BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Membaca

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Membaca
Terdapat beberapa pengertian membaca menurut para ahli seperti
berikut.Anderson dalam Tarigan (2008, hlm.7) berpendapat bahwa:
Membaca adalah suatu preses penyandian kembali dan pembacaan
sandi (a recording and decoding presess), berlainan dengan berbicara dan
menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding).Sebuah aspek
pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tertulis
(written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang
mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.
Hodgson (Tarigan, 2008, hlm.7) menjelaskan bahwa:
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar
kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu
pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat
diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang
tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak
terlaksana dengan baik.
Finochiaro dan Bonomo dalam Tarigan (2008, hlm.7) menjelaskan
bahwa Reading adalah bringing meaning to and getting meaning from
printed ow written material, memetik serta memahami arti atau makna yang
terkandung di dalam bahan tertulis.
Dari ketiga definisi yang telah dipaparkan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa membaca adalah proses pemahaman tulisan untuk
mendapatkan pesan atau makna dari sebuah tulisan.
2. Pengertian Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman adalah membaca yang merujuk kepada jenis
kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan untuk memperoleh
pengertian tentang sesuatu atau untuk tujuan belajar sehingga memperoleh
wawasan yang lebih luas tentang sesuatu yang dibaca (Tarigan, 2008,
hlm.30).
Desna Rosyana, 2015
PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Membaca pemahaman merupakan istilah yang digunakan untuk
mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang perlu dipahami dan
menerapkan informasi yang ada dalam bahan-bahan tertulis (Resmini dkk,
2010, hlm.47).
Dalam membaca pemahaman pembaca dituntut untuk memahami
isi bacaan. Didalam membaca pemahaman kecepatan memahami bacaan
bervariasi, tergantung pada bahan bacaan yang dibaca. Jika bahan bacaan
yang kita baca mudah dipahami maka kecepatan memahami akan
kecepatan maksimal, sedangkan jika bahan bacaan yang dibaca sulit untuk
dipahami maka kecepatan dalam memahami akan kurang maksimal.
Membaca pemahaman adalah keterampilan membaca yang
dipelajari dikelas tinggi dan keterampilan ini dipelajari setelah membaca
permulaan dikuasai. Keterampilan membaca pemahaman lebih tinggi dari
membaca
permulaan.
Tarigan
dalam
Solchan
(2011,
hlm.8.8)
mengemukakan bahwa:
Membaca di kelas tinggi melatih siswa dalam keterampilan
yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang mencakup aspek
memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal),
memahami signifikasi atau makna (antara lain makna dan tujuan
pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, rekasi pembaca), evaluasi atau
penilaian (isi,bentuk), dan kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah
disesuaikan dengan keadaan.
a. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman
Menurut Mc.Laughlin & Allen (Resmini & Juanda, 2007, hlm.83)
mengemukakan prinsip-prinsip membaca sebagai berikut:
1) Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial.
2) Keseimbangan kemahiran adalah kerangka kerja kurikulum yang
membantu perkembangan pemahaman.
3) Guru membaca yang profesional (unggul) mempengaruhi belajar
siswa.
4) Pembaca yang baik memgang peranan aktif dalam proses membaca.
5) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.
Desna Rosyana, 2015
PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6) Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks
pada berbagai tingkatan kelas.
7) Perkembangan
kosa
kata
dan
pembelajaran
mempengaruhi
pemahaman membaca.
8) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.
9) Strategi dan keterampilan bisa diajarkan.
10) Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca
pemahaman.
Dari sepuluh prinsip membaca pemahaman dapat dijelaskan lebih
rinci sebagai berikut.
a) Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial.
Menurut Cox (Rahim, 2009, hlm.4) anak-anak terus
membangun makna baru pada dasar pengetahuan sebelumnya
yang mereka miliki untuk proses komunikasi.
Dari penjelasan tersebut anak-anak memproses secara
berkelanjutan untuk bangunan sebuah makna bahasa.Kontruktivis
erat kaitannya dengan kata membangun dan dapat dikaitkan
dengan teori belajar.
Menurut Rahim (2009, hlm.4) teori belajar kontruktivisme
dapat diaplikasikan dalam belajar bahasa dan guru dapat
membantu siswa belajar empat keterampilan. Pertama, membuat
hubungan antara apa yang mereka ketahui dan apa yang akan
mereka pelajari. Kedua, menggunakan strategi untuk membaca
(membuat prediksi) dan menulis (menggambarkan pengalaman
sebelumnya). Ketiga, berpikir tentang proses membaca dan
menulis mereka sendiri. Keempat, mendiskusikan tanggapantanggapan mereka tentang teks yang mereka baca dan tulis.
Keempat keterampilan yang telah dijelaskan diatas dapat
diimplementasikan dalam strategi DRTA (Directed Reading
Thinking Activity).Keterampilan pertama, membuat hubungan
Desna Rosyana, 2015
PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
antara apa yang mereka ketahui dan apa yang akan mereka
pelajari dilakukan dan pada langkah pertama yaitu membuat
prediksi berdasarkan judul atau gambar.
b) Keseimbangan kemahiran adalah kerangka kerja kurikulum yang
membantu perkembangan pemahaman.
Pearson (Rahim, 2009, hlm.6) menyarankan bahwa model
pembelajaran pemahaman yang didukung oleh penelitian terakhir
sebenarnya lebih dari keseimbangan antara kesempatan belajar,
menghubungkannya, dan mengintegrasikannya.
Keseimbangan kemahiran merupakan kerangka kerja
kurikulum untuk mengenal pentingnya aspek kognitif dan
kemahiran membaca.Menempatkan pembelajran membaca dalam
kerangka kurikulum berarti memberikan tempat pengajaran
keterampilan membaca yang lebih tinggi untuk kemampuan
pemahaman siswa.
c) Guru membaca yang profesional (unggul) mempengaruhi belajar
siswa.
Guru yang unggul adalah guru yang yang dapat
memberikan pemahaman dengan baik kepada siswa.Pemahaman
dalam membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang
bermakna. Didalam proses membaca guru memiliki peran untuk
meningkatkan kemampuan siswa memahami teks. Motivasi
merupakan hal penting untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam segala hal, termasuk dalam meningkatkan kemampuan
siswa dalam memahami teks.Guru yang unggul tentu dapat
memotivasi siswa.
d) Pembaca yang baik memgang peranan aktif dalam proses
membaca.
Menurut McLaughlin & Allen pembaca yang baik ialah
pembaca yang berpartisipasi aktif dalam proses mambaca.
Pertisipasi aktif tersebut ditunjukan dalam hal tujuan.Sedangkan
Desna Rosyana, 2015
PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menurut Anderson pembaca yang baik bisa mengintegrasikan
informasi dengan terampil dalam teks dengan pengetahuan
sebelumnya tentang topik (Rahim, 2009, hlm.7).
Pembaca yang baik adalah pembaca yang mempunyai
tujuan dan dapat memahami bacaan dengan baik.Mempunyai
tujuan yang jelas dan meninjau tujuan dari bahan bacaan.Selain
itu pembaca yang baik menggunakan strategi efektif untuk
membangun makna dari bahan bacaan.
e) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.
Pembelajaran membaca hendaknya disesuaikan dengan
tujuan agar proses membaca terjadi dalam konteks yang
bermakna. Misalkan, apabila tujuan pengajaran membaca adalah
agar siswa memahami bacaan dari bahan yang dibaca dengan
menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking
Activity).
Gambrell (Rahim, 2009, hlm.8) mengemukakan bahwa
transaksi berbagai aliran secara luas mencakup biografi, fiksi
sejarah, legenda, puisi, dan brosur meningkatkan pemahaman
membaca siswa.
Dari pendapat tersebut, penggunaan berbagai macam bahan
atau aliran
bacaan dapat digunakan dalam peningkatam
pemahaman membaca siswa. Namun hal yang perlu diperhatikan
adalah kesesuaian bahan bacaan dengan perkembangan siswa.
f) Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai
teks pada berbagai tingkatan kelas.
Pengalaman membaca memberikan banyak manfaat dari bacaan
yang dipahami siswa.Banyaknya jenis bacaan meningkatkan
pengetahuan siswa.Siswa hendaknya membaca teks dari tingkatan
yang berbeda untuk memperluas pengetahuan.Tugas guru dalam
hal ini ialah memfasilitasi bahan bacaan dan memotivasi minat
membaca siswa.
Desna Rosyana, 2015
PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g) Perkembangan kosa kata dan pembelajaran mempengaruhi
pemahaman membaca.
Pembelajaran yang diberikan guru tentunya mempengaruhi
pemahaman membaca. Pembelajaran membaca dengan berbagai
metode atau strategi yang tepat akan menjadikan proses
pembelajaran lebih efektif. Selain itu hal penting yang
mempengaruhi pemahaman membaca yaitu perkembangan kosa
kata.Karena semakin luas makna dari kata yang dikuasai siswa,
semakin baik pula pemahaman siswa terhadap bacaan.
h) Pengikutsertaan
adalah
suatu
faktor
kunci
pada
proses
pemahaman.
Keterlibatan siswa merupakan hal penting bagi siswa untuk
menguasai berbagai strategi membaca yang diajarkan.Penguasaan
terhadap strategi membaca pemahaman membangun pemahaman
berdasarkan pengetahuan yang telah dikuasai siswa sebelumnya.
i) Strategi dan keterampilan bisa diajarkan
Menurut McLaughlin & Allen (Rahim, 2009, hlm.10)
strategi pemahaman mencakup sebagai berikut:
- Peninjauan-mengaktifkan
latar
belakang
pengetahuan
memprediksi dan menyusun tujuan.
- Membuat
pertanyaan
sendiri-membuat
pertanyaan
untuk
memandu membaca.
- Membuat hubungan, menghubungkan membaca dengan dirinya
sindiri, teks, dan lain-lain.
- Memvisualisasikan-menciptakan
gambaran
secara
mental
sambil membaca.
- Mengetahui bagaimana kata-kata menjadi kalimat bermakna,
memahami kata-kata melalui perkembangan kosa kata yang
strategis, mencakup perkembangan sintaksis, yang memberi
petunjuk makna kata untuk menemukan kata-kata yang tidak
dikenal.
Desna Rosyana, 2015
PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Memonitor-menanyakan
memperjelasdengan
“Bisakah
mengadaptasi
ini
dipahami?”,
proses
strategi
serta
untuk
mengakomondasi tanggapan.
- Meringkas-menyintesiskan gagasan-gagasan yang penting.
- Mengevaluasi-membuat pertimbangan-pertimbangan.
Memadukan strategi-strategi dengan keterampilan membaca
dapat
membantu
siswa
menguasai
strategi
membaca
pemahaman yang lebih rumit dibandingkan keterampilan
pemahaman.
- Asesmen
yang
dinamis
menginformasikan
pembelajaran
membaca pemahaman.
Asesmen merupakan koleksi data seperti nilai tes dan catatancatatan informal untuk mengukur hasil belajar siswa.Dengan
Asesmen menilai kemajuan siswa dapat dengan mudah
dilakukan karena dengan begitu kemajuan siswa dapat
terlihat.Selain itu dapat dijadikan bahan refleksi bagi guru jika
pembelajaran membaca pemahaman belum dapat dikatakan
berhasil dan untuk keefektifan mengajar selanjutnya.
3. Dua belas sub keterampilan pemahaman
Berikut ini adalah dua belas sub keterampilan pemahaman menurut
Resmini dkk (2010, hlm.49).
a. Memahami makna kata
Yakni menyatakan makna denotatif, konotatif, bahasa berkias, ciri khas
bahasa itu (kata pinjaman, singkatan, akronim).
b.Identifikasi rincian
Identifikasi rincian yaitu mencatat isi bacaan, misalnya mencatat ide-ide
penjelas.
c. Identifikasi gagasan utama
Mengidentifikasi gagasan utama yaitu mencari ide pokok bacaan.Gagasan
utama dalam sebuah paragraf terdapat di awal atau di akhir paragraf.
d.Identifikasi sebab-akibat
Desna Rosyana, 2015
PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Identifikasi menyangkut pertanyaan mengapa dan bagaimana. Kalimat
yang menjelaskan terjadinya sesuatu akan menjelaskan akibat atau
sebaliknya.
e. Membuat inferensi
Untuk membuat inferensi pembaca harus mengenali dan memahami
hubungan
rincian
dengan
pesan
yang
tidak
disampaikan
oleh
penulis.Dapat dilakukan dengan memusatkan perhatian terhadap kata
kunci dalam bacaan, memusatkan kemungkinan implikasi makna di balik
kata-kata yang dinyatakan, dan memperhatiakan inferensi yang mungkin
dibuat tentang orang atau situasi yang diambil dari deskripsi yang
menyertainya, sekelilingnya, atau tindakannya.
f. Membuat generalisasi dan simpulan
Membuat generalisasi yaitu, membuat kesimpulan umum dari sebuah
bacaan.
g.Identifikasi nada dan suasana
Nada didefinisikan secara berbeda-beda oleh para penulis namun
umumnya dikatakan bahwa nada itu menyangkut gaya penulis dalam
mengekspresikan sikapnya terhadap pokok persoalan pembaca.
h.Identifikasi tema
Indentifikasi tema yakni menentukan tema bacaan.
i. Identifikasi Perwatakan
Identifikasi perwatakan yakni diidentifikasi melalui apa yang dikatakan
tokoh, apa yang dilakukan tokoh, apa yang dilakukan pelaku lain tentang
tokoh, dan apa yang dikatakan penulis tentang tokoh.
j. Identifikasi fakta, fiksi, dan opini
Identifikasi fakta, fiksi, dan opini yaitu mencari dan membedakan hal-hal
yang bersifat nyata (fakta), khayalan (fiksi) atau pendapat (opini).
k. Identifikasi propaganda
Identifikasi propaganda yaitu mencari kata-kata atau kalimat yang berupa
piranti persuasif dalam bacaan.
Desna Rosyana, 2015
PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Terdapat lima keterampilan dari dua belas sub keterampilan
pemahaman yang akan diambil peneliti diantaranya yaitu:
1) Identifikasi tema.
2) Identifikasi gagasan utama.
3) Identifikasi sebab akibat.
4) Identifikasi fakta, fiksi, dan opini.
4. Pelajaran Membaca Pemahaman di Kelas V SD
Dalam kurikulum 2006 Resmini (2007, hlm.79) menjelaskan bahwa
arah membaca di kelas tinggi ialah agar siswa dapat membaca dan
memahami berbagai jenis wacana berupa petunjuk, teks panjang, dan
berbagai karya sastra untuk anak berbentuk puisi, dongeng, pantun,
percakapan, cerita, dan drama.
Berdasarkan penjelasan tersebut, pembelajaran di SD untuk kelas
tinggi merupakan membaca lanjut untuk memperoleh pemahaman.Kegiatan
membaca pemahaman di SD kelas V dapat berupa membaca beragam teks,
menjelaskan
isinya,
menemukan
gagasan
utama
dari
setiap
paragraf.Ketercapaian tujuan tersebut dapat diiukur dengan seberapa besar
siswa menjawab dengan benar soal-soal berdasarkan wacana, dan
identifikasi gagasan utama yang tepat dari setiap paragraf.
Pembelajaran membaca pemahaman di kelas V berdasarkan
kurikulum KTSP yaitu:
- Standar Kompetensi
Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan
membaca cerita anak .
- Kompetensi Dasar
Menemukan informasi secara cepat dari berbagai teks khusus (buku
petunjuk telepon, jadwal perjalanan, daftar susunan acara, daftar menu, dll.)
yang dilakukan melalui membaca memindai .
5. Langkah-Langkah Strategi DRTA
Desna Rosyana, 2015
PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran membaca pemahaman
dengan menggunakan strategi DRTA menurut Rahim (2009, hlm.48).
a. Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul.
Langkah pertama, guru menuliskan judul cerita atau judul wacana yang
akan dipelajari di papan tulis, kemudian guru menyuruh siswa untuk
membacakananya. Judul cerita yang dipilih misalnya Si Anak Itik Kecil.
Tanyakan pada siswa berdasarkan judul cerita ini bercerita tentang apa.
Berikan mereka waktu untuk mempertimbangkan pertanyaan seluruhnya,
dan biarkan setiap siswa kesempatan untuk membuat prediksi. Semua
prediksi siswa seharusnya diterima tanpa memperhatikan apakah masuk
akal atau tidak, tetapi seharusnya guru tidak membuat prediksi apapun
saat proses diskusi.
b. Membuat prediksi dari petunjuk gambar.
Guru mengintruksikan siswa untuk memperhatikan gambar dengan
seksama. Kemudian, guru menanyakan pada siswa gambar apa yang
terlihat dan meminta siswa untuk memprediksikan apa yang terjadi pada
gambar tersebut.
c. Membaca bahan bacaan.
Pada langkah ini siswa diminta membaca teks yang telah dibagi kedalam
beberapa bagian.Siswa membaca secara berurutan dari bagian awal
hingga bagian akhir.Setelah itu, siswa diminta menghubungkan bagianbagian dari cerita yang telah dibaca dengan judul.
d. Menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi.
Saat siswa membaca pada bagian pertama dari wacana, guru
mengarahkan siswa pada sebuah diskusi dan mengajukan pertanyaan
pada siswa prediksi siapakah yang benar sesuai yang diceritakan bagian
ini. Setelah itu guru meminta siswa untuk yakin pada prediksinya dan
membacanya secara nyaring di depan kelas dari bacaan yang mendukung
prediksinya. Siswa dengan prediksi yang salah dapat menjelaskan apa
yang menyebabkan prediksinya salah. Kemudian guru menyuruh siswa
menyesuaikan prediksi mereka yang didasarkan pada teks yang baru saja
Desna Rosyana, 2015
PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mereka baca. Beberapa anak menduga bahwa prediksi mereka hampir
tepat, dan yang lain mungkin membuang prediksi mereka karena tidak
sesuai dengan teks. Kemudian membuat prediksi baru berdasarkan
masukan baru.
e. Guru mengulang kembali prosedur 1 sampai 4 hingga semua bagian
pelajaran di atas telah tercakup.
Pada setiap tempat berhenti, guru mengulang kembali langkah 4.Dan
terakhir, guru menyuruh siswa membuat ringkasan cerita sesuai dengan
versi mereka masing-masing.
6. Evaluasi Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi DRTA
(Directed Reading Thinking Activity)
Evaluasi dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan
strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) terdiri dari 2 yaitu
evaluasi proses dan dan evaluasi hasil. Pada evaluasi proses pembelajaran,
aspek yang dinilai oleh peneliti adalah sikap siswa saat kegiatan dalam
memprediksi bacaan berdasarkan judul dan gambar, membuktikan, serta
refleksi. Selanjutnya, pada evaluasi hasil, hal yang diperhatikan yaitu pada
aspek seberapa besar ketepatan siswa dalam menjawab soal-soal yang
diberikan setelah membaca dengan strategi DRTA (Directed Reading
Thinking Activity), dan menentukan pokok pikiran dari setiap paragraf.
B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
Yuni
1.
Sulistiyowati
Tahun
2011
Judul
Hasil
Penerapan Strategi Directed Hasil penelitiannya menunjukan
Reading Thinking Activities kemampuan
(DRTA)
Meningkatkan
membaca
Untuk
pemahaman siswa meningkat
Membaca
dengan menggunakan strategi
Pemahaman
Dalam Directed
Pembelajaran
Bahasa
Reading
Thinking
Activities (DRTA). Siklus I
Desna Rosyana, 2015
PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indonesia Siswa Kelas V
kemampuan
membaca
SDN Kasin Malang.
pemahaman siswa menunjukan
angka sebesar 63,97. Kemudian,
pada siklus II 78,73. Maka
peningkatanya sebesar 14,74%.
2.
Ahtrida Maya 2012
Meningkatkan Hasil Belajar Penggunaan
Sundari
Siswa
Dalam
Membaca Reading
strategiDirected
Thinking
Activity
Intensif
Dengan (DRTA) dapat meningkatkan
Menggunakan
Strategi aktivitas dan hasil belajar siswa
Directed Reading Thinking dalam membaca intensif. Proses
Activity (DRTA) (Penelitian pembelajaran membaca intensif
Tindakan Kelas Di Kelas V dengan
SD
Negeri
Ciwedus
strategi
DRTA
1 menunjukan peningkatan. Hal
Kecamatan Cilegon Kota ini ditunjukan dari nilai rata-rata
Cilegon)
siswa pada siklus I sebesar
60,91, pada siklus II sebesar
71,21. Kemudian meningkat lagi
pada siklus III menjadi 80,45.
Panji
3.
Maulana
2012
Penerapan Strategi DRTA
(Directed Reading Thinking
Activity)
Pembelajaran
Pemahamn
Dalam
Membaca
Karya
Sastra
dan Berpikir Kritis Siswa
sekolah dasar : Studi Kuasi
Eksperimen
pada
Siswa
Kelas V Sekolah Dasar
Negeri Margalaksana 3 dan
4 Kec. Cilawu Kab. Garut.
Hasil penelitian menunjukan
pembelajaran membaca dengan
strategi DRTA dapat menjadi
strategi pembelajaran alternatif
yang dapat diterapkan
diterapkan dalam upaya
peningkatan kualitas membaca
pemahaman dan dapat
direkomendasikan untuk semua
mata pelajaran di sekolah dasar
Desna Rosyana, 2015
PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kaliamat pertanyaan(Sugiyono, 2013, hlm.96).Berdasarkan definisi tersebut
maka peneliti membuat hipotesis tindakan sebagai berikut:
“Jika strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) digunakan
dalam pembelajaran, maka kemampuan membaca pemahaman siswa akan
meningkat”.
Desna Rosyana, 2015
PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download