Sabtu, 17 Juni 2017 - REC | Reformed Exodus Community

advertisement
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu
Panggilan Beribadah
Votum
Bacaan Bertanggapan
Pujian Pengakuan Dosa
Doa Pengakuan Dosa Secara
Pribadi
Doa Pengakuan Dosa
Berita Anugerah
Petunjuk Hidup baru
Pujian “Salam Damai” / “Shalom
shalom”
Pujian Syukur 1
Pujian Syukur 2
Pengakuan Iman
Pujian
Doa Firman Tuhan
Khotbah
Persembahan
Doa Persembahan & Doa Syafaat
Pengumuman & Seri Pembinaan
Doxology /
“Kami memuji Kebesaran-Mu”
Doa berkat
Amin / “Thank You Lord”
Theme Song “Jesus At The Center“
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Jemaat
Liturgos
Liturgos
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Liturgos & Jemaat
Petugas Doa
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
2
Hamba Tuhan REC
GEMBALA SIDANG SENIOR
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Telp : 0815 5055 985
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A.
Telp. 081-233780070
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL ESTE SQUARE
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th.
Telp.081-331515954
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL POS PI BATAM
Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K.
Telp. 081-931003006
Email: [email protected] /
[email protected]
GEMBALA LOKAL DARMO
Pdt. Novida Lassa, M.Th.
Telp. 081-13321904
Email: [email protected]
3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Kasih Yang Tanpa Syarat
(1 Yohanes 4:10)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
K
ita sudah menjadi begitu terbiasa dengan kalimat: “syarat dan
ketentuan berlaku”. Kalimat ini diberlakukan pada hampir setiap hal
dalam kehidupan kita: melamar pekerjaan, mengikatkan diri dalam sebuah
kontrak, bahkan mendapatkan diskon. Sulit rasanya menemukan sebuah
transaksi kehidupan yang benar-benar tanpa syarat dan tanpa ketentuan.
Tidak demikian halnya dengan kasih Allah kepada orang-orang pilihanNya. Tidak ada syarat dan ketentuan yang diberlakukan. Benar-benar tidak
ada! Kasih ini bukan hanya berbeda, melainkan bertabrakan dengan kasih
manusia pada umumnya. Ini adalah kasih yang kontra-budaya (countercultural love).
4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Apa saja karakteristik dari bukan menjadi alasan, syarat, atau
kasih Allah yang tanpa dorongan bagi kasih Allah.
syarat?
Lebih lanjut, Yohanes juga secara
Dimulai dari Allah (ayat 10a) khusus menambahkan subjek
eksplisit “kita” (hēmeis), sehingga
Di bagian sebelumnya Rasul Yohanes kata “kita” di ayat 10a muncul dua
sudah menerangkan bahwa kasih kali (hēmeis ēgapēkamen, lit. “kita,
berasal dari Allah (ayat 7a). Bahkan kita telah mengasihi”). Dengan
orang-orang yang mengasihi pun cara yang sama, kata “Allah” (dalam
berasal dari Dia (ayat 7b). Allah teks Yunani digunakan kata ganti
bukan hanya sebagai sumber kasih. “Ia”) juga muncul dua kali sebagai
penekanan (autos ēgapēsan hēmas,
Allah adalah kasih (ayat 8).
lit. “Ia, Ia telah mengasihi kita”).
Yohanes
sedang
Selaras dengan kebenaran ini, Maksudnya,
Yohanes lantas menegaskan bahwa membandingkan dua pihak: Allah
Allah adalah inisiator kasih (ayat dan kita. Relasi antara keduanya
10a). Dia yang aktif. Dia yang hanya bisa dimungkinkan apabila
memulai. Dengan kata lain, kasih ada inisiatif Allah (4:10, 19). Kasih
Allah bukanlah sebuah reaksi atas Allah bersifat inisiatif, kasih kita
bersifat reaktif.
sesuatu.
Untuk memperjelas hal tersebut,
Yohanes secara sengaja meletakkan
kata “bukan” (ouch) di awal kalimat
(semua versi Inggris “not that we
loved God”). Tidak ketinggalan,
penerjemah LAI:TB pun secara tepat
mengungkapkan makna yang sama:
“bukan kita yang telah mengasihi
Allah”. Jadi, yang ditegaskan
adalah sisi negatifnya. Kasih kita
Dari kacamata kultural pada waktu
itu, poin di atas cukup mengagetkan.
Dalam mitologi Yunani, kebaikan
dewa-dewa terhadap manusia
seringkali
ditujukan
untuk
kepentingan para dewa. Relasi
mereka dengan manusia pun bersifat
kondisional (ada persyaratan).
Tuntutan dalam persyaratan ini
lebih banyak dibebankan di pundak
5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ manusia. Manusia harus
melakukan ini dan itu
atau menjauhi ini dan itu supaya
mendapatkan kebaikan dari para
dewa.
rangkaian kata-kata. Bukan hanya
perasaan rindu yang menggebugebu. Bukan pula kegairahan yang
murahan. Entah berapa banyak
orang yang berani menyatakan cinta
tetapi tidak mampu membuat cinta
Allah yang berinisiatif untuk itu nyata. Hanya mengucapkan,
mengasihi manusia merupakan tidak sanggup membuktikan.
salah satu keunikan kekristenan.
Allah selalu menjadi originator Tidak demikian dengan Allah.
(sumber) dan inisiator (prakarsa). Dia memegang perkataan melalui
Bukan kita yang memilih Allah, perbuatan. Dia rela mencinta hingga
tetapi Ia yang lebih dahulu memilih terluka. Dia berani membayar
kita (Yoh 15:16). Bukan kita yang harganya.
mencari Allah, melainkan Allah
yang datang untuk mencari dan Kasih Allah bersifat karunia.
Diberikan secara cuma-cuma.
menyelamatkan kita (Luk 19:10).
Allah yang kita kenal melalui Yesus Gratis. Apakah ini berarti bahwa
Kristus bukanlah Sang Penunggu kasih-Nya tanpa harga? Sama sekali
maupun Sang Penuntut. Jika Dia tidak!
menunggu, maka penantian-Nya
akan sia-sia. Kita tidak mungkin Kasih ilahi bukan murahan.
mengambil inisiatif untuk mengasihi Diberikan secara cuma-cuma bukan
Dia. Jika Dia menuntut, maka Dia karena tidak berharga, melainkan
akan kecewa. Kita tidak mungkin karena Dia sendiri telah membayar
mampu memenuhi tuntutan-Nya. harganya bagi kita. Tanpa harga
(yang Dia bayar), kasih-Nya menjadi
Dibayar mahal oleh Allah (ayat tidak berharga (di mata kita).
10b)
Jika kita merenungkan secara lebih
Inisiatif belaka tidaklah cukup. seksama, kasih Allah dalam diri kita
Cinta ada harganya. Bukan sekadar sebenarnya memang bukan tanpa
6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ syarat. Ada syarat yang
begitu berat. Walaupun
demikian, syarat itu sudah dipenuhi
oleh Allah sendiri. Ada harga yang
tak terkira. Walaupun demikian,
harga itu sudah dilunasi oleh Allah
sendiri.
anaknya sendiri. Ironisnya, sang
anak juga menemui nasib yang sama
dengan para pekerja ayahnya.
Dari besarnya harga yang dibayar,
kita juga mengetahui betapa besar
kasih-Nya bagi kita. Allah kehilangan
Anak-Nya demi mendapatkan kita.
Harga yang dibayar adalah Anak- Sebuah transaksi yang sangat berat
Nya (ayat 10). Frasa “mengutus sebelah!
Anak-Nya ke dalam dunia” muncul
tiga kali di pasal ini (4:9, 10, 14). Di Sebagian orang kurang bisa
ayat 9 diberi tambahan bahwa Anak memahami tindakan Allah ini.
ini adalah Anak-Nya yang tunggal. Mereka mempersoalkan mengapa
Dari besarnya harga yang dibayar, bukan Bapa yang turun tangan
kita dapat mengetahui betapa secara langsung. Menurut mereka,
seriusnya dosa. Jikalau dosa adalah mengorbankan Anak sementara
persoalan yang sepele, mengutus Bapa hanya berpanggu tangan
Anak Allah ke dalam dunia di sorga adalah tindakan yang
akan menjadi pengorbanan yang kurang bijaksana. Bapa seharusnya
berlebihan. Jikalau ada cara lain mengambil kesusahan terbesar dari
untuk mengatasi dosa, untuk apa Anak-Nya, bukan sebaliknya.
Allah perlu mengorbankan AnakNya?
Pemikiran di atas jelas tidak tepat.
Dari perspektif manusiawi saja kita
Dalam sebuah perumpamaan (Mat dapat melihat kekeliruan di balik
21:33-41) pernah dikisahkan bahwa pemikiran tersebut. Bagi orang
seorang tuan (Allah) sudah berkali- tua, melihat anaknya menderita
kali mengirim pekerjanya untuk adalah jauh lebih sengsara daripada
menyelesaikan urusan di tempat mengalami penderitaan itu sendiri.
kerja. Upaya ini tidak menuai hasil. Banyak orang tua akan memilih sakit
Sang tuan pun akhirnya mengutus daripada menyaksikan anaknya
7
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ sakit. Apa yang dialami Bapa sama pedihnya dengan yang dialami
Anak. Dan itulah harga kasih-Nya bagi kita!
Ditujukan pada yang tidak pantas (ayat 10c)
Tujuan dari pengutusan Anak Allah ke dalam dunia adalah untuk
pendamaian dosa-dosa kita. Kata “pendamaian” (hilasmos) dalam
Perjanjian Lama (LXX, Septuaginta) dikaitkan dengan “tutup pendamaian”
(hilastērion) yang berada di ruang maha kudus (Kel 25:10-22; 26:34). Itulah
tempat imam besar memercikkan darah binatang untuk penghapusan
dosa (Im 16:15). Di situ pula tempat TUHAN bertahta dan bersabda (Kel
25:22; 30:6; Bil 7:89). Tanpa darah yang ditumpahkan di tutup pendamaian,
tidak ada pengampunan, tidak ada relasi yang intim dengan TUHAN.
Rekonsiliasi dan relasi terjadi di atas tutup pendamaian.
Itulah misi yang diemban oleh Anak Allah di dalam dunia. Dia menjadi
agen rekonsiliasi dan relasi. Kedatangan-Nya ke dalam dunia untuk
membereskan dosa. Namun, kita tidak boleh membayangkan sebuah misi
yang mudah. Pemberesan ini membutuhkan pengorbanan. Ada kematian.
Ada darah yang ditumpahkan.
Dari gambaran yang diungkapkan di 1 Yohanes 4:10 kita dapat melihat
objek kasih Allah. Dia mengasihi orang-orang yang berdosa. Orang-orang
yang sebenarnya tidak pantas untuk dikasihi.
Gambaran di ayat ini bersifat kontra-kultural. Menurut mitologi kuno
dan berbagai ajaran lain, kesalahan manusia memang bisa mendatangkan
murka dan hukuman dari para dewa. Untuk mencegah hal ini, manusia
perlu memberikan korban tertentu, misalnya sesajian atau korban nyawa.
Kemarahan dewa hanya bisa dipadamkan oleh manusia melalui tindakan
manusia. Para dewa hanya bertindak sesuai dengan tindakan manusia.
8
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Allah yang kita kenal dalam Kristus Yesus sangat berbeda. Dia
memang membenci dosa. Dia memang menghukum orang
berdosa. Sesuatu memang harus dilakukan untuk memuaskan keadilanNya. Hanya saja, Dia sendiri yang menyelesaikan semuanya. Allah sendiri
yang memadamkan kemarahan-Nya. Tidak ada satu pun yang kita perlu
lakukan. Tidak ada syarat apa-apa untuk menyurutkan murka-Nya.
Semua agama di luar Alkitab cenderung legalistik. Ada deretan peraturan
yang harus dilakukan oleh manusia terlebih dahulu untuk mendapatkan
berkat Allah. Ada deretan larangan yang harus dijauhi sebagai syarat
memperoleh kasih Allah.
Puji Tuhan! Allah sudah membayar semua bagi kita. Tidak ada lagi hutang
dosa di pundak kita. Soli Deo Gloria!
9
e
MAGZ
Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G
POKOK DOA SYAFAAT
1. Berdoa untuk VBS yang sudah dilaksanakan supaya peserta
memetik pelajaran penting dari acara ini sehingga semakin
mengasihi Allah dan rajin membaca Firman Tuhan.
2. Berdoa untuk pertumbuhan rohani remaja pada masa
pencarian identitas. Kiranya Tuhan juga menjaga pergaulan
mereka supaya terhindar dari pengaruh yang buruk.
10
e
MAGZ
K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G
KATEKISMUS WESTMINSTER
Pertanyaan 119:
Apa alasan-alasan yang ditambahkan pada hukum yang keempat
dengan maksud menguatkannya?
Jawaban :
Alasan-alasan yang ditambahkan pada hukum yang keempat
dengan maksud menguatkannya ditimba dari kewajaran hukum itu.
Dari ketujuh hari, Allah menyediakan enam hari bagi kita untuk
menggunakannya bagi urusan kita sendiri. Hanya satu hari yang
disisihkanNya bagi diri-Nya sendiri. Itulah yang kita dapatkan dalam
perkataan, ‘Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan
segala pekerjaanmu.’ Lagi pula, alasan-alasan itu ditimba dari hak
milik khusus yang Allah tuntut bagi diri-Nya berhubung dengan hari
itu, ‘tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu’. Juga dari
teladan Allah sendiri, yang ‘enam hari lamanya menjadikan langit dan
bumi, laut dan segala isinya, dan Dia berhenti pada hari ketujuh’. Juga
dari berkat yang Allah kaitkan dengan hari itu, tidak hanya dengan
menguduskannya sebagai hari yang diperuntukkan ibadah kepadaNya, tetapi juga dengan menetapkannya
sebagai sarana memberkati kita bila
kita menguduskannya. ‘Itulah sebabnya
TUHAN memberkati hari Sabat dan
menguduskannya’.
a. Kel 20:9. b. Kel 20:10. c. Kel 20:11.
11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
TEROBOSAN MENJADI ORANGTUA
Pertumbuhan yang berarti tidak timbul dalam sekejap
TANDA PENUNJUK
SELAMA PERJALANAN
PERTUMBUHAN
S
ecara spesifik, ada tiga faktor
utama yang telah mempengaruhi
kerinduan saya untuk bertumbuh:
Gaya Hidup Pertumbuhan Pribadi
Seluruh
proses
pertumbuhan
saya bermula di dalam keluarga
saya sendiri sejak saya kecil. Ayah
saya tidak pernah meragukan
pentingnya pertumbuhan pribadi.
Ia bertumbuh dan ingin anak-
anaknya juga bertumbuh. Di hati
sanubarinya ia ingin kami anakanaknya mengalami pertumbuhan
dalam segi pemberian imbalan. Di
kemudian hari saya sadari bahwa
pengertiannya mengenai imbalan
cenderung mengubah konsep baku
secara menyeluruh dan mendasar.
Ayah selalu berkata, “Kalau Anda
ingin anak Anda menjadi tukang
sampah, beri dia upah untuk
mengeluarkan kantong sampah
dari rumah. Kalau Anda ingin anak
Anda menjadi abdi Allah yang setia,
beri dia uang agar membaca buku12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ buku bermutu.”
Sepanjang ingatan saya, tidak ada
satu saat pun di mana saya dan
kakak adik sekandung saya keluar
dari rancangan pertumbuhan yang
sudah digariskan. Ketika kami
masih kanak-kanak, Ayah dan Ibu
selalu membacakan buku untuk
kami. Begitu kami makin besar,
kami banyak membaca sendiri.
Pada setiap tahap perkembangan
usia, orangtua kami memungkinkan
kami membaca buku-buku yang
baru.
Ketika saya mulai duduk di kelas
tiga, setiap hari saya diharuskan
membaca selama 30 menit (di luar
saat teduh dan membaca buku
pelajaran sekolah ). Awalnya, yang
saya baca kebanyakan cerita-cerita
Alkitab. Tetapi ketika saya makin
besar, Ayah dan Ibu memberi saya
buku-buku lain seperti The Power
of Positive Thinking, oleh Norman
Vincent Peale, dan How to Win
Friends and Influence, oleh Dale
Carnegie. Mereka membeli bukubuku tersebut dan memberi saya
imbalan dengan maksud agar saya
membacanya.
Setiap malam, saat-saat kami
sekeluarga makan bersama, kami
mendiskusikan apa yang kami
baca. Ayah dan Ibu mengajukan
pertanyaan yang membuka peluang
bagi kami untuk menceritakan
apa yang sudah kami baca. Ini
adalah suatu cara efektif untuk
menelaah bacaan dan menerapkan
sesuatu yang dipelajari dari bacaan
tersebut. Tatkala kami makin besar,
kami diperbolehkan menentukan
sendiri buku yang ingin kami baca,
tentunya dengan persetujuan Ayah.
Keterlibatan Ayah dalam rancangan
pertumbuhan
kami
makin
mendorong kami untuk banyak
membaca dan belajar sesuatu.
Setiap hari saya menerapkan
rancangan pertumbuhan yang
disusun Ayah dan ini berlanjut
hingga saya menamatkan sekolah
menengah umum. Itu berarti saya
membaca 30 menit sehari, 5 hari
seminggu, selama lebih dari 10
tahun. Kebiasaan ini membuat
saya makin rindu bertumbuh dan
berdisiplin sehingga pertumbuhan
menjadi gaya hidup saya. Ini juga
menyadarkan saya bahwa tidak ada
yang bisa lebih membahagiakan saya
13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ daripada
pribadi.
pertumbuhan menawarkan sebuah program
rancangan pertumbuhan pribadi
yang dihargai USD 795. Waktu
Strategi Untuk Pertumbuhan Pribadi itu jumlah tersebut sangat besar –
Pada tahun 1974 saya tiba pada 5% dari pendapatan saya sebagai
tonggak bersejarah kedua. Ketika gembala tahun itu. Tetapi saya sadar
itu saya sudah menggembalakan bahwa sekalipun tidak mudah bagi
jemaat kira-kira lima tahun lamanya. saya dan Margaret untuk membeli
Di gereja yang saya gembalakan program itu, saya tidak boleh tidak
pertama kali, pertumbuhan gereja harus berusaha memilikinya demi
bermula dari kehadiran 3 orang pertumbuhan pribadi saya.
pada kebaktian di Minggu pertama
hingga kemudian jumlah rata-rata Malam itu saya menceritakan
yang hadir mencapai 200 lebih. perihal tawaran itu kepada Margaret.
Bahkan kami pernah memecahkan Ia langsung mengerti berapa nilai
rekor. Yang hadir 301 orang – dan program tersebut. “John,” katanya,
itu terjadi di lingkungan masyarakat “kamu perlu memiliki program
pedalaman yang berpenduduk itu berapapun harganya. Mari
jarang. Pada tahun 1974 itu juga kita pikirkan bagaimana caranya.”
saya mulai menjadi gembala di Malam itu kami membahas apa yang
gereja berikutnya, sebuah gereja bisa kami kurangi dari anggaran
yang sekali lagi bertumbuh setelah belanja kami serta makanan apa
mengalami masa stabil hampir saja yang tidak akan dibeli selama
satu dasawarsa lamanya. Ini begitu 6 bulan mendatang sehingga kami
menimbulkan sukacita: Orang- sanggup membayar jumlah tadi.
orang diselamatkan, dan selama
satu tahun gereja kami dikenal
memiliki Sekolah Minggu yang
pertumbuhannya paling cepat di
seantero Ohio.
Pada tahun itu saya berkenalan
dengan Kurt Kampmeier. Ia
14
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Program rancangan pertumbuhan membantu saya berkembang
dalam tahun itu dan juga memberi dampak jangka panjang
kepada saya. Pertama, program itu menyadarkan saya bahwa jika saya
ingin terus bertumbuh saya harus mempunyai strategi. Untuk memperoleh
hasil yang sangat baik, saya harus menyusun rancangan. Kedua, itu
menyadarkan saya bahwa ada harga yang harus dibayar untuk bertumbuh
– dalam bentuk uang, waktu, dan disiplin.
Sejak saat itu, saya menyelaraskan tindakan saya dengan rancangan
pertumbuhan pribadi yang disusun dengan seksama dan bersasaran. Saya
menjadi anggota sejumlah lembaga pelayanan kaset, dan setiap bulan saya
mendengarkan kaset. Saya membeli belasan majalah yang saya gunakan
sebagai narasumber arsip saya. Setiap tahun, saya menemukan buku-buku
mana yang akan saya baca, terutama tentang kepemimpinan. Semuanya
itu menimbulkan perubahan yang sangat besar dalam hidup saya.
Apa Hasil Rancangan Pertumbuhan Pribadi
Pada tahun 1993 saya tiba pada tombak bersejarah ketiga. Ketika itu saya
sedang mengajar di seminar kepemimpinan di Kansas City, Missouri. Saya
menguraikan kepada yang hadir bagaimana saya mengharuskan anakanak saya membaca buku dan mendengarkan kaset, sama seperti yang
dilakukan Ayah terhadap saya. Tiba-tiba, sekilas saya mengerti bahwa
para hadirin itu tidak mempunyai rancangan yang serupa. Saya begitu
yakin sehingga saya berkata kepada 300 orang tersebut, “Siapapun disini
yang sudah mempunyai rancangan pertumbuhan pribadi, beritahukan
saya saat rehat.” Tak seorangpun.
Pada seminar berikutnya, saya memberi pengumuman yang sama dan
sekali lagi, tak seorangpun datang kepada saya. Selama beberapa bulan,
saya tentunya sudah mengajukan pertanyaan yang sama kepada seribu
orang lebih dan tak seorangpun yang memberikan jawaban “ya”.
Itulah saatnya saya mengambil keputusan bahwa saya perlu membantu
15
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ orang lain dalam membuat rancangan pertumbuhan. Pada
tahun 1994, saya memperkenalkan sebuah program rancangan
pertumbuhan pribadi tahunan untuk para pemimpin gereja. Program
tersebut menguraikan strategi pertumbuhan, yang dilengkapi dengan
materi-materi yang dibutuhkan untuk jangka waktu tersebut, termasuk
renungan mingguan, kaset mingguan berisi perlengkapan untuk seorang
pemimpin, dan 12 buku terbaik tentang kepemimpinan – 1 paket bulanan
untuk jangka waktu setahun. Inilah jadwal yang saya sarankan untuk
mereka:
Senin, satu jam renungan dengan menggunakan Satu Jam Bersama Allah.
Selasa, satu jam mendengarkan kaset tentang kepemimpinan.
Rabu, satu jam menyeleksi dan mengarsip bagian yang disorot dari kaset
tentang kepemimpinan.
Kamis, satu jam membaca buku untuk bulan itu tentang kepemimpinan.
Jumat, setengah jam membaca buku tentang kepemimpinan, setengah jam
mengarsip, menelaah, dan menerapkan konsep-konsep yang disarikan
dari buku kepemimpinan yang baru dibaca.
Saya melihat bahwa sistem ini dapat diterapkan pada sebagian besar
orang, dan kerap kali mereka merasakan kemampuan memimpin mereka
berkembang pesat.
Cuplikan-cuplikan Terobosan No. 6:
Breakthrough Parenting – John C. Maxwell
bersambung …
16
e
Ap ak ah p erb ed aan d o k t r i n d al am p e r n i k a h an penti ng? | #Q and A
MAGZ
Apakah Perbedaan Doktrin Dalam
Pacaran/Pernikahan
Adalah Hal Yang Penting?
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
S
ehubungan dengan iman, batasan yang ada tampaknya sangat jelas.
Batasan tersebut juga terlihat tidak dapat dikompromikan. Seorang
Kristen sejati harus berpasangan dengan orang Kristen yang sejati pula.
Tetapi, bagaimana dengan perbedaan doktrin? Satu iman, beda keyakinan.
Apakah perbedaan ini penting untuk dipertimbangkan dalam suatu
hubungan?
Doktrin merujuk pada kumpulan ide atau keyakinan yang dianggap
benar. Dalam banyak hal, orang hidup sesuai dengan doktrin yang mereka
pegang. Doktrin mempengaruhi penilaian, pengambilan keputusan,
maupun sikap terhadap suatu keadaan.
17
e
Ap ak ah p erb ed aan d o k t r i n d al am p e r n i k a h an penti ng? | #Q and A
MAGZ Nilai penting doktrin dalam pacaran dan pernikahan tidak boleh
diremehkan. Beberapa pertengkaran serius dalam pernikahan
terjadi karena perbedaan doktrin. Sebagai contoh, ada sepasang
suami – isteri yang sedang bertengkar hebat gara-gara anaknya sedang
sakit keras. Sang isteri mendesak suaminya untuk mencari hutang dan
membawa anak itu ke rumah sakit. Dia berpikir bahwa Allah dapat
memberikan pertolongan melalui banyak cara. Sang suami menganggap
tindakan itu sebagai hal yang tidak beriman. Dia yakin bahwa mujizat pasti
terjadi. Dia memandang berhutang pada orang lain – tidak peduli alasan
di baliknya – sebagai dosa, karena menyandarkan diri pada manusia.
Jika perbedaan doktrinal yang ada terlalu fundamental dan tajam, hal itu
pada gilirannya akan berdampak negatif pada anak-anak. Kebingungan
pasti menghinggapi pikiran mereka. Hal lain yang lebih meresahkan adalah
sikap mereka terhadap perbedaan doktrinal. Di satu sisi, seandainya orang
tua tidak pernah memusingkan perbedaan doktrin mereka, anak-anak
bisa saja beranggapan bahwa doktrin manapun yang diyakini seseorang
benar-benar tidak penting. Di sisi lain, jika orang tua sering bertengkar
gara-gara doktrin, anak-anak bisa memandang doktrin sebagai sumber
masalah yang sebaiknya dihindari.
Kesamaan doktrinal membantu suami dan isteri untuk bertumbuh secara
rohani dengan lebih baik. Mereka mendengarkan khotbah yang sama.
Mereka meyakini kebenaran-kebenaran yang sama. Mereka memandang
segala sesuatu dengan kacamata yang sama.
Apakah kesamaan doktrinal menjamin tidak ada pertengkaran dengan
pasangan? Tentu saja tidak. Keharmonisan tidak hanya ditentukan oleh
aspek doktrinal. Ada banyak faktor lain yang turut berperan. Bagaimanapun,
paling tidak, kesamaan doktrinal bisa mengurangi peluang pertengkaran
dan menyediakan sebuah perspektif yang seragam dalam menyikapi
persoalan. Doktrin bukan hanya objek pengetahuan, melainkan perspektif
untuk mengetahui segala sesuatu.
18
e
Ap ak ah p erb ed aan d o k t r i n d al am p e r n i k a h an penti ng? | #Q and A
MAGZ Ada beberapa doktrin penting yang perlu diselaraskan. Yang
paling mendasar adalah otoritas Alkitab sebagai standar
kebenaran. Suatu kali ada seorang pemuda yang sangat “nge-roh” menjalin
asmara dengan seorang pemudi yang cukup paham theologi. Si pemuda
terbiasa mengandalkan apa yang dinamakan penglihatan, nubuat, atau
bisikan roh dalam mengambil sebuah keputusan. Apa yang benar bagi
dia adalah apa yang secara supranatural dinyatakan oleh Roh Kudus. Si
pemudi mengandalkan kitab suci dalam segala sesuatu. Alkitab ditafsirkan
dengan teliti sesuai maksud penulis Alkitab. Tidak asal dikutip untuk
mendukung suatu gagasan. Semakin lama mereka menjalin hubungan,
semakin mereka sadar bahwa perbedaan ini bukan sekadar perbedaan
gereja atau cara ibadah. Ini perbedaan yang akan mempengaruhi seluruh
kehidupan mereka secara signifikan. Hubungan mereka pun akhirnya
kandas di bebatuan cadas.
bersambung….
19
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
Mengenal yang absolut melalui sebuah hubungan
(Lanjutan tgl 4 Juni 2017)
arena hal ini, di seluruh sejarah gereja, kita melihat kelompokkelompok Kristen yang berbeda pendapat tentang bagaimana
bagian-bagian Alkitab harus ditafsirkan. D an ini adalah salah satu alasan
mengapa kita memiliki begitu banyak denominasi. Inilah alasan mengapa
ada orang Kristen Calvinis dan Arminian; paedobaptis dan Baptis dewasa
; pre-, post-, dan amilenialis; serta pre-mid-, dan post-tribulasionis.
K
Inilah harga yang Allah tanggung dengan memberi kita kebenaran yang
bisa kita gumuli. Ketika Dia menciptakan manusia, Dia memberi kita
kreativitas. Ketika Dia memberi kita suatu penyataan, Dia melakukannya
dengan suatu cara yang memberikan kita kesempatan untuk menggunakan
kreativitas yang ada. Kita bergumul dengan kebenaran , dan melalui
pergumulan itu kita mengalami kedalaman dan kedewasaan.
20
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ Hal ini seharusnya membuat kita rendah hati mengenai keyakinankeyakinan. Kita dogmatis terhadap kebenaran Alkitab. Saya
percaya kepada ineransi (ketidakbersalahan) Alkitab, Tetapi
tidak demikian terhadap penafsiran Alkitab saya. Oleh karena itu, saya
bersedia dikoreksi jika koreksi itu terbukti sebagai penafsiran Alkitab
yang lebih akurat. Kita juga harus ingat bahwa Alkitab tidak memberikan
kepada kita jawaban langsung terhadap setiap pernyataan yang dihadapi
oleh setiap generasi. Alkitab memberi kita pr insip-prinsip yang darinya
kita dapat membangun dasar bagi kehidupan di setiap zaman dan budaya,
tetapi tidak memberikan jawaban langsung dan spesifik kepada semua
per tanyaan yang kita hadapi.
Saya percaya bahwa salah satu alasan hilangnya kepercayaan kepada adanya
kebenaran yang absolut adalah karena sebagian orang menerima inspirasi
dan otoritas absolut Alkitab telah memberitakan hal-hal yang bukan
berasal dari Injil tapi memberinya otoritas yang setara dengan kebenaran
Injil. Tidak ada ide duniawi atau penafsiran yang bisa menggantikan
otoritas yang terkandung dalam Alkitab. Tapi sering kali kita menyatakan
pendapat dan penafsiran kita seolah-olah itu adalah kebenaran Injil.
Walaupun kita tahu bahwa setiap sistem politik, entah itu kapitalis, sosialis,
atau komunis, memiliki kelemahan, pada waktu-waktu yang berbeda
suatu sistem telah dinyatakan sebagai sistem yang benar-benar mewakili
Kekristenan. Saat sistem tersebut gagal dan orang-orang membuangnya,
mereka juga membuang kepercayaan bahwa Kekristenan adalah kebenara
n satu-satunya. Hal yang mirip terjadi pada saat manusia menyatakan
penafsiran mereka tentang waktu dan peristiwa yang mendahului
kedatangan Kristus sebagai satu-satuny a alternatif bagi orang-orang
Kristen sejati. Hal ini juga terjadi dalam masalah etika di mana Alkitab
tidak memberikan pedoman-pedoman yang spesifik, misalnya tentang
menonton film di bioskop. Ketika menolak penafsiran tersebut, orangorang itu juga menolak Alkitab karena penafsiran itu berasal dari Alkitab.
Penafsiran disajikan dengan otoritas d an dogmatisme yang seharusnya
21
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ hanya diberikan kepada Alkitab.
PENYATAAN
PERSONAL
BERSIFAT
PROPOSIONAL
DAN
Sebelum melanjutkan, kita akan melihat penyataan Kristus dalam Yohanes
14:11. Yesus memerintahkan para murid, “Percayalah kepada-Ku, bahwa
Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku.” Sebelumnya, kita mengatakan
bahwa pengetahuan akan kebenaran yang absolut adalah pengenalan akan
Yesus dan diekspresikan dalam suatu hubungan. Kita juga mengatakan
bahwa ada banyak hal yang perlu dipelajari dan ada beragam penafsiran
untuk masalah tertentu dalam gereja. Tapi ini tidak berarti fakta-fakta
tentang Yesus tidak penting. Ada proposisi- proposisi dalam penyataan
yang tidak boleh dikompromikan; dan kebenaran tentang hubungan
Yesus dengan Allah adalah salah satunya. Sehingga Dia memerintahkan
mereka, “Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di
dalam Aku.” Ini adalah sebuah proposisi yang harus dipercaya.
Sebagian Theolog modern memberi tahu kita bahwa penyataan bukan
berbentuk proposisi- proposisi, melainkan suatu penyibakan tentang
pribadi Allah. Oleh karena i tu, proposisi tidaklah penting. Menjawab
hal ini, Leon Morris mengajukan pertanyaan yang tepat: “Bagaimana kita
bisa mengenal Allah jika kita tidak mengetahui sesuatu tentang Dia?”
Dan bagaimana kita mengekspresikan apa yang kita tahu tentang Dia
tanpa proposisi, seperti “Tuhan itu kasih” atau “Tuhan itu kudus”? Morris
berkata, “Semakin banyak yang bisa saya ketahui tentang Dia, semakin
saya mengenal Dia.”
Tentu saja ada dinamika antara proposisi- proposisi tersebut dan
pengalaman pribadi kita akan kebenaran. Tapi masalah itu di luar lingkup
pembahasan buku ini. Untuk sekarang ini kita akan menegaskan masalah
supremasi Yesus. Yesus adalah Kebenaran Absolut karena Dia setara
dengan Allah.
Sumber: Supremasi Kristus oleh Ajith Fernando
22
e
Huk um an buat u l ar, p e r e m p u an , d an l ak i - l aki |#D OYO U KNOW
MAGZ
HUKUMAN BUAT ULAR, PEREMPUAN,
DAN LAKI-LAKI
Ev. Nike Pamela, M.A
(Lanjutan tgl 4 Juni 2017)
eskipun tulisan Musa terbatas
dalam menelusuri pergerakan
janji ini setelah jaman Musa, tetapi
kitab-kitab PL lain secara jelas
mengarahkan pada kehadiran Mesias
sebagai penggenapan sempurna
dari Kejadian 3:15. Di antara semua
keturunan Yakub, Allah memilih
Yehuda untuk dihormati di antara
semuanya dan memegang tampuk
kekuasaan yang kekal (49:8-12),
sekalipun sebelumnya Yehuda
melakukan kesalahan yang fatal
M
(38:12-30). Dari keturunan Yehuda
ini Allah lalu mempersiapkan Daud
(Rt 4:17-22) dan berfirman bahwa
keturunannya akan terus ada sebagai
pemimpin Israel (2 Sam 7:12-16).
TUHAN bahkan berjanji bahwa
salah satu keturunan Daud akan
duduk di sebelah kanan TUHAN
sambil menjadikan semua musuh
sebagai tumpuan kaki (Mzm 110:1).
Dalam PB semua janji di atas
semakin jelas mengarah kepada
Yesus Kristus. Kelahiran-Nya di
23
e
Huk um an buat u l ar, p e r e m p u an , d an l ak i - l aki |#D OYO U KNOW
MAGZ
Betlehem tanah Yehuda merupakan penggenapan janji ilahi
tentang kemunculan seorang pemimpin Israel seperti Daud
(Mat 1:20 “anak Daud”, 2:5-6). Ia adalah keturunan perempuan itu (Gal
4:4), keturunan Abraham (Gal 3:16), yang akan menghancurkan ular tua
(Ibr 2:14). Ia adalah penggenapan sempurna dari “Israel” sebagai anak
Allah (Mat 2:14-15). Pada akhirnya nanti Ia akan menjadi Raja dan semua
musuh-Nya akan menjadi tumpuan kaki (1 Kor 15:25).
Penjelasan yang bersifat individual di atas tidak meniadakan aspek kolektif
yang ada. Pertarungan antara keturunan ular dan perempuan secara
kolektif tetap berlangsung. Ular tua bukan hanya memerangi Mesias (Why
12:1-9), tetapi juga seluruh keturunan yang lain (Why 12:13-17; 20:9).
Hal ini konsisten dengan ajaran Alkitab di tempat lain. Alkitab secara
jelas mengajarkan bahwa semua orang yang beriman adalah keturunan
Abraham (Rom 4:13, 16-18). Siapa yang tidak beriman kepada Tuhan
Yesus bukanlah keturunan Abraham (Yoh 8:39-40) atau keturunan Allah
(Yoh 8:41-42, 47), melainkan keturunan iblis (Yoh 8:44). Siapa saja yang
menyukai dosa berarti tergolong keturunan iblis yang memang suka
berdosa sejak mulanya (1 Yoh 3:7-10). Mereka adalah sama seperti Kain
yang berasal dari si jahat (1 Yoh 3:12). Sebagaimana janji awal di Kejadian
3:15, si ular tua akhirnya akan dikalahkan secara telak (Rom 16:20; Why
20:2, 7-10).
Dari semua penjelasan di atas terlihat bahwa gaya penulisan protevangelium
(Kej 3:15) terkesan sangat ambigu. Di satu sisi keturunan yang dimaksud
bisa kolektif bisa individual. Keturunan ini bisa merupakan keturunan
dekat maupun antar generasi. Dalam pengilhaman Roh Kudus (2 Tim
3:15), kesan yang bias ini memang disengaja. Orang-orang pada jaman
Musa memahami hal ini secara terbatas, tetapi di kemudian hari – seiring
dengan wahyu Allah yang semakin progresif – umat Allah semakin
memahami siapa yang dimaksud dengan keturunan. NK_P
24
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
MEMBERITAKAN KABAR BAIK
(Lanjutan tgl 4 Juni 2017)
anyak kebudayaan cenderung
mempunyai pandangan yang
statis tentang perbuatan salah,
karena tidak ada standar kebenaran,
maka mereka menganggap dosa
hanya sebagai kegagalan mencapai
standar moral tertentu, seperti
tidak mencapai angka lulus
dalam suatu ujian. Dosa dilihat
sebagai sesuatu yang kita lakukan
(perbuatan) atau gagal (kelalaian).
Walaupun gambaran ini digunakan
B
juga dalam teks Alkitab, tetapi
Alkitab menekankan bahwa dosa
merupakan suatu kekuatan yang
aktif, yang terus menerus melahap
apa yang benar, adil, baik dsb.
Menggunakan istilah Paulus, dosa
merupakan “suatu kuasa” ( Kol. 1:16;
Ef. 6:12; Rom. 8:38, 39).
Dosa dalam arti ini, menyebabkan
kita melakukan pilihan-pilihan
yang salah, yang kemudian
mempunyai akibat lanjutan yang
25
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ menghancurkan. Jadi, kalau suatu kebudayaan menekankan
perilaku lahiriah, dengan memberikan suatu analisis rasional
tentang sisi kekerasan terhadap kehidupan manusia dan
masyarakat-masyarakatnya, sehingga tidak menuju suatu perilaku yang
lebih sehat, maka kebudayaan itu mungkin sekali tidak menangkap
suatu kuasa aktif dosa yang cerdik dan tertanam di dalamnya. Kemudian
mereka menjadi bingung mengenai masalah-masalah yang timbul
akibat dari tindakan tersebut, namun tetap bersikap naif tentang cara
menanggulanginya.
Jadi PI suatu tugas yang mengandung nilai pengobatan. Para pemberita
Injil adalah mereka yang – dengan mendengarkan secara cermat serta
mengalami pesan baik Injil maupun kehidupan di dunia – sanggup
mendiagnosis masalah-masalah yang dihadapi manusia dan menentukan
cara pengobatannya. Namun, penyembuhan hanya dapat terjadi apabila
seseorang telah mendengarkan “kabar buruk” – bahwa masalah dosa
tidak dapat diobati dengan obat manusiawi, termasuk dengan pendidikan,
disiplin diri atau bahkan usaha mencari suatu kehidupan rohani; sebutir
aspirin bukanlah obat yang dapat menyembuhkan pertumbuhan kanker.
Prinsip pertama PI adalah tujuan tidak dengan sendirinya menghalalkan
segala cara. Betapapun mendesaknya sasaran PI dan betapapun luhurnya
alasannya. Ada beberapa metode yang tidak dapat diterima: “Tidak ada
kegiatan yang diijinkan dengan merendahkan atau melanggar martabat
manusia.” Metode-metode yang tidak dapat diterima meliputi membujuk,
mengancam secara terbuka atau tersembunyi dengan alasan agar orang
percaya atau menekankan melalui budaya atau psikologi. Metode-metode
itu mungkin memusatkan perhatian pada keuntungan bila percaya Yesus,
tetapi tidak menyebut tantangan-tantangan kemuridan, misalnya, suatu
kampanye di London mengiklankan suatu misi PI dengan memasang
poster-poster yang menyatakan begitu mudahnya untuk menjadi Kristen
dengan tidak adanya tindakan lanjut yang perlu dilakukan untuk memikul
26
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ salib mengikut Yesus, tetapi hanya dengan langkah iman: “Semua
yang harus kamu bayar hanya frustasimu, kegelisahanmu,
kesepianmu, kesedihanmu, ketidakmantapan jiwamu, pesimisme,
ketidakpuasanmu, ketidakstabilanmu, ketergantunganmu.” Jika ditinjau
dari kata-kata itu, maka jelas tidak benar.
Akhir-akhir ini banyak perhatian pada teknik. Metode-metode yang
kelihatannya berhasil dalam satu situasi atau dekade dan diterapkan di
situasi-situasi atau jaman yang berbeda. Ini terutama berlaku di dalam
apa yang disebut “PI masal” yaitu kerumunan besar orang yang datang
mendengar seorang penginjil atau memperoleh kesembuhan ataupun
kedua-duanya. Ada orang yang menjadi benar-benar percaya kepada
Yesus Kristus dalam konteks ini. Namun, melihat penggunaan yang besar
sekali waktu dan tenaga, kesulitan untuk menarik orang-orang yang benarbenar sekuler ke pertemuan seperti ini, maka terdapat bahaya manipulasi
emosi dalam suatu kerumunan orang banyak. Sedangkan metode tentang
tanggung jawab setiap orang Kristen untuk bersaksi tentang imannya,
telah terjadi pergerakan yang meninggalkan metode ini menuju suatu
pendekatan yang lebih pribadi.
Bersambung……...
27
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN
Senin, 12 Juni 2017
KASIH TANPA PURA-PURA
(Bacaan: Roma 12:9-17)
Dunia mengajarkan kita untuk mengasihi orang yang baik pada kita dan
berlaku buruk kepada orang yag menyakiti kita. Kadang secara sengaja
ataupun tidak sengaja kita terpengaruh dengan nilai ini. Itu sebabnya kita
lebih mudah mengasihi suami, istri, sahabat atau anak yang sayang dan
peduli dengan kita, namun bersikap dingin dan cuek kepada mereka yang
tidak perhatian kepada kita.
Nasihat Paulus sangat pas karena persoalan banyak orang, terkait dengan
kasih dan kepura-puraan. Nasihatnya memang jitu dan konkret karena
tak mungkin kita berpura-pura dalam sebuah keluarga. Semua orang
dalam keluarga pasti tahu “belangnya masing-masing.” Sekalipun kita
tahu belangnya masing-masing, kita tetap harus mengasihi, bahkan
kita diperintahkan “berkatilah mereka yang menganiaya kami” (ay. 14).
Berkatilah artinya meminta Allah untuk memberikan apa yang baik bagi
orang yang telah menyakiti kita. Kasih semacam ini sungguh radikal
karena kita sudah sangat terbiasa dengan nilai dunia yaitu mengutuk
orang lain yang berbuat jahat kepada mereka. Jelas bahwa nilai dunia dan
nilai yang diajarkan Kristus sangat bertolak belakang.
Tentu melakukan Firman ini bukanlah hal yang mudah. Karena itu, kita
perlu mengenal kasih Allah, yang terbukti melalui karya Kristus di kayu
salib. Di salib, Kristus telah menunjukan kasih yang tanpa syarat kepada kita
manusia-manusia berdosa. Ketika kita terhubung dengan sumber kasih
itu, kita akan dapat menyalurkannya kepada orang lain tanpa berpurapura.
28
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 13 Juni 2017
PEMBALASAN BUKAN HAKMU
(Bacaan: Roma 12:17-19)
Pemandangan yang biasa kita lihat ketika dua orang anak kecil bertengkar.
Seorang yang menyikut dan yang lain akan membalas. Sayangnya, bukan
hanya anak-anak yang suka membalas. Banyak orang dewasa bertingkah
serupa. Sewaktu disakiti, mereka pun ingin membalas. Memang,
kebanyakan orang dewasa tidak balik menyikut secara fisik, tetapi banyak
yang melakukannya secara tidak kentara namun hasilnya mengerikan. Di
dalam situasi kita dilecehkan, kita berpikir jika kita tidak balas orang itu
akan semakin meremehkan kita. Pembalasan seolah menjadi cara yang
paling ampuh untuk mempertahankan harga diri.
Mari kita meninggalkan nilai yang ada dan dengarkanlah Firman Tuhan ,
”Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan”. Apakah Allah ingin kita
umatNya dipermalukan, dilecehkan dan dihina oleh dunia? tentu bukan itu
alasannya. Alasannya adalah, pembalasan adalah haknya Tuhan. Berikanlah
tempat pada keadilanNya. Allah meminta kita mempercayaiNya di dalam
hal membalas orang yang telah menyakiti kita. Jangan ambil alih tugas
Allah, karena Dia lebih sempurna di dalam melakukannya. Sayangnya
kita kita cenderung ingin mengambil alih bagiannya Allah di dalam hal
ini. Dengarkanlah apa yang menjadi kehendak Allah. Yang menjadi bagian
yang harus kita lakukan adalah “ lakukanlah apa yang baik bagi semua
orang”. Kita baru bisa mengasihi semua orang ketika kita menyerahkan
“pembalasan” kepada Allah sebagai hakNya.
Apakah saudara telah mengambil haknya Tuhan untuk membalas?
mohonlah ampun di hadapan Tuhan karena tidak menyerahkan kepadaNya
apa yang menjadi hakNya. Ingatlah pembalasan bukanlah hakmu.
29
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 14 Juni 2017
JADILAH PEMENANG
(Bacaan: Roma 12:20-21)
Kejahatan dalam beragam bentuk dan manifestasinya senantiasa
dihadapkan kepada kita. Tidak sedikit dari antara kita yang menjadi
korban dari kejahatan yang dilakukan oleh orang lain. Tentu menjadi
korban kejahatan sangat menyakitkan bagi setiap kita. Secara natural atau
alamiah kita didorong untuk membalas kejahatan yang dilakukan kepada
kita. Namun tahukah saudara, ketika itu dilakukan kita adalah orang yang
kalah terhadap kejahatan? kita bukan pemenang, namun orang yang kalah.
Pemenang sejati bukan mereka yang membalas kejahatan dengan kejahatan
lain sekalipun lebih sadis. Pemenang sejati adalah mereka yang dapat
membalas kejahatan dengan kebaikan. Mereka yang memberikan makan
orang yang memusuhinya ketika mereka lapar, yang merikan mereka
minum ketika mereka haus. Sementara kebanyakan orang beria-ria ketika
melihat musuhnya kelaparan dan kehausan, kita justru memberikan
mereka makan dan minum. Inilah pemenang sejati. Inilah cara melawan
kejahatan dengan cara yang benar berdasarkan firman Tuhan.
Bagaimana dengan Saudara? Adakah di antara saudara yang masih ingin
membalas orang yang telah menyakiti saudara? Mohonlah pengampunan
di hadapan Allah. Jangan jadi orang yang kalah dengan kejahatan. Jadilah
pemenang karena saudara mengalahkan kejahatan dengan kebaikan.
Hanya dengan demikianlah kita akan mempermuliakan Bapa kita.
30
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 15 Juni 2017
EGOIS ADALAH MUSUH KITA
(Bacaan: Filipi 2: 1-4)
“Aku ingin seorang istri yang perhatian dan bisa memahami aku,” ini
adalah kerinduan kebanyakan suami. “Aku menginginkan seorang suami
yang bisa memberiku kebahagiaan,” demikian kerinduan kebanyakan
istri. Tidak sedikit orangtua yang rindu, “Aku menginginkan anak yang
peduli dan mau merawatku di hari tuaku nanti.” ana-anakpun memiliki
kerinduan, “Aku ingin orangtua yang mengasihi dan peduli kepadaku.”
Apakah kerinduan-kerinduan itu salah? tentu tidak. namun perhatikanlah
apa yang salah dalam kerinduan itu! Tujuan dari semuanya itu adalah
“Aku”. Jika semua anggota keluarga hanya memikirkan dirinya sendiri,
bisa dibayangkan apa yang terjadi. Benturan, perselisihan, bahkan
pertengkaran tidak mungkin dihindarkan.
Paulus mengajak segenap jemaat Filipi untuk menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat di dalam Kristus Yesus (5). Yesus sendiri rela
melepaskan identitas dengan segala hak-Nya walaupun Ia adalah Allah.
Ia rela mengosongkan diri-Nya supaya orang berdosa dapat diselamatkan.
Ia mengabaikan kemuliaan diri-Nya dengan membiarkan diri dihina,
direndahkan, disiksa, bahkan dibunuh. Sementara dunia rela saling bunuh
agar dirinya mendapat pengakuan dunia sebagai orang yang menang,
Yesus justru mengorbankan diriNya demi orang lain. Inilah kemenangan
sejati. Ia tidak pernah memikirkan diriNya sendiri. Itu sebabnya Paulus
memerintahkan kita agar tidak mencari kepentingan sendiri (ay. 3).
Untuk menghindari konflik dan perpecahan di dalam sebuah komunitas,
setiap anggota harus sepakat menjadikan “pemusatan pada diri sendiri
beserta kepentingannya” sebagai “musuh utama” yang harus ditaklukkan
bersama.
31
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 16 Juni 2017
LAKUKANLAH PEKERJAAN BAIK
(Bacaan: Efesus 2:1-10)
Seseorang yang dibesarkan dalam keluarga kristiani mungkin beranggapan
bahwa ia patut menerima pengakuan Allah yang lebih besar daripada
orang lain karena warisan rohani yang dimilikinya. Jelas ini pemikiran
yang bahaya, sebab sesungguhnya kita adalah manusia-manusia yang
berdosa dan tidak pernah layak untuk diselamatkan. Paulus melukiskan
kondisi kita dengan kata “mati”. Kita adalah manusia yang mati, bagaimana
mungkin bisa hidup dengan sendirinya?
Kunci kehidupan hanya terletak pada “Allah”. Paulus mengatakan “Tetapi
Allah yang kaya dengan rahmat, oleh kasihNya yang besar... telah
menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus.” Di dalam keselamatan
jelas bahwa Allahlah yang aktif menghidupkan kita. Kita hidup hanya
oleh kasih karunia Allah. Tugas kita bukan untuk menghidupkan diri
sendiri, itu tugas Allah. Tugas kita jelas disampaikan oleh Paulus di ayat 10,
“untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya.”
Oleh kasih karunia Tuhan semata, kita manusia berdosa menerima
apa yang seharusnya tidak patut kita terima. Di dalam anugerah Allah
juga kita menerima tugas mulia dariNya. Maukah saudara menaati dan
melakukannya?
Kita tidak diselamatkan oleh pekerjaan atau perbuatan baik, tetapi
diciptakan dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan atau perbuatan
baik. Segala sesuatu yang kita butuhkan untuk keselamatan kita, telah
Ia berikan. Tugas kita adalah lakukanlah pekerjaan-pekerjaan baik yang
telah Ia persiapkan.
32
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 17 Juni 2017
MENJADI BERHARGA
(Bacaan: I Petrus 1:18-19)
Di dalam novel “Les Miserables” menceritakan tentang seorang narapidana
yang dihukum selama 19 tahun karena mencuri roti supaya keluarganya
tak kelaparan lagi. Sekeluarnya dari penjara, semua orang menolak
dirinya, kecuali Myriel, seorang Uskup. Sang uskup memperlakukannya
sebagai layaknya manusia, bukan mantan narapidana. namun suatu
malam Valjean mencuri perak kepunyaan sang uskup. Sang Uskup yang
terbangun dari tidurnya karena mendengar suara ribut itu, dipukulnya
hingga pingsan, dan kemudian Valjean melarikan diri. Valjean ditangkap
keesokan harinya, oleh aparat polisi dan ia pun dibawa lagi ke Uskup
Myriel. Akan tetapi Uskup Myriel mengatakan semua barang itu adalah
pemberian darinya untuk Valjean. Valjean yang bingung bertanya kepada
sang Uskup: “Mengapa engkau melakukan semua ini kepadaku?”. Sang
uskuppun berkata: “sekalipun engkau lupa akan janjimu kepadaku bahwa
engkau akan menjadi manusia yang baru. Engkau bukan lagi milik si jahat,
dengan perak-perak ini aku membeli hidupmu. Aku menebusmu dari
ketakutan masa lampau, dan dari kebencian. Sekarang aku kembalikan
kamu kepada Tuhan.” Singkat cerita, akhirnya Jean Valjean benar-benar
menjalani kehidupan yang sama sekali berbeda sejak peristiwa itu.
Ilustrasi di atas mengingatkan kita akan apa yang telah Yesus buat untuk
kita. Ia menebus kita bukan dengan perak, namun dengan darahNya
yang mahal. Seharusnya kitapun bertanya? “Mengapa Engkau melakukan
ini untuk Aku?” Kebenaran ini seharusnya mengubahkan kita untuk
selamanya. Kita yang begitu hinanya diselamatkan dengan darah yang
mahal. Ia memberi arti bagi diri kita. Tuhan sudah terlalu baik, dan terlalu
mahal membayar harga untuk kita.
33
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ Dunia cenderung merendahkan bahkan menolak kita. Tidak
sedikit orang memakai ini sebagai kaca mata untuk melihat
dirinya, akhirnya hidup dalam keterpurukan dan tidak berbuah apa-apa.
Kebenaran ini memberikan kaca mata baru di dalam memandang diri
kita. Kita buruk, namun Tuhan telah menebus kita dengan darahNya yang
mahal. Dengan demikian Ia menjadikan kita berharga.
34
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 12 Juni 2017
23.00
Selasa, 13 Juni 2017
18.30
Rabu, 14 Juni 2017
Kamis, 15 Juni 2017
19.00
06.00
19.00
Jumat, 16 Juni 2017
Sabtu, 17 Juni 2017
06.00
18.30
22.00
Minggu, 18 Juni 2017
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub
Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera
Yudha , 96,4 FM
HUT: Sdr. Willy Kumara Juang
STAR: KITAB DANIEL
Oleh: Yohanes Dodik Iswanto, M.A.
Latihan Musik KU 3
Doa Pagi
Latihan Musik KU 1 dan KU 2
HUT: Sdri. Henny Rossalina
HUT: Ibu Nunuk Tastuti
HUT: Ibu Yuniy Gemining Arti Akas
KTB CPC “Life Balance”
Pembicara : GSC Adi (CEO Rodex
Tour and Travel)
Tempat: Merr Kayu Manis Resto
Doa Pemuridan
Persekutuan Pemuda
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt.
Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio
Mercury, 96 FM
HUT: Sdr. Faith Athanasius
HUT: Bp. Willy Sindu Hartanto
Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua,
dan jemaat mengucapkan :
“Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan
menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada
Tuhan dan sesama.”
35
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 11 Juni 2017
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 10.00
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah
Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah
Umum III
(Pk. 17.00)
Cab.
Darmo
(Pk.
07.00)
Cab.
Darmo
(Pk.
10.00)
Kasih Yang Tanpa Syarat (1 Yohanes 4:10)
Tema
Pengkhotbah
Ev. Heri Kristanto
Liturgos
Bp. Andreas W
Sdri. Grace
Ibu Wilis
Sdri.
Grace
Pelayan
Musik
Bp. Eliazar
&
Sdr. Michael
Sdr. Ishak
Sdr. Willy
Sdr. Haris
Sdr. Ishak
TEAM
Pelayan
LCD
Sdr. Kevin T
Sdri. Vionatha
Penyambut
Jemaat
Gabung
Ibadah
Umum
Ibu Titik
Sdri.
Krisna
Bp. Yefta
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Bp. Imbo
Sdr. Robin
Bp. Lipurno
Ibu Yatmi
Ibu Hariati Bp. Andreas K
Ibu Rini
Ibu Nunuk
Doa Syafaat
Doa
Persembahan
Doa Pra
& pasca
Ibadah
Singer
Sdri. marlin
Sdr. Mito
Sdri. Eka
Ibu Wilis
Ibu Titik
Sdr. Robin
Sdri.
Grace
Ibu Ike
Sdr. Mito
Bp. Andreas W
Sdri.
Michelle
Sdr. Daniel
Bp. Eddy S
Ibu Sisca
Ev. Heri
Sdr. Michael
Sdr. Rian
Sdri.
Marlin
Sdri.
Clara
Sdri.
Nike
Sdri.
Ester
36
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 18 Juni 2017
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 10.00
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah
Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah
Umum III
(Pk. 17.00)
(Pk.
07.00)
Cab.
Darmo
(Pk.
10.00)
Kasih Yang Tak Terpahami (Efesus 3:18-21)
Tema
Pengkhotbah
Ev. Heri
Kristanto
Liturgos
Sdri. Dewi
Pelayan
Musik
Sdr.
Andreas
Sdr. Igo
Sdr. Calvin
Sdr. Faith
Pelayan
LCD
Sdr. Daniel
Penyambut Sdri. Naomi
Jemaat
Sdri. Fefe
Bp. Steward Mouls
Ibu Dinna
Bp. Felix
Bp. Willy
Ev. Vincent
Tanzil
Sdri. Naomi
Ev Edo Walla
Sdri. Kezia
Sola
Bp. Koesoemo
Sdr.
Dave
Sdr. Ishak
Sdr. Willy
Sdr. Haris
Sdr. Ishak
TEAM
Sdr. Lutfi
Sdri. Melissa
Sdr. Kevin T
Bp. Imbo
Ibu Yatmi
Ibu Fenny
Bp. Hendri
T
Ibu Melly
Ibu Wiwin
Ibu Sundari
Sdr. Ishak
Sdri. Natalia
Bp.
Sugiraharjo
Ibu Evi S
Doa Syafaat
Ev. Dodik
Ibu Wiwin
Bp. Soegianto
Doa Pra
& pasca
Ibadah
Ibu Dinna
Bp. Willy
Ev. Dodik
Singer
Ibu Vena
Sdri.
Henny
Doa
Persembahan
Cab.
Darmo
Bp. Budiono Sdri. Angeline
Sdri. Febby
Sdri. Lia
Sdri. Marlin
Sdri.
Louis
Sdri.
Dita
Bp. Koesoemo
Sdr.
Dave
Sdri.
Louis
Sdri.
Dita
TEAM
Sdr.
Fredy
Sdri.
Enty
37
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
Keterangan
SEKOLAH MINGGU
11 Juni 2017
18 Juni 2017
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
Liturgis
Kak Kezia
Pelayan Musik
Kak Willy
Doa Pra/Pasca
SM
Kak Suani
Tema
Bahan Alkitab
Sion
Getsemani
VBS
Bahan:
Ibadah bersama di UTC
(bagi anak-anak yang tidak ikut
VBS bisa beribadah bersama
orang tua)
Allah Menurunkan Air Bah
Kejadian 7:11-9:17
Kak Budi
Kak Suani
Yerusalem
Kak Mei
Nazareth
Kak Evelyn
Betlehem
Kak Santi
IBADAH PEMUDA
Keterangan
Sabtu, 10 Juni 2017
(Pk. 18.30 WIB)
Sabtu, 17 Juni 2017
(Pk. 18.30 WIB)
Tema
Bedah Film
Pengkhotbah
Pdt. Reyco W
Pdt. Reyco W
Litrugos
Sdri. Clara
Sdri. Glory
Pelayan Musik
TEAM
TEAM
Pelayan LCD
Sdri. Christine
Sdri. Christine
Penyambut Jemaat
Sdr. Anel
Sdr. Demsak
Sdri. Ida
Sdr. Tanius
Petugas Doa
Sdr. Fredy
Sdri. Ester
Singer
Sdri. Jully
Sdri. Jenny
Sdri. Oka
Sdri. Yuli
38
e
Data Keh adir an Je m aat
MAGZ
Ibadah
DATA KEHADIRAN JEMAAT
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Umum 1
52 orang
Umum 2
122 Orang
Umum 3
59 Orang
Sekolah Minggu
36 Orang
Remaja
- Orang
Pemuda
Minggu, 4 Juni 2017
Keterangan
16 Orang
Cab. Darmo KU 1
20 Orang
SM -
Cab. Darmo KU 2
49 Orang
SM : 5 Orang
RM : 3 Orang
POS Batam
35 Orang
SM : 37 Orang
Remaja : 21 Orang
POS Batu Aji
SM : 31 Orang
Remaja : 3 Orang
39
Download