Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
UU NO. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang berbunyi : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya”.
Pendidikan merupakan tingkat awal siswa untuk mencapai kemajuan
untuk mencapai tingkat pembelajaran yang efektif sehingga
pembelajaran IPA pelajaran yang
menarik dan penting bagi
kehidupan sehari-hari karena pembelajaran ini juga dapat menggali
potensi siswa serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan
maksimal.
Pelajaran IPA merupakan salah satu pelajaran yang utama
dalam SD. Mata pelajaran IPA juga memiliki permasalahan sendiri
yang termasuk dalam permasalahan atau problematika dalam
pendidikan di tanah air kita ini. Permasalahan yang ada menunjukkan
kalau masih ada masalah dalam dunia pendidikan yang dari dulu
tidak pernah berubah seiring berkembangnya zaman dan kemajuan
teknologi serta perubahan kurikulum yang sering terjadi. Memang
pada dasarnya dengan adanya kurikulum tidak akan menghapus
masalah tentang problematika pendidikan di tanah air ini.
Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya
fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat
IPA. Pada pembelajaran IPA belum ada inovasi pembelajaran di
kelas yang lebih fleksibel. Proses pembelajaran yang terjadi seakan
pembelajaran bertahan pada konsep yang sudah ada sehingga
permasalahan yang lain muncul seperti kurang pemanfataan media,
membosankan, siswa pasif. Dengan seperti ini seharusnya guru lebih
1
2
kreatif untuk mengubah gaya pembelajarannya sehingga dapat
menarik perhatian siswa.
Menurut Sudjana (1989:28) belajar merupakan suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Sedangkan
Suryasubrata
:
(1993
249)
faktor-faktor
yang
mempengaruhi belajar adalah faktor internal meliputi faktor yang
bersifat fisiologis dan faktor psikologis. Faktor-faktor yang bersifat
psikologis antara lain intelegensia, bakat dan emosi. Faktor-faktor
tersebut sangat berpengaruh dalam proses belajar anak. Dan faktor
eksternal meliputi faktor lingkungan.
Kegiatan
pembelajaran
pada
mata
pelajaran
Ilmu
Pengetahuan Alam, guru saat mengajar hanya mengandalkan metode
ceramah, guru tidak menggunakan media pembelajaran, guru hanya
menggunakan papan tulis untuk melaksanakan pembelajaran,
sehingga dapat dikatakan pembelajaran berpusat pada guru.
Pembelajaran IPA di SDN Tlompakan 03 ini masih jauh tujuan
pelajaran IPA ini tercapai. Hal ini dikarenakan dari rendahnya
pencapaian nilai siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV di SDN
Tlompakan 03. Hal tersebut disebabkan bahwa pembelajaran IPA ini
belum efektif, belum mencakup partisipasi siswa padahal dalam
pembelajaran ini siswa di tuntut untuk meningkatkan hasil
belajarnya. Guru IPA sebagian besar masih mempertahankan urutanurutan dalam buku tanpa memperdulikan kesesuaian dengan
lingkungan belajar siswa serta konsep-konsep yang dikembangkan
sebaiknya berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa agar
menjadi konteks pembelajaran yang bermanfaat.
Dengan adanya
pembelajaran yang bermanfaat ini siswa bisa belajar lebih maksimal
lagi agar nilai-nilai yang dicapai dapat memenuhi KKM. Nilai KKM
kelas IV yang harus dicapai dengan di SD Negeri Tlompakan 03
yaitu 63.
3
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV di SD
Negeri Tlompakan 03 diperoleh data nilai siswa semester satu yang
menunjukan bahwa nilai KKM IPA 63. Dari data dan wawancara
diperoleh dan diketahui pula bahwa nilai siswa kelas IV semester
satu dari 25 orang siswa, yang mendapatkan nilai ≥63 sebanyak 9
siswa atau 36% yang telah berhasil memenuhi standar nilai,
sedangkan yang mendapatkan nilai ˂63 sebanyak 16 siswa atau 64%
masih belum berhasil memenuhi standar nilai.
Ada beberapa hal yang terjadi pada siswa sehubungan dengan
masih adanya beberapa siswa yang belum memperoleh nilai yang
sesuai dengan standar nilai
atau mencapai KKM yang sudah
ditetapkan oleh sekolah alasan tersebut diantaranya adalah; siswa
tidak aktif secara keseluruhan dalam mengikuti proses kegiatan
belajar mengajar dikelas, hanya beberapa siswa yang bersungguhsungguh, siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dengan baik baik,
disebabkan karena siswa tidak
memahami materi yang telah
disampaikan oleh guru. Jika hal ini dibiarkan berlarut maka
dikhawatirkan keinginan siswa untuk meningkatkan kemampuan
penguasaan materi juga hasil belajar akan sangat tidak mungkin akan
berkurang dan mungkin hilang, siswa tidak mau berusaha untuk
belajar secara mandiri, kerjasama antar kelompok tidak bisa
maksimal karena kegiatan yang dilakukan siswa tidak memotivasi
siswa untuk menyelesaikan bersama dengan rasa senang, keadaan
kelas yang terpusat pada guru saat mengajar membuat komunikasi
didalam kelas sangat tidak aktif dan membuat siswa takut atau malu
bertanya tentang permasalahan yang dihadapinya didalam kegiatan
belajar. Hal ini juga berpengaruh pada pendekatan pada siswa untuk
selalu suka belajar.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa, setelah
siswa menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai
peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian
4
terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru
tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
belajarnya melalui kegiatan belajar.
Model problem solving merupakan salah satu model
pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan
akademik siswa. Model pembelajaran pemecahan masalah (problem
solving) selanjutnya, yang akan memberikan motivasi siswa untuk
melakukan pemecahan masalah pada masalah-masalah nyata dalam
kehidupan yang mereka hadapi serta merangsang siswa untuk
menghasilkan sebuah produk/karya. Secara garis besar Problem
Solving menyajikan kepada siswa situasi masalah yang bermanfaat
yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan
penyelesaian. Problem Solving berpusat kepada siswa mendorong
terbuka dan berpikir bebas yang dikemukakan dalam bentuk laporan,
karya yang akan dijadikan bahan evaluasi sehingga membantu siswa
untuk menjadi mandiri. penggunaan model ini merupakan upaya
agar siswa dapat belajar dengan menyenangkan dan memperoleh
manfaat besar sesuai dengan kebutuhan kurikulum.
Penggunaan model dalam kegiatan pembelajaran dengan
jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah
pribadi
atau
dipecahkan
perorangan
sendiri
atau
maupun
masalah
secara
kelompok
bersama-sama.
untuk
Orientasi
pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada
dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan problem solving dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
b. Berpikir dan bertindak kreatif.
c. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
d. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
e. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
5
f. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan
tepat.
g. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan
kehidupan, khususnya dunia kerja.
Sedangkan kelemahan model pembelajaran problem solving
yaitu: hal ini didukung oleh penelitain Huda (2012) dengan judul
“Penerapan
model
problem
solving
untuk
meningkatkan
pembelajaran IPA di kelas VI SDN Bangelan 04 Kecamatan
Wonosari Kabupaten Malang yang menyatakan bahwa problem
solving menemukan penggunaan model problem solving
dalam
bahasan praktik pola penggunaan dan perpindahan energi terbukti
berhasil dengan baik dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut dan data hasil belajar siswa
semester 1 di SDN Tlompakan 03, penulis mencoba menerapkan
salah satu model pembelajaran, yaitu model pembelajaran problem
solving. Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu
proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa
dalam satuan pendidikan. Diharapkan nilai siswa yang belum tuntas
atau belum mencapai nilai KKM pada pembelajaran IPA dengan
menggunakan model problem solving ini dapat meningkatkan hasil
belajar siswa karena pembelajaran ini akan membuat siswa lebih
berpikir bebas dan kritis dengan siswa disuruh menemukan atau
mencari dan menyelasaikan masalah yang ada pada pembelajaran.
Materi ajar dipilih dan disusun dapat memecahkan masalah serta
kondisi yang mendukung untuk siswa dapat melakukan proses
belajar. Dalam proses belajar ini guru dapat memanfaatkan
lingkungan yang ada disekitar siswa dengan menggunakan alat
peraga seperti terdapat pada gambar, dan mengajak siswa keluar
kelas untuk melihat “perubahan lingkungan fisik terhadap daratan”
yang ada disekitarnya. Dengan melakukan pengamatan ini siswa di
6
bagi dalam beberapa kelompok masing-masing kelompok terdapat 5
atau 6 siswa, setelah itu masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil
pengamatan
yang
telah
dilakukan.
Maka
dengan
mempresentasikan hasil diskusi kelompok siswa dituntut berpikir
kritis atas diskusi kelompok yang lainnya.
Dari latar belakang di atas maka penulis dalam penelitian ini
mengambil judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving Pada Siswa
Kelas IV Di SD Negeri Tlompakan 03 Desa Tlompakan Kec.
Tuntang Kab. Semarang Semester II Tahun Ajaran 2012/2013”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari situasi di atas dapat di kondisikan sebagai berikut :
1.2.1 Guru belum terampil mengemas pelajaran menjadi
pembelajarn
yang
aktif,
kreatif,
efektif
dan
menyengankan (PAKEM).
1.2.2 Guru belum terampil memilih model atau pendekatan
yang sesuai dengan pembelajarn.
1.2.3 Model pembelajarn dengan problem solving masih
kurang diterapkan kepada siswa kelas IV.
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Apakah model problem solving dapat meningkatkan
hasil belajar siswa?
1.3.2 Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah
menggunakan problem solving?
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1.4.1 Melalui model problem solving dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPA.
1.4.2 Melalaiui
model
problem
peningkatan hasil belajar IPA.
solving
dapat
dilihat
7
1.5 Batasan Masalah
Untuk
melakukan
penelitian
ini
peneliti
perlu
membatasi
permasalahan ini menjadi 3 masalah yaitu :
1.5.1 Penelitian ini di lakukan pada bulan April sampai selesai
di SDN Tlompakan 03 di kelas IV tahun ajaran
2012/2013.
1.5.2 Penelitian ini dilaksanakan khususnya pada kelas IV
tahun ajaran 2012/2013
1.5.3 Materi yang akan disampaikan adalah :
SK : Memahami perubahan lingkungan fisik dan
perubahan terhadap daratan.
KD : 1. Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan
lingkungan fisik.
2. Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan
fisik terhadap
1.6
daratan.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat oleh pihak sekolah,
guru dan para siswa.
1.6.1
Guru
1. Sebagai bahan masukkan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Mempermudah guru dalam penyampaian materi
3.
Meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan
media dalam pembelajaran.
4. Guru IPA kelas IV dapat menerapkan berdasarkan
masalah sebagai salah satu model yang membantu guru
dalam pembelajaran siswa agar konsep-konsep yang
ditanamkan
dapat
bermanfaat
pembelajarannya tidak menoton.
1.6.2
Siswa
bagi
siswa
serta
8
1.
Siswa termotivasi dalam pembelajaran sehingga dapat
mengurangi kebosanan dalam pembelajaran.
2.
Kemampuan awal siswa dapat digali secara optimal
agar siswa lebih mandiri, kreatif, ketika pembelajaran
dikaitkan dengan pembelajaran dengan kehidupan
sehari-hari.
3.
Meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa.
4.
Meningkatkan pemahaman pada mata pelajaran IPA.
5.
Meningkatkan keaktifan dan semangat siswa.
1.6.3. Sekolah
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas
sekolah.
Download