PENGARUH SHOLAT FARDHU TERHADAP PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VI SD N KUTOWINANGUN 07 SALATIGA TAHUN 2009/2010) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Disusun Oleh : FATK HUDIN NIM : 11408017 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010 NOTA PEMBIMBING Lamp Hal : 3 Eks : Naskah Skripsi Saudara Fatkhudin Kepada Yth: Ketua STAIN Salatiga Di – Salatiga ASSALAMU’ALAIKUM, WR. WB Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Fatkhudin NIM : 11408017 Jurusan : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam Judul : PENGARUH SHOLAT FARDHU TERHADAP PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VI SD N KUTOWINANGUN 07 SALATIGA TAHUN 2009/2010) Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. WASSALAMU’ALAIKUM, WR.WB Pembimbing Drs. Juz'an, M.Hum NIP 19611024 198903 1 002 ii KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:[email protected] PENGESAHAN Skripsi Saudara : FATKHUDIN dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408017 yang berjudul: PENGARUH SHOLAT FARDHU TERHADAP PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VI SD N KUTOWINANGUN 07 SALATIGA TAHUN 2009/2010) Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. 25 September 2010 M Salatiga, 16 Syawal 1431 H Panitia Ujian Ketua Sidang Sekretaris Sidang Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002 Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005 Penguji I Penguji II Drs. Abdul Syukur, M.Si NIP. 19670307 199403 1 002 Peni Susapti, M.Si NIP. 19700403 200003 2 003 Pembimbing Drs. Juz'an, M.Hum NIP. 19611024 198903 1 002 iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : FATKHUDIN NIM : 11408017 Judul Skripsi : PENGARUH SHOLAT FARDHU TERHADAP PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VI SD N KUTOWINANGUN 07 SALATIGA TAHUN 2009/2010) Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Salatiga, 25 September 2010 Yang Menyatakan FATKHUDIN iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa (QS. Thaaha: 32). PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Anak dan istriku tersayang, yang telah memberikan inspirasi bagiku 2. Rekan-rekan di Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga v KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan. Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul “PENGARUH SHOLAT FARDHU TERHADAP PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VI SD N KUTOWINANGUN 07 SALATIGA TAHUN 2009/2010). Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang tiada taranya kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi. 3. Bapak Drs. Juz'an, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing, yang dengan keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini. 4. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya. Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin. Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan atau bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik vi yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya. Amin – amin yarobbal ‘alamin Salatiga, September 2010 Penulis Fatkhudin vii ABSTRAK Kehidupan perkotaan telah memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan anak. Belum dilaksanakannya shalat dengan benar tersebut dipengaruhi juga oleh faktor perhatian orang tua siswa. Orang tua siswa sibuk dengan pekerjaan sehingga untuk memperhatikan pendidikan keagamaan siswa sangat kurang. Dampaknya sifat individualistik siswa semakin tampak bahkan kehidupan dalam diri anak juga semakin jauh dari norma-norma keagamaan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana kemampuan sholat siswa SD N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010? Bagaimana perilaku social keagamaan siswa SD N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010? Adakah pengaruh sholat terhadap perilaku social keagamaan siswa SD N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010 sehingga tujuan penelitiannya adalah Untuk mengetahui kemampuan sholat siswa SD N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010, untuk mengetahui perilaku sosial keagamaan siswa SD N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010 dan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh sholat terhadap perilaku sosial keagamaan siswa SD N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan di SD N Kutowinangun 07 Salatiga. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 19 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket untuk perhatian orangtua, sedangkan prestasi belajar menggunakan teknik dokumentasi, yaitu mengambil data hasil belajar tes semester II. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas shalat fardhu yang berada pada kategori baik mencapai 42,1%, kategori sedang 42,1% dan kategori kurang 15,8%, perilaku sosial keagamaan siswa yang berada pada kategori baik mencapai 68,4%, kategori sedang 26,3% dan kategori kurang 5,3%. Berdasarkan data kuantitatif di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa intensitas shalat memiliki pengaruh terhadap perilaku sosial keagamaan siswa yaitu nilai r yang diperoleh adalah sebesar 0,577 lebih besar dari r tabel 5% dan r tabel 1%. viii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................. i NOTA PEMBIMBING ............................................................................. ii PENGESAHAN ........................................................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. v KATA PENGANTAR............................................................................... vi ABSTRAK................................................................................................ viii DAFTAR ISI ............................................................................................ ix DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................ 3 C. Tujuan Penelitian.................................................................. 3 D. Hipotesis .............................................................................. 4 E. Kegunaan Penelitian ............................................................ 4 F. Definisi Operasional ............................................................. 5 G. Metode Penelitian ................................................................. 6 H. Sistematika Penulisan ........................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Definis Shalat ....................................................................... 10 B. Pendidikan Sosial Keagamaan .............................................. 18 C. Perilaku Sosial Keagamaan................................................... 22 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Sejarah SD N Kutowinangun 07 ........................................ 25 B. Keadaan Guru .................................................................... 25 C. Sarana SD N Kutowinangun 07.......................................... 27 ix D. Kebermanfaatan Sekolah.................................................... 29 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data ........................................................................ 32 B. Analisis Pengolahan Data ..................................................... 43 C. Analisis Uji Hipotesis ........................................................... 46 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................... 48 B. Saran .................................................................................... 48 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 50 LAMPIRAN-LAMPIRAN x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat merupakan hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya, ia adalah tiang agama, seorang muslim bisa mendapatkan lezatnya bermunajat dengan tuhannya ketika shalat, sebab jiwanya menjadi tenang, hatinya tentram, dadanya lapang, keperluannya terpenuhi, dan dengannya sesorang bisa tenag dari kebimbangan dan problematika duniawi. Secara lahiriyah Shalat berkaitan dengan perbuatan badan seperti berdiri, duduk, ruku', sujud, dan semua perkataan dan perbuatan. Dan secara bathiniyah berkaitan dengan hati, yaitu dengan mengagungkan Allah, membesarkanNya, takut, cinta, taat, memuji, dan bersyukur kepadaNya, bersikap merendah dan patuh kepada Allah. Perbuatan dzahir bisa terwujud dengan melakukan apa yang diajarkan oleh Nabi dalam shalat, sedangkan yang batin bisa dicapai dengan bertauhid dan beriman, ikhlas dan khusyu'. Shalat mempunyai jasad dan ruh. Adapun jasadnya adalah berdiri, ruku', suju, dan membaca bacaan. Adapun rohnya adalah: Mengagungkan Allah, takut memuji, memohon, meminta ampun kepadaNya, memujaNya, mengucapkan shalawat dan salam kepada rasulNya, keluarga beliau, dan hamba-hamba Allah yang shalih. Allah memerintahkan kepada hambaNya setelah mengucapkan dua syahadah untuk mengikat kehidupannya dengan 1 2 empat perkara (shalat, zakat, puasa, dan haji) dan inilah rukun Islam, dan setiap ibadah tersebut membutuhkan latihan dalam mewujudkan perintah Allah pada jiwa manusia, harta, syahwat, dan tabi'atnya; agar dirinya menjalani hidupnya sesuai dengan perintah Allah dan RasulNya dan apa yang dicintai oleh Allah dan RasulNya, bukan menurut hawa nafsunya. Di dalam shalat, seorang muslim mewujudkan perintah Allah pada setiap anggota badannya, hal itu agar dirinya terbiasa taat kepada Allah dan melaksanakan perintahnya dalam segala aspek kehidupanya, pada prilaku, pergaulan, makanan, pakaiannya dan seterusnya sehingga ia terbentuk menjadi pribadi yang taat kepada tuhannya di dalam shalat maupun di luar shalatnya. Shalat mencegah dari perbuatan mungkar dan merupakan sebab dihapuskannya kesalahan. Namun demikian, seiring dengan perkembangan zaman, telah banyak memberikan pengaruh terhadap kehidupan dan perilaku sosial anak. Anak banyak dipengaruhi faktor di luar sehingga kemampuan dalam hal agama sangat kurang. Sebagaimana siswa SDN Kutowinangun 07 Salatiga sebagian siswanya masih banyak yang belum melaksanakan shalat dengan benar. Kehidupan perkotaan telah memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan anak. Belum dilaksanakannya shalat dengan benar tersebut dipengaruhi juga oleh faktor perhatian orang tua siswa. Orang tua siswa sibuk dengan pekerjaan sehingga untuk memperhatikan pendidikan keagamaan siswa sangat kurang. Dampaknya sifat individualistik siswa 3 semakin tampak bahkan kehidupan dalam diri anak juga semakin jauh dari norma-norma keagamaan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul "PENGARUH SHOLAT TERHADAP PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VI SD N KUTOWINANGUN 07 SALATIGA TAHUN 2009/2010)" B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan sholat siswa SD N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010? 2. Bagaimana perilaku social keagamaan siswa SD N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010? 3. Adakah pengaruh sholat terhadap perilaku social keagamaan siswa SD N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kemampuan sholat siswa SD N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010. 2. Untuk mengetahui perilaku social Kutowinangun 07 tahun 2009/2010. keagamaan siswa SD N 4 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh sholat terhadap perilaku social keagamaan siswa SD N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah "Ada pengaruh yang signifikan antara sholat terhadap perilaku sosial keagamaan siswa SD N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010" E. Kegunaan Penelitian Apabila penelitian tersebut dapat terwujud, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara akademik maupun manfaat praktis sebagai berikut: 1. Manfaat akademik Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah pada umumnya. 2. Manfaat praktis Sebagai masukan bagi pengajar Pendidikan Agama Islam di sekolah guna memanfaatkan metode pembelajaran. 5 F. Definisi Operasional 1. Pengaruh Pengaruh didefinifikan sebagai daya yang timbul dari seseorang atau benda yang memberikan dampak terhadap perbuatan seseorang 1. 2. Shalat Shalat adalah perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan disudahi dengan salam, yang dengannya kita beribadat kepada Allah sesuai syarat-syarat yang telah ditentukan2. Jadi shalat merupakan perpaduan gerak lahiriah dan batiniah, sehingga dapat dikatakan orang telah mendirikan shalat jika mampu memadukan gerak lahirian dan jiwa tersebut. Dalam penelitian ini indikatornya adalah: a. rasa sayang pada Allah b. rasa terima kasih kepada Allah c. Ingat kepada Allah d. Perintah Allah 3. Perilaku Sosial Keagamaan Perilaku diartikan sebagai tindakan atau aktivitas sebagai akibat atau reaksi3. Sosial didefinisikan sebagai hal yang berkaitan dengan kepentingan umum atau kemasyarakatan4. Keagamaan berasal dari kata dasar agama yang mendapat konfiks ke-an. Keagamaan diartikan 1 Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Yogyakarta, Yrama Widya, 2008, hal.168 Asyyayuthi, Wudlu, Shalat, dan Bacaan Surat Pendek, Surabaya, Mitra Ummat, 1998, hal. 21 3 Surayin, Op.Cit, hal. 327 4 Ibid, hlm. 564 2 6 sebagai hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai agama5. Jadi yang dimaksud perilaku sosial keagamaan disini adalah kapasitas dalam hal habluminannas, yaitu hubungan dengan sesama manusia. Adapun indikatornya adalah: a. Sikap terhadap teman dan tetangga b. Pergaulan dengan tetangga c. Ketaatan terhadap aturan dalam masyarakat G. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menjelaskan pengaruh antar variabel bebas dengan variabel terikat serta menguji hipotesis yang diajukan6. Metode kuantitatif dipergunakan untuk pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat dan tujuanya antuk mencari gambaran yang sistematis dan fakta yang akurat. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas VI SD N Kutowinangun 07 Kota Salatiga. Penelitian akan dilaksanakan bulan Mei 2010 sampai dengan selesai 3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling a. Populasi 5 6 Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1986, hal. 48 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2008, hlm. 56 7 Populasi merupakan kumpulan individu atau orang dalam suatu wilayah yang memiliki karakteristik tertentu7. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas VI SD N Kutowinangun 07 Salatiga sebanyak 19 orang siswa. b. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan obyek penelitian. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka seluruh populasi dijadikan sampel penelitian sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi8. 4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner (daftar pertanyaan). Metode kuesioner dipakai untuk mendapatkan data variabel kemampuan shalat dan perilaku social keagamaan. Kuesioner dibagikan kepada responden. 5. Analisis Data Analisis data untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut: rxy XY X Y N X Y N Y Y 2 2 2 2 Keterangan: 7 Ibid, hlm. 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta, 2003, hlm. 134 8 8 rxy : Koefisien Korelasi Product moment x : frekuensi variabel X (sholat fardhu) y : frekuensi variabel Y (perilaku sosial keagamaan) N : Jumlah responden Sedangkan untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan penafsiran koefisien korelasi dengan kriteria sebagai berikut: H. a. antara 0,800 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi b. antara 0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi c. antara 0,400 sampai dengan 0,599 = cukup d. antara 0,200 sampai dengan 0,399 = rendah e. antara 0,000 sampai dengan 0,200 = sangat rendah Sistematika Penulisan Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman persetujuan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Sedangkan bagian inti terdiri dari: Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan. 9 Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang landasan teori yang digunakan dalam penelitian. Bab III Hasil Penelitian, berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian dan subjek penelitian serta penyajian data. Bab IV Analisis Data, berisi tentang hasil penelitian, analisis data dan pembahasan. Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran, daftar pustaka dan lampiran-lampiran. 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Salat Sholat secara Bahasa (Etimologi) berarti Do'a1. Sedangkan secara Istilah/Syari'ah (Terminologi), sholat adalah perkataan dan perbuatan tertentu/khusus yang dibuka/dimulai dengan takbir (takbiratul ihram) diakhiri/ditutup dengan salam2. Sholat merupakan rukun perbuatan yang paling penting diantara rukun Islam yang lain sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi kondisi akhlaq manusia. sholat didirikan sebanyak lima kali setiap hari, dengannya akan didapatkan bekas/pengaruh yang baik bagi manusia dalam suatu masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa persaudaraan dan kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan ibadah yang satu di salah satu dari sekian rumah milik Allah subhanahu wa ta'ala (masjid). 1. Hukum Sholat Melaksanakan sholat adalah wajib 'aini bagi setiap orang yang sudah mukallaf (terbebani kewajiban syari'ah), baligh (telah dewasa/dengan ciri telah bermimpi), dan 'aqil (berakal). Allah berfirman: 1 HM Timur Djaelani, Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Dermaga, 2003, hlm.14 2 Ibid, hlm. 14 10 11 "Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar mereka hanya beribadah/menyembah kepada Allah sahaja, mengikhlaskan keta'atan pada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan hanif (lurus), agar mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, demikian itulah agama yang lurus". (Surat Al-Bayyinah:5)3. 2. Penetapan Sholat Diantara sekian banyak bentuk ibadah dalam Islam, sholat adalah yang pertama kali di tetapkan kewajibannya oleh Allah subhanahu wa ta'ala, Nabi menerima perintah dari Allah tentang sholat pada malam mi'raj (perjalanan ke langit) tanpa perantara. 3. Hikmah Sholat Sholat disyari'atkan sebagai bentuk tanda syukur kepada Allah, untuk menghilangkan dosa-dosa, ungkapan kepatuhan dan merendahkan diri di hadapan Allah, menggunakan anggota badan untuk berbakti kepada-Nya yang dengannya bisa seseorang terbersih dari dosanya dan tersucikan dari kesalahan-kesalahannya dan terajarkan akan ketaatan dan ketundukan. Allah telah menentukan bahwa sholat merupakan syarat asasi dalam memperkokoh hidayah dan ketakwaan, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya: 3 Depag RI, Al Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta, Depag RI, 2005 hal. 484 12 "Alif Laaam Miiim. Kitab (Al Qur-an) tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS. Al Baqarah : 1-2)4. 4. Kedudukan Sholat Sholat merupakan salah satu rukun Islam setelah syahadatain. Dan amal yang paling utama setelah syahadatain. Barangsiapa menolak kewajibannya karena bodoh maka dia harus dipahamkan tentang wajibnya sholat tersebut, barangsiapa tidak meyakini tentang wajibnya sholat (menentang) maka dia telah kafir. Barangsiapa yang meninggalkan sholat karena menggampang-gampangkan atau malas, maka wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah. Sholat dalam Islam mempunyai kedudukan yang tidak disamai oleh ibadah-ibadah lainnya. Ia merupakan tiangnya agama ini. Yang tentunya tidaklah akan berdiri tegak kecuali dengan adanya tiang tersebut. Sholat merupakan kewajiban mutlak yang tidak pernah berhenti kewajiban melaksanakannya sekalipun dalam sebagaimana firman Allah Ta'ala menunjukkan: 4 Ibid, hal. 4 keadaan takut, 13 "Peliharalah segala sholat(mu), dan (peliharalah) sholat wustha. Jika kamu dalam keadaan takut (akan bahaya), maka sholatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (sholatlah) sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui5." (QS. Al-baqarah : 238 239). 5. Rukun-Rukun Sholat Rukun sholat adalah setiap bagian sholat yang apabila ketinggalan salah satunya dengan sengaja atau karena lupa maka sholatnya batal (tidak sah). Adapun rukuh sholat adalah6: a. Berdiri bagi yang mampu, bila tidak mampu berdiri maka dengan duduk, bila tidak mampu duduk maka dengan berbaring secara miring atau terlentang. b. Takbiratul Ihram ketika memulai sholat c. Membaca Al Fatihah d. Rukuk e. I'tidal f. Sujud g. Bangun dari sujud h. Duduk diantara dua sujud i. 5 6 Tuma'ninah dalam setiap rukun Depag RI, Op.Cit, hal. 4 Ahmadi, Tatacara Shalat Wajib dan Sunnah, Surabaya, Mitra Ummat, 2000, hal. 14 14 j. Tasyahud Akhir k. Duduk Tasyahud Akhir l. Shalawat atas Nabi pada Tasyahud Akhir m. Tertib pada setiap rukun n. Salam 6. Hal yang Wajib Dalam Sholat Hal yang wajib dalam sholat adalah bagian sholat yang apabila ketinggalan salah satunya dengan sengaja maka sholatnya batal (tidak sah), tapi kalau tidak sengaja atau lupa maka orang yang sholat diharuskan melakukan sujud sahwi. Hal yang wajib dalam sholat diantaranya7: a. Semua takbir selain takbiratul ihram b. Melafadzkan : subhana rabbiyal a'dziim pada saat ruku' c. Melafadzkan : sami'allahuliman hamidah bagi Imam dan pada saat sholat sendiri d. Melafadzkan : rabbana walakal hamdu bagi Imam, makmum dan pada saat sholat sendiri e. Melafadzkan : subhana rabbiyal a'la pada saat sujud f. Melafadzkan : rabighfirlii pada saat duduk diantara dua sujud g. Tasyahud awal h. Duduk Tasyahud awal 7. Hal yang Sunnah Dalam Sholat 7 Ibid, hal. 14 15 Hal yang sunnah dalam sholat adalah bagian sholat yang tidak termasuk dalam rukun maupun wajib, tidak membatalkan solat baik ditinggalkan secara sengaja maupun lupa. Hal yang sunnah dalam shalat adalah8: a. Mengangkat kedua tangan ketika takbir. b. Membaca do'a istiftah/iftitah c. Membaca ta'awudz ketika memulai qiro'ah (bacaan) d. Membaca surat dari Al-Qur'an setelah membaca Al-Fatihah pada dua rakaat yang awal e. Meletakkan dua tangan pada lutut selama rukuk f. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri selama berdiri g. Mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud selama sholat (kecuali waktu tasyahud- pent) 8. Hal yang Membatalkan Sholat Hal yang membatalkan dalam shalat diantaranya adalah9: a. Berbicara ketika sholat b. Tertawa c. Makan dan minum d. Berjalan terlalu banyak tanpa ada keperluan e. Tersingkapnya aurat f. Memalingkan badan dari kiblat g. Menambah rukuk, sujud, berdiri atau duduk secara sengaja 8 9 Ibid, hal. 16 Ibid, hal. 18 16 h. Mendahului imam dengan sengaja 9. Hal yang Makruh Dalam Sholat Sedangkan hal-hal yang makruh dalam sholat adalah10: a. Memejamkan dua mata b. Menoleh tanpa keperluan c. Meletakkan lengan dilantai ketika sujud d. Banyak melakukan gerakan yang sia-sia, misal: main-main dengan jam (melihat jam, mengakurkan jam, memperbaiki tali jam, membersihkan jam dll), mempermainkan baju, atau lainya Berdasarkan uraian penjelasan tersebut diatas, menunjuk bahwasanya bila kita telah mampu melakukan perpaduan antara gerak jiwa dan hati dengan gerak lahir (badan), berarti kita telah mendirikan salat. Akan tetapi bila kita hanya mampu sebatas gerak lahiriah (badan), berarti kita hanya mengerjakan salat. Sebagai contoh; apabila kita melihat seseorang berdiri untuk menegakkan salat, bertakbir dan memenuhi segala ketentuan cara salat, baik ruku atau sunnatnya serta memberi salam, maka kita boleh mengatakan sebatas “orang itu telah mengerjakan salat”. Namun demikian kita tidak bisa mengatakan bahwa orang itu telah mendirikan salat, sebab alasan hanya Allah yang tahu bahwa orang itu telah salat dengan gerak jiwa, hati dan lahir (badan). 10 Ibid, hal. 20 17 Dan barang siapa yang mengerjakan salat diluar waktunya dan tidak ia sempurnakan wudhunya, dan tidak ia menegakkan khusyuknya, tidak juga ruku dan sujudnya, ke luarlah salat itu dalam keadaan hitam gelap seraya berkata, “mudah-mudahan Allah menyia-nyiakan engkau sebagaimana engkau menyia-nyiakan aku”. Sehingga apabila telah sampai salat itu kesuatu tempat yang ia kehendaki, dilipat-lipatlah salat itu seperti melipat kain yang buruk. Kemudian dipukulkan salat itu dimukanya. Pentingnya shalat terkadang tidak terlalu kita sadari. Sering kita saksikan orang melakukan shalat dengan tergesa-gesa. Tak jarang pula rukun-rukun dan sunah dalam shalat dilanggarnya. Kenyataan ini sangat bertolak belakang dengan apa yang diperintahkan Allah SWT, yakni kita harus mengerjakan shalat dengan khusyuk dan sabar. Kesabaran dalam mendirikan shalat merupakan keharusan jika menginginkan shalat memiliki makna dalam kehidupan kita. Sabar dalam mendirikan shalat berarti kita telah berusaha meningkatkan kualitas shalat serta menyempurnakan rukun dan sunahnya. Sabar dalam mendirikan shalat hanya akan terwujud jika kita berusaha khusyuk mengerjakannya. Allah SWT telah menegaskan bahwa shalat itu merupakan ibadah yang berat, kecuali orang-orang yang khusyuk. B. Pendidikan Sosial Keagamaan 18 Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para tokoh pendidikan maupun sosial. Dari para tokoh tersebut, penulis mengemukakannya beberapa, antara lain11: Menurut Prof. Dr. H. Jalaluddin: Pendidikan sosial ialah usaha untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar mereka dapat berperan serasi dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat sekitarnya. Sedangkan Abdullah Nasih Ulwan berpendapat: Pendidkan sosial ialah mendidik anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan prilaku sosial yang utama, dasar-dasar kejiwaan yang mulai dan bersumber pada aqidah islamiyyah yang kekal dan kesadaran iman yang mendalam agar di tengahtengah masyarakat nanti ia mampu bergaul dan berperilaku sosial yang baik, memiliki keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana. Santoso S. Hamidjoyo sebagaimana yang dikutip Soelaiman Yoesoef menjelaskan: Pendidikan sosial didefinisikan sebagai suatu proses yang diusahakan dengan sengaja di dalam masyarakat untuk mendidik atau membina, membimbing dan membangun individu dalam lingkungan sosial dan alamnya supaya bebas dan bertanggung jawab menjadi pendorong ke arah perubahan dan kemajuan. M. Ngalim Purwanto juga menjelaskan: Pendidikan sosial ialah pengaruh yang disengaja yang datang dari pendidik-pendidik itu sendiri, dan pengaruh itu berguna untuk: pertama, menjadikan anak itu anggota yang 11 Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2009, hlm. 23 19 baik dalam lingkungannya. Kedua, mengajar anak itu supaya dengan sabar berbuat sosial dalam masyarakat. Sementara Abdurrahman An Nahlawi berpendapat: Pendidikan sosial ialah pendidikan yang dijalankan atas dasar perasaan-perasaan sosial agar anak tumbuh berkembang dalam suatu masyarakat yang padu dengan mengutamakan yang lain, jauh dari sifat egoisme, selalu menolong orang lain demi kebenaran dan kebaikan, membuat orang lain gembira dan menyingkirkan berbagai kesusahan. Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sosial ialah usaha mempengaruhi yang dilakukan dengan sadar, sengaja, dan sistematis agar individu dapat membiasakan diri dalam mengembangkan dan mengamalkan sikap-sikap dan prilaku sosial dengan baik dan mulia dalam lingkungan masyarakat sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara. Dengan demikian, inti dari pendidikan sosial kegamaan ialah bagaimana mendidik dan membentuk menusia yang mengetahui dan menginsyafi tugas serta kewajibannya terhadap berbagai golongan masyarakat dan membiasakannya berperilaku sosial yang baik sebagai anggota masyarakat dan sebgai warga negara. Pendidikan sosial keagamaan ini dilaksanakan dengan menjadikan ajaran-ajaran agama Islam sebagai dasar dan landasan kegiatannya. 20 Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Dari pengertian di atas, pendidikan sosial keagamaan bertujuan agar individu mampu mengimplementasikan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan nilai-nilai agama Islam. Dalam Islam, kesadaran menghayati dan melakukan hak dan kewajiban bagi para pemeluknya, baik dalam sikap, perilaku, perkataan, perbuatan maupun pemikiran merupakan bentuk disiplin sosial. Dengan demikian dasar pendidikan sosial keagamaan adalah: 1. Al Qur’an Al Qur’an adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan lafald-lafald berbahasa Arab yang dinukil secara mutawatir, termasuk ibadah bagi orang yang membacanya, diawali dengan surat al Fatihah dan diakhiri dengan surat an Nas. Al Qur’an yang merupakan sumber utama dan pertama bagi ajaran Islam, pada dasarnya mengajar semua manusia agar mau menghambakan dan mengabdikan dirinya kepada Allah SWT dengan akidah dan syariatnya dan berakhlak mulia baik bagi Allah maupun dalam pergaulan hidup dengan sesama manusia dan makhluk lain. Pendidikan, karena termasuk dalam usaha atau tindakan untuk membentuk kepribadian manusia, termasuk ke dalam ruang lingkup mu’amalah. Pendidikan sangat penting karena ikut menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, baik pribadi maupun masyarakat. Kedudukan al Qur’an sebagai sumber 21 pokok pendidikan sosial keagamaan dapat dilihat dari firman Allah, antara lain: Artinya: “Sesungguhnya al Qur’an memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman yang mengerjakan amal sholeh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra:9) Artinya:” Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu karena mereka menghalang-halangi kamu dari masjid al haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya.”(QS Al Maidah: 2) Ayat di atas menunjukkan bahwa al Qur’an merupakan petunjuk yang mengandung kebenaran yang tidak dapat diragukan lagi, termasuk petunjuk dalam hal pendidikan sosial keagamaan yang digambarkan dalam bentuk tolong-menolong. 2. As Sunnah 22 Mayoritas dari hukum-hukum al Qur’an ini bersifat global, tidak terinci atau terbatas pada penjelasan dasar-dasar umum dan kaedah-kaedah yang menyeluruh, karena al Qur’an al Karim merupakan undang-undang abadi bagi umat manusia tidak disimpangkan, diganti, dilompati dan tidak pula tercecer ketika diterapkan. Al Qur’an senantiasa relevan untuk masa-masa keislaman yang berbeda-beda. Oleh karena itu, al Qur’an memerlukan penjelasan dan sangat butuh kepada sunnah nabi Muhammad ketimbang kebutuhan sunnah terhadap al Qur’an. Adapun mengenai tujuan pendidikan sosial dapat dilihat pada pendapat para pakar berikut ini ialah membentuk manusia yang memiliki kesadaran akan kewajiban, hak dan tanggungjawab sosial serta sikap toleran, agar keharmonisan antar sesama manusia dapat berjalan dengan harmonis. Dan kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat, maka tujuan pendidikan diarahkan pada pembentukan manusia sosial yang memiliki sifat taqwa sebagai dasar dan sikap perilaku. C. Perilaku Sosial Keagamaan Perilaku sosial keagamaan ialah perilaku yang berhubungan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat sekitarnya.Sedangkan Saebani berpendapat: perilaku sosial keagamaan ialah mendidik anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan prilaku sosial yang utama, dasar-dasar kejiwaan yang mulai dan bersumber pada aqidah islamiyyah yang kekal dan kesadaran iman yang mendalam agar di tengah-tengah masyarakat nanti ia 23 mampu bergaul dan berperilaku sosial yang baik, memiliki keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana12. Perilaku sosial keagamaan didefinisikan sebagai perilaku individu dalam lingkungan sosial dan alamnya supaya bebas dan bertanggung jawab menjadi pendorong ke arah perubahan dan kemajuan. Dari pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial keagamaan ialah sikap-sikap dan prilaku sosial dengan baik dan mulia dalam lingkungan masyarakat sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara. Dengan demikian, inti dari perilaku sosial kegamaan ialah bagaimana membiasakannya berperilaku sosial yang baik sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara. Pendidikan sosial keagamaan ini dilaksanakan dengan menjadikan ajaran-ajaran agama Islam sebagai dasar dan landasan kegiatannya. Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Dari pengertian di atas, perilaku sosial keagamaan bertujuan agar individu mampu mengimplementasikan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan nilai-nilai agama Islam. Dalam Islam, kesadaran menghayati dan melakukan hak dan 12 Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, Bandung, Pustaka Setia, 2009, hal. 26 24 kewajiban bagi para pemeluknya, baik dalam sikap, perilaku, perkataan, perbuatan maupun pemikiran merupakan bentuk perilaku sosial13. 13 Ibid, hal. 28 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Sejarah dan Letak Geografis SD Negeri Kutowinangun 07 SD Negeri Kutowinangun 07 terletak di Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Terletak di tepi jalan desa yang menghubungkan pusat kota dengan Kelurahan Kutowinangun. Jarak tempuh ke SD Negeri Kutowinangun 07 dari pusat kota kurang lebih 3 km. Meskipun terletak di tepi timur Kota Salatiga, dapat dengan mudah ditempuh dengan naik angkota dengan ongkos Rp. 2.000,Pada tahun pelajaran 2005/2006 SD Negeri Kutowinangun 07 mulai mengadakan pembenahan, baik pembangunan fisik, manajemen sekolah, manajemen kelas. Hasilnya dalam akreditasi sekolah mendapatkan nilai B. B. Gambaran Umum Guru dan Siswa SD Negeri Kutowinangun 07 Guru SD Negeri Kutowinangun 07 sampai dengan tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 13 orang guru, terdiri dari 8 orang guru PNS dan 5 orang guru wiyata bhakti dan 1 orang penjaga karya bhakti. Adapun Daftar Guru dan Penjaga SD Negeri Kutowinangun 07 adalah sebagai berikut: 25 26 Tabel 1 Daftar Guru SD Negeri Kutowinangun 07 No Nama NIP Jabatan 1 Heru Yuwono, S.Pd 196106161982011007 Kepala SD 2 Rr. Subiyati 195010111974032000 Gr Kelas 3 Sukestri 195302011975122002 Gr Kelas 4 Sri Suyanti 195104071984052002 Gr Kelas 5 Puji Ariyanti, S.Pd 196909241993012002 Gr Kelas 6 Fatkhudin 195505121984051004 Gr PAI 7 Antonius Diono 195712071979121004 Gr Aga Kh 8 Ike Damayanti 198201012009022005 Gr Kelas 9 Sinta Arini WB 10 Listyowati Karlina WB 11 Anjar Subagio WB 12 Astri Megasari WB 13 Retno Widiyaningr WB 14 Nofianto Kyb Ket Jumlah guru tersebut dibandingkan dengan jumlah siswa sudah sangat mencukupi, karena pada tahun 2009/2010 jumlah siswa SD N Kutowinangun 07 sebanyak 136 siswa terdiri dari siswa kelas I-VI. Adapun secara rinci jumlah siswa per kelas adalah sebagai berikut: 27 Tabel 2 Jumlah Siswa SD Negeri Kutowinangun 07 No Kelas L P Jumlah 1 I 23 11 34 2 II 8 9 17 3 III 11 6 17 4 IV 10 12 22 5 V 9 18 27 6 VI 7 12 19 JUMLAH 68 68 136 C. Sarana SD Negeri Kutowinangun 07 1. Gedung / bangunan Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Kutowinangun 07 didirikan gedung sekolah dan dibangun diatas tanah seluas 1675 M2. Gedung yang digunakan sebagai tempat belajar di SD Negeri Kutowinangun 07 pada tahun 2009/2010 sudah digunakan gedung yang permanen layak pakai, sehingga dengan tersedianya local baik untuk kelas maupun kantor yang permanen merupakan salah satu factor yang memang harus disiapkan dalam lembaga pendidikan. Kepemilikan gedung yang permanen dan lengkap baik untuk ruang belajar, ruang praktek dapat digunakan dengan semaksimal mungkin oleh lembaga pendidikan agar supaya pendidikan yang dilaksanakan dalam waktu yang ditentukan dapat berhasil dengan baik terutama mampu 28 mendidik siswa menjadi siswa menjadi perilaku sosial keagamaan yang mulia. 2. Peralatan Sekolah Agar supaya program pendidikan dapat mencapai tujuan yang diharapkan harus didukung oleh peralatan-peralatan yang memadai. Peralatan yang ikut mendukung didalam kegiatan proses belajar mengajar di SD Negeri Kutowinangun 07 diantaranya sebagai berikut : a. Peralatan olah raga b. Peralatan ketrampilan c. Seperangkat alat praktek untuk laborat d. Alat-alat kesenian seperti : seperangkat alat rebana, drumband. Peralatan yang tersedia merupakan salah satu alat yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan yang diberikan pada siswa. Sehingga dengan tersedianya perlengkapan dan peralatan sesuai dengan kebutuhan dan pendidikan pada akhirnya akan membantu terhadap pelaksanaan pendidikan. Sehingga dengan tersedianya peralatan yang ada di SD Negeri Kutowinangun 07 secara langsung dapat membantu dalam proses belajar mengajar. Proses mengajar yang berjalan dengan baik dan didukung oleh berbagai macam sarana dan prasarana yang mendukung pada akhirnya akan dapat menghantarkan terhadap pencapaian pendidikan yang diharapkan, sebab pelajaran teori yang diberikan pada siswa tidak akan diterima dengan cepat, apabila tidak diberikan alat pendukung yang tepat 29 Sesuai dengan pokok pembahasan pelajaran. berbagai macam perlengkapan yang tersedia di SD Negeri Kutowinangun 07 dapat digunakan dengan sebaik-baiknya, sehingga diharapkan siswa mampu menerima pelajaran secara baik. D. Kebermanfaatan Sekolah, Tantangan dan Harmonisasi dengan Masyarakat Mungkin banyak masyarakat yang mempertanyakan kebermanfaatan dari SD N Kutowinangun 07 Salatiga. Selama ini manfaat SD yang dirasakan penulis adalah sebagai berikut: 1. Melatih Kemampuan Kemampuan Akademis Anak Dengan melatih serta mengasah kemampuan menghafal, menganalisa, memecahkan masalah, logika, dan lain sebagainya maka diharapkan seseorang akan memiliki kemampuan akademis yang baik. Orang yang tidak sekolah biasanya tidak memiliki kemampuan akademis yang baik sehingga dapat dibedakan dengan orang yang bersekolah. Kehidupan yang ada di masa depan tidaklah semudah dan seindah saat ini karena dibutuhkan perjuangan dan kerja keras serta banyak ilmu pengetahuan. 2. Menggembleng dan Memperkuat Mental, Fisik dan Disiplin Dengan mengharuskan seorang siswa datang dan pulang sesuai dengan aturan yang berlaku maka secara tidak langsung dapat meningkatkan kedisiplinan seseorang. Dengan begitu padatnya jadwal sekolah yang 30 memaksa seorang siswa untuk belajar secara terus-menerus akan menguatkan mental dan fisik seseorang menjadi lebih baik. 3. Memperkenalkan Tanggung Jawab Tanggung jawab seorang anak adalah belajar di mana orangtua atau wali yang memberi nafkah. Seorang anak yang menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik dengan bersekolah yang rajin akan membuat bangga orang tua, guru, saudara, famili, dan lain-lain. 4. Membangun Jiwa Sosial dan Jaringan Pertemanan Banyaknya teman yang bersekolah bersama akan memperluas hubungan sosial seorang siswa. Tidak menutup kemungkinan di masa depan akan membentuk jaringan bisnis dengan sesama teman di mana di antara sesamanya sudah saling kenal dan percaya. Dengan memiliki teman maka kebutuhan sosial yang merupakan kebutuhan dasar manusia dapat terpenuhi dengan baik. 5. Sebagai Identitas Diri Lulus dari sebuah institusi pendidikan biasanya akan menerima suatu sertifikat atau ijazah khusus yang mengakui bahwa kita adalah orang yang terpelajar, memiliki kualitas yang baik dan dapat diandalkan. Jika disandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan dalam suatu lowongan pekerjaan kantor, maka rata-rata yang terpelajarlah yang akam mendapatkan pekerjaan tersebut. 6. Sarana Mengembangkan Diri dan Berkreativitas 31 Seorang siswa dapat mengikuti berbagai program ekstrakurikuler sebagai pelengkap kegiatan akademis belajar mengajar agar dapat mengembangkan bakat dan minat dalam diri seseorang. Semakin banyak memiliki keahlian dan daya kreativitas maka akan semakin baik pula kualitas seseorang. Sekolah hanyalah sebagai suatu mediator atau perangkat pengembangan diri. Yang mengubah diri seseorang adalah hanyalah orang itu sendiri. Sedangkan tantangan yang dihadapi saat ini adalah pengaruh media yang demikian pesat sehingga memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan anak. Demikian pula guru-gurunya juga belum banyak menguasai teknologi yang berkembang saat ini sehingga media pembelajaran yang berbasis teknologi juga belum dapat dimanfaatkan dengan baik. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, hubungan baik sekolah dengan lingkungan masyarakat sudah terjalin dengan baik, sehingga masyarakat banyak memberikan dukungan baik berupa materiil maupun saran guna pengembangan sekolah melalui komite sekolah yang sudah terbentuk. 32 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data Untuk mengetahui seberapa jauh hubungan pengaruh intensitas sholat terhadap perilaku sosial keagamaan, maka dapat diperoleh dengan analisis statistik. Karena data yang terkumpul berjumlah banyak dan bersifat kualitatif, adapun dalam menganalisis data tersebut menggunakan teknik analisis statistik korelasi product moment dengan rumus: rxy X Y XY N X 2 X N 2 2 Y 2 Y N Keterangan: rxy : koefisien korelasi antara x dan y x : skor variabel x (shalat fardhu) y : skor variabel y (perilaku sosial keagamaan) N : Jumlah responden X : hasil kuadrat variabel x Y : Hasil kuadrat variabel Y XY : Produk dari X kali Y : Sigma (jumlah) Selanjutnya adalah menyiapkan tabel hasil angket shalat fardhu dan perilaku sosial keagamaan siswa dan tabel kerja untuk mencari koefisien korelasi antara variabel intensitas shalat dan perilaku keagamaan. 32 33 1. Analisis Data tentang Shalat Fardhu Data shalat fardhu diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: a. alternatif jawaban A, memiliki nilai 3 b. alternatif jawaban B, memiliki nilai 2 c. alternatif jawaban C, memiliki nilai 1 TABEL 3 HASIL ANGKET SHALAT FARDHU No No Soal Kode Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 YM A A B A B B A A B B 2 TA A B B A B B B B C C 3 IV A A B B C B A B B C 4 Ad A A C B C B B A B B 5 AU A A C C C C B B A B 6 EW A A B C B B C B A B 7 VA A A A B B B B C B A 8 JS A A A B A C B C B A 9 MR A B B B B B B B C B 10 NA A A B C B B C B B B 11 Rs A A A C C B B A B B 12 PG A A A A C B A A A A 13 RE A A B A B B A B C C 14 RN A A A A B B A B C C 15 SD A A B A B B B B B B 16 VA A B C C B C B C A B 17 AP A A B C C C A B A C Ket 34 18 GK A A B B C A A B B B 19 RS A A B B B A B B C A Berdasarkan jawaban responden pada angket tersebut kemudian dapat diangkakan sebagai berikut: TABEL 4 NILAI ANGKET SHALAT FARDHU No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 1 1 1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 4 3 3 1 2 1 1 2 2 2 1 1 3 3 3 3 1 1 2 2 Nomor Item 5 6 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 3 2 3 7 3 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 3 3 3 2 2 3 3 2 8 3 2 2 3 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 9 2 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 3 1 1 2 3 3 2 1 Jml 10 2 1 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 1 1 2 2 1 2 3 25 20 17 21 19 21 23 23 20 20 22 25 22 23 23 18 20 23 23 Tabel 5 Persentase Jawaban Per Item Soal Jawaban No Item Persentase Angket A B C A B C 1 19 0 0 100% 0 0 2 16 3 0 84,2% 15,8% 0 35 3 5 11 3 26,6% 52,6% 15,8% 4 9 5 5 47,2% 26,4% 26,4% 5 1 13 5 5,2% 68,4% 26,4% 6 0 16 3 0 84,2% 15,8% 7 5 12 2 26,4% 63,2% 10,4% 8 4 12 3 21,1% 63,2% 15,7% 9 4 11 4 21,1% 52,7% 21,1% 10 3 12 4 15,8% 63,1% 21,1% Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut: a. Untuk angket intensitas shalat dengan jumlah 10 item diketahui nilai tertinggi 25 dan terendah 17 maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut: i xt xr 1 ki Keterangan: i = interval ideal xt = nilai tertinggi ideal xr = nilai terendah ideal ki = kelas interval i = 25 17 1 3 8 1 3 =3 36 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang intensitas shalat dalam criteria baik, sedang, dan kurang TABEL 6 INTERVAL SHALAT FARDHU Nilai Jumlah siswa Nilai nominasi 23-25 8 A 20-22 8 B 17-19 3 C Jumlah 19 Dengan demikian dapat diketahui: a. Untuk siswa dengan intensitas shalat kriteria baik, mendapat nilai antara 23-25 sebanyak 8 siswa b. Untuk siswa dengan intensitas shalat criteria sedang mendapat nilai antara 20-22 sebanyak 8 siswa c. Untuk siswa dengan intensitas shalat kriteria kurang mendapat nilai antara 17-19 sebanyak 3 siswa Kemudian dibuat tabel nominasi A (baik), B (sedang), C (kurang) untuk mengetahui intensitas shalat dengan kriteria baik, sedang, dan kurang 37 TABEL 7 NILAI NOMINASI INTENSITAS SHALAT No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Skor 25 20 17 21 19 21 23 23 20 20 22 25 22 23 23 18 20 23 23 Nominasi A B C B C B A A B B B A B A A C B A A Setelah diketahui berapa banyak siswa yang intensitas shalatnya dalam kriteria baik, sedang, dan kurang kemudian dipresentasikan masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut: P= - F x100% N Untuk siswa dengan intensitas shalat kriteria baik sekali dengan nilai A sebanyak 8 siswa 38 P= - 8 x100% = 42,1% 19 Untuk siswa dengan intensitas shalat kriteria baik dengan nilai B sebanyak 8 siswa P= - 8 x100% =42,1% 19 Untuk siswa dengan intensitas shalat kriteria cukup mendapat nilai C sebanyak 3 siswa P= 3 x100% = 15,8% 19 TABEL 8 KLASIFIKASI INTENSITAS SHALAT Nilai shakat No Interval Frekuensi Persentase fardhu 1 Baik (A) 23-23 8 42,1% 2 Sedang (B) 20-22 8 42,1% 3 Kurang (C) 17-19 3 15,8% 2. Analisis data tentang Perilaku Sosial Keagamaan Siswa Untuk mengetahui perilaku sosial keagamaan siswa digunakan angket dengan hasil sebagai berikut: 39 TABEL 9 HASIL ANGKET PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN No No Soal Kode Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 YM B B A B A A A C B A 2 TA A B A C A C A B A B 3 IV B A A C A C C A B A 4 Ad B B C A C A C A C A 5 AU A B A C A B C B C A 6 EW B B A B A A A C B A 7 VA A B A C A C A B A B 8 JS B A A C A C C A B A 9 MR B B C A C A C A C A 10 NA A B A C A B C B C A 11 Rs B B A B A A A C B A 12 PG A B A C A C A B A B 13 RE A A A C A C C A B A 14 RN B B C A C A C A C A 15 SD A B A C A B C B C A 16 VA C B A B C A C B B C 17 AP B B A B A B C A B B 18 GK B B A B A B A B A A 19 RS B B A B B A A A B A Ket Berdasarkan jawaban responden pada angket tersebut kemudian dapat diangkakan sebagai berikut: 40 TABEL10 NILAI ANGKET PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 2 3 Nomor Item 4 5 6 7 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 3 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 1 1 3 2 2 1 2 3 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 1 1 3 3 3 2 3 3 2 1 3 3 2 1 1 3 3 8 9 10 1 2 3 3 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 1 2 3 3 2 1 2 3 3 Jml 24 23 22 20 23 23 24 22 23 21 23 23 25 23 24 18 22 25 25 Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut: Nilai tertinggi siswa 25 sedangkan nilai terendah 18, sehingga dapat diintervalkan sebagai berikut: i xt xr 1 ki Keterangan: i = interval ideal xt = nilai tertinggi ideal xr = nilai terendah ideal ki = kelas interval 41 i = 25 18 1 3 7 1 3 =3 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang mempunyai perilaku social keagamaan dengan criteria baik, sedang, dan kurang TABEL 11 INTERVAL NILAI PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN Nilai Jumlah siswa Nilai nominasi 23,2-25 13 A 20,6-23,1 5 B 18-20,5 1 C Jumlah 19 Dengan demikian dapat diketahui: a. Untuk nilai perilaku social keagamaan siswa yang baik mendapat nilai antara 33-36 sebanyak 13 siswa b. Untuk nilai perilaku social keagamaan siswa yang sedang mendapat nilai antara 29-32 sebanyak 5 siswa c. Untuk nilai perilaku social keagamaan siswa yang kurang mendapat nilai antara 25-28 sebanyak 1 siswa 42 Kemudian dibuat tabel nominasi A (baik), B (sedang), C (kurang) untuk mengetahui perilaku social keagamaan siswa dengan kriteria baik, sedang, dan kurang TABEL 12 NILAI NOMINASI NILAI PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN SISWA No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Skor 24 23 22 20 23 23 24 22 23 21 23 23 25 23 24 18 22 25 25 Nominasi A A B B A A A B A B A A A A A C B A A Setelah diketahui berapa banyak siswa yang mempunyai nilai perilaku sosial keagamaan dalam kategori baik, sedang, dan kurang kemudian dipresentasikan masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut: P= F x100% N 43 a. Untuk nilai perilaku sosial keagamaan yang baik mendapat nilai A sebanyak 13 siswa P= 13 x100% = 68,4% 19 b. Untuk nilai perilaku sosial keagamaan siswa dalam kategori sedang mendapat nilai B sebanyak 5 siswa P= 5 x100% = 26,3% 19 c. Untuk nilai perilaku sosial keagamaan siswa dalam kategori kurang mendapat nilai C sebanyak 1 siswa P= 1 x100% = 5,3% 19 TABEL 13 INTERVAL NILAI PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN SISWA Nilai perilaku No Interval Frekuensi Persentase 23,2-25 13 68,4% sosial keagamaan B. 1 Baik (A) 2 Sedang (B) 20,6-23,1 5 26,3% 3 Kurang (C) 18-20,5 1 5,3% Analisis Pengolahan Data Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai variabel intensitas shalat dan perilaku sosial keagamaan siswa untuk 44 mencari korelasi dengan menggunakan rumus product moment dengan angka kasar sebagai berikut: rxy X Y XY X 2 X N 2 N 2 Y 2 Y N Analisis ini untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh intensitas shalat terhadap perilaku sosial keagamaan siswa. Nilai dari kedua variabel tersebut selanjutnya untuk variabel intensitas shalat diberi nama variabel X dan perilaku sosial keagamaan siswa diberi nama variabel Y. Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan ke dalam koefisien dari perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel Y agar memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi product moment dengan skor angka kasar. Untuk lebih jelasnya akan penulis kemukakan dalam tabel berikut: TABEL 14 TABEL KERJA UNTUK MENCARI KOEFISIENSI ANTARA INTENSITAS SHALAT (X) DAN PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN SISWA (Y) No Resp X Y X Y XY 1 25 24 625 576 600 2 20 23 400 529 460 3 17 22 289 484 374 4 21 20 441 400 420 5 19 23 361 529 437 6 21 23 441 529 483 7 23 24 529 576 552 8 23 22 529 484 506 2 2 45 9 20 23 400 529 460 10 20 21 400 441 420 11 22 23 484 529 506 12 25 23 625 529 575 13 22 25 484 625 550 14 23 23 529 529 529 15 23 24 529 576 552 16 18 18 324 324 324 17 20 22 400 484 440 18 23 25 529 625 575 19 23 25 529 625 575 Jml 408 433 8848 9923 9338 Sehingga diketahui: X = 408 Y = 433 X2 = 8848 Y2 = 9923 XY = 9338 Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut: rxy XY X Y N X 2 2 Y 2 2 X Y N N 46 rxy rxy rxy rxy rxy 408x 433 19 4082 9923 4332 8848 19 19 9338 176664 19 166464 187489 9923 8848 19 19 9338 9338 9298,10 8848 8761,269923 9867,84 39,9 86,7455,13 39 ,9 4781 ,97 rxy = 0,577 C. Analisis Uji Hipotesis Berdasar hasil perhitungan dengan rumus korelasi product moment diketahui hasilnya, langkah selanjutnya adalah dilakukan pembuktian analisis yaitu dengan cara mengkonsultasikan nilai r yang ada pada tabel. Dalam perhitungan dengan rumus korelasi product moment di atas, diketahui bahwa nilai r yang diperoleh itu akan dikonsultasikan dengan nilai r (pada tabel) apakah terjadi signifikansi atau tidak, atas taraf signifikansi 5%. Pada tabel lain product moment (rhitung) dengan jumlah responden = 19, kolom N (membacanya ke kanan) dalam kolom signifikansi 5% dalam 47 tabel diperoleh 0,456, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada taraf signifikansi 5% rtabel = 0,456 dan r hitung 0,577 sehingga rtabel < r hitung. Oleh karena nilai r yang diperoleh yaitu 0,577 berada pada batas signifikan, yaitu pada taraf signifikan 5% sebesar 0,456 atas dasar pernyataan ini maka nilai r yang telah diperoleh dapat dikatakan signifikan. Dengan demikian penulis menerima hipotesis yang berbunyi: Intensitas shalat fardhu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku sosial keagamaan siswa. 48 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasar hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis serta beberapa analisis data maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Intensitas shalat fardhu yang berada pada kategori baik mencapai 42,1%, kategori sedang 42,1% dan kategori kurang 15,8% 2. Perilaku sosial keagamaan siswa yang berada pada kategori baik mencapai 68,4%, kategori sedang 26,3% dan kategori kurang 5,3% 3. Dari data kuantitatif di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa intensitas shalat memiliki pengaruh terhadap perilaku sosial keagamaan siswa yaitu nilai r yang diperoleh adalah sebesar 0,577 lebih besar dari r tabel 5% dan r tabel 1%. B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan tentang hasil tersebut maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Sekolah sebagai tempat memperoleh pendidikan hendaknya dapat mengimplementasikan pembelajaran perilaku sosial keagamaan dengan baik sehingga peserta didiknya dapat meningkatkan kualitas perilaku sosial keagamaan. 48 49 2. Guru sebagai tenaga pendidik hendaknya memberikan contoh keteladanan yang baik bagi siswa agar siswa memiliki perilaku sosial keagamaan yang lebih baik (bertambah baik). 50 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, 2000. Tatacara Shalat Wajib dan Sunnah, Surabaya: Mitra Ummat Arikunto, Suharsimi. 2003 Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta Asyyayuthi, 1998. Wudlu, Shalat, dan Bacaan Surat Pendek, Surabaya: Mitra Ummat Depag RI, 2005. Al Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag RI Djaelani, HM Timur. 2003 Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Dermaga Hamid, Abdul. 2009. Ilmu Akhlak, Bandung: Pustaka Setia Poerwadarminto, 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Saebani, Beni Ahmad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia Sugiyono, 2008. Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta Surayin, 2008. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Yrama Widya, 50 ANGKET PENGARUH SHALAT FARDHU Nama : No : Jawablah pertanyaan berikut dengan sejujur-jujurnya! 1. Saya shalat sehari lima kali a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah 2. Shalat adalah perintah Allah a. Ya b. kurang tahu c. Tidak tahu 3. Kita shalat karena rasa sayang pada Allah a. Ya b. kurang tahu c. Tidak tahu 4. Shalat adalah ucapan terima kasih kita pada Allah a. Ya b. kurang tahu c. Tidak tahu 5. Shalat merupakan sarana untuk mengingat Allah a. Ya b. kurang tahu c. Tidak tahu 6. Kita shalat agar selamat dunia akhirat a. Ya b. kurang tahu c. Tidak tahu 7. Shalat adalah ucapan syukur pada Allah a. Ya b. kurang tahu c. Tidak tahu 8. Dalam shalat harus membaca surat al fatihah a. Ya b. kurang tahu c. Tidak tahu 9. Sebelum shalat kita diwajibkan bersuci a. Ya b. kurang tahu c. Tidak tahu 10. Saya mengetahui rukun shalat a. Ya b. kurang tahu c. Tidak tahu ANGKET PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN 1. Anak suka membantu orangtua a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 2. Anak mendoakan orangtua a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 3. Anak di sekolah menghormati guru a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 4. Ketika bertemu guru, anak mencium tangan guru a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 5. Anak suka menepati janji yang dibuatnya a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 6. Bila ada teman yang sakit, aku menjenguknya a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 7. Bila menemukan uang di dalam kelas, bukan untuk jajan a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 8. Anak suka membantu orang lain yang membutuhkan bantuan a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 9. Anak tidak cepat marah a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 10. Anak berterima kasih jika diberi bantuan orang lain a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah