Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN TENTANG PENGGUNAAN INSULIN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN CORRELATION BETWEEN THE KNOWLEDGE AND THE ADHERENCE IN DIABETES MELLITUS PATIENTS USING INSULIN AT INTERNAL DISEASE POLYCLINIC DR. H. MOCH. ANSARI SALEH HOSPITAL BANJARMASIN Riza Alfian Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, Indonesia Email : [email protected] ABSTRAK Diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang banyak ditemukan sekarang ini. Perkumpulan Endokrinologi memperkirakan jumlah penderita Diabetes Mellitus di Indonesia akan terus melonjak, dari semula 8,4 juta penderita di tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta di tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kepatuhan pasien serta untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan tentang penggunaan insulin pada pasien Diabetes Mellitus di Poliklinik Penyakit Dalam di RSUD Dr. H. Moch. Ansari saleh. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional bersifat prospektif dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 52 pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan dua kuesioner yaitu kuesioner pengetahuan dan kuesioner kepatuhan (MMAS). Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pasien penggunaan insulin yaitu tingkat pengetahuan kurang 3 pasien (5,77%), tingkat pengetahuan cukup 16 pasien (30,77%), tingkat pengetahuan baik 33 pasien (63,46%). Kategori tingkat kepatuhan pasien penggunaan insulin yaitu tingkat kepatuhan rendah 21 pasien (40,38%), tingkat kepatuhan sedang 23 pasien (44,24%), tingkat kepatuhan tinggi 8 pasien (15,38). Terdapat korelasi yang tidak bermakna antara dua variabel yang diuji dengan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi rendah dengan hasil signifikansi 0,082 (p > 0,05). Berdasarkan penelitian ini disimpulkan pasien pengguna Insulin di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin didominasi pasien yang mempunyai tingkat pengetahuan baik dan tingkat kepatuhan sedang. Hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan pada penelitian ini tidak bermakna secara statistik. Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Insulin, Pengetahuan, Kepatuhan Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016, diterbitkan: 1 Maret 2016 9 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian ABSTRACT Diabetes mellitus is a degenerative disease that a lot of found today. The Society of Endocrinology (PERKENI) estimates the number of people with Diabetes Mellitus in Indonesia will increasing from the baseline 8.4 million people in 2000 to about 21.3 million in 2030. This study aims to determine the level of knowledge and adherence patient as well as to determine the correlation between knowledge and adherence at the use of insulin in patients with Diabetes Mellitus in Internal Medicine Clinic at the Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Hospital. This study was using cross sectional design and prospective with purposive sampling technique. The Sample who met the inclusion and exclusion criteria were 52 patient. The data were collecting by completion knowledge and adherence questionnaire (MMAS). The results showed that the level of knowledge on the use of insulin is low knowledge level 3 patients (5.77%), the level of knowledge moderate 16 patients (30.77%) , a high level of knowledge of 33 patients (63.46%). The level of patient adherence in the use of insulin were low adherence rate of 21 patients (40.38%), the moderate level of adherence were 23 patients (44.24%), a high level of adherence were 8 patients (15,38). There is no significant correlation between two variables and the correlations was positive with the direction and low strength correlation (0.082) (p> 0.05). Based on this study, it can be concluded that patients on insulin therapy at Internal Disease Polyclinic Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Hospital predominantly have a high knowledge level and the level of adherence was moderate. So the correlation was no significant between knowledge and adherence with the positive correlation. Key Words: Diabetes Mellitus, Insulin, Knowledge, Adherence PENDAHULUAN Diabetes mellitus merupakan Endokrinologi (PERKENI) penyakit degenerative yang banyak menyatakan bahwa jumlah penderita ditemukan sekarang ini. Menurut diabetes laporan Diabetes disebut-sebut telah bergeser naik, dari Federation (IDF) 2013 Indonesia peringkat ke-7 menjadi peringkat ke- masuk 10 negara terbesar penderita 5 diabetes mellitus di dunia. Indonesia dengan ada di peringkat ke-7 dengan jumlah terbanyak dunia. Diperkirakan jumlah penderita sebanyak 8,5 juta orang. penderita Data terbaru di tahun 2015 yang Indonesia akan terus melonjak, dari ditunjukkan semula 8,4 juta penderita di tahun 10 International oleh Perkumpulan teratas mellitus di diantara jumlah Indonesia negara-negara penderita Diabetes Mellitus DM di Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016, diterbitkan: 1 Maret 2016 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian 2000 menjadi sekitar 21,3 juta di tahun 2030. peningkatan penggunaan insulin ini, menyebabkan Diabetes mellitus yang tidak tertangani Adanya dengan baik menimbulkan dampak penderitanya, yaitu dapat bagi berupa penderita diabetes mellitus yang menggunakan terapi insulin seharusnya perlu mengetahui dan mengerti bagaimana penggunaan komplikasi kronis. Sebagian besar insulin yang baik dan benar. Selain penderita diabetes mellitus tidak penderita harus mengetahuinya yang paham tentang tujuan terapi diabetes tidak kalah penting lagi penderita mellitus sehingga tidak sadar akan harus patuh tentang hal tersebut agar bahaya komplikasi yang bisa muncul tercapainya akibat penyakit diabetes mellitus itu. insulin. Kadang penderita diabetes Komplikasi mikrovaskuler tujuan utama terapi mellitus yang sudah mempunyai antara lain retinophati, neuropati, pengetahuan nephropati komplikasi insulin masih saja tidak patuh dalam penyakit penggunaan karena adanya keluhan- dan makrovaskuler jantung seperti koroner, stroke, dalam penggunaan dan keluhan tertentu selama pemakaian gangguan pembuluh perifer (ADA, insulin, maupun sebaliknya ada juga 2015). penderita yang sudah patuh namun Penatalaksanaan diabetes tidak mempunyai pengetahuan karena mellitus terdiri dari beberapa terapi, sikap patuhnya itu timbul karena pertama terapi non farmakologis yang adanya paksaan bukan berasal dari meliputi perubahan gaya kesadaran diri sendiri (Ejeta dkk, dengan melakukan pengetahuan hidup 2015) terhadap pola makan (terapi gizi medis) dan terapi insulin jasmani cukup sering ditemukan dan menjadi Kedua terapi masalah klinis yang penting. Bahkan yang meliputi terapi insulin termasuk dalam lima pemberian obat anti diabetes oral dan besar “pengobatan beresiko tinggi terapi insulin (abdulazeez dkk, 2014). (high-risk medication)” bagi pasien di (olahraga). farmakologis, aktivitas Kesalahan rumah sakit. Sebagian Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016, diterbitkan: 1 Maret 2016 besar 11 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian kesalahan tersebut terkait dengan yaitu sebanyak 31 orang (39,7%). kondisi hiperglikemia dan sebagian Penelitian lagi Jenis penggunaan insulin pada DM Tipe II lain pernah dilakukan oleh Polonsky dkk disebabkan keterbatasan dalam hal (2005) dan diketahui bahwa ada keterampilan (skill-based), cara atau beberapa pasien yang menghentikan protokol dan penggunaan insulinnya karena merasa pengetahuan (knowledge) dalam hal injeksi merupakan beban, adanya penggunaan insulin (Perkeni, 2008) ketidakpuasan akan terapi insulin itu akibat kesalahan hipoglikemia. tersebut antara (rule-based) Ketidakpahaman ketidakpatuhan dan pasien dalam ketidakpatuhan sendiri serta adanya dampak negatif terhadap kualitas hidup. menjalankan terapi merupakan salah Berdasarkan daftar 10 besar satu penyebab kegagalan terapi. Hal penderita penyakit pasien instalasi ini rawat sering kurangnya disebabkan pengetahuan karena jalan, penderita diabetes dan mellitus di RSUD. Dr. H. Moch. pemahaman pasien tentang obat dan Ansari Saleh selama tahun 2013 segala sesuatu yang berhubungan menempati peringkat ketiga dengan dengan untuk jumlah pasien sebesar 3.740 orang terapinya. Akibat dari ketidakpatuhan dengan persentase 15,88% dan pada dan ketidaktahuan pasien terhadap tahun terapi atau penggunaan obat yang dengan jumlah pasien 5.980 orang diberikan dengan persentase 16,43% penggunaan antara obat lain adalah 2014 terjadi peningkatan yang kegagalan terapi, terjadinya resistensi menempati peringkat kedua setelah antibiotika dan yang lebih berbahaya hipertensi pada penyakit terbesar di adalah terjadinya toksisitas (Depkes, instalasi rawat jalan RSUD. Dr. H. 2007) Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Hasil penelitian yang telah Dari keterangan tersebut dilakukan Sartunus dkk (2015) dari dilakukan 78 orang responden didapatkan data hubungan antara pengetahuan dengan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan kepatuhan pada penelitiannya masih rendah insulin pada pasien Diabetes Mellitus 12 penelitian perlu tentang mengetahui penggunaan Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016, diterbitkan: 1 Maret 2016 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian di Poli Penyakit Dalam RSUD. Dr. H. wawancara dan mengisi kuesioner Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. pengetahuan tentang penggunaan insulin dan kuesioner kepatuhan METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan Morisky Medication Adherence Scale desain cross sectional yang bersifat (MMAS). Uji pendahuluan untuk prospektif mengetahui menentukan validitas dan reliabilitas hubungan antara pengetahuan dan kuesioner dilakukan pada 30 pasien. kepatuhan penggunaan insulin pada Kuesioner dinyatakan valid karena pasien diabetes mellitus rawat jalan di nilai R hitung lebih besar dibanding poliklinik penyakit dalam Rumah nilai R tabel yang dipersyaratkan. Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh Nilai uji realibilitas Cronbach alpha Banjarmasin. Sampel yang memenuhi kuesioner pengetahuan setelah diuji kriteria inklusi dan eksklusi sejumlah adalah 0,650 dan kuesioner kepatuhan 52 pasien. Sampel diambil dengan 0,645 menggunakan kuesioner untuk metode purposive sampling. Kriteria inklusi dalam mengindikasikan yang akan bahwa digunakan dalam penelitian ini sudah reliabel. Data yang diperoleh dianalisis penelitian ini adalah pasien usia 18-65 diabetes dengan SPSS 18.00 dan data hasil mellitus, mendapatkan terapi insulin, analisis ditampilkan dalam mean ± minimal telah menggunakan satu pen standar insulin dianggap secara statistika signifikan. tahun dengan dan diagnosa bersedia mengikuti penelitian dengan mengisi informed consent. Kriteria eksklusinya adalah deviasi. Nilai P <0,05 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini diawali dengan pasien yang mengalami ketulian dan pengumpulan buta yang pasien yang didapatkan dari lembar distribusi penilaian kesehatan pasien dan data huruf. digunakan Uji adalah statistik uji frekuensi dan uji korelasi Spearman. data karakteristik klinik yang didapatkan dari rekam Data penelitian dikumpulkan medis pasien. Karakteristik data pada periode Desember 2015 sampai subjek penelitian seperti tersaji pada Januari 2016. Pengumpulan data tabel I. Berdasarkan data karakteristik dilakukan pasien, dapat dilihat bahwa mayoritas dengan melakukan Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016, diterbitkan: 1 Maret 2016 13 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian subyek penelitian adalah perempuan pasien (32,70%). Tingkat pekerjaan sebesar didominasi oleh pasien tidak bekerja 33 pasien (63,46%) sedangkan laki laki hanya 19 pasien sejumlah (36,54%). paling Kategori lama penggunaan insulin mendominasi adalah pada rentang didominasi oleh pasien yang telah usia lebih dari 50 tahun yaitu 34 menggunakan insulin selama satu pasien (65,38%). Pendidikan pasien sampai lima tahun dengan jumlah 26 didominasi oleh pendidikan tingkat pasien (50,00%). Usia yang 26 pasien (50,00%). Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 17 Tabel I. Karakteristik pasien diabetes mellitus Sampel Karakterisrik Pasien Jenis Kelamin Usia (tahun) Pendidikan Pekerjaan Penggunaan Insulin Laki – laki Perempuan 0 – 50 > 50 Tidak Sekolah SD SLTP SLTA PT PNS Wiraswasta Tidak Bekerja < 1 tahun 1-5 tahun 6-10 tahun > 10 tahun (N= 52) 19 33 18 34 3 10 7 15 17 11 15 26 20 26 5 1 % 36, 54 63, 46 34, 62 65, 38 5,77 19,23 13,46 28,85 32, 70 21, 15 28,85 50,00 38,46 50,00 9,61 1,92 Tabel II. Presentase tingkat pengetahuan Pengetahuan Kurang Cukup Baik Jumlah (n=52) 3 16 33 % 5,77 30,77 63,46 Tabel III. Presentase tingkat kepatuhan Kepatuhan Rendah Sedang Tinggi 14 Jumlah (n=52) 21 23 8 % 40,38 44,24 15,38 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016, diterbitkan: 1 Maret 2016 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Berdasarkan hasil Riza Alfian yang anti diabetes mellitus yang bekerja terlihat pada tabel II, pasien dengan dengan onset yang cepat. Apabila tingkat terjadi kesalahan pada dosis maka pengetahuan tentang penggunaan insulin kategori kurang akan sejumlah 3 pasien (5,77%), tingkat Apabila terjadi kelebihan dosis maka pengetahuan cukup sejumlah 16 pasien akan langsung mengalami pasien (30,77%), dan kategori yang kondisi mendominasi tingkat penegtahuan membahayakan dan apabila terjadi pasien adalah tingkat pengetahuan kekurangan dosis maka kadar gula baik sejumlah 33 pasien (63,46%). dalam darah tetap akan bertahan pada Pengetahuan memegang terjadi dua kemungkinan. hipoglikemik level yang tinggi. yang Pengetahuan peranan penting untuk menunjang mengenai waktu penggunaan insulin keberhasilan terapi diabetes mellitus. juga wajib dimiliki oleh pasien. Pasien yang menjalani terapi diabetes Insulin digunakan lima belas menit mellitus berbekal sebelum makan dengan tujuan untuk pengetahuan mengenai penyakit dan menurunkan kadar glikemik darah terapinya cenderung akan lebih bagus yang akan mencapai puncak segera luaran terapinya. Pasien diabetes setelah selesai makan (Delamater, mellitus selain mendapatkan terapi 2006). dengan anti diabetika oral juga mendapatkan terapi insulin. penggunaan menunjukkan bahwa pasien diabetes insulin, pengetahuan pasien mutlak melitus dengan tingkat kepatuhan diperlukan terkait tujuan dan cara rendah 21 pasien (40,38%), tingkat penggunaannya. Pemahaman pasien kepatuhan yang salah dan tidak benar mengenai (44,24%), dan tingkat kepatuhan penggunaan dapat tinggi 8 pasien (15,38%). Kuesioner yang MMAS menghambat Pada Hasil penelitian pada tabel III insulin proses terapi sedang 23 menyediakan dijalani (Clark, 2004). Penggunaan mengenai kebiasaan insulin juga memiliki efek berbahaya berhubungan dengan apabila kepatuhan. pasien salah dalam menggunakannya. Insulin adalah obat pasien informasi yang rendahnya Kebanyakan pasien diabetes melitus mengabaikan akan Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016, diterbitkan: 1 Maret 2016 15 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian pentingnya pengobatan anti diabetika untuk menggunakan insulin. Hal ini yang glikemik darah agar senantiasa berada mungkin oleh dalam rentang normal. Pasien yang (contohnya mendapatkan terapi insulin adalah kelalaian atau terlupa), sengaja (tidak pasien yang telah menjalani terapi minum obat saat merasa penyakitnya antidiabetika oral, tetapi antidiabetika bertambah parah atau membaik), dan oral tersebut dirasa masih belum kurangnya tentang optimal untuk mencapai keberhasilan tujuan terapi yang diinginkan. Dengan kata disebabkan ketidaksengajaan pengetahuan diabetes melitus dan pengobatannya (Alfian, 2015). mempertahankan kadar lain, pasien yang mendapatkan terapi Terapi insulin harus dijalani insulin adalah pasien yang kondisi dengan teratur, sama hal nya dengan diabetes mellitusnya relatif lebih terapi anti diabetika oral. Kepatuhan parah dibandingkan dengan pasien penggunaan insulin mutlak yang hanya mendapatkan terapi anti diperlukan mengingat tujuan diabetika oral (Farsaei dkk, 2014). penggunaan insulin sendiri yaitu Tabel IV. Alasan Ketidakpatuhan No 1 2 3 4 5 6 Alasan Ketidakpatuhan Lupa Sengaja tidak menggunakan Kondisi lebih buruk Terganggu oleh keharusan menggunakan Kondisi lebih baik Tidak nyaman dan bingung dengan kewajiban penggunaannya Jumlah 19 9 18 14 2 11 (%) 36,54 17,31 34,62 26,92 3,85 21,15 Tabel V. Hasil Uji Korelasi Pengetahuan dengan Kepatuhan Variabel Pengetahuan r p Kepatuhan 0,243 0,082 Terdapat korelasi yang tidak bermakna antara dua variabel yang diuji dengan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi rendah Ket : p = signifikansi; r = korelasi Ketidakpatuhan pengobatan merupakan 16 salah satu penyebab kegagalan terapi diabetes mellitus. Ketidakpatuhan dalam menggunakan Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016, diterbitkan: 1 Maret 2016 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian insulin dapat berdampak pada tidak dengan terkontrolnya kadar glikemik darah, Berdasarkan hasil uji korelasi yang lebih menyebabkan tertera pada tabel V didapatkan bahwa kerusakan organ-organ tubuh seperti korelasi antara pengetahuan dan pembuluh darah, ginjal dan jantung kepatuhan penggunaan insulin pada (Alfian, 2015). Pada tabel IV dapat pasien dilihat bermakna secara statistik. Hal ini lanjut dapat berbagai alasan ketidak kepatuhan diabetes pasien. mellitus tidak patuhan pasien dalam menggunakan mungkin disebabkan insulin. Alasan ketidakpatuhan pasien banyaknya faktor tertinggi adalah lupa dan merasa mempengaruhi kondisi setelah dalam menggunakan insulin selain menggunakan insulin. Alasan lupa pengetahuan. Faktor lain yang dapat memang adalah alasan yang paling memiliki korelasi yang signifikan lazim ditemukan pada pasien rawat dengan jalan. Alasan lupa harusnya dapat insulin adalah tingkat keparahan diminimalisis dengan menggunakan penyakit suatu langsung dari tenaga kesehatan untuk lebih buruk metode pengingat untuk lain yang kepatuhan pasien kepatuhan dan menggunakan insulin. Sebagai KESIMPULAN pasien bisa penggunaan adanya menggunakan insulin secara teratur. contoh karena intervensi menggunakan alarm untuk Tingkat pengetahuan tentang meningkatkan kepatuhan. Alasan penggunaan insulin pasien diabetes kondisi lebih buruk dapat disebabkan mellitus didominasi oleh tingkat karena cara penggunaan insulin yang pengetahuan salah. Apabila insulin digunakan kepatuhan pasien didominasi oleh dengan cara yang salah maka tidak tingkat kepatuhan sedang. Korelasi akan terjadi efek pengontrolan kadar antara glikemik darah (Raut dkk, 2014). penggunaan Secara mengenai teori, pengobatan pengetahuan berkorelasi baik dan pengetahuan insulin tingkat tentang dengan kepatuhan tidak bermakna secara statistika. Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016, diterbitkan: 1 Maret 2016 17 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016 Riza Alfian DAFTAR PUSTAKA Abdulazeez, F.I., Omole, M., Ojulari, S.L., 2014, Medication Adherence Amongst Diabetic Patients in a Tertiary Healthcare Institution in Central Nigeria, Tropical Journal of Pharmaceutic al Research; 1 3 (6): 997-1001 American Diabetes Association, 2015, Standards Of Medical Care IN Diabetes-2015, Diabetes Care., 38(1): S01S94. Clark, M., 2004, Adherence to treatment in patients with type 2 diabetes, Journal of Diabetes Nursing Vol 8 No 10 Delamater, A.M., 2006, Improving Patient Adherence, Clinical Diabetes, Volume 24, Number 2 Depkes, 2007, Profil Kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, Indonesia. Ejeta, F., Raghavendra, Y., WoldeMariam, M., 2015, Patient Adherence to Insulin Therapy in Diabetes Type 1 and Type 2 in Chronic Ambulatory Clinic of Jimma University Specialized Hospital, Jimma, Ethiopia, International Journal of Pharma Sciences and Research, Vol. 6 No. 4 18 Farsaei, S., Radfar, M., Heydari, Z., Abbasi, F., Qorbani, M., 2014, Insulin adherence in patients with diabetes: Risk factors for injection omission, Primary care diabetes vol.2 no.1 IDF, 2013, IDF Diabetes Atlas Sixth Edition, International Diabetes Federation. Perkeni, 2008, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia, Perkeni, Jakarta, Indonesia. Polonsky, W.H., Lawrence, F, Susan, G, Leonel, F.C., Steven, V.E., 2005, Psycological Insulin Resistance In Patients With Type 2 Diabetes, Diabetes Care 28 No.10:2543-2545. Raut, M.S., Balasubramanian, J., Anjana, R.M., Unnikrishnan, 2014, Adherence to insulin therapy at a tertiary care diabetes center in South India, Journal of Diabetology; 1:4 Saturnus, R., Yessi, H., Jumaini, 2015, Hubungan Antara Pengetahuan, Persepsi dan Efektifitas Penggunaan Terapi Insulin Terhadap Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus tipe II dalam Pemberian Injeksi Insulin, JOM 2 No.1:699-707. Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016, diterbitkan: 1 Maret 2016