2 tinjauan pustaka

advertisement
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan
Menurut Lubis (2000), Pelabuhan Perikanan adalah suatu pusat aktivitas
dari sejumlah industri perikanan, merupakan pusat untuk semua kegiatan
perikanan, ditambah pula bahwa pelabuhan perikanan merupakan tempat berlabuh
bagi kapal- kapal yang pergi dan pulang dari operasi penangkapan ikan, tempat
memperbaiki kapal dan melindungi kapal- kapal perikanan dari gelombang laut.
Pada dasarnya Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) tidak berbeda dengan
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) maupun Pelabuhan Perikanan Nusantara
(PPN), maupun Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), hanya bobot kerja,
produktivitas, kapasitas fasilitas pokok, fungsional dan tambahannya saja yang
berbeda. Oleh karena itu, PPP termasuk kedalam klasifikasi pelabuhan perikanan
tipe C (Direktorat Jenderal Perikanan, 1994 dalam Indrianto, 2004).
Menurut
Keputusan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
Nomor:
KEP.10/MEN/2004 tentang pelabuhan perikanan dinyatakan bahwa klasifikasi
pelabuhan perikanan tipe C (pantai) memiliki kriteria yakni fasilitas tambat labuh
untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 10 Gross Tonnage (GT);
panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 meter, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 2 meter; dapat menampung sekurang- kurangnya 30
buah kapal atau berjumlah 300 GT kapal perikanan sekaligus; melayani kapal ikan
yang beroperasi di perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, dan
wilayah ZEEI; serta memiliki lahan sekurang-kurangnya seluas 5 Ha.
2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan
Ditinjau dari fungsinya, pelabuhan perikanan tentunya berbeda dangan jenis
pelabuhan lainnya dimana pelabuhan perikanan dikhususkan untuk aktifitas di
bidang perikanan. Secara umum, pelabuhan perikanan mempunyai fungsi yang
dapat dikelompokkan sebagai berikut (Lubis, 2000) :
5
1)
Fungsi Maritim
Pelabuhan perikanan mempunyai aktifitas-aktifitas yang bersifat
kemarintiman, yaitu merupakan suatu tempat kontak bagi nelayan atau
pemilik kapal, antara laut dan daratan untuk semua aktifitasnya.
2)
Fungsi Komersial
Fungsi ini timbul karena pelabuhan perikanan merupakan suatu tempat
awal untuk mempersiapkan pendistribusian produksi perikanan dengan
melakukan transaksi pelelangan ikan. Proses pendistribusian ini dapat
dilakukan dengan cara ikan yang telah didaratkan dibawa ke gedung
pelelangan ikan untuk dicatat jumlah dan jenisnya. Setelah itu ikan disortir
dan diletakkan di keranjang untuk dilakukan pelelangan ikan dan dicatat
transaksinya. Pedagang atau bakul ikan mengambil ikan yang telah dilelang.
3)
Fungsi Jasa
Fungsi ini meliputi seluruh jasa- jasa pelabuhan mulai dari ikan
didaratkan hingga ikan didistribusikan
seperti penyediaan alat-alat
pengangkut ikan, keranjang, penyediaan bahan bakar, air bersih, es, jasa
menangani mutu ikan, keamanan pelabuhan serta pemeliharaan kapal dan
pelabuhan.
Fungsi pelabuhan perikanan ditinjau dari segi aktifitasnya secara khusus
merupakan pusat kegiatan ekonomi perikanan antara lain :
1)
Aspek Produksi
Dalam hal ini pelabuhan perikanan lebih ditekankan sebagai
pemusatan dan kegiatan produksi antara lain, tempat pemusatan armada
penangkapan untuk pendaratan hasil tangkapan, menyediakan tempat
berlabuh yang aman, menjamin kelancaran membongkar hasil tangkapan
serta menyediakan suplai logistik.
2)
Aspek Pengolahan
Pelabuhan perikanan sebagai tempat untuk membina peningkatan mutu
serta pengendalian ikan dalam menghindari kerugian dari pasca tangkap.
3)
Aspek pemasaran
Pelabuhan perikanan sebagai tempat untuk menciptakan mekanisme
pasar yang menguntungkan nelayan. Dengan demikian struktur pemasaran
6
dari tempat pelelangan ikan ke konsumen berlangsung secara baik dan
teratur.
2.3 Aktifitas Pelabuhan Perikanan
Keberhasilan suatu kegiatan pelabuhan perikanan tergantung pada
kelancaran aktifitasnya, mulai dari pendaratn hasil tangkapan, pelelangan,
pengolahan hingga ke pemasarannya.
Berkaitan dengan kelancaran tersebut maka haruslah terdapat efektivitas
mulai dari alir aktivitas, alir ikan sampai alir manusianya (Lubis,2000).
1. Alir aktifitas (flow of activities)
Alir aktifitas merupakan alir kegiatan di PP/PPI mulai pada saat kapal
masuk ke kawasan PP/PPI sampai dengan pemasaran hasil tangkapan ke luar
kawasannya yang terdiri dari :
i. Kegiatan di kolam pelabuhan
Kapal antri untuk mendaratkan hasil tangkapannya.
ii. Kegiatan di dermaga
Merupakan kegiatan pendaratan ikan, pembongkaran hasil tangkapan,
penyortiran, pengangkutan hasil tangkapan ke TPI, kegiatan reparasi
maupun pengisian perbekalan bagi kapal yang akan melaut.
iii. Kegiatan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Merupakan kegiatan yang meliputi penimbangan, pelelangan ikan dan
pendataan hasil tangkapan serta kegiatan distribusi yang meliputi
pengangkutan hasil tangkapan ke industri, pengolah, pasar atau
masyarakat.
2. Alir Ikan atau Bahan Perbekalan (Flow of fish)
Alir ikan di PP/ PPI dimulai dari pendaratan hasil tangkapan di dermaga.
Ikan dermaga dibawa ke TPI kemudian disalurkan ke pedagang besar,
pedagang antar propinsi, pedagang lokal, dan pengecer hingga pada akhirnya
sampai ke konsumen.
Alir bahan kebutuhan kapal yang akan melaut antara lain bahan-bahan
kebutuhan perbekalan nelayan (perbekalan ransum makanan, bahan pengawet
ikan dan perlengkapan kapal dan alat tangkap).
7
3.
Alir manusia (flow of human)
Merupakan orang-orang yang terlibat dalam aktifitas kegiatan di PP/PPI
yaitu :
i. Nelayan yang melakukan operasi penangkapan ikan, pembongkaran dan
bahan perbekalan dan penyortiran ikan.
ii. Buruh yang melakukan pengangkutan ikan dan bahan perbekalan
iii. Pengolah yang melakukan transaksi pembelian hasil tangkapan.
iv. Pengelola pelabuhan yang melakukan pengorganisasian pelabuhan, dan
pengawasan kegiatan yang berlangsung di pelabuhan.
v. Pedagang yang melakukan transaksi dan penjualan hasil tangkapan.
vi. Pengunjung atau konsumen yang berkunjung atau membeli hasil
tangkapan.
2.4 Fasilitas Pelabuhan Perikanan
Menurut Lubis (2000) didalam melaksanakan fungsi dan peranannya,
pelabuhan perikanan dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang terdiri dari fasilitas
pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang.
1. Fasilitas pokok adalah fasilitas dasar yang diperlukan dalam kegiatan di suatu
pelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk menjamin keamanan dan kelancaran
kapal baik waktu berlayar, keluar masuk pelabuhan maupun sewaktu berlabuh
di pelabuhan.
Fasilitas pokok terdiri dari :
1) Alur Pelayaran
2) Kolam Pelabuhan
3) Bangunan penahan gelombang (break water)
4) Turap penahan tanah
5) Jalan dalam komplek
2. Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang berfungsi untuk meninggikan nilai
guna dari fasilitas pokok sehingga dapat menunjang aktifitas pelabuhan.
Fasilitas fungsional terdiri dari :
1) Gedung tempat pelelangan ikan (TPI)
8
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah pertemuan antara penjual
(nelayan atau pemilik kapal) dengan pembeli ( pedagang atau agen
perusahaan ) untuk kegiatan melelang ikan. Letak dan pembagian ruang di
gedung pelelangan ikan harus direncanakan agar aliran produk berjalan
dengan cepat.
Hal ini dengan pertimbangan karena produk perikanan
merupakan produk yang cepat mengalami penurunan mutu sehingga
apabila aliran produk terganggu maka akan menyebabkan terjadinya
penurunan mutu (Lubis,2000).
Ruangan yang ada di gedung pelelangan antara lain sebagai berikut
(Lubis,2000) :
i.
Ruang
sortir
yaitu
tempat
membersihkan,
menyortir
dan
memasukkan ikan ke dalam keranjang.
ii.
Ruang pelelangan yaitu tempat menimbang, memperagakan dan
melelang ikan.
iii.
Ruang pengepakkan yaitu tempat memindahkan ikan ke peti lain
dengan diberi es, garam dan lain-lain selanjutnya untuk dikirim.
iv.
Ruang administrasi pelelangan terdiri dari loket-loket, gudang
peralatan lelang, ruang duduk peserta lelang, toilet dan ruang cuci
umum.
Luas gedung pelelangan ikan ditentukan oleh faktor – faktor sebagai
berikut (Lubis,2000) :
i.
Jumlah produksi yang harus ditampung oleh gedung pelelangan.
ii.
Jenis ikan yang ditangkap
iii. Cara penempatan ikan untuk diperagakan.
2) Sarana bantu navigasi pelayaran
3) Fasilitas komunikasi
4) Tangki BBM dan instalasinya
5) Tangki air tawar dan instalasinya
6) Cold storage
7) Dock atau slipway
Merupakan salah satu fasilitas fungsional yang berfungsi untuk
memelihara atau memperbaiki kapal khususnya bagian lunas kapal.
9
8) Pabrik es dan gudang es
Es terutama digunakan untuk mempertahankan mutu ikan pada saat
operasi penangkapan dan pengangkutan ke pasar atau ke pabrik.
Bangunan pabrik es terdiri dari ruangan mesin, ruang kompresor, ruang
produksi, ruang penyimpanan dan ruang operator.
Sedangakan bangunan
gudang es diperlukan apabila produksi kemungkinan tidak terserap oleh
pasar secara keseluruhan, pabrik es jauh dermaga atau kemungkinan
mendatangkan es dari luar.
9) Bengkel
10) Gedung penanganan dan pengolahan
11) Tempat perbaikan dan penjemuran jaring.
3. Fasilitas penunjang adalah fasilitas tambahan lain untuk keperluan aktifitas di
pelabuhan.
Fasilitas penunjang terdiri dari :
1) Kantor administrasi (administrasi pelabuhan, syahbandar, bea cukai, pos
keamanan);
2) Warung;
3) Balai pertemuan nelayan;
4) Perumahan karyawan;
5) MCK;
6) Sarana ibadah;
7) Sarana kesehatan;
8) Pemukiman nelayan;
9) Saluran drainase dan fasilitas kebersihan lainnya;
10) Fasilitas pembersihan limbah dan industri perikanan.
2.5 Pelayanan Pelabuhan Perikanan
Terwujudnya suatu pelayanan yang baik di suatu pelabuhan perikanan
adalah hal yang sangat penting karena pelayanan merupakan salah satu kegiatan
yang menentukan keberhasilan dalam pembangunan pelabuhan perikanan.
10
Menurut Dibbs (1970) dalam Priyaza (2008), fasilitas yang diperlukan
dibagi menjadi 2 bagian yang saling berkaitan dengan penangkapan, antara lain
sebagai berikut :
1.
Perlunya pelayanan untuk kapal penangkap dan alat tangkap, fasilitas yang
diperlukan, yaitu :
i. Tempat tambat sebagai fasilitas bongkar muat hasil tangkapan
ii. Fasilitas BBM
iii. Fasilitas es
iv. Fasilitas perbengkelan kapal termasuk slipway
2.
Penanganan hasil tangkapan dan semua aspek marketing, diperlukan areal
tanah yang memungkinkan pengembangan, yaitu :
i. Fasilitas pemasaran
ii. Pabrik es atau gudang es
iii. Cold storage
iv. Area Parkir
2.6 Kapasitas Pelabuhan
Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk
berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk
keluaran (output) persatuan waktu (Buffa,1983 vide Priyaza,2008). Selanjutnya
dalam perencanaan kapasitas dapat diringkas sebagai berikut :
1)
Memperkirakan permintaan di masa depan, termasuk dampak dari teknologi,
persaingan dan lain sebagainya.
2)
Menjabarkan perkiraan tersebut dalam kebutuhan fisik.
3)
Menyusun pilihan rencana kapasitas yang berhubungan dengan kebutuhan.
4)
Menganalisis pengaruh ekonomi pada pilihan rencana.
5)
Memutuskan rencana
Perencanaan kapasitas memerlukan suatu batas waktu yang tergantung
pada perkembangan teknologi. Implikasi dari perencanaan kapasitas ini adalah
bagaimana kondisi fasilitas pada masa yang akan datang dan bagaimana
penggunaannya.
Download