BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Segala hal di dunia ini berubah dan kita tidak bisa mengetahui
dengan pasti tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Dewasa ini, karakteristik lingkungan bisnis banyak berubah seiring dengan
perkembangan zaman. Hal ini dipengaruhi dengan berkembangnya
teknologi informasi yang mengakibatkan distribusi informasi tersebar
lebih merata, sehingga memotivasi banyak pihak untuk mulai menjalankan
bisnis. Arus globalisasi juga mempunyai peranan dalam membentuk
persaingan di lingkungan bisnis menjadi semakin ketat.
Perkembangan teknologi informasi dan adanya arus globalisasi
mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan. Hal ini menjadi
salah satu faktor perubahan karakteristik lingkungan bisnis. Asumsi dasar
dalam bisnis pada dua puluh hingga tiga puluh tahun yang lalu masih
berdasar pada produsen, kini telah berubah bahwa konsumen yang
menentukan produk dan jasa yang mereka inginkan dan produsen harus
menyediakannya di pasar. Perubahan asumsi dasar dalam bisnis
mengakibatkan ikut berubahnya karakteristik lingkungan bisnis, sehingga
manajemen dituntut untuk dapat memprediksi pasar di masa yang akan
datang.
1
Organisasi adalah kumpulan orang yang memiliki kompetensi yang
berbeda-beda, yang membangun saling ketergantungan di antara mereka
untuk mewujudkan tujuan bersama, dengan memanfaatkan berbagai
sumber (Mulyadi, 2007). Organisasi yang berorientasi pada laba, dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, disebut perusahaan. Perusahaan awalnya merumuskan
visi dan misi, kemudian menentukan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan
perusahaan adalah memperoleh laba maksimal untuk mempertahankan
kelangsungan usahanya di masa depan, sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan pemilik perusahaan.
Tujuan perusahaan dapat dicapai dengan menentukan strategistrategi yang relevan atau yang dikenal dengan sasaran strategik agar visi,
misi, dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Dalam menentukan strategi,
manajemen perlu mengetahui kondisi perusahaan saat ini dan mengukur
posisi perusahaan terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen juga
perlu mengetahui posisi perusahaan di dalam lingkungan bisnis atau
industri sejenis. Untuk mengetahui kinerja perusahaan yang telah dicapai
dan posisi perusahaan terhadap lingkungan bisnisnya, maka diperlukan
suatu pengukuran kinerja perusahaan.
Pengukuran kinerja perusahaan yang hanya berfokus pada
perspektif keuangan kini tidak bisa lagi disebut relevan. Pada dasarnya,
laporan keuangan hanya memberikan informasi kinerja perusahaan
mengenai pencapaian di masa lampau. Laporan keuangan tidak dapat
memprediksi pasar di masa yang akan datang.
2
Pada pengukuran kinerja perusahaan secara tradisional, digunakan
suatu nilai ukur keberhasilan kinerja perusahaan dengan perspektif
keuangan. Pengukuran kinerja perusahaan dengan perspektif keuangan
adalah mengukur kinerja perusahaan yang telah dicapai dengan melihat
hasil atau laba yang telah diperoleh perusahaan pada periode sebelumnya
dengan nilai ukur mata uang.
Setelah mengetahui kinerja dan posisi perusahaan, diperlukan
serangkaian strategi tepat dan terencana untuk dapat bertahan di tengah
lingkungan bisnis yang selalu berubah. Manajemen juga perlu menjamin
bahwa strategi yang telah dipilih bisa dijalankan oleh tiap individu dalam
perusahaan tersebut. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Kaplan dan
Norton (1996) menemukan bahwa ada empat hal yang dapat menghambat
eksekusi strategi, yaitu hambatan pada visi, hambatan pada pelaku,
hambatan pada manajemen, dan hambatan pada sumber daya.
Hambatan pada visi perusahaan terjadi karena kurangnya
sosialisasi kepada setiap karyawan di perusahaan. Pihak yang mengetahui
visi dan misi perusahaan secara menyeluruh hanya para pembuat visi dan
misi tersebut. Jika visi dan misi perusahaan sebaiknya dipahami oleh
setiap karyawan agar mereka dapat bertindak selaras dengan tujuan yang
hendak dicapai perusahaan.
Hambatan pada pelaku penerapan strategi perusahaan adalah tidak
banyak perusahaan yang mengaitkan antara insentif yang diterima
karyawan dengan strategi perusahaan. Setiap karyawan harus diberi
motivasi agar bisa menerapkan strategi dengan efisien dan efektif, dengan
3
memberikan insentif kepada karyawan atas apa yang telah mereka raih
merupakan salah satu contoh motivasi yang baik.
Hambatan pada manajemen terjadi ketika manajemen banyak
menghabiskan waktu pada kegiatan operasional, sehingga hanya sedikit
waktu yang tersisa bagi manajemen untuk membahas strategi apa yang
akan diambil selanjutnya. Karena sedikitnya waktu yang tersedia untuk
membahas strategi, maka hal-hal yang intangible luput dari perhatian.
Padahal, hal-hal yang intangible tersebut cenderung mempengaruhi
kondisi perusahaan di masa depan.
Hambatan keempat adalah hambatan sumber daya. Banyak
perusahaan yang tidak mengaitkan anggaran dengan strategi. Keempat
hambatan ini membuat eksekusi strategi yang telah dibangun tidak dapat
berjalan baik. Kemudian, Kaplan dan Norton menemukan suatu konsep
pengukuran kinerja yang dapat memberikan solusi terhadap keempat
hambatan ini. Konsep tersebut dikenal dengan Balanced Scorecard.
Kaplan dan Norton pertama kali memperkenalkan konsep
Balanced Scorecard pada tahun 1992 dalam majalah Harvard Business
Review edisi Januari-Februari. Balanced Scorecard didefinisikan sebagai
“suatu alat manajemen (performance management tool) yang dapat
membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi
dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial dan non-finansial
yang kesemuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat” (Luis dan
Biromo, 2007). Dari definisi di atas, dapat dikatakan balanced scorecard
berperan sebagai pengubah (converter) visi, misi, dan strategi perusahaan
4
menjadi sebuah aksi. Balanced scorecard akan tetap memonitor proses
eksekusi strategi, walaupun strategi tersebut telah selesai dibuat.
Balanced scorecard menilai kinerja perusahaan berdasarkan empat
perspektif, berbeda dengan sistem pengukuran kinerja konvensional yang
hanya menilai kinerja perusahaan berdasarkan perspektif keuangan.
Keempat perspektif tersebut adalah financial perspective (perspektif
keuangan), customer perspective (perspektif pelanggan), internal business
process perspective (perspektif proses bisnis internal), learning and
growth perspective (perspektif pembelajaran dan pertumbuhan).
Pada balanced scorecard generasi pertama, Kaplan dan Norton
menambahkan tiga perspektif selain perspektif keuangan pada pengukuran
kinerja. Sistem pengukuran kinerja konvensional menilai kinerja
perusahaan dengan acuan laporan keuangan. Akan tetapi, laporan
keuangan hanya alat yang memberikan informasi tentang pencapaian
kinerja perusahaan di masa lampau. Untuk bisa bertahan ditengah
lingkungan bisnis yang selalu berubah dan dapat bersaing dengan
perusahaan-perusahaan
lain
dalam
arus
globalisasi,
manajemen
memerlukan lebih dari sekedar informasi masa lampau yang bisa
menginformasikan keadaan saat ini dan memprediksi kondisi pasar di
masa depan dalam menentukan sasaran strategik, yang kemudian
memastikan strategi yang telah ditentukan dapat dieksekusi dengan baik
dan tepat.
Kemudian
mengembangkan
pada
tahun
balanced
1996,
scorecard
Kaplan
dan
generasi
Norton
telah
kedua
yang
5
menitikberatkan pada “hubungan sebab-akibat” antar sasaran strategik.
Hubungan sebab-akibat yang dimaksud oleh Kaplan dan Norton antar
sasaran strategik akan tercermin pada peta strategi perusahaan.
Peta strategi memiliki peran yang sama pentingnya dengan
balanced scorecard. Peta strategi memberikan gambaran secara rinci
kepada pihak eksekutif untuk mengelola strategi pada tingkat operasional.
Sebuah peta strategi menyediakan kerangka visual pada strategi
organisasi. Secara khusus, peta strategi yang baik akan menghubungkan:
1. Produktivitas dan pertumbuhan hasil yang diinginkan.
2. Proposisi nilai konsumen yang akan diperlukan.
3. Posisi kinerja proses internal.
4. Kemampuan yang dibutuhkan dari aset tak berwujud.
Peta strategi dibangun di sekitar struktur empat perspektif untuk
memastikan bahwa tujuan organisasi di setiap perspektif ini konsisten dan
selaras secara internal. Secara konseptual, peta strategi menghubungkan
antara tujuan utama organisasi (misi perusahaan, nilai-nilai perusahaan
dan visi perusahaan) dengan langkah-langkah yang sesuai untuk setiap
karyawan.
PT BPR Madani Sejahtera Abadi merupakan salah satu Bank
Perkreditan Rakyat yang terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Perusahaan ini memiliki visi “Menjadi smart banking BPR terbaik di
Yogyakarta”, dan untuk mencapai visi tersebut perusahaan ini memiliki
lima buah misi, salah satunya adalah terciptanya Good Corporate
Governance.
6
Menurut Cadburry, Good Corporate Governance adalah prinsip
yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar tercapai
keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam
memberikan
pertanggungjawabannya
kepada
para
shareholders
khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Alat pengukuran kinerja
dengan perspektif keuangan saja tidak cukup untuk mengevaluasi tata
kelola perusahaan dan menghadapi persaingan dengan lembaga keuangan
mikro lain di masa yang akan datang. Balanced scorecard memiliki solusi
untuk permasalahan di atas, yaitu dengan mengukur kinerja dan posisi
perusahaan melalui tiga perspektif lain selain perspektif keuangan.
Dengan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Perancangan Peta Strategi untuk
Mendukung Balanced Scorecard pada PT BPR Madani Sejahtera Abadi.”
1.2
Perumusan Masalah
Balanced scorecard merupakan sistem pengukuran kinerja yang
komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur, karena sistem ini
mencakup
perspektif
non-keuangan
yang
membantu
dalam
menerjemahkan visi dan misi perusahaan, sehingga perusahaan dapat
bertahan di dalam lingkungan bisnis yang kompleks. Sistem ini juga
memiliki hubungan sebab akibat antara strategi dengan sasaran strategik
baik secara langsung maupun tidak langsung dari tiap perspektif, dan
semuanya akan bermuara pada perspektif keuangan.
7
Balanced scorecard juga memungkinkan untuk menentukan
ukuran terhadap sasaran strategik pada perspektif non-keuangan sehingga
dapat dikelola dan dievaluasi. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik
untuk mengkaji beberapa permasalahan mengenai balanced scorecard
dalam penelitian ini, “Bagaimana rancangan peta strategi yang mendukung
balanced scorecard pada PT BPR Madani Sejahtera Abadi?”
1.3
Batasan Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus yang hanya membahas pada
pembuatan peta strategi sesuai dengan yang diperoleh dari studi pustaka
yang mendukung penerapan balanced scorecard pada PT BPR Madani
Sejahtera Abadi. Penerapan peta strategi berdasarkan sistem balanced
scorecard terbatas hanya pada tingkatan perusahaan, dan data yang
digunakan hanya sebatas pada jangka waktu penelitian, yaitu periode
tahun 2014-2015.
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini:
a) Mengevaluasi hubungan antara peta strategi PT BPR Madani Sejahtera
Abadi dengan visi, misi, dan nilai perusahaan.
b) Memberikan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam penerapan balanced scorecard sebagai sistem pengukuran
kinerja.
8
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
a) Bagi perusahaan:
1. Sebagai
bahan
pertimbangan
bagi
manajemen
untuk
menerapkan balanced scorecard.
2. Untuk memberikan informasi hasil pengukuran kinerja
perusahaan
dengan
menggunakan
pendekatan
Balanced
Scorecard.
b) Bagi pembaca:
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta
pengetahuan
tentang
penerapan
Balanced
Scorecard
sebagai
pengukuran kinerja perusahaan.
1.5
Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah penelitian, perumusan
masalah, batasan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika
pembahasan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini memuat tinjauan teoritis mengenai konsep Balanced Scorecard,
manajemen strategik dan penilaian kinerja, yang menjadi dasar
pembahasan dalam penelitian ini.
9
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian, jenis penelitian, objek
penelitian, kerangka pemikiran penelitian, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data, metode analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang sejarah perkembangan perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, jenis usaha dan kegiatan perusahaan, serta visi dan
misi PT BPR Madani Sejahtera Abadi. Selain itu, bab ini juga menjelaskan
analisis penerapan peta strategi berdasarkan sistem balanced scorecard
pada PT BPR Madani Sejahtera Abadi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.
10
Download