BAB II KAJIAN PUSTAKA E. Landasan Teori 6. Tanggung jawab a

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
E. Landasan Teori
6. Tanggung jawab
a. Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan salah satu nilai karakter yang perlu
ditanamkan di dalam pribadi setiap manusia, supaya menjadi manusia
yang memiliki kepribadian baik. Mustari (2011: 21) berpendapat
bahwa tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan.
Sependapat dengan Mustari, Daryanto (2013: 142) menyatakan
bahwa tangung jawab adalah sikap dan perilaku untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara
dan Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan pengertian-pengertian tanggung jawab di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa tanggung jawab adalah tolak ukur
sederhana terhadap sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya.
7
7
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
b. Macam-macam Tanggung Jawab
Sukanto (Mustari, 2011: 23) mengemukakan bahwa tanggung
jawab yang hendaknya ada pada manusia adalah:
1) Tanggung jawab kepada Tuhan yang telah memberikan kehidupan
dengan cara takut kepada-Nya, bersyukur dan memohon petunjuk.
Semua manusia bertanggung jawab kepada Tuhan Pencipta Alam
Semesta.
2) Tanggung jawab untuk membela diri dari ancaman, siksaan,
penindasan dan perlakuan kejam dari manapun datangnya.
3) Tanggung jawab diri dari kerakusan ekonomi yang berlebihan
dalam
mencari
nafkah,
ataupun
sebaliknya,
dari
bersifat
kekurangan ekonomi.
4) Tanggung jawab terhadap anak, suami/istri, dan keluarga.
5) Tanggung jawab terhadap sosial kepada masyarakat sekitar.
6) Tanggung jawab berpikir, tidak perlu mesti meniru orang lain dan
menyetujui pendapat umum atau patug secara membuta terhadap
niali-nilai tradisi, menyaring segala informasi untuk dipilih, mana
yang berguna dan mana yang merugikan mereka.
7) Tanggung jawab dalam memelihara hidup dan kehidupan,
termasuk kelestarian lingkungan hidup dari berbagai bentuk
pencemaran.
8) Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tanggung
jawab yang menjadi tolak ukur penelitian ini yaitu tangggung
8
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
jawab belajar yang berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta
didik.
c. Ciri-ciri Tanggung Jawab
Menurut Mustari (2011: 25) ciri-ciri tanggung jawab adalah:
1. Memilih jalan lurus
2. Selalu memajukkan diri sendiri
3. Menjaga kehormatan diri
4. Selalu waspada
5. Memiliki komitmen pada tugas
6. Melakukan tugas dengan standar yang terbaik
7. Mengakui semua perbuatannya
8. Menepati janji
9. Berani menanggung resiko atas tindakan dan ucapannya.
Berdasarkan ciri-ciri tanggung jawab di atas, diharapkan
penelitian ini dapat meningkatkan tanggung jawab peserta didik dalam
melakukan tugas dangan standar yang baik serta memiliki komitmen
pada tugas yang diberikan oleh guru.
d. Indikator Tanggung Jawab
Indikator tanggung jawab dalam keberhasilan sekolah dan kelas
menurut Daryanto (2013: 142) adalah:
1) Indikator tanggung jawab dalam keberhasilan sekolah antara lain:
9
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
- Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk
lisan maupun tertulis.
- Melakukan tugas tanpa disuruh
- Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup
terdekat
- Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas
2) Indikator tanggung jawab dalam keberhasilan kelas antara lain:
- Pelaksanaan tugas piket secara teratur
- Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah
- Mengajukan usul pemecahan masalah
Indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah indikator keberhasilan sekolah. Anak diharapkan nantinya
memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi antara lain melaksanakan
tugas
tanpa
disuruh
dan
menghindarkan
kecurangan
dalam
pelaksanaan tugas.
7. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut Hamalik (Hamdani, 2011: 20),
bahwa belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga
penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian
sosial, bermacam-macam keterampilan dan cita-cita. Menurut Slameto
(2010: 2) berpendapat belajar ialah salah satu proses usaha untuk
10
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Pendapat Gagne (Slameto, 2010: 13) yang
memberikan dua definisi terhadap masalah belajar yaitu:
1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku
2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang
diperoleh dari instruksi.
Peneliti dapat menarik kesimpulan dari berbagai pendapat
tentang belajar, bahwa belajar merupakan suatu tindakan yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang
dapat merubah tingkah laku secara keseluruhan dari hasil interaksi
dengan lingkungan sekitar kehidupannya. Proses belajar mempengaruhi
pemerolehan prestasi individu maupun kelompok.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Harahap (Hamdani, 2011: 138) memberikan batasan bahwa
prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan
kemajuan peserta didik yang berkenaan dengan penguasaan bahan
pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat
dalam kurikulum. Selain itu, Hamdani (2011: 137) berpendapat bahwa
prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
11
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak
akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
adalah hasil dari suatu aktivitas yang telah dilaksankan. Hasil prestasi
yang baik tergantung tingkat intelegensi seseorang. Hamdani (2011:
138) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh
berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu
sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
Definisi prestasi belajar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
prestasi belajar merupakan suatu pencapaian dari hasil yang telah
dilakukan individu maupun kelompok.
c. Prinsip Belajar
Sardiman (2007: 24) mengemukakan prinsip-prinsip yang
berkaitan dengan belajar, antara lain:
1.
Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan
kelakuannya.
2.
Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri
para siswa
3.
Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan
motivasi, terutama motivasi dari dalam atau dasar kebutuhan atau
kesadaran atau intrinsic motivation, lain halnya belajar dengan rasa
takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan derita
12
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
4.
Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan (dengan
kemungkinan berbuat keliru) dan conditioningatau pembiasaan
5.
Kemampuan belajar seseorang siswa harus diperhitungkan dalam
rangka menentukan isi pelajaran
6.
Belajar dapat melakukan tiga cara yaitu:
a) diajar secara langsung
b) kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman langsung (seperti
anak belajar bicara, sopan santun, dan lain-lain)
c) pengenalan atau peniruan
7.
Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih
efektif mampu membina sikap, keterampilan, berpikir kritis dan
lain-lain, bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja
8.
Perkembangan
pengalaman
peserta
didik
akan
banyak
mempengaruhi kemampuan belajar yang bersangkutan
9.
Bahan pelajaran yang bermakna atau berati, lebih mudah dan
menarik untuk dipelajari, daripada bahan yang kurang bermakna
10. Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan serta
keberhasilan peserta didik, banyak membantu kelancaran dan
gairah belajar
11. Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk aneka ragam
tugas, sehingga peserta didik melakukan dialog dalam dirinya atau
mengalaminya sendiri.
13
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya
belajar memiliki prinsip-prinsip yang berkaitan sangat penting untuk
mempengaruhi kegiatan belajar berjalan dengan baik
d. Ciri-ciri Perubahan Tingkah Laku dalam Belajar
Slameto (2010: 3) perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
banyak sekali baik sifat maupun jenisnya. Ciri-ciri perubahan tingkah
laku dalam belajar, antara lain:
1. Perubahan terjadi secara sadar
Ini menunjukkan bahwa sesorang yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah
terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
berlangsung secara berkesinambungan tidak statis. Satu perubahan
yang terjadi ini seakan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan
berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik
dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu
dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak
terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha orang yang
bersangkutan.
14
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap
atau permanen. Ini berati bahwa tingkah laku yang terjadi setelah
belajar akan bersifat menetap.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini menunjukkan bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi
karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah
kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu
proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.
Berdasarkan ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar di
atas, diharapkan penelitian ini nantiya mampu merubah tingkah laku
belajar peserta didik menjadi lebih baik lagi dan memiliki rasa
tanggung jawab yang besar.
e. Tujuan Belajar
Tujuan belajar secara umum menurut Sardiman (2007: 26)
adalah:
1. Untuk mendapatkan pengetahuan
Untuk mendapatkan pengetahuan ditandai dengan kemampuan
berpikir. Seseorang memiliki pengetahuan dan kemampuan berpikir
yang tidak dapat dipisahkan.
15
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
2. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman
konsep
atau
merumuskan
konsep,
juga
memerlukan suatu keterampilan. Jadi keterampilan ada yang bersifat
jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilanketerampilan
yang
dapat
dilihat,
diamati,
sehingga
akan
menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan dari
anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Termasuk dalam hal
ini masalah-masalah teknik dan pengulangan. Keterampilan rohani
lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah
keterampilan yang dpat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi
lebih abstrak dan menyangkut persoalan-persoalan penghayatan,
keterampilan berpikir dan kreativitas untuk menyelesaikan dan
merumuskan suatu masalah atau konsep.
3. Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi
peserta didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam
pendekatannya.
Untuk
itu
dibutuhkan
kecakapan
dalam
mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan
pribadi guru itu sendiri sebagi contoh atau model.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
belajar secara umum yaitu seseorang mendapatkan pengetahuan,
memiliki penanaman konsep dan keterampilan yang dapat
mempengaruhi pembentukan sikap dan pribadi seseorang.
16
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
8. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian IPS
Menurut Trianto (2010: 171) IPS merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan sosial
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan
satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu
sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan
budaya). Selain itu Ilmu Pengetahuan Sosial juga membahas hubungan
antara manusia dengan lingkungnnya. Lingkungan masyarakat dimana
anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat,
dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di
lingkungan sekitarnya.
John Jarolimek (1977: 37) berpendapat:
the technique and strategi used in teaching social studies, there
fore, have to be considered in terms of the goals of the program,
the objective to be achieved, and the maturity of the learners. If
we want children to gain information, this can be achieved
through reading, viewing, discusing, and other procedures that
involve the transmission of information.
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan
sosial
merupakan
kemasyarakatan
teknik
pengajaran,
dan
harus
strategi
menggunakan
mempertimbangkan
ilmu
program
rencana yang akan di capai, objektif dan kedewasaan dari pelajar. Jika
kita menginginkan anak-anak untuk memperoleh keterangan, ini dapat
17
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
dicapai melalui bacaan, pemandangan, diskusi, dan prosedur lain yang
melibatkan transmisi dari keterangan.
b. Tujuan Pendidikan IPS
Mengenai tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial, para ahli sering
mengaitkan dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari
program pendidikan, Gross (Trianto, 2010: 173) menyebutkan bahwa
tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi
warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat.
Trianto (2010: 174) pada dasarnya tujuan pendidikan IPS adalah
untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa
untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan,
dan lingkungnnya, serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi. berdasarkan pengertian dan tujuan dari
pendidikan IPS, tampaknya dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang
mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut.
c. Materi Penelitian
Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan
ekonomi,
lingkungan
dan kemajuan teknologi di
kabupaten
atau
kota
dan
provinsi.
18
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
Kompetensi Dasar
: 2.1 Mengenal
permasalahan
sosial
di
daerahnya
Materi
:
Masalah-masalah
Sosial
di
Lingkungan
Setempat
Mengenal Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat
1) Masalah-masalah Kependudukan
Masyarakat yang tinggal atau mendiami suatu wilayah tertentu
disebut penduduk. Jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah
menentukan padat tidaknya di wilayah tersebut. Masalah-masalah
kependudukan yang terjadi di Indonesia antara lain pesebaran
penduduk yang tidak merata, jumlah penduduk yang begitu besar,
pertumbuhan penduduk yang tinggi, rendahnya kualitas penduduk,
rendahnya pendapatan perkapita, tingginya tingkat ketergantungan,
dan kepadatan penduduk.
2) Tindak Kejahatan
3) Masalah Sampah
4) Pencemaran Lingkungan
5) Kebakaran
6) Rusaknya atau buruknya fasilitas umum
7) Perilaku tidak disiplin
8) Penyalahgunaan narkoba dan alkohol
9) Pemborosan energi
10) Kelengkapan barang-barang kebutuhan
19
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
9. Pembelajaran Outdoor Study
a. Pengertian Pembelajaran Outdoor Study
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak bisa dipisahkan dari
metode pembelajaran dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Pendapat Slameto (2010:82) metode adalah cara atau jalan yang yang
harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan
untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan,
cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar
juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri.
Komarudin (Husamah, 2013: 19) berpendapat bahwa outdoor
study merupakan aktivitas diluar sekolah yang berisi kegiatan di luar
kelas atau sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti: bermain di
lingkungan sekolah, taman, perkampungan pertanian atau nelayan,
berkemah,
dan
kegiatan
yang
bersifat
kepetualangan,
serta
pengembangan aspek pengetahuan yang relevan. Menurut Karjawati
(Husamah, 2013: 23) bahwa metode outdoor study adalah metode
dimana guru mengajak peserta didik belajar di luar kelas untuk
melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk
mengakrabkan peserta didik dengan lingkungannya.
Menurut
Direktorat
Tenaga
Kependidikan,
proses
pembelajaran di lapangan adalah proses pembelajaran yang didesain
agar peserta didik mempelajari langsung materi pelajaran pada objek
yang sebenarnya, dengan demikian pembelajaran akan semakin nyata.
20
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
Jadi metode pembelajaran di luar kelas adalah metode
pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan kelas atau sekolah
sebagai media untuk belajar yang disebut sebagai metode outdoor
study.
b. Kelebihan dan kelemahan metode outdoor study
Proses belajar cenderung fleksibel, lebih mengutamakan
kreativitas dan inisiatif berdasarkan daya nalar peserta didik dengan
menggunakan alam sebagai media.
Suyadi (Husamah, 2013: 25), pembelajaran di luar kelas
memiliki kekuatan antara lain sebagai berikut:
1) Dengan pembelajaran yang variatif peserta didik akan segar
berpikir karena suasana yang berganti;
2) Inkuiri lebih berproduktif;
3) Akselerasi lebih terpadu dan spontan;
4) Kemampuan eksplorasi lebih runtut;
5) Menumbuhkan penguatan konsep.
Selain itu, Suyadi menyebutkan bahwa manfaat pembelajaran
luar kelas antara lain:
1) Pikiran lebih jernih
2) Pembelajaran akan terasa menyenangkan
3) Pembelajaran lebih variatif
4) Belajar lebih rekreatif
21
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
5) Belajar lebih riil
6) Anak lebih mengenal pada dunia nyata dan luas
7) Tertanam image bahwa dunia sebagai kelas
8) Wahana belajar akan lebih luas
9) Kerja otak lebih rileks.
Metode outdoor study juga memiliki beberapa kelemahan atau
kekurangan, Suyadi (Husamah, 2013: 31) guru perlu memperhatikan
beberapa hal yang mungkin menjadi kendala atau hambatan
pembelajaran di luar ruang kelas yaitu:
1) Pesert didik akan kurang konsentrasi
2) Pengelolaan peserta didik yang akan lebih sulit terkondisi
3) Waktu akan tersita (kurang tepat waktu)
4) Penguatan konsep kadang terkontaminasi oleh peserta didik lain
atau kelompok lain:
a) Guru kurang intensif dalam membimbing
b) Akan muncul minat yang semu.
c.
Elemen-elemen penting dalam metode outdoor study
Menurut Yuliarto (Husamah, 2013: 32), elemen-elemen yang
perlu diperhatikan dalam metode outdoor study adalah:
a. Alam terbuka sebagai sarana kelas
b. Berkunjung ke objek langsung
c. Unsur bermain sebagai dasar pendekatan
d. Guru harus mempunyai komitmen.
22
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
10. Media Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Geralch dan Ely (Arsyad, 2007: 3) mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku
teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Gagne dan Briggs (Arsyad, 2007: 5) berpendapat bahwa media
adalah sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional di lingkungan peserta didik yang dapat merangsang peserta
didik untuk belajar. Selain itu menurut Arsyad (2007: 4) media adalah
suatu alat yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
media merupakan suatu alat atau saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi dalam proses pembelajaran.
Menurut Husamah (2013: 3) menyatakan bahwa sumber belajar
lingkungan akan memperkaya wawasan dan pengetahuan peserta didik,
karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu,
kebenarannya lebih akurat, sebab peserta didik dapat mengalami secara
langsung dan dapat mengoptimalkan potensi pancaindranya untuk
berkomunikasi dengan lingkungan tersebut. Begitu banyaknya nilai dan
manfaat yang dapat diraih dari lingkungan sebagai sumber belajar dalam
23
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
pendidikan, bahkan hampir semua tema kegiatan dapat dipelajari dari
lingkungan.
Abulraihan (Husamah, 2013: 4) berpendapat bahwa lingkungan
bisa lingkungan sekolah dan lingkungan luar sekolah, yang terpenting
bahwa aktivitas pembelajaran di luar kelas yang dilakukan peserta didik,
guru harus pandai-pandai memilih model atau jenis pembelajaran yang
tepat sesuai situasi lingkungan, memperhatikan faktor keamanan karena di
alam bebas mempunyai tingkat keriskanan yang tinggi terhadap
keselamatan peserta didik.
Walt Whitmant (Husamah, 2013: 4), lahirnya konsep pendidikan di
alam adalah manifestasi dari pendidikan luar kelas. Alam sebagai media
belajar merupakan solusi ketika terjadi kejenuhan atas metodologi
pendidikan di dalam kelas. Pendidikan dan latihan di luar kelas dapat
menggantikan proses pendidikan konvensional (kelas atau ruangan) yang
selama ini dilakukan secara pasif.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulakn bahwa
kegiatan belajar
mengajar
yang dilakukan di luar
kelas
yang
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber dan media pembelajaran,
memiliki nilai dan manfaat yang besar. Peserta didik dapat belajar aktif
baik secara fisik maupun mental. Lingkungan sebagai salah satu sumber
dan media belajar, dapat mengoptimalkan pencapaian proses dan hasil
belajar yang berkualitas.
24
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
a. Jenis-jenis Lingkungan Belajar
Menurut Hamalik (Husamah, 2013: 5), pendidikan sebaiknya
disesuaikan dengan keadaan alam sekitar. Alam sekitar siswa
merupakan lingkungan sekitar kehidupan siswa yang dapat berupa
lingkungan alam, sosial, dan buatan.
1) Lingkungan Alam
Alam dalam hal ini dipandang sebagai sebuah laboratorium
yang sangat besar. Alam menyediakan sumber belajar yang
melimpah ruah, sehingga akan sayang kalau sumber belajar ini
disia-siakan. Suherli (Husamah, 2013: 5) pemahaman peserta didik
yang benar terhadap dirinya dan alam semesta akan menumbuhkan
kesadaran yang tinggi untuk senantiasa, meningkatkan serta
memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya alam bagi
kepentingan manusia pada umumnya.
Menurut Sudjana dan Rivai (Husamah, 2013: 5)
lingkungan alam dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah
seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan,
tumbuhan, hewan, sumber daya alam (air, hutan, tanah, batubatuan dan lain-lain). Aspek-aspek lingkungan alam tersebut dapat
dipelajari secara langsung oleh peseta didik.
2) Lingkungan Sosial
Menurut Suherli (Husamah, 2013: 7) lingkungan sosial
dijadikan media pembelajaran agar peserta didik memiliki bekal
25
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
hidup dalam sosial atau dalam masyarakat. Dengan bekal
pengetahuan ini, peserta didik setelah lulus atau tamat sekolah siap
hidup bermasyarakat. Peserta didik akan cepat menyesuaikan diri
dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Sudjana dan Rivai (Husamah, 2013: 7) lingkungan sosial
sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi manusia
dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan
kebiasaan,
mata
pencaharian,
kebudayaan,
pendidikan,
kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan sistem nilai.
Lingkungan sosial tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu
sosial dan kemanusiaan. Dalam praktik pembelajaran, penggunaan
lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajar hendaknya
dimulai dari lingkungan yang paling dekat, seperti keluarga,
tetangga, rukun tetangga, rukun warga, kampung, desa, kecamatan
dan seterusnya.
3) Lingkungan Buatan
Husamah (2013: 8) lingkungan buatan yakni lingkungan
yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuantujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Lingkungan buatan antara lain irigasi atau pengairan, bendungan,
pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan
pembangkit tenaga listrik.
26
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
b. Keuntungan dan Kekurangan Media Lingkungan
Husamah (2013: 9) memanfaatkan lingkungan sebagai media
pembelajaran memiliki banyak keuntungan. Beberapa keuntungan
tersebut antara lain:
1) Menghemat biaya, karena memnfaatkan benda-benda yang telah
ada di lingkungan;
2) Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus
seperti listrik;
3) Memberikan pengalaman yang riil kepada peserta didik, pelajaran
menjadi lebih konkret, tidak verbalitas;
4) Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan peserta didik,
maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan peserta didik;
5) Pelajaran lebih aplikatif;
6) Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada
peserta didik. Dengan media lingkungan, peserta didik dapat
berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa
sesungguhnya secara alamiah;
7) Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di
lingkungan, peserta didik biasanya mudah dicerna oleh peserta
didik dibandingkan dengan media yang dikemas.
27
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
Menurut Sudjana dan Rivai (2005: 208) ada beberapa
kekurangan dan kelemahan yang sering terjadi dalam pelaksanaannya,
berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan belajar, misalnya:
1) Kegiatan
belajar
kurang
dipersiapkan
sebelumnya
yang
menyebabkan pada waktu siswa dibawa ke tujuan tidak melakukan
kegiatan belajar yang diharpkan, sehingga ada kesan main-main.
2) Ada kesan dari guru dan peserta didik bahwa kegiatan mempelajari
lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga
menghabiskan waktu untuk belajar di kelas.
3) Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di
dalam kelas.
Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran
yang
menggunakan
media
lingkungan
memiliki
kekurangan dan kelebihan. Lingkungan sebagai media harus
dioptimalkan sebagai media dalam pengajaran yang dapat dijadikan
sebagai sumber belajar bagi para peserta didik.
c. Langkah dan Prosedur Penggunaan Media Lingkungan
Menurut Sudjana dan Rivai (Husamah, 2013: 12) menggunakan
media lingkungan sebagai media dan sumber belajar dalam proses
pembelajaran, memerlukan persiapan dan perencanaan yang seksama
dari para guru. Tanpa perencanaan yang matang, kegiatan belajar
peserta didik bisa tidak terkendali, sehingga tujuan pembelajaran tidak
28
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
tercapai dan siswa tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan.
Ada bebrapa langkah yang harus ditempuh, antara lain:
1) Langkah Persiapan
Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh pada langkah
persiapan ini, antara lain:
a) Guru dan peserta didik menentukan tujuan belajar yang
diharapkan bisa diperoleh para peserta didik berkaitan dengan
penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar;
b) Tentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi. Dalam
menetapkan objek kunjungan tersebut hendaknya diperhatikan
relevansi dengan tujuan belajar, kemudahan menjangkaunya
misalnya
cukup dekat
dan murah perjalananya,
tidak
memerlukan waktu lama, tersedianya sumber-sumber belajar,
keamanan bagi peserta didik dalam mempelajarinya serta
memungkinkan untuk dikunjungi dan dipelajari peserta didik;
c) Menentukan cara belajar peserta didik pada saat kunjungan
dilakukan;
d) Guru dan peserta didik mempersiapkan perizinan jika
diperlukan;
e) Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar.
2) Langkah Pelaksanaan
Adapun langkah-langkahnya, antara lain:
29
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
a) Melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan
rencana yang telah disiapkan;
b) Para peserta didik mengajukan beberapa pertanyaan melalui
kelompoknya masing-masing;
c) Para peserta didik mengamati objek yang akan dipelajarinya;
d) Para peserta didik mencatat semua informasi yang diperoleh
dari pengamatan atau penjelasan;
e) Para peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan hasil
belajarnya.
3) Tindak Lanjut
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a) Tindak lanjut dari kegiatan belajar dilakukan di dalam kelas
untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari
lingkungan;
b) Setiap kelompok melaporkan hasil-hasilnya untuk dibahas
bersama;
c) Guru dapat meminta kesan-kesan yang diperoleh peserta didik
dari kegiatan belajar tersebut, serta menyimpulkan materi yang
diperoleh dan dihubungkan dengan bahan pengajaran bidang
studinya;
d) Guru memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar peserta
didik dan hasil-hasilnya;
30
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
e) Guru memberikan tugas lanjutan berupa tugas rumah atau PR
tentang materi yang telah dipelajari.
F. Penelitian Yang Relevan
Penelitian tindakan kelas menggunakan metode pembelajaran Outdoor
Study sangat menarik perhatian para peneliti. Penelitian Budhi Setyo
Nugraha
dengan
judul
“Penerapan
Metode
Outdoor
StudyUntuk
Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Bentuk Pada Siswa Kelas VII C
SMP Negeri 5 Surakarta Tahu Pelajaran 2011/2012”. Diperoleh kesimpulan
bahwa terjadi peningkatan pada hasil belajar sebelum dan setelah dilakukan
proses pembelajaran menggunakan metode outdoor study. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik, pelaksanaan
sebelum tindakan hanya 46,8%, pada siklus I mencapai 65,6% dan pada
siklus II rata-rata kelas yang diperoleh mengalami peningkatan menjadi
90.6%.
Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran
dengan
menggunakan metode outdoor study dapat meningkatkan hasil belajar sesuai
dengan indikator keberhasilan yang ingin dicapai.
Penelitian lain yang juga menerapkan metode outdoor study dilakukan
oleh Yesi Aprimanita dengan judul “Penerapan Pembelajaran Outdoor
Mathematics Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe STAD”. Diperoleh
kesimpulan bahwa terjadi peningkatan pada kualitas proses dan hasil belajar
matematika. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan persentase ketuntasan
belajar peserta didik pada siklus I sebesar 56% dengan nilai rata-rata 6,56.
31
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
Pada siklus II persentase ketuntasan belajar meningkat menjadi 87,5%
dengan nilai rata-rata 7,75.
Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian tindakan kelas ini yaitu
penelitian yang akan dilakukan ini menekankan pendidikan karakter tanggung
jawab pada peserta didik. Penggunaan metode outdor study diharapkan
mampu meningkatkan rasa tanggung jawab belajar
dan prestasi belajar
peserta didik.
G. Kerangka Pikir
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh hasil perubahan tingkah laku dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Perubahan ini terjadi sebagai hasil dari pengalaman diri sendiri dalam
berinterakasi dengan lingkungan disekitarnya secara berkelanjutan. Dalam
proses belajar, tanggung jawab peserta didik menjadi faktor yang penting
karena menjadikan peserat didik bersungguh-sungguh dalam belajar. Rasa
tanggung jawab yang dimiliki pada diri peserta didik perlu adanya campur
tangan dan bimbingan dari guru. Salah satu upaya yang dilakukan dengan
menerapkan metode pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktif dan
tanggung jawab peserta didik untuk mengetahui materi dengan baik. Peserta
didik memiliki tanggung jawab yang baik, maka memiliki kesadaran untuk
belajar lebih baik sehingga prestasi belajar meningkat.
Dalam mengatasi permasalahan yang ada di kelas IV, dapat dilakukan
dengan menggunakan metode pembelajaran yang aktif serta dapat
32
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
meningkatkan tanggung jawab sehingga prestasi belajar dapat meningkat.
Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah menggunakan
metode outdoor study. Penggunaan metode outdoor study diharapkan mampu
mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik, serta dapat meningkatkan
prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS.
33
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gujdkwhk
Bxbjjsj
Shshjshxjsj Kondisi awal
Tindjjskjdkj
Tindakan
Nnnnnnnj Dalam pembelajaran
guru menggunakan
metode prmbelajaran
outdoor study
Nnsnakk
Kkksjjsjjd
Nsn hsh
Kondisi Akhir
Guru: Guru belum
menggunakan model
pembelajaran
yang
kurang
melibatkan
peserta didik dalam
proses kegiatan belajar
mengajar.
Melalui
metode
outdoor study, dapat
meningkatkan
tanggung jawab dan
prestasi
belajar
peserta didik dalam
pembelajaran
IPS
kelas IV SD Negeri
1 Sidabowa.
Hshhkskk Peserta didik: tanggung
jawab masih rendah,
prestasi belajar masih
belum
mencapai
kriteria
ketuntasan
minimal (KKM) yang
telah ditentukan.
Hhhhhshh
Siklus I dalam
pembelajaran
menggunakan
metode outdoor
study
Siklus jjd
Siklus II dalam
pembelajaran
menggunakan
metode outdoor
study
34
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
H. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan perumusan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
tindakan penelitian, jika guru menggunakan metode outdoor study
menggunakan media ligkungan dalam pelajaran IPS materi mengenal
pernasalahan sosial di daerahnya, maka tanggung jawab dan prestasi belajar
peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Sidabowa meningkat.
35
Upaya Meningkatkan Tanggung Jawab ..., Amita Dwi Nur Indriani, FKIP UMP, 2014
Download