Legal Due Diligence dalam Rangka Penerbitan Obligasi di Indonesia 1 2 Budi Endarto (Anggota HKHPM) Pendahuluan Dalam era dewasa ini terdapat beberapa korporasi baik tingkat dunia maupun nasional yang menunjukkan performancenya cukup atraktif dan memberikan warna tersendiri bagi perkembangan bisnis modern. Sebut saja Bill Gates,3 4 , selanjutnya Steve Jobs5 6 , Google yang didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin ketika mereka masih mahasiswa di Universitas Stanford. , empat 7 tokoh fenomenal yang telah memberikan kontribusinya dalam peta bisnis dunia, dari sektor riil dan industri berat ke industri software dan komunikasi. Dalam lingkup nasional terdapat beberapa figure antara lain Chairul Tanjung,8 Hary Tanoesoedibyo,9 Sandiaga Uno, 10yang mewakili kelompok muda dalam peta bisnis di Indonesia. Berbagai bidang telah dirambah oleh ketiga tokoh muda tersebut, mulai dari media,11 property12, retail, 13 perbankan,14 sampai dengan lembaga keuangan lainnya. 15mncshoup Kelima tokoh bisnis internasional maupun nasional tersebut memulai bisnis bukan karena warisan dari family firm/business, atau tinggalan orang tuanya, namun bisnis yang mewakili eksistensi bisnis modern dewasa ini yang dibangun berdasarkan hasil riset, desain, media, berbasis Informatic, Communication and Technology (ICT). Dengan berbagai karakteristik yang dimiliki masing-masing mereka memiliki persamaan dalam konsep pengembangan dalam hal ini teknik kapitalisasi nilai 1 http://www.hkhpm.com/logic/indexnotlogin.php http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/regulasi_pm/peraturan_pm/VIII/VIII.B.1.pdf 3 http://en.wikipedia.org/wiki/Bill_Gates 4 http://www.biography.com/people/bill-gates-9307520 5 http://en.wikipedia.org/wiki/Steve_Jobs 6 http://www.apple.com/stevejobs/ 7 http://id.wikipedia.org/wiki/Google 8 http://en.wikipedia.org/wiki/Chairul_Tanjung 9 http://id.wikipedia.org/wiki/Hary_Tanoesoedibjo 10 http://id.wikipedia.org/wiki/Sandiaga_Salahudin_Uno 11 http://www.mnctv.com/, http://www1.transtv.co.id/frontend/home/view 12 http://www.transstudiobandung.com/index.html 13 http://www.thejakartaglobe.com/business/to-buy-carrefour-ct-corp-hiring-banks-source/553360 14 http://www.bankmega.com/ 15 http://www.mnclife.com/ http://www.saratoga-asia.com/ 2 korporasinya (corporate value). Kelimanya menggunakan pasar modal (capital market) untuk mempercepat akselerasi pertumbuhan dari korporasinya masing-masing. Microsoft go public tahun 1986,16 Apple sebagai multinational corporation di bidang consumer electronics, computer software, and commercial servers go public tahun 1978. 17 hal ini berbeda dengan ketiga tokoh bisnis nasional yakni Chairul Tanjung, Hary Tanoesoedibyo, Sandiaga Uno memulainya dari basis pasar modal. Pasar modal merupakan salah satu penggerak ekonomi suatu negara, demikian pula di Indonesia sebagaimana visi pasar modal Indonesia “mewujudkan pasar modal Indonesia sebagai penggerak ekonomi nasional yang tangguh dan berdaya saing global”.18 Dalam mewujudkan pasar modal di Indonesia sebagai penggerak ekonomi nasional yang tangguh dimaksudkan agar peranan pasar modal sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi investor. Pengalaman pada saat krisis ekonomi menunjukkan bahwa pembiayaan yang bertumpu pada satu sektor keuangan „perbankan‟ menyebabkan adanya ketergantungan dan peningkatan resiko ekonomi nasional. Dalam rangka mewujudkan pasar modal Indonesia yang berdaya saing global, maka mobilisasi dan alokasi dana di pasar modal harus dapat dilakukan secara efisien. Hal ini menuntut kesesuaian standar dan praktik yang digunakan dengan standar dan praktik internasional.19 Selanjutnya, dalam strategi dan program kerja yang dirumuskan didalam Master Plan Pasar Modal dan Industri Keuangan Non Bank 2010-2014 berlandaskan pada kerangka pemikiran yang ingin menciptakan suatu mekanisme pasar yang berfungsi secara baik dan optimal. Hal ini dapat dicapai melalui upaya memperkuat kerangka hukum dan infrastruktur pasar guna mendukung interaksi 16 http://www.aabri.com/OC09manuscripts/OC09009.pdf http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_Apple_Inc.#Apple_IPO 18 Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009, Badan Pengawas Pasa Modal, Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2005, hal.10. 19 Ibid 17 kegiatan penawaran dan permintaan dari pelaku ekonomi secara transparan dan efisien, sehingga dapat menciptakan pasar modal dan industri keuangan non bank yang tumbuh secara stabil dan berkelanjutan, serta mampu menggerakkan sektor riil dan menciptakan kesempatan kerja yang luas . Kerangka pemikian tersebut dirumuskan ke dalam lima tujuan utama yang harus dicapai yakni : (1) sumber pendanaan yang mudah diakses, efisien dan kompetitif; (2) sarana investasi yang kondusif dan atraktif serta pengelolaan risiko yang handal; (3) industri yang stabil, tahan uji dan likuid; (4) kerangka regulasi yang menjamin adanya kepastian hukum, adil dan transparan; (5) infrastruktur yang kredibel, dapat diandalkan, dan berstandar internasional.20 Keberadaan salah satu pelaku pasar modal yang mengeluarkan saham yang disebut emiten atau perusahaan publik. Dimana eksistensi perusahaan publiksangat strategis kedudukannya dalam menciptakan iklim pasar modal yang kondusif. Kondusif disini dimaksudkan sebagai tempat penawaran saham bagi perusahaan tersebut dan sebagai wahana investasi yang menguntungkan bagi investor. Menurut Marzuki Usman, latar belakang suatu perusahaan melakukan penjualan saham melalui pasar modal didorong beberapa tujuan : 1. Untuk perluasan usaha yakni kebutuhan modal untuk mengadakan perluasan atau peningkatan kapasitas produksi, perluasan dengan menganeka ragamkan jenis produksi atau dengan kedua-duanya; 2. Untuk memperbaiki struktur modal, yakni mengurangi jumlah utang dan diganti dengan modal saham yang diperoleh dari masyarakat. Langkah ini lazim disebut restrukturisasi modal dengan merubah komposisi modal, meningkatkan modal saham dan mengecilkan modal yang bersumber dari pinjaman. 20 http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/info_pm/MASTERPLAN_BAPEPAMLK_2010-2014.pdf 3. Untuk melakukan divestment atau pengalihan pemegang saham dari pemegang saham pendiri kepada masyarakat atau investor.21 Perkembangan perusahaan publik di Indonesia.22 Pertumbuhan ekonomi suatu Negara baik langsung maupun tidak langsung dapat dilihat dari jumlah perusahaan publik yang ada pada Negara tersebut. Di Indonesia, apabila menggunakan data dan informasi dari BPS sampai dengan tahun 2009, potensi perusahaan yang secara administratif mampu melakukan go public jumlah perusahaan yang berkategori besar sebanyak 4.300 perusahaan, jika 20% diantaranya bersedia melaksanakan go public, maka jumlah perusahaan yang melakukan go public akan menjadi 860 perusahaan. Jika Dibandingkan dengan jumlah perusahaan yang saat ini telah melakukan emisi di pasar modal (497 perusahaan dengan nilai Rp 419 triliun per tanggal 17 Desember 2009), maka jumlah tersebut mencapai hampir mencapai dua kali lipatnya. Namun esensi dari perusahaan yang sukses dalam go public harus mampu menciptakan value journey, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi para stakeholder-nya. Go public merupakan salah satu tahapan transformasi dari perusahaan privat yang sukses menjadi perusahaan publik yang sukses. Sehingga sebelum perusahaan tersebut sukses, maka akan sangat sulit baginya untuk menghasilkan go public yang sukses pula. Investor juga akan merasa tidak optimis untuk melakukan pembelian saham IPO tersebut. Secara umum, go public yang sukses dapat diartikan sebagai go public yang menghasilkan manfaat maksimal bagi kedua belah sisi (pihak yang menawarkan saham IPO dan pihak yang membeli saham yang ditawarkan) dimana antara lain kondisinya adalah sebagai berikut : supply-side) ditunjukan dengan terserapnya seluruh saham yang ditawarkan oleh perusahaan sehingga mendapatkan dana yang dibutuhkannya. Hal ini karena 21 Marzuki Usman dkk , ABC Pasar Modal Indonesia, Institut Bankir Indonesia dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Cabang Jakarta, 1994, hal. 28-30 22 http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/kajian_pm/studi-2009/Potensi_GoPublik.pdf perusahaan dinilai telah sukses dan memiliki prospek usaha yang baik di masa mendatang sehingga mampu memberikan value secara berkesinambungan kepada para stakeholder-nya. demand-side) ditunjukan dengan meningkatnya harga saham perusahaan yang dibeli dan pendapatan berupa dividen, sejalan dengan perkembangan usaha perusahaan. Perusahaan dinilai mampu merealisasikan janjinya sebagaimana yang diungkapkan dalam prospektus dan investor merasa yakin dengan perkembangan „value‟ perusahaan sehingga berpikir bahwa investasi (pembelian saham) yang dilakukannya adalah tepat. Meskipun jumlah perusahaan yang berpotensi melakukan go public di Indonesia masih sangat besar, namun potensi tersebut tidak akan berarti jika perusahaan-perusahaan tersebut belum „siap‟ untuk menawarkan sahamnya kepada publik. Selain itu kondisi makro ekonomi dan perkembangan pasar modal juga sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan go public perusahaan. Mendasarkan kepada seluruh informasi di atas, faktor-faktor yang mempengaruhi minimnya jumlah perusahaan yang melakukan go public di Indonesia disebabkan hal-hal sebagai berikut: timing yang tepat bagi perusahaan untuk melakukan go public, apalagi setelah terjadinya krisis finansial tahun 2008. Kondisi perekonomian, pasar modal dan industri perusahaan yang bersangkutan sangat mempengaruhi timing. Salah satu alat bagi perusahaan untuk mengetahui hal itu adalah dengan melihat market-to-book ratio dari perusahaan-perusahaan sejenis yang telah listing di bursa. finansial yang cukup memuaskan. Masih minim perusahaan yang mampu menciptakan value journey yang berkesinambungan bagi stakeholders-nya. Hal ini tentunya mempengaruhi kepercayaan diri perusahaan untuk masuk bursa dan juga mempengaruhi minat penjamin emisi (underwriters) yang bersedia membantu perusahaan melakukan go public. Beberapa perusahaan terbukti gagal mendapatkan kontrak pendahuluan dan pernyataan efektif dari regulator terkait dengan kondisinya. Data dari BEI menunjukkan bahwa sejak tahun 2002 sampai dengan 2009 terdapat 14 perusahaan yang gagal mendapatkan kontrak pendahuluan dari bursa, yang sebagian besar alasannya karena keraguan atas kelangsungan usaha. Potensi besar lainnya adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang ada di Indonesia sebagaimana yang diungkapkan Ketua Umum HIPMI. BEI telah menyediakan Papan Pengembangan (Development Board) untuk perusahaan-perusahaan berskala menengah dan UKM untuk melaksanakan go public. Sampai tanggal 17 Desember 2009 terdapat 497 perusahaan yang telah melakukan emisi saham dengan nilai emisi mencapai Rp. 419,65 triliun. Dari jumlah perusahaan tersebut, sebanyak 402 perusahaan listed di Bursa Efek Indonesia dimana 225 perusahaan telah memanfaatkan Papan Pengembangan, adapun pada Papan Utama (Main Board) tercatat 177 perusahaan.23 23 http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/kajian_pm/studi-2011/Potensi-UKM-Go-Public.pdf Penerbitan Obligasi DI Indonesia Selain penjualan saham ke publik, beberapa alternative pembiayaan di pasar modal diantaranya obligasi atau sukuk, Medium Term Note (MTN) atau Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT). Ketiga instrumen tersebut merupakan “Kasta” terendah dalam penggalian dana masyarakat di pasar modal yang tidak memerlukan persiapan emisi komprehensif. Disamping itu, melakukan emisi ketiga instrument tersebut tidak akan merubah status dari perusahaannya, hal ini berbeda apabila perusahaan melakukan emisi atas sahamnya (go public).24 Pihak-Pihak yang terlibat dalam penerbitan Obligasi (Lembaga Penunjang) PENJAMINAN EMISI Penjamin utama emisi (Lead Underwriter) Lead underwriter dengan emiten membuat suatu perikatan dalam suatu perjanjian penjaminan emisi efek. Dalam perjanjian tersebut penjamin emisi menjamin menjual efek dan pembayaran seluruh nilai efek. Apabila dalam suatu emisi terdapat lebih dari satu penjamin emisi uatama,maka penjamin dilakukan secara bersama. Tugas pokok Penjamin Utama Emisi adalah sebagai berikut: a. menjamin penjualan emisi efek dan pembayaran keseluruhan nilai efek yang diemisikan kepada emiten. b. Mewakili para penjamin emisi efek dalam hubungannya dengan emiten dan pihak ketiga. c. Menetapkan bagian kewajiban masing-masing bagian emisi efek ssesuai dengan ketentuan yang telah disepakati dalam perjanjian antara penjamin emisi. d. Mengumpulkan semua hasil penjualan efek yang dilakukan oleh para penjamin peserta emisi dan para agen penjual pada tanggal setelah masa penutupan penawaran umum. e. Menyerahkan hasil penjualan efek kepada emiten serta membayar efek yang tidak habis terjual tepat pada tanggal yang disepakati. 24 http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/info_pm/panduan_investasi_pm.pdf Penjamin pelaksana Emisi (managing underwriter) Seperti disebutkan bahwa dalam suatu emisi bisa saja terdapat lebih dari satu lead underwriter. Apabila hal tersebut terjadi, maka di antara mereka harus dipilih satu atau lebih yang akan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi atau managing underwriter. Penjamin pelaksana emisi dalam suatu proses emisi memiliki tugas sebagi berikut: a. mengatur pengelolaan serta penyelenggaraan emisi efek. b. Mengoordinasikan seluruh penjamin emisi dala hal pelaksanaan penjamin efek, serta kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan kewajiban para penjamin emisi efek. Penjamin Peserta Emisi(Co-Underwriter) Fungsi co-underwriter ini adalah ikut menjamin penjualan dan pembayaran nilai efek sesuai dengan porsi efek yang diberikan kepadanya yang diikat dengan suatu perjanjian penjaminan emisi dan dalam pelaksanaan suatu emisi co-underwriter tidak bertanggung jawab langsung kepada emiten, tetapi kepada lead underwriter. Kerjasama antara penjamin emisi efek yaitu sebagai lead, managing dan co-underwriter diwujudkan dalam suatu perjanjian antar mereka yang disebut dengan Perjanjian Antar Penjamin Emisi. Selanjutnya, penjamin emisi efek setelah memisahkan jumlah porsi yang akan langsung ditawarkan sendiri kepada investor, dapat juga mempergunakan jasa perusahaan-perusahaan broker atau perusahaan efek sebagai agen penjual (selling agent) untuk melaksanakan penjualan efek yang sebenarnya merupakan bagian underwriter yang bersangkutan. Ikatan kerja sama antara penjamin emisi dengan agen penjual tersebut dialakukan atas dasar suatu perjanjian yang disebut Perjanjian Agen Penjual. Jasa Penjaminan Emisi Dalam melaksankan fungsi penjaminan emisi, underwriter memperoleh pembayaran dari emiten yang disebut jasa penjaminan emisi atau underwriting fee. Besarnya fee biasanya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara emiten dengan underwriter yang dinyatakan dalam suatu presentase. Jumlah fee tersebut dihitung dari nilai penawaran pada pasar perdana. Jasa-jasa penjamin emisi tersebut tediri atas: a. Management fee. Pada dasaranya management fee ini dibayarkan kepada penjamin pelaksana emisi (managing underwriter). b. Underwriting fee, yaitu pembayaran fee kepada semua penjamin emisi secara proporsional artinya besar-kecilnya fee yang dibayarkan tergantung dari besarnya bagian efek yang dijamin oleh masing-masing underwriter. c. Selling fee, yaitu pembayaran fee kepada agen penjual yang ditunjuk (broker atau persahaanperusahaan efek) berdasarkan perjanjian agen penjual yang besarnya dengan jumlah efek yang terjual. Jenis Perjanjian Emisi Penjaminan emisi efek selalu dihadapkan pada kemungkinan risiko. Oleh Karena itu, penjamin emisi benar-benar harus mempelajari dan meneliti seakurat mungkin mengenai keadaan atau kinerja emiten dan meproyeksi kemapuan dan minat calon investor terhadap saham atau efek lain yang akan dijamin emisinya. Risiko maksimum yang akan dihadapi oleh underwriter adalah kemungkinan tidak lakunya efek yang diemisi. Apabila hal tersebut terjadi, maka underwriter yang bertanggung jawab dan mengambil alih seluruh efek yang tidak terjual tersebut. Dalam praktiknya harga perdana efek akan sangat berpengaruh pada minat investor untuk membeli suatu saham. Dilihat dari kepentingan emiten, makin tinggi harga suatu saham di pasar perdana makin memperbesar kemapuan permodalan dan makin menguntungkan bagi emiten yang bersangkutan. Sebaliknya, dari sisi underwriter makin tinggi harga perdana suatu saham, maka besar pula risiko kerugian yang mungkin timbul. Dalam mekanisme penjaminan emisi ni mempertemukan kepentingan masing-masing pihak, underwriter dan emiten, biasanya dengan melalui negosiasi yang cukup panjang dan a lot. Dalam kegiatan underwriting, dikenal beberapa jenis dan cara penjaminan emisi sebagai berikut: a. Kesanggupan penuh (full commitment underwriting) Full commitment atau sering juga disebut firm commitment underwriting adalah suatu perjanjian penjamin emisi efek dimana penjamin emisi mengikatkan diri untuk menawarkan efek kepada masyarakat dan membeli sisa efek yang tidak laku terjual. Dari pengertian tersebut berlaku ketentuan bahwa underwriter berusaha menjual di pasar perdana kemudian membeli efek yang ternyata tidak laku dijual dengan harga yang sama dengan harga penawaran pada pasar perdana. Ketentuan ini berlaku pada penjamin emisi di pasar modal Indonesia. Sedangkan full commitment di Amerika Serikat memiliki persepsi yang berbeda yaitu underwriter membeli seluruh sahamemisi kemudian menjual kembali kepada investor dengan harga yang tentunya lebih tinggi. b. Kesanggupan terbaik (best efforts commitments) Dalam komitmen ini, underwriter akan berusaha semaksimal mungkin menjual efek-efek emiten. Apabila ada efek yang belum habis terjual underwriter tidak wajib membelinya dan oleh karena itu merek hanya membayar semua efek yang berhasil terjual dan mengembalikan sisanya kepada emiten. c. Kesanggupan siaga (stand by commitment) Penjamin emisi menurut komitmen ini adalah underwriter berusaha menawarkan efek semaksimalnya kepada investor. Kemudian apabila ada sisa yang belum terjual sampai batas waktu penawaan yang telah ditetapkan, underwriter menyanggupi membeli sisa efek tersebut dengan harga tertentu sesuai dengan perjanjian yang besarnya di bawah harga penawaran pada pasar perdana d. Kesanggupan semua atau tidak sama sekali (all or none commitment) Komitmen ini menyatakan bahwa apabila efek yang ditawarkan tersebut ternyata sebagian tidak terjual, maka penjualan efek tersebut dibatalkan sama sekali. Artinya bagian efek yang telah laku dipesan oleh investor akan dibatalkan penjualannya dan semua sisa efek dikembalikan kepada emiten. Selanjutnya, dalam konteks ini dikenal istilah komitment meinimum atau maksimum. Komitmen ini mengatur apabila penjualan efek telah mencapai batas minimum penjualan yang yang ditentukan misalnya, maka underwriter dapat merumuskan penawaran sampai batas maksimum penjualan. Akan tetapi apabila sampai batas waktu tertentu, efek yang terjual belum memenuhi ketentuan jumlah minimum maka penjualan efek dibatalkan. e. Kesanggupan semua atau tidak sama sekali (all or none commitment) Komitmen ini menyatakan bahwa apabila efek yang ditawarkan tersebut ternyata sebagian tidak terjual, maka penjualan efek tersebut dibatalkan sama sekali. Artinya bagian efek yang telah laku dipesan oleh investor akan dibatalkan penjualannya dan semua sisa efek dikembalikan kepada emiten. Selanjutnya, dalam konteks ini dikenal istilah komitment meinimum atau maksimum. Komitmen ini mengatur apabila penjualan efek telah mencapai batas minimum penjualan yang yang ditentukan misalnya, maka underwriter dapat merumuskan penawaran sampai batas maksimum penjualan. Akan tetapi apabila sampai batas waktu tertentu, efek yang terjual belum memenuhi ketentuan jumlah minimum maka penjualan efek dibatalkan. Pemeringkat Efek 25 26 27 28 Perusahaan Pemeringkat Efek adalah Penasihat Investasi berbentuk Perseroan Terbatas yang melakukan kegiatan pemeringkatan dan memberikan peringkat. Dalam melaksanakan kegiatannya, Perusahaan Pemeringkat Efek wajib terlebih dahulu mendapatkan izin usaha dari Bapepam dan LK. Perusahaan Pemeringkat Efek wajib melakukan kegiatan pemeringkatan secara independen, bebas dari pengaruh pihak yang memanfaatkan jasa Perusahaan Pemeringkat Efek, obyektif, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam pemberian Peringkat. Perusahaan Pemeringkat Efek dapat melakukan pemeringkatan atas obyek pemeringkatan sebagai berikut: a. Efek bersifat utang, Sukuk, Efek Beragun Aset atau Efek lain yang dapat diperingkat; b. Pihak sebagai entitas (company rating), termasuk Reksa Dana dan Dana Investasi Real Estat Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. Dalam menjalankan usahanya, Perusahaan Pemeringkat Efek wajib berdomisili dan melakukan kegiatan operasional di Indonesia. Selain itu, Perusahaan Pemeringkat Efek juga wajib memiliki prosedur dan metodologi pemeringkatan yang dapat dipertanggungjawabkan, sistematis, dan telah melalui tahapan pengujian serta dilaksanaan secara konsisten dan bersifat transparan. Selanjutnya, Perusahaan Pemeringkat Efek yang melakukan pemeringkatan atas permintaan Pihak tertentu, wajib membuat perjanjian pemeringkatan dengan Pihak dimaksud. 25 http://www.bapepam.go.id/PemeringkatEfek/index.htm http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/regulasi_pm/peraturan_pm/V/V.C.2.pdf 27 http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/regulasi_pm/peraturan_pm/V/V.H.3.pdf 28 http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/regulasi_pm/peraturan_pm/V/V.H.4.pdf 26 KEWAJIBAN PEMERINGKAT EFEK Kewajiban Perusahaan Pemeringkat Efek sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. V.H.3 tentang Perilaku Perusahaan Pemeringkat Efek antara lain sebagai berikut: a. Bersikap obyektif dan independen dalam melaksanakan kegiatan pemeringkatan. b. Memiliki prosedur dan metodologi tertulis sebagai pedoman dan prinsip dasar dalam setiap tahapan pada proses pemeringkatan termasuk jangka waktu penyelesaiannya. c. Melakukan kaji ulang secara berkala paling kurang 3 (tiga) tahun sekali terhadap prosedur dan metodologi pemeringkatan serta penerapannya, untuk memastikan kualitas, konsistensi, dan obyektivitas proses pemeringkatan. Bertanggung jawab atas setiap hasil Peringkat yang dikeluarkan. d. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah dikeluarkannya hasil Peringkat yang tidak mencerminkan kemampuan sebenarnya Pihak yang diperingkat dan/atau Pihak yang Efeknya diperingkat. e. Melakukan keterbukaan prosedur dan metodologi pemeringkatan dengan pihak yang diperingkat, investor, partisipan pasar lainnya dan masyarakat. f. Memantau entitas (company rating) dan/atau Efek yang diterbitkan oleh Pihak yang diperingkat (instrument rating) secara terus menerus sesuai dengan prosedur standar operasi pemeringkatan. g. Mengkaji ulang secara berkala hasil Peringkat yang telah dikeluarkan. h. Mengungkapkan hasil pemutakhiran atas setiap hasil Peringkat yang dikeluarkannya sesuai dengan yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku atau dalam hal terdapat informasi yang material yang menyebabkan perubahan hasil Peringkat. i. Mempunyai Komite Pemeringkat dan pejabat kepatuhan. LARANGAN PEMERINGKAT EFEK Larangan Perusahaan Pemeringkat Efek sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. V.H.3 tentang Perilaku Perusahaan Pemeringkat Efek antara lain sebagai berikut: a. Memberikan rekomendasi yang dapat mempengaruhi keputusan investasi pemodal. b. Baik secara implisit maupun eksplisit memberikan kepastian dan/atau jaminan atas hasil Peringkat tertentu sebelum selesainya proses pemeringkatan. c. Melakukan kegiatan usaha yang tidak berkaitan dengan kegiatan pemeringkatan, kecuali kegiatan usaha yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK. d. Memberikan data dan/atau informasi yang bersifat rahasia yang digunakan untuk melakukan pemeringkatan dan/atau untuk tujuan lain selain untuk keperluan kegiatan pemeringkatan kepada siapapun, kecuali telah memperoleh persetujuan dari Pihak yang memiliki data dan/atau informasi rahasia tersebut atau dalam rangka pengawasan yang dilakukan oleh Bapepam dan LK dan/atau Pihak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau untuk kepentingan peradilan. e. Menentukan hasil Peringkat berdasarkan hal lain selain faktor-faktor yang relevan dengan obyek pemeringkatan. f. Memberikan rekomendasi mengenai struktur Produk Keuangan Terstruktur (structured finance product) yang sedang diperingkatnya, antara lain Efek Beragun Aset, Real Estate Investment (REITs). g. Melakukan pemeringkatan suatu obyek pemeringkatan apabila: 1. Efek yang akan diperingkat diterbitkan oleh Pihak yang mempunyai hubungan Afiliasi dengan Perusahaan Pemeringkat Efek, baik langsung maupun tidak langsung; 2. Perusahaan Pemeringkat Efek, komisaris, atau direkturnya mempunyai kepentingan atas Efek dan/atau entitas yang akan diperingkat dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir sebelum melakukan kegiatan pemeringkatan dan/atau selama Perusahaan Pemeringkat Efek melakukan pemeringkatan; atau 3. Karyawan yang melakukan analisis pemeringkatan mempunyai kepentingan atas Efek dan/atau Entitas yang akan diperingkat. h. Menetapkan syarat atau tindakan tertentu yang harus dilakukan oleh Pihak yang meminta untuk diperingkat, agar menghasilkan Peringkat tertentu. i. Memberikan kompensasi kepada analis yang melakukan pemeringkatan dengan mendasarkan pada besarnya biaya pemeringkatan yang dibayar oleh Pihak yang diperingkat atau Pihak yang Efeknya diperingkat. SKALA PEMERINGKATAN EFEK HUTANG JANGKA PANJANG AAA Efek hutang jangka panjang dengan kualitas paling tinggi, yaitu mempunyai kemampuan paling baik dalam membayar bunga dan pokok pinjaman tepat pada waktunya. AA Efek hutang jangka panjang dengan kualitas tinggi, yaitu mempunyai kemampuan sangat baik dalam membayar bunga dan pokok pinjaman tepat pada waktunya. Factor resiko sangat rendah, karena hanya sedikit pengaruh kondisi yang tidak menguntungkan. A Efek hutang jangka pnjang dengan kualitas tinggi, yaitu mempunyai kemampuan cukup baik dalam membayar bunga dan pokok pinjaman tepat pada waktunya. Factor resiko rendah, karena hanya sedikit dipengaruhi oleh perubahan kondisi yang tidak menguntungkan. BBB Efek hutang jangka panjang dengan kualitas cukup, yaitu mempunyai kemampuan yang baik dalam membayar bunga dan pokok pinjaman tepat pada waktunya. Factor resiko sedang, karena cukup peka terhadap perubahan kondisi yang tidak menguntungkan. BB Efek hutang jangka panjang dengan kualitas rendah, karena meskipun masih memiliki kemampuan dalam membayar bunga dan pokok pinjaman pada saat jatuh tempo, namun mwmiliki resiko cukup tinggi, karena sangat peka terhadap perubahan kondisi yang tidak menguntungkan. B Efek hutang jangka panjang yang memiliki kemampuan terbatas dalam membayar bunga dan pokok pinjaman. Faktor resiko tinggi, karena kemampuan tidak mampu membayar pada waktunya, jika terjadi perubahan kondisi yang tidak menguntungkan. CCC Efek hutang jangka panjang yang memiliki kualitas jauh dibawah investment grede (peringkat tidak layak investasi), karena mengandung ketidakpastian dalam membayar bunga dan pokok pinjaman. Faktor resiko sangat tinggi, karena tidak akan mampu membayar jika terjadi perubahan kondisi yang tidak menguntungkan. D Efek hutang jangka panjang yang macet WALI AMANAT Wali Amanat mewakili kepentingan pemegang Efek bersifat utang atau sukuk baik di dalam maupun di luar pengadilan. Dalam hal ini Wali Amanat diberi kuasa berdasarkan Undang-Undang ini untuk mewakili pemegang efek bersifat utang atau sukukdalam melakukan tindakan hukum yang berkaitan dengan kepentingan pemegang efek bersifat utang atau sukuk tersebut, termasuk melakukan penuntutan hak-hak pemegang efek bersifat utang atau sukuk baik di dalam maupun di luar pengadilan tanpa memerlukan surat kuasa khusus dari pemegang efek bersifat utang atau sukuk dimaksud. Kegiatan Perwaliamanatan dilakukan oleh Bank Umum dan Pihak Lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah untuk dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Wali Amanat. Bank Umum atau Pihak Lain wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam-LK. Adapun persyaratan dan tata cara pendaftaran Wali Amanat diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Pengguna jasa Wali Amanat ditentukan dalam peraturan yang dimaksud dengan "penggunaan jasa Wali Amanat" adalah penggunaan jasa Wali Amanat oleh Emiten dalam penerbitan efek yang bersifat utang jangka panjang atau sukuk seperti obligasi. LARANGAN WALI AMANAT Wali Amanat dilarang mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten kecuali hubungan Afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal Pemerintah, hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan antara Wali Amanat selaku wakil pemegang efek bersifat utang atau sukuk dan kepentingan Emiten di mana Wali Amanat mempunyai hubungan Afiliasi. Wali Amanat juga dilarang mempunyai hubungan kredit dengan Emiten kecuali dalam jumlah sesuai dengan ketentuan Bapepam-LK. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan antara Wali Amanat selaku wakil pemegang efek bersifat utang atau sukuk dan kepentingan Wali Amanat sebagai kreditur atau debitur dari Emiten. Ketentuan ini bertujuan agar Wali Amanat dapat melaksanakan fungsinya secara independen sehingga dapat melindungi kepentingan pemegang efek bersifat utang atau sukuk secara maksimal. Wali Amanat dilarang merangkap sebagai penanggung dalam emisi efek bersifat utang atau sukuk yang sama. Larangan ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan Wali Amanat selaku wakil pemegang efek bersifat utang atau sukuk dengan kepentingan Wali Amanat selaku penanggung yang justru wajib memenuhi kewajiban Emiten terhadap pemegang efek bersifat utang sukuk dalam dalam hal terjadi wanprestasi oleh Emiten KEWAJIBAN WALI AMANAT 1. Wali Amanat wajib membuat kontrak perwaliamanatan dengan Emiten sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam-LK. 2. Wali Amanat wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang efek bersifat utang atau sukuk atas kerugian karena kelalaiannya dalam pelaksanaan tugasnya sebagaimana diatur dalam undang-undang dan atau peraturan pelaksanaannya serta kontrak perwaliamanatan. 3. Setelah terdaftar di Bapepam-LK Wali Amanat wajib memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai mana diatur dalam Peraturan Ketua Bapepam-LK mengenai Laporan Wali Amanat dan kewajiban penyimpanan dokumen oleh Wali Amanat. Proses Emisi 1. Tahap Persiapan Tahap pesiapan dalam proses emisi, emiten menunjuk lembaga penunjang dan profesi penunjang untuk melakukan due diligence atau pemeriksaan menyeluruh sebagai dokumen pengajuan pernyataan pendaftaran ke Bapepam serta kesepakatan-kesepakatan dengan lembaga penunjang seperti penjamin emisi, waliamanat untuk melaksanakan emisi 2. Tahap Pengajuan, hasil penyusunan dokumen dari masing-masing profesi penunjang serta perjanjian-perjanjian awal dengan lembaga penunjang disampaikan kepada Bapepam sebagai dokumen pelengkap permohonan pernyataan Bapepam. 3. Tahap Penawaran, pada tahap ini dapat dilakukan setelah mendapatkan pernyataan pendaftaran dari Bapepam. 4. Tahap Pencatatan, setelah pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif (disetujui Bapepam) dan tahap penawaran obligasi tahp terakhir yang dilakukan adalah pencatatan obligasi ke Bursa.