Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 3, Juli 2017 ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) KETIDAKHEMATAN KATA DALAM “KARANGAN” KARYA MAHASISWA DAN IMPLIKASI PEMBELAJARANNYA Syamsul Anwar Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, FKIP UPS TEGAL Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsi wujud ketidakhematan kata dalam karangan mahasiswa semester dan mendeskripsi implikasi ketidakhematan kata untuk pembelajaran bahasa Indonesia. Pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian karangan mahasiswa semester VI Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia. Data penelitian teks dalam karangan. Objek penelitian ketidakhematan kata. Hasil penelitian ditemukan wujud ketidakhematan kata dalam karangan. Wujud ketidakhematan pengulangan subjek ialah bagi, serangan, terbukti, dia, pergi, dapat, sekarang, para, sekali, sangat, datang, banyak , bersama, relakan, apapun, kaum, terlalu, dari, supaya , ada, PAI, ngapak, daerah, bahasa Brebesan. Wujud ketidakhematan hiponim ialah hari dan Minggu, kendaraan dan sepeda motor, warna dan merah. Wujud ketidakhematan penggunaan kata depan. Penggunaan kata depan daripada yang salah fungsi. Saran agar penelitian yang berkaitan dengan kata, kalimat, paragraf ditindaklanjuti lagi. © 2017 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia Kata Kunci: implikasi pembelajaran; karangan; kata; ketidakhematan PENDAHULUAN Bahasa memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi. Bahasa yang digunakan dalam komunikasi hendaklah mendukung maksud secara jelas agar yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang benar dan jelas akan dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran pembicara atau penulis. Kegiatan menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami mahasiswa selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Pada setiap semester mereka harus menulis makalah atau tulisan lainnya, ada kalanya untuk semua mata kuliah yang ditempuh. Dengan demikian, mereka diharapkan akan memiliki wawasan yang lebih luas dan mendalam mengenai topik yang ditulisnya. Namun, dalam menghadapi tugas menulis banyak mahasiswa yang menganggapnya sebagai beban berat. Anggapan tersebut timbul karena kegiatan menulis membutuhkan banyak tenaga, waktu serta perhatian yang sungguh-sungguh. Di samping itu ia menuntut keterampilan yang kadangkadang tidak dimiliki mahasiswa. Ada pula kelompok yang meragukan kegunaannya, apalagi jika tugas menulis itu dikaitkan dengan mata kuliah yang bukan merupakan bidang studinya. Masalah yang sering dihadapi dalam mata kuliah menulis adalah kurang mampunya mahasiswa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini terlihat dari pilihan kata yang kurang tepat, kalimat yang kurang efektif, sukar mengungkapkan gagasan karena kesulitan memilih kata atau membuat kalimat, bahkan kurang mampu mengembangkan ide secara teratur dan sistematis. Di samping itu kesalahan ejaan pun sering dijumpai. KETIDAKHEMATAN KATA DALAM “KARANGAN” KARYA MAHASISWA DAN IMPLIKASI PEMBELAJARANNYA Syamsul Anwar 1 Kurang memadainya kemampuan menulis mahasiswa ini, antara lain disebabkan kurangnya pembinaan kemampuan menulis, baik di tingkat SMA atau di perguruan tinggi. Pengajaran kemampuan berbahasa sering ditekankan pada pengetahuan kebahasaan dan kurang dilatih menerapkan pengetahuan tersebut. Padahal kemampuan menulis hanya dapat dicapai melalui latihan yang intensif dan bimbingan yang sistematis. Selain itu, salah satu hal yang perlu diperhatikan pada waktu menulis karangan ialah kalimat efektif. Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran, penekanan dalam kalimat, kevariasian dan kehematan. Berdasarkan pengamatan dan diskusi penulis dengan mahasiswa semester VI Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, masalah yang menjadi momok mahasiswa yang dihadapi mahasiswa pada waktu menulis ialah kehematan kata. Pada waktu menulis mahasiswa masih menggunakan kata yang berteletele, bahasa lebay dan menggunakan hiponim METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Dengan cara mengidentifikasi, menganalisis, dan mendeskripsikan data (Mahsun, 2005). Data berupa kata-kata bukan gambar Penggunaan deskriptif dimaksudkan penulis untuk memberikan gambaran atau wujud ketidakhematan kata dalam karangan mahasiswa. Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif karena penelitian ini menganalisis ketidakhematan kata pada karangan mahasiswa dan implikasi pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil analisis data berupa temuan penelitian sebagai jawaban masalah yang hendak dipecahkan haruslah disajikan dalam bentuk teori. Dalam menyajikan hasil temuan penelitian terdapat dua metode, kedua metode ini adalah metode formal dan informal.. HASIL DAN PEMBAHASAN Ketidakhematan kata dalam karangan mahasiswa adalah objek penelitian . Penulis menganalisis dan mendeskripsikan kata yang tidak hemat dalam karangan mahasiwa dan implikasi pembelajaran bahasa Indonesia. Unsur yang harus diperhatikan dalam memenuhi prinsip kehematan ialah pengulangan subjek kalimat, hiponimi dan pemakaian kata . Pengulangan yang dipandang tidak memperjelas maksud tergolong ke dalam kemubaziran. Hiponimi adalah kata yang ruang lingkup maknanya mencakup hal umum dan menyangkut aspek yang lebih luas. Pemakaian kata berupa kata depan. Tabel 1. Persentase Ketidakhematan Kata dalam Karangan No Wujud Persen (%) Pengulangan Subjek 70 % 1 Hiponimi 20 % 2 Kata Depan 10 % 3 Tabel 2. Contoh Wujud Ketidakhematan Kata dalama Karangan No Variabel Contoh wujud Pengulangan Subjek Bagi, seragan, terbukti, dia, pergi, dapat, sekarang, para, 1 sekali, sangat, datang, banya dan lain-lain Hiponimi Hari dengan Minggu, kendaraan dengan motor 2 Kata Depan Daripada yang salah fungsi 3 2 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 3, Juli 2017 Berdasarkan analisis yang telah dilakukan temuan pokok terkait dengan ketidakhematan kalimat. Pengulangan Subjek Kalimat (1) Hidup Sehat Tanpa Obat (Devi Lestari) Merokok merupakan kegiatan yang merugikan bagi kesehatan. Terbukti sejumlah penyakit dapat timbul oleh aktivitas ini. Misalnya serangan jantung, kanker paru-paru, radang tenggorokan, impotensi, gangguan kehamilan dan lain-lain. Terdapat lebih dari 4000 komponen bahan kimia yang temukan dalam sebatang rokok dan 250 diantaranya berbahasa bagi kesehatan. Perokok juga mengganggu kenyamanan di sekitarnya. Pada data (1) terdapat ketidakhematan pengulangan yang dipandang tidak memperjelas maksud kalimat tergolong kemubaziran. Kata bagi, serangan dan terbukti dapat dihilangkan, menjadi Hidup Sehat Tanpa Obat Merokok merupakan kegiatan yang merugikan kesehatan. Terbukti sejumlah penyakit dapat timbul oleh aktivitas ini. Misalnya jantung, kanker paru-paru, radang tenggorokan, impotensi, gangguan kehamilan dan lain-lain. Terdapat lebih dari 4000 komponen bahan kimia yang temukan dalam sebatang rokok dan 250 diantaranya berbahasa bagi kesehatan. Perokok juga mengganggu kenyamanan di sekitarnya. (2) Perjalanan ke Kampus ( Fardan Syahdu Z) Dia pergi ke kampus, kemudian dia pergi menuju perpustakaan untuk belajar. Dia pergi ke perpustakaan sendirian karena ia tidak diajak belajar oleh teman-temannya akibat pertikaian kemarin. Dia mempunyai prinsip harus dapat melakukan sesuatu yang diinginkan. Oleh karena itu dia dimusuhi banyak teman-temannya. Kasihan dia yang terlalu ambisius sekali karena itu membuat para teman-temannya menjauhinya. Dia sekarang kini hanya sendirian jika ingin berpergian, belajar dan melakukan kegiatan lainnya. Dia kini hanya bersembunyi jika bertemu teman-temannya. Pada data (2) terdapat ketidakhematan pengulangan yang dipandang tidak memperjelas maksud kalimat tergolong kemubaziran. Kata dia, pergi, dapat sekarang dapat dihilangkan, menjadi : Dia pergi ke kampus, kemudian menuju perpustakaan untuk belajar. Dia pergi ke perpustakaan sendirian karena tidak diajak belajar oleh teman-temannya akibat pertikaian kemarin. Dia mempunyai prinsip harus melakukan sesuatu yang diinginkan. Oleh karena itu, dia dimusuhi banyak teman-temannya. Kasihan dia yang ambisius karena itu membuat para teman-teman menjauhinya. Dia kini hanya sendirian jika ingin berpergian, belajar dan melakukan kegiatan lainnya. Dia kini hanya bersembunyi jika bertemu teman-temannya. (3) Desa Pecabean (Anisatun Khasanah) Pecabean adalah merupakan sebuah desa yang indah. Asal usul desa Pecabean yaitu karena sebagian besar sebagai petani cabe. Penamaan desa tersebut kali pertama diberikan oleh Kyai Djinten. Hal itu karena produksi cabe wilayah tersebut berlimpah dan jumlahnya cukup sangat besar. Penduduk desa Pecabean hidupnya sejahtera dan makmur. Itulah asal usul desa Pecabean yang sangat indah. Pada data (3) terdapat ketidakhematan pengulangan yang dipandang tidak memperjelas maksud kalimat tergolong kemubaziran. Kata karena, sebagian , sangat dan indah dapat dihilangkan, menjadi : Pecabean adalah merupakan sebuah desa yang indah. Asal usul desa Pecabean yaitu karena besar sebagai petani cabe. Penamaan desa tersebut kali pertama diberikan oleh Kyai Djinten. Hal itu karena produksi cabe wilayah tersebut berlimpah dan jumlahnya cukup besar. Penduduk desa Pecabean hidupnya sejahtera dan makmur. Itulah asal usul desa Pecabean. KETIDAKHEMATAN KATA DALAM “KARANGAN” KARYA MAHASISWA DAN IMPLIKASI PEMBELAJARANNYA Syamsul Anwar 3 (4) Liburan (Desi Reski Amelia) Para pengunjung pantai ini cukup banyak sekali, apalagi pada saat liburan. Karena pada saat liburan biasanya banyak pengunjung yang datang bersama keluarga mereka sekedar untuk bermain, berwisata kuliner atau mengendarai kuda menyusuri tepi pantai. Matahari sudah mulai meninggi dan terik matahari terasa sampai membakar kulit. Saya mulai beranjak pergi ke tempat yang sangat teduh untuk menghindari terik matahari. Orang-orang yang sejak tadi berada di sekitar pantai sudah tidak tampak lagi dan saya sangat senang bisa berlibur ke pantai menikmati suasana pantai. Pada data (4) terdapat ketidakhematan pengulangan yang dipandang tidak memperjelas maksud kalimat tergolong kemubaziran. Kata para, sekali, sangat, datang, banyak dan bersama dapat dihilangkan, menjadi : Pengunjung pantai ini cukup banyak sekali, apalagi pada saat liburan. Pada saat liburan, biasanya pengunjung bersama keluarga mereka sekadar untuk bermain, berwisata kuliner atau menaiki kuda menyusuri tepi pantai. Matahari sudah mulai meninggi dan terik matahari terasa sampai membakar kulit. Saya mulai beranjak pergi ke tempat teduh untuk menghindari terik matahari. Orang-orang yang sejak tadi berada di sekitar pantai sudah tidak tampak lagi. Saya sangat bisa berlibur ke pantai menikmati suasananya. (5) Cinta (Dian Oktasandi) Cinta itu kadang membuat orang lupa akan segalanya. Karena cinta kita relakan apapun yang kita miliki. Bagi kaum wanita mencintai itu lebih baik daripada dicintai. Jangan terlalu mengharapkan dari seseorang yang belum tentu mencintai kita. Tapi terimalah orang yang sudah mencintai kita apa adanya. Mencintai tapi tak dicintai itu seperti olah raga lama-lama supaya kurus tapi hasilnya tidak kurus-kurus. Belajarlah mencintai diri sendiri sebelum anda terjatuh mencintai orang lain. Pada data (5) terdapat ketidakhematan pengulangan yang dipandang tidak memperjelas maksud kalimat tergolong kemubaziran. Kata relakan, apapun, kaum, terlalu, dari dan supaya dapat dihilangkan, menjadi : Cinta itu terkadang membuat orang lupa akan segalanya. Karena cinta kita relakan yang kita miliki. Bagi wanita mencintai itu lebih baik daripada dicintai. Jangan mengharapkan seseorang yang belum tentu mencintai kita. Tapi terimalah orang yang sudah mencintai kita apa adanya. Mencintai tapi tak dicintai itu seperti olah raga, lama-lama kurus tapi hasilnya tidak kurus-kurus. Belajar mencintai diri sendiri sebelum anda terjatuh mencintai orang lain. (6) PAI (Tyas Nur Aprilian) Tegal adalah salah satu kota yang ada di Jawa Tengah. Di Tegal ada banyak tempat wisata yang menarik dikunjungi. Pantai Alam Indah atau biasa disebut PAI contohnya. PAI yang dulu berbeda sekali dengan PAI yang sekarang. PAI yang sekarang lebih tertata tempat parkirnya, sehingga terilbat rapi. Selain tempat wisata, Tegal juga memiliki makanan yang khas yaitu tahu aci. Tahu aci khas Tegal terkenal enak. Selain enak untuk cemilan, tahu aci juga cocok dijadikan lauk. Harganya yang terjangkau, sebanding dengan rasanya. Inilah Tegal. Pada data (6) terdapat ketidakhematan pengulangan yang dipandang tidak memperjelas maksud kalimat tergolong kemubaziran. Kata ada, PAI dapat dihilangkan, menjadi : Tegal adalah salah satu kota yang ada di Jawa Tengah. Di Tegal banyak tempat wisata yang menarik dikunjungi. Pantai Alam Indah atau biasa disebut PAI contohnya. PAI yang dulu berbeda sekali dengan yang sekarang. Sekarang lebih tertata tempat parkirnya, sehingga terilbat rapi. Selain tempat wisata, Tegal juga memiliki makanan yang khas yaitu tahu aci. Tahu aci khas Tegal terkenal rasanya yang enak. Selain enak untuk cemilan, tahu aci juga cocok dijadikan lauk. Harganya terjangkau, sebanding dengan rasanya. Inilah Tegal. 4 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 3, Juli 2017 Hiponimi (7) Jalan-jalan (Mamluatul Hikmah) Pada hari Minggu yang lalu saya dan teman-teman pergi ke kota Pemalang, menggunakan kendaraan sepeda motor untuk pergi ke rumah Kiki. Kami berangkat dari Tegal sekitar pukul 09.00 siang. Perjalanan yang ditempuh memakan waktu sekitar 1,5 jam. Saat itu saya menggunakan baju warna merah dan sepatu berwarna hitam. Setelah sampai ke temapat tujuan kami langsung istirahat dan dikasih makanan yang sangat lezat. Pada data (7) terdapat ketidakhematan hiponimi. Kata hari dan Minggu mempunyai ruang lingkup makna dan mencakup aspek yang lebih luas. Kata kendaraan dan sepeda motor mempunyai ruang lingkup makna dan mencakup aspek yang lebih luas. Kata warna dan merah mempunyai ruang lingkup makna dan mencakup aspek yang lebih luas. Karangan di atas dapat diubah menjadi : Minggu yang lalu saya dan teman-teman pergi ke kota Pemalang, menggunakan sepeda motor untuk pergi ke rumah Kiki. Kami berangkat dari Tegal sekitar pukul 09.00 WIB. Perjalanan yang ditempuh memakan waktu sekitar 1,5 jam. Saat itu saya menggunakan baju merah dan sepatu hitam. Setelah sampai ke temapat tujuan kami langsung istirahat dan dikasih makanan yang sangat lezat. (8) Acara Seminar (Ellena P. S) Acara seminar akan segera dimulai. Kepada bapak-bapak, ibu-ibu, mas-mas mahasiswa dipersilakan masuk karena acara akan segera dimulai. Mohon yang membawa handphone harap dimatikan. Seminar ini akan membahas tentang tata cara penghematan biaya listrik. Baiklah, hadirin semuanya untuk mempersingkat waktu acara kami mulai. Kepada bapak, ibu dan mahasiswa yang telah hadir di sini diharapkan untuk tidak berisik. Dan yang datang terlambat agar segera menyesuaikan dengan yang lainnya. Pada data (8) terdapat ketidakhematan hiponimi. Kata bapak, ibu, mas dan hadirin mempunyai ruang lingkup makna dan mencakup aspek yang lebih luas. Karangan di atas dapat diubah menjadi : Seminar akan dimulai. Hadirin dipersilakan masuk karena acara segera dimulai. Mohon handphone harap dimatikan. Seminar ini tentang tata cara penghematan biaya listrik. Baiklah, hadirin untuk hemat waktu acara kami mulai. Hadirin diharapkan untuk tidak berisik. Peserta yang datang terlambat segera menyesuaikan dengan yang lainnya. Pemakaian Kata Depan “dari” dan “daripada Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata depan dari dan daripada. Penggunaan kata dari untuk menunjukkan arah dan asal-usul. Kata daripada berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda atau hal lainnya. (9) Desa (Mufti Aenun ) Minggu tanggal 20 Desember merupakan awal dari liburan panjangku. Saat keluar rumah tibatiba datang 2 pemuda membawa cangkul namanya Fardan dan Imron. Mereka mengajakku berkeliling melihat hamparan padi yang menguning. Saat itu, waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB dan matahari tepat di atas kami. Kami berjalan melewati desa yang asri. Warga di sini selalu menyisihkan daripada uang hasil bercocok tanam untuk kebutuhan sehari-hari. Pada data (9) terdapat ketidakhematan pemakaian kata depan daripada. Karangan di atas dapat diubah menjadi : Minggu, 20 Desember awal dari liburan panjangku. Saat keluar rumah tiba-tiba datang 2 pemuda membawa cangkul namanya Fardan dan Imron. Mereka mengajakku berkeliling melihat hamparan padi yang menguning. Saat itu, waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB dan matahari tepat di atas kami. Kami berjalan melewati desa yang asri. Warga di sini selalu menyisihkan uang hasil bercocok tanam untuk kebutuhan sehari-hari. KETIDAKHEMATAN KATA DALAM “KARANGAN” KARYA MAHASISWA DAN IMPLIKASI PEMBELAJARANNYA Syamsul Anwar 5 Implikasi Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Implikasi hasil penelitian dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah hasil penelitian ini, dapat dijadikan sumbangan modal bagi guru di bidang studi Bahasa Indonesia, khususnya dalam mengajarkan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pertimbangan untuk bahan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Selain itu hasil penelitian, juga dapat digunakan sebagai alternatif materi ajar bahasa Indonesia. Materi ajar berhubungan dengan kalimat efektif, ejaan atau yang lain. SIMPULAN Analisis yang dilakukan terhadap karangan mahasiswa, terdapat ketidakhematan kata. Wujud ketidakhematan pengulangan subjek kata ialah kata bagi, serangan dan terbukti. Wujud ketidakhematan hiponim ialah Kata hari dan Minggu. Wujud ketidakhematan pemakaian data depan. Penggunaan kata daripada yang salah fungsi. Implikasi hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pertimbangan untuk bahan, materi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, Sabarti dkk. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta. Erlangga. Alwi, Hasan dkk.1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka. Hermaji, Bowo.2011.Teori dan Metode Sosiolingustik. Universitas Pancasakti Tegal: Widya Sari Press Salatiga. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT Grafindo Persada. Mulyati, Yeti dkk. 2014. Bahasa Indonesia. Tangerang : Universitas Terbuka. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 6 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 3, Juli 2017