CDK-201_vol40_no02_th2013 ok.indd

advertisement
BERITA TERKINI
Deflurane Cocok Digunakan Untuk
Operasi Strabismus pada Anak
pascaoperasi selama anestesi deflurane pada
pasien anak dengan operasi strabismus.
Studi tersebut melibatkan 18 pasien berusia
antara 2-6 tahun (kelompok 1) dan 17 pasien
berusia antara 7-15 tahun (kelompok 2)
yang menjalani operasi strabismus dengan
anestesi deflurane. Penurunan ≥20% dari
frekuensi denyut jantung basal, dan kejadian
aritmia-henti jantung, dinilai sebagai refleks
okulokardiak. Kejadian mual dan muntah
pascaoperasi dinilai 24 jam setelah operasi
dengan menanyakan ke orang tua pada
pemeriksaan hari berikutnya.
HXM/SWI/1209/I/2
Hasilnya menunjukkan bahwa kejadian refleks
okulokardiak terjadi pada 48% pada kelompok
1 vs 36,3% pada kelompok 2 tetapi tidak
berbeda bermakna secara statistik. Tidak ada
perbedaan kejadian refleks okulokardiak antara
anak laki-laki dan perempuan maupun antara
mata kanan dan kiri. Refleks okulokardiak
terjadi pada 41 dari 96 otot yang dioperasi
dan paling sering pada rektus medialis, diikuti
dengan otot rektus inferior, otot oblik inferior,
dan otot rektus lateralis. Kejadian mual dan
muntah pascaoperasi 11,4%.
O
perasi strabismus merupakan prosedur
operasi mata pada anak yang paling
sering. Biasanya dilakukan pada basis
rawat jalan tetapi dengan rawat inap yang
tidak direncanakan karena tingginya kejadian
mual dan muntah pascaoperasi; sekitar dua
per tiga anak dengan operasi strabismus
mengalami muntah jika tidak dilakukan
tindakan pencegahan. Operasi strabismus
juga dikaitkan dengan refleks okulokardiak,
suatu respon bradikardi terhadap traksi otot
ekstraokuler, dan mungkin kedua kejadian
tersebut saling berkaitan.
Refleks okulokardiak sering terjadi selama
operasi strabismus (sekitar 60% kasus); traksi
otot mata ekstrinsik atau tekanan pada bola
mata dapat menyebabkan sinus bradikardi
yang dapat pulih setelah stimulus dihentikan.
Namun, meskipun jarang, dapat terjadi
gangguan irama jantung yang lebih serius.
Anak dengan refleks okulokardiak sangat
mungkin mengalami mual dan muntah
pascaoperasi sehingga pencegahan refleks
okulokardiak mungkin dapat menurunkan
kejadian muntah.
Suatu studi telah dilakukan untuk menilai
kejadian refleks okulokardiak pada jenis otot
ekstraokuler yang berbeda, mual dan muntah
Dari hasil studi tersebut disimpulkan bahwa
deflurane merupakan salah satu anestetik
inhalasi yang cocok digunakan pada operasi
strabismus karena pemulihannya cepat
serta komplikasi pascaoperasi yang minimal.
Relatif rendahnya tingkat refleks okulokardiak
dan mual muntah pascaoperasi membuat
deflurane aman dan efektif digunakan untuk
operasi strabismus pada anak.
Pada studi lainnya yang merupakan studi acak
pada 60 pasien anak dengan ASA I-III berusia
1-17 tahun yang dijadualkan menjalani operasi
strabismus elektif, deflurane juga menunjukkan
kejadian mual dan muntah pascaoperasi yang
relatif rendah dan pemulihan anestesi yang
cepat, sehingga pasien cepat dipindahkan
dari unit oerawatan pascaoperasi ke ruang
rawat inap. Studi tersebut dilakukan tanpa
pemberian antiemetik profilaksis. Oleh karena
itu deflurane merupakan anestetik volatil yang
cocok digunakan pada operasi strabismus
pada anak. (EKM)
REFERENSI:
1.
James I. Anaesthesia for paediatric eye surgery. Continuing Education in Anaesthesia, Critical Care & Pain 2008;8(1):5-10.
2.
Sari A, Doruk N, Adıgüzel U, Dursun O. Safety evaluation of desflurane anesthesia on childhood strabismus surgery - Original Article [Internet] 2009 [cited 2012 Oct 3]. Available from:
http://www.oftalmoloji.org/eng/makale/ 203/14/Full-Text.
3.
Kuhn I, Scheifler G, Wissing H. Incidence of nausea and vomiting in children after strabismus surgery following deflurane anaesthesia. Paediatr Anaesth. 1999;9(6):521-6.
CDK-201/ vol. 40 no. 2, th. 2013
133
Download