A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan Beribadah Votum Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Persembahan Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“ Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Petugas Doa Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah 2 Hamba Tuhan REC GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Telp. 081-233780070 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL ESTE SQUARE Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL POS PI BATAM Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K. Telp. 081-931003006 Email: [email protected] / [email protected] GEMBALA LOKAL DARMO Pdt. Novida Lassa, M.Th. Telp. 081-13321904 Email: [email protected] 3 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Kasih Yang Berujung Pada Kemuliaan (Efesus 1:5-6)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M T eks kita hari ini adalah salah satu bagian Alkitab yang secara eksplisit menggunakan kata “predestinasi” (KJV/NASB/NIV/ESV “predestined”). Istilah “predestinasi” pasti sudah tidak asing bagi banyak orang. Mereka bisa langsung menjelaskan bahwa predestinasi adalah pemilihan kekal Allah atas sebagian orang berdosa supaya mereka diselamatkan di dalam Kristus. Beragam respons ditunjukkan orang terhadap topik predestinasi. Ada yang sangat gemar membicarakannya, tetapi hanya sebatas pergumulan intelektual belaka. Ada pula yang menghindarinya, sebab predestinasi dipandang tidak terlalu penting bagi kerohanian. 4 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Bagaimana konsep predestinasi yang benar? Apakah alasan di balik predestinasi ilahi? Mengapa doktrin ini penting untuk diajarkan? Khotbah hari ini akan menyediakan jawabanjawaban atas pertanyaan ini, tetapi hanya didasarkan pada Efesus 1:5-6. Ada beberapa poin penting seputar predestinasi yang bisa dipetik dari teks ini. 1. Predestinasi adalah ajaran Alkitab (ayat 5) Adalah sebuah kekeliruan apabila doktrin predestinasi hanya dikaitkan dengan orang-orang Reformed. Alkitab beberapa kali dan secara eksplisit mengajarkan doktrin ini. Istilah “predestinasi” dalam konteks keselamatan orang percaya muncul di Roma 8:29-30 dan Efesus 1:5, 11 (KJV/NASB/NIV/ESV). Setiap orang Kristen yang mempercayai Alkitab seyogyanya menerima doktrin ini. Sejak kekekalan Allah memang menetapkan sebagian orang berdosa untuk diselamatkan di dalam Kristus. Penetapan inilah yang menjadi dasar keselamatan. Tidak ada orang yang bisa percaya kepada injil Yesus Kristus jikalau ia tidak dipilih oleh Allah. Yang seringkali diperdebatkan hanyalah dasar atau alasan di balik predestinasi. Apakah predestinasi dibangun di atas kemahatahuan Allah sejak kekal atau kedaulatanNya? Apakah ada faktor dalam diri manusia yang mempengaruhi atau menentukan penentuan ilahi? Pertanyaan ini akan dijawab di poinpoin berikutnya. Untuk sekarang, kita perlu menegaskan saja bahwa predestinasi adalah ajaran Alkitab, terlepas dari bagaimana seseorang menjelaskan dasar atau alasan di baliknya. 2. Predestinasi lebih ke arah penentuan daripada pemilihan (ayat 5) Banyak orang memahami predestinasi dalam kaitan dengan pemilihan Allah sejak kekal. Saya adalah salah satu yang dahulu berpikiran demikian. Opini ini ternyata kurang begitu tepat. Ide tentang “predestinasi” (dari kata kerja proorizō) di dalam Alkitab 5 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ seringkali muncul sesudah pemilihan ilahi. Dalam Roma 8:29, kata “menentukan” (versi Inggris predestined) muncul sesudah kata “memilih”. Hal yang sama terulang di Efesus 1:4-5. Predestinasi (ayat 5) dibicarakan sesudah pemilihan sejak kekal (ayat 4). Dalam beberapa kasus, kata “predestinasi” bahkan dikenakan pada hal-hal lain yang lebih besar daripada keselamatan individual. Kisah Para Rasul 4:28 mengaitkan proorizō dengan pelanggaran yang dilakukan oleh Pilatus, Herodes, dan tua-tua Yahudi. Di Efesus 1:11 kata yang sama dihubungkan dengan “segala sesuatu”. Jadi, predestinasi lebih baik diartikan sebagai tindakan Allah sejak kekekalan untuk memastikan pilihan-Nya. Dia bukan hanya memilih, namun sekaligus menentukan. 3. Predestinasi didasarkan pada kasih dan kesenangan Allah (ayat 5) Para penafsir Alkitab berbeda pendapat tentang posisi frasa “di dalam kasih” (en agapē). Sebagian menggabungkannya dengan ayat 4 (KJV/NRSV), sedangkan yang lain dengan ayat 5 (RSV/NIV/ESV/ LAI:TB). Kita sebaiknya memilih usulan yang kedua. Pemilihan ilahi di ayat 4 sudah diterangkan dengan frasa “di dalam Dia,” sehingga lebih sejajar dan indah apabila frasa “di dalam kasih” menerangkan penentuan ilahi di ayat 5. Penjelasan di atas menyediakan alasan pertama bagi predestinasi, yaitu kasih Allah. Tanpa kasihNya yang besar, tidak mungkin ada pemilihan dan penentuan. KasihNya yang tak terperi ada di balik predestinasi. Tidak ada satu orang berdosa pun yang pantas untuk dipilih dan diselamatkan. Hanya kasih Allah yang memungkinkan keselamatan orang-orang berdosa. Jika Allah tidak memilih kita sejak kekekalan, tidak mungkin kita bisa memilih Dia. 6 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Alasan yang kedua adalah kerelaan kehendak-Nya (hē eudokia tou thelēmatos autou). Terjemahan LAI:TB “kerelaan” bisa memberi sebuah kesan yang keliru bahwa dalam hal predestinasi Allah hanya sekadar membiarkan sesuatu terjadi. Dia hanya merelakan hal tersebut. Ada sedikit nuansa keterpaksaan atau pembiaran di sana. Kata eudokia dalam Alkitab sebaiknya diterjemahkan “kehendak yang baik” (KJV/ASV/ NRSV/NIV; lihat Flp 1:15; 2 Tes 1:11). Ini berbicara tentang sesuatu yang menyenangkan atau berkenan kepada Allah (Mat 11:26; Luk 2:14). Penambahan kata “kehendakNya” (tou thelēmatos) pada kata eudokia sebenarnya tidak terlalu diperlukan. Kata thelēma dan eudokia kadangkala sama-sama mengandung arti “kehendak”. Pemunculan keduanya dimaksudkan sebagai sebuah penekanan. Predestinasi bukan sekadar kehendak Allah, melainkan kehendak yang benarbenar menyenangkan atau memperkenankan hati-Nya. Jadi, dalam predestinasi, Allah bukan hanya pasif membiarkan sebagian orang akan selamat dan yang lain akan binasa. Predestinasi bersumber dari kehendak bebas Allah. Apa yang Dia putuskan memang menyenangkan hati-Nya. 4. Predestinasi berujung pada puji-pujian bagi Allah (ayat 6) Sangat disayangkan apabila pembicaraan tentang predestinasi seringkali berujung pada perdebatan dan perselisihan. Sangat ironis apabila diskusi seputar doktrin ini justru menghasilkan hal-hal yang negatif. Semua ini tidak selaras dengan tujuan predestinasi di dalam Alkitab. Paulus secara gamblang mengajarkan bahwa tujuan predestinasi adalah kemuliaan Allah sendiri (ayat 6). Kenyataannya, ide tentang pujian kepada Allah dalam kaitan dengan predestinasi di Efesus 1:3-14 malah muncul berkali-kali (ayat 3, 6, 12, 14). Bagaimana predestinasi dapat menuntun seseorang pada pujian? Ajaran predestinasi membuat kita melihat kasih karunia Allah (ayat 6a, charis). Ketidakpantasan kita terpampang dengan kentara. Bukankah kita semua dahulu 7 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ adalah orang-orang berdosa? Kehinaan terlihat tanpa penyekat. Bukankah tidak ada faktor positif apapun dalam diri kita yang mendorong Allah untuk memilih kita? Apa yang kita lakukan sehingga kita pantas diperlakukan demikian? Tidak ada! Apakah sejak kekekalan Allah sudah melihat hal-hal yang baik dalam diri kita sehingga Dia memilih dan menentukan kita? Sama sekali tidak! Kita sama sekali tidak mempunyai alasan sekecil apapun untuk bermegah dalam hal ini. Paulus tidak hanya mengingatkan kita tentang kasih karunia Allah dalam predestinasi. Ia juga menjelaskan bahwa kasih karunia ini bukan sekadar kasih karunia yang biasa. Kasih karunia ini bersifat mulia (doxa tēs charitos). Ada banyak kasih karunia dalam hidup kita. Seluruh kehidupan kita bahkan adalah pameran kasih karunia-Nya. Di antara semua kasih karunia tersebut, predestinasi adalah salah satu yang paling menonjol. Ibarat pameran lukisan tentang kebaikan Allah, lukisan tentang predestinasi terpajang megah di titik yang langsung kentara. Prime spot. Kemuliaan kasih karunia Allah ini bukan hanya berhubungan dengan kehinaan kita, tetapi juga dengan keindahan Kristus sendiri. Kemuliaan kasih karunia hanya dimungkin melalui Kristus yang dikasihi oleh Bapa. Ayat 6b berbunyi: “yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya”. Jadi, predestinasi tidak mungkin diceraikan dari Kristus. Predestinasi hanya akan menjadi wacana dan rencana apabila tidak ada penebusanNya (ayat 7-8). Harga untuk merealisasikan predestinasi adalah kematian Anak-Nya. Itulah sebabnya di melalui doktrin predestinasi kita bukan hanya melihat kasih karunia Allah, tetapi kemuliaan kasih karunia-Nya. Mereka yang tidak mengerti maupun tidak mempercayai predestinasi tidak akan mampu menangkap kasih karunia Allah dalam segala keindahannya yang menakjubkan. Mereka beranggapan bahwa manusia masih menyisakan sedikit jasa dalam keselamatan. Mereka berpikir bahwa keselamatan bukanlah murni pemberian Allah. Soli Deo Gloria. 8 e MAGZ 1. Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G POKOK DOA SYAFAAT Doakan untuk bulan Misi. •Doakan untuk bulan Misi di komisi Sekolah Minggu supaya mereka diajarkan mengenal kasih Tuhan dan memberitakan kepada orang lain. •Supaya anak Sekolah Minggu memiliki semangat dan cara memberitakan Injil sejak dini. 2. Doakan HUT REC ke-25. •Persiapan panitia supaya menyusun acara dengan baik dan berjalan dengan lancar. •Doakan untuk dana yang dibutuhkan. 9 e MAGZ K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G KATEKISMUS WESTMINSTER Pertanyaan 113: Apa alasan-alasan yang ditambahkan pada hukum yang ketiga? Jawaban : Alasan-alasan yang ditambahkan pada hukum yang ketiga, tercantum dalam kata-kata, ‘TUHAN, Allahmu’, dan ‘Sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan sembarangan.’ Dialah Tuhan, dan Allah kita, maka kekudusan nama-Nya tidak boleh kita langgar dan nama itu tidak boleh kita salah gunakan. Khususnya, jauh dari-Nya tidak menyalahkan dan menghukum orang yang melanggar hukum ini, sehingga Dia tidak akan membiarkan mereka luput dari hukuman-Nya yang adil, kendati banyak di antara mereka luput dari tindakan disiplin serta hukuman manusia. a. Kel 20:7. b. Ima 19:12. c. Yeh 36:21-23; Ula 28:58-59; Zak 5:2-4. d. 1Sa 2:12, 17, 22, 24 bersama 1Sa 3:18. 10 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ TEROBOSAN MENJADI ORANGTUA Guru yang terpenting bagi anak anda bukan di dalam kelas T erobosan yang potensial bagi orangtua … pemberian wewenang Terobosan yang potensial bagi anak … bersedia dibimbing Saya melihat Ayah memasuki ruang kelas. Rona wajah saya memerah dan jantung saya berdebar-debar saat memikirkan kesalahan apa yang telah saya lakukan. “Ibu Tacy,” Ayah berkata, “Saya besok keluar kota [Pennsylvania] dan saya akan mengajak John selama beberapa hari untuk mendidik dia.” Sulit dipercaya. Saya boleh tidak masuk sekolah dan menghabiskan waktu bersama Ayah! ARTI PENDIDIKAN Ayah dan Ibu saya menyadari bahwa mereka adalah guru yang terpenting bagi kami. Mereka menghargai pengajaran yang kami terima di sekolah, tetapi mereka tahu ada perbedaan antara bersekolah (memperoleh pengetahuan) dan belajar dari kehidupan (mengembangkan hikmat). 11 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ H A T I - H A T I Anda, tetapi yang penting adalah TERHADAP PAKAR menyediakan sejumlah waktu Banyak orangtua dibuat takut setiap hari untuk pembahasan dan oleh para pendidik. Orangtua pengajaran. Kalau tidak, bisa saja sudah diarahkan untuk percaya terjadi anak-anak Anda sudah bahwa orang-orang yang baru begitu jauh dari Anda sehingga sulit saja mengenal anak-anak mereka untuk dipertautkan kembali. jauh lebih memenuhi persyaratan dibandingkan orangtua mereka 2. Instruksi Strategis sendiri dalam memutuskan apa yang Cara kedua adalah dengan membuat acara-acara khusus untuk membantu dibutuhkan anak-anak tersebut. saya belajar dan bertumbuh, seperti TIGA PENDEKATAN DALAM perjalanan ke Pennsylvania. Itulah yang perdana dari sekian banyak MENGAJAR Anda harus menyadari bahwa perjalanan saya bersama Ayah. Andalah guru mereka yang utama. Kalau Anda tidak mengambil tanggung jawab untuk mengajarkan apa yang Anda anggap penting bagi mereka, mungkin mereka tidak akan pernah mengetahuinya. Orangtua saya memikul tanggung jawab tersebut dengan tiga cara: 3. Meneladankan Gaya Hidup Dari semua pendidikan yang saya terima dari orangtua saya, yang paling penting adalah teladan mereka. Seperti yang dituturkan Abraham Lincoln, “Hanya ada satu cara untuk membesarkan seorang anak menurut jalan yang patut baginya, yaitu Anda sendiri harus 1. Disiplin Sehari-hari Suatu bagian vital dari pendidikan menelusuri jalan itu.” yang baik adalah disiplin dalam YANG belajar sehari-hari. Gaya hidup PRINSIP-PRINSIP dan jadwal kegiatan Anda bisa ORANGTUA SAYA AJARKAN menentukan apa yang bisa Anda 1. Tanggung Jawab kerjakan dengan anak-anak Segera setelah kami bisa berjalan, misalnya, Ibu mengharuskan 12 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ kami mengambil mainan hingga hari ini. kami sendiri dan mengembalikannya lagi. 5. Hubungan Orangtua saya menempatkan 2. Pekerjaan Mengelola hubungan dengan orang lain di Ayah dan Ibu sejak kecil mengajarkan puncak prioritas mereka. Mereka menekankan kami janji dalam Maleakhi 3:10. terus-menerus Waktu kami masih kanak-kanak, pentingnya bentuk hubungan, kami mendapat uang saku 50 sen dengan menekankan dua hubungan setiap minggu, lebih banyak daripada yang menurut mereka akan sebagian besar teman-teman kami. membawa dampak terbesar dalam Kami diharapkan mengembalikan hidup kami: hubungan kami dengan 5 dari 50 sen itu kepada Allah pada Kristus serta hubungan dengan hari Minggu. pasangan masing-masing. 3. Kebulatan Tekad Abraham Lincoln: “Ingatlah selalu bahwa kebulatan tekad Anda sendiri untuk berhasil lebih penting daripada apapun juga.” Ayah tidak hanya mengutip ucapan tersebut, tetapi ia juga mempraktekkannya. 6. Etika Kerja Ayah dibesarkan dalam Masa Depresi. Pada saat kebanyakan orang tidak bisa memperoleh pekerjaan, Ayah menemui pemilik bisnis: “Hari ini saya ingin bekerja untuk Anda tanpa dibayar. Tempatkan saya di bagian apa saja, pekerjaan terparah 4. Potensi (Daya Kemampuan) sekalipun. Di akhir hari ini, kalau Orangtua saya secara terus- Anda mau mempekerjakan saya, menerus membangun pribadi kami, mendorong semangat dan menanamkan kerinduan pada diri kami untuk meraih potensi kami. Kerinduan tersebut terus berlanjut menjadi suatu kekuatan yang memacu kehidupan kami bahkan 13 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ bagus sekali. Kalau tidak, maka saya akan pergi dan Anda sudah kehilangan satu hari yang baik tanpa membayar.” 7. Sikap Pertempuran-pertempuran dalam kehidupan tidak selalu dimenangkan oleh orang yang lebih kuat atau lebih cepat. Tetapi, cepat atau lambat, orang yang menang adalah orang yang berpikir ia bisa menang. 8. Kejujuran Ketika saya mulai mempersiapkan pelayanan, Allah mengingatkan saya akan sejumlah perbuatan saya yang tidak jujur. Saya meminta pengampunanNya, namun masih ada ganjalan dan saya meminta nasihat orangtua saya. “John,” kata Ayah, “kalau kamu ingin membereskan segala sesuatu, kamu perlu mendatangi setiap orang yang sudah kamu lukai, minta maaf, dan membayar hutangmu.” 9. Kemurahan Kemurahan sudah mendarah daging dalam diri kami bertiga. Ini definisi sukses menurut saya: MENGENAL Allah dan apa yang ingin saya lakukan; BERTUMBUH hingga mencapai potensi saya yang maksimum; MENABUR benih-benih yang bermanfaat bagi orang lain. 10.Ketergantungan pada Allah Inilah prinsip terakhir dan terpenting yang diajarkan orangtua saya. Salah satu ungkapan yang disukai Ayah adalah “Tanpa kita, Allah tidak akan; tanpa Allah, kita tidak bisa.” 14 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ TAHAP PERKEMBANGAN ANAK Apabila Anda berpikir untuk bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak Anda, ketahuilah tahapan usia. Usia Pengaturan (0-7) Tatkala anak-anak masih kecil, kebutuhan terbesar mereka adalah perintah. Kita harus membuat aturan-aturan dan sasaran yang konsisten. Sebaliknya, kita mengharuskan adanya ketaatan. Apabila anak-anak tidak taat, maka inilah kesempatan kita menjelaskannya. Usia Menirukan (8-12) Pada tahap ini, kebutuhan terbesar mereka adalah memperlihatkan apa yang ingin mereka ketahui. Periode usia ini juga merupakan waktu paling utama untuk mendorong semangat anak-anak agar membaca. Usia Inspirasi (13 ke atas) Tahap ketiga merupakan suatu periode bertanya dan meragukan sesuatu. Itulah sebabnya memperkenalkan atau menyingkapkan sesuatu kepada mereka sangat penting pada tahap usia ini. Mereka sedang mengamati apa yang akan mereka pilih. Ringkasan Terobosan No. 4: Breakthrough Parenting – John C. Maxwell bersambung … 15 e B agaim an a M en ge t ah u i Pan ggi l an U n t u k S eli bat? | #Q and A MAGZ bagaimana mengetahui panggilan untuk selibat? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M P ergumulan untuk mencari jodoh memang rumit dan sulit. Ada banyak jalanan terjal yang menghadang di depan. Ada banyak pedoman dan aturan yang layak diperhatikan. Sebelum mengambil langkah pertama dalam perjalanan yang panjang tersebut, ada satu pertanyaan yang sangat penting untuk direnungkan: Apakah Anda terpanggil untuk menikah? Ataukah Allah justru memanggil Anda untuk hidup membujang (selibat)? Pertanyaan ini penting karena Alkitab memang mengajarkan karunia selibat. Ada beberapa orang yang memang dipanggil oleh Allah untuk tidak menikah. Dalam 1 Korintus 7:7 Paulus, pada saat membicarakan 16 e B agaim an a M en ge t ah u i Pan ggi l an U n t u k S eli bat? | #Q and A MAGZ tentang perkawinan, memberi sebuah nasihat: “Namun demikian alangkah baiknya, kalau semua orang seperti aku; tetapi setiap orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu”. Sesuai dengan konteksnya, “seperti aku” merujuk pada gaya hidup selibat yang dianut oleh Paulus. Ini adalah karunia dari Allah, sama seperti pernikahan juga merupakan karuniaNya. Teks lain yang relevan adalah Matius 19:11-12. Kepada murid-murid dan orang-orang Yahudi lain yang menganggap tuntutan pernikahan yang ideal adalah sesuatu yang sangat sukar, Tuhan Yesus menjawab: “Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti”. Walaupun di teks ini tidak dikatakan bahwa selibasi adalah karunia ilahi, namun kemampuan untuk memahami hal itu berasal dari karunia ilahi. Jika untuk memahaminya saja memerlukan karunia Allah, apalagi untuk menghidupinya. Diperlukan karunia lebih besar untuk menjalani kehidupan selibat. Dukungan Alkitab yang lain terhadap karunia selibasi dapat dilihat dari kehidupan beberapa tokoh Alkitab yang saleh. Tuhan Yesus, Yohanes Pembaptis, dan Paulus adalah beberapa nama yang pantas disebutkan secara khusus. Dorongan di balik kehidupan selibat yang mereka jalani pasti bukan bersifat kultural. Budaya pada waktu itu bahkan memandang selibasi sebagai sesuatu yang kurang lazim. Gaya hidup ini bukan pilihan normal bagi banyak orang. Dalam budaya yang sangat patriakhal (berpusat pada jalur laki-laki), kelanggengan sebuah keturunan atau keluarga diteruskan melalui pernikahan anak laki-laki. Banyak hal dipertaruhkan pada saat seorang laki-laki memutuskan untuk hidup selibat: kehormatan, 17 e B agaim an a M en ge t ah u i Pan ggi l an U n t u k S eli bat? | #Q and A MAGZ warisan, nama keluarga, dsb. Di samping itu, dalam budaya Yahudi banyak anak identik dengan banyak berkat Tuhan. Keluarga besar adalah kebanggaan. Menikahkan semua anak dipandang sebagai sebuah pencapaian. Di tengah budaya semacam ini, kehidupan selibat yang dipilih oleh Tuhan Yesus, Yohanes Pembaptis, dan Paulus pasti didorong oleh faktor theologis. Pilihan mereka bersifat kontra-kultural (bertentangan dengan budaya). Mereka meyakini bahwa selibasi adalah panggilan ilahi. Pemaparan di atas mengingatkan kita bahwa selibasi bukanlah sebuah aib. Bukan sebuah kemalangan. Bukan pula sebuah kutukan. Bagi yang terpanggil untuk menjalaninya, selibasi adalah kehidupan yang indah. Yang paling penting adalah mengenali karunia dan panggilan ilahi dalam hidup masing-masing orang. Ingat, tidak ada seorang pun yang hidup untuk dirinya sendiri. Roma 14:8 mengatakan: “Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan”. Dialah yang berhak menentukan dan mengarahkan seluruh kehidupan kita. Jikalau Dia memanggil Anda untuk hidup selibat, terimalah dan nikmatilah. Nah, sebelum mengambil keputusan apa-apa dalam hal ini, baiklah kita mempelajari hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan. Ada pedoman dan petunjuk yang harus dipikirkan dan diperhatikan….. (bersambung) 18 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ Yesus adalah kebenaran absolut (Lanjutan tgl 23 April 2017) ita telah melihat bagaimana sikap pluralisme membuat manusia masa kini merasa skeptis terhadap ide bahwa kebenaran absolut bisa diketahui. Ke dalam lingkungan yang merasa tidak pasti tentang kebenaran inilah orang Kristen alkitabiah masuk dengan klaim bahwa kita bisa mengenal Kebenaran Absolut tersebut. Kita mengklaim bahwa kita telah menemukan Kebenaran Absolut di dalam Yesus; bahwa Yesus adalah kebenaran seperti yang dikatakan-Nya tentang diri-Nya dalam Yohanes 14:6. Artinya, Dia merupakan personifikasi, perwujudan dari kebenaran. Yesus tidak hanya mengatakan, “Apa yang Aku katakan adalah benar”; yang berarti, “Aku benar.” Dia berkata, “Akulah kebenaran itu,” realistis yang ultimat. K 19 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ KITA PERCAYA KEPADA SUATU PENYATAAN YANG PASTI Penyataan ini bukanlah sesuatu yang ditemukan terutama melalui pengalaman. Pendukung pluralisme berkata bahwa apa yang kita sebut penyataan sebenarnya adalah catata n pengalaman religius orang-orang tertentu. Kita mengatakan bahwa penyataan disibakkan oleh Allah dan bukan ditemukan oleh manusia. Dr. Wesley Ariarajah Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Gereja-gereja Sedunia, menyatakan pendapat seorang pluralis mengenai penyataan. Dia berkata bahwa “kebena ran dalam pengertian absolut tidak mungkin dimengerti manusia,” bahwa “sikap bersikeras tentang adanya kebenaran yang absolut dan objektif berasal dari tradisi budaya dan filsafat yang asing bagi Alkitab. Dia berpandangan bahwa apa yang tertulis dalam Alkitab “bukanlah upaya-upaya untuk menyatakan kebenaran objektif, melainkan sebuah per gumulan untuk memahami, merayakan, menyaksikan, dan menuturkan. Jadi, menurut pendukung pluralisme ini, kitab suci dari berbagai agama lain menuliskan hal-hal yang di temukan oleh para penulisnya melalui pengalaman mereka dengan Allah yang sama. Berlawanan dengan hal ini, kita menegaskan bahwa bahwa Allah telah berbicara dalam Alkitab dan terutama dalam pribadi Kristus. Ibrani 1:1-2 meringkas pandangan ini dengan sangat baik. Ayat 1 berbicara mengenai penyataan dalam Perjanjian Lama: “Pada zaman dahulu Allah berulang kali dalam berbagai cara berbicara kepada nenek mo yang kita dengan perantaraan nabi-nabi.” Ayat 2 menyajikan penyataan melalui Yesus: “pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang tela h Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.” Bersambung…………. Sumber: Supremasi Kristus oleh Ajith Fernando 20 e Ap a yg dim ak su d d e n gan p e n o l o n g yg s e p ad an?|#D OYO U KNOW MAGZ APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN ‘PENOLONG YANG SEPADAN’? (Kejadian 2:18) (Lanjutan tgl 23 April 2017) ata ganti tersebut juga menarik jika dibandingkan dengan kata ganti jamak (“Kita”) di 1:26. Bentuk jamak di 1:26 dipakai karena berkaitan dengan laki-laki dan perempuan (1:26-27). Bentuk tunggal di 2:18b sengaja digunakan di sini karena hanya berkaitan dengan penciptaan perempuan dan untuk menyesuaikan dengan kesendirian Adam di 2:18a. Cara pencatatan seperti ini sekali lagi mempertajam ide tentang manusia sebagai gambar K Allah yang dalam banyak hal pasti merefleksikan Allah. Allah ditampilkan bukan sekadar sebagai penilai, tetapi juga pemberi solusi. Ketika Ia menemukan sesuatu yang tidak baik, Ia langsung merespon dengan melakukan sesuatu. Sama seperti ketika bumi dalam keadaan kacau dan tidak siap didiami manusia (1:2) Allah segera mengatur segala sesuatu (1:3-25), kali ini pun Allah segera menyediakan penolong sepadan 21 e Ap a yg dim ak su d d e n gan p e n o l o n g yg s e p ad an?|#D OYO U KNOW MAGZ bagi Adam (2:18b) supaya ketidakbaikan berubah menjadi kebaikan. Posisi Hawa sebagai “penolong” (‘ēzer) telah menimbulkan banyak perdebatan. Dalam hal apa Hawa akan menjadi penolong? Beberapa penafsir menduga Hawa adalah penolong dalam menjaga dan memelihara taman (2:15). Yang lain mengusulkan penolong dalam hal melahirkan keturunan (1:28). Yang lain lagi memilih untuk tidak membatasi bentuk pertolongan yang bisa diberikan oleh Hawa (bdk. Pkt 4:9-10; Ams 31:1031). Walaupun dalam perkembangan selanjutnya dan dalam realitas seharihari perempuan memberikan banyak pertolongan kepada laki-laki, tetapi makna utama yang ingin disampaikan di 2:18b tampaknya berhubungan dengan tugas perempuan dalam menghasilkan keturunan. Hal ini sesuai dengan tujuan penciptaan laki-laki dan perempuan di 1:26-28. Dukungan lain didapat dari kisah selanjutnya di pasal 3. Allah menjanjikan bahwa keturunan perempuan akan menghancurkan kepala ular. Dari sisi bahasa Ibrani yang dipakai terdapat permainan kata yang jelas antara zera’ (“keturunan”) dan ‘ēzer (“penolong”). Posisi Hawa sebagai ‘ēzer harus dibedakan dengan pembantu. Dari sisi arti kata ‘ēzer maupun konteks Kejadian 1-2 tidak ada petunjuk yang mengarah pada inferioritas Hawa atas Adam. Kenyataannya, kata ‘ēzer dalam Alkitab justru seringkali dipakai untuk pihak yang lebih kuat. Dari 19 kali pemunculan kata ini, 16 di antaranya ditujukan pada TUHAN sebagai penolong umat-Nya (Kel 18:4; Ul 33:7, 26, 29; Mzm 33:20; 70:6; 115:9-11; 124:8; 146:5) atau pada suatu bangsa yang lebih kuat dari bangsa lain (Yes 30:5; Yeh 12:14; Hos 13:9). Penyelidikan yang obyektif dan komprehensif menunjukkan bahwa kata ‘ēzer pada dirinya sendiri tidak menyiratkan bahwa yang menolong adalah lebih kuat daripada yang ditolong. Kata ini hanya menunjukkan bahwa yang ditolong tidak memiliki kekuatan yang 22 e Ap a yg dim ak su d d e n gan p e n o l o n g yg s e p ad an?|#D OYO U KNOW MAGZ cukup, sehingga membutuhkan bantuan dari orang lain (Yos 1:14; 10:4, 6; 1 Taw 12:17, 19, 21, 22). Penjelasan di atas juga mendapatkan dukungan dari kata kěnegdô (“sepadan”) yang menerangkan ‘ēzer. Secara hurufiah kata ini berarti “seperti apa yang di hadapannya”. Kata yang hanya muncul dua kali (2:18, 20) ini menyiratkan makna kesejajaran. Perempuan tidak lebih rendah (inferior) atau lebih tinggi (superior) daripada laki-laki. Kesejajaran tersebut tidak meniadakan perbedaan yang ada di antara mereka. Jenis kelamin mereka tetap berbeda. Dalam relasi keduanya pun Adam ditentukan sebagai kepala. Adam memberi nama kepada Hawa (3:20), sama seperti ia menamai binatang (2:19-20). Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah meminta pertanggungjawaban dari Adam lebih dahulu (3:9). Bagian Alkitab yang lain pun menegaskan bahwa laki-laki adalah kepala perempuan, karena Adam diciptakan lebih dahulu (1 Tim 2:13), Hawa berasal dari laki-laki (1 Kor 11:8), Hawa diciptakan untuk Adam, bukan sebaliknya (1 Kor 11:9). NK_P 23 e B AB V | #MI S S I O N MAGZ PElayanan misi yesus (Lanjutan tgl 23 April 2017) de Yesus tentang Kerajaan Allah dalam hampir semua aspek, berbeda dari ide para penguasa pada jaman-Nya. Bagi para penguasa, uang adalah berhala, bisa mengangkat dan menurunkan derajat seseorang, maka mereka berusaha untuk mendapatkan uang walaupun kadang dengan cara apapun. Tetapi Yesus tidak mengajarkan demikian, Ia malah berdiri di sisi masyarakat yang terabaikan; Ia menyatakan I bahwa Allah ada di pihak orang kecil, orang-orang yang tidak memiliki nilai bagi masyarakat (bdk. Mat 8:10). Ia senang bahwa penyataan diri Bapa adalah kepada orang kecil, bukan kepada orang bijak(Mat 11:25)….Ia menelanjangi kekuasaan politik saat itu, ketika Ia berkata, “ Mereka disebut pemerintah bangsabangsa, yang memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesarpembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka,” (Mark 24 e B AB V | #MI S S I O N MAGZ 10:42). Kisah-kisah Injil tidak memberikan cukup banyak keterangan kepada kita untuk dapat menyusun suatu gambaran yang rinci tentang sikap Yesus terhadap kekuasaan politik. Namun, ada sejumlah petunjuk yang memberikan kesan bahwa pola Kerajaan Allah menurut Yesus, bertentangan dengan praktik kekuasaan yang dijalankan oleh pihak Romawi, Herodes dan partai orang Saduki. Di dalam menjawab pertanyaan termasyhur tentang pembayaran pajak untuk mendukung kekaisaran Romawi, Yesus dengan jelas mengadakan pembedaan antara kuasa Allah dan penguasa kerajaan (Mark 12:7). Penyebutan-Nya terhadap Herodes sebagai “si srigala”(Luk 13:32) menunjukkan bahwa Yesus tidak peduli dengan potensi-potensi Herodes dan menganggapnya sebagai seorang pragmatis, yang penuh perhitungan dan yang tidak jujur. Sikapnya yang tetap mau mengikuti proses pemeriksaan di Sanhedrin namun menolak mengikuti kemauan mereka yang menyeleweng dari keadilan. Tidak dapat disangkal bahwa Yesus menolak bagi diri-Nya dan murid-muridNya pilihan kepada kekerasan, sebagai cara untuk mencapai tujuan. Perkataan-Nya menyiratkan suatu kecaman terhadap semua orang yang percaya bahwa kekerasan merupakan suatu cara untuk mewujudkan kebenaran versi Allah. Peristiwa seputar awal-awal minggu terakhir kehidupan Yesus – masukNya ke Yerusalem, mengeringnya pohon ara dan penyucian Bait Allah – memberikan petunjuk-petunjuk penting kepada kita, untuk memahami misi-Nya. Orang banyak yang ada di Yerusalem yang datang datang untuk menghadiri Paskah, berkerumun di Bukit Zaitun, mendesak Yesus supaya membebaskan mereka dari penjajahan Romawi yang mereka benci itu. Mereka berseru meminta pembebasan politik, kemerdekaan nasional: “Selamatkanlah kami” “Terpujilah Dia yang datang dalam nama Tuhan dan dalam lindungan-Nya; Terpujilah Kerajaan yang akan datang, yang seperti kerajaan bapak kita, Daud; Selamatkanlah kami.” 25 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E RENUNGAN HARIAN Senin, 1 Mei 2017 HATI YANG SERAKAH (Bacaan: Lukas 16:19-31) Menurut saudara, apakah sebabnya seorang kaya yang diceriterakan dalam teks ini tidak masuk sorga, sedangkan Lazarus yang sangat menderita dan miskin mendapat tempat dalam kemuliaan Allah di sorga? Apakah si orang kaya ini masuk neraka, karena kekayaannya dan Lazarus masuk sorga karena kemiskinannya? Apakah “kaya” itu duniawi, jahat, rendah dan kotor? dan “miskin” itu rohani, baik, suci dan mulia, sehingga dianggap sebagai syarat yang ideal untuk masuk sorga? Tentulah si kaya ini masuk neraka bukanlah kekayaannya, tetapi letak kesalahannya ialah karena ia mengubah fungsi kekayaan itu bukan sebagai alat, tetapi sebagai “tuhan” dan tujuan. Sehingga yang muncul adalah ketamakan. Dan ketamakan menurut Alkitab adalah akar segala kejahatan. Orang kaya dalam Injil Lukas ini masuk neraka memang bukan karena ia melakukan dosa pencurian atau penipuan, tetapi kekayaannya itu dianggapnya satu-satunya yang paling berharga. Itulah yang membuatnya tidak perduli kepada Lazarus yang miskin, sementara ia bersukaria dalam kemewahannya tiap-tiap hari. Pada dasarnya Alkitab tidak pernah anti terhadap orang kaya, yang tidak disukai Allah adalah orang yang tidak mau berbagi, kikir dan serakah! Apalagi bila sampai memeras dan menindas sesamanya yang miskin. Bagaimana sikap hati saudara terhadap kekayaan saudara? masalah ini bukan hanya masalah orang kaya. Siapapun kita bisa jatuh dalam dosa keserakahan, egois, tidak peduli dengan orang lain, dan hanya mengejar keuntungan diri sendiri. Bertobatlah dan pakailah hartamu yang ada untuk melayani Tuhan dan sesama. 26 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Selasa, 2 Mei 2017 ALLAH MENILAI HATI (Bacaan: Lukas 18:9-14) Kita tentu pernah mengenal orang tertentu yang melakukan disiplin ibadahnya dengan sangat baik dan ketat. Wajar mereka dikagumi oleh banyak orang karena mereka memiliki disiplin diri dan juga rohani yang baik. Tentu tidak salah berada di posisi orang tersebut, yang salah adalah jika mereka mulai merasa dirinya yang paling benar dan layak di hadapan Tuhan. Orang Farisi dan muridnya berpuasa dua kali seminggu, Senin dan Kamis, mereka juga membayar perpuluhan dengan taat, tetapi ditolak oleh Tuhan, mengapa?apakah Tuhan tidak menghendaki orang yang memiliki disiplin rohani yang baik? tentu kesimpulan yang demikian salah. Yang salah pada orang Farisi adalah, mereka tidak menganggap bahwa kemampuannya melakukan semua itu berasal dari Tuhan, seperti kata Paulus, “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang” (1Kor. 15:10). Mereka menganggap semua yang berhasil mereka capai merupakan pencapaian dirinya. Itu sebabnya mereka sombong dan mengganggap orang lain tidak rohani. Bagaimana kehidupan rohani saudara? Jika saudara belum memiliki disiplin rohani yang baik, maka saudara perlu bertobat dan memohon pengampunan. Jika saudara telah memiliki disiplin rohani yang baik, ketahuilah bahwa saudara bukanlah orang yang sempurna. Sadarilah bahwa semua pencapaian itu merupakan karya Allah Roh Kudus yang perlu disyukuri. Tetaplah rendah hati. 27 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Rabu, 3 Mei 2017 TIDAK ADA MANUSIA SUPER (Bacaan: Matius 26:69-75) Rasa percaya diri ternyata bukanlah jaminan bahwa seseorang tidak akan gagal. Banyak orang optimis terhadap sesuatu, ternyata tidak dapat dicapai. Petruspun demikian. Ia amat yakin bahwa imannya tidak akan tergoncang menghadapi tantangan apa pun (26:33), tetapi ternyata dia tidak bisa mempertahankan iman saat menghadapi pernyataan seorang budak perempuan (26:69-70). Mengapa Petrus gagal mempertahankan imannya? karena dia mengabaikan peringatan yang telah diberikan Tuhan Yesus (26:31). Dia terlalu menggampangkan masalah yang dia hadapi dan cepat berbicara sebelum berpikir. Petrus menggangap dirinya superior dan memandang enteng peringatan Tuhan Yesus. Dengan kata lain, Petrus ingin menyatakan bahwa peringatan Tuhan Yesus itu mengada-ada dan tidak akan berlaku untuk dirinya. Bukan itu saja, ketika ia berkata: “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak,” Petrus melakukan kesalahan yang lain, yakni menggangap diri lebih superior daripada murid-murid yang lain. Di sinilah letak kesalahan terbesar dari Petrus, yakni ia terlalu percaya diri akan kemampuan dirinya. Pengalaman pahit Petrus bisa saja menjadi pelajaran kita sekarang ini. Kita harus menyadari bahwa kesulitan bahkan ancaman hidup bisa menyebabkan kita jatuh pada kesalahan Petrus.Ketahuilah bahwa selalu ada bahaya yang mengintai kita untuk menggugurkan iman kita setiap saat. Itu sebabnya sadarilah bahwa kita adalah manusia lemah yang senantiasa membutuhkan Tuhan. Bersadarlah padaNya dan andalkanlah Dia. 28 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Kamis, 4 Mei 2017 NANTIKAN KUASA ALLAH (Bacaan: Ester 3:1-15) Tidak mudah berada pada situasi dimana karena iman, kita didiskriminasi, bahkan dianiaya. banyak reka-rekaan yang jahat terhadap kita. Pernahkah saudara berada di dalam masa yang demikian? Mari kita belajar dari kisah ribuan tahun yang lalu. Haman ingin memusnahkan semua bangsa Yahudi. Meskipun rencana Haman benar-benar tidak masuk akal karena ingin menghancurkan seluruh bangsa hanya karena seseorang yang menolak untuk sujud kepadanya, sesungguhnya ada aspek spiritual di balik tindakannya itu. Apabila Haman merealisasikan maksudnya, maka tidak ada seorang Yahudi pun yang akan bertahan hidup. Dan kalau ini terjadi, pertanyaannya adalah bagaimana dengan kelahiran Kristus? Allah telah mengadakan perjanjian dengan Abraham (Kej 17:7 dan Gal 3:16) dan kemudian dengan Daud (Maz 132:11-12) bahwa dari keturunan mereka Ia akan membangkitkan Kristus. Bila Haman merealisasi maksudnya maka janji tentang Yesus Kristus tidak akan terpenuhi dan rencana menyeluruh Allah mengenai keselamatan manusia akan gagal. Apakah janji-janji Allah dapat digagalkan atau dapatkah janji-janji itu dihancurkan oleh kehendak manusia, siapa pun dia, bahkan seorang pemegang kekuasaan kedua atas kerajaan terbesar pada zamannya? Firman Allah itu teguh, Firman yang tidak mungkin dapat digagalkan, sekalipun manusia dan kuasa setan berniat melakukan yang sebaliknya. Dalam keadaan apapun tetaplah percayakan dirimu kepada Tuhan, andalkanlah Tuhan, jangan andalkan diri sendiri. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak 29 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Jumat, 5 Mei 2017 ANUGERAH DAN KETAATAN YANG PENUH RESIKO (Bacaan: Lukas 1:26-38) “Sesungguhnya Aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (1:38). Betapa indahnya kalimat ini! Akan tetapi, apakah Maria menyadari risiko ucapannya itu? Apakah ia tahu bahwa ucapan itu berarti bahwa ia siap dianggap berkhianat oleh Yusuf, bahkan siap dicap sebagai pezinah dan dirajam dengan batu? Apakah ia tidak takut kalau Yusuf menceraikannya? Tentu saja Maria tahu! Bila ia tahu, mengapa ia berani mengambil risiko sebesar itu? Pertama, dia sadar bahwa ia mendapat kasih karunia dari Allah. Malaikat menyebut dia sebagai “yang dikaruniai” (1:28) karena ia menerima apa yang tidak pantas diterimanya. Ia akan mengandung Anak Allah yang Maha tinggi, Mesias dari keturunan Daud yang sudah lama dijanjikan itu (1:31-33). Ia sadar bahwa anugerahlah yang membuat Allah memilihnya. Kedua, dia sadar bahwa kasih karunia Allah akan memampukan dia untuk hidup dalam ketaatan. Memang, ada banyak risiko yang akan dia hadapi, tetapi malaikat mengingatkan bahwa Roh Kudus akan menaungi dan melindungi serta memampukan dia (1:35). Dua alasan inilah yang mendorong dan memampukan Maria untuk menunjukkan ketaatan yang spektakuler. Jika hari ini Allah hendak memakai seluruh hidup kita untuk melayani Dia, bukankah itu anugerah bagi kita, mengingat bahwa kita bagaikan sampah yang tidak berarti? Maukah Anda dipakai oleh-Nya sekalipun Anda harus melepaskan impian dan cita-cita Anda? Jika kita ragu-ragu apakah kita mampu melayani Dia, bukankah Allah akan menopang kita? Marilah kita melayani Dia dengan kekuatan yang akan Dia berikan. [H] 30 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Sabtu, 6 Mei 2017 MENGHADAPI PENOLAKAN (Bacaan: Matius 13:53-58) Seorang bapak pernah berkata, Saya sudah berdoa. Saya juga sudah berusaha untuk menjadi orang Kristen yang baik. Tetapi toh tetap saja saya yang tergeser di tempat kerja saya. Bagaimana sikap kita di dalam menghadapi ketidakadilan seperti ini. Mari kita belajar dari Yesus. Yesus masuk ke kota asal-Nya. Awalnya Ia disambut hangat, bahkan diundang berkhotbah di sinagoge di tempat asal-Nya. Jemaat yang mendengar khotbah Yesus bahkan sangat takjub oleh perkataan-Nya. Khotbah Yesus disebut sebagai sangat berhikmat (ayat 54). Jikalau khotbah Yesus begitu memukau mengapa mereka menolak Yesus? Penduduk Nazaret mengenal keluarga Yesus. Mereka mengenal Yusuf, ayah-Nya seorang tukang kayu (ayat 54-56). Ibu Yesus mereka kenal, bahkan adik-adik Yesus semuanya mereka kenal. Keluarga Yesus mereka kenal secara baik. Karena Yesus bukan keturunan rohaniwan zaman itu, ataupun berasal dari keluarga ningrat, sulit bagi mereka untuk menerima Yesus. Tantangan dan penolakan berulang kali dialami oleh Yesus, namun Ia tetap menggenapkan rencana Allah atas hidupNya. Penolakan tidak boleh dijadikan alasan untuk menyerah. tetaplah berkarya sekalipun ditolak. Seperti Yesus tidak berhenti berkarya sekalipun berbagai kejahatan dilakukan kepadaNya, demikian pula kita harus tetap menggenapkan misi Allah dalam hidup kita terlepas dari apapun yang kita alami. 31 e P E N G UM UM AN MAGZ Hari / Tanggal AGENDA MINGGU INI Pukul Senin, 1 Mei 2017 23.00 Selasa, 2 Mei 2017 18.30 Rabu, 3 Mei 2017 19.00 Kamis, 4 Mei 2017 06.00 19.00 Jumat, 5 Mei 2017 Sabtu, 6 Mei 2017 06.00 18.30 22.00 Minggu, 7 Mei 2017 Keterangan Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM HUT: Ibu Stevra Oroh HUT: Sdri. Jessica Nondolesmono STAR: KITAB DANIEL Oleh: Yohanes Dodik Iswanto, M.A. HUT:Anak Evelyn Anggi Renata Latihan Musik KU 3 HUT: Ibu Meryl Ng Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan KU 2 HUT: Sdr. Joseph Nathanael Witanto HUT: Ibu Christine HUT: Anak Vincent Tanaka Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Bp. Heri Kristanto HUT: Ibu Maria R. Sulistyaningsih Sakramen Perjamuan Kudus KU 1, 2 dan 3 Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama.” 32 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 30 April 2017 Penatalayanan Ibadah Remaja (Pk. 10.00 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) Ibadah Umum II (Pk. 10.00) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) (Pk. 07.00) Cab. Darmo (Pk. 10.00) Kasih Yang Berujung Pada Kemuliaan (Efesus 1:5-6) Tema Pengkhotbah Ev. Yohanes Dodik Iswanto Mr. James Howard Sdri. Kezia Sola Sdr. Mito Sdri. Nike Sdr. Ishak Sdr. Willy Sdr. Irsan Sdr. Ishak TEAM Ev. Heri Kristanto Liturgos Ibu Dinna Bp. Willy TW Sdr. Evan Sdr. Michael Sdr. Willy Pelayan Musik Pelayan LCD Sdr. Lutfi Sdr. Felix Sdr. Vionatha Penyambut Jemaat Bp. Budijanto Ibu Santi Sdr. Pracipta Sdr. Andreas P Sdr. Basti Sdri. Dewi Sdri. Eveelyn Bp. Donny Ibu Ike Bp. Andreas K Ibu Rini Gabung Ibadah Umum Doa Syafaat Doa Persembahan Cab. Darmo Bp. Budijanto Doa Pra & pasca Ibadah Bp. Willy TW Singer Bp. Willy TW Sdri. Krisna Bp. Willy TW Ev. Dodik Sdri. Krisna Sdri. Febby Sdri. Clara Sdri. Glory Sdri. Marlin Sdri. Victory Sdri. Eka Sdri. Lina Sdri. Dita Sdr. Mito Sdri. Nike Sdri. Victory Sdri. Lina Sdr. Oka Sdri. Ester Sdri Suci Sdri Ester 33 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 7 Mei 2017 Penatalayanan Ibadah Remaja (Pk. 10.00 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) (Pk. 10.00) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Pengkhotbah Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Liturgos Pelayan Musik Pelayan LCD Doa Pra & pasca Ibadah Singer (Pk. 07.00) Cab. Darmo (Pk. 10.00) Gabung Ibadah Umum Ev. Heri Kristanto Ev Edo Walla Ibu Wilis Ibu Ike Bp. Koesoemo Sdri. Grace Bp. Eliazar Sdr. Ishak Sdr. Toni Sdr. Yoga Sdr. Ishak Bp. Haryadi TEAM Sdr Kevin T Sdr. Evan Sdri. Vionatha Bp. Santoso Bp. Alwen Ibu Lisa I Sdr. Aaron Sdri. Angie Sdri. Dewi Sdri. Fancy Sdr. Kevindie Sdri. Brenda Sdri. Karina Sdr. Sebastian Doa Syafaat Doa Persembahan Cab. Darmo Tak Ada Tempat Pelarian (Yunus 1) Tema Penyambut Jemaat Ibadah Umum II Bp. Alwen Ev. Heri Ibu. Willis Sdri. Krisna Ibu Santi Sdr. Ian Sdri. Eveelyn Ibu May Sdri. Marlin Sdri. Victory Sdri. Ester Sdri. Nike Sdr. Andi Bp. Koesoemo Sdri. Grace Sdri. Victory Sdri. Nike TEAM Sdr. Fredy Sdri. Enty Ev. Dodik Sdri. Lia Sdr. Irsan 34 e JADWAL P E NATAL AYANAN MAGZ Keterangan SEKOLAH MINGGU 16 April 2017 (Pk. 09.30 WIB) Liturgis Pelayan Musik Doa Pra/Pasca SM 23 April 2017 (Pk. 09.30 WIB) Kak Debby PUJIAN GABUNG UMUM Kak Willy Kak Evelyn Tema Air Bah dan Janji Tuhan BULAN MISI ANAK Mengapa harus jadi saksi? Bahan Alkitab Kejadian 7:11-9:17 Kisah Para Rasul 1:8 Sion Kak Budi Getsemani Kak Suani Yerusalem Kak Venna Nazareth Kak Evelyn Betlehem Kak Santi Pembicara : Kak Dodik Kelas Kecil : Kak Fenny IBADAH PEMUDA Keterangan Sabtu, 29 April 2017 (Pk. 18.30 WIB) Sabtu, 6 Mei 2017 (Pk. 18.30 WIB) Tema Limited Atonement Pengkhotbah Pdt. Reyco W Litrugos Sdri. Christine Pelayan Musik TEAM Pelayan LCD HANGOUT Sdri. Clara Penyambut Jemaat Sdr. Milka Sdri. Ida Petugas Doa Sdr. Fredy Singer Sdri. Jenny Sdri. Lovery 35 e Data Keh adir an Je m aat MAGZ Ibadah DATA KEHADIRAN JEMAAT Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Umum 1 37 orang Umum 2 86 Orang Umum 3 65 Orang Sekolah Minggu 30 Orang Remaja Pemuda Minggu, 23 April 2017 Keterangan 16 Orang 24 Orang Cab. Darmo KU 1 37 Orang SM - Cab. Darmo KU 2 40 Orang SM : 4 Orang RM : 3 Orang POS Batam 23 Orang SM : 32 Orang Remaja : 48 Orang POS Batu Aji SM : 35 Orang Remaja : 1 Orang 36