PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEKUASAAN DALAM OTORITAS PEMERINTAH TERHADAP KEPATUHAN PAJAK (Studi Empiris : Pedagang Pasar Raya Padang) Octania Amriani1, Herawati1, Yeasy Darmayanti1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email : [email protected] ABSTRACT Tax compliance is a factor that determines the level of tax revenue. The higher level of tax compliance, so that the tax revenue will be greater. This research aims to determine the effect of trust in government authority and power to tax compliance. Population in this study is that traders in “Pasar Raya Padang” who do trade in their stalls. Sample selection in this study is the convinience method, The sampling is done randomly. This research carried out with the questionnaires. Questionnaires distributed were as many as 95 sheets, while questionnaires were returned about 91 sheets or approximately 95.79%. hypothesis testing performed using SPSS version 16.00. Hypothesis testing results obtained from this research is concluded that, variables of trust in government authority and power have significant influence on tax compliance. Until it can be concluded that, increasing of trust in the merchant to government authorities, will increase tax compliance so that tax revenues will be greater. as well as the power of the government authorities, the greater the power of the government, it will increase tax compliance. Keyword : trust, power, environment authoritiez, tax compliance penerapan I. PENDAHULUAN Pajak merupakan penerimaan yang Undang-Undang dijalankan oleh petugas Masalah tergambar dari jumlah pendapatan negara masalah klasik yang dihadapi hampir semua pada tahun 2013 lalu mencapai 1529,7 T, negara yang menerapkan sistem perpajakan. dimaa 77,99% nya berasar dari peneimaan Masalah kepatuhan pajak dapat dilihat dari pajak (http://www.anggaran.depkeu.go.id). segi keuangan, (public finance), penegakan Oleh sebab itu penerimaan pajak harus terus hukum ditingkatkan, Organisasi (organizational structue), etika cara menambah jumlah angka kepatuhan wajib pajak. Tingkat kepatuhan wajib pajak tidak terlepas dari sistem dan pelaksanaan (law pajak pajak. terbesar negara Indonesi, hal tersebut dapat dengan kepatuhan perpajakan enforcement), merupakan struktur (code of conduct), atau gabungan dari semua segi tersebut (Androeni et al, 1998) dalam (Setyabudi, 2007). Dari segi keuangan publik, apabila Dalam penelitian ini yang dijadikan pengelolaan pajak dilakukan dengan benar, objek adalah wajib pajak orang pribadi dan sesuai dengan ekspektasi wajib pajak, yang maka hal tersebut akan menimbulkan pedagang. Pedagang dijadikan objek dalam kepercayaan wajib pajak terhadap kinerja penelitian pemerintah sehingga wajib pajak akan penghasilan yang diperoleh oleh pedagang cenderung pajak. dalam kegiatan jual beli dagang sehari- hari kinerja dirasa mempunyai potensi yang cukup pemerintah dalam mengelola keuangan besar untuk menambah penerimaan negara. publik Artinya, Namun mematuhi peraturan sebaliknya, tidak apabila dapat dijelaskan secara melakukan usaha ini bebas disebabkan apabila tingkat karena, kepercayaan transparan, maka wajib pajak tidak akan pedagang mau membayar pajak. Dari segi penegakan besar, maka akan meningkatkan kepatuhan hukum, pajak pemerintah harus mampu terhadap yaitu pedagang. kinerja Begitu pemerintah juga dengan menerapkan aturan dan hukum kepada kekuasaan yang dimiliki oleh pemerintah semua warga negara secara adil. Peraturan itu sendiri dalam menerapkan peraturan pajak yang telah ditetapkan dalam UU perundang-undangan perpajakan, dimana perpajakan harus dipatuhi oleh semua wajib tingkat kepatuhan pajak pedagang akan pajak. Apabila ada wajib pajak yang tidak meningkat seiring dengan baiknya kinerja mematuhi peraturan perpajakan tersebut pemerintah. tanpa memandang status dan kedudukan Penelitian ini menjadikan Pedagang harus dikenakan sanksi dan denda sesuai Pasar Raya Padang sebagai objek untuk dengan peraturan. diteliti, karena sebagaiman kita ketahui Dewasa ini, tingkat kepatuhan wajib pajak masih sangat rendah Pasar Raya Padang merupakan pusat sekali. transaksi jual beli dagang terbesar yang ada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Wilayah di Kota Padang. Dengan meminta respon Sumbar-Jambi, Zein dari Pedagang Pasar Raya Padang terhadap mengatakan tingkat kepatuhan wajib pajak otoritas pemerintah dalam perpajakam, di daerash Sumbar-Jambi baru mencapai dirasakan telah mewakili 68,29% atau 237 ribu dari 555 ribu lebih pedagang yang ada di Kota Padang. Ismiransyah M. wajib pajak. Angka tersebut masih sangat Penelitian respon sebelumnya dari yang jauh dibawah angka kepatuhan pajak dilakukan oleh Basri, 2012 mengenai Nasional kepercayaan dan kekuasaan dalam Otoritas yang tercatat (www.harianhaluan.com). 85,25% Pemerintah, menyatakan bahwa kepercayaan dan kekuasaan pada Otorias Pemerintah mempunyai hubungan yang pajak di lingkungan KPP Pratama Padang signifikan untuk membayar kewajiban peajaknya. dengan kepatuhan pajak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, apabila tingkat kepercayaan dan kekuasaan dalam otoritas pemerintah meningkat, II. TEORI DAN PENGEMBANGAN maka kepatuhan pajak juga akan meningkat. HIPOTESIS 2.1. Berdasarkan fenomena yang terjadi Theory of Planned Behavior (TPB) Penelitian mengenai kepatuhan dan juga berdasarkan penelitian sebelumnya pajak, dapat dilihat dari sisi psikologi wajib yang telah dilakukan oleh Basri, 2012 pajak. Pendekatan melalui aspek psikologi timbul melakukan dilakukan mengingat dalam suatu negara penlitian ini dimana perumusan masalah yang menganut demokrasi, hubungan antara yang dikemukakan dalam penelitian ini pembayar pajak dengan otoritas pajak dapat adalah (1). Apakah kepercayaan pada dilihat sebagai suatu kontrak psikologi Otoritas Pemerintah berpengaruh signifikan (Feld and Frey, 2002) dalam (Hidayat, terhadap 2010). ketertarikan untuk kepatuhan Kekuasaan dalam pajak? (2).Apakah Otoritas Pemerintah Suatu kontrak psikologi menuntut berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan adanya pajak? pembayar pajak tergantung dari seberapa Penelitian membuktikan pengaruh ini bertujuan secara hubungan yang setara antara untuk besar kedua belah pihak saling memercayai empiris tentang dan mematuhi atau memenuhi komitmen pada otorits kepercayaan pemerintah terhadap kepatuhan pajak, dan dalam kontrak psikologi (Hidayat, 2010) Kajian dala otoritas pemerintah terhadap kepatuhan pajak. perilaku kepatuhan pajak, salah satunya diharapkan adalah melalui Theory of Planned Behavior mempunyai manfaat bagi : (1). Akademisi, (TPB) (Ajzen, 1991) dalam (Hidayat, untuk dan 2010). Berdasarkan model TPB, menurut pengatahuan, serta dapat dijadikan sebagai Ajzen (1991), dapat dijelaskan bahwa sumber informasi tentang faktor apa saja perilaku individu untuk patuh terhadap yang mempengaruhi kepatuhan pajak. (2). ketentuan perpajakam ditentukan oleh niat Praktisi, (intention). menambah memperoleh ini wawasan informasi sejauh mana tingkat kepercayaan dan kekuasaan mempengaruhi tingkat kepatuha wajib yang psikologi kekuasaan penelitian faktor bidang pengaruh Dimana mengenai dalam mempengaruhi Niat untuk berperilaku dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : 1. Behavioral belief Undang, Keyakinan individu akan hasil dari imbalan secara langsung dan digunakan suatu perilaku (outcome belief) dan untuk keperluan negara bagi sebesar- evaluasi terhadap hasil dari keyakinan besarnya kemakmuran rakyat. tersebut. 2. Keyakinan dan evaluasi tidak mendapatkan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) terhadap hasil ini akan membentuk adalah variabel sikap (attitude). ketentuan peraturan perundang-undangan Normatif belief perpajakan ditentukan untuk melakukan Keyakinan individu tentang harapan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut normatif orang lain yang menjadi pajak atau pemotong pajak tertentu. rujukannya, seperti keluarga, teman, Orang Pribadi Menurut yang Peraturan menurut Menteri dan konsultan pajak serta motivasi Keuangan No. 208/PMK.03/2009 yang untuk tersebut. berlaku tanggal 10 Desember 2009, Wajib membentuk Pajak WPOPPT adalah wajib pajak orang veriabel norma subjektif (subjective pribadi yang melakukan kegiatan usaha norm) sebagai Control belief barang baik grosir maupun eceran dan/atau Keyakinan individu tentang keberadaan penyerahan jasa yang mempunyai 1 atau hal-hal lebih tempat usaha. mencapai harapan Harapan normatif ini 3. dengan yang menghambat mendukung perilakunya atau pedagang pengecer (penjualan dan Peraturan Dirjen Pajak No. PER- persepsinya tentang seberapa kuat hal- 32/PJ/2010 Wajib Pajak Orang Pribadi hal mempengaruhi Pengusaha Tertentu adalah Wajib Pajak perilakunya. Control belief membentuk orang pribadi yang melakukan kegiatan variabel yang usaha sebagai Pedagang Pengecer yang dipersepsikan (perceived behavioral mempunyai 1 (satu) atau lebih tempat control). usaha. Pedagang Pengecer adalah orang tersebut kontrol perilaku pribadi yang melakukan: 2.2. a. Pajak Berdasarkan UU perpajakan No.16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan (KUP), pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- penjualan barang baik secara grosir maupun eceran; dan/atau b. penyerahan jasa, melalui suatu tempat usaha 2.3. akuntan publik dengan pendapat wajar Kepatuhan Pajak Kepatuhan perpajakan pada tanpa pengecualian atau pendapat pengecualian tidak prinsipnya adalah tindakan wajib pajak dengan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya mempengaruhi laba rugi fiskal. sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan peraturan peraturan 2.4. Kepercayaan pada Otoritas pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam Pemerintah suatu negara (Siahaan, 2005). Kepercayaan adalah sesuatu yang Menurut undangan peraturan yang perundangoleh kooperatif yang berdasarkan saling berbagi pemerintah Indonesia, kriteria wajib pajak norma-norma dan nilai yang sama (Doney patuh et. al, 1998) dalam Handayani (2012). menurut dikeluarkan diharapkan dari kejujuran dan perilaku Keputusan Menteri Keuangan No. 544/ KMK.04/2000, wajib Kepercayaan terhadap sistem pajak patuh adalah sebagai berikut : pemerintahan dan hukum yang berlaku a. Tepat waktu dalam menyampaikan turut mendorong kemauan wajib pajak SPT untuk semua jenis pajak dalam untuk membayar pajaknya ketika wajib dua tahun terakhir pajak memiliki kepercayaan yang tinggi Tidak mempunyai tunggakan pajak kepada sistem pemerintahan dan hukum untuk semua jenis pajak, kecuali telah yang tegas dalam melaksanakan semua memperoleh izin untuk mengangsur aturan- aturan yang berlaku. b. atau menunda pembayaran pajak c. d. berdasarkan pada Tidak pernah dijatuhi hukuman karena Theory of Planned Behavior, dimana melakukan tindak pidana di bidang kepercayaan tersebut akan timbul jika ada perpajakan dalam jangka waktu 10 niat dari wajib pajak itu sendiri. Wajib tahun terakhir pajak dapat saja memiliki berbagai macam Dalam dua menyelenggarakan e. Penelitian ini tahun terakhir pembukuan dan kepercayaan terhadap suatu perilaku, namun ketika dihadapkan pada suatu dalam hal terhadap wajib pajak pernah kejadian dilakukan pemeriksaan, koreksi pada kepercayaan tersebut yang timbul untuk pemeriksaan yang terakhir untuk tiap- mempengaruhi tiap jenis pajak yang terutang paling kepercayaan inilah yang menonjol dalam banyak lima persen mempengaruhi perilaku individu (Ajzen, Wajib pajak yang laporan keuangannya 1991) dalam Hidayat (2010). untuk dua tahun terakhir diaudit oleh tertentu, hanya perilaku. sedikit dari Sedikit Basri (2013), meneliti tentang memberikan arti keberhasilan dalam kepercayaan dan kekuasaan dalam otoritas memimpin. Jadi, kekuasaan atau penguasa pemerintah sebagai determinan tingkat memiliki peranan dalam kemajuan sebuah kepatuhan pajak dan penggelapan pajak Negara dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang dilakukan pada Wajib Pajak Orang (www.wordpress.com). Pribadi (WPOP) yang melakukan usaha Penegakkan hukum merupakan bebas yang terdaftar di KPP Pratama penentu yang signifikan terhadap kepatuhan Tampan, Pekanbaru. Basri menyatakan pajak wajib pajak. Penegakkan legal aturan bahwa, otoritas hukum memberikan landasan yang penting pemerintah berhubungan positif dengan untuk pencegahan menyimpang bentuk kepatuhan sukarela. Hasil penelitiannya perilaku, seperti korupsi, dan penggelapan membuktikan pajak (Schneider & Enste, 2000, 2002; kepercayaan pada bahwa meningkatnya kepercayaan terhadap otoritas pemerintah akan meningkatkan kepatuhan pajak. Brunetti & Wedder, 2003). Berdasarkan penelitian yang telah Berdasarkan hal tersebut diatas, dilakukan oleh Basri (2013) tersebut, Basri maka dapat dibuat pengembangan hipotesis menyimpulkan bahwa kekuasaan dalam sebagai berikut : otoritas pemerintah berhubungan dengan H1 : Kepercayaan berpengaruh signifikan kepatuhan yang ditegakkan. Hal tersebut terhadap kepatuhan pajak pribadi di membuktikan bahwa dengan meningkatnya Kota Padang otoritas pemerintah akan meningkatkan kepatuhan pajak. 2.5. itu Kekuasaan dalam Otoritas Sehingga, dapat dirumuskan Pemerintah hipotesis kedua berdasarkan hal-hal tersebut Max Weber mengartikan kekuasaan diatas, yaitu : adalah sebuah kemampuan untuk H2 : Kekuasaan dalam otoritas pemerintah membuat orang lain mau menerima dan berpengaruh signifikan terhadap melakukan apa yang menjadi kemauan kita kepatuhan pajak pribadi di Kota walau mungkin hal tersebut tidak disetujui, Padang bahkan ditentang. Kekuasaan yang telah memiliki wewenang dan telah memiliki keabsahan atau pengakuan dari III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel anggota-anggota Pada penelitian ini, yang menjadi masyarakat, akan banyak membantu dalam populasi adalah Wajib Pajak Orang Pribadi kestabilan yang melakukan kegiatan usaha bebas pemerintahan dan juga sebagai Pedagang Pengencer di Pasar Raya 3.3. Variabel Penelitian Padang. berdasarkan data yang diperoleh 1. Variabel Independen dari Rekapitulasi Pedagang Pasar Raya a. Kepercayan Padang yang bersumber dari Dinas Pasar pada Otoritas Pemerintah (X1) Kota Padang, maka diperoleh jumlah Kirchler, Hoezl, dan Wahl (2008) populasi pedagang sebanyak 2.036 orang dalam pedagang. kepercayaan sebagai pendapat individu dan Untuk mempermudah (Basri, 2013) mendefinisikan tahapan kelompok sosial bahwa otoritas pajak yang pengolahan data dan mendapatkan sampel baik hati dan bekerja menguntungkan untuk yang tepat, maka metode pengambilan kebaikan bersama. Untuk mengukur tingkat sampel yang digunakan adalah convenience kepercayaan wajib pajak pada otoritas sampling. Dalam metode ini, jumlah sampel pemerintah, maka digunakan kuesioner yang akan dijadikan responden ditentukan yang memuat pertanyaan- pertanyaan yang dengan dapat mengukur persepsi terhadap kinerja menggunakan rumus slovin sehimgga diperoleh jumlah sampel yang pemerintah. Pertanyaan diukur dengan akan dijadikan responden dalam penelitian skala likert 5 point dengan skala 1 = sangat ini adalah sebanyak 95 orang pedagang. tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju. 3.2. Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Untuk memperoleh data yang akan dilanjutkan b. Kekuasaan dalam Otoritas otoritas didefinisikan Pemerintah (X2) Kekuasaan pada proses pengujian penulis melakukan sebagai persepsi pembayar pajak terhadap penyebaran kuesioner kepada Pedagang otoritas Pasar Raya. Dalam proses penyebaran menghukum kejahatan pajak (Kirchler, kuesioner penulis langsung mendatang kios Hoezl, dan Wahl 2008) dalam (Basri, tempat para pedagang tersebut berjualan, 2013). Untuk mengukur kekuasaan dalam dan memnita pedagang tersebut untuk otoritas langsung mengisi kuesioner tersebut. Hal kuesioner itu penulis lakukan untuk menghindari pertanyaan yang dapat mengukur pengaruh banyaknya jumlah kuesioner yang tidak kekuasaan tersebut terhadap kepatuhan kembali kepada penulis. pajak wajib pajak tersebut. Pertanyaan pajak untuk pemerintah, yang mendeteksi maka memuat dan digunakan pertanyaan- diukur dengan skala likert 5 point dengan skala 1 = sangat tidak setuju sampai dengan 3.5. Metode Analisis Data 5 = sangat setuju. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah terdiri dari 2. Variabel Dependen (Kepatuhan Pajak statistik deskriptif, pengujian instrumen data (uji validitas dan uji reliabilitas), (Y)) Kepatuhan perpajakan adalah pengujian asumsi klasik (uji normalitas dan tindakan wajib pajak dalam memenuhi uji multikolinearitas), dan pengujian kewajiban perpajakannya sesuai dengan hipotesis (uji koefisien determinasi (R2), uji ketentuam peraturan perundang-undangan F, dan uji t) dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku di Indonesia (Siahaan, 2005). Setiap pertanyaan diukur dengan skala likert 5 point dengan rangking 1= IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian yang dilakukan telah sangat tidak setuju sampai dengan 5= memperoleh rekomendasi sangat setuju. Kuesioner dikembangkan Keastuan Bangsa dari penelitian Korgel et. al (2013) dalam (KESBANGPOL) dan telah memperoleh (Basri, 2013). izin penelitian dari Dinas Pasar Kota Padang. 3.4. Model Penelitian Proses dari dan penyebaran Kantor Politik kuesioner dilakukan pada tanggal 16 januari 2014 Adapun model penelitian dalam sampai pada tanggal 22 Januari 2014. pengujian ini adalah Model regresi linear Jumlah kuesioner yang disebar adalah berganda yang dapat diformasikan sebagai sebanyak 95 lembar kuesioner. Namun berikut : kuesioner yang kembali dan dapat diolah Y = α+ 𝛽 1 X1 + 𝛽 2X2 + e dimana : Y 95,79%. = Kepatuhan Pajak X1 = Kepercayaan dalam Otoritas Pemerintah X2 = Kekuasaan dalam Otoritas adalah sebanyak 91 lembar atau sekitar 4.2. Demografi Responden Kriteria responden diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tingkat Pemerintah pendidikan. Dari data yang diperoleh di = factor eror lapangan, maka diperoleh data demografi responden sebagai berikut : digunakan sebagai instrumen penelitian Tabel 4.1 Data Demografi Responden Keterangan Umur : 18 – 25 26 – 35 36 – 45 >46 Total Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki Total Tingkat Pendidikan : SD SMP SMA D1 – D3 S1 – S3 Total Jumlah Persentase (%) 12 36 36 7 91 13,19 39,56 39,56 7,69 100 28 63 91 30,77 69,23 100 14 57 12 8 91 15,29 62,64 13,19 8,79 100 menjelaskan variabel secara tepat. Alat uji yang Deskriptif digunakan untuk mengukur interkorelasi antar variabel dan dapat tidaknya dilakukan analisis adalah KaiserMeyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Nilai KMO yang dikehendaki harus > 0,50. Dari data yang diperoleh dapat dijelaskan bahwa data pada semua variabel dalam penelitian ini adalah Sumber: data diolah, 2014 4.3. Statistik telah valid, maka instrumen tersebut dapat valid. Uji Variabel reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran Penelitian Berdasarkan hasil pengolahan yang konsisten dan instrumen yang digunakan telah dilakukan dapat dinarasikan statistik benar-benar deskriptif Konsep reliabel dalam pendekatan ini variabel penelitian yang adalah dijelaskan dalam tabel 4.3 berikut ini : Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Variabel Penelitian Kepercaya an Kekuasaa n Kepatuha n Pajak N Kisaran Teoritis Kisaran Aktual 91 7-35 9-29 91 3-15 4-13 91 10-50 18-46 Rata -rata 15,48 7,43 30,01 Std Devi asi 4,57 terbebas konsisten pertanyaan dalam dari diantara butir-butir suatu instrumen penelitian. Instrumen dianggap reliabel apabila nilai cronbach’s alpha > 0,5 (Ghozali, 2005). Dari data hasil pengujian 2,52 yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa 5,75 semua variabel dalam penelitian ini bersifat Sumber : data diolah, 2014 reliabel. 4.4. Uji Instrumen Data 4.5. Uji Asumsi Klasik a. kesalahan. Uji Validitas Setelah dilakukan pengujian asumsi Dalam pengujian instrumen data, klasik yaitu uji normalitas dan uji dilakukan pengujian terhadap validitas dan multikolinearitas terhadap masing-masing reliabilitas data. Uji validitas bertujuan variabel dalam penelitian ini, maka dapat untuk yang disimpulkan bahwa data dalam penelitian digunakan untuk pengujian selanjutnya ini berdistribusi normal dan tidak terjadi valid korelasi mengetahui atau tidak. apakah Apabila data data yang antara variabel-variabel independen dalam penelitian ini. Dengan koefisien simultan (F-test). F-test dilakukan demikian, dapatdisimpulkan bahwa tidak untuk menguji hubungan signifikan antara terjadi permasalahan asumsi klasik dalam variabel independen dan variabel dependen penelitian ini. secara keseluruhan. Dari tabel 4.9 diatas didapatkan nilai F sebesar 51,995. Nilai signifikansi dari pengujian F-statistik ini 4.6. Pengujian Hipotesis Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik regresi adalah sebesar 0,00 artinya variabel linear independen secara bersama-sama (simultan) berganda dengan menggunakan program mempengaruhi variabel dependen karena SPSS versi 16, yaitu menguji pengaruh mempunyai nilai signifikansi < 0,05. antara lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen. 4.7. Pembahasan Tabel 4.3 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variabel (constan) Kepercayaan Kekuasaan R2 Fhitung B T 6,038 2,081 4,004 5,055 1,128 6,366 0,542 (54,20%) 51,994 Sig. 0,04 0,00 0,00 Ket Signifikan Signifikan Dari tabel 4.3 diatas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 6,038 + 4,004 X1 + 1,128 X2 hasil pengujian koefisien determinasi (R2) yang dilakukan diperoleh nilai R2 sebesar 0,542 atau 54,20%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa, kedua variabel independen Pemerintah terhadap Kepatuhan Pajak Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama yang dapat dilihat pada Sumber : data diolah, 2014 Dari 1. Pengaruh Kepercayaan pada Otoritas yaitu kepercayaan dan kekuasaan mempengaruhu variabel dependen kepatuhan pajak sebesar 54,20%, sementara sebesar 45,80% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diuji dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis secara bersamasama dilakukan dengan menggunakan uji tabel 4.9, maka dapat dijelaskan bahwa variabel kepercayaan memiliki koefisien regresi bertanda positifsebesar 4,004 dengan nilai signifikansi sebesar 0,00. Dengan menggunakan nilai α = 5%, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) yaitu pengaruh kepercayaan pada otoritas pemerintah terhadap kepatuhan pajak diterima, karena nilai signifikansi pengujian t-statistik < 0,05. Hasil pengujian dalam penelitian ini membuktikan bahwa apabila tingkat kepercayaan pada otoritas pemerintah meningkat, maka tingkat kepatuhan pajaknya juga akan meningkat. Faktor yang mempengaruhi peningkatan kepercayaan pedagang pada otoritas pemerintah disebabkan karena pedagang merasakan sebelumnya oleh Basri (2013), dimana sistem perpajakan yang dijalankan oleh Basri pemerintah sudah berjalan dengan baik, kepercayaan mempunyai pengaruh yang dimana peraturan-peraturan dan ketentuan signifikan terhadap kepatuhan pajak. perundang-undangan berlaku sudah perpajakan berlandaskan menyimpulkan bahwa variabel yang kepada 2. Pengaruh Kekuasaan dalam Otoritas kepentingan masyarakat banyak, bukan Pemerintah hanya kepada kepentingan kelompok saja. Pajak Selain itu, kepercayaan pedagang akan terhadap Berdasarkan Kepatuhan hasil pengujian semakin meningkat karena adanya upaya hipotesis kedua yang dapat dilihat pada dari tabel 4.9, maka dapat dijelaskan bahwa pemerintah dalam melakukan perbaikan dan reformasi birokrasi seperti; variabel perombakan organisasi, perbaikan proses, regresi bertanda positif sebesar 1,128 peningkatan mutu sumber daya manusia, dengan nilai signifikansi sebesar 0,00. serta modernisasi sarana pelayanan pajak. Dengan menggunakan nilai α = 5%, maka Upaya pembenahan diri yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua pemerintah tersebut, dapat memperbaiki (H2) yaitu pengaruh kekuasaan dalam citra pegawai pajak yang belakangan ini otoritas pemerintah terhadap kepatuhan rusak karena banyaknya kasus penggelapan pajak diterima, karena nilai signifikansi pajak pengujian t-statistik < 0,05. yang terjadi, sehingga dapat mengembalikan kepercayaan wajib pajak. Hal lain yang dapat mempengaruhi peningkatan kepercayaan pedagangdisebabkan memiliki koefisien Hasil pengujian dalam penelitian ini membuktikan bahwa semakin meningkatnya kekuasaan dalam otoritas adanya pemerintah terhadap peraturan perpajakan, peningkatan manfaat pajak yang telah maka tingkat kepatuhan pajak akan semakin dirasakan sendiri, meningkat. Dari data-data yang diperoleh misalnya penambahan infrastrukur seperti dari jawaban kuesioner yang telah diisi oleh fasilitas-fasilitas umum, perbaikan jalanan pedagang, disimpulkan bahwa Pedagang umum, serta pembiayaan-pembiayaan lain Pasar Raya Padang tidak mengetahui yang dananya bersumber dari anggaran bagaimana pengeluaran negara. penghindaran/ perencanaan pajak, sehingga oleh karena kekuasaan pedagang itu caranya untuk melakukan Hasil pengujian hipotesis pertama dari kesimpulan itu dapat diartikan bahwa (H1) yang diperoleh dalam pengujian ini pedagang tidak akan melakukan kecurangan sejalan dengan penelitian yang dilakukan pajak. Selain itu, pedagang berasumsi bab terdahulu, maka bahwa tindakan penggelapan pajak yang kesimpulan sebagai berikut : dilakukan akan mudah terdeteksi dan 1. Variabel diketahui oleh pemerintah. Sehingga kepercayaan pemerintah dapat ditarik pada otoritas berpengaruh signifikan dengan kekuasaanotoritas yang dimiliki terhadap kepatuhan pajak Pedagang pemerintah Pasar Raya Padang. Hasil penelitian ini, dalam menetapkan sanksi- sanksi hukum yang terdapatdalam peraturan sesuai perundang-undangan perpajakan dikemukakan, artinya hipotesis pertama mengakibatkan melakukan (H1) diterima, pedagang kewajiban perpajakannya dengan baik dan dengan 2. Variabel hipotesis kekuasaan dalam otoritas benar. Artinya tingkat kepatuhan pajak akan pemerintah meningkat pedagang-pedagang terhadap kepatuhan pajak Pedagang tersebut tidak mau terkena sanksi hukum. Pasar Raya Padang. Hasil penelitian ini Dari alasan-alasan yang telah dikemukakan sesuai dengan hipotesis yang diajukan, diatas, maka dapat disimpulkan bahwa artinya pemerintah telah menerapkan peraturan diterima. karena perundang-undangan perpajakan berpengaruh yang hipotesis kedua signifikan (H2) juga sesuai dengan kekuasaan yang dimiliki. 5.2. Keterbatasan Penelitian Hasil pengujian hipotesis kedua (H2) Penulis menyadari adanya beberapa yang diperoleh dalam pengujian ini sejalan keterbatasan yang terjadi selama pembuatan dengan skripsi penelitian yang dilakukan ini yang mungkin akan sebelumnya oleh Basri (2013), dimana mempengaruhi hasil dalam penelitian ini, Basri seperti : menyimpulkan kekuasaan mempunyai bahwa variabel pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan pajak 1. Penelitian ini dilakukan dengan skop pemilihan sampel yang kecil, yaitu hanya kepada Pedagang Pasar Raya Padang saja, V. KESIMPULAN DAN SARAN 2. Kesulitan pedagang dalam memahami 5.1. Kesimpulan Hasil yang diperoleh dalam kalimat yang terdapat di dalam penelitian ini merupakan studi empiris yang kuesioner, sehingga ada kemungkinan dilakukan kepada Pedagang Pasar Raya mereka menjawab dengan tidak serius Padang dengan proses penyebara kuesioner. atau hanya memilih pilihan netral (skala: Berdasarkan 3), sehingga dikhawatirkan terdapat data hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bias dalam penelitian ini, 3. Variabel yang diukur dalam penelitian ini hanya terdiri dari dua variabel yaitu source; perceived fairnes of the tax system; possibility of beig and tax rate. kepercayaan dan kekuasaan. DAFTAR PUSTAKA Agoes, 5.3. Saran Berdasarkan kepada keterbatasan yang penulis temukan dalam pembuatan skripsi ini, penulis Trisnawati, Estralia. (2010). Akuntansi Perpajakan. Edisi 2 Revisi. Jakarta : Salemba Empat akan Basri, Yesi Mutia. (2013). Kepercayaan dan mengemukakan saran-saran sebagai berikut Kekuasaan dalam Otoritas Pemerintah : sebagai Determinan Tingkat Kepatuhan 1. Sebaiknya, maka Sukrisno. penelitian selanjutnya Pajak dan Penggelapan Pajak : memperbesar skop pemilihan sampel Pengujian Assumsi Kerangka Sliperry seperti halnya pedagang yang ada di Slope. Makalah Simposium Nasional Kota Padang sehingga tidak hanya Akuntansi (SNA) XVI. Manado terfokus pada Pasar Raya Padang. 2. Sebaiknya peneliti mendampingi dan Basri, Yesi Mutia. (2011). Studi Ketidakpatuhan Pajak : Faktor-faktor memberi penjelasan kepada pedagang yang dalam mengisi kuesioner, agar pedagang Simposium Nasional Akuntansi (SNA) memberikan jawaban sesuai dengan XV. Banjarmasin kondisi yang mereka alami, sehingga tidak terjadi jawaban bias. 3. Sebaiknya, peneliti mempengaruhinya. Makalah Nasution, Darmin. (2005). Dengan Pajak Kita Wujudkan Kemandirian Bangsa. selanjutnya menambahkan beberapa variabel lain Jakarta: Panitia Lomba Karya Tulis Perpajakan yang mempengaruhi kepatuhan. Seperti Depkeu. (2013). Anggaran Pendapatan dan dijelaskan oleh (Jackson and Milliron, belanja Negara (APBN). Sumber : 1986) dalam (Hidayat, 2010) bahwa http://www.anggaran.depkeu.go.id secara komprehensif terdapat 14 faktor Direktorat Jenderal Pajak (DJP). (2012). kunci yang mempengaruhi kepatuha Susunan Dalam Satu Naskah (SNSD) pajak Undang-Undang Perpajakan. Jakarta : diantaranya; age; gender; education; income; occupation status; Dirjen Pajak peer or other taxpayer influence; ethics; Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis legal sanction; complexity; relationship Multivariate dengan Program IBM with taxation authority (IRS); income SPSS 19. Edisi 5. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro Hamdani. (2013). Artikel Pajak. www.pajak.go.id. Pinang : Universitas Maritim Raja Ali Haji Handayani, S. W. Faturokhman, Agus. Puspitasari, Chandra Dewi. Pratiwi, Umi. (2011). Faktor-faktor Mendorong yang Pajak Melalui Penegakan Hukum mempengaruhi kemauan Tingkat (2005). membayar pajak wajib pajak orang Terhadap pribadi yang melakukan pekerjaan Fakultas Ilmu Sosial Yogyakarta : bebas. Makalah Simposium Nasional Universitas Negeri Yogyakarta Akuntansi (SNA). XV. Banjarmasin Sekaran, Harian SINDO. (2013). Realisasi Pajak Rendah. September 17, 2013. Sumber : http://nasional.sindonews.com Uma. Pajak. (2009). Jurnal Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat Siahaan, Marihot P. (2004). Utang Pajak, Pemenuhan Hidayat, Widi. Nugroho, Argo Adhi. Aparat Kepatuhan Kewajiban, Penagihan Pajak dengan dan Surat (2010). Studi Empiris Theory of Paksa. Jakarta : PT Raja Grafindo Planned Behavior dan Pengaruh Persada Kewajiban Moral pada Perilaku Ketidakpatuhan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, VOL. 2 No. 2. Surabaya : Universitas Airlangga Surabaya Mardiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta : Penerbit Andi Permadi, Tedi. (2012). Studi kemauan membayar pajak pada wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Jurnal Fakultas Ekonomi. Riau : Universitas Riau Probondari, Ryanni, Z. (2013). Faktorfaktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak oleh wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pratama Bintan. Jurnal Fakultas Ekonomi. Tanjung Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat