BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa merupakan anugerah dari Allah Swt, yang tidak diberikan kepada mahluknya yang lain. Bahasa memegang peranan yang cukup besar dalam kehidupan ini terutama dalam hal bergaul dengan masyarakat sekitar sehingga seseorang dituntut untuk memperhatikan dan mempelajarinya. Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 tahun 2003 pasal 37 disebutkan bahwa bahasa merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diberikan kepada semua jenjang pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga pendidikan tinggi. Disetiap tahapannya, perkembangan pembelajaran bahasa tentunya berjalan secara bertahap dan berkelanjutan. Bahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi keterampilan, yaitu, ketrampilan menyimak atau mendengarkan, ketrampilan berbicara, ketrampilan membaca, dan ketrampilan menulis. Setiap keterampilan mempunyai hubungan erat dengan keterampilan-keterampilan lainnya. Keterampilan-keterampilan tersebut hanya dapat dikuasai dengan jalan praktik dan latihan yang berkelanjutan. Keempatketerampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau merupakan catur tunggal. (Tarigan, 2008:1).Peningkatan keterampilan berbahasa tersebut dilaksanakan secara terpadu, kontekstual, dan fungsional dengan fokus pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis secara berganti-ganti dan berkesinambungan. Kemampuan membaca merupakan modal utama dalam kehidupan setiap pribadi, baik disekolah maupun di dalam lingkungan masyarakat. Dalam kehidupan sekolah siswa sering mengalami kesulitan belajar karena siswa tersebut tidak memiliki kemampuan membaca yang kurang memadai. Siswa yang kurang terampil membaca senantiasa kehilangan butir-butir penalaran dalam kehidupan diskusi apalagi kalau guru mengadakan pertanyaanpertanyaan yang menuntut kemampuan menganalisis nilai-nilai yang tersirat dibalik sajian bacaan yang diserapnya dalam beberapa hal. Terhambatnya keterampilan membaca siswa disebabkan latar belakang keluarga dan lingkungan yang tidak menunjang untuk memperoleh tingkat kemampuan yang diharapkan. Kemampuan membaca merupakan salah satu diantara berbagai jenis kemampuan yang perlu dimiliki oleh para siswa. Kemampuan ini sangatbermanfaat bagi pendidikan, maupun untuk terjun ke masyarakat. Siswa tak ubahnya sebagai kunci pembuka gedung ilmu pengetahuan. Dengan kunci ini, mereka akan menghayati dunia perkembangan ilmu, sehingga studinya berjalan lancar serta sukses. 1 2 Untuk kebutuhan terjun ke masyarakat kemampuan membaca bagi siswa tak ubahnya sebagai mikroskop yang membantu mereka mengkaji berbagai peristiwa kehidupan serta akurat, teliti dan seksama. Kemampuan ini juga dapat dipersamakan dengan mesin waktu yang mampu menampakkan kembali peristiwa-peristiwa masa lampau untuk diambil manfaatnya dalam rangka usaha memperbaiki taraf kehidupan masa kini dan masa-masa yang akan datang. Kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Kemampuan membaca dapat ditingkatkan dengan penguasaan teknik-teknik membaca efesien dan efektif (Tampubolon, 1987:7) Kemampuan untuk membaca diperlukan berpikir kritis, menemukan keseluruhan makna bahan bacaan, baik makna tersurat maupun makna tersiratnya, melalui tahap mengenal, memahami, menganalisis, dan menilai. Mengelolah secara kritis artinya dalam proses membaca seseorang pembaca tidak hanya menangkap makna yang tersurat atau makna baris bacaan (reading the lines), tetapi juga menemukan makna antar baris (reading between lines), dan makna di balik baris (reading beyond the lines), Blaton (Tarigan 2003:15) Kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun, anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar membaca merupakan suatu usaha yang terus menerus, dan anak-anak yang melihat tingginya nilai (value) membaca dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menemukan keuntungan dari kegiatan membaca (Farida Rahim, 2008:1) Kemampuan membaca juga merupakan sebuah jembatan bagi siapapun saja dan dimana saja yang berkeinginan meraih kemajuan dan kesuksesan, baik di lingkungan, di dunia persekolahan maupun di dunia pekerjaan, oleh karena itu, para pakar sepakat bahwa kemahiran membaca (reading literacy) merupakan prasyaratan mutlak bagi setiap insan yang memperoleh kemajuan. Untuk memperoleh kemampuan membaca yang layak bukanlah pekerjaan yang mudah, karena faktorfaktor untuk melingkupnya sangat kompleks (Harras dkk, 1988:11) Dunia pendidikan dan pengajaran, aktivitas dan tugas membaca merupakan salah satu hal yang mutlak dilakukan untuk memperoleh ilmu pengetahuan melalui aktivitas membaca, keberhasilan adalah meraih kemajuan dan menyelesaikan studi akan sangat ditentukan oleh keterampilan membacanya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Deboer (dalam Setiawan 2002:3) yang mengemukakan bahwa kemampuan membaca yang baik merupakan salah satu kunci mencapai kesuksesan dalam pendidikan. Pada saat peneliti melakukan pengamatan di lapangan ditemukan sebuah fakta yaitu di SD Negeri Wiropaten Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta peserta 3 didik kelas V mengalami kesulitan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasil observasi pada saat pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V SDN Wiropaten menunjukkan bahwa keterampilan membaca pemahaman siswa masih rendah. Hal tersebut, dikarenakanpenerapanstrategipembelajaran yang belumtepatsehingga sebagian besar siswa kurang antusias dan tidak berminat dalam melakukan kegiatan membaca pada saat pembelajaran bahasa Indonesia. Siswa cenderung pasif dan belum berani mengemukakan pendapat serta mengajukan pertanyaan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan. Kesulitan tersebut, akhirnya mengakibatkan rendahnya kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan isi bacaan. Cara mengajar guru yang konvensional dengan hanya mengandalkan buku LKS serta kurangnya variasi strategi dan media pembelajaran yang digunakan juga menjadi salah satu penyebab rendahnya keterampilan membaca pemahaman siswa. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru kelas V, diketahui bahwa tingkat membaca pemahaman siswa masih rendah. Rendahnya keterampilan tersebut salah satunya dipengaruhi faktor strategi pembelajaran yang digunakan masih belum menunjang. Hal ini dibuktikan dengan nilai pretest keterampilan membaca pemahaman yang diperoleh peneliti. Hasil pretest keterampilan membaca pemahaman menunjukkan bahwa rata-rata nilai pemahaman peserta didik dalam Bahasa Indonesia masih rendah. Nilai rata-rata hanya 66,89 (Lampiran 6 halaman 92) dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Hal ini ditunjukkan dari 34 peserta didik, hanya sebanyak 15 peserta didik (44,11%) (Lampiran 6 halaman 92) yang nilainya di atas batas tuntas. Fakta tersebut menjadi indikator bahwa proses pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang berhasil dalam memberikan pemahaman materi pada peserta didik. Dengan melihat data hasil evaluasi dan hasil observasi tentang keterampilan membaca pemahaman, maka perlu diadakan peningkatan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V SDN Wiropaten Kota Surakarta. Untuk mengatasi rendahnya keterampilan membaca pemahanan tersebut, diberikan solusi dengan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity). Strategi ini sangat cocok diterapkan dalam kegiatan membaca karena strategi ini bertujuan untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius. Menurut Stauffer (dalam Rahim 2011:47) strategi DRTA merupakan strategi pembelajaran dimana guru memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan siswa secara intelektual serta mendorong siswa merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara. Tujuan penggunaan strategi ini adalah untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius. Rahim (2011:47) menyatakan bahwa strategi DRTA diarahkan untuk mencapai tujuan 4 umum. Strategi DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca. Kenyataannnya di kelas bahwa pada umumnya keterlibatan siswa sangat kurang dalam proses belajar mengajar, guru lebih dominan dalam memberikan pengajaran, memberikan ceramah yang bisa membuat siswa menjadi jenuh, bahkan bermain-main dalam belajar, siswa kurang termotivasi dalam belajar, tidak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Namun, tidak tersalurkan akibat sikap guru yang monoton dalam mengajar, sehingga terlihat fenomena tersebut di atas, otomatis tujuan pendidikan nasional tidak akan tercapai. Sehubungan dengan data-data yang didapat penulis tentang keterampilan membaca pemahaman diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian agar dapat memajukan pola berpikir anak-anak dan dapat mengadakan perubahan. Dengan itu, penulis mengambil judul mengenai “Peningkatan keterampilan Membaca Pemahaman dengan menggunakan StrategiDRTA (Directed Reading Thinking Activity) pada Siswa Kelas V SD Negeri Wiropaten Surakarta.” B. Rumusan Masalah Sehubungan dengan uraian tentang membaca pemahaman di atas, maka dalam penelitian ini, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu: a. Apakah strategi DRTA dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri Wiropaten Surakarta ? b. Bagaimana Strategi DRTA dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada Siswa Kelas V SD Negeri Wiropaten Surakarta ? C. Tujuan Tujuan penelitian yang akan dicapai pada hakikatnya adalah menjawab pertanyaan yang dikemukakan pada rumusan masalah yaitu untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) Siswa Kelas V SD Negeri Wiropaten Surakarta. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian tersebut di atas, maka manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoretis a. Hasil penelitian dapat memberikan masukan berharga berupa konsep konsep, sebagai upaya untuk peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan membaca pemahaman. b. Hasil penelitian dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi para peneliti di bidang pendidikan. 5 2. Manfaat praktis a. Bagi Peserta Didik 1. Penggunaan Strategi DRTA dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa. 2. Penggunaan Strategi DRTA dapat meningkatkan ketertarikan siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia b. Bagi Guru 1. Guru memiliki wawasan untuk mempertimbangkan dan memilih strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam memberikan materi pelajaran Bahasa Indonesia. 2. Diperolehnya pengalaman guru dalam meningkatkan pembelajaran keterampilan membaca pemahaman dengan strategi DRTA. 3. Guru dapat memperoleh pengalaman berkreasi dalam menentukan strategi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan dengan menggunakan strategi DRTA sehingga dapat meningkatkan pemahaman suatu materi pelajaran pada peserta didiknya. c. Bagi Sekolah 1. Meningkatnya perbaikan dan keberhasilan proses pembelajaran di sekolah yaitu terkait pembelajaran membaca pemahaman dengan strategi DRTA. 2. Meningkatnya kualitas mutu pendidikan di sekolah. 6