Spotlight “Pengenalan akan Allah seharusnya memenuhi hati seseorang dengan belas kasihan untuk dunia yang terhilang, bukannya membuat dinding pemisah agamawi.” Ayat Bacaan: Lukas 15:1-2 S alah satu keunikan yang dimiliki oleh Yesus adalah bahwa Ia memiliki kebiasaan untuk berkumpul dan makan bersama orang-orang berdosa. Pada abad pertama di Israel, tidak ada satupun guru spiritual yang bersedia melakukan hal itu. Ada kesenjangan besar antara para rohaniwan dan orang awam. Para rohaniwan, para ahli Taurat & orang Farisi adalah orang-orang terpilih yang memiliki status sosial yang tinggi. Sejak kecil mereka sudah dikenali bakatnya dalam menghafal Taurat dan kemudian dikhususkan untuk dididik menjadi tokoh agama oleh guru-guru khusus. Setelah bertahun-tahun hidup dan dibina dalam lingkup spiritual yang kental, saat mereka menjadi rohaniwan mereka tidak lagi memiliki relasi yang sehat dengan dunia sekitar mereka. Mereka hanya tinggal dalam lingkup kecil mereka sendiri dengan batasan-batasan moral yang ketat, melihat diri mereka sebagai ‘yang suci’ di tengah dunia yang berdosa. Tidak heran saat mereka melihat Yesus dengan mudahnya berkumpul bersama dengan orangorang berdosa, bukannya belajar sesuatu, mereka menjadi sangat marah. Apa yang Yesus lakukan merusak tatanan sosial yang berlaku pada jaman itu. Pengenalan akan Allah seharusnya memenuhi hati seseorang dengan belas kasihan untuk dunia yang terhilang, bukannya membuat dinding pemisah agamawi. Hal yang sama bisa terjadi pada setiap kita yang sudah lama menjadi jemaat gereja. Sekian lama bergaul dengan sesama orang percaya dan menerima pengajaran Alkitab setiap minggu, kita bisa terjebak dalam sindrom yang sama dengan orang Farisi dan ahli Taurat. Secara perlahan kita tidak lagi memiliki relasi dengan orang yang belum percaya. Kita lebih suka bergaul dengan sesama orang-orang percaya. Kita tidak lagi berbelas kasihan kepada dunia yang terhilang, cenderung berpuas diri dengan persekutuan yang kita miliki dengan sesama orang percaya. July 2014 Multiply 1 Spotlight “Orang tidak peduli seberapa banyak kita tahu sampai mereka tahu seberapa banyak kita peduli” Dari ayat bacaan di atas, kita bisa melihat bahwa Yesus “biasa”makan bersama dengan orang-orang berdosa, dan mereka juga “biasa” datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Sebuah kebiasaan perlu dibangun secara sengaja dan terus menerus. Ini berarti diperlukan usaha yang terencana untuk menjalin relasi yang sehat dengan orang-orang yang belum percaya di sekitar kita. Bagi kita yang sudah terbiasa dalam kenyamanan persekutuan sesama orang percaya, perlu membuat ketetapan untuk keluar dari zona nyaman kita dan kemudian membangun sebuah kebiasaan untuk berelasi dengan orang yang belum percaya. Hal berikutnya yang perlu dipelajari adalah bagaimana relasi tersebut dapat dinikmati dua belah pihak. Apa yang dilakukan Yesus perlu kita pelajari bersama. Bagaimana orang banyak bisa menyukai 2 Multiply July 2014 Dia? Yesus adalah contoh terbaik bagaimana kerohanian yang sejati akan berbuahkan belas kasihan, dan bukannya kesombongan agamawi. Saat kerohanian muncul dalam bentuk belas kasihan, orang-orang akan datang untuk mendengar dan melihat apa yang akan kita berikan. Seperti kata sebuah ungkapan, “orang tidak peduli seberapa banyak kita tahu sampai mereka tahu seberapa banyak kita peduli”, hidup dalam Firman seharusnya membuat kita menjadi orang-orang yang peduli, dan orang menyukai apa yang kita beritakan. Marilah kita bersama membangun sebuah kebiasaan untuk tetap menjalin relasi dengan orang-orang yang belum mengenal Kristus, agar mereka dapat melihat dan menikmati belas kasihan Tuhan bagi mereka. Berdoalah agar Tuhan memberi kita hati untuk mengasihi yang terhilang dan gunakan setiap kesempatan yang anda miliki untuk membangun relasi. Salam Relate!■ Berpihak pada siapa? D alam minggu depan ini kita akan melihat akhir dari dua “pertempuran” besar. Yang pertama adalah untuk merebut posisi orang nomor satu di Indonesia, dan yang kedua adalah untuk merebut posisi juara dunia sepak bola. Mungkin kebetulan saja dua pertempuran ini terjadi secara hampir bersamaan di Indonesia, dan keduanya sama-sama seru. Ada satu kesamaan dari dua peristiwa yang mestinya tidak berhubungan ini, yaitu fanatisme para pendukung yang luar biasa. Untuk perebutan kursi RI-1, masing-masing capres memiliki basis pendukung yang begitu fanatik yang rela melakukan begitu banyak hal, mulai dari menciptakan lagu sampai membuat black campaign. Padahal saya rasa siapapun yang menang, belum tentu ia akan memenuhi harapan semua pendukungnya. Untuk pertandingan piala dunia, para gila bola merelakan jam tidur mereka untuk menonton siaran langsung, atau bagi yang berduit, terbang ke Brasil untuk melihat langsung. Padahal siapapun yang menang, para gibol ini tidak akan menerima keuntungan apa-apa, kecuali jika mereka bertaruh untuk kemenangan itu. Pendeknya, siapapun yang memenangi pemilu presiden atau piala dunia, tidak ada jaminan return apa-apa bagi para ribuan atau jutaan pendukung yang begitu fanatik. Lantas mengapa begitu banyak orang merelakan waktu, tenaga dan uang mereka untuk mendukung sesuatu yang sebenarnya tidak bermanfaat secara langsung bagi mereka? Mengapa begitu banyak orang benar-benar rela bertengkar, begadang semalaman, bahkan dipecat dari partai, dll untuk sesuatu yang sebenarnya tidak memberikan keuntungan apa-apa? Jawabannya adalah: setiap orang memiliki kecenderungan alami untuk mengejar kemenangan. Saat pihak yang didukung menang, setiap pendukung rupanya mendapat sensasi kemenangan yang serupa dengan mereka yang bertanding. Walaupun bukan kemenangan mereka pribadi, para penggemar ini benar-benar bersukacita atas setiap kemenangan. Lepas dari beragam alasan pribadi yang membuat mereka memilih pihak tertentu, sensasi kemenangan inilah yang sebenarnya dicari. Tapi ada satu hal yang saya cermati: sensasi kemenangan ditentukan oleh keberpihakan. Jika kita menempatkan diri kita dalam posisi ‘netral’, maka siapapun yang menang tidak akan ada artinya bagi kita. Makin dalam keberpihakan kita, makin kuat sensasi kemenangan yang akan kita rasakan. Kemenangan, sebenarnya memberikan secicip perasaan yang paling didambakan jiwa setiap manusia, sebuah harta yang telah lama hilang, yaitu kemuliaan Allah. Saat seseorang mengalami dan menikmati kemenangan, ia sedang merasakan secuil kondisi awal manusia sebelum jatuh dalam dosa. Mulia, merdeka, menang, tanpa beban kegagalan sama sekali. Jiwa manusia tidak dirancang untuk gagal atau untuk menanggung beban rasa bersalah. Itu sebabnya setiap kemenangan, meskipun hanya sebagai pendukung, terasa manis dan layak dikejar dengan mengorbankan banyak hal. Dalam keberdosaannya manusia terus berusaha mengejar ‘winning sensation’ dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pilpres sampai piala dunia, dari persaingan antar teman sampai persaingan bisnis, dsb. Dalam hal ini orang percaya memiliki janji yang lebih besar. Alkitab mengatakan bahwa oleh Kristus kita lebih dari orang-orang yang menang (Roma 8:37). Kemenangan duniawi tidaklah memuaskan dan bersifat sementara. Firman Tuhan menjanjikan kemenangan lebih besar yang tidak akan pudar, sebuah kemenangan yang pasti, sepasti kasih Kristus yang tidak pernah gagal. Tapi untuk menikmati sebuah kemenangan secara maksimal kita perlu berpihak dengan sepenuh hati pada Kristus. Orang Kristen yang ‘netral’ tidak akan mengalami kemenangan apa-apa. Hidup adalah sebuah pertandingan, hanya orang yang bertanding yang menang. Penonton tidak menerima apapun selain melihat orang lain menikmati kemenangan mereka. Jadi anda berpihak pada siapa saat ini?■ Oleh: Ps. Agus Lianto July 2014 Multiply 3 Features Features Sebuah Kisah Pemuridan Oleh: Paulus dan Linda Rahardjo Asuhan Yang Mendewasakan Bayi manusia adalah makhluk yang paling tidak berdaya dibandingkan dengan “bayi” binatang. “Bayi” jerapah langsung lari, “bayii” kurakura langsung berenang, bayi manusia langsung mati bila ditinggalkan sendirian. Ada kisah-kisah bayi yang sempat dipelihara oleh hewan di hutan, memang mereka hidup, tapi hidup seperti hewan. Satu film dokumenter menceritakan seorang “remaja” yang dientas dari asuhan binatang-binatang buas oleh seorang ibu psikolog. Setelah melalui berbagai program terapi yang lama, tetap saja dia tidak bisa menjadi manusia normal. Ekspresinya maupun reaksinya ketika terancam dan tertekan, buas dan mengerikan! Siapa yang mengasuh dan memelihara rohani kita? Saya beruntung karena ada rekan mahasiswa satu angkatan yang peduli 4 Multiply July 2014 dan rela berkurban mengasuh saya secara spiritual. Dia mengajak saya ikut bergabung dalam persekutuan mahasiswa Unair. Jujur awalnya saya “terpaksa”. Tapi dia rela menjemput saya. Mau menolak rasanya “sungkan”, apalagi dia adalah teman yang sering saya mintai tolong untuk memboncengkan saya ke kampus. Kala itu saya juga masih butuh dia karena pintar matematika, fisika dan kimia, pelajaran-pelajaran yang saya hindari di SMA. Saya tidak tahu kalau keterpaksaan ini akhirnya baik untuk saya. Bayi yang tidak mau dipaksa keluar akan mati “tua” di kandungan ibunya. Sama juga dengan proses pendewasaan spiritual, seseorang sering kali harus mulai dengan dorongan yang kuat oleh orang lain. Ikut persekutuan Jumat sore dari terpaksa menjadi biasa. Mulanya dimasukkan kelompok kecil, tiga empat mahasiswa, membahas Firman untuk memahami makna penyaliban Kristus untuk penyelamatkan manusia. Tujuan akhirnya adalah membuat keputusan pribadi untuk menerima Kristus sebagai Sang Penyelamat. Ini adalah awal pendewasaan rohani yang benar, yaitu lahir “baru”. Segera setelah “lahir”, langsung dilatih untuk membaca, menafsirkan dan mengaplikasikan Firman Tuhan. Persis seperti pesan Yesus, “dan ajarlah mereka untuk melakukan apa yang telah Kuperintahkan”. Ada cerita kawan saya. Pembinanya, seorang misionari Amerika, mendorong dia untuk memulai setiap hari dengan “bersaatteduh”. Dia mengaku tidak bisa dan mengatakan dia tidak tahu caranya. Pembina rohaninya kemudian sepakat untuk datang beberapa kali ke kosnya jam lima pagi untuk mengajarinya. Dia paham benar bahwa Firman itu adalah makanan rohani. Tanpa Firman tidak akan ada pertumbuhan. Belajar Berkarya Persekutuan ini swakelola.Pemimpinnya sedang studi di Amerika. Jadi setiap anggota mau-tidak-mau harus aktif saling melayani. Saya tidak ada masalah dengan sesekali melayani orang lain, tetapi soal disiplin saya masih harus banyak belajar. Saya lebih memilih untuk santai dan tidak mau diatur orang lain. Tetapi itu tidak berlangsung lama. Komunitas persekutuanlah yang berjasa. Saya dilatih datang sebelum waktunya karena tugas baru saya adalah menyapu lantai ruangan dan menggelar tikar persekutuan. Saya belajar disiplin dan setia, tanpa perlu penonton. Mengikis motivasi untuk dipuji. Lalu datanglah waktu promosi. Sekarang saya mengurusi kabel dan July 2014 Multiply 5 Features atau suatu komunitas. Komunitas ibarat sound system. Sambil sesekali terpaksa “mempermainkan” gitar hanya dengan keluarga. Dalam keluargalah bayi-bayi kunci-kunci terbatas untuk acara ibadah itu lahir dan dibesarkan. Bimbingan para senior mulai berbuah. Saya makin ketika pemain gitar tidak muncul. bertumbuh dan berkembang secara “Jabatan” berikutnya jadi pengurus rohani. Saya jadi biasa merenungkan perpustakaan. Sebelumnya saya harus melatih orang lain melakukan pekerjaan Firman dan berdoa secara pribadi, biasa untuk tidak dimengerti, biasa bekerja yang akan saya tinggalkan. Selang tanpa cari tanda jasa, biasa membina beberapa bulan, soal datang lebih dini yang lebih muda, persis seperti apa dan pulang lebih lambat “rapopo” yang dilakukan satu keluarga untuk (tidak masalah). Sudah terlatih sejak anggota-anggotanya. Dari jadi penggulung tikar. Tapi penikmat Alkitab, saya sekarang latihannya “Dari penikmat dilatih mengolah dan berbeda. Kalau dulu Alkitab, saya dilatih menyarikan kitab, menghadapi tikar, paragraf dan sapu, kabel dan mengolah dan menyarikan ayat, menafsir sound system, kitab, paragraf dan ayat, secara induktif, sekarang menafsir secara induktif, studi studi karakter belajar melayani karakter tokoh Alkitab, sampai tokoh Alkitab, orang. Perlu akhirnya membuat bahan sampai akhirnya sabar. Petugas membuat perpusatakaan sendiri kajian Alkitab untuk bahan sendiri itu mendaftar kelompok kecil, sekaligus kajian Alkitab buku baru, memimpinnya.” untuk kelompok memberi nomer sesuai kecil, sekaligus klasifikasi internasional, memimpinnya. Semua itu ada menyampulnya dan mencatat pembimbingnya, yang tidak segan seperti koperasi simpan pinjam, untuk memeriksa perkembangan kita. termasuk menagih buku yang sudah lewat tanggal kembalinya. Tanpa Di bawah bimbingan senior, saya sadar tugas ini mengantar saya belajar beberapa kali menerima mandat untuk untuk membaca dan mencintai menjadi anggota panitia ini dan itu, buku-buku rohani. Pelayanan itu menjadi ketua berbagai kegiatan, akhirnya lebih bermanfaat bagi diri menjadi pembawa berbagai acara dan sendiri dari pada untuk orang lain. memimpin sesi ibadah. Saya jadi terbiasa menjalin relasi dengan para pembimbing Pertumbuhan Rohani rohani kami, kebanyakan para misionari. Dalam Relasi Melalui relasilah saya belajar tentang karakter dan iman mereka. Tanpa Tidak ada pertumbuhan rohani yang terasa, saya juga belajar untuk hidup terjadi tanpa keterlibatan orang lain, 6 Multiply July 2014 Features di dalam sistem pemuridan yang alamiah. Saya belajar berkarya di bawah bimbingan dan teladan orang lain, dan akhirnya bisa mengajar orang lain untuk berkarya di bawah teladan saya. Transformasi Hati Persekutuan MDC “membuka gereja”. Saya pikir saya tidak perlu terlibat. Kalau hanya mau menikmati suasana ibadah yang kontemporer (waktu itu MDC memang menjadi pelopornya), tidak akan ada yang melarang saya. Apalagi saya merasa bebas memilih gereja itu asyik sekali, dan tidak perlu punya komitmen. Tetapi melalui pergumulan yang intens kami putuskan untuk bergabung. Karena saya sadar kalau saya masih butuh belajar. Satu hal yang belum sepenuhnya terlatih dalam hidup saya, yaitu hidup di bawah pimpinan dan otoritas orang lain. Saya masih tidak suka diatur. Kekurangan ini akan menjadi penghambat pertumbuhan rohani berikutnya. Bergabung gereja MDC saya pikir akan sangat mudah, apalagi saya jadi kenal Yerimia Rim, pemimpinnya. Tidak jarang dia datang ke rumah, jam berapa pun karena di rumah kami selalu tersedia makanan siap santap. Meja makan kami tidak pernah kosong tetapi untuk menjadi anggota gereja MDC (Making Disciples for Christ) ternyata ada syaratnya, wajib ikut kelas permuridan, bukan satu paket, tapi dua. Tidak bisa ditawar! Saya pikir masuk surga lebih mudah dari pada masuk MDC (tentu ini bukan pandangan yang benar). Sebenarnya program ini bukan untuk gereja, tetapi lebih untuk kita. Melihat bukunya (waktu itu masih berjudul “Dasar Kekristenan” dan “Hidup Berjemaat”), sempat saya berpikir, saya bisa belajar sendiri. Saya sudah biasa belajar mandiri. Tapi hasil proses pemuridan sebelumnya segera menyadarkan saya bahwa kelas-kelas itu bukan untuk tambahan pengetahuan saja. Tujuannya adalah transformasi hati. Saya dan Linda ikut. Istimewa sekali, pembimbing saya dua orang sekaligus. Yang lebih istimewa karena salah satunya adalah Pak Daniel Sumitro, penatua. Saya tahu Pak Daniel juga alumni persekutuan mahasiswa yang sama ketika menjadi mahasiswa. Itulah sebabnya saya menjadi lebih menahan diri untuk tidak melontarkan pertanyaan-pertanyaan sulit sekedar hanya untuk memancing debat. Saya belajar menempatkan diri sebagai pembelajar. Yesus sendiri mengatakan, “belajarlah kepadaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati”. Kelemahlembutan dan kerendahan hati menjadi tujuan dari July 2014 Multiply 7 Features proses belajar kita kepada pribadi Kristus. Makin kita bertumbuh, makin kita menjadi seperti Dia. Di dalam gereja lokal ini sekali lagi hidup saya masuk diproses dan dimurnikan. Bertumbuh dalam pelayanan dan dimurnikan dalam kepribadian. Features Karena dia tahu siapa kita, tahu kelemahan kita. Kalau hanya diajar dengan “mulut” saja, pasti tidak akan berhasil. Kita harus menunjukkan dulu teladan kita. Harus menunjukkan bahwa proses transformasi ini memang benar terjadi, dan bukan imitasi. Tidak mudah bukan berarti tidak bisa. Saya menghidupi proses pemuridan dalam rumah tangga sendiri secara Secara fisik seorang yang sudah dewasa wajar-wajar saja. Tidak ada sesi-sesi adalah seseorang yang bisa melahirkan pelajaran khusus, hanya testimoni dan anak. Karena anak-anak tidak bisa punya keteladanan. Saya pikir hanya karena anak. Dan secara jiwa, dewasa artinya karya Roh Kudus, Linda menjadi makin mampu membesarkan anak. Proses dewasa rohani dan karakternya. Ada pemuridan tidak berhenti dalam diri transformasi yang luar biasa. Temansendiri. Ada siklus yang harus berputar. teman masa kecilnya terkejut luar Dimuridkan untuk memuridkan. biasa. Mereka bertanya-tanya apa yang sudah terjadi. Imannya berakar Posisi kepemimpinan membuat saya dalam, kemampuannya mengupas punya kesempatan untuk punya Firman sekarang menjadi insprirasi murid. Tetapi salah satu murid saya saya, doanya dan keteladanannya bagi yang paling “susah”, sekaligus yang anak-anak kami tidak pernah saya paling berhasil adalah istri saya sendiri. bayangkan sebelumnya. Dalam hati Tingkat kesulitan memuridkan istri saya sempat bergumam, “kalau pun sendiri adalah tingkat yang tertinggi. saya mati muda, anak-anak sudah memiliki pembimbing rohani yang mumpuni.” Saya diijinkan TUHAN untuk memetik buah-buah pemuridan saya. Secara rohani ini adalah upah yang sangat besar bagi hidup saya. Makna Dewasa Memuridkan Bersama Istri Sekarang tiba saatnya untuk berbagi. Kami ditantang untuk melayani bersama-sama sebagai suamiistri. Mulanya hanya gara-gara membantu pasangan misionaris menerjemahkan bahan pembelajaran 8 Multiply July 2014 tentang keluarga. Disusul menjadi penerjemah mimbar pasangan pengajar keluarga dari Amerika. Saat itu kami belum bergabung dengan MDC. Setelah kami bergabung, Pak Yerimia Rim meminta saya untuk memulai pelayanan keluarga. Saya tidak tahu dari mana dia tahu kalau ini sudah menjadi keinginan saya sejak belia. Saya yakin dia pun tidak tahu bahwa melalui pengalaman saya membantu para misionaris dalam misi mereka, kami berdua belajar prinsip-prinsip keberhasilan keluarga dari Alkitab langsung dari para pakarnya. Tetapi tidak akan cukup halaman-halaman ini untuk mengisahkan sulitnya menyatukan hati dan pikiran untuk melayani besama. Kami harus bisa bicara di depan umum tentang satu tema yang dilihat dari sudut pandang masing-masing. Believe me, it’s not easy. Proses lagi. Belajar lagi. Belajar untuk tidak mempertahankan atau memaksakan pendapat saya seolaholah itu yang paling benar. Belajar untuk rendah hati dan lemah lembut. Akhirnya, sekarang kami bisa. Karena yang kami bagikan bukan teori tetapi testimoni dari kehidupan sehari-hari. Berdua dan bersama-sama pemimpin lainnya, kami memuridkan pasanganpasangan muda dalam konseling prapernikahan. Melalu sejumlah sesi yang dijalani bersama kami menjadi kenal dan memiliki akses ke dalam hidup mereka untuk membantunya bertumbuh secara rohani. Pemuridan terus bergulir. Dari Terang Gereja Menjadi Terang Dunia Ladang pelayanan saya menjadi lebih luas. Mimbar saya menjadi lebih fleksibel, bisa dimana saja. Saya membawa proses pemuridan ini ke dalam dunia saya. Dalam kesibukan saya sebagai dokter, saya bertemu beberapa dokter yang lebih muda dari saya untuk dimuridkan. Tanpa perlu buat janji, kami sudah secara rutin bertemu dalam rangka pekerjaan. Bukankah ini suatu kesempatan yang baik untuk memuridkan? Mereka belajar untuk membangun keluarga dan mendidik anak-anak sesuai dengan tuntunan Alkitab melaui testimoni dan arahan saya. Prosesnya jauh lebih alamiah dari proses pemuridan di gereja karena sebelumnya memang sudah ada “trust” – kepercayaan. Sangat kasual dan tidak kaku. Dijembatani obrolan santai di tengah-tengah kerja bareng. Lain halnya dengan Linda. Di selasela aktifitasnya berolahraga, di antara treadmill dan peluh, dia menjalin relasi dengan perempuanperempuan muda yang aktif bertanya. Mereka rindu belajar bagaimana berkeluarga. Kalau semua itu karya Roh Kudus, hasilnya akan luar biasa. Pemuridan terus bergulir. Selamat dimuridkan dan memuridkan. Pilih salah satu atau dua-duanya. Seperti kami mengatakan, “Belajarlah kepada kami, bagaimana kami belajar kepada Kristus.” Menantang, tetapi hasilnya mencengangkan!■ July 2014 Multiply 9 Community Community CONTACTGROUP Dharmahusada Sundoro / Lidya 031 7051 7817 Tengah Bingnarto 089 9331 1301, 031 6041 1000 CONTACT (Covenant in Action) by KESAN: 1. Mengingatkan kita tentang nilai dasar GKPB yaitu Covenant Relationship (hubungan terikat janji), sehingga pemuridan yang akan kita lakukan bukanlah sekedar sebuah program melainkan sebuah relasi yang bertumbuh – Discipleship is relationship Rabu Pk.19.30 2. Action, mengingatkan kita bahwa essensi kelompok pemuridan bukanlah hanya memikirkan ke dalam saja, melainkan menjangkau keluar. Seorang murid sejati adalah seorang murid yang selalu ingin memuridkan orang lain – True disciple is producing disciples Hari & Waktu CONTACT Pemimpin Selasa Pk.19.00 Babatan Pratama Johanes Soenarto 081 6518 155 WR Supratman Haryono (Penilik) 081 2324 8002 Magersari Indah Kartono 081 2163 65013 Utara Rahmat 031 3520 242, 081 6503 044 Setiawan Timur 1 Rabu Pk.19.00 Song Gunawan 031 7216 1999, 081 2326 1483 Septi Alfida Timur 3 10 Multiply July 2014 Kamis Pk.19.00 081 1310 492 031 7722 3867 081 3287 76497 Khong Wai Ang 081 7320 890 Dhing Dhing 085 6304 6102 Ester Setiawati 081 1348 870 031 7038 8729 Umbarwati 082 3312 18889 Widjatmiko 081 3574 27138 Handreas 031 7060 6668, 081 1311 340 Swandayani Telephone Handoko Selatan Laniwati Gitajaya Kamis Pk.19.30 Jumat Pk.19.00 081 6508 432 Raya Satelit Indah Manisen 031 7313 086 Indragiri Pieter Pitojo 031 7060 7431 Graha Family Budi Santosa Karunia 031 7057 0601 Graha Familly Welem 081 3599 00563 Manukan Dominikus 082 1393 92706 Manukan Teguh 081 3322 91792 Manukan Lie Djing 085 39576 9999 Citraland Berea 1 Hoesen 081 1315 221 Citraland Dodi Kuswardi 081 1309 165 Balong Cangkring II Yohanes Sunarto 087 8565 56805 Permata Meri Hery Susanto 088 1957 5194 Putat Gede Selatan Minto (Penilik) 031 7131 1562 Raya Kupang Baru Joseph Indraradji 031 7098 4539 Graha Family Stefanus & Audrey 081 7334 936 Graha Family Naga & Susan 081 1308 188 July 2014 Multiply P 11 Community Community Gubeng Kertajaya Jumat Pk.19.00 Jumat Pk.19.30 12 Hong 031 7718 8785 Immanuel Wongsonegoro 081 1332 761, 088 8503 8373 Simo Gunung Kramat Timur Dr Ruthie 081 3621 80644 Jeffry Sudarta 081 6545 3699, 031 7771 963 Esther 081 8326 717 Kendangsari Lip Khun 081 8325 672 Tenggilis Utara Siauw Wei 081 2357 2121 Griya Sedati Indah Malumbot 081 2316 28577 Kutisari Selatan Rocky 081 5506 5065 Kutisari Selatan Whenas 081 7038 65777 P Rungkut Mapan Anton Markus 081 3305 22808 P P Barat Vincent 031 7112 0758, P 081 3307 01789 Enrica 081 3314 12970 Raya Menganti Wiyung Jack 082 2320 70159 K Villa Bukit Indah Mulyono Sucitro 081 1306 068 Villa Valensia Haryo & Sylvi 081 5531 22523 K Villa Sentra Raya Iwan Mulyono 031 7059 0021 Graha Family Ristyowati 081 2357 2092 Graha Family Johanes Lianto 081 2303 8188 K Wilayah Tarik (Kel Anisia) John B Nome 081 5535 33648 Dian Istana Sonny DLO (Penilik) 081 7032 98779 K Wonokupang Megawati 081 3314 51389 Bukit Darmo Golf Windra 081 1377 478 Citra Harmoni James H 081 5540 96262 Kupang Baru Djuwita Tjokro 081 2354 2598 Pondok Jati Tan Thjoen San 031 7003 0713 Apt. Puncak Permai Youth Krian Michkel NW 031 9210 1560 Novita Setiawaty 081 2357 7392 P Remaja Krian Nining 081 3306 89600 Woodland Regency Selwyn & Vivi 081 2170 0918 P Sabtu Pk.16.30 Waterplace Dela Hunara 081 3333 33304 Citraland Johanes Andries 081 3320 00488 Remaja Manukan Tabitha 081 9350 17040 Citraland Lukas Djunanto 081 1344 8090 Minggu Pk.10.00 Citraland Richno 081 9388 87728 I Minggu Pk.10.30 Remaja Mojokerto Renny S 081 5531 12681 Putat Gede Selatan Wendy 081 3307 15525 I Putat Gede Selatan Arief Timur 2 K P I 081 2234 59780 I Putat Gede Selatan Ryan 081 1320 771 I Putat Gede Selatan Yudi 081 7319 834 I Multiply July 2014 Jumat Pk.19.30 CONTACT IMAGE P CONTACT Profesional Muda Surabaya Barat K CONTACT Keluarga Muda Surabaya Timur Manukan Surabaya Selatan Krian Surabaya Pusat Mojokerto P I Penilik Selatan: Soecipto Koesno (081 2357 2121) Penilik Barat: Daniel & Linda (081 8598 056) Antowibowo (081 1321 680) Budi Yeni (081 6511 231) Juliana (081 1335 527) Peter B. Hermanto (081 1348 895) July 2014 Multiply 13 Community Community TESTIMONIAL FROM CONTACT LEADERS: Making Disciples Conference 5-7 June 2014 “ Inti dari pertemuan Making Disciples Conference adalah setiap kita yang sudah percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagi juru selamat, maka kita adalah utusan / pemegang mandat untuk memuridkan orang lain. Jika saya analogikan bila Anda terjatuh di sebuah kolam yang penuh dengan buaya dan anda sudah siap diterkam oleh buaya dan tiba-tiba anda ditarik oleh seseorang 14 Multiply July 2014 dan diselamatkan. Apa yang Anda akan lakukan jika itu adalah keluarga Anda, sahabat ataupun barangkali orang yg belum Anda kenal. Apakah hati nurani anda ingin menyelamatkan mereka dari bahaya? Sama dengan pemuridan, pemuridan adalah misi Allah, kita adalah alat-Nya untuk menghadirkan keselamatan bagi orang lain. ” -Johannes Andries “ Making Disciples Conference yang kami ikuti sangat memberkati, memberikan dorongan dan pencerahan bahwa pemuridan tidak serumit seperti yang kami pikirkan sebelumnya. Pemuridan bukanlah sebuah program gereja tetapi sebuah panggilan bagi setiap orang percaya untuk membangun relasi dengan Tuhan, dengan orang yang terhilang dan dengan sesama orang percaya. -Peter Hermanto “ Pandangan baru tentang penjangkauan dan penginjilan dari para hamba Tuhan yang kompeten dan diurapi Tuhan. Saya sangat diberkati dan ingin membagikan ke yang lain untuk memberkati. Mungkin ada perubahan “liturgi” di CONTACT, but it is okay. Life is about changes for betterment and His glory. ” -Teguh Purnawi “ ” Setelah mengikuti seminar Making Disciples Conference, saya semakin yakin pelayanan saya selama ini di pemuridan dan contact adalah tepat. Melalui conference ini saya diingatkan apa yang paling penting dari seorang pengikut -Selwyn Ali Kristus bukanlah membuat gereja lebih memandang setiap orang di sekitar kita berharga di mata Tuhan dan semua patut mendapat keselamatan. Sekarang melalui besar, melainkan kacamata yang baru ini maka saya bisa memiliki value yang begitu besar dan menjadi lebih semangat dalam pelayanan yang Tuhan percayakan saat ini. ” July 2014 Multiply 15 Event Event MAKING DISCIPLES FOR CHRIST Oleh: Haryono Cokro P uji Tuhan serangkaian acara ulang tahun gereja GKPB Masa Depan Cerah Surabaya yang diselenggarakan tanggal 5-7 Juni 2014 lalu, berlangsung dengan lancar dan baik. Animo pendaftar begitu besar sehingga panitia harus menutup pendaftaran lebih awal. Tercatat sedikitnya 650 peserta, telah ikut berpartisipasi dalam acara ini, baik dari jemaat lokal MDC Surabaya, dan teman-teman dari GKPB Nasional, gereja-gereja di Surabaya, dan luar kota. Acara dimulai dengan ibadah syukur tanggal 5 Juni 2014 jam 19.00 dengan pembicara Ps.Kong Hee. Dilanjutkan dengan seminar pemuridan pada tanggal 6-7 Juni 2014, dengan pembicara dari Victory Church, Philippines, antara lain, Ps. Joey Bonifacio, Ps. Ariel Marquez, dan Ps. Sonny Oaman. Faby turut membuat suasana seminar menjadi semakin asyik. Dengan bekal seminar ini, buku materi dan rekaman seminar dalam bentuk USB flash disk, para peserta dapat membawa semangat pemuridan ke tempat masingmasing dan mengaplikasikan ke lingkungan mereka. Bersama dengan ini, GKPB Masa Depan Cerah Surabaya dan panitia Making Disciples Conference mengucapkan banyak terima kasih atas semua partisipasi jemaat, peserta dan para donatur yang berkenan turut mensukseskan acara ini. Tuhan Yesus memberkati.■ Suasana seminar jauh dari kesan bosan. Materi yang dibawakan sangatlah menarik dan animo peserta begitu besar. Selain itu, dimeriahkan juga dengan kejutan-kejutan doorprize, dance performance oleh Exquisite, vocal performance oleh IVO, IMAGE band, dan Danny Raditya. Kelucuan stand-up comedy oleh Charles dan 16 Multiply July 2014 July 2014 Multiply 17 Event Event “...apapun yang anda lakukan, kalau itu bukan gaya hidup anda, itu tidak akan bertahan lama.” menceritakan Injil ke saya, namun saya belum menerima Yesus saat itu. Dalam beberapa kesempatan ada banyak orang yang membagikan Injil itu pada saya, dan saat itulah saya menerima Tuhan Yesus dan menjadi Kristen. GAYA HIDUP YANG BERDAMPAK Wawancara eksklusif bersama Ps. Joey Bonifacio Kapan anda lahir baru? Saya bertobat dan diselamatkan pada 1984. Saya waktu itu sedang merasa kosong, hampa, sangat merindukan sesuatu yang membawa perubahan dalam hidup saya. Saya 18 Multiply July 2014 saat itu sangat tidak bahagia, tidak sehat, istri saya juga tidak bahagia. Nenek saya memperoleh keselamatan pada waktu beliau berusia sekitar 77 tahun, saat itu tahun 1979 dan beliau lah yang pertama kali Saya ke gereja, tapi saya dimuridkan oleh beberapa orang. Orang pertama yang memuridkan saya adalah sepupu saya, seorang pengacara. Dia mengajari saya kebenaran injil. Orang kedua adalah salah satu pegawai saya, dia mengajarkan saya pentingnya gereja. Tapi pemuridan yang lebih progresif yang terjadi pada diri saya adalah setelah saya bertemu dengan Pastor Steve Murrell. Dia yang menjelaskan apa artinya mempunyai hubungan dengan Tuhan, apa artinya menjadi murid Tuhan, apa artinya mengikuti Tuhan dan apa artinya melakukan pelayanan misi. Walaupun pada saat itu saya adalah seorang pengusaha, dan belum terlibat dalam pelayanan gereja. Siapa murid pertama anda? Murid pertama saya adalah keluarga saya. Istri saya, anak-anak saya. Mereka adalah murid-murid pertama saya. Di gereja, saya punya kelompok kecil yang masih saya jumpai secara rutin. Mereka orang dari berbagai kalangan, ada yang dari dunia medis, pengusaha, dan juga pendeta. Ada banyak orang dari berbagai kalangan yang saya temui secara berkala dalam kelompok kecil untuk melakukan pemuridan dan menjalin relasi. Apa saran anda untuk jemaat kami, tentang bagaimana memuridkan dan mengapa pemuridan itu harus dilakukan? Apapun yang anda lakukan jika itu bukan menjadi gaya hidup anda, itu tidak akan membawa dampak. Saran saya, apapun yang anda lakukan, kalau itu bukan gaya hidup anda, itu tidak akan bertahan lama. Apapun yang anda lakukan; membaca alkitab, berdoa, pemuridan, berolahraga, berdiet, harus menjadi gaya hidup. Gaya hidup adalah sesuatu yang anda junjung tinggi. Sesuatu yang anda nikmati. Sesuatu yang anda prioritaskan. Sesuatu yang ingin anda lakukan dengan sangat baik. Karena kalau itu bukan sesuatu yang anda junjung tinggi, nikmati dan prioritaskan, itu tidak akan bertahan lama. Hanya sementara saja sifatnya.■ Oleh: Ps Lydia CSES; Ps. Gunawan Iskandar; Penerjemah: Fonnie Murthie Saya punya kelompok kecil beranggotakan 4 pendeta yang saya muridkan, dan ada juga orang-orang muda yang mendedikasikan diri untuk pelayanan penginjilan di kampus. July 2014 Multiply 19 Event Event Kapan anda lahir baru? “...saya menyadari bahwa kerohanian saya, kebaikan saya, tidak akan bisa membawa saya ke surga.” Saya lahir baru di usia18 tahun, waktu itu saya seorang mahasiswa di De La Salle University, Manila. Suatu hari saya diundang ke sebuah seminar dan pada awalnya saya tidak tahu bahwa itu adalah sebuah seminar pengajaran Injil. Yang berkotbah pada waktu itu adalah Pastor Steve Murrell, dan saat altar call saya maju dan memberikan diri untuk Tuhan. Sebagai siswa berusia 18 tahun, saya tidak mengerti apa arti dari tindakan saya itu. Hal itu adalah sesuatu yang baru bagi saya, apalagi saya dibesarkan dan dididik secara Katolik. Saya merasa saya sudah cukup rohani, melayani Tuhan, anak baik dan saya tidak berpikir ada yang perlu diubah dari diri saya. MEMBANTU ORANG LAIN MENEMUKAN TUHAN DAN BERTUMBUH BERSAMA Wawancara eksklusif bersama Ps. Ariel Marquez 20 Multiply July 2014 Tapi pada saat saya menangkap dengan jelas pemahaman baru dari apa yang disampaikan melalui Injil – apa yang Tuhan Yesus telah lakukan untuk saya di kayu salib- saya menyadari bahwa kerohanian saya, kebaikan saya, tidak akan bisa membawa saya ke surga. Saya juga menyadari apa yang dikatakan dalam Alkitab: kerohanian kita seperti kain kotor, sebaik apapun kita berusaha tapi kita tetap berdosa dan kotor. Hanya darah Yesus saja yang bisa menyucikan saya. Jadi siapa yang sudah memuridkan anda? Pastor Steve Murrell adalah orang pertama yang duduk dan menjelaskan pada saya apa arti keputusan saya merespon altar call. Pada waktu itu Pastor Steve Murrell adalah seorang pendeta yang masih belia, sekitar 25-27 tahun usianya waktu itu. Tetapi setelah itu, bukan Pastor Steve Murrell lagi yang memuridkan saya namun seorang teman sekolah, bukan pendeta dan bukan pekerja di gereja. Dia yang sering membahas dan memberi penjelasan pada saya. Dia membagikan apa yang telah dia pelajari, menceritakan kesaksian, membantu saya dalam perjalanan dengan Tuhan. Dia adalah orang biasa, mahasiswa seperti saya dan bukan pendeta. Dia mengajari saya melakukan saat teduh, dia juga mengajari saya bagaimana menjadi anggota sebuah kelompok kecil. Dia mengajarkan bagaimana bertindak sebagai laki-laki sejati, membuat keputusan dengan mempertahankan kebenaran, tidak kompromi dengan hal-hal yang tidak benar di lingkungan sekolah pada saat itu, bagaimana mendapatkan nilai pelajaran yang baik. Ada juga beberapa orang lain yang membantu saya, orang biasa dan bukan pengurus gereja, yang berbicara dalam hidup saya. Orang-orang inilah yang telah membantu membentuk dan melengkapi saya sehingga menjadi seorang pendeta seperti sekarang ini. Saya rasa itu semua menjadi semacam investasi dalam hidup saya. Saya ingat pernyataan seorang pendeta kami; "Selama kamu berada satu langkah di depan, kamu sudah bisa memuridkan orang lain." Jadi kita tidak harus bergantung pada pendeta untuk mulai pemuridan. Apabila kita sudah berjalan dengan Tuhan selama 1 minggu, 2 minggu, 1 bulan atau 3 bulan, misalnya, kita sudah bisa membantu membawa orang lain bertumbuh bersama dalam Tuhan. Itu juga yang terjadi pada saya dan saudara laki-laki saya. Saya bertobat dan memperoleh keselamatan pada tanggal 25 Juli 1986, dan saudara laki-laki saya, Bernard, diselamatkan 1 minggu sesudah saya mengajaknya ke gereja. Saya membawa dan membantu dia dalam jalannya dengan Tuhan. Jadi sementara saya dimuridkan oleh teman sekolah saya, hampir pada saat yang July 2014 Multiply 21 Event sama saya juga membantu saudara saya sendiri dalam perjalanannya dengan Tuhan. Walaupun saya petobat baru, masih muda dari segi usia dan pengenalan dengan Tuhan, tapi saya bisa membantu orang lain menemukan Tuhan dan bertumbuh bersama. Saya bisa memuridkan padahal saya tidak berlatih, tidak belajar secara khusus di sekolah tertentu. Tentu tidak mudah ya, memuridkan saudara sendiri? Ya tentu saja, karena kita begitu mengenal satu sama lain. Tapi pelanpelan kami mulai melihat adanya perubahan dari diri kami masing-masing, dan hal tersebut membuat kita mulai lebih menghargai satu sama lain. Sekarang ini berapa orang yang anda muridkan? Saat ini saya memuridkan beberapa pendeta. Ada juga beberapa pengusaha, sekitar 12 orang. Sebenarnya jumlahnya tidak harus selalu 12, bisa lebih juga. Mereka adalah pengusaha di gereja kami, ada sebagian jemaat baru dan ada yang sudah lama juga. Saya membagi mereka dalam 2 kelompok. Orang yang memimpin murid-murid dan yang memimpin kelompok mereka sendiri. Dan ada jemaat baru yang belum memimpin kelompok, tapi saya harap dalam waktu dekat mereka akan mulai memuridkan kelompok mereka sendiri. Saya memuridkan pendeta-pendeta karena itu adalah bagian dari tanggung jawab saya, memperhatikan bagaimana hidup mereka, keluarga dan pernikahan mereka, anak-anak mereka. Dan bagi para pengusaha saya ingin membantu mereka supaya mereka bisa berjalan dalam kebenaran dalam bisnis yang mereka kerjakan. 22 Multiply July 2014 Event “...selama kamu berada satu langkah di depan, kamu sudah bisa memuridkan orang lain. ” Satu hal lagi. Bisakah anda memberi masukan sederhana yang dapat memotivasi kami, bahwa pemuridan itu relatif mudah dan mengapa harus dilakukan? MENCARI JIWA YANG HILANG Wawancara eksklusif bersama Ps. Sonny Oaman Dimulai dengan pemahaman bahwa Tuhan Yesus sendiri telah memberikan amanat / perintah kepada kita semua untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid-Nya. Memang akan sulit bagi kita untuk patuh melaksanakan suatu perintah, apabila kita tidak paham motivasi / tujuan di balik perintah itu. Menurut saya motivasi utama Tuhan memberikan amanat itu adalah karena Dia yang telah lebih dulu mengasihi kita. Waktu Tuhan, mengutus anak-Nya ke dunia untuk memuridkan manusia – Dia menjadikan diri-Nya sama dengan kita. Dia duduk bersama, makan, membangun hubungan dan membagikan hidup dengan kita. Melihat itu saya menyadari bahwa pemuridan tidak sulit dan bisa dilakukan. Karena pemuridan adalah tentang hubungan, memberikan apa yang kita miliki dan belajar mengasihi orang lain. Pada saat kita menyadari kita telah lebih dulu menerima kasih Tuhan, akan lebih mudah bagi kita untuk mampu mengasihi orang lain. Kalau tidak ada relasi seperti ini dengan Tuhan, maka akan sangat sulit bagi kita untuk mengasihi orang lain. “...Tuhan, saya tidak tahu apa yang harus dilakukan dan saya tidak melihat firmanMu mengubah hidup saya, tapi saya mau memberikan hidupku pada-Mu.” Jadi kata kuncinya adalah relasi dan kasih Tuhan? Ya, benar sekali.■ Oleh: Ps Lydia CSES; Ps. Gunawan Iskandar; Penerjemah: Fonnie Murthie July 2014 Multiply 23 Event Kapan anda lahir baru? Saya pertama mengenal Tuhan, waktu saya berusia 22 tahun, pada tanggal 13 Mei 1984 Seorang teman saya sedang dalam kesulitan pada waktu itu, dan dia mengajak saya untuk menemani dia ke gereja saudara saya. Saya waktu itu masih pecandu obat bius, saya bilang padanya, oke asalkan dia juga mau mencoba obat terlarang. Jadi kita ke gereja, dan saya masih dalam pengaruh obat pada saat itu. Hal pertama yang menarik perhatian saya adalah instrument musiknya. Saya dulu adalah pemain band, saya main bass, dan saya terpesona waktu itu, karena baru kali itu saya mengetahui ada instrument musik seperti itu dalam gereja. Karena dari apa yang saya tahu pada saat itu, biasanya cuma organ dan paduan suara saja. Saat pujian dan penyembahan, saya melihat orang-orang menyanyi, bertepuk tangan, melompat dengan penuh kegembiraan dan senyum di wajah mereka. Saya merasa ini sesuatu yang berbeda. Saya masih ingat kotbah pertama yang saya dengar pada saat itu, berbicara tentang 4 sifat Allah, bagaimana Dia telah sangat sabar terhadap saya, dan saya paham dan menangkap pesan dari kotbah tersebut karena saya yakin Tuhan membuka hati saya. Saya menerima Tuhan, saya merespon altar call, dan saat itu pertama kalinya saya menyaksikan orang dipenuhi dengan Roh Kudus. Saya tidak mengerti pada saat itu, dan saya juga tidak menyangka apa yang bisa terjadi pada saya karena kuasa Roh Kudus. Tiba-tiba saya tersadar, saya sedang terbaring dan menangis. Dan setelah itu, Tuhan mengubah hati saya. Dia tahu bahwa pergaulan saya, teman-teman saya, mempunyai efek besar bagi hidup saya. Tuhan mengeluarkan itu dari hidup saya. 24 Multiply July 2014 Event Sehingga jadwal saya akhirnya adalah sekolah, gereja dan pulang ke rumah. Saya kehilangan keinginan untuk kumpul lagi dengan teman-teman saya. Begitu saja. Tanpa pergumulan. Saya tidak tahu mengapa, tapi saya tidak menginginkan lagi pergaulan itu. Dengan cepat saya mulai meninggalkan obat terlarang, lalu minuman keras dan terakhir rokok. Tuhan memproses saya secara bertahap. Lalu Dia menggantikan keinginan saya yang buruk di masa lalu dengan kerinduan baru. Saya memasuki dunia pelayanan dengan kedewasaan baru. Saya melayani di bidang musik, melayani sebagai guru, melayani dalam penginjilan, hampir di semua pelayanan karena saya benarbenar haus akan Tuhan. Rasa syukur saya nyatakan melalui pelayanan saya. Sampai akhirnya saya menemukan apa yang saya paling sukai, apa yang paling saya nikmati dan itu pelayanan sebagai guru. Saya yakin ada yang membantu anda, memuridkan anda? Sejujurnya pada saat itu tidak ada orang yang mau memuridkan saya secara pribadi. Bisa saya katakan karena anugrah Tuhan. Pada saat itu pemuridan dilakukan berbeda dengan yang sekarang dilakukan. Saya bertobat bukan di Victory Church, saya di Maranatha Campus Ministry pada tahun 1984. Saya pergi ke pendalaman Alkitab, dan saya banyak termotivasi dari saudara laki-laki saya dari cara dia mempelajari Alkitab. Saya pikir saudara saya itu seharusnya yang menjadi pendeta dan bukan saya. Saya begitu haus akan Tuhan, dan saya begitu saja meninggalkan kehidupan lama saya. Sampai pada waktu saya bergabung dengan Victory Church barulah saya mulai merasakan dan mengalami, ada orang yang benar-benar datang “Tuhan menyelamatkan saya, untuk menggunakan saya untuk menjangkau orang lain, dan jalan bersama mereka, dalam perjalanan (journey) bersama Tuhan” dan berjalan bersama saya, dalam perjalanan ini. Orang itu adalah Pastor Ray Cortese, pendeta pertama saya di Victory Church, mentor pertama, yang memuridkan saya di Victory Church. Sekarang anda sangat aktif dalam pemuridan? Ya, dalam segala hal yang saya lakukan, saya akan melihatnya dalam konteks pemuridan. Apabila saya berbicara dengan orang, seperti yang dikatakan Pastor Joey Bonifacio, slow is fast (pelan itu cepat), saya mulai membangun relasi. Saya mulai menaruh perhatian pada hubungan itu, pada orang tersebut sampai saya memenangkan kepercayaannya, dan lalu saya memuridkan dia secara pribadi. Berapa kelompok yang sedang anda muridkan? Saya punya dua kelompok yang beranggotakan pemimpin di Victory. Saya tidak menangani kelompok kecil untuk jemaat baru, tapi saya selalu melakukan one to one (pemuridan secara pribadi ). Bisakah anda memberikan saran yang memotivasi bahwa pemuridan itu mudah dan harus dilakukan? Saya tidak ingin melihat pemuridan sebagai suatu program, struktur atau sistem. Pemuridan adalah sebuah pesan, karena Tuhan yang mengatakannya. Saya yakin Tuhan menyelamatkan saya bukan hanya supaya saya bisa ke Surga. Tuhan menyelamatkan saya, untuk menggunakan saya untuk menjangkau orang lain, dan jalan bersama mereka, dalam perjalanan (journey) bersama Tuhan. Mengapa pemuridan itu mudah? karena kita adalah manusia yang suka berelasi. Saya suka berada bersama orang lain, saya suka bisa menceritakan tentang Tuhan kapan saja saya mempunyai kesempatan.■ Oleh: Ps Lydia CSES; Ps. Gunawan Iskandar; Penerjemah: Fonnie Murthie Saya memastikan saya tidak kehilangan keinginan untuk mencari jiwa yang hilang. Jadi meskipun saya hanya menangani kelompok pemimpin dan tidak menangani kelompok jemaat baru, namun setiap minggu setelah menyelesaikan sesi saya, saya tetap melakukan pemuridan pribadi saya. July 2014 Multiply 25 Fresh - Healthy Fresh - Healthy Latihan Cardio Berbahaya?! Oleh: Ivan J Kuswardi (International Certified Personal Trainer, Celebrity Fitness Master Coach, TEAM MAGNUM Nutraceuticals Indonesia) B anyak orang berpikir bahwa latihan cardio (berlari, bersepeda, berenang, dll) merupakan cara yang efektif untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan pada tubuh. Tetapi hal ini justru bertolak belakang dengan kenyataan yang ada saat ini. Saya mendapati banyak orang yang setiap hari pergi ke gym, untuk berlari di atas treadmill, bersepeda, dan mengikuti 26 Multiply July 2014 kelas aerobik, tetapi tidak terlihat perubahan bentuk tubuh mereka. Apa yang salah dengan latihan cardio? Setiap orang yang mengenal saya, tahu pasti bahwa saya merupakan salah satu trainer yang tidak menganjurkan klien saya untuk membuang waktunya untuk berlari dan bersepeda. Alasan sederhana yang saya berikan kepada semua orang yang bertanya kepada saya tentang hal ini adalah cardio itu MEMBOSANKAN. Apakah Anda yakin untuk menghabiskan waktu anda untuk datang ke gym, melihat pemandangan yang sama berlari di atas treadmill, menghabiskan waktu beberapa jam setiap minggunya tanpa mendapatkan hasil?! Berlatih angkat beban dan mengatur pola makan yang tepat merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki komposisi tubuh Anda (kadar lemak, tulang, otot, dan air). Cardio merupakan tambahan dari program latihan dan bukan merupakan latihan utama yang harus dilakukan. pada latihan ketahanan jangka panjang seperti marathon, triathlons dan lain-lain. Banyak atlit yang melakukan latihan cardio jangka panjang (berlebihan) justru didapati meninggal karena kerusakan pada sistem cardiovascular seperti, gagal jantung, Arrhythmia (problem pada ritme detak jantung yang berakibat darah tidak dapat dialirkan dengan baik ke tubuh), pembengkakan pada jantung, dll. Fakta menunjukkan bahwa latihan cardio dalam jangka waktu yang lama dapat berakibat fatal pada sistem pernafasan (alihalih ingin memperkuat, latihan cardio bisa merusak sistem pernafasan) Berikut ini merupakan dua dampak negatif dari latihan cardio yang berlebihan 2. Meningkatkan Cortisol 1. Rusaknya Sistem Cardiovascular Banyak studi telah membuktikan bahwa latihan cardio yang berlebihan akan mengakibatkan kerusakan pada jantung. Studi tersebut berfokus Latihan cardio dengan jangka waktu yang lama membuat tubuh mengalami stress dan menghasilkan hormon cortisol. Seperti yang saya tulis pada edisi april, cortisol menghambat pertumbuhan otot dan menghambat metabolisme tubuh yang mengakibatkan tubuh lebih “Cardio merupakan tambahan dari program latihan dan bukan merupakan latihan utama yang harus dilakukan.” July 2014 Multiply 27 Fresh - Music cepat menimbun lemak. Oleh karena itu, meningkatnya cortisol memberi dampak negatif bagi kesehatan tubuh kita dan dalam proses pencapaian berat badan ideal. Manusia merupakan "makhluk hormon", dimana hampir semua proses mekanisme tubuh dipengaruhi oleh hormon. Oleh karena itu, mengatur keseimbangan hormon merupakan salah satu cara yang harus diutamakan dalam menjaga kesehatan tubuh. Alternatif yang bisa dilakukan apabila melakukan latihan cardio adalah dengan cara high intensity interval training (HIIT), dimana Anda bisa berlari cepat jarak pendek tanpa 28 Multiply July 2014 menghabiskan banyak waktu dengan berlari jarak jauh dengan kecepatan konstan. Selain itu, berjalan kaki selama 30 menit 5x dalam seminggu juga terbukti dapat menurunkan tingkat kolesterol, diabetes, dan resiko penyakit jantung sampai dengan 50%. Oleh karena itu, sebaiknya batasi latihan cardio tidak lebih dari 30 menit, kecuali Anda menginginkan suatu pencapaian tertentu dalam aktivitas ini. Ingatlah bahwa tubuh merupakan refleksi dari gaya hidup, apabila dirawat dengan makanan yang sehat, istirahat cukup, dan olahraga yang tepat, maka dapat dipastikan Anda akan memiliki tubuh yang lebih sehat dan kuat.■ Friend of God By : Michael Gungor & Israel Houghton, 1=F , Tempo :147 Fresh - Healthy F Dm Who am i that you are mindful of me Gm F That you hear me when i call F Dm Is it true that you are thinking of me Gm Eb How you love me it's amazing Chorus: F Dm I am a friend of God, I am a friend of God Gm F I am a friend of God, He call me friend F Dm I am a friend of God, I am a friend of God Gm F I am a friend of God, He call me friend Bridge: Bb Am Gm Dm God almighty, Lord of glory you have called me friend Bb Am Gm C11 God almighty, Lord of glory you have called me friend Back to CHORUS July 2014 Multiply 29 Key=F tempo 130 Fresh - Food Intro : |Dm |Dm |Dm |Dm |Gm |Gm |Gm |Gm | Verse Dm Bersyukurlah kepada-Nya, bawalah pujian bagi-Nya Gm By: True Worshippers Dia Raja Fresh - Music Kar'na Dia Raja, Dia yang perkasa Dm Tuhanlah kekuatanku, mazmur dan kes'lamatanku Gm Dia penolongku yang b'ri hidupku Pre-chorus : Bb F C Kau yang berjaya Gm Bb F s Ingredcupsi)eplainn flotur C S'luruh semesta sujud menyembah Chorus : F C Dm Agunglah kebangkitan-Mu, mujizat F C Bb telah terjadi Bb Junjung kasih anug'rah-Mu, kekal teguh dan mulia F C Dm Bb Masyurlah perbuatan-Mu, Kau penyelamat hidupku F C Bb Dm Kasih-Mu tiada tara, bertahta Kau Tuhan Rajaku 30 Multiply July 2014 • • • • • • • • 350g (2 1/3 coa powder 2 tablespoons co rbonate of soda 1 teaspoon bica g powder 1 teaspoon bakin ) caster sugar 315g (1 1/2 cups ttermilk 250ml (1 cup) bu vegetable oil p) cu 185ml (3/4 2 eggs Directio0°C.nLinse eighteen • • • • • • • food colouring 3 teaspoons red te vinegar 2 teaspoons whi s, iry Fives sprinkle Dollar Sweets Fa ng to decorate frosti temperature cheese, at room m ea cr 250g pkt re room temperatu 100g butter, at r, sifted ga su ng ici ) pure 195g (1 1/4 cups lla extract 1 teaspoon vani epared re among the pr Divide the mixtu til or 5 minutes un . Bake for 20-2 ns pa 18 to s en re ov nt d into the ce 1. Preheat pans with a skewer inserte capacity muffin akes r, 80ml (1/3-cup) de ansfer the cupc w po ur, cocoa es out clean. Tr flo m e co th ft Si s. y. se el et paper ca cool compl ng powder to a wire rack to soda and baki an bicarbonate of r. ga se frosting, use wl. Stir in the su the cream chee e ak m butter, , into a large bo To se ee 4. the cream ch louring at co be od to fo , er at gs be eg electric til smooth. buttermilk, oil, ake a lla in a bowl un M ni d. va 2. Whisk the d ne bi an m r co ga icing su a jug until the and vinegar in ur mixture. Add flo e th of er the cupcakes re nt well in the ce mbined. 5. Pipe the icing ov co st ju til un ir re and st e sprinkles. buttermilk mixtu and top with th 3. July 2014 Multiply 31 Fresh - Food 32 Multiply July 2014