pengaruh sholat fardhu terhadap perilaku sosial keagamaan

advertisement
PENGARUH SHOLAT FARDHU TERHADAP PERILAKU
SOSIAL KEAGAMAAN (STUDI KASUS PADA SISWA
KELAS VI SD N KUTOWINANGUN 07 SALATIGA
TAHUN 2009/2010)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh :
FATK HUDIN
NIM : 11408017
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2010
NOTA PEMBIMBING
Lamp
Hal
: 3 Eks
: Naskah Skripsi
Saudara Fatkhudin
Kepada
Yth: Ketua STAIN Salatiga
Di – Salatiga
ASSALAMU’ALAIKUM, WR. WB
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami
kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama
: Fatkhudin
NIM
: 11408017
Jurusan
: Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam
Judul
: PENGARUH SHOLAT FARDHU TERHADAP PERILAKU
SOSIAL KEAGAMAAN (STUDI KASUS PADA SISWA
KELAS VI SD N KUTOWINANGUN 07 SALATIGA TAHUN
2009/2010)
Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
WASSALAMU’ALAIKUM, WR.WB
Pembimbing
Drs. Juz'an, M.Hum
NIP 19611024 198903 1 002
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433
Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:[email protected]
PENGESAHAN
Skripsi Saudara : FATKHUDIN dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408017
yang berjudul: PENGARUH SHOLAT FARDHU TERHADAP PERILAKU
SOSIAL KEAGAMAAN (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VI SD N
KUTOWINANGUN 07 SALATIGA TAHUN 2009/2010) Telah dimunaqasahkan
dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
25 September 2010 M
Salatiga,
16 Syawal 1431 H
Panitia Ujian
Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd
NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. Abdul Syukur, M.Si
NIP. 19670307 199403 1 002
Peni Susapti, M.Si
NIP. 19700403 200003 2 003
Pembimbing
Drs. Juz'an, M.Hum
NIP. 19611024 198903 1 002
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: FATKHUDIN
NIM
: 11408017
Judul Skripsi
: PENGARUH
SHOLAT
FARDHU
TERHADAP
PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN (STUDI KASUS
PADA SISWA KELAS VI SD N KUTOWINANGUN
07 SALATIGA TAHUN 2009/2010)
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah ini dan disebut
dalam daftar pustaka.
Salatiga, 25 September 2010
Yang Menyatakan
FATKHUDIN
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
              
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu
dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang
memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang
bertakwa (QS. Thaaha: 32).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Anak dan istriku tersayang, yang telah memberikan inspirasi
bagiku
2. Rekan-rekan di Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
Tuhan
yang Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai
keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis
mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa
terselesaikan.
Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi
Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin
Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah
merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya
dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka
terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul “PENGARUH
SHOLAT FARDHU TERHADAP
PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN
(STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VI SD N KUTOWINANGUN 07
SALATIGA TAHUN 2009/2010). Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis
ucapkan terima kasih yang tiada taranya kepada :
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi.
3. Bapak Drs. Juz'an, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing, yang dengan
keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini.
4. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya.
Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT
mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat
ganda. Amin.
Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan atau bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik
vi
yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa
senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan
bagi pembaca pada umumnya.
Amin – amin yarobbal ‘alamin
Salatiga,
September 2010
Penulis
Fatkhudin
vii
ABSTRAK
Kehidupan perkotaan telah memberikan dampak yang besar terhadap
perkembangan anak. Belum dilaksanakannya shalat dengan benar tersebut
dipengaruhi juga oleh faktor perhatian orang tua siswa. Orang tua siswa sibuk
dengan pekerjaan sehingga untuk memperhatikan pendidikan keagamaan siswa
sangat kurang. Dampaknya sifat individualistik siswa semakin tampak bahkan
kehidupan dalam diri anak juga semakin jauh dari norma-norma keagamaan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana kemampuan
sholat siswa SD N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010? Bagaimana perilaku
social keagamaan siswa SD N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010? Adakah
pengaruh sholat terhadap perilaku social keagamaan siswa SD N Kutowinangun
07 tahun 2009/2010 sehingga tujuan penelitiannya adalah Untuk mengetahui
kemampuan sholat siswa SD N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010, untuk
mengetahui perilaku sosial keagamaan siswa SD N Kutowinangun 07 tahun
2009/2010 dan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh sholat terhadap perilaku
sosial keagamaan siswa SD N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan di SD N
Kutowinangun 07 Salatiga. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 19
orang siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket untuk
perhatian orangtua, sedangkan prestasi belajar menggunakan teknik dokumentasi,
yaitu mengambil data hasil belajar tes semester II. Analisis dalam penelitian ini
menggunakan analisis korelasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas shalat fardhu yang berada
pada kategori baik mencapai 42,1%, kategori sedang 42,1% dan kategori kurang
15,8%, perilaku sosial keagamaan siswa yang berada pada kategori baik mencapai
68,4%, kategori sedang 26,3% dan kategori kurang 5,3%. Berdasarkan data
kuantitatif di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa intensitas shalat memiliki
pengaruh terhadap perilaku sosial keagamaan siswa yaitu nilai r yang diperoleh
adalah sebesar 0,577 lebih besar dari r tabel 5% dan r tabel 1%.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................
i
NOTA PEMBIMBING .............................................................................
ii
PENGESAHAN ........................................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................
v
KATA PENGANTAR...............................................................................
vi
ABSTRAK................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
3
C. Tujuan Penelitian..................................................................
3
D. Hipotesis ..............................................................................
4
E. Kegunaan Penelitian ............................................................
4
F. Definisi Operasional .............................................................
5
G. Metode Penelitian .................................................................
6
H. Sistematika Penulisan ...........................................................
8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definis Shalat .......................................................................
10
B. Pendidikan Sosial Keagamaan ..............................................
18
C. Perilaku Sosial Keagamaan...................................................
22
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A.
Sejarah SD N Kutowinangun 07 ........................................
25
B.
Keadaan Guru ....................................................................
25
C.
Sarana SD N Kutowinangun 07..........................................
27
ix
D.
Kebermanfaatan Sekolah....................................................
29
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Data ........................................................................
32
B. Analisis Pengolahan Data .....................................................
43
C. Analisis Uji Hipotesis ...........................................................
46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................
48
B. Saran ....................................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
50
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Shalat
merupakan hubungan antara seorang hamba dengan
Tuhannya, ia adalah tiang agama, seorang muslim bisa mendapatkan
lezatnya bermunajat dengan tuhannya ketika shalat, sebab jiwanya menjadi
tenang, hatinya tentram, dadanya lapang, keperluannya terpenuhi, dan
dengannya sesorang bisa tenag dari kebimbangan dan problematika
duniawi.
Secara lahiriyah Shalat berkaitan dengan perbuatan badan seperti
berdiri, duduk, ruku', sujud, dan semua perkataan dan perbuatan. Dan secara
bathiniyah berkaitan dengan hati, yaitu dengan mengagungkan Allah,
membesarkanNya, takut, cinta, taat, memuji, dan bersyukur kepadaNya,
bersikap merendah dan patuh kepada Allah. Perbuatan dzahir bisa terwujud
dengan melakukan apa yang diajarkan oleh Nabi dalam shalat, sedangkan
yang batin bisa dicapai dengan bertauhid dan beriman, ikhlas dan khusyu'.
Shalat mempunyai jasad dan ruh. Adapun jasadnya adalah berdiri,
ruku', suju, dan membaca bacaan. Adapun rohnya adalah: Mengagungkan
Allah, takut memuji, memohon, meminta ampun kepadaNya, memujaNya,
mengucapkan shalawat dan salam kepada rasulNya, keluarga beliau, dan
hamba-hamba Allah yang shalih. Allah memerintahkan kepada hambaNya
setelah mengucapkan dua syahadah untuk mengikat kehidupannya dengan
1
2
empat perkara (shalat, zakat, puasa, dan haji) dan inilah rukun Islam, dan
setiap ibadah tersebut membutuhkan latihan dalam mewujudkan perintah
Allah pada jiwa manusia, harta, syahwat, dan tabi'atnya; agar dirinya
menjalani hidupnya sesuai dengan perintah Allah dan RasulNya dan apa
yang dicintai oleh Allah dan RasulNya, bukan menurut hawa nafsunya.
Di dalam shalat, seorang muslim mewujudkan perintah Allah pada
setiap anggota badannya, hal itu agar dirinya terbiasa taat kepada Allah dan
melaksanakan perintahnya dalam segala aspek kehidupanya, pada prilaku,
pergaulan, makanan, pakaiannya dan seterusnya sehingga ia terbentuk
menjadi pribadi yang taat kepada tuhannya di dalam shalat maupun di luar
shalatnya. Shalat mencegah dari perbuatan mungkar dan merupakan sebab
dihapuskannya kesalahan.
Namun demikian, seiring dengan perkembangan zaman, telah
banyak memberikan pengaruh terhadap kehidupan dan perilaku sosial anak.
Anak banyak dipengaruhi faktor di luar sehingga kemampuan dalam hal
agama sangat kurang. Sebagaimana siswa SDN Kutowinangun 07 Salatiga
sebagian siswanya masih banyak yang belum melaksanakan shalat dengan
benar.
Kehidupan perkotaan telah memberikan dampak yang besar
terhadap perkembangan anak. Belum dilaksanakannya shalat dengan benar
tersebut dipengaruhi juga oleh faktor perhatian orang tua siswa. Orang tua
siswa sibuk dengan pekerjaan sehingga untuk memperhatikan pendidikan
keagamaan siswa sangat kurang. Dampaknya sifat individualistik siswa
3
semakin tampak bahkan kehidupan dalam diri anak juga semakin jauh dari
norma-norma keagamaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil
judul
"PENGARUH
SHOLAT
TERHADAP
PERILAKU
SOSIAL
KEAGAMAAN (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VI SD N
KUTOWINANGUN 07 SALATIGA TAHUN 2009/2010)"
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan sholat siswa SD N Kutowinangun 07 tahun
2009/2010?
2. Bagaimana perilaku social keagamaan siswa SD N Kutowinangun 07
tahun 2009/2010?
3. Adakah pengaruh sholat terhadap perilaku social keagamaan siswa SD
N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010?
C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan sholat siswa SD N Kutowinangun 07
tahun 2009/2010.
2. Untuk
mengetahui
perilaku
social
Kutowinangun 07 tahun 2009/2010.
keagamaan
siswa
SD
N
4
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh sholat terhadap perilaku social
keagamaan siswa SD N Kutowinangun 07 tahun 2009/2010.
D.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah "Ada pengaruh yang signifikan
antara
sholat
terhadap
perilaku
sosial
keagamaan
siswa
SD
N
Kutowinangun 07 tahun 2009/2010"
E.
Kegunaan Penelitian
Apabila penelitian tersebut dapat terwujud, maka penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara akademik maupun
manfaat praktis sebagai berikut:
1. Manfaat akademik
Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan masukan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di sekolah pada umumnya.
2. Manfaat praktis
Sebagai masukan bagi pengajar Pendidikan Agama Islam di sekolah
guna memanfaatkan metode pembelajaran.
5
F.
Definisi Operasional
1. Pengaruh
Pengaruh didefinifikan sebagai daya yang timbul dari seseorang
atau benda yang memberikan dampak terhadap perbuatan seseorang 1.
2. Shalat
Shalat adalah perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbiratul ihram dan disudahi dengan salam, yang dengannya kita
beribadat kepada Allah sesuai syarat-syarat yang telah ditentukan2. Jadi
shalat merupakan perpaduan gerak lahiriah dan batiniah, sehingga dapat
dikatakan orang telah mendirikan shalat jika mampu memadukan gerak
lahirian dan jiwa tersebut. Dalam penelitian ini indikatornya adalah:
a. rasa sayang pada Allah
b. rasa terima kasih kepada Allah
c. Ingat kepada Allah
d. Perintah Allah
3. Perilaku Sosial Keagamaan
Perilaku diartikan sebagai tindakan atau aktivitas sebagai akibat
atau reaksi3. Sosial didefinisikan sebagai hal yang berkaitan dengan
kepentingan umum atau kemasyarakatan4. Keagamaan berasal dari kata
dasar agama yang mendapat konfiks ke-an. Keagamaan diartikan
1
Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Yogyakarta, Yrama Widya, 2008, hal.168
Asyyayuthi, Wudlu, Shalat, dan Bacaan Surat Pendek, Surabaya, Mitra Ummat, 1998,
hal. 21
3
Surayin, Op.Cit, hal. 327
4
Ibid, hlm. 564
2
6
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai agama5. Jadi yang
dimaksud perilaku sosial keagamaan disini adalah kapasitas dalam hal
habluminannas, yaitu hubungan dengan sesama manusia. Adapun
indikatornya adalah:
a. Sikap terhadap teman dan tetangga
b. Pergaulan dengan tetangga
c. Ketaatan terhadap aturan dalam masyarakat
G.
Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian
yang menjelaskan pengaruh antar variabel bebas dengan variabel terikat
serta menguji hipotesis yang diajukan6. Metode kuantitatif dipergunakan
untuk pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat dan tujuanya
antuk mencari gambaran yang sistematis dan fakta yang akurat.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas VI SD N Kutowinangun 07
Kota Salatiga. Penelitian akan dilaksanakan bulan Mei 2010 sampai
dengan selesai
3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
a. Populasi
5
6
Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1986, hal. 48
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2008, hlm. 56
7
Populasi merupakan kumpulan individu atau orang dalam suatu
wilayah yang memiliki karakteristik tertentu7. Dalam penelitian ini
populasinya adalah seluruh siswa kelas VI SD N Kutowinangun 07
Salatiga sebanyak 19 orang siswa.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan obyek
penelitian. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka seluruh
populasi dijadikan sampel penelitian sehingga penelitiannya adalah
penelitian populasi8.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuesioner (daftar pertanyaan). Metode kuesioner dipakai untuk
mendapatkan data variabel kemampuan shalat dan perilaku social
keagamaan. Kuesioner dibagikan kepada responden.
5. Analisis Data
Analisis data untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat digunakan rumus korelasi Product Moment sebagai
berikut:
rxy 
 XY   X Y 
N  X  Y  N Y  Y  
2
2
2
2
Keterangan:
7
Ibid, hlm. 6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka
Cipta, 2003, hlm. 134
8
8
rxy
: Koefisien Korelasi Product moment
x
: frekuensi variabel X (sholat fardhu)
y
: frekuensi variabel Y (perilaku sosial keagamaan)
N
: Jumlah responden
Sedangkan untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat digunakan penafsiran koefisien korelasi
dengan kriteria sebagai berikut:
H.
a. antara 0,800 sampai dengan 1,00
= sangat tinggi
b. antara 0,600 sampai dengan 0,799
= tinggi
c. antara 0,400 sampai dengan 0,599
= cukup
d. antara 0,200 sampai dengan 0,399
= rendah
e. antara 0,000 sampai dengan 0,200
= sangat rendah
Sistematika Penulisan
Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman
persetujuan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
dan daftar lampiran.
Sedangkan bagian inti terdiri dari:
Bab I
Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan
kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
9
Bab II
Kajian Pustaka, berisi tentang landasan teori yang digunakan
dalam penelitian.
Bab III
Hasil Penelitian,
berisi
tentang
gambaran
umum
lokasi
penelitian dan subjek penelitian serta penyajian data.
Bab IV
Analisis Data, berisi tentang hasil penelitian, analisis data dan
pembahasan.
Bab V
Penutup, berisi kesimpulan dan saran, daftar pustaka dan
lampiran-lampiran.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Definisi Salat
Sholat secara Bahasa (Etimologi) berarti Do'a1. Sedangkan secara
Istilah/Syari'ah (Terminologi), sholat adalah perkataan dan perbuatan
tertentu/khusus yang dibuka/dimulai dengan takbir (takbiratul ihram)
diakhiri/ditutup dengan salam2.
Sholat merupakan rukun perbuatan yang paling penting diantara
rukun Islam yang lain sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi kondisi
akhlaq manusia. sholat didirikan sebanyak lima kali setiap hari, dengannya
akan didapatkan bekas/pengaruh yang baik bagi manusia dalam suatu
masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa persaudaraan dan
kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan
ibadah yang satu di salah satu dari sekian rumah milik Allah subhanahu wa
ta'ala (masjid).
1. Hukum Sholat
Melaksanakan sholat adalah wajib 'aini bagi setiap orang yang
sudah
mukallaf
(terbebani
kewajiban
syari'ah),
baligh
(telah
dewasa/dengan ciri telah bermimpi), dan 'aqil (berakal).
Allah berfirman:
1
HM Timur Djaelani, Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Dermaga, 2003,
hlm.14
2
Ibid, hlm. 14
10
11
             
   
"Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar mereka hanya
beribadah/menyembah kepada Allah sahaja, mengikhlaskan keta'atan
pada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan hanif (lurus), agar
mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, demikian itulah
agama yang lurus". (Surat Al-Bayyinah:5)3.
2. Penetapan Sholat
Diantara sekian banyak bentuk ibadah dalam Islam, sholat
adalah yang pertama kali di tetapkan kewajibannya oleh Allah
subhanahu wa ta'ala, Nabi menerima perintah dari Allah tentang sholat
pada malam mi'raj (perjalanan ke langit) tanpa perantara.
3. Hikmah Sholat
Sholat disyari'atkan sebagai bentuk tanda syukur kepada Allah,
untuk menghilangkan dosa-dosa, ungkapan kepatuhan dan merendahkan
diri di hadapan Allah, menggunakan anggota badan untuk berbakti
kepada-Nya yang dengannya bisa seseorang terbersih dari dosanya dan
tersucikan dari kesalahan-kesalahannya dan terajarkan akan ketaatan
dan ketundukan. Allah telah menentukan bahwa sholat merupakan
syarat asasi dalam memperkokoh hidayah dan ketakwaan, sebagaimana
disebutkan dalam firman-Nya:
3
Depag RI, Al Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta, Depag RI, 2005 hal. 484
12
           
"Alif Laaam Miiim. Kitab (Al Qur-an) tidak ada keraguan di dalamnya,
menjadi petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang
beriman kepada yang ghaib, mendirikan sholat dan menafkahkan
sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS. Al
Baqarah : 1-2)4.
4. Kedudukan Sholat
Sholat merupakan salah satu rukun Islam setelah syahadatain. Dan amal
yang
paling
utama
setelah
syahadatain.
Barangsiapa
menolak
kewajibannya karena bodoh maka dia harus dipahamkan tentang
wajibnya sholat tersebut, barangsiapa tidak meyakini tentang wajibnya
sholat
(menentang)
maka
dia
telah
kafir.
Barangsiapa
yang
meninggalkan sholat karena menggampang-gampangkan atau malas,
maka wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah. Sholat dalam Islam
mempunyai kedudukan yang tidak disamai oleh ibadah-ibadah lainnya.
Ia merupakan tiangnya agama ini. Yang tentunya tidaklah akan berdiri
tegak kecuali dengan adanya tiang tersebut.
Sholat merupakan kewajiban mutlak yang tidak pernah berhenti
kewajiban
melaksanakannya
sekalipun
dalam
sebagaimana firman Allah Ta'ala menunjukkan:
4
Ibid, hal. 4
keadaan
takut,
13
 
        
             

"Peliharalah segala sholat(mu), dan (peliharalah) sholat wustha. Jika
kamu dalam keadaan takut (akan bahaya), maka sholatlah sambil
berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka
sebutlah Allah (sholatlah) sebagaimana Allah telah mengajarkan
kepadamu apa yang belum kamu ketahui5." (QS. Al-baqarah : 238 239).
5. Rukun-Rukun Sholat
Rukun sholat adalah setiap bagian sholat yang apabila
ketinggalan salah satunya dengan sengaja atau karena lupa maka
sholatnya batal (tidak sah). Adapun rukuh sholat adalah6:
a. Berdiri bagi yang mampu, bila tidak mampu berdiri maka dengan
duduk, bila tidak mampu duduk maka dengan berbaring secara
miring atau terlentang.
b. Takbiratul Ihram ketika memulai sholat
c. Membaca Al Fatihah
d. Rukuk
e. I'tidal
f. Sujud
g. Bangun dari sujud
h. Duduk diantara dua sujud
i.
5
6
Tuma'ninah dalam setiap rukun
Depag RI, Op.Cit, hal. 4
Ahmadi, Tatacara Shalat Wajib dan Sunnah, Surabaya, Mitra Ummat, 2000, hal. 14
14
j.
Tasyahud Akhir
k. Duduk Tasyahud Akhir
l.
Shalawat atas Nabi pada Tasyahud Akhir
m. Tertib pada setiap rukun
n. Salam
6. Hal yang Wajib Dalam Sholat
Hal yang wajib dalam sholat adalah bagian sholat yang apabila
ketinggalan salah satunya dengan sengaja maka sholatnya batal (tidak
sah), tapi kalau tidak sengaja atau lupa maka orang yang sholat
diharuskan melakukan sujud sahwi. Hal yang wajib dalam sholat
diantaranya7:
a. Semua takbir selain takbiratul ihram
b. Melafadzkan : subhana rabbiyal a'dziim pada saat ruku'
c. Melafadzkan : sami'allahuliman hamidah bagi Imam dan pada
saat sholat sendiri
d. Melafadzkan : rabbana walakal hamdu bagi Imam, makmum
dan pada saat sholat sendiri
e. Melafadzkan : subhana rabbiyal a'la pada saat sujud
f. Melafadzkan : rabighfirlii pada saat duduk diantara dua sujud
g. Tasyahud awal
h. Duduk Tasyahud awal
7. Hal yang Sunnah Dalam Sholat
7
Ibid, hal. 14
15
Hal yang sunnah dalam sholat adalah bagian sholat yang tidak
termasuk dalam rukun maupun wajib, tidak membatalkan solat baik
ditinggalkan secara sengaja maupun lupa. Hal yang sunnah dalam shalat
adalah8:
a. Mengangkat kedua tangan ketika takbir.
b. Membaca do'a istiftah/iftitah
c. Membaca ta'awudz ketika memulai qiro'ah (bacaan)
d. Membaca surat dari Al-Qur'an setelah membaca Al-Fatihah pada
dua rakaat yang awal
e. Meletakkan dua tangan pada lutut selama rukuk
f. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri selama berdiri
g. Mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud selama sholat
(kecuali waktu tasyahud- pent)
8. Hal yang Membatalkan Sholat
Hal yang membatalkan dalam shalat diantaranya adalah9:
a. Berbicara ketika sholat
b. Tertawa
c. Makan dan minum
d. Berjalan terlalu banyak tanpa ada keperluan
e. Tersingkapnya aurat
f. Memalingkan badan dari kiblat
g. Menambah rukuk, sujud, berdiri atau duduk secara sengaja
8
9
Ibid, hal. 16
Ibid, hal. 18
16
h. Mendahului imam dengan sengaja
9. Hal yang Makruh Dalam Sholat
Sedangkan hal-hal yang makruh dalam sholat adalah10:
a. Memejamkan dua mata
b. Menoleh tanpa keperluan
c. Meletakkan lengan dilantai ketika sujud
d. Banyak melakukan gerakan yang sia-sia, misal: main-main dengan
jam (melihat jam, mengakurkan jam, memperbaiki tali jam,
membersihkan jam dll), mempermainkan baju, atau lainya
Berdasarkan
uraian
penjelasan
tersebut
diatas,
menunjuk
bahwasanya bila kita telah mampu melakukan perpaduan antara gerak jiwa
dan hati dengan gerak lahir (badan), berarti kita telah mendirikan salat.
Akan tetapi bila kita hanya mampu sebatas gerak lahiriah (badan), berarti
kita hanya mengerjakan salat. Sebagai contoh; apabila kita melihat
seseorang berdiri untuk menegakkan salat, bertakbir dan memenuhi segala
ketentuan cara salat, baik ruku atau sunnatnya serta memberi salam, maka
kita boleh mengatakan sebatas “orang itu telah mengerjakan salat”. Namun
demikian kita tidak bisa mengatakan bahwa orang itu telah mendirikan salat,
sebab alasan hanya Allah yang tahu bahwa orang itu telah salat dengan
gerak jiwa, hati dan lahir (badan).
10
Ibid, hal. 20
17
Dan barang siapa yang mengerjakan salat diluar waktunya dan tidak ia
sempurnakan wudhunya, dan tidak ia menegakkan khusyuknya, tidak juga
ruku dan sujudnya, ke luarlah salat itu dalam keadaan hitam gelap seraya
berkata, “mudah-mudahan Allah menyia-nyiakan engkau sebagaimana
engkau menyia-nyiakan aku”. Sehingga apabila telah sampai salat itu
kesuatu tempat yang ia kehendaki, dilipat-lipatlah salat itu seperti melipat
kain yang buruk. Kemudian dipukulkan salat itu dimukanya.
Pentingnya shalat terkadang tidak terlalu kita sadari. Sering kita saksikan
orang melakukan shalat dengan tergesa-gesa. Tak jarang pula rukun-rukun
dan sunah dalam shalat dilanggarnya. Kenyataan ini sangat bertolak
belakang dengan apa yang diperintahkan Allah SWT, yakni kita harus
mengerjakan shalat dengan khusyuk dan sabar.
Kesabaran
dalam
mendirikan
shalat
merupakan
keharusan
jika
menginginkan shalat memiliki makna dalam kehidupan kita. Sabar dalam
mendirikan shalat berarti kita telah berusaha meningkatkan kualitas shalat
serta menyempurnakan rukun dan sunahnya. Sabar dalam mendirikan shalat
hanya akan terwujud jika kita berusaha khusyuk mengerjakannya. Allah
SWT telah menegaskan bahwa shalat itu merupakan ibadah yang berat,
kecuali orang-orang yang khusyuk.
B.
Pendidikan Sosial Keagamaan
18
Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para tokoh
pendidikan
maupun
sosial.
Dari
para
tokoh
tersebut,
penulis
mengemukakannya beberapa, antara lain11:
Menurut Prof. Dr. H. Jalaluddin: Pendidikan sosial ialah usaha untuk
membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar
mereka dapat berperan serasi dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat
sekitarnya.
Sedangkan Abdullah Nasih Ulwan berpendapat: Pendidkan sosial
ialah mendidik anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan prilaku sosial
yang utama, dasar-dasar kejiwaan yang mulai dan bersumber pada aqidah
islamiyyah yang kekal dan kesadaran iman yang mendalam agar di tengahtengah masyarakat nanti ia mampu bergaul dan berperilaku sosial yang baik,
memiliki keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana.
Santoso S. Hamidjoyo sebagaimana yang dikutip Soelaiman
Yoesoef menjelaskan: Pendidikan sosial didefinisikan sebagai suatu proses
yang diusahakan dengan sengaja di dalam masyarakat untuk mendidik atau
membina, membimbing dan membangun individu dalam lingkungan sosial
dan alamnya supaya bebas dan bertanggung jawab menjadi pendorong ke
arah perubahan dan kemajuan.
M. Ngalim Purwanto juga menjelaskan: Pendidikan sosial ialah
pengaruh yang disengaja yang datang dari pendidik-pendidik itu sendiri, dan
pengaruh itu berguna untuk: pertama, menjadikan anak itu anggota yang
11
Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2009, hlm. 23
19
baik dalam lingkungannya. Kedua, mengajar anak itu supaya dengan sabar
berbuat sosial dalam masyarakat.
Sementara Abdurrahman An Nahlawi berpendapat: Pendidikan
sosial ialah pendidikan yang dijalankan atas dasar perasaan-perasaan sosial
agar anak tumbuh berkembang dalam suatu masyarakat yang padu dengan
mengutamakan yang lain, jauh dari sifat egoisme, selalu menolong orang
lain demi kebenaran dan kebaikan, membuat orang lain gembira dan
menyingkirkan berbagai kesusahan.
Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan sosial ialah usaha mempengaruhi yang
dilakukan dengan sadar, sengaja, dan sistematis agar individu dapat
membiasakan diri dalam mengembangkan dan mengamalkan sikap-sikap
dan prilaku sosial dengan baik dan mulia dalam lingkungan masyarakat
sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat dan
sebagai warga negara.
Dengan demikian, inti dari pendidikan sosial kegamaan ialah
bagaimana mendidik dan membentuk menusia yang mengetahui dan
menginsyafi tugas
serta
kewajibannya
terhadap
berbagai
golongan
masyarakat dan membiasakannya berperilaku sosial yang baik sebagai
anggota masyarakat dan sebgai warga negara. Pendidikan sosial keagamaan
ini dilaksanakan dengan menjadikan ajaran-ajaran agama Islam sebagai
dasar dan landasan kegiatannya.
20
Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai
suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat.
Dari pengertian di atas, pendidikan sosial keagamaan bertujuan agar
individu mampu mengimplementasikan hak dan kewajibannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan
nilai-nilai agama Islam. Dalam Islam, kesadaran menghayati dan melakukan
hak dan kewajiban bagi para pemeluknya, baik dalam sikap, perilaku,
perkataan, perbuatan maupun pemikiran merupakan bentuk disiplin sosial.
Dengan demikian dasar pendidikan sosial keagamaan adalah:
1. Al Qur’an
Al Qur’an adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
dengan lafald-lafald berbahasa Arab yang dinukil secara mutawatir,
termasuk ibadah bagi orang yang membacanya, diawali dengan surat al
Fatihah dan diakhiri dengan surat an Nas. Al Qur’an yang merupakan
sumber utama dan pertama bagi ajaran Islam, pada dasarnya mengajar
semua manusia agar mau menghambakan dan mengabdikan dirinya
kepada Allah SWT dengan akidah dan syariatnya dan berakhlak mulia
baik bagi Allah maupun dalam pergaulan hidup dengan sesama manusia
dan makhluk lain. Pendidikan, karena termasuk dalam usaha atau
tindakan untuk membentuk kepribadian manusia, termasuk ke dalam
ruang lingkup mu’amalah. Pendidikan sangat penting karena ikut
menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, baik
pribadi maupun masyarakat. Kedudukan al Qur’an sebagai sumber
21
pokok pendidikan sosial keagamaan dapat dilihat dari firman Allah,
antara lain:
            
   
Artinya: “Sesungguhnya al Qur’an memberikan petunjuk kepada (jalan)
yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang
beriman yang mengerjakan amal sholeh bahwa bagi mereka ada pahala
yang besar.” (QS. Al-Isra:9)
              
             
            
                
Artinya:” Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu
karena mereka menghalang-halangi kamu dari masjid al haram,
mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksanya.”(QS Al Maidah: 2)
Ayat di atas menunjukkan bahwa al Qur’an merupakan petunjuk yang
mengandung kebenaran yang tidak dapat diragukan lagi, termasuk
petunjuk dalam hal pendidikan sosial keagamaan yang digambarkan
dalam bentuk tolong-menolong.
2. As Sunnah
22
Mayoritas dari hukum-hukum al Qur’an ini bersifat global, tidak terinci
atau terbatas pada penjelasan dasar-dasar umum dan kaedah-kaedah
yang menyeluruh, karena al Qur’an al Karim merupakan undang-undang
abadi bagi umat manusia tidak disimpangkan, diganti, dilompati dan
tidak pula tercecer ketika diterapkan. Al Qur’an senantiasa relevan
untuk masa-masa keislaman yang berbeda-beda. Oleh karena itu, al
Qur’an memerlukan penjelasan dan sangat butuh kepada sunnah nabi
Muhammad ketimbang kebutuhan sunnah terhadap al Qur’an.
Adapun mengenai tujuan pendidikan sosial dapat dilihat pada pendapat
para pakar berikut ini ialah membentuk manusia yang memiliki
kesadaran akan kewajiban, hak dan tanggungjawab sosial serta sikap
toleran, agar keharmonisan antar sesama manusia dapat berjalan dengan
harmonis. Dan kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat, maka tujuan
pendidikan diarahkan pada pembentukan manusia sosial yang memiliki
sifat taqwa sebagai dasar dan sikap perilaku.
C.
Perilaku Sosial Keagamaan
Perilaku sosial keagamaan ialah perilaku yang berhubungan dengan
tuntutan
dan
kebutuhan
masyarakat
sekitarnya.Sedangkan
Saebani
berpendapat: perilaku sosial keagamaan ialah mendidik anak sejak kecil
agar terbiasa menjalankan prilaku sosial yang utama, dasar-dasar kejiwaan
yang mulai dan bersumber pada aqidah islamiyyah yang kekal dan
kesadaran iman yang mendalam agar di tengah-tengah masyarakat nanti ia
23
mampu bergaul dan berperilaku sosial yang baik, memiliki keseimbangan
akal yang matang dan tindakan yang bijaksana12.
Perilaku sosial keagamaan didefinisikan sebagai perilaku individu
dalam lingkungan sosial dan alamnya supaya bebas dan bertanggung jawab
menjadi pendorong ke arah perubahan dan kemajuan.
Dari pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa perilaku sosial keagamaan ialah sikap-sikap dan prilaku sosial
dengan baik dan mulia dalam lingkungan masyarakat sesuai dengan hak dan
kewajibannya sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara.
Dengan demikian, inti dari perilaku sosial kegamaan ialah bagaimana
membiasakannya berperilaku sosial yang baik sebagai anggota masyarakat
dan sebagai warga negara. Pendidikan sosial keagamaan ini dilaksanakan
dengan menjadikan ajaran-ajaran agama Islam sebagai dasar dan landasan
kegiatannya.
Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai
suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat.
Dari pengertian di atas, perilaku sosial keagamaan bertujuan agar individu
mampu mengimplementasikan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan nilai-nilai
agama Islam. Dalam Islam, kesadaran menghayati dan melakukan hak dan
12
Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, Bandung, Pustaka Setia, 2009, hal. 26
24
kewajiban bagi para pemeluknya, baik dalam sikap, perilaku, perkataan,
perbuatan maupun pemikiran merupakan bentuk perilaku sosial13.
13
Ibid, hal. 28
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Sejarah dan Letak Geografis SD Negeri Kutowinangun 07
SD Negeri Kutowinangun 07 terletak di Kelurahan Kutowinangun
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Terletak di tepi jalan desa yang
menghubungkan pusat kota dengan Kelurahan Kutowinangun. Jarak tempuh
ke SD Negeri Kutowinangun 07 dari pusat kota kurang lebih 3 km. Meskipun
terletak di tepi timur Kota Salatiga, dapat dengan mudah ditempuh dengan
naik angkota dengan ongkos Rp. 2.000,Pada tahun pelajaran 2005/2006 SD Negeri Kutowinangun 07 mulai
mengadakan pembenahan, baik pembangunan fisik, manajemen sekolah,
manajemen kelas. Hasilnya dalam akreditasi sekolah mendapatkan nilai B.
B. Gambaran Umum Guru dan Siswa SD Negeri Kutowinangun 07
Guru SD Negeri Kutowinangun 07 sampai dengan tahun pelajaran
2009/2010 sebanyak 13 orang guru, terdiri dari 8 orang guru PNS dan 5 orang
guru wiyata bhakti dan 1 orang penjaga karya bhakti. Adapun Daftar Guru
dan Penjaga SD Negeri Kutowinangun 07 adalah sebagai berikut:
25
26
Tabel 1
Daftar Guru SD Negeri Kutowinangun 07
No
Nama
NIP
Jabatan
1
Heru Yuwono, S.Pd
196106161982011007
Kepala SD
2
Rr. Subiyati
195010111974032000
Gr Kelas
3
Sukestri
195302011975122002
Gr Kelas
4
Sri Suyanti
195104071984052002
Gr Kelas
5
Puji Ariyanti, S.Pd
196909241993012002
Gr Kelas
6
Fatkhudin
195505121984051004
Gr PAI
7
Antonius Diono
195712071979121004
Gr Aga Kh
8
Ike Damayanti
198201012009022005
Gr Kelas
9
Sinta Arini
WB
10
Listyowati Karlina
WB
11
Anjar Subagio
WB
12
Astri Megasari
WB
13
Retno Widiyaningr
WB
14
Nofianto
Kyb
Ket
Jumlah guru tersebut dibandingkan dengan jumlah siswa sudah sangat
mencukupi, karena pada tahun 2009/2010 jumlah siswa SD N Kutowinangun
07 sebanyak 136 siswa terdiri dari siswa kelas I-VI. Adapun secara rinci
jumlah siswa per kelas adalah sebagai berikut:
27
Tabel 2
Jumlah Siswa SD Negeri Kutowinangun 07
No
Kelas
L
P
Jumlah
1
I
23
11
34
2
II
8
9
17
3
III
11
6
17
4
IV
10
12
22
5
V
9
18
27
6
VI
7
12
19
JUMLAH
68
68
136
C. Sarana SD Negeri Kutowinangun 07
1. Gedung / bangunan
Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di SD Negeri
Kutowinangun 07 didirikan gedung sekolah dan dibangun diatas tanah
seluas 1675 M2. Gedung yang digunakan sebagai tempat belajar di SD
Negeri Kutowinangun 07 pada tahun 2009/2010 sudah digunakan gedung
yang permanen layak pakai, sehingga dengan tersedianya local baik untuk
kelas maupun kantor yang permanen merupakan salah satu factor yang
memang harus disiapkan dalam lembaga pendidikan.
Kepemilikan gedung yang permanen dan lengkap baik untuk ruang
belajar, ruang praktek dapat digunakan dengan semaksimal mungkin oleh
lembaga pendidikan agar supaya pendidikan yang dilaksanakan dalam
waktu yang ditentukan dapat berhasil dengan baik terutama mampu
28
mendidik siswa menjadi siswa menjadi perilaku sosial keagamaan yang
mulia.
2. Peralatan Sekolah
Agar supaya program pendidikan dapat mencapai tujuan yang
diharapkan harus didukung oleh peralatan-peralatan yang memadai.
Peralatan yang ikut mendukung didalam kegiatan proses belajar mengajar
di SD Negeri Kutowinangun 07 diantaranya sebagai berikut :
a. Peralatan olah raga
b. Peralatan ketrampilan
c. Seperangkat alat praktek untuk laborat
d. Alat-alat kesenian seperti : seperangkat alat rebana, drumband.
Peralatan yang tersedia merupakan salah satu alat yang dapat
dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar yang disesuaikan dengan
pokok bahasan yang diberikan pada siswa. Sehingga dengan tersedianya
perlengkapan
dan peralatan sesuai dengan kebutuhan dan pendidikan
pada akhirnya akan membantu terhadap pelaksanaan pendidikan.
Sehingga dengan tersedianya peralatan yang ada di SD Negeri
Kutowinangun 07 secara langsung dapat membantu dalam proses belajar
mengajar. Proses mengajar yang berjalan dengan baik dan didukung oleh
berbagai macam sarana dan prasarana yang mendukung pada akhirnya
akan dapat menghantarkan terhadap pencapaian pendidikan yang
diharapkan, sebab pelajaran teori yang diberikan pada siswa tidak akan
diterima dengan cepat, apabila tidak diberikan alat pendukung yang tepat
29
Sesuai dengan pokok pembahasan pelajaran. berbagai macam
perlengkapan yang tersedia di SD Negeri Kutowinangun 07 dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya, sehingga diharapkan siswa mampu
menerima pelajaran secara baik.
D.
Kebermanfaatan
Sekolah,
Tantangan
dan Harmonisasi
dengan
Masyarakat
Mungkin banyak masyarakat yang mempertanyakan kebermanfaatan
dari SD N Kutowinangun 07 Salatiga. Selama ini manfaat SD yang
dirasakan penulis adalah sebagai berikut:
1. Melatih Kemampuan Kemampuan Akademis Anak
Dengan melatih serta mengasah kemampuan menghafal, menganalisa,
memecahkan masalah, logika, dan lain sebagainya maka diharapkan
seseorang akan memiliki kemampuan akademis yang baik. Orang yang
tidak sekolah biasanya tidak memiliki kemampuan akademis yang baik
sehingga dapat dibedakan dengan orang yang bersekolah. Kehidupan
yang ada di masa depan tidaklah semudah dan seindah saat ini karena
dibutuhkan perjuangan dan kerja keras serta banyak ilmu pengetahuan.
2. Menggembleng dan Memperkuat Mental, Fisik dan Disiplin
Dengan mengharuskan seorang siswa datang dan pulang sesuai dengan
aturan yang berlaku maka secara tidak langsung dapat meningkatkan
kedisiplinan seseorang. Dengan begitu padatnya jadwal sekolah yang
30
memaksa seorang siswa untuk belajar secara terus-menerus akan
menguatkan mental dan fisik seseorang menjadi lebih baik.
3. Memperkenalkan Tanggung Jawab
Tanggung jawab seorang anak adalah belajar di mana orangtua atau wali
yang memberi nafkah. Seorang anak yang menjalankan tugas dan
kewajibannya dengan baik dengan bersekolah yang rajin akan membuat
bangga orang tua, guru, saudara, famili, dan lain-lain.
4. Membangun Jiwa Sosial dan Jaringan Pertemanan
Banyaknya teman yang bersekolah bersama akan memperluas hubungan
sosial seorang siswa. Tidak menutup kemungkinan di masa depan akan
membentuk jaringan bisnis dengan sesama teman di mana di antara
sesamanya sudah saling kenal dan percaya. Dengan memiliki teman
maka kebutuhan sosial yang merupakan kebutuhan dasar manusia dapat
terpenuhi dengan baik.
5. Sebagai Identitas Diri
Lulus dari sebuah institusi pendidikan biasanya akan menerima suatu
sertifikat atau ijazah khusus yang mengakui bahwa kita adalah orang
yang terpelajar, memiliki kualitas yang baik dan dapat diandalkan. Jika
disandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan dalam suatu
lowongan pekerjaan kantor, maka rata-rata yang terpelajarlah yang akam
mendapatkan pekerjaan tersebut.
6. Sarana Mengembangkan Diri dan Berkreativitas
31
Seorang siswa dapat mengikuti berbagai program ekstrakurikuler
sebagai pelengkap kegiatan akademis belajar mengajar agar dapat
mengembangkan bakat dan minat dalam diri seseorang. Semakin banyak
memiliki keahlian dan daya kreativitas maka akan semakin baik pula
kualitas seseorang. Sekolah hanyalah sebagai suatu mediator atau
perangkat pengembangan diri. Yang mengubah diri seseorang adalah
hanyalah orang itu sendiri.
Sedangkan tantangan yang dihadapi saat ini adalah pengaruh media
yang demikian pesat sehingga memberikan dampak yang besar terhadap
perkembangan anak. Demikian pula guru-gurunya juga belum banyak
menguasai
teknologi
yang
berkembang
saat
ini
sehingga
media
pembelajaran yang berbasis teknologi juga belum dapat dimanfaatkan
dengan baik.
Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, hubungan baik sekolah
dengan lingkungan masyarakat sudah terjalin dengan baik, sehingga
masyarakat banyak memberikan dukungan baik berupa materiil maupun
saran guna pengembangan sekolah melalui komite sekolah yang sudah
terbentuk.
32
BAB IV
ANALISIS DATA
A.
Analisis Data
Untuk mengetahui seberapa jauh hubungan pengaruh intensitas
sholat terhadap perilaku sosial keagamaan, maka dapat diperoleh dengan
analisis statistik. Karena data yang terkumpul berjumlah banyak dan bersifat
kualitatif, adapun dalam menganalisis data tersebut menggunakan teknik
analisis statistik korelasi product moment dengan rumus:
rxy 
 X  Y 
 XY 
N

 X 

2
  X 
N

2
2




Y

2
  Y 

 

N




Keterangan:
rxy
: koefisien korelasi antara x dan y
x
: skor variabel x (shalat fardhu)
y
: skor variabel y (perilaku sosial keagamaan)
N
: Jumlah responden
X
: hasil kuadrat variabel x
Y
: Hasil kuadrat variabel Y
XY
: Produk dari X kali Y

: Sigma (jumlah)
Selanjutnya adalah menyiapkan tabel hasil angket shalat fardhu dan
perilaku sosial keagamaan siswa dan tabel kerja untuk mencari koefisien
korelasi antara variabel intensitas shalat dan perilaku keagamaan.
32
33
1. Analisis Data tentang Shalat Fardhu
Data shalat fardhu diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri
dari 10 pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3 alternatif
jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut:
a. alternatif jawaban A, memiliki nilai 3
b. alternatif jawaban B, memiliki nilai 2
c. alternatif jawaban C, memiliki nilai 1
TABEL 3
HASIL ANGKET SHALAT FARDHU
No
No Soal
Kode
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
YM
A
A
B
A
B
B
A
A
B
B
2
TA
A
B
B
A
B
B
B
B
C
C
3
IV
A
A
B
B
C
B
A
B
B
C
4
Ad
A
A
C
B
C
B
B
A
B
B
5
AU
A
A
C
C
C
C
B
B
A
B
6
EW
A
A
B
C
B
B
C
B
A
B
7
VA
A
A
A
B
B
B
B
C
B
A
8
JS
A
A
A
B
A
C
B
C
B
A
9
MR
A
B
B
B
B
B
B
B
C
B
10
NA
A
A
B
C
B
B
C
B
B
B
11
Rs
A
A
A
C
C
B
B
A
B
B
12
PG
A
A
A
A
C
B
A
A
A
A
13
RE
A
A
B
A
B
B
A
B
C
C
14
RN
A
A
A
A
B
B
A
B
C
C
15
SD
A
A
B
A
B
B
B
B
B
B
16
VA
A
B
C
C
B
C
B
C
A
B
17
AP
A
A
B
C
C
C
A
B
A
C
Ket
34
18
GK
A
A
B
B
C
A
A
B
B
B
19
RS
A
A
B
B
B
A
B
B
C
A
Berdasarkan jawaban responden pada angket tersebut kemudian
dapat diangkakan sebagai berikut:
TABEL 4
NILAI ANGKET SHALAT FARDHU
No
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
1
1
1
2
3
3
2
2
3
2
2
3
2
1
2
2
2
4
3
3
1
2
1
1
2
2
2
1
1
3
3
3
3
1
1
2
2
Nomor Item
5
6
2
2
2
2
1
2
1
2
1
1
2
2
2
2
3
1
2
2
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
3
2
3
7
3
2
3
2
2
1
2
2
2
1
2
3
3
3
2
2
3
3
2
8
3
2
2
3
2
2
1
1
2
2
3
2
2
2
2
1
2
2
2
9
2
1
2
2
3
3
2
2
1
2
2
3
1
1
2
3
3
2
1
Jml
10
2
1
1
2
2
2
3
3
2
2
2
3
1
1
2
2
1
2
3
25
20
17
21
19
21
23
23
20
20
22
25
22
23
23
18
20
23
23
Tabel 5
Persentase Jawaban Per Item Soal
Jawaban
No Item
Persentase
Angket
A
B
C
A
B
C
1
19
0
0
100%
0
0
2
16
3
0
84,2%
15,8%
0
35
3
5
11
3
26,6%
52,6%
15,8%
4
9
5
5
47,2%
26,4%
26,4%
5
1
13
5
5,2%
68,4%
26,4%
6
0
16
3
0
84,2%
15,8%
7
5
12
2
26,4%
63,2%
10,4%
8
4
12
3
21,1%
63,2%
15,7%
9
4
11
4
21,1%
52,7%
21,1%
10
3
12
4
15,8%
63,1%
21,1%
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut:
a. Untuk angket intensitas shalat dengan jumlah 10 item diketahui nilai
tertinggi 25 dan terendah 17 maka berdasarkan rumus interval
sebagai berikut:
i
xt  xr   1
ki
Keterangan:
i
= interval ideal
xt
= nilai tertinggi ideal
xr
= nilai terendah ideal
ki
= kelas interval
i
=
25  17  1
3
8 1
3
=3
36
Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa
yang intensitas shalat dalam criteria baik, sedang, dan kurang
TABEL 6
INTERVAL SHALAT FARDHU
Nilai
Jumlah siswa
Nilai nominasi
23-25
8
A
20-22
8
B
17-19
3
C
Jumlah
19
Dengan demikian dapat diketahui:
a. Untuk siswa dengan intensitas shalat kriteria baik, mendapat
nilai antara 23-25 sebanyak 8 siswa
b. Untuk siswa dengan intensitas shalat criteria sedang mendapat
nilai antara 20-22 sebanyak 8 siswa
c. Untuk siswa dengan intensitas shalat kriteria kurang mendapat
nilai antara 17-19 sebanyak 3 siswa
Kemudian dibuat tabel nominasi A (baik), B (sedang), C (kurang)
untuk mengetahui intensitas shalat dengan kriteria baik, sedang, dan
kurang
37
TABEL 7
NILAI NOMINASI INTENSITAS SHALAT
No Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Skor
25
20
17
21
19
21
23
23
20
20
22
25
22
23
23
18
20
23
23
Nominasi
A
B
C
B
C
B
A
A
B
B
B
A
B
A
A
C
B
A
A
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang intensitas
shalatnya dalam kriteria baik, sedang, dan kurang kemudian
dipresentasikan masing-masing variabel dengan rumus sebagai
berikut:
P=
-
F
x100%
N
Untuk siswa dengan intensitas shalat kriteria baik sekali dengan
nilai A sebanyak 8 siswa
38
P=
-
8
x100% = 42,1%
19
Untuk siswa dengan intensitas shalat kriteria baik dengan nilai B
sebanyak 8 siswa
P=
-
8
x100% =42,1%
19
Untuk siswa dengan intensitas shalat kriteria cukup mendapat
nilai C sebanyak 3 siswa
P=
3
x100% = 15,8%
19
TABEL 8
KLASIFIKASI INTENSITAS SHALAT
Nilai shakat
No
Interval
Frekuensi
Persentase
fardhu
1
Baik (A)
23-23
8
42,1%
2
Sedang (B)
20-22
8
42,1%
3
Kurang (C)
17-19
3
15,8%
2. Analisis data tentang Perilaku Sosial Keagamaan Siswa
Untuk mengetahui perilaku sosial keagamaan siswa digunakan
angket dengan hasil sebagai berikut:
39
TABEL 9
HASIL ANGKET PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN
No
No Soal
Kode
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
YM
B
B
A
B
A
A
A
C
B
A
2
TA
A
B
A
C
A
C
A
B
A
B
3
IV
B
A
A
C
A
C
C
A
B
A
4
Ad
B
B
C
A
C
A
C
A
C
A
5
AU
A
B
A
C
A
B
C
B
C
A
6
EW
B
B
A
B
A
A
A
C
B
A
7
VA
A
B
A
C
A
C
A
B
A
B
8
JS
B
A
A
C
A
C
C
A
B
A
9
MR
B
B
C
A
C
A
C
A
C
A
10
NA
A
B
A
C
A
B
C
B
C
A
11
Rs
B
B
A
B
A
A
A
C
B
A
12
PG
A
B
A
C
A
C
A
B
A
B
13
RE
A
A
A
C
A
C
C
A
B
A
14
RN
B
B
C
A
C
A
C
A
C
A
15
SD
A
B
A
C
A
B
C
B
C
A
16
VA
C
B
A
B
C
A
C
B
B
C
17
AP
B
B
A
B
A
B
C
A
B
B
18
GK
B
B
A
B
A
B
A
B
A
A
19
RS
B
B
A
B
B
A
A
A
B
A
Ket
Berdasarkan jawaban responden pada angket tersebut kemudian
dapat diangkakan sebagai berikut:
40
TABEL10
NILAI ANGKET PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN
No
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1
2
3
Nomor Item
4
5
6
7
2
3
2
2
3
3
2
3
2
3
2
3
3
2
3
1
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
1
2
2
2
3
2
1
2
2
2
2
2
3
3
3
1
3
3
3
2
2
1
3
1
3
3
3
3
3
3
3
2
1
1
3
1
2
2
2
2
3
2
2
1
2
2
2
2
2
2
3
3
3
1
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
1
3
3
2
3
1
1
3
2
2
1
2
3
1
3
3
2
2
3
3
2
2
3
3
3
1
1
3
3
3
2
3
3
2
1
3
3
2
1
1
3
3
8
9
10
1
2
3
3
2
2
3
3
2
1
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
3
2
1
1
1
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
3
2
3
2
3
3
3
1
3
3
3
3
1
2
3
3
2
1
2
3
3
Jml
24
23
22
20
23
23
24
22
23
21
23
23
25
23
24
18
22
25
25
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut:
Nilai tertinggi siswa 25 sedangkan nilai terendah 18, sehingga dapat
diintervalkan sebagai berikut:
i
xt  xr   1
ki
Keterangan:
i
= interval ideal
xt
= nilai tertinggi ideal
xr
= nilai terendah ideal
ki
= kelas interval
41
i
=
25  18  1
3
7 1
3
=3
Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa
yang mempunyai perilaku social keagamaan dengan criteria baik,
sedang, dan kurang
TABEL 11
INTERVAL NILAI PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN
Nilai
Jumlah siswa
Nilai nominasi
23,2-25
13
A
20,6-23,1
5
B
18-20,5
1
C
Jumlah
19
Dengan demikian dapat diketahui:
a. Untuk nilai perilaku social keagamaan siswa yang baik
mendapat nilai antara 33-36 sebanyak 13 siswa
b. Untuk nilai perilaku social keagamaan siswa yang sedang
mendapat nilai antara 29-32 sebanyak 5 siswa
c. Untuk nilai perilaku social keagamaan siswa yang kurang
mendapat nilai antara 25-28 sebanyak 1 siswa
42
Kemudian dibuat tabel nominasi A (baik), B (sedang), C (kurang)
untuk mengetahui perilaku social keagamaan siswa dengan kriteria
baik, sedang, dan kurang
TABEL 12
NILAI NOMINASI NILAI PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN
SISWA
No Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Skor
24
23
22
20
23
23
24
22
23
21
23
23
25
23
24
18
22
25
25
Nominasi
A
A
B
B
A
A
A
B
A
B
A
A
A
A
A
C
B
A
A
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang mempunyai
nilai perilaku sosial keagamaan dalam kategori baik, sedang, dan
kurang kemudian dipresentasikan masing-masing variabel dengan
rumus sebagai berikut:
P=
F
x100%
N
43
a. Untuk nilai perilaku sosial keagamaan yang baik mendapat nilai
A sebanyak 13 siswa
P=
13
x100% = 68,4%
19
b. Untuk nilai perilaku sosial keagamaan siswa dalam kategori
sedang mendapat nilai B sebanyak 5 siswa
P=
5
x100% = 26,3%
19
c. Untuk nilai perilaku sosial keagamaan siswa dalam kategori
kurang mendapat nilai C sebanyak 1 siswa
P=
1
x100% = 5,3%
19
TABEL 13
INTERVAL NILAI PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN SISWA
Nilai perilaku
No
Interval
Frekuensi
Persentase
23,2-25
13
68,4%
sosial keagamaan
B.
1
Baik (A)
2
Sedang (B)
20,6-23,1
5
26,3%
3
Kurang (C)
18-20,5
1
5,3%
Analisis Pengolahan Data
Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai
variabel intensitas shalat dan perilaku sosial keagamaan siswa untuk
44
mencari korelasi dengan menggunakan rumus product moment dengan
angka kasar sebagai berikut:
rxy 
 X  Y 
 XY 

 X 

2
  X 
N

2
N
2


  Y 2   Y  

 
N 


Analisis ini untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh intensitas
shalat terhadap perilaku sosial keagamaan siswa. Nilai dari kedua variabel
tersebut selanjutnya untuk variabel intensitas shalat diberi nama variabel X
dan perilaku sosial keagamaan siswa diberi nama variabel Y.
Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan ke dalam
koefisien dari perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel
Y agar memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi product moment
dengan skor angka kasar. Untuk lebih jelasnya akan penulis kemukakan
dalam tabel berikut:
TABEL 14
TABEL KERJA UNTUK MENCARI KOEFISIENSI ANTARA
INTENSITAS SHALAT (X) DAN PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN
SISWA (Y)
No
Resp
X
Y
X
Y
XY
1
25
24
625
576
600
2
20
23
400
529
460
3
17
22
289
484
374
4
21
20
441
400
420
5
19
23
361
529
437
6
21
23
441
529
483
7
23
24
529
576
552
8
23
22
529
484
506
2
2
45
9
20
23
400
529
460
10
20
21
400
441
420
11
22
23
484
529
506
12
25
23
625
529
575
13
22
25
484
625
550
14
23
23
529
529
529
15
23
24
529
576
552
16
18
18
324
324
324
17
20
22
400
484
440
18
23
25
529
625
575
19
23
25
529
625
575
Jml
408
433
8848
9923
9338
Sehingga diketahui:
X = 408
Y = 433
X2 = 8848
Y2 = 9923
XY = 9338
Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut:
rxy 
 XY 
 X  Y 
N

 X 2  2  Y 2 

2
  X 
  Y 

N 
N 



46
rxy 
rxy 
rxy 
rxy 
rxy 
408x 433
19

4082  9923  4332

8848



19 
19

9338 




176664
19

166464 
187489 
 9923 

 8848 
19 
19 

9338 
9338  9298,10
8848  8761,269923  9867,84
39,9
86,7455,13
39 ,9
4781 ,97
rxy = 0,577
C.
Analisis Uji Hipotesis
Berdasar hasil perhitungan dengan rumus korelasi product moment
diketahui hasilnya, langkah selanjutnya adalah dilakukan pembuktian
analisis yaitu dengan cara mengkonsultasikan nilai r yang ada pada tabel.
Dalam perhitungan dengan rumus korelasi product moment di atas,
diketahui bahwa nilai r yang diperoleh itu akan dikonsultasikan dengan nilai
r (pada tabel) apakah terjadi signifikansi atau tidak, atas taraf signifikansi
5%.
Pada tabel lain product moment (rhitung) dengan jumlah responden
= 19, kolom N (membacanya ke kanan) dalam kolom signifikansi 5% dalam
47
tabel diperoleh 0,456, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada taraf
signifikansi 5% rtabel = 0,456 dan r hitung 0,577 sehingga rtabel < r hitung.
Oleh karena nilai r yang diperoleh yaitu 0,577 berada pada batas signifikan,
yaitu pada taraf signifikan 5% sebesar 0,456 atas dasar pernyataan ini maka
nilai r yang telah diperoleh dapat dikatakan signifikan. Dengan demikian
penulis menerima hipotesis yang berbunyi:
Intensitas shalat fardhu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perilaku sosial keagamaan siswa.
48
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasar hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis serta beberapa
analisis data maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Intensitas shalat fardhu yang berada pada kategori baik mencapai 42,1%,
kategori sedang 42,1% dan kategori kurang 15,8%
2. Perilaku sosial keagamaan siswa yang berada pada kategori baik
mencapai 68,4%, kategori sedang 26,3% dan kategori kurang 5,3%
3. Dari data kuantitatif di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa
intensitas shalat memiliki pengaruh terhadap perilaku sosial keagamaan
siswa yaitu nilai r yang diperoleh adalah sebesar 0,577 lebih besar dari r
tabel 5% dan r tabel 1%.
B.
Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan
tentang hasil tersebut maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Sekolah sebagai tempat memperoleh pendidikan hendaknya dapat
mengimplementasikan pembelajaran perilaku sosial keagamaan dengan
baik sehingga peserta didiknya dapat meningkatkan kualitas perilaku
sosial keagamaan.
48
49
2. Guru
sebagai
tenaga
pendidik
hendaknya
memberikan
contoh
keteladanan yang baik bagi siswa agar siswa memiliki perilaku sosial
keagamaan yang lebih baik (bertambah baik).
50
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, 2000. Tatacara Shalat Wajib dan Sunnah, Surabaya: Mitra Ummat
Arikunto, Suharsimi. 2003 Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: Rineka Cipta
Asyyayuthi, 1998. Wudlu, Shalat, dan Bacaan Surat Pendek, Surabaya: Mitra
Ummat
Depag RI, 2005. Al Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag RI
Djaelani, HM Timur. 2003 Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam, Jakarta:
Dermaga
Hamid, Abdul. 2009. Ilmu Akhlak, Bandung: Pustaka Setia
Poerwadarminto, 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Saebani, Beni Ahmad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia
Sugiyono, 2008. Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta
Surayin, 2008. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Yrama Widya,
50
ANGKET PENGARUH SHALAT FARDHU
Nama
:
No
:
Jawablah pertanyaan berikut dengan sejujur-jujurnya!
1. Saya shalat sehari lima kali
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah
2. Shalat adalah perintah Allah
a. Ya
b. kurang tahu
c. Tidak tahu
3. Kita shalat karena rasa sayang pada Allah
a. Ya
b. kurang tahu
c. Tidak tahu
4. Shalat adalah ucapan terima kasih kita pada Allah
a. Ya
b. kurang tahu
c. Tidak tahu
5. Shalat merupakan sarana untuk mengingat Allah
a. Ya
b. kurang tahu
c. Tidak tahu
6. Kita shalat agar selamat dunia akhirat
a. Ya
b. kurang tahu
c. Tidak tahu
7. Shalat adalah ucapan syukur pada Allah
a. Ya
b. kurang tahu
c. Tidak tahu
8. Dalam shalat harus membaca surat al fatihah
a. Ya
b. kurang tahu
c. Tidak tahu
9. Sebelum shalat kita diwajibkan bersuci
a. Ya
b. kurang tahu
c. Tidak tahu
10. Saya mengetahui rukun shalat
a. Ya
b. kurang tahu
c. Tidak tahu
ANGKET PERILAKU SOSIAL KEAGAMAAN
1. Anak suka membantu orangtua
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
2. Anak mendoakan orangtua
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
3. Anak di sekolah menghormati guru
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
4. Ketika bertemu guru, anak mencium tangan guru
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
5. Anak suka menepati janji yang dibuatnya
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
6. Bila ada teman yang sakit, aku menjenguknya
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
7. Bila menemukan uang di dalam kelas, bukan untuk jajan
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
8. Anak suka membantu orang lain yang membutuhkan bantuan
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
9. Anak tidak cepat marah
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
10. Anak berterima kasih jika diberi bantuan orang lain
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
Download