Keterangan Sabtu, 29 April 2017

advertisement
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu
Panggilan Beribadah
Votum
Bacaan Bertanggapan
Pujian Pengakuan Dosa
Doa Pengakuan Dosa Secara
Pribadi
Doa Pengakuan Dosa
Berita Anugerah
Petunjuk Hidup baru
Pujian “Salam Damai” / “Shalom
shalom”
Pujian Syukur 1
Pujian Syukur 2
Pengakuan Iman
Pujian
Doa Firman Tuhan
Khotbah
Persembahan
Doa Persembahan & Doa Syafaat
Pengumuman & Seri Pembinaan
Doxology /
“Kami memuji Kebesaran-Mu”
Doa berkat
Amin / “Thank You Lord”
Theme Song “Jesus At The Center“
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Jemaat
Liturgos
Liturgos
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Liturgos & Jemaat
Petugas Doa
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
2
Hamba Tuhan REC
GEMBALA SIDANG SENIOR
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Telp : 0815 5055 985
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A.
Telp. 081-233780070
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL ESTE SQUARE
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th.
Telp.081-331515954
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL POS PI BATAM
Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K.
Telp. 081-931003006
Email: [email protected] /
[email protected]
GEMBALA LOKAL DARMO
Pdt. Novida Lassa, M.Th.
Telp. 081-13321904
Email: [email protected]
3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Kasih Yang Berujung Pada Kemuliaan
(Efesus 1:5-6)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
T
eks kita hari ini adalah salah satu bagian Alkitab yang secara
eksplisit menggunakan kata “predestinasi” (KJV/NASB/NIV/ESV
“predestined”). Istilah “predestinasi” pasti sudah tidak asing bagi banyak
orang. Mereka bisa langsung menjelaskan bahwa predestinasi adalah
pemilihan kekal Allah atas sebagian orang berdosa supaya mereka
diselamatkan di dalam Kristus.
Beragam respons ditunjukkan orang terhadap topik predestinasi. Ada
yang sangat gemar membicarakannya, tetapi hanya sebatas pergumulan
intelektual belaka. Ada pula yang menghindarinya, sebab predestinasi
dipandang tidak terlalu penting bagi kerohanian.
4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Bagaimana
konsep
predestinasi yang benar?
Apakah alasan di balik predestinasi
ilahi? Mengapa doktrin ini penting
untuk diajarkan? Khotbah hari
ini akan menyediakan jawabanjawaban atas pertanyaan ini, tetapi
hanya didasarkan pada Efesus 1:5-6.
Ada beberapa poin penting seputar
predestinasi yang bisa dipetik dari
teks ini.
1. Predestinasi adalah ajaran
Alkitab (ayat 5)
Adalah sebuah kekeliruan apabila
doktrin predestinasi hanya dikaitkan
dengan orang-orang Reformed.
Alkitab beberapa kali dan secara
eksplisit mengajarkan doktrin ini.
Istilah “predestinasi” dalam konteks
keselamatan orang percaya muncul
di Roma 8:29-30 dan Efesus 1:5,
11 (KJV/NASB/NIV/ESV). Setiap
orang Kristen yang mempercayai
Alkitab seyogyanya menerima
doktrin ini.
Sejak kekekalan Allah memang
menetapkan sebagian orang berdosa
untuk diselamatkan di dalam
Kristus. Penetapan inilah yang
menjadi dasar keselamatan. Tidak
ada orang yang bisa percaya kepada
injil Yesus Kristus jikalau ia tidak
dipilih oleh Allah.
Yang seringkali diperdebatkan
hanyalah dasar atau alasan di balik
predestinasi. Apakah predestinasi
dibangun di atas kemahatahuan
Allah sejak kekal atau kedaulatanNya? Apakah ada faktor dalam
diri manusia yang mempengaruhi
atau menentukan penentuan ilahi?
Pertanyaan ini akan dijawab di poinpoin berikutnya. Untuk sekarang,
kita perlu menegaskan saja bahwa
predestinasi adalah ajaran Alkitab,
terlepas dari bagaimana seseorang
menjelaskan dasar atau alasan di
baliknya.
2. Predestinasi lebih ke arah
penentuan daripada pemilihan
(ayat 5)
Banyak
orang
memahami
predestinasi dalam kaitan dengan
pemilihan Allah sejak kekal. Saya
adalah salah satu yang dahulu
berpikiran demikian. Opini ini
ternyata kurang begitu tepat. Ide
tentang “predestinasi” (dari kata
kerja proorizō) di dalam Alkitab
5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ seringkali muncul sesudah
pemilihan ilahi. Dalam
Roma 8:29, kata “menentukan”
(versi Inggris predestined) muncul
sesudah kata “memilih”. Hal yang
sama terulang di Efesus 1:4-5.
Predestinasi (ayat 5) dibicarakan
sesudah pemilihan sejak kekal (ayat
4).
Dalam beberapa kasus, kata
“predestinasi” bahkan dikenakan
pada hal-hal lain yang lebih besar
daripada keselamatan individual.
Kisah Para Rasul 4:28 mengaitkan
proorizō dengan pelanggaran yang
dilakukan oleh Pilatus, Herodes, dan
tua-tua Yahudi. Di Efesus 1:11 kata
yang sama dihubungkan dengan
“segala sesuatu”.
Jadi, predestinasi lebih baik
diartikan sebagai tindakan Allah
sejak kekekalan untuk memastikan
pilihan-Nya. Dia bukan hanya
memilih,
namun
sekaligus
menentukan.
3. Predestinasi didasarkan pada
kasih dan kesenangan Allah
(ayat 5)
Para penafsir Alkitab berbeda
pendapat tentang posisi frasa “di
dalam kasih” (en agapē). Sebagian
menggabungkannya dengan ayat
4 (KJV/NRSV), sedangkan yang
lain dengan ayat 5 (RSV/NIV/ESV/
LAI:TB). Kita sebaiknya memilih
usulan yang kedua. Pemilihan ilahi
di ayat 4 sudah diterangkan dengan
frasa “di dalam Dia,” sehingga lebih
sejajar dan indah apabila frasa
“di dalam kasih” menerangkan
penentuan ilahi di ayat 5.
Penjelasan di atas menyediakan
alasan pertama bagi predestinasi,
yaitu kasih Allah. Tanpa kasihNya yang besar, tidak mungkin ada
pemilihan dan penentuan. KasihNya yang tak terperi ada di balik
predestinasi. Tidak ada satu orang
berdosa pun yang pantas untuk
dipilih dan diselamatkan. Hanya
kasih Allah yang memungkinkan
keselamatan orang-orang berdosa.
Jika Allah tidak memilih kita sejak
kekekalan, tidak mungkin kita bisa
memilih Dia.
6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Alasan yang kedua adalah
kerelaan kehendak-Nya
(hē eudokia tou thelēmatos autou).
Terjemahan LAI:TB “kerelaan” bisa
memberi sebuah kesan yang keliru
bahwa dalam hal predestinasi Allah
hanya sekadar membiarkan sesuatu
terjadi. Dia hanya merelakan
hal tersebut. Ada sedikit nuansa
keterpaksaan atau pembiaran
di sana. Kata eudokia dalam
Alkitab sebaiknya diterjemahkan
“kehendak yang baik” (KJV/ASV/
NRSV/NIV; lihat Flp 1:15; 2 Tes
1:11). Ini berbicara tentang sesuatu
yang menyenangkan atau berkenan
kepada Allah (Mat 11:26; Luk 2:14).
Penambahan kata “kehendakNya” (tou thelēmatos) pada
kata eudokia sebenarnya tidak
terlalu diperlukan. Kata thelēma
dan
eudokia
kadangkala
sama-sama
mengandung
arti
“kehendak”.
Pemunculan
keduanya dimaksudkan sebagai
sebuah penekanan. Predestinasi
bukan sekadar kehendak Allah,
melainkan kehendak yang benarbenar
menyenangkan
atau
memperkenankan hati-Nya.
Jadi, dalam predestinasi, Allah
bukan hanya pasif membiarkan
sebagian orang akan selamat dan
yang lain akan binasa. Predestinasi
bersumber dari kehendak bebas
Allah. Apa yang Dia putuskan
memang menyenangkan hati-Nya.
4. Predestinasi berujung pada
puji-pujian bagi Allah (ayat 6)
Sangat
disayangkan
apabila
pembicaraan tentang predestinasi
seringkali berujung pada perdebatan
dan perselisihan. Sangat ironis
apabila diskusi seputar doktrin ini
justru menghasilkan hal-hal yang
negatif. Semua ini tidak selaras
dengan tujuan predestinasi di dalam
Alkitab. Paulus secara gamblang
mengajarkan
bahwa
tujuan
predestinasi adalah kemuliaan Allah
sendiri (ayat 6). Kenyataannya, ide
tentang pujian kepada Allah dalam
kaitan dengan predestinasi di Efesus
1:3-14 malah muncul berkali-kali
(ayat 3, 6, 12, 14).
Bagaimana predestinasi dapat
menuntun seseorang pada pujian?
Ajaran predestinasi membuat
kita melihat kasih karunia Allah
(ayat 6a, charis). Ketidakpantasan
kita terpampang dengan kentara.
Bukankah kita semua dahulu
7
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ adalah orang-orang berdosa? Kehinaan terlihat tanpa penyekat.
Bukankah tidak ada faktor positif apapun dalam diri kita yang
mendorong Allah untuk memilih kita? Apa yang kita lakukan sehingga kita
pantas diperlakukan demikian? Tidak ada! Apakah sejak kekekalan Allah
sudah melihat hal-hal yang baik dalam diri kita sehingga Dia memilih dan
menentukan kita? Sama sekali tidak! Kita sama sekali tidak mempunyai
alasan sekecil apapun untuk bermegah dalam hal ini.
Paulus tidak hanya mengingatkan kita tentang kasih karunia Allah
dalam predestinasi. Ia juga menjelaskan bahwa kasih karunia ini bukan
sekadar kasih karunia yang biasa. Kasih karunia ini bersifat mulia (doxa
tēs charitos). Ada banyak kasih karunia dalam hidup kita. Seluruh
kehidupan kita bahkan adalah pameran kasih karunia-Nya. Di antara
semua kasih karunia tersebut, predestinasi adalah salah satu yang paling
menonjol. Ibarat pameran lukisan tentang kebaikan Allah, lukisan tentang
predestinasi terpajang megah di titik yang langsung kentara. Prime spot.
Kemuliaan kasih karunia Allah ini bukan hanya berhubungan dengan
kehinaan kita, tetapi juga dengan keindahan Kristus sendiri. Kemuliaan
kasih karunia hanya dimungkin melalui Kristus yang dikasihi oleh Bapa.
Ayat 6b berbunyi: “yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang
dikasihi-Nya”.
Jadi, predestinasi tidak mungkin diceraikan dari Kristus. Predestinasi
hanya akan menjadi wacana dan rencana apabila tidak ada penebusanNya (ayat 7-8). Harga untuk merealisasikan predestinasi adalah kematian
Anak-Nya. Itulah sebabnya di melalui doktrin predestinasi kita bukan
hanya melihat kasih karunia Allah, tetapi kemuliaan kasih karunia-Nya.
Mereka yang tidak mengerti maupun tidak mempercayai predestinasi
tidak akan mampu menangkap kasih karunia Allah dalam segala
keindahannya yang menakjubkan. Mereka beranggapan bahwa manusia
masih menyisakan sedikit jasa dalam keselamatan. Mereka berpikir bahwa
keselamatan bukanlah murni pemberian Allah. Soli Deo Gloria.
8
e
MAGZ
1.
Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G
POKOK DOA SYAFAAT
Doakan untuk bulan Misi.
•Doakan untuk bulan Misi di komisi Sekolah Minggu supaya
mereka diajarkan mengenal kasih Tuhan dan memberitakan
kepada orang lain.
•Supaya anak Sekolah Minggu memiliki semangat dan cara
memberitakan Injil sejak dini.
2. Doakan HUT REC ke-25.
•Persiapan panitia supaya menyusun acara dengan baik dan
berjalan dengan lancar.
•Doakan untuk dana yang dibutuhkan.
9
e
MAGZ
K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G
KATEKISMUS WESTMINSTER
Pertanyaan 113:
Apa alasan-alasan yang ditambahkan pada hukum yang ketiga?
Jawaban :
Alasan-alasan yang ditambahkan pada hukum yang ketiga,
tercantum dalam kata-kata, ‘TUHAN, Allahmu’, dan ‘Sebab TUHAN
akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan
sembarangan.’ Dialah Tuhan, dan Allah kita, maka kekudusan
nama-Nya tidak boleh kita langgar dan nama itu tidak boleh kita
salah gunakan. Khususnya, jauh dari-Nya tidak menyalahkan dan
menghukum orang yang melanggar hukum ini, sehingga Dia tidak
akan membiarkan mereka luput dari hukuman-Nya yang adil,
kendati banyak di antara mereka luput dari tindakan disiplin serta
hukuman manusia.
a. Kel 20:7. b. Ima 19:12. c. Yeh 36:21-23; Ula 28:58-59; Zak 5:2-4. d.
1Sa 2:12, 17, 22, 24 bersama 1Sa 3:18.
10
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
TEROBOSAN MENJADI ORANGTUA
Guru yang terpenting bagi anak anda bukan di dalam kelas
T
erobosan
yang
potensial
bagi orangtua … pemberian
wewenang
Terobosan yang potensial bagi anak
… bersedia dibimbing
Saya melihat Ayah memasuki ruang
kelas. Rona wajah saya memerah
dan jantung saya berdebar-debar
saat memikirkan kesalahan apa yang
telah saya lakukan.
“Ibu Tacy,” Ayah berkata, “Saya
besok keluar kota [Pennsylvania]
dan saya akan mengajak John selama
beberapa hari untuk mendidik dia.”
Sulit dipercaya. Saya boleh tidak
masuk sekolah dan menghabiskan
waktu bersama Ayah!
ARTI PENDIDIKAN
Ayah dan Ibu saya menyadari
bahwa mereka adalah guru yang
terpenting bagi kami. Mereka
menghargai pengajaran yang kami
terima di sekolah, tetapi mereka tahu
ada perbedaan antara bersekolah
(memperoleh
pengetahuan)
dan belajar dari kehidupan
(mengembangkan hikmat).
11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ H A T I - H A T I Anda, tetapi yang penting adalah
TERHADAP PAKAR menyediakan sejumlah waktu
Banyak orangtua dibuat takut setiap hari untuk pembahasan dan
oleh para pendidik. Orangtua pengajaran. Kalau tidak, bisa saja
sudah diarahkan untuk percaya terjadi anak-anak Anda sudah
bahwa orang-orang yang baru begitu jauh dari Anda sehingga sulit
saja mengenal anak-anak mereka untuk dipertautkan kembali.
jauh lebih memenuhi persyaratan
dibandingkan orangtua mereka 2. Instruksi Strategis
sendiri dalam memutuskan apa yang Cara kedua adalah dengan membuat
acara-acara khusus untuk membantu
dibutuhkan anak-anak tersebut.
saya belajar dan bertumbuh, seperti
TIGA PENDEKATAN DALAM perjalanan ke Pennsylvania. Itulah
yang perdana dari sekian banyak
MENGAJAR
Anda harus menyadari bahwa perjalanan saya bersama Ayah.
Andalah guru mereka yang utama.
Kalau Anda tidak mengambil
tanggung jawab untuk mengajarkan
apa yang Anda anggap penting
bagi mereka, mungkin mereka
tidak akan pernah mengetahuinya.
Orangtua saya memikul tanggung
jawab tersebut dengan tiga cara:
3. Meneladankan Gaya Hidup
Dari semua pendidikan yang saya
terima dari orangtua saya, yang
paling penting adalah teladan
mereka. Seperti yang dituturkan
Abraham Lincoln, “Hanya ada satu
cara untuk membesarkan seorang
anak menurut jalan yang patut
baginya, yaitu Anda sendiri harus
1. Disiplin Sehari-hari
Suatu bagian vital dari pendidikan menelusuri jalan itu.”
yang baik adalah disiplin dalam
YANG
belajar sehari-hari. Gaya hidup PRINSIP-PRINSIP
dan jadwal kegiatan Anda bisa ORANGTUA SAYA AJARKAN
menentukan apa yang bisa Anda 1. Tanggung Jawab
kerjakan
dengan
anak-anak Segera setelah kami bisa berjalan,
misalnya,
Ibu
mengharuskan
12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ kami mengambil mainan hingga hari ini.
kami
sendiri
dan
mengembalikannya lagi. 5. Hubungan
Orangtua saya menempatkan
2. Pekerjaan Mengelola
hubungan dengan orang lain di
Ayah dan Ibu sejak kecil mengajarkan puncak prioritas mereka. Mereka
menekankan
kami janji dalam Maleakhi 3:10. terus-menerus
Waktu kami masih kanak-kanak, pentingnya bentuk hubungan,
kami mendapat uang saku 50 sen dengan menekankan dua hubungan
setiap minggu, lebih banyak daripada yang menurut mereka akan
sebagian besar teman-teman kami. membawa dampak terbesar dalam
Kami diharapkan mengembalikan hidup kami: hubungan kami dengan
5 dari 50 sen itu kepada Allah pada Kristus serta hubungan dengan
hari Minggu.
pasangan masing-masing.
3. Kebulatan Tekad
Abraham Lincoln: “Ingatlah selalu
bahwa kebulatan tekad Anda
sendiri untuk berhasil lebih penting
daripada apapun juga.” Ayah tidak
hanya mengutip ucapan tersebut,
tetapi ia juga mempraktekkannya.
6. Etika Kerja
Ayah dibesarkan dalam Masa
Depresi. Pada saat kebanyakan orang
tidak bisa memperoleh pekerjaan,
Ayah menemui pemilik bisnis: “Hari
ini saya ingin bekerja untuk Anda
tanpa dibayar. Tempatkan saya di
bagian apa saja, pekerjaan terparah
4. Potensi (Daya Kemampuan)
sekalipun. Di akhir hari ini, kalau
Orangtua saya secara terus- Anda mau mempekerjakan saya,
menerus membangun pribadi
kami, mendorong semangat dan
menanamkan kerinduan pada diri
kami untuk meraih potensi kami.
Kerinduan tersebut terus berlanjut
menjadi suatu kekuatan yang
memacu kehidupan kami bahkan
13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ bagus sekali. Kalau tidak, maka saya akan pergi dan Anda sudah
kehilangan satu hari yang baik tanpa membayar.”
7. Sikap
Pertempuran-pertempuran dalam kehidupan tidak selalu dimenangkan
oleh orang yang lebih kuat atau lebih cepat. Tetapi, cepat atau lambat,
orang yang menang adalah orang yang berpikir ia bisa menang.
8. Kejujuran
Ketika saya mulai mempersiapkan pelayanan, Allah mengingatkan saya akan
sejumlah perbuatan saya yang tidak jujur. Saya meminta pengampunanNya, namun masih ada ganjalan dan saya meminta nasihat orangtua saya.
“John,” kata Ayah, “kalau kamu ingin membereskan segala sesuatu, kamu
perlu mendatangi setiap orang yang sudah kamu lukai, minta maaf, dan
membayar hutangmu.”
9. Kemurahan
Kemurahan sudah mendarah daging dalam diri kami bertiga. Ini definisi
sukses menurut saya: MENGENAL Allah dan apa yang ingin saya
lakukan; BERTUMBUH hingga mencapai potensi saya yang maksimum;
MENABUR benih-benih yang bermanfaat bagi orang lain.
10.Ketergantungan pada Allah
Inilah prinsip terakhir dan terpenting yang diajarkan orangtua saya. Salah
satu ungkapan yang disukai Ayah adalah “Tanpa kita, Allah tidak akan;
tanpa Allah, kita tidak bisa.”
14
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ TAHAP PERKEMBANGAN ANAK
Apabila Anda berpikir untuk bertanggung jawab atas pendidikan
anak-anak Anda, ketahuilah tahapan usia.
Usia Pengaturan (0-7)
Tatkala anak-anak masih kecil, kebutuhan terbesar mereka adalah
perintah. Kita harus membuat aturan-aturan dan sasaran yang konsisten.
Sebaliknya, kita mengharuskan adanya ketaatan. Apabila anak-anak tidak
taat, maka inilah kesempatan kita menjelaskannya.
Usia Menirukan (8-12)
Pada tahap ini, kebutuhan terbesar mereka adalah memperlihatkan apa
yang ingin mereka ketahui. Periode usia ini juga merupakan waktu paling
utama untuk mendorong semangat anak-anak agar membaca.
Usia Inspirasi (13 ke atas)
Tahap ketiga merupakan suatu periode bertanya dan meragukan sesuatu.
Itulah sebabnya memperkenalkan atau menyingkapkan sesuatu kepada
mereka sangat penting pada tahap usia ini. Mereka sedang mengamati
apa yang akan mereka pilih.
Ringkasan Terobosan No. 4:
Breakthrough Parenting – John C. Maxwell
bersambung …
15
e
B agaim an a M en ge t ah u i Pan ggi l an U n t u k S eli bat? | #Q and A
MAGZ
bagaimana mengetahui panggilan untuk
selibat?
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
P
ergumulan untuk mencari jodoh memang rumit dan sulit. Ada banyak
jalanan terjal yang menghadang di depan. Ada banyak pedoman dan
aturan yang layak diperhatikan.
Sebelum mengambil langkah pertama dalam perjalanan yang panjang
tersebut, ada satu pertanyaan yang sangat penting untuk direnungkan:
Apakah Anda terpanggil untuk menikah? Ataukah Allah justru memanggil
Anda untuk hidup membujang (selibat)?
Pertanyaan ini penting karena Alkitab memang mengajarkan karunia
selibat. Ada beberapa orang yang memang dipanggil oleh Allah untuk
tidak menikah. Dalam 1 Korintus 7:7 Paulus, pada saat membicarakan
16
e
B agaim an a M en ge t ah u i Pan ggi l an U n t u k S eli bat? | #Q and A
MAGZ tentang perkawinan, memberi sebuah nasihat: “Namun demikian
alangkah baiknya, kalau semua orang seperti aku; tetapi setiap
orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang
karunia ini, yang lain karunia itu”. Sesuai dengan konteksnya, “seperti
aku” merujuk pada gaya hidup selibat yang dianut oleh Paulus. Ini adalah
karunia dari Allah, sama seperti pernikahan juga merupakan karuniaNya.
Teks lain yang relevan adalah Matius 19:11-12. Kepada murid-murid dan
orang-orang Yahudi lain yang menganggap tuntutan pernikahan yang
ideal adalah sesuatu yang sangat sukar, Tuhan Yesus menjawab: “Tidak
semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai
saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian
dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang
lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya
sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah
ia mengerti”. Walaupun di teks ini tidak dikatakan bahwa selibasi adalah
karunia ilahi, namun kemampuan untuk memahami hal itu berasal dari
karunia ilahi. Jika untuk memahaminya saja memerlukan karunia Allah,
apalagi untuk menghidupinya. Diperlukan karunia lebih besar untuk
menjalani kehidupan selibat.
Dukungan Alkitab yang lain terhadap karunia selibasi dapat dilihat dari
kehidupan beberapa tokoh Alkitab yang saleh. Tuhan Yesus, Yohanes
Pembaptis, dan Paulus adalah beberapa nama yang pantas disebutkan
secara khusus. Dorongan di balik kehidupan selibat yang mereka jalani
pasti bukan bersifat kultural. Budaya pada waktu itu bahkan memandang
selibasi sebagai sesuatu yang kurang lazim. Gaya hidup ini bukan pilihan
normal bagi banyak orang. Dalam budaya yang sangat patriakhal (berpusat
pada jalur laki-laki), kelanggengan sebuah keturunan atau keluarga
diteruskan melalui pernikahan anak laki-laki. Banyak hal dipertaruhkan
pada saat seorang laki-laki memutuskan untuk hidup selibat: kehormatan,
17
e
B agaim an a M en ge t ah u i Pan ggi l an U n t u k S eli bat? | #Q and A
MAGZ warisan, nama keluarga, dsb. Di samping itu, dalam budaya
Yahudi banyak anak identik dengan banyak berkat Tuhan.
Keluarga besar adalah kebanggaan. Menikahkan semua anak dipandang
sebagai sebuah pencapaian. Di tengah budaya semacam ini, kehidupan
selibat yang dipilih oleh Tuhan Yesus, Yohanes Pembaptis, dan Paulus pasti
didorong oleh faktor theologis. Pilihan mereka bersifat kontra-kultural
(bertentangan dengan budaya). Mereka meyakini bahwa selibasi adalah
panggilan ilahi.
Pemaparan di atas mengingatkan kita bahwa selibasi bukanlah sebuah
aib. Bukan sebuah kemalangan. Bukan pula sebuah kutukan. Bagi yang
terpanggil untuk menjalaninya, selibasi adalah kehidupan yang indah.
Yang paling penting adalah mengenali karunia dan panggilan ilahi dalam
hidup masing-masing orang. Ingat, tidak ada seorang pun yang hidup
untuk dirinya sendiri. Roma 14:8 mengatakan: “Sebab jika kita hidup, kita
hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik
hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan”. Dialah yang berhak menentukan
dan mengarahkan seluruh kehidupan kita. Jikalau Dia memanggil Anda
untuk hidup selibat, terimalah dan nikmatilah.
Nah, sebelum mengambil keputusan apa-apa dalam hal ini, baiklah kita
mempelajari hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan. Ada pedoman
dan petunjuk yang harus dipikirkan dan diperhatikan…..
(bersambung)
18
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
Yesus adalah kebenaran absolut
(Lanjutan tgl 23 April 2017)
ita telah melihat bagaimana sikap pluralisme membuat manusia
masa kini merasa skeptis terhadap ide bahwa kebenaran absolut
bisa diketahui. Ke dalam lingkungan yang merasa tidak pasti tentang
kebenaran inilah orang Kristen alkitabiah masuk dengan klaim bahwa kita
bisa mengenal Kebenaran Absolut tersebut. Kita mengklaim bahwa kita
telah menemukan Kebenaran Absolut di dalam Yesus; bahwa Yesus adalah
kebenaran seperti yang dikatakan-Nya tentang diri-Nya dalam Yohanes
14:6. Artinya, Dia merupakan personifikasi, perwujudan dari kebenaran.
Yesus tidak hanya mengatakan, “Apa yang Aku katakan adalah benar”;
yang berarti, “Aku benar.” Dia berkata, “Akulah kebenaran itu,” realistis
yang ultimat.
K
19
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ KITA PERCAYA KEPADA SUATU PENYATAAN YANG
PASTI
Penyataan ini bukanlah sesuatu yang ditemukan terutama melalui
pengalaman. Pendukung pluralisme berkata bahwa apa yang kita sebut
penyataan sebenarnya adalah catata n pengalaman religius orang-orang
tertentu. Kita mengatakan bahwa penyataan disibakkan oleh Allah dan
bukan ditemukan oleh manusia.
Dr. Wesley Ariarajah Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Gereja-gereja
Sedunia, menyatakan pendapat seorang pluralis mengenai penyataan.
Dia berkata bahwa “kebena ran dalam pengertian absolut tidak mungkin
dimengerti manusia,” bahwa “sikap bersikeras tentang adanya kebenaran
yang absolut dan objektif berasal dari tradisi budaya dan filsafat yang asing
bagi Alkitab. Dia berpandangan bahwa apa yang tertulis dalam Alkitab
“bukanlah upaya-upaya untuk menyatakan kebenaran objektif, melainkan
sebuah per gumulan untuk memahami, merayakan, menyaksikan, dan
menuturkan. Jadi, menurut pendukung pluralisme ini, kitab suci dari
berbagai agama lain menuliskan hal-hal yang di temukan oleh para
penulisnya melalui pengalaman mereka dengan Allah yang sama.
Berlawanan dengan hal ini, kita menegaskan bahwa bahwa Allah telah
berbicara dalam Alkitab dan terutama dalam pribadi Kristus. Ibrani 1:1-2
meringkas pandangan ini dengan sangat baik. Ayat 1 berbicara mengenai
penyataan dalam Perjanjian Lama: “Pada zaman dahulu Allah berulang
kali dalam berbagai cara berbicara kepada nenek mo yang kita dengan
perantaraan nabi-nabi.” Ayat 2 menyajikan penyataan melalui Yesus: “pada
zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya,
yang tela h Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.
Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.”
Bersambung………….
Sumber: Supremasi Kristus oleh Ajith Fernando
20
e
Ap a yg dim ak su d d e n gan p e n o l o n g yg s e p ad an?|#D OYO U KNOW
MAGZ
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN ‘PENOLONG
YANG SEPADAN’? (Kejadian 2:18)
(Lanjutan tgl 23 April 2017)
ata ganti tersebut juga menarik
jika dibandingkan dengan
kata ganti jamak (“Kita”) di 1:26.
Bentuk jamak di 1:26 dipakai
karena berkaitan dengan laki-laki
dan perempuan (1:26-27). Bentuk
tunggal di 2:18b sengaja digunakan di
sini karena hanya berkaitan dengan
penciptaan perempuan dan untuk
menyesuaikan dengan kesendirian
Adam di 2:18a. Cara pencatatan
seperti ini sekali lagi mempertajam
ide tentang manusia sebagai gambar
K
Allah yang dalam banyak hal pasti
merefleksikan Allah.
Allah ditampilkan bukan sekadar
sebagai penilai, tetapi juga pemberi
solusi. Ketika Ia menemukan
sesuatu yang tidak baik, Ia langsung
merespon dengan melakukan
sesuatu. Sama seperti ketika bumi
dalam keadaan kacau dan tidak
siap didiami manusia (1:2) Allah
segera mengatur segala sesuatu
(1:3-25), kali ini pun Allah segera
menyediakan penolong sepadan
21
e
Ap a yg dim ak su d d e n gan p e n o l o n g yg s e p ad an?|#D OYO U KNOW
MAGZ
bagi Adam (2:18b) supaya ketidakbaikan berubah menjadi
kebaikan.
Posisi Hawa sebagai “penolong” (‘ēzer) telah menimbulkan banyak
perdebatan. Dalam hal apa Hawa akan menjadi penolong? Beberapa
penafsir menduga Hawa adalah penolong dalam menjaga dan memelihara
taman (2:15). Yang lain mengusulkan penolong dalam hal melahirkan
keturunan (1:28). Yang lain lagi memilih untuk tidak membatasi bentuk
pertolongan yang bisa diberikan oleh Hawa (bdk. Pkt 4:9-10; Ams 31:1031).
Walaupun dalam perkembangan selanjutnya dan dalam realitas seharihari perempuan memberikan banyak pertolongan kepada laki-laki, tetapi
makna utama yang ingin disampaikan di 2:18b tampaknya berhubungan
dengan tugas perempuan dalam menghasilkan keturunan. Hal ini sesuai
dengan tujuan penciptaan laki-laki dan perempuan di 1:26-28. Dukungan
lain didapat dari kisah selanjutnya di pasal 3. Allah menjanjikan bahwa
keturunan perempuan akan menghancurkan kepala ular. Dari sisi bahasa
Ibrani yang dipakai terdapat permainan kata yang jelas antara zera’
(“keturunan”) dan ‘ēzer (“penolong”).
Posisi Hawa sebagai ‘ēzer harus dibedakan dengan pembantu. Dari sisi
arti kata ‘ēzer maupun konteks Kejadian 1-2 tidak ada petunjuk yang
mengarah pada inferioritas Hawa atas Adam. Kenyataannya, kata ‘ēzer
dalam Alkitab justru seringkali dipakai untuk pihak yang lebih kuat. Dari 19
kali pemunculan kata ini, 16 di antaranya ditujukan pada TUHAN sebagai
penolong umat-Nya (Kel 18:4; Ul 33:7, 26, 29; Mzm 33:20; 70:6; 115:9-11;
124:8; 146:5) atau pada suatu bangsa yang lebih kuat dari bangsa lain (Yes
30:5; Yeh 12:14; Hos 13:9). Penyelidikan yang obyektif dan komprehensif
menunjukkan bahwa kata ‘ēzer pada dirinya sendiri tidak menyiratkan
bahwa yang menolong adalah lebih kuat daripada yang ditolong. Kata ini
hanya menunjukkan bahwa yang ditolong tidak memiliki kekuatan yang
22
e
Ap a yg dim ak su d d e n gan p e n o l o n g yg s e p ad an?|#D OYO U KNOW
MAGZ
cukup, sehingga membutuhkan bantuan dari orang lain (Yos
1:14; 10:4, 6; 1 Taw 12:17, 19, 21, 22).
Penjelasan di atas juga mendapatkan dukungan dari kata kěnegdô
(“sepadan”) yang menerangkan ‘ēzer. Secara hurufiah kata ini berarti
“seperti apa yang di hadapannya”. Kata yang hanya muncul dua kali (2:18,
20) ini menyiratkan makna kesejajaran. Perempuan tidak lebih rendah
(inferior) atau lebih tinggi (superior) daripada laki-laki.
Kesejajaran tersebut tidak meniadakan perbedaan yang ada di antara
mereka. Jenis kelamin mereka tetap berbeda. Dalam relasi keduanya pun
Adam ditentukan sebagai kepala. Adam memberi nama kepada Hawa
(3:20), sama seperti ia menamai binatang (2:19-20). Ketika Adam dan
Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah meminta pertanggungjawaban dari
Adam lebih dahulu (3:9). Bagian Alkitab yang lain pun menegaskan bahwa
laki-laki adalah kepala perempuan, karena Adam diciptakan lebih dahulu
(1 Tim 2:13), Hawa berasal dari laki-laki (1 Kor 11:8), Hawa diciptakan
untuk Adam, bukan sebaliknya (1 Kor 11:9).
NK_P
23
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
PElayanan misi yesus
(Lanjutan tgl 23 April 2017)
de Yesus tentang Kerajaan Allah
dalam hampir semua aspek,
berbeda dari ide para penguasa pada
jaman-Nya. Bagi para penguasa, uang
adalah berhala, bisa mengangkat
dan menurunkan derajat seseorang,
maka mereka berusaha untuk
mendapatkan uang walaupun
kadang dengan cara apapun. Tetapi
Yesus tidak mengajarkan demikian,
Ia malah berdiri di sisi masyarakat
yang terabaikan; Ia menyatakan
I
bahwa Allah ada di pihak orang kecil,
orang-orang yang tidak memiliki
nilai bagi masyarakat (bdk. Mat
8:10). Ia senang bahwa penyataan
diri Bapa adalah kepada orang kecil,
bukan kepada orang bijak(Mat
11:25)….Ia menelanjangi kekuasaan
politik saat itu, ketika Ia berkata, “
Mereka disebut pemerintah bangsabangsa, yang memerintah rakyatnya
dengan tangan besi dan pembesarpembesarnya menjalankan kuasanya
dengan keras atas mereka,” (Mark
24
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ 10:42).
Kisah-kisah Injil tidak memberikan cukup banyak keterangan
kepada kita untuk dapat menyusun suatu gambaran yang rinci tentang
sikap Yesus terhadap kekuasaan politik. Namun, ada sejumlah petunjuk
yang memberikan kesan bahwa pola Kerajaan Allah menurut Yesus,
bertentangan dengan praktik kekuasaan yang dijalankan oleh pihak
Romawi, Herodes dan partai orang Saduki. Di dalam menjawab pertanyaan
termasyhur tentang pembayaran pajak untuk mendukung kekaisaran
Romawi, Yesus dengan jelas mengadakan pembedaan antara kuasa Allah
dan penguasa kerajaan (Mark 12:7). Penyebutan-Nya terhadap Herodes
sebagai “si srigala”(Luk 13:32) menunjukkan bahwa Yesus tidak peduli
dengan potensi-potensi Herodes dan menganggapnya sebagai seorang
pragmatis, yang penuh perhitungan dan yang tidak jujur. Sikapnya yang
tetap mau mengikuti proses pemeriksaan di Sanhedrin namun menolak
mengikuti kemauan mereka yang menyeleweng dari keadilan. Tidak
dapat disangkal bahwa Yesus menolak bagi diri-Nya dan murid-muridNya pilihan kepada kekerasan, sebagai cara untuk mencapai tujuan.
Perkataan-Nya menyiratkan suatu kecaman terhadap semua orang yang
percaya bahwa kekerasan merupakan suatu cara untuk mewujudkan
kebenaran versi Allah.
Peristiwa seputar awal-awal minggu terakhir kehidupan Yesus – masukNya ke Yerusalem, mengeringnya pohon ara dan penyucian Bait Allah –
memberikan petunjuk-petunjuk penting kepada kita, untuk memahami
misi-Nya. Orang banyak yang ada di Yerusalem yang datang datang untuk
menghadiri Paskah, berkerumun di Bukit Zaitun, mendesak Yesus supaya
membebaskan mereka dari penjajahan Romawi yang mereka benci itu.
Mereka berseru meminta pembebasan politik, kemerdekaan nasional:
“Selamatkanlah kami” “Terpujilah Dia yang datang dalam nama Tuhan
dan dalam lindungan-Nya; Terpujilah Kerajaan yang akan datang, yang
seperti kerajaan bapak kita, Daud; Selamatkanlah kami.”
25
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN
Senin, 1 Mei 2017
HATI YANG SERAKAH
(Bacaan: Lukas 16:19-31)
Menurut saudara, apakah sebabnya seorang kaya yang diceriterakan dalam
teks ini tidak masuk sorga, sedangkan Lazarus yang sangat menderita dan
miskin mendapat tempat dalam kemuliaan Allah di sorga? Apakah si orang
kaya ini masuk neraka, karena kekayaannya dan Lazarus masuk sorga
karena kemiskinannya? Apakah “kaya” itu duniawi, jahat, rendah dan
kotor? dan “miskin” itu rohani, baik, suci dan mulia, sehingga dianggap
sebagai syarat yang ideal untuk masuk sorga?
Tentulah si kaya ini masuk neraka bukanlah kekayaannya, tetapi letak
kesalahannya ialah karena ia mengubah fungsi kekayaan itu bukan
sebagai alat, tetapi sebagai “tuhan” dan tujuan. Sehingga yang muncul
adalah ketamakan. Dan ketamakan menurut Alkitab adalah akar segala
kejahatan. Orang kaya dalam Injil Lukas ini masuk neraka memang bukan
karena ia melakukan dosa pencurian atau penipuan, tetapi kekayaannya itu
dianggapnya satu-satunya yang paling berharga. Itulah yang membuatnya
tidak perduli kepada Lazarus yang miskin, sementara ia bersukaria dalam
kemewahannya tiap-tiap hari. Pada dasarnya Alkitab tidak pernah anti
terhadap orang kaya, yang tidak disukai Allah adalah orang yang tidak mau
berbagi, kikir dan serakah! Apalagi bila sampai memeras dan menindas
sesamanya yang miskin.
Bagaimana sikap hati saudara terhadap kekayaan saudara? masalah ini
bukan hanya masalah orang kaya. Siapapun kita bisa jatuh dalam dosa
keserakahan, egois, tidak peduli dengan orang lain, dan hanya mengejar
keuntungan diri sendiri. Bertobatlah dan pakailah hartamu yang ada
untuk melayani Tuhan dan sesama.
26
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 2 Mei 2017
ALLAH MENILAI HATI
(Bacaan: Lukas 18:9-14)
Kita tentu pernah mengenal orang tertentu yang melakukan disiplin
ibadahnya dengan sangat baik dan ketat. Wajar mereka dikagumi oleh
banyak orang karena mereka memiliki disiplin diri dan juga rohani yang
baik. Tentu tidak salah berada di posisi orang tersebut, yang salah adalah
jika mereka mulai merasa dirinya yang paling benar dan layak di hadapan
Tuhan.
Orang Farisi dan muridnya berpuasa dua kali seminggu, Senin dan Kamis,
mereka juga membayar perpuluhan dengan taat, tetapi ditolak oleh Tuhan,
mengapa?apakah Tuhan tidak menghendaki orang yang memiliki disiplin
rohani yang baik? tentu kesimpulan yang demikian salah. Yang salah pada
orang Farisi adalah, mereka tidak menganggap bahwa kemampuannya
melakukan semua itu berasal dari Tuhan, seperti kata Paulus, “Tetapi
karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang”
(1Kor. 15:10). Mereka menganggap semua yang berhasil mereka capai
merupakan pencapaian dirinya. Itu sebabnya mereka sombong dan
mengganggap orang lain tidak rohani.
Bagaimana kehidupan rohani saudara? Jika saudara belum memiliki
disiplin rohani yang baik, maka saudara perlu bertobat dan memohon
pengampunan. Jika saudara telah memiliki disiplin rohani yang baik,
ketahuilah bahwa saudara bukanlah orang yang sempurna. Sadarilah
bahwa semua pencapaian itu merupakan karya Allah Roh Kudus yang
perlu disyukuri. Tetaplah rendah hati.
27
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 3 Mei 2017
TIDAK ADA MANUSIA SUPER
(Bacaan: Matius 26:69-75)
Rasa percaya diri ternyata bukanlah jaminan bahwa seseorang tidak
akan gagal. Banyak orang optimis terhadap sesuatu, ternyata tidak dapat
dicapai. Petruspun demikian. Ia amat yakin bahwa imannya tidak akan
tergoncang menghadapi tantangan apa pun (26:33), tetapi ternyata dia
tidak bisa mempertahankan iman saat menghadapi pernyataan seorang
budak perempuan (26:69-70).
Mengapa Petrus gagal mempertahankan imannya? karena dia
mengabaikan peringatan yang telah diberikan Tuhan Yesus (26:31). Dia
terlalu menggampangkan masalah yang dia hadapi dan cepat berbicara
sebelum berpikir. Petrus menggangap dirinya superior dan memandang
enteng peringatan Tuhan Yesus. Dengan kata lain, Petrus ingin menyatakan
bahwa peringatan Tuhan Yesus itu mengada-ada dan tidak akan berlaku
untuk dirinya. Bukan itu saja, ketika ia berkata: “Biarpun mereka semua
tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak,” Petrus
melakukan kesalahan yang lain, yakni menggangap diri lebih superior
daripada murid-murid yang lain. Di sinilah letak kesalahan terbesar dari
Petrus, yakni ia terlalu percaya diri akan kemampuan dirinya.
Pengalaman pahit Petrus bisa saja menjadi pelajaran kita sekarang ini.
Kita harus menyadari bahwa kesulitan bahkan ancaman hidup bisa
menyebabkan kita jatuh pada kesalahan Petrus.Ketahuilah bahwa selalu
ada bahaya yang mengintai kita untuk menggugurkan iman kita setiap saat.
Itu sebabnya sadarilah bahwa kita adalah manusia lemah yang senantiasa
membutuhkan Tuhan. Bersadarlah padaNya dan andalkanlah Dia.
28
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 4 Mei 2017
NANTIKAN KUASA ALLAH
(Bacaan: Ester 3:1-15)
Tidak mudah berada pada situasi dimana karena iman, kita didiskriminasi,
bahkan dianiaya. banyak reka-rekaan yang jahat terhadap kita. Pernahkah
saudara berada di dalam masa yang demikian? Mari kita belajar dari kisah
ribuan tahun yang lalu.
Haman ingin memusnahkan semua bangsa Yahudi. Meskipun rencana
Haman benar-benar tidak masuk akal karena ingin menghancurkan seluruh
bangsa hanya karena seseorang yang menolak untuk sujud kepadanya,
sesungguhnya ada aspek spiritual di balik tindakannya itu. Apabila
Haman merealisasikan maksudnya, maka tidak ada seorang Yahudi pun
yang akan bertahan hidup. Dan kalau ini terjadi, pertanyaannya adalah
bagaimana dengan kelahiran Kristus? Allah telah mengadakan perjanjian
dengan Abraham (Kej 17:7 dan Gal 3:16) dan kemudian dengan Daud
(Maz 132:11-12) bahwa dari keturunan mereka Ia akan membangkitkan
Kristus. Bila Haman merealisasi maksudnya maka janji tentang Yesus
Kristus tidak akan terpenuhi dan rencana menyeluruh Allah mengenai
keselamatan manusia akan gagal. Apakah janji-janji Allah dapat digagalkan
atau dapatkah janji-janji itu dihancurkan oleh kehendak manusia, siapa
pun dia, bahkan seorang pemegang kekuasaan kedua atas kerajaan terbesar
pada zamannya?
Firman Allah itu teguh, Firman yang tidak mungkin dapat digagalkan,
sekalipun manusia dan kuasa setan berniat melakukan yang sebaliknya.
Dalam keadaan apapun tetaplah percayakan dirimu kepada Tuhan,
andalkanlah Tuhan, jangan andalkan diri sendiri. Serahkanlah hidupmu
kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak
29
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 5 Mei 2017
ANUGERAH DAN KETAATAN
YANG PENUH RESIKO
(Bacaan: Lukas 1:26-38)
“Sesungguhnya Aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut
perkataanmu itu.” (1:38). Betapa indahnya kalimat ini! Akan tetapi, apakah
Maria menyadari risiko ucapannya itu? Apakah ia tahu bahwa ucapan itu
berarti bahwa ia siap dianggap berkhianat oleh Yusuf, bahkan siap dicap
sebagai pezinah dan dirajam dengan batu? Apakah ia tidak takut kalau
Yusuf menceraikannya? Tentu saja Maria tahu! Bila ia tahu, mengapa ia
berani mengambil risiko sebesar itu?
Pertama, dia sadar bahwa ia mendapat kasih karunia dari Allah. Malaikat
menyebut dia sebagai “yang dikaruniai” (1:28) karena ia menerima apa
yang tidak pantas diterimanya. Ia akan mengandung Anak Allah yang
Maha tinggi, Mesias dari keturunan Daud yang sudah lama dijanjikan itu
(1:31-33). Ia sadar bahwa anugerahlah yang membuat Allah memilihnya.
Kedua, dia sadar bahwa kasih karunia Allah akan memampukan dia
untuk hidup dalam ketaatan. Memang, ada banyak risiko yang akan dia
hadapi, tetapi malaikat mengingatkan bahwa Roh Kudus akan menaungi
dan melindungi serta memampukan dia (1:35). Dua alasan inilah yang
mendorong dan memampukan Maria untuk menunjukkan ketaatan yang
spektakuler.
Jika hari ini Allah hendak memakai seluruh hidup kita untuk melayani
Dia, bukankah itu anugerah bagi kita, mengingat bahwa kita bagaikan
sampah yang tidak berarti? Maukah Anda dipakai oleh-Nya sekalipun
Anda harus melepaskan impian dan cita-cita Anda? Jika kita ragu-ragu
apakah kita mampu melayani Dia, bukankah Allah akan menopang kita?
Marilah kita melayani Dia dengan kekuatan yang akan Dia berikan. [H]
30
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 6 Mei 2017
MENGHADAPI PENOLAKAN
(Bacaan: Matius 13:53-58)
Seorang bapak pernah berkata, Saya sudah berdoa. Saya juga sudah
berusaha untuk menjadi orang Kristen yang baik. Tetapi toh tetap saja
saya yang tergeser di tempat kerja saya. Bagaimana sikap kita di dalam
menghadapi ketidakadilan seperti ini. Mari kita belajar dari Yesus.
Yesus masuk ke kota asal-Nya. Awalnya Ia disambut hangat, bahkan
diundang berkhotbah di sinagoge di tempat asal-Nya. Jemaat yang
mendengar khotbah Yesus bahkan sangat takjub oleh perkataan-Nya.
Khotbah Yesus disebut sebagai sangat berhikmat (ayat 54). Jikalau khotbah
Yesus begitu memukau mengapa mereka menolak Yesus?
Penduduk Nazaret mengenal keluarga Yesus. Mereka mengenal Yusuf,
ayah-Nya seorang tukang kayu (ayat 54-56). Ibu Yesus mereka kenal,
bahkan adik-adik Yesus semuanya mereka kenal. Keluarga Yesus mereka
kenal secara baik. Karena Yesus bukan keturunan rohaniwan zaman itu,
ataupun berasal dari keluarga ningrat, sulit bagi mereka untuk menerima
Yesus. Tantangan dan penolakan berulang kali dialami oleh Yesus, namun
Ia tetap menggenapkan rencana Allah atas hidupNya.
Penolakan tidak boleh dijadikan alasan untuk menyerah. tetaplah
berkarya sekalipun ditolak. Seperti Yesus tidak berhenti berkarya sekalipun
berbagai kejahatan dilakukan kepadaNya, demikian pula kita harus tetap
menggenapkan misi Allah dalam hidup kita terlepas dari apapun yang
kita alami.
31
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
Hari / Tanggal
AGENDA MINGGU INI
Pukul
Senin, 1 Mei 2017
23.00
Selasa, 2 Mei 2017
18.30
Rabu, 3 Mei 2017
19.00
Kamis, 4 Mei 2017
06.00
19.00
Jumat, 5 Mei 2017
Sabtu, 6 Mei 2017
06.00
18.30
22.00
Minggu, 7 Mei 2017
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub
Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera
Yudha , 96,4 FM
HUT: Ibu Stevra Oroh
HUT: Sdri. Jessica Nondolesmono
STAR: KITAB DANIEL
Oleh: Yohanes Dodik Iswanto, M.A.
HUT:Anak Evelyn Anggi Renata
Latihan Musik KU 3
HUT: Ibu Meryl Ng
Doa Pagi
Latihan Musik KU 1 dan KU 2
HUT: Sdr. Joseph Nathanael Witanto
HUT: Ibu Christine
HUT: Anak Vincent Tanaka
Doa Pemuridan
Persekutuan Pemuda
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub
Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury,
96 FM
HUT: Bp. Heri Kristanto
HUT: Ibu Maria R. Sulistyaningsih
Sakramen Perjamuan Kudus KU 1, 2
dan 3
Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan
jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan
hikmat Tuhan
menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan
kepada Tuhan dan sesama.”
32
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 30 April 2017
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 10.00
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah
Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah
Umum III
(Pk. 17.00)
(Pk.
07.00)
Cab.
Darmo
(Pk.
10.00)
Kasih Yang Berujung Pada Kemuliaan (Efesus 1:5-6)
Tema
Pengkhotbah
Ev.
Yohanes
Dodik
Iswanto
Mr.
James
Howard
Sdri. Kezia
Sola
Sdr. Mito
Sdri.
Nike
Sdr. Ishak
Sdr. Willy
Sdr. Irsan
Sdr. Ishak
TEAM
Ev. Heri Kristanto
Liturgos
Ibu Dinna
Bp. Willy
TW
Sdr. Evan
Sdr. Michael
Sdr. Willy
Pelayan
Musik
Pelayan
LCD
Sdr. Lutfi
Sdr. Felix
Sdr. Vionatha
Penyambut
Jemaat
Bp.
Budijanto
Ibu Santi
Sdr.
Pracipta
Sdr.
Andreas P
Sdr. Basti
Sdri. Dewi
Sdri.
Eveelyn
Bp. Donny
Ibu Ike
Bp. Andreas K
Ibu Rini
Gabung
Ibadah
Umum
Doa Syafaat
Doa
Persembahan
Cab.
Darmo
Bp.
Budijanto
Doa Pra
& pasca
Ibadah
Bp. Willy
TW
Singer
Bp. Willy
TW
Sdri.
Krisna
Bp. Willy
TW
Ev. Dodik
Sdri. Krisna
Sdri. Febby
Sdri. Clara
Sdri. Glory
Sdri. Marlin
Sdri.
Victory
Sdri. Eka
Sdri.
Lina
Sdri.
Dita
Sdr. Mito
Sdri.
Nike
Sdri.
Victory
Sdri.
Lina
Sdr. Oka
Sdri.
Ester
Sdri Suci
Sdri
Ester
33
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 7 Mei 2017
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 10.00
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
(Pk. 10.00)
Ibadah
Umum III
(Pk. 17.00)
Pengkhotbah
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Liturgos
Pelayan
Musik
Pelayan
LCD
Doa Pra
& pasca
Ibadah
Singer
(Pk.
07.00)
Cab.
Darmo
(Pk.
10.00)
Gabung
Ibadah
Umum
Ev. Heri
Kristanto
Ev Edo
Walla
Ibu Wilis
Ibu Ike
Bp. Koesoemo
Sdri.
Grace
Bp. Eliazar
Sdr. Ishak
Sdr. Toni
Sdr. Yoga
Sdr. Ishak
Bp.
Haryadi
TEAM
Sdr Kevin
T
Sdr. Evan
Sdri. Vionatha
Bp.
Santoso
Bp. Alwen
Ibu Lisa I
Sdr. Aaron
Sdri. Angie
Sdri. Dewi
Sdri. Fancy
Sdr. Kevindie
Sdri. Brenda
Sdri. Karina
Sdr. Sebastian
Doa Syafaat
Doa
Persembahan
Cab.
Darmo
Tak Ada Tempat Pelarian (Yunus 1)
Tema
Penyambut
Jemaat
Ibadah
Umum II
Bp. Alwen
Ev. Heri
Ibu. Willis
Sdri.
Krisna
Ibu Santi
Sdr. Ian
Sdri.
Eveelyn
Ibu May
Sdri. Marlin
Sdri.
Victory
Sdri.
Ester
Sdri.
Nike
Sdr. Andi
Bp. Koesoemo
Sdri.
Grace
Sdri.
Victory
Sdri.
Nike
TEAM
Sdr.
Fredy
Sdri.
Enty
Ev. Dodik
Sdri. Lia
Sdr. Irsan
34
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
Keterangan
SEKOLAH MINGGU
16 April 2017
(Pk. 09.30 WIB)
Liturgis
Pelayan Musik
Doa Pra/Pasca
SM
23 April 2017
(Pk. 09.30 WIB)
Kak Debby
PUJIAN GABUNG UMUM
Kak Willy
Kak Evelyn
Tema
Air Bah dan Janji Tuhan
BULAN MISI ANAK
Mengapa harus jadi saksi?
Bahan Alkitab
Kejadian 7:11-9:17
Kisah Para Rasul 1:8
Sion
Kak Budi
Getsemani
Kak Suani
Yerusalem
Kak Venna
Nazareth
Kak Evelyn
Betlehem
Kak Santi
Pembicara : Kak Dodik
Kelas Kecil : Kak Fenny
IBADAH PEMUDA
Keterangan
Sabtu, 29 April 2017
(Pk. 18.30 WIB)
Sabtu, 6 Mei 2017
(Pk. 18.30 WIB)
Tema
Limited
Atonement
Pengkhotbah
Pdt. Reyco W
Litrugos
Sdri. Christine
Pelayan Musik
TEAM
Pelayan LCD
HANGOUT
Sdri. Clara
Penyambut Jemaat
Sdr. Milka
Sdri. Ida
Petugas Doa
Sdr. Fredy
Singer
Sdri. Jenny
Sdri. Lovery
35
e
Data Keh adir an Je m aat
MAGZ
Ibadah
DATA KEHADIRAN JEMAAT
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Umum 1
37 orang
Umum 2
86 Orang
Umum 3
65 Orang
Sekolah Minggu
30 Orang
Remaja
Pemuda
Minggu, 23 April
2017
Keterangan
16 Orang
24 Orang
Cab. Darmo KU 1
37 Orang
SM -
Cab. Darmo KU 2
40 Orang
SM : 4 Orang
RM : 3 Orang
POS Batam
23 Orang
SM : 32 Orang
Remaja : 48 Orang
POS Batu Aji
SM : 35 Orang
Remaja : 1 Orang
36
Download