BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cacing tanah merupakan hewan tingkat rendah yang tidak memiliki tulang belakang (avertebrata) dan bertubuh lunak. Hewan ini paling sering dijumpai di tanah dan tempat lembab, yang banyak mengandung senyawa organik dan bahan mineral yang cukup baik dari alam maupun dari sampah limbah pembuangan penduduk. Cacing tanah sendiri telah dikenal dari berbagai familia yaitu moniligastridae, megascolecidae, eudrillidae, glossocolecidae, dan lumbricidae (Khairulman dan Amri, 2009: 1-3). Masyarakat mengerti manfaat dari cacing tanah antara lain sebagai penyubur tanah, namun dalam pelaksanaan pemanfaatan cacing tanah ini pun masih sangat terbatas. Cacing tanah memiliki banyak manfaat seperti menyuburkan tanah dan juga kesehatan manusia. Menurut Rony Palungkun (2008) mengatakan bahwa kandungan protein yang dimiliki cacing tanah sangatlah tinggi, yakni mencapai 64-76%. Selain protein cacing tanah juga mengandung abu, serat dan lemak tak jenuh. Cacing tanah mengandung auksin yang merupakan perangsang tumbuh untuk tanaman (Rony Palungkun, 2008: 12). Cacing tanah dari famili eudrillidae yaitu cacing Afrika yang dikenal dengan nama ilmiah Eudrilus eugeniae atau lebih sering disebut dengan cacing African Night Crawler (ANC). Seperti namanya cacing ini berasal dari dataran hangat benua Afrika yang telah banyak dikembangkan untuk 1 keperluan ternak diberbagai penjuru dunia. Cacing tanah jenis Eudrilus eugeniae memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari cacing lain, dan nafsu makannyapun juga lebih besar. Eudrilus eugeniae berkembang lebih cepat daripada cacing lokal lain. Tidak salah apabila Cacing African Night Crawler (ANC) sebagai produsen kascing yang dapat diunggulkan (Reinecke and Viljoen 1993 dalam Jorge Dominguez., dkk., 2001: 342). Cacing Eudrilus eugeniae dapat sebagai penyubur lahan pertanian alami, dikarenakan aktivitas cacing itu sendiri di dalam tanah yang dapat menggemburkan dan menghasilkan mineral bagi tanah. Selain itu tubuh cacing Eudrilus eugeniae dapat digunakan untuk bahan makanan bagi hewan ternak, salah satunya pakan ayam. Unsur-unsur yang diperlukan dalam pakan ternak selain karbohidrat dan vitamin, juga diperlukan protein dan mineral (Khairulman dan Amri, 2009: 18). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae di antaranya adalah media hidup cacing itu sendiri. Cacing pada alaminya hidup di tanah yang lembab dan banyak mengandung senyawa organik seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Bahan organik yang bisa dijadikan media hidup cacing tanah antara lain kotoran hewan ternak, ampas tahu, ampas singkong, ampas sagu, serbuk gergaji, kompos, jerami padi, sekam padi, kulit pisang, dan sebagainya (Sugiantoro, 2012: 58). Media hidup secara langsung dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi cacing tanah. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa 2 terdapat banyak bahan yang dapat digunakan sebagai media hidup, namun demikian media hidup yang seperti apa yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan reproduksi cacing tanah. Persoalan ini membutuhkan jawaban apabila diinginkan peningkatan budidaya cacing tanah. Pohon aren atau enau (Arenga pinnata, Merr.) merupakan tumbuhan yang menghasilkan bahan-bahan industri. Begitu banyak ragam produk yang dipasarkan setiap hari yang berasal dari bahan baku pohon aren dan permintaan produk-produk tersebut baik untuk kebutuhan ekspor maupun kebutuhan dalam negeri semakin meningkat. Hampir semua bagian pohon aren bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari bagian fisik (akar, batang, daun, dll) maupun hasil produksinya berupa gula aren. Meskipun demikian, penggunaan batang pohon aren sebagai media tumbuh cacing tanah memang belum pernah dilakukan, maka dari itu peneliti tertarik untuk menggunakan gergaji aren sebagai media pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae. Ketersediaan serbuk gergaji aren dapat diperoleh di tempat-tempat industri seperti pembuat bihun. Penelitian ini guna memanfaatkan serbuk gergaji aren yang sudah tidak dimanfaatkan. Selain itu, batang aren mengandung pati. Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa, terdiri atas amilosa dan amilopektin, dan karbohidrat merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh cacing Eudrilus eugeniae untuk pertumbuhannya (Jacobs dan Delcour 1998 dalam Heny Herawati, 2010: 31). 3 Rumput manila (Zoysia matrella) adalah salah satu rumput yang hidup di daerah tropis. Rumput manila merupakan rumput yang sering ditumbuhkan di lapangan sepakbola, salah satunya dapat dilihat di lapangan sepakbola Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY. Rumput tentunya akan terus tumbuh dan berkembang, sehingga rumput lapangan sepakbola akan selalu dikontrol ketebalannya sesuai standard lapangan sepakbola dan sisa dari hasil potongan rumput tersebut biasanya hanya dibuang begitu saja atau dijadikan sebagai kompos. Rumput yang difermentasi dan dijadikan sebagai pupuk kompos memiliki kandungan zat kompleks yang bermanfaat. Rumput sebagaimana tanaman hijau lainnya, dapat menjadi sumber makanan bagi cacing tanah. Pemakaian rumput sebagai media pemeliharaan cacing tanah dapat secara tunggal atau dikombinasikan dengan bahan lain. Berdasarkan keterangan di atas, maka kombinasi antara serbuk gergaji aren dan rumput manila berpeluang untuk dijadikan sebagai media pertumbuhan cacing Afrika, untuk itulah penelitian ini dilakukan. B. Identifikasi Masalah 1. Apakah pengaruh kombinasi media serbuk gergaji aren dan rumput manila terhadap pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae? 2. Apakah pengaruh kombinasi media serbuk gergaji aren dan rumput manila terhadap produksi kokon cacing Eudrilus eugeniae? 3. Media manakah yang paling optimal untuk pertumbuhan dan produksi kokon cacing Eudrilus eugeniae? 4 4. Bagaimana kualitas kascing dari bekas kombinasi media pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae? C. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada apakah terdapat pengaruh baik dari kombinasi media serbuk gergaji aren dan rumput manila terhadap pertumbuhan dan produksi kokon cacing Eudrilus eugeniae. D. Rumusan Masalah 1. Apakah terdapat pengaruh yang baik dari kombinasi media serbuk gergaji aren dan rumput manila terhadap pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae? 2. Apakah terdapat pengaruh yang baik dari kombinasi media serbuk gergaji aren dan rumput manila terhadap produksi kokon cacing Eudrilus eugeniae? E. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh kombinasi media serbuk gergaji aren dan rumput manila terhadap pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae. 2. Mengetahui pengaruh kombinasi media serbuk gergaji aren dan rumput manila terhadap produksi kokon cacing Eudrilus eugeniae. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi masyarakat a. Masyarakat dapat mengetahui manfaat dari cacing Eudrilus eugeniae dan memanfaatkannya. 5 b. Masyarakat dapat mengembangbiakkan cacing Eudrilus eugeniae dengan baik. c. Masyarakat dapat mengetahui media yang optimal untuk pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae. G. Definisi Operasional 1. Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, berat, dan jumlah sel yang bersifat irreversible, dalam penelitian ini indikator untuk pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae adalah pertambahan biomassa cacing yang dihasilkan pada masing-masing bak media perlakuan pada akhir penelitian. 2. Produksi kokon adalah jumlah kokon yang dihasilkan cacing Eudrilus eugeniae selama 2 bulan, dalam penelitian ini indikator untuk produksi kokon adalah jumlah kokon, berat kokon dan indeks kokon (perbandingan lebar x panjang x 100%) pada masing-masing perlakuan berbeda. 3. Cacing tanah yang digunakan adalah jenis cacing tanah African Night Crawler (ANC) atau Eudrilus eugeniae, dengan berat rata-rata untuk satu bak perlakuan 35 gram, umur cacing tidak ditentukan. Cacing Eudrilus eugeniae didapatkan dari peternakan cacing yang berada di Godean, Yogyakarta. 4. Media dalam penelitian ini yang dimaksud adalah substansi yang diisikan ke dalam wadah yang digunakan untuk pemeliharaan cacing Afrika. Media yang digunakan : serbuk gergaji batang pohon aren dan 6 rumput manila. Serbuk gergaji batang pohon aren diperoleh dari pohon aren di daerah waduk Sermo, Kulonprogo. Serbuk gergaji kemudian didiamkan 1 bulan agar kondisi gergaji menjadi lapuk. Rumput manila diperoleh dari limbah hasil pemotongan rumput lapangan sepakbola Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY yang sudah siap untuk digunakan sebagai media karena sudah tersungkup dalam “trash bag” selama 1 bulan. 5. Pakan adalah makanan yang diberikan untuk cacing Eudrilus eugeniae selama penelitian berlangsung. Pakan yang digunakan adalah ampas tahu yang dibeli di pasar Demangan. 7