PENYELESAIAN SENGKETA TANAH ULAYAT KAUM PASUKUAN TANJUNG BUKITTINGGI DITINJAU DARI PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG TANAH ULAYAT DAN PEMANFAATANNYA Abstrak RIFKA TRI ANRIARMA 110110110263 Tanah merupakan aset berharga yang memiliki nilai jual tinggi. Bagi masyarakat Minangkabau, hal-hal yang berkaitan dengan kepemilikan tanah khususnya tanah ulayat terbilang cukup sensitif sehingga seringkali memicu timbulnya sengketa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kekuatan pembuktian tanah ulayat oleh suatu kaum selain dengan sertipikat tanah serta penyelesaian sengketa tanah ulayat kaum Pasukuan Tanjung Bukittinggi ditinjau dari Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 16 Tahun 2008 Tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya. Metode penelitian yang digunakan adalah melalui pendekatan yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yaitu penelitian kepustakaan dengan cara meneliti data sekunder berupa peraturan perundang-undangan, literatur, serta bahan lain yang berhubungan dengan penelitian, dan studi lapangan guna menunjang data sekunder melalui wawancara dan selanjutnya data dianalisis secara normatif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kekuatan pembuktian dari alat bukti di luar sertipikat tanah adalah bersifat bebas yang berarti kekuatan pembuktian sepenuhnya diserahkan kepada pertimbangan hakim. Masyarakat hukum adat Minangkabau menggunakan Ranji/silsilah keluarga sebagai salah satu alat bukti di luar sertipikat tanah untuk mendukung dalil gugatan maupun dalil sangkalan mereka yang juga dijadikan hakim sebagai bahan pertimbangan dalam memutus suatu perkara perdata khususnya mengenai sengketa tanah. Penyelesaian sengketa tanah ulayat kaum Pasukuan Tanjung Bukittinggi diselesaikan melalui jalur litigasi (pengadilan). Pada saat pengumpulan bukti, hakim melihat banyak ketidaksesuaian antara isi gugatan Penggugat dengan bukti yang dimilikinya sehingga dalam putusan akhir dinyatakanlah Tergugat I sebagai pemilik sah harta sengketa dan seluruh bukti yang diajukan Para Tergugat adalah sah dan berkekuatan hukum. iv THE DISPUTE SETTLEMENT OF PASUKUAN TANJUNG BUKITTINGGI COMMUNAL LAND IN TERMS OF REGULATION OF THE PROVINCE OF WEST SUMATERA NO. 16 OF 2008 ON COMMUNAL LAND AND ITS UTILIZATION Abstract RIFKA TRI ANRIARMA 110110110263 Land is a valuable asset that has a high sales value. For the people of Minangkabau, matters relating to land ownership, especially communal land, are quite sensitive so that they often lead to disputes. This study aims to identify and analyze the strength of communal land verification by ethnic group other than certificate of land and the dispute settlement of Pasukuan Tanjung Bukittinggi in terms of Regulation of The Province of West Sumatera No. 16 of 2008 on Communal Land and Its Utilization. The method used in this research is through normative juridical approach to specification of descriptive analytical research. There are two stages of this research: library research, by examining the secondary data in the form of legislation, literature, and other materials related to the research, and field study to support secondary data through interviews which data derived will then be analyzed by combining normative and qualitative methods. Based on the results obtained, it can be concluded that the strength of the evidence other than certificate of land is discretionary which means that the strength of the verification is left entirely to the judge’s consideration. Customary law community of Minangkabau uses Ranji/pedigree as one of evidence aside from certificate of land to support the arguments of the lawsuit as well as their arguments of denial that are also used as judges consideration in deciding civil matters especially regarding the land dispute. Pasukuan Tanjung Bukittinggi communal land dispute settlement is resolved through litigation (court). At the time of evidence collection, the judge saw many discrepancies between the contents of the claim and the evidence so that it resulted in the final decision that the Defendant I is the legal owner of the disputed property and all of the evidences presented by defendants are valid and enforceable. v