Membongkar Makna Pesan Verbal Dalam Lagu

advertisement
Membongkar Makna Pesan Verbal Dalam Lagu Dangdut Kontemporer
(Analisis Semiotika Dalam Lirik Lagu “Hamil Duluan” Yang Dipopulerkan
oleh Tuty Wibowo)
Ermita Febriani
090904074
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Membongkar Makna Pesan Verbal Dalam Lagu Dangdut
Kontemporer (Analisis Semiotika Dalam Lirik Lagu “Hamil Duluan” Yang
Dipopulerkan oleh Tuty Wibowo)”. Penelitian ini bertujuan untuk mencari makna
denotasi, konotasi dan mitos yang terdapat pada kedua lagu tersebut dan
mengetahui relevansi lagu ini dalam realitas di masyarakat serta untuk melihat
lagu “Hamil Duluan” dalam konteks sosial, budaya, dan agama. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivis. Penelitian
ini menggunakan pisau analisis semiotika dengan pendekatan semiotika dari
Roland Barthes. Semiotika Roland Barthes berfokus pada two orders of
signification (signifikasi dua tahap). Signifikasi tahap pertama yaitu mencari
makna denotasi, lalu signifikasi yang kedua yaitu mencari makna konotasi serta
mitos. Sesuai dengan fokus masalah yang akan diteliti yaitu “Bagaimana makna
dan mitos yang terkandung dalam lirik lagu “Hamil Duluan” yang dipopulerkan
oleh Tuty Wibowo, dimana dalam penelitian ini peneliti mendapatkan hasil
tentang apa makna dan mitos yang terkandung pada lirik lagu tersebut. Lagu ini
bercerita tentang realitas sosial yang tengah meresahkan masyarakat khususnya di
Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Realitas sosial yang dimaksud adalah
mengenai seks bebas. Seks bebas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
tekanan dari teman sepergaulan dan pacar atau orang terdekat, kebutuhan
badaniah, rasa penasaran, pelampiasan diri, pengaruh budaya barat dan
kemudahan dalam mendapatkan alat kontrasepsi. Selain itu, dalam lagu ini juga
terdapat konsep misogini. Misogini yang dimaksud disini mengarah kepada
pandangan negatif terhadap wanita yang dinilai lemah terhadap rayuan sehingga
tidak bisa menjaga harkat dan martabatnya sendiri yang menyebabkan ia hamil
diluar nikah.
Kata Kunci:
“Hamil Duluan”, Pemaknaan, Semiotika
PENDAHULUAN
Konteks Masalah
Musik dangdut berakar dari musik melayu yang mulai berkembang pada
tahun 1940-an. Irama melayu sangat kental dengan unsur aliran musik dari India
dan gabungan irama musik dari Arab. Unsur tabuhan gendang yang merupakan
bagian unsur dari musik India digabungkan dengan unsur cengkok penyanyi dan
harmonisasi dengan irama musiknya merupakan ciri khas dari irama Melayu yang
merupakan awal dari mutasi dari irama Melayu ke dangdut
(http://indonesiaku.esc-creation.com).
1
Salah satu lagu dangdut yang sempat menjadi kontroversial karena liriknya
adalah lagu “Hamil Duluan”. Lagu ini mulai mendapat sorotan setelah Sinta dan
Jojo yang sempat booming dengan lagu “Keong Racun”, me-lipsync kembali lagu
“Hamil Duluan” tersebut. Meskipun liriknya dinilai vulgar, tapi ternyata lagu ini
disukai banyak masyarakat, ini bisa dilihat dari jumlah penjualan RBT-nya yang
sempat menduduki posisi pertama dan seringnya lagu ini diputar di televisitelevisi Indonesia (http://life.viva.co.id).
Lagu ini dibawakan dengan instrumen musik yang ceria dan video klip yang
ceria pula. Tidak tampak raut kesedihan ataupun penyesalan pada mimik
penyanyinya untuk merepresentasikan lirik lagu tersebut. Padahal jika didengar
sepintas lagu ini menggambarkan tentang seorang wanita yang hamil di luar nikah
karena berhubungan intim dengan pacarnya. Berikut adalah penggalan lirik lagu
“Hamil Duluan” yang dinyanyikan oleh Tuty Wibowo:
Hamil Duluan
awalnya aku cium-ciuman
akhirnya aku peluk-pelukan
tak sadar aku dirayu setan
tak sadar aku ku kebablasan
--ku hamil duluan sudah tiga bulan
gara-gara pacaran tidurnya berduaan
ku hamil duluan sudah tiga bulan
gara-gara pacaran suka gelap-gelapan
--Fokus Masalah
Berdasarkan uraian konteks masalah di atas, maka fokus masalah dalam
penelitian ini adalah: “Bagaimana makna dan mitos yang terkandung dalam lirik
lagu “Hamil Duluan” yang dipopulerkan oleh Tuty Wibowo?”
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna denotatif, makna
konotatif, serta mitos yang terdapat dalam lirik lagu “Hamil Duluan”
yang dipopulerkan oleh Tuty Wibowo.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui relevansi antara lagu “Hamil
Duluan” dan realitas dikehidupan masyarakat.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lagu “Hamil Duluan” dalam
konteks sosial, budaya, dan agama.
KAJIAN PUSTAKA
Perspektif/Paradigma
Penelitian ini menggunakan paadigma konstruktivis. Kajian paradigma
konstruktivis menempatkan posisi peneliti setara dan sebisa mungkin masuk
dengan obyeknya, dan berusaha memahami dan mengkonstruksi sesuatu yang
menjadi pemahaman si subjek terhadap objek yang akan diteliti.
2
Uraian Teoritis
1. Semiotika
Semiotika menurut Morissan (Morissan dan Wardhani, 2009: 27)
merupakan studi mengenai tanda (sign) dan simbol. Semiotika mencakup teori
utama mengenai bagaimana tanda memiliki objek, ide, situasi, keadaan, perasaan,
dan sebagainya yang berada di luar diri. Hjelmselv (dalam Sobur, 2004: 16)
mendefinisikan tanda sebagai suatu keterhubungan antara wahana ekspresi
(expression plan) dan wahana isi (content plan).
Jadi, fokus utama semiotik adalah teks. Di dalam semiotik, penerima atau
pembaca dipandang memiliki peranan yang lebih aktif dibandingkan sebagian
besar model proses. Semiotik lebih memilih istilah “pembaca (reader)”
dibandingakan “penerima (receiver)” karena istilah tersebut menunjukkan derajat
aktivitas yang lebih besar dan juga membaca adalah sesuatu yang kita pelajari
untuk melakukannya; jadi hal tersebut ditentukan oleh pengalaman budaya dari
pembaca. Pembaca membantu menciptakan makna dari teks dengan membawa
pengalaman, sikap, dan emosi yang dimiliki ke dalam makna (Fiske, 2012: 67).
2. Semiologi Roland Barthes
Ada beberapa tokoh dalam semiotika selain Peirce dan Saussure, salah
satu tokoh yang mendalami tentang semiotika adalah Roland Barthes. Salah satu
area penting yang dirambah Barthes dalam studinya tentang tanda adalah peran
pembaca (the reader). Fokus perhatian Barthes tertuju kepada gagasan tentang
signifikasi dua tahap (two order of significations). Signifikasi tahap pertama
merupakan hubungan antara signifier dan signified (makna denotasi). Pada
tatanan ini menggambarkan relasi antara penanda (objek) dan petanda (makna) di
dalam tanda, dan antara tanda dan dengan referannya dalam realitasnya eksternal.
Hal ini mengacu pada makna sebenarnya (riil) dari penanda (objek). Dan
signifikasi tahap kedua adalah interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu (makna
konotasi).
Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang
disebutnya sebagai mitos. Mitos berfungsi untuk mengungkapkan dan
memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu
periode tertentu (Sobur, 2004: 71).
Makna
Orang-orang sering menggunakan istilah pesan dan makna secara
bergantian. Akan tetapi, jika dilihat dari sudut semantik, dapat dikatakan bahwa
„pesan‟ itu tidak sama dengan „makna‟ –pesan bisa memiliki lebih dari satu
makna, dan beberapa pesan bisa memiliki satu makna (Sobur, 2004: 255).
Makna dari sebuah wahana tanda menurut Umberto Eco (Sobur, 2004:
255) adalah satuan kultural yang diperagakan oleh wahana-wahana tanda yang
lainnya serta, dengan begitu, secara semantik mempertunjukkan ulah
ketidaktergantungannya pada wahana tanda yang sebelumnya.
3
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif dengan analisis semiotika. Semiotika yang digunakan adalah semiotika
Roland Barthes
Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah lirik lagu “Hamil Duluan” yang di
populerkan oleh Tuty Wibowo.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitan yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli. Bentuk dari data primer yaitu melalui penelitian
kepustakaan dengan mengumpulkan berbagai literatur dan bacaan yang
relevan yang dapat mendukung penelitian ini.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan-catatan
dokumen dan juga sumber dari kepustakaan. Peneliti mencari referensi
dari berbagai artikel, website, majalah maupun buku-buku yang relevan
sebagai penunjang yang dapat memperkuat data dalam penelitian ini.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini akan dianalisis menggunakan analisis semiotika dari Roland
Barthes. Unsur-unsur semiotika Roland Barthes memfokuskan pada signifikasi
dua tahap (two orders of significations) yang berupa denotasi (penanda) dan
konotasi (petanda) pada masing-masing lirik yang terdapat dalam lagu “Hamil
Duluan”. Analisis akan dilakukan dengan cara memilah bait per bait dari teks lagu
tersebut dan keselurahan analisis nantinya akan disajikan dalam bentuk uraian
deskriptif.
Hasil dan Pembahasan
Dalam paragraf pertama, lagu hamil duluan bercerita tentang kemesraankemesraan yang terjalin antara si pria dan wanita. Peneliti melihat kemesraan
yang terjalin dalam lirik lagu tersebut bukan karena paksaan dari pihak pria, tapi
melainkan juga karena adanya hasrat atau keinginan si wanita untuk melakukan
hubungan intim yang diakibatkan oleh kemesraan-kemesraan yang di bangun
kedua belah pihak. Keikutsertaan si wanita bisa dilihat dari penggunaan kata “ku”
dalam bait-baitnya. Hal ini semakin diyakini karena yang menyanyikan lagu ini
adalah seorang wanita maka dapat di simpulkan bahwa kata “ku” yang
dimaksudkan di sini mengarah kepada wanita.
Pada paragraf kedua, lagu “Hamil Duluan” lebih menceritakan tentang
akibat yang ditimbulkan dari bait-bait di paragraf pertama. Kemesraan-kemesraan
yang dibangun dalam paragraf pertama mendorong mereka untuk melakukan
hubungan layaknya suami istri yang sebenarnya belum layak mereka lakukan,
hingga akhirnya menyebabkan si wanita dalam lagu ini hamil. Namun si wanita
baru menyadari kehamilannya setelah kandungannya berusia tiga bulan.
Kehamilan tersebut nampaknya tidak di harapkan oleh si wanita, hal ini di perkuat
4
dengan adanya kata-kata “duluan” dan kata “gara-gara”. Kata “gara-gara”
biasanya mengindikasikan suatu sebab-akibat yang sifatnya negatif. Kata tersebut
juga mengindikasikan akibat yang ditimbulkan tersebut tidak diharapkan
sebelumnya.
Secara keseluruhan peneliti mengartikan lagu “Hamil Duluan” sebagai
sebuah lagu yang menceritakan tentang bagaimana seorang wanita mengalami
kehamilan yang terjadi di luar nikah. Hubungan yang terjadi ini awalnya dianggap
sepasang kekasih tersebut tidak akan mendapatkan dampak yang negatif. Namun
ternyata si wanita mengalami kehamilan yang tidak mereka inginkan.
Dalam lagu ini penulis juga melihat adanya konsep misogini. Misogini
berasal dari bahasa Yunani yang digunakan oleh Susan Forward (1987) untuk pria
yang membenci wanita. “Miso” berarti membenci sedangkan “gini” berarti wanita
(http://lib.uin-malang.ac.id).
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa misogini adalah suatu
konsep kebencian terhadap wanita. Yang dimaksud kebencian disini bukan
kebencian yang mengarah pada rasa dendam, namun lebih mengarah pada
pandangan sebelah mata dan pandangan negatif terhadap wanita.
. Peneliti melihat si pencipta secara tidak langsung ingin menyalahkan
wanita karena hubungan yang semula hanya sebagai kesenangan bagi kedua belah
pihak malah terjadi hal yang tidak mereka harapkan, yaitu kehamilan. Hal tersebut
bisa saja merujuk pada pertanyaan dibenak si pencipta, seperti mengapa si wanita
mau saja dirayu untuk melakukan hubungan terlarang tersebut sampai
mengakibatkan ia hamil.
Pemindahan kesalahan kepada wanita bisa dilihat dalam setiap aktivitas
yang ada di setiap baitnya menggunakan kata “ku” yang sudah pasti mengarah
pada wanita. Misalnya pada bait “tak sadar aku dirayu setan” dan bait “tak sadar
aku, ku kebablasan”. Kedua bait lagu tersebut menggunakan kata “ku”, padahal
jika kita amati kata “ku” pada bait tersebut bisa saja diganti menjadi kata “kita”
atau “kami” agar lagu ini tidak menyiratkan kesalahan hanya pada si wanitanya
saja. Hal ini didasari karena menurut peneliti, hubungan terlarang ini yang
melakukannya adalah si pria dan si wanita yang sama-sama telah dipenuhi oleh
hawa nafsu sehingga tidak bisa mengontrol pikiran dan terjadilah hubungan
terlarang tersebut. Jadi peneliti menyimpulkan bahwa si pria dan si wanita dalam
lagu ini sama-sama bersalah dan harus menanggung akibatnya bersama-sama.
Lagu ini mengacu pada mitos yang mengarah pada sex bebas. Sex bebas
bisa terjadi karena semakin berkurangnya kesadaran masyarakat terhadap normanorma sosial, agama, dan budaya. Hubungan seksual atau hubungan intim yang
benar menurut etika, agama, sosial dan moral adalah jika dilakukan melalui
sebuah ikatan pernikahan antara seorang laki-laki dengan perempuan yang
dilandasi rasa cinta (Dianawati, 2003: 73). Jadi apa bila tidak ada ikatan
pernikahan, maka hubungan tersebut mengarah pada seks bebas.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Lagu “Hamil Duluan” yang dipopulerkan oleh Tuty Wibowo menceritakan
tentang seorang wanita yang mengandung janin berumur tiga bulan akibat
dari perbuatannya yang terlarang, yaitu melakukan hubungan intim yang
dilakukan berulang kali bersama pacarnya tanpa ada ikatan pernikahan.
5
2. Lirik lagu “Hamil Duluan” secara keseluruhan mempunyai makna
denotasi yaitu lagu ini menceritakan bagaimana proses sebab-akibat dari
perbuatan yang mereka lakukan. Awalnya sepasang kekasih ini hanya
berciuman dan berpeluk-pelukkan layaknya pacaran biasa. Namun akibat
dari aktivitas yang mereka anggap biasa, si wanita merasa tergoda oleh
rayuan setan untuk melakukan hubungan yang lebih dari sekedar
berciuman dan berpelukkan. Akibatnya, si wanita hamil tiga bulan karena
tidur berduaan di tempat yang gelap bersama pasangannya.
3. Makna konotasi yang terbentuk dalam lagu “Hamil Duluan” adalah
gambaran mengenai ekspresi si wanita yang terbuai oleh hawa nafsu
hingga ia mau melakukan hubungan intim berulang kali yang melanggar
norma, nilai-nilai sosial, budaya dan agama hingga menyebabkan si
perempuan mengandung janin yang berumur tiga bulan. Berciuman dan
berpelukan semasa pacaran dalam lagu ini masih dianggap dalam konteks
yang wajar, padahal jika dilihat dari nilai sosial, budaya dan norma agama
kedua hal tersebut merupakan perbuatan yang tidak pantas dilakukan jika
tidak ada ikatan pernikahan.
4. Lagu ini mempunyai mitos yaitu seks bebas. Seks bebas terjadi karena
semakin berkurangnya pemahaman serta kurangnya kesadaran akan nilai
serta norma agama, sosial dan budaya sekarang ini.
5. Pada lagu ini didapat konsep misogini yang mengarah pada kebencian
terhadap kaum perempuan. Kebencian yang dimaksud dalam lagu ini
mengarah pada anggapan sebelah mata serta pandangan negatif terhadap
kaum wanita. Wanita dianggap memiliki derajat dibawah pria sehingga
pria beranggapan bahwa ia dapat mempengaruhi wanita untuk melakukan
apa yang pria inginkan. Wanita juga dipandang rendah apabila ia tidak
bisa menjaga harkat dan martabatnya sendiri, apalagi sampai
menyebabkan ia hamil diluar nikah.
Saran
Penelitiaan ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam
menganalisis sebuah lagu dengan menggunakan analisis semiotika dari Roland
Barthes. Sebaiknya dalam menganalisis dengan menggunakan pendekatan
semiotika, peneliti diharapkan dapat mencari referensi sebanyak mungkin dari
mana saja.
6
DAFTAR REFERENSI
Dianawati, Ajeng. 2003.
Pustaka.
Pendidikan Seks Untuk Remaja. Jakarta: Kawan
Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. (Hapsari Dwiningtyas.
Penerjemah). Jakarta: Rajawali Pers.
Morissan, dan Wardhani, Andi Corry. 2009. Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sumber Lain:
http://indonesiaku.esc-creation.com/2011/04/16/sejarah-perkembangan-musikdangdut-indonesia/.
http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07210065-usnida-ulfa-h.ps
http://life.viva.co.id/news/read/246517-lagu-hamil-duluan-puncak-tangga-rbt.
7
Download