7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem diartikan

advertisement
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem
Sistem diartikan berbeda-beda oleh para ahli yang berbeda pula. Beberapa
pengertian sistem yang ada antara lain:
Menurut Jogiyanto H.M (2003, p34), sistem dapat didefinisikan dengan
pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan
prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang
mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat
didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu
dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut O’Brien (2003, p8), sistem adalah sekumpulan komponen yang
berhubungan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menerima
masukan
dan
menghasilkan
keluaran
melalui
proses
transformasi
yang
terorganisasi.
Pengertian sistem menurut McLeod (2001, p9) adalah sekumpulan elemen yang
terintegrasi dalam maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Long (1989, p33), sistem adalah sekumpulan dari beberapa komponen
(fungsi, manusia, aktivitas, kejadian) yang menjembatani dan melengkapi satu sama
lain untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang lebih terdefinisi sebelumnya.
Menurut Davis (1984, p47), sistem dapat berupa fisik atau abtrak. Sebuah
sistem abstrak adalah suatu susunan yang teratur dari gagasan atau konsepsi yang
saling bergantung.
8
Boundary
Sistem
Input
Output
Proses
Kontrol
Feedback
Gambar 2.1 Sistem Menurut Davis (1992, p5)
2.1.1 Elemen-Elemen Sistem
Menurut McLeod (1995, p13), elemen-elemen sistem terdiri dari:
1. Tujuan
Merupakan tujuan dari sistem yang befungsi untuk mengurangi tugastugas yang dilakukan oleh manusia secara manual dalam melakukan
pengolahan data.
2. Batasan
Merupakan batasan-batasan yang ada dalam mencapai tujuan yang ingin
dicapai oleh sistem. Batasan ini dapat berupa peraturan-peraturan, biayabiaya, personal, maupun peralatan
3. Kontrol
9
Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang
dapat berupa kontrol input data, kontrol output data dan kontrol
pengoperasian.
4. Input
Merupakan bagian dari sistem yang bertugas untuk menerima input data,
di mana input data ini dapat berupa sumber dari input data, frekuensi
input data dan jenis input data.
5. Proses
Merupakan bagian yang memproses input data menjadi informasi yang
sesuai dengan keinginan, yang berupa: klasifikasi, peringkasan dan
pencaharian.
6. Output
Merupakan tujuan akhir dari sistem. Output ini sendiri dapat berupa:
laporan, gambar dan lain sebagainya.
7. Umpan Balik
Merupakan intisari sistem yang bertugas untuk melihat kembali apakah
sistem telah berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini dapat berupa
perbaikan terhadap sistem, pemeliharaan sistem dan lain-lain.
2.2 Pengertian Informasi
Menurut Lucas (1993, p4), informasi adalah sesuatu yang nyata dan setengah
nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan dan
kejadian.
10
Menurut O’Brien (1997, p24), informasi adalah data yang telah dikonversi
menjadi lebih berarti dan berarti bagi user khusus.
Menurut Raymond McLeod (2001, p12), informasi adalah data yang sudah
diproses atau data yang memiliki arti.
Sedangkan pengertian informasi menurut Laudon (2004, p8) adalah data yang
dibentuk menjadi bentuk yang berarti dan berguna bagi manusia.
Dari definisi-definisi di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa informasi
adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang memiliki fungsi bagi
pengguna yang memerlukannya.
2.2.1 Karakteristik Informasi
Untuk dapat dikategorikan sebagai suatu informasi yang baik, maka informasi
harus memiliki karakteristik seperti keakuratan dari informasi, informasi harus
selalu update dan informasi harus mudah untuk dimengerti (O’Brien, 2004, p261).
Dengan memiliki karakteristik yang demikian, maka suatu informasi dapat
dikatakan sebagai informasi yang berkualitas.
2.3 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah kumpulan dari prosedur-prosedur yang terorganisasi
yang, saat dieksekusi, menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan dan pengaturan dalam sebuah organisasi. (Lucas, 1982, p8)
Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apa pun dari orangorang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang
11
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
(O’Brien, 2006, p5)
Sistem informasi secara teknik dapat diartikan juga sebagai sekumpulan
komponen yang saling berhubungan dalam mengumpulkan (atau menerima),
memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengaturan dalam sebuah organisasi.
(Laudon, 2004, p8)
User
Decision
Information
Output
Processing
Data
Data collection
Gambar 2.2 Skema Representasi dari Sistem Informasi
2.3.1
Tipe Sistem Informasi
Secara konseptual, aplikasi dari sistem informasi pada dunia nyata dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa cara yang berbeda. Sebagai contoh, beberapa
12
tipe dari sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai Sistem Pendukung Operasi
ataupun Sistem Pendukung Manajemen.
1. Sistem Pendukung Operasi (Operations Support Systems)
Sistem pendukung operasi menghasilkan variasi dari produk informasi
untuk penggunaan internal dan eksternal (O’Brien, 2002, p26). Pada perusahaan
bisnis, peranan sistem pendukung operasi adalah untuk memproses secara efisien
transaksi bisnis, mengontrol proses industrial, mendukung komunikasi dan
kolaborasi perusahaan, dan melakukan update terhadap database perusahaan.
a. Sistem Pemrosesan Transaksi (Transactions Processing Systems)
Sistem pemrosesan transaksi adalah contoh penting dari sistem
pendukung operasi yang mencatat dan memproses data hasil dari
transaksi bisnis (O’Brien, 2002, p26). Mereka memproses transaksi
berdasarkan dua cara dasar. Dalam batch processing, transaksi data
diakumulasi dalam suatu periode waktu dan diproses secara periodik.
Dalam pemrosesan real-time (atau online), data diproses segera setelah
sebuah transaksi terjadi.
b. Sistem Pengaturan Proses (Process Control Systems)
Sistem pengaturan proses melakukan pengawasan dan pengaturan
terhadap proses fisik (O’Brien, 2002, p26). Sebagai contoh, pengolahan
minyak menggunakan sensor elektrik yang dihubungkan dengan
komputer agar dapat mengawasi proses kimiawi dan melakukan
penyesuaian instan (real-time) yang mengatur proses pengolahan
tersebut.
13
c. Sistem Kolaborasi Perusahaan (Enterprise Collaboration Systems)
Sistem kolaborasi perusahaan melakukan peningkatan terhadap
komunikasi dan produktivitas tim, dan terkadang disebut sebagai sistem
otomatisasi kantor (office automation systems). Contohnya, pekerja pada
sebuah tim proyek boleh menggunakan e-mail untuk mengirim dan
menerima pesan elektrik, dan melakukan videoconference untuk
mengadakan electronics meeting dalam aktivitas mereka.
2. Sistem Pendukung Manajemen (Management Support Systems)
Pada saat aplikasi sistem informasi fokus dalam menyediakan informasi dan
dukungan sebagai pembuat keputusan yang efektif bagi manajer, maka hal
tersebut disebut sebagai Sistem Pendukung Manajemen (O’Brien, 2002, p26).
a. Sistem Informasi Manajemen (Management Information Systems)
Sistem Informasi Manajemen menyediakan informasi dalam bentuk
laporan dan menampilkannya kepada manajer dan para profesional bisnis
lainnya (O’Brien, 2002, p26). Sebagai contoh, seorang manajer penjualan
bisa menggunakan komputer yang telah terhubung jaringan dan web
browsers untuk mendapatkan gambaran secara cepat mengenai hasil
penjualan dari produk mereka dan mengakses intranet perusahaan
mereka untuk laporan analisis penjualan harian yang mengevaluasi
penjualan yang dilakukan tiap pegawai.
b. Sistem Pengambilan Keputusan (Decision Support Systems)
14
Sistem pengambilan keputusan memberikan dukungan
yang
interaktif dan ad hoc untuk para manajer selama proses pengambilan
keputusan (O’Brien, 2002, p26). Contohnya, seorang manajer pemasaran
dapat menggunakan program electronic spreadsheet untuk melakukan
analisis what-if saat mereka mengetes pengaruh dari anggaran pemasaran
alternatif pada perkiraan penjualan pada produk baru.
c. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information Systems)
Sistem informasi eksekutif menyediakan informasi penting dari
sumber internal dan eksternal yang luas dalam bentuk yang mudah
digunakan kepada para eksekutif dan manajer. Sebagai contoh, eksekutif
kelas atas bisa menggunakan touchscreen terminal untuk melihat secara
instan tampilan teks dan grafik yang menonjolkan area kunci kinerja yang
kompetitif.
2.4 Pengertian Geografi
Menurut Widiyatmoko (1995, p3), geografi adalah ilmu yang mempelajari
atau mengkaji bumi dan segala sesuatu yang ada di atasnya, seperti penduduk,
fauna, flora, iklim, udara, dan segala interaksinya. Yang dimaksud dengan letak
astronomis adalah letak suatu tempat dihubungkan dengan posisi garis lintang dan
garis bujur, yang akan membentuk suatu titik koordinat.
Geografi juga diartikan sebagai ilmu tentang permukaan bumi, iklim,
penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1997).
15
Garis lintang adalah garis-garis paralel pada bola bumi yang sejajar dengan
ekuator. Jadi Lintang Utara (LU) berarti semua posisi atau tempat yang terletak di
sebelah utara ekuator. Lintang Selatan (LS) berarti semua posisi atau tempat yang
terletak di sebelah selatan ekuator. Sedangkan yang dimaksud dengan garis bujur
(meridian) adalah semua garis yang menghubungkan kutub utara dengan kutub
selatan, tegak lurus pada garis lintang. Semua meridian adalah setengah lingkaran
besar.
Meridian dibuat tiap-tiap 10o. Meridian pertama (prime meridium) adalah
Meridian Greenwich sebagaimana disepakati bersama oleh bangsa-bangsa pada
kongres Meridian Internasional. Kota Jakarta bila dilihat secara geografis terletak
pada 106o22’42” Bujur Timur sampai dengan 106o58’18” Bujur Timur dan
5o19’12” Lintang Selatan sampai dengan 6o23’54” Lintang Selatan.
2.5 Pengertian Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografi adalah sebuah sistem komputer yang dapat
menyimpan dan menggunakan data yang menjelaskan lokasi dan tempat di
permukaan bumi, (Rhind, 1989, p28).
Sistem Informasi Geografi adalah sekumpulan peralatan yang dipergunakan
untuk pengumpulan, penyimpanan, pengambilan saat diperlukan, perubahan, dan
menampilkan data spasial dari dunia nyata untuk tujuan-tujuan tertentu, .
Sistem Informasi Geografi adalah sebuah sistem untuk penyimpanan,
penyimpanan citra, pengecekan, penggabungan, penganalisaan, menampilkan dan
memanipulasikan data yang ada secara spasial dideskripsikan wujud bumi.
16
Secara umum, definisi Sistem Informasi Geografi (SIG) meliputi tiga
komponen utama. Komponen tersebut mengungkapkan bahwa SIG (Sistem
Informasi Geografi) adalah sebuah sistem komputer yang menghasilkan informasi.
SIG terdiri dari hardware, software, dan prosedur-prosedur yang sesuai dengan
yang ditentukan. Komponen tersebut juga menjelaskan bahwa SIG menggunakan
data yang dideskripsikan secara spasial atau yang secara geografis.
Secara singkat, SIG dapat berguna untuk memberi nilai tambah data spasial.
Dengan membiarkan data diorganisir dan ditampilkan secara efisien, dengan
analisis dan dengan pembuatan data baru yang dapat dioperasikan secara
bergantian, SIG membentuk informasi yang sangat berguna untuk membantu
pengambilan keputusan.
2.5.1
Komponen Sistem Informasi Geografi
Komponen dari Sistem Informasi Geografi adalah sistem komputer (perangkat
keras dan sistem operasi), perangkat lunak, data spasial, prosedur pengelolaan dan
analisis data, dan manusia yang menjalankan Sistem Informasi Geografi.
•
Sistem Komputer
Sistem Informasi Geografi dapat dijalankan dari bentuk sistem komputer apa
pun, mulai dari personal computer (PC) sampai dengan multi-user
supercomputers, dan diprogram ke dalam bahasa pemrograman yang sangat
bervariasi. Ada beberapa elemen penting agar pengoperasian Sistem Informasi
Geografi dapat berjalan dengan efektif, yaitu (Burrough, 1986):
17
1. kehadiran processor dengan kemampuan yang cukup untuk menjalankan
perangkat lunak
2. memory yang cukup untu penyimpanan data dalam jumlah besar
3. layar dengan kualitas yang baik dan memiliki resolusi warna grafis yang
tinggi
4. alat input dan output data (misalnya digitizer, scanner, keyboard, dan
plotter)
•
Perangkat Lunak
Seperti halnya sistem komputer, maka perangkat lunak pun memiliki elemenelemen penting yang harus dimiliki yang memungkinkan pengguna untuk
melakukan input, menyimpan, mengelola, mengubah, menganalisa, dan
menampilkan data.
•
Prosedur Pengelolaan dan Analisis Data
Aronoff (1989) mengklasifikasikan prosedur analisis Sistem Informasi Geografi
ke dalam tiga tipe:
1. Tipe yang digunakan untuk storage dan retrieval.
2. Constrained queries yang memungkinkan pengguna untuk melihat pola
dalam data mereka.
3. Prosedur permodelan untuk melakukan prediksi apakah data terdapat pada
waktu dan tempat yang berbeda.
18
•
Manusia dan Sistem Informasi Geografi
Dalam penerapan Sistem Informasi Geografi harus ada manusia yang berperan
merencanakan, mengimplementasikan dan mengoperasikan sistem sekaligus
membuat keputusan berdasarkan output.
2.6 Data
Data adalah penelitian yang kita buat dari mengawasi dunia nyata. Data
dikumpulkan sebagai fakta atau bukti yang bisa diproses untuk memberikan data
tersebut arti dan mengubah data tersebut menjadi informasi. Oleh karena itu, ada
perbedaan yang jelas antara data dan informasi, walaupun kedua informasi ini
sering tertukar dalam pemakaiannya. Sedangkan informasi adalah data yang telah
ditambahkan arti dan konteks (Heywood, 2002). Jadi dengan memiliki rincian atau
detail, sebuah data menjadi sebuah informasi.
Ada banyak jenis sumber data, walaupun semuanya dapat dimasukkan ke
dalam dua kategori, yaitu primary dan secondary. Primary data biasanya
merupakan data yang didapat melalui observasi secara langsung, sedangkan
secondary data biasanya dikumpulkan dari organisasi atau orang lain. Banyak
secondary data yang disebarluaskan dan mengandung peta, rincian sensus
penduduk dan data meteorologi (Griffith and Amrhein, 1991).
Semua primary dan secondary data memiliki tiga model atau dimensi, yaitu
temporal, thematic, dan spatial (spasial). Semua data harus memungkinkan untuk
dapat diidentifikasi sebagai salah satu dari tiga model tersebut. Misalnya terjadi
kecelakaan avalanche yang berlokasi di Bukit Three Pines pada 14 Februari 1995,
dan ketiga model itu adalah:
19
•
Temporal: 14 Februari 1995;
•
Thematic: kecelakaan avalanche; dan
•
Spatial: Bukit Three Pines
Dimensi temporal menyediakan catatan mengenai kapan data terkumpul dan
dimensi thematic menjelaskan mengenai karakter dari fitur dunia nyata yang
dideskripsikan data. Pada SIG, data thematic biasa disebut sebagai data non-spasial
atau data atribut.
Dimensi spasial dari data dapat dianggap sebagai nilai, kumpulan karakter
atau simbol yang menunjukkan kepada pengguna mengenai lokasi dari fitur yang
sedang diobservasi. Pada contoh di atas, referensi spasial digunakan sebagai
deskripsi tekstual yang hanya akan berguna bagi mereka yang familiar dengan area
tersebut. Bagaimanapun juga, karena SIG tidak memiliki “pengetahuan lokal” maka
semua data yang digunakan dalam SIG harus diberikan referensi spasial yang
matematis. Salah satu contoh yang paling umum adalah map dengan koordinat. Di
sini, pasangan koordinat (x,y) digunakan untuk menempatkan posisi dari fitur
dalam kotak yang seragam dalam sebuah peta.
2.6.1
Data Spasial
Setiap perangkat lunak SIG telah didesain untuk dapat mengatasi data spasial
(disebut juga sebagai data geografis). Spasial data ditandai dengan informasi
tentang posisi, hubungan dengan fitur lain, dan rincian dari karakter non-spasial
(Burrough, 1986). Contoh data spasial dari suatu stasiun cuaca bisa mencakup:
20
•
Lintang dan bujur sebagai referensi geografis. Jika garis lintang dan garis bujur
dari sebuah stasiun cuaca telah diketahui, posisi relatif dari stasiun cuaca yang
lain juga dapat diasumsikan, beserta dengan kedekatannya ke bukit dan daerah
berbahaya;
•
Rincian hubungan seperti letak jalan, lift, dan jalur ski akan memungkinkan ahli
meteorologi untuk mengakses ke stasiun cuaca;
•
Data non-spasial, sebagai contoh rincian jumlah salju, temperatur, kecepatan
angin, dan arah.
Apabila sistem referensi yang salah digunakan, hal ini dapat membatasi masa
depan
penggunaan
SIG
(Openshaw,
1990).
Metode
tradisional
dalam
merepresentasikan ruang yang ditempati oleh data spasial adalah dengan suatu
serial dari thematic layer. Data spasial, yang direpresentasikan baik sebagai layer
maupun objek, harus disederhanakan sebelum mereka dapat disimpan ke dalam
komputer. Cara umum untuk melakukannya adalah dengan memisahkan semua
foitur geografi ke dalam tiga tipe dasar entiti (entiti adalah sebuah komponen atau
blok bangunan yang digunakan untuk membantu organisasi data). Ada titik, garis,
dan area.
1. Titik digunakan untuk merepresentasikan fitur yang terlalu kecil untuk
direpresentasikan oleh area, contohnya kotak pos. Data yang tersimpan
untuk kotak pos akan mencakup lokasi geografi dan rincian dari fiturnya.
Garis lintang dan garis bujur, atau referensi koordinat, dapat diberikan
bersamaan dengan rincian yang menerangkan bahwa itu adalah kotak
pos. Tentunya, fitur yang direpresentasikan oleh titik tidak sepenuhnya
21
dijelaskan dengan referensi geografis dua dimensi. Akan selalu ada
komponen ketinggian karena sebuah kotak pos diletakkan pada
ketinggian tertentu di atas permukaan laut.
2. Garis
Garis digunakan untuk merepresentasikan fitur yang berbentuk garis pada
alam, misalnya jalan atau sungai. Garis juga dapat merepresentasikan
fitur garis yang tidak nyata, seperti perbatasan administratif atau
perbatasan internasional. Akan sulit bagi pengguna SIG untuk
menentukan saat kapan sebuah fitur harus direpresentasikan dengan garis.
Haruskah jalan direpresentasikan dengan garis tunggal sepanjang
pusatnya, atau apakah dibutuhkan, satu untuk setiap sisi jalan?
Sebuah garis adalah kumpulan dari titik-titik yang teratur. Garis adalah
kumpulan dari koordinat (x,y) yang digabungkan bersama secara
berurutan dan biasanya dihubungkan dengan garis lurus. Seperti halnya
titik, garis-garis juga dalam kenyataan berbentuk tiga dimensi. Sebagai
contoh, seorang hidrogeologis lebih banyak memiliki aktivitas di dalam
tanah sama halnya di atas permukaan tanah. Penambahan sebuah
koordinat z (menggambarkan kedalaman atau ketinggian) ke titik
membentuk garis yang merepresentasikan sungai memungkinkan
gambaran tiga dimensi yang akurat dari fitur tersebut.
3. Area
Area digambarkan oleh kumpulan garis yang tertutup dan digunakan
untuk mendefinisikan fitur seperti lapangan, bangunan, atau daerah
administratif. Entiti dari area sering dideskripsikan sebagai poligon.
22
Seperti halnya fitur pada garis, beberapa dari poligon ini berada pada
permukaan, sementara yang lainnya hanya imaginasi.
Ada dua tipe poligon yang dapat diidentifikasi, yaitu island polygons dan
adjacent polygons. Island polygons terjadi pada situasi yang bervariasi,
tidak hanya pada pulau yang sebenarnya. Sebagai contoh, area
perhutanan dapat kelihatan seperti sebuah pulau dalam lapangan, atau
sebuah pemukiman industri sebagai pulau dalam batasan area perkotaan.
Poligon tipe khusus, yang sering digambarkan sebagai nested polygon,
dihasilkan oleh garis terluar pantai. Adjacent polygons lebih dikenal
secara umum. Di sini, perbatasan dibagi antara adjacent areas. Misalnya
lapangan, area kode pos, dan perbatasan properti.
Area tiga dimensi adalah permukaan. Permukaan dapat digunakan untuk
merepresentasikan variabel topografi atau non-topografi seperti tingkat
polusi atau kepadatan penduduk. Beberapa pengarang (seperti Martin,
1996; Laurini and Thompson, 1992) menganggap permukaan sebagai
empat tipe entiti yang terpisah.
Struktur data yang dibutuhkan komputer untuk merekonstruksi model data spasial
dalam bentuk digital. Struktur data tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Struktur Data Raster
Raster adalah metode untuk penyimpanan, pemrosesan, dan penampilan spasial
data. Setiap area dibagi menjadi baris dan kolom, yang membentuk struktur grid.
Dengan struktur data raster, dunia nyata ditampilkan sebagai elemen matriks atau
sel-sel grid yang homogen. Maka dapat dikatakan bahwa struktur data raster
adalah model data spasial yang paling sederhana.
23
2. Struktur Data Vektor
Vektor adalah suatu struktur data yang digunakan untuk menyimpan data spasial.
Data vektor terdiri dari garis biasa atau garis lengkung, yang didefinisikan
dengan titik awal dan akhir, yang bertemu pada sebuah titik yang didefinisikan
oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,y).
Lokasi dari node tersebut dan struktur topologi biasa disimpan secara jelas. Ada
beberapa cara dalam mengorganisasikan dua database (spasial dan tematik).
Biasanya sistem vektor terdiri dari dua komponen, yaitu untuk mengelola data
spasial dan yang lain untuk mengelola data tematik.
24
Gambar 2.3 Model Data Spasial Raster dan Vektor
25
2.6.2
Peta
Metode tradisional untuk menyimpan, menganalisis dan menyajikan data
spasial adalah peta. Peta adalah dasar yang penting dalam SIG sebagai sebuah
sumber data, struktur dalam penyimpanan data dan alat untuk menganalisis dan
menunjukkan.
Pada umumnya, peta dibedakan atas peta tematik (thematic map) dan peta
topografi (tophographic map). Peta tematik menunjukkan data yang berhubungan
dengan tema atau topik tertentu, seperti tanah, geologi, geomorfologi, penggunaan
lahan, populasi atau transportasi. Peta topografi mengandung kumpulan data yang
bervariasi dalam topik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penggunaan lahan, relief
dan fitur kultural dapat ditampilkan semuanya dalam peta topografi yang sama.
Menurut Unwin (1981), peta topografi adalah gabungan dari peta yang berbedabeda.
Walaupun ada begitu banyak jenis peta, proses pemetaan adalah sifat
umumnya. Selama proses itu, seorang kartografer harus (Robinson et al., 1995):
•
menentukan tujuan dari pembuatan peta tersebut
Semua peta, dan sumber-sumber data spasial lainnya, diolah dengan tujuan agar
data dapat diubah menjadi informasi yang akan dapat dikomunikasikan dengan
pihak ketiga. Misalnya setiap tahun para manajer Happy Valley membuat peta
area ski untuk digunakan para pengunjungnya. Peta tersebut menunjukkan lokasi
ski trails, tempat parkir, hotel, penginapan darurat, dan ski lifts. Tujuannya
adalah membantu pengunjung mengorientasikan dan memutuskan bagaimana
mereka menghabiskan waktu mereka. Secara alami, peta tersebut akan
berpengaruh besar terhadap para penggunanya. Misalnya, pengunjung tidak akan
26
makan di restoran yang tidak tertera pada peta tersebut. Bagaimanapun juga, ada
restoran-restoran yang ridak diperlihatkan pada peta resmi Happy Valley.
Perusahaan ski tersebut ingin agar yang dipakai oleh pengunjung hanyalah
fasilitas yang mereka sediakan.
Gambar 2.4 Happy Valley
27
•
mendefinisikan pada skala berapa peta tersebut diproduksi
Secara virtual, semua sumber data spasial, termasuk peta, adalah lebih kecil dari
ukuran kenyataan yang mereka representasikan (Monmonier, 1991; Keates,
1982). Skala memberikan
indikasi seberapa kecil peta tersebut dari
kenyataannya. Menurut Laurini dan Thompson (1992) skala adalah urutan dari
peluasan atau tingkat generalisasi di mana fenomena berada atau dikenali atau
diteliti. Skala dapat digambarkan dalam salah satu dari tiga cara, yaitu sebagai
skala rasio, skala verbal, atau skala grafis.
Rasio
1:5000
1:1000000
Verbal
1 cm merepresentasikan 50 m
1 cm merepresentasikan 10 km
(nominal)
Grafis
0
100
200
0
10
Km
20
30
40
Km
Tabel 2.1 Tabel Penggambaran Skala
Contoh dari skala rasio adalah 1:5000 dan 1:5000000. Pada skala 1:5000, 1
mm garis pada peta merepresentasikan 5000 mm pada bumi. Sedangkan skala
verbal
akan
menggambarkan
skala
dalam
kata-kata,
misalnya
‘1
cm
merepresentasikan 50 m’. Kemudian terakhir, skala grafis (atau skala batang) yang
biasanya digambar pada peta untuk mengilustrasikan jarak yang direpresentasikan
secara visual. Skala grafis sering digunakan pada peta komputer.
28
Peta topografi yang standar mengandung contoh dari skala verbal, rasio dan
grafis. Harus diingat bahwa peta skala kecil (contohnya 1:2500000 atau 1:1000000)
adalah peta yang mencakup area luas. Sedangkan peta skala besar (contohnya
1:10000 atau 1:25000) mencakup area kecil dan banyak rincian. Skala juga penting
saat entiti spasial digunakan (titik, garis, dan area) untuk merepresentasikan versi
umum dua dimensi dari fitur dunia nyata.
•
Memilih fitur (spasial entiti) dari dunia nyata yang harus tergambarkan pada peta
Secara tradisional, peta telah menggunakan simbol untuk menggambarkan fitur
dunia nyata. Pembelajaran mengenai peta akan mengungkapkan tiga tipe simbol
dasar, yaitu titik, garis, dan area (Monmonier, 1991). Gambaran sederhana ini
telah dikembangkan oleh para kartografer untuk memungkinkan gambaran
tersebut menampilkan fitur tiga dimensi dalam bentuk dua dimensi pada secarik
kertas (Laurini dan Thompson, 1992; Martin, 1996).
Representasi fitur dunia nyata menggunakan tipe entiti titik, garis, dan
area biasanya ditampilkan secara apa adanya. Bagaimanapun juga, metode yang
dipilih untuk menggambarkan fitur spasial akan tergantung pada skala yang
digunakan. Bayangkan cara sebuah kota digambarkan dalam peta yang memiliki
skala yang berbeda-beda. Dalam peta dunia, sebuah titik akan menjadi metode
penggambaran yang paling sesuai, mempertimbangkan jumlah kota yang harus
dimasukkan. Dalam skala nasional dan regional, sebuah titik tidak akan
memberikan gambaran apapun mengenai ukuran relatif dari kota tersebut, jadi
akan lebih sesuai apabila penggambarannya menggunakan area. Bahkan pada
skala lokal, sebuah area masih kurang sesuai untuk menggambarkan kota
tersebut, melainkan harus dilakukan penggabungan antara titik, garis, dan area.
29
Memilih entiti yang tepat dalam merepresentasikan dunia nyata sering kali
memang sulit.
•
melakukan generalisasi terhadap fitur dalam representasi dua dimensi
Semua data spasial adalah generalisasi dari fitur dunia nyata. Dalam beberapa
kasus, generalisasi dibutuhkan karena data dibutuhkan dalam skala tertentu. Dan
dalam kasus lainnya. Generalisasi diperkenalkan oleh batasan teknis dari
prosedur untuk menghasilkan data. Generalisasi juga bisa ditunjukkan oleh
campur tangan manusia secara langsung untuk meningkatkan kejelasan dari
gambar atau untuk memperjelas tema utamanya.
2.7 Pengertian Database
Menurut Turban, Rainer, dan Potter (2003), database adalah file dan
rekaman yang terkumpul, tersusun dan saling berhubungan yang membentuk
data dan hal-hal lainnya yang tersimpan disuatu wadah atau tempat.
Menurut Eaglestone dan Ridley (2001), komputer biasanya mengartikan
informasi dengan suatu susunan tertentu sebagai data. Data tersimpan di dalam
perangkat penyimpanan seperti disk dan CD-ROM. Database Management
System (DBMS) adalah program tertentu dari komputer yang dipakai oleh
program aplikasi untuk mengatur dan menyediakan akses ke data tersimpan.
Koleksi data yang diatur oleh DBMS disebut database.
Menurut Connoly dan Begg (2005), database dapat diartikan sebagai
kumpulan data yang saling berhubungan secara logika dan saling berbagi serta
menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Database merupakan sebuah
30
penyimpanan data yang besar yang dapat digunakan oleh pemakai dan
departemen secara simultan.
Database atau basisdata adalah kumpulan informasi yang disimpan di
dalam secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program
untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang
digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri basis data disebut sistem
manajemen basis data (database management system, DBMS).
Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau
potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur
dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema.
Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di
antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau
memodelkan struktur basis data: ini dikenal sebagai model basis data atau model
data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang
menurut istilah layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang
saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi
yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini,
hubungan antar tabel diwakili denga menggunakan nilai yang sama antar tabel.
Model yang lain seperti model hirarkis dan model jaringan menggunakan cara
yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.
31
2.7.1
Database Management System (DBMS)
Sebuah sistem software yang memungkinkan user untuk membuat,
menciptakan dan merawat database serta menyediakan akses yang dapat
dikendalikan ke database tersebut.
Sebuah sistem software yang berinteraksi dengan program aplikasi user dan
database. DBMS menyediakan fasilitas seperti:
•
DBMS memungkinkan user untuk menciptakan database, biasanya
dengan Data Definition Language (DDL). DDL memungkinkan user
membuat tipe data spesifik dan struktur data, dan batasan (constraint) di
dalam data yang disimpan didalam database
•
DBMS memungkinkan user untuk insert, update, delete dan retrieve data
dari database, biasanya dengan Data Manipulation Language (DML).
Dengan
memiliki
data
terpusat
di
dalam
database
sehingga
memungkinkan DML untuk menyediakan fasilitas umum kepada data
tersebut yang dikenal dengan bahasa kueri (query language).
•
2.7.2
DBMS menyediakan akses yang dapat diatur ke database.
Pengertian Primary Key
Menurut Connoly dan Begg (2005,p79), Primary Key merupakan sebuah
atribut atau himpunan atribut yang dipilih untuk mengidentifikasi tuple-tuple atau
record dalam tabel yang bersifat unik. Unik memiliki arti tidak boleh ada dupikat
atau key yang sama untuk dua atau lebih tuple atau record dalam sebuah tabel.
32
2.7.3
Pengertian Foreign Key
Foreign Key berdasarkan Connoly dan Begg (2005,p79) adalah sebuah
atribut atau himpunan atribut dalam suatu tabel yang menunjuk pada key yang
terdapat pada tabel lain. Foreign Key berfungsi untuk menunjuk hubungan antar
satu tabel dengan tabel yang lainnya.
2.7.4
Data Flow Diagram
Diagram Arus Data (DFD) adalah gambaran suatu sistem yang
menggunakan sejumlah simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir
melalui suatu proses yang saling berkaitan. (McLeod, 2001, p316).
Gambar 2.5 Data Flow Diagram
Tingkatan dalam DFD ada tiga yaitu:
1. Diagram Konteks
a. Merupakan level tertinggi yang menggambarkan input dan output
sistem.
b. Terdiri dari satu proses yang tidak memiliki data store.
2. Diagram Nol
a. Memiliki data store.
33
b. Diagram tidak rinci, diberikan tanda bintang pada akhir nomor.
3. Diagram Rinci
a. Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram level diatasnya
b. Proses yang ada sebaiknya tidak lebih dari tujuh.
2.7.5
Entity Relationship Diagram
Entity Relationship merupakan hubungan antar data berdasarkan persepsi
nyata yang terdiri dari sekumpulan objek dasar yang disebut entiti dan hubungan
antar objek tersebut.
Jenis mapping cardinalities (Eaglestone, 2001) antara lain:
1. One to one
Hubungan antara entity semisalnya X dan Y dimana setiap satu X
berhubungan ke satu atau hanya satu Y, dan setiap satu Y berhubungan ke
satu atau hanya satu X.
2. One to Many
Hubugan entity X dan Y dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke
satu atau dua atau lebih Y, tetapi setiap satu Y berhubungan ke satu atau
hanya satu X.
3. Many to Many
34
Hubungan entity X dan Y dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke
satu atau dua atau lebih Y, dan setiap satu Y mungkin berhubungan ke
satu atau dua atau lebih X.
4. Zero or one to Many
Hubungan entity X dan Y dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke
satu atau dua atau lebih Y, tetapi setiap satu Y berhubunagan ke satu atau
tidak sama sekali.
Gambar 2.6 Entity Relationship Diagram
35
2.7.6
State Transition Diagram
State Transition Diagram (STD) digunakan untuk menggambarkan diagram
dari kebiasaan sistem dengan beberapa jenis pesan dengan yang kompleks dan
sinkronisasi kebutuhan, (Yourdan, 1989, p260-p261).
STD memiliki komponen-komponen yang utama yaitu state dan arrow yang
mewakili sebuah perubahan state. Setiap kotak persegi panjang mewakili sebuah
state dimana sistem tersebut berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu
atribut-atribut atau keadaan suatu sistem pada suatu saat tertentu.
Gambar 2.7 State Transition Diagram
2.8 Pengertian Asuransi
Asuransi adalah sebuah sistem untuk merendahkan kehilangan finansial
dengan menyalurkan risiko kehilangan dari seseorang atau badan ke lainnya.
Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke
tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa
yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
36
Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang
menerima resiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini
disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap
istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tetanggung"
kepada "penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya
ditentukan oleh "penanggung" untuk dana yang bisa diklaim di masa depan,
biaya administratif, dan keuntungan.
Contohnya, seorang pasangan membeli rumah seharga Rp. 100 juta.
Mengetahui bahwa kehilangan rumah mereka akan membawa mereka kepada
kehancuran finansial, mereka mengambil perlindungan asuransi dalam bentuk
kebijakan kepemilikan rumah. Kebijakan tersebut akan membayar penggantian
atau perbaikan rumah mereka bila terjadi bencana. Perusahaan asuransi mengenai
mereka premi sebesar Rp 1.000,000.00 per tahun. Risiko kehilangan rumah telah
disalurkan dari pemilik rumah ke perusahaan asuransi.
Penanggung menggunakan ilmu aktuaria untuk menghitung risiko yang
mereka perkirakan. Ilmu aktuaria menggunakan matematika, terutama statistika
dan probabilitas, yang dapat digunakan untuk melindungi risiko untuk
memperkirakan klaim di kemudian hari dengan ketepatan yang dapat diandalkan.
Contohnya, banyak orang membeli kebijakan asuransi kepemilikan rumah
dan kemudian mereka membayar premi kepada perusahaan asuransi. Bila
kehilangan yang dilindungi terjadi, penanggung harus membayar klaim. Bagi
beberapa tertanggung, keuntungan asuransi yang mereka terima jauh lebih besar
dari uang yang mereka telah bayarkan kepada penanggung. Lainnya mungkin
37
tidak membuat klaim. Kalau dirata-ratakan dari seluruh kebijakan yang dijual,
total klaim yang dibayar keluar lebih rendah dibanding total premi yang dibayar
kepada tertanggung, dengan perbedaannya adalah biaya dan keuntungan.
Perusahaan asuransi juga mendapatkan keuntungan investasi. Ini diperoleh
dari investasi premi yang diterima sampai mereka harus membayar klaim. Uang
ini disebut "float". Penanggung bisa mendapatkan keuntungan atau kerugian dari
harga perubahan float dan juga suku bunga atau deviden di float. Di Amerika
Serikat, kehilangan properti dan kematian yang tercatat oleh perusahaan asuransi
adalah US$ 142.3 milyar dalam waktu lima tahun yang berakhir pada 2003.
Sedangkan, keuntungan total di periode yang sama adalah US$ 68.4 milyar,
sebagai hasil dari float.
Beberapa orang menganggap asuransi sebagai suatu bentuk taruhan yang
berlaku selama periode kebijakan. Perusahaan asuransi bertaruh bahwa properti
pembeli tidak akan hilang ketika pembeli membayarkan uangnya. Perbedaan di
biaya yang dibayar kepada perusahaan asuransi melawan dengan jumlah yang
dapat mereka terima bila kecelakaan terjadi hampir sama dengan bila seseorang
bertaruh di balap kuda (misalnya, 10 banding 1). Karena alasan ini, beberapa
kelompok agama termasuk menghindari asuransi dan bergantung kepada
dukungan yang diterima oleh komunitas mereka ketika bencana terjadi. Di
komunitas yang hubungan erat dan mendukung di mana orang-orangnya dapat
saling membantu untuk membangun kembali properti yang hilang, rencana ini
dapat bekerja. Kebanyakan masyarakat tidak dapat secara efektif mendukung
sistem seperti di atas dan sistem ini tidak akan bekerja untuk resiko besar (wiki).
38
2.9 Pengertian Kecelakaan
Kecelakaan adalah Peristiwa benturan atau sentuhan dengan benda keras,
benda cair, gas serta api yang datangnya dari luar terhadap Tertanggung/Peserta
yang tidak disengaja dan tidak diduga sebelumnya yang menyebabkan
Tertanggung/Peserta menderita cedera jasmani atau cedera dalam tubuh yang
sifat dan tempatnya dapat ditentukan secara ilmu pengetahuan. Dalam pengertian
kecelakaan termasuk pula masuknya kuman-kuman penyakit secara langsung
atau kemudian kedalam luka yang diakibatkan oleh kecelakaan yang sifat dan
luka tersebut dapat ditentukan secara ilmu kedokteran (www.bni-life.co.id).
2.10
Pengertian Sarana Penanggulangan Kecelakaan
(Keputusan Direksi Jasa Raharja No. Kep/180/2004 Tanggal 31 Desember
2004):
•
SPK (Sarana Penanggulangan Kecelakaan) sifatnya berupa bantuan dana dan
juga berupa rambu, papan peringatan, billboard, spanduk, traffic cone,
ambulans yang secara langsung atau tidak langsung digunakan / berfungsi
untuk menekan kecelakaan, dimana bantuan tersebut mempunyai manfaat
bagi kepentingan perusahaan, instansi mitra kerja dan masyarakat.
•
Bantuan sarana penanggulangan kecelakaan berupa rambu-rambu jalan
(bersifat pra kecelakaan) akan di prioritaskan. Pemberian bantuan sarana
penanggulangan kecelakaan dilaksanakan sesuai dengan kebijaksanaan yang
telah ditetapkan serta disesuaikan dengan kemampuan keuangan perusahaan
sehingga tidak semua permohonan bantuan dapat disetujui:
39
1. Tanggung Jawab dan wewenang:
ƒ
Kepala Divisi Pelayanan berwenang menyetujui pemberian
bantuan sarana penanggulangan kecelakaan yang diusulkan
oleh cabang apabila teralokasikan dalam mata anggaran yang
ditetapkan.
ƒ
Kepala urusan pelayanan santunan bertanggung jawab dalam
hal penyelesaian usulan bantuan sarana penanggulangan
kecelakaan.
2. Usulan/permohonan bantuan sarana penanggulangan kecelakaan dari
cabang atau instansi mitra kerja disampaikan ke Kantor Pusar / Divisi
Pelayanan.
3. Jika dokumen telah memenuhi persyaratan kelengkapannya meminta
persetujuan dari Direksi. Kelengkapan dokumen minimal terdiri dari:
surat pengajuan dari cabang, daftar lokasi penempatan sarana
penanggulangan
kecelakaan,
harga
perhitungan
sendiri,
surat
penawaran harga dari rekanan dan surat permohonan dari mitra kerja
(apabila ada).
4. Apabila usulan telah disetujui direksi, ditindak lanjuti:
ƒ
Ditegaskan kepada cabang yang mengusulkan / memohon
dengan surat untuk pelaksanaan pengadaannya dan kepada
40
instansi mitra kerja dijelaskan bahwa permohonannya dapat
disetujui atau ditolak.
ƒ
Dalam hal usulan/permohonan ditujukan dan ditangani
langsung oleh kantor pusat, diteruskan kepada divisi umum
untuk pelaksanaan pengadaannya.
•
Usulan/permohonan
bantuan
sarana
penanggulangan
kecelakaan yang telah disetujui, dibuat dalam laporan jumlah
sarana penanggulangan kecelakaan yang disumbangkan
kepada mitra kerja.
2.11
Undang-Undang
UU No 33/1964 Jo PP No 17/1965
1. Korban yang berhak atas santunan yaitu setiap penumpang sah dari alat
angkutan penumpang umum yang mengalami kecelakaan diri, yang
diakibatkan oleh penggunaan alat angkutan umum, selama penumpang yang
bersangkutan berada dalam angkutan tersebut, yaitu saat naik dari tempat
pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan
2. Jaminan Ganda Kendaraan bermotor umum (bis) berada dalam kapal ferry,
apabila kapal ferry di maksud mengalami kecelakaan, kepada penumpang
bis yang menjadi korban diberikan jaminan ganda
3. Penumpang mobil plat hitam bagi penumpang mobil plat hitam yang
mendapat izin resmi sebagai alat angkutan penumpang umum, seperti antara
41
lain mobil pariwisata , mobil sewa dan lain-lain, terjamin oleh UU No 33 jo
PP no 17/1965
4. Korban Yang mayatnya tidak diketemukan penyelesaian santunan bagi
korban yang mayatnya tidak diketemukan dan atau hilang didasarkan kepada
Putusan Pengadilan Negeri
UU No 34/1964 Jo PP No 18/1965
1. Korban Yang Berhak Atas Santunan, adalah pihak ketiga yaitu :
•
Setiap orang yang berada di luar angkutan lalu lintas jalan yang
menimbulkan kecelakaan yang menjadi korban akibat kecelakaan dari
penggunaan alat angkutan lalu lintas jalan tersebut, contoh : Pejalan kaki
ditabrak kendaraan bermotor
•
Setiap orang atau mereka yang berada di dalam suatu kendaraan bermotor
dan ditabrak, dimana pengemudi kendaran bermotor yang ditumpangi
dinyatakan bukan sebagai penyebab kecelakaan, termasuk dalam hal ini
para penumpang kendaraan bermotor dan sepeda motor pribadi
2. Tabrakan Dua atau Lebih Kendaraan Bermotor
•
Apabila dalam laporan hasil pemeriksaan Kepolisian dinyatakan bahwa
pengemudi yang mengalami kecelakaan merupakan penyebab terjadinya
kecelakaan, maka baik pengemudi maupun penumpang kendaraan
tersebut tidak terjamin dalam UU No 34/1964 jo PP no 18/1965
•
Apabila dalam kesimpulan hasil pemeriksaan pihak Kepolisian belum
diketahui pihak-pihak pengemudi yang menjadi penyebab kecelakaan dan
atau dapat disamakan kedua pengemudinya sama-sama sebagai penyebab
42
terjadinya kecelakaan, pada prinsipnya sesuai dengan ketentuan UU No
34/1964 jo PP No 18/1965 santunan belum daat diserahkan atau
ditangguhkan sambil menunggu Putusan Hakim/Putusan Pengadilan
3. Kasus Tabrak Lari terlebih dahulu dilakukan penelitian atas kebenaran kasus
kejadiannya
4. Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Kereta Api
•
Berjalan kaki di atas rel atau jalanan kereta api dan atau menyebrang
sehingga tertabrak kereta api serta pengemudi/penumpang kendaraan
bermotor yang mengalami kecelakaan akibat lalu lintas perjalanan kerata
api, maka korban terjamin UU No 34/1964
•
Pejalan kaki atau pengemudi/penumpang kendaraan bermotor yang
dengan sengaja menerobos palang pintu kereta api yang sedang
difungsikan sebagaimana lazimnya kerata api akan lewat, apabila
tertabrak kereta api maka korban tidak terjamin oleh UU No 34/1964.
Download