BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa berinteraksi dengan sesama manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat lepas dari kegiatan komunikasi. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain. Kunci utama dalam komunikasi adalah bahasa, oleh sebab itu manusia sangat membutuhkan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dengan sesamanya. Komunikasi dapat dilakukan baik secara lisan maupun tulisan maka ada yang disebut bahasa lisan dan bahasa tulis. Pentingnya bahasa untuk berkomunikasi menjadikan bahasa sebagai kebutuhan utama manusia. Untuk memenuhi kebutuhan kebahasaan, manusia harus belajar berbahasa sejak dini. Oleh karena itu, ilmu kebahasaan selalu diajarkan di instansi pendidikan formal, khususnya sekolah. Keterampilan berbahasa diajarkan di sekolah melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia. Mata pelajaran tersebut dapat dijumpai di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menulis adalah keterampilan berbahasa yang sangat penting, seperti halnya disampaikan oleh Andayani (2009: 28) bahwa “Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa.” Selanjutnya, Andayani (2009: 28) berpendapat bahwa “Menulis adalah sebagai bentuk komunikasi tidak langsung yang bermediakan tulisan”. Dengan kata lain, menulis merupakan keterampilan berbahasa untuk berkomunikasi tulis, sehingga siswa harus menguasai keterampilan tersebut. Peran penting dari keterampilan menulis ditegaskan oleh pemerintah dengan adanya Kompetensi Dasar (KD) tentang menulis di setiap jenjang pendidikan. Salah satu contoh adalah Kompetensi Dasar (KD) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelas XI, yaitu KD 2.12 “Menulis wacana yang bercorak naratif, deskriptif, ekspositoris, dan 1 2 argumentatif.” Berdasarkan KD tersebut, siswa dituntut untuk mampu menulis berbagai jenis karangan. Salah satu karangan yang wajib dikuasi siswa jenjang SMK adalah karangan deskripsi. Menurut Semi (2007: 66), “Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya untuk memberikan rincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada emosi dan menciptakan imajinasi pembaca bagaikan melihat, mendengar atau merasakan langsung apa yang disampaikan penulis.” Berdasarkan pengertian tersebut, siswa harus mampu menggambarkan suatu objek dengan tulisan atau ungkapan kata-kata dengan diksi yang tepat agar pembaca dapat memahami dan membayangkan objek yang dimaksud. Penulisan karangan deskripsi harus menggunakan kalimat yang jelas dan efektif agar penggambaran objek yang dimaksud mudah dipahami oleh pembaca. Selain keefektifan kalimat, penggunaan tanda baca juga berpengaruh terhadap kejelasan penyampaian makna dalam karangan deskripsi. Penempatan tanda baca yang kurang tepat dapat menyebabkan salah penafsiran makna. Di samping sisi ketersampaian makna, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam tulisan harus diperhatikan oleh siswa sebagai generasi muda. Penulisan karangan deskripsi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah termasuk kategori ragam resmi, sehingga siswa harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal tersebut ditegaskan oleh Setyawati (2010: 6), “Ragam bahasa resmi sebagai ragam bahasa orang yang berpendidikan, tidak sekadar dikaji atau diteliti, namun juga diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan.” Berdasarkan hasil observasi di lapangan yang dilakukan peneliti pada bulan November 2015, kesalahan penggunaan kalimat efektif khususnya dalam ragam tulis masih banyak dijumpai dalam karangan siswa SMK. Siswa belum menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan faktor-faktor penentu komunikasi dan benar dalam penerapan aturan kebahasaannya. Aturan kebahasaan dalam bahasa Indonesia salah satunya terdapat dalam Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Terdapat banyak kesalahan penulisan kalimat dalam karangan deskripsi siswa. Banyak siswa menulis karangan deskripsi dengan kata- 3 kata yang tidak baku, kalimat ambigu, kalimat tidak logis, kalimat tidak lengkap, dan sebagainya. Hal tersebut sangat disayangkan karena dalam penulisan karangan deskripsi kalimat merupakan kunci penyampaian makna. Selain itu, pada dasarnya bahasa adalah kesatuan kalimat sehingga penulisan kalimat perlu diperhatikan agar tujuan komunikasi tertulis dapat tercapai, dalam hal ini adalah tujuan penulisan karangan deskripsi. Setyawati (2010: 9) berpendapat bahwa “Yang paling berperan dalam kegiatan berbahasa adalah orang yang menggunakan bahasa tersebut.” Berdasarkan pendapat tersebut, kesalahan penggunaan kalimat efektif yang dilakukan oleh siswa dapat diatasi dengan memberikan pembinaan dan pelatihan yang lebih mendalam tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar kepada siswa. Hal tersebut juga ditegaskan oleh Slamet (2014: 92), “Sekali kita menguasai menuliskan kata atau kalimat dengan baik, seterusnya kita tidak akan membuat kesalahan-kesalahan.” Dengan kata lain, apabila siswa dilatih dan dibiasakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, seterusnya siswa akan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pembinaan dan pelatihan berbahasa Indonesia yang baik dan benar akan lebih efektif apabila kebutuhan utama siswa telah diketahui, yaitu kesalahankesalahan berbahasa yang paling sering terjadi, serta faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan berbahasa pada siswa. Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah analisis kesalahan berbahasa pada karangan siswa untuk mengetahui frekuensi kesalahan dan faktor penyebab terjadinya kesalahan berbahasa, khususnya kesalahan penggunaan kalimat efektif agar dapat dilakukan pembinaan yang tepat oleh guru Bahasa Indonesia di kemudian hari. Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa, yang meliputi: kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan, mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan tersebut, mengklasifikasi kesalahan itu, dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan itu (Tarigan dan Sulistyaningsih, 1997: 25). Hasil analisis kesalahan berbahasa bermanfaat untuk memperbaiki kesalahan berbahasa pada siswa. Data temuan kesalahan berbahasa dan analisisnya dapat dijadikan 4 materi ajar dalam rangka pembinaan dan upaya perbaikan kesalahan berbahasa pada siswa. Dengan kata lain, hasil analisis kesalahan berbahasa dapat dijadikan materi ajar dalam pembelajaran bahasa, khususnya dalam pembelajaran menulis deksripsi. Melihat pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta kenyataan yang memperlihatkan masih banyaknya kesalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam bahasa tulis, khususya dalam bidang kalimat, menegaskan perlunya dilakukan suatu pembinaan berbahasa Indonesia. Sebelum melakukan pembinaan berbahasa Indonesia perlu dilakukan analisis kesalahan berbahasa dalam karangan siswa SMK kelas XI untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan penggunaan kalimat efektif serta faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan tersebut. Dengan demikian, faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif yang menjadi akar permasalahan dapat dievaluasi dan ditangani dengan tepat. Kebutuhan tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian berjudul “Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Sawit dan Relevansinya sebagai Materi Ajar dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah bentuk kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi yang dibuat oleh siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sawit? 2. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi yang dibuat oleh siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sawit? 3. Bagaimanakah upaya yang dapat dilakukan guru dan siswa untuk mengatasi kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi yang dibuat oleh siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sawit? 5 4. Bagaimanakah relevansi hasil analisis kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa kelas XI sebagai materi ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMK? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan dan menjelaskan bentuk kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi yang dibuat oleh siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sawit. 2. Mengidentifikasi dan menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi yang dibuat oleh siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sawit. 3. Mendeskripsikan dan menjelaskan upaya yang dapat dilakukan guru dan siswa untuk mengatasi kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi yang dibuat oleh siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sawit. 4. Menjelaskan relevansi hasil analisis kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa kelas XI sebagai materi ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMK. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis, khususnya dalam bidang pendidikan. 1. Manfaat Teoretis Dari segi teoretis, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang bentuk-bentuk kesalahan penggunaan kalimat efektif yang sering terjadi dalam penulisan karangan deskripsi. Selain itu, hasil penelitian ini dapat memperkaya khazanah ilmu mengenai analisis kesalahan berbahasa Indonesia pada siswa dan mendorong peneliti lain untuk melaksanakan penelitian sejenis di masa yang akan datang. 6 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait dalam bidang pendidikan, di antaranya bagi siswa, guru, dan sekolah. Manfaat praktis hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi siswa, dapat menambah wawasan dan pengetahuan siswa tentang penggunaan kalimat efektif dan bahasa Indonesia yang baik dan benar, khususnya dalam bahasa tulis. b. Bagi guru, khususnya guru Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai kesalahan penggunaan kalimat efektif yang sering terjadi dalam kegiatan menulis siswa. Selain itu, guru dapat mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif pada siswa, sehingga dapat merencanakan pelatihan dan pengajaran remedial serta memberikan pembinaan yang tepat bagi siswa. Guru juga dapat menentukan jenjang penekanan, penjelasan, dan pelatihan berbagai butir bahan yang diajarkan. Hasil temuan kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam penelitian ini beserta analisisnya dapat menjadi alternatif materi ajar guru Bahasa Indonesia untuk mengajarkan penggunaan kalimat efektif, khusunya dalam pembelajaran menulis deskripsi. c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki kualitas belajar siswa. Dengan demikian, prestasi sekolah akan meningkat seiring meningkatnya prestasi siswa.