Bisnis indonesia – 22/12/2016, hal. 21 Obligasi Korporasi Diburu EX-CC-AAJI-06-001 22/12/2016 Fintech Dorong Lahirnya Asuransi 3.0 http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/12/22/131623626/fintech.dorong.lahirnya.asuransi.3.0 KOMPAS.com - Kelas menengah, yang merupakan kelompok terbesar dalam piramida sosial Indonesia, pada tahun 2014 berjumlah 74 juta orang dan diperkirakan akan mencapai 141 juta orang pada tahun 2020 (Boston Consulting Group, 2013). Hal itu tidak serta merta diiringi literasi keuangan yang baik, seperti; kebiasaan menabung dan mengantisipasi kebutuhan masa mendatang, kemampuan membidik kesempatan untuk berinvestasi dengan tepat, mengembangkan atau melipatgandakan manfaat dari kegiatan keuangan, dan termasuk kejelian untuk memperoleh manfaat perlindungan kesehatan dan keselamatan jiwa dari kegiatan finansial yang mungkin dilakukan. Tentu perlu upaya lebih besar untuk meningkatkan literasi keuangan tersebut di kelompok ekonomi yang lebih rendah. Data Asosiasi FinTech Indonesia menunjukkan bahwa baru 36 persen kelompok masyarakat Indonesia memliki rekening di bank. Data Mckinsey and Company lebih jauh melaporkan baru 27 persen masyarakat menyimpan uangnya di bank. Lalu bagaimana dengan layanan keuangan yang lebih advanced seperti asuransi? Sayangnya, penetrasi asuransi jiwa seperti yang dikutip dari Hendrisman Rahim, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, angkanya masih di kisaran 2 persen. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap kondisi ini, salah satunya adalah pandangan masyarakat yang masih menganggap asuransi sebagai produk keuangan yang rumit dengan proses yang berbelit-belit mulai dari proses pembelian sampai klaim asuransi. Hal ini membuat orang merasa terbebani saat harus berurusan dengan asuransi. Memanfaatkan Teknologi untuk Asuransi yang Ramah Pengguna Teknologi digital sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Data eMarketer menyebutkan bahwa Indonesia berada di urutan ketujuh negara yang paling banyak menggunakan smartphone. Pada 2015 setidaknya pengguna smartphone mencapai 52,2 juta dan diperkirakan akan meningkat hingga 69,4 juta di tahun ini dan 86,6 juta di 2017. Data lain dari Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) menyebutkan bahwa pengguna internet tersebar di seluruh Indonesia seperti Pulau Sumatera (15,7 persen), Sulawesi (6,3 persen), Kalimantan (5,8 persen), Bali dan NTB (4,7 persen), Maluku dan Papua (2,5 persen). Namun demikian, mayoritas masih berada di Pulau Jawa (65 persen). Berkaca pada kenyataan tersebut, teknologi yang berbasis internet diyakini dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan inklusi keuangan melalui asuransi yang lebih ramah pengguna. Teknologi dapat memberikan pengalaman yang berbeda dalam berasuransi bagi agen dan nasabah. Misalnya, di FWD Life, melalui inovasi teknologi, siklus pembelian asuransi bisa disederhanakan dari awalnya terdapat 16 langkah menjadi hanya 6 langkah saja sehingga dari sisi waktu pemrosesan bisa menjadi lebih cepat. Pemanfaatan teknologi yang dekat dengan generasi muda juga semakin membuka kesempatan untuk menjaring calon pengguna sejak dini sehingga manfaatnya bisa lebih terasa. Kolaborasi FinTech dan Asuransi dalam InsurTech Keberadaan fintech dapat dilihat sebagai peluang. Fintech, dalam konteks asuransi, bisa membantu melahirkan inovasi-inovasi yang memudahkan proses berasuransi sehingga dapat mengubah cara pandang masyarakat tentang asuransi, sekaligus membantu meningkatkan literasi keuangan. Sebagai pionir asuransi digital di Indonesia, FWD Life telah mengadopsi berbagai inovasi teknologi. Salah satunya adalah FWD Mobile, sebuah aplikasi mobile komprehensif yang memungkinkan agen untuk melakukan pendekatan kepada pelanggan dengan lebih baik. FWD Mobile terdiri dari beberapa fitur termasuk: M-Recruitment, sebuah aplikasi rekrutmen dan pelatihan agen asuransi secara online; M-Activity, sebuah aplikasi peningkatan kapasitas agen; MCommerce, sistem penjualan tanpa kertas dengan fitur yang dapat membantu calon nasabah dalam memahami kebutuhan finansial mereka yang diperkenalkan sejak tahun 2014; M-Service, sebuah aplikasi layanan nasabah yang dilengkapi dengan informasi lokasi kantor pemasaran, call center dan live chat. FWD Life juga memperkenalkan FWD Anywhere, sebuah digital office yang diciptakan untuk meningkatkan engagement antara nasabah dengan agen, maupun sesama agen. Selain itu, FWD Life juga mengambangkan jalur distribusi e-commerce, dimana nasabah bisa membeli produk-produk asuransi sederhana dengan cepat dan mudah. FWD Life berkomitmen untuk terus mengembangkan aspek teknologi digital dalam bisnis perusahaan dengan mengalokasikan investasi sebesar Rp. 500 miliar hingga 2020. Memperkuat InsurTech untuk Lindungi Masyarakat Indonesia Pertumbuhan pesat transaksi online yang menurut Bank Indonesia (BI) ditargetkan tembus 130 miliar dollar AS pada tahun 2020 atau tumbuh 778,4 persen dari tahun 2016 sebesar 14,8 miliar dollar AS. Hal ini membuat pasar Indonesia semakin menjanjikan, termasuk untuk bisnis asuransi. Didukung dengan perkembangan teknologi, layanan asuransi berbasis teknologi atau insurtech dapat menjadi salah satu cara untuk melakukan penetrasi terhadap segmen pasar yang net-savvy. Kesempatan ini pun harus didukung dengan regulasi yang dapat mendorong kedua industri untuk tumbuh saling melengkapi dan memberikan perlindungan yang maksimal bagi masyarakat di Indonesia. Oleh: Rudi Kamdani 22/12/2016 Tahun Depan, Capital Life Tambah Produk Unitlink http://keuangan.kontan.co.id/news/tahun-depan-capital-life-tambah-produk-unitlink JAKARTA. Perusahaan asuransi jiwa senantiasa optimistis melangkah ke babak baru di tahun depan. Sejumlah produk telah disiapkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Antony Japari, Presiden Direktur PT Capital Life Indonesia (Capital Life) mengatakan, pihaknya memandang cerah langit 2017. Antony bilang, secara bottom line, pertumbuhan asuransi jiwa terbuka lebar mencapai dobel digit. Terlebih bagi perusahaan yang baru beroperasi satu setengah tahun seperti Capital Life. Pertumbuhan bisnis berpeluang di atas rata-rata industri. Namun ada juga tantangan yang harus dihadapi berupa masih rendahnya pemahaman masyarakat mengenai asuransi. Hal ini mendorong pihaknya aktif melakukan edukasi kepada masyarakat. "Optimisme kami dalam menorehkan pertumbuhan bisnis tahun depan di dukung oleh rencana peluncuran produk baru. Adapun produknya berupa unitlink dan tradisional," terang Antony. Saat ini, Capital Life masih mengandalkan produk tradisional (endowment) sebagai kontributor terbesar terhadap premi. Tahun depan, pihaknya berambisi meluncurkan tiga hingga empat produk baru. Satu produk merupakan unitlink. Dua hingga tiga produk lainnya yaitu produk tradisional berupa asuransi kesehatan penyakit musiman serta endowment yang sifatnya menabung seperti beasiswa. Dina Farsiah 21/12/2016 Capital Life Kejar Pemenuhan SBN Di Detik Terakhir http://keuangan.kontan.co.id/news/capital-life-kejar-pemenuhan-sbn-di-detik-terakhir JAKARTA. Awal tahun ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan beleid mengenai kewajiban perusahaan asuransi jiwa untuk berinvestasi pada surat berharga negara (SBN) setidaknya 20% dari total portofolio. Nyatanya masih ada perusahaan asuransi yang baru gencar memenuhi aturan tersebut di akhir tahun. Direktur Keuangan PT Capital Life Indonesia, Kasturi Yanu mengatakan, porsi investasi perusahaan pada SBN saat ini masih mini yakni sekitar Rp 80 miliar. Artinya, investasi pada SBN masih 3,2% dari total investasi sebesar Rp 2,5 triliun. Angka ini masih jauh dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mewajibkan kepemilikan minimum SBN pada perusahaan asuransi jiwa sebesar 20%. "Demi memenuhi ketentuan OJK, kami akan agresif menambah kepemilikan SBN di sisa tahun ini. Kami berencana membeli SBN senilai Rp 400 miliar hingga Rp 500 miliar hingga 25 Desember 2016," jelas Yanu. Pihaknya tetap melalukan pembelian masif ini meskipun OJK telah merelaksasi aturan investasi SBN dengan memperbolehkan obligasi infrastruktur disetarakan dengan SBN dengan maksimum porsi sebesar 8%. Hal itu tidak sulit dipenuhi lantaran pihaknya telah bekerja sama dengan fund manager dalam ikut membantu memenuhi syarat wajib minimum SBN. Reporter Dina Farisah 21/12/2016 Capital Life Idolakan Investasi Saham http://keuangan.kontan.co.id/news/capital-life-idolakan-investasi-saham JAKARTA. Perusahaan asuransi telah siap menyambut tahun baru. Kinerja perusahaan asuransi dinilai konsisten bertumbuh pada tahun depan. Antony Japari, Presiden Direktur PT Capital Life Indonesia (Capital Life) mengatakan, kinerja perusahaan tahun ini melesat tajam dibanding tahun lalu. Maklum saja, tahun ini Capital Life telah beroperasi secara penuh (full year). Sementara tahun lalu, perusahaan asuransi jiwa ini baru mulai beroperasi sejak Agustus. Alhasil, pertumbuhan premi Capital Life tahun ini meroket 10 kali lipat menjadi Rp 2 triliun. Dengan dana yang cukup gemuk ini, pihaknya tentu sangat berhati-hati dalam mengelola portofolio investasi. "Pemilihan portofolio investasi kami masih dominan dialokasikan pada instrumen saham. Sebab, saham merupakan instrumen investasi yang paling besar memberikan imbal hasil (return)," terang Direktur Keuangan PT Capital Life Indonesia, Kasturi Yanu. Saat ini, dari total investasi Capital Life sebesar Rp 2,5 triliun, perusahaan mengalokasikan investasi pada instrumen saham sebesar 40% dari total portofolio. Sebanyak 30% dibenamkan pada instrumen reksadana. Tahun depan, perusahaan tidak banyak merombak portofolio investasi. Sebesar 80% dari total investasi akan disebar ke dalam beberapa instrumen seperti saham, reksadana dan obligasi. Porsi saham tetap lebih besar ketimbang reksadana dan obligasi. Reporter Dina Farisah 20/12/2016 Kerja Sama Bancassurance Capital Life Dengan Bank Victoria https://mediaasuransinews.co.id/2016/12/20/kerja-sama-bancassurance-capital-life-dengan-bankvictoria/ PT Capital Life Indonesia (Capital Life) memasarkan produk asuransi jiwa kredit dengan menggandeng PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) atau bancassurance. Saat ini kontribusi pemasaran Capital Life dari saluran bancassurance mencapai 99 persen. Terlihat di foto, Direktur Utama Capital Life Indonesia Antony Japari (keempat dari kiri) bertukar plakat dengan Direktur Utama Bank Victoria Daniel Budirahayu (keempat dari kanan) seusai penandatanganan kerja sama di Jakarta, 16 Desember 2016. 20/12/2016 Astra Life Gandeng Optik Internasional untuk Optimalkan Layanan Nasabah https://mediaasuransinews.co.id/2016/12/20/astra-life-gandeng-optik-internasional-untuk-optimalkanlayanan-nasabah/ Direktur Astra Life Stephanie Kesuma (ketiga dari kiri) menyerahkan potongan tumpeng kepada Manajer Marketing dan Logistik Optik Internasional Moetanti dalam acara peresmian kerja sama PT Astra Aviva Life (Astra Life) dengan Optik Internasional di Jakarta, 6 Desember 2016. Terhitung sejak 1 Desember 2016, seluruh nasabah Astra Life maupun pemegang kartu asuransi Astra Life, difasilitasi dengan layanan cashless untuk pembelian kacamata di 211 outlet Optik Internasional, tidak hanya di kota-kota besar tapi juga menjangkau kota-kota kecil di pelosok daerah seluruh Indonesia. Fasilitas cashless dengan menggunakan fasilitas swipe card ini memberi kemudahan bagi Tertanggung/Tanggungan/Peserta ketika membeli kacamata, Astra Life akan melakukan pembayaran langsung ke Optik Internasional. Koran Tempo – 22/12/2016, Hal. 8 (Memo Bisnis) Astra Life Kerjasama Dengan Optik Internasional