kondisi ikan herbivora di ekosistem terumbu karang perairan teluk

advertisement
KONDISI IKAN HERBIVORA DI EKOSISTEM TERUMBU
KARANG PERAIRAN TELUK BAKAU, PULAU BINTAN
Oleh
Arief Pratomo, Dony Apdillah, Falmy Yandri dan Lily Viruly
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui kondisi kelimpahan dan komposisi
komunitas jenis-jenis ikan herbivora indikator di ekosisitem terumbu karang perairan
Teluk Bakau, Pulau Bintan. Penelitian dilakukan di sepanjang karang tepi (fringing reef)
perairan Teluk Bakau. Dilakukan sensus visual terhadap ikan herbivora indikator yaitu
suku Siganidae, Scaridae, dan Acanthuridae dengan metode Line Transect. Dilakukan
analisis ekologi standar berupa frekwensi relatif, kelimpahan,keanekaragaman, dan
keseragaman jenis ikan herbivora. Hasil pengamatan mendapatkan 2 jenis suku Siganidae
dan 4 jenis suku Scaridae, dimana Siganidae sebagai suku dominan. Kondisi
keanekaragaman dan kestabilan komunitas ikan herbivora baik tipe habitat reef flat
maupun reef crest relatif tidak menunjukkan perbedaan. Kelimpahan ikan herbivora ini
adalah 577 ekor per ha.
(Kata kunci: ekosistem, terumbu karang, kelimpahan, ikan herbivora)
makroalga (misal, rumput laut) sehingga
substrat akan selalu dalam kondisi bersih
(Marshal & Schuttenberg 2006).
PENDAHULUAN
Biota herbivora mempunyai
peran penting dalam suatu ekosistem
terumbu karang. Salah satu peran
penting tersebut adalah menyediakan
substrat keras di suatu dasar perairan
sebagai tempat penempelan larva hewan
karang (Grimsditch & Salm 2006; Salm
2002). Hal ini karena biota herbivora
berpengaruh besar dalam menentukan
laju penempelan larva hewan karang
pada suatu substrat karena dapat
mencegah
terjadinya
penutupan
makroalga yang berlebihan terhadap
substrat
keras.
Penutupan
yang
berlebihan ini dapat menghambat
penempelan larva hewan karang pada
substratnya yang selanjutnya akan
mengurangi kemampuan terumbu karang
untuk segera pulih. Ikan herbivora akan
selalu
memakan
berbagai
jenis
Di
antara
berbagai
biota
herbivora laut, jenis-jenis ikan herbivora
yang dijadikan indikasi kesehatan
ekosistem laut umumnya berasal dari
tiga suku yaitu suku Siganidae, Scaridae,
dan suku Acanthuridae (Russ 1984).
Pada ikan-ikan ini menunjukkan 35-90%
komposisi dietnya berupa Alga (Ferreira
& Goncalves 2006). Contoh ikan yang
termasuk suku Siganidae adalah ikan
baronang (melayu: Lebam), yang
termasuk suku Scaridae adalah ikan
kakak tua, dan yang termasuk suku
Acanthuridae adalah ikan duri-duri.
Diantara jenis ikan-ikan tersebut, ikanikan dari dari suku Siganidae yang
mempunyai nilai ekonomi relatif tinggi.
9
Deplesi ikan herbivora dapat
menyebabkan pertumbuhan makroalga
tak terkendali sehingga menekan tingkat
fekunditas, rekruitmen dan kelangsungan
hidup terumbu karang (Hughes et al
2007). Dalam ekosistem terumbu karang
yang sehat, ikan herbivora mampu
memelihara substrat keras 50%-65%
bebas dari alga (Williams et al 2001).
ikan herbivora indikator di ekosisitem
terumbu karang perairan Teluk Bakau,
Pulau Bintan.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di 2 stasiun
(A & B) yang terdapat di sepanjang
karang tepi Teluk Bakau pada tipe
habitat reef flat dan reef crest (lihat
Gambar 1.). Di masing-masing tipe
habitat tersebut diambil 3 ulangan
sampel secara acak tanpa saling tumpang
tindih (non over lapping sampling).
Sampel ikan herbivora indikator yaitu
suku
Siganidae,
Scaridae,
dan
Acanthuridae (Russ 1984) diambil
dengan metode Line Transect. Penelitian
dilaksanakan selama bulan Oktober
hingga Desember, 2008.
Penelitian ini ingin melihat
kondisi keberadaan ikan herbivore yang
terdapat pada ekosistem terumbu karang
perairan Desa Teluk Bakau di bagian
Timur Pulau Bintan. melalui pendekatan
kelimpahan dan komposisi komunitas
ikan herbivora.
PERMASALAHAN
Bagaimana
kondisi
ikan
herbivora pada ekosistem terumbu
karang di perairan Teluk Bakau, Pulau
Bintan?
Dengan teknik Underwater Fish
Visual Cencus (English et al 1994),
jumlah dan jenis ikan herbivora diamati
dengan masker-snorkel di atas pita roll
meter yang dibentangkan 100 meter di
kedalaman sekitar 2-3 meter pada radius
2,5 m sepanjang Line Transect.
TUJUAN
Mengetahui kondisi kelimpahan
dan komposisi komunitas jenis-jenis
10
Gambar 1. Peta lokasi penelitian
Data yang diperoleh kemudian
dianalisa ekologi standar menurut
Shannon (1948) dan Zar (1996). untuk
melihat kondisi ekologis ikan herbivora
berdasarkan perhitungan angka atau
indeks sebagai berikut:
Frekwensi relatif kehadiran jenis
ikan herbivora setiap stasiun dinyatakan
dalam persentase yang dihitung menurut
rumus:
a. Frekwensi Relatif Kehadiran Jenis
Ikan Herbivora
Dimana:
11
=
jumlah
individu jenis ke-i
N
=
jumlah total
individu seluruh jenis
=
Jumlah
kehadiran ikan herbivora jenis i yang
dijumpai di setiap titik
=
Jumlah
total
d. Keseragaman
titik yang diamati
Jenis
kehadiran
kehadiran
Ikan
Herbivora
Kondisi keseimbangan individu
dalam keseluruhan populasi ikan
herbivora dinyatakan dalam indeks
keseragaman Pielou (Pielou 1966; Zar
1996) yang dihitung dengan rumus:
b. Kelimpahan Jenis dan Suku Ikan
Herbivora
Kelimpahan jenis dan suku ikan
herbivora dinyatakan dalam rerata
jumlah individu ikan per Ha menurut
jenis atau suku yang dihitung dengan
rumus:
dimana :
Dimana:
S= jumlah jenis
= Jumlah
individu ikan menurut jenis i atau suku i
yang dijumpai di titik (dalam 5 x 100
m)
= Jumlah total stasiun yang diamati
c. Keanekaragaman
Jenis
HASIL
Keanekaragaman ikan herbivora
indikator di Teluk Bakau terdiri atas
suku Siganidae dan Scaridae. Suku
Siganidae terdiri atas Siganus guttatus
dan S. virgatus, sedangkan suku
Scaridae terdiri atas Scarus chameleon,
S. ghobban, S. tricolor, dan Chlorurus
frontalis.
Ikan
Herbivora
Kondisi keanekaragaman jenis
ikan herbivora dinyatakan dalam indeks
keanekaragaman Shannon (Shannon
1948; Zar 1996) yang dihitung dengan
rumus:
dimana :
Persentase frekwensi relatif suku
Siganidae lebih mendominansi di tipe
habitat reef flat maupun reef crest. Jenis
dominan suku Siganidae adalah Siganus
virgatus, sedangkan Scarus chameleon
dan S. ghobban adalah jenis dominan
suku Scaridae (Tabel 1.).
=
Kondisi komposisi, kelimpahan,
keanekaragaman
dan
kestabilan
12
komunitas ikan herbivora baik tipe
menunjukkan perbedaan (Tabel 2. & 3.).
habitat reef flat maupun reef crest tidak
Tabel 1. Persentase Frekwensi Relatif Kehadiran Jenis Ikan Herbivora di Stasiun
Pengamatan Teluk Bakau
Teluk Bakau B (%)
Teluk Bakau A (%)
Reef Flat
Reef Crest
Reef Flat Reef Crest
18.75
26.19
25.29
4.27
Siganus gutatus
37.50
48.41
63.22
54.70
S. virgatus
12.50
14.29
5.75
2.56
Scarus chameleon
0.00
1.59
0.00
0.85
Chlorurus frontalis
31.25
8.73
1.15
35.04
Scarus ghobban
0.00
0.79
4.60
2.56
S. tricolor
100.00
100.00
100.00
100.00
Total
Sumber: Diolah dari hasil penelitian Tim Dosen FIKP Umrah 2008
Tabel 2. Kelimpahan Ikan Herbivora per ha di Teluk Bakau
Tipe habitat
47
627
513
460
343 487
287
543
Siganidae
60
213
67
320
130
193
57
267
Scaridae
107
840
580
780
473 680
343
810
Total
Sumber: Diolah dari hasil penelitian Tim Dosen FIKP Umrah 2008
Keterangan:
TBARF
: Teluk Bakau A Bagian Reef Flat
TBA
: Total Teluk
Bakau A
TBARC
: Teluk Bakau A Bagian Reef Crest
TBB : Total Teluk Bakau B
TBBRF
: Teluk Bakau B Bagian Reef Flat
TBRF : Total Teluk Bakau
Bagian Reef Flat
TBBRF
: Teluk Bakau B Bagian Reef Crest
TBRC : Teluk Bakau Bagian
Reef Crest
TB
: Total Teluk Bakau Keseluruhan
Tabel 3. Hasil Nilai Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman (E)
Ikan Herbivora di Teluk Bakau
Tipe Habitat
H'
E
TB RF
1.128396 0.701112
TB RC
1.295497 0.723031
Sumber: Diolah dari hasil penelitian Tim Dosen FIKP Umrah 2008
Keterangan:
13
415
323
577
TBRF : Total Teluk Bakau Bagian Reef Flat
TBRC : Teluk Bakau Bagian Reef Crest
pengamatan. Hal ini sebenarnya
mengherankan, karena biasanya bersama
2 suku ikan herbivora indikator
sebelumnya selalu dijumpai di ekosistem
terumbu karang. Meskipun demikian,
temuan fakta yang sama dijumpai pula
pada hasil penelitian CRITC-Coremap
untuk daerah yang mencakup Pantai
Trikora-Bintan Timur, Pulau Numbing,
hingga Pulau Mapur. Namun tidak
terjadi di perairan Kepulauan Tambelan,
Batam, dan Natuna. Meskipun begitu
rata-rata suku Acanthuridae yang
teramati dalam kondisi tidak begitu
melimpah (CRITC, COREMAP II, LIPI
2004a, 2004b, 2004c & 2007).
Bagaimanapun penjelasan pertanyaan
yang mungkin timbul karena fenomena
ini diluar tujuan penelitian ini.
PEMBAHASAN
Tipe habitat ikan herbivora di
Teluk Bakau baik di stasiun Teluk
Bakau A dan Teluk Bakau B pada
dasarnya dapat dianggap bagian dari
ekosistem terumbu karang tepi (fringing
reef) dengan dua yaitu tipe habitat utama
yaitu reef flat dan tipe reef crest. Tipe
habitat reef flat ditandai komunitas
lamun yang luas dengan beberapa
hamparan terumbu karang kecil-kecil.
Tipe habitat reef crest adalah lanjutan
bagian reef flat dan lazim disebut daerah
tubir karang, dimana kedalamannya ratarata berkisar antara 3 hingga 5 meter.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ikan herbivora lebih melimpah di
daerah tubir (reef crest) dibanding di
daerah lamun (reef flat). Hal ini
menunjukkan bahwa daerah tubir adalah
habitat utama ikan herbivora dimana
daerah lamun bagi ikan-ikan tersebut
lebih berperan sebagai daerah pakan
(feeding ground).
Kesimpulan
3. Ikan herbivora di Teluk Bakau terdiri
atas suku Siganidae dan Scaridae.
Suku Siganidae terdiri atas Siganus
guttatus dan S. virgatus, sedangkan
suku Scaridae terdiri atas Scarus
chameleon, S. ghobban, S. tricolor,
dan Chlorurus frontalis.
Ikan herbivora jenis Siganus
guttatus termasuk jenis ikan yang
bernilai
ekonomis
tinggi
bagi
masyarakat sekitar. Disamping itu,
kegiatan pariwisata yang ada juga secara
tidak
langsung
akan
menambah
permintaan jenis ikan ini sehingga
semakin meningkatkan tekanan terhadap
populasi ikan tersebut.
4. Suku Siganidae lebih mendominansi
dibanding dengan suku Scaridae
5. Jenis dominan suku Siganidae adalah
Siganus virgatus, sedangkan Scarus
chameleon dan S. ghobban adalah
jenis dominan suku Scaridae.
Ikan herbivora indikator suku
Acanthuridae (termasuk yang non
herbivora) tidak dijumpai pada stasiun
6. Kelimpahan ikan herbivora di
perairan Teluk Bakau adalah 343
14
Moltschniwskyj N., Pratchett M.
S. 2006. Phase Shifts, Herbivory,
and the Resilience of Coral Reefs
to Climate Change, Curent
Biology
(2007),
doi:10.1016/j.cub.12.049
ekor per ha untuk daerah reef flat
dan 810 ekor/ ha untuk daerah reef
crest.
Daftar Pustaka
CRITC, COREMAP II, LIPI. 2004a.
Laporan
Coremap:
Studi
Baseline ekologi Kabupaten
Kepulauan Riau.
Marshal, P., Schuttenberg, H. 2006. A
reef manager’s guide to coral
bleaching. Great Barrier Reef
Marine Park Authority.
CRITC, COREMAP II, LIPI. 2004b.
Studi Baseline Ekologi Pulau
Batam.
Pielou, C.E. 1966. The Measurement of
Diversity in Different Type of
Biological
Collections.
J.
Theoret. Biol. 13. Hal.: 131-144.
CRITC, COREMAP II, LIPI. 2004c.
Studi
Baseline
Ekologi
Kabupaten Natuna.
Salm, R. V. 2002. Building Survivability
into Marine Protected Area
Networks.
The
Nature
Conservancy.
CRITC, COREMAP II, LIPI. 2007.
Studi Baseline Ekologi Pulau
Bintan Kabupaten Kepulauan
Riau.
Russ, Garry. 1984. Distribution and
Abundance
of
Herbivorous
Grazing Fishes in The Central
Great Barrier Reef. II. Pattern of
Zonation of Mild Shelf and Outer
Reefs. Mar.Ecol.Progr.Ser. Hal.:
35-44.
English S., Wilkinson C., Baker V.
1994. Survey Manual for
Tropical Marine Resources.
Townsville: Australian Institute
of Marine Science.
Shannon, C.E. 1943. A Mathematical
Theory of Communication. Bell
System Tech. J. 27: Hal.: 379423, 623-656.
Ferreira, C. E. L., Goncalves, J. E. A.
2006. Community structure and
diet of roving herbivorous reef
fishes
in
the
Abrolhos
Archipelago,
south-western
Atlantic DOI: 10.1111/j.10958649.2006.01220.x
Williams I. D., Polunin N. V. C.,
Hendrick V. J. 2001. Limits to
grazing by herbivorous fishes
and the impact of low coral
cover on macroalgal abundance
on a coral reef in Belize. Mar
Ecol-Prog Ser 222:187–196.
Grimsditch, Gabriel D. and Salm, R. V.
(2006). Coral Reef Resilience
and Resistance to Bleaching.
IUCN, Gland, Switzerland. 52
hal.)
Zar. J. H. 1996. Biostatistical Analysis.
Second edition. Prentice-Hall Int. Inc.
New Jersey
Hughes
T. P., Rodrigues M. J.,
Bellwood D. R., Ceccarelli D.,
Guldberg O. H., McCook L.,
15
Download