BAB 3 METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Mei sampai bulan Agustus 2011. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di kandang Unit Rehabilitasi dan Reproduksi (URR), Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan-Institut Pertanian Bogor. Analisa sampel darah dilakukan di Laboratorium Fisiologi, Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan-Institut Pertanian Bogor. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain spuit 10 ml, jarum 18 G, kapas, tabung reaksi, kertas label, pulpen, selotip, ice box, ice pack, hemositometer, cover glass, pipet pengencer RBC, aspirator, tissue, mikroskop cahaya, alat penghitung, tabung mikro kapiler, alat sentrifuse, penyumbat mikro kapiler, International Micro Capillary Reader, spektrofotometer, dan pipet mikro. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya empat ekor kerbau betina, alkohol, pengencer Hayem, antikoagulan Ethylene Diamine Tetraacetic Acid (EDTA), dan reagen hemoglobin. 3.3. Hewan Coba Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kerbau lumpur sebanyak empat ekor. Keempat kerbau tersebut berjenis kelamin betina berumur antara 2 sampai 2.5 tahun dengan bobot badan berkisar 250 kg sampai 300 kg. Kerbau tersebut berasal dari Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. 3.4. Tahap Persiapan Persiapan yang dilakukan sebelum pengambilan sampel darah kerbau meliputi persiapan kondisi kerbau. Hal yang dilakukan adalah membiarkan kerbau beradaptasi terlebih dahulu dengan lingkungan (aklimatisasi) di kandang URR selama 2 minggu. Kerbau tersebut ditempatkan pada kandang individu berukuran 15 2×2.5 meter. Persiapan lain adalah dengan pemberian pakan berupa hijauan pada pagi dan sore hari. Pada siang hari kerbau sesekali dikeluarkan dari kandang untuk mencari rumput sendiri dan berkubang di lumpur sekitar URR. Pemberian minum dilakukan ad libitum. Obat cacing Albendzol dan vitamin B kompleks juga diberikan sebelum penelitian untuk menjaga kondisi kerbau supaya dapat optimal. 3.5. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel darah dilakukan setiap dua hari sekali selama 10 minggu. Pengambilan darah dilakukan setiap pagi hari melalui Vena jugularis menggunakan spuit 10 ml dan jarum 18 G. Darah diambil sebanyak kurang lebih 2 ml kemudian langsung dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung yang digunakan terlebih dahulu diberi label dengan keterangan tanggal pengambilan dan keterangan kerbau. Tabung tersebut juga telah dilapis antikoagulan EDTA. Tabung yang telah diisi dengan darah kemudian langsung ditutup menggunakan sumbat penutup tabung. Proses homogenisasi antara darah dengan antikoagulan yang ada di dinding tabung segera dilakukan dengan cara membuat gerakan angka delapan. Sampel darah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam ice box yang didalamnya terdapat ice pack. Sampel darah kemudian dibawa ke laboratorium fisiologi untuk dilakukan pemeriksaan darah. 3.6. Pemeriksaan Sel Darah Merah, Hemoglobin, dan Hematokrit Pemeriksan darah yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini adalah jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit. Perhitungan jumlah sel darah merah dilakukan secara manual dengan menggunakan hemositometer. Darah diambil dengan menggunakan pipet pengencer RBC yang bersih dan telah disambungkan dengan aspirator sampai batas tera 0,5. Setelah itu, ujung pipet pengencer RBC dicelupkan ke dalam larutan pengencer hayem dan larutan hayem diambil sampai batas tera 101. Aspirator kemudian dilepas dari pipet pengencer RBC dan pangkal pipet ditutup dengan ibu jari dan bagian ujungnya ditutup dengan jari tengah. Antara darah dan larutan pengencer hayem dihomogenkan dengan melakukan gerakan angka delapan mendatar. Setelah larutan homogen, cairan tersebut dibuang 3 sampai 5 16 tetes untuk mendapatkan bagian yang benar-benar homogen. Hasil pengenceran kemudian diisikan ke dalam kamar hitung yang telah ditutupi cover glass dengan cara menyentuhkan ujung pipet pengencer pada permukaan kamar hitung. Kamar hitung kemudian didiamkan beberapa menit agar darah mengendap sempurna. Kamar hitung yang telah terisi dilihat dengan mikroskop mula-mula dengan perbesaran 10×10 kali untuk melihat apakah penyebaran darah telah merata. Setelah penyebaran darah merata, perhitungan jumlah sel darah merah dapat dilakukan dengan menghitung jumlah butir darah merah di dalam lima kotak yang terletak di daerah sentral yaitu pada pojok kanan atas dan bawah, pokok kiri atas dan bawah, serta satu kotak yang tepat berada di tengah dengan menggunakan perbesaran 10×40 kali. Hasil perhitungan akhir yaitu Jumlah sel darah merah dari perhitungan lima kotak tersebut dikalikan dengan 10.000 per mm3 (Theml et al. 2004). Kotak untuk menghitung jumlah sel darah merah pada kamar hitung hemositometer dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Hemositometer Neubauer Ket: Kotak eritrosit (lima kotak tengah; 1, 2, 3, 4, 5), Kotak leukosit (empat kotak pinggir; A, B, C, D) (Haen 1995). Pengukuran spektrofotometer kadar (Theml et hemoglobin al. 2004). dilakukan Metode menggunakan alat ini dilakukan dengan menambahkan reagen untuk mengukur hemoglobin sebanyak 2,5 ml ke dalam tabung kemudian ditambahkan sampel darah yang akan dianalisis sebanyak 10 µℓ. Campuran larutan tersebut kemudian dihomogenkan dengan vortex sampai tercampur rata. Setelah itu dibaca kadar hemoglobinnya menggunakan alat 17 spektrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm. Perhitungan Kadar Hemoglobin (gr%)= Absorban x 36,8 gr Hb/100ml. Pembacaan nilai hematokrit atau PCV dilakukan menggunakan International Micro Capillary Reader. Tabung mikro kapiler yang digunakan adalah tabung mikro dengan panjang 7 cm dan diameter 0,1 mm. Darah dimasukkan dalam tabung mikro kapiler dengan cara menempelkan bagian ujungnya pada sampel darah dengan posisi mendatar atau sedikit ke bawah. Bagian tabung mikro kapiler diisi darah hingga 70 sampai 90% dari panjang tabung mikro kapiler. Tabung mikro kapiler kemudian dipegang secara horizontal untuk mencegah darah menetes keluar. Setelah itu, bagian ujung tabung mikro kapiler disumbat dengan penyumbat agar darah tidak keluar. Tabung mikro kapiler kemudian disentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 10.000 rpm dengan bagian yang tak tersumbat mengarah ke pusat sentrifuse. Hasil sentrifugasi akan terlihat tiga lapisan yang terbentuk yaitu sel darah merah dibagian dasar yang memadat, lapisan tipis seperti pita putih yang merupakan buffycoat yang tersusun atas leukosit dan trombosit, dan lapisan paling atas berwarna bening merupakan plasma yang terpisah dari benda-benda darah. Tabung mikro kapiler yang telah disentrifugasi kemudian dibaca dengan menggunakan alat international micro capillary reader (Theml et al. 2004). 3.7. Perhitungan Indeks Eritrosit Kerr (2002) menunjukkan perhitungan Indeks eritrosit MCV, MCH, dan MCHC dengan menggunkan persamaan berikut: PCV MCV (fl) = ∑RBC MCH (pg) = ∑RBC MCHC (gr/dl) = PCV 100 (juta ) 10 Hb (juta ) 10 Hb 3.8. Metode Analisis Data Data yang telah diperoleh dicari rataan dan simpangan bakunya kemudian dianalisis secara deskriptif.