Output
Anggaran
KEGIATAN PENDUKUNG
Realisasi Triwulan I
Output
Anggaran
Penyusunan profil komoditi bahan pokok
agro
Peningkatan kualitas pengelolaan
keuangan dan Barang Mlik Negara
Peningkatan kualitas SDM (pengelola
keuangan dan pengelola sistem
akuntansi instansi)
Penyusunan pedoman bidang keuangan
-
-
-
-
2 laporan
637.815.000
-
-
1 pelatihan
654.069.000
-
-
-
-
-
-
Pembentukan satgas PIAK dan SI
1 SK Mendag
167.375.000
Workshop persiapan PIAK dan SI
-
-
-
-
Self assesment
-
-
-
-
Penyusuna rencana kerja Kemendag
tahun 2014
Koordinasi penyusunan dokumen
perjanjian kinerja Kemendag tahun 2013
Penyusunan LAK Biro Perencanaan
Tahun 2012
Penyusunan LAK Setjen tahun 2012
1 dokumen
509.833.000
1 dokumen
149.606.000
1 dokumen
162.262.000
1 dokumen
28.148.000
1 laporan
187.980.000
1 laporan
126.971.000
1 laporan
288.300.000
1 laporan
183.675.000
Penyusunan LAK Kemendag tahun 2012
1 laporan
180.760.000
1 laporan
174.080.000
Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah 2012
(RKP) sektor perdagangan
Evaluasi kinerja atas pelaksanaan RKA
Kemendag tahun 2012
1 laporan
420.620.000
1 laporan
199.088.000
1 laporan
385.620.000
1 laporan
180.005.000
Download