BAB II TINJAUAN PUSTAKA Air limbah mungkin mengandung lebih dari satu macam polutan. Sebagai contoh, sampah organik yang berasal dari dapur akibat adanya aktivitas manusia adalah suatu bahan buangan yang mengandung mikroorganisme. Untuk mengetahui apakah air limbah tersebut terpolusi atau tidak dilakukan pengujian untuk menentukan parameter-parameter air limbah sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batas-batas polusi air limbah itu. Parameter yang umum diuji adalah : 1. Nilai pH, keasaman dan alkalinitas 2. Suhu 3. Waktu (Lamanya air limbah terkena cahaya matahari) 4. Warna, bau dan rasa 5. TDS 6. Nilai BOD/COD 7. Kesadahan 8. Kandungan mikroorganisme patogen 9. Kandungan logam berat 10. Kandungan bahan radioaktif Namun, dalam hal ini akan dibahas pengaruh dari parameter yang termasuk sebagai parameter fisika diantaranya yaitu Waktu (Lamanya air limbah terkena cahaya matahari), Suhu, TDS (Total Dissolved Solid), dan Kesadahan terhadap Jumlah koloni Mikroorganisme pathogen seperti E.Coli didalam air limbah tersebut. Kesadahan sendiri sebenarnya termasuk kedalam parameter kimia, namun kesadahan mempunyai Universitas Sumatera Utara hubungan erat dengan warna, bau dan rasa sehingga kesadahan dianggap juga termasuk parameter fisika. 2.1.1 Waktu (Lamanya Air Limbah Terkena Cahaya Matahari) Bagian ultraviolet pada spectrum meliputi semua radiasi dari 15 sampai 390 nm. Panjang gelombang sekitar 265 nm memiliki efisiensi bakterisidal tertinggi. Meskipun energi pancaran sinar matahari sebagian terdiri dari cahaya ultraviolet, sebagian besar panjang gelombang sinar ultraviolet yang pendek itu tersaring oleh atmosfer bumi. Dengan demikian, maka radiasi ultraviolet pada permukaan bumi menjadi terbatas kisarannya antara sekitar 280 sampai 390 nm (Michael J, Pelczar Jr, 1988). Dari sini dapat disimpulkan bahwa sinar matahari pada keadaan tertentu memiliki kapasitas mikrobisidal, namun terbatas. Suatu perttimbangan praktis yang penting untuk diketahui dalam penggunaan sinar ultraviolet untuk membasmi mikroorganisme ialah bahwa sinar tersebut memiliki daya tembus yang kecil. Jadi hanya mikroorganisme yang berada dekat dengan permukaan yang secara langsung terkena cahaya matahari yang rentan terhadap pembasmian. Cahaya matahari diserap oleh banyak bahan sellular, yang paling nyata ialah oleh asam-asam nukleat, disitulah cahaya matahari menimbulkan paling banyak kerusakan. 2.1.2 Suhu Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan pertumbuhan mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang berlawanan. Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat. Sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolisme Universitas Sumatera Utara akan menurun dan pertumbuhan diperlambat. Apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti, kompenen sel menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati. Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu : Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka pertumbuhan terhenti. Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat dan optimum (disebut juga suhu inkubasi). Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka pertumbuhan tidak terjadi. Berdasarkan ketahanan panas, mikroba dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu : Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila dipanaskan pada suhu 60oC selama 10-20 menit. Tahan terhadap panas, apabila dibutuhkan suhu 100 oC selama 10 menit untuk mematikan sel. Thermodurik, dimana dibutuhkan suhu lebih dari 60 oC selama 10-20 menit tapi kurang dari 100oC selama 10 menit untuk mematikan sel. Temperatur Sebuah zat diukur dengan menggunakan termometer, ketika kita mengukur temperatur suatu zat, yang kita lakukan sesungguhnya adalah membuat kontak antara zat tersebut dengan cairan khusus dalam termometer, karena termometer telah dirancang sebelumnya untuk dijadikan sebagai bahan acuan, maka dengan mudah kita dapat melihat skala yang tertera pada termometer untuk mengetahui zat itu. Dan masing-masing mikroorganisme memerlukan suhu tertentu untuk hidupnya. Berdasarkan atas perbedaan suhu pertumbuhannya dapat dibedakan mikroba yang psikhrofil, mesofil, dan termofil. Untuk tujuan tertentu suatu mikroba perlu di tentukan titik kematian termal (thermal death point) dan waktu kematian termal Universitas Sumatera Utara (thermal death time)-nya. Daya tahan terhadap suhu itu tidak sama bagi tiap-tiap spesies. Ada spesies yang mati setelah mengalami pemanasan beberapa menit di dalam cairan medium pada suhu 60°C, sebaliknya, bakteri yang membentuk spora seperti genus Bacillus dan Clostridium itu tetap hidup setelah di panasi dengan uap 100°C atau lebih selama kira-kira setengah jam (Lucia W, Muslimin, 1996) Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan: Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C, dengan suhu optimum 15 °C. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C, dengan suhu optimum 25° – 40 °C. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75 °C, dengan suhu optimum 50 - 65 °C Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93° – 500 °C. Studi mengenai kinetika denaturasi panas pada enzim dan struktur sel yang berprotein (misalnya flagelum, ribosom) menunjukkan bahwa banyak protein khusus pada bakteri termofil lebih tahan panas daripada protein homolognya dari bakteri mesofil. Mungkin pula untuk mengirangirakan ketahanan panas menyeluruh protein sel yang dapat larut, dengan mengukur kecepatan protein di dalam ekstrak bakteri menjadi tidak larut karena denaturasi panas pada beberapa suhu yang berbeda. Dengan jelas menunjukkan bahwa pada hakekatnya semua protein bakteri termofilik setelah perlakuan panas tetap pada tingkat asalnya yang sebenarnya menghilangkan semua protein mesofil yang sekelompok. Karena itu adaptasi mikroorganisme termofilik terhadap suhu di sekitarnya hanya dapat dicapai dengan perubahan mutasional yang mempengaruhi struktur utama kebanyakan (jika tidak semua) protein sel tersebut. Universitas Sumatera Utara Meskipun adaptasi evalusioner yang menghasilkan termofil agaknya melibatkan, mutasi yang meningkatkan ketahanan panas proteinnya, namun kebanyakan mutasi yang berpengaruh pada struktur utama suatu protein khusus ( misalnya enzim) mengurangi ketahanan panas protein tersebut, walaupun banyak di antara mutasi ini mungkin berpengaruh sedikit atau tidak sama sekali pada sifat-sifat katalitik. Akibatnya, dengan tidak adanya seleksi tandingan oleh tantangan panas, maka suhu maksimum untuk pertumbuhan mikroorganisme apapun harus menurun secara berangsur-angsur sebagai akibat mutasi acak yang berpengaruh pada struktur pertama proteinnya. Kesimpulan ini ditunjang oleh pengamatan bahwa bakteri psikrofilik yang diisolasi dari air antartik mengandung sejumlah besar protein yang luar biasa labilnya terhadap panas. Pada suhu rendah, semua protein mengalami sedikit perubahan bentuk, yang dianggap berasal dari melemahnya ikatan hidrofobik yang memegang peran penting dalam penentuan struktur tartier (berdimensi tiga). Semua tipe ikatan lain pada protein menjadi lebih kuat bila suhu diturunkan. Pentingnya bentuk yang tepat untuk fungsi sebenarnya protein alosterik dan untuk perakitan sendiri protein ribosomal menjadi kedua kelas protein ini teramat peka terhadap inaktivasi dingin. Sedangkan pada suhu tinggi, akan menimbulan beberapa akibat sebagai berikut: 1. Jumlah oksigen terlarut didalam air menurun. 2. Kecepatan reaksi kimia meningkat. 3. Kehidupan mikroorganisme air akan terganggu. Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa Universitas Sumatera Utara spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora. Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa. Letak endospora di tengahtengah sel bakteri atau pada salah satu ujungnya. 2.1.3 TDS (Total Dissolved Solid) Air limbah terdiri kira-kira 99,9 % air. Jumlah padatan yang tersuspensikan didalamnya sangatlah kecil sehingga dinyatakan dalam satuan ppm (part permillion atau per sejuta), Jumlah tersebut nampaknya kecil, namun besarnya volume air limbah yang dihasilkan rumah tangga menghasilkan berton-ton bahan padatan (Michael J, Pelczar Jr, 1988). Air limbah selalu mengandung sejumlah padatan (TDS) yang dapat dibedakan atas empat kelompok berdasarkan besar partikelnya dan sifat-sifat lainnya, terutama kelarutannya, yaitu: 1. Padatan terendap (sedimen) 2. Padatan tersuspensi dan koloid 3. Padatan terlarut 4. Minyak dan lemak 2.1.4 Kesadahan Penyebab kesadahan adalah karena air mengandung kalsium, magnesium, mangan, strontium dan barium. Garam-garam ini terdapat dalam bentuk karbonat, Universitas Sumatera Utara sulfat, chlorida, nitrat, fospat, dan lain-lain. Air yang mempunyai kesadahan tinggi membuat air sukar berbuih dan sulit dipergunakan untuk pencucian. Gas yang larut dalam air seperti CO2, oksigen, nitrogen, hidrogen dan methane, sering dijumpai menyebabkan bersifat asam, berbau dan korosif. Sulfida menyebabkan air berwarna hitam dan berbau. Padatan tidak larut adalah senyawa kimia yang terdapat dalam air baik dalam keadaan melayang, terapung maupun mengendap. Senyawa-senyawa ini dijumpai dalam bentuk organik maupun anorganik. Padatan tidak larut menyebabkan air berwarna keruh. Sebagaimana padatan dan gas yang larut, mikroorganisme juga banyak dijumpai dalam air. Cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu anda gunakan adalah air sadah atau bukan dengan menggunakan sabun. Ketika air yang anda gunakan adalah air sadah, maka sabun akan sukar berbiuh, kalaupun berbuih, berbuihnya sedikit. Kemudian untuk mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang anda gunakan adalah air sadah tetap (Mulyanto HR, 2007). Secara matematis kesadahan total dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : KT= 1000 xp(ml ) xFEDTA xM CaCO3 …………………………………….(2.1) 100 Dimana: p = Banyaknya EDTA yang dipakai untuk mengubah warna cairan menjadi biru tua. F = Larutan EDTA yang digunakan dalam titrasi(1/28N) M = CaCO 3yang mengendap Universitas Sumatera Utara KT= Kesadahan Total Berdasarkan kadar kalsium didalam air maka tingkat kesadahan air digolongkan dalam empat kelompok, yaitu : 1. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 0-75 mg/l disebut air lunak (Soft water) 2. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 75-150 mg/l disebut moderately hard water 3. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 150-300 mg/l disebut hard water 4. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 300 mg/l disebut very hard water Sedangkan berdasarkan kandungan mineral, maka kesadahan air dibagi dalam dua golongan, yaitu : 1. Kesadahan air sementara/temporer disebut pula kesadahan karbonat, kesadahan ini disebabkan oleh bikarbonat dan dapat hilang dengan cara pemanasan. 2. Kesadahan air menetap/permanen disebut pula kesadahan non karbonat, kesadahan ini disebabkan khlorida atau sulfat yang bersenyawa dengan Ca atau magnesium. Kesadahan ini tidak dapat dihilangkan dengan pemanasan. 2.2 Escherichia Coli Jumlah dan jenis mikroorganisme juga dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik air seperti suhu, pH, tekanan osmotik, tekanan hidrostatik, aerasi, dan penetrasi sinar matahari. Jumlah dan jenis mikroorganisme dalam air buangan selain dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas juga dipengaruhi oleh jenis polutan air tersebut. Misalnya, air yang terpolusi dari kotoran yaitu Escherichia Coli. Universitas Sumatera Utara Escherichia coli termasuk dalam family Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E.coli merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit diare dan sindrom diare lanjutan serta hemolitik uremic (hus). Peranan yang mengguntungkan adalah dapat dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta mendeteksi patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh termasuk dalam family Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang fermentatif. Dalam ilmu taksonomi bakteri E. coli dapat Klasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Bakteria Filum : Proteobacteria Kelas : Gamma Proteobacteria Order : Enterobacteriales Famili : Enterobacteriaceae Genus : Escheriachia Spesies : E. coli E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E.coli merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit diare dan sindrom diare lanjutan serta hemolitik uremik. Untuk mengetahui jumlah koloni Bakteri E.Coli yang terkandung didalam air yang terkontaminasi dapat digunakan rumus : Universitas Sumatera Utara Jumlah koloni per ml = Jumlah Sel Percawan x 1 ...(2.2) FaktorPengenceran Peranan yang mengguntungkan adalah dapat dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta mendeteksi patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh Salmonella Typhi (Michael J, Pelczar Jr,1988). Jika suatu bakteri diukur masa generasinya dengan berbagai interval waktu dengan menggunakan jumlah bakteri yang telah diperoleh. Masa generasi menunjukkan lamanya waktu yang berlalu sebelum semua sel memasuki fase yang baru, dan masa generasi ini dapat dihitung dengan rumus : G = t …………………………………………………………....(2.3) 3,3 log(b / B) Dimana, G = Waktu generasi t = Selang waktu antara pengukuran jumlah sel pada populasi awal dan akhir b = Populasi awal B = Populasi setelah waktu t 2.3 Air Limbah Pencemaran air adalah masuknya atau di masukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkanya. Pencemaran air dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Sumber Langsung Sumber-sumber langsung adalah effluent yang berasal dari sumber pencemarnya yaitu limbah hasil pabrik atau suatu kegiatan dan limbah domestik berupa buangan tinja dan buangan air bekas cucian,serta sampah. Pencemaran terjadi karena buangan ini langsung di buang ke dalam badan air (system) seperti sungai , kanal, parit atau selokan. b. Sumber Tidak Langsung Sumber-sumber tidak langsung adalah kontaminan yang masuk melalui air tanah akibat adanya pencemaran pada air permukaan baik dari limbah industri maupun dari limbah domestik. 2.3.1 Karakteristik Limbah Cair Karakteristik limbah cair dinyatakan dalam bentuk kualitas limbah cair dan jumlah aliran limbah cair yang dihasilkan. Kualitas limbah cair diukur terhadap kadar fisik, kimiawi dan biologis. Parameter yg diukur antara lain sebagai berikut: 1. Parameter fisik berupa padatan (partikel padat) yg ada dalam air (padatan total, padatan tersuspensi dan padatan terlarut) , warna, bau dan temperatur 2. Parameter kimia selain berupa kadar BOD5, COD, dan TOC yang menggambarkan kadar bahan organik dalam limbah, juga senyawa yg terkait dengan amonia bebas, nitrogen organik, nitrit, nitrat, fosfor organik dan fosfor anorganik, sulfat, klorida, belerang, logam berat (Fe, Al, Mn dan Pb), dan gas (H2O, CO2, O2, dan CH4). 3. Parameter biologis juga merupakan hal penting karena ada beribu-ribu bakteri per millimeter dalam air limbah yg belum diolah. Jenis bakteri yg diukur adalah bakteri golongan Coli. Universitas Sumatera Utara 2.3.2 Dampak Pencemaran Air Terhadap Kesehatan Manusia Pencemaran lingkungan berakibat terhadap kesehatan manusia, tata kehidupan, pertumbuhan flora dan fauna yang berada dalam jangkauan pencemaran. Gejala pencemaran dapat terlihat pada jangka waktu singkat maupun panjang, yaitu pada tingkah laku dan pertumbuhan. Pencemaran dalam waktu relatif singkat, terjadi seminggu sampai dengan setahun sedangkan pencemaran dalam jangka panjang terjadi setelah masa 20 tahun atau lebih. Gejala pencemaran yang terjadi dalam waktu singkat dapat diatasi dengan melihat sumber pencemaran lalu mengendalikannya (Totok Sutrisno,2004). Limbah cair berdampak pada kesehatan manusia baik pengaruh langsung terhadap kesehatan, umpamanya, tergantung sekali pada kualitas air yang terkontaminasi dalam hal ini berfungsi sebagai media penyalur ataupun penyebar penyakit. Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam : 1. Air sebagai media untuk hidup mikroba patogen 2. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit 3. Jumlah air bersih yang tersedia tak cukup 4. Air sebagai media untuk hidup vektor penyebar penyakit 2.3.3 Pengelolaan Limbah Cair Untuk Pengendalian Pencemaran Air Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin agar sesuai dengan baku mutu air. Tujuan pengelolaan limbah cair adalah untuk mengendalikan agar tidak terjadi pencemaran air. Pendekatan yang dilakukan dalam pengelolaan pencemaran air mencakup pendekatan non teknis dan pendekatan teknis. Universitas Sumatera Utara 1. Pendekatan non teknis yang dimaksud adalah penerbitan peraturan sekaligus sosialisasi peraturan yang digunakan sebagai landasan hukum bagi pengelola badan air maupun penghasil limbah dalam mengendalikan limbah maupun mengelola limbahnya. 2. Pendekatan teknis berupa penyediaan / pengadaan sarana dan prasarana penanganan limbah serta monitoring dan evaluasi. Tanda-tanda pencemaran ini gampang terlihat pada komponen-komponen lingkungan yang terkena pencemaran. Berbeda halnya dengan pencemaran yang terjadi dalam waktu yang cukup lama. Bahan pencemar sedikit demi sedikit berakumulasi. Dampak pencemaran semula tidak begitu kelihatan. Namun, setelah menjalani waktu yang relatif panjang dampak pencemaran kelihatan nyata dengan berbagai akibat yang ditimbulkan. Unsur-unsur lingkungan mengalami perubahan kehidupan habitat. Tanaman-tanaman yang semula hidup cukup subur menjadi gersang dan digantikan dengan tanaman lain. Jenis binatang tertentu yang semula berkembang secara wajar beberapa tahun kemudia menjadi langka, karena mati atau mencari tempat lain. Kondisi kesehatan manusia juga menunjukkan perubahan, misalnya timbul penyakit baru yang sebelumnya tidak ada. Kondisi air, mikroorganisme, unsur hara dan nilai estetika mengalami perubahan yang cukup menyedihkan. Bahan pencemar yang terdapat dalam limbah ternyata telah dampak serius mengancam satu atau lebih unsur lingkungan. Jangkauan pencemar dalam jangka pendek maupun panjang tergantung pada sifat limbah, jenis limbah, frekuensinya dan lamanya limbah berperan. Bahan pencemar yang terkandung dalam limbah terdiri dari bahan beracun atau berbahaya. Beracun artinya dapat membunuh manusia atau makhluk lain bila takarannya melebihi ukuran yang disyaratkan. Sedangkan berbahaya masuk tubuh belum tentu beracun tetapi juga dapat merusak tubuh. Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan sifatnya, limbah digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu : limbah cair, limbah gas/asap, dan limbah padat. Menurut sifat dan bawaan limbah mempunyai karakteristik baik fisika, kimia, dan biologi. Limbah air memiliki ketiga karakteristik ini, sedangkan limbah gas yang sering dinilai berdasarkan satu karakteristik saja seperti halnya limbah padat. Berbeda dengan limbah padat yang menjadi penilaian adalah karakteristik fisikanya, sedangkan karakteristik kimia dan biologi mendapat penilaian dari sudut akibat. Limbah padat dilihat dari akibat kualitatif, sedangkan limbah gas dan limbah air dilihat dari sudut kuantitatif dan kualitatif. Sifat setiap jenis limbah tergantung dari sumber limbah. Semakin besar volume limbah, pada umumnya, bahan pencemarnya semakin banyak. Hubungan ini biasanya terjadi secara linier. Oleh sebab itu dalam pengendalian limbah sering juga diupayakan pengurangan limbah. Kaitan antara volume limbah dengan volume badan penerima juga sering digunakan sebagai indikasi pencemaran. Perbandingan yang mencolok jumlahnya antara volume limbah dan volume badan penerima juga menjadi ukuran tingkat pencemaran yang ditimbulkan terhadap lingkungan (Darmono, 2001). 2.4 Air Bersih Untuk memperoleh air dalam keadaan murni sangat sulit kecuali setelah melalui proses pengolahan. Dalam air buangan ditemukan senyawa yang dapat diidentifikasi melalui visual maupun laboratorium. Warna air, bau, rasa, kekeruhan dapat dikenal melalui cara umum dengan mata dan indera biasa, sedangkan senyawa kimia seperti kandungan fenol, kandungan oksigen, kandungan besi, dan lain-lain harus dilakukan melalui penelitian laboratorium. Pada umumnya, persenyawaan yang sering dijumpai dalam air antara lain : padatan terlarut, mikroorganisme dan kimia organik. Berdasarkan persenyawaan yang ditemukan dalam air buangan maka sifat air dirinci menjadi karakteristik fisika, kimia, dan biologi. Padatan terlarut banyak dijumpai dalam air adalah golongan senyawaan Universitas Sumatera Utara alkalinitas seperti karbonat, bikarbonat, dan hidroksida. Disamping itu, terdapat pula unsur kimia anorganik ditemukan dalam air yang mempengaruhi kualitas air. Pengamatan unsur fisika, kimia dan biologi terhadap air sangat penting untuk menetapkan jenis parameter pencemar yang terdapat didalamnya. Kondisi alkalinitas ini menghasilkan dua macam sifat air yaitu sifat basa dan asam. Air cenderung menjadi asam bila pH lebih kecil dari 7 sedangkan pH lebih besar 7 menunjukkan air cenderung bersifat basa. Dalam pengolahan air bahan alkalinitas akan bereaksi dengan koagulan yang memungkinkan lumpur cepat mengendap. Selain itu, ada sifat air yang lain, yaitu kesadahan. Penyebab kesadahan adalah karena air mengandung magnesium, kalium, stronsium, dan barium. Garam-garam ini terdapat dalam bentuk karbonat, sulfat, dan lain-lain. Air yang mempunyai kesadahan tinggi membuat air sukar berbuih dan sulit dipergunakan untuk pencucian (Robert J, Kodoatie, 1996). 2.5 Gambaran Umum Kabupaten Aceh Tamiang 2.5.1 Geografi Secara garis besar Aceh tamiang adalah daerah dataran rendah dan perbukitan, yang sangat cocok untuk daerah perkebunan dan persawahan. Hal ini sesuai dengan jenis pekerjaan mayoritas penduduk Aceh Tamiang sebagai petani. Kabupaten Aceh Tamiang terletak dipesisir pantai timur kepulauan Sumatera yang membentang dari Utara ke selatan dengan panjang garis pantai 64,66, secara geografis terbentang pada posisi 03o.53’18,81o -04 o.32’56,76o LU sampai 97o.43’41,51 o -98’14’45,41o BT dan mempunyai luas seluruhnya 1.957,025 km2 yang terletak dipesisir Timur pulau Sumatera. Berbatasan wilayah sebagai berikut: Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Besitang Kab.Langkat Provinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Serba Jadi dan Kecamatan Bireun Bayeun Kabupaten Aceh Timur. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten Langkat. Sebelah Utara berbatasan dengan Langsa Timur Kota Langsa dan Selat Malaka. (Sumber : Profil Kabupaten Aceh Tamiang 2010) Universitas Sumatera Utara