A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan Beribadah Votum Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Persembahan Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“ Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Petugas Doa Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah 2 Hamba Tuhan REC GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Telp. 081-233780070 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL ESTE SQUARE Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL POS PI BATAM Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K. Telp. 081-931003006 Email: [email protected] / [email protected] GEMBALA LOKAL DARMO Pdt. Novida Lassa, M.Th. Telp. 081-13321904 Email: [email protected] 3 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Kasih Yang Tanpa Syarat (1 Yohanes 4:10)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M K ita sudah menjadi begitu terbiasa dengan kalimat: “syarat dan ketentuan berlaku”. Kalimat ini diberlakukan pada hampir setiap hal dalam kehidupan kita: melamar pekerjaan, mengikatkan diri dalam sebuah kontrak, bahkan mendapatkan diskon. Sulit rasanya menemukan sebuah transaksi kehidupan yang benar-benar tanpa syarat dan tanpa ketentuan. Tidak demikian halnya dengan kasih Allah kepada orang-orang pilihanNya. Tidak ada syarat dan ketentuan yang diberlakukan. Benar-benar tidak ada! Kasih ini bukan hanya berbeda, melainkan bertabrakan dengan kasih manusia pada umumnya. Ini adalah kasih yang kontra-budaya (countercultural love). 4 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Apa saja karakteristik dari bukan menjadi alasan, syarat, atau kasih Allah yang tanpa dorongan bagi kasih Allah. syarat? Lebih lanjut, Yohanes juga secara Dimulai dari Allah (ayat 10a) khusus menambahkan subjek eksplisit “kita” (hēmeis), sehingga Di bagian sebelumnya Rasul Yohanes kata “kita” di ayat 10a muncul dua sudah menerangkan bahwa kasih kali (hēmeis ēgapēkamen, lit. “kita, berasal dari Allah (ayat 7a). Bahkan kita telah mengasihi”). Dengan orang-orang yang mengasihi pun cara yang sama, kata “Allah” (dalam berasal dari Dia (ayat 7b). Allah teks Yunani digunakan kata ganti bukan hanya sebagai sumber kasih. “Ia”) juga muncul dua kali sebagai penekanan (autos ēgapēsan hēmas, Allah adalah kasih (ayat 8). lit. “Ia, Ia telah mengasihi kita”). Yohanes sedang Selaras dengan kebenaran ini, Maksudnya, Yohanes lantas menegaskan bahwa membandingkan dua pihak: Allah Allah adalah inisiator kasih (ayat dan kita. Relasi antara keduanya 10a). Dia yang aktif. Dia yang hanya bisa dimungkinkan apabila memulai. Dengan kata lain, kasih ada inisiatif Allah (4:10, 19). Kasih Allah bukanlah sebuah reaksi atas Allah bersifat inisiatif, kasih kita bersifat reaktif. sesuatu. Untuk memperjelas hal tersebut, Yohanes secara sengaja meletakkan kata “bukan” (ouch) di awal kalimat (semua versi Inggris “not that we loved God”). Tidak ketinggalan, penerjemah LAI:TB pun secara tepat mengungkapkan makna yang sama: “bukan kita yang telah mengasihi Allah”. Jadi, yang ditegaskan adalah sisi negatifnya. Kasih kita Dari kacamata kultural pada waktu itu, poin di atas cukup mengagetkan. Dalam mitologi Yunani, kebaikan dewa-dewa terhadap manusia seringkali ditujukan untuk kepentingan para dewa. Relasi mereka dengan manusia pun bersifat kondisional (ada persyaratan). Tuntutan dalam persyaratan ini lebih banyak dibebankan di pundak 5 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ manusia. Manusia harus melakukan ini dan itu atau menjauhi ini dan itu supaya mendapatkan kebaikan dari para dewa. rangkaian kata-kata. Bukan hanya perasaan rindu yang menggebugebu. Bukan pula kegairahan yang murahan. Entah berapa banyak orang yang berani menyatakan cinta tetapi tidak mampu membuat cinta Allah yang berinisiatif untuk itu nyata. Hanya mengucapkan, mengasihi manusia merupakan tidak sanggup membuktikan. salah satu keunikan kekristenan. Allah selalu menjadi originator Tidak demikian dengan Allah. (sumber) dan inisiator (prakarsa). Dia memegang perkataan melalui Bukan kita yang memilih Allah, perbuatan. Dia rela mencinta hingga tetapi Ia yang lebih dahulu memilih terluka. Dia berani membayar kita (Yoh 15:16). Bukan kita yang harganya. mencari Allah, melainkan Allah yang datang untuk mencari dan Kasih Allah bersifat karunia. Diberikan secara cuma-cuma. menyelamatkan kita (Luk 19:10). Allah yang kita kenal melalui Yesus Gratis. Apakah ini berarti bahwa Kristus bukanlah Sang Penunggu kasih-Nya tanpa harga? Sama sekali maupun Sang Penuntut. Jika Dia tidak! menunggu, maka penantian-Nya akan sia-sia. Kita tidak mungkin Kasih ilahi bukan murahan. mengambil inisiatif untuk mengasihi Diberikan secara cuma-cuma bukan Dia. Jika Dia menuntut, maka Dia karena tidak berharga, melainkan akan kecewa. Kita tidak mungkin karena Dia sendiri telah membayar mampu memenuhi tuntutan-Nya. harganya bagi kita. Tanpa harga (yang Dia bayar), kasih-Nya menjadi Dibayar mahal oleh Allah (ayat tidak berharga (di mata kita). 10b) Jika kita merenungkan secara lebih Inisiatif belaka tidaklah cukup. seksama, kasih Allah dalam diri kita Cinta ada harganya. Bukan sekadar sebenarnya memang bukan tanpa 6 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ syarat. Ada syarat yang begitu berat. Walaupun demikian, syarat itu sudah dipenuhi oleh Allah sendiri. Ada harga yang tak terkira. Walaupun demikian, harga itu sudah dilunasi oleh Allah sendiri. anaknya sendiri. Ironisnya, sang anak juga menemui nasib yang sama dengan para pekerja ayahnya. Dari besarnya harga yang dibayar, kita juga mengetahui betapa besar kasih-Nya bagi kita. Allah kehilangan Anak-Nya demi mendapatkan kita. Harga yang dibayar adalah Anak- Sebuah transaksi yang sangat berat Nya (ayat 10). Frasa “mengutus sebelah! Anak-Nya ke dalam dunia” muncul tiga kali di pasal ini (4:9, 10, 14). Di Sebagian orang kurang bisa ayat 9 diberi tambahan bahwa Anak memahami tindakan Allah ini. ini adalah Anak-Nya yang tunggal. Mereka mempersoalkan mengapa Dari besarnya harga yang dibayar, bukan Bapa yang turun tangan kita dapat mengetahui betapa secara langsung. Menurut mereka, seriusnya dosa. Jikalau dosa adalah mengorbankan Anak sementara persoalan yang sepele, mengutus Bapa hanya berpanggu tangan Anak Allah ke dalam dunia di sorga adalah tindakan yang akan menjadi pengorbanan yang kurang bijaksana. Bapa seharusnya berlebihan. Jikalau ada cara lain mengambil kesusahan terbesar dari untuk mengatasi dosa, untuk apa Anak-Nya, bukan sebaliknya. Allah perlu mengorbankan AnakNya? Pemikiran di atas jelas tidak tepat. Dari perspektif manusiawi saja kita Dalam sebuah perumpamaan (Mat dapat melihat kekeliruan di balik 21:33-41) pernah dikisahkan bahwa pemikiran tersebut. Bagi orang seorang tuan (Allah) sudah berkali- tua, melihat anaknya menderita kali mengirim pekerjanya untuk adalah jauh lebih sengsara daripada menyelesaikan urusan di tempat mengalami penderitaan itu sendiri. kerja. Upaya ini tidak menuai hasil. Banyak orang tua akan memilih sakit Sang tuan pun akhirnya mengutus daripada menyaksikan anaknya 7 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ sakit. Apa yang dialami Bapa sama pedihnya dengan yang dialami Anak. Dan itulah harga kasih-Nya bagi kita! Ditujukan pada yang tidak pantas (ayat 10c) Tujuan dari pengutusan Anak Allah ke dalam dunia adalah untuk pendamaian dosa-dosa kita. Kata “pendamaian” (hilasmos) dalam Perjanjian Lama (LXX, Septuaginta) dikaitkan dengan “tutup pendamaian” (hilastērion) yang berada di ruang maha kudus (Kel 25:10-22; 26:34). Itulah tempat imam besar memercikkan darah binatang untuk penghapusan dosa (Im 16:15). Di situ pula tempat TUHAN bertahta dan bersabda (Kel 25:22; 30:6; Bil 7:89). Tanpa darah yang ditumpahkan di tutup pendamaian, tidak ada pengampunan, tidak ada relasi yang intim dengan TUHAN. Rekonsiliasi dan relasi terjadi di atas tutup pendamaian. Itulah misi yang diemban oleh Anak Allah di dalam dunia. Dia menjadi agen rekonsiliasi dan relasi. Kedatangan-Nya ke dalam dunia untuk membereskan dosa. Namun, kita tidak boleh membayangkan sebuah misi yang mudah. Pemberesan ini membutuhkan pengorbanan. Ada kematian. Ada darah yang ditumpahkan. Dari gambaran yang diungkapkan di 1 Yohanes 4:10 kita dapat melihat objek kasih Allah. Dia mengasihi orang-orang yang berdosa. Orang-orang yang sebenarnya tidak pantas untuk dikasihi. Gambaran di ayat ini bersifat kontra-kultural. Menurut mitologi kuno dan berbagai ajaran lain, kesalahan manusia memang bisa mendatangkan murka dan hukuman dari para dewa. Untuk mencegah hal ini, manusia perlu memberikan korban tertentu, misalnya sesajian atau korban nyawa. Kemarahan dewa hanya bisa dipadamkan oleh manusia melalui tindakan manusia. Para dewa hanya bertindak sesuai dengan tindakan manusia. 8 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Allah yang kita kenal dalam Kristus Yesus sangat berbeda. Dia memang membenci dosa. Dia memang menghukum orang berdosa. Sesuatu memang harus dilakukan untuk memuaskan keadilanNya. Hanya saja, Dia sendiri yang menyelesaikan semuanya. Allah sendiri yang memadamkan kemarahan-Nya. Tidak ada satu pun yang kita perlu lakukan. Tidak ada syarat apa-apa untuk menyurutkan murka-Nya. Semua agama di luar Alkitab cenderung legalistik. Ada deretan peraturan yang harus dilakukan oleh manusia terlebih dahulu untuk mendapatkan berkat Allah. Ada deretan larangan yang harus dijauhi sebagai syarat memperoleh kasih Allah. Puji Tuhan! Allah sudah membayar semua bagi kita. Tidak ada lagi hutang dosa di pundak kita. Soli Deo Gloria! 9 e MAGZ Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G POKOK DOA SYAFAAT 1. Berdoa untuk VBS yang sudah dilaksanakan supaya peserta memetik pelajaran penting dari acara ini sehingga semakin mengasihi Allah dan rajin membaca Firman Tuhan. 2. Berdoa untuk pertumbuhan rohani remaja pada masa pencarian identitas. Kiranya Tuhan juga menjaga pergaulan mereka supaya terhindar dari pengaruh yang buruk. 10 e MAGZ K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G KATEKISMUS WESTMINSTER Pertanyaan 119: Apa alasan-alasan yang ditambahkan pada hukum yang keempat dengan maksud menguatkannya? Jawaban : Alasan-alasan yang ditambahkan pada hukum yang keempat dengan maksud menguatkannya ditimba dari kewajaran hukum itu. Dari ketujuh hari, Allah menyediakan enam hari bagi kita untuk menggunakannya bagi urusan kita sendiri. Hanya satu hari yang disisihkanNya bagi diri-Nya sendiri. Itulah yang kita dapatkan dalam perkataan, ‘Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu.’ Lagi pula, alasan-alasan itu ditimba dari hak milik khusus yang Allah tuntut bagi diri-Nya berhubung dengan hari itu, ‘tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu’. Juga dari teladan Allah sendiri, yang ‘enam hari lamanya menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Dia berhenti pada hari ketujuh’. Juga dari berkat yang Allah kaitkan dengan hari itu, tidak hanya dengan menguduskannya sebagai hari yang diperuntukkan ibadah kepadaNya, tetapi juga dengan menetapkannya sebagai sarana memberkati kita bila kita menguduskannya. ‘Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya’. a. Kel 20:9. b. Kel 20:10. c. Kel 20:11. 11 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ TEROBOSAN MENJADI ORANGTUA Pertumbuhan yang berarti tidak timbul dalam sekejap TANDA PENUNJUK SELAMA PERJALANAN PERTUMBUHAN S ecara spesifik, ada tiga faktor utama yang telah mempengaruhi kerinduan saya untuk bertumbuh: Gaya Hidup Pertumbuhan Pribadi Seluruh proses pertumbuhan saya bermula di dalam keluarga saya sendiri sejak saya kecil. Ayah saya tidak pernah meragukan pentingnya pertumbuhan pribadi. Ia bertumbuh dan ingin anak- anaknya juga bertumbuh. Di hati sanubarinya ia ingin kami anakanaknya mengalami pertumbuhan dalam segi pemberian imbalan. Di kemudian hari saya sadari bahwa pengertiannya mengenai imbalan cenderung mengubah konsep baku secara menyeluruh dan mendasar. Ayah selalu berkata, “Kalau Anda ingin anak Anda menjadi tukang sampah, beri dia upah untuk mengeluarkan kantong sampah dari rumah. Kalau Anda ingin anak Anda menjadi abdi Allah yang setia, beri dia uang agar membaca buku12 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ buku bermutu.” Sepanjang ingatan saya, tidak ada satu saat pun di mana saya dan kakak adik sekandung saya keluar dari rancangan pertumbuhan yang sudah digariskan. Ketika kami masih kanak-kanak, Ayah dan Ibu selalu membacakan buku untuk kami. Begitu kami makin besar, kami banyak membaca sendiri. Pada setiap tahap perkembangan usia, orangtua kami memungkinkan kami membaca buku-buku yang baru. Ketika saya mulai duduk di kelas tiga, setiap hari saya diharuskan membaca selama 30 menit (di luar saat teduh dan membaca buku pelajaran sekolah ). Awalnya, yang saya baca kebanyakan cerita-cerita Alkitab. Tetapi ketika saya makin besar, Ayah dan Ibu memberi saya buku-buku lain seperti The Power of Positive Thinking, oleh Norman Vincent Peale, dan How to Win Friends and Influence, oleh Dale Carnegie. Mereka membeli bukubuku tersebut dan memberi saya imbalan dengan maksud agar saya membacanya. Setiap malam, saat-saat kami sekeluarga makan bersama, kami mendiskusikan apa yang kami baca. Ayah dan Ibu mengajukan pertanyaan yang membuka peluang bagi kami untuk menceritakan apa yang sudah kami baca. Ini adalah suatu cara efektif untuk menelaah bacaan dan menerapkan sesuatu yang dipelajari dari bacaan tersebut. Tatkala kami makin besar, kami diperbolehkan menentukan sendiri buku yang ingin kami baca, tentunya dengan persetujuan Ayah. Keterlibatan Ayah dalam rancangan pertumbuhan kami makin mendorong kami untuk banyak membaca dan belajar sesuatu. Setiap hari saya menerapkan rancangan pertumbuhan yang disusun Ayah dan ini berlanjut hingga saya menamatkan sekolah menengah umum. Itu berarti saya membaca 30 menit sehari, 5 hari seminggu, selama lebih dari 10 tahun. Kebiasaan ini membuat saya makin rindu bertumbuh dan berdisiplin sehingga pertumbuhan menjadi gaya hidup saya. Ini juga menyadarkan saya bahwa tidak ada yang bisa lebih membahagiakan saya 13 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ daripada pribadi. pertumbuhan menawarkan sebuah program rancangan pertumbuhan pribadi yang dihargai USD 795. Waktu Strategi Untuk Pertumbuhan Pribadi itu jumlah tersebut sangat besar – Pada tahun 1974 saya tiba pada 5% dari pendapatan saya sebagai tonggak bersejarah kedua. Ketika gembala tahun itu. Tetapi saya sadar itu saya sudah menggembalakan bahwa sekalipun tidak mudah bagi jemaat kira-kira lima tahun lamanya. saya dan Margaret untuk membeli Di gereja yang saya gembalakan program itu, saya tidak boleh tidak pertama kali, pertumbuhan gereja harus berusaha memilikinya demi bermula dari kehadiran 3 orang pertumbuhan pribadi saya. pada kebaktian di Minggu pertama hingga kemudian jumlah rata-rata Malam itu saya menceritakan yang hadir mencapai 200 lebih. perihal tawaran itu kepada Margaret. Bahkan kami pernah memecahkan Ia langsung mengerti berapa nilai rekor. Yang hadir 301 orang – dan program tersebut. “John,” katanya, itu terjadi di lingkungan masyarakat “kamu perlu memiliki program pedalaman yang berpenduduk itu berapapun harganya. Mari jarang. Pada tahun 1974 itu juga kita pikirkan bagaimana caranya.” saya mulai menjadi gembala di Malam itu kami membahas apa yang gereja berikutnya, sebuah gereja bisa kami kurangi dari anggaran yang sekali lagi bertumbuh setelah belanja kami serta makanan apa mengalami masa stabil hampir saja yang tidak akan dibeli selama satu dasawarsa lamanya. Ini begitu 6 bulan mendatang sehingga kami menimbulkan sukacita: Orang- sanggup membayar jumlah tadi. orang diselamatkan, dan selama satu tahun gereja kami dikenal memiliki Sekolah Minggu yang pertumbuhannya paling cepat di seantero Ohio. Pada tahun itu saya berkenalan dengan Kurt Kampmeier. Ia 14 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Program rancangan pertumbuhan membantu saya berkembang dalam tahun itu dan juga memberi dampak jangka panjang kepada saya. Pertama, program itu menyadarkan saya bahwa jika saya ingin terus bertumbuh saya harus mempunyai strategi. Untuk memperoleh hasil yang sangat baik, saya harus menyusun rancangan. Kedua, itu menyadarkan saya bahwa ada harga yang harus dibayar untuk bertumbuh – dalam bentuk uang, waktu, dan disiplin. Sejak saat itu, saya menyelaraskan tindakan saya dengan rancangan pertumbuhan pribadi yang disusun dengan seksama dan bersasaran. Saya menjadi anggota sejumlah lembaga pelayanan kaset, dan setiap bulan saya mendengarkan kaset. Saya membeli belasan majalah yang saya gunakan sebagai narasumber arsip saya. Setiap tahun, saya menemukan buku-buku mana yang akan saya baca, terutama tentang kepemimpinan. Semuanya itu menimbulkan perubahan yang sangat besar dalam hidup saya. Apa Hasil Rancangan Pertumbuhan Pribadi Pada tahun 1993 saya tiba pada tombak bersejarah ketiga. Ketika itu saya sedang mengajar di seminar kepemimpinan di Kansas City, Missouri. Saya menguraikan kepada yang hadir bagaimana saya mengharuskan anakanak saya membaca buku dan mendengarkan kaset, sama seperti yang dilakukan Ayah terhadap saya. Tiba-tiba, sekilas saya mengerti bahwa para hadirin itu tidak mempunyai rancangan yang serupa. Saya begitu yakin sehingga saya berkata kepada 300 orang tersebut, “Siapapun disini yang sudah mempunyai rancangan pertumbuhan pribadi, beritahukan saya saat rehat.” Tak seorangpun. Pada seminar berikutnya, saya memberi pengumuman yang sama dan sekali lagi, tak seorangpun datang kepada saya. Selama beberapa bulan, saya tentunya sudah mengajukan pertanyaan yang sama kepada seribu orang lebih dan tak seorangpun yang memberikan jawaban “ya”. Itulah saatnya saya mengambil keputusan bahwa saya perlu membantu 15 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ orang lain dalam membuat rancangan pertumbuhan. Pada tahun 1994, saya memperkenalkan sebuah program rancangan pertumbuhan pribadi tahunan untuk para pemimpin gereja. Program tersebut menguraikan strategi pertumbuhan, yang dilengkapi dengan materi-materi yang dibutuhkan untuk jangka waktu tersebut, termasuk renungan mingguan, kaset mingguan berisi perlengkapan untuk seorang pemimpin, dan 12 buku terbaik tentang kepemimpinan – 1 paket bulanan untuk jangka waktu setahun. Inilah jadwal yang saya sarankan untuk mereka: Senin, satu jam renungan dengan menggunakan Satu Jam Bersama Allah. Selasa, satu jam mendengarkan kaset tentang kepemimpinan. Rabu, satu jam menyeleksi dan mengarsip bagian yang disorot dari kaset tentang kepemimpinan. Kamis, satu jam membaca buku untuk bulan itu tentang kepemimpinan. Jumat, setengah jam membaca buku tentang kepemimpinan, setengah jam mengarsip, menelaah, dan menerapkan konsep-konsep yang disarikan dari buku kepemimpinan yang baru dibaca. Saya melihat bahwa sistem ini dapat diterapkan pada sebagian besar orang, dan kerap kali mereka merasakan kemampuan memimpin mereka berkembang pesat. Cuplikan-cuplikan Terobosan No. 6: Breakthrough Parenting – John C. Maxwell bersambung … 16 e Ap ak ah p erb ed aan d o k t r i n d al am p e r n i k a h an penti ng? | #Q and A MAGZ Apakah Perbedaan Doktrin Dalam Pacaran/Pernikahan Adalah Hal Yang Penting? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M S ehubungan dengan iman, batasan yang ada tampaknya sangat jelas. Batasan tersebut juga terlihat tidak dapat dikompromikan. Seorang Kristen sejati harus berpasangan dengan orang Kristen yang sejati pula. Tetapi, bagaimana dengan perbedaan doktrin? Satu iman, beda keyakinan. Apakah perbedaan ini penting untuk dipertimbangkan dalam suatu hubungan? Doktrin merujuk pada kumpulan ide atau keyakinan yang dianggap benar. Dalam banyak hal, orang hidup sesuai dengan doktrin yang mereka pegang. Doktrin mempengaruhi penilaian, pengambilan keputusan, maupun sikap terhadap suatu keadaan. 17 e Ap ak ah p erb ed aan d o k t r i n d al am p e r n i k a h an penti ng? | #Q and A MAGZ Nilai penting doktrin dalam pacaran dan pernikahan tidak boleh diremehkan. Beberapa pertengkaran serius dalam pernikahan terjadi karena perbedaan doktrin. Sebagai contoh, ada sepasang suami – isteri yang sedang bertengkar hebat gara-gara anaknya sedang sakit keras. Sang isteri mendesak suaminya untuk mencari hutang dan membawa anak itu ke rumah sakit. Dia berpikir bahwa Allah dapat memberikan pertolongan melalui banyak cara. Sang suami menganggap tindakan itu sebagai hal yang tidak beriman. Dia yakin bahwa mujizat pasti terjadi. Dia memandang berhutang pada orang lain – tidak peduli alasan di baliknya – sebagai dosa, karena menyandarkan diri pada manusia. Jika perbedaan doktrinal yang ada terlalu fundamental dan tajam, hal itu pada gilirannya akan berdampak negatif pada anak-anak. Kebingungan pasti menghinggapi pikiran mereka. Hal lain yang lebih meresahkan adalah sikap mereka terhadap perbedaan doktrinal. Di satu sisi, seandainya orang tua tidak pernah memusingkan perbedaan doktrin mereka, anak-anak bisa saja beranggapan bahwa doktrin manapun yang diyakini seseorang benar-benar tidak penting. Di sisi lain, jika orang tua sering bertengkar gara-gara doktrin, anak-anak bisa memandang doktrin sebagai sumber masalah yang sebaiknya dihindari. Kesamaan doktrinal membantu suami dan isteri untuk bertumbuh secara rohani dengan lebih baik. Mereka mendengarkan khotbah yang sama. Mereka meyakini kebenaran-kebenaran yang sama. Mereka memandang segala sesuatu dengan kacamata yang sama. Apakah kesamaan doktrinal menjamin tidak ada pertengkaran dengan pasangan? Tentu saja tidak. Keharmonisan tidak hanya ditentukan oleh aspek doktrinal. Ada banyak faktor lain yang turut berperan. Bagaimanapun, paling tidak, kesamaan doktrinal bisa mengurangi peluang pertengkaran dan menyediakan sebuah perspektif yang seragam dalam menyikapi persoalan. Doktrin bukan hanya objek pengetahuan, melainkan perspektif untuk mengetahui segala sesuatu. 18 e Ap ak ah p erb ed aan d o k t r i n d al am p e r n i k a h an penti ng? | #Q and A MAGZ Ada beberapa doktrin penting yang perlu diselaraskan. Yang paling mendasar adalah otoritas Alkitab sebagai standar kebenaran. Suatu kali ada seorang pemuda yang sangat “nge-roh” menjalin asmara dengan seorang pemudi yang cukup paham theologi. Si pemuda terbiasa mengandalkan apa yang dinamakan penglihatan, nubuat, atau bisikan roh dalam mengambil sebuah keputusan. Apa yang benar bagi dia adalah apa yang secara supranatural dinyatakan oleh Roh Kudus. Si pemudi mengandalkan kitab suci dalam segala sesuatu. Alkitab ditafsirkan dengan teliti sesuai maksud penulis Alkitab. Tidak asal dikutip untuk mendukung suatu gagasan. Semakin lama mereka menjalin hubungan, semakin mereka sadar bahwa perbedaan ini bukan sekadar perbedaan gereja atau cara ibadah. Ini perbedaan yang akan mempengaruhi seluruh kehidupan mereka secara signifikan. Hubungan mereka pun akhirnya kandas di bebatuan cadas. bersambung…. 19 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ Mengenal yang absolut melalui sebuah hubungan (Lanjutan tgl 4 Juni 2017) arena hal ini, di seluruh sejarah gereja, kita melihat kelompokkelompok Kristen yang berbeda pendapat tentang bagaimana bagian-bagian Alkitab harus ditafsirkan. D an ini adalah salah satu alasan mengapa kita memiliki begitu banyak denominasi. Inilah alasan mengapa ada orang Kristen Calvinis dan Arminian; paedobaptis dan Baptis dewasa ; pre-, post-, dan amilenialis; serta pre-mid-, dan post-tribulasionis. K Inilah harga yang Allah tanggung dengan memberi kita kebenaran yang bisa kita gumuli. Ketika Dia menciptakan manusia, Dia memberi kita kreativitas. Ketika Dia memberi kita suatu penyataan, Dia melakukannya dengan suatu cara yang memberikan kita kesempatan untuk menggunakan kreativitas yang ada. Kita bergumul dengan kebenaran , dan melalui pergumulan itu kita mengalami kedalaman dan kedewasaan. 20 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ Hal ini seharusnya membuat kita rendah hati mengenai keyakinankeyakinan. Kita dogmatis terhadap kebenaran Alkitab. Saya percaya kepada ineransi (ketidakbersalahan) Alkitab, Tetapi tidak demikian terhadap penafsiran Alkitab saya. Oleh karena itu, saya bersedia dikoreksi jika koreksi itu terbukti sebagai penafsiran Alkitab yang lebih akurat. Kita juga harus ingat bahwa Alkitab tidak memberikan kepada kita jawaban langsung terhadap setiap pernyataan yang dihadapi oleh setiap generasi. Alkitab memberi kita pr insip-prinsip yang darinya kita dapat membangun dasar bagi kehidupan di setiap zaman dan budaya, tetapi tidak memberikan jawaban langsung dan spesifik kepada semua per tanyaan yang kita hadapi. Saya percaya bahwa salah satu alasan hilangnya kepercayaan kepada adanya kebenaran yang absolut adalah karena sebagian orang menerima inspirasi dan otoritas absolut Alkitab telah memberitakan hal-hal yang bukan berasal dari Injil tapi memberinya otoritas yang setara dengan kebenaran Injil. Tidak ada ide duniawi atau penafsiran yang bisa menggantikan otoritas yang terkandung dalam Alkitab. Tapi sering kali kita menyatakan pendapat dan penafsiran kita seolah-olah itu adalah kebenaran Injil. Walaupun kita tahu bahwa setiap sistem politik, entah itu kapitalis, sosialis, atau komunis, memiliki kelemahan, pada waktu-waktu yang berbeda suatu sistem telah dinyatakan sebagai sistem yang benar-benar mewakili Kekristenan. Saat sistem tersebut gagal dan orang-orang membuangnya, mereka juga membuang kepercayaan bahwa Kekristenan adalah kebenara n satu-satunya. Hal yang mirip terjadi pada saat manusia menyatakan penafsiran mereka tentang waktu dan peristiwa yang mendahului kedatangan Kristus sebagai satu-satuny a alternatif bagi orang-orang Kristen sejati. Hal ini juga terjadi dalam masalah etika di mana Alkitab tidak memberikan pedoman-pedoman yang spesifik, misalnya tentang menonton film di bioskop. Ketika menolak penafsiran tersebut, orangorang itu juga menolak Alkitab karena penafsiran itu berasal dari Alkitab. Penafsiran disajikan dengan otoritas d an dogmatisme yang seharusnya 21 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ hanya diberikan kepada Alkitab. PENYATAAN PERSONAL BERSIFAT PROPOSIONAL DAN Sebelum melanjutkan, kita akan melihat penyataan Kristus dalam Yohanes 14:11. Yesus memerintahkan para murid, “Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku.” Sebelumnya, kita mengatakan bahwa pengetahuan akan kebenaran yang absolut adalah pengenalan akan Yesus dan diekspresikan dalam suatu hubungan. Kita juga mengatakan bahwa ada banyak hal yang perlu dipelajari dan ada beragam penafsiran untuk masalah tertentu dalam gereja. Tapi ini tidak berarti fakta-fakta tentang Yesus tidak penting. Ada proposisi- proposisi dalam penyataan yang tidak boleh dikompromikan; dan kebenaran tentang hubungan Yesus dengan Allah adalah salah satunya. Sehingga Dia memerintahkan mereka, “Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku.” Ini adalah sebuah proposisi yang harus dipercaya. Sebagian Theolog modern memberi tahu kita bahwa penyataan bukan berbentuk proposisi- proposisi, melainkan suatu penyibakan tentang pribadi Allah. Oleh karena i tu, proposisi tidaklah penting. Menjawab hal ini, Leon Morris mengajukan pertanyaan yang tepat: “Bagaimana kita bisa mengenal Allah jika kita tidak mengetahui sesuatu tentang Dia?” Dan bagaimana kita mengekspresikan apa yang kita tahu tentang Dia tanpa proposisi, seperti “Tuhan itu kasih” atau “Tuhan itu kudus”? Morris berkata, “Semakin banyak yang bisa saya ketahui tentang Dia, semakin saya mengenal Dia.” Tentu saja ada dinamika antara proposisi- proposisi tersebut dan pengalaman pribadi kita akan kebenaran. Tapi masalah itu di luar lingkup pembahasan buku ini. Untuk sekarang ini kita akan menegaskan masalah supremasi Yesus. Yesus adalah Kebenaran Absolut karena Dia setara dengan Allah. Sumber: Supremasi Kristus oleh Ajith Fernando 22 e Huk um an buat u l ar, p e r e m p u an , d an l ak i - l aki |#D OYO U KNOW MAGZ HUKUMAN BUAT ULAR, PEREMPUAN, DAN LAKI-LAKI Ev. Nike Pamela, M.A (Lanjutan tgl 4 Juni 2017) eskipun tulisan Musa terbatas dalam menelusuri pergerakan janji ini setelah jaman Musa, tetapi kitab-kitab PL lain secara jelas mengarahkan pada kehadiran Mesias sebagai penggenapan sempurna dari Kejadian 3:15. Di antara semua keturunan Yakub, Allah memilih Yehuda untuk dihormati di antara semuanya dan memegang tampuk kekuasaan yang kekal (49:8-12), sekalipun sebelumnya Yehuda melakukan kesalahan yang fatal M (38:12-30). Dari keturunan Yehuda ini Allah lalu mempersiapkan Daud (Rt 4:17-22) dan berfirman bahwa keturunannya akan terus ada sebagai pemimpin Israel (2 Sam 7:12-16). TUHAN bahkan berjanji bahwa salah satu keturunan Daud akan duduk di sebelah kanan TUHAN sambil menjadikan semua musuh sebagai tumpuan kaki (Mzm 110:1). Dalam PB semua janji di atas semakin jelas mengarah kepada Yesus Kristus. Kelahiran-Nya di 23 e Huk um an buat u l ar, p e r e m p u an , d an l ak i - l aki |#D OYO U KNOW MAGZ Betlehem tanah Yehuda merupakan penggenapan janji ilahi tentang kemunculan seorang pemimpin Israel seperti Daud (Mat 1:20 “anak Daud”, 2:5-6). Ia adalah keturunan perempuan itu (Gal 4:4), keturunan Abraham (Gal 3:16), yang akan menghancurkan ular tua (Ibr 2:14). Ia adalah penggenapan sempurna dari “Israel” sebagai anak Allah (Mat 2:14-15). Pada akhirnya nanti Ia akan menjadi Raja dan semua musuh-Nya akan menjadi tumpuan kaki (1 Kor 15:25). Penjelasan yang bersifat individual di atas tidak meniadakan aspek kolektif yang ada. Pertarungan antara keturunan ular dan perempuan secara kolektif tetap berlangsung. Ular tua bukan hanya memerangi Mesias (Why 12:1-9), tetapi juga seluruh keturunan yang lain (Why 12:13-17; 20:9). Hal ini konsisten dengan ajaran Alkitab di tempat lain. Alkitab secara jelas mengajarkan bahwa semua orang yang beriman adalah keturunan Abraham (Rom 4:13, 16-18). Siapa yang tidak beriman kepada Tuhan Yesus bukanlah keturunan Abraham (Yoh 8:39-40) atau keturunan Allah (Yoh 8:41-42, 47), melainkan keturunan iblis (Yoh 8:44). Siapa saja yang menyukai dosa berarti tergolong keturunan iblis yang memang suka berdosa sejak mulanya (1 Yoh 3:7-10). Mereka adalah sama seperti Kain yang berasal dari si jahat (1 Yoh 3:12). Sebagaimana janji awal di Kejadian 3:15, si ular tua akhirnya akan dikalahkan secara telak (Rom 16:20; Why 20:2, 7-10). Dari semua penjelasan di atas terlihat bahwa gaya penulisan protevangelium (Kej 3:15) terkesan sangat ambigu. Di satu sisi keturunan yang dimaksud bisa kolektif bisa individual. Keturunan ini bisa merupakan keturunan dekat maupun antar generasi. Dalam pengilhaman Roh Kudus (2 Tim 3:15), kesan yang bias ini memang disengaja. Orang-orang pada jaman Musa memahami hal ini secara terbatas, tetapi di kemudian hari – seiring dengan wahyu Allah yang semakin progresif – umat Allah semakin memahami siapa yang dimaksud dengan keturunan. NK_P 24 e B AB V | #MI S S I O N MAGZ MEMBERITAKAN KABAR BAIK (Lanjutan tgl 4 Juni 2017) anyak kebudayaan cenderung mempunyai pandangan yang statis tentang perbuatan salah, karena tidak ada standar kebenaran, maka mereka menganggap dosa hanya sebagai kegagalan mencapai standar moral tertentu, seperti tidak mencapai angka lulus dalam suatu ujian. Dosa dilihat sebagai sesuatu yang kita lakukan (perbuatan) atau gagal (kelalaian). Walaupun gambaran ini digunakan B juga dalam teks Alkitab, tetapi Alkitab menekankan bahwa dosa merupakan suatu kekuatan yang aktif, yang terus menerus melahap apa yang benar, adil, baik dsb. Menggunakan istilah Paulus, dosa merupakan “suatu kuasa” ( Kol. 1:16; Ef. 6:12; Rom. 8:38, 39). Dosa dalam arti ini, menyebabkan kita melakukan pilihan-pilihan yang salah, yang kemudian mempunyai akibat lanjutan yang 25 e B AB V | #MI S S I O N MAGZ menghancurkan. Jadi, kalau suatu kebudayaan menekankan perilaku lahiriah, dengan memberikan suatu analisis rasional tentang sisi kekerasan terhadap kehidupan manusia dan masyarakat-masyarakatnya, sehingga tidak menuju suatu perilaku yang lebih sehat, maka kebudayaan itu mungkin sekali tidak menangkap suatu kuasa aktif dosa yang cerdik dan tertanam di dalamnya. Kemudian mereka menjadi bingung mengenai masalah-masalah yang timbul akibat dari tindakan tersebut, namun tetap bersikap naif tentang cara menanggulanginya. Jadi PI suatu tugas yang mengandung nilai pengobatan. Para pemberita Injil adalah mereka yang – dengan mendengarkan secara cermat serta mengalami pesan baik Injil maupun kehidupan di dunia – sanggup mendiagnosis masalah-masalah yang dihadapi manusia dan menentukan cara pengobatannya. Namun, penyembuhan hanya dapat terjadi apabila seseorang telah mendengarkan “kabar buruk” – bahwa masalah dosa tidak dapat diobati dengan obat manusiawi, termasuk dengan pendidikan, disiplin diri atau bahkan usaha mencari suatu kehidupan rohani; sebutir aspirin bukanlah obat yang dapat menyembuhkan pertumbuhan kanker. Prinsip pertama PI adalah tujuan tidak dengan sendirinya menghalalkan segala cara. Betapapun mendesaknya sasaran PI dan betapapun luhurnya alasannya. Ada beberapa metode yang tidak dapat diterima: “Tidak ada kegiatan yang diijinkan dengan merendahkan atau melanggar martabat manusia.” Metode-metode yang tidak dapat diterima meliputi membujuk, mengancam secara terbuka atau tersembunyi dengan alasan agar orang percaya atau menekankan melalui budaya atau psikologi. Metode-metode itu mungkin memusatkan perhatian pada keuntungan bila percaya Yesus, tetapi tidak menyebut tantangan-tantangan kemuridan, misalnya, suatu kampanye di London mengiklankan suatu misi PI dengan memasang poster-poster yang menyatakan begitu mudahnya untuk menjadi Kristen dengan tidak adanya tindakan lanjut yang perlu dilakukan untuk memikul 26 e B AB V | #MI S S I O N MAGZ salib mengikut Yesus, tetapi hanya dengan langkah iman: “Semua yang harus kamu bayar hanya frustasimu, kegelisahanmu, kesepianmu, kesedihanmu, ketidakmantapan jiwamu, pesimisme, ketidakpuasanmu, ketidakstabilanmu, ketergantunganmu.” Jika ditinjau dari kata-kata itu, maka jelas tidak benar. Akhir-akhir ini banyak perhatian pada teknik. Metode-metode yang kelihatannya berhasil dalam satu situasi atau dekade dan diterapkan di situasi-situasi atau jaman yang berbeda. Ini terutama berlaku di dalam apa yang disebut “PI masal” yaitu kerumunan besar orang yang datang mendengar seorang penginjil atau memperoleh kesembuhan ataupun kedua-duanya. Ada orang yang menjadi benar-benar percaya kepada Yesus Kristus dalam konteks ini. Namun, melihat penggunaan yang besar sekali waktu dan tenaga, kesulitan untuk menarik orang-orang yang benarbenar sekuler ke pertemuan seperti ini, maka terdapat bahaya manipulasi emosi dalam suatu kerumunan orang banyak. Sedangkan metode tentang tanggung jawab setiap orang Kristen untuk bersaksi tentang imannya, telah terjadi pergerakan yang meninggalkan metode ini menuju suatu pendekatan yang lebih pribadi. Bersambung……... 27 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E RENUNGAN HARIAN Senin, 12 Juni 2017 KASIH TANPA PURA-PURA (Bacaan: Roma 12:9-17) Dunia mengajarkan kita untuk mengasihi orang yang baik pada kita dan berlaku buruk kepada orang yag menyakiti kita. Kadang secara sengaja ataupun tidak sengaja kita terpengaruh dengan nilai ini. Itu sebabnya kita lebih mudah mengasihi suami, istri, sahabat atau anak yang sayang dan peduli dengan kita, namun bersikap dingin dan cuek kepada mereka yang tidak perhatian kepada kita. Nasihat Paulus sangat pas karena persoalan banyak orang, terkait dengan kasih dan kepura-puraan. Nasihatnya memang jitu dan konkret karena tak mungkin kita berpura-pura dalam sebuah keluarga. Semua orang dalam keluarga pasti tahu “belangnya masing-masing.” Sekalipun kita tahu belangnya masing-masing, kita tetap harus mengasihi, bahkan kita diperintahkan “berkatilah mereka yang menganiaya kami” (ay. 14). Berkatilah artinya meminta Allah untuk memberikan apa yang baik bagi orang yang telah menyakiti kita. Kasih semacam ini sungguh radikal karena kita sudah sangat terbiasa dengan nilai dunia yaitu mengutuk orang lain yang berbuat jahat kepada mereka. Jelas bahwa nilai dunia dan nilai yang diajarkan Kristus sangat bertolak belakang. Tentu melakukan Firman ini bukanlah hal yang mudah. Karena itu, kita perlu mengenal kasih Allah, yang terbukti melalui karya Kristus di kayu salib. Di salib, Kristus telah menunjukan kasih yang tanpa syarat kepada kita manusia-manusia berdosa. Ketika kita terhubung dengan sumber kasih itu, kita akan dapat menyalurkannya kepada orang lain tanpa berpurapura. 28 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Selasa, 13 Juni 2017 PEMBALASAN BUKAN HAKMU (Bacaan: Roma 12:17-19) Pemandangan yang biasa kita lihat ketika dua orang anak kecil bertengkar. Seorang yang menyikut dan yang lain akan membalas. Sayangnya, bukan hanya anak-anak yang suka membalas. Banyak orang dewasa bertingkah serupa. Sewaktu disakiti, mereka pun ingin membalas. Memang, kebanyakan orang dewasa tidak balik menyikut secara fisik, tetapi banyak yang melakukannya secara tidak kentara namun hasilnya mengerikan. Di dalam situasi kita dilecehkan, kita berpikir jika kita tidak balas orang itu akan semakin meremehkan kita. Pembalasan seolah menjadi cara yang paling ampuh untuk mempertahankan harga diri. Mari kita meninggalkan nilai yang ada dan dengarkanlah Firman Tuhan , ”Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan”. Apakah Allah ingin kita umatNya dipermalukan, dilecehkan dan dihina oleh dunia? tentu bukan itu alasannya. Alasannya adalah, pembalasan adalah haknya Tuhan. Berikanlah tempat pada keadilanNya. Allah meminta kita mempercayaiNya di dalam hal membalas orang yang telah menyakiti kita. Jangan ambil alih tugas Allah, karena Dia lebih sempurna di dalam melakukannya. Sayangnya kita kita cenderung ingin mengambil alih bagiannya Allah di dalam hal ini. Dengarkanlah apa yang menjadi kehendak Allah. Yang menjadi bagian yang harus kita lakukan adalah “ lakukanlah apa yang baik bagi semua orang”. Kita baru bisa mengasihi semua orang ketika kita menyerahkan “pembalasan” kepada Allah sebagai hakNya. Apakah saudara telah mengambil haknya Tuhan untuk membalas? mohonlah ampun di hadapan Tuhan karena tidak menyerahkan kepadaNya apa yang menjadi hakNya. Ingatlah pembalasan bukanlah hakmu. 29 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Rabu, 14 Juni 2017 JADILAH PEMENANG (Bacaan: Roma 12:20-21) Kejahatan dalam beragam bentuk dan manifestasinya senantiasa dihadapkan kepada kita. Tidak sedikit dari antara kita yang menjadi korban dari kejahatan yang dilakukan oleh orang lain. Tentu menjadi korban kejahatan sangat menyakitkan bagi setiap kita. Secara natural atau alamiah kita didorong untuk membalas kejahatan yang dilakukan kepada kita. Namun tahukah saudara, ketika itu dilakukan kita adalah orang yang kalah terhadap kejahatan? kita bukan pemenang, namun orang yang kalah. Pemenang sejati bukan mereka yang membalas kejahatan dengan kejahatan lain sekalipun lebih sadis. Pemenang sejati adalah mereka yang dapat membalas kejahatan dengan kebaikan. Mereka yang memberikan makan orang yang memusuhinya ketika mereka lapar, yang merikan mereka minum ketika mereka haus. Sementara kebanyakan orang beria-ria ketika melihat musuhnya kelaparan dan kehausan, kita justru memberikan mereka makan dan minum. Inilah pemenang sejati. Inilah cara melawan kejahatan dengan cara yang benar berdasarkan firman Tuhan. Bagaimana dengan Saudara? Adakah di antara saudara yang masih ingin membalas orang yang telah menyakiti saudara? Mohonlah pengampunan di hadapan Allah. Jangan jadi orang yang kalah dengan kejahatan. Jadilah pemenang karena saudara mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Hanya dengan demikianlah kita akan mempermuliakan Bapa kita. 30 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Kamis, 15 Juni 2017 EGOIS ADALAH MUSUH KITA (Bacaan: Filipi 2: 1-4) “Aku ingin seorang istri yang perhatian dan bisa memahami aku,” ini adalah kerinduan kebanyakan suami. “Aku menginginkan seorang suami yang bisa memberiku kebahagiaan,” demikian kerinduan kebanyakan istri. Tidak sedikit orangtua yang rindu, “Aku menginginkan anak yang peduli dan mau merawatku di hari tuaku nanti.” ana-anakpun memiliki kerinduan, “Aku ingin orangtua yang mengasihi dan peduli kepadaku.” Apakah kerinduan-kerinduan itu salah? tentu tidak. namun perhatikanlah apa yang salah dalam kerinduan itu! Tujuan dari semuanya itu adalah “Aku”. Jika semua anggota keluarga hanya memikirkan dirinya sendiri, bisa dibayangkan apa yang terjadi. Benturan, perselisihan, bahkan pertengkaran tidak mungkin dihindarkan. Paulus mengajak segenap jemaat Filipi untuk menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam Kristus Yesus (5). Yesus sendiri rela melepaskan identitas dengan segala hak-Nya walaupun Ia adalah Allah. Ia rela mengosongkan diri-Nya supaya orang berdosa dapat diselamatkan. Ia mengabaikan kemuliaan diri-Nya dengan membiarkan diri dihina, direndahkan, disiksa, bahkan dibunuh. Sementara dunia rela saling bunuh agar dirinya mendapat pengakuan dunia sebagai orang yang menang, Yesus justru mengorbankan diriNya demi orang lain. Inilah kemenangan sejati. Ia tidak pernah memikirkan diriNya sendiri. Itu sebabnya Paulus memerintahkan kita agar tidak mencari kepentingan sendiri (ay. 3). Untuk menghindari konflik dan perpecahan di dalam sebuah komunitas, setiap anggota harus sepakat menjadikan “pemusatan pada diri sendiri beserta kepentingannya” sebagai “musuh utama” yang harus ditaklukkan bersama. 31 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Jumat, 16 Juni 2017 LAKUKANLAH PEKERJAAN BAIK (Bacaan: Efesus 2:1-10) Seseorang yang dibesarkan dalam keluarga kristiani mungkin beranggapan bahwa ia patut menerima pengakuan Allah yang lebih besar daripada orang lain karena warisan rohani yang dimilikinya. Jelas ini pemikiran yang bahaya, sebab sesungguhnya kita adalah manusia-manusia yang berdosa dan tidak pernah layak untuk diselamatkan. Paulus melukiskan kondisi kita dengan kata “mati”. Kita adalah manusia yang mati, bagaimana mungkin bisa hidup dengan sendirinya? Kunci kehidupan hanya terletak pada “Allah”. Paulus mengatakan “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh kasihNya yang besar... telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus.” Di dalam keselamatan jelas bahwa Allahlah yang aktif menghidupkan kita. Kita hidup hanya oleh kasih karunia Allah. Tugas kita bukan untuk menghidupkan diri sendiri, itu tugas Allah. Tugas kita jelas disampaikan oleh Paulus di ayat 10, “untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya.” Oleh kasih karunia Tuhan semata, kita manusia berdosa menerima apa yang seharusnya tidak patut kita terima. Di dalam anugerah Allah juga kita menerima tugas mulia dariNya. Maukah saudara menaati dan melakukannya? Kita tidak diselamatkan oleh pekerjaan atau perbuatan baik, tetapi diciptakan dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan atau perbuatan baik. Segala sesuatu yang kita butuhkan untuk keselamatan kita, telah Ia berikan. Tugas kita adalah lakukanlah pekerjaan-pekerjaan baik yang telah Ia persiapkan. 32 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Sabtu, 17 Juni 2017 MENJADI BERHARGA (Bacaan: I Petrus 1:18-19) Di dalam novel “Les Miserables” menceritakan tentang seorang narapidana yang dihukum selama 19 tahun karena mencuri roti supaya keluarganya tak kelaparan lagi. Sekeluarnya dari penjara, semua orang menolak dirinya, kecuali Myriel, seorang Uskup. Sang uskup memperlakukannya sebagai layaknya manusia, bukan mantan narapidana. namun suatu malam Valjean mencuri perak kepunyaan sang uskup. Sang Uskup yang terbangun dari tidurnya karena mendengar suara ribut itu, dipukulnya hingga pingsan, dan kemudian Valjean melarikan diri. Valjean ditangkap keesokan harinya, oleh aparat polisi dan ia pun dibawa lagi ke Uskup Myriel. Akan tetapi Uskup Myriel mengatakan semua barang itu adalah pemberian darinya untuk Valjean. Valjean yang bingung bertanya kepada sang Uskup: “Mengapa engkau melakukan semua ini kepadaku?”. Sang uskuppun berkata: “sekalipun engkau lupa akan janjimu kepadaku bahwa engkau akan menjadi manusia yang baru. Engkau bukan lagi milik si jahat, dengan perak-perak ini aku membeli hidupmu. Aku menebusmu dari ketakutan masa lampau, dan dari kebencian. Sekarang aku kembalikan kamu kepada Tuhan.” Singkat cerita, akhirnya Jean Valjean benar-benar menjalani kehidupan yang sama sekali berbeda sejak peristiwa itu. Ilustrasi di atas mengingatkan kita akan apa yang telah Yesus buat untuk kita. Ia menebus kita bukan dengan perak, namun dengan darahNya yang mahal. Seharusnya kitapun bertanya? “Mengapa Engkau melakukan ini untuk Aku?” Kebenaran ini seharusnya mengubahkan kita untuk selamanya. Kita yang begitu hinanya diselamatkan dengan darah yang mahal. Ia memberi arti bagi diri kita. Tuhan sudah terlalu baik, dan terlalu mahal membayar harga untuk kita. 33 e Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E MAGZ Dunia cenderung merendahkan bahkan menolak kita. Tidak sedikit orang memakai ini sebagai kaca mata untuk melihat dirinya, akhirnya hidup dalam keterpurukan dan tidak berbuah apa-apa. Kebenaran ini memberikan kaca mata baru di dalam memandang diri kita. Kita buruk, namun Tuhan telah menebus kita dengan darahNya yang mahal. Dengan demikian Ia menjadikan kita berharga. 34 e P E N G UM UM AN MAGZ AGENDA MINGGU INI Hari / Tanggal Pukul Senin, 12 Juni 2017 23.00 Selasa, 13 Juni 2017 18.30 Rabu, 14 Juni 2017 Kamis, 15 Juni 2017 19.00 06.00 19.00 Jumat, 16 Juni 2017 Sabtu, 17 Juni 2017 06.00 18.30 22.00 Minggu, 18 Juni 2017 Keterangan Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM HUT: Sdr. Willy Kumara Juang STAR: KITAB DANIEL Oleh: Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Latihan Musik KU 3 Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan KU 2 HUT: Sdri. Henny Rossalina HUT: Ibu Nunuk Tastuti HUT: Ibu Yuniy Gemining Arti Akas KTB CPC “Life Balance” Pembicara : GSC Adi (CEO Rodex Tour and Travel) Tempat: Merr Kayu Manis Resto Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Sdr. Faith Athanasius HUT: Bp. Willy Sindu Hartanto Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan : “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama.” 35 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 11 Juni 2017 Penatalayanan Ibadah Remaja (Pk. 10.00 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) Ibadah Umum II (Pk. 10.00) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Cab. Darmo (Pk. 07.00) Cab. Darmo (Pk. 10.00) Kasih Yang Tanpa Syarat (1 Yohanes 4:10) Tema Pengkhotbah Ev. Heri Kristanto Liturgos Bp. Andreas W Sdri. Grace Ibu Wilis Sdri. Grace Pelayan Musik Bp. Eliazar & Sdr. Michael Sdr. Ishak Sdr. Willy Sdr. Haris Sdr. Ishak TEAM Pelayan LCD Sdr. Kevin T Sdri. Vionatha Penyambut Jemaat Gabung Ibadah Umum Ibu Titik Sdri. Krisna Bp. Yefta Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Bp. Imbo Sdr. Robin Bp. Lipurno Ibu Yatmi Ibu Hariati Bp. Andreas K Ibu Rini Ibu Nunuk Doa Syafaat Doa Persembahan Doa Pra & pasca Ibadah Singer Sdri. marlin Sdr. Mito Sdri. Eka Ibu Wilis Ibu Titik Sdr. Robin Sdri. Grace Ibu Ike Sdr. Mito Bp. Andreas W Sdri. Michelle Sdr. Daniel Bp. Eddy S Ibu Sisca Ev. Heri Sdr. Michael Sdr. Rian Sdri. Marlin Sdri. Clara Sdri. Nike Sdri. Ester 36 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 18 Juni 2017 Penatalayanan Ibadah Remaja (Pk. 10.00 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) Ibadah Umum II (Pk. 10.00) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) (Pk. 07.00) Cab. Darmo (Pk. 10.00) Kasih Yang Tak Terpahami (Efesus 3:18-21) Tema Pengkhotbah Ev. Heri Kristanto Liturgos Sdri. Dewi Pelayan Musik Sdr. Andreas Sdr. Igo Sdr. Calvin Sdr. Faith Pelayan LCD Sdr. Daniel Penyambut Sdri. Naomi Jemaat Sdri. Fefe Bp. Steward Mouls Ibu Dinna Bp. Felix Bp. Willy Ev. Vincent Tanzil Sdri. Naomi Ev Edo Walla Sdri. Kezia Sola Bp. Koesoemo Sdr. Dave Sdr. Ishak Sdr. Willy Sdr. Haris Sdr. Ishak TEAM Sdr. Lutfi Sdri. Melissa Sdr. Kevin T Bp. Imbo Ibu Yatmi Ibu Fenny Bp. Hendri T Ibu Melly Ibu Wiwin Ibu Sundari Sdr. Ishak Sdri. Natalia Bp. Sugiraharjo Ibu Evi S Doa Syafaat Ev. Dodik Ibu Wiwin Bp. Soegianto Doa Pra & pasca Ibadah Ibu Dinna Bp. Willy Ev. Dodik Singer Ibu Vena Sdri. Henny Doa Persembahan Cab. Darmo Bp. Budiono Sdri. Angeline Sdri. Febby Sdri. Lia Sdri. Marlin Sdri. Louis Sdri. Dita Bp. Koesoemo Sdr. Dave Sdri. Louis Sdri. Dita TEAM Sdr. Fredy Sdri. Enty 37 e JADWAL P E NATAL AYANAN MAGZ Keterangan SEKOLAH MINGGU 11 Juni 2017 18 Juni 2017 (Pk. 09.30 WIB) (Pk. 09.30 WIB) Liturgis Kak Kezia Pelayan Musik Kak Willy Doa Pra/Pasca SM Kak Suani Tema Bahan Alkitab Sion Getsemani VBS Bahan: Ibadah bersama di UTC (bagi anak-anak yang tidak ikut VBS bisa beribadah bersama orang tua) Allah Menurunkan Air Bah Kejadian 7:11-9:17 Kak Budi Kak Suani Yerusalem Kak Mei Nazareth Kak Evelyn Betlehem Kak Santi IBADAH PEMUDA Keterangan Sabtu, 10 Juni 2017 (Pk. 18.30 WIB) Sabtu, 17 Juni 2017 (Pk. 18.30 WIB) Tema Bedah Film Pengkhotbah Pdt. Reyco W Pdt. Reyco W Litrugos Sdri. Clara Sdri. Glory Pelayan Musik TEAM TEAM Pelayan LCD Sdri. Christine Sdri. Christine Penyambut Jemaat Sdr. Anel Sdr. Demsak Sdri. Ida Sdr. Tanius Petugas Doa Sdr. Fredy Sdri. Ester Singer Sdri. Jully Sdri. Jenny Sdri. Oka Sdri. Yuli 38 e Data Keh adir an Je m aat MAGZ Ibadah DATA KEHADIRAN JEMAAT Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Umum 1 52 orang Umum 2 122 Orang Umum 3 59 Orang Sekolah Minggu 36 Orang Remaja - Orang Pemuda Minggu, 4 Juni 2017 Keterangan 16 Orang Cab. Darmo KU 1 20 Orang SM - Cab. Darmo KU 2 49 Orang SM : 5 Orang RM : 3 Orang POS Batam 35 Orang SM : 37 Orang Remaja : 21 Orang POS Batu Aji SM : 31 Orang Remaja : 3 Orang 39