16 Desember 2016 RELASI ANTAR ETNIS TIONGHOA DAN MELAYU DALAM PEMILUKADA TAHUN 2013 (Studi kasus: Tanjungpandan, Belitung ) Nur Ulumi 20120520099 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhamadiyah Yogyakarta Email: [email protected] ABSTRAK Melayu dan Tionghoa merupakan masyarakat dominan dengan jumlah penduduk lebih banyak dibanding dengan etnis campuran lainnya. Pemilukada tahun 2013 menghasilkan suara berbanding tipis antara dua calon terkuat dari pasangan Tionghoa dan Melayu. Perbedaan 0,2 persen menyulut permasalahan terhadap minat pilih masyarakat Belitung yang didominasi suku asli Melayu dan bagaimana relasi atau hubungan antar masyarakat Melayu dan Tionghoa dalam pemilukada tahun 2013 di Tanjungpandan, Belitung. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif dengan objek masyarakat (Melayu dan Tionghoa), tokoh masyarakat (Melayu dan Tionghoa), parpol pengusung dari dua calon pasangan terkuat PDIP/PKB (nomor urut 01) dan Golkar/Hanura (nomor urut 05). Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara Wawancara dan Dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif, dimana data yang di peroleh diklasifikasikan, digambarkan dengan kata-kata atau kalimat menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relasi sosial etnis yang ada di Belitung, didapat melalui tahapan Pencalonan, Kampanye, dan Hasil dengan mengikuti aspek Kerjasama, Persaingan, Penghalang, dan Konflik didalamnya, memberikan hasil yang baik melalui hubungan yang masih terjaga keharmonisannya. Pemilukada sempat memberikan jarak di antara berbagai pihak. Parpol (PKB) sebagai pengusung nomor satu tidak memberikan dukungan sepenuhnya terhadap salah satu calon yang diusungnya dengan alasan keagamaan dan sedikit unsur etnis, proses pemilukada tetap berlangsung karena pertimbangan yang bijak dari PKB mengenai komitmen calonnya terhadap partai pengusungnya. Mengakhiri proses pemilukada, suasana kehidupan sosial kembali terwujud damai seperti sediakala dan perpecahan atau jarak diantara masyarakat maupun pihak intim yang terlibat dalam pemilukada tidak lagi diungkit untuk memperkeruh hubungan sehat antar etnis (masyarakat) yang ada di Belitung. Diharapkan adanya pemilukada menciptakan hubungan yang lebih erat dan saling toleransi diantara masyarakat juga kehidupan sosial harmonis sebagai penduduk dengan ragam perbedaan akan selalu terjaga pada tempatnya. Upaya pendekatan oleh pemerintah terhadap dua etnis dominan yakni Melayu dan Tionghoa harus lebih maksimal dan efektif. Kata kunci : Relasi, Etnis, Masyarakat, Pemilukada. 1 I. PENDAHULUAN Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah A. Latar Belakang diatur melalui Undang-Undang No. 32 Indonesia merupakan salah satu di antara Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sedikit negara di dunia yang memiliki (Otonomi Daerah). karakteristik sebagai negara multietnik. Di Sebagai penduduk minoritas, masyarakat Indonesia diperkirakan terdapat 931 etnik etnis Tionghoa mulai mampu beradaptasi dengan 731 bahasa. Ada etnis yang besar dengan tidak dan ada yang kecil. Etnis besar di Indonesia bersosialisasi terhadap lingkungan baru dan antara lain: Jawa, Sunda, Madura, Melayu, penduduk asli. Masuknya keturunan etnis Bali, Minangkabau, Batak, Dayak, Bugis, Tionghoa di Pulau Belitung tidak terlepas dan Cina. Sebagai negara yang multietnis, dari tidak hanya bentuk fisik melainkan juga Belanda-Jepang. Pada abad ke-17, Pulau sistem religi, hukum, arsitektur, obat-obatan, Belitung menjadi jalur perdagangan dan makanan, dan kesenian orang Indonesia pun merupakan berbeda-beda menurut etnisnya.1 pedagang. Indonesia pada tempat masa pendudukan persinggahan kaum dengan ragam Masuknya etnis Tionghoa merupakan menjadi suatu sejarah yang berkaitan dengan kondisi banyaknya wilayah atau sumber daya alam ditanah perbedaan etnis dan biasanya akan dikaitkan Belitung yang kaya akan hasil alam yaitu dalam “Timah”. Mereka sebagai kuli perbedaan hingga keistimewaan dengan sekarang dikenal sejarah menutup diri dalam hal salah ranah satunya perpolitikkan. dilakukannya lebih sering Contohnya Pemilukada tambang didatangkan timah dan Pilgub. dipekerjakan untuk beberapa PT tambang Pemilihan kepala daerah adalah sebuah yang sudah banyak tersebar di Belitung. ajang demokrasi untuk mencari pemimpin Dengan melalui banyak proses, alasan dan yang mumpuni dan sah sesuai dengan kejadian mereka akhirnya banyak yang kehendak “stake holder” yakni (masyarakat) memilih menetap di Pulau Belitung dan yang mempunyai peran dan fungsi penting banyak diantara mereka berjodoh dengan terhadap penduduk asli Pulau Belitung dan memiliki pemilihan disebut atau sengaja kepala daerah. keturunan. 1 Belitung http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbyogyakarta/2014 /07/20/masalah-masalah-sosial-dalam-masyarakatmultietnik/ diakses tanggal 3 november jam 12.16 diperkirakan berasal dari daratan Malaka (Melayu), yang datang ke 1 pulau Belitung pada abad ke-18. Sebelum menaruh kedatangan bangsa Melayu, pulau Belitung nomor urut 01 (Tionghoa & Melayu) yang dahulunya sebenarnya dianggap kosong tidak pilihannya terhadap Belitung pasangan didominasi oleh berpenghuni. Segera setelah kedatangan penduduk Melayu sebanyak 75% juga tidak bangsa Melayu, tradisi dan budaya Melayu kalah terbesar kedua dari 20% penduduk berkembang, dan hari ini menjadi budaya Tionghoa dan sisa lainnya merupakan mayoritas di pulau Belitung. Orang Belitung penduduk campuran. sendiri menyebut Belitong”. 2 diri mereka “uang Adanya kemudian masyarakat Babel berimbas dikukuhkan menjadi masyarakat Melayu. pemangku adat Bangka terhadap dari relasi Tionghoa ini masyarakat, bagaimana sikap masyarakat terhadap calon Sebagai usaha untuk ‘memelayukan’ Babel, calon telah atau nama baru yang berasal dari etnis Tionghoa. etnis Masyarakat/penduduk memberikan gelar ‘Datuk’ kepada Ketua Tionghoa jarang sekali atau bahkan belum DPRD, Gubernur, dan Direktur Utama PT pernah melibatkan diri mereka terhadap Timah. kinerja pemerintahan maupun membangun Pemilukada tahun 2013 daerah di Belitung dan pada tahun ini salah melahirkan satu dari perwakilan mereka muncul untuk calon atau nama-nama baru salah satunya dengan kedatangan calon dari ikut serta terhadap pemilihan politik. Hal ini etnis memberi gairah baru terhadap seluruh Tionghoa. Tahapan pemilukada berdampak penduduk Belitung, melihat bagaimana dua dengan hubungan relasi sosial dimasyarakat dengan ragam etnisnya, etnis terbesar di Belitung bersaing mencapai banyak kedudukan. Karena hal ini muncul relasi menimbulkan pro dan kontra di berbagai sosial yang berbeda dari kehidupan sehari- pihak. Pemilukada tahun 2013 menghasilkan hari biasanya. Isu-isu, pro/kontra, dan suara berbanding tipis antara dua calon ketegangan lainnya bermunculan. Inilah terkuat dari pasangan Tionghoa dan Melayu. Perbedaan permasalahan 0,2 persen terhadap mengapa diangkat sebuah permasalahan menyulut minat untuk diketahui sebagai bahan penelitian pilih pada skripsi ini. masyarakat Belitung yang juga banyak Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti akan melakukan penelitian dengan 2 http://www.wacananusantara.org/suku-belitung/ diakses pada tanggal 20 november 2015 pukul 12.19 2 judul Relasi Antar Etnis Tionghoa Dan pengumpulan data yang digunakan dengan cara Melayu Dalam Pemilukada Tahun 2013 Wawancara dan Dokumentasi. Teknik analisis Di Tanjung Pandan, Belitung. data yang digunakan adalah analisis kualitatif, dimana data yang diperoleh diklasifikasikan, B. Rumusan Masalah digambarkan dengan kata-kata atau kalimat 1. Bagaimana relasi antar etnis menurut Tionghoa dan Melayu dalam Pemilukada Tahun 2013 II. dan a. Pengertian Relasi Sosial Pengertian Relasi Sosial, Hubungan antar sesama dalam istilah sosiologi disebut relasi Tanjung Pandan, Belitung? atau C. Tujuan Penelitian dan interaksi Melayu di daerah Belitung. Metode merupakan d) Mutuality Menurut Spradley dan McCurdy dalam Ramadhan, relasi sosial atau hubungan sosial yang terjalin antara individu yang parpol pengusung dari dua calon pasangan berlangsung dalam waktu yang relatif lama akan PDIP/PKB (nomor urut 01) dan urut lebih. c) Surface masyarakat (Tionghoa dan Melayu), kemudian (nomor sosial atau b) Awarness Kualitatif dengan objek masyarakat, tokoh Golkar/Hanura relasi orang yang a) Zero Contact penelitian yang digunakan adalah Deskriptif terkuat dua laku) sosial yaitu: Berdasarkan judul yang diangkat maka kota tingkah Beberapa tahapan terjadinya relasi D. Metode Penelitian Tanjungpandan, disebut dan saling mempengaruhi. Belitung. berada juga individu yang satu dengan individu yang lain Pemilukada Tahun 2013 di Tanjung Pandan, penelitian sosial hubungan yang sifatnya timbal balik antar 2. Untuk mengetahui kendala yang lokasi antara Hubungan dalam Tanjung Pandan, Belitung. dalam Relasi (rangkaian sistematik dalam Pemilukada Tahun 2013 di dihadapi relation. hubungan sosial yang merupakan hasil dari 1. Untuk mengetahui relasi antar Tionghoa KERANGKA TEORI Melayu dalam Pemilukada Tahun 2013 di etnis memperoleh 1. Relasi Sosial 2. Apa kendala yang dihadapi oleh Tionghoa untuk kesimpulan. di Tanjung Pandan, Belitung? etnis kategori 05). Teknik 3 membentuk suatu pola, pola hubungan ini juga 1) Persaingan, adalah bentuk proses sosial disebut sebagai pola relasi sosial.3 b. Bentuk Relasi dimana satu atau lebih individu atau Sosial kelompok berusaha mencapai tujuan (Proses Sosial) bersama dengan cara yang lebih cepat Bentuk-bentuk proses sosial asosiatif dan mutu yang lebih tinggi. adalah: 2) Penghalang (oposisi), berasal dari 1) Kerja sama, ialah suatu bentuk proses bahasa latin opponere yang artinya sosial dimana dua atau lebih perorangan menempatkan sesuatu atau seseorang atau kelompok mengadakan kegiatan dengan maksud permusuhan. bersama guna mencapai tujuan yang 3) Konflik. berarti suatu proses dimana sama. orang atau kelompok berusaha 2) Asimilasi, ialah berasal dari kata latin menyingkirkan pihak lain dengan cara assimilare yang artinya menjadi sama. menghancurkan atau membuatnya tidak Definisi berdaya. 4 sosiologisnya adalah suatu bentuk proses sosial dimana dua atau 2. Politik Identitas Etnis lebih individu atau kelompok saling Politik identitas sendiri merupakan menerima pola kelakuan masing-masing konsep baru dalam kajian ilmu politik. sehingga Politik identitas adalah nama lain dari akhirnya menjadi satu kelompok yang terpadu. 3) Akomodasi, sosiologisnya perbedaan menjadi suatu nama baru dari adalah suatu bentuk proses sosial yang di politik identitas; rasisme (race thinking), dalamnya dua atau lebih individu atau biofeminisme, dan perselisihan etnis kelompok berusaha untuk tidak saling menduduki tempat yang terlarang oleh menggangu dengan cara mencegah, gagasan besar lama. mengurangi definisi biopolitik dan politik perbedaan. Politik atau menghentikan Politik identitas etnis ketegangan yang akan timbul atau yang perkembangannya sudah ada. banyak menampilkan diri dalam wacana Bentuk-bentuk disosiatif terdiri dari: dewasa ini dalam lebih politik kebudayaan. Politik identitas 4 3 Spradley dan McCurdy, 1975 dalam Ramadhan, 2009 : 11 4 Puspito, Hendro. 1992. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius. sendiri merupakan proses yang lahir dari fungsinya sebagai bagian pokok proses kegagalan modernitas untuk memenuhi demokratisasi di Indonesia. 5 janjinya. Agnes Heller menguatkan hal Pemilihan umum kepala daerah ini, bahwa politik identitas sendiri adalah merupakan milik dari budaya massa dan diselenggarakan ditingkat lokal. Oleh erat karenanya, makna pelaksanaan pemilukada kaitanyya kebudayaan dengan yang terjadi revolusi pada era umum yang dan tujuan tidak ada postmodern. Dengan demikian, politik bedanya dengan makna dan tujuan identitas juga bisa dikategorikan dalam pelaksanaan pemilu pada umumnya. politik kebudayaan. a. Fungsi Pemiukada : Politik identitas merupakan wacana 1) Sebagai baru dalam kajian ilmu politik. Secara sarana legitimasi politik singkat, politik identitas adalah politik 2) Fungsi perwakilan politik yang 3) Pemilihan fokus utama kajian permasalahannya dan menyangkut daerah umum dan wakil kepala kepala perbedaan-perbedaan yang didasarkan daerah sebagai mekanisme atas aumsi-asumsi fisik tubuh seperti bagi pergantian atau sirkulasi persoalan politik yang dimunculkan elit penguasa tingkat daerah. akibat problematika jender, feminisme 4) sebagai dan maskulinisme, persoalan politik dan karakter fisiologis, pendidikan b. Tahapan pemilukada dan pertentangan-pertentangan sarana politik bagi rakyat. etnis yang secara dasariah berbeda fisik 3. pemilihan Pelaksanaan yang Pemilukada langsung dilaksanakan dalam 2 tahap dimunculkannya, atau persoalan- yaitu persoalan karena perbedaan pelaksanaan. Pada ayat 2 pasal yang politik masa persiapan dan tahap agama dan kepercayaan dan bahasa. sama disebutkan bahwa kegiatan – Pemilukada kegiatan yang tercakup dalam masa Pasca-dimasukannya Pilkada persiapan adalah : sebagai bagian dari rezim Pemilu, yang 5 Tim Peneliti Perludem. 2011. Menata Pengaturan Pemilukada. Jakarta: IFES selanjutnya dikenal dengan Pemilukada, kembali menguatkan peran dan 5 Kembali a. Pemberitahuan DPRD kepada kepala daerah digolongkan dalam kelompok besar suku bangsa mengenai Melayu, sehingga identitas mereka lebih tepat berakhirnya masa jabatan. disebut b. Pemberitahuan DPRD kepada KPUD mengenai Perencanaan Belitung. berakhirnya ini Belitung sendiri menyebut diri mereka Urang Belitong. Suku Melayu merupakan penduduk penyelenggaraan asli pulau ini. yang meliputi penetapan tata cara Etnis Tionghoa umumnya merupakan dan jadwal tahapan pelaksanaan keturunan imigran-imigran China yang masuk pemilihan kepala daerah. ke Belitung pada masa kolonial Belanda. d. Pembentukan Panitia pengawas, Berdagang umumnya dilakukan oleh penduduk PPK, PPS dan KPPS Belitung yang berasal dari keturunan Tiongkok (Cina).7 e. Pembentukan dan pendaftaran pemantau. 1. Tahap Pencalonan a. Aspek Kerjasama Antar Etnis Selanjutnya tahap pelaksanaan pada Tahap Pencalonan terdiri dari 6 kegiatan sesuai pasal 65 1) Pasangan PasTti (PDIP dan PKB) ayat 3.6 yaitu : 2) Pasangan PPDI, PBR dan Partai b. Pendaftaran dan penetapan calon Buruh) kepala daerah / wakil kepala daerah. 3) Pasangan KB (Demokrat, PAN dan c. Kampanye PKPI) d. Pemungutan Suara 4) Pasangan Tekad JH (Gerindra, PKS e. Penghitungan Suara dan PDP) f. Penetapan pasangan calon kepala daerah / wakil LAJU (PDK, PKBIB, PNBKI, Barnas, PPRN, PNIM, a. Penetapan daftar pemilih kepala 5) Pasangan BESAER (Partai Golkar daerah dan Hanura) terpilih, pengesahan, dan pelantikan. III. Masyarakat berdiam di Pulau Belitung, orang Melayu masa jabatan kepala daerah c. Melayu 6) Pasangan LILLAH (PBB dan PPP) HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan ciri-ciri bahasa, asal usul dan adat istiadatnya, orang Belitung dapat 7 6 http://belitunginfo.com/kebudayaan-masyarakat-belitung diakses pada tanggal 2 juli 2016 (08.33) Ibid 6 Dari ke 6 pasangan calon dan parpol pencalonan hanya difokuskan berdasar pilihan pengusung diatas yang menjelaskan proses pada kriteria kandidat calon bukan karena etnis. tahap awal yaitu tahap pencalonan pada c. Aspek Penghalang Antar Etnis pemilihan kepala daerah, mengenai alasan pada Tahap Pencalonan. masing-masing partai pengusung memberikan dukungan terhadap pasangan calon Tidak yang ada penghalang pada tahap pencalonan karena keputusan verifikasi dari diusung dan proses pencalonan itu sendiri. KPUD Tahap ini tidak memiliki isu-isu, pro/kontra, masyarakatnya maupun dilema politik lainnya sehingga tidak mempermasalahkan nama-nama kandidat yang muncul atau tidak dapat dijelaskan bentuk relasi mencalonkan diri beserta partai-partai sebagai sosial yang berkaitan dengan isu, pro/kontra, pendukung dari masing-masing calon. pada proses pencalonan itu sendiri. mengusung dan konflik, bentukan partai menciptakan masalah sosial peserta di kriteria individu dijadikan Urusan terhadap sebuah siapa dengan alasannya karena a. Aspek Kerjasama Antar Etnis pada Tahap Kampanye 1) Setiap lapisan masyarakat ikut serta jika ada sosialisasi pilihannya atau untuk 1. Tahap Kampanye berdasarkan etnis, karena beberapa masyarakat terhadap masih masyarakat juga sudah pintar. baik bergantung dengan dipasangkannya calon-calon mengkonsernkan calon masyarakat melayu pada tahap ini memilih pilihannya tidak lebih pencalonan memilih siapa ialah rahasia individu/personal masyarakat dengan etnis Tionghoa maupun tersebut tahap perpecahan/konflik. pada Tahap Pencalonan masyarakat karena dikaitkan dengan perbedaan etnis terhadap para b. Aspek Persaingan Antar Etnis beberapa yang menjatuhkan calon kandidat. Pilkada tidak bisa masyarakat. Dari ada sisi gesekan-gesekan atau issue-issue negatif untuk visi/misi menang dan tidak mengaitkan etnis didalamnya menciptakan dari merupakan tahap awal yang belum muncul yang berdasarkan untuk kemajuan bagi daerah jika untuk tidak juga Pada tahap ini juga tidak muncul pada pencalonan bukan melalui program tetapi dari dan Tahap Pencalonan perbandingan suara tipis, mereka dipasangkan lahir lolos d. Aspek Konflik Antar Etnis pada Dari 2 pasangan terkuat yang memiliki mereka sudah atau kampanye dialogis yang calon dilakukan oleh calon-calon. perseorangan. Jadi persaingan pada tahap 7 2) Masyarakat pasang spanduk mengenai kerjasama antar etnis pada tahap di halaman rumahnya. kampanye: 3) Kerjasama calon dan partai pengusung calon a) Tidak adanya konflik merupakan bentuk dengan proses kerjasama oleh masyarakat sama tokoh masyarakat di desa- etnis maupun berbeda etnis. desa, memberi izin lokasi rumah/lapangan b) Kerjasama sebagai lokasi kampanye dialogis. Pembuktian ini kaitannya dengan relasi pasca pada pencoblosan adanya kerjasama masyarakat yang memiliki usaha/berdagang, antar etnis masyarakat Kota Tanjungpandan kampanye, menutup aktivitas berjualan pada hari pencoblosan. bahwa sikap terbuka, kontribusi dan kerjasama Berita diatas memberikan pembuktian yang dilakukan oleh masyarakat menyangkut mengenai hasil wawancara dengan realita pada ketersediaan atas lokasi Halaman, Lapangan, suasana pemilu yang sedang berlangsung tiga Kantor, Balai pada Desa bahkan Rumah warga tahun silam yang menggambarkan banyak sebagai Peraga masyarakat yang memiliki usaha berdagang Kampanye (APK) juga sekaligus menjadi pada Toko, Pusat Perbelanjaan Departement tempat sosialisasi berkampanye terbuka bagi Store dan Pasar sebagian memilih membuka setiap usahanya dan banyak pula diantaranya memilih lokasi calon pemasangan dan parpol Alat pengusungnya melakukan kampanye dialogis. menutup usahanya. Bentuk kerjasama masyarakat antar etnis Hal tersebut memberikan keterangan relasi pada tahap kampanye merupakan bentuk yang antara cukup aktif dari berbagai suku atau etnis yang kampanye, yakni hari pencoblosan 09 Oktober ada pada masyarakat Tanjungpandan, memberi 2013 kontribusi atau bantuan terhadap berjalannya kewajiban atas kesadaran dan inisiatif dari kegiatan pemilukada sebagai wujud sadar banyak masayarakat. berkewarganegaraan atau menjadi pemula etnis yang sangat tanggap berbondong-bondong pasca melakukan b. Aspek Persaingan Antar Etnis berpolitik yang baik. pada Tahap Kampanye Tionghoa Kemudian dari hasil wawancara kedua kampanye. dengan masyarakat Tionghoa yang masih 8 (pengusaha) jadi sponsor dana Dalam membuktikan aspek persaingan antar pejabat, pasangan ini mengatakan lebih terfokus etnis pada tahap kampanye diatas bahwa kepada pengentasan angka kemiskinan di Tionghoa menjadi soponsor dana kampanye, Kabupaten Belitung dan secara umum, seluruh seolah-olah memiliki kuasa dan memberi sikap calon bupati dan wakil bupati Belitung memilih sombong merupakan suatu bukti issue yang kesamaan, kebenarannya masyarakat Belitung sehingga mampu berdaya beberapa banyak lisan disampaikan melalui masyarakat dan untuk Ini persis menampilkan kebenaran issue/data diatas. memicu tanggapan bahwa Belitung tidak membedakan Melayu atau etnis munculnya bentuk-bentuk suatu dukungan dari lainnya. berbagai latar belakang yang berbeda-beda baik Hal ini mengakibatkan sedikit kesenjangan antara Melayu dan Tionghoa, ini status terjadi karena masih adanya pola pikir dari sosial/jabatan dan lainnya dari parpol dengan beberapa masyarakat bahwa Tionghoa masih masyarakat dan sebaliknya, walaupun banyak merupakan masyarakat pendatang walaupun menimbulkan pro dan kontra dari berbagai mereka sebenarnya sudah lama hidup dari lahir pihak. hingga beradaptasi dengan masyarakat pribumi. 1) Debat Visi Misi Kandidat Persaingan sedikit sebenarnya semua warga ialah Masyarakat Relasi etnis yang dapat digambarkan ialah perekonomian, mensejahterakan “Melayu Belitung”. lainnya tidak ada sumber media massa yang kesukuan, ingin saing dan bermartabat sebagai masyarakat membuktikan kebenaran ini melalui sumber dari yakni yang muncul c. Aspek Penghalang Antar Etnis pada tahap pada Tahap Kampanye kampanye ialah, masing-masing pendukung dari 1) Ancaman atau ejekan mengenai issue- calon kandidat yang melakukan debat kampanye issue etnis, menjelekkan suku etnis asli hadir untuk memberi dan meramaikan suasana dari Tionghoa. (Ejekan dan issue etnis debat kampanye.8 berupa pernyataan dari lisan ke lisan). a) “jangan milih Cina kalau gak Pasangan terakhir, keenam (Yuslih Ihza M- mau kota kita jadi kota berbau Abdullah Ma’ruf) yang memiliki visi/misi yang budaya sedikit memicu tanggapan dari salah seorang Cina (Melayu ke Tionghoa)”, 9 8 http://bangka.tribunnews.com/2013/09/22/visi-misikandidat-tanpa-dialog, diakses pada tanggal 12 Agustus 2016 (22.34) 9 Hasil Wawancara Ibuk Yani ( masyarakat Melayu), pada tanggal 16 mei 2016 (19:22) 9 b) “sesekali boleh warga kita yang d. Aspek Konflik Antar Etnis pada harus jadi pemimpin Bupati, Tahap Kampanye jangan hanya dari Melayu saja Konflik konstruktif/kecil, berupa konflik karena kita sudah lama hidup berbentuk lisan dengan ejekan/sindiran (tentang berdampingan dan membangun agama, dan etnis) oleh antar etnis maupun Kota berbeda etnis. kita bersama-sama (Tionghoa ke Melayu)”. 10 Adanya sikap kecemburuan Anti cina ialah pemahaman sebagian dan masyarakat ketakutan terhadap hal-hal baru oleh masyarakat pendatang dengan perbedaan keetnisan dalam memilih atau waktu banyak Isu money politik diatas tidak memberikan Cina/Tionghoa menunjukkan perlahan keberadaanya untuk terjun dalam dunia politik di daerah maupun money politik. Walaupun demikian, himbauan provinsi Bangka Belitung. dari ketua Bawaslu pada berita bangkapos.com “Waspadai Modus Baru Politik Uang” (kamis, 2. Tahap Hasil Pemilihan 05 desember 2013) tersebut telah memberikan a. Aspek Kerjasama Antar Etnis sumber berita yang merujuk dengan issue pada Tahap Hasil Pemilihan tersebut, bahwa telah terjadinya money politik Masih terjalinnya silaturrahim antar ini calon-calon yang masyarakat relawannya dan menghindari modus-modus money politik yang pendukung. akan berdampak tidak baik bagi daerah dan sebagai warga sekaligus tokoh masyarakat masyarakat itu sendiri. Melayu di Desa setempat yang dituakan oleh dimaksudkan untuk setiap Himbaun masyarakat masuk serta berperan pada pemerintahan dan sumber data persis sebagai bukti terjadinya Babel. pribumi daerah Belitung, namun seiring berjalannya 2) Money Politik Provinsian dengan kontribusi dalam pemerintahan dan mengurus etnis terhadap (mereka) yang berbeda. ke berbeda warga sekarang. Cina kurang diterima memberikan terang-terangan melakukan penghinaan atau ejekan dari sama di merupakan dipercayai pada sebagian masyarakat Melayu sikap sindiran atau ejekan terhadap beda etnis diam-diam dan cina merupakan bentuk pemikiran yang masih pemimpin untuk daerah, yang menimbulkan secara lama, kalah terhadap para masyarakat-masyarakat Merupakan bentuk keterbukan warganya, tujuan silaturrahim oleh calon yang 10 Hasil Wawancara Pak Ahyen (Tokoh masyarakat Tionghoa), pada tanggal 11 juni 2016 (16:32) kalah bermaksud memberi ucapan terimakasih 10 telah mendukung dan memberikan hak pilihnya urut 5 (Besaer) dan nomor urut 6 (Lillah) yang terhadap calon tersebut. menyatakan Mosi tidak percaya terhadap Berarti ini menunjukkan adanya relasi Panwaslu Kabupaten Belitung. antar masyarakat dan terhadap tetuanya dan juga Hal diatas tidak memiliki kaitan dengan dengan para kandidat calon-calon tersebut. relasi antar etnis, tetapi tindak kecurangan atas laporan Mosi tidak percaya tersebut merupakan b. Aspek Persaingan Antar Etnis tindakan negatif dalam memperoleh kekuasaan Pada Tahap Hasil Pemilihan 1) Persaingan muncul pada hasil dan suara, setelah hasil lainnya. penghitungan pengumuman calon yang menang. merugikan setiap lapisan masyarakat c. Aspek Konflik Antar Etnis pada Sebelum perhitungan hasil Pemilu dari Tahap Hasil Pemilihan KPUD bahwa telah muncul sikap saling klaim 1) Konflik perdebatan, (antara masyarakat) menang bahkan ada yang telah mengucapkan dalam satu keluarga dengan agama yang selamat kepada salah satu pasangan calon berbeda-beda, dimedia cetak lokal Belitung.11 Ketua KPU 2) Situasi tidak kondusif, lakukan upaya bahkan meminta kepada kandidat calon Bupati pencegahan memicu konflik Horizontal. Belitung tidak menurutnya saling opini klaim yang menang, terbentuk Upaya rekonsiliasi pada pembuktian nomor dapat 2 diatas, untuk menghindari suatu kejadian yang mempengaruhi psikologi masyarakat. 12 2) Munculnya Panitia Ketidakpercayaan Pengawas Pemilu buruk pasca pemungutun suara Pemilukada Terhadap terhadap Kabupaten ini terjadinya keretakan persatuan masyarakat Belitung dan Konflik Belitung. Hal issue-issue Horizontal antar pendukung masing-masing dapat penyampaian Mosi disampaikan oleh dibuktikan tidak kandidat. yang Konflik yang muncul pada tahap hasil pemenangan berupa perdebatan lisan dari salah satu keluarga pemilukada Kabupaten Belitung Tahun 2013, dengan orang-orang didalamnya yang memiliki yaitu: Tim pemenangan nomor urut 2 (LAJU), keyakinan perbedaan beragama satu sama lain. nomor urut 3 (KB), nomor urut 4 (JH), nomor Setelah melakukan pencoblosan mereka terlibat 5 team percaya melalui adu lisan untuk membenarkan pilihan calon bangka.tribunnews.com edisi jum’at 11 oktober 2013, diakses pada tanggal 12 agustus 2016 (21.08) 12 bangka.tribunnews.com edisi jum’at 13 oktober 2013, diakses pada tanggal 12 agustus 2016 (21.56) 11 pemimpin atas kesukuan maupun agama yang dianut oleh salah seorang calon menurut 11 kesesuaian atas suku atau etnis yang mereka 2. Kendala oleh etnis Tionghoa dan Melayu punya juga punyai ini adalah sebagaian kisruh dalam Pemilukada tahun 2013 yang terjadi di masyarakat. a. Masyarakat kurang mengenal calon IV. KESIMPULAN DAN SARAN Tidak setiap nama calon bisa A. Kesimpulan segera dikenali oleh masyarakat, Berdasarkan hasil penelitian yang hanya nama-nama tertentu yang dilakukan untuk mengetahui relasi antar biasanya sudah akrab dengan etnis dan kendala yang dihadapi oleh telinga masyarakat. Tionghoa dan Melayu dalam Pemilukada 2013 di Tanjungpandan/Belitung b. Sosialisasi visi dan misi yang dapat tidak menarik disimpulkan bahwa: Warga 1. Relasi antar etnis Tionghoa dan Melayu tidak ada hal yang menarik untuk dan Tionghoa dalam pemilukada tahun ditunggu 2013 berjalan harmonis meski sentimen c. Sosialisasi Warga Banyak antar penduduk untuk diberi kesempatan dengan bisa dipimpin dari sama suku/etnisnya, dengan jarak seperti semula masyarakat berbagai mereka kendala (masyarakat) akan merasa terbebani jika tidak ada diantara pembekalan cara mencoblos yang berbagai pihak, meski demikian keadaan kembali diantara mencoblos, atau kendala lainnya, sebagai agama yang dianut. Pemilukada memberikan tidak kali mencoblos, lupa caranya etnis Tionghoa/Cina dengan ketentuan Islam sempat pencoblosan tersendiri seperti baru pertama sebaliknya Melayu tidak sulit menerima daerah acara merata Tionghoa mengharapkan sikap toleransi pemimpin pada penyampaian visi dan misi. dan opini negatif diantara keduanya sempurna. tidak lama hadir dalam sosialisasi jika Hubungan antar kedua etnis Melayu hilang merasa nyaman dan tidak akan bertahan dalam pemilukada tahun 2013 belum akan baik setelah dan benar pada hari pencoblosan. pemimpin daerah (Bupati dan Wakil d. Elite politik dan politik uangnya Bupati) ditetapkan. 12 Bahayanya politik uang sebagai hukum yang harus bertanggung jawab pemancing terhadap masyarakat dalam meminimalisir politik uang. untuk memilih dengan imbalan 4. Pemerintah harus berupaya melakukan dan membudayakan sifat tidak pendekatan jujur terhadap masyarakat. paguyuban-paguyuban dan tokoh-tokoh masyarakat B. Saran secara yang berkala terhadap berperan menjadi Berdasarkan kesimpulan diatas maka pemimpin kelompoknya untuk tetap peneliti memberikan saran dari berbagai menciptakan kehidupan bermasyarakat kendala yang terjadi pada proses pemilukada yang ideal di Belitung. sebagai berikut: Daftar Pustaka 1. Memaksimalkan upaya sosialisasi bagi Buku peserta calon dan tim pengusung, dengan tidak memulainya pada saat Abdillah, Ubed. 2002. Politik Identitas Etnis: ada Pergaulan kepentingan pilkada. proses pilkada Tanpa Identitas. Magelang: Transmedia Pustaka. 2. Perlunya evaluasi yang bijak setelah berakhir Tanda mengenai Dahana, A. 20A13. Manifesto Politik Tionghoa sosialisasi pencoblosan tidak merata, di Indonesia. Surabaya: Pustaka Pelajar. masyarakat kurang mengenal calon, Moleong, Lexy J. 1989. Metode Penelitian sosialiasi visi/misi tidak menarik minat Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Karya. masyarakat dan kelemahan lainnya, guna menjadi acuan dan pembelajaran Suryadinata, Leo. 1986. Politik Tionghoa terhadap pilkada berikutnya. Peranakan di Jawa. Jakarta: Pustaka 3. Menciptakan metode, sikap taat aturan, Sinar Harapan. dan sanksi hukum (wajib) bagi peserta pemilu jika Kerjasama melanggar dari Tim Litbang Kompas. 2004. Peta Politik komitmen. berbagai Pemilihan Umum 1999-2004. Jakarta: pihak, Buku Kompas. khususnya pihak-pihak yang berwenang dalam merumuskan sistem dan aturan hukum pemilukada serta Tim Peneliti Perludem. 2011. Menata Kembali kerjasama Pengaturan Pemilukada. Jakarta: IFES masyarakat tidak hanya aparat penegak Jurnal 13 Simamora, Janpatar. Mimbar Hukum. Volume 23 Nomor 1, Februari 2011. Eksistensi Pemilukada dalam Rangka Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang Demokratis. Medan: Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen. Skripsi Firmansyah, Dedi. 2010. Peran Politik Etnis dalam Pilkada (Studi atas Pilgub Provinsi Bengkulu tahun 2005. Skripsi, Yogyakarta: Prodi Jinayah Siyasah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Adrian, FIKRI. 2013. Identitas Etnis Dalam Pemlihan Kepala Daerah (Studi Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Tahun 2012). Website www. portal.belitungkab.go.id. www. bangka.tribunnews.com. www. repository.uinjkt.ac.id. www. belitunginfo.com. 14