Ibr 4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi–sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan Ringkasan Khotbah Jilid 3 GEREJA REFORMED INJILI INDONESIA S SU UR RA AB BA AY YA A--A AN ND DH HIIK KA A Ringkasan Khotbah adalah penerbitan dari Gereja Reformed Injili Indonesia Surabaya-Andhika Andhika Plaza C/5-7, Jl. Simpang Dukuh 38-40, Surabaya 60275 Transkrip ringkasan-ringkasan ini dikerjakan oleh jumahat GRII-Surabaya dan belum diperiksa oleh pengkhotbahnya Bentuk penerbitan Ringkasan Khotbah diusahakan oleh Pieter Kuiper (the Netherlands) [email protected] Copyright transkrip ada di pihak Gereja Reformed Injili Indonesia Surabaya-Andhika www.imansejati.net I Daftar Halaman 1 Isi Tema Pandangan Kristen mengenai pendidikan 5 9 Hubungan interaksi manusia dan pengaruh-pengaruhnya 13 17 21 25 30 35 Konsep Paulus mengenai Persekutuan Pencipta, ciptaan dan daya cipta: 39 43 46 Manusia sebagai gambar dari Pencipta 50 54 59 63 68 74 79 Hari Natal dan potongan harga Hari Natal dan rasa pusing Hari Natal dan potongan-potongan harga Hari Natal dan harga diri Panggilan di masa muda 86 91 95 Empirisisme 100 104 106 Pandangan Calvin mengenai kebebasan Kristen 1 109 Pandangan Calvin mengenai kebebasan Kristen 2 113 Eden dan kesepadanan Empirisisme 117 121 125 129 132 Pandangan Calvin mengenai perintah sabat Pengorbanan dan pengabdian Signifikansi pengajaran Gereja 135 139 143 147 Waktu senggang? 151 155 159 Baptisan dan kepenuhan Roh Kudus Waktu senggang? 163 167 Bayangan PENCIPTA seperti Bulan dengan Matahari 171 Kedaulatan Allah dan pemilihan 174 177 181 184 Allah orang Hollywood Gereja dan negara Pengaruh dialektikal positivisme Ringkasan Khotbah Jilid 3 Judul Pertumbuhan dan pendidikan manusia Proses pendidikan dan kehendak Allah Pengaruh-pengaruh dari orang tua 1 Pengaruh-pengaruh dari orang tua 2 Pengaruh-pengaruh Lembaga Pengaruh-pengaruh Gereja Pengaruh-pengaruh teman sebaya Daya cipta Allah sebagai Pencipta terakhir Daya cipta di Hari Reformasi Keistimewaan dari ciptaan Man as derivative Creator Apa dan bagaimana Daya cipta dan keindahan yang sesunguhnya Allah dalam panggilanku Allah dalam gaya hidupku Allah dalam kehidupan sosialku Sumber dari pengetahuan Kata dan interpretasi dari pengalaman Pengalaman dan pengenalan Pengalaman yang tidak dapat dihindarkan Pengalaman yang benar Peran pengajaran dalam Gereja Katekismus dan pimbinaan Gereja Kredo dan Pertahanan Iman Liturgi dan Ibadah Waktu senggang yang benar Waktu senggang dan tekanan 1 Waktu senggang dan tekanan 2 Waktu senggang dan hiburan BuLan Konsep pemilihan Kehendak bebas atau pilihan b Dimasa lalu dan sekarang Max Horkheimer: Ceramah tentang logika 1 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Pandangan Kristen mengenai pendidikan: Pertumbuhan dan pendidikan manusia Nats: Ul. 6:4-7, Luk. 2:40 Ulangan 6 4 5 6 7 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang–ulang kepada anak–anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Lukas 2 40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada–Nya. Saat ini cukup banyak orang Kristen yang dapat kita lihat diberbagai tempat, tetapi ternyata sangat sedikit diantara mereka yang sungguh-sungguh mengerti tentang iman Kristen yang sejati, walaupun mungkin diantara mereka ada yang pernah belajar didalam sekolah Kristen. Bahkan ketika mereka masuk kedalam dunia kerja, hidup mereka begitu jauh daripada konsep-konsep tentang kekristenan yang benar. Kehidupan yang dituntut oleh iman Kristen begitu susah untuk dipraktekkan karena perubahan itu menuntut setiap orang yang bertobat untuk merubah paradigma hidup kita yang lama. UU Sisdiknas yang telah diresmikan beberapa bulan yang lalu seharusnya membuat kita sadar dan kembali introsepksi diri dan berpikir tentang pendidikan Kristen. Semua orang pasti sadar betapa pentingnya pendidikan bagi setiap manusia yang bertumbuh, tetapi banyak yang masih tidak mengerti tentang apa itu pendidikan. Maka kalau kita lihat selama ini pendidikan banyak sekali menghasilkan koruptor, penjahat, dll. Padahal pendidikan khususnya pendidikan Kristen seharusnya menghasilkan manusia yang mencintai Tuhan, berilmu tinggi, berguna bagi masyarakat, mempunyai citra yang baik, dan bermoral tinggi. 2 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Setelah kita melihat kenyataan ini, seharusnya kita perlu memikirkan ulang mengenai pendidikan Kristen yang selama ini dijalankan diberbagai sekolah Kristen karena hasil daripada sekolah-sekolah Kristen itu tidak menjadi seperti yang seharusnya. Lalu, dimanakah posisi dan nilai daripada sekolah-sekolah tersebut ditengah dunia yang berdosa ini ? Maka pada saat ini kita akan mulai belajar mengenai presaposisi daripada pendidikan, sehingga pengetahuan kita mengenai pendidikan tidak kabur atau bahkan sama sekali tidak jelas. Kekacauan pada peresmian RUU Sisdiknas hanya terjadi karena masalah seputar mata pelajaran agama dalam suatu sekolah. Hal ini menunjukkan betapa kecilnya perbedaan antara sekolah Kristen dengan sekolah dunia pada saat ini. Padahal nilai daripada kekristenan seharusnya mencakup segala-galanya didalam suatu sekolah. Sebagai contoh: sampai saat ini baik sekolah Kristen maupun sekolah dunia masih mengajarkan teori evolusi yang mengajarkan bahwa manusia hakekatnya sama dengan hewan sehingga mengakibatkan mengajar manusia dengan mengajar hewan adalah hal yang sama. Dan juga, konsep-konsep yang duniawi dan salah tetap diajarkan didalam sekolah-sekolah Kristen, hal-hal yang rohani dibuang dari segala pendidikan hingga sekolah sama sekali tidak bernuansa rohani. Jika hal demikian terjadi, layakkah sekolah tersebut dikatakan sekolah Kristen yang memuliakan dan mengerjakan pekerjaan Tuhan didalam pendidikan? Pendidikan disini sangat berkaitan erat dengan antropologi karena pendidikan antara manusia dengan hewan tidaklah sama sehingga kita harus bisa memisahkan bagaimana mendidik manusia tidak seperti mendidik hewan. Sebelum mendidik manusia, kita harus sadar terlebih dahulu siapakah manusia itu. Menurut kekristenan bahkan berdasarkan Firman Tuhan, manusia diciptakan berdasarkan gambar dan rupa Allah (prinsip imago dei) sehingga manusia jelas jauh lebih tinggi dari segi apapun daripada hewan. Jadi seharusnya pendidikan yang dikerjakan oleh keristenan seharusnya jauh lebih unik daripada pendidikan yang ditawarkan oleh dunia sekuler. Beberapa tema utama dari doktrin manusia atau antropologi didalam kekristenan yang harus dibedakan dengan antropologi dunia/sekuler antara lain : 1. Manusia dicipta menurut Gambar dan Rupa Allah. Dunia meneliti bahwa manusia berada didunia adalah karena faktor kebetulan. Hal ini mengakibatkan setiap manusia sebenarnya tidak perlu bertanggung jawab kepada Allah karena manusia bukan diciptakan oleh Allah. Firman Tuhan secara jelas mengatakan bahwa manusia berada karena ciptaan Tuhan. Bahkan manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling tinggi. Sejak kecil memang kita telah dijelaskan hal demikian, tetapi seluruh aspek hidup kita menolak hal itu dan menerima teori evolusi dalam pengertian hidup kita. 2. Secara natur manusia telah jatuh ke dalam dosa. Bagi dunia, manusia ketika lahir berstatus netral atau bahkan baik. Dan selanjutnya status daripada manusia tersebut tergantung pada perjalanan hidupnya. Sama seperti kertas putih bersih yang makin lama semakin dikotori oleh banyak hal di dunia. manusia tidak mau benar-benar mengaku bahwa dirinya berdosa dan layak masuk neraka, tetapi menganggap dirinya 3 Persekutuan & Pembinaan Pemuda cukup baik untuk masuk surga. Hal ini sangat kontras dengan kkekristenan yang mengajarkan bahwa manusia begitu berdosa sehingga untuk bisa selamat mutlak memerlukan anugerah dari Allah. 3. Tujuan hidup manusia adalah untuk memuliakan Allah. Dunia mengajarkan manusia ada bukan karena dicipta Allah, hal inilah yang mengakibatkan hidup manusia bukan untuk memuliakan Allah karena tidak ada hubungannya antara Allah dengan manusia. Sudut pandang kekristenan memberikan kebenaran bahwa ketika Allah menganugerahkan keselamatan kepada manusia, Dia menuntut manusia untuk mengguna-kan hidupnya untuk memuliakan Allah karena hidupnya berasal dari Dia, keselamatan dari Dia, bahkan segala-galanya berasal dari Dia (Roma 11:36). 4. Hidup manusia diakhiri dengan kekekalan. Dunia pendidikan saat ini tidak mengajarkan bahwa manusia pada akhir hidupnya harus bertanggung jawab kepada Tuhan. Hal ini kelihatannya wajar karena sebelumnya manusia telah diberikan pengertian bahwa manusia bukan ciptaan Allah, sehingga antara Allah dengan manusia tidak berhubungan. Hal demikian mengakibatkan manusia tidak takut kepada apapun, bahkan penghukuman Allah. Manusia menggunakan pengetahuannya dengan sembarangan bahkan mengakibatkan hancurnya manusia dan lingkungannya. Berdasarkan Firman Tuhan, setiap manusia pada akhirnya pasti harus bertanggung jawab kepada Tuhan atas hidupnya masing-masing, termasuk pendidikan yang telah diperolehnya. Dan, setiap manusia hanya ada dua pilihan, yaitu hidup kekal atau mati kekal. Oleh sebab itulah setiap kepandaian harus digunakan dengan hati-hati dan penuh tanggung jawab kepada Tuhan. Setelah kita melihat esensi daripada manusia, pendidikan Kristen dan pendidikan dunia seharusnya sangat berbeda jauh karena bagaimana kekristenan dan bagaimana dunia melihat manusia sangat jauh berbeda. Dan, kalau kita kontraskan esensi dari manusia diatas dengan dunia pendidikan yang selama ini kita terima, maka hasilnya akan sangat berlawanan. Pendidikan yang hingga saat ini berjalan, masih sangat menjauhi daripada esensi manusia yang sebenarnya. Jadi apa yang dicapai oleh pendidikan selama ini hanyalah kegagalan dalam membentuk manusia. Dunia pendidikan khususnya kekristenan seharusnya sadar bahwa manusia dicipta oleh Allah dan bertujuan untuk memuliakan Allah, bahwa hidup manusia hakekatnya berdosa kepada Allah dan membutuhkan anugerah, dan kehidupan manusia berakhir pada kekekalan. Dan, kesadaran akan hal tersebut, seharusnya dapat merubah seluruh sistem yang ada di sebuah sekolah dan bagaimana untuk mendidik seorang manusia. Baik mulai dari institusi, guru, sosial, tujuan, motivasi, sampai dengan kurikulum seharusnya membawa setiap manusia yang terlibat didalam dunia pendidikan untuk semakin mengenal Allah, mengenal dirinya sendiri, tahu tujuan daripada sekolah, dan meggunakan hasil dari pendidikan itu dengan hati yang memuliakan Allah dan bertanggung jawab kembali kepada Allah. Maka, inilah bukti yang benar-benar menunjukkan akan pertumbuhan manusia (human growth). Human growth tidak hanya mencakup segi kuantitas daripada manusia yang ada di dunia. Apa gunanya jika kuantitas dari human growth begitu besar tetapi hanya berakhir kepada kematian kekal dan semakin merusak seluruh dunia ini. Human growth seharusnya juga melihat dari segi kualitas dari setiap manusia untuk mencapai kualitas yang di dituntut oleh Tuhan kepada setiap manusia itu. Jadi, human growth adalah hasil dari proses bagaimana merubah 4 Persekutuan & Pembinaan Pemuda manusia-manusia yang hidup awalnya berdosa sampai mempunyai hidup yang memuliakan Allah dengan pendidikan yang cermat melalui sekolah. Maka jelaslah bahwa sekolah dan guru memegang peranan yang amat sangat penting untuk membentuk pertumbuhan manusia yang tepat pada sasaran. Sekolah dan guru harus dapat melaksanakan pendidikan dengan amat tegas dan dengan konsep yang benar, sehingga mampu membentuk manusia untuk menjadi seperti apa yang Tuhan inginkan. Hasil daripada pendidikan khususnya sekolah Kristen seharusnya dapat membentuk manusia menjadi terang bagi dunia yang berdosa, melaksanakan mandat budaya didalam masyarakat dengan tepat, mempunyai sudut pandang yang begitu tajam terhadap berbagai masalah, mempunyai pengertian yang tajam pada segala pengetahuan ditinjau dari sudut pandang Tuhan dan mempertanggung jawabkannya sebagai anak Tuhan, mampu menganalisa secara kritis, dan dapat membuka wawasan didunia ini, sehingga dapat melihat apa yang tidak dapat dilihat oleh dunia dan mempunyai pandangan kekristenan yang tajam dan kokoh. Amin ! 5 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Pandangan Kristen mengenai pendidikan: Proses pendidikan dan kehendak Allah Nats: Ams 1:7, Luk 2:40 Amsal 1 7 Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Lukas 2 40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada–Nya. Tema mengenai bagaimana kekristenan melihat pendidikan, belakangan ini menjadi cukup penting untuk dibahas karena kalau kita melihat begitu banyak orang dimasyarakat menjadi terkejut khususnya orangorang dan institusi-institusi Kristen menjadi begitu heboh dengan adanya undang-undang Sisdiknas yang baru. Ini menunjukkan bahwa pendidikan selalu menjadi permasalahan tiap orang dan juga betapa pentingnya pendidikan itu. Maka, seharusnya kita sebagai orang Kristen mempunyai hak yang terbaik untuk berbicara tentang pendidikan karena bagaimana kekristenan melihat pendidikan sangat jauh lebih tinggi dan lebih tepat jika dibandingkan dengan pandangan dunia yang begitu salah. Humanimal memberikan konsep pada dunia bahwa manusia sebenarnya sama/mirip dengan binatang, dan konsep yang sama ini masuk kedalam dunia pendidikan, yaitu : bagaimana mendidik manusia dan hewan sebenarnya kurang lebih sama. Dampak dari hal ini akan membentuk begitu banyak “pemain sirkus” dalam perjalanan sejarah dunia, begitu banyak manusia yang mempunyai perilaku sama dengan hewan-hewan liar yang cerdas, dunia pendidikan telah gagal untuk mencapai tujuan yang seharusnya. Dan kegagalan ini tidak hanya terjadi pada sekolah-sekolah sekuler, tetapi bahkan juga terjadi pada sekolah-sekolah Kristen. Pemuda-pemudi yang lulus menjadi humanis materialis bahkan hedonis didalam memanfaatkan kepandaiannya dan mereka tidak peduli akan kebenaran dan keadilan Tuhan. 6 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Prinsip daripada pendidikan sekuler ini sangat ditentang oleh kekristenan karena manusia dilihat oleh kekristenan adalah suatu produk ciptaan yang jauh lebih unik daripada ciptaan-ciptaan lainnya. Kemudian perjalanan manusia yang diwakili oleh Adam dan Hawa telah membuat manusia jatuh kedalam dosa sehingga manusia benar-benar telah rusak total. Pengertian yang begitu agung ini hanya didapatkan didalam Firman Tuhan melalui wahyu oleh Tuhan untuk manusia sehingga manusia dimungkinkan untuk dapat mengerti siapa dirinya. Ketika kita mengerti tentang doktrin manusia atau antropologi dengan benar dan tepat, maka pemahaman tersebut akan membawa kita untuk mempunyai paradigma mengenai dunia pendidikan dan tujuan akhir daripada suatu proses pendidikan dengan benar pula. Pendidikan seharusnya membawa manusia yang telah rusak total berubah menjadi manusia yang seperti Tuhan inginkan sehingga hidupnya dapat dipakai untuk memuliakan Allah. Sekolah dan guru harus mempunyai rasa tanggung jawab yang serius bagaimana mendidik dengan suatu tuntutan yang tegas agar setiap murid dapat sadar untuk apa dia hidup dan belajar serta dapat bertanggung jawab didalam kekekalan atas kepandainnya. Lukas sebagai salah satu murid Kristus yang paling terpelajar mempunyai ketajaman pikiran dalam mempelajari akan kehidupan Kristus dengan teliti dan akurat sehingga dia dipakai oleh Tuhan untuk menuliskan injil yang sangat bersifat ilmiah dan solid. Akhir daripada penelitannya terhadap Kristus, Lukas memberikan kesimpulan yang begitu indah, yaitu : Kristus sebagai manusia bertumbuh seperti manusia lainnya. Jadi, Kristus tidak hanya bertumbuh dari aspek jasmani tetapi juga aspek rohani. Anugerah Allah begitu melimpah atas Kristus karena Dia bertumbuh menjadi semakin dewasa dan kedewasaan tersebut disertai dengan semakin berhikmat dan bijaksana. Kristus ini merupakan suatu teladan yang sangat sempurna bagi setiap kita karena kehidupan-Nya merupakan figur yang sejati untuk menjadi seorang manusia sejati. Pada saat ini, mayoritas manusia hanya memikirkan akan pertumbuhan jasmani saja tanpa peduli akan pertumbuhan rohaninya. Seluruh arah dari pendidikan dan pembinaan hanya mengarahkan anak untuk perkembangan tubuhnya. Padahal perkembangan fisik bukanlah segala-galanya. Tuhan menginginkan agar setiap kita untuk semakin bijaksana dan penuh dengan anugerah. Jadi, dunia pendidkan seharusnya memperhatikan proses pembangunan setiap murid dari segi jasmani dan rohani secara seimbang. Firman mengatakan bahwa awal untuk menjadi bijaksana dan berhikmat, kita harus takut kepada Tuhan, karena manusia adalah mahkluk berdosa yang mempunyai natur untuk selalu melawan Allah. jadi, kunci dari bagaimana manusia dapat bertumbuh dengan benar adalah pemulihan hubungan antara kita dengan Allah. Agar manusia menjadi berpendidikan dan berbijaksana seharusnya mulai dari sejak kelahiran senantiasa diarahkan dan dididik untuk kembali berhubungan dengan Allah yang telah menciptakan dirinya. Sehingga kalau kita lihat, orang tua mempunyai peranan yang sangat besar untuk mendidik anaknya agar takut kepada Tuhan sehingga anak tersebut mempunyai hubungan yang benar dengan Tuhan. Tuhan ingin agar setiap kita untuk benar-benar takut dan cinta kepada Tuhan karena Tuhan akan murka dan menghukum setiap kita yang yang berbuat kesalahan. Para orang tua seharusnya mewakili dan menjadi figur Tuhan terhadap anak-anaknya, sehingga setiap anak dapat mempunyai sikap hormat, disiplin, dan tidak bertumbuh menjadi liar tanpa mengetahui bahwa murka Allah bisa jatuh atasnya. Anak-anak kita 7 Persekutuan & Pembinaan Pemuda seharusnya mempunyai kegentaran dan gemetar dihadapan Allah sehingga mereka menjadi lebih bijaksana didalam hidup. Pendidikan rohani yang seperti ini seharusnya dijalankan sedini mungkin kepada setiap manusia bahkan sejak kelahirannya karena begitu kita dilahirkan didunia, kita telah dapat menerima berbagai pelajaran yang baik ataupun yang buruk. Sehingga, pendidikan rohani ini juga harus dijalankan dengan keras dan penuh dengan perjuangan, kemauan, tekad, dan pengorbanan karena secara natur, tadi telah dikatakan bahwa manusia tidak bersifat netral, tetapi cenderung untuk rusak daripada baik, maka manusia lebih mudah untuk menjadi jahat daripada menjadi baik. Negara-negara komunis-pun mengetahui akan pentingnya pengajaran rohani sejak dini, tetapi pemerintah melarang keras setiap keluarga dan sekolah untuk memberikan pelajaran agama bagi anak-anak sampai dibawah 17 tahun. Hal ini mengakibatkan mulai dari kecil hingga dewasa, mereka dididik untuk bertumbuh menjadi atheis karena setiap pelajaran sangat bernilai keduniawian, jauh daripada Tuhan. Sekolahpun sebagai lembaga pendidikan seharusnya juga mengajarkan kepada setiap murid-muridnya untuk takut kepada Tuhan, bukannya takut kepada guru/dosen, kepada nilai, dll. inilah yang akan membedakan antara sekolah-sekolah Kristen dibandingkan sekolah-sekolah sekuler. Ketika setiap murid telah dididik untuk takut kepada Allah, maka anak-anak tersebut akan mempunyai kebijaksanaan dan hikmat yang tepat kepada Allah dan hidupnya akan penuh dengan anugerah. Keunikan seperti ini seharusnya hanya bisa didapatkan didalam sekolah-sekolah Kristen. Jika prinsip diatas telah kita jalankan, maka kita akan merasakan bahwa kasih karunia Allah melimpah atas setiap kita dan kehidupan yang seperti ini merupakan kehidupan yang indah dihadapan Allah. Selanjutnya, Allah juga akan mempergunakan kita sebagai saluran berkat yang besar untuk memberikan pengaruh dan pandangan bagi orang lain yang berada di sekeliling kita. Tuhan ingin menggunakan pendidikan Kristen sebagai suatu wadah dimana pendidikan iman mewarnai segala bidang mata pelajaran disekolah. Setiap mata pelajaran tersebut seharusnya bernuansa dan dilihat secara kerohanian, termasuk melalui menggambar, matematika, fisika, dsb, setiap murid harus dapat melihat bagaimana tangan dan kasih Tuhan. Maka, mereka akan dapt melihat dan menghargai sesama, binatang, lingkungan, dan alam, sehingga semakin lama mereka akan bertumbuh menjadi semakin dewasa disertai dengan memiliki pengetahuan yang luas dan juga takut terhadap Tuhan. Kita sebagai orang Kristen juga sama sekali tidak boleh meremehkan iman Kristen. Banyak orang berpikir jika orang terlalu banyak bertumbuh didalam dunia kerohanian, maka orang tersebut pasti lebih bodoh daripada orang dunia. Pikiran demikian adalah suatu paradigma yang salah. Meskipun terkadang orang sekuler mempunyai IQ yang lebih tinggi, tetapi mereka tidak dapat mempunyai kebijaksanaan yang dimiliki oleh kita sebagai orang-orang rohani karena mereka masih mencintai dunia bukannya mencintai kekristenan, dan hal itu sangat berpengaruh terhadap pembentukan paradigma kita. Kita seharusnya mempunyai pemikiran dan analisa yang lebih tajam terhadap suatu hal serta dapat menangkap bijaksana yang berasal dari Tuhan, jika dibandingkan dengan pandangan orang-orang dunia yang tidak mengenal Allah yang sejati yang telah menciptakan mereka dan menciptakan seluruh ilmu pengetahuan. Dan, hal segala hal ini dimulai dengan rasa takut kepada Tuhan, bukan cinta kepada Tuhan. 8 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Mungkin hal ini bagi kita sebagai orang-orang yang telah dewasa adalah suatu pelajaran yang terlambat karena mungkin diantara kita ada yang telah menyelesaikan sekolah, tetapi pertumbuhan dalam kehidupan setiap manusia selalu memerlukan proses dan manusia akan terus berproses selama kita hidup di dunia ini, sehingga kita dapat selalu terus bertumbuh sampai dengan kematian. Dan, pertumbuhan ini seharusnya dimulai pada waktu pertobatan kita sehingga pertumbuhan itu merubah hidup kita untuk tidak semakin rusak dan hancur didalam kekekalan. Jika Tuhan memberikan talenta kepada beberapa orang diantara kita didalam hal mengajar ataupun Tuhan memberikan kita kesempatan untuk menikah dan mempunyai putera-puteri untuk kita didik, kiranya kita sebagai orang tua atau guru dapat menjalankan tugas itu dengan serius dan benar-benar bertanggung jawab kepada Tuhan agar setiap anak yang Tuhan serahkan kepada kita dapat berubah sesuai dengan kehendak Tuhan. Usaha seperti ini pasti membutuhkan rasa takut kepada Tuhan, air mata, bijaksana, dan kita sendiripun harus rela untuk terus diproses. Amin ! 9 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Hubungan interaksi manusia dan pengaruh-pengaruhnya: Pengaruh-pengaruh dari orang tua 1 Nats: 1 Sam. 2:12,29 12 Adapun anak–anak lelaki Eli adalah orang–orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN, 29 Mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban sembelihan–Ku dan korban sajian–Ku, yang telah Kuperintahkan, dan mengapa engkau menghormati anak–anakmu lebih dari pada–Ku, sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat–Ku Israel? Berinteraksi merupakan suatu keunikan luar biasa yang Tuhan anugerahkan kepada manusia tetapi justru manusia sendiri sama sekali tidak menghargai dan mereka memilih untuk hidup didalam suatu komunitas yang palsu dan melanggar esensi daripada komunitas yang sesungguhnya, hal ini mengakibatkan tatanan masyarakat menjadi semakin rusak. Kelakuan seperti ini telah dipraktekkan sejak awal kehidupan manusia yang diwakili oleh Adam dan Hawa (Kej 3). Sebuah interaksi yang indah seharusnya didalamnya terdapat ikatan pada pusat dan esensi dasar daripada interaksi tersebut, yaitu kebenaran Tuhan. Unsur-unsur yang mengikat dari interaksi yang benar adalah kasih, keadilan, dan kebenaran. Tetapi pada kenyataannya Kejatuhan Adam dan Hawa kedalam dosa sungguh merupakan kesengsaraan bagi seluruh manusia didunia karena sejak itu seluruh tatanan dunia serta keindahannya menjadi rusak bahkan hancur. Maka sejak itu didalam dunia selalu diisi dengan kecurigaan, ketidak cocokkan, prasangka, serta menganggap segala sesuatu yang benar menjadi negatif sehingga tidak ada lagi suatu hubungan yang indah. Sejak pertama kali, Tuhan selalu memberikan kebenaran firmannya dengan begitu murni serta informasi yang benar tanpa diputar-putar. Tuhan memerintahkan kepada manusia untuk hidup bersosialisasi, menguasai, mengelola, dan mengembangkan bumi, termasuk juga perintah larangan untuk tidak memakan buah pengetahuan baik dan jahat. Jika kita menerima informasi dengan benar maka seharusnya membawa seluruh pemikiran kita kepada hal yang benar. 10 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Iblis mempunyai sifat yang berlawanan dengan Tuhan. Iblis sengaja memutar informasi yang benar dan memberikan pertanyaan kepada Adam dan Hawa sehingga mereka menjadi berprasangka buruk dan curiga kepada Tuhan. Lalu selanjutnya dapat kita ketahui, cara iblis yang begitu licik berhasil membuat Adam dan Hawa untuk memakan buah pengetahuan baik dan jahat karena mereka telah dibuat percaya oleh iblis bahwa Tuhan takut dkalahkan oleh manusia. Cara yang sama dengan iblis terkadang dipakai oleh orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan memutar-mutar informasi sehingga mengakibatkan anak-anak menjadi down, kabur, dan bingung terhadap kebenaran. Akibatnya anak-anak tersebut selalu mempunyai sikap curiga dan berprasangka buruk terhadap setiap informasi yang dia terima, termasuk juga kebenaran. Dan, Ironisnya, para orang tua tidak pernah menyadari hal tersebut. Ketika kita menyadari hal seperti ini, maka kita perlu mengerti seberapa pentingnya komunikasi, seberapa besarnya akibat daripada informasi yang rusak bagi kita. Sebagai orang tua kita seharusnya senantiasa memberikan informasi yang benar serta tanpa diputar-putar sehingga anak-anak dapat mengetahui dengan yakin tentang apa yang benar dan dapat menggunakannya apabila mereka menemukan informasi yang salah agar mereka dapat memisahkan antara yang palsu dan yang asli. Dari sini kita baru mengerti kenapa ditengah dunia yang berdosa, kita tidak mungkin dapat berkomunitas dan berinteraksi dengan benar karena semua orang telah jatuh kedalam dosa. Interaksi yang dunia berikan hanya bersifat dipermukaan saja karena hanya bermodalkan rasa kebersamaan dan interaksi seperti ini tidak dapat bertahan lama dan mempunyai hubungan yang murni antar pribadi. Dari sini kita juga akan dapat mengerti tentang filsafat Konfusius mengenai relationship. 1. Kalau kita ingin mempunyai hubungan yang langgeng berjangka panjang, janganlah terlalu dekat ataupun terlalu jauh dengan teman kita karena kedekatan itu akan mengakibatkan banyak masalah dan terlalu jauh akan menghilangkan persahabatan. Dengan kalimat lain, Konfusius memberikan saran kepada kita untuk saling jaga jarak. 2. Interaksi yang baik janganlah terlalu menggunakan emosi karena relasi yang baik tidak seperti anggur yang manis dan rasa manis itu membuat kta cepat bosan, tetapi hendaknya seperti air tawar yang tidak ada rasanya tetapi tidak membosankan. Hal yang fatal, prinsip ini juga terjadi pada hubungan suami-isteri. Suami dan isteri harus selalu memelihara hubungan mereka dengan cara saling menjaga jarak komunikasi mereka. Makanya kalau kita lihat banyak orang ketika mereka berpacaran sangat mesra dan penuh dengan ekspresi cinta kasih, tetapi ketika mereka menikah, hubungan mereka tidak lagi berdasarkan cinta kasih seperti waktu pacaran tetapi hanya berdasarkan tanggung jawab belaka. Alangkah celakanya pernikahan seperti ini. Dari beberapa fakta diatas, kita seharusnya lebih belajar untuk mengerti bagaimana seharusnya membangun sebuah interaksi didalam sebuah hubungan secara tepat. 1. Esensi yang sangat merusak sebuah relasi itu harus dipecahkan dengan cara bertobat dan kembali kepada Tuhan, sehingga kita dapat lepas daripada belenggu dosa yang membuahkan pikiran dan keinginan dosa. Hanya Tuhan yang dapat memberikan kepada kita sebuah kasih dan cinta sejati yang 11 Persekutuan & Pembinaan Pemuda berlawanan dengan kasih dunia yang sangat egois dan humanis. Ketika orang dunia mencintai sesamanya, cinta mereka selalu akhirnya hanya kembali kepada kepentingan dan keuntungan pribadi. Dan untuk melepaskan cinta seperti ini hanya dengan bertobat dan Tuhan akan mengajarkan kepada kita bagaimana kita mencintai seperti Kristus mencintai umat pilihan-Nya. Sehingga pertobatan diri kita bukan hanya semata demi kepentingan egois kita tetapi juga kepentingan orang-orang yang mempunyai relasi dengan kita. Ketika kita kembali kepada Tuhan, kasihnya melimpah keatas kita sehingga dimanapun kita hidup, keberadaan kita akan menjadi berkat bagi banyak orang. Jadi pada saat ini kita harus menyadari ketika kita berada disuatu lingkungan bolehkah kita membagi berkat dan cinta kasih Tuhan kepada orang lain disekitar kita sehingga mereka dapat memandang Tuhan. Apabila selama ini setiap pagi doa kita begitu egois hanya memberikan agenda kita kepada Tuhan, bolehkah mulai saat ini doa kita penuh dengan syukur dan permohonan agar dimanapun kita berada, Tuhan memberikan kesempatan agar kita boleh menjadi berkat bagi banyak orang serta permohonan agar Tuhan berikan kekuatan kepada kita untuk menghadapi cobaan dan penderitaan sehingga setiap langkah kita tidak mempermalukan nama Tuhan. Inilah suatu kehidupan yang tidak hanya memikirkan egois kita, tetapi memikirkan kepentingan Tuhan dan kepentingan sesama. 2. Ketika manusia belum jatuh kedalam dosa, hubungan antara manusia dan sesamanya, alam, hewan begitu baik karena esensi daripada inti hubungan manusia belum rusak. Awal daripada hubungan yang baik seperti ini dimulai dengan hubungan kehidupan kita dengan Allah. Ketika kita mempunyai hubungan yang beres dengan Allah, maka hubungan kita dengan sesama, alam, diri dan dengan kita sendiri juga akan beres. Kalau kita lihat era modernisme, semakin banyak orang yang atheis dan tidak peduli akan Tuhan. dan mereka pikir dengan begitu mereka bisa mempunyai hubungan yang lebih baik dengan sesama. Tetapi kalau kita lihat, semua gerakan humanis dan gerakan-gerakan yang memperjuangkan kepentingan menusia pada saat itu, malah semakin merusak dan menghancurkan sesama bukannya membangun sesama. Dan akhirnya kehancuran daripada era modernisme membawa kita kepada era postmodernisme. Postmodernisme juga berdampak pada hubungan antar manusia. Kini, hubungan manusia adalah hubungan didalam kekosongan karena sumber daripada kepercayaan kita telah hilang. Mungkin banyak sekali acara TV dan tempat-tempat hiburan yang bisa membuat kita tersenyum bahkan hingga tertawa lebar, tetapi setelah kita selesai dengan itu, kehidupan dan hati kita kembali kosong dan sepi, karena apa yang seharusnya diisi oleh Tuhan saja, kita tidak ijinkan Dia untuk memenuhi kita. Maka jika ruang tersebut telah diisi oleh Tuhan, baru kita memperoleh sebuah kepenuhan, sehingga kita baru bisa menjadi berkat bagi banyak orang. Pada hari ini terlalu banyak anak-anak yang lahir tanpa orang tua. Didalam hati, mereka mengatakan bahwa mereka adalah bukan milik siapa-siapa. Secara aktual mereka mempunyai orang tua, tetapi sesungguhnya mereka tidak tahu apa artinya seorang ayah dan seorang ibu. Lalu bagaimanakah anak-anak tersebut dapat berinteraksi dan mempunyai relasi yang benar apabila dari pertama lahir, ayah dan ibu yang Tuhan berikan kepada mereka untuk bertanggung jawab mendidik mereka agar mengerti apa artinya human relation sudah hilang. Maka pada saat ini ataupan di masa depan apabila Tuhan berikan kita anak-anak, bagaimanakah mereka akan memandang kita sebagai orang tuanya ?. kita juga sepatutnya bersyukur apabila pada hari ini 12 Persekutuan & Pembinaan Pemuda kita masih mempunyai orang tua yang senantiasa memelihara kita, begitu perhatian, mendidik kita untuk mengerti bagaimana hubungan dan cinta kasih yang sesungguhnya, bagaimana cara berhubungan yang baik dengan manusia. Maka inilah panggilan kita yang nantinya menjadi orang tua untuk membesarkan anak-anak kita didalam Tuhan. 1. Tuhan memberikan hak kepada setiap orang tua untuk membesarkan anak-anaknya karena Tuhan telah memberikan suatu ikatan genetika antara orang tua dan anaknya. Tuhan telah menetapkan hukum prokreasi, yang artinya Tuhan tidak menciptakan sendiri setiap manusia, tetapi melalui ayah dan ibu untuk melahirkan seorang anak. Sehingga setiap anak yang lahir, tidak akan jauh daripada karakter orang tuanya. Faktor genetika juga membuat setiap anak yang sejak lahir telah mempunyai suatu kedekatan dengan orang tuanya. Manusia membesarkan seorang manusia berbeda dengan membesarkan seekor hewan. Tanpa adanya faktor genetika ini, akan sangat sulit sekali untuk dapat membesarkan anak yang bukan berasal dari keluarga kita sendiri. Betapa sayangnya apabila hak istimewa seperti ini tidak lagi dihargai oleh manusia. Manusia menginginkan kloning yang akan membuat sistem genetika dan tatanan prokreasi menjadi semakin rusak. 2. Tuhan juga memberikan kepada setiap orang tua untuk bertanggung jawab mendidik anak- anaknya karena mereka bernilai kekekalan yang dipertanggung jawabkan dihadapan Allah. Inilah hukum sebab akibat. Maka didalam kekristenan, setiap pasangan yang akan menikah selalu dituntut untuk mulai dari pertama, mereka harus bersepakat dan berjanji untuk apabila mereka dikaruniai untuk membesarkan anak oleh Tuhan, maka mereka harus membesarkan anak tersebut untuk takut kepada Tuhan. Jika kita tidak menjalankan panggilan kita sebagai orang tua dengan benar dan serius, akibatnya generasi yang akan datang akan rusak. Anak-anak tersebut akan sangat mudah sekali untuk dirusak moralnya. Hal seperti ini juga terjadi pada keluarga imam Eli yang mengakibatkan keturunannya mejadi ikut rusak. Jadi ketika dunia semakin lama semakin maju, moralitas dari manusia akan semakin rendah. Dunia telah merusak dirinya sendiri hingga menuju pada kehancuran. Marilah kita sekali lagi berkomitmen dengan sungguh-sungguh dihadapan Tuhan untuk mau menjalankan panggilan ini dengan benar-benar serius dan bertanggung jawab, juga memiliki pengertian akan bagaimana membangun sebuah relasi yang benar dengan Tuhan, diri kita sendiri, sesama, dan alam sesuai dengan Firman. Amin ! 13 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Hubungan interaksi manusia dan pengaruh-pengaruhnya: Pengaruh-pengaruh dari orang tua 2 Nats: 2 Tim. 1 : 5 5 Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama–tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. Tuhan menciptakan manusia tidak untuk hidup sendirian, tetapi Tuhan menginginkan agar manusia mempunyai sebuah relasi sosial dengan ciptaan-Nya yang lain. Salah satu sifat ilahi Tuhan yang diturunkan kepada manusia (communicable attribute of God) adalah kasih. Walaupun sifat-sifat ilahi antara Allah dengan manusia mempunyai kualitas yang berbeda tetapi esensi-nya adalah sama. Jadi Allah ingin kita juga mempunyai sifat mengasihi seperti Allah mengasihi kita. Manusia seharusnya mengasihi Allah, alam, dan termasuk juga sesama. Dan interaksi yang pertama kali terjadi ketika manusia dilahirkan didunia adalah bagaimana hubungan antara orang tua dan anak. Alangkah celakanya dan sengsara jika kita melihat pada masa kini banyak sekali orang tua yang menolak keberadaan anak-anaknya serta melepaskan mereka tanpa menikmati hubungan dari ayah-ibunya, padahal relasi yang terjadi antara orang tua dan anak-anaknya merupakan sebuah relasi yang sangat indah dan didalamnya terdapat sebuah hubungan yang tidak akan pernah mungkin kita dapatkan dari luar. Walaupun telah disediakan seorang pembantu atau suster yang sangat mencintai anak majikannya, tetapi cinta kasih itu tidak akan pernah sama dengan cinta kasih orang tuanya. Tuhan menciptakan manusia melalui sistem prokreasi dimana seorang anak tidak akan pernah muncul tanpa adanya ayah dan ibu dan Tuhan memberikan tuntutan dan pertanggung jawaban kepada ayah dan ibu untuk mendidik anaknya dan memberikan sebuah interaksi antar pribadi yang pertama kali bagi anak-anaknya. Firman yang kita baca hari ini menggambarkan bagaimana iman yang sejati telah diturunkan selama tiga generasi. Firman tidak mengatakan bahwa ini terjadi secara otomatis tetapi ketika seseorang bertanggung jawab bagaimana menjalankan perannya sebagai orang tua, maka anaknya akan mendapatkan berkat. 14 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Kalau kita melihat bagaimana seorang Paulus, Musa, Timotius, Agustinus bisa menjadi orang yang begitu beriman kepada Tuhan. Juga kalau kita melihat Pdt. Stephen Tong dan juga keluarganya bisa menjadi orang yang beriman karena ada orang tua yang begitu perhatian dan serius mendidik didalam iman. Dari sini kita bisa mengerti betapa pentingnya peran dan pengaruh orang tua didalam pendidikan anaknya. Kita juga melihat Nietzsche, Marx, dimana walaupun mereka hidup didalam keluarga Kristen tetapi mereka telah menerima pendidikan yang salah sehingga mereka mempunyai jalan hidup yang salah pula. Maka pada hari ini kita akan menggumulkan bersama-sama kenapa Tuhan mempaercayakan hal penting ini kepada orang tua, kenapa harus diadakan baptisan anak, kenapa harus sampai ada tuntutan dan pertanggung jawaban, kenapa Tuhan sampai begitu serius memerintahkan orang tua mendidik anaknya. Permasalahan akan First Decree/ konsep pertama. Adalah suatu pengajaran atau struktur yang ditangkap oleh seorang anak petama kali terhadap suatu aspek. Setiap pertumbuhan kita berguna untuk membentuk dan membangun suatu Christian world view yang telah kita terima ketika kita lahir. Memang beberapa world view dapat kita tanamkan ketika sang anak masih didalam kandungan tetapi hal itu terjadi secara tidak langsung. Belakangan ini kita mengenal efek musik klasik bagi perkembangan bayi dimana ketika ibunya sedang hamil diarahkan untuk selalu mendengarkan masik Bach, Beethoven, atau Handel. Ketika sang anak lahir, kita perlu lagi mendidik dia dengan tepat karena pada waktu itu kita sedang menanamkan konsep pertama didalam otak bayi tersebut tentang segala sesuatu yang benar. Maka waktu kita mendidik anak itu, kita sedang membentuk cara berpikir pertama bagi anak itu sehingga tahun-tahun pertama itu tidak dapat digantikan oleh orang lain. Orang tuanya harus mendidik anaknya agar mengerti bagaimana ber-relasi dengan orang tuanya. Ketika orang tua melepaskan fungsi ini kepada orang lain, maka pada dekrit pertama pendidikan anak itu telah kehilangan sense of theology, yaitu : hubungan dia dengan Allah akan hilang karena setiap anak akan belajar tentang Tuhan berasal dari orang tua. Kita tidak akan pernah dapat menjelaskan tentang Tuhan kepada bayi-bayi seperti dibangku kuliah, tetapi mereka akan mengerti tentang Tuhan berdasarkan teladan orang tua. Mereka akan belajar Tuhan itu seperti apa jika mereka melihat orang tuanya dan bagaimana seharusnya ber-relasi dengan Tuhan yang benar. Setiap bayi pasti mengetahui bahwa pembantu adalah orang ketiga didalam keluarga, kemudian dia juga akan menyadari bahwa orang ketiga tersebut bukanlah otoritas tertinggi dan dia akan menganggap bahwa ayah dan ibunya tidak peduli dengannya. Akibatnya, anak tersebut akan mempunyai jiwa pemberontak, liar, dan susah untuk dididik supaya mengenal Tuhan karena penanaman konsep pertama yang dia terima adalah Tuhan tidak peduli dengan dirinya. Pendidikan first decree yang diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya seharusnya meliputi pengertian-pengertian dasar mengenai banyak hal, antara lain : 1. Mengerti realita akan Tuhan. Perilaku orang tua seharusnya menjadi teladan bahwa Tuhan itu ada, besar dan sangat berotoritas serta sangat mengasihi manusia, misalnya dengan kita ajak berdoa bersama-sama, membaca Firman, hidup didalam iman. Mungkin anak tersebut belum ikut berdoa bersama kita, tetapi dia belajar bahwa ayah dan ibunya ternyata takut kepada Tuhan dan dan dia juga tahu bahwa Tuhan ternyata menyayangi ayah dan 15 Persekutuan & Pembinaan Pemuda ibunya. Maka teladan-teladan seperti ini akan mengaktifkan bakat ilahi yang telah Tuhan tanamkan pada diri anak tersebut (sense of divinity). Celakanya, hal ini juga menjadi kesulitan bagi para orang tua karena dirinya sendiripun juga berantakan didalam relasi dengan Tuhan. Hal-hal seperti inilah yang seharusnya kita tanamkan didalam diri anak-anak kita, bagaimana mendidik mereka akan pengenalan Tuhan dalam hidupnya. 2. Mengerti tentang realita kebenaran. Pada zaman sekarang ini banyak sekali manusia yang sengaja mempermainkan sesamanya dengan menyelewengkan kebenaran, sehingga akibatnya setiap orang pikirannya menjadi bercabang karena setiap obyek yang kita lihat atau baca selalu mempunyai banyak arti. Dan hal seperti ini kelihatan paling nyata didalam dunia periklanan. Orang-orang periklanan selalu memacu masyarakat untuk mencari dan memikirkan banyak arti dari sebuah ungkapan. Dan yang lebih parah, masyarakat sangat senang sekali akan penyelewengan seperti ini dan menjadikan hal tersebut menjadi lelucon. Hal seperti ini sangat berbahaya sekali karena masyarakat diajak untuk mempermainkan sebuah realita dan semakin lama akan membuat kita lepas daripada kebenaran. Sebagai orang tua seharusnya kita selalu mendidik anak kita untuk mengenal kebenaran sejati. Berbicaralah dengan anak-anak kita dengan jelas dan benar tanpa membuat bingung atau curiga kepada ucapan kita sehingga mereka mempunyai keyakinan terhadap sebuah kebenaran. Jika ucapan kita seperti orang periklanan maka pemahaman dan keyakinan anak-anak kita akan mengapung bahkan kabur, mereka akan selalu berpikir untuk curiga terhadap ucapan kita benar atau bohong. Kita perlu tahu bahwa seorang anak kecil mempunyai daya tangkap yang jauh lebih cepat dari pada orang dewasa dan juga mereka masih belum bisa membedakan informasi-informasi yang salah dan benar sehingga apa yang kita ucapkan baik itu kebohongan, kejujuran, ataupun campuran akan lansung diserap oleh otak mereka. Maka kita sebagai orang tua harus mendidik anak-anak kita didalam kebenaran. 3. Pengertian yang benar bagaimana berhubungan dengan orang tua. Seorang anak diharapkan dia menyadari dimana posisi dirinya dan bagaimana melihat kedua orang tuanya didalam posisi yang berbeda. Pada usia yang tepat kita harus mendidik anak kita agar dia tahu bahwa dia masih membutuhkan dan tergantung kepada orang tua. Dia perlu mengetahui bahwa orang tua adalah otoritas yang paling tinggi didalam relasi keluarga, sehingga dia mempunyai kegentaran. Jika kita gagal didalam hal ini maka anak tersebut akan terlepas dari tangan kita dan kita tidak akan dapat menguasai dan mengatur anak tersebut. Maka pendidikan tentang hubungan antara orang tua dan anak begitu penting didalam pertumbuhan. Dan masalah seprti ini akan selalu menjadi kesulitan jika anak tersebut kita serahkan kepada pembantu atau suster. Seorang pembantu tidak akan pernah berani untuk mendisiplinkan seorang anak karena anak tersebut adalah anak majikannya. Tidak heran jika anak tersebut kita serahkan kepada pembantu maka anak tersebut pasti akan tumbuh menjadi liar karena otoritas tertinggi milik orang tua tidak mungkin diserahkan kepada pembantu. Dari sini kita mengetahui betapa pentingnya keberadaan orang tua didalam masa pertumbuhan sehingga anak-anak kita dapat bertumbuh dengan baik. 16 4. Persekutuan & Pembinaan Pemuda Memberikan pendidikan untuk hidup beribadah. Pendidikan ini akan mengakibatkan anak kita mempunyai rasa takut dengan Tuhan, takut untuk berbuat yang tidak benar. Orang tua sama sekali tidak pernah mendidik anaknya untuk melakukan perbuatan yang jelek dan jahat, tetapi pada kenyataannya anak-anak dapat melakukan perbuatan tersebut tanpa perlu diajari oleh siapapun juga. Cinta kasih dari orang tua maupun dari kakek nenek yang terlalu berlebihan akan membuat anak tidak mempunyai hidup yang beribadah. Maka kita harus mendidik anak-anak supaya mereka takut dengan Tuhan sehingga anak itu mempunyai sikap yang hormat dan tidak berbuat sembarangan diluar mata kita. 5. Menanamkan value system yang benar. Bagaimana anak-anak boleh kita didik agar mereka lebih mementingkan Tuhan, iman, dan hormat. Kemudian mereka juga harus memperhatikan aspek-aspek pendidikan, pertumbuhan, pergaulan sampai dengan apa yang baik, yang serasi didalam kehidupan mereka sehari-hari. Pada saat ini anak-anak sejak kecil telah dididik secara salah. Sejak pertama anak-anak telah dididik tentang uang. Seluruh kegiatan dan hidup mereka berjalan dengan motivasi untuk mendapatkan uang. Akibatnya setelah dewasa mereka akan menjadi manusia yang materialis. Selain itu orang tua tanpa sadar telah memberikan teladan yang sangat buruk bagi anak-anaknya. Anak-anak belajar ketika melihat wajah orang tuanya ketika pulang kerja, jika mereka mengalami keuntungan maka wajah mereka akan berseri, tetapi ketika mengalami kerugian, wajah mereka menjadi kusut dan cemberut. Mereka akan mempunyai konsep bahwa kebahagiaan, keceriaan, ketenangan itu akan datang ketika mempunyai banyak uang. Maka kita sebagai orang tua harus benar-benar hati-hati didalam memberikan motivasi kepada anak sehingga value system mereka tidak menjadi rusak sehingga mereka tahu apa yang penting, yang baik, yang suci, yang benar itu dengan nilai yang tepat. Dan semua ini tidak mungkin dapat kita percayakan kepada orang lain untuk mendidik anak kita karena semua orangpun kecuali ayah dan ibunya, tidak ada orang yang bisa mengerjakan tanggung jawab ini. Orang tua adalah wakil daripada Tuhan yang paling sah untuk mendidik dan membentuk setiap anak. Seberapa tingkat setiap anak untuk mendapatkan kebahagiaan secara maksimum didalam pendidikan dan pengaruh yang terbaik dimasa kecilnya adalah ketika orang tua tahu bagaimana mengerti akan tanggung jawab untuk memberikan pengaruh kepada setiap anaknya. Jika kita kembali kepada Firman yang telah kita baca, bagamana Lois mendidik Eunike untuk takut dan cinta kepada Tuhan, iman yang ditanamkan oleh Lois didalam diri Eunike tidak pernah hilang dan iman seperti itu juga dipakai oleh Eunike untuk mendidik Timotius sehingga kita dapat melihat hasilnya pada diri Timotius yang juga sangat beriman kepada Tuhan walaupun dia hidup ditengah-tengah orang-orang Yunani dan filsafat-filsafatnya. Pengaruh dan didikan daripada orang tua tidak pernah kembali dengan sia-sia. Mungkin suatu saat Tuhan juga memberikan kesempatan kepada kita ditengah tantangan dan tekanan dunia yang semakin berat ini, kiranya Tuhan menolong setiap kita untuk tetap sadar betapa pentingnya akan pengaruh orang tua bagi anaknya untuk dapat hidup dengan benar dihadapan Tuhan. Jika kita mengabaikan tanggung jawab ini maka kita akan sangat berdosa dihadapan Tuhan. Amin! 17 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Hubungan interaksi manusia dan pengaruh-pengaruhnya: Pengaruh-pengaruh Lembaga Nats: 1 Tes. 4 : 9 9 Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah. Begitu banyak institusi/lembaga dimana menjadi tempat bagi kita untuk membangun sebuah hubungan dan berinteraksi dengan manusia lain. Salah satu institusi yang menyita waktu kita paling banyak adalah lembaga pendidikan atau sekolah. Bahkan didalam hubungan keluarga, anak-anak paling banyak memakai waktu mereka untuk disekolah daripada dengan orang tua dirumah. Apalagi belakangan ini kita mendengar mulai adanya sekolah-sekolah plus sehingga anak kita dapat berada disekolah mulai pagi hingga petang, dan ketika malam, mereka hanya memiliki waktu yang sangat sedikit karena anak tersebut juga harus kembali mempersiapkan diri mereka untuk aktivitas sekolah esok harinya. Apalagi orang tua juga mempunyai kesibukan sendiri, yaitu bekerja mulai pagi hingga sore sehingga hal-hal seperti ini menambah kesulitan orang tua untuk dapat bertemu dengan anak-anaknya. Maka, relasi anak-anak sangat dibentuk dan dipengaruhi oleh sekolah daripada dirumah. Hal ini mengingatkan kembali kepada orang tua untuk tidak melepaskan anak-anak mereka ketika masih belum sekolah, kalau tidak maka orang tua telah kehilangan banyak waktu yang sangat berharga untuk mendidik anak-anaknya. Sekolah merupakan tempat pertama kali dimana anak-anak berkumpul dan berhubungan dengan dunia luar, dan interaksi semacam ini tidak pernah dia alami sebelumnya sehingga tidak heran ketika anak-anak pertama kali masuk play group, mereka akan menangis karena pada saat itulah mereka pertama kali keluar dari keluarga dan memasuki dunia luar. Tetapi mungkin saat ini tidak lagi begitu banyak anak-anak yang menangis seperti zaman dulu ketika kita pertama kali sekolah karena mereka sejak lahir telah kurang diperhatikan oleh orang tuanya. Mereka sudah cukup sering mengalami pergantian pembantu setiap bulannya sehingga mereka telah terbiasa untuk tidak dipedulikan oleh orang tuanya. Sejak awal anak-anak tersebut tidak mempunyai persekutuan yang indah dengan orang tua mereka. 18 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Pada saat ini begitu banyak sekolah bahkan sekolah kristenpun kurang/tidak menghargai lagi prestasiprestasi yang bersifat rohani, yang menyenangkan hati Tuhan, tetapi mereka lebih menghargai prestasiprestasi yang disukai oleh dunia. Maka ketika manusia ketika berada didalam sekolah, bagaimana dia bisa berteman, bisa dihargai, dan mempunyai lingkungan yang sehat untuk dapat dibentuk menjadi manusia yang sejati. Maka dari sini kita perlu menggumulkan tema ini sehingga kita mengerti sekolah itu tempat apa dan bagaimana mereka mengerjakan kewajiban mereka. Pengertian akan masalah ini akan menentukan langkah kita untuk memberikan sekolah yang terbaik kepada anak-anak kita kelak. 1. Sekolah merupakan tempat/wadah sosial yang utama bagi seorang anak. Meskipun anak kita mengikuti sekolah minggu ataupun kegiatan rohani yang lain, tetapi kegiatan tersebut hanya berjalan beberapa jam saja dalam satu minggu. Wadah sosial interaksi yang paling banyak membentuk perkembangan akan pemikiran, cara hidup, cara bergaul, dan segala tingkah laku seorang anak adalah sekolah. Anak-anak akan melihat berbagai macam karakter, sifat, dan latar belakang pada temantemannya yang sangat berbeda dengan dirinya sendiri dan orang tuanya. Maka ketika terjadi hal seperti ini, siapakah yang seharusnya menjadi mediator dan pengarah didalam relasi mereka? Ketika terdapat seorang anak yang baru saja pulang dari sekolah kemudian dia mengeluarkan kata-kata kotor kepada orang tuanya, siapakah yang bertanggung jawab atas hal ini?, banyak anak-anak sekarang ketika mereka berteman bukan semakin mengenal dan mencintai Tuhan serta selalu berusaha untuk takut dan taat kepada Tuhan tetapi mereka malah mengenal diskotik, narkoba, tawuran, dan segala macam pergaulan buruk lainnya. Maka kita perlu bertanya, apakah yang sebenarnya terjadi didalam sekolah tersebut? Setiap sekolah dan guru harus bertanggung jawab atas setiap anak didiknya dan pergaulan apa yang terjadi diantara mereka. Sekolah sebagai wadah sosial seharusnya menjadi tempat dimana setiap anak dirubah menjadi semakin mengasihi Tuhan, bertekad untuk mempunyai hidup yang benar, belajar bagaimana ber-relasi dengan tepat sesuai apa yang diinginkan oleh Tuhan. Kesuksesan didalam hidup tidak pernah dapat dicapai dengan kecerdasan otak seseorang, tetapi membutuhkan karakter yang tepat sehingga hidup kita akan selalu berintegritas dengan baik. Dan tingkat integritas yang maksimum dibentuk melalui kebenaran-kebenaran yang kita terima didalam sekolah. Belasan bahkan puluhan tahun kita pakai didalam sekolah untuk belajar dan membentuk karakter kita. Sekolah bukanlah tempat bagi kita untuk berinteraksi dengan sains, pengetahuan, dan rasionalitas belaka tetapi juga berinteraksi secara antar pribadi. Tetapi celakanya, banyak sekolah sekarang yang kriteria kelulusannya hanya bergantung kepada seberapa besar hubungan kita dengan alam dan pengetahuan, tanpa melihat seberapa besar hubungan kita dengan sesama. 2. Sekolah merupakan tempat pertama kalinya bagi anak untuk ber-relasi secara horizontal dan vertikal sekaligus. Setiap anak pasti akan berhubungan dengan teman-temannya dan dengan gurunya. Selain itu, setiap anak juga mempunyai 1 otoritas baru atas dirinya disamping orang tua, yaitu guru, sehingga anak tersebut harus belajar bagaimana 2 otoritas tersebut dapat mencapai keselarasan didalam pikirannya. Jika tidak maka anak tersebut akan mempunyai double personality sehingga antara di sekolah dan di rumah, dia mempunyai 19 Persekutuan & Pembinaan Pemuda kepribadian yang berbeda bahkan berlawanan. Jika hal ini terjadi terus menerus, maka anak tersebut akan buta terhadap kebenaran. Setiap anak seharusnya menjadi mengerti bagaimana keadilan dan kebenaran harus tetap dipegang didalam 2 otoritas vertikal dan juga didalam hubungan horizontal, yaitu dengan teman-temannya. Hubungan pendidikan seharusnya melibatkan orang tua, guru, gereja, dan anak itu sendiri. Format pendidikan seperti ini seharusnya dijalankan dengan tegas khususnya didalam sekolah-sekolah Kristen. Ironisnya, sistem pendidikan amerika yang selama ini kita banggakan dan kita ambil sebagai teladan, ternyata sistem tersebut menyatakan bahwa pendidikan yang baik harus berusaha melepaskan diri dari aspek agama/rohani. Hal ini lambat laun mengakibatkan pendidikan diambil alih oleh negara. Tanggung jawab pendidikan yang seharusnya berada ditangan orang tua dan gereja telah dikurangi dan dikuasai oleh negara sehingga sekolah-sekolah menjadi milik pemerintah dan pemerintah mempunyai hak untuk mengatur sekolah-sekolah tersebut. Inilah konsep pendidikan yang berasal dari filsafat komunisme oleh Karl Marx, dan konsep seperti ini juga menjadi nafas dai UU Sisdiknas yang baru. 3. Sekolah juga merupakan tempat bagi anak untuk belajar bertumbuh didalam relasi. Didalam sekolah, anak-anak akan mulai belajar bagaimana berteman, belajar melihat teman yang baik dan yang jahat, belajar mengambil kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh temannya, dan berbagi kelebihan yang dimiliki kepada temannya sehingga akhirnya mereka akan saling bertumbuh bersama. Dan sekolah yang baik seharusnya mendukung dan mempersiapkan lingkungan yang membuat seluruh anak didiknya bertumbuh dengan baik. Sayangnya, begitu banyak sekolah pada saat ini hanya memperjuangkan kecerdasan otak tetapi akhirnya mempunyai karakter yang rusak. Mereka dididik dengan amat sangat keras sehingga menjadi stres berat dan kehilangan hubungan antar pribadi dengan teman-temannya. Setelah mencapai kondisi seperti ini orang tua baru bertanya mau dijadikan apa anaknya. Kemudian stres yang tak tertahankan membuat mereka frustasi karena hasil yang mereka peroleh tidak sesuai dengan harapan orang tua mereka, dan akhirnya mereka memilih jalan bunuh diri karena mereka ditekan oleh suasana kompetisi yang membuat mereka sangat menderita. Sekolah dan pelajaran-pelajaran yang diberikan seharusnya membuat anak-anak untuk semakin mengenal dan mencintai Tuhan, diri sendiri, sesama, dan alam sehingga anak-anak tersebut menjadi mahkluk sosial, bukan individualis. 4. Melalui sekolah, anak dapat belajar mengenai nilai-nilai positif dan negatif. Sistem ranking didalam tiap kelas seharusnya adalah suatu hal yang baik selama konsep pemikiran dan pelaksanaannya benar. Dengan sistem itu, anak seharusnya dipacu untuk mengetahui apa yang baik dan yang buruk, semakin mengenal Tuhan, menghargai alam, bukan sekedar menambah ilmu pengetahuan saja. Pengetahuan yang banyak akan menjadi percuma jika mereka tidak dapat menghubungkan semua pengetahuan itu dengan kehidupan sehari-harinya. Dan sampai saat inipun, Indonesia belum memberikan nilai-nilai yang dapat mempengaruhi cara hidup anak, tetapi mengajarkan banyak hal yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kehidupan kita, sehingga otak kita penuh dengan sampah. Sekolah yang seperti ini hanya menghasilkan manusia yang tidak tahu aturan, sopan santun, dan tingkah lakunya menjadi 20 Persekutuan & Pembinaan Pemuda semakin rusak. Anak tersebut tidak diajari etika untuk makan dimeja makan, memberikan dan menerima salam dari orang lain, respon ketika ada teman yang mengajak makan, sopan santun dirumah. Ketika orang tua-pun sudah tidak peduli tehadap hal semacam itu, sekolah ikut menjadi tidak peduli didalam penanaman konsep nilai-nilai yang baik dan buruk di dalam kehidupan sosial anak-anak. Sehingga mereka tidak mengerti penilaian orang lain, termasuk apa yang dinilai oleh Tuhan. Apa yang dihargai oleh dunia sangat jauh berbeda dengan apa yang dihargai oleh Tuhan atau bahkan berlawanan. Sekolah memegang peranan yang sangat besar untuk membangun konsep nilai dengan baik agar menghasilkan etika yang tinggi, bukan mejadi lebih kurang ajar. 5. Sekolah yang baik akan membentuk anak menjadi mengerti hubungan sebab-akibat. Untuk menjadi guru yang baik seharusnya tetap memegang keadilan dan mengerti hubungan sebab-akibat. Dia harus melihat hal-hal yang baik dan buruk di setiap muridnya sehingga dia dapat memberikan penghargaan dan hukuman dengan ukuran yang tepat. Guru seperti ini pasti akan dicintai oleh para muridnya dan sekaligus dihormati. Anak akan menjadi mengerti konsekwensi apa yang harus dia terima dari setiap tindakannya. Ketika anak menyadari akan hal ini, dia akan tahu bagaimana untuk ber-relasi dengan benar dan tidak ada yang lolos dari pemikirannya karena semua terjadi oleh sebab-akibat. Aspek-aspek seperti ini seharusnya digarap secara serius baik didalam sekolah, kantor, dan semua institusi dimana kita berada. Nasehat terakhir yang diberikan oleh Paulus adalah agar kita semua belajar bagaimana untuk saling mengasihi dan mengambil Tuhan Yesus sebagai teladan kita untuk mengerti kasih itu seperti apa dan bagaimana. Dan sekolah seharusnya ikut memiliki tanggung jawab seperti itu, yaitu menyediakan dan mempersiapkan suatu lingkungan bagi anak-anak agar mengerti tentang kasih daripada Tuhan Yesus sehingga mereka dapat mengasihi Tuhan, diri sendiri, sesama, dan alam sama seperti Kristus telah mengasihi kita terlebih dahulu. Sekolah harus mengajarkan kasih yang bersifat positif, benar, suci, dan membangun sehingga menjadikan persekutuan didalam sekolah itu menjadi semakin sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan untuk melakukan seperti ini, sekolah harus kembali kepada kebenaran Firman Tuhan sehingga iman Kristen akan terpancar disetiap waktu didalam sekolah dan didalam diri para muridnya. Sekolah Kristen seharusnya menjadi sekolah terbaik yang pernah ada didalam sejarah karena Tuhan senantiasa menyertai sekolah tersebut. Dan jika terdapat sekolah seperti ini, maka generasi-generasi mendatang akan mempunyai kesempatan emas untuk dibentuk menjadi anak-anak Tuhan yang baik dan taat. Amin! 21 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Hubungan interaksi manusia dan pengaruh-pengaruhnya: Pengaruh-pengaruh Gereja Nats: Ibr. 10 : 23-25 23 24 25 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan–pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. Ketika kita berbicara tentang gereja, pikiran yang muncul secara spontan didalam kepala kita adalah bangunan fisik yang digunakan oleh orang kristen untuk kebaktian dan acara kerohanian yang lainnya. Inilah yang harus kita pikirkan terlebih dahulu sebelum kita melangkah lebih jauh tentang makna gereja yang dimaksud dalam pergumulan kita kali ini. Esensi daripada gereja yang dimaksudkan bukanlah suatu institusi/lembaga atau gedungnya, melainkan kumpulan umat pilihan-Nya dan anak-anak-Nya yang bersekutu dan beribadah didalam bangunan gereja tersebut. Kita sudah mengetahui bahwa Firman Tuhan dengan jelas mengatakan bahwa setiap manusia memerlukan sebuah interaksi dan salah satu tempat interaksi yang sangat memberikan pengaruh terhadap diri kita adalah gereja atau didalam pertemuan-pertemuan ibadah. Orang-orang pilihan-Nya mempunyai beberapa panggilan yang unik, antara lain : marturia (memberikan kesaksian didalam pemberitaan Firman), koinonia (persekutuan bersama-sama untuk saling membangun dan memperhatikan), dan diakonia (pelayanan). Disini kita dapat melihat bahwa kita sebagai anggota tubuh dari gereja Kristus wajib bersekutu dengan anggota tubuh yang lainnya. Pada zaman yang serba modern ini telah terbentuk sebuah sistem dunia virtual yang akan mengakibatkan tantangan yang semakin besar bagi masa depan kekristenan. JIka kita tidak berpikir tajam, sadar, dan Persekutuan & Pembinaan Pemuda 22 mengantisipasi, maka sistem ini akan menghancurkan nilai-nilai kekristenan. Bukannya tidak mungkin banyak orang kristen dimasa depan akan menolak untuk ke gereja karena telah terbentuk full online internet, TV kabel, sehingga banyak orang lebih memilih untuk mengikuti kebaktian dan persekutuan hanya dengan memandang layar kaca TV dan berkomunikasi secara virtual pula. Semua kebaktian didalam gereja manapun dapat kita ikuti hanya dengan duduk santai di sofa rumah sambil makan pagi atau bercanda ria, tidak perlu berpakaian rapi dan bersiap-siap. Hanya dengan 1 buah TV + remote control, semua kerepotan dapat kita hindari. Kita dapat menonton khotbah sekaligus bermain intenet atau jika kita merasa bosan ditengah-tengah khotbah, kita dapat mengganti channel TV ke siaran kebaktian gereja lain yang lebih lucu. Apakah hal seperti ini dapat kita katakan persekutuan yang Tuhan kehendaki?, apakah ini yang disebut sebagai gereja ?. Ketika dunia menjadi tambah modern dengan segala kemajuan teknologinya, celakanya dunia ini malah membuat manusia menjadi semakin individualis. Tantangan kedua yang harus dihadapi oleh gereja adalah semakin banyaknya orang yang lebih suka dan lebih memilih persekutuan yang bersifat duniawi daripada yang bersifat rohani sehingga lambat laun gedung gereja akan semakin kosong dan sebaliknya diskotik, night club, karaoke akan semakin penuh. Hal seperti ini sebenarnya telah dimulai sejak 20 tahun yang lalu karena pada waktu itu gereja-gereja menjadi khawatir hanya karena jumlah jemaatnya terus berkurang. Lalu muncullah sebuah ide untuk merubah format gereja yang selama ini berjalan sehingga diharapkan gereja-gereja kembali dipenuhi oleh orang-orang. Maka mereka mulai belajar nuansa apakah yang disukai oleh masyarakat kemudian membawa nuansa tersebut masuk kedalam gereja sehingga gereja-geeja berubah menjadi mirip night club atau karaoke. Dan ternyata cara ini sangat efektif karena jumlah orang yang datang didalam kebaktian gereja-gereja tersebut meningkat dengan sangat drastis sehingga semakin mirip dengan diskotik. Kegilaan telah semakin nyata didalam gereja Kristus sehingga mulai muncul kritikan terhadap gereja-gereja tersebut sampai diberi julukan Hot Tub Religion karena agama Kristen telah berubah menjadi agama yang penuh dengan kenikmatan duniawi. Mereka tidak sadar bahwa hal ini membuat mereka terlepas dari esensi gereja yang sejati. Maka ketika kita sadar bagaimana pengaruh gereja terhadap diri kita, pengaruh apakah yang sedang diberikan kepada kita sebagai jemaatnya dan komunitas seperti apakah yang seharusnya berada didalam gereja ?. 1. Interaksi gereja seharusnya terjadi didalam kebenaran berdasarkan iman pengakuan kita (Ibr 10:23). Jika kita mempunyai pengakuan iman dan pengharapan yang benar dihadapan Tuhan, maka iman dan pengharapan tersebut harus dinyatakan didalam persekutuan kita. Tetapi jika kita melihat pada gerejagereja sekarang ironis sekali karena ternyata mereka tidak memiliki apalagi mengikrarkan pengakuan iman! Padahal kebaktian dan persekutuan didalam gereja seharusnya membuat kita semakin mengerti akan iman dan pengharapan. Dan pengaruh seperti ini seharusnya mulai ditanamkan kepada anak-anak di sekolah minggu. Maka pada saat ini kita harus mengerti seberapa besarnya tanggung jawab para guru sekolah minggu didalam membentuk anak-anak sehingga tidak mengajar dengan sembarangan, apalagi pada zaman sekarang orang tua telah mulai melepaskan tanggung jawabnya untuk mendidik anak-anaknya dan menyerahkannya kepada pembantu sehingga pendidikan moral, etika, dan agama anak-anak tersebut sangat lemah. 23 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Sejak dini sekolah minggu seharusnya mulai mendidik anak-anak untuk semakin mengenal dan takut kepada Allah karena di tempat itulah mereka mulai diberikan konsep tentang iman dan kebenaran sehingga mempunyai hidup yang benar. Suatu saat Tuhan mungkin memanggil kita untuk mendidik anak-anak melalui sekolah minggu dan pada waktu itu kita harus menerima panggilan itu dan menjalankannya dengan setia kepada Firman dan penuh tanggung jawab sehingga kita tidak berdosa dihadapan Tuhan karena telah memberikan pengajaran yang tidak benar kepada anak-anak itu dan hal demikian akan membuat mereka sulit sekali untuk kembali kepada kebenaran, bahkan sampai dewasa. Gereja melalui sekolah minggu seharusnya juga mengajarkan anak-anak tersebut untuk berani menolak berbagai macam pengaruh buruk. 2. Gereja seharusnya menjadi tempat bagi orang-orang untuk merasakan suasana yang rohani. Ketegangan antara kebenaran yang ideal dan dunia yang penuh dengan dosa semakin bertambah besar. Dunia selalu berusaha menarik manusia untuk semakin duniawi dan tidak bermoral sehingga gereja seharusnya berusaha membawa mereka untuk semakin mencintai Tuhan dan mempunyai hidup yang benar didalam kerohanian yang baik sehingga mereka akan mempunyai iman yang baik pula, dan untuk menjalankan hal seperti ini membutuhkan gereja yang senantiasa memancarkan nuansa rohani dan sifat spritualitas sehingga gereja dapat memberikan pengaruh rohani bagi mereka. Kita harus sadar bahwa dunia ingin membawa gereja untuk semakin duniawi tetapi Tuhan menginginkan gereja-Nya untuk tetap bersifat rohani bahkan mampu memberikan pengaruh ditengah dunia yang berdosa. Maka seharusnya kita menjadi lebih hati-hati ketika ada suatu format baru yang mau masuk kedalam gereja, kita perlu bertanya apakah format tersebut membuat jemaat semakin duniawi atau semakin rohani. Contohnya : alat musik atau pesta makan. Dari sini kita mengetahui bahwa alat musik drum/bass tidak seharusnya dipakai oleh gereja. Jemaat pergi ke gereja bukan ingin mengikuti persekutuan tetapi lebih memilih untuk mengikuti pesta makan. Gereja tidak akan mungkin dapat memberikan pengaruh rohani kepada jemaat jika menggunakan format yang bersifat duniawi. Kita harus mengerti dengan jelas tentang esensi daripada gereja sehingga gereja tidak terkena pengaruh oleh dunia melainkan tetap setia untuk memberikan pengaruh yang baik bagi orang-orang, inilah hak sulung daripada gereja. 3. Gereja seharusnya menjadi tempat untuk memberikan pendidikan yang berintegritas. Ketika dunia termasuk juga sekolah sudah tidak dapat lagi memberikan pendidikan yang baik dan berintegritas, seharunya gereja menjadi satu-satunya tempat yang masih dengan setia memberikan pendidikan yang baik dan berintegritas. Secara nyata kita dapat melihat dunia semakin kehilangan integritas dan tidak konsisten lagi. Berapa banyak orang yang merasa gembira ketika dia telah merugikan dan membuat orang lain menjadi menderita, tetapi jika yang terjadi sebaliknya, maka dia menjadi sakit hati dan marah. Gereja seharusnya senantiasa membangun ketulusan, kebenaran, dan integritas antara iman, kebenaran, dan keadilan sehingga ketulusan dan kejujuran seharusnya lebh dihargai daripada sekedar intelektual tinggi tetapi mempunyai cara hidup dan moral yang tidak beres. 24 4. Persekutuan & Pembinaan Pemuda Gereja seharusnya merupakan sebuah persekutuan yang indah dan saling membangun sehingga mencerminkan sikap beribadah (Ibr 10:25). Dunia membesarkan kita dan mengajarkan kita untuk selalu mengaktualisasikan diri kita sendiri. Setiap orang harus yakin dan bergantung kepada dirinya sendiri sehingga semakin lama manusia menjadi semakin sombong. Ketika kita tidak bisa rendah hati, taat, dan menekuk lututnya dihadapan Tuhan, maka kita akan selalu memandang rendah terhadap orang lain dan pada akhirnya hal itu akan membuat diri kita sendiri hancur. Selain itu kita juga merasa bahwa segala sesuatu bergantung kepada diri kita sendiri dan segala keputusan dan penilaian terakhir tergantung kita sehingga penilaian dan pendapat orang lain tidak kita dengar. Padahal ketika kita memposisikan diri kita sebagai penentu akhir, sebenarnya kita sedang berada di titik kritis untuk mencapai kehancuran. Ketika kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling hebat, maka jika kita mengalami tantangan dan kegagalan di dalam hidup, mungkin kita bisa menjadi gila atau stress hingga bunuh diri karena kita telah merasakan betapa sakitnya jatuh dari kesombongan kita sendiri. Firman Tuhan mengajarkan agar kita mempunyai sikap yang rendah hati sehingga kita dapat melihat segala sesuatu dengan nilai positif. Dan ketika kita bisa rendah hati, maka kita juga akan mudah menerima segala kelemahan dan kekurangan diri kita sehingga orang lain tidak mudah menjatuhkan diri dan mematahkan diri kita ketika kita mengalami kesulitan dan kegagalan, justru hal-hal itu akan memacu diri kita untuk berusaha melakukan dengan lebih baik dan kembali bergantung kepada providensi Allah. Orang yang rendah hati selalu merasa bahwa otoritas yang tertinggi adalah Tuhan, bukan dirinya sendiri, dan orang seperti ini akan selalu siap dan taat untuk dipimpin Tuhan kemanapun. Demikian juga di dalam gereja. Setiap orang seharusnya ikut terlibat di dalam kegiatan gereja sehingga terdapat ikatan persekutuan yang indah dan kuat. 5. Gereja seharusnya menjadi tempat bagi setiap orang untuk selalu bersikap positif. Kita seharusnya bersyukur bahwa kita berjalan di dalam hidup ini berdasarkan anugerah dan kasih daripada Tuhan sehingga kita tidak boleh menjalankan hidup ini demi kepentingan kita saja dan jika Tuhan memimpin perjalanan hidup kita, maka Tuhan berjanji untuk selalu menyertai dan menolong kita. Yang menjadi masalah adalah seberapa jauh kita berjalan di dalam rencana Allah bagi kita?, ketika kita melakukan sesuatu, apakah Tuhan berada di pihak kita? Konsep seperti ini seharusnya ditanamkan sejak masih anakanak sehingga mereka sennantiasa mempunyai pengharapan yang positif kepada Allah. Mereka akan yakin bahwa segala sesuatu yang Allah kerjakan adalah demi kebaikan kita sehingga ketika tampaknya tidak ada harapan, kita tetap yakin utnuk bersandar kepada Allah. Ketika waktunya tiba, kita akan mengerti bagaimana kasih dan kuasa daripada Tuhan ternyata selalu memimpin perjalanan kita. Inilah iman dan pengharapan yang positif kepada Tuhan. Inilah tugas dan tanggung jawab daripada gereja. Gereja seharusnya berusaha mempengaruhi dunia untuk menjadi semakin rohani, bukan dunia yang terus mempengaruhi gereja untuk menjadi semakin duniawi. Pengaruh daripada gereja ini akan kita bawa dan akan memberikan nuansa dimanapun kita berada. Dunia akan melihat bahwa hidup kita adalah hidup yang indah, berintegritas, dan bermakna di hadapan Tuhan. Amin! 25 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Hubungan interaksi manusia dan pengaruh-pengaruhnya: Pengaruh-pengaruh teman sebaya Nats: 1 Raj. 12 : 6-13 6 7 8 9 10 11 12 13 Sesudah itu Rehabeam meminta nasihat dari para tua–tua yang selama hidup Salomo mendampingi Salomo, ayahnya, katanya: "Apakah nasihatmu untuk menjawab rakyat itu?" Mereka berkata: "Jika hari ini engkau mau menjadi hamba rakyat, mau mengabdi kepada mereka dan menjawab mereka dengan kata–kata yang baik, maka mereka menjadi hamba– hambamu sepanjang waktu." Tetapi ia mengabaikan nasihat yang diberikan para tua–tua itu, lalu ia meminta nasihat kepada orang–orang muda yang sebaya dengan dia dan yang mendampinginya, katanya kepada mereka: "Apakah nasihatmu, supaya kita dapat menjawab rakyat yang mengatakan kepadaku: Ringankanlah tanggungan yang dipikulkan kepada kami oleh ayahmu?" Lalu orang–orang muda yang sebaya dengan dia itu berkata: "Beginilah harus kaukatakan kepada rakyat yang telah berkata kepadamu: Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, tetapi engkau ini, berilah keringanan kepada kami––beginilah harus kaukatakan kepada mereka: Kelingkingku lebih besar dari pada pinggang ayahku! Maka sekarang, ayahku telah membebankan kepada kamu tanggungan yang berat, tetapi aku akan menambah tanggungan kamu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi." Pada hari lusanya datanglah Yerobeam dengan segenap rakyat kepada Rehabeam, seperti yang dikatakan raja: "Kembalilah kepadaku pada hari lusa." Raja menjawab rakyat itu dengan keras; ia telah mengabaikan nasihat yang diberikan para tua–tua kepadanya; Setiap orang tidak akan pernah dapat menghindari hubungan dengan teman sebayanya karena kita semua mempunyai posisi khusus sebagai seorang anak didalam sekolah, dan hal inilah yang menjadikan pergumulan akan peers menjadi penting. Tetapi kenapa begitu penting? 26 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Pertama, ketika kita mulai masuk kedalam dunia sekolah, kita pasti akan merasakan lingkungan, budaya, dan suasana yang berbeda, dan hal ini membuat kita merasa perlu untuk mempunyai teman yang seumur dengan kita. Ketika seorang anak menginjak remaja, pengaruh daripada peers menjadi sangat besar dan sangat merusak sehingga kalau kita meneliti, banyak sekali remaja yang merasa malas bahkan tidak pernah lagi ke gereja walaupun waktu kecil mereka sangat rajin mengikuti kebaktian. Tetapi masa kristis seperti ini tidak hanya di monopoli oleh para remaja tetapi juga anak-anak. Mereka dapat merasakan sebuah kebersamaan khusus hanya karena faktor usia yang sama. Kesamaan tersebut membuat ikatan peers menjadi sangat kuat karena masing-masing anak merasakan tidak ada yang lebih tinggi dan yang lebih rendah. Ketika dirumah, setiap anak selalu bertemu dengan orang-orang yang lebih tua dan yang lebih muda. Maka ketika di sekolah, dia mendapatkan banyak sekali teman yang seusia dengan dirinya. Kedua, karena faktor seusia, mereka merasa mempunyai cara berpikir yang sama pula. Hal ini mengakibatkan mereka merasa orang tua tidak dapat mengerti pikiran mereka. Maka secara tidak langsung mulailah terbentuk suatu lingkungan yang tertutup dan cara berpikir yang berbeda dengan orang lain. Perkembangan dari suasana ini menjadikan mereka tidak dapat bergaul dengan kakak kelas dan adik kelas. Perasaan seperti ini semakin menambah ikatan daripada pengaruh peers terhadap anak kita karena dia berpikir tidak ada orang lain yang dapat mengerti dirinya selain temannya. Ketiga, semua anak merasa bahwa mereka adalah senasib dan sepenanggungan. Ketika anak-anak merasa bahwa tidak ada orang yang dapat mengerti akan dirinya, maka ketika seseorang mendapatkan masalah, semua temannya akan merasakan kesedihan yang sama. Mereka selalu menganggap diri mereka adalah korban dari orang tuanya yang tidak bisa mengerti dirinya. Dan semangat seperti ini semakin lama akan semakin kuat diantara mereka hingga memuncak ketika anak kita menginjak masa remaja. Ketika remaja, mereka akan berpikir bahwa seharusnya mereka telah cukup dewasa dan dapat mandiri, tetapi apa yang mereka pikirkan dan kerjakan tetap tidak dimengerti oleh orang tua sehingga anak kita menjadi semakin bergantung kepada teman sebaya mereka. Jika kita melihat apa yang menjadi tindakan Rehabeam dari sudut pandang Tuhan, memang semua terjadi atas kedaulatan Allah, tetapi jika kita melihat tindakannya dari sudut pandang sejarah, Rehabeam telah bertindak dengan sangat ceroboh dalam mengambil sebuah keputusan. Kesalahan didalam mengambil keputusan tersebut disebabkan oleh kesalahan didalam membangun hubungan antar pribadi antara para tua-tua dan dengan teman-teman sebayanya. Ketika kita akan berhubungan, usia seharusnya menjadi salah satu kriteria didalam membangun hubungan tersebut sehingga kita bisa mempunyai relasi yang benar karena relasi yang benar tersebut akan sangat membentuk karakter kita. Ketika kita memilih dengan siapa kita berhubungan, itu berarti kita sedang mempertaruhkan hidup kita kepada teman kita. Dan inilah yang menjadi gambaran daripada kehidupan sosial Rehabeam. Kemudian, peers juga akan membentuk suatu budaya yang unik dengan segala value systemnya. Kita akan mempunyai budaya dan kebiasaan yang bersifat positif jika kita berhubungan dengan peers yang positif, begitu juga sebaliknya. Celakanya, peers yang negatif akan terus-menerus memutar kita hingga suatu saat kita akan merasa tidak nyaman dan tidak cocok jika berada diluar lingkungan peers tersebut. Jadi ketika kita dibawa keluar daripada pergaulan yang positif, cengkraman daripada peers negatif akan membuat kita tidak 27 Persekutuan & Pembinaan Pemuda dapat kembali kepada pergaulan yang positif, dan jika kita dipaksa untuk masuk kembali, kita akan merasa sangat tersiksa karena peers negatif tersebut terlanjur membentuk ulang diri kita. Lebih jauh lagi, peers yang negatif akan menjadikan kita keras hati dan tidak dapat menerima keberadaan orang lain. Dunia modern semakin mendukung akan format peers seperti ini karena dunia kita semakin lama semakin global, dan ketika dunia semakin global, manusia semakin merasa takut dan kehilangan identitas dirinya sehingga peers menjadi satu-satunya kekuatan dan harapan untuk hidup. Maka tidak heran jika dunia semakin modern, manusia bukan semakin sosial tetapi malah semakin berkelompok-kelompok karena disitulah seseorang akan mendapatkan arti hidupnya, identitasnya, kariernya, dan kenyamanannya. Peers itu sendiri bukanlah sesuatu yang berbahaya bagi kita, tetapi jika peers itu membuat kita menjadi eksklusif, itulah yang berbahaya karena kita tidak bisa menerima dan bersifat terbuka kepada orang lain. Peers boleh memiliki suatu keunikan tetapi keunikan tersebut tidak boleh menjebak kita untuk menjadi paranoid dan menganggap orang lain sebagai musuh. Kita semua pasti setuju bahwa Raja Salomo adalah satu-satunya raja yang paling bijaksana didalam sepanjang sejarah. Maka jika raja seperti ini memiki penasehat, maka para penasehat itu pun pasti memiliki kebijaksanaan yang sangat tinggi sehingga layak menjadi penasehat Raja Salomo. Maka ketika mereka memberikan nasehat yang begitu baik kepada Rehabeam, seharusnya dia bisa mengerti dengan tepat. Tetapi kenyataanya Rehabeam justru menolak nasehat tersebut dan menerima nasehat daripada temanteman sebayanya yang sangat tidak bijaksana dan sangat sombong. Kenapa bisa begini ?. hanya ada satu jawaban, yaitu karena cengkraman daripada peers. Hanya karena peers, seseorang dapat menjadi lupa segalanya dan mejadi bodoh. Rehabeam bukanlah orang bodoh karena dia adalah putera dari Raja salomo, tetapi dia menjadi sangat bodoh karena dibelenggu oleh pengaruh daripada peers. Pada hari itu Rehabeam memang menjadi raja penguasa, tetapi kuasa daripada peers jauh melampaui kekuasaan raja. Dari pengalaman ini kita dapat belajar seberapa jauh seorang teman dapat merusak hidup kita. Dan ternyata betul, tidak lama kemudian kerajaan yang dipimpin Rehabeam menjadi hancur karena rakyat begitu benci terhadap kesombongan Rehabeam. Kesalahan daripada keputusan-keputusan yang kita ambil setiap harinya memang sangat dipengaruhi oleh siapa saja teman-teman sebaya kita karena merekalah yang membentuk kehidupan kita, tetapi sebenarnya hal tersebut bukan kesalahan mutlak daripada teman-teman sebaya kita tetapi juga kesalahan kita sendiri karena yang memilih dan memutuskan untuk berteman dengan orang-orang tersebut adalah diri kita sendiri. Dari sini kita dapat berpikir alangkah indahnya jika kita hidup bersama-sama dengan peers yang positf. Budaya daripada peers tersebut akan membentuk kita menjadi positif pula. Alangkah indahnya jika pada waktu itu Rehabeam mejadikan para tua-tua sebagai peers. Rehabeam akan senantiasa dipengaruhi oleh kebijaksanaan daripada para tua-tua tersebut sehingga dia akan menjadi raja yang sangat bijaksana pula. Maka yang menjadi pertanyaan, sampai seberapa besarnya pengaruh daripada peers yang negatif dapat merusak kita ?. 1. Peers yang negatif akan menghancurkan sifat rohani kita. Penasehat daripada Raja Salomo memberikan nasehat kepada Rehabeam untuk belajar menyadari posisinya dan panggilannya sebagai seorang raja yang berada didalam pimpinan Tuhan, inilah kehidupan 28 Persekutuan & Pembinaan Pemuda rohani yang baik. Jika kita ingin melakukan atau memutuskan sesuatu, maka kita perlu kembali dulu kepada status kita sebagai anak Tuhan. Bagaimana kita dapat dipakai oleh Tuhan sehingga kehidupan kita terus dibangun secara baik dan rohani. Tetapi Rehabeam justru melakukan kesalahan yang fatal karena pada waktu itu dia menyerahkan nasibnya kepada teman-temannya yang justru pemikiran dan tindakannya tidak membangun sebuah kehidupan yang rohani. Maka pada waktu ini kita perlu bertanya kepada diri kita masing-masing, apakah teman-teman kita selama ini membangun kerohanian kita atau justru malah menghancurkan kerohanian kita? dan pengaruh apa yang selama ini kita dapatkan dari mereka? 2. Peers yang negatif akan membangun sikap egois (premanisme) didalam diri kita. Jika suatu hubungan dengan peers tidak dibangun didalam Tuhan, maka akan terbangun berdasarkan premanisme. Kekuatan daripada kelompok menjadi paling dominan sehingga orang lain menjadi musuh dan kita akan menjadi sangat egois, merasa paling hebat. Tetapi pada akhirnya hal seperti ini menuju kepada kehancuran dan penyesalan yang sangat dalam karena mungkin suatu saat kita akan dijadikan sebagai kambing hitam bagi teman-teman kita agar mereka bisa selamat dan kita yang menanggung deritanya. Kenapa bisa begini?, karena didalam persekutuan tersebut tidak pernah ada sifat untuk melayani dan berusaha untuk memberikan yang terbaik tetapi justru terdapat sifat yang egois untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri. Hal ini tampak nyata didalam nasehat daripada para tua-tua. Untuk menjadi seorang raja yang baik, Rehabeam dituntut untuk mempunyai jiwa pelayanan bagi rakyatnya. Nasehat seperti ini bukan berarti Rehabeam harus menjadi budaknya rakyat tetapi bagaimana membangun hubungan antara raja dengan rakyat secara baik. Tetapi Rehabeam justru begitu egois mencari keuntungan diri sendiri hingga akhirnya dia malah mendapatkan kehancuran. Inilah pengaruh daripada peers. Semua remaja/pemuda yang menjadi korban daripada free sex, narkoba, dan pergaulan rusak yang lainnya disebabkan karena pengaruh daripada peers. 3. Peers yang negatif akan membentuk sebuah jiwa pemberontak. Peers yang negatif tidak pernah memandang Tuhan sebagai sumber kebenaran sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai suatu bagian yang harus menang dan berkuasa. Didalam hati mereka hanya terdapat sifat persaingan dan pemberontakan terhadap otoritas lain. Mereka juga mempunyai sifat, tingkah laku, dan keinginan yang berbeda dengan lingkungan luar. 4. Peers yang negatif selalu berpikir pendek dan pragmatis. Nasehat yang diberikan oleh para tua-tua kepada Rehabeam merupakan nasehat yang telah diteliti dari banyak aspek dan dari segala sudut pandang serta semua kemungkinan yang dapat terjadi sehingga menghasilkan sebuah nasehat yang sangat baik. Pemikiran seperti inilah yang kita perlukan didalam mengambil sebuah keputusan sehingga kita tidak boleh terburu-buru. Nilai postif daripada Rehabeam adalah dia sadar bahwa dirinya belum mempunyai kebijaksanaan yang cukup untuk memberikan keputusan bagi kesuiltan rakyatnya sehingga dia meminta nasehat dari orang lain. Rehabeam sadar bahwa dia perlu nasehat tetapi Rehabeam tidak tahu kepada siapa dia seharusnya meminta nasehat. Peers yang baik seharusnya mendidik kita untuk berpikir teliti, cermat, dilihat dari segala aspek dan akibatnya sehingga kita senantiasa mempunyai pikiran yang jernih. Peers daripada Rehabeam begitu ceroboh dan tidak berpikir 29 Persekutuan & Pembinaan Pemuda panjang, hanya mementingkan kekuasaan dan tidak peduli pada hal-hal lain. Peers seperti ini tidak pernah bisa bertanggung jawab atas akibat dari apa yang telah diperbuatnya. Apa yang menjadi pengalaman daripada Rehabeam yang seharusnya membuat kita lebih waspada untuk memilih teman sehingga mereka dapat memberikan pengaruh yang baik bagi kita. Selain itu kita juga harus berusaha untuk menjadi peers yang baik bagi orang lain sehingga terdapat sebuah persekutuan yang indah dihadapan Tuhan. Didalam pikiran kita seharusnya tergambar dengan jelas seperti apakah peers yang positif dan itulah yang akan kita capai didalam berhubungan antar pribadi dengan sesama kita. Maka ditengah-tengah dunia yang sudah sangat miskin akan adanya peers yang positif, marilah kita sebagai anakanak Tuhan tetap bertekun didalam iman dan kerohanian. Peers yang baik akan membangun suatu hidup yang berintegrasi dan memiliki kesucian, kejujuran, kebaikan, dan pelayanan yang baik. Dan semua ini akan menjadi berkat bagi banyak orang yang bertemu, berkumpul, dan bersekutu dengan kita. Biarlah anugerah daripada Tuhan melalui kita dapat menyentuh jiwa mereka yang begitu haus dan mencari akan anugerah Tuhan tetapi tidak pernah mereka dapatkan. Amin! 30 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Ev. Hendry Ongkowidjojo Konsep Paulus mengenai Persekutuan Nats: Kej. 1 : 26-28; Ef. 2 : 1-22; Ef. 4 : 11-16 Kejadian 1 26 27 28 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan–ikan di laut dan burung–burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar–Nya, menurut gambar Allah diciptakan–Nya dia; laki–laki dan perempuan diciptakan–Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan–ikan di laut dan burung–burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Efesus 2 1 2 3 4 5 6 7 8 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran–pelanggaran dan dosa–dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang– orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang–orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih–Nya yang besar, yang dilimpahkan–Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama–sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan–kesalahan kita––oleh kasih karunia kamu diselamatkan–– dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama–sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia–Nya yang melimpah–limpah sesuai dengan kebaikan–Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 31 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Efesus 2 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu––sebagai orang–orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang–orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat," yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, –– bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan–ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh," sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati–Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri–Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat," karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang–orang kudus dan anggota–anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh. Efesus 4 11 12 13 14 15 16 Dan Ialah yang memberikan baik rasul–rasul maupun nabi–nabi, baik pemberita– pemberita Injil maupun gembala–gembala dan pengajar–pengajar, untuk memperlengkapi orang–orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak–anak, yang diombang–ambingkan oleh rupa–rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada–Nyalah seluruh tubuh, ––yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap–tiap anggota–– menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. 32 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Pertanyaan yang cukup penting bagi kita sebagai seorang Kristen adalah setelah Kristus menyelamatkan kita, mengapakah kita harus bersekutu?, khususnya didalam sebuah komunitas Kristen. Mengapakah setiap minggu kita harus pergi ke gereja?, apakah kegiatan tersebut hanya merupakan sebuah kebiasaan belaka? Beberapa orang mulai khawatir bahwa suatu hari kelak gereja-gereja akan menjadi kosong dan orang-orang tidak lagi pergi ke gereja. Kenapa?, karena pada saat itu teknologi telah demikian maju sehingga ketika orang-orang ingin mengikuti kebaktian ataupun persekutuan, mereka tidak perlu datang ke gereja karena mereka dapat mengikuti semua kegiatan itu dengan menggunakan internet dan kecanggihan teknologi yang lainnya sehingga persekutuan tidak lagi dibatasi oleh ruang tetapi bahkan kita dapat bersekutu dengan orang-orang diseluruh belahan bumi ! Mungkin kita menganggap kekhawatiran ini cukup masuk akal karena di Negara-negara maju, orang-orang telah melakukan konferensi atau rapat dengan cara seperti ini sehingga mereka tidak perlu hadir dan berkumpul bersama disebuah ruangan rapat. Setiap orang dapat melihat dan berdiskusi dengan partnernya melalui layar monitor. Jika ini terjadi pada kekristenan, gereja-gereja akan menjadi kosong karena apa yang selama ini mereka butuhkan hanya bisa didapatkan didalam gereja, tetapi dengan internet mereka bisa mendapatkannya diluar gereja sehingga ngapain ke gereja?. Maka dari sini kita baru sadar betapa pentingnya untuk menggumulkan pertanyaan-pertanyaan diatas, sebenarnya mengapa dan untuk apa kita membangun serta terlibat didalam sebuah komunitas Kristen? Apakah yang Firman Tuhan katakan mengenai komunitas kristen? Jika kita melihat pada surat-surat yang ditulis oleh rasul Paulus, kita dapat menemukan ternyata Paulus sangat concern (perhatian) terhadap masalah gereja (komunitas). Didalam perjalanan hidupnya Paulus menggunakan cukup banyak waktu untuk menjelaskan dan memaparkan mengenai ekklesiologi (doktrin gereja). Maka pada hari ini kita akan mencoba untuk melihat apakah yang ditekankan oleh Paulus ketika berbicara mengenai komunitas. Yang perlu kita ketahui adalah ketika Paulus berbicara mengenai komunitas, dirinya dan pemikirannya sangat terikat kepada zaman perjanjian lama. Didalam Kej 1:26-28 Allah mengatakan kepada kita bahwa ternyata manusia adalah satu-satunya ciptaan-Nya yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Tetapi di sepanjang sejarah gereja, begitu banyak orang yang bertanya apakah artinya diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Banyak orang pula yang mengatakan bahwa artinya adalah manusia mempunyai kapasitaskapasitas yang dimiliki oleh Allah tetapi dalam tingkat tertentu dan tidak diberikan kepada ciptaan-Nya yang lain. Bukti yang paling nyata akan hal ini adalah adanya akal budi pada manusia. Tetapi Karl Barth mempunyai interpretasi yang agak berbeda terhadap beberapa ayat tersebut. Pertama, manusia dikatakan segambar dan serupa dengan Allah bukan dinyatakan pada aspek akal budi dan daya cipta, melainkan pada aspek persekutuan. Bahwa Allah menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan untuk bersekutu (Kej 1:27). Dan aspek ini jelas diturunkan dari sifat Allah yang juga bersekutu dengan pribadi-pribadi-Nya yang lain. Maka tidak heran pada ayat yang ke-26, terdapat kata “kita” yang berarti Allah Bapa sedang bersekutu dengan pribadi-Nya yang lain. Jadi Allah yang bersekutu adalah Allah yang juga menciptakan manusia untuk bersekutu. Inilah segambar dan serupa dengan Allah. Persekutuan & Pembinaan Pemuda 33 Setelah kita mengerti Firman Allah tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa ketika manusia hidup didalam dunia dan menolak untuk bersekutu serta hidup didalam sebuah komunitas, maka sebenarnya manusia tersebut sedang menolak untuk menjadi seorang manusia yang seperti apa adanya, menolak naturnya, tidak menggunakan akal budinya, dan hidup seperti binatang. Kedua, setelah manusia diciptakan untuk bersekutu sama dengan Allah yang bersekutu, melalui ayat 28, Allah ingin mengatakan bahwa persekutuan tersebut tidak boleh hanya berhenti didalam persekutuan itu sendiri. Tujuan akhir daripada sebuah persekutuan bukanlah persekutuan itu sendiri, tetapi terdapat tujuan lain yang telah ditetapkan atau direncanakan oleh Allah untuk digenapkan melalui persekutuan tersebut. Dari sini kita dapat melihat bahwa Allah selalu penuh dengan konsep didalam karya ciptaan-Nya. Ketika Allah menciptakan manusia, Allah mempunyai tujuan. Supaya manusia dapat memenuhi tujuan tersebut, Allah menciptakanmanusia untuk bersekutu sehingga manusia mempunyai kemampuan untuk menggenapkan rencana Allah yang dimiiliki oleh-Nya ketika Dia menciptakan manusia tersebut. Adam tidak mungkin dapat menggenapkan rencana Allah dengan cara sendirian. Adam (manusia) perlu bersekutu untuk menguasai dan mengelola seluruh isi bumi ini (Kej 1:26,28). Tetapi jika kita melihat pada kenyataan yang berada di sepanjang sejarah, kapanpun dan dimanapun setiap terdapat persekutuan pasti terdapat pula perseteruan dan perpecahan. Kenapa bisa seperti ini ?. Adalah karena gambar dan rupa Allah yang berada pada diri setiap manusia telah mengalami kerusakkan total sehingga persekutuan yang dibangun oleh manusia pasti mengalami kerusakan pula. Gambar dan rupa Allah yang berada pada diri kita memang tidak pernah hilang melainkan rusak total sehingga meskipun mampu membentuk persekutuan, yang terbangun adalah suatu persekutuan yang menuju kepada perseteruan dan perpecahan. Maka, kalau kita melihat pada perjanjian lama, Allah memberikan perjanjian yang baru bagi umat-umat pilihan-Nya melalui Abraham beserta dengan keturunannya. Melalui kovenan tersebut manusia dimungkinkan untuk kembali mempunyai persekutuan yang indah dengan Allah dan juga dengan sesama. itulah persekutuan dan komunitas yang dipulihkan. Ketika Paulus berbicara mengenai komunitas, persekutuan, dan gereja (Ef 2), dia menggunakan satu kata, yaitu : ekklesia. Yang menarik, kata ekklesia tersebut diambil dari perjanjian lama yang digunakan untuk menyebut umat Allah atau umat israel. Sehingga diri sini kita dapat mengetahui bahwa perjanjian lama berhubungan erat dengan perjanjian baru. Paulus menggunakan kata ekklesia untuk menunjuk kepada sebuah persekutuan yang sejati, yaitu orang-orang percaya. Gambar dan rupa Allah yang ada pada diri mereka telah dipulihkan melalui karya keselamatan Kristus sehingga mereka menjadi layak disebut sebagai umat israel, umat pilihan Allah. Dari sini kita juga dapat bagaimana Paulus menghubungkan antara sotereologi (doktrin keselamatan) dengan ekklesiologi (doktrin gereja). Salib Kristus tidak sekedar menyelamatkan kita, menebus dosa kita, menyucikan kita, tetapi juga menghapuskan perseteruan sehingga manusia dapat kembali membangun gereja atau persekutuan yang sejati (Ef 2:14,16). Persekutuan semakin bertambah penting khususnya bagi orang kristen. Bahkan jikalau terdapat orang yang mampu menghafalkan seluruh isi Alkitab, memahami seluruh doktrin, menguasai apologetika dengan baik, mengerti bahasa ibrani dan yunani, dan kehebatan-kehebatan yang lain tetapi orang tersebut hidup sendirian, maka semua kehebatan dan pengertian tersebut menjadi percuma dan tidak berguna. Ketika 34 Persekutuan & Pembinaan Pemuda manusia menolak untuk bersekutu, manusia tersebut bukan saja menolak naturnya tetapi juga menolak tujuan Allah yang telah ditetapkan bagi dia, menolak panggilannya didalam bergereja, yaitu : mandat budaya dan mandat injil (Kej 1:28). Sejarah akan bangsa Indonesia memberikan sebuah pelajaran bagi kita. Pada waktu bangsa asing menjajah negeri kita, banyak sekali orang Indonesia yang berjuang dan berperang dengan cara sendiri-sendiri sehingga tidak peduli seberapa tangguhnya mereka berjuang, pada akhirnya mereka gugur satu per satu. Demikian juga ketika kita mejalani hidup di dunia ini. Tanpa adanya persekutuan, kita pasti akan sering mengalami kegagalan untuk terus menjadi garam dan terang di tempat kerja, di sekolah, di rumah, dan dimanapun juga. Kita akan sulit untuk mempertahankan iman kristen kita tanpa adanya persekutuan dan kehidupan bergereja karena tidak ada dukungan doa dan pertumbuhan bersama sehingga pada waktu itu kita sedang berjalan dan berjuang sendirian. Didalam Ef 4:11-16 Paulus ingin mengatakan bahwa Allah memberikan para rasul, nabi, gembala, dan para pengajar untuk gerejaNya sehingga setiap orang dapat bertumbuh. Dan pertumbuhan hanya dapat dialami oleh masing-masing orang jika telah melakukan pekerjaan-pekerjaan yang telah menjadi bagiannya serta bersekutu bersama-sama dengan anggota tubuh yang lain sehingga Kristus menjadi kepala gereja dan setiap orang kristen menjadi anggota tubuh dan semuanya itu saling terintegrasi dengan baik. Tanpa persekutuan yang baik, tujuan yang Allah tentukan bagi kita tidak akan mungkin dapat digenapkan. Bentuk daripada persekutuan yang sejati adalah ketika semua anggota tubuh daripada gereja Kristus ikut terlibat didalam pekerjaan-Nya, yaitu : pelayanan. Sering kali kita akan melihat begitu banyak orang yang akhirnya dapat menjadi akrab ketika mereka terlibat bersama-sama didalam urusan yang sama. Demikian juga di dalam pelayanan gereja. Ketika kita bersama-sama terlibat didalam pekerjaan Tuhan, hal tersebut akan membuat kita menjadi semakin dekat dengan anggota tubuh Kristus yang lainnya. Inilah perbedaan antara persekutuan kristen dan persekutuan dunia. Jika persekutuan dunia selalu berakhir pada persekutuan itu sendiri, persekutuan kristen justru terbentuk demi untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh Tuhan bagi setiap kita. Jika persekutuan dunia selalu membuat manusia semakin hancur, persekutuan kristen justru membuat kita untuk semakin segambar dan serupa dengan Tuhan. Jika suka cita yang diberikan oleh persekutuan dunia adalah palsu, persekutuan kristen justru memberikan kepada kita suka cita yang kekal. Ternyata apa yang berasal dari dunia tidak pernah sama dan tidak akan pernah sama dengan apa yang berasal dari Tuhan, bahkan sangat berlawanan. Jikalau pada hari ini kita sadar bahwa persekutuan yang sejati hanya berasal dari Allah, maka akhir daripada persekutuan tersebut seharusnya kembali hanya untuk tujuan Allah. Soli deo gloria ! Amin! 35 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Pencipta, ciptaan dan daya cipta: Daya cipta Allah sebagai Pencipta terakhir Nats: Kej. 1 : 1 1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Symphony no. 9 yang digubah oleh Beethoven ingin memberikan pesan kepada kita bahwa melalui seluruh alam semesta ini kita dapat melihat begitu besarnya kekayaan dan kretivitas yang dimiliki oleh Tuhan, dan ketika Beethoven dapat mengerti akan hal ini, dia mencoba untuk menjadi derivated creator (pencipta turunan) dengan mengembangkan kreativitasnya lewat lagu. Melalui alam, Beethoven mengakui bagaimana Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan sangat luar biasa, dan dengan pengertian ini dia baru bisa menggubah lagu yang demikian indahnya. Jika pada hari ini kita dapat menikmati begitu banyak lagu pujian yang indah dan agung, itu merupakan hasil daripada daya kreativitas yang hanya diberikan oleh Tuhan kepada manusia saja. Tetapi musik yang demikian indah bukanlah hasil kreativitas yang mudah didapatkan. Di sepanjang sejarah, manusia tidak pernah selesai untuk berbicara mengenai kreativitas bahkan kreativitas ikut terlibat didalam perjalanan dan perkembangan akan sejarah dunia karena manusia dan kreativitas adalah merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Secara natur, manusia akan selalu berusaha untuk mengembangkan kreativitas. Maka kalau kita lihat pada hari ini begitu banyak slogan-slogan yang mendorong manusia untuk mengembangkan kreativitas semaksimal mungkin, tetapi sayangnya manusia tidak pernah mengetahui bagaimana untuk mengembangkan kreativitas yang dia miliki sehingga menghasilkan karya yang baik. Perkembangan akan kreativitas dapat pula dipacu dengan kondisi dunia kita yang semakin lama membawa manusia untuk masuk kedalam hidup yang penuh dengan persaingan. Maka sebelum kita mengembangkan kreativitas, kita harus mengerti terlebih dahulu tentang kreativitas itu sendiri. Suatu kreativitas dapat bernilai positif maupun bernilai negatif. Pernahkah kita mendengarkan sebuah lagu yang kemudian lagu tersebut dapat membawa kita untuk semakin mencintai Tuhan, membawa kita untuk bergumul denganNya, ingin semakin taat untuk hidup suci. Kemudian pernahkah ketika kita mendengarkan 36 Persekutuan & Pembinaan Pemuda sebuah lagu yang dapat memacu kita untuk berani bertindak kekerasan, lebih mengembangkan nafsu binatang, dan akhirnya menuju kepada moralitas yang begitu hancur. Inilah kreativitas. Maka hal yang paling penting untuk kita pikirkan adalah jika terdapat sebuah usaha kreativitas, apakah hasilnya akan membangun kita atau malah merusak hidup kita. Kita dapat menilai seberapa tinggi hasil kreativitas tersebut dengan melihat bagaimana formatnya, motivasinya, isinya, dan metodenya. Dan ini berlaku mulai dari musik, lukisan, arsitektur, fashion, dan semua aspek kehidupan kita. Beberapa bulan yang lalu kita dihebohkan oleh karena pro dan kontra terhadap penampilan seorang penyanyi dangdut yang bernama Inul. Lalu kita pasti juga pernah mendengar dari berbagai kalangan yang melontarkan pendapat yang intinya ingin mengatakan bahwa penampilan dari artis tersebut sangat indah dan luar biasa. Banyak orang mengatakan bahwa Inul ternyata sangat kreatif dalam menari. Betulkah itu adalah kreatif ?. Kreatif macam apa itu?. Beranikah kita pada hari ini mengatakan bahwa goyangan Inul adalah kreatif yang sangat negatif ?. maka pada hari ini mata kita menjadi terbuka bahwa hasil daripada kreativitas ternyata bisa sangat bernuansa jahat dan merusak sekali, tetapi ironisnya dunia mengatakan it’s ok !. Lalu yang menjadi pentanyaan, bagaimanakah masa depan kekristenan khususnya orang-orang kristen yang hidup ditengah-tengah lingkungan seperti ini?, bagaimanakah hal tersebut akan mempengaruhi konsep kita mengenai kreativitas. Kondisi dunia yang semakin bertambah plural dan dinamis ternyata menambah kesulitan kita untuk menjalankan mandat budaya karena kita telah kehilangan standar yang paling dasar untuk melihat dan menilai segala sesuatu. Dosa telah membuat segala sesuatu yang berada pada diri kita menjadi rusak total, dan tanpa kelahiran dan penciptaan baru, maka semua yang kita dapat hasilkan hanyalah kerusakan yang akan semakin menghancurkan orang lain dan dunia. Sehingga pergumulan mengenai kreativitas yang sejati hanya bisa dilakukan oleh anak-anak Tuhan saja dan tidak mungkin dapat dilakukan oleh dunia karena akan selalu terjadi peperangan didalam batin mereka antara kedagingan mereka yang selalu menginginkan dosa dan kesadaran akan dosa itu sendiri. Didalam hati, orang dunia tahu bahwa goyangan Inul adalah suatu kreativitas yang sangat negatif tetapi kedagingan mereka membuat mereka sangat suka dengan goyangan tersebut, kedagingan membuat mereka suka dengan dosa!. Siapakah manusia didunia ini yang tidak mengetahui bahwa free sex itu adalah perbuatan yang sangat berdosa, yang lebih rendah daripada binatang. Tetapi kenyataanya berapa orang didunia yang mampu menolak ketika diajak untuk bermain free sex?. Hanya Tuhan yang dapat memberikan kepada kita kekuatan untuk dapat menolaknya. Hanya Tuhan yang mampu melepaskan kita dari cengkraman dosa dan kedagingan. Pertarungan seperti ini hanya akan dihadapi oleh manusia saja karena Allah memang hanya memberikan aspek kreativitas kepada manusia saja, dan Allah memberikan anugerah tersebut melalui prinsip akal budi dan bijaksana. Sehingga betapapun indahnya sebuah ikan, dia tidak akan pernah dapat mewarnai dirinya sendiri karena Tuhan memang tidak memberikan akal budi dan bijaksana kepada ikan. Tanpa akal budi dan bijaksana, tidak akan pernah ada kreativitas. Sebaliknya manusia dapat memilih wana-warni baju yang berganti-ganti sesuai dengan selera dan kreativitas yang dimilikinya. Maka kita seharusnya kembali kepada Allah sebagai sumber dari segala kreativitas jika kita ingin menggumulkan tentang apa dan bagaimana kreativitas yang sejati. 37 1. Persekutuan & Pembinaan Pemuda Kreativitas harus dikembalikan kepada Tuhan sebagai sumber kreativitas. Manusia pada zaman sekarang sangat membenci bahkan sangat memusuhi kalimat yang terdapat di Kej 1:1 karena kalimat tersebut membuat manusia tidak dapat bermain-main dengan dosa. Manusia dipaksa untuk terlepas dari posisi final/ultimat karena manusia memang bukan berada di tempat tersebut, melainkan Allah. Kalimat inilah yang juga pada akhirnya memaksa manusia untuk menciptakan teori evolusi. Hukum Mendel mengatakan bahwa sebuah spesies sampai kapanpun tidak akan pernah dapat berkembang menjadi spesies yang lain. Perubahan spesies hanya dimungkinkan dengan cara menggabungkan dua spesies yang berbeda tetapi harus berada di genus yang sama. Dan hingga saat inipun kebenaran akan hukum Mendel ini tetap berjalan dan tidak dapat disangkal karena memang telah dibuktikan secara ilmiah. Justru sebaliknya, hingga saat ini teori evolusi belum pernah sekalipun dapat dibuktikan secara ilmiah sehingga teori evolusi bukanlah teori yang benar dan sah. Kalau kita tetap ingin memaksakan hukum genetika, tetap tidak dapat membuktikan teori evolusi karena gen daripada manusia bukan mirip dengan kera/simpanse tetapi mirip dengan babi. Walaupun teori evolusi adalah teori yang salah tetapi teori tersebut sangat populer dan diterima dimanapun karena ketika Sir Julian Huxley dan Sir Herbert Spencer mempopulerkan teori tersebut hingga berkembang menjadi filsafat evolusionisme, dia mempunyai motivasi yang sangat jahat, yaitu menolak keberadaan Tuhan. Inilah kreativitas manusia yang terlampau kreatif bahkan melawan sumber kreativitas. Maka jika pada hari ini kita bisa begitu banyak melakukan berbagai macam kreativitas, kita harus sadar bahwa ternyata bukan kita yang kreatif tetapi Allah yang kreatif. Sebelum kita bisa mengembangkan apapun dengan kreativitas kita, Allah adalah sumber kreativitas. Inilah alasan kenapa kita harus kembali kepada Allah terlebih dahulu dalam berkreativitas. Kalau kita telah menyadari bagian yang terpenting ini, segala hasil kreativitas kita tidak akan menjadi sembarangan karena Allah sebagai sumber kreativitas tidak pernah menghasilkan karya yang sembarangan. Ketika Allah selesai menciptakan segala sesuatu, Allah hanya berkata “sungguh amat baik“. Ketika kita belajar sedikit mengenai astronomi dan biologi, kita akan mengetahui betapa luar biasanya hikmat Tuhan dalam menciptakan alam semesta ini. Dan para ahli apapun pasti mengakui bahwa segala detail tubuh manusia diciptakan dengan teknologi yang terlalu tinggi hingga tidak dapat dimengerti bahkan oleh manusia itu sendiri, apalagi ditiru. Dengan produk ciptaan seperti demikian, siapa yang sanggup mengatakan bahwa ini adalah produk dari evolusi?, kiranya Tuhan ampuni orang tersebut. Kita harus selalu siap untuk dipakai oleh Tuhan didalam kreativitas sehingga kita tidak boleh mengembangkan kreativitas tersebut berdasarkan diri kita sendiri. Kita boleh kreatif tetapi kreativitas tersebut tidak boleh lepas dari Tuhan. 2. Allah seharusnya menjadi sumber inspirasi kreativitas kita. Hasil daripada kreativitas kita senantiasa merupakan hasil dari pengamatan dan pengalaman kita. Tanpa adanya pengamatan dan pengalaman, manusia tidak dapat berkreativitas. Inilah yang membedakan kita dengan Allah. Tanpa pengamatan dan pengalaman, Allah dapat menciptakan segala sesuatu dengan hasil yang sangat sempurna. Maka Allah seharusnya senantiasa menjadi sumber inspirasi kita dalam berkreativitas. Banyak seniman bahkan seorang atheis-pun sering kali mencari inspirasi dengan melihat 38 Persekutuan & Pembinaan Pemuda gunung, pohon, pantai, matahari yang akan terbenam, tetapi mereka lupa bahwa semua itu adalah hasil daripada kreativitas Tuhan. Sungguh aneh!. inilah yang disadari oleh Beethoven sehingga dia dapat menghasilkan karya yang begitu agung melampaui semua seniman pada zaman sekarang. Jika kita mempunyai perasaan seperti ini, semua hasil karya kita akan jauh lebih mendalam dan berkesan daripada orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Jika orang-orang dunia lebih menghargai bahkan ikut menciptakan karya kreativitas setan, marilah pada hari ini kita kembali memandang segala sesuatu dengan kacamata Tuhan sehingga semua hasil karya kita akan membuat orang lain berkata “sungguh amat baik”. 3. Allah akan menjadi penilai (evaluator) daripada kreativitas kita. Jika kita telah belajar bahwa Allah adalah sumber dari segala kreativitas, maka Allah akan senantiasa menuntut pertanggung jawaban atas setiap hasil kreativitas yang telah kita kembangkan. Jika kita telah belajar bahwa kreativitas yang kita miliki adalah hasil turunan daripada kreativitas Allah, maka hasil kreativitas kita seharusnya tidak boleh melawan kreativitas Allah, tetapi harus selaras dan harmonis denganNya. Jika Tuhan telah memberikan kreativitas kepada kita, hal tersebut tidak hanya menjadi keunggulan bagi manusia dibandingkan ciptaan-Nya yang lain, tetapi juga sekaligus menjadikan bahaya besar bagi kita untuk jatuh kedalam dosa karena kita menggunakan keunggulan tersebut untuk melawan Allah. Maka jika kita menghasilkan sebuah karya kreativitas di segala bidang, kita perlu bertanya kepada Tuhan apakah karya tersebut berkenan bagi Dia. Selain itu kita juga perlu berdoa bagi sekolah-sekolah yang semakin lama mengajarkan kepada anak-anak untuk mengembangkan kreativitasnya dengan liar, Amin! 39 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Pencipta, ciptaan dan daya cipta: Daya cipta di Hari Reformasi Nats: Roma 1 : 16-17 16 17 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama–tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." Pada hari ini masyarakat Kristen sedang memperingati hari reformasi, yaitu Martin Luther yang dipimpin oleh Tuhan dengan kreativitas yang begitu tajam untuk berjuang mengembalikan gereja kepada ajaran yang benar tetapi pada saat yang sama, terdapat kreatifitas lain yang begitu kontras, yaitu orang-orang dunia yang sedang merayakan heloween dengan menunjukkan wajah setan dan bertingkah laku seperti setan. Maka pertanyaan yang paling penting untuk kita pergumulkan pada saat ini adalah: what is creativity? Hari reformasi dan hari heloween adalah sama-sama hasil daripada sebuah kreativitas, tetapi kenapa sifatnya bisa begitu berlawanan ?. Suatu kali didalam perjalanan Martin Luther, sebuah petir menyambar seorang teman yang berada disebelahnya. Maka waktu itu dia mulai bertanya kepada dirinya sendiri, apa itu iman? dan ketika Martin Luther sedang berpikir mengenai imannya kepada Tuhan, salah seorang arsitek daripada St. Peter basilica, yaitu Johannes Tetzel menggunakan kreativitasnya untuk merusak gereja Tuhan dan jemaat-Nya. Pada waktu itu pihak Roma Khatolik sedang membangun St. Peter basilica dan ditengah proses pembangunannya, gereja kehabisan dana. Di sinilah Johannes Tetzel memberikan sebuah ide untuk menutupi kekurangan tersebut. Dia mengatakan jika pihak Roma Khatolik terus menerus menekan orangorang yang berkuasa, pada akhirnya mereka bisa memberontak terhadap gereja. Inilah momen dimana gereja Roma khatolik diajaj bermain-main dengan uang dan dosa. Mereka mulai menjual kepada rakyat kecil sebuah surat yang disahkan oleh kepausan bahwa surat tersebut mempunyai kekuatan untuk mempercepat 40 Persekutuan & Pembinaan Pemuda proses purgatori. Dan akhirnya beban pembangunan St. Peter basilica dapat diselesaikan dan sampai dengan hari ini kita masih dapat melihat gereja tersebut di vatikan, Roma. Ketika ini sedang terjadi, Martin Luther semakin memikirkan tentang keselamatan. Bagaimana caranya seorang berdosa bisa menerima anugerah keselamatan? Betulkah hanya dengan mengeluarkan uang maka setiap orang dapat diselamatkan? Melalui ayat 16 Martin Luther menemukan jawaban bahwa keselamatan manusia ternyata bukan tergantung pada surat indulgensia atau apapun juga. Dan melalui ayat 17 dia mengetahui bagaimana iman berperan didalam hidup seseorang. Inilah yang mengakibatkan reformasi mempunyai pemikiran yang begitu tajam, yaitu manusia hidup hanya bergantung kepada Alkitab, iman, dan anugerah (sola scriptura, sola fide, sola gracia). Barang siapa percaya kepada injil maka ia akan terselamatkan dan memperoleh hidup. Sehingga hidup hanya berasal dari iman dan kembali kepada iman. Dan manusia tidak akan mungkin dapat mengerti dan menggabungkan dua hal ini tanpa adanya anugerah. Sehingga akhirnya anugerah mutlak dibutuhkan supaya kita dapat diselamatkan didalam hidup ini. Setelah kita mendapatkan anugerah ini, kita baru bisa mengerti apa itu hidup dan untuk apa hidup, yaitu hanya bagi Tuhan saja. Soli deo Gloria ! Berhari-hari Martin Luther merenung didalam kamarnya, di kota Wittenberg Lutherstadt. Kemudian pada tanggal 31 Oktober 1517 Martin Luther akhirnya memaku 95 thesis di pintu gerbang gereja induk milik pemerintah kota tersebut. Tindakan tersebut menghebohkan semua orang dan dia berkali-kali berusaha dijebak untuk dibunuh. Salah satunya adalah ketika Ursinus membuat pengakuan iman Heidelberg, akibatnya kota Heidelberg di bom oleh para tentara katholik yang berada di Munich. Beberapa aspek yang dapat kita pelajari dari peristiwa besar ini, antara lain : Pertama, Tuhan memakai Martin Luther untuk mendobrak dari status quo di zamannya. Kalau kita melihat pada zaman sekarang hampir tidak ada orang yang berani dipakai oleh Tuhan untuk mendobrak zaman. Berapa banyak orang yang mampu melihat segala sesuatu yang telah tertata rapi dan kemudian berani menghancurkannya untuk dikembalikan kepada jalan yang benar. Untuk melakukan semua ini dibutuhkan kreativitas yang tinggi karena tanpa daya kreativitas, manusia akan cenderang untuk hanya mengikuti apa yang sudah menjadi kebiasaan zaman. Hidup mereka bagaikan pasir yang siap dihempaskan dan mengikuti arah arus sungai. Tetapi hal ini tidak terjadi pada diri Martin Luther. Ditengah-tengah masyarakat yang mapan dan tidak peduli dengan segala sesuatu, Tuhan memakai dirinya untuk mendobraknya sehingga mau tidak mau hal ini membuat banyak orang mulai berpikir tentang harga dari kematian Yesus Kristus dikayu salib. Jikalau setiap hari jumat kita dibina didalam gereja dengan khotbah-khotbah semacam ini, kiranya Tuhan memberikan mata yang begitu tajam dan kekuatan kepada kita untuk siap dan berani untuk melihat zaman ini bahkan mampu melampaui zaman ini. Pada saat semua orang diseluruh dunia tidak melihat apa yang terjadi, seharusnya orang Kristen mampu melihatnya, menghadapinya, bahkan melawannya. Didalam dunia ini hanya ada empat macam orang : Kedua, orang yang benar-benar tidak pernah sadar apa yang sebenarnya terjadi di zaman ini, kemana zaman ini berjalan. 41 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ketiga, orang yang sadar apa yang terjadi tetapi tidak mempunyai keberanian untuk berdiri diatas kebenaran bahkan menyatakan kebenaran tersebut. Keempat, orang yang sadar apa yang terjadi tetapi tidak tahu harus berbuat apa walaupun mempunyai keberanian. Kelima, orang yang sadar apa yang terjadi apa yang terjadi pada zaman ini dan mempunyai keberanian untuk tetap setia kepada kebenaran bahkan rela berkorban demi menyatakan kebenaran tersebut. Setan memang tidak akan pernah tinggal diam kepada orang yang keempat tersebut. Mungkin disaat kita berjuang untuk setia kepada kebenaran Tuhan, begitu banyak orang yang mengolok-olok kita dan bahkan mengatakan mustahil, tidak mungkin. Dan pada saat itulah keberanian dan kesetiaan kita diuji. Dunia mengatakan bahwa hal tersebut adalah mustahil karena dunia memang selalu berusaha mengunci kita agar tidak melakukan terobosan untuk kembali kepada kebenaran. Pertama, Martin Luther tidak hanya mengetahui bahwa gereja Tuhan telah melakukan kesalahan, tetapi juga dia mengetahui kapan, dimana, dan apa yang harus dilakukannya untuk mengembalikannya kepada kebenaran yang sejati. Martin Luther mengetahui jikalau 95 thesis tersebut dipakukan di pintu gerejanya sendiri, pasti tidak akan dilihat oleh banyak orang. Itulah kenapa Martin Luther memakukan di pintu gereja kota milik pemerintah. Gereja besar tersebut banyak dipakai oleh pemerintah, bangsawan, dan orang-orang kaya lainnya. Kreativitas Martin Luther mengakibatkan kejutan bagi seluruh kota wittenberg, seluruh Jerman, hingga ke vatikan dan seluruh dunia karena apa yang dilakukan oleh Martin Luther bagaikan sebuah cahaya yang sangat menyilaukan di tengah kegelapan. Dia merencanakan hal tersebut dengan penuh kepandaian dan ketajaman pikiran serta mengetahui bagaimana menjalankannya. Semuanya dia lakukan dengan momen dan kreativitas yang tepat sehingga apa yang dia kerjakan tidak pernah sia-sia. Bahkan supaya dapat menangani masalah yang begitu besar, Roma khatolik akhirnya sampai mengadakan konsili Trente yang intinya membawa kembali jemaat untuk melihat pada kebenaran. Banyak orang menganggap apa yang dilakukan oleh Martin Luther adalah salah satu impact dari Renaissance pada abad ke-13. Tetapi hal tersebut tidak benar karena pada saat itu hampir seluruh dunia terkena pengaruh daripada humanisme, tetapi kenapa tidak ada yang maju selain Martin Luther. Bahkan ketika pemerintah dan Roma khatolik terus mengejar dan memburu Martin Luther, semua orang tidak ada yang peduli. Hanya beberapa orang yang masih berani menolong Martin Luther ketika dia mengalami kesusahan, termasuk isterinya dan temannya (Philip Melanchton). Pernah suatu kali, untuk menyadarkan kembali semangat dan iman Martin Luther, isterinya memakai pakaian berkabung. Dan ketika Martin Luther menjumpai isterinya, dia terkejut dan bertanya siapakah yang meninggal dunia. Lantas isterinya menjawab bahwa Tuhan telah meninggal dunia. Maka Martin Luther lebih terkejut lagi dan berkata bahwa hal itu tidak mungkin terjadi. Kemudian isterinya bertanya kepadanya, jikalau Tuhan tidak mungkin mati, mengapa engkau begitu susah dan lupa akan imanmu terhadap-Nya? Disinilah Martin Luther mulai menggubah sebuah lagu yang begitu indah dan penuh dengan makna serta kekuatan, yaitu : A Mighty Fortress is Our God. Kedua, setelah itu semua terjadi, Martin Luther tidak berhenti sampai disitu. Ketika Martin Luther menyadari akan sola scriptura, sola fide, dan sola gracia, dia menjadi mengerti bahwa kreativitas yang sejati tidak 42 Persekutuan & Pembinaan Pemuda berhenti tetapi harus disertai dengan follow up. Maka langkah selanjutnya Martin Luther mulai menterjemahkan Alkitab dari bahasa latin vulgata menjadi bahasa jerman. Dan kalau kita lihat, Tuhan ternyata bekerja secara total karena bersamaan pada masa itu diciptakannya mesin cetak pertama Heidelberg. Kreativitas Martin Luther sekali lagi mengejutkan dunia karena setelah dia selesai mengerjakannya, Alkitab tersebut langsung dicetak dan disebarkan. Berkat jasa Martin Luther, pada hari ini kita semua diperbolehkan memiliki Alkitab sendiri. Inilah kreativitas sejati. Tuhan tidak ingin kita berhenti bahkan hanya menggantungkan diri kepada zaman. Ketika Tuhan menganugerahkan kita daya kreativitas, Tuhan menginginkan kreativitas tersebut dikembangkan didalam prinsip-prinsip Tuhan. Dan prinsip yang pertama adalah kembali kepada kebenaran yang sejati, yaitu : Tuhan. Jangan mengembangkan kreativitas demi diri kita sendiri. Prinsip kedua adalah hendaknya hasil kreativitas kita dapat menjadi berkat yang positif bagi banyak orang. Inilah yang terdapat pada diri Martin Luther dan seharusnya terdapat pula pada semua orang Kristen. Ketika kita melihat diri kita sendiri ataupun orang lain, kita mungkin menemukan banyak kelemahan dan kekurangan, tetapi bukan itu pointnya. Sehingga janganlah melihat diri kita dan orang lain dengan sudut pandang manusiawi tetapi lihatlah seperti Tuhan yang melihat. Tuhan bisa memakai kita untuk menerobos zaman ini tetapi pertannyaannya adalah beranikah kita dipakai? Amin! 43 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Pencipta, ciptaan dan daya cipta: Keistimewaan dari ciptaan Nats: Kej. 1 : 31 31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan–Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. Untuk mempelajari tentang karakteristik akan creation akan sangat baik sekali jika kita melihat Alkitab khususnya Kitab Kejadian pasal 1 karena didalamnya tertulis dengan jelas bagaimana Tuhan menggunakan daya kreatif-Nya dan bagaimana pula hasilNya. Semuanya itu berakhir dengan ayat yang kita baca pada hari ini, “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam”. Ketika Allah menciptakan dunia ini bagian per bagian, Allah selalu mengevaluasi hasilnya dan Dia memberikan komentar bahwa semuanya itu baik (1:10,12,18,21,25). Dan setelah Allah menyelesaikan semuanya sehingga kelihatan secara totalitas, Dia tidak saja berkata bahwa itu baik tetapi sungguh amat baik. Inilah hasil kreatifitas. Ketika Allah menggunakan kapasitas kreatifitas-Nya, ada beberapa aspek yang dapat kita pelajari, yaitu : Pertama, Kreatifitas Allah diwujudkan didalam kreasinya. Ketika Allah menciptakan sesuatu, hasil ciptaanNya adalah merupakan bukti bagi kreatifitasNya. Jikalau hasil kreatifitas tersebut buruk berarti penciptanya pasti mempunyai daya kreatifitas yang rendah, begitu juga sebaliknya. Setiap hasil kreatifitas akan selalu mencerminkan seberapa besar bakatnya sebagai pencipta. Kedua, setiap hasil kreatifitas selalu perlu dievaluasi. Demikian juga Allah. Dan ini membuktikan bahwa Allah tidak pernah menghasilkan sesuatu dengan sembarangan. Allah bahkan bekerja dengan sangat teliti karena Dia mau semuanya menjadi baik. Sifat Allah tersebut hendaknya menjadi teladan bagi kita. Bagaimana mencipta yang baik, bagaimana mengevaluasinya sehingga menjadi hasil yang baik. Ketiga, apa yang menjadi ukuran bagi evaluasi tersebut. Ketika Allah berkomentar baik adanya, standar siapakah yang dipakai oleh Allah sehingga Dia dapat mengatakan kalimat tersebut ?. Jawabannya adalah kembali kepada kebajikan Allah sendiri. Totalitas dari semua atribut yang dimiliki oleh Allah, itulah yang menjadi titik evaluasi. Sehingga ketika kita melihat sebuah hasil kreatifitas, Kita tidak dapat menilainya baik 44 Persekutuan & Pembinaan Pemuda jika tidak ada unsur kebenaran, moralitas, harmonis, keadilan, keseimbangan, kesucian, dll. Dan semua unsur itu ada didalam hasil ciptaan Allah karena memang merupakan atribut-Nya. Ketika Allah selesai dengan hasil yang sangat baik, Setan mulai mengganggu hingga akhirnya Adam dan Hawa menghasilkan perbuatan yang tidak baik, dengan kata lain : dosa. Segala sesuatu yang baik dari Allah dirusak oleh dosa Adam dan Hawa. Akibatnya alam semesta menjadi rusak dan dunia ini mengalami disintegrasi, destruksi, menuju kematian. Karakteristik manusia telah bergeser sangat jauh dari aslinya. Allah telah menganugerahkan sebuah kapasitas kreativitas hanya kepada manusia, tetapi celakanya manusia malah menggunakannya dengan bagitu ahli untuk melawan Allah. Allah bisa menciptakan manusia seperti robot sehingga manusia tidak mungkin dapat berbuat dosa. Allah juga bisa menciptakan manusia seperti binatang sehingga hidup hanya berdasarkan insting dan tidak mungkin berdosa juga. Tetapi Allah yang begitu baik kepada kita justru tidak menciptakan kita seperti demikian. Jika kita membaca terus kitab Kejadian, kita akan mengetahui manusia mulai memakai kreativitasnya untuk merusak banyak hal: Pertama : relasi sosial. Kain yang merasa iri hati dengan saudaranya menggunakan kreativitasnya untuk membunuh Habel tanpa diketahui oleh orang lain. Kain tahu jika dia membunuh sembarangan, orang lain akan mengetahui perbuatannya. Inilah kreativitas. Berbeda dengan binatang. Untuk memangsa makanannya, binatang tidak perlu mencari tempat bersembunyi karena mereka memang tidak pernah berniat untuk membunuh. Mereka membunuh karena memang itulah makanannya sehingga didalam diri mereka tidak ada unsur kebencian. Maka hendaknya kita dapat menggunakan kreativitas kita untuk tidak merusak relasi sosial. Betapa banyaknya orang pada zaman sekarang menggunakan pikirannya untuk menciptakan perseteruan dimana-mana, penuh dengan intrik, kelicikan, dan akal busuk. Kedua : moral. Gambaran yang paling jelas akan hal ini adalah kasus bagaimana Daud membujuk Batsyeba sekaligus membunuh suaminya. Ketiga, alam semesta. Sadar ataupun tidak sadar, seumur hidupnya manusia selalu berusaha dengan sangat kreatif untuk memperalat alam ini kemudian menghancurkannya. Inilah yang dikerjakan oleh orangorang dunia. Maka sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai anak-anak Tuhan untuk berusaha mengembalikan karakteristik dari kreativitas manusia kepada Tuhan. Dan untuk itu kita perlu belajar melihat akan kreativitas Tuhan dan juga karakteristik dari ciptaanNya. Beberapa aspek yang dapat kita lihat, yaitu : Pertama, kita harus mengerti bahwa dunia ini diciptakan untuk menyatakan wahyu umum Allah. Sehingga ketika manusia melihat alam semesta ini, seharusnya mereka sadar bahwa Allah pasti ada! Walaupun dunia yang kita lihat pada hari ini semakin berjalan menuju kehancuran tetapi kita masih tetap dapat melihat betapa agung ciptaan-Nya. Walaupun manusia telah mengalami kerusakkan total tetapi ketika kita mau kembali kepada Tuhan, kita akan dapat melihatnya. Sehingga orang Kristen dan orang dunia ketika melihat ciptaan-Nya, pasti terdapat perbedaan pandangan dan penilaian. Kedua, semua ciptaan Tuhan dapat harmonis dengan ciptaan-Nya yang lain. Walaupun struktur dari alam semesta ini sama tetapi detail dari setiap bagian tidak ada yang sama. Dan semua keragaman tersebut begitu harmonis dan serasi. Jika kita meneliti beberapa buah daun dari pohon yang sama, daun-daun 45 Persekutuan & Pembinaan Pemuda tersebut pasti mempunyai struktur yang sama, tidak mungkin ada daun jambu didalam pohon mangga. Tetapi detail dari semua daun pasti berbeda. Semua daun mungkin dapat memiliki warna ataupun ukuran yang berbeda-beda. Itulah keindahan ciptaan Tuhan. Terdapat keunikan didalam keseragaman. Tetapi dunia pluralis justru kebalikannya. Orang dunia suka menggunakan model yang sama tetapi struktur masing-masing berbeda. Sehingga apakah kreativitas semua manusia harus memiliki keseragaman? jawabannya adalah ya dan tidak. Dilihat dari strukturnya harus sama tetapi boleh memiliki bentuk yang berbeda. Inilah kunci yang paling penting untuk membangun dan mengembangkan kreativitas kita. Tanpa adanya prinsip yang sama, kreativitas kita akan menjadi liar, tidak ada batas sama sekali, dan tidak ada kejelasan. kita akan merasa bingung jikalau semua jenis daun bercampur menjadi satu didalam sebuah pohon. Pohon apakah itu?, daun apakah yang berada dipohon tersebut? Begitu juga dengan kreativitas. Walaupun hasil kreativitas dapat berbeda-beda tetapi sifat-sifat dan atribut dari Tuhan harus tetap terpancar didalam karya kita. Ketiga, didalam setiap ciptaan harus terdapat derajat. Setiap kita menciptakan sesuatu, semuanya itu harus mempunyai posisi yang jelas. Ketika Allah menciptakan dunia ini, Dia mulai dengan derajat yang paling rendah mulai dari benda-benda mati, tumbuhan, hewan, sampai manusia. Setelah kita mengerti akan hal ini, seharusnya kita juga tidak mempermainkan kreativitas kita. Sekali lagi kreativitas Tuhan didalam hal ini menjadi tuntunan bagi kita. Sehingga jika kita masuk kedalam kreativitas yang salah maka seluruh ide-ide dari pikiran kita hanya akan menghasilkan sesuatu yang rusak. Setiap ciptaan harus dikembalikan kedalam posisi yang tepat sehingga ketika kita memanfaatkan kreativitas tersebut, kita dapat memperlakukan setiap obyek kreativitas kita dengan tepat. Dan perlakuan yang tepat akan menghasilkan suatu kreativitas yang tepat pula. Pada saat ini banyak film kartun yang telah menggeser posisi Tuhan, manusia, dan binatang. Binatang diperlakukan seperti manusia dan manusia diperlakukan seperti binatang. Yang paling parah, Tuhan diperlakukan seperti binatang. Betapa gilanya! Kreativitas tidak boleh dan tidak akan pernah boleh digunakan untuk menginjak-injak derajat. Apakah dunia mengerti akan semua hal ini? Tidak, mereka tidak akan pernah mengerti akan hikmat seperti ini karena mereka tidak dapat melihat bagaimana Tuhan berkreativitas dan bagaimana menggunakannya untuk menjadi teladan bagi kita. Orang dunia telah kehilangan identitas diri mereka sehingga mengadukaduk dunia ini. Sejak kapankah kita mendidik seseorang akan hikmat ini?, sedini mungkin. Jika kita sebagai orang tua dan guru menanamkan konsep yang salah maka kita sedang mengarahkan mereka kepada kebejatan. Obyek dari kreativitas tidak pernah salah tetapi subyek yang salah. Jika ada anak yang menggambar kuda lalu diwarnai dengan warna kuning, apakah yang bersalah adalah kudanya? Tidak, tetapi anak tersebut. Apakah anak tersebut kreatif? Ya, tetapi ada dua macam kreatifitas yang telah kita pelajari, yaitu yang merusak atau yang membangun. Setelah kita disadarkan akan hal ini, maka sebelum kita melakukan kreativitas, lihatlah kepada Allah dan bagaimana karakteristik dari kreativitas-Nya. Dan setelah kita mengetahui bagaimana Allah menghasilkan sesuatu, baru kita bisa menjadi pencipta yang tepat. Lebih jauh lagi, apa yang kita hasilkan akan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Tuhan. Kiranya apa yang kita hasilkan seumur hidup bukanlah dosa tetapi justru berkat bagi orang lain, Amin! 46 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Manusia sebagai gambar dari Pencipta Man as derivative Creator Nats: Kej. 1:27, 1 Kor. 3:10:23 Kejadian 1 27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar–Nya, menurut gambar Allah diciptakan–Nya dia; laki–laki dan perempuan diciptakan–Nya mereka. 1 Korintus 3 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap–tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing–masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing– masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat. 47 Persekutuan & Pembinaan Pemuda 1 Korintus 3 19 20 21 22 23 Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya." Dan di tempat lain: "Tuhan mengetahui rancangan–rancangan orang berhikmat; sesungguhnya semuanya sia–sia belaka." Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah milikmu: baik Paulus, Apolos, maupun Kefas, baik dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu yang akan datang. Semuanya kamu punya. Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah. Kejatuhan Adam dan Hawa didalam sejarah merupakan salah satu bukti yang paling nyata bagaimana manusia menyalah-gunakan kreativitasnya. Kemampuan yang telah ditanamkan oleh Tuhan didalam diri mereka ternyata dipergunakan sampai melampaui batas bahkan digunakan untuk melawan Tuhan. Disinilah awal dari manusia yang kehilangan esensi kreativitas dan jika kita melihat perjalanan sejarah sampai dengan saat ini, konsep dan hasil daripada kreativitas ternyata semakin mengerikan. Aspek akal budi merupakan absolute necessity (keharusan mutlak) bagi manusia untuk bisa menjadi manusia. Kenapa?. Pertama, karena manusia dicipta segambar dan serupa dengan Allah. Ketika kita ingin mengetahui siapakah diri kita, kita harus kembali kepada pribadi yang menciptakan kita. Manusia tidak akan pernah dapat mengerti apapun tentang manusia tanpa bertanya kepada Tuhan. Dan Tuhan telah menjawab kita dengan tegas dan jelas melalui Kej 1:27. Dari sini manusia dapat disebut sebagai The crown of creations (mahkota ciptaan). Gambar dan rupa Allah yang terdapat didalam diri kita memberikan beberapa sifat-sifat turunan yang dimiliki oleh Allah, misalnya : kebijaksanaan, kebenaran, kemuliaan, kesucian, dan keadilan. Semua ini tidak ada didalam binatang. Seekor anjing tidak akan pernah menuntut kebenaran kepada majikannya. Maka semua sifat-sifat turunan tersebut terkumpul menjadi satu dalam mind (akal budi). Bahasa Indonesia memiliki kelemahan didalam membedakan antara mind dan thought. Mind (akal budi) bukanlah pikiran biasa ataupun perilaku kita, tetapi menunjuk kepada pemikiran yang sangat dasar. Kedua, karena Allah memerintahkan kepada manusia untuk menguasai alam semesta ini (Kej 1:28). Tanpa adanya kapasitas akal budi, manusia tidak akan pernah dapat menggenapi perintah Allah tersebut. Mampukah seekor harimau sekalipun menguasai dunia ini?, tidak mungkin. Karena Tuhan memang tidak memberikan akal budi kepada binatang. Ketiga, untuk mempermuliakan Allah dengan menggunakan segala yang ada (Yes 43:7). Maka yang mampu mempermuliakan nama Allah hanyalah manusia, dan hal inilah yang juga menjadi tujuan akhir dari kehidupan manusia. Ketika manusia keluar dari panggilan utama ini, apapun yang dia lakukan dan perbuat akan tetap membuat hidupnya tidak berarti. Betapa kasihan orang-orang dunia karena mereka tidak tahu untuk apa hidup sehingga hanya berputar-putar sambil membuang-buang waktu menunggu iblis menjemput. 48 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Tuhan telah menggambarkan kehidupan semacam ini didalam Alkitab, yaitu : mengenai perjalanan umat Israel keluar dari tanah Mesir. Pada saat itu Tuhan memberikan makna hidup, arah, dan panggilan yang jelas kepada mereka. Kemudian Tuhan juga memberkati dan memberikan segala sesuatu kemungkinan untuk menyatakan bahwa merekalah umat Allah yang sejati. Firaun yang sangat berkuasa dan rakyat yang sangat banyak akhirnya harus tunduk dibawah orang Israel yang jumlahnya sangat sedikit. Yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa mereka memerlukan waktu 38 tahun untuk sampai di tanah Kanaan? Perjalanan tersebut seharusnya selesai tidak lebih dari 1,5 bulan asalkan menggunakan jalur yang lurus, tetapi kenapa Tuhan mengijinkan mereka berputar-putar dipadang pasir hingga menjadi pengembara asing? Berapa tingkat generasi yang habis di padang pasir? Dari sini Tuhan ingin mengajarkan kepada kita, inilah orangorang yang berani melawan Tuhan. Maka orang seperti ini hanya berputar-putar tanpa tujuan sampai mati dan kemudian dibuang oleh Tuhan. Dan kehidupan semacam ini masih terus berjalan hingga hari ini. Maka tidak heran jika orang-orang tua senantiasa paling membanggakan kesusahan dan penderitaan yang pernah mereka alami, bukannya kebahagiaan. Inilah orang yang tidak tahu tujuan hidupnya! Mereka tidak dapat menghubungkan antara hidup dengan Tuhan sebagai Sang pemberi hidup. Ketika kita dapat menghubungkannya, apa yang kita ceritakan kepada keturunan kita bukanlah kesusahan dan penderitaan, melainkan suka cita kita ketika Tuhan memanggil kita, ketika Tuhan memakai kita, ataupun ketika Tuhan menolong kita. Mungkin orang dunia mampu berkreativitas dalam segala hal dan bidang, tetapi apapun yang mereka hasilkan tidak berarti apa-apa. Ketika manusia dapat menggunakan seluruh hidupnya untuk memuliakan nama Tuhan, itulah arti hidup yang sejati. Pada waktu itulah manusia baru bisa menggunakan daya kreativitasnya dengan maksimal dan dengan benar. Kreativitas yang sejati harus selalu bersifat membangun, dan bernilai suci, indah serta mulia. Bagaimana caranya? Letakkan Kristus sebagai dasar dari segala kreativitas kita kemudian arahkanlah juga kepada-Nya karena kelak kita akan bertanggung jawab atas segala yang telah kita hasilkan kepada Dia yang telah memberikan kemampuan kepada kita. Tuhan akan menguji kita dan apa yang telah kita kerjakan selama ini. Tuhan akan memurnikan apa yang berharga, dan akan menghanguskan apa yang tidak berharga. Lebih jauh lagi, Tuhan memanggil kita untuk menjadi penguasa atas dunia ini bukan untuk dikuasai oleh dunia, sehingga kita harus dapat memandang kreativitas dunia dengan kreativitas kita. Inilah natur seorang manusia. Tetapi apa yang terjadi pada orang dunia justru terbalik. Orang-orang dunia selalu diinjak dan didikte oleh dunia. Artinya, kreativitas mereka senantiasa ditentukan oleh prinsip-prinsip dan nafsu dunia. Inilah naturnya mesin atau binatang. Mereka tidak lagi mengerjakan apa yang Tuhan kehendaki tetapi mereka mengerjakan apa yang dunia kehendaki. Apakah orang dunia sadar akan hal ini? Mungkin, tetapi iblis telah mencengkram dan memperbudak mereka sehingga mereka tidak dapat melepaskan diri mereka sendiri. Janganlah kita kehilangan posisi kita antara Tuhan, diri kita, dan dunia ini. Anak-anak Tuhan memang akan selalu menjadi minoritas di dunia ini. Tetapi itulah yang menjadi tantangan bagi kita agar jangan sampai terhilang dari tangan Bapa. Kenapa kita harus berada pada posisi yang begitu rendah padahal Tuhan telah memberikan posisi yang begitu tinggi? Kenapa kita melecehkan posisi kita dihadapan Tuhan ?. Kenapa kita harus mengikuti apa yang menjadi mayoritas jikalau pada akhirnya yang mayoritas tersebut berjalan menuju kehancuran? Persekutuan & Pembinaan Pemuda 49 Kemudian, ketika Tuhan menciptakan kita, Tuhan juga memberikan suatu kapasitas kreativitas kepada kita. Sejak awal penciptaan, Allah memberikan daya kreativitas kepada Adam dan Hawa untuk mengusahakan/mengembangkan dan memelihara taman Eden. Firman Tuhan ini memberikan suatu prinsip yang jelas kepada kita, yaitu : Pertama, daya cipta dan kreativitas yang yang kita miliki tidak boleh kita abaikan tetapi harus dipergunakan dan dikembangkan. Kedua, daya kreativitas tersebut tidak boleh kita gunakan untuk merusak tetapi untuk membangun dan mengembangkan apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Untuk itu kita perlu belajar dari Tuhan karena kita adalah ciptaan yang tertinggi dialam semesta ini sehingga tidak ada teladan yang sesuai selain Tuhan sendiri. Pandanglah kepada Tuhan maka engkau akan mengerti bagaimana caranya menggunakan kreativitas yang engkau miliki dengan benar. Jika kita berkreativitas tanpa memandang kepada Tuhan, apa jadinya? Jika kita bekerja di sebuah perusahaan kemudian kita mengerjakan segala sesuatu tanpa persetujuan manajer kita, apa jadinya perusahaan tersebut? Hanya ada distorsi, kekerasan, dan kehancuran. Ini adalah satu kebenaran yang mutlak tetapi bahkan seorang manusiapun tidak dapat melihat kebenaran ini. Jangan berpikir apa yang engkau lakukan sepanjang hidupmu, Tuhan tidak mengetahuinya. Justru engkau yang tidak mengetahui bahwa Tuhan mengetahui apa yang engkau lakukan. Jangan lupa bahwa Tuhan yang mengasihi kita juga bisa murka kepada dosa-dosa kita !. Seberapa hebatnya engkau hingga engkau merasa dosa-dosamu tidak diketahui oleh Tuhan? Maka kita seharusnya menggunakan kreativitas tersebut dengan benar, sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan. Kreativitas kita berasal dari Tuhan bukan berasal dari diri kita sendiri sehingga kita seharusnya semakin membutuhkan Tuhan untuk menggunakan apa yang kita miliki. Lalu, kita juga harus senantiasa siap untuk untuk bertanggung jawab atas segala kreativitas kita kepada Tuhan. Sehingga kita tidak boleh menggunakan kreativitas tersebut hanya untuk mendapatkan keuntungan pribadi tetapi kerjakanlah segala sesuatu untuk kemuliaan nama Tuhan saja, Amin! 50 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Mausia sebagai gambar dari Pencipta: Apa dan bagaimana Nats: Kel. 31 : 1-6 1 2 3 4 5 6 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan, untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga; untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan. Juga Aku telah menetapkan di sampingnya Aholiab bin Ahisamakh, dari suku Dan; dalam hati setiap orang ahli telah Kuberikan keahlian. Haruslah mereka membuat segala apa yang telah Kuperintahkan kepadamu: Pada beberapa minggu ini kita telah belajar bahwa manusia adalah satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang dicipta menurut peta teladan Allah (imago dei). Konsep ini tidak akan mungkin dapat dimengerti oleh siapapun dia yang tidak diberikan anugerah oleh Allah. Kalimat “dicipta menurut gambar dan rupa Allah” bukanlah kalimat yang sederhana untuk di mengerti, tetapi didalam kalimat tersebut terdapat banyak sekali impact yang membuat manusia mau tidak mau harus kembali kepada Allah. Perjalanan sejarah yang sangat panjang sudah cukup menjadi bukti bahwa selama ini manusia tidak mampu mengerti kalimat tersebut. ketika Allah mengatakan bahwa kita adalah gambar dan rupaNya, kita seharusnya menjadi sadar siapa diri kita dan apa natur kita sebagai manusia. Dalam perjalanan hidupnya, Martin Luther pernah mengajarkan bahwa ketika manusia yang diwakili oleh Adam dan Hawa ketika jatuh kedalam dosa, maka natur mereka sebagai gambar dan rupa Allah telah hilang. Tetapi sudut pandang Johannes Calvin melihat bahwa natur tersebut bukan hilang melainkan hancur total. Jika natur tersebut benar-benar hilang maka manusia tidak akan dapat kembali kepada Allah dan ini berarti manusia tidak dapat lagi disebut sebagai manusia. padahal sampai dengan hari ini, semua manusia 51 Persekutuan & Pembinaan Pemuda baik itu orang kristen maupun orang atheis sekalipun, mereka masih dapat berlogika, berkreativitas, berbahasa, dan kemampuan-kemampuan lain yang tidak pernah dimiliki oleh binatang. Apakah orang berdosa tidak bisa berkreativitas? Bisa, tetapi mereka hanya menghasilkan karya-karya rusak. Apakah orang berdosa tidak bisa berlogika? Bisa, tetapi logika mereka sudah tidak masuk logika. Apakah orang berdosa tidak bisa berpikir? Bisa, tetapi pikiran mereka hanya berisi kebejatan. Hal ini berbeda dengan apa yang terjadi pada anak-anak Tuhan sejati. Roh Kudus telah memperbaharui kita sehingga hasil kreativitas kita seharusnya kembali kepada Sang Pencipta yang sejati. Gambar dan rupa Allah telah dipulihkan, puji Tuhan!. Setelah kita mengalami pertobatan yang sejati, kita baru bisa berbicara mengenai apa itu kreativitas dan bagaimana berkreativitas yang sejati. Pertama, kreativitas adalah menciptakan sesuatu berdasarkan apa yang diinginkan oleh Sang Pencipta asli. Beberapa minggu yang lalu kita telah belajar bahwa Tuhanlah Sang Pencipta yang asli. Dia telah menciptakan sebuah ciptaan yang dapat menciptakan, yaitu manusia. Sehingga manusia disebut sebagai pencipta turunan dan apapun yang diciptakan sepanjang hidupnya harus mengikuti segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah. Kemudian, hasil akhir dari semua kreativitas tersebut harus dikembalikan untuk kemuliaan Allah. Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sebuah kreativitas tidak pernah bersifat independent/berdiri sendiri tetapi setiap kreativitas akan selalu kembali kepada dasar yang paling mendasar. Maka pada saat ini kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri, kepada siapakah kita mengembalikan setiap karya kreativitas kita? Dan untuk pertanyaan tersebut hanya terdapat dua pilihan jawaban, yaitu: Tuhan atau setan. Filasafat Behaviourism yang diciptakan oleh B.F. Skinner dan Ivan Pavlov mengajarkan kepada dunia bahwa semua mahkluk hidup (termasuk manusia) dapat dibentuk dari struktur kebiasaannya. Dengan kalimat lain mereka ingin mengatakan bahwa manusia adalah tidak lebih dari seekor binatang. Sampai dengan saat ini filsafat tersebut banyak sekali dipraktekkan oleh dunia psikologi untuk menyembuhkan orang sakit. Seorang psikiater dapat merubah kebiasaan para pasiennya tanpa merubah sifat aslinya. Jika sebelumnya kita selalu ingin muntah bila mencium bau sampah, psikiater dapat melatih sehingga kita dapat makan sekalipun ditengah-tengah tempat pembuangan sampah. Tampak luar memang kita telah berubah, tetapi natur kita tidak pernah bergeser. Dunia psikologi hanya mengerti gejala tetapi mereka tidak pernah mengerti esensi hidup seseorang. Psikologi tidak pernah mengerti apa itu dosa. Ketika dunia psikologi seperti itu, muncul seorang teolog reformed yang masuk kedalam dunia psikologi, yaitu : J.E. Adams. Dia mengajarkan sebuah teori yang disebut Nautetic Counseling. Artinya, seseorang yang sakit tidak bisa disembuhkan dari luar ke dalam tetapi harus dari dalam ke luar. Maka dia mengawali teorinya dengan mengeluarkan statement bahwa manusia adalah manusia yang berdosa, sehingga seluruh jiwanya menjadi rusak. Maka untuk menyembuhkan kerusakan jiwa tersebut, masalah dosa harus diselesaikan terlebih dahulu, yaitu dengan bertobat. Setiap manusia yang tidak pernah mau bertobat, seluruh hidupnya tidak akan pernah menjadi beres. Ketika Allah ingin memakai Bezaleel, Allah terlebih dahulu memenuhi dia dengan roh. Inilah kunci pertama dari kreativitas. Ketika hati, pikiran, dan diri kita dimurnikan oleh roh Allah, maka kita baru bisa menghasilkan kreativitas yang sejati. Tanpa pemulihan akal budi, justru kita hanya akan merusak seluruh rancangan Allah. 52 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Jadi, kreativitas adalah kembalinya paradigma kreataivitas yang sejati didalam diri manusia. Kenapa kita harus berkreativitas? Setiap orang memang harus berkreativitas, tetapi apa motivasi kita dalam berkreativitas? pertanyaan seperti ini perlu untuk kita pahami karena tanpa motivasi yang benar, mustahil dapat menghasilkan kreativitas yang benar. Tidak pernah ada kreativitas dapat dihasilkan tanpa motivasi. Dan motivasi yang sejati adalah keinginan untuk mengerjakan apa yang telah direncanakan oleh Allah. Kalau kita mau jujur, pada hari banyak sekali orang kristen termasuk diri kita yang takut untuk memakai kreativitas kristen, daya pikir kristen, paradigma kristen karena semua atribut tersebut akan membuat kreativitas kita tidak laku bahkan kita tidak diterima oleh dunia. Kenapa bisa begini? Kenapa kita harus takut untuk tidak laku di dunia? Dimana posisi orang kristen dibandingkan dengan dunia ini? Bukan kita yang harus mengikuti dunia ini tetapi dunia yang harus mengikuti kita. Selama bertahun-tahun gerakan reformed berjuang untuk mempertahankan iman dan dignity kekristenan, di lain pihak begitu banyak gereja pada masa kini yang diinjak-injak oleh dunia. Gerakan reformed hanya mau tahu bahwa Tuhan tidak pernah membutuhkan manusia tetapi manusialah yang membutuhkan Tuhan. Meskipun engkau sangat jenius, tampan/cantik, kaya, engkau tetap perlu gereja, engkau tetap perlu Tuhan! Kedua, kreativitas adalah melakukan suatu realisasi dari sebuah imajinasi. Salah satu elemen yang penting untuk melakukan kreativitas adalah imajinasi. Tidak pernah ada orang yang bisa berkreativitas tanpa imajinasi. Maka pertanyaan selanjutnya adalah ketika kita membayangkan sesuatu, sebenarnya apa yang sedang kita bayangkan? Tuhan telah memberikan kepada manusia suatu kapasitas untuk dapat membayangkan sesuatu yang sempurna didalam kekekalan. Dari sini Plato baru bisa mencoba untuk merelasikan dalam kejatuhannya antara yang diatas dengan yang dibawah. Dia berpikir ketika melihat yang diatas begitu sempurna dan keindahan, tetapi ketika melihat bawah hanya ada kebejatan dan kerusakan. Akhirnya Plato membelah dua aspek antara ide yang berada diatas dan bentuk yang berada di bawah. Ide selalu sempurna sedangkan bentuk selalu sebaliknya. Pikiran yang demikian adalah pikiran yang salah. Kita harus bisa berpikir secara paradoksikal. Walaupun kejatuhan didalam dosa telah merusak imajinasi kita, tetapi ketika kita bertobat imajinasi kita seharusnya juga ikut berubah. Imajinasi yang sejati adalah berdasarkan dari gambar dan rupa Allah.Ketika Tuhan ingin membuat Tabut Perjanjian dan Kemah Sembahyang, Tuhan hanya memberikan gambaran. Sehingga Bezaleel dan Aholiab perlu merealisasikan gambaran tersebut dengan menggunakan imajinasinya. Pada hari ini imajinasi kita banyak sekali diisi dengan konsep-konsep yang rusak, misalnya : kekerasan, pornografi, dll. Semua konsep itu akan membuat hasil kreativitas kita menjadi semakin rusak. Untuk itu, kita perlu melatih imajinasi kita dengan terus-menerus belajar dari Firman Tuhan sampai Firman tersebut menguasai pikiran kita. Roh Tuhan memang memberikan potensi dasar bagi kita, tetapi imajinasi tidak otomatis terbentuk. Bezaleel dan Aholiab memang diijinkan oleh Allah untuk mempergunakan imajinasi untuk membentuk tabut perjanjian dan kemah sembahyang, tetapi imajinasi mereka harus taat dibawah Firman Tuhan. Banyak sekali orang yang ingin berkreatif tetapi mereka hanya mau belajar dari alam dan binatang. Mereka tidak pernah mau belajar dari Tuhan yang menciptakan segala sesuatu. Ketika kita mau kembali kepada Tuhan, kita akan menghasilkan kreativitas yang kualitasnya tidak pernah bisa dicapai oleh orang-orang dunia. Anak-anak Tuhan yang sejati, seluruh aspek hidupnya (termasuk kreativitasnya) akan 53 Persekutuan & Pembinaan Pemuda dikuasai oleh prinsip kebenaran Tuhan dan takut kepada Tuhan sehingga ketika mereka membuat sesuatu, mereka akan berusaha memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Ketiga, kreativitas kita menuntut ketrampilan dengan kesungguhan yang serius. Ketika Bezaleel dan Aholiab dipakai oleh Tuhan, disini Alkitab ingin mengatakan kepada kita bahwa tidak semua orang dipilih oleh Allah. Setiap kita harus menggunakan kreativitas yang kita miliki didalam bidang yang telah ditentukan oleh Tuhan. Ketika Tuhan memimpin kita didalam suatu bidang, Tuhan akan memberikan keahlian dan talenta kepada kita. Pada hari ini, semua orang ingin masuk kedalam semua bidang tanpa bertanya apa maunya Tuhan dan hal seperti ini akan mengakibatkan segala sesuatu menjadi tidak beres karena pada waktu itu kita tidak berjalan menurut ketrampilan yang telah Tuhan berikan kepada kita. Kenapa Tuhan tidak menugaskan Musa untuk membuat tabut suci dan membangun kemah sembahyang? Karena memang Tuhan tidak memberikan keahlian tersebut kepada Musa. Walaupun Musa adalah pemimpin, tetapi Tuhan tidak memberikan keahlian untuk membangun kepada Musa. Baik Musa, Harun, Bezaleel, Aholiab memiliki keahlian yang berbeda satu sama lainnya sehingga segala sesuatu yang mereka ciptakan akan berhasil dengan maksimal. Maka kalau Tuhan menganugerahkan kepada kita sebuah ketrampilan didalam bidang tertentu, persembahkanlah ketrampilan tersebut untuk kemuliaan Tuhan, jangan dibuat main-main apalagi digunakan untuk berbuat dosa. Kita tidak perlu iri dengan orang lain. Mungkin ada orang yang pandai memimpin tetapi tidak pandai menyanyi. Mungkin ada orang yang pandai melukis tetapi tidak pandai khotbah. Tidak semua orang dianugerahkan kapasitas yang sama. Inilah anugerah. Yang penting bukanlah beban atau keinginan, tetapi betulkah Tuhan menempatkan kita dibidang tersebut. Jangan pernah merasa lebih bijaksana dari Tuhan. Apakah engkau masih tidak percaya bahwa rencana Tuhan adalah rencana yang terbaik bagi dirimu? Kreativitas harus meliputi beberapa aspek, yaitu : keindahan, ketepatan, harmonis, dinamis, dan kemuliaan/keagungan. Jika kita mengerti ke-5 aspek ini, maka pengertian itu akan merubah diri kita dimanapun kita berada. Hasil-hasil karya kita akan selalu menjadi yang terbaik. Terbaik bagi Allah dan terbaik bagi dunia. Lebih jauh lagi, karya-karya tersebut akan memuliakan nama Allah. Amin! 54 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Mausia sebagai gambar dari Pencipta: Daya cipta dan keindahan yang sesunguhnya Nats: Mazmur 19 : 2; Mazmur 27 : 4 Mazmur 19 1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (19–2) Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan–Nya; Mazmur 27 4 Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait–Nya. Pembinaan pada malam hari ini adalah pembinaan terakhir dari rangkaian pembinaan pemuda yang bertema “Creator, Creations, & Creativity”. Pada beberapa minggu lalu kita telah belajar bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Dan kita juga telah mengetahui bahwa ternyata Allah yang kita sembah adalah Allah yang kreatif dalam mencipta sehingga, manusia secara natur pasti kreatif juga walaupun didalam bidang yang berbeda-beda dan tingkat kreativitas yang tidak sama. Dari beberapa kalimat ini, telah terbukti bahwa manusia tidak sama dengan binatang. Walaupun binatang bisa membangun sebuah sarang, bukan berarti binatang bisa berkreativitas tetapi sekedar naluri. Seekor burung tidak pernah bisa membangun sarangnya dengan berbagai macam model. Jadi manusia adalah satu-satunya ciptaan Tuhan yang dicipta untuk bisa mencipta seperti Dia, tentunya dengan kualitas turunan. Kemudian, manusia yang diciptakan dengan berbagai macam kemampuan ternyata telah jatuh kedalam dosa dan berani menggunakan kreativitasnya untuk melawan Allah. Dosa tidak menghilangkan gambar dan rupa Allah yang ada pada diri manusia tetapi dosa telah menghancurkannya sehingga sampai dengan hari ini manusia masih bisa berkreativitas tetapi hanya menghasilkan kerusakan. Prinsip dari bagaimana berkreativitas seharusnya kembali kepada Allah tetapi dosa telah menghancurkan hubungan manusia dengan Allah. Manusia telah kehilangan sumber kreativitasnya, dan hal ini mengakibatkan manusia 55 Persekutuan & Pembinaan Pemuda mengikuti kreativitas iblis. Jika engkau pada hari ini tidak bergaul dengan Tuhan, engkau pasti sedang bergaul dengan iblis. Jika engkau semakin akrab dengan iblis, setiap hari kreativitasmu akan semakin mirip dengan kreativitas iblis. Berbeda dengan anak-anak Tuhan. Setiap orang yang takut untuk berbuat dosa, dia akan tertahan untuk menjauhkan kreativitasnya dari kecemaran. Dan satu-satunya orang yang bisa menjaga dirinya dari kecemaran dan dosa adalah Yesus Kristus. Maka Kristus sungguh layak dan satu-satunya yang layak untuk mejadi teladan bagi kita. Ketika kita telah menerima anugerah keselamatan dan pengampunan dosa, hal itu seharusnya membuat kita semakin waspada dan berjuang untuk menghindari pencemaran. Tuhan telah memperbaiki kerusakan gambar dan rupa Allah pada diri kita sehingga kreativitas kita seharunya mengandung lima unsur, yaitu : Keindahan. Allah telah menciptakan alam semesta dan seluruh isinya dengan penuh keindahan. Allah mengerti apa itu keindahan tetapi dengan sombongnya manusia merasa dirinya lebih mengerti tentang keindahan. Keindahan yang asli seharusnya dikembalikan kepada Tuhan bukan kepada diri kita sendiri. Kebenaran. Jika Allah adalah sumber kebenaran maka kreativitas kita juga seharusnya disertai dengan unsur kebenaran. Kreativitas tidak boleh dicampur aduk dengan penipuan. Celakalah engkau yang suka menipu orang! Kreativitas kita seharusnya membawa setiap orang mau kembali kepada kebenaran yang sejati, bukan malah merasa ditipu. Harmonis. Allah menciptakan seluruh dunia ini bukan dengan keseragaman karena didalam keseragaman tidak ada keharmonisan. Sebaliknya, ketika Allah menciptakan seluruh dunia ini tidak seragam, itu bukan berarti saling bertentangan tetapi harmonis. Jika kita melihat karya-karya postmodern, kita akan melihat warna-warna yang tidak harmonis dan ironisnya, itulah yang dianggap indah. Semakin berani, jadinya semakin aneh. Begitu juga dengan dunia musik. Banyak sekali pemusik-pemusik zaman sekarang yang sengaja memasukkan nada-nada false kedalam musik mereka untuk memberikan nuansa frustasi dan stres. Contoh yang paling jelas adalah musik jazz dan blues. Jika kita belajar sejarah, kita akan mengetahui bahwa musik jazz dan blues diciptakan oleh orang-orang yang sedang dalam keadaan tertekan. Mereka merasa dunia ini tidak ada lagi keindahan sehingga mereka mengungkapkan perasaan tersebut dengan nada-nada yang tidak harmonis. Maka jika kita sering mendengarkan lagu-lagu seperti itu, kita akan ikut menjadi stres dan akhirnya kita akan menjadi malas bekerja, tidak mau berjuang, tidak mau menerima tantangan, dan hidup kita menjadi redup. Sebaliknya jika kita mendengarkan lagu-lagu sejenis rock dan disco, lama-lama kita akan mempunyai jiwa seorang pemberontak. Dinamis. Tuhan menciptakan dunia ini dengan kreatif yang tidak statis. Satu keistimewaan dalam penciptaan Tuhan adalah adanya waktu yang membuat proses terus terjadi. Tuhan menginginkan dunia kita dinamik. Kreativitas manusia tidak pernah sempurna sehingga perlu diproses dan dikembangkan terus-menerus untuk menjadi semakin baik. Dari sini kita tahu bahwa orang kristen harus kreatif yang dinamik. Jika kita 56 Persekutuan & Pembinaan Pemuda pernah menghasilkan keindahan, kreativitas kita tidak berhenti sampai disitu. Jika kita pernah melihat keindahan, bukan berarti hanya itu saja yang indah. Yang perlu kita ingat, suatu kebenaran tidak perlu dikembangkan, tetapi seluruh implikasinya perlu dikembangkan. Adanya kemuliaan Tuhan. Indah dan benar sejajar dengan agung dan mulia. Maka ketika kita berkreativitas, pikirkanlah hal yang indah dan mulia sehingga hasil kreativitas kita bernilai tinggi dan anggun. Kita perlu belajar untuk menghargai suatu keanggunan yang baik, bukan menghargai kehinaan. Walaupun dunia sudah terbalik, kita tidak perlu ikut terbalik. Dunia tidak akan menghargai apabila engkau tulus. Dunia tidak akan menghargai apabila engkau mencintai Tuhan. Tetapi dunia akan menghargai engkau apabila engkau kaya. Dunia akan menghargai engkau apabila engkau cantik. Orang-orang dunia tidak bisa menghargai apa yang patut dihargai sehingga mereka lebih menghargai yang hina dan menghina yang berharga. Dari sini kita baru tahu kenapa Inul bisa begitu dihargai oleh masyarakat. Maka kita sebagai orang kristen seharusnya menjadi teladan bagi dunia. Kita tidak usah menghargai apa yang yang tidak perlu dihargai. Bahkan kalau bisa hendaknya kita menghindar untuk memberikan apresiasi dan keuntungan bagi mereka. Jangan mendukung orang-orang yang suka bermain-main dengan uang, nafsu, atau tipuan-tipuan yang bisa menjebak pikiran orang (termasuk MLM)! Kreativitas yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita perlu untuk selalu dijaga walaupun begitu banyak tantangan dan cobaan yang akan kita hadapi. Selain itu kita juga perlu tahu bagaimana kita mengembangkan kreativitas kita ditengah-tengah dunia yang berdosa. Jika kita meneliti dibeberapa sekolah besar, murid-muridnya diijinkan untuk mengembangkan kreativitasnya dengan sangat liar. Bukan murid yang mengikuti guru tetapi guru yang mengikuti murid. Inilah sekolah modern. Pernahkah saudara menemui anak yang sengaja menggambar lembu hijau ? Banyak guru akan berkomentar yang intinya mengatakan : “itulah kreativitas, kita tidak boleh melarang dia. Biarkan dia kreatif, lucu kan?”. Inilah guru gila! Hanya ada dua kemungkinan apabila ada seorang anak yang menggambar lembu hijau : anak tersebut memang tidak tahu lembu itu seharusnya berwarna apa atau anak tersebut tidak waras. Seorang guru akan mengetahui anak tersebut dari jawabannya. Kalau dia memang tidak tahu warnanya seekor lembu, dia akan balik bertanya kepada gurunya. Tetapi jika dia tahu maka dia mungkin akan mengatakan “suka-suka !”. Dari sini bisa kita tahu bahwa anak tersebut mempunyai jiwa yang suka memberontak. Dia tahu warna seekor lembu tapi di sengaja melawan kebenaran. Kemungkinan yang lain dia akan menjawab “lembunya saya cat hijau!”. Jawaban ini cukup kreatif tetapi anak tersebut mempunyai kelainan jiwa. Dari sini kita juga bisa tahu bahwa anak tersebut mempunyai jiwa yang suka menganiaya. Tetapi kalau kita melihat, seberapa banyak guru yang dapat melihat hal yang demikian gawat? Tidak ada ! Maka jika kita sekolah ataupun menyekolahkan anak kita, kita perlu berhati-hati. Jika anak kita dididik oleh guru yang gila, maka jangan heran jika anak kita juga akan ikut menjadi gila. Mungkin guru yang mengajar mempunyai gelar Phd, magister, profesor, doktor, dll, tetapi jika dia adalah orang dunia, semakin dia pandai itu berarti dia semakin bodoh. Pandai atau bodoh bukan diukur dari gelar tetapi dari takut kepada Tuhan, dan orang dunia kalau semakin pandai pasti semakin tidak takut kepada Tuhan (Ams 1:7). Maka kita sebagai anak Tuhan tidak perlu menonjolkan gelar kita. Apa yang engkau bisa, itu lebih penting daripada gelarmu. Apakah kualitas dirimu sesuai dengan gelarmu? Betapa kasihan dirimu jika orang lain menghargai engkau hanya karena engkau mempunyai banyak gelar. 57 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Kreativitas yang sejati harus sejajar dengan estetika yang sejati. Hasil kreativitas seseorang tidak akan menjadi baik tanpa adanya unsur estetika. Dan untuk mendapatkan/melihat unsur estetika dari suatu hasil kreativitas, kita memerlukan kepekaan hati. Melalui Mzm 19:2 Alkitab memberitahu kita suatu wahyu umum, yaitu alam menampilkan keindahan akan pekerjaan Tuhan. Apakah kita dapat melihat pekerjaan-Nya? Apakah kita setuju dengan kalimat tersebut? Sebagai manusia yang dicerahkan oleh roh kudus seharusnya kita dapat melihat semuanya itu. Terlebih lagi, Mzm 27:4 seharusnya menjadi komitmen hidup kita, yaitu tinggal didalam rumah Tuhan karena untuk mengejar keindahan-Nya dan menikmati kenyamanan bersama dengan Dia. Kunci pertama Untuk melihat dan menilai suatu hasil kreativitas manusia, kita harus mempunyai hati yang murni dihadapan Tuhan. Kalau kita dapat melihat segala sesuatu dengan hati yang murni, kita tidak akan terseret oleh dunia ini dengan segala ketidak murniannya. Semakin hati kita murni, kita akan semakin tidak menyukai apa yang tidak murni dan segala sesuatu yang dapat membuat menjadi tidak murni. Pada hari ini, banyak orang yang lebih suka anak-anak yang menari dengan gerakan yang aneh-aneh dan memakai baju yang seksi karena mereka menganggap hal itu lucu. Apakah benar itu lucu? Kenapa banyak orang menyukainya? Apa yang mereka senangi itu merupakan pantulan dari suatu jiwa yang mereka inginkan. Apa yang orang inginkan adalah tidak lebih dari sekedar nafsu dan seksualitas. Lebih celakanya lagi, anak-anak tidak bisa menolak akan hal seperti ini. Hal seperti ini tidak hanya terjadi di luar negeri tetapi bahkan di gereja, di sekolah, dan dimana-mana. Mungkin kalau kita lihat hari ini, dunia timur (termasuk indonesia) masih jauh lebih baik dari dunia barat, tetapi kalau kita melihat dunia timur beberapa tahun lalu, kita akan melihat bahwa masa depan dunia timur juga tidak akan kalah dengan dunia barat. Satu-satunya cara untuk merubah hati kita supaya menjadi peka adalah dengan tekun berlatih. Jika kita terus menerus melatih hati kita dengan melihat keindahan yang sejati, kreativitas yang sejati, maka ketika kita melihat sesuatu yang tidak benar, hati kita akan merasakannya. Kedua, Roh kita seharusnya dibawa untuk melihat keindahan dan kemurnian akan pekerjaan Tuhan dan ciptaan-ciptaan-Nya. Kita harus akui bahwa Tuhan telah menciptakan segala sesuatu dengan cantik sehingga keindahan yang sejati hanyalah milik Tuhan. Dan kita dapat melihat dan menikmati semuanya itu ketika kita bergaul dengan-Nya dan di gereja-Nya. Orang yang telah masuk kedalam keindahan yang sejati harus memiliki ciri-ciri : Pertama, orang tersebut harus dapat menikmati keindahan iman kristen yang baik. Kalau kita tidak bisa menghargai keindahan iman kristen yang baik, maka kita pasti tidak mempunyai iman yang baik dan keindahan yang baik pula. Kedua, orang tersebut harus mempunyai jiwa yang mau bergaul dekat dan peka terhadap pimpinan Tuhan. Kedua ciri-ciri ini akan selalu menjadi citra bagi orang-orang yang sungguh-sungguh mencintai keindahan Tuhan, begitu juga sebaliknya. Maka bagi orang yang sudah terbiasa hidup kotor, dia pasti tidak suka dengan rumah Tuhan. Dia tidak akan pernah suka diajak ke gereja atau ke persekutuan karena : pertama, ada perasaan bersalah karena setiap ke gereja, hatinya selalu tertegur sehingga dia akan merasa dirinya kotor. Kedua, ada perasaan terancam/berbeda karena segala sesuatu yang berada di pikirannya berbeda total bahkan berlawanan dengan Firman Tuhan. Celakanya, pada saat ini banyak sekali gereja-gereja Tuhan 58 Persekutuan & Pembinaan Pemuda yang berkompromi dengan orang-orang semacam ini sehingga para hamba Tuhan merubah konsep supaya gereja bisa diterima oleh dunia. Gereja dijalankan dengan hukum ekonomi “supply and demand”. Apa yang diinginkan oleh orang-orang dunia, gereja akan berusaha keras memberikannya. Dan gereja-gereja seperti ini telah kehilangan keindahan dan kemuliaan yang sejati. Ketiga, Tuhan memberikan kemampuan kepada kita untuk dapat melihat keindahan secara proporsional. Tuhan juga telah menciptakan segala sesuatu dengan tatanan yang tepat/proporsional, termasuk juga manusia. Kalau kita melihat tubuh kita, semua bagian tubuh kita tersusun dengan sangat tepat, indah, dan fungsional. Demikian juga dengan tatanan alam semesta kita. Maka dari sini Tuhan menginginkan kita menjadi manusia yang kreatif disertai dengan tatanan yang tepat dan selaras. Komposisi nada didalam lagu dan komposisi warna didalam lukisan seharusnya harmonis dan tepat sehingga hasil kreativitas kita mengandung keindahan dan ketika terdapat orang yang melihatnya, orang tersebut dapat bersyukur kepada Tuhan. Sebaliknya jika kita terbiasa untuk berkreativitas tanpa mempedulikan proporsional dan keharmonisan, kreativitas kita akan dimanfaatkan oleh iblis sehingga semua hasil kreativitas kita akan mencerminkan citra iblis. Keempat, setiap kreativitas kita hendaknya bersifat membangun nilai yang tepat. Value system yang tepat akan membangun hati, hidup, perilaku, pikiran, dan tindakan yang tepat pula. Orang dunia lebih menghargai apa yang tidak berguna dan membuang apa yang berharga, inilah orang bodoh. Didalam menilai dan melakukan sesuatu, kita harus melihat yang paling esensial sehingga kita tidak dipengaruhi oleh dunia ini dan terseret kedalam kebodohan. Dan value system yang tepat hanya didapatkan dalam Firman Tuhan. Firman Tuhan yang akan menjadi prinsip-prinsip didalam mengembangkan kreativitas kita sehingga apa yang tidak disukai oleh Tuhan, kita juga tidak akan menyukainya. Semua ini dapat diwujudkan jika kita mengerti kehendak-Nya. Ketika kita bergaul akrab denganNya, kita akan mengerti kehendakNya. Dan ketika kita mengerti kehendak-Nya, hidup dan kreativitas kita akan memancarkan keindahan yang sejati, Amin! 59 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Steve Hendra Hari Natal dan potongan harga Nats: Lukas 2 : 1-7 1 2 3 4 5 6 7 Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing–masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, ––karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud–– supaya didaftarkan bersama–sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki–laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Kalau kita pergi ke tempat-tempat hiburan di Surabaya, kita akan melihat dan merasakan suasana yang baru, yaitu suasana natal. Tempat-tempat hiburan tersebut mulai didekorasi dengan lonceng, kereta salju, sinterklas, bahkan lagu-lagu natal. Lalu dapatkah kita mengambil kesimpulan kalau orang-orang dunia telah menyambut kedatangan Yesus? Pertanyaan inilah yang akan kita pergumulkan pada hari ini. Banyak orang didalam konsep pikirannya bahwa natal itu tidak lebih dari sebuah perayaan yang diperingati setiap tahun. Mereka sudah tidak terlalu peduli lagi dengan apa yang dirayakan tetapi lebih kepada perayaan itu sendiri. Jadi ketika natal tiba, mereka menganggap hari-hari itu harus meriah dan mewah. Maka tidak heran kalau di Plaza Tunjungan dan tempat-tempat hiburan lainnya pada bulan Desember pasti diformat sedemikian gemerlap. Dan ketika masyarakat masuk ke dalam suasana yang demikian gemerlap, mereka akan merasa tidak pas kalau tidak memakai baju baru. Inilah kenyataannya. Pada waktu natal tiba, satu pikiran yang pasti ada didalam otak kita adalah baju baru. Dan ketika orang-orang berpikir seperti itu, 60 Persekutuan & Pembinaan Pemuda toko-toko mulai memberikan diskon-diskon dan hadiah yang bermacam-macam. Sehingga muncul ide “kalau mau belanja habis-habisan, tunggulah hari natal karena pasti banyak diskon”. Ketika saya mengingat masa kecil saya, setiap tahun seluruh keluarga besar saya selalu merayakan ulang tahun dari seorang nenek yang sudah berumur 100 tahun lebih secara besar-besaran. Terkadang pesta tersebut berlangsung selama 24 jam. Bermacam-macam makanan dan minuman di sediakan bagi seluruh anggota keluarga. Berbagai macam tari-tarian dan lagu-lagu ditampilkan mulai dari yang tradisional hingga yang modern. Semua keluarga merasa gembira karena pada waktu itu semua keluarga besar dapat berkumpul menjadi satu. Dan ketika saya mempersiapkan khotbah ini, saya teringat kembali dengan peristiwa itu dan saya mulai merenungkan apa yang sedang dirayakan? Setiap bulan Desember, apa yang kita rayakan?. Secara esensial, pesta besar tersebut bukanlah sebuah pesta ulang tahun. Dari sedemikian banyak makanan dan minuman, berapa banyak dan berapa macam yang bisa dinikmati olehnya? Berbagai macam tarian dan lagu ditampilkan, apakah dia masih dapat menikmatinya? Dari 24 jam pesta, berapa jam dia bisa hadir bersama dengan keluarga besarnya? Dari begitu banyak diskon dan hadiah yang ditawarkan oleh para penjual, seberapa banyak orang yang berpikir akan makna kelahiran Kristus? Fakta yang ada, banyak orang yang sudah tidak peduli akan kelahiran Kristus. Aneh bukan, mereka setiap tahun selalu merayakan natal, tetapi mereka tidak pernah menyambut Kristus, apalagi menerimanya. Bagi mereka, natal dan kehadiran Kristus adalah dua hal yang tidak ada hubungannya. Bagi mereka, perayaan natal adalah perayaan bagi diri mereka sendiri, sama sekali bukan untuk Tuhan. Semua hiasan natal dan lagu-lagu natal bukan di pasang dan dinyanyikan untuk Tuhan, tetapi untuk kesenangan manusia. Jika kita membaca Luk 2:1-7, suasana pada waktu itu ternyata juga ramai, mirip dengan suasana natal pada zaman sekarang karena peristiwa kelahiran Yesus bersamaan proses sensus penduduk. Banyak keluarga atau orang-orang Bethlehem yang hidup diluar Bethlehem akan mudik kembali ke kampung halaman. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemilik penginapan. Mereka ingin meraup keuntungan yang besar dengan menjual penginapan mereka diatas harga normal. Tetapi toh semua penginapan tetap penuh karena memang sangat banyak sekali orang yang kembali ke Bethlehem dengan berbagai macam motivasi baik mau liburan, mengikuti sensus, dll. Maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa natal pada mula-mula bukanlah natal yang tidak sibuk. Jika kita pada hari ini begitu sibuk dengan belanja kita dan segala macam persiapan natal, begitu juga pada waktu natal pertama kali. Tetapi apakah semua kesibukkan itu memang ditujukan untuk Tuhan Yesus? Tidak. Kedua zaman ini, semua orangnya telah terlelap didalam kesibukkannya masing-masing hingga dunia menjadi sunyi senyap. Kedatangan Mesias telah dinubuatkan oleh para nabi perjanjian lama dan janji itu telah dituliskan didalam Kitab mereka, tetapi ternyata semua mengabaikannya (termasuk ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi). Bahkan ketika Yesus membutuhkan tempat untuk lahir, semua penginapan menolak Dia! Ironis sekali, mereka tidak sadar bahwa mereka telah menolak Juru Selamat yang selama ini mereka nantikan. Justru orang Majus yang hanya mengandalkan bintang-bintang dilangit bukan janji Tuhan, merekalah yang mencari-cari Mesias. Mungkin mereka juga tidak tahu bahwa Mesias akan lahir, mereka hanya tahu kalau ada orang besar yang akan lahir, tapi toh mereka rela melakukan perjalanan bermil-mil untuk menyembah orang besar tersebut. 61 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Kenapa sampai dengan zaman sekarangpun, masih begitu banyak jiwa yang mengabaikan kelahiran Yesus Kristus? Yang terutama adalah karena image yang diciptakan. Image yang diciptakan membawa suatu kuasa yang begitu besar untuk mengalihkan semua perhatian manusia dari Tuhan. Semua orang Israel dan para ahli Taurat selalu menganggap bahwa yang disebut sebagai mesias seharusnya adalah seorang raja yang sangat berkuasa. Bagi mereka, seorang mesias tidak mungkin lahir di kota kecil seperti Bethlehem melainkan di rumah besar seperti istana Herodes. Inilah image mesias di kepala mereka sehingga ketika Yesus lahir, mereka tidak peduli. Padahal kalau kita melihat pekerjaan Tuhan melalui kelahiran Yesus, ada banyak hal penting yang dapat kita ambil hikmahnya. Salah satunya adalah : peristiwa kelahiran Yesus justru menelanjangi segala kebobrokan manusia dan segala kemegahan palsu yang ada. Jika orang-orang yang berada pada zaman itu dan juga pada zaman sekarang selalu membangun kemegahan dan kemewahan apabila terdapat suatu perayaan, Tuhan Yesus justru tidak membutuhkan semua itu. Semua image tersebut hanya menghembuskan sebuah semangat hedonisme/bagaimana memuaskan diri sendiri. Semua orang ingin memuaskan diri mereka sendiri dengan menonjolkan sifat konsumerisme. Mereka membeli segala macam barang bukan karena mereka membutuhkannya tetapi demi kepuasan hati mereka. Demikian juga dengan perayaan natal. Semua orang langsung berpikir “hadiah apa saja yang bisa aku dapatkan?”, “perhiasan apa saja yang bisa aku beli?”, dsb. Sifat konsumerisme bisa mencengkram manusia karena manusia selalu mementingkan gengsi, kebiasaan dan image lingkungan, serta kesenangan pribadi. Dari sini kita baru tahu kenapa program diskon di setiap toko sangat disambut gembira oleh masyarakat. Setiap natal, presentase penjualan setiap toko meningkat pesat. Kalau kita pikir-pikir, apakah perusahaan/toko akan rugi dengan adanya diskon? Tidak. Didunia bisnis, mana ada orang yang mau rugi? Apalagi orang-orang sekuler yang sampai matipun hanya gara-gara urusan uang. Maka, perayaan natal bukanlah memperingati kelahiran Tuhan Yesus, tetapi justru menjadi perayaan untuk menolak Tuhan Yesus. Hal ini nampak kalau kita melihat beberapa kartu ucapan natal atau siaran TV, mereka tidak lagi mengucapkan merry Christmas, tetapi mereka menghapus kata Christ dan diubah menjadi sekedar Season Greeting. Dan ketika natal adalah penolakan terhadap Kristus, yang diterima adalah manusia-manusia. Tetapi pada kenyataannya, apakah mereka menerima semua manusia? Tidak. Yusuf dan Maria tidak pernah diterima karena mereka adalah orang miskin. Dari sini kita bisa membuat alurnya, pada awalnya manusia menolak Tuhan dan menerima manusia, tetapi hanya karena materi, manusia ternyata juga bisa menolak manusia. Sekarang, pandanglah kepada Tuhan Yesus. Dia justru mengerjakan semua hal yang sama sekali berlawanan dengan apa yang manusia lakukan. Tuhan Yesus tidak datang dengan materi dan di tempat yang mewah walaupun Dia adalah pemilik seluruh alam semesta. Tetapi justru karena Dia mau lahir ditempat yang terhina, orang-orang yang merasa dirinya hina bisa datang kepada Dia. Tidak ada satu orangpun di bawah kolong langit yang namanya bisa ditinggikan karena dia pernah menyediakan tempat bagi Tuhan Yesus. Tidak ada satu tempatpun dibawah kolong langit yang bisa disucikan karena Tuhan Yesus pernah lahir ditempat itu. Ditempat yang hina, Tuhan Yesus justru bisa mengumpulkan segala manusia dari berbagai kalangan. Tidak peduli engkau raja, tidak peduli engkau miskin, tidak peduli engkau 62 Persekutuan & Pembinaan Pemuda punya istana, engkau bisa datang kepada Tuhan Yesus. Tuhan Yesus pasti akan menerima engkau dan menghargai dirimu. Apakah kita memiliki semangat natal yang sejati? Pertama, karena Tuhan Yesus rela merendahkan diri-Nya, natal menjadi suatu perayaan yang universal, yang bisa kita syukuri dengan sepenuh hati. Kedua, perayaan natal yang sesungguhnya adalah perayaan dari kelahiran Yesus Kristus sendiri. Tidak ada seorangpun yang merasa dirinya lebih hormat, lebih kaya, dsb. Ketika hadir didepan Tuhan Yesus, mereka semua harus menyembah-Nya. Siapa yang datang ketika Yesus lahir? Hanya gembala dan orang majus, bukan orang-orang “hebat” seperti ahli Taurat dan orang Farisi. Ketiga, ketika dunia menawarkan sebuah semangat yang melulu mengejar kemewahan dan kepuasan diri sendiri, Tuhan Yesus justru menawarkan suatu semangat inkarnasi. Tuhan Yesus rela turun untuk menebus dosa-dosa kita, dan pada waktu itu kita baru bisa menjadi manusia dan untuk apa kita hidup. Inilah semangat seharusnya berada didalam hati kita. Apakah kita memiliki semangat untuk setia menjadi saksi dan terang bagi dunia serta berusaha membawa jiwa-jiwa yang terhilang untuk datang kepada Yesus Kristus? Ketika engkau telah mendapatkan kasih yang begitu hangat dari Tuhan, maukah engkau membagikan kasih itu kepada orang-orang yang hidupnya begitu dingin? Jika kita pergi ke Plaza Tunjungan III, di lantai bawah kita akan melihat Bethlehem, yaitu rumah-rumahan yang semuanya terbuat dari roti (beth berarti rumah; lehem berarti roti). Tetapi jika kita berpikir, apakah roti-roti tersebut memberikan dapat memberikan suatu kehidupan bagi manusia? Agar rumah-rumahan tersebut bertahan lama, semua roti yang dipergunakan harus diberi banyak bahan pengawet. Jadi jelas roti-roti tersebut tidak dapat memberikan suatu hidup. Tetapi ketika Tuhan Yesus hadir di tengah-tengah kita, Dia benar-benar menjadi roti yang dapat memberikan kehidupan bagi semua manusia. Dia menarik orang-orang bukan untuk melihat segala macam materi dan kemewahannya, tetapi Dia menarik orang-orang untuk datang kepada Bapa dan memperoleh hidup kekal. Jika kita melihat natal dengan kacamata dunia yang penuh dengan diskon dan pesta, kita tetap tidak akan mendapatkan arti yang sesungguhnya dari natal. Tetapi ketika kita benar-benar memandang kepada Kristus, pada waktu itulah kita mendapatkan esensi daripada natal. Amin! 63 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Hendry Ongkowijojo Hari Natal dan rasa pusing Nats: 2 Tawarikh. 26; Yak. 1: 17 2 Tawarikh 26 1 4 5 15 16 17 18 19 20 21 Segenap bangsa Yehuda mengambil Uzia, yang masih berumur enam belas tahun dan menobatkan dia menjadi raja menggantikan ayahnya, Amazia. Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Amazia, ayahnya. Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil. Ia membuat juga di Yerusalem alat–alat perang, ciptaan seorang ahli, yang dapat menembakkan anak panah dan batu besar, untuk ditempatkan di atas menara–menara dan penjuru–penjuru. Nama raja itu termasyhur sampai ke negeri–negeri yang jauh, karena ia ditolong dengan ajaib sehingga menjadi kuat. Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan. Tetapi imam Azarya mengikutinya dari belakang bersama–sama delapan puluh imam TUHAN, orang–orang yang tegas; mereka berdiri di depan raja Uzia dan berkata kepadanya: "Hai, Uzia, engkau tidak berhak membakar ukupan kepada TUHAN, hanyalah imam–imam keturunan Harun yang telah dikuduskan yang berhak membakar ukupan! Keluarlah dari tempat kudus ini, karena engkau telah berubah setia! Engkau tidak akan memperoleh kehormatan dari TUHAN Allah karena hal ini." Tetapi Uzia, dengan bokor ukupan di tangannya untuk dibakar menjadi marah. Sementara amarahnya meluap terhadap para imam, timbullah penyakit kusta pada dahinya di hadapan para imam di rumah TUHAN, dekat mezbah pembakaran ukupan. Imam kepala Azarya dan semua imam lainnya memandang kepadanya, dan sesungguhnya, ia sakit kusta pada dahinya. Cepat–cepat mereka mengusirnya dari sana, dan ia sendiri tergesa–gesa keluar, karena TUHAN telah menimpakan tulah kepadanya. Raja Uzia sakit kusta sampai kepada hari matinya, dan sebagai orang yang sakit kusta ia tinggal dalam sebuah rumah pengasingan, karena ia dikucilkan dari rumah TUHAN. Dan Yotam, anaknya, mengepalai istana raja dan menjalankan pemerintahan atas rakyat negeri itu. 64 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Yakobus 1 17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada–Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Jika kita membuka kamus bahasa Inggris-Indonesia, kita akan menemukan kata dizzy diterjemahkan berarti pusing, bingung. Tetapi kata pusing disini bukan berarti sakit kepala melainkan perasaan berputar-putar. Didalam kamus Oxford terdapat beberapa contoh penggunaan kata dizzy : “Ketika kita minum bir, lama-lama kepala kita pasti merasa pusing”, “jika kita melihat ke bawah pada waktu kita berada di tempat yang sangat tinggi, kita akan merasa pusing”. Kedua kalimat diatas merupakan contoh penggunaan kata dizzy. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa dizzy berarti kita kehilangan orientasi atau pegangan. Dan pada malam ini kita akan membahas mengenai spiritual dizzy. Tanda-tanda daripada spiritual dizzy lebih sulit untuk dikenali dan berdampak lebih berbahaya bagi kita daripada physical dizzy karena apa yang membuat kita pusing secara rohani adalah seringkali malah hal-hal yang mulia. Berkat-berkat Tuhan yang diberikan kepada kita dapat membuat kita dizzy. Ada seseorang yang berkata “ketinggian selalu mempunyai cara untuk menggoyahkan kita”. Ungkapan tersebut bukan saja benar dalam hal jasmani tetapi juga dalam hal rohani. Kenapa hal-hal yang baik dan mulia justru bisa membuat kita kehilangan orientasi? Pertama, seringkali kita akan merasa dizzy ketika kita telah mendapatkan hal-hal yang mulia tetapi kemudian kita kehilangan hal-hal yang mulia tersebut. Pada beberapa waktu yang lalu, salah satu jemaat dan saya pergi untuk menjenguk saudara iparnya di ICU. Ketika saya bertemu dengan saudara iparnya, dia menunjukkan sebuah foto yang bergambar dua anaknya yang masih berumur tiga tahun dan tiga bulan. Dalam perjalanan pulang, salah satu jemaat tersebut menceritakan bagaimana susahnya suami dari wanita yang sedang sakit tersebut hingga hampir pingsan karena membayangkan akan masa depan keluarganya. Dari kita dapat melihat suatu hal yang sangat baik, bukan? Tuhan memberikan anugerah begitu banyak mulai dari suami yang baik, anak-anak yang lucu, dsb, tetapi dari sini kita juga dapat melihat bahwa hal-hal yang sedemikian mulia ternyata dapat membuat kita sedemikian terikat. Hal-hal yang begitu baik dapat membuat kita menjadi tergantung/melekat sehingga ketika hal-hal baik itu diambil dari tangan kita, pada waktu itu kita benar-benar merasakan dizzy, kita tidak tahu lagi apa yang harus kita lakukan, siang menjadi malam dan malam menjadi siang, semuanya akan menjadi kacau. Kedua, ketika kita mengejar dan memburu hal-hal yang baik dan mulia, waktu itu secara tidak sadar dunia kita menjadi tidak seimbang. Kita tidak tahu lagi proporsi yang tepat didalam mengejar berkat Tuhan. Dan salah satu contoh yang paling baik akan hal ini adalah ketika Hawa memakan buah pengetahuan tentang baik dan jahat. Ketika ada orang yang bertanya kepada kita, kenapa Hawa mau memakan buah itu, jawaban kita sering kali adalah karena Hawa ingin menjadi seperti Allah. Jawaban ini kurang benar karena kalau kita melihat Alkitab, bukan itu yang ditekankan. Disini saya bukannya mengatakan kalau Hawa tidak ada keinginan untuk menjadi seperti Allah. Keinginan itu mungkin ada atau mungkin juga tidak ada, kita tidak dapat mengetahuinya. Tetapi satu hal yang pasti dicatat oleh Alkitab adalah Hawa merasa buah tersebut 65 Persekutuan & Pembinaan Pemuda dapat memberikan pengertian (Kej 3:6). Iblis begitu pandai merayu manusia. Pertama kali iblis tidak berkata langsung kalau Hawa memakan buah tersebut akan menjadi seperti Allah tetapi dia berkata kalau matamu akan terbuka, setelah itu baru menjadi Allah, apanya yang seperti Allah ? Hawa akan tahu tentang baik dan jahat. Disini kita dapat melihat bahwa iblis sedang menekankan bahwa mata Hawa akan terbuka, bukan menjadi Allah. Dari sinilah kita baru mengerti apa artinya memberi pengertian. Apakah pengertian itu tidak baik ?, bukankah mengetahui tentang hal yang baik dan jahat merupakan hal yang baik ? Disini kita dapat melihat dengan jelas bagaimana hal-hal yang sangat baik, ketika Hawa mengejar hal itu, justru hal-hal itulah yang membuat dia hancur dan diusir dari taman Eden. Hal yang sama juga terjadi pada diri kita. Mungkin jika ada orang yang bertanya pada kita apakah kamu menginginkan uang 1 juta dollar, apakah kamu menginginkan sebuah rumah besar yang berisi 20 kamar tidur, mungkin kita menjawab tidak ingin karena toh uang atau rumah segitu adalah hal yang keterlaluan mustahil bagi kita. Tetapi jika kita ditanya apakah kamu tidak malu dilihat orang kalau isterimu tidak punya baju mahal ?, apakah kamu tidak mau melayani Tuhan lebih banyak lagi ? Mungkin sebagian besar dari kita akan langsung menjawab setuju. Ada sebuah buku yang berjudul A Frog That Never Change To Be A Prince yang menceritakan seseorang hamba Tuhan yang terobsesi dengan pelayanannya hingga melupakan segalanya sampai keluarganya menjadi hancur bahkan dia sendiri hampir bunuh diri. Hal-hal yang indah dan mulia seperti bekerja bagi Tuhan, hal seperti itupun seringkali dapat membuat kita dizzy jika kita salah dalam mengejarnya. Apa yang seharusnya menjadi berkat malah berubah menjadi beban yang menyusahkan. Ketiga, kita merasakan dizzy bukan saja ketika kita kehilangan atau mengejar berkat-berkat yang mulia tetapi bahkan ketika Tuhan sudah memberikannya kepada kita dengan tulus dan berdasarkan inisiatifNya, kita tetap bisa merasakan dizzy. Hal inilah yang terjadi pada Raja Uzia. Ketika berumur 16 tahun, Uzia telah menjadi raja Yehuda dan mempunyai reputasi yang sangat baik. Ketika saya membaca ayat ini, saya teringat sebuah film yang berjudul The Last Emperor karena kedua cerita ini memiliki kemiripan tetapi juga sangat berlawanan. Film itu menceritakan tentang sebuah kaisar muda yang masih sangat kekanakkanakan dan manja, sangat berbeda dengan Raja Uzia. Kita telah mengetahui bahwa Raja Uzia dididik oleh seorang imam yang bernama Zakaria, tetapi siapakah Zakaria ini ? kalau kita mempelajari Alkitab, kita tidak akan menemukan orang ini karena dia bukan orang yang terkenal, bahkan namanya hanya tercatat sebanyak satu kali, yaitu di 2 Taw 26:5. Jika dia patuh kepada ajaran Yesaya atau Yeremia, itu adalah suatu hal yang biasa. Tetapi kalau kita lihat kehidupannya, ternyata dia begitu rendah hati karena dia mau belajar dari seorang imam yang sama sekali tidak terkenal. T etapi setelah itu kalau kita melihat ayat 16, setelah Raja Uzia menjadi kuat, dia berubah menjadi tinggi hati. Kalimat “setelah ia menjadi kuat” itu berarti sebelumnya dia tidak tinggi hati tetapi setelah dia kuat baru tinggi hati. Padahal darimanakah kekuatannya? ayat 15 jelas memberitahu kepada kita bahwa kekuatan tersebut adalah berkat dan pimpinan dari Allah. Tetapi setelah dia diberkati dan dipimpin oleh Allah, dia menjadi tinggi hati dan melawan perintah Allah (ayat 18). Disini kita dapat melihat betapa kontrasnya kehidupan Raja Uzia sebelum dan sesudah Allah memberikan kekuatan baginya. Jika tadi kita melihat seorang raja yang mau belajar dari seorang yang sama sekali tidak terkenal tetapi sekarang ketika ada seorang imam kepala bersama-sama dengan 80 imam lainnya memberitahu kepadanya, dia menjadi marah. Padahal pada saat 66 Persekutuan & Pembinaan Pemuda itu, Allah belum mengambil semua berkat dari tangan Uzia, tetapi Uzia menjadi dizzy karenanya. Dia tidak tahu lagi dimana posisinya, apa yang diperbolehkan, siapa yang harus didengarkan. Dan karena itu dia harus menanggung hukuman Tuhan, yaitu penyakit kusta. Dan pada ayat 20 kita dapat melihat kembali kekontrasan dari perilaku Uzia. Jika dia sebelumnya takut kepada Tuhan, setelah dia berbuat dosa dia juga takut kepada Tuhan. Tetapi takut disini berbeda dengan takut sebelum dia jatuh kedalam dosa (ayat 5). Pada ayat 20 dia takut karena dia paksa untuk takut kepada Tuhan. Jika Tuhan ingin memaksa kita untuk takut kepada-Nya, betapa mudahnya bagi Dia. Sehingga kalau pada hari ini Tuhan masih memberikan kepada kita kesempatan untuk takut dengan kesadaran dan kerelaan, baik-baiklah meresponi kebaikan Tuhan. Jika engkau sampai dengan hari ini tidak pernah takut kepada-Nya, jangan sampai suatu hari engkau dipaksa untuk takut karena bagi Dia adalah sangat mudah untuk menakuti engkau. Yang lebih mengerikan lagi, Uzia harus mati karena penyakit kusta yang diberikan kepadanya. Dan setelah itu, dia hanya dikuburkan didekat pekuburan raja-raja terdahulu, bukan dikota Daud. Kalau kita melihat kehidupan raja Yotam, dia adalah seorang raja yang baik tetapi kalau kita bandingkan dengan ayahnya (Uzia), kita akan mengetahui kalau ayahnya ternyata lebih hebat dari anaknya. Bahkan kalau kita bandingkan dengan raja Ahazia (ayahnya Uzia), kita tetap akan melihat kalau Uzia masih lebih hebat dari ayahnya. Uzia mempunyai prestasi yang paling besar dan dapat mencapai kesuksesan dengan cepat, tetapi ketika dia wafat, dia tetap tidak dikuburkan kota Daud. Dia memang pernah berdiri di ketinggian yang paling tinggi dari ayahnya dan anaknya, tetapi ketika dia diberi kesempatan berdiri ditempat yang tinggi, dia menjadi goyah dan lupa. Biarlah ini menjadi peringatan bagi kita semua. Ketika Tuhan memberikan banyak berkat kepada kita tetapi kita tidak berhati-hati terhadap berkat itu, berkat itu justru dapat berubah menjadi kecelakaan bagi diri kita. Kita harus selalu ingat bahwa segala sesuatu yang baik dan yang sempurna berasal dari Tuhan. Dan ketika kita camkan pikiran tersebut di kepala kita, pada waktu kita mendapatkan sesuatu yang baik, kita tidak terikat kepada hal-hal itu tetapi terikat kepada Tuhan yang memberikan-Nya sehingga senantiasa kita selalu bergantung hanya kepada Tuhan, bukan kepada apa yang ada ditangan kita. Demikian juga ketika kita mengejar hal-hal yang mulia, usaha demikian adalah baik, tetapi jangan pernah lupa bahwa segala hal yang baik berasal dari Tuhan sehingga ketika kita tidak mendapatkannya, itu berarti belum saatnya, bukan hari kiamat bagi kita. Saya bukannya berkata agar kita semua tidak usah berusaha dan mengejar hal yang baik, itu adalah omong kosong. Tetapi berusahalah dengan senantiasa ingat bahwa itu adalah anugerah dari Tuhan, bukan hasil usaha kita. Dan lebih jauh lagi, bukan saja kita harus ingat kalau hal yang baik berasal dari Tuhan, tetapi juga hal yang baik tersebut adalah milik Tuhan, bukan milik kita. Johannes Calvin pernah mengatakan didalam bukunya mengenai doa. Mengapa kita harus berdoa kalau Allah sudah tahu apa yang kita perlukan/inginkan? buktinya Allah terkadang sudah memberikan kepada kita sebelum kita meminta kepada-Nya? Johannes Calvin memberikan enam alasan dan salah satunya adalah agar kita menjadi orang yang tahu terima kasih. Kalau engkau tidak berdoa atas sesuatu lantas engkau menerimanya, apakah mungkin engkau mengucap syukur kepada Dia yang memberikan? Kalaupun engkau mengucap syukur, seberapa besarkah rasa syukurmu dibandingkan dengan ketika engkau terus-menerus memohon dan bergumul sedemikian lama kemudian baru engkau mendapatkannya? Ketika engkau bersusah payah dengan pergumulanmu, engkau akan berterima kasih kepada Tuhan karena kesusahanmu 67 Persekutuan & Pembinaan Pemuda menjadi suka cita. Kalau kita tidak pernah merasa susah kemudian menerima berkat, bagaimana bisa merasa suka cita? Lebih jauh lagi, kita tidak hanya bersuka cita dan berterima kasih tetapi kita juga akan selalu ingat siapa yang menjawab doa kita. Kalau engkau tidak pernah berdoa kemudian engkau mendapatkan berkat, engkau tidak akan ingat kepada siapapun karena memang engkau tidak pernah meminta kepada siapapun. Jangan pernah lupa cinta Tuhan. Ketika Tuhan membawa kita ke tempat yang tinggi, ingatlah Dia yang membawa kita sehingga ketika kita melihat kebawah, kita tidak menjadi sombong dan akhirnya jatuh seperti Uzia. Tahun 2003 akan segera berakhir. Marilah kita mencoba merefleksi diri kita sendiri. Pertama, selama setahun ini, pernahkah Tuhan mengambil sesuatu yang indah dan berharga dari tanganmu? apakah reaksimu? Kedua, hal-hal baik apakah yang pada saat ini engkau masih mengejarnya? apakah engkau mengejarnya seperti orang yang telah kehilangan arah hidupmu? apakah karena hal-hal tersebut hari-harimu menjadi berantakan ? dan yang ketiga, adakah hal-hal yang mulia yang telah Tuhan berikan kepadamu dan ingatlah bagaimana sikapmu ketika engkau menerimanya. Apakah engkau tahu darimana datangnya semua suka citamu? Amin! 68 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Jeane Ch. Obadja Hari Natal dan potongan-potongan harga Nats: Hak. 6: 21-24 21 22 23 24 Dan Malaikat TUHAN mengulurkan tongkat yang ada di tangan–Nya; dengan ujungnya disinggung–Nya daging dan roti itu; maka timbullah api dari batu itu dan memakan habis daging dan roti itu. Kemudian hilanglah Malaikat TUHAN dari pandangannya. Maka tahulah Gideon, bahwa itulah Malaikat TUHAN, lalu katanya: "Celakalah aku, Tuhanku ALLAH! sebab memang telah kulihat Malaikat TUHAN dengan berhadapan muka." Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati." Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi TUHAN dan menamainya: TUHAN itu keselamatan. Mezbah itu masih ada sampai sekarang di Ofra, kota orang Abiezer. Jika kita membaca Firman Tuhan pada malam hari ini, kita melihat Gideon kedatangan seorang tamu yaitu Allah oknum kedua yang teofani sebagai malaikat. Setelah malaikat itu memakan roti dan daging yang dipersembahkan oleh Gideon, lantas malaikat tersebut menghilang. Pada momen inilah Gideon menjadi disconnected karena sebelum itu dia tidak sadar bahwa dia telah melihat Tuhan tetapi setelah itu dia menjadi tersadar dan terkejut karena telah melihatNya. Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah tempat peristiwa itu oleh Gideon diberi nama “TUHAN (YHWH) adalah Keselamatan”. Nama itu dalam bahasa Ibrani adalah YESHUA dan di dalam bahasa Yunani adalah YESUS. Disciples.doc berarti dokumen-dokumen yang menunjukkan bahwa kita adalah murid Tuhan atau bukan. Bagaimana kita senantiasa terhubung dengan Tuhan adalah kalau kita menyadari bahwa Christmas adalah perayaan (mass) untuk murid. Setiap orang yang bukan murid tidak mungkin mengerti apa itu Christmas. Maka pada hari ini kita perlu memeriksa diri kita sendiri, apakah kita sudah menjadi murid-murid dari Tuhan Yesus? Didalam hidupmu, apakah engkau mempunyai documentary yang berkaitan dengan Kristus? Jika tidak ada maka Christmas yang engkau rayakan hanyalah Christmas belaka. Lalu bagaimanakah agar kita bisa mempunyai documentary sebagai murid sehingga Kristus selalu ada didalam hidup kita? 69 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ada beberapa indikasi, yaitu: apakah dalam setiap momen, Kristus selalu di ikut sertakan? Apakah setiap hasil otak dan tangan kita bertujuan untuk memuliakan Kristus? Jika kita berbicara dengan sesama murid, apakah kita mendokumentasikan sesuatu yang berkaitan dengan Kristus? Jika kita memang benar-benar murid (disciples), kita seharusnya dapat membedakan mana yang bukan Christmust dan mana yang Christmust, mana yang sekedar pesta (Christmas) dan mana yang benar-benar memperingati apa yang telah Kristus lakukan didalam kelahiran-Nya. Dari peristiwa kelahiran-Nya saja kita dapat mengambil sebuah documentary yang penting, yaitu: pada waktu kita memandang dan membayangkan saat Kristus lahir di kandang domba disebuah kota kecil Bethlehem, beranikah kita mengeluh, menggerutu, merasa tidak puas dengan segala apa yang sudah Tuhan anugerahkan didalam kehidupan kita? Sebagai murid Kristus (yang benar) pernahkah kita sangka bahwa kalau jadi orang Kristen kita harus mendapatkan banyak berkat (materi)? Dan kalau yang bukan murid Kristus mendapatkan lebih banyak berkat (materi), apakah kita layak protes kepada-Nya? Apakah kita merasa doa kita tidak dijawab, kita kurang dipelihara, gaji kita kurang, kita kecewa tentang banyak hal yang memicu kita untuk menentang Tuhan dan mengklaim apa yang kita inginkan dan memperlakukan Tuhan seperti seorang agen asuransi hidup kita. Hendaknya kita periksa sikap-sikap kita? Kalau sampai dengan hari ini kita masih terus mengeluh tentang apa yang kita punya dan malah mengharapkan apa yang seharusnya tidak kita terima, itu berarti kita sudah Christmiss. Kita telah kehilangan Kristus, pusat dan fokus kita dalam merayakan Natal. Ingatkah kita akan para gembala datang mencari bayi Yesus yang dibungkus kain lampin? Siapapun berhak menganggap bahwa bayi Maria adalah bayi biasa. Bayi Yesus tidak bersinar, tidak bisa melakukan mujizat, tetapi kenapa para majus dari jarak 2 tahun perjalanan rela datang untuk menyembah Anak itu? Jika kita teliti membaca Matius 2:11, kita seharusnya terkejut dengan reaksi para orang majus. Dari bintang di langit mereka tahu kalau ada manusia besar yang akan lahir dan mereka ingin menyembahnya. Dapat kita pahami mengapa para majus itu tersesat ke Yerusalem. Mereka pikir orang besar tersebut pasti lahir di istana, tetapi setelah mereka sampai di istana Herodes ternyata Sang Anak Raja tidak ada di sana, dan Bintang Timur itu menuntun mereka ke sebuah rumah di Bethlehem. Ketika mereka melihat bayi Yesus seharusnya reaksi mereka terkejut karena Maria dan Yesus berada di sebuah rumah yang sederhana dan di kota yang kecil. Seharusnya mereka tidak cepat percaya bahwa bayi yang berada dihadapan mereka adalah seorang calon raja. Mereka adalah orang-orang penting, raja-raja dari Timur, pandai dan kaya tetapi kenapa mereka langsung menyembah Anak yang penampilan-Nya biasa-biasa saja? Kemudian kalau kita melihat orang-orang zaman sekarang yang datang ke sebuah rumah dan ingin bertemu dengan Tuhan Yesus, siapa yang akan mereka sembah? Siapa yang dilihat? Jika kita kerumah teman kita, apa yang sedang kita bicarakan? Buku apa yang paling banyak kita miliki? Lagu-lagu apa yang paling banyak kita miliki? Sifat-sifat apa yang selalu kita tunjukkan kepada orang lain? Dari hal-hal ini kita bisa mengetahui apakah kita connected (akrab) dengan Kristus atau tidak. Evangelism is not an explosion but evangelism must be in all events. Penginjilan tidak hanya berjalan pada waktu KKR, Natal atau paskah sekalipun, tetapi harus injil setiap saat kita bertemu dengan siapa saja. Kita harus senantiasa mengarahkan setiap orang kepada Kristus bukan kepada diri kita sendiri. Kita harus senantiasa membicarakan atau menampakkan Kristus dalam penampilan kita, kalau kita memang murid- 70 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Nya. Setiap tuturkata, perilaku, pikiran, tindakan, dan keputusan haruslah menampilkan Kristus karena memang itulah dokumen kita. Icon.id menunjukkan bahwa kita adalah sebuah icon. Kenapa icon? Karena kita harus membayar. Kita adalah koin-koin Allah. Jika kita memiliki koin dan koin tersebut adalah milik kaisar maka bayarlah kepada kaisar apa yang seharusnya milik kaisar. Jika kita adalah koin Allah, berikanlah koin itu kepada Allah seluruhnya. Kita tidak perlu menghitung-hitung berapa uang yang harus kita persembahkan pada waktu kebaktian apabila kita belum menyerahkan diri kita sebagai koin Allah. Kita harus senantiasa memandang kepada The Icon (Rom 8:28-29). He is God and we are created in the image of God. Kita diciptakan berdasarkan icon tersebut. Saat ini apakah kita masih membawa icon tersebut? Apa identitas kita? Ketika orang melihat kita, icon siapakah yang mereka lihat? Milik Kaisar atau Kristus? Jika ada orang yang melihat kita kemudian berkomentar bahwa kita mirip dengan orang tua kita, itu wajar. Tetapi kalau orang melhat kita lantas berkomentar kalau kita tidak mirip dengan orang tua kita, something is wrong with us. Jika sikap, karakter, emosi, rasio, dan tindakan kita tidak sesuai dengan icon yang asli, apakah kita masih berani berkata bahwa kita diciptakan menurut gambar Allah? Sebagai icon Allah, orang lain harus bisa melihat kita sebagai yang sedang mengabarkan injil, tidak perlu dengan kata-kata pun orang lain sudah tahu, karena tindakan kita lebih nyaring dari pada perkataan kita (louder than words). Ketika kita ke gereja, orang lain tahu karakter kita dari penampilan kita, pakai sandal atau sepatu, cara berbicara, dll. Tidakkah kita memakai busana yang berbeda ketika kita pergi ke pantai atau ke pesta? Bedakah pakaian sehari-hari dan pakaian ke gereja. Yang lebih parah, terkadang ada orang masih lebih sopan pergi ke pesta daripada ke gereja. Icon siapa yang sedang kita tunjukkan? Inilah evangelism in all event. Semua orang yang melihat kita seharusnya mereka seperti melihat Alkitab terbuka. Dan hal-hal seperti ini perlu kita biasakan walaupun sulit. Apa yang terjadi pada zaman sekarang sangat berlawanan. Mulut setiap orang selalu penuh dengan umpatan. Bahkan orang-orang di negeri Barat banyak menggunakan nama Kristus untuk memaki-maki orang! Ditambah banyak sekali gereja yang mulai mengkompromikan kebenaran Tuhan dengan kebaikan manusia yang justru melawan Tuhan. Banyak sekali hamba Tuhan yang menghilangkan sifat eksklusifitas dari Kristus dengan alasan agar semua agama didunia dapat berdamai sehingga mereka menerima pernyataan bahwa Kristus hanyalah salah satu jalan dan bukan satu-satunya Jalan. Mereka sudah kehilangan arah dan “lemah lembut” merupakan alasan untuk tidak mempertahankan kebenaran yang mutlak. Sensor.scan berarti setiap saat hidup kita harus disensor. Ketika komputer kita tiba-tiba mati dan kalau kita hidupkan kembali, komputer akan secara otomatis memeriksa kembali struktur dari sistem komputer tersebut apakah ada pergeseran atau tidak. Prosedur ini sering kali kita abaikan dan dilompati begitu saja sampai suatu saat sistem tersebut macet dan sering hang. Apa yang kita pikir cepat ternyata malah merusak dan memperlambat pekerjaan kita. Padahal kalau kita mau bersabar, scan tersebut menolong kita mensensor dan melindungi sistem komputer kita, sehingga bisa tetap berjalan dengan stabil dan aman. Hal yang serupa terjadi dalam kehidupan kita. Semua hal, baik itu yang masuk ke diri kita maupun apa yang keluar dari diri kita harus diperiksa dan disensor terlebih dahulu. Lalu siapakah yang akan memeriksa dan 71 Persekutuan & Pembinaan Pemuda menyensor kita? Firman Tuhan itulah sensor kita. Tuhan juga bisa memakai siapa saja untuk memperingati kita baik melalui pemberitaan Firman, teguran saudara seiman, peristiwa tertentu, bahkan pukulan Tuhan melalui sakit-penyakit sekalipun. Lalu bagaimana kita bisa menghindari kerusakan-kerusakan pada komputer? Gunakan selalu perangkatlunak yang orisinil. Jika kita terlalu banyak mengisi komputer kita dengan software bajakan, maka tidak heran kalau sistem kita sering terkena sensor karena kita menghindari prosedur-prosedur yang telah ditentukan oleh vendor kita. Software asli memang mahal harganya. Demikian juga dengan diri kita. Kita harus berani membayar mahal untuk benar-benar menjadi alat yang Tuhan inginkan. Apakah engkau ingin menjadi manusia sesungguhnya dan seutuhnya? Kembalilah kepada Tuhan. Ijinkan Dia untuk mendidik kita dan membentuk kita menjadi manusia yang diperkenan-Nya. Ikutilah petunjuk setiap sensor yang muncul di hadapan kalian. Setiap saat Dia akan memeriksa isi hatimu. Jika kita akrab dengan Firman-Nya, kita akan peka jika kita sedang disensor oleh-Nya. Tetapi jika kita tidak peka, akan banyak sekali eror dan virus yang akan masuk dan meracuni hidup kita. Setiap kita harus belajar untuk menjadi manusia yang asli, tidak hanya berlaku bagi yang berjabatan pendeta. Jika ada seseorang pendeta berhasil menyesatkan kita dengan doktrin-doktrin yang kompromis, pendeta busuk itu harus bertanggung jawab terhadap Tuhan, dan kita pun perlu waspada. Jangan selalu menuntut orang lain baru kita mengekornya, karena hal itu dapat merugikan kita. Jika kita selalu melakukan kebenaran Tuhan dalam setiap langkah kita, Tuhan juga akan memberkati sesuai dengan kebutuhan kita, sehingga tidak ada keluhan “God doesn’t care.” Command.com menunjukkan kepada kita bahwa ada perintah Tuhan bagi kita dan untuk dapat mengerti perintah itu kita harus terus tersambung (connected) dengan Dia. Kita harus tersambung (online) dengan inkarnasi “Yesus” ketika Natal tiba dan kita harus mengenang Yesus yang di salib dan dipaku ketika makan perjamuan kudus di hari Jum’at Agung dan bersukacita karena kebangkitan-Nya di saat hari Paskah. Jika pada hari ini engkau ke gereja, apa yang engkau cari? Pacarkah? Partner bisniskah? bagaimana kita bisa mencari Tuhan jika masih terdapat begitu banyak urusan diri sendiri? Untuk menyambut natal, begitu banyak perayaan yang harus dipersiapkan sehingga terkadang kita lebih online dengan perayaan-perayaan tersebut. Kita berjuang keras untuk mengadakan perayaan yang sangat meriah bahkan kadang terdapat nafsu berkompetisi secara tidak langsung dengan gereja-gereja lain. Kenapa harus begitu? Kita bisa tetap merayakan Natal dengan sederhana. Ingatlah kembali, Yesus lahir dikandang! Banyak orang yang mengira Yesus lahir dikandang binatang yang baunya sangat busuk. Banyak drama Natal yang melebih-lebihkan adegan di kandang. Ini adalah kesalahan. Kandang dimana Yesus lahir sebenarnya adalah sebuah kandang kering karena sudah lama tidak dipakai. Jadi kandang tersebut boleh dibilang lumayan bersih. Apalagi kandang tersebut terletak didekatnya penginapan. Penginapan itu tidak mungkin laku kalau kandang itu berbau busuk. Alkitabpun tidak pernah menulis komentar kalau kandang itu bau. Lalu siapa yang bilang kandang dimana Yesus lahir terdapat banyak kotoran binatang? Siapa yang menggambar kartu Natal bergambar kandang yang berisi binatang? Yang lebih parah lagi ada drama Natal yang terdapat adegan orang majus bersalam-salaman dengan gembala. Padahal antara kedatangan gembala kemudian kedatangan orang majus memiliki rentang waktu sekitar 2 tahun. Semua kesalahan ini menandakan kalau kita belum bisa meninggalkan berbagai macam tradisi natal, tidak peduli dari mana 72 Persekutuan & Pembinaan Pemuda tradisi itu, keabsahan tradisi itu. Siapa bilang kalau Natal harus ada pohon Natal dan kado? Apa hubungannya dengan Natal? Itu semua adalah sekedar simbol. Dan lebih jauh lagi, apakah semua simbol itu bisa membuat para jemaat melihat Kristus? Apa yang dilihat non-kristen. Seperti dua orang yang lagi chatting di komputer. Ketika salah satu orang tersebut tiba-tiba offline, orang yang satunya akan terus mengajak berbicara karena dia tidak sadar bahwa hubungan chatting sudah terputus (disconnected). Dia kira dirinya masih connected. Demikian juga antara kita dengan Tuhan. Apakah benar semua aktivitas Natal yang kita lakukan berkenan di hati Tuhan? Atau jangan-jangan Tuhan membenci semua itu. Sewaktu kita melakukan chatting, kita juga harus pandai-pandai menggunakan waktu. Bila kita terlalu banyak membicarakan urusan yang tidak penting dan tiba-tiba hubungan disconnect, segalanya akan menjadi terlambat, karena apa yang paling penting justru tidak pernah dibicarakan. Sewaktu connected, kita membuang waktu. Setelah disconnected malah mencari-cari waktu. Artinya, jika kita berbicara dengan teman ataupun dengan siapa saja, langsung hubungkan percakapan tersebut dengan Tuhan. Ingatlah siapa kita. Kita adalah disciples. Penginjilan bukan sesaat tetapi setiap saat dengan setiap tingkah laku dan pembicaraan kita sesuai dengan icon kita. Maka untuk benar-benar merayakan natal, hanya disciples yang bisa. Pertama, semua dokumentasi kita harus terpusat kepada Tuhan. Semua perkataan kita harus sesuai dengan The Word yang menjadi daging. Kedua, Kita adalah icon-icon Allah sehingga kemanapun kita berada, kita harus dapat menunjukkan siapa diri kita, icon siapakah kita. Berdolah jangan sampai engkau menjadi icon iblis. Bila engkau icon iblis berarti engkau mencerminkan image iblis. Ketiga, kita harus senantiasa siap untuk di scan dalam setiap kehidupan kita. Apa saja yang masih belum sesuai dengan icon itu, berjuanglah untuk semakin sesuai dengan icon tersebut. Dan pada saat kita keluar, kita juga harus meyensor orang lain. Berdasarkan firman Tuhan, kita berhak untuk menegur saudara seiman kita. Maka jika engkau tidak mau ditegur, maka jangan menjadi saudara seiman. Dan kita tidak boleh sungkan atau takut dibenci karena menegur sebuah kesalahan. Kalau kita berani mengaku disciples tetapi kita tidak mempunyai musuh, kita bukan disciples. Jika engkau selalu melakukan kompromi, memang semua orang akan meyenangi dirimu, termasuk dunia karena engkau telah ditaklukan olehnya. Pada saat kita benar-benar connected, pasti akan banyak serangan dan gangguan yang akan meyakiti kita. Saudara seiman berarti saling menegur, saling memperhatikan, saling menolong sehingga orang luar tahu siapa kita, siapa guru kita. Kalau persaudaraan ini terbangun dengan baik, tidak mungkin ada jemaat yang kaya luar biasa dan ada jemaat yang miskin luar biasa karena akan ada saling menolong. Orang yang benar-benar miskin justru merekalah yang malu untuk minta-minta. Justru orang kaya yang tidak tahu malu suka minta-minta. Kalau kita tidak dapat merasakan kesusahan seperti itu berarti kita bukan merayakan natal. Tuhan Yesus datang semiskin-miskinnya supaya kita bisa sekaya-kayanya agar kita bisa menolong yang paling miskin sekalipun. Semua kehidupan kita harus terfokus pada Tuhan termasuk pekerjaan kita. Pada saat ini ada lembaga yang membuat Alkitab yang dibagian belakangnya dilekatkan buku nyanyian dengan tujuan agar jemaat tidak perlu susah-susah membawa 2 buku (Alkitab dan Nyanyian). Kita perlu waspada terhadap usaha ini. Buku nyanyian bisa berubah isinya, lalu kalau kita ingin menggantinya apakah kita bisa menyobeknya? Hal seperti ini juga seakan menyetarakan buku nyanyian dengan Alkitab padahal terkadang terdapat kata-kata didalam nyanyian yang tidak benar. Kalau begitu, apa bedanya dengan kitab apokrifa yang kita tolak? Apa 73 Persekutuan & Pembinaan Pemuda sulitnya kita membawa 2 buku? Mungkin ini adalah urusan bisnis, biar cepat laku, keuntungan maksimal. Lalu ada lagi yang di sampul begitu bagus dengan kulit dan segala macam sampai tidak lagi kelihatan kalau buku itu adalah Alkitab. Padahal kalau ada orang yang melihat kita membawa Alkitab, itu sudah merupakan penginjilan atau pengakuan bahwa kita adalah orang Kristen atau murid Kristus yang tidak malu mengakui bahwa Yesus adalah Juruselamat kita! Paling tidak, orang itu akan tahu kalau kita berbadah di gereja dan mungkin saja hal itu akan mengerakkan hatinya untuk mengikuti jejak kita atau minimal bertanya tentang Kitab Injil. Yang perlu kita tahu adalah tidak semua orang yang bertobat karena diinjili secara langsung. Ada orang yang bertobat hanya karena temannya memberitahu bahwa dahulu setiap bulannya almarhum suami ibu itu memberikan sumbangan kepada gereja secara sembunyi-sembunyi ! Padahal sebelumnya orang tersebut begitu benci kepada Tuhan karena orang-orang yang dicintainya meninggal satu persatu dalam jangka waktu yang sangat singkat. Apakah imannya betul? Hingga saat ini ibu itu masih tetap setia kepada Tuhan, beribadah di Gereja Reformed. Apabila dahulu dia tidak tahu satupun lagu Reformed, sekarang dia bisa menyanyi semua lagu Reformed. Ketika pertama kali mendengarkan khotbah Pdt. Stephen Tong, dia sama sekali tidak mengerti kotbah yang diberitakan? Karena terlalu berat, katanya. Lalu mengapa ia terus datang? Mula-mula karena dia lebih suka di situ dibandingkan pergi ke gereja-gereja lain? Sungguh berbeda dengan orang kebanyakan. Banyak orang begitu tidak mengerti apa yang dikhotbahkan langsung lari mencari gereja lain yang lebih ringan kotbahnya. Dia terus datang sampai pada akhirnya ia bisa menikmati kotbah-kotbah itu. Dulu ia menyombongkan kekayaannya, sekarang dia begitu sederhana dan memakai hidupnya untuk berusaha memperkaya orang lain. Dia mungkin tidak pernah mengikuti kelas-kelas doktrin tetapi pada saat menginjili orang lain, namun banyak temannya yang bertobat karena melihat kesaksian hidupnya. Dia sudah pernah mengalami apa yang sekarang sedang dialami oleh orang-orang berdosa itu. Inilah icon berjalan yang terdengar lebih nyaring untuk memuliakan Kristus dari pada kata-kata kosong. Inilah disciple yang hidup. Evangelism in all event. Inilah yang disebut connected/online. Apakah kita terus online dengan Dia? Amin! 74 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Hari Natal dan harga diri Nats: Filipi 2 : 5-11 5 6 7 8 9 10 11 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri–Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri–Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada–Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! Setelah kita bergumul bersama didalam beberapa tema natal, sampailah kita pada tema yang terakhir dimana melalui tema ini kita akan menggumulkan bagaimana kita dapat melihat natal didalam sebuah paradoksikal. Saat ini perayaan natal telah sedemikian rupa diselewengkan dan di isi dengan berbagai macam bentuk perayaan yang sudah tidak sesuai dengan natal yang sesungguhnya. Kenapa? karena manusia telah gagal menangkap esensi yang sejati dan juga mereka sangat tidak suka dengan esensi natal walaupun sesungguhnya itulah yang mereka cari-cari. Betapa menakutkannya manusia, disatu pihak manusia menginginkannya tetap dilain pihak manusia menolaknya dan membencinya. Kitab Filipi pasal yang ke-2 merupakan pujian bagi Kristus yang walaupun pendek tetapi semuanya itu dapat membangun totalitas daripada rahasia kehidupan-Nya. Khususnya ketika kita membaca ayat yang ke-7 dimana Yesus rela mengosongkan diriNya sendiri lalu mengambil rupa seorang hamba. Citra seperti ini sangat sulit untuk dapat diterima oleh pikiran manusia terutama oleh para pemuda. Pemuda-pemudi pada 75 Persekutuan & Pembinaan Pemuda zaman sekarang terus-menerus didorong, dididik, dimotivasi dengan prinsip-prinsip yang sangat bertolak belakang dengan apa yang Kristus lakukan. Dimanapun kita berada, disitu kita selalu dituntut bagaimana untuk menjadi tenar, berpengaruh besar, bernama besar. Ketika kita masuk kedalam masa kuliah, kita mulai dipengaruhi dengan berbagai macam “setelah lulus ingin jadi apa?”, “mau sekolah sampai mana?”, “bagaimana kau mencapai sukses?”, dsb. Manusia sedemikian gila ingin di agungkan, di puji-puji, dimuliakan. Bagaimanakah mereka mengejar semua itu? bagi mereka langkah yang terutama adalah bagaimana mempunyai uang sebanyak-banyaknya. Mereka berpikir kalau mereka mempunyai banyak uang, maka mereka akan mendapatkan semua hal bahkan kehormatan, kedudukan, barang-barang mewah yang akan ditempelkan di seluruh tubuhnya dengan harapan dirinya juga akan ikut menjadi mewah. Padahal kalau kita lihat perjalanan hidup seorang manusia yang mempunyai prinsip seperti ini, justru uang yang akan menghancurkan seluruh hidupnya. Betapa kasihan. Ketika natal tiba, bagi sebagian banyak pemuda-pemudi adalah kesempatan untuk menunjukkan semua yang dimilikinya. Dan memang itulah yang menjadi evaluasi bagi diri mereka selama setahun. Sehingga begitu natal tiba, semua orang mulai mengejar kapan dan berapa bonus yang akan mereka terima dari perusahaan. Konsep natal yang ada dipikiran mereka telah menjerumuskan diri mereka sendiri. Maka tidak heran korban yang paling besar dari peringatan akan hari natal adalah para pemuda-pemudi. Banyak pemuda-pemudi yang pada waktu natal malah mati kecelakaan, kehilangan keperawanan, semua uang dihabiskan di meja judi dan night club. Kerusakan dan kehancuran moral yang paling tinggi justru terjadi pada waktu natal! Dan semua itu terjadi karena manusia gagal dalam mencari dan mendapatkan sebuah dignity. Mereka sangat menginginkan dignity, kehormatan, dan nilai, tetapi mereka bukannya mendapatkannya malah kehilangan. Yang lebih parah lagi, belum tentu mereka menjadi sadar akan kehilangan tersebut. Sudah hilang tetapi masih tidak sadar kalau sudah kehilangan. Terdapat sebuah cerita dimana terdapat 2 wanita yang telah hancur hidupnya. Salah satu dari mereka hanya bisa berkata “mau bagaimana lagi?, kita bagaikan sebuah apel busuk yang berada di sebuah keranjang”. Kemudian yang satunya menjawab, “bukan. Kita adalah apel busuk di sebuah tong sampah. Dikeranjang tidak ada yang busuk”. Manusia ingin dignity, tetapi malah dapat tong sampah. Kenapa hal ini bisa terjadi? Ada beberapa aspek yang pada saat ini akan kita pelajari. Kenapa natal bisa begitu menjerumuskan manusia tetapi natal juga bisa membawa manusia untuk dapat menemukan dan memegang esensi yang sejati dari hidup yang penuh dengan dignity yang telah Tuhan sediakan bagi setiap manusia. Pertama, ketika manusia “katanya” berhasil memegang dignity, secara duniawi ternyata manusia telah tertipu. Manusia begitu ditinggikan dengan tujuan supaya bisa dijatuhkan. Ketika manusia jatuh kedalam dosa, manusia menjadi kehilangan kemuliaan. Mereka akan berjuang untuk mencari kemuliaan sehingga akibatnya manusia begitu suka dibohongi dan ditipu karena mereka perlu mengisi hati mereka tetapi salah mencari. Apakah benar manusia ingin jujur?, hidup benar?, tidak. Manusia hanya ingin apa yang dia inginkan. Manusia ingin nafsu mereka dipenuhi! Coba saja engkau bicara jujur dengan kekasihmu dengan mengatakan bahwa dia tidak cantik tetapi jelek, apakah dia senang dengan kejujuran kita? tidak. Bahkan dia akan sangat marah mendengar kebenaran itu. Mulutnya memang meminta kita untuk berbicara jujur tetapi bukan itu yang dia inginkan. Walaupun dirinya sendiri tahu kalau wajahnya memang jelek, tetapi dia lebih suka dibohongi. Dan untuk mendapatkan apa yang diinginkan, manusia tidak saja suka dibohongi tetapi 76 Persekutuan & Pembinaan Pemuda mereka juga rela untuk melakukan/menerima apa saja. Ada manusia yang rela kehabisan uang agar dia bisa dihargai oleh teman-temannya sebagai orang kaya. Bagaimana caranya? dengan membayari temantemannya tersebut ke restoran yang termahal. Manusia tidak lagi mengerti bagaimana seharusnya hidup, apa itu realita kehidupan. Inilah efek kejatuhan dosa. Kenapa Kristus perlu hadir di dunia? untuk menebus dosa manusia. Kalau manusia tidak berdosa, tidak mungkin ada natal. Kalau ada satu saja cara yang lebih mudah untuk menyelesaikan dosa, Kristus tidak perlu datang untuk kemudian di salib. Jadi secara logika, Kristus adalah satu-satunya juru selamat bagi manusia! Perlu adanya kuasa Tuhan untuk menebus dan menerobos setiap dosa manusia. Inilah kunci pertama, jika seseorang ingin kembali kepada kemuliaan yang sejati dia harus sadar bahwa natal adalah hadirnya Kristus di tengah-tengah dunia yang berdosa. Dia rela menjadi manusia. Dia rela lahir dikandang. Dia rela dihina oleh ciptaanNya, menderita sampai akhirnya mati dikayu salib dengan tidak adanya keadilan bagi Dia. Semua yang dilakukan oleh Yesus memang sulit untuk dapat dimengerti oleh kita tetapi inilah fakta. Kita adalah orang berdosa. Kedua, manusia juga harus sadar bahwa dirinya adalah mahkluk yang terbatas. Dan kalau kita melihat kembali, natal adalah peristiwa dimana Allah yang tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi oleh apapun rela masuk kedalam suatu wilayah yang terbatas dan yang sangat membatasi diri-Nya. Jika pada hari ini kita berada di Surabaya, pada saat yang sama tidak mungkin kita berada di Jakarta. Kita di kunci oleh waktu dan ruang. Oleh karena itu sebenarnya manusia tidak boleh membiarkan waktu lewat begitu saja. Jangan pernah menyesal atas semua hidupmu dengan cara hiduplah dengan cara yang paling tepat dan dengan pertimbangan yang paling akurat. Jika sekali saja kita merasa menyesal itu berarti kita sudah terlambat. Waktu telah lewat dan mustahil bisa mundur kembali untuk penyesalan kita. Lalu bagaimanakah caranya mempunyai hidup yang tepat? hanya melalui pertobatan. Pertobatan berbeda dengan penyesalan. Penyesalan terjadi karena sudah terjadi dan menyadari kesalahannya. Tanpa adanya kesadaran, mustahil seseorang mau menyesal walaupun apa yang telah dia lakukan adalah kejahatan. Seseorang hanya menyesal karena apa yang dia lakukan telah diketahui oleh orang lain dan mau tidak mau harus menerima hukuman/konsekwensi dari perbuatannya. Seorang pencuri hanya merasa menyesal ketika dia sudah tertangkap. Jikalau dia tidak tertangkap, tidak akan pernah sekalipun dia merasa menyesal atas perbuatannya. Dan orang yang menyesal belum tentu bertobat. Orang yang bertobat adalah orang yang tidak menunggu tertangkap sudah menyadari kesalahannya kemudian membalik arah hidupnya kepada kebenaran. Seseorang bisa bertobat karena ada seseorang yang menyentuh hatinya, yaitu Tuhan. Pertobatan membuat kita mengerti bahwa segala kejahatan dan kerusakan moral yang kita lakukan akan terkunci didalam waktu yang tidak mungkin bisa dihapus dari sejarah kita. Lihatlah pemuda-pemudi yang setiap hari berkumpul di pinggir-pinggir jalan setiap malam hari. Setiap hari mereka hanya membuang waktu mereka dengan menggosip, mabuk-mabukkan, karaoke, bercanda, pacaran, dll. Usia mereka masih sangat muda tetapi mereka sudah membuang-buang hidup dan kesempatan. Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan kelak akan menghancurkan hidup mereka sendiri. Ketika mereka sudah dewasa, semua orang yang seusia dengan mereka telah menjadi orang-orang yang berguna bagi keluarga dan masyarakat, tetapi sebaliknya mereka menjadi orang yang merusak masyarakat. Mereka akan menjadi gelandangan, pengemis, dan yang lebih parah lagi menjadi perampok karena mereka 77 Persekutuan & Pembinaan Pemuda iri hati melihat orang-orang yang sukses dan mempunyai kehidupan yang baik. Mereka tidak sadar bahwa mereka sudah membuang semua kemungkinan yang bisa mereka miliki sama seperti orang lain. Apakah mereka menyesal? tidak, justru meyalahkan keadaan mereka yang tidak kaya sehingga tidak ada kesempatan. Padahal kalau kita lihat faktanya, lebih banyak pemuda-pemudi yang berasal dari keluarga miskin dapat mencapai kesuksesan daripada pemuda-pemudi yang berasal dari keluarga kaya. Apa yang telah Tuhan kerjakan melalui natal ingin menunjukkan kepada kita apa itu kemuliaan yang sesungguhnya. Tuhan ingin mengajak kita untuk berani menerobos kedalam wilayah kekekalan. Ketiga, ketika kita melihat sesama kita dan dunia ini, seharusnya kita sadar bahwa satu fakta yang paling penting yang tidak dapat kita ingkari adalah manusia semakin lama hidupnya semakin hina. Manusia dimanapun bisa menjadi semakin kaya, pandai, berkedudukkan tinggi tetapi tingkat moralitas terus merosot. Kota-kota yang makin modern dan berteknologi tinggi ternyata moralnya lebih bejat daripada orang-orang yang memiliki hidup sederhana. Betapa indahnya penampilan sampah, sampah tetaplah sampah. Untuk inilah Kristus datang. Dia datang untuk mengangkat kita keluar dari tempat sampah. Apakah ini sebuah pekerjaan yang mudah? tidak, karena di dalamnya terdapat ikatan yang mencengkram kita. Sama dengan sebelum seseorang merokok, dirinya begitu bebas untuk memilih untuk merokok atau tidak karena dirinya belum jatuh kedalam dosa. Tetapi setelah dia menjadi pecandu, tidak ada lagi kebebasan seperti dulu. Dia tidak mampu lagi untuk menolak setiap tawaran dan rayuan karena dirinya sudah dicengkram oleh dosa. Dan dosa akan terus mencengkram dia sampai mati. Inilah salah satu bukti yang paling sederhana untuk menunjukkan kekuatan dosa. Setiap manusia yang telah di ikat oleh dosa tidak dapat disadarkan. Walaupun ada kemungkinan akan kesadaran, manusia tersebut tetap tidak dapat keluar dari ikatan dosa, mirip seperti AIDS. Yang bisa hanyalah terus mencoba memperpanjang waktu untuk tidak cepat mati. Kalau sudah begini, hidup menjadi begitu menyedihkan. Maka, hiduplah didalam Tuhan sebelum hal itu tiba pada kita. Kita harus berani mengakui bahwa kita adalah mahkluk yang lemah dan terbatas. Dan ketika kita berani mengakui hal seperti ini, kita bisa datang kepada Yesus. Ketika orang menghina kita, kita bisa melepaskan hinaan itu. Kita perlu mengingat bahwa Yesus datang bukan di istana Herodes. Dengan itu Yesus ingin berkata bahwa Dia tidak takut untuk dihina orang lain karena kehinaan tidak pernah berasal dari luar tetapi berasal dari dalam. Orang lain mungkin saja tidak melihat kehinaan kita. Mereka begitu memuji-muji kita, tetapi kita tetap mengetahui ada kehinaan pada diri kita dan kita tidak layak untuk menerima puji-pujian tersebut. Jadikan Kristus sebagai teladan hidupmu. Kalau kita bisa menerima ini, kita bisa menjalankan apa yang Tuhan kehendaki pada diri kita. Untuk apa? Kemuliaan manusia bukan berasal dari diri sendiri tetapi berasal dari Allah yang akan diserahkan kepada kita (ayat 9). Jadi kita bisa menjadi mulia karena Allah kita adalah Allah yang mulia. Dan ketika kita di tengah-tengah perjalanan hidup kita khususnya di akhir tahun ini, pandanglah natal dan lihatlah kemuliaan Tuhan yang ada di sebuah kandang. Janganlah mencari kemuliaan sendiri dengan segala perhiasan, mobil mewah, baju baru, dll karena semua benda-benda mati itu hanya dihargai oleh orang-orang yang hina. Jangan menghargai orang yang seperti ini tetapi hargailah orang-orang yang memang dirinya patut untuk dihargai walapun begitu miskin. Berdoalah agar Tuhan menuntun kita untuk mendapatkan KemuliaanNya dan semoga kemuliaan yang diberikan kepada kita dapat kembali memuliakan nama Tuhan. 78 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Natal juga selalu dihubungkan dengan “Lahirlah Kristus anak Daud”. Daud adalah seorang yang begitu indah dan layak menjadi teladan bagi kita. Mungkin kalau kita disuruh kembali kepada Kristus, ada orang yang yang bertanya mana mngkin kita menjadi seperti Kristus? Kristus dipermuliakan oleh Bapa, lalu bagaimanakah dengan kita? mungkinkah seperti Kristus? Ya ! Itulah yang memang disediakan bagi kita lewat kedatangan Kristus. Tetapi jika engkau menganggap mustahil, lihatlah Daud. Daud adalah anak bungsu yang bertugas untuk menggembalakan ternak. Dan ketika Tuhan mengutus Samuel untuk mencari pengganti Saul, Isai memperlihatkan anak-anaknya yang begitu gagah, tampan, dan keren, tapi malah ditolak oleh Samuel. Anak yang oleh ayahnya sendiri saja direndahkan justru dipilih oleh Samuel. Secara mata manusia Daud di remehkan oleh seluruh keluarganya, tetapi apa yang dilihat oleh dunia, tidak di pandang oleh Tuhan. Dialah orang yang akan dipakai oleh Tuhan. dan tidak itu saja, tetapi satu-satunya atribut yang diberikan kepada Yesus juga diberikan kepada Daud, “Inilah hambaKu yang ku perkenankan”. Daud begitu mengerti dimana posisinya dan tahu diri. Dia tidak pernah peduli dan memusingkan akan posisinya sebagai gembala yang diremehkan oleh orang tuanya. Tetapi dia hanya tahu satu hal, yaitu bagaimana hidup memuliakan nama Tuhan. Itulah suatu integritas hidup yang tidak dapat digoyahkan oleh apapun juga termasuk oleh kemewahan dunia. Walaupun ketika dia sudah ditahbis sebagai raja, Daud tidak pernah gila hormat. Berkali-kali temannya merayu dia untuk menghabisi riwayat Saul tetapi dia tetap menolak, “Tuhan yang memilih Saul, biarlah Tuhan yang menghakimi Saul”. Daud begitu menjaga dan memelihara kemuliaan yang berasal dari Tuhan. Maka tidak heran kalau bagaimanapun juga Tuhan tetap memelihara Daud. Maukah kita hidup seperti Daud? Marilah kita kembali memandang natal yang sejati ketika begitu banyak gereja yang semakin lama tambah semakin gila. Ketika natal tiba begitu banyak gereja yang terkesan seperti sebuah perayaan daripada sebuah kebaktian. Natal tidak lagi kembali kepada kebenaran, memandang kepada Kristus, dan berusaha hidup benar, tetapi malah ribut bagaimana memenuhi kursi gereja dengan menggunakan cara-cara yang sangat duniawi mulai dari makan besar, bagi-bagi souvenir, dsb. Tidak ada lagi orang yang memikirkan kebenaran apa pada tahun ini yang akan Tuhan berikan kepada kita. Yagn dipikirkan cuma perut dan makanan. Kalau sudah seperti ini, bukankah natal-pun dibuat sedemikian hina oleh gereja sendiri? Natal seharusnya menjadi sesuatu yang anggun, yang membawa manusia kepada hidup yang mulia. Amin! 79 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Panggilan di masa muda: Allah dalam panggilanku Nats: Daniel 6 : 1-5, 11 1 2 3 4 Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil–wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan; (6–3) membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil–wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan. (6–4) Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya. (6–5) Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. (6–2) Maka berkatalah orang–orang itu: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!" 5 (6–6) 10 (6–11) 11 Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap–tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. (6–12) Lalu orang–orang itu bergegas–gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya. Jika kita membaca harian Jawa Pos beberapa minggu yang lalu, terdapat berita dimana ada seorang notaris yang bernama Ibu Yusticia telah memberikan kesaksian di pengadilan yang isinya ternyata sangat berlawanan dengan kesaksian yang terdahulu, yaitu kebenaran. Walaupun dia telah disumpah tetapi dia berani berkhianat terhadap kebenaran yang sebenarnya dan memberikan sebuah kebenaran yang palsu kepada pengadilan. Jika pada kesaksiannya yang lalu dia menyatakan bahwa sang klien hadir dikantornya dan menanda tangani sebuah akte sehingga akte tersebut sah secara hukum dan sesuai dengan sumpah jabatan sebagai notaris, tetapi dalam beberapa waktu tiba-tiba dia merubah kesaksiannya dengan 80 Persekutuan & Pembinaan Pemuda menyatakan bahwa sang klien tidak hadir sehingga klien tersebut dapat mengelak dari hukuman. Dengan pengkhianatan ini, dia sebagai seorang notaris, sebagai orang kristen, dia telah mengakui bahwa akte yang dia buat adalah palsu! Apa yang telah dia lakukan menjadikan public opinion begitu buruk untuk kesaksian seorang kristen. Pembuatan akte palsu oleh seorang notaris seharusnya adalah sebuah kejahatan kriminal yang sangat berat karena kalau tidak seorang notaris bisa dengan bebas membuat akte palsu atas apa saja dan kepada siapa saja. Keadilan adalah adil dan setiap pelanggaran seharusnya dihukum. Apakah menjalankan ini adalah suatu hal yang mudah ? Kita tidak tahu apa yang telah dia alami, apakah itu tawaran, ancaman, intimidasi, pembunuhan, tetapi jika didalam kondisi seperti ini, maka inilah tantangan bagi setiap setiap orang kristen. Bagaimana ditengah zaman kita bisa dipancing dengan apa saja untuk mau menjual harga diri, profesi, harkat, kesucian, keadilan, integritas, bahkan untuk menjual Tuhan. Setiap kita yang benar-benar menjadi orang kristen akan selalu menghadapi tantangan zaman. Apakah kita akan mempermainkan iman kita sendiri ? Jika hari ini kita menjadi mahasiswa, wiraswasta, pekerja, atau apa saja, tantangan apa yang paling berat bagi kita untuk mempertahankan iman kita ? Dan imbalan apakah yang bisa mengakibatkan kita mau menjual Tuhan ? kalau kita gagal menjadi garam, bukankah kita menjadi tawar dan akan dibuang ? Kalau kita mau jujur kepada diri kita sendiri, satu hal yang justru paling meyusahkan kita untuk menjalankan peran kita sebagai anak Tuhan adalah diri kita sendiri. Maka didalam pergumulan seperti ini, ada beberapa aspek yang bisa kita pelajari kenapa begitu sulit untuk berperan sebagai anak Tuhan secara nyata. Pertama, identitas kita sebagai anak Tuhan tidak jelas. Siapapun akan mudah untuk mempermainkan kita jika titik pijak dimana kita berdiripun belum jelas. Kita bingung bagaimana mengambil sikap. Maka pertanyaan yang paling penting adalah, apakah betul saya adalah seorang anak Tuhan ? Seberapa yakin bahwa saya benar-benar anak Tuhan ? Orang yang tidak tahu kalau dia adalah anak Tuhan, apa bedanya dia anak Tuhan atau anak setan ? Tatanan dunia semakin lama semakin merusak diri kita. Pada saat ini begitu banyak pelatihan-pelatihan kepemimpinan dan motivasi yang sebetulnya adalah pengerusakan format dan pemainan kuasa setan. Setiap orang yang ikut bukannya dibawa untuk mengerti diri kita dihadapan Tuhan tetapi malah dibawa kedalam penipuan untuk masuk kedalam jebakan setan. Dan setelah itu akan sangat sulit bagi kita untuk menyadarkan orang yang sudah kerasukan setan. Dia tidak bisa mengerti sedikitpun kebenaran yang kita berikan. Maka kalau ada orang yang sampai mengerti kebenaran, itu adalah anugerah Tuhan yang sangat besar karena sebenarnya pada saat itu, titik pijak kitalah yang sudah dihancurkan sehingga kita menjadi “melayang”. Dunia postmodern berusaha menghancurkan titik pijak kita dan diambil alih oleh new age movement. Dan yang paling bahaya, dunia membungkus semua pengerusakan ini dengan topeng yang manis. Maka hal yang paling menentukan apakah kita akan terjebak atau tidak hanya identitas kita. Salah satu contoh topeng manis yang diberikan kepada kita adalah iklan. Jika kita melihat billboard dan sejenisnya di jalan-jalan, iklan yang kuantitasnya paling banyak adalah iklan rokok. Kita tahu harga sebuah billboard sangat mahal, maka secara logika billboard pasti mampu mencapai apa yang diinginkan oleh para pemasang. Perusahaan rokok yang ingin memasang billboard haruslah menghasilkan keuntungan yang lebih besar daripada harga billboard karena kalau keuntungan kecil, mana bisa pasang billboard ? Dan juga, keuntungan yang bakal diraih harus meningkat tajam dibandingkan dengan sebelum pemasangan billboard 81 Persekutuan & Pembinaan Pemuda karena kalau keuntungannya hanya meningkat sedikit, buat apa pasang billboard ? Memangnya berapa harga billboard ? Berarti, billboard yang hanya diam dijalanan mampu mempengaruhi orang dengan begitu dahsyat sampai orang tersebut mau membeli rokok tersebut. Akibatnya omzet perusahaan rokok meningkat tajam hanya karena gambar yang diam. Pertanyaannya, kenapa ada orang yang sama sekali tidak terpengaruh walaupun bertahun-tahun setiap hari melewati billboard rokok ? Begitu banyak jumlahnya billboard dijalanan, kenapa tidak terpengaruh ? Semua itu terjadi karena adanya fondasi iman yang cukup kokoh sehingga banyak godaanpun tidak dapat menggoyahkan. Apakah ada yang terpengaruh ? pasti banyak. Walaupun di dalam setiap billboard rokok sudah tercantum dengan sangat jelas akan peringatan bahaya merokok tetapi apakah orang-orang meresponi peringatan tersebut ? Semua orang pasti bisa membacanya dan mengerti peringatan tersebut, tetapi kenapa tetap ada saja yang menjadi korban dari billboard itu ? Apa yang ditulis adalah demi kebaikan manusia tetapi yang diterima oleh manusia ternyata malah apa yang ditulis/digambar demi pengerusakan kesehatan. Kenapa manusia bisa menjadi begitu bodoh ? Kenapa logika yang begitu sederhana tidak masuk di pikiran manusia ? Siapa yang bilang rokok adalah lambang kejantanan ? Justru orang-orang betina yang mau menggunakan rokok karena orang yang merasa jantan, dia tidak perlu rokok. Coba tanyalah kepada para pecandu rokok, kenapa mereka merokok ? pasti jawabannya kalau tidak merokok rasanya tidak enak, tidak bisa berpikir dengan lancar, dan sejenisnya. Kalau orang jantan bisa melakukan segala sesuatu dengan lancar tanpa perlu bantuan rokok. Dari contoh sederhana ini, ternyata begitu bahayanya jika kita tidak mempunyai posisi/identitas yang jelas karena kita pasti akan terjatuh dan pada waktu itu diberi kebenaranpun sudah tidak bisa mengerti. Apakah para pecandu rokok tersebut mengerti berapa juta yang yang harus dibakar untuk merusak dirinya ? Dan celakanya, bisakah kita menyadarkan orang seperti ini ? Makanya kesadaran itu adalah suatu anugerah. Kedua, walaupun manusia itu sadar akan kebenaran, dia tetap memerlukan sebuah “anchor” yang sangat kuat untuk mempertahankan hidupnya. Pada dasarnya, manusia membutuhkan sebuah keamanan untuk dapat hidup. Setiap manusia memerlukan sandaran karena secara alamiah manusia sadar bahwa dirinya adalah mahkluk yang rentan. Dan parahnya, setan sangat senang untuk memanfaatkan ketakutan manusia sehingga tidak heran acara-acara televisi saat ini menayangkan begitu banyak acara-acara yang menakutkan karena pada saat itulah setan sedang memaparkan kekuasan dan kekuatannya. Jika keamanan kita terganggu oleh hal-hal semacam ini maka kita pasti menjadi santapan bagi setan. Setan akan mencengkram habis kita dengan ketakutan dan kekhawatiran palsu yang dibuatnya sampai kita menjadi hancur karena apa yang seharusnya kita takuti malah kita tidak takut, sebaliknya apa yang tidak perlu ditakutkan, kita menjadi takut. Tuhan bisa membunuh dan menghabiskan seluruh eksistensi dan kekekalan kita, tetapi berapa banyak orang yang takut kepada Tuhan ? Dunia selalu memberikan image bahwa Tuhan itu baik sehingga tidak mungkin menghukum manusia. Faktanya adalah Tuhan yang baik adalah Tuhan yang juga menyediakan neraka, artinya adalah Tuhan bukanlah pribadi yang bisa dipermainkan seenaknya oleh manusia. Tuhan bisa menjadi sandaran bagi setiap kita. Biarlah dunia terus membuang Tuhan, tetapi anak-anak Tuhan harus tetapi setia bersandar kepada Tuhan. Orang-orang yang terlepas dari Tuhan pasti mudah di manfaatkan oleh setan karena tidak ada sandaran baginya. “Kalau tidak mau ikut, rugi !”, “kalau tidak mau ikut, hidup susah !”, “kalau tidak mau ikut, tidak bisa lulus !”, dll. Keamanan mereka menjadi terganggu dan akhirnya kemungkinan terbesar mereka jadi ikut setan karena hanya setan yang memakai cara seperti ini. Tidak ada kuasa Tuhan yang memakai cara ancaman. Jadi tidak mungkin 82 Persekutuan & Pembinaan Pemuda seorang perampok, penjambret bisa mengaku sebagai anak Tuhan karena pernyataan itu tidak sesuai dengan hukum non kontradiksi. Selama beberapa kali pertemuan kita akan belajar dari seseorang, yaitu Daniel. Didalam hidupnya, Daniel mempunyai beberapa hal yang sekaligus nyata ddalam relasinya dengan tema kita pada kali ini. Pertama, sosok Daniel cocok dengan kita karena Daniel bukanlah seorang kakek yang sangat tua tetapi dia mempunyai jiwa dan semangat seorang pemuda. Kedua, Daniel juga tidak hidup didalam kondisi enak seperti zamannya Yosua. Di kitab Daniel dijelaskan bahwa pada waktu itu Daniel berada di tempat pembuangan sehingga dia hidup dtengah-tengah masyarakat kafir. Negeri Babel begitu sering ganti-ganti raja dan raja-raja baru tersebut mempunyai kepercayaan yang berbeda-beda dan itu sangat berpengaruh kepada rakyatnya. Dari satu dewa berganti kepada dewa lain dan seterusnya terjadi berulang kali. Kesimpulannya Daniel hidup didalam situasi yang sangat sulit dengan kebudayaan yang sangat berlawanan dengan imannya. Tetapi pada saat itulah dia sebagai anak Tuhan harus berperang sebagai anak Tuhan. Ketiga, Daniel bukanlah seorang yang kelas amatir. Dia tidak tampil dengan segala kelemahannya, kegagalannya, dosa-dosanya tetapi dia tampil dengan kemenangannya. Melalui beberapa ayat dari kitab Daniel yang kita baca pada hari ini, kita akan mencoba memikirkan bagaimana diri kita sebagai orang kristen meneladani Daniel didalam bidang profesi. Pertama, seringkali orang kristen memikirkan kalau saya berprofesi maka profesi saya tidak ada hubungannya dengan iman saya. Berapa banyak diantara kita yang menganggap bahwa ketika kita bekerja, pekerjaan tersebut seharusnya merupakan bagian dari iman kita ? Kedua, banyak orang kristen juga merasa sulit untuk menyatakan imannya dan untuk berperan didalam dunia profesi karena dunia profesi mempunyai aturan-aturan dan cara-cara yang berbeda dengan kekristenan. Pemikiran-pemikiran seperti inilah yang harus kita patahkan. Kedua, Daniel bukanlah sesaat yang lalu menjadi pejabat tinggi negara. Daniel merintis pekerjaannya mulai dari bawah hingga menjadi orang kedua setelah raja Darius. Dan selama perjuangannya melangkah hingga mencapai kesuksesan, tidak ada sedikitpun kesalahan yang dapat ditemukan oleh musuh-musuhnya. Artinya, Daniel mempunyai integritas dan integritas itu tidak tergoyahkan oleh apapun penderitaan yang dialaminya. Seringkali, orang zaman sekarang mudah sekali mentolerir segala ketidak beresan dunia ini karena mereka menganggap toh semua orang juga seperti itu, jadi beginilah saya. Tetapi perjalanan hidup Daniel membuktikan sesuatu. “Semua orang boleh tidak beres, tetapi aku harus tetap beres !”. inilah suatu batas kualifikasi yang sangat luar biasa. Mulai dari raja Nebukadnezar, Belsyazar, dan Darius yang ketiganya tidak menyembah Allah Yehovah, ternyata Daniel tetap bisa menjalankan integritasnya. Maka, adalah suatu omong kosong kalau kita sebagai orang kristen tetapi mengaku tidak bisa hidup beres dan berintegritas di dunia profesi kita. Untuk hidup beres dan beritntegritas masalahnya bukan terletak pada bisa atau tidak bisa, tetapi kepada berani atau tidak. Siapa yang tidak bisa berbuat jujur demi diri sendiri, tetapi beranikah kita jujur demi negara ? Ketiga, jangan berpikir kalau kita menjadi orang kristen yang berintegritas, maka kualitas kita kalah dibandingkan orang dunia. Ini adalah pemikiran yang sangat bodoh dan juga telah dibuktikan oleh Daniel. Orang kristen seharusnya malah menjadi the best dari orang-orang lain. Orang kristen seharusnya memiliki kualitas yang paling tinggi karena kita mempunyai Tuhan, kebenaranNya, dan kebijaksanaan-Nya. Kita tidak 83 Persekutuan & Pembinaan Pemuda usah menjadi jenius dan cerdik dengan cara dunia karena itu adalah topeng manis yang menutupi karakter aslinya, yaitu licik. Dunia tidak pernah tahu apa itu kecerdikan sejati, kepandaian sejati karena dunia memang tidak mempunyai kebenaran sejati. Itu sebabnya orang kristen seharusnya mempunyai ketajaman pikiran yang lebih karena orang kristen belajar dari Alkitab. Kalau kita hanya bisa mengerjakan sesuatu yang kualitasnya sama dengan yang dikerjakan oleh dunia, patut ditertawakan. Itu bukan kualitas kita. Apakah orang-orang Babel tidak ada yang pandai ? Ada, bahkan semua orang babel memakan makanan yang terbaik sedangkan Daniel tidak pernah mau makanan-makanan tersebut. Tetapi semua usaha itu tetap tidak bisa mengalahkan seorang anak Tuhan. Apakah kita mempunyai nyali untuk membuktikan kepada orangorang dunia tentang apa yang bisa anak-anak Tuhan kerjakan ? Inilah iman. Iman yang menjadi saksi. Daniel tidak saja membuktikan bahwa seorang anak Tuhan bisa mempunyai kualiatas yang terbaik tetapi juga menunjukkannya kepada kita. Engkau mau jadi pandai ? jadilah orang kristen dulu baru bisa pandai karena kalau engkau masih jadi orang dunia, otakmu tidak bisa menyambung dengan masalah kebenaran. Lalu untuk menjaga integritas kita, apakah tidak ada tantangan ? banyak. Tantangan yang berkali-kali menghadang Daniel adalah tantangan yang sangat beresiko dan menakutkan. Daniel bukan saja ditantang dengan resiko tidak bisa menjadi pejabat tinggi tetapi sampai kepada titik kematian. Daniel harus menerima hukuman dari Raja Darius untuk masuk ke gua singa karena berusaha menjaga integritasnya. Pada saat itu di pikiran Daniel hanya ada 2 pilihan : setia kepada Allah Yehovah atau menyembah patung raja Darius. Dan Daniel harus siap untuk menerima akibat dari keputusannya. Daniel harus menerima gua singa sebagai akibat kesetiaannya kepada Tuhan. Mungkin sampai dengan hari ini kita belum pernah ditantang sampai kepada titik kematian tetapi ancaman yang ringan saja cukup sering menjatuhkan iman kita. Daniel sungguh layak menjadi teladan bagi kita. Mari kita belajar untuk siap menerima segala tantangan yang akan menjatuhkan iman kita. Apakah Tuhan bilang kepada Daniel kalau dia nanti masuk ke gua singa, Tuhan pasti bantu ? tidak, bahkan hingga Daniel sampai didepan pintu gua, Tuhan tetap diam. Tuhan tidak pernah mengatakan kalau mengikuti Dia, tidak ada resiko yang harus dibayar. Kita tahu bahwa Tuhan sanggup melakukan apa saja untuk memelihara kita tetapi itu bukan jaminan bagi kita sehingga sama sekali tidak ada resiko. Berjalanlah dengan iman seperti Daniel. Beranikah saudara ? Jangan sampai kita digoda atau ditakuti sedikit saja langsung jatuh. Ada beberapa aspek yang terdapat pada Daniel yang bisa menjadi teladan bagi kita. Pertama, belajarlah untuk memusatkan diri dan prioritas kepada Allah. Dunia selalu mengajarkan kepada kita bahwa manusia harus yang menjadi prioritas yang tertinggi, tetapi siapakah yang akan memprioritaskan Tuhan ? sulit sekali. Ketika kita tengah mengalami kesulitan atau kesusahan besar, baru ingat Tuhan. kenapa bisa begitu ? karena kita tidak pernah berlatih untuk memusatkan prioritas kita kepada Tuhan pada waktu aman. Kita harus sadar bahwa Tuhan adalah Tuhan. Dan kesadaran itu seharusnya membuat kita sadar kalau Dia adalah Tuhan, otomatis kita adalah budak. Kalau setiap kasus kecil kita tidak pernah memprioritaskan Tuhan, jangan harap kita akan kuat menghadapi kasus besar. Lihatlah kebiasaan Daniel, setiap hari sebanyak tiga kali dia bersekutu dengan Tuhan. dia menyanyikan pujian bagi Dia dan melihat ke Yerusalem lewat jendela. Perlu kita perhatikan bahwa ini bukanlah “kiblat” seperti orang islam, tetapi yerusalem adalah pengharapannya. Dia mengerti bahwa Allah(nya) akan membawa dia kembali ke Yerusalem karena pada waktu itu dia adalah orang buangan. Walaupun dia adalah seorang asing di tanah Babel, tetapi dia tidak pernah lupa identitasnya. Dan harapan itulah yang membuat iman seorang Daniel 84 Persekutuan & Pembinaan Pemuda begitu kuat walaupun di tanah Babel kedudukannya begitu tinggi dan enak. Terbukti juga dia adalah satusatunya orang yang namanya diganti tetapi dia masih tetap memakai nama aslinya, “Daniel”. Setiap hari aktivitas kita selalu memprioritaskan diri kita sendiri baik itu ujian, klien, rapat, dll,tetapi tidak pernah memperioritaskan Tuhan. Bukti yang paling mudah adalah lihatlah persekutuan remaja/pemuda pada minggu-minggu ujian sekolah, pasti sepi. Mereka semua sedang sibuk ujian. Padahal apa hubungannya ujian dengan pergi ke gereja ? Jangan pernah berpikir kalau engkau meninggalkan Tuhan bisa jadi lebih pintar ! Ketika engkau bersama dengan Tuhan, pada waktu itulah engkau jadi pintar. Demikian juga dengan sehari-hari kita, bagaimana kita menunjukkan kepada orang lain bahwa Tuhan itu ada didalam hidup kita. Jika kita ingat kerusuhan Mei 1998, gereja-gereja yang selalu berteriak-teriak “Tuhan memberkati !”, “kita adalah anak kesayangan Tuhan !”, dll, langsung menghilang. Seluruh hamba Tuhan gereja-gereja tersebut sembunyi ke hotel karena takut jadi korban. Bahkan waktu itu Pdt. Stephen Tong juga diajak untuk pindah ke hotel karena ada kabar kalau beliau adalah salah satu calon korban. Tetapi beliau sendiri tidak pernah kuatir dan takut bila harus menjadi korban. “Siapa yang bisa meniadakan saya bila Tuhan tidak berkehendak ?”, kata Pdt. Stephen Tong. Akhirnya kebaktian tetap jalan dan jumlah jemaat yang datang juga tetap seperti biasa. Inilah citra GRII yang terus-menerus berusaha ditegakkan. Jangan pernah mundur hanya karena halhal seperti itu. Mereka yang “katanya” beriman justru lari semua. Mereka hanya berbicara tentang iman tetapi diri mereka sendiri tidak punyai iman. Mereka tidak pernah mengutamakan Tuhan sehingga pada waktu kerusuhan yang dipikirkan pertama kali adalah diri mereka sendiri. Apakah ini orang kristen ? Bisakah kita melepaskan semua kepentingan kita ? Setelah itu lihatlah apa yang Tuhan kehendaki. Pada tahun 2004 ini kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Khususnya negara Indonesia sangat sulit untuk diprediksi masa depannya. Lalu, apakah kita siap menerima beban berat, goncangan besar ? Berlatihlah untuk bersandar kepada Tuhan sebelum terlambat, sebelum menangis. Kedua, Daniel memberikan contoh bagi kita bagaimana integritas itu adalah hal yang terutama dalam hidup. Ketika dia memprioritaskan Tuhan, hal itu meyebabkan dia begitu takut untuk berbuat dosa sehingga hidupnya menjadi penuh dengan integritas. Begitu juga dengan kita. Hidup sejati seorang kristen harus berusaha menjaga integritas diri. Semua aspek kehidupan kita harus dijaga untuk tetap didalam kebenaran. Ada sebuah tebakan, apa bedanya negara kaya dengan negara miskin ? jawaban sebenarnya adalah kesuksesan suatu negara tergantung seberapa banyak jumlah orang-orang yang mempunyai kualitas hidup tertentu. Jadi bukan dari perbedaan ras, warna kulit, luas area, budaya, pengetahuan, tetapi justru dari tingkat etika, integritas, perilaku. Lihatlah negara India yang begitu besar tetapi susahnya luar biasa. Kenapa ? karena begitu sedikit orang yang punya etika, berintegritas, dan berperilaku baik. Walapun secara kemajuan teknologi, Indonesia kalah jauh dibanding India, tetapi dari kejorokannya, kehidupannya yang brengsek, ternyata India juga menang dari Indonesia. Rakyat boleh banyak, resource boleh banyak, area juga boleh banyak, tetapi tingkah lakunya amburadul. Negara India tercatat sebagai negara yang tertinggi untuk kasus penjualan anak untuk prostitusi, sangat miskin, kaum wanitanya paling bejat, dll. Prinsip-prinsip dasar kekristenan telah menjaga setiap manusia dan negara-negara sehingga menjagi manusia dan negara yang baik. Contoh negara yang paling dipromosikan adalah negara Swiss. Tidak memiliki resource yang banyak, bahkan sama sekali tidak memiliki tanaman cokelat, tetapi cokelat yang paling enak dan yang paling baik diseluruh dunia adalah hasil dari perusahaan di Swiss. Jam tangan yang terbaikpun adalah buatan 85 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Swiss. Kenapa ? karena tingkah lakunya dan sikap hidupnya begitu baik. Poin-poin inilah yang juga menjadi pusat dari teologi reformed. Johannes Calvin terus-menerus setiap hari mengkhotbahkan Alkitab secara eksposisi dari kitab Kejadian sampai Wahyu. Ketiga, Daniel juga berani untuk maju memposisikan dirinya didalam dunia profesi. Jangan pernah merasa minder dimanapun kita berada. Berjuanglah selalu untuk mendapat yang terbaik yang bisa kita capai. Bila perlu kerja lebih serius, pakai waktu lebih banyak. Kalau kita jadi orang kristen itu bukan berarti kita bisa jadi pintar secara instan, tetapi perlu perjuangan, belajar, Tuhan akan beserta dengan kita. Musa tidak akan pernah bisa membelah laut kolsom kalau dia tidak pernah melangkahkan kakinya pertama kalinya. Musa begitu bingung dengan pasukan Firaun ditambah lagi sekarang Tuhan suruh Musa jalan di air. Apa perintah Tuhan tidak keliru ? suruh jalan di air ? Pada waktu Musa melangkahkan kakinya, air langsung membuka. Demikian juga dengan kita. Mana bisa kita menjadi suskses hanya dengan berteriak-teriak kepada Tuhan ? Jalanlah baru engkau akan sukses ! Belajar dulu baru bisa pintar ! jangan mulutnya saja yang teriak-teriak. Berjalanlah dan belajarlah dengan bersandar kepada Tuhan, mintalah pimpinan Tuhan. Orang kristen tidak pernah diajari untuk jadi licik seperti ular dan bodoh seperti merpati. Pandai itu bukan licik dan tulus itu bukan bodoh. Jadi orang kristen bukan berarti jadi orang bodoh sehingga gampang dipermainkan oleh orang lain. Justru Tuhan memberikan kepada kita hikmat dan kekuatan bagaimana caranya mengalahkan dunia ini. Keempat, Daniel mempunyai iman yang menang. Jangan pernah membiarkan iman kita ditundukkan oleh siapapun juga, apalagi dipermainkan. Kalau perlu matipun juga boleh untuk membela iman. Iman Daniel adalah contoh dari iman yang tidak bisa dikalahkan. Daniel percaya bahwa dengan kasus tertentu, pada kondisi tertentu, Tuhan pasti akan menolong dirinya dengan cara yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya. Itu bukanlah wilayah manusia tetapi kedaulatan Tuhan. Satu hal yang penting, kalau kita bisa mempertahankan iman kita hingga selesai, kita bisa mempertanggung jawabkan iman kita dihadapan Tuhan. Dan prinsip yang paling penting, Tuhan tidak akan mungkin membiarkan namaNya dipermalukan. Kalau kita benar-benar memperjuangkan integritas iman kita dengan motivasi yang murni, Tuhan pasti memiliki cara untuk menolong kita. Ingat ! cara Tuhan, bukan cara kita. Inilah orang yang patut kita hargai. Daniel adalah orang yang pantas untuk dihargai. Hargailah orang-orang yang memang patut untuk dihargai. Orang hina hanya bisa menghargai orang lain yang sama hinanya. Orang hina tidak bisa menghargai kemuliaan. Jangan rela “menjilat pantat” orang hanya karena sedikit uang, nilai, jabatan, dll karena pada waktu itu kita sedang menghina diri kita sendiri dan juga membiarkan orang lain menghina kita. Jangan menghormati orang karena dia kaya, punya kuasa, dll tetapi hormatilah orang karena dia hidup berintegritas, ada pertobatan yang sungguh-sungguh, mencintai Tuhan. Orang seperti ini pasti hidupnya suci, etikanya tinggi, dan selalu mengutamakan Tuhan. Kalau orang tidak seperti itu, sungguh hina sekali dirinya bahkan mungkin lebih hina dari seekor anjing. Semua orang yang tidak hina pasti akan menghina orang seperti itu. Siapa itu raja Darius ? Siapa dia sehingga manusia lain harus menyembah dia ? Siapa yang berani dan pantas menyamakan dirinya dengan Tuhan ? Apa Tuhan tidak bisa menghajar orang itu ? Jangan sampai menunggu Tuhan yang membuat kita menjadi hina. Jagalah dan perjuangkan imanmu sama seperti Daniel. Mungkin tempat kerjanya, panggilan kerjanya, cara bekerjanya antara kita dengan Daniel berbeda, tetapi prinsip-prinsip Daniel seharusnya juga bisa menjadi prinsip-prisip kita. Amin! 86 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Panggilan di masa muda: Allah dalam gaya hidupku Nats: Daniel 1: 11-20 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Kemudian berkatalah Daniel kepada penjenang yang telah diangkat oleh pemimpin pegawai istana untuk mengawasi Daniel, Hananya, Misael dan Azarya: "Adakanlah percobaan dengan hamba–hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum; sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang–orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah hamba–hambamu ini sesuai dengan pendapatmu." Didengarkannyalah permintaan mereka itu, lalu diadakanlah percobaan dengan mereka selama sepuluh hari. Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja. Kemudian penjenang itu selalu mengambil makanan mereka dan anggur yang harus mereka minum, lalu memberikan sayur kepada mereka. Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai–bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai–bagai penglihatan dan mimpi. Setelah lewat waktu yang ditetapkan raja, bahwa mereka sekalian harus dibawa menghadap, maka dibawalah mereka oleh pemimpin pegawai istana itu ke hadapan Nebukadnezar. Raja bercakap–cakap dengan mereka; dan di antara mereka sekalian itu tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya; maka bekerjalah mereka itu pada raja. Dalam tiap–tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya. 87 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Tema “The Call Of The Youth” adalah merupakan tema yang cukup penting untuk kita pergumulkan khususnya pada awal tahun 2004 karena situasi dan masa depan Indonesia yang semakin tidak jelas bahkan bisa sangat menyulitkan hidup kita. Dari hari ke hari semakin banyak filsafat, tipuan, rayuan yang terus-menerus menghantam dan menarik kita untuk meninggalkan iman kristen yang sejati. Jadi apabila pada saat ini kita melihat situasi yang kelihatannya baik dan aman tetapi dibalik semua kebaikan itu tersembunyi intrik dan permainan yang siap mengalahkan iman kita. Yang paling dekat pada tahun ini adalah Pemilu, begitu banyak partai baru yang muncul dalam dunia politik yang siap dengan semua janji-jani manis untuk masyarakat. Janji-janji palsu itu ditebarkan untuk mencari kekuatan dan kekuasaan bagi diri mereka sendiri sehingga didalam situasi seperti itu, apakah kita sudah cukup peka terhadap segala permainan tersebut ? Atau jangan-jangan malah kita yang mempermainkan orang lain karena pada waktu itu terjadi, mungkin kita tidak menyadarinya. Kalau dipermainkan oleh orang lain, pasti terasa. Tetapi kalau mempermainkan orang lain, belum tentu terasa. Selain itu, masa pemuda juga merupakan waktu dimana para pemuda-pemudi mulai membangun tatanan hidup untuk masa depan baik itu karier, pernikahan, dll. Maka ditengah-tengah situasi yang absurd, bagaimana kita dapat membangun tatanan tersebut secara tepat. Hal tersebut bagaikan kapal yang berada di laut yang penuh dengan gelombang yang bergolak sehingga mau tidak mau kita juga akan ikut bergolak. Masalahnya, apakah kita akan tenggelam atau tidak ? Pada minggu lalu kita telah belajar bagaimana untuk hidup sebagai anak Tuhan. Disitu kita belajar hal yang paling penting adalah identitas. Pada zaman sekarang, dunia semakin menginginkan bahkan membentuk kita agar tidak memiliki identitas. Inilah tantangan kita. bagi dunia setiap manusia adalah incognito yang berarti tidak memiliki nama. Walaupun dunia menawarkan “nama” tetapi nama tersebut tidak pernah menjelaskan siapa orangnya. “Nama” tersebut adalah nama yang tidak ada artinya sehingga setiap saat bisa diganti dengan “nama-nama” yang lain. Pada waktu itu, setiap orang bisa ganti-ganti identitas. Kenapa dunia mengajarkan hal seperti ini ? karena dunia sangat membenci manusia yang identitasnya jelas. Setiap kali engkau menjelaskan dan mempertajam siapa dirimu, orang lain pasti akan semakin membencimu bahkan menyerangmu. Contoh yang paling sederhana adalah ketika kita menjadi orang kristen, kita sering kali sudah ketakutan ketika kita ingin bilang siapa diri kita. Kita lebih memilih untuk tidak usah menyebutkan identitas itu. Inilah beberapa alasan kenapa kali ini kita mengambil tema “The Call Of The Youth”. Tuhan, kalau aku mau menjadi anakMu, apakah itu artinya ?, siapakah aku ? ketika semua panggilan kita sebagai anak Tuhan menjadi jelas, maka itulah kekuatan kita dalam melangkah menuju masa depan. Abraham Kuyper dapat menjadi contoh bagaimana dirinya sebagai anak Tuhan, ternyata Tuhan bekerja di segala bidang hidupnya. Beliau adalah seorang kristen, teolog, filsuf, scientist, dan politikus (perdana menteri). Dan beliau pernah mengatakan bahwa didalam seluruh hidupnya, beliau tidak pernah membiarkan satu inci-pun di sepanjang hidupnya yang terlepas dari pemeliharaan Tuhan. Orang yang begitu intelek dan hidup ditengah-tengah dunia yang paling kotor (politik) ternyata dapat berdiri tegak dan berani menyatakan imannya dengan tegas. Mungkinkah hal yang sama dapat terjadi pada diri kita ? Pada saat ini kita bukan saja belajar dari seorang Abraham Kuyper tetapi juga dari seorang tokoh Alkitab, yaitu Daniel. Daniel mirip dengan kita bahkan lebih parah dari kita karena dia hidup ditengah-tengah masyarakat kafir, liar, dan mempunyai sifat yang kejam luar biasa. 88 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Jika pada minggu lalu kita telah melihat lingkaran yang terkecil, yaitu profesi kita, maka pada minggu ini kita akan melihat lingkaran yang lebih besar, yaitu lifestyle (pola hidup). Lifestyle tidak hanya mencakup jam-jam sekolah/bekerja tetapi keseluruhan hidup kita dari pagi hingga malam. Sebelum Daniel dan teman-temannya akan dipakai oleh raja, mereka harus “dipersiapkan” terlebih dahulu dengan makanan dan minuman kerajaan sehingga diharapkan mereka akan menjadi orang-orang yang memenuhi standar “versi” dunia atau lifestyle orang babel (bangsa kasdim). Perlu kita ketahui bahwa lifestyle masyarakat babel tidak terlalu rendah walaupun liar. Mereka mempunyai otak yang pandai, fisik yang kuat, dan kekuatan militer yang besar sehingga mereka sangat ditakuti oleh bangsa-bangsa lain. Tetapi tawaran ini ditolak oleh Daniel dan temantemannya. Makanan dan minuman raja yang mempunyai kualitas nomor satu dan tidak pernah diberikan kepada orang lain malah ditolak dan minta ganti menu sayur dan air biasa. Sekarang pertanyaannya adalah apa yang ada dibelakang keputusan Daniel ? Kenapa dia minta sayur ? Jawabannya adalah lifestyle. Daniel tidak mau lifestyle babel melekat pada dirinya karena itu akan merubah semua sikap dan pemikiran hidupnya. Akibatnya Daniel mempertahankan lifestyle yang asli dan lifestyle itu adalah lifestyle yang diuji di hadapan Tuhan. Lalu seperti bagamanakah persisnya lifestyle kristiani ? apakah harus hidup melarat ? apakah harus jadi bodoh karena tulus ? Kita hidup ditengah-tengah dunia beserta lifestyle-nya yang rusak. Maka jika kita tidak dapat mengetahui lifestyle yang benar, dunia akan siap menerjang kita. Kita harus tahu bagaimana kita harus hidup sebagai anak Allah terlepas dari apakah kita mampu melakukannya atau tidak. Walaupun kita sudah tahu, masalahnya berani menjalankan atau tidak ? Apalagi kalau belum tahu. Cara hidup Daniel sangat berbeda dengan budaya setempat dan pada waktu seperti itu dia harus menerima banyak sekali tantangan. Lifestyle sangat berhubungan dengan sesuatu dengan bersifat eksternal karena itulah kehidupan kita setiap harinya. Dan sesuatu yang bersifat eksternal pasti merupakan produk dari sesuatu yang bersifat internal. Apa yang kita imani, disitulah pikiran kita. Dan apa yang ada dipikiran kita, itulah yang akan menjadi dasar dari setiap perbuatan kita. Jadi pada hakekatnya kehendak tidak pernah bebas karena kehendak adalah produk dari pikiran atau perasaan kita. Dan pikiran maupun perasaan adalah produk dari rasio/otak. Itu sebabnya gerakan reformed tidak percaya kepada ajaran “kehendak bebas” tetapi percaya kepada kehendak yang bertanggung jawab. Contoh yang paling sederhana : kalau kita memilih suatu jalan dari banyak jalan, pertanyaannya adalah kenapa kita memilih jalan itu sehingga kalau ternyata kita salah jalan, kita harus rela menerima hukumannya. Inilah yang menjadi landasan dari keputusan Daniel. Jika dia beriman kepada Allah Jehovah, apa yang dia harus lakukan ? Alkitab mencatat bahwa Daniel tidak mau menajiskan dirinya. Inilah produk imannya. Dia tidak mau apapun yang berasal dari luar mengotori dirinya agar tidak ada seorangpun yang bisa mencela dirinya. Jadi bagaimanakah lifetstyle yang seharusnya dimiliki oleh orang-orang kristen ? Yang terutama, Tuhan tidak pernah menciptakan kehidupan kristen dengan bentuk yang seragam. Manusia adalah manusia, bukan mesin yang harus diciptakan dengan seragam. Tuhan mengijinkan setiap manusia untuk memperkembangkan keunikan yang ada pada diri masing-masing. Jadi Walaupun Kita tidak perlu atau bahkan tidak mungkin bisa sama seperti Daniel tetapi perkembangan lifetsyle itu sendiri harus mempunyai standar/batasan, yaitu : kesucian dan kesalehan. Daniel tahu kalau Tuhan itu suci sehingga 89 Persekutuan & Pembinaan Pemuda dia juga berusaha untuk semakin hari semakin suci. Sifat kesucian dan kesalehan tidak mungkin dimiliki oleh kehidupan duniawi karena orang dunia selalu menghindar dari Tuhan. Tantangan yang paling besar untuk menjalankan lifestyle yang baik adalah masalah keberanian. Ketika kita mengetahui bagaimana harus hidup benar, sering kali kita merasa takut untuk menjalankannya karena kita anggap kehidupan yang seperti itu pasti tidak enak seperti orang yang patut dkasihani. Alkitab tidak pernah mengajarkan hal seperti ini. Tuhan bahkan bilang kalau kita sedang puasa, tunjukkan wajah yang segar sehingga orang lain tidak tahu. Kalau kita memang benar-benar beriman dan iman itu teraplikasi kepada setiap tindakan kita, Tuhan akan menghargai usaha itu, bukan manusia yang rendah dan berdosa. Terlebih lagi Daniel percaya bahwa Tuhan juga akan bertanggung jawab atas iman dan perbuatannya. Selain itu, dunia juga selalu menekankan kalau kita hidup didunia ini tidak mungkin bisa hidup beriman. Dan kalaupun mungkin pasti hidup kita bakal susah. Padahal anggapan seperti ini adalah tidak masuk logika. Justru kalau kita mempunyai Tuhan, kita tidak akan merasa susah menjalani hidup ini. Apakah orang yang tidak punya Tuhan hidupnya tidak susah ? Tuhan pasti memelihara kita, itulah jaminanNya. Anak setan selalu bilang kalau hidup beriman itu tidak mungkin karena memang bagi dia itu adalah tidak mungkin. Daniel sudah membuktikannya dan bahkan dia menjadi orang yang terbaik di tengah-tengah bangsa yang besar. Jikalau kita sebagai pemuda-pemudi kristen mempunyai suatu lifestyle yang begitu kristiani, maka sebenarnya banyak orang yang akan rindu untuk menjadi sahabat kita. Mereka tahu bahwa orang kristen yang baik selalu dapat dipercaya, mempunyai hati yang tulus, dan pasti aman. Mungkin pada saat ini kita sulit untuk mempercayai hal seperti ini karena memang semakin banyaknya orang kristen yang brengsek. Kita harus dapat menjadi teladan atau bahkan menjadi berkat bagi banyak orang, bukan malah selalu menipu atau merugikan orang lain. Tantangan kedua yang sangat menyulitkan kita adalah bagaimana mengkaitkan iman kita dengan nilai terbesar yang ada di dunia. Jika kita dapat meraih nilai yang tinggi di dunia ini, maka kita akan mempunyai hidup yang anggun. Tetapi hal seperti ini tentu tidak mudah karena dunia mendorong kita untuk selalu hidup didalam kehinaan. Bagi kebanyakan manusia, apa yang hina itulah yang dianggap modern sehingga banyak juga orang kristen yang akhirnya takut dicap “kuno”. Inilah dunia kita dan semakin lama moralitas global akan semakin rusak dan hina. Mungkin pada hari ini moralitas bangsa Indonesia masih lebih baik sedikit daripada Amerika, tetapi 10 tahun kedepan mungkin udah sama atau bahkan berlomba-lomba untuk semakin rusak. Maka beranikah kita untuk tetap berenang naik walaupun arus sungai terus menurun ? Beranikah kita tetap mempertahankan hidup suci ? Demikianlah Daniel. Daniel tidak mau apa yang najis menyentuh dirinya karena pada waktu itu terjadi dia akan ikut menjadi najis dan kotor dihadapan Bapa. Demikianlah seharusnya kita. Kenyataan disekeliling memang seperti itu tetapi bagaimana kita harus tetapi memegang teguh kemuliaan Tuhan yang diberikan kepada kita sehingga kita tidak ikut menjadi hina dan menjijikan. Uang tidak akan pernah bisa membuat kita menjadi mulia dan anggun. Lihatlah disekeliling ataupun di berbagai media, begitu banyak orang yang justru kaya tetapi hinanya juga luar biasa sehingga rasanya tidak layak untuk masuk media apalagi untuk dihargai. 90 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Secara fisik dan pengelihatan mata, Daniel adalah seorang yang seharusnya merasa minder terhadap dirinya sendiri. Kenapa ? karena dia adalah orang buangan. Tetapi kenyataanya tidak ada satupun yang menghina dia karena dia terbukti bisa menjaga kemuliaan dan keanggunan dirinya. Tidak ada orang yang bisa menjaga harkat dan harga diri Daniel selain dirinya sendiri. Jadi kalau sampai ada orang yang menghina kita, kita harus introspeksi diri karena kemungkinan terbesar penyebabnya adalah salah kita sendiri. Kita sebagai pemuda-pemudi yang masih mempunyai masa depan yang panjang harus hati-hati menjaga hidup kita karena kalau sampai hidup kita penuh dengan penghinaan dari orang-orang lain, suatu saat kita mungkin bisa bunuh diri karena tidak tahan akan segala penghinaan tersebut. Kita akan bunuh diri karena kita merasa bahwa diri kita sudah tidak ada harganya lagi. Hal terakhir, lifestyle tidak bisa dibangun hanya dengan sehari atau dua hari tetapi harus menjadi kebiasaan. Dan kebiasaan tersebut harus berjalan setiap saat dan dimanapun juga walaupun pasti banyak resiko. Jika Daniel tidak menjaga hidupnya, dia tidak akan pernah menjadi orang kedua setelah kaisar. Dan dia bukan baru saja menjadi tangan kanan tetapi mulai dari raja nebukadnezar hingga raja Darius. Tanpa adanya lifestyle yang baik, tidak ada cerita tentang Daniel. Jangan sampai kita menjadi anak manis di gereja tetapi jadi anak durhaka di rumah. Makanya banyak hamba Tuhan yang juga tidak mau tinggal di gereja karena mereka semua takut tidak mempunyai privasi/kehidupan pribadi. Mereka takut kehidupan pribadi mereka dilihat oleh jemaat atau orang lain karena tindak tanduk mereka waktu di gereja memang tidak sama dengan waktu di rumah. Padahal dengan tinggal di gereja, hamba-hamba Tuhan tersebut sebenarnya memperoleh banyak keuntungan dan efisiensi, tetapi kenapa banyak orang malah menolaknya ? itu karena banyak topeng yang sering mereka pakai dan mereka tidak ingin topeng-topeng tersebut diketahui oleh orang lain. Kita seharusnya menjadi saksi bagi orang lain sehingga mereka mau meniru lifestyle kita, bukannya main sembunyi-sembunyi. Pada saat seperti inilah kita perlu bertanya pada diri kita sendiri apakah kita anak Tuhan atau anak setan ? bukankah kalau kita anak Tuhan, hal itu akan mewarnai setiap aspek hidup kita ? Dan apabila hidup kita seperti itu, bukankah itu adalah hal yang baik untuk dibagikan kepada orang lain ? inilah ujian bagi setiap kita. Jadilah sama seperti Daniel yang tidak takut untuk diuji oleh orang lain. Jangan sampai suatu ketika orang terkejut karena mereka menemukan topeng kita, kepura-puraan kita. Amin! 91 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Panggilan di masa muda: Allah dalam kehidupan sosialku Nats: Daniel 9:1,4-10 Pada zaman sekarang kita dapat melihat begitu banyak orang kristen yang berada di dua ekstrim, dimana 1 Pada tahun pertama pemerintahan Darius, anak Ahasyweros, dari keturunan orang Media, yang telah menjadi raja atas kerajaan orang Kasdim, 4 Maka aku memohon kepada TUHAN, Allahku, dan mengaku dosaku, demikian: "Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap 5 mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah–Mu! Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami 6 telah menyimpang dari perintah dan peraturan–Mu, dan kami tidak taat kepada hamba–hamba–Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama– Mu kepada raja–raja kami, kepada pemimpin–pemimpin kami, kepada bapa–bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. 7 Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang–orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad terhadap Engkau. 8 9 10 Ya TUHAN, kami, raja–raja kami, pemimpin–pemimpin kami dan bapa–bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara TUHAN, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan–Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba– hamba–Nya. ekstrim yang satu adalah sikap dan hidup yang kalang kabut dan ekstrim yang lainnya adalah sebaliknya, yaitu sangat acuh tak acuh dan skeptik. Orang yang skeptik adalah orang yang sama sekali tidak bereaksi dan tidak mau tahu dengan keadaan dunia karena yang penting bagi dirinya cuma hidupnya sendiri. Bagaimana dengan kita ? sebentar lagi kita akan menyambut Pemilu, bagaimana sikap kita ? bagaimana 92 Persekutuan & Pembinaan Pemuda pula seharusnya sikap kita ? Dunia memang tambah lama tambah kacau dan absurd, tetapi apakah lantas kita boleh tidak ambil pusing sama sekali dan hanya memikirkan saudara seiman saja ? Padahal kalau kita pikirkan kembali, kita mau pikirkan atau tidak, kita tetap terkena akibatnya. Pada hari ini kita akan belajar bagaimana Tuhan menjadi semakin nyata didalam hidup kita khususnya ketika kita berhubungan dengan orang-orang yang ada disekeliling kita. Firman Tuhan yang kita baca pada hari adalah isi daripada doa Daniel ketika bekerja di pemerintahan raja Darius di negeri Babel. Dan doa inilah yang akan kita coba pelajari tentang sikap Daniel ketika dia hidup di lingkungan yang sangat tidak nyaman bersama dengan orang-orang liar dan juga panggilannya dihadapan Tuhan. Secara manusia, doa Daniel adalah sesuatu hal yang sangat tidak menguntungkan dan tidak cocok untuk kita lakukan karena Daniel telah melewati begitu banyak kesulitan tetapi tidak ada satupun orang Israel yang membantu dan mendukung dia kecuali tiga temannya. Bahkan ketika Daniel menghadapi tantangan kematian, tidak ada satupun yang protes ataupun sedih. Apakah mungkin orang Israel yang lain malah mentertawakan Daniel karena dianggap sok suci ? Buktinya ketika raja Darius memerintahkan rakyat untuk menyembah dia, tidak ada satupun yang dihukum karena “bandel” seperti Daniel. Setelah itu, ketika karier Daniel menjadi sukses, dia tidak seperti Esther yang mencari aman bagi dirinya sendiri. Dia tidak mengacuhkan orang-orang yang dibawah. Dia tetap peduli terhadap orang lain. Inilah jiwa Daniel. Daniel tidak pernah mengukur segala sesuatu dari segi kepentingan dan keuntungan dirinya sendiri sehingga dia tidak lupa diri ketika sukses. Kalimat yang keluar dari mulut Daniel mengingatkan dirinya akan sejarah bangsa Israel dan kebaikan Allah hingga Allah begitu murka dan menghukum bangsanya. Tetapi yang juga patut kita kagumi adalah Daniel tidak marah kepada Allah tetapi justru sadar bahwa dia dan bangsanya telah berdosa karena berulang kali memberontak. Padahal kalau kita lihat ayat-ayat dibagian awal, kelihatan sekali bahwa kadar dosa dari Daniel lebih kecil daripada orang-orang Israel yang sudah tidak peduli lagi kepada Allah. Dia berusaha keras untuk tetap beriman dan tidak mau menajiskan dirinya ketika semua orang merasa senang menajiskan diri mereka masing-masing. Mungkin menurut penilaian banyak orang, Daniel pantas untuk menyombongkan dirinya dan menyalahkan orang lain karena Allah yang sudah menghukum bangsanya. Tetapi kenyataannya Daniel sama sekali tidak egois seperti kebanyakan orang. Ketika kita mengingat kembali kekacauan yang terjadi di daerah Poso dan Ambon, salah satu kemungkinan hal itu terjadi adalah Tuhan sedang menghukum orang-orang kristen yang ada disana karena telah mempermainkan kekristenan dan hidup berantakan. Tetapi ditengah-tengah kekacauan seperti itu, apakah tidak ada orang kristen yang baik ? pasti ada. Mirip dengan kisah Habakuk dan bangsanya yang dihukum oleh Tuhan. Habakuk adalah seorang yang baik dan setia tetapi dia tetap terkena hukuman Tuhan. Kesimpulannya ketika hukuman Tuhan datang kepada lingkungan atau negara kita, mungkin sekali kita berada di tengah-tengahnya. Sekarang pertanyaannya, bagaimana sikap kita terhadap orang lain dan juga terhadap Tuhan ? menyalahkan orang lain ? Pada hari ini kita dapat belajar beberapa aspek dari doa yang dipanjatkan oleh Daniel. Pertama, Daniel mengerti apa itu artinya menjadi terang dan garam serta bagaimana mempraktekkan panggilan Tuhan tersebut. Menjadi terang berarti memberikan radiasi atau pengaruh tanpa menggunakan 93 Persekutuan & Pembinaan Pemuda media apapun. Artinya, hanya dengan menjalani hidup secara jujur dan terbuka kita dapat memancarkan terang Tuhan Yesus kepada orang disekitar kita. Masalahnya adalah bagaimana hidup kita ? Bisakah orangorang mengenal Tuhan Yesus lewat keseharian kita ? Jika terang lebih bersifat pasif maka garam bersifat sangat aktif. Jika ada suatu sumber terang kita pasti dapat mengetahuinya dengan mudah dan mungkin kita dapat menghindar diri, tetapi berlawanan dengan garam. Dengan sangat mudah kita dapat mengidentifikasi apakah sebuah masakan tersebut diberi garam atau tidak, tetapi kita tidak bisa melihat garamnya dimana. Kita hanya bisa merasakannya dan kita tidak bisa menghindari rasa asin tersebut. Beginilah seharusnya orang kristen. Jika kita eksis atau tidak sama sekali tidak ada pengaruhnya, apakah kita pantas disebut orang kristen ? Ketika Tuhan menyuruh kita untuk menjadi garam tetapi kita sama sekali tidak asin, Tuhan pasti membuang dan menginjak kita karena sudah tidak ada gunanya lagi. Kita tidak menjadi garam malah menjadi pasir. Jadilah seperti Daniel. Daniel adalah seorang manusia biasa tetapi manusia biasa itu bisa memberikan pengaruh yang sangat menentukan mulai dari raja Nebukadnezar hingga raja Darius. Semua orang babel yang suka maupun yang tidak suka harus memandang dia, inilah terang. Tetapi didalam rumahnya dia begitu tulus dan rendah hati berdoa minta ampun bagi banyak orang tanpa ada satu orangpun yang mengetahuinya, inilah garam. Selain itu Daniel juga sama sekali tidak terikat kepada harta, posisi, dan kekuasaan. Bayangkan apabila Tuhan mengabulkan doa Daniel, apakah Daniel untung ? tidak tetapi malah rugi karena kariernya yang begitu enak dibandingkan Yerusalem yang sudah hancur tinggal reruntuhan. Berbeda dengan orang-orang zaman sekarang. Ketika dibawah, mereka menyebarkan kasih dan rayuan palsu hingga mencium pantat orang hanya supaya bisa naik ke atas. Tetapi setelah berada diatas, mereka menjadi lupa diri hingga mengorbankan orang-orang yang telah mendukung ketika di bawah. Bagaimana dengan kita ? sebagai orang kristen seharusnya kita lebih meniru apa yang Daniel lakukan. Doa seperti yang Daniel lakukan bisa menjadi sulit ataupun menjadi gampang. Gampang karena tidak perlu sekolah teologi terlebih dahulu. Tetapi bisa menjadi sangat sulit apabila kita tidak mempunyai hati seperti Daniel. Hati yang peka terhadap isi hati Tuhan. Hati yang tidak egois tetapi mengerti panggilan sebagai anak Tuhan. Jangan malah menjadi orang yang paling egois dari antara orang-orang yang egois. Jangan cuma memikirkan karier, masa depan, prestasi diri sendiri tanpa peduli orang lain bahkan hingga tega menghabisi orang lain untuk mencapai semua itu. Jika di sekolah tidak ada mata pelajaran tentang rela berkorban, marilah kita belajar rela berkorban dari Tuhan Yesus. Kedua, Daniel mampu mengkaitkan antara hidupnya, bangsanya, dan Tuhan secara nyata setiap harinya. Pikiran Daniel tidak disempitkan oleh semangat nasionalisme belaka tetapi ketika dia berdoa dan memandang ke arah Yerusalem, hal itulah yang senantiasa mengingatkan akan visinya. Panggilan masyarakat tidak bisa timbul dengan tiba-tiba dan mengerjakannya tanpa sebuah beban melainkan membutuhkan perjuangan dan strategi. Itu sebabnya Daniel bisa berdoa secara konsisten setiap hari tiga kali. Daniel mengingat akan panggilan dia sebagai anggota dari bangsa Israel. Daniel tahu bagaimana menghadapkan dirinya beserta bangsanya dihadapan Tuhan. Gereja-gereja pada saat ini begitu ribut dengan doa Yabes tanpa belajar baik-baik. Banyak orang kristen yang mau menerima berkat melimpah seperti Yabes tanpa mau menerima penderitaan yang seperti dialami oleh Yabes. Orang kristen zaman sekarang benar-benar kurang ajar, hanya mau enaknya tanpa mau 94 Persekutuan & Pembinaan Pemuda penderitaannya. Semua orang mau diberkati sepuluh kali lipat seperti Ayub tetapi menolak fakta kalau anaknya mati semua sampai masuk rumah sakit jiwa. Setiap hari hanya berdoa untuk mencari kenikmatan dan keuntungan diri sendiri. Doa yang sejati adalah doa seperti yang Tuhan Yesus ajarkan, yaitu doa Bapa Kami. Doa yang peka bagaimana kerajaan Tuhan bisa digenapkan sehingga membuat setiap orang yang berdoa mau taat penuh kepada kehendak Tuhan. Setan sangat senang dan membutuhkan para pemuda-pemudi karena kita masih muda dan kuat tetapi cukup mudah dimanipulasi. Kalau begitu, kepada siapakah kita menyerahkan diri kita ? Tuhan tidak pernah memanggil kita untuk menjadi orang yang egois tetapi saling mengasihi. Selama kita hidup disebuah lingkungan didalam sebuah negara, itu berarti kita terlibat didalamnya. Jika negara mengeluarkan perintah baru, kita harus patuh karena kita memang terikat sebagai seorang warga negara. Kita semua memang tidak perlu jadi politikus tetapi kita harus tahu peranan kita sebagai warga negara. Terlebih lagi janganlah melihat dunia politik sebatas mata dunia tetapi lihatlah dari sudut pandang apa yang Tuhan ingin kita kerjakan. Ketika Daniel berdoa, dia tidak hanya berdoa bagi orang lain tanpa dia ikut terlibat tetapi dia juga menjadi bagian dari doanya. Dan ketika Daniel melibatkan dirinya, itu menjadikan dia mempunyai beban yang besar terhadap masa depan bangsa Israel. Demikanlah seharusnya kita. Apapun yang terjadi pada bangsa Indonesia seharusnya itu juga menjadi beban untuk melihat panggilan Tuhan terhadap diri kita dan juga bangsa kita. Amin! 95 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Empirisisme: Sumber dari pengetahuan Nats: Roma 1:17,10:1-3; Matius 7:21-23 Roma 1 17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." Roma 10 1 2 3 Saudara–saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan. Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh–sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah. Matius 7 21 22 23 Bukan setiap orang yang berseru kepada–Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa–Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada–Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama–Mu, dan mengusir setan demi nama–Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama–Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada–Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Pada akhir perang dunia ke-2 yang berawal dari Inggris muncullah epistemologi empiricism yang dalam perjalanannya ternyata sangat mempengaruhi hingga ke seluruh dunia. Epistemologi empiricism adalah bagaimana pengetahuan atau kebenaran didapatkan/dibangun melalui pengalaman. Jadi ketika seseorang diberitahu oleh orang lain tentang sebuah kebenaran, dia tidak akan mau percaya hingga dia mengalaminya sendiri. Dan ketika dia mengalami sesuatu yang berlawanan dengan Alkitab, orang tersebut akan lebih 96 Persekutuan & Pembinaan Pemuda percaya pengalamannya daripada Firman Tuhan. Orang seperti itu selalu memutlakkan pengalamannya sebagai satu-satunya kebenaran. Problem yang paling utama disini adalah masalah sumber pengetahuan. Rasul Paulus rupanya cukup mengenal masyarakat Roma. Dia tahu bahwa masyarakat Roma bukanlah orang pengangguran melainkan mereka adalah orang-orang yang sangat giat “melayani” Tuhan. Tetapi kenapa Paulus berdoa agar sekiranya mereka diselamatkan ? karena mereka telah bekerja dengan semangat tinggi tetapi digunakan dengan pengertian yang salah. Betapa kasihan orang seperti ini. Mereka pikir mereka mengetahui padahal mereka tidak tahu bahwa mereka sedang tidak mengetahui. Jadi bagaimana caranya kita mengetahui kalau kita mengetahui ? inilah yang disebut epistemologi. Satu alasan kenapa orang-orang yang didoakan oleh Paulus belum diselamatkan adalah karena mereka telah kehilangan akan kebenaran Allah. Kenapa harus mengenal kebenaran Allah terlebih dahulu ? karena Allah adalah sumber kebenaran sejati. Mereka telah kehilangan sumber kebenaran yang sejati tetapi mereka tetap perlu kebenaran, itu sebabnya mereka membangun kebenaran sendiri. Dengan kalimat lain, mereka sudah tidak tunduk kepada Allah dan tidak takluk kepada kebenaran-Nya. Dalam dosa seperti ini hanya ada dua kemungkinan : pertama, mereka mungkin bertobat karena berita injil yang mempunyai kekuatan untuk menghancurkan segala konsep pikiran mereka yang salah. Kedua, mereka tetap tidak mau bertobat bahkan hingga didepan pengadilan Allah mereka tetap sok tahu dan sok pintar merasa diri pantas masuk surga. Mereka mungkin adalah orang-orang kristen karena siapa lagi yang bisa mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan selain orang kristen ? tetapi Tuhan tetap tidak mengenal mereka bahkan mengusirnya. Kenapa mereka diusir padahal mereka adalah orang-orang yang beriman dan juga memiliki banyak pengalaman ? karena iman mereka ternyata tidak sesuai dengan keinginan Tuhan sehingga justru pengalaman-pengalaman tersebut berakibat mematikan bagi mereka.. Mereka begitu merasa yakin akan masuk surga karena begitu banyaknya pengalaman yang sudah mereka dapatkan sepanjang hidup mereka mulai dari melakukan mujizat, bernubuat, sampai mengusir setan dengan memakai nama Yesus. Tetapi tetap semua pengalaman itu tetap membawa mereka ke neraka. Lalu bagaimanakah melihat dan mengukur sebuah pengalaman ? Pengalaman itu memang benar pernah terjadi tetapi pengalaman tersebut bernilai benar atau salah ? Sekian banyak orang yang mendengar satu pengalaman saja bisa mengambil makna yang berbeda-beda. Maka disinilah kita baru tahu betapa pentingnya kita untuk kembali kepada sumber kebenaran sejati karena sumber itulah yang akan kita gunakan untuk menginterpretasikan setiap pengalaman demi pengalaman. Surat Roma yang kita baca hari ini memberitahu kita bahwa orang yang sejati dan kebenaran yang sejati selalu hidup mulai dari iman menuju kepada iman dan melalui iman. Semua orang didunia juga mengerti betapa pentingnya sebuah iman untuk belajar segala sesuatu tetapi masalahnya adalah iman seperti apa yang mereka miliki ? Sebelum kita menggunakan rasio kita untuk menyerap apa yang diajarkan oleh guru disekolah, kita terlebih dahulu menggunakan iman kita. Sebelum kita diajar oleh seorang guru kita terlebih dahulu beriman bahwa guru tersebut pasti mampu mengajari kita. Bayangkan kalau kita tidak percaya kepada semua guru, kita pasti tidak akan mungkin bisa belajar apapun karena sudah tidak percaya kepada siapapun dan apapun. Hal yang demikian juga terjadi pada Paulus. Ketika belum bertobat Paulus adalah seorang yang mempunyai otak yang sangat cerdas dan jenius tetapi sekaligus amat sangat bodoh. Walaupun dulu dia memiliki “pengetahuan” yang begitu banyaknya sehingga dapat disejajarkan dengan tokoh-tokoh filsuf yang paling 97 Persekutuan & Pembinaan Pemuda besar sekalipun tetapi ketika dia mendengar tentang injil dari Tuhan Yesus, dia tetap tidak bisa mengerti. Kenapa ? hanya karena Paulus tidak percaya kepada Tuhan Yesus sehingga dia menganggap semua ajaran Tuhan Yesus adalah salah. Sampai suatu saat ketika dia sudah bertobat baru mengaku kepada Timotius bahwa sebelum bertobat, segala tindakannya dilakukan tanpa pengetahuan dan diluar iman (1 Tim 1:13). Aneh bukan ? dia tahu kalau dirinya sangat pintar tetapi kenapa bisa mengeluarkan pengakuan seperti itu ? Sebenarnya, pada waktu itulah Paulus dapat menghubungkan antara iman dan pengetahuan. Pengetahuan yang sejati harus dibangun dengan dasar iman yang benar. Jadi pengetahuan yang tidak dibangun berdasarkan iman yang benar bukanlah sebuah pengetahuan tetapi sampah. Orang pada zaman sekarang begitu takut kalau dirinya merasa tidak tahu. Tetapi ironisnya mereka tidak tahu apa yang mereka ingin tahu sehingga segala macam informasi diserap. Internet yang katanya adalah dunia informasi tanpa batas bisa memberikan segala macam informasi, lantas apakah kita akan menyerap semuanya ? tidak mungkin bisa. Walaupun mungkin, akhirnya kita pasti menjadi gila karena semuanya itu adalah sampah. Informasi yang berantakan, saling berkontradiksi, dan semua kekacauan masuk ke dalam otak kita. apakah ini yang disebut orang hebat ? orang seperti itu tidak pernah tahu darimana dia tahu kalau dia sudah mengetahui. Ketika orang tersebut mengaku tahu, apakah itu berarti dia sudah benar-benar tahu ? inilah pergumulan yang akan kita coba untuk pelajari. Ketika Francis A. Schaeffer mempersoalkan How do i know that i know, maka pertanyaan yang paling penting adalah kenapa harus tahu dan bagamana bisa tahu. Kita harus tahu karena apa yang kita tahu belum tentu benar-benar kita ketahui. Kalau kita sudah tahu maka kita tidak perlu bertanya. Tetapi kenyataannya banyak manusia yang merasa kalau dirinya sudah tahu sehingga mereka tidak bertanya kepada siapapun. Jadi orang yang tidak pernah belajar/bertanya pasti semakin merasa kalau dirinya pintar karena dia sudah tahu semuanya. Padahal sebenarnya dia tidak tahu apa-apa dan itu mengakibatkan diotaknya sama sekali tidak ada pertanyaan. Justru orang yang semakin mencari tahu bakal menemukan banyak sekali ketidak tahuan. Kenapa kita belajar ? karena kita tahu kalau diri kita belum tahu. Lantas setelah kita belajar, kita menjadi tahu. Tetapi pengetahuan itu akan selalu memancing banyak pertanyaan baru yang akhirnya membuat kita tahu kalau kita ternyata banyak tidak tahu. Oleh sebab itu kita belajar terus. Menjawab satu ketidak tahuan mengakibatkan muncul banyak ketidak tahuan baru. Maka ketika orang sadar bahwa ternyata untuk menjadi benar-benar tahu ternyata sulitnya luar biasa, mereka akhirnya menjadi skeptik. Mereka merasa pusing antara bagaimana mengetahui, mengetahui, belum mengetahui sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk tidak mau tahu apapun. Maka tidak heran jika hari ini kita bertanya tentang kebenaran, orang-orang postmodern selalu memberikan respon yang skeptik, “saya sendiri juga tidak tahu”, dll. Mereka berpikir kalau diri mereka tidak tahu maka orang lain juga tidak mungkin tahu sehingga ketika kita mengaku tahu, mereka tidak percaya. Mereka menyederhanakan segala persoalan bagaikan katak dalam tempurung. Mereka anggap pengetahuan yang mereka miliki sudah cukup sehingga tidak perlu cari tahu lagi. Benarkan demikian ? Pertama, Kalau kita selalu merasa pengetahuan yang kita miliki sudah cukup, maka pemikiran tersebut akan mengakibatkan kita sering menjadi korban penipuan. Seseorang bisa menjadi korban penipuan hanya karena orang tersebut kurang informasi atau pengetahuan sehingga dia mudah dibohongi oleh orang lain. 98 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Misalnya kalau kita mengerti bidang peralatan elektronik, seorang tukang servis tidak akan mudah untuk membohongi kita ketika kita ingin memperbaiki sebuah radio. Maka dari contoh yang sangat sederhana ini kita bisa membayangkan berapa besar dan banyaknya kerugian yang menimpa kita kalau kita selalu malas untuk mencari tahu. Kedua, sebuah pengetahuan tidak pernah independen atau berdiri sendiri melainkan saling berhubungan. Jadi kalau kita merasa sudah cukup tahu dengan apa yang ada diotak kita, maka sebenarnya kita sudah memutus pengetahuan kita sampai sebatas itu. Ketika ada hal baru, kita tidak bisa menghubungkan pengetahuan kita dengan hal tersebut. Dengan kalimat lain, pengetahuan kita menjadi fragmental atau terpecah-pecah. Kemudian, pengetahuan yang kita dapatkan pertama kali akan selalu menjadi dasar bagi bangunan pengetahuan seumur hidup kita. Jadi kalau semasa kecil kita diajarkan pengetahuan yang salah, seluruh pengetahuan kita pada hari ini kemungkinannya adalah pengetahuan yang salah. Dan parahnya, untuk memperbaiki seluruh pemikiran kita bukanlah hal yang mudah. Ketika kita bertekad untuk kembali kepada sumber kebenaran yaitu Tuhan, kita harus rela menghancurkan semua pemikiran lama kita dan perjuangan itu mungkin harus disertai dengan air mata. Dari beberapa hal ini kita baru sadar betapa pentingnya untuk kembali kepada Sumber pengetahuan yang sejati. Setiap pengetahuan yang kita miliki/pelajari perlu untuk diuji oleh Tuhan sebagai sumber pengetahuan karena kita sebagai manusia tidak layak dan tidak mempunyai kapasitas untuk menguji sebuah pengetahuan. Siapakah diri kita sehingga bisa sok pintar mau menguji pengetahuan ? apalagi kalau hasil pengujian kita berbeda dengan hasil pengujian orang lain, lalu siapakah yang paling benar ? jawaban yang paling tepat adalah kita harus kembali kepada iman yang sejati, takut kepada Tuhan. Sumber pengetahuan tidak mungkin bisa lepas dari iman kita. Setiap orang bisa memperdebatkan Alkitab karena mereka tidak percaya kalau Alkitab adalah Firman Tuhan. Maka kalau kita berdebat dengan orang yang seperti ini, perdebatan itu tidak akan pernah selesai karena memang pada dasarnya orang tersebut tidak percaya bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan. Kalau orang tersebut percaya Alkitab adalah Firman Tuhan, apapun yang kita jelaskan dia pasti mengerti. Inilah alasan kenapa kita harus berhati-hati dalam memilih sekolah bagi anak-anak kita. Kalau sekolah itu sudah tidak percaya Kej 1:1, sekolah seperti itu pasti merasa wajar untuk mengajarkan “teori” evolusi. Kalau ada sekolah yang dibangun berdasarkan Alkitab yang difirmankan oleh Sang Sumber Kebenaran, maka kebenaran sejati itu pasti menjadi nafas dari setiap mata pelajaran dan semua proses pendidikan. Tetapi kalau kita kembali kepada kenyataan, ternyata banyak sekali manusia dan sekolah yang walaupun katanya kristen tetapi “tidak suka” dengan Firman Tuhan. Berapa banyak sekolah yang dibangun dengan motivasi keuntungan besar ? Lalu apakah iman dari sekolah ini bakal beres ? tidak. Inilah pentingnya sumber pengetahuan yang sejati. Selanjutnya, sumber pengetahuan yang sejati haruslah jelas karena yang disebut sebagai sumber pastilah Cuma ada satu. Jadi kalau kita memiliki sumber pengetahuan selain iman kepada Tuhan, pengetahuan kita akan menjadi kacau balau. Itu pula sebabnya kenapa begitu penting untuk mempunyai pengetahuan yang terintegrasi. Ketika kita berhasil mencari kebenaran yang esa, maka setiap aspek dan bidang pengertian kita akan utuh dan tidak saling berbenturan. Mana ada dua kebenaran yang keluar dari satu sumber bisa bertentangan ? Justru kalau sumbernya ada dua kemungkinan yang paling sering adalah saling berbenturan. Dan kebenaran yang saling berbenturan akan mengakibatkan kita menjadi gila atau 99 Persekutuan & Pembinaan Pemuda berkepribadian ganda. Maka kalau dunia sangat benci kepada sumber kebenaran yang esa, kekristenan justru menuntut kita untuk kembali mencari kebenaran yang esa tersebut. Sumber kebenaran yang esa dan sejati akan membuat seluruh hidup kita menjadi teratur dan mempunyai pengertian yang kokoh dan tepat. Amin! 100 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Empirisisme: Kata dan interpretasi dari pengalaman Nats: Kejadian 3: 9-11 9 10 11 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Firman–Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" Didalam perjalanan setiap manusia sering terjadi kontradiksi antara perasaan untuk tidak mau tahu tetapi juga harus tahu. Manusia tidak mau tahu akan berbagai macam hal yang dianggapnya memusingkan tetapi di lain pihak setiap manusia harus tahu apa yang dia perlu tahu. Begitu banyak manusia yang selalu meminta bahkan menuntut suatu kejujuran dari orang lain tetapi sebenarnya hati mereka tidak menginginkan kejujuran melainkan lebih memilih untuk menerima suatu kebohongan. Ketika manusia sudah jatuh kedalam sifat sok tahu sebenarnya dia sedang menganggap bahwa dirinyalah sumber pengetahuan. Padahal pada waktu itu terjadi, hal itu sudah menunjukkan bahwa dia salah karena dia tidak tahu kalau dirinya bukan sumber pengetahuan. Tetapi mungkin juga hal itu dilakukan karena terpaksa karena dia merasa tidak bisa/rela meletakkan predikat “sumber pengetahuan” kepada orang lain termasuk kepada Tuhan. Manusia perlu tahu karena dia belum tahu, tetapi justru karena dia tidak tahu malah berani menetapkan kebenaran sendiri. Inilah kesulitan yang selalu menjepit manusia didalam permasalahan epistemologi sehingga ada ungkapan “filsafat selalu mempertanyakan setiap jawaban, sedangkan teologi selalu menjawab setiap pertanyaan.” Manusia memiliki begitu banyak pertanyaan penting didalam hidupnya tetapi tidak pernah ada jawabannya. Manusia butuh The Source of Knowledge tetapi tidak suka dengan kebenaran dan pengetahuan. Rencana Allah terhadap manusia ketika diciptakan adalah Creation sampai Consummation. Manusia diciptakan oleh Tuhan untuk melalui proses yang akan membuat manusia tersebut menjadi semakin baik hingga mencapai kesempurnaan. Inilah dignity manusia. Dengan adanya proses, manusia bisa menjadi Persekutuan & Pembinaan Pemuda 101 lebih baik sehingga bisa mempertanggung jawabkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Inilah titik Consummation. Maka jika kita kembali kepada Allah, kita baru bisa menjadi manusia yang tepat dan dapat menjalankan apa yang harus dijalankan dengan tepat pula. Tetapi sayangnya kebanyakan manusia tidak suka dengan adanya proses dan lebih menginginkan untuk menjadi Allah. Manusia sudah tidak dapat membedakan lagi antara anak Allah secara esensial dengan secara ekstensial. Manusia sudah jatuh kedalam dosa dan membutuhkan penebusan. Titik Fall harus diselesaikan dengan peristiwa Redemption. Manusia secara hati nurani tahu kalau dirinya adalah manusia yang berdosa, tetapi sepanjang hidupnya selalu berusaha keras untuk menutupi fakta kejatuhan tersebut. Bahkan Tuhan yang begitu sengsara dan bersusah payah mencari-cari manusia, manusia selalu melarikan diri dari tanganNya. Jadi kerusakan pertama yang terjadi pada pengetahuan manusia bukanlah manusia tidak kenal Allah melainkan manusia melarikan diri dari Allah. Manusia berani memisahkan dirinya dengan Tuhan. Ketika Adam dan Hawa tahu bahwa Tuhan datang ke taman Eden, mereka cepat-cepat bersembunyi. Ini adalah satu fakta yang menancap didalam sejarah hingga hari ini, yaitu: ketika kita berdosa, kita tidak pernah bisa jujur dan berani untuk datang dan berhadapan dengan pengetahuan sejati. Sama dengan anak kecil yang baru saja mencuri permen yang disimpan oleh ibunya. Anak kecil tersebut sangat takut untuk bertatap muka dengan ibunya karena dia merasa kalau mamanya sudah tahu tentang perbuatannya. Anak tersebut sangat takut untuk berhadapan dengan pengetahuan yang benar dan yang sejati dibandingkan dengan pengalamannya yang salah dan berdosa. Itu sebabnya kalau sudah berdosa kita lebih suka untuk bersembunyi, demikian juga Adam dan Hawa. Sekarang masalahnya adalah mengkinkah Tuhan tidak tahu dosa-dosa kita ? seorang ibu mungkin saja tidak tahu kelakuan anaknya, bagaimana dengan Tuhan ? Pada waktu Adam menyadari fakta ini, Adam menjadi semakin takut karena dia tetap tidak bisa menghindar dari murka Allah walapun sudah berusaha sedemikan kuat untuk menghindar. Ketika Tuhan bertanya “dimanakah engkau?”, Tuhan bukannya tidak tahu Adam bersembunyi dimana tetapi Tuhan mempertanyakan posisi Adam dihadapan-Nya. Kenapa keluar pertanyaan tersebut ? karena posisi Adam sekarang bukan di depanNya lagi tetapi sudah membelakangi. Adam sudah menjadi musuh Tuhan ketika berdosa. Terlebih lagi, Adam masih tega mengkambing hitamkan Hawa dihadapan Tuhan. Adam berani menyalahkan Tuhan dengan cara menuduh Hawa yang telah diberikan oleh Tuhan sebagai wanita yang mencelakakan, bukan sebagai penolong yang sepadan. Itulah manusia yang sudah termakan oleh pengalamannya sendiri. Ketika Tuhan memberikan Hawa demi kebaikan Adam, pengalaman Adam bersama dengan Hawa ternyata membuat Adam bisa berpikir jelek tentang Hawa dan Tuhan. Adam menilai Hawa bukan apa maksudnya Tuhan menciptakan Hawa tetapi berdasarkan pengalamannya sendiri. Sampai disini kita bisa melihat betapa fatalnya jika pengalaman dilihat bukan berdasarkan sumber kebenaran sejati. Tapi kenapa manusia selalu mengunci setiap pengalamannya sendiri ? Ketika kita jatuh kedalam dosa, apa pengaruhnya terhadap interpretasi kita terhadap pengalaman ? Pertama, dosa menyebabkan timbulnya semangat perseteruan. Dosa menyebabkan semua tatanan dan kehidupan yang pada mulanya begitu harmonis dan teratur menjadi hancur, termasuk relasi Tuhan dengan manusia. Oleh sebab itu pada hari ini seringkali orang menjadi takut untuk berhadapan dengan seseorang yang mempunyai ketajaman pikiran dan ketelitian karena semua kesalahannya akan nampak. Jadi kalau seseorang memiliki banyak cacat dan kesalahan, biasanya orang seperti ini mempunyai sifat mudah 102 Persekutuan & Pembinaan Pemuda tersinggung karena setiap pembicaraan orang bisa membuat hatinya tersinggung walaupun tidak ada maksud untuk itu. Sama dengan cerita tentang anak kecil diatas, sebuah permen bisa mengakibatkan rusaknya hubungan antara sang anak dengan ibunya hanya karena anak tersebut tidak mau berdamai dengan ibunya. Demikianlah juga manusia dengan Tuhan, menghindari anugerah Kristus hanya mengakibatkan manusia terus-menerus berseteru dengan Allah. Dan perseteruan ini juga mengakibatkan manusia berseteru dengan sesamanya serta dengan alam. Segala manusia di segala zaman boleh berjuang demi perdamaian tetapi semuanya itu sama sekali tidak ada artinya jika kita tidak berdamai dengan Allah. Kedua, manusia sangat tertarik dengan pengalaman-pengalaman pribadi. Ketika kita membaca kitab Mazmur 90 khususnya ayat 10, mungkin kita akan mengalami kebingungan atau terkejut. Disitu dikatakan umur manusia hanyalah 70-80 tahun saja, tetapi yang membuat kita bingung adalah apa yang menjadi kebanggaan manusia, yaitu: kesukaran dan penderitaan. Ayat ini memang mengherankan tetapi itulah kenyataannya, lihatlah orang-orang tua yang sedang berbicara dengan pemuda-pemudi. Mereka selalu menceritakan bagaimana susahnya kehidupan mereka dulu ketika masih muda dan bagaimana enaknya zaman sekarang. Mereka meceritakan bagaimana susahnya mencari uang, perjuangan hidup sehari-hari, berkeluarga, dll. Kenapa hal-hal seperti itu dibanggakan ? itulah manusia yang naturnya sudah terikat dalam dosa. Mereka lebih membanggakan pengalaman dan dosa mereka daripada hubungan mereka dengan Allah. Apakah Tuhan menciptakan manusia untuk menderita ? apakah Tuhan menciptakan manusia untuk berdosa ? tidak ! Tuhan mempunyai tujuan yang sangat sempurna tetapi manusia rupanya mempunyai rencana bagi dirinya sendiri. Jika kita mendengar cerita pengalaman setiap orang yang penuh dengan kesusahan dan penderitaan, ada satu kesimpulan yang bisa kita ambil, yaitu:dunia telah memiliki natur berdosa. Manusia sudah tidak memiliki lagi pengalaman yang indah dan positif bersama dengan Sang Allah pencipta. Ketika kita berkomitmen untuk mengikuti pimpinan Tuhan, pasti banyak sekali tantangan dan hambatan yang akan menekan dan menyulitkan kita. Tetapi itulah harga dari sebuah ketaatan kepada Tuhan. Itulah kenapa untuk mengikuti Tuhan kita harus berjalan dengan iman, terkadang ada tuntunan Tuhan yang tidak bisa di terima oleh pikiran manusia tetapi hanya dengan beriman kepada Dia yang berkuasa atas segala sesuatu termasuk atas musuh-musuh kita, baru kita bisa hidup dengan benar. Hidup yang sejati adalah hidup yang penuh dengan iman, bersandar mutlak kepada pimpinan Tuhan. Ketiga, natur berdosa menyebabkan manusia suka memakai topeng untuk menutupi fakta tentang diri dan dosanya. Ada beberapa orang yang setiap kalinya selalu memakai kosmetik ataupun perhiasan yang berlebihan untuk menutupi kenyataan dirinya sehingga semua orang tidak mengetahuinya. Hal seperti ini mayoritas terjadi ketika seseorang memasuki masa-masa berpacaran. Setiap pasangan berusaha keras menutupi fakta yang ada dan menampilkan semua yang palsu. Seharusnya kita tidak perlu takut untuk mempunyai segala kelebihan dan kekurangan kita. Yang paling penting adalah bagaimana Tuhan melihat kita. Apalah gunanya kalau kita cantik, berkulit putih, kaya, tetapi Tuhan membenci kita ? apalagi semua topeng buatan manusia tidak bisa menutupi dosa-dosa kita di hadapan Tuhan. Beranikah kita mengaku dihadapan-Nya bahwa kita adalah manusia yang sudah berdosa ? Hal yang lain, jika kita selalu menipu diri sendiri maka siapapun tidak akan bisa menasehati dan mendidik kita. 103 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Keempat, kecenderungan untuk bertopeng membuat manusia akhirnya menjadi seorang penipu. Pada bagian awal telah disebutkan bahwa manusia sangat senang ditipu asalkan tipuan itu menyenangkan hatinya dan menguntungkan dirinya. Begitu pula dengan latihan-latihan kepemimpinan dan motivasi yang pada hari ini banyak sekali pengikutnya. Pelatihan tersebut mengajarkan agar manusia mengingkari semua kekurangannya dan membangun suatu kebiasaan, sifat, dan karakter yang palsu dengan tujuan agar lebih termotivasi untuk mencapai kesuksesan. Ini adalah satu cara yang sangat efektif untuk merusak kepribadian seseorang. Kelima, manusia menjadi mudah sekali tersinggung (prejudice). Sebagai perumpamaan: jika lengan kita terdapat banyak luka, maka kita akan cepat marah ataupun menangis ketika seseorang menyentuh lengan kita. Sebaliknya kalau tidak ada luka, maka tidak akan ada masalah. Demikian juga dengan hati manusia. Jika kita memiliki banyak dosa dan kejahatan yang tersembunyi, hal tersebut akan membuat kita mudah sakit hati. Dan sakit hati yang terjadi berulang kali akibatnya akan membuat kita menjadi orang yang sangat tertutup. Ketika Tuhan memanggil Adam, pada saat ini Tuhan juga memanggil kita “dimanakah kita ?”. Jika kita meresponi panggilan Tuhan, selamatlah kita. Tetapi jika kita tidak mempedulikan panggilan itu, maka celakalah kita didalam kekekalan. Berdirilah di tempat dan di posisi yang tepat sesuai dengan panggilan Tuhan. Dunia seharusnya berada di bawah kita sehingga kita bisa melihat dengan jelas segala dosa dan keberadaannya, bukannya malah tenggelam di bawah dunia, apalagi merasa nyaman dengan segala kenikmatan dunia. Janganlah mengarahkan setiap pengalaman berdasarkan panggilan dunia tetapi ujilah dengan Firman Tuhan kemudian tariklah kembali demi kemuliaan Tuhan. Amin! 104 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Empirisisme: Pengalaman dan pengenalan Nats: Hab. 1:2-3; 3:17-18 Habakuk 1 2 3 Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada–Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong? Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi. Habakuk 3 17 18 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang–ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak–sorak di dalam TUHAN, beria–ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. Salah satu filsuf yang mengajarkan tentang empiricism adalah David Hume. David Hume bukan hanya memikirkan konsep tentang empiricism tetapi dia juga beriman terhadap pemikirannya tersebut sehingga dia hidup dengan kepercayaan tersebut. Selanjutnya filsafat ini tersebar dan diterima oleh seluruh dunia, itulah sebabnya semakin lama manusia semakin bersikap skeptik (masa bodoh) dengan segala hal yang terjadi. Setiap peristiwa yang terjadi di dunia, khususnya di Indonesia semakin membawa masyarakat untuk masuk ke dalam semangat skeptik. Keputusan pengadilan beberapa minggu yang lalu terhadap salah satu politikus adalah salah satu contoh yang sederhana. Keadilan yang seharusnya ditegakkan oleh lembaga pengadilan ternyata malah dipermainkan. Dan ironisnya, yang mempermainkan keadilan adalah justru lembaga pengadilan tertinggi di Indonesia. Ketika masyarakat diperlihatkan akan kenyataan seperti ini, mungkin beberapa orang menggunakan kekerasan untuk memperjuangkan keadilan yang sudah hilang, tetapi mayoritas orang lebih memilih untuk bersikap skeptik. Mereka bersikap masa bodoh karena bagi mereka sudah tidak ada lagi yang bisa di harapkan. Sudah tidak ada gunanya lagi walaupun sampai berteriak-teriak 105 Persekutuan & Pembinaan Pemuda di tengah jalan, protes, dll. Semua orang berpikir bahwa tidak mungkin ada keadilan, kejujuran, dan kebenaran objektif. Ketika mereka berpikir seperti itu, maka kesadaran pengertian (recognition) didasarkan pada pengalaman pribadi masing-masing. Kebenaran yang sejati sudah tidak ada lagi sehingga percuma jika pada hari ini kita berjuang untuk memprotes keputusan Makamah Agung. Apa yang dinilai benar oleh rakyat belum tentu dinilai benar pula oleh para hakim. Kebenaran sudah bukan tunggal tetapi banyak versi. Setiap orang berhak untuk memiliki kebenaran sendiri dan tidak perlu ikut campur dengan kebenaran orang lain. Jika engkau pernah berdoa minta sesuatu kepada Tuhan kemudian Tuhan tidak memberi, maka engkau boleh menyebut bahwa Tuhan itu jahat. Sebaliknya kalau ada orang lain yang doanya terkabulkan, dia boleh menyebut bahwa Tuhan itu baik. Lalu sebenarnya Tuhan itu baik atau jahat ? terserah pengalamanmu bagaimana. Inilah empiricism, experience yang menentukan recognition. Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa juga karena pengalaman. Mereka tidak cukup diberitahu oleh Allah, mereka lebih memilih untuk mengalami sendiri. Di dalam wilayah yang lebih luas lagi, setiap budaya ataupun setiap negara boleh memiliki kesadaran pengertian yang berbeda-beda. Apa yang dianggap baik dan jahat bisa berbeda-beda, bahkan hingga berlawanan. Dan parahnya, filsafat ini juga meracuni dunia teologi sehingga pada hari ini banyak orang kristen yang lebih percaya pengalamannya daripada kepada Firman Tuhan. Selain itu muncullah teologi baru yang di bangun dengan cara mencampurkan teologi murni dengan situasi dan kondisi di dalam sebuah lingkungan. Mereka menganggap bahwa semua teologi tidak ada yang benar sehingga perlu terus-menerus di proses. Masalahnya adalah, siapa yang berhak memproses teologi? Dengan dasar apakah dia menghakimi teologi? Jadi bukan teologi yang membentuk pengalaman tetapi pengalaman yang membentuk teologi. Nabi Habakuk hidup di masa yang sangat sulit dan di tengah-tengah lingkungan yang sangat rusak dan lalim (mirip dengan Indonesia pada zaman sekarang). Karen dia ingin hidup suci dan benar di hadapan Tuhan tetapi begitu banyak gangguan dan tantangan, maka dia melakukan protes terhadap Tuhan. Habakuk memang sangat jujur kepada Tuhan atas penderitaannya, tetapi dia salah karena melakukan protes. Itu sebabnya Tuhan marah dan membentaknya. Hal yang sama mungkin saja juga terjadi pada diri kita. Sewaktu kondisi dan keadaan yang begitu nyaman, kita membangun kebenaran dan pengenalan akan Tuhan berdasarkan pengalaman manis tersebut. Kita tidak mau memandang kepada kebenaran Tuhan bahwa Dia bisa mengijinkan hal buruk terjadi kepada kita. Jika pikiran kita seperti ini, suatu saat semua kesadaran (recognition) kita akan hancur hanya karena pengalaman pahit yang harus kita terima. Banyak orang yang dinasehati untuk tidak mencuri karena itu adalah dosa. Tetapi berapa banyak pula yang tidak menerima nasehat itu karena mereka memiliki teman yang adalah pencuri tetapi tidak pernah tertangkap. Pengalaman temannya tersebut dijadikan sebuah kesadaran pengertian yang mengakibatkan banyak orang nekat untuk menjadi pencuri. Mereka percaya bahwa para pencuri sangat mudah untuk lolos dari hukum. Hingga suatu saat orang tersebut tertangkap basah dan dihajar oleh massa, baru dia menyesal karena tidak taat kepada nasehat. Habakuk pikir kalau menjadi anaknya Tuhan pasti tidak akan melihat kelaliman dan kekotoran. Itu sebabnya waktu hal tersebut menjadi kenyataan, dia langsung kaget dan melakukan protes. Amin! 106 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Hendry Ongkowijojo Pandangan Calvin mengenai kebebasan Kristen 1 Nats: Kejadian 1:31 31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan–Nya itu, sungguh amat baik. Semasa hidupnya, John Calvin mengatakan jika kita sebagai orang Kristen tetapi tidak mengerti akan christian freedom, maka hidup kita akan senantiasa berada di dalam ketakutan. Bagi dia, christian freedom juga sangat mempengaruhi pemahaman kita mengenai justification by faith. Pada hari ini kita memang sudah mengerti mengenai “dibenarkan hanya oleh iman”, tetapi kalau kita tidak mengerti hal tersebut dengan baik, maka seumur hidup kita akan terfokus hanya kepada bagaimana untuk hidup benar sehingga hilanglah christian freedom di dalam kehidupan kita. Di dalam buku Institute of Christian Religion, John Calvin juga menuliskan bahwa antara kebebasan, gereja, dan pemerintahan memiliki hubungan yang cukup erat sehingga pada edisi awal dia meletakkan ketiga tema tersebut ke dalam satu bab. Ketika Karl barth meneliti pikiran-pikiran John Calvin, dia menemukan bahwa di dalam pembahasannya mengenai christian freedom, kita akan menemukan etika Calvin yang mencakup kehidupan pribadi kita, kehidupan di dalam gereja, dan kehidupan sosial. Di sinilah keunikan Calvin, kita tahu bahwa yang namanya etika adalah semacam aturan, batasan-batasan, norma-norma, dsb, tetapi Calvin justru memberikan judul kepada etika-etika tersebut sebagai christian freedom (kebebasan Kristen). Jadi di dalam hal ini John Calvin memiliki kemiripan dengan Martin Luther di mana kebebasan Kristen bukanlah suatu konsep yang sangat liar dan abstrak. Ada etika-etika, tetapi justru di dalam pelaksanaan etika-etika tersebut akan menghasilkan kebebasan Kristen. Tetapi di lain pihak, John Calvin mampu melampaui apa yang telah diajarkan oleh Martin Luther, yaitu di dalam pengajarannya mengenai christian freedom yang seharusnya juga dinyatakan di dalam kehidupan gereja dan di dalam pemerintahan serta bernegara. Di dalam buku-bukunya, Martin Luther sangat jarang berbicara mengenai gereja apalagi pemerintahan sehingga inilah yang menyebabkan teologi reformed menjadi begitu unik karena memiliki panggilan di dalam bidang mandat budaya. Kenapa Martin Luther jarang berbicara mengenai hal ini? Karena aspek yang dianggap paling penting olehnya adalah “keimamatan semua orang percaya,” (priesthood of believers). Itu sebabnya Martin Luther kurang berani untuk Persekutuan & Pembinaan Pemuda 107 terjun ke dunia sekuler karena dengan adanya aspek tersebut maka otomatis semua orang percaya dianggap seorang imam, dan setiap imam memiliki hak dan kebebasan yang setara sehingga tidak boleh saling membatasi satu dengan yang lainnya. Martin Luther sadar kalau dia terjun ke dunia sekuler bersama dengan aspek tersebut, maka akan menyebabkan terjadinya revolusi dan pemberontakan. Inilah yang dilampaui oleh John Calvin. Ketika John Calvin menulis tentang gereja, dia membagi tulisannya menjadi dua, antara lain: Pertama, dia mengkritik bahwa struktur gereja Roma Katolik telah melakukan tindakan yang sangat membatasi kebebasan, khususnya kebebasan di dalam berhubungan dengan Tuhan. Mungkin pada hari ini kita sama sekali tidak merasakan akan masalah ini sehingga kita kurang menghargainya, tetapi kalau kita melihat pada zaman imam Harun, dua anaknya mati di depan hadirat Allah karena mereka salah memberikan ukupan. Dari peristiwa ini kita baru tahu betapa menakutkan ketika kita harus datang di hadirat Allah pada zaman itu. Betapa sulitnya untuk datang ke hadirat Allah dengan suatu keberanian dan dengan sikap yang terbuka. Bahkan struktur daripada Surat Roma, Paulus memberikan statement bahwa tidak ada jalan keselamatan lain selain injil Yesus Kristus dikarenakan murka Allah (Rm 1-4). Tetapi mulai pasal yang ke-5, Paulus berbicara mengenai kehidupan kristen yang pertama, yaitu: perdamaian dengan Allah. Jadi anugerah dari Yesus Kristus telah membuat manusia dapat beroda, mengucap syukur, bahkan apapun secara langsung kepada Allah. Pengorbanan Yesus Kristus menjadikan adanya kebebasan kita dalam berhubungan dengan Allah. Maka mulai hari ini, marilah kita belajar untuk menghargai christian freedom karena itu adalah hak yang sangat istimewa bagi kita. Kemudian, Tuhan yang menganugerahkan kebebasan kristen bagi setiap kita adalah juga Tuhan yang memberikan seperangkat organisasi gereja yang akan memimpin setiap orang percaya. Jadi Tuhan telah memberikan talenta yang unik kepada orang-orang tertentu yang akan dipimpin-Nya untuk menggembalakan jemaat-Nya. Dan bagi Tuhan, hal ini adalah demi kebebasan kristen. Inilah perbedaan antara John Calvin dengan Martin Luther. Bagi John Calvin, ordo harus tetap ada di dalam keimamatan orang-orang percaya. Dan hal inilah yang juga membuat gerakan Reformed akhirnya berani untuk terjun ke dalam masyarakat dan tidak mengakibatkan revolusi. Mungkin hal di atas terlihat bertentangan, tetapi tidak. Tadi kita telah belajar bahwa Tuhan telah memberikan kepada kita suatu kebebasan, tetapi agar kita tidak menyalahgunakan kebebasan tersebut, Tuhan memberikan gereja agar kebebasan kita dapat terjaga dan terpelihara dengan baik dan tepat guna. Jadi dengan adanya gembala, justru kebebasan kita akan berkembang menjadi semakin baik. Martin Luther tidak memberikan pengajaran ini karena pada waktu itu, dia begitu ingin lepas dari tekanan Roma Katolik yang sangat besar sehingga dia lebih mengutamakan aspek kebebasan daripada gereja. Padahal, kebebasan dan gereja adalah sama-sama berasal dari Tuhan. Maka kekurangan ini disempurnakan oleh John Calvin dengan cara mereformasi gereja yang tidak benar. Terdapat sebuah ilustrasi yang akan membantu pemahaman di atas. Ketika seorang anak lelaki memenangkan hadiah Tahapan BCA, hatinya begitu bahagia. Inilah gambaran mengenai kebebasan. Tetapi yang mengejutkan, kemenangan tersebut membuat dia dengan ayahnya harus bertarung di meja 108 Persekutuan & Pembinaan Pemuda pengadilan. Berkat yang begitu besar malah membuat sekeluarga menjadi hancur. Inilah gambaran daripada kebebasan yang tidak dijaga dan dipelihara secara tepat akhirnya malah membuat diri kita menjadi rusak. Kebebasan memang suatu hal yang sangat indah, menyenangkan, baik, dan berharga, tetapi tanpa adanya gereja dan gembala, semua itu bisa menjadi senjata makan tuan bagi kita. Kedua, hal yang sama juga terjadi di bidang negara. Di dalam bukunya, John Calvin tidak memberikan suatu pendapat yang jelas mengenai bentuk pemerintahan yang ideal walaupun dia adalah seorang yang cukup pandai di bidang hukum. Baginya, setiap bentuk pemerintahan dan negara memiliki keunikannya masing-masing dan Tuhan pasti dapat menggunakan semua keunikan tersebut tergantung dari situasi dan kondisi yang ada. Jadi yang paling penting adalah bukan bentuknya tetapi bagaimana kehendak Allah dijalankan. Kalau demikian kita dapat memahami bahwa ternyata Allah yang memberikan kebebasan kepada kita adalah Allah yang juga memberikan orang-orang tertentu yang akan duduk di pemerintahan untuk memastikan kebebasan kita. Contoh yang paling sederhana: kalau semua orang diminta untuk menilai kinerja polisi di Indonesia, mungkin semuanya akan memberikan nilai yang terendah. Tetapi sebaliknya, kalau semua polisi ditiadakan, maukah kita? pasti semua orang tidak setuju. Ini membuktikan separahparahnya kinerja polisi, masih lebih baik ada polisi daripada tidak ada. Jadi, dengan adanya pemerintahan yang paling jahat sekali pun, itu bukan berarti Allah tidak berkuasa tetapi memang itulah ketetapan Allah bagi kita agar kita bisa menjalankan kebebasan kita. Siapa bilang dengan tanpa adanya pemerintahan dan otoritas maka kebebasan kita baru bisa berjalan maksimal? Justru tidak akan berjalan sama sekali! Inilah christian freedom yang sejati. Kebebasan yang baik tidak pernah bisa dilepaskan dari kehendak Allah dan bagaimana kita menyerahkan diri kita untuk memenuhi kehendak-Nya. Dan bagi orang yang mempelajari christian freedom hanya untuk mendapatkan fasilitas agar dia bisa berbuat seenaknya, maka tidak ada gunanya semua pelajaran yang ia dapatkan. Christian freedom hanya dibutuhkan bagi orangorang percaya yang ingin mengetahui bagaimana dirinya bisa berhubungan secara pribadi dan terbuka kepada Allah walaupun ada gereja dan pemerintah yang “kelihatannya” membatasi kebebasan. Yang sebenarnya adalah, justru gereja dan pemerintah berada untuk menjamin kebebasan kita dan agar kita sendiri tidak menyalah gunakannya. Terdapat tiga hal yang penting mengenai christian freedom, yaitu: kebebasan dari hukum, kebebasan untuk menjadi anak Allah, dan kebebasan yang berhubungan dengan keputusan sehari-hari. Kebebasan dari hukum berarti kita telah dilepaskan dari kutuk hukum Taurat sehingga kita bisa dengan lebih rela hati menjalankan hukum tersebut. Jadi bagi John Calvin, justru kalau kita sudah dilepaskan dari kutukan hukum Taurat dan menjadi anak-anak Allah, maka kita baru bisa melakukan hukum tersebut dengan senang hati dan dengan segala kebebasan kita. Apa ini artinya? Ini berarti hukum tidak menghalangi kebebasan melainkan mereka dapat berjalan bersama-sama. Adanya kebebasan bukan berarti tiadanya hukum dan adanya hukum bukan berarti tiadanya kebebasan. Dari sini kita baru mengerti kenapa ada kesukaan ketika melakukan hukum-Nya. Amin! 109 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Hendry Ongkowijojo Pandangan Calvin mengenai kebebasan Kristen 2 Nats: 1 Tim 4:4-5 4 5 Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa. Setelah minggu lalu kita membicarakan christian freedom di dalam hubungannya dengan gereja, negara, dan keselamatan kita, di situ kita baru menyadari bahwa ternyata christian freedom memiliki aspek-aspek yang sangat luas. Kita juga telah belajar bahwa ternyata gereja dan pemerintah yang Tuhan berikan kepada kita bukanlah untuk menghambat kebebasan kita tetapi justru untuk memelihara dan menjamin kebebasan tersebut dari penyalahgunaan. Jadi, untuk menjalankan kebebasan bukan berarti harus meniadakan otoritas dan ordo. Begitu pula sebaliknya, untuk menjalankan otoritas dan ordo bukan berarti harus meniadakan kebebasan. Kemudian, keyakinan akan jaminan keselamatan juga merupakan hal yang sangat penting agar kita bisa menjalankan christian freedom karena tanpa adanya keyakinan tersebut, seumur hidup kita hanya akan “menjaga gawang sendiri” sehingga tidak bisa menjalankan mandat budaya yang Tuhan berikan kepada kita. Keyakinan akan kepastian keselamatan tidak akan membuat kita pusing dengan keselamatan diri kita sendiri tetapi juga membuat kita berani memberitakan injil kepada dunia. Terlebih lagi, christian freedom membuat kita dapat melayani Tuhan dengan hati yang bersukacita karena kita tahu walaupun semua yang kita kerjakan tidak mungkin memenuhi standar-Nya tetapi Dia tetap menghargai pekerjaan kita seperti orang tua terhadap anak-anaknya. Maka pada minggu ini kita akan belajar mengenai hal yang ketiga, yaitu christian freedom yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari. Hal ini meliputi hal-hal yang umum, tidak berprinsip, seperti pakaian, hiburan, rumah, dll. Di dalam bukunya, John Calvin membagi hal tersebut menjadi dua, yaitu: halhal yang berhubungan dengan kebutuhan kita dan yang berhubungan dengan kenikmatan kita. Contoh yang sederhana adalah soal makanan. Makanan yang terkadang kita santap, bukan hanya menjadi masalah 110 Persekutuan & Pembinaan Pemuda kebutuhan fisik kita tetapi juga masalah selera kita. Jadi di sini ada perbedaan antara “what I need” dengan “what I want”. Sebelum mempelajari lebih jauh mengenai pandangan John Calvin, kita akan melihat beberapa pandangan yang keliru mengenai kebebasan dalam hal ini. Pertama, terdapat pandangan yang mengatakan bahwa kita hanya boleh menggunakan sesuatu barang yang kita butuhkan. Jadi yang dipakai sebagai standar di sini adalah sejauh mana kita membutuhkan. Sebagai contoh: kalau engkau bisa hidup tanpa TV, maka jangan membeli TV. Adalah suatu kesalahan kalau engkau membeli TV. Tetapi berlawanan dengan pandangan kedua yang mengatakan bahwa kita boleh memakai segala macam barang dengan standar sejauh mana hati nurani kita mengijinkan. Tidak peduli engkau butuh atau tidak, yang penting tidak ada rasa bersalah di dalam hatimu, maka gunakanlah. John Calvin sangat tidak setuju dengan kedua pandangan di atas karena di satu pihak, ikatan yang ada melebihi apa yang ada di Alkitab. Dan di lain pihak, Alkitab juga tidak pernah mengatakan kalau hati nurani boleh dipakai sebagai titik acuan yang terutama. Jadi yang satu terlalu keras dan yang lainnya terlalu lunak. Lalu bagaimanakah yang seimbang? Bagi John Calvin, kita tidak terikat dengan kewajiban agama apapun di hadapan Tuhan untuk memakai atau untuk tidak memakai semua barang tersebut. Inilah kebebasan kita! Hal seperti ini perlu untuk kita pahami dengan seimbang sehingga kita tidak mudah terjatuh ke dalam takhyul-takhyul seperti yang telah terjadi beberapa waktu yang lalu seperti lagu asereje, pokemon, dll. Kalau kita mudah mempercayai takhyul-takhyul seperti ini, maka hati nurani kita tidak akan pernah bisa beristirahat karena selalu berada di dalam ketakutan. Dan ketakutan seperti ini semakin lama akan semakin mencekik kebebasan dan hidup kita. Tetapi apakah benar-benar tidak ada suatu pedoman bagi kita? John Calvin memberikan beberapa hal yang perlu kita ingat. Pertama, barang yang kita gunakan tersebut harus sesuai dengan tujuannya. Kita harus ingat bahwa suatu benda diciptakan, pasti ada maksud dan tujuan di balik penciptaan tersebut. Begitu pula dengan Allah, kalau memang makanan diciptakan hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik, kenapa Allah harus menciptakannya dengan berbagai macam aroma dan rasa? Kalau memang pakaian hanya untuk menutup tubuh, kenapa Allah mengijinkan ada berbagai macam bahan, model, dan warna? Allah mau agar kita tidak saja membutuhkan semua itu tetapi juga menikmatinya. Hal yang sama juga dituliskan di dalam Westminster Shorter Cathecism, bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selama-lamanya. Jadi, Tuhan menginginkan kita untuk memakai semua hasil ciptaan-Nya dan menikmatinya agar kita bisa mengucap syukur kepada-Nya. Terlebih lagi, semuanya itu pasti akan memuliakan nama-Nya! Bayangkan kalau setiap hari kita makan ayam terus, lama-kelamaan pasti bosan. Allah tidak mau hanya sekedar terima kasih, tetapi Allah mau agar kita mengucap syukur dengan penuh sukacita! Itu sebabnya Allah memberikan makanan beraneka ragam. Kedua, kita juga harus bisa menahan diri. Apakah hal ini bertentangan dengan yang pertama? Tidak, justru kita harus melihat hal kedua ini dalam konteks yang lalu, yaitu agar kita tidak berlebihan ataupun menyalahgunakan kebebasan tersebut. Tuhan tahu bahwa kita selalu cenderung untuk berlebihan dan dan John Calvin menyadari hal ini sehingga dia menginginkan agar kita bisa menahan diri. Kalau kita sudah memakai 111 Persekutuan & Pembinaan Pemuda sesuatu barang secara berlebihan, maka kita telah melanggar tujuan dan maksud penciptaan barang tersebut, apalagi memuliakan Tuhan. Makanan yang lezat, harum, dan enak, memang adalah hal yang sangat baik. Tetapi kalau kita mengkonsumsinya dengan rakus dan berlebihan, apakah hal demikian bisa memuliakan Tuhan? Rumah yang besar memang indah dan enak. Tetapi kalau kita terobsesi dalam mengejarnya sampai lupa segalanya, apakah hal demikian bisa memuliakan Tuhan? Ada tiga hal yang perlu kita perhatikan, antara lain: jangan sampai iri hati, jangan terlalu membanggakan, dan jangan sampai boros dan berfoya-foya. Iri hati akan membuat kita tidak bisa mengucap syukur ketika kita mendapatkannya tetapi malah terfokus dan terobsesi pada barang tersebut. Sifat terlalu membanggakan juga akan membuat diri kita dan orang lain melupakan Tuhan yang memberikan berkat. Sedangkan sifat boros dan berfoya-foya akan menghilangkan makna barang-barang tersebut serta dapat merusak karakter dan hidup kita. Tetapi sekali lagi, apakah dengan menahan diri apakah kebebasan kita akan hilang? Sama sekali tidak. Kebebasan berarti bebas melakukan apa saja termasuk bebas untuk menahan diri. Ketiga, jangan sampai bersusah hati hanya karena kita tidak memiliki barang-barang tersebut. Memang alangkah baiknya kalau kita bisa memilikinya, bahkan kita bisa bersyukur kepada Tuhan atas berkat tersebut. Tetapi, waktu kita belum bisa memilikinya, jangan bersusah hati. John Calvin mengungkapkan bahwa ketika seseorang sangat bersusah hati ketika dia belum memiliki suatu barang, sangat mungkin ketika dia tidak akan bersiap hati untuk kehilangan barang tersebut ketika telah mendapatkannya. Jadi seseorang yang malu memakai baju sederhana, maka orang seperti itu pasti akan bersikap sombong ketika memakai baju mewah. Maka, hendaklah kita bisa merasa puas atas apa yang sudah kita miliki pada saat ini sehingga ketika ada berkat melimpah, kita tidak salah tingkah. Kita tetap perlu ingat bahwa barang di sini adalah barang-barang yang umum dan tidak berprinsip, jangan malah keberadaan barang tersebut menentukan hidup kita. Keempat, sebaliknya ketika kita mendapatkan barang tersebut, jangan sampai lupa diri. Kalau kita sampai memiliki barang-barang yang baik tersebut, jangan lupa bahwa semua itu adalah berkat dari Tuhan. Kita tahu bahwa kita merdeka untuk menggunakannya, tetapi di lain pihak kita juga merdeka untuk tidak menggunakannya. Kalau kita sudah demikian terikat oleh barang tersebut, itu berarti kita juga telah kehilangan kemerdekaan kita. Masalah terakhir adalah hal-hal yang berhubungan dengan orang-orang yang tidak setuju kepada kita atau kemerdekaan kita telah menjadi batu sandungan bagi orang lain. Perihal batu sandungan ini oleh John Calvin dibagi menjadi dua, yaitu: Pertama, kalau apa yang kita lakukan adalah salah dan menyebabkan orang lain tersandung, maka itu adalah kesalahan kita. Contoh kasus seperti ini adalah ketika kita menggunakan suatu barang secara berlebihan dan sembarangan. Kedua, kalau kita telah menggunakan barang tersebut dengan benar tetapi tetap menjadi batu sandungan bagi orang lain karena dia memiliki pikiran yang jahat, maka itu adalah kesalahan orang tersebut. Jadi pada dasarnya memang orang seperti ini mencari-cari masalah dengan kita. Contoh yang paling alkitabiah dari kasus ini adalah orang Farisi. Di lain pihak kita berhadapan dengan orang-orang yang lemah imannya, dan menurut Roma 14:1 kita harus menerima mereka tanpa memperdebatkan pendapatnya. Tetapi di lain pihak 112 Persekutuan & Pembinaan Pemuda kita berhadapan dengan orang yang munafik, dan bagi orang seperti ini Tuhan Yesus benar-benar membenci mereka. Lalu bagaimanakah kita bisa membedakan antara orang yang lemah imannya dengan orang yang munafik? Kita bisa belajar dari Kis 16:2-3 dan Gal 2:3-5. Melalui dua bagian ayat tersebut, Paulus memiliki prinsip hati yang sama walaupun terdapat dua perbuatan yang berbeda. Jadi ketika berhadapan dengan orang kuat, dia akan bersikap seperti orang kuat. Ketika berhadapan dengan orang lemah, dia akan bersikap seperti orang lemah. Akibatnya, ketika Timotius minta disunat, Paulus bersedia. Sebaliknya ketika Titus meminta, Paulus menolaknya karena kalau sampai orang yang memiliki pikiran salah melihat hal demikian, maka orang tersebut akan menganggap bahwa kekuatan injil harus ditambah dengan sunat. Demikianlah sikap kita seharusnya. Di depan orang yang lemah imannya, kita bisa untuk tidak bermain Playstation yang mungkin bagi orang lain bisa menjadi batu sandungan. Tetapi di depan orang munafik yang sok rohani, kita tidak perlu mempedulikannya. Dan sekali lagi, untuk bisa melakukan seperti ini, kita harus benar-benar merdeka baik untuk menggunakan barang-barang tersebut maupun untuk tidak menggunakanya sehingga tidak ada keterikatan. Amin! 113 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Pdt. Rudie Guwanan Eden dan kesepadanan Nats: Kej 1 : 9; Kej 2 : 5, 8-17 Kejadian 1 9 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. Kejadian 2 5 8 9 belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh–tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan–Nya manusia yang dibentuk–Nya itu. Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai–bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah–tengah taman itu, 10 serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu 11 terbagi menjadi empat cabang. Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, 12 13 14 15 16 17 tempat emas ada. Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras. Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush. Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat. TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." 114 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Eden adalah tempat di mana kita akan bekerja sampai lelah dan kemudian mati dalam keadaan suka bekerja. Unsur tanah di dalam penciptaan merupakan hal yang cukup dominan karena hampir semua penciptaan berasal dari tanah mulai dari tumbuhan, binatang, bahkan manusia juga memakai unsur tersebut. Setelah manusia diciptakan, dia dikembalikan ke tanah untuk mengusahakan tanah. Dan hasil dari tanah tersebut akan dimanfaatkan oleh manusia kembali. Jadi tanah mengusahkan tanah untuk kebutuhan tanah. Kenapa dikatakan kita mati kelelahan di Eden? Karena disitulah kita akan merasakan betapa nikmatnya pekerjaan yang tidak pernah selesai. Disitulah kita menerima janji Tuhan bahwa kita senantiasa bisa bekerja, mengembangkan pekerjaan, dan menikmati hasilnya. Pada akhirnya, setiap manusia juga pasti akan kembali ke tanah. Inilah manusia. Hal ini menyadarkan kita bahwa tanah ternyata bukanlah tempat bagi manusia untuk menyembah. Manusia tidak boleh mencengkram habis dunia ini sehingga tidak rela ketika harus meninggalkannya. Ajaran yang mengajarkan demikian adalah aliran dinamisme dan animisme. Contoh yang paling jelas adalah agamaagama yang menyembah dewa bumi. Sebaliknya, manusia juga tidak boleh terburu-buru cari mati seakanakan dunia ini adalah tempat yang penuh dengan penderitaan dan penyakit. Tentu kita masih ingat tentang kasus Sibuea, seorang hamba Tuhan yang ditangkap polisi gara-gara menyebarkan isu Tuhan Yesus akan datang. Inilah ajaran Dispensasi, ajaran yang mengajarkan agar manusia membenci dunia dan berusaha untuk mencari-cari waktu kedatangan Tuhan Yesus sehingga bisa cepat-cepat meninggalkan dunia ini. Yang dipelajari adalah doktrin akhir zaman melulu. Kita tidak perlu menunggu kedatangan Tuhan Yesus karena sebenarnya Dia sudah datang dan kita sudah diselamatkan. Tuhan Yesus sudah menjadi milik kita dan kita sudah menjadi milik Tuhan Yesus! Kita juga tidak perlu menunggu sorga karena sorga terletak di bumi. Kita bisa mengetahui ini dari doa yang Dia ajarkan sendiri kepada kita, “jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga” (Mat. 6:10). Jadi jelas bahwa seharusnya sorga yang dibawa ke bumi, bukan bumi dibawa ke sorga. Agama-agama di dunia selalu berusaha memindahkan bumi ke sorga. Makanya tidak heran kalau ada orang meninggal selalu anggota keluarganya membakar rumah-rumahan, mobil-mobilan, dsb. Mereka anggap kehidupan di sorga sama dengan di bumi, itu sebabnya diperlukan barang-barang tersebut. Tetapi Tuhan Yesus justru mengatakan yang sebaliknya. Tuhan menginginkan agar setiap manusia bisa menikmati keberadaannya di bumi sehingga mereka bisa memancarkan suatu kehidupan sorgawi. Dari Kej. 1:1 kita bisa mengetahui bahwa manusia tidak diperbolehkan menyembah langit, bumi, maupun apa yang berada di antara keduanya. Satu ayat tersebut dengan sangat jelas sekali menunjukkan bahwa manusia harus menyembah Tuhan. Bahkan ada satu pendapat yang mengatakan bahwa ayat tersebut adalah sebuah alat apologetik yang dipakai oleh Musa untuk menghadapi segala kepercayaan berhala yang meracuni pikiran bangsanya selama 400 tahun di Mesir. Selanjutnya, kita juga tidak mempercayai bahwa manusia muncul dari tanah, tetapi manusia diambil dari tanah kemudian diberikan nafas Ilahi. Setelah itu Tuhan memerintahkan manusia untuk mengusahakan (cultivate) tanah, bukan menjadi penguasa tanah. Mental seorang pengusaha adalah bagaimana memikirkan yang terbaik yang bisa dia kerjakan terhadap apa yang ada di depan matanya. Mental seorang pengusaha begitu rajin bekerja. Sangat berlawanan dengan mental seorang penguasa. Mental seorang penguasa 115 Persekutuan & Pembinaan Pemuda adalah bagaimana menggunakan segala cara untuk menguasai dan mengatur sesuatu atau seseorang. Seorang penguasa tidak pernah mengerjakan sendiri apa yang dia kuasai tetapi dia selalu menyuruh orang lain untuk mengerjakannya dan dia sendiri bermalas-malasan. Banyak sekali oang yang memandang bahwa taman Eden berada di sorga, termasuk Saksi Jehovah dan aliran Dispensasi. Padahal Alkitab dengan cukup jelas menggambarkan bahwa Eden berada di bumi. Ketika Alkitab menjelaskan bahwa di Eden terdapat sungai, berapa panjangnya sebuah sungai? Tentu tidak ada batasnya hingga hulu bertemu hilir. Jadi yang dimaksud dengan taman Eden adalah tidak lebih dari sebuah taman biasa di suatu tempat di bumi. Bedanya dengan taman-taman yang lain adalah taman Eden merupakan taman pertama di dunia dan di situlah manusia pertama kali diciptakan. Jadi ketika manusia diusir dari Eden (Kej. 3:23), itu bukan berarti mereka dijatuhkan dari sorga ke bumi, tetapi mirip dengan kita diusir dari rumah. Mereka yang percaya bahwa manusia dijatuhkan dari sorga adalah orang-orang yang terlalu sering nonton film mandarin yang bercerita tentang kehidupan dewa-dewi di sorga. Taman Eden juga bukanlah tempat relaksasi bagi manusia. Agama Islam mempercayai bahwa setelah seseorang meninggal jihad, maka dia akan ditemani oleh banyak malaikat yang cantik-cantik di sorga. Betapa bodohnya pikiran seperti ini, justru di taman itulah Adam bekerja, meneliti, dan memberikan nama kepada setiap jenis binatang. Bahkan Adam begitu repotnya mengerjakan semua itu hingga dia memerlukan pertolongan yang sepadan dengannya. Jadi kata “sepadan” jangan terburu-buru dihubungkan dengan urusan jodoh, tetapi masih di dalam konteks Adam memerlukan komunitas untuk mengerjakan semua pekerjaan itu. Baru setelah itu diciptakannya manusia lain yang sekaligus menjadi jodohnya Adam. Ketika Allah mengatakan bahwa Adam tidak baik sendirian, apakah ini berarti Allah melakukan eksperimen kepada Adam? Tidak. Kata “tidak baik” tersebut bukan ada setelah Adam sangat repot, tetapi perkataan itu telah ada sebelumnya. Jadi pada awalnya, manusia memang tidak baik sendirian. Tetapi sebaliknya, manusia bukanlah manusia yang eksperimental karena pada saat itu Adam sedang menyelidiki makna yang berada di dalam dirinya. Manusia dipanggil bukan untuk memberikan nilai tetapi untuk melihat dan menghargai nilai itu. Belakangan ini cukup banyak kasus pernikahan yang hancur dan pasangan yang ribut bahkan hingga cerai karena sebenarnya ketika mereka berpacaran mereka tidak menemukan nilai yang ada pada pasangannya. Setiap orang selalu menjelek-jelekan pasangannya seakan-akan dirinya begitu mahal dan pasangannya begitu murah. Kita bisa bertemu dengan pasangan kita bukan karena sekedar adanya cinta, tetapi juga adanya nilai yang kita temukan di dalam dirinya dan dia juga menemukan nilai yang berada di dalam diri kita, dan setiap pasangan saling menghormati nilai tersebut. Perihal tulang dan daging itu berarti kita berbicara materi dasar yang sama dan serancang bangun, bukannya pada penampilan luarnya. Dan hal seperti ini bukan saja dibicarakan di dalam masalah jodoh tetapi juga di dalam masalah komunitas. Untuk melihat demikian dalamnya memang cukup sulit karena manusia sudah dipecah-pecah oleh budaya, bahasa, dll, tetapi kita harus tetap berjuang keras untuk melihat hingga mencapai nilai dan makna yang terdapat pada setiap orang. Jadi jangan memberikan penilaian kepada seseorang hanya berdasarkan penampilannya saja tetapi lihatlah apa yang ada di dalam dirinya. 116 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Setelah pria dan wanita menikah, dikatakan mereka akan menjadi satu daging. Keputusan menikah adalah bukti bahwa kedua-duanya rela melepaskan segala ikatan, baik itu keegoisan sampai orangtua yang selama ini hidup bersama dengan kita. Inilah tanda kedewasaan kita karena kita berani melangkah untuk hidup bersama dengan orang lain yang memiliki keluarga, asal-usul, cara hidup yang berbeda dengan kita. Maka kalau kita tidak melihat ke dalam tulang dan dagingnya, banyak perbedaan yang bisa membuat kita bertengkar setiap hari. Hal yang terakhir berbicara mengenai hal ketelanjangan. Kita perlu membaca Kej. 2:25 dengan sangat teliti sehingga kita bisa mendapatkan maknanya secara tepat. Seringkali orang yang membaca ayat tersebut hanya terfokus pada kata “telanjang” saja dan kemudian mereka membayangkan keadaan di Eden secara sepihak. Artinya, orang seperti ini suka sekali menonton orang telanjang tetapi dia sendiri tidak suka kalau ada orang yang melihat dirinya telanjang. Dan kita juga tidak boleh melihat telanjang hanya dari segi telanjang badan, tetapi juga bisa berarti berterus terang, jujur, terbuka. Di dalam masa pacaran, setiap orang harus bersikap saling terbuka pada pasangannya mengenai masa lalunya, keluarganya, profesinya, dll, sehingga akhirnya keduanya saling mengenal baik kelebihannya maupun kekurangannya. Inilah ketelanjangan kedua belah pihak. Amin! 117 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Empirisisme: Pengalaman yang tidak dapat dihindarkan Nats: Kis. 9:1-9 1 2 3 4 5 6 Sementara itu berkobar–kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid– murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis–majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki–laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba–tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata–Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat." 7 Maka termangu–mangulah teman–temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun. 8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa–apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. 9 Pengalaman yang dimiliki oleh setiap orang adalah suatu hal yang bersifat subjektif sehingga semua pengalaman tersebut tidak boleh digunakan untuk membangun kebenaran karena kebenaran harus bersifat objektif. Pengalaman boleh berbeda tetapi kebenaran hanya boleh ada satu. Kalau kita berani membangun kebenaran berdasarkan pengalaman, maka kebenaran tersebut pasti berubah menjadi kebenaran yang subjektif. Artinya, hanya diri kita sendiri yang menganggapnya benar sedangkan orang lain belum tentu beranggapan demikian. Dan kebenaran semacam itu bukanlah kebenaran melainkan ketidak benaran. 118 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Lebih jauh lagi, ada beberapa pengalaman yang tidak dapat kita hindari selama kita hidup sehingga kalau setiap pengalaman yang sifatnya unik tersebut digunakan untuk membangun kebenaran, dunia ini pasti akan menjadi hancur berantakan karena setiap orang tidak peduli dengan apapun, termasuk Firman Tuhan. Memang ada pengalaman yang terjadi karena konsekwensi dari tindakan kita sebelumnya, tetapi ada juga pengalaman yang mau tidak mau kita harus mengalaminya. Ketika kita melakukan perjalanan panjang dengan berjalan kaki, terdapat satu pengalaman yang tidak dapat kita hindari, yaitu: kaki kita akan terluka. Tetapi apakah benar tidak dapat kita hindari? Pengalaman kaki terluka itu sendiri memang tidak terelakkan, tetapi keputusan berjalan kaki adalah suatu pilihan bagi kita. Kita bisa saja memilih untuk menggunakan taksi atau bus, dan kaki kita tidak akan terluka. Berarti pengalaman kita pada hari itu bukanlah pengalaman yang tak terelakkan tetapi akibat dari keputusan kita. Maka pada waktu itu yang dipermasalahkan bukan akibatnya tetapi penyebabnya. Kita perlu belajar untuk melihat dan berani menanggung resiko dari setiap keputusan kita. Tetapi pada malam hari ini bukan pengalaman demikian yang akan kita lihat tetapi pengalaman yang datangnya sama sekali tak terduga dan diluar perhitungan kita. Bagian ayat Alkitab yang kita baca pada saat ini merupakan pengalaman yang benar-benar tidak terelakkan. Paulus berulang kali berusaha untuk menganiaya dan membunuh orang-orang Kristen dan pada waktu itupun dia ingin mengulangi pengalaman tersebut. Bahkan di dalam beberapa aspek, pengalaman itu telah berjalan karena pada waktu itu Paulus hampir sampai ke kota Damsyik. Namun terdapat satu hal yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa Tuhan menginterupsi hidupnya. Cerita di atas membuktikan bahwa ternyata ada pengalaman yang bisa terjadi bukan karena tindakan kita sebelumnya atau akibat dari keputusan kita, sehingga mau tidak mau kita harus menghadapinya. Maka untuk menghadapi pengalaman yang benar-benar tak terelakkan, kita perlu mengetahui penyebabnya sehingga kita bisa memberikan reaksi yang tepat. Secara manusiawi terdapat 2 penyebab, yaitu: pertama, kondisi atau situasi. Contohnya: ketika kita tengah mengendarai sebuah mobil, terdapat gunung es yang longsor dan mengakibatkan semua jalan mendadak tertutup oleh es. Bongkahan es yang begitu besar menyebabkan kita tidak bisa bergerak sama sekali sehingga akhirnya semua urusan kita menjadi tertunda. Penyebab kedua adalah orang lain. Contohnya: ada seorang sopir truk yang sedang bertugas dalam keadaan mabuk dan tiba-tiba dia menabrak kendaraan kita. Padahal kita sudah berhati-hati tetapi orang lain yang membuat kita kesusahan. Tetapi secara non manusiawi juga terdapat dua penyebab, yaitu: Pertama, iblis yang mencobai kita. Iblis sangat suka mengganggu kita sampai iman kita tergoncang. Contohnya adalah kisah Ayub dan isterinya. Iblis terus-menerus mencobai Ayub agar imannya tergoncang, tetapi yang tergoncang malah iman isterinya. Penderitaan dan kemiskinan telah membuat isterinya Ayub salah memberikan respon kepada Tuhan. Jangan sampai kita seperti isterinya Ayub. Walaupun kita orang yang paling saleh di seluruh dunia, bukan berarti iblis tidak akan pernah mencobai kita. Bayangkan kalau iblis mencobai kita dengan penyakit yang mematikan, apakah itu akan menjadi alasan bagi kita untuk mencari kesembuhan kepada dukun? Celakalah dirimu kalau engkau menganggap dukun lebih hebat dari Tuhan. 119 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Kedua, campur tangan Tuhan. Dan inilah yang terjadi kepada Paulus. Kalau kita bisa membeda-bedakan pengalaman kita sendiri, maka respon kita kepada Tuhan pasti tepat dan kita tidak akan asal-asalan emosi dan memaki-maki orang, apalagi kalau pengalaman itu adalah pengalaman yang kontroversial. Artinya, pengalaman yang terjadi itu tidak selaras dengan pikiran kita selama ini. Tetapi sebaliknya, apabila pengalaman yang terjadi selaras dengan pikiran kita, terkadang makna di balik pengalaman itu akan terlewatkan oleh pikiran kita. Bagi orang dunia, Injil adalah sebuah pengalaman yang kontroversial. Sedangkan bagi orang Kristen, pengalaman dunia adalah sebuah pengalaman yang kontroversial. Kalau kita benar-benar seorang Kristen, semakin lama pengalaman-pengalaman Kristen seharusnya semakin selaras dengan pikiran kita. Yang berbahaya adalah kalau kita terlalu terbiasa dengan pengalaman yang selaras, kita akan menjadi cuek. Semua pengalaman yang Tuhan ijinkan kepada kita sudah tidak bermakna di dalam hati kita. Dan kebanyakan justru inilah yang terjadi pada diri kita. Pengalaman yang merupakan konsekwensi dari keputusan kita sebelumnya tidak memiliki nilai yang begitu besar karena kita mengerti kenapa itu terjadi. Kalau seorang pencuri tertangkap basah dan dipenjara, maka pengalaman penjara itu bukanlah hal yang berarti karena dia sudah mengerti kenapa dia dipenjara. Tetapi berbeda dengan inevitable experience. Pengalaman yang tak terduga sama sekali memiliki nilai yang begitu besar karena ada kemungkinan Tuhan sedang berbicara kepada kita. Tetapi masalahnya kita sangat sulit menganggap sebuah pengalaman yang selaras dengan pikiran kita sebagai inevitable experience. Kalau kita mendengarkan kesaksian yang sering terjadi, hampir semua orang selalu menceritakan bagaimana susahnya dulu dan kemudian tiba-tiba mendapatkan berkat dari Tuhan menjadi sembuh, kaya, dll. Jarang sekali ada orang yang menceritakan bagaimana Tuhan sudah memberikan berkat di sepanjang hidupnya walaupun dia merasa tidak pantas menerimanya. Orang seperti ini bukan ribut dapat berkat tetapi ribut bagaimana menggunakan berkat yang sudah ada semaksimal mungkin untuk Tuhan dan orang lain. Sebelum Tuhan berbicara kepada Paulus, dia pikir bahwa apa yang dilakukannya selama ini cocok dengan pikiran Tuhan. Tetapi peristiwa di tengah jalan itu membuat seluruh pikirannya terkoreksi. Begitu pula dengan kita. Kita pikir selama ini kita sudah mengikuti jalan Tuhan, kita sudah cukup berjuang dan melayani Tuhan. Marilah pada hari ini kita kembali menguji semua itu. Kita harus bertanya, siapakah kita? Ada begitu banyak pengalaman yang terjadi, tetapi bagaimanakah tindakan kita selanjutnya? Keunikan apa yang terdapat pada inevitable experience? Pertama, inevitable experience selalu bersifat personal. Ketika kita sedang berada di dalam bus bersama dengan banyak orang, tiba-tiba bus tersebut kecelakaan. Maka pengalaman kecelakaan tersebut dialami oleh semua penumpang, termasuk kita. Tetapi, pengalaman yang kita alami tersebut adalah tetap pengalaman pribadi kita. Demikian pula dengan apa yang dialami oleh Paulus. Ketika Tuhan berbicara beserta dengan cahaya yang sangat menyilaukan, hanya Paulus yang mengerti dan buta matanya. Walaupun banyak orang yang menyertai Paulus, tetapi mereka semua tidak mendengar dan melihat dengan jelas seperti Paulus. Itu sebabnya mereka menjadi bingung dan tidak buta. Kelihatannya banyak orang yang melihat dan mendengar, tetapi kenyataannya hanya Paulus yang mau dipakai oleh Tuhan. Dari sini kita baru sadar bahwa kita perlu menguji setiap inevitable experience dan bertanya apakah kehendak Tuhan? Walaupun mungkin yang campur tangan adalah iblis, tetapi di belakang itu pasti ada rencana Tuhan. 120 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Kedua, kalau pengalaman itu terjadi pada anak Tuhan yang sejati, maka di dalamnya Tuhan mau bekerja di dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan. Oleh sebab itu, kita harus dapat melihat setiap pengalaman secara positif. Ketika matanya Paulus buta, ternyata hatinya justru tercelik. Apa yang selama ini dianggapnya sebagai kehebatan dan kebanggaan berubah menjadi sampah dan dosa. Seluruh rencana dan kekuatan hidupnya dihancurkan oleh Tuhan, tetapi setelah itu dia sadar bahwa Tuhan memiliki rencana dan kekuatan yang lebih besar. Apakah kita rela masuk ke dalam pengalaman seperti ini? Apakah kita rela semua rencana dan pengalaman kita diinterupsi oleh Tuhan? Kalau kita melulu hanya menjalankan rencana kita saja, maka kita tidak akan pernah memiliki pengalaman yang besar bersama Tuhan karena kita tidak pernah mengijinkan Dia masuk ke dalam hidup kita. Setelah matanya Paulus sembuh, secara pikiran manusia terdapat kemungkinan kalau Paulus tetap tidak bertobat bahkan mungkin malah semakin kejam karena Tuhan sudah menghancurkan dia. Begitu juga dengan kita, terkadang Tuhan bisa menghancurkan total seluruh studi dan profesi kita agar kita bisa dibentuk oleh-Nya. Dan untuk melihat hikmat seperti ini diperlukan kepekaan dan kerelaan hati yang sangat besar sehingga kita mengerti maksud Tuhan dan rela berkorban mengikuti pimpinan-Nya. Jangan sampai kita seperti orang dunia yang kalau diberitahu kebenaran bukannya sadar dan bertobat tetapi malah marahmarah sampai mau pukul orang. Bersikap seperti ini memang sangat susah, tetapi inilah salah satu cara Tuhan bekerja untuk merubah kita. Ketiga, inevitable experience bersifat progresif. Artinya, kalau kita semakin teliti melihat pengalamanpengalaman yang sangat unik, maka kita akan semakin mengenal Allah dengan jelas. Kalau setiap rencana kita pribadi selalu tergenapi, maka kita tidak akan pernah mengetahuinya apakah itu rencana Tuhan atau tidak karena itu adalah hal yang sangat logis. Dengan segala kelakuan jahatnya Paulus bertujuan ingin semakin mengenal dan melayani Tuhan, hanya caranya yang salah. Tetapi kalau kita bandingkan semangat orang-orang Kristen zaman sekarang dengan semangat Paulus bahkan sebelum dia bertobat, Paulus jauh lebih giat. Apalagi dibandingkan dengan setelah dia bertobat. Sebelum bertobat, Paulus sangat giat melayani “Tuhan”. Tetapi setelah bertobat, dia jauh lebih giat dari sebelumnya. Kenapa ini terjadi? Karena dia semakin mengenal Tuhan. Berulang kali Tuhan menginterupsi jalan hidupnya dan itu membuat dirinya semakin mengenal Tuhan. Dan bukan hanya itu, tetapi dia juga semakin taat kepada Tuhan Memang sangat baik kalau kita berusaha mengenal Tuhan dengan membaca buku-buku teologi. Tetapi kalau kita hanya mengandalkan itu saja, kita hanya akan mengenal Tuhan sebatas teori. Tuhan yang berpribadi sama sekali belum menyentuh hati kita. Dan pengenalan yang demikian dangkal tidak akan merubah hidup kita. Inevitable experience hanya bisa membuat kita semakin megenal Allah ketika kita dapat merasakannya sebagai pengalaman pribadi dan dapat melihatnya secara positif. Sebagai pemuda-pemudi, kita masih memiliki waktu yang panjang. Dan waktu yang panjang itu pasti disusun dengan untaian pengalaman demi pengalaman. Kalau kita bisa teliti dan belajar dari setiap pengalaman itu, maka hidup kita akan sangat kaya karena di balik setiap pengalaman itu ada berkat Tuhan untuk kita. Amin! 121 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Empirisisme: Pengalaman yang benar Nats: Filipi 3:7-11 7 8 9 10 11 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan–Nya dan persekutuan dalam penderitaan–Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian–Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Baik sadar atau tidak, kita seringkali masuk ke dalam dua ekstrim yang saling berlawanan mengenai bagaimana memandang pengalaman, yaitu antara orang yang selalu mengingkarinya dengan orang yang selalu mengagungkannya. Orang-orang positive thinking memiliki pemahaman bahwa semua yang terjadi dan semua keberadaan tergantung dari pikiran kita. Tokoh-tokoh seperti Norman Vincent Peale, Anthony Robbins, Napoleon Hill mengajarkan agar kita semua hendaknya selalu berpikir positif untuk menciptakan realita yang positif pula. Akhirnya, mereka berusaha mengingkari fakta yang ada dan diganti dengan menciptakan pikiran sendiri. Padahal kalau kita terus-menerus melakukan hal seperti itu, kita akan menjadi terbiasa menipu diri sendiri. Tetapi sebaliknya, ada orang-orang yang selalu mengagungkan pengalaman diri sendiri. Jadi kebenaran mereka tergantung dari apa yang telah mereka. Pengalaman yang begitu sampit dijadikan titik tolak untuk menilai segala sesuatu sehingga pengetahuan merekapun akhirnya hanyalah sebatas pengalaman mereka. Padahal, berapa banyak setiap manusia bisa memiliki pengalaman? Ada cerita mengenai dua bayi ayam yang masih di dalam telur sedang berbincang-bincang. Mereka berdua menyetujui bahwa dunia itu ternyata gelap, sempit, dan bau. Tetapi beberapa saat kemudian, salah satu bayi ayam tersebut menetas dan dia menyadari hal baru bahwa ternyata dunia itu terang, luas, dan tidak bau. Dia begitu bersemangat 122 Persekutuan & Pembinaan Pemuda memberitahu temannya tetapi yang dibilangi bukannya percaya malah menganggap temannya sudah gila. Inilah cerita yang menggambarkan empirisisme. Pengalaman-pengalaman baru akan selalu membuat kepercayaan manusia selalu berubah tergantung apa yang dialaminya setiap hari. Bagian ayat yang kita baca pada hari ini merupakan bukti nyata dari perubahan besar yang terjadi pada konsep empirisisme Paulus, yaitu: dia kembali kepada pengalaman dan kebenaran yang sejati. Dan dari peristiwa ini kita dapat belajar bahwa pertobatan seseorang adalah sebuah pengalaman pertama yang paling signifikan dan yang paling sejati. Tanpa adanya pengalaman pertobatan, tidak mungkin kita bisa memiliki pengalaman yang sejati, yaitu pengalaman bersama dengan Tuhan. Jadi titik putar balik kita dari pengalaman yang berdosa menuju kepada pengalaman yang sejati bukanlah waktu kita jadi kristen, tetapi lebih daripada itu, yaitu: ketika kita mengalami kelahiran baru. Pada waktu kita belum lahir baru, semua pengalaman kita simpan erat-erat hingga menjadi sampah dan sampah itulah kebenaran kita. Inilah yang juga dialami oleh Paulus sebelum bertobat. Kenapa Paulus mengatakan semua yang dibanggakan olehnya sebelum bertobat adalah sampah? Kenapa pengalamannya yang begitu banyak dianggap sampah? Karena semuanya itu justru membuat menjadi keras kepala berjuang demi ketidak benaran dan akhirnya dia semakin jauh dari kebenaran Tuhan. Sama dengan kalau pertama kali kita bermain judi, lebih baik kalah sekarang daripada menang. Jikalau pertama kali main langsung kalah, pengalaman pahit tersebut akan membangun sebuah kesimpulan bahwa berjudi bisa membuat kita bangkrut. Tetapi kalau setan membuat kita menang, pengalaman “enak” tersebut juga akan menancap di kepala kita sehingga ketika kita mengalami kekalahan di kemudian hari, kita anggap pengalaman itu yang salah. Inilah yang membuat banyak orang menjadi bangkrut sungguhan di meja judi. Satu pengalaman yang “enak” disimpan habis, tetapi pengalaman pahit yang berulang kali justru diabaikan. Kita perlu sadar bahwa kita tidak bisa dikatakan bertobat apabila kita hanya menggunakan otak dan pikiran kita, tetapi harus melalui sebuah pengalaman yang benar-benar terjadi bahwa kita mengakui segala dosa kita di hadapan Tuhan dan membuka hati kita bagi Yesus Kristus. Kalau kita mengalami seperti ini, maka pengenalan kita akan Kristus akan menjadi kekuatan untuk kita bisa merubah seluruh hidup kita. Itu sebabnya Paulus mengatakan, ketika dia mengenal Kristus, itulah pengalaman yang paling mulia dari semua pengalamannya. Pernahkah kita benar-benar mengakui dosa-dosa kita? Pernahkah kita benar-benar kembali kepada Kristus? Kemudian, Paulus juga mengucapkan kata “Aku mengenal Kristus” sebanyak dua kali. Pada zaman Paulus hidup, kata “Mengenal” dapat digambarkan sebagai hubungan intim, Artinya, ketika kita mengenal seseorang, itu bukan berarti kita hanya mengenal dia secara rasio saja tetapi merupakan perpaduan antara rasio dengan pengalaman nyata. Maka ketika Paulus mengaku bahwa dia mengenal Kristus, dia bukan hanya mengenal secara teori tetapi juga termasuk pengalaman pribadi bersama dengan-Nya. Pengertian (understand) dan pengalaman (experience) yang tepat akan menghasilkan pengenalan (know) yang tepat pula. Pengalaman yang tidak didukung oleh pengertian yang tepat akan membuat interpretasi pengalaman itu menjadi keliru dan akhirnya pengenalan kita juga akan keliru. Sebaliknya, kalau kita kita cuma mengerti tetapi tidak pernah mengalami maka pengenalan kita akan sangat dangkal. 123 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Apakah yang diinginkan oleh Paulus? Dia ingin mengerti kebenaran yang sejati, dan kebenaran yang sejati bukan dibangun oleh diri kita sendiri tetapi dibangun berdasarkan iman. Dan kebenaran yang berdasarkan iman akan membentuk pengalaman iman. Jadi pengalaman sejati yang pertama adalah pengalaman iman. Iman yang beres merupakan titik tolak sehingga kita mengetahui kebenaran Tuhan dan masuk ke dalam pengalaman yang sejati. Tetapi oleh dunia, konsep ini justru dunia dibalik. Orang-orang dunia menuntut agar kita mengalami dahulu, setelah itu baru percaya. Padahal, kalau kita tidak percaya, bagaimanapun orang lain menjelaskan kepada kita, kita tetap tidak akan mengerti. Kalau kita tidak percaya bahwa si A adalah orang baik, bagaimanapun dia berbuat baik kepada kita, kita tetap tidak akan mengerti kebaikannya. Kita terus menganggap dia adalah orang yang licik, penipu, dsb. Orang yang bersikap seperti ini biasanya disebut prejudis. Pertama, yang tepat adalah iman mendahului pengertian. Bahkan di Alkitabpun telah ditulis, “Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat.” (Ams 1:7). Orang yang tidak pernah tunduk di hadapan Tuhan, dia tidak akan pernah mengerti apa-apa. Berapa banyak orang Yahudi yang mendengarkan khotbah Yesus? Tetapi kenapa orang yang tidak bertobat juga begitu banyak? Padahal Yesus tidak pernah berbicara basa-basi. Itu sebabnya iman sangat mempengaruhi bagaimana kita melihat sebuah pengalaman. Kalau kita berani memakai pengalaman untuk menunjang iman kita, maka iman tersebut pasti bukanlah iman yang sejati. Kita tahu film yang menceritakan tentang Tuhan Yesus disalib tidak pernah sukses, tetapi apakah kita memiliki iman seperti Mel Gibson yang walaupun dia tahu hal itu namun dia tetap mengerjakan film The Passion of Christ, bahkan dengan uangnya sendiri. Berapa banyak sih teman-temannya yang percaya kalau film seperti itu bakalan sukses? Pada saat seperti inilah iman kita ditantang oleh dunia. Ketika dunia bilang “Tidak mungkin,” beranikah kita berteriak sebaliknya? Beranikah kita mendobrak semua mitos dunia yang selalu mengunci pikiran kita? Kedua, pengalaman yang sejati adalah pengalaman Firman. Paulus mengatakan bahwa untuk membangun sebuah pengalaman iman tidak bisa dengan kebenaran diri sendiri melainkan harus kembali kepada kebenaran Firman Tuhan. kalau pengalaman kita tidak dipandang berdasarkan Firman, maka pengalaman itu bukanlah pengalaman yang baik karena yang bisa memberikan pengalaman bukan hanya Tuhan tetapi juga iblis. Firman Tuhan berfungsi sebagai kunci bagi setiap pengalaman kita sehingga kita tidak salah merespon dan dapat melihat apa yang diinginkan oleh Bapa kita. Dari mana kita bisa tahu keinginan Bapa kita kalau kita tidak bergumul dengan Firman-Nya setiap hari? Apakah kita masih mengingat peristiwa Toronto Blessing? Begitu banyak orang yang tertawa, berjatuhan, dll, selama berhari-hari seperti kerasukan setan. Dan mereka yang sadar mempercayai bahwa semua itu adalah manifestasi Roh Kudus. Inilah orang bodoh dan tidak mau belajar Alkitab tetapi sok pintar. Celakanya lagi, semua orang percaya kepada apa yang diucapkannya. Alkitab secara jelas membedakan antara istilah “merasuki” dengan “dipimpin.” Apa yang dilakukan oleh Roh Kudus adalah memimpin sehingga orang yang dipimpin-Nya masih memiliki kesadaran penuh. Siapa yang mau dipimpin setan? Itu sebabnya setan selalu merasuki orang. Dan itulah yang terjadi pada waktu itu. Kesadaran semua orang menjadi hilang dan bertingkah laku yang sangat aneh dan menakutkan. Pengalaman sudah tidak dipandang berdasarkan Firman Tuhan. Mereka begitu keras kepala menganggap itulah Roh Kudus yang benar dan mereka tidak peduli dengan apa yang ada di Alkitab. Marilah kita membaca dan mempelajari Alkitab secara baik, teratur, 124 Persekutuan & Pembinaan Pemuda dan tepat. Setelah kita membaca Alkitab beberapa kali dari awal hingga akhir, itu adalah pengalaman yang sungguh-sungguh berharga karena pada waktu itu kita pasti bertambah bijaksana dalam melihat dan berpikir segala sesuatu. Ketiga, pengalaman sejati adalah pengalaman sehari-hari kita bersama dengan Tuhan. Setelah Paulus bertobat, dia menginginkan agar dirinya bisa mengenal Tuhan. Kata “Mengenal” disini menggunakan present tense. Artinya, Paulus ingin hidup bergaul dengan Tuhan setiap hari dan di dalam setiap aspek kehidupannya. Mungkin setiap hari kita berdoa pada waktu sebelum makan, sesudah bangun tidur. Tetapi ketika kita belajar, bekerja, merencanakan dan memutuskan sesuatu, apakah pada waktu itu kita sudah melibatkan Tuhan? Janganlah kita ingat kepada Tuhan hanya kalau kita sedang menginginkan-Nya tetapi di lain waktu kita menyembunyikan Dia. Yang penting bukanlah doa berapa kali sehari, tetapi apakah hidup kita sudah terbiasa bergaul dengan Dia. Ketika kita berdoa, apakah kita melibatkan hidup kita di dalam doa itu atau hanya basa-basi? Keempat, pengalaman yang sejati adalah pengalaman kerajaan. Pengalaman kerajaan adalah pengalaman ketika kita terlibat di dalam aktivitas kerajaan Allah. Allah menganugerahkan kemampuan kepada kita sehingga kita bisa dipakai-Nya untuk membangun dan memperluas kerajaan-Nya. Kalau kita pernah terlibat di dalam penyelenggaraan KKR setahun yang lalu, pada waktu itu kita benar-benar merasakan sebuah pengalaman yang betul-betul luar biasa, yaitu kita bisa melihat bagaimana Tuhan memimpin di dalam setiap langkah dan keputusan yang diambil. Kemudian kalau kita melihat karya lukisan Michaelangelo di kubah The Sistine Chapel. Walaupun lukisan tersebut kurang Alkitabiah tetapi semua orang tetap mengaguminya. Kenapa? Kerena disitulah titik awal perubahan drastis pemikiran manusia menjadi humanis. Tahukah kita kalau Michaelangelo melukis gambar itu sambil marah-marah? Dia membenci Roma Katolik karena dia disuruh melukis di bagian yang paling sulit dan bayarannya dianggap tidak cukup. Itulah sifat humanisme Michaelangelo. Dia tidak sadar kalau Tuhan ingin memakai dia untuk menghias gereja-Nya. Maka bisakah kita membayangkan betapa lebih indahnya lukisan itu kalau dia mengerjakannya dengan hati yang cinta kepada Tuhan? Tetapi sayang, Michaelangelo tidak siap hati untuk mengabdikan seluruh hidupnya bagi Tuhan. Dia marah-marah hanya karena iri dan kurang digaji. Dia tidak melihat betapa besar dan agungnya pekerjaan Tuhan yang diserahkan kepada dia. Bagaimana dengan kita? Ketika Tuhan ingin memakai kita untuk membangun kerajaan-Nya, apakah kita berani menerimanya? Apakah kita berani mengabdikan hidup kita bagi Dia? Hati yang siap berkorban dan penuh dengan cinta kasih akan menghasilkan suatu karya yang mampu melampaui zaman. Hasil pekerjaan kita akan senantiasa diingat dan dikagumi oleh semua orang di sepanjang sejarah. Maukah kita memiliki pengalaman seperti ini? Betapa indahnya hidup kita kalau kita bisa memiliki pengalaman yang sejati, yaitu pengalaman bersama dengan Tuhan. Amin! 125 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Hendry Ongkowijojo Pandangan Calvin mengenai perintah sabat Nats: Kel 2 : 16-17; Bil. 15 : 32-36; Yer.17:21-22; Yeh.20:1-13; 1 Kor.16:2; Gal.4:10-11; Kol.2:16-17 Bilangan 15 32 33 34 35 36 Ketika orang Israel ada di padang gurun, didapati merekalah seorang yang mengumpulkan kayu api pada hari Sabat. Lalu orang–orang yang mendapati dia sedang mengumpulkan kayu api itu, menghadapkan dia kepada Musa dan Harun dan segenap umat itu. Orang itu dimasukkan dalam tahanan, oleh karena belum ditentukan apa yang harus dilakukan kepadanya. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Orang itu pastilah dihukum mati; segenap umat Israel harus melontari dia dengan batu di luar tempat perkemahan." Lalu segenap umat menggiring dia ke luar tempat perkemahan, kemudian dia dilontari dengan batu, sehingga ia mati, seperti yang difirmankan TUHAN kepada Musa. Yeremia 17 21 Beginilah firman TUHAN: Berawas–awaslah demi nyawamu! Janganlah mengangkut barang–barang pada hari Sabat dan membawanya melalui pintu–pintu gerbang Yerusalem! 22 Janganlah membawa barang–barang dari rumahmu ke luar pada hari Sabat dan janganlah lakukan sesuatu pekerjaan, tetapi kuduskanlah hari Sabat seperti yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu. 1 Kor. 16: 2 2 Pada hari pertama dari tiap–tiap minggu hendaklah kamu masing–masing––sesuai dengan apa yang kamu peroleh––menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang. Kolose 2 16 17 Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus. 126 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Fakta keberadaan hari Sabat sungguh unik. Kita bisa mencari penjelasan bagi pembagian waktu secara harian, bulanan, dan tahunan berdasarkan ilmu alam, yaitu melalui peralihan terang dan gelap, penampakan bulan, dan perputaran bumi mengitari matahari. Tetapi bagaimana kita dapat menjelaskan pembagian waktu secara mingguan? Hanya jika kita kembali kepada Firman Tuhan. Tanpa penjelasan Alkitab, kita tidak akan pernah mengerti kenapa siklus mingguan bisa berlaku secara universal. Ketika John Calvin berbicara mengenai hari sabat, dia memang tidak mengaitkannya dengan christian freedom. Tetapi kita bisa melihat bahwa keyakinannya akan christian freedom ternyata juga mempengaruhi pandangannya mengenai hari sabat. John Calvin memandang hari sabat dengan jauh lebih positif dan “bebas,” bahkan jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh atau dengan iman kepercayaan Reformed lainnya. Menurut John Calvin, di dalam Perjanjian Lama Allah menganggap hari sabat sebagai hal yang amat sangat serius sehingga semua orang tidak boleh melewati hari itu dengan sembarangan. Hari ini kita tidak terbiasa untuk menganggap betapa seriusnya pelanggaran hari sabat. Kita tidak akan kesulitan untuk menganggap pencurian, pembunuhan, berbohong, sebagai dosa serius di mata Allah. Tetapi kalau ada orang yang melanggar hari sabat, kita sulit untuk memberikan tingkat keseriusan yang sama. Tetapi di dalam Perjanjian Lama, di antara sepuluh perintah Allah, pelanggaran perintah keempat adalah yang paling banyak diperingatkan dan dikecam. Keseriusan Tuhan dalam hal hari sabat dapat kita lihat dari beberapa ayat Alkitab seperti Bil. 15:32-36, Yeh. 20:10-13, dan Yer. 17:21. Di dalam ayat-ayat ini, pelanggaran hari sabat disebutkan secara khusus. Mengapa Allah menganggap hari sabat begitu penting hingga menjadi salah satu alasan pembuangan Israel ke Babel dan Asyur? Karena hari itu merupakan hari dimana bangsa Israel mengingat bahwa Allah telah menguduskan bangsa itu (Kel. 31:13). Tuhan memberikan hari sabat kepada bangsa Israel agar mereka mengingat apa saja yang pernah Allah lakukan untuk mereka. Perihal mengingat ini penting karena melupakan apa yang Tuhan lakukan adalah salah satu penyebab penting dari semua pelanggaran yang lain. Dengan memelihara hari sabat, mereka akan senantiasa mengingat semua itu dan ingatan itu akan menolong mereka waspada untuk tidak melanggar aturan-aturan yang lain. Tetapi Calvin juga melihat bahwa Perjanjian Baru memiliki penekanan yang berbeda. Perjanjian Baru memandang hari Sabat sebagai salah satu bayangan yang wujud aslinya menunjuk kepada Kristus (Kol. 2:16). Kalimat yang diucapkan oleh Paulus ini memiliki makna yang sangat besar. Ini berarti hari Sabat tidak lagi mengikat orang Kristen Perjanjian Baru seperti hari Sabat mengikat orang Yahudi Perjanjian Lama. Hari ini kita tidak lagi mensakralkan hari Sabat. Kita tidak lagi memandang hari minggu sama seperti orang Yahudi memandang hari sabtu. Calvin bahkan berkata bahwa ia tidak mempermasalahkan jika ada gereja yang menetapkan ibadahnya di hari lain. Tetapi bagi Calvin, semua ini tidak berarti membuat hari Sabat kehilangan semua makna pentingnya bagi orang Kristen. Ketika ditanya apakah kebebasan itu membuat kita tidak perlu lagi menetapkan satu hari untuk berbakti, Calvin menjawab bahwa meskipun Firman Tuhan dalam Perjanjian Baru memberikan kita kebebasan, tetapi Tuhan juga menghendaki kita agar kita tetap beribadah secara rutin setiap minggunya. Inilah keseimbangan antara kebebasan dan arti penting hari sabat. 127 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Menentukan satu hari di dalam satu minggu tetap penting karena alasan kedisiplinan dan keteraturan. Tanpa adanya satu hari yang kita sepakati untuk beribadah, maka ibadah kita akan kacau balau. Bayangkan betapa kacaunya gereja yang jadwal kebaktiannya setiap minggu selalu berubah-ubah! Itu sebabnya sejak zaman gereja mula-mula, telah ditentukan satu hari untuk beribadah bersama-sama. Bukan karena mitos ataupun hukum Allah di dalam Perjanjian Lama, tetapi demi ketertiban, keteraturan, dan kedisiplinan bersama-sama. Tetapi, bukankah seharusnya kita datang kepada Tuhan setiap hari? Bagi pertanyaan seperti ini Calvin mengamini bahwa memang yang paling baik adalah jika setiap hari kita dapat mengingat Tuhan setiap hari. Tetapi Calvin menegaskan bahwa kita juga perlu menyadari kelemahan kita dan orang lain. Apabila kita mau bebicara jujur, siapakah di antara kita yang setiap hari dapat mengkhususkan waktu yang cukup panjang seperti kebaktian bersama di hari minggu? Kelemahan inilah yang kemudian membuat kita perlu “mengkhususkan” suatu waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri, memuji Tuhan, merenungkan Firman Tuhan, memberikan persembahan, serta bersekutu dengan sesama kita. Ada tiga hal yang perlu kita ingat berkenaan dengan kita menguduskan satu hari dalam satu minggu. Pertama, kita perlu berhenti bekerja agar Tuhan dapat bekerja di dalam kita. Hal ini menunjukkan bahwa kita tidak dapat meminta Tuhan bekerja tanpa kita harus menyediakan waktu secara khusus dengan tidak mengurusi urusan kita sendiri. Sebuah contoh: kita sering merasa bahwa kita dapat beribadah sambil sekaligus mengurus urusan kita setelah ibadah selesai, seperti kita dapat membuka toko atau berekreasi sepulang dari gereja. Pertanyaannya adalah, seberapa jauh kita dapat menjaga pikiran kita tetap terfokus di dalam ibadah jika setelahnya kita tahu kita akan melakukan berbagai hal yang kita nanti-nantikan. Bukankah banyak jemaat gelisah ketika ibadah tidak kunjung selesai karena itu berarti gangguan terhadap apa yang mereka rencanakan setelah ibadah? Bukankah banyak jemaat yang “terpaksa” meninggalkan ibadah sebelum ibadah itu selesai karena ada urusan mendesak lain yang harus diselesaikan? Salah satu alasan mengapa Calvin berbicara begitu positif tentang kemerdekaan Kristen, termasuk yang berkenaan dengan hari sabat, adalah karena ia begitu menyadari kelemahan-kelemahan manusia seperti ini. Calvin sadar bahwa orang Kristen adalah orang yang merdeka. Tetapi ia juga sadar bahwa orang Kristen seringkali tanpa sadar membelenggu kemerdekaan mereka sendiri. Kesadaran seperti inilah yang sering tidak kita miliki sehingga setelah kita memakai kebebasan dengan tidak bertanggung-jawab, kita menjadi ketakutan dan jatuh pada ekstrim yang lain. Kita menjadi ketakutan untuk memakai kebebasan sama sekali. Dan hal ini pun yang sering kita alami berkenaan dengan hari Sabat. Kedua, kita perlu mengkhususkan hari minggu demi ketertiban gereja dan kesehatan rohani kita sendiri. Hari minggu seharusnya menjadi hari khusus di mana kita belajar dan merenungkan Firman Tuhan. Hari sabat juga harus kita khususkan untuk mengingat apa yang telah Tuhan kerjakan untuk kita. Setiap hari mungkin kita telah mengucap syukur atas makanan dan berkat-berkat yang lain, tetapi pada hari sabat seharusnya kita bisa merenungkan secara khusus apa yang telah Tuhan kerjakan di dalam dan melalui kita selama enam hari sebelumnya. Apa yang sudah diberikan-Nya dan apa pula yang sudah kita berikan kepada-Nya? Di hari minggu kita juga bisa mengevaluasi hidup kita yang tidak pernah sempat kita lakukan selama enam hari sebelumnya. Melupakan semua ini akan membuat rohani kita kering kerontang. 128 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ketiga, pada hari sabat kita juga perlu memberikan waktu istirahat kepada orang-orang yang telah Tuhan percayakan kepada kita. Menurut Calvin, sudah sepatutnya kita juga memberikan istirahat kepada orangorang yang bekerja kepada kita. Selama enam hari kita mau mereka bekerja sungguh-sungguh untuk kita, maka pada hari sabat kita harus memberikan kesempatan mereka untuk beristirahat, beribadah, dan berkumpul bersama keluarganya. Kita perlu memberi mereka kesempatan untuk menarik nafas, karena sesungguhnya itulah arti harafiah dari sabat. Kalau kita memelihara hari sabat dengan baik dan seimbang, maka kita akan melihat bagaimana Tuhan memelihara kita dalam enam hari yang lain. Tidak berati ini yang menjadi motivasi kita. Tetapi Tuhan Yesus berkata bahwa barangsiapa yang terlebih dahulu mencari Kerajaan Allah, maka segala sesuatu akan ditambahkan kepadanya. Biarlah kita boleh mengingat bahwa hari Sabat diberikan untuk kebaikan kita. Kita tidak mensakralkan hari itu tetapi kita juga tidak seharusnya melupakan arti pentingnya. Biarlah keseriusan Perjanjian Lama akan Perintah Sabat mengingatkan kita bahwa melupakan segala yang Allah lakukan adalah awal dari semua pelanggaran kita yang lain. Amin! 129 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Pengorbanan dan pengabdian Nats: Matius 20 : 28 28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa–Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Banyak di antara kita pasti tahu apa artinya kata sacrifice dan dedication dalam bahasa Indonesia, tapi mungkin kita akan sangat jarang sekali melihat kedua kata tersebut di dalam hati orang-orang pada zaman sekarang. Kadang-kadang kita masih bisa menemukan orang yang berkorban dan mendedikasikan seluruh seluruh hidupnya untuk sesuatu hal, tetapi mereka melakukannya dengan motivasi, penerapan, dan tujuan yang sangat jahat. Perikop Alkitab pada hari ini bukan hanya membicarakan tentang diri Kristus tetapi juga setiap kita yang membacanya diminta supaya kita semakin sama dengan-Nya. Banyak orang yang menggunakan ayat ini secara keliru, yaitu supaya kita memiliki kekuatan supranatural sama seperti Yesus. Sebagai orang Kristen kita tidak boleh mempermainkan kebenaran untuk memenuhi keinginan diri sendiri. Walaupun kita telah membaca Alkitab berkali-kali, belum tentu kita adalah seorang Kristen yang sejati kalau ternyata kita suka memilah-milah Alkitab berdasarkan apa yang kita suka dan apa yang bisa kita manfaatkan. Kita akan selalu gagal untuk melihat kebenaran Tuhan kalau kita tidak pernah setia untuk kembali kepada Firman berdasarkan Firman, bukan berdasarkan asumsi-asumsi. Paskah merupakan peristiwa yang sangat unik dan istimewa bagi anak-anak Tuhan. Semua orang di segala tempat dan budaya bisa merayakan natal bahkan jauh lebih meriah daripada orang Kristen sendiri, tetapi tidak semua orang bisa merayakan paskah. Setiap manusia pasti memiliki hari ulang tahun, termasuk Yesus. Tetapi kalau kita berbicara tentang paskah, maka kita sedang berbicara tentang keunikan Kekristenan, the Finality of Christianity. Paskah berarti puncak finalitas dari iman Kristen sehingga tidak ada seorang pun selain anak Tuhan yang bisa merayakannya! Semua orang di dunia pasti memiliki momen 130 Persekutuan & Pembinaan Pemuda kelahiran tetapi Yesus Kristus adalah satu-satunya manusia yang mampu bangkit dari kematian untuk mengalahkan kuasa iblis dan untuk menyelamatkan kita. Kata-kata sacrifice dan dedication berhasil dirangkai dengan begitu indahnya di dalam momen kematian dan kebangkitan Kristus. Memang sampai dengan hari inipun kita masih bisa menemukan orang-orang yang rela melakukan pengorbanan bahkan sampai mati, tetapi apakah pengorbanan yang begitu besarnya mampu memberikan nilai yang sepadan dengan pengorbanan itu sendiri? Ada 2 macam pengorbanan yang bisa kita temukan di dunia. Pertama, pengorbanan yang penuh dengan kesia-siaan. Orang seperti ini sangat kasihan sekali karena dia merasa bahwa dirinya telah berkorban begitu besar tetapi ternyata hasilnya tidak sesuai dengan pengorbanan yang telah dilakukan. Contoh yang paling sering terjadi adalah cerita mengenai gadisgadis yang begitu mencintai pacarnya sampai rela mengorbankan keperawanannya untuk diberikan kepada pacarnya. Tetapi sayangnya pengorbanan tersebut berakhir dengan kekecewaan yang sangat dalam karena tidak diterima dengan kesetiaan tetapi dengan pengkhianatan. Apakah pengorbanan seperti ini layak untuk dilakukan demi cinta? Tetapi pengorbanan yang kedua adalah pengorbanan yang di dalamnya terdapat nilai yang sejati. Pengorbanan seperti ini tidak pernah menjadi pengorbanan yang sia-sia tetapi pengorbanan itu akan selalu dikenang di sepanjang sejarah. Pengorbanan semacam inilah yang dilakukan oleh banyak misionaris dan salah satunya adalah Nomensen yang. Banyak misionaris sebelum dia yang mati dibunuh di daerah Batak dan dia juga diperingati oleh banyak orang untuk tidak ke sana, tetapi dia tetap berangkat dengan meninggalkan semua miliknya. Akhirnya, dia dipakai oleh Tuhan dengan sangat luar biasa sehingga pengorbanannya tidak sia-sia tetapi justru dikenang hingga hari ini. Begitu pula dengan Hudson Taylor, John Sung, dan yang paling besar, yaitu: Yesus Kristus. Bagi orang-orang dunia, pengorbanan Yesus di atas kayu salib adalah suatu pengorbanan yang sangat bodoh karena mereka hanya melihat sampai kepada kematian Yesus saja dan tidak melihat bahwa itulah satu-satunya jalan bagi Yesus untuk membawa seluruh dunia kepada kemenangan dengan kebangkitanNya. Tetapi yang tidak mengerti rencana besar ini bukan saja manusia tetapi juga termasuk iblis karena kalau dia mengetahui rencana Allah Bapa, maka dia justru akan membiarkan Yesus sehingga tidak mati di kayu salib dan iblis akan menang. Dari sini kita mengerti bahwa iblis tidak maha tahu dan itu mengakibatkan kekalahan di pihaknya karena ternyata Yesus bisa bangkit. Inilah pengorbanan yang sangat berharga bagi setiap manusia. Kalau Yesus tidak dianiaya, dihancurkan, dan diremukkan hingga mati, maka pengorbananNya belum mencapai apa yang mungkin dialami oleh manusia karena dosa-dosanya. Kemudian, pengorbanan Yesus bukanlah sekedar pengorbanan yang kosong melainkan keluar dari sebuah dedikasi yang murni dengan nilai yang sangat besar. Sejak awal Yesus telah mengatakan bahwa Dia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Inilah paskah, sebuah pengorbanan yang muncul dari dalam hati yang penuh dengan dedikasi. Secara singkat kita akan mempelajari bahwa melakukan dedikasi pun ternyata memiliki tiga motif, yaitu: Yang pertama, dan yang paling parah adalah seseorang melakukan dedikasi karena dirinya adalah seorang yang bodoh. Orang seperti ini disuruh apapun pasti taat walaupun dirinya tidak mengerti apa-apa. Dan orang seperti ini ada banyak sekali di dunia, orang yang merasa dirinya pintar tetapi melakukan dedikasi yang 131 Persekutuan & Pembinaan Pemuda bodoh, inilah orang yang paling bodoh. Ketika kita mendedikasikan hidup kita untuk suatu hal yang sangat bodoh, maka hal itu akan terus-menerus menjadi pukulan bagi diri kita sendiri karena kita selalu menjadi korban dan seluruh dedikasi tersebut juga tidak berada di dalam kebenaran yang sejati. Yang kedua adalah dedikasi yang muncul karena adanya rasa takut kepada pihak lain. Ada beberapa orang dan negara seperti diktator, komunis, yang akan selalu mengancam dan mengintimidasi kita sehingga itu membuat kita takut dan terpaksa mendedikasikan hidup kita kepadanya. Jenis ketakutan yang lain adalah kita merasa takut kepada diri kita sendiri atau takut nama baik kita hilang. Dedikasi yang seperti ini sebenarnya bukanlah sebuah dedikasi yang sungguh tetapi hanya berusaha bertanggung jawab daripada nama baik kita hilang. Seorang pegawai bisa mengerjakan perintah atasan dengan segala kekuatan dan pikirannya, tetapi apakah ini bisa dibilang dedikasi? Belum tentu, karena terdapat alasan yang lain, yaitu daripada nama baik kita rusak. Jadi kita bekerja keras bukan dengan hati yang penuh dedikasi tetapi supaya mendapatkan nama besar, dipuji orang lain. Tetapi dedikasi yang ketiga dan yang tertinggi adalah dedikasi yang dilakukan karena cinta, sebuah ketaatan dan pengabdian yang dilakukan karena kita mengasihi orang tersebut. Namun sekali lagi, kita perlu mengetahui dengan tepat kepada siapa kita berdedikasi dan berkorban karena kalau kita melakukan dengan sembrono, maka kita akan kembali mudah dibodohi dan menjadi korban dari orang lain. Kita akan mencapai titik yang tertinggi apabila kita memiliki dedikasi dan pengorbanan yang maksimum, yaitu kita mengorbankan seluruh hidup kita untuk nilai yang tertinggi dan di dalam pengorbanan tersebut terdapat dedikasi yang dimotivasi oleh cinta yang murni. Dan teladan yang paling tepat untuk menggambarkan kedua hal ini adalah Kristus. Melalui perayaan paskah seharusnya kita dapat melihat sebuah pengorbanan dan dedikasi yang paling murni. Di dalam paskah kita melihat bahwa Tuhan Yesus telah mendedikasikan seluruh hidupnya mulai dari lahir di keluarga miskin, bekerja sebagai tukang kayu, sampai mati di kayu salib, bukan karena apa-apa tetapi karena begitu besar cinta kasih Tuhan sehingga Dia menyerahkan anak-Nya mati untuk kita! Seperti itulah cinta Tuhan kepada kita. Lalu bagaimanakah dengan kita? Apakah kita akan selalu mengerjakan segala sesuatu di dalam keegoisan diri kita sendiri? Kebanyakan orang ingin memiliki dedikasi tetapi tidak mau berkorban, tetapi apakah ini mungkin? Tidak, karena sebuah dedikasi selalu memerlukan pengorbanan. Setelah kita mendengarkan Firman Tuhan pada malam hari ini, seharusnya kita merasa sangat layak untuk mengorbankan seluruh hidup kita demi kemuliaan Tuhan, untuk menggenapkan rencana Tuhan. Sama seperti Kristus yang datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani itu berarti, kita datang ke dunia ini bukan untuk mengejar kepentingan diri sendiri tetapi bagaimana kita bisa menjadi berkat bagi banyak orang dan juga melayani Tuhan dengan segenap hati. Inilah hidup yang penuh makna. Amin! 132 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Signifikansi pengajaran Gereja: Peran pengajaran dalam Gereja Nats: Ams.2: 1-5 1 2 3 4 5 Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. Ketika kita ingin berbicara tentang signifikansi pengajaran gereja, maka lingkup awal yang terbaik adalah para pemuda karena kita adalah orang-orang yang seharusnya memiliki pikiran yang sangat tajam. Kita memerlukan ketajaman pikiran untuk berani menerobos apa yang tidak mungkin diterobos oleh orang-orang dunia. Lingkup kedua adalah para majelis yang sangat berperan di dalam organisasi gereja. Di sini kesulitan untuk mengajar lebih sulit lagi karena banyak di antara mereka telah memiliki pengertian yang salah sejak lama dan itulah yang sangat menyulitkan kita untuk mendidik mereka ke arah yang benar. Tetapi di lain pihak semua anak Tuhan harus kembali setia kepada Firman Tuhan sehingga mau tidak mau kita harus siap hati untuk menghancurkan segala pikiran kita yang salah. Lalu siapakah yang berperan untuk mendidik gereja? Seharusnya yang bertanggung jawab adalah hamba Tuhan, tetapi kalau kita melihat belakangan ini ternyata justru banyak hamba Tuhan yang semakin tidak mau bertanggung jawab. Hamba Tuhan yang seperti ini tidak mengerti panggilan Tuhan terhadap dirinya dan hakekat gereja sebagai tempat untuk mendidik bukan sebagai tempat hiburan. Dan orang seperti ini juga didukung oleh banyaknya pemuda-pemudi yang menganggap bahwa pengajaran di gereja adalah 133 Persekutuan & Pembinaan Pemuda suatu format yang tidak cocok dan tidak diperlukan lagi, memusingkan dan merepotkan. Inilah citra pemudapemudi zaman sekarang. Tetapi masalah ini bukanlah hal yang baru tetapi telah muncul sejak 10 abad yang lalu dimana terdapat 2 pihak yang saling berlawanan, yaitu pihak clergy dan layman. Pihak clergy mempercayai bahwa seorang imam memiliki posisi yang khusus di dalam gereja sehingga hanya mereka yang boleh membaca Alkitab. Jadi memasuki abad ke-10, semua orang tidak diijinkan untuk membaca Alkitab. Dalam keadaan seperti itu muncullah seorang tokoh pertama yang berani menerjemahkan Alkitab ke bahasa Inggris, yaitu William Tyndale yang akhirnya dia dihukum mati oleh pihak gereja. 150 tahun kemudian ada seorang tokoh refomator yang berani menerjemahkan Alkitab tetapi tidak mati, yaitu Martin Luther. Dia merasakan bahwa sangat tidak baik kalau gereja melepaskan tugasnya untuk mendidik jemaat sehingga dia berjuang menerjemahkan Alkitab dan semua orang akhirnya bisa membaca Alkitab dan belajar. Begitu pula dengan John Calvin yang sangat memperhatikan prinsip pendidikan iman Kristen kepada jemaat. Walaupun Calvin adalah lulusan di bidang hukum tetapi dia dapat mengerti Firman Tuhan jauh lebih tinggi, terintegrasi, dan akurat dibandingkan dengan orang-orang lulusan teologi. Kenapa bisa begitu? Karena belajar di dalam iman Kristen. Belajar di dalam iman Kristen merupakan proses belajar yang terbaik dan tertinggi karena hanya di dalam iman Kristen terdapat inti dari segala pengetahuan. Induk dari semua ilmu adalah filsafat, sedangkan semua filsafat bersumber dari teologi, dan semua teologi bersumber dari Alkitab (Wahyu Tuhan). Jadi Wahyu Tuhan yang dimengerti oleh manusia lalu dituangkan menjadi teologi dan teologi tersebut harus menguji semua filsafat, bukan sebaliknya. Setelah itu baru filsafat masuk ke dalam semua bidang ilmu. Inilah sistem belajar yang benar, yaitu dari atas ke bawah. Tapi dunia modern justru membaliknya sehingga apa yang menjadi fenomena di dunia ini digunakan oleh manusia untuk “menggambarkan” Tuhan. pemahaman mereka sangat sempit dan terbatas sekali karena kepala mereka tidak pernah keluar dari sekedar fenomena. Yang lebih celaka disekolahpun kita juga dididik dengan cara seperti ini. Di sinilah peran anakanak Tuhan untuk melakukan terobosan sehingga sekolah dan guru tahu bagaimana caranya belajar dan mengajar. Gereja merupakan tempat manifestasi kerajaan Allah di dunia dan disitulah terdapat kebenaran yang sejati, yaitu kebenaran Allah. Kita hanya bisa mencari kebenaran Allah dalam gereja dan itulah yang diucapkan berulang kali di dalam kitab Amsal karena memang seperti itulah sikap belajar yang benar. Paulus sebelum bertobat, juga memiliki otak yang sangat cerdas dan jenius. Tetapi sebelum dia bertemu dengan Tuhan, dia tetap tidak mengerti kebenaran karena dia memiliki sudut pandang yang berbeda dengan Tuhan. Dia pikir tiap hari melakukan hal yang benar sambil tidak tahu bahwa sebenarnya dia justru semakin berdosa. Setelah tunduk di bawah Firman barulah Paulus semakin mengerti kebenaran yang sesungguhnya. Tuhan menginginkan setiap warga kerajaan-Nya taat terhadap kehendak-Nya dan karena itu kalau kita berani mengaku sebagai anggota kerajaan-Nya, maka kita wajib berusaha untuk menjalankan semua peraturan-Nya. Kita boleh mengaku anak Tuhan tetapi kalau tidak ada ketaatan terhadap Bapa, kita tetap bukan anak Tuhan! Tuhan menuntut kepada setiap anak-Nya untuk semakin dewasa di dalam pikiran dan tingkah lakunya seperti yang Tuhan inginkan. Inilah belajar yang benar. Belajar yang benar adalah 134 Persekutuan & Pembinaan Pemuda bagaimana proses belajar tersebut membuat saya semakin mengerti dan dipersiapkan untuk menjalankan hidup sesuai dengan keinginan Tuhan. Menjadi seorang murid berarti menjadi seorang yang didisiplinkan, dan makna dari disiplin bukanlah hukuman dan pukulan, tetapi kembalinya kita kepada kebenaran kemudian dididik dalam kebenaran dan tidak boleh keluar dari kebenaran itu. Jika pada saat ini banyak gereja yang tidak menjalankan perannya sebagai wadah untuk mendidik, maka ada beberapa kemungkinan. Pertama, gereja menjadi fasilitator dunia, apa yang diinginkan dan dicari oleh orang-orang dunia akan sediakan di dalam gereja. Jadi yang terjadi bukanlah dunia mengikuti gereja tetapi malah sebaliknya sehingga gereja bukan lagi kerajaan Tuhan melainkan kerajaan dunia. Nama bangunan boleh gereja tetapi hakekatnya bukanlah gereja karena gereja memiliki tugas membangun, bukan merusak orang-orang yang ada di dalamnya. Orang-orang yang berada di dalamnya pun tidak ada yang bergantung kepada Tuhan karena semuanya bersifat humanis, saling menyerang dan menjatuhkan demi mendapatkan posisi tertinggi. Apakah ini yang disebut pelayanan? Terkadang apa yang terjadi di dalam gereja ternyata justru malah lebih menakutkan daripada di perusahaan. Bagaimana mungkin gereja seperti ini mau mendidik jemaat? Bakal seperti apa jemaatnya. Jemaat bukannya tahu bagaimana prinsip berbisnis yang benar tetapi malah pakai cara dunia lalu buka dagangan sehabis kebaktian. Ini anak setan atau anak Tuhan? Jadilah anak Tuhan yang beriman atau jadilah anak setan sekalian, jangan setengah-setengah. Kedua, gereja berubah menjadi temannya setan karena semua orang sudah tidak mau tunduk lagi kepada Tuhan tetapi mengijinkan setan masuk ke dalam. Itu sebabnya kalau kita melihat beberapa gereja, terkadang kebaktiannya sangat bersifat mistik tetapi mereka menutupinya dengan alasan pekerjaan Roh Kudus, padahal roh setan. Gereja seperti ini sangat menakutkan karena ini adalah penipuan dan mungkin sebagian besar dari jemaat tidak sadar kalau ditipu karena pendetanya tidak pernah mengajarkan doktrin Roh Kudus sehingga jemaat tidak bisa membedakan keduanya. Apalagi kalau ternyata pendetanya adalah anak buahnya setan, inilah yang disebut di Alkitab sebagai serigala berbulu domba. Mereka pandai sekali membuat mukjizat, bernubuat, dan mengusir setan. Jangan bilang tidak ada karena Yesus telah memperingati kita. Mereka sangat ahli menyamar jadi domba karena kalau tidak, Yesus tidak perlu memperingati kita karena toh pasti ketahuan karena tipuannya kelihatan jelas. Gereja seharusnya menjadi tempat sekolahnya kerajaan Allah dan di situ terdapat anak-anak Allah yang belajar bagaimana hidup sebagai anak Allah dan menjalankan kehendak-Nya sehingga mereka memiliki pikiran yang kristis dan tidak mudah ditipu oleh zaman. Jika pada hari ini kita masih menganggap diri kita sebagai anak Tuhan, kita perlu mengevaluasi diri kita sendiri apakah akal budi kita semakin serupa dengan dunia ini ataukah berubah sehingga kita bisa melihat mana yang baik dan berkenan bagi Allah. Kalau pikiran kita cukup tajam, kita pasti bisa melihat perbedaan dari hal-hal yang kelihatannya sama. Gereja memiliki berbagai macam sarana untuk mendidik baik melalui katekisasi, liturgi, pengakuan iman, dll. Semua sarana itu telah dipikirkan selama ratusan tahun oleh tokoh-tokoh gereja sehingga setiap hal di dalamnya memiliki signifikansi yang sangat penting yang tidak boleh di ubah-ubah ataupun ditiadakan. Amin! 135 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Signifikansi pengajaran Gereja: Katekismus dan pimbinaan Gereja Nats: 1 Timotius 4: 15-16 15 16 Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau. Semasa hidupnya Socrates pernah mengatakan bahwa orang yang hidupnya tidak pernah teruji, maka orang itu tidak layak hidup karena hidupnya adalah sampah. Jadi ketika kita ingin memiliki hidup yang bernilai, kita tidak dapat membangun dan menguji nilai itu berdasarkan diri kita sendiri tetapi nilai itu harus berasal dari luar, diuji dan dan ditetapkan dari luar diri kita. Kalau kita mengukur dan menetapkan nilai diri kita sendiri, maka nilai tersebut tidak mungkin sah karena kita sedang menilai diri kita sendiri tanpa standar yang jelas dan itu adalah sebuah kebodohan yang sangat besar. Salah seorang di sebuah radio pernah bertanya, jumlah sekolah di Surabaya saja terus bertambah banyak tetapi kenapa orang-orang yang bejat juga bertambah banyak? Itu karena banyak manusia yang sewaktu sekolah tidak pernah diajari hidup yang beres, banyak pengajar dan sekolah yang sama sekali tidak memiliki standar. Sebaliknya dengan pola hidup yang tinggi dan memiliki semangat untuk semakin hidup suci dan kudus akan membuat hidup seseorang memiliki kemuliaan sehingga selalu dihormati oleh orang lain. Jadi kalau sekali waktu ada yang melecehkan kita, kita perlu mengevaluasi diri kita karena mungkin kita pantas untuk dilecehkan. Lantas dimanakah kita bisa mendapatkan kebenaran yang begitu agung? Dimanakah kita bisa belajar sehingga kita bisa memiliki standar yang semakin lama semakin tinggi? Paulus menasehati Timotius untuk selalu memperhatikan dan menguji semua aspek hidupnya sehingga kemajuan dirinya bisa terlihat nyata 136 Persekutuan & Pembinaan Pemuda oleh semua orang. Suatu kualitas hidup yang semakin tinggi tidak mungkin bisa disembunyikan, dengan kalimat lain semua orang bisa melihat perubahan hidup yang semakin baik. Dan ketika orang lain melihat hidup seperti itu, mereka akan merasa enggan untuk mempermainkan dan menghina. Di dalam perikop yang kita baca pada hari ini, Tuhan mengajarkan dua hal kepada kita untuk memiliki hidup yang berkualitas, yaitu agar kita senantiasa mengawasi diri kita dan juga ajaran kita. Inilah yang seharusnya juga menjadi tugas gereja di dalam mendidik kita. Mazmur mengatakan agar kita selalu menjaga kelakuan kita sesuai dengan Firman Tuhan. Dengan menggunakan sarana apa? Gereja memiliki tiga tugas, yaitu: untuk bersaksi (marturia), sebagai persekutuan (koinonia), dan pelayanan (diakonia). Gereja harus menjadi wadah sehingga di situ terdapat banyak jemaat yang bersekutu dengan saudara seiman sehingga mereka memiliki kehidupan yang bisa menjadi saksi nyata di tengah dunia. Setelah marturia dan koinonia berjalan dengan baik, maka itu pasti mengakibatkan diakonia kita juga berjalan dengan baik. Diakonia bukan sekedar menyumbangkan sembako tetapi semua aktivitas pelayanan kita di gereja. Pelayanan juga berbeda dengan pekerjaan karena kalau kita bekerja, maka kita akan menerima upah, tetapi pelayanan adalah sebuah pengabdian diri sebagai upah atas anugerah Tuhan yang sudah begitu besar kepada kita. Jadi orang yang tidak sadar berapa banyak dosanya dan pengorbanan Tuhan di kayu salib, maka dia tidak akan pernah mengerti tentang pelayanan. Seandainya kalau orang seperti ini melayanipun, dia akan mengerjakannya seperti sedang berbisnis, segala sesuatu dihitung untung ruginya. Lalu bagaimana kita membedakan antara profesional dengan pelayanan? Itulah fungsinya kita mempelajari aspek pengajaran gereja. Jangan berpikir kalau belajar secara sederhana. Kalau belajar hanya sebatas menambah informasi itu berarti bukan belajar yang sesungguhnya karena di situ tidak terdapat proses pembelajaran sehingga tidak terjadi perubahan di dalam hidup kita. Belajar yang sekedar menambah informasi tidak pernah terdapat sebuah interaksi. Maka di sini setiap jemaat yang mau belajar perlu sebuah sarana, yaitu katekisasi. Katekisasi adalah studi mengenai kebenaran Firman Tuhan dengan bentuk tanya-jawab. Pada waktu kebaktian umum di hari minggu setiap jemaat tidak diperbolehkan bertanya dan berkomentar karena di situ hamba Tuhan sebagai wakil Allah sedang memberitakan Firman sehingga kalau kita ada masalah, kita bisa bertanya dan berdiskusi di kelas katekisasi. Di sisi yang lain katekisasi juga diperlukan karena kita sadar bahwa khotbah sejam di kebaktian minggu tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan rohani kita, apalagi kita berada di dalam posisi yang pasif sehingga kurang mendukung untuk proses belajar. Banyak pula jemaat yang merasa malas untuk belajar di gereja padahal rajin di dunia. Mereka akan rela mengejar apa yang ada di dunia selama itu cocok dengan sifat dosa mereka tetapi mereka tidak pernah mau mengejar apa yang ada di gereja. Memang susah untuk mengawasi diri dan ajaran kita, tetapi di situlah proses belajar yang benar. Dan untuk itu gereja memberikan katekisasi dan katekismus. Ada beberapa alasan kenapa katekisasi bisa digunakan sebagai wadah untuk belajar dan salah satunya adalah karena katekisasi menjadi bukti iman Kristen mempunyai satu kekuatan pengajaran yang bersifat kritis. Inilah yang menjadi keunggulan iman Kristen tetapi sayangnya, banyak gereja yang sekarang mulai membuang kelas katekisasi sehingga setiap orang bisa dibaptis tanpa terlebih dahulu mengerti iman Kristen yang benar, yang penting percaya. Ini adalah alasan yang sangat bodoh karena kalau begitu apa bedanya kita dengan setan? Setan kan juga percaya 137 Persekutuan & Pembinaan Pemuda bahwa Yesus adalah juru selamat, lalu kenapa kita diselamatkan tetapi setan tidak? Jadi hanya percaya tidak menyelesaikan masalah, tetapi apa yang kita percayai dengan apa yang setan percayai harus berbeda, bukan sama! Lalu bedanya di mana? Kenapa perbedaan itu bisa menyelamatkan? Yesus yang kita percayai pun harus dipertanyakan karena Alkitab menulis ada berbagai macam versi Yesus. Marilah sama-sama mendefinisikan Allah, maka tidak mungkin ada satupun orang yang tulisannya sama dengan tulisan orang lain karena kita bukan berbicara tentang sebuah benda mati tetapi Allah yang hidup. Sudahkah kita benar-benar mengenal Allah yang selama ini kita percayai? Perasaan mengenal dengan betul-betul mengenal antar pribadi tentu berbeda. Melalui kelas katekisasi kita bisa belajar konsep pengertian mengenai Allah, diri, gereja, iman Kristen, dll sehingga iman Kristen bukanlah iman yang fanatik tetapi bisa dipertanggung jawabkan secara kritis. Di dalam 1 Petrus 3:15 tertulis bahwa kita harus selalu bersiap sedia apabila ada seseorang yang meminta pertanggung jawaban dari iman yang kita percayai. Kelas katekisasi menjadi wadah untuk belajar sehingga kita bisa menjelaskan kenapa setiap manusia harus percaya hanya kepada Yesus agar dirinya bisa diselamatkan. Ini adalah masalah yang sangat serius karena Kekristenan bukanlah salah satu dari banyak jalan tetapi satu-satunya jalan! Pertama, untuk mengawasi ajaran kita. Banyak gereja yang semakin lama menjadi kacau karena tidak adanya katekisasi sehingga begitu banyak ajaran yang simpang siur. Ada yang katanya sudah bertobat tetapi ternyata dia sama sekali belum bertobat. Maka tanpa adanya katekisasi orang seperti ini suatu waktu kalau naik menjadi majelis bisa menghancurkan gereja tersebut. Setelah mengikuti katekisasi seharusnya juga terdapat percakapan pribadi dengan hamba Tuhan untuk melihat sejauh mana kita mengerti dan memiliki paham yang sama mengenai segala aspek iman Kristen. Melalui katekisasi kita bukan dituntut untuk menjadi ahli tetapi kita mengerti apa yang benar sesuai dengan porsinya. Kedua, untuk mengawasi diri kita. Semua pengetahuan dan pengertian yang benar tidak akan bermanfaat apapun kecuali semuanya itu terimplikasi kedalam diri kita. Tuhan bukan hanya menuntut kita agar tambah pintar saja tetapi juga menuntut adanya perubahan hidup kita. Tentu Tuhan tidak menuntut kita menjadi sempurna tetapi kita dituntut supaya bertumbuh secara berkelanjutan atau terus-menerus di dalam proses dan di dalam proses itu ada perubahan hidup yang semakin baik. Jangan menjadi orang yang otaknya banyak isinya tetapi semuanya tidak selaras dengan hidup dan tingkah lakunya. Di dalam Firman Tuhan terdapat 3 tahap proses pembelajaran, yaitu: menerima informasi sebanyak mungkin, menghubungkan semua informasi tersebut dengan diri kita, dan implikasikan semua pengertian itu dengan kehidupan nyata. Sering kali orang yang tidak bisa menghubungkan semua informasi dengan dirinya sendiri sehingga hanya mampu menjelaskan pikiran orang lain tetapi dirinya sendiri tidak mengerti. 3 tahap ini digambarkan dengan jelas oleh percakapan petrus dengan Yesus. Setelah Yesus bertanya siapakah diriNya menurut banyak orang, Yesus bertanya siapakah diri-Nya menurut Petrus sendiri. Dan setelah Petrus mengenal Yesus, maka Yesus menuntut agar Petrus menyangkal dirinya, memikul salib, dan mengikuti diriNya. Jadi selain katekisasi sebagai wadah pertama untuk belajar ajaran yang benar, katekisasi juga menjadi wadah pertama bagi perubahan hidup kita. 138 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ketiga, agar kita selalu bertekun di dalam semuanya itu. Di sini katekisasi menjadi wadah pertama apologia kita, yaitu pertahanan iman kita. Setiap kebenaran yang kita pelajari di dalam kelas katekisasi seharusnya membuat iman kita semakin tidak tergoyahkan oleh berbagai macam ajaran dan permainan palsu manusia di dalam kelicikan mereka yang menyesatkan (Ef 4:14). Memang katekisasi tidak menyelesaikan semua problematika kita tetapi katekisasi bisa menjadi basis untuk melangkah lebih jauh. Harus ada pertanggung jawaban terhadap kualitas kita di titik minimum sehingga kita bisa dibaptis dan mengaku di depan jemaat bahwa “Aku adalah orang Kristen.” Akhirnya dari sini kita mengerti bahwa sebenarnya katekisasi bukanlah sebuah pilihan melainkan kewajiban bagi setiap gereja untuk mengadakannya. Amin! 139 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Signifikansi Pengajaran Gereja: Kredo dan Pertahanan Iman Nats: 1 Petrus 3: 15 15 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap–tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, Terdapat tiga alasan yang membuat pengajaran gereja menjadi begitu penting, yaitu: Pertama, karena pengajaran gereja menyangkut pengajaran iman. Artinya, pengajaran yang kita percayai itu sangat menentukan apakah kita akan masuk surga atau tidak. Apabila kita salah belajar di sekolah atau di unversitas, akibat yang paling parah mungkin adalah kita tidak bisa cari uang, tetapi kalau kita salah mempercayai iman maka itu akan membuat kita masuk ke neraka. Yang lebih parah, untuk urusan pendidikan duniawi saja banyak orang tidak peduli apalagi urusan pendidikan iman. Di antara banyak agama yang ada, tahukah kita kenapa kita pilih jadi orang Kristen? Yang dipertaruhkan di sini bukan hanya masa depan tapi hidup kekekalan kita. Kedua, karena iman berhubungan dengan seluruh ekstensi kehidupan kita sehari-hari. Iman adalah hal yang sifatnya paling mendasar sehingga kalau kita memiliki suatu iman Kristen maka seluruh bangunan pikiran yang kita dirikan pasti bernuansa Kristen. Iman dapat dianalogikan sebagai sebuah “kacamata” yang kita gunakan sebagai dasar untuk melihat dan menilai segala sesuatu apakah itu benar atau salah. Ketika seorang evolusionis dan seorang Kristen melihat hasil sebuah penelitian bahwa anak yang berusia lima tahun ternyata bisa berpikir secara multi aspek, kesimpulan yang diambil bisa berbeda. Bagi orang Kristen penelitian itu membuktikan bahwa manusia memiliki akal budi sebagai gambar dan rupa Allah. Tetapi bagi orang evolusionis penelitian ini membuktikan bahwa manusia telah mencapai titik perkembangan dari 140 Persekutuan & Pembinaan Pemuda kebinatangannya yang menjadi semakin canggih. Jadi iman yang tepat membawa kepada pemikiran yang tepat pula. Ketiga, karena iman tidak berhenti dalam diri kita tetapi memiliki sifat penetrasi dan iluminasi. Setiap orang yang beranggapan bahwa imannya sungguh benar maka orang tersebut pasti menginginkan orang lain juga memiliki iman yang sama dengan dirinya. Itu sebabnya kalau kita sebagai orang Kristen tetapi tidak memiliki jiwa untuk menginjili maka sebenarnya kita bukanlah orang Kristen yang beriman sejati. Setiap orang Kristen seharusnya memiliki semangat agar setiap orang lain yang berdosa bisa memiliki iman yang sama dengan dirinya. Sama dengan ketika kita telah merasakan masakan restoran yang sangat enak, maka kita pasti berusaha keras meyakinkan banyak orang agar mereka yang tadinya tidak suka menjadi mau mencoba makanan tersebut. Masalahnya ketika kita tahu bahwa kita memiliki injil yang sejati dan yang menyelamatkan, pernahkah kita berusaha keras meyakinkan orang lain mengenai kabar baik itu? Bagian ketiga yang akan kita pelajari pada hari ini adalah mengenai masalah kredo. Pada zaman dahulu kredo memang dianggap kurang perlu karena pada waktu itu Tuhan Yesus sebagai otoritas yang tertinggi masih hidup. Tetapi setelah Yesus naik ke sorga maka setiap kebenaran menjadi sulit untuk diverifikasi, apalagi ketika para rasul juga akhirnya meninggal sehingga sekarang kita mempercayai bahwa kebenaran yang sejati adalah Alkitab, yaitu kebenaran Tuhan yang diwahyukan melalui anak-anak-Nya. Tetapi kalau kita boleh jujur, untuk menghafalkan dan mengerti iman Kristen sejati yang ada di dalam Alkitab merupakan hal yang tidak mudah, bahkan kalau kita melihat hingga hari ini begitu banyak pendeta yang memakai Alkitab untuk mendukung ajaran sesat mereka. Memang kalau kita ingin mengetahui iman yang tepat salah satu caranya adalah dengan banyak bertanya, tetapi bagaimanakah kalau kita ingin menjaga iman tersebut secara utuh? Di sinilah kita memerlukan kredo. Kredo atau pengakuan iman adalah suatu rumusan yang sesingkat mungkin tetapi mewakili iman Kristen yang paling esensial. Jadi kredo bisa digambarkan sebagai pagar terluar dari iman Kristen sehingga kalau kita keluar dari pagar tersebut, kita pasti bukan orang Kristen. Pada zaman sekarang kredo sangat diperlukan karena gereja Tuhan semakin meluas ke berbagai belahan dunia sehingga untuk itu kita memerlukan kesamaan dasar iman Kristen sehingga kita bisa mempertanggung jawabkan iman kita kepada siapa saja, termasuk kepada orang yang bukan Kristen. Jadi setiap orang berhak bertanya dan kita wajib untuk menjawabnya. Apa yang kita percayai? Siapakah Kristus? Apa bedanya Kristus dengan pemimpin agama lain? Kalau kita tidak bisa menjawab pertanyaan semacam ini, berarti kita tidak tahu apa yang sebenarnya kita percayai. Di dalam kekristenan kita memiliki tiga kredo yang terbesar, yaitu: Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nicea Constantinopel, dan Pengakuan Iman Anathasius. Gereja-gereja Tuhan di seluruh dunia dan di sepanjang zaman seharusnya mengakui bahwa ketiga kredo ini adalah am (imamat) karena ketiganya merupakan kredo yang paling dasar dan mampu mencakup semua kriteria esensial untuk seseorang bisa disebut sebagai orang Kristen. Jadi tidak peduli aliran apapun asalkan Kristen maka aliran tersebut harus bisa memegang ketiga kredo ini sehingga kalau ada aliran yang tidak mau mengikrarkannya dengan sepenuh hati, berarti itu adalah aliran sesat. 141 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ketiga kredo tersebut tentu memiliki keunikan masing-masing yang berkenaan dengan tantangan zamannya sehingga kredo yang dihasilkan dapat digunakan untuk menjaga kemurnian ajaran gereja di zaman itu. Pengakuan Iman Rasuli sendiri cukup pendek sehingga kita bisa menghafalkannya. Tetapi kenapa banyak gereja yang sekarang tidak mau mengikrarkan pengakuan iman tersebut? Mungkin gereja itu sebenarnya bukanlah gereja yang asli karena sudah tidak percaya dengan apa yang tertulis di dalamnya. Pengakuan Iman Nicea Constantinopel merupakan rumusan yang berasal dari perdebatan di dalam konsili Nicea dan disahkan di dalam konsili Constantinopel. Kalau kita meneliti isi dari pengakuan iman ini, kita akan melihat bahwa pengakuan ini sangat menekankan kedua natur Kristus karena memang pada zaman itu banyak bidat yang mengajarkan bahwa Kristus hanya memiliki satu natur. Banyak orang yang percaya kalau Yesus itu bukan manusia tetapi Tuhan dan ada juga yang percaya sebaliknya, sehingga pada waktu itu gereja harus menekankan kembali bahwa Kristus adalah sepenuhnya Tuhan dan juga sepenuhnya manusia. Tetapi berbeda dengan Pengakuan Iman Anathasius karena pengakuan ini sangat menekankan secara teliti tentang konsep tritunggal. Di dalam pengakuan ini kita bisa melihat bagaimana tritunggal digambarkan dengan sangat paradoks yang pada waktu itu masih belum dimengerti oleh banyak orang. Setelah kita melihat keunikan masing-masing, kita tahu betapa pentingnya sebuah pengakuan iman ditengah-tengah tantangan, tetapi sayangnya banyak gereja yang sekarang membuang pengakuan iman sehingga tidak heran kalau hari ini banyak sekali ajaran bidat yang tercecer di mana-mana. Iman yang seharusnya semakin diperjelas tetapi malah disembunyikan oleh hamba Tuhan yang tidak beres, bagaimana iman bisa ditegakkan? Indikasi yang tidak jelas seperti ini juga membuat akhirnya pemerintah tidak bisa turun tangan untuk menghadapi ajaran bidat. Oleh karena itu kredo memiliki beberapa fungsi, antara lain: Pertama, fungsi kredo di dalam gereja Tuhan. Tadi telah dijelaskan bahwa kredo di dalam gereja Tuhan berfungsi sebagai pertanggung jawaban orang Kristen. Gereja kita sendiri (GRII) memiliki sebuah pengakuan, yaitu Pengakuan Iman Reformed Injili yang berguna untuk menekankan kepada setiap orang apa yang dipercayai dan dipertanggung jawabkan. Jadi kalau kita ingin mengetahui ajaran sebuah gereja, pertama kali yang bisa kita lakukan adalah memeriksa pengakuan iman yang dipegangnya dan apabila terjadi penyelewengan ajaran, pengakuan iman tersebut juga menjadi dasar bagi kita untuk menuntut majelisnya. Janganlah kita mau dibodohi oleh gereja-gereja yang kelihatannya Kristen tetapi ternyata apa yang dipercayai dan yang diajarkan tidak jelas sama sekali. Ingat, ini adalah urusan nyawa kita di kekekalan! Kedua, fungsi kredo di dalam pengajaran gereja. Fungsi ini sendiri memiliki empat aspek, yaitu: sebagai penyaring (selector), mengingatkan (refreshing), untuk lebih memperdalam, dan menguatkan kita di dalam apologia. Ketika semua jemaat diundang untuk mengikrarkan pengakuan iman, disitu kita bisa melihat seberapa jauh seseorang meyakini dan berkomitmen terhadap apa yang diikrarkan oleh mulutnya. Kita bisa membedakan yang mana orang Kristen yang serius atau yang sekedar Kristen. Kita bisa tahu apakah hatinya berada di situ atau tidak. Kemudian, pengikraran kredo setiap kebaktian juga berguna untuk kembali mengingatkan apabila kita lupa dan agar pengertian kita semakin dalam, kenapa kita mengikrarkan, Apa artinya setiap kalimat, dll. Pengertian yang dalam akan membuat iman kita semakin kuat sehingga dunia tidak mungkin bisa menggoyahkan kita karena memang iman Kristen itu bukan asal fanatik tetapi kita melihat segala sesuatu 142 Persekutuan & Pembinaan Pemuda dari sudut pandang kedaulatan Allah dan itu membuat kita mampu melihat dunia dengan semua aspeknya. Terlebih lagi, dengan kredo kita akan senantiasa siap untuk membela iman Kristen ketika kita harus berhadapan dengan iman lain dan diharapkan penjelasan kita dapat membawa dia untuk menjadi orang Kristen. Itu sebabnya Alkitab juga menasehati agar kita melakukan pertanggung jawaban tentang iman kita dengan lemah lembut dan hormat. Jadi apologia bukan asal debat, untuk kurang ajar, dan untuk menyerang ataupun melecehkan orang lain tetapi untuk menjelaskan kebenaran ataupun untuk penginjilan. Banyak hal yang kita pelajari pada hari ini semoga dapat membuat kita mengerti betapa pentingnya sebuah kredo atau pengakuan iman sehingga kita tidak menjadi orang Kristen yang banyak komentar padahal tidak tahu apa-apa tentang kredo. Jika sebelumnya kita merasa bahwa kredo sangat merepotkan, maka diharapkan pada hari ini kita menjadi sadar bahwa ternyata kredo mutlak dibutuhkan sehingga setiap gereja juga harus merasa wajib untuk mengikrarkan pengakuan iman setiap kali kebaktian. Amin! 143 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Signifikansi Pengajaran Gereja: Liturgi dan Ibadah Nats: Roma 12: 1-2; 1 Korintus 14: 40 Roma 12 1 2 Karena itu, saudara–saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. 1 Korintus 14 40 Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur. Di satu pihak, hari ini banyak sekali orang Kristen yang tidak pernah mau belajar dengan baik tetapi berani berkomentar macam-macam dan salah satunya adalah berkenaan dengan liturgi. Mereka tidak pernah baca buku dan belajar apapun mengenai liturgi tetapi mereka berani berkata kalau liturgi tidak diperlukan. Mereka pikir diri mereka cukup pintar tapi malah bersikap bodoh sekali. Sebuah liturgi mengandung banyak elemen yang ditata sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah kebaktian, dan kebaktian itu sendiri merupakan salah satu bagian yang penting di dalam ibadah seseorang. Tetapi di pihak lain, ada sedikit orang yang belajar dan mengerti apa pentingnya liturgi tetapi mereka tetap tidak mau memakai liturgi karena memang secara esensial mereka tidak suka. Orang-orang yang termasuk dalam golongan ini adalah para teolog postmodern. Seorang teolog postmodern percaya bahwa tidak ada unsur kebenaran mutlak di dalam kekristenan sehingga kebaktian tidak lebih dari salah satu variasi hidup kita seperti waktu bekerja, pacaran, dll. Kalau kebaktian ditata terlalu formal itu berarti di dalamnya ada unsur kebenaran yang harus ditaati oleh semua orang, padahal inilah yang berlawanan dengan prinsip postmodern. 144 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Apa yang mereka sebut sebagai agama sebenarnya juga bukanlah agama karena syarat sebuah agama ada tiga, yaitu: ada Tuhan, kitab suci, dan pengikutnya. Ketiga syarat ini semuanya tidak pedulikan oleh orang postmodern karena walaupun mereka tahu Yesus dan Alkitab tetapi mereka sebagai pengikutnya tidak mempercayai ajaran Yesus dan semua yang tertulis di dalam Alkitab sebagai kebenaran mutlak. Jadi bagi orang postmodern agama bukan iman yang paling mendasar untuk menentukan segala sesuatu tetapi hanya sekedar permainan filsafat manusia yang mencoba untuk mempermainkan agama. Akibatnya, orang seperti ini bisa merusak tatanan gereja. Perikop yang kita baca pada hari ini mengatakan dengan jelas kepada kita bagaimana beribadah yang baik. Melalui Roma 12:1-2, Paulus menasehati agar kita mempersembahkan seluruh hidup kita kepada Allah. Artinya, Paulus ingin agar kita selalu memusatkan seluruh hidup kita untuk kembali kepada Allah yang sejati. Bahkan di dalam bahasa Ibrani, kata “ibadah” dapat diartikan sebagai suatu sikap hidup untuk menundukkan diri dan hati kita (to bow down) di hadapan Tuhan. Jadi bagi orang Kristen, hal beribadah bukanlah sekedar hari minggu kebaktian tetapi seharusnya juga mencakup seluruh hidup kita setiap harinya, bahkan setiap detiknya sehingga tubuh kita akan menjadi tempat di mana Allah akan bekerja. Tetapi masalahnya pada hari ini adalah bagaimana ibadah yang seperti itu dikaitkan dengan waktu kebaktian kita. Kenapa hari minggu kita melakukan kebaktian? Kita melakukan kebaktian bukan bertujuan untuk mendengarkan Firman karena kebaktian berbeda dengan STRIS (sekolah teologi). Tujuan kita melakukan kebaktian dapat kita lihat dari kata dasar dari kata itu sendiri, yaitu “bakti” sehingga, kebaktian adalah waktu untuk kita berbakti (worship). Jadi, kalau sejak kedatangan kita ke gereja sama sekali tidak ada konsep, sikap, dan perilaku seperti seharusnya, maka sebenarnya kita belum berbakti! Mana buktinya kalau kita berbakti? Kita memang datang dan ikut dalam kebaktian, tetapi semuanya itu kita lakukan secara sembarangan. Kita tidak pernah mengabdi kepada Tuhan! Bayangkan kalau kita ingin berbakti kepada orang tua tetapi kita melakukannya dengan sembarangan, apakah orang tua kita akan menganggap kita sudah berbakti? Adanya kebaktian pada hari minggu juga bukan berfungsi untuk menyegarkan diri kita setelah sibuk selama enam hari sebelumnya. Kebaktian minggu bukan seperti sebuah knalpot mesin, yaitu sebagai saluran pembuangan. Justru terbalik, kebaktian minggu seharusnya menjadi tempat kita untuk menerima Firman Tuhan dan kemudian menjalankan Firman itu di tempat kerja kita. jadi tempat kerja kitalah yang menjadi knalpot, bukan gereja. Banyak hamba Tuhan yang berpikir semacam itu sehingga jangan heran kalau gereja-gereja di sekitar kita agak mirip diskotik atau night club. Mereka takut kalau kebaktian kurang “menghibur” dan “menyegarkan” akan menyebabkan jemaat lari. Di dalam liturgi kita dapat melihat urutan-urutan tertentu mulai dari votum hingga pengutusan, tetapi apakah kita mengerti kenapa urutannya harus seperti itu? Apa maknanya? Urutan pertama adalah votum, yaitu seperti sebuah proklamasi kita berdasarkan apa kebaktian pada saat itu ditegakkan. Biasanya votum dikutip dari ayat Alkitab yang memberikan suatu keyakinan dan dasar untuk beribadah, masuk ke rumah Tuhan dengan pengertian betapa baiknya Allah. Kemudian untuk menyambut votum, biasanya kita akan menaikkan pujian yang bersifat vertikal sehingga itu akan mengarahkan diri kita untuk memandang kepada Tuhan, misalnya: lagu Suci Suci Suci, dll. Setelah pujian selesai baru kita berdoa pembukaan. 145 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ketiga langkah persiapan di atas membuat kita datang ke hadirat Tuhan dengan hati yang hormat dan siap untuk beribadah, tetapi sebaliknya oleh gereja-gereja yang mirip night club atau diskotik, votum seperti itu akan ditiadakan dan langsung menyanyi lagu-lagu yang menghibur, riang, atau ceria. Sikap yang diberikan jauh berbeda dari yang seharusnya, jemaatnya langsung kembali berpikir ke dunia, mencari kesenangan diri sendiri, begitu hedonis. dari sekedar persiapan saja kita sudah tahu mana gereja yang benar dan mana gereja yang rusak. Liturgi bukan asal dibuat tetapi itu sudah dipikirkan sepanjang 200 tahun. Kita bisa melihat gereja-gereja yang berasal dari arus utama baik itu katolik maupun protestan, garis utama liturginya pasti sama (walaupun ada variasinya) karena kalau orang belajar, pasti tahu kenapa urutannya harus seperti itu! Setelah langkah persiapan selesai kita masuk ke dalam komunikasi dua arah di dalam ibadah, bagaimana kita berbakti dan Tuhan berbicara kepada kita. Pada bagian ini terdapat tiga bagian, yaitu: pujian, doa pengakuan dosa dan doa syafaat, serta pemberitaan Firman Tuhan. Pujian bukan sekedar menyanyi untuk bersenang-senang tetapi lagu yang kita nyanyikan juga membawa kita kembali melihat kebaikan Tuhan atas kita. Setelah itu kita mengakui bahwa kita adalah manusia berdosa yang bergantung mutlak pada anugerah Tuhan. Kita juga berdoa bagi orang lain sehingga kita tidak egois tetapi peka terhadap isi hati Tuhan. Apa yang diinginkan oleh Tuhan, itulah yang juga menjadi keinginan kita. Selesai berdoa, baru kita mendengarkan Tuhan bersabda melalui hamba-Nya. Firman-Nya menyatakan kebenaran-Nya. Bagian ketiga merupakan respon kita atas bagian sebelumnya. Setelah Firman Tuhan disampaikan kita melakukan pengakuan iman, persembahan, doksologi dan pengutusan. Pengakuan iman merupakan respon pertama kita setelah iman kita dikuatkan oleh kebenaran Firman Tuhan. Selanjutnya, kita memberikan persembahan sebagai tanda ucapan syukur kita karena Tuhan sudah menganugerahi dan memberkati kita. Jadi persembahan itu bukan iuran wajib hanya karena kantong diedarkan tetapi itu hanya untuk mempermudah dan mempercepat proses persembahan, yang penting hati kita bersyukur atau tidak. Kemudian, seluruh kebaktian kita ditutup dengan doksologi, yaitu kalimat penyembahan terhadap Allah Tritunggal, menaikkan kembali hati kita dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan dan disertai dengan komitmen hidup untuk memuliakan Dia. Setelah itu, baru hamba Tuhan memberikan berkat dan mengutus kita untuk menjadi saksi yang memuliakan nama-Nya di manapun kita berada dari sekarang sampai selamalamanya. Dari penjelasan singkat ini kita melihat bahwa setiap urutan ada maknanya dan tidak bisa dibolakbalik karena satu dengan yang lainnya saling terkait. Untuk apa semuanya itu? Supaya kita bisa beribadah kepada Tuhan dengan lebih baik. Masalah Doa Bapa Kami, gereja kita sengaja meletakkannya di akhir doa syafaat demi untuk mengingatkan dan melandasi seluruh doa syafaat kita sehingga doa-doa tersebut tidak menyeleweng dari pola doa yang benar, yaitu: Doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami tidak bersifat wajib, apalagi bagi orang-orang yang sudah ahli berdoa karena doa tersebut memang berfungsi sebagai pola dasar bagi kita. Kalau kita sudah mengerti betapa pentingnya liturgi dalam kebaktian, maka sekarang kita mempunyai kewajiban untuk menyadarkan orang Kristen lain yang belum mengerti sehingga mereka tidak berpikir kalau liturgi itu merepotkan. Masalah persembahan tidak dibahas di dalam Perjanjian Baru karena di situ Tuhan memang tidak meminta 10% tetapi 100%. Kenapa perlu persembahan? Tuhan bukannya minta-minta karena butuh uang dari kita 146 Persekutuan & Pembinaan Pemuda tetapi Tuhan punyai cara kerja sendiri, yaitu Tuhan ingin agar rumah-Nya dipelihara oleh umat-Nya sendiri dan dari situ Tuhan akan memberkati mereka. Jadi Tuhan terlebih dahulu memberkati mereka sehingga mereka pasti cukup untuk bisa memberikan persembahan bagi pemeliharaan rumah-Nya. Kalau Tuhan ingin kita mengerjakan sesuatu, tidak mungkin Dia tidak memberikan kapasitas yang cukup sehingga kita bisa mengerjakan pekerjaan itu. Sedangkan mengenai perpuluhan, melalui itu Tuhan ingin mengingatkan kepada kita bahwa 10% itu hanyalah bagian terkecil dari berkat Tuhan yang kita berikan kembali sedangkan yang 90% kita makan sendiri. Kita harus sadar itu sehingga kita tidak bersikap licik kepada Tuhan, pura-pura mau memberi perpuluhan lebih lalu minta Tuhan menaikkan gaji. Yang benar adalah kalau memang Tuhan memberikan lebih banyak, seharusnya persentase pemberiaan kita juga bertambah banyak. Jadi pada hari ini kita ditantang berapa persen yang berani kita berikan, bukan jumlahnya. dua peser itu jumlah yang kecil tetapi itu 100% (upah sehari). Bagaimana sikap hati kita sewaktu beribadah itu jauh lebih penting daripada kita sekedar action belaka karena sikap hati yang benar nantinya akan membuat seluruh tatanan hidup kita juga menjadi benar. Walaupun mungkin di masa depan kita bisa mengikuti kebaktian dari rumah melalui televisi sambil tiduran dan makan camilan, itu tetap bukan kebaktian karena di situ tidak ada unsur berbakti sehingga tidak mungkin kita bisa mengikuti kebaktian dengan benar. Televisi memang bisa membuat kita hemat uang dan waktu, tetapi televisi juga bisa membuat esensi ibadah kita menjadi hilang. Semoga melalui pembinaan pada hari ini kita bisa bersikap lebih tepat kepada Tuhan maupun kepada dunia. Amin! 147 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Waktu senggang?: Waktu senggang yang benar Nats: Kejadian 2: 1-3 1 2 3 Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat–Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat–Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat–Nya itu. Hari ini kita akan masuk ke dalam tema yang baru, yaitu mengenai leisure yang sering kali oleh banyak orang disalah-kaitkan dengan kenikmatan hidup (pleasure) maupun dengan jalan-jalan ke Paris, Hawaii, Bali, dll. Maka, leisure yang benar itu yang bagaimana? Apa artinya leisure di dalam kebenaran Firman Tuhan? Lalu pengertian yang benar itu akan memberikan implikasi apa pada hidup kita? Untuk menjawab semua pertanyaan ini kita bisa melihat ayat Firman Tuhan pada Kej. 2:1-3 yang menceritakan bagaimana Allah beristirahat, memberkati, dan menguduskan hari ke-7. Dan mungkin itulah pengertian leisure pertama kalinya. Menurut Westminster Shorter Cathecism tujuan utama hidup manusia adalah untuk memuliakan Allah (to glorify) dan menikmati-Nya (to enjoy) seumur hidup kita. Hidup seperti ini tidak mungkin bisa dimiliki oleh orang dunia karena hanya anak-anak Tuhan yang sejati baru mengerti makna kedua kata tersebut. Tapi kenyataannya orang Kristen-pun belum tentu mengerti maknanya karena jarang ada orang Kristen yang mau belajar baik-baik. Melalui perikop yang kita baca hari ini kita akan melihat bagaimana hari Sabat dipandang sebagai leisure. Sejak zaman Tuhan Yesus sampai sekarang hari Sabat selalu diartikan sebagai hari khusus untuk nganggur penuh. Bahkan banyak kali percakapan yang cukup sengit antara Tuhan Yesus dengan orang-orang Farisi adalah mengenai hari Sabat. Kedua belah pihak memiliki pemahaman yang sangat berbeda total sehingga walaupun mereka membicarakan kata yang sama, yaitu “hari Sabat” tetapi pembicaraan itu tidak pernah ketemu. Sekarang masalahnya adalah, konsep apa yang dimiliki oleh Tuhan Yesus dan konsep apa pula yang dimiliki oleh para orang Farisi? Betul berbeda, tetapi di mana bedanya? 148 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Orang Farisi memiliki pemikiran yang bersifat dualistik. Artinya, mereka menganggap bahwa hari Minggu sampai dengan hari Jumat adalah hari untuk hal-hal yang bersifat dunia, materi, pekerjaan, dll. Sedangkan hari Sabtu adalah mutlak untuk Tuhan maupun segala kegiatan yang berhubungan dengan Tuhan. Cuma kesulitannya adalah tidak mungkin pada hari itu sama sekali tidak ada hal yang dikerjakan sehingga mereka mulai membuat peraturan untuk membatasi banyak hal mulai dari beban maksimal yang boleh diangkat, jarak perjalanan yang boleh ditempuh, dll. Itulah pandangan mereka yang sangat sempit mengenai hari Sabat, yaitu hanya sebatas aspek beribadah. Sedangkan Tuhan Yesus memandang hari Sabat sebagai leisure, yaitu waktu yang diberikan oleh Tuhan untuk kita menikmati Dia selama-lamanya. Hari Sabat juga bukanlah akhir dari segala sesuatu tetapi Tuhan telah memberkati dan menguduskan hari itu agar kita kembali disegarkan. Sehingga, hal yang paling penting dalam hari Sabat adalah: semua aktivitas kita pada hari itu merupakan kembalinya kita kepada Allah yang mau bekerja di dalam diri kita, dan juga menjadi evaluasi diri bagaimana Allah sudah bekerja pada sejarah. Oleh sebab itu adalah suatu kesalahan kalau kita membawa makna leisure di bawah konteks nganggur. Leisure juga tidak boleh dianggap sebagai hedonistik pleasure karena leisure yang sesungguhnya bukan waktu kita untuk berfoya-foya. Leisure yang benar memiliki beberapa poin penting. Pertama, Alkitab mengatakan bahwa manusia hidup di dunia ini pasti memerlukan Sabat. Tuhan dari semula tidak ingin kalau manusia itu selama tujuh hari kerja terus-menerus tiada hentinya. Kalau Tuhan memberikan komposisi 6:1 itu bukannya Tuhan ingin menganggur atau sekedar iseng tetapi ada sesuatu di balik itu karena Sabat bukan hanya untuk Tuhan sendiri tetapi juga perintahkan kepada semua manusia. Apa itu? Jelas bahwa secara fakta riil manusia hidup perlu Sabat karena walaupun tidak mati karena bekerja tanpa berhenti, maka tubuhnya akan cepat rusak, penuh dengan penyakit dan segala macam. Tetapi kalau kita mengatakan istirahat, istirahat itu bukan nganggur melainkan waktu untuk menikmati Tuhan, menikmati enam hari sebelumnya apa yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Sabat akan kembali menguatkan hubungan kita dengan Tuhan karena pada hari itu kita memiliki kesempatan untuk mengingat dan merenungkan betapa baiknya Dia kepada kita. Itulah leisure yang sejati. Janganlah kita sama seperti orang dunia yang hanya mau tahu apa yang dirinya sudah kerjakan tetapi tidak pernah mau tahu apa yang Tuhan sudah kerjakan. Mereka berpikir bahwa semua hasil yang mereka dapatkan berasal dari diri mereka sendiri, bukan berkat dari Tuhan. Itu sebabnya kalau hari Minggu mereka juga susah ke gereja tetapi lebih suka ke diskotik, dan itulah leisure bagi mereka. Konsep yang tepat akan membuat hari Minggu kita menjadi lebih indah dari apa yang bisa dipikirkan oleh dunia. Sabat juga membuat kita terus-menerus dididik bagaimana hubungan antara dunia kekristenan di dalam cara hidup kita di dunia ini dengan dunia kekekalan, yaitu Tuhan yang bertindak di dalam sejarah. Hidup yang tidak dihubungkan kepada Sorga adalah hidup yang sangat gersang dan monoton. Tetapi bagi orang Kristen sendiri, banyak kali hidup yang sedemikian baiknya susah untuk dimiliki karena dunia sudah terlanjur mengunci kita untuk hanya mementingkan urusan dunia karena dunia memang tidak tahu kalau Tuhan itu baik. Itulah, seringkali manusia bisa sangat keterlaluan padahal Tuhan senantiasa memberikan jaminan akan kehidupan, bisa makan, air yang cukup, gravitasi, udara untuk bernafas, mulai dari anugerah umum sampai anugerah pribadi untuk setiap anak-anak Tuhan. 149 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Kedua, leisure juga merupakan waktu kita untuk refresh. Refresh itu bukan hanya sekedar waktu mandi supaya segar tetapi waktu untuk menyegarkan seluruh totalitas kehidupan kita yang telah mengalami kelelahan. Selama 6 hari kita boleh bekerja dengan serius dan sungguh-sungguh sama seperti mesin yang menyala terus, tetapi pada suatu waktu kita memerlukan refresh sehingga kita tidak rusak seperti mesin yang terbakar karena terlalu panas. Pada waktu itu, kita tidak bengong ataupun nganggur tetapi kita melakukan aktivitas yang sifatnya kebalikan, sehingga kalau sebelumnya semua aktivitas membuat kepala kita panas, maka waktu refresh kita melakukan aktivitas yang mendinginkan kepala kita. Masalah mendinginkan kepala juga tidak mudah karena kalau kita hanya sebatas ganti pekerjaan dengan yang lain, pekerjaan baru itu nanti pasti juga akan kembali memanaskan kepala kita. Maka, janganlah melihat pekerjaan dari sudut pandang dunia tetapi bagaimana Tuhan membukakan itu kepada kita. Ada perbedaan besar ketika kita belajar dan bekerja tanpa Tuhan dengan bersama Tuhan. Ketika kita menjalani semua itu tanpa Tuhan, banyak hal yang bisa memicu kita untuk mengalami kejenuhan yang sangat tinggi, bahkan bisa membuat kita putus asa hingga bunuh diri karena kita hanya berputar-putar seorang diri di dunia ini. Tetapi ketika kita berjalan bersama Tuhan, datang ke dalam rumah-Nya, Firman-Nya akan menyegarkan kita kembali sehingga kita mendapatkan wawasan dan pemikiran yang baru untuk menyambut minggu yang baru. Ketiga, Sabat adalah waktu kita untuk recharge. Masuk ke dalam Sabat akan memberikan kita tenaga baru untuk menghadapi dunia ini dan segala tantangannya. Itu sebabnya kita perlu tidur. Tidur itu bukan mati, tetapi akitvitas yang yang mengarah ke dalam. Sewaktu tidur, sel-sel tubuh kita yang rusak akan diperbaiki/diganti, semua tenaga kita yang habis terbakar akan diisi lagi dengan tenaga baru. Jadi janganlah kita mengikuti berbagai macam kegiatan yang katanya leisure tetapi akhirnya malah membuat kita tambah capek, seperti pergi keliling Eropa. Sepulang dari Eropa bukannya tambah segar malah tambah loyo, apalagi kalau kelilingnya ikut tour. Keempat, Sabat juga merupakan hari untuk improve atau memperkembangkan semua hal. Tadi telah diingatkan bahwa Sabat bukan akhir dari segalanya tetapi kita akan masuk kembali ke dalam hari pertama yang baru sehingga hari minggu seharusnya menjadi proses bagi kita untuk bertumbuh menjadi semakin baik. Di dunia ini hanya ada dua macam proses, yaitu: maju atau mundur. Sejarah akan selalu maju sehingga kalau kita tidak bertumbuh, maka kita sebenarnya sedang mengalami kemunduran. Dan di Alkitabpun Tuhan bukan saja menginginkan kita maju, tetapi maju sehingga kita mencapai suatu keunggulan yang jauh melampaui dunia ini. Jadi kita bisa menyebut leisure sebagai belajar. Belajar yang memiliki arah dan makna akan sangat menyenangkan dan bisa dinikmati, jangan belajar seperti cara dunia yang melelahkan karena tidak tahu arah dan makna belajar. Itu sebabnya orang dunia kalau belajar tambah bodoh. Waktu yang ada ditambah dengan cara belajar yang tepat akan membuat putaran hidup kita semakin maju dan meningkat. Kelima, adalah Sabat juga merupakan waktu untuk merekonstruksi diri. Teologi Reformed mempercayai bahwa apa yang disebut sebagai reformed harus selalu direformasi, dibangun ulang, ditata ulang, terus diperbaiki. Sama dengan dunia ini yang diciptakan sehingga di dalamnya ada proses yang tidak mengandung kesempurnaan. Walaupun Allah memang menciptakan manusia dengan sangat baik tetapi Allah tidak menciptakannya secara sempurna baik seperti diri-Nya. Kualitas inilah yang membedakan antara 150 Persekutuan & Pembinaan Pemuda kita dengan Allah, meskipun sama baiknya. Di dalam kekekalan harus mengandung kesempurnaan, sedangkan manusia tidak sempurna. Ketika kita menjadi anak Tuhan, kita akan sekaligus menjadi orang yang benar dan belum benar. Kita adalah seorang yang benar karena Tuhan yang mengatakan bahwa kita dibenarkan oleh anugerah-Nya. Tetapi sekaligus kita adalah orang yang belum benar karena kita masih hidup di dunia dan selama itu kita pasti masih dapat melakukan kesalahan. Inilah yang di dalam teologi Reformed disebut sebagai teologi Perjanjian Baru atau teologi already and not yet. Jadi hari Sabat berguna bagi kita untuk merekonstruksi bagian-bagian yang ada di dalam diri kita yang masih belum baik dan belum sempurna. Dan untuk melakukan itu kita perlu kembali kepada Tuhan, beribadah kepada Dia. Firman-Nya yang paling sempurna akan menata ulang seluruh pemikiran kita yang salah. Kapan ini bisa dikerjakan? Pada waktu leisure. Leisure yang tepat akan tetap membuat diri kita menghasilkan sesuatu yang semakin membuat kita segar, baik, dan semakin sempurna. Amin! 151 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Waktu senggang?: Waktu senggang dan tekanan 1 Nats: Mazmur 42 : 6 6 Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat kepada–Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari gunung Mizar. (42–7) Sekalipun kita adalah orang yang percaya, mungkin di saat tertentu dalam kehidupan ini kita mulai merasa jenuh, terjepit, dan capek. Dan yang lebih parah, orang dunia menganggap itu sebagai suatu hal yang sangat wajar dan manusiawi. Itulah orang berdosa yang hidup di dalam dosa sehingga yang dia mengerti cuma dosa melulu. Kenyataannya seperti itu tapi banyak orang yang tidak mau mengakuinya. Mereka lebih memilih untuk menutupi realitas dan menganggap semuanya manusiawi. Lalu bagaimanakah sikap kita seharusnya? Ketika kita kembali memandang dan berharap kepada Tuhan, maka itu seharusnya membuat cara kita melihat dunia berbeda total dari orang dunia. Berbeda total bukan berarti tidak realistis tetapi justru itulah yang paling realistis karena orang dunia suka menutupi realitas dengan kepalsuan. Ada beberapa latar belakang kenapa seseorang dapat mengalami presure, antara lain: Pertama, karena keadaan fisik dunia ini yang memang terus bertambah buruk. Pada hari ini saja kita telah menjadi korban dari cuaca yang tiba-tiba berubah dari panas menjadi hujan. Dan perubahan ini bukannya tanpa sebab tetapi sebenarnya disebabkan oleh manusia sendiri yang kira-kira mulai 30 tahun yang lalu hingga sekarang terus merusak tatanan bumi ini sehingga iklim menjadi kacau. Sawah-sawah yang seharusnya dapat digunakan akhirnya tidak dapat ditanami. Di satu pihak pemerintah harus mengimpor beras untuk mencukupi kebutuhan, tetapi di pihak lain penjual beras tidak setuju dengan rencana pemerintah supaya harga beras mereka bisa naik, tidak peduli jumlahnya mencukupi kebutuhan atau tidak. Inilah manusia yang sangat jahat dan serakah, demi keuntungan mereka tega membunuh orang lain. Kemudian di negara-negara empat musim, perbedaan suhu udara semakin jauh. Baik musim dingin maupun panas sangat menyiksa hidup mereka karena suhunya begitu ekstrim. Kedua, karena relasi manusia juga semakin rusak. Dunia yang semakin modern dengan segala kecanggihan transportasi dan komunikasi bukannya membuat hubungan manusia semakin baik tetapi malah semakin individualis. Era globalisasi tetap tidak membuat masyarakat kota lebih komunikatif daripada masyarakat desa. Setiap hubungan yang ada selalu disertai dengan rasa curiga hingga kalau ada orang 152 Persekutuan & Pembinaan Pemuda yang sungguh-sungguh baik, tetap dicurigai karena dianggap aneh dan tidak masuk akal. Betapa kasihan orang dunia, seumur hidup mereka selalu mempermainkan dan dipermainkan oleh orang lain. Tetapi apakah orang Kristen juga mempunyai image seperti itu? Orang Kristen yang sungguh-sungguh adalah manusia yang langka karena kita memiliki hati dan kebaikan yang tulus dari hati. Orang Kristen seharusnya tidak suka mempermainkan orang lain, tidak berbuat baik demi mendapatkan sesuatu, tidak ada akal licik. Ketiga, karena tantangan hidup yang semakin tinggi. Semakin kita hidup bersih dan suci, maka tantangan yang harus kita hadapi semakin besar. Begitu pula kalau kita masuk ke kota yang semakin canggih, maka tantangan hidup juga semakin berat. Kenapa bisa begini? Pertama, karena dunia berjalan di atas struktur persaingan yang sangat tidak sehat. Ada sebuah perusahaan yang demi mendapatkan penghasilan besar tega membayar orang untuk mencelakai perusahaan lain supaya proses produksinya berhenti. Cara seperti ini adalah ciri khas dari setan tetapi herannya yang melakukan tindakan seperti itu adalah orang Kristen sendiri. Jangan sampai kita dikutuk oleh Tuhan karena kita berusaha menghabisi kehidupan orang lain. Jangan pernah kita berpikir kalau kita bakalan lolos dari murka Tuhan dengan tindakan jahat seperti itu. Kemudian yang kedua, pekerjaan kita setiap hari juga bertambah berat. Setiap hari kita harus bersiap diri untuk bersaing dengan teknologi baru, kemampuan yang lebih tinggi, dan dengan mesin-mesin canggih. Dan kalau kita tidak mampu memenangkan persaingan, maka kita akan dibuang karena kita dianggap sudah tidak berkualitas lagi. Maka ketika kita mengalami stres, apa yang harus kita lakukan? Untuk mengatasi stres di kantor, orangorang dunia memilih untuk pergi ke tempat hiburan yang memacu jantung. Secara tidak sadar, stres yang mereka dapatkan jauh lebih berat daripada di kantor sehingga ketika mereka bekerja kembali, stres yang tadinya berat terasa ringan. Untuk menghilangkan tekanan yang besar, mereka mencari tekanan yang jauh lebih besar sehingga yang tadinya besar terasa kecil. Secara tidak langsung mereka menyiksa diri mereka sendiri dengan terus-menerus mencari ketegangan sehingga tidak ada damai sejahtera dalam hidup. Yang benar adalah ketika kita telah mengalami stres seharusnya itu adalah waktunya kita untuk mundur sejenak dan kembali berharap kepada Allah. Tuhan tidak ingin kita mati di dalam ketegangan tetapi Tuhan memberikan sabat sebagai leisure. Dunia memang terus berusaha membuat manusia gila, ini adalah fakta riil. Cuma masalahnya, kita sebagai anak Tuhan tidak boleh ikut menjadi gila. Kemudian, kalau tadi kita melihat penyebab pressure secara global, maka sekarang kita akan melihat dalam aspek-aspek pribadi diri kita sendiri. Hal pertama yang paling menyulitkan dan mencekik kita adalah sifat materialis. Sejak kecil baik di sekolah, di rumah, di manapun dan oleh siapapun kita dididik untuk bersifat materialis. Hingga hari inipun tidak ada pekerjaan yang tidak membuat pekerjanya bersifat materialis, bahkan seorang pendeta sekalipun. Banyak pendeta yang ternyata pekerjaan utamanya adalah perampok rohani! Dan pendeta seperti ini biasanya khotbahnya amburadul karena yang ada di kepalanya cuma persembahan dan perpuluhan. Begitu pula dengan orang tua yang terus menanamkan pikiran kepada anaknya untuk rajin belajar agar waktu dewasa bisa cari banyak uang. Kenapa materialis bisa begitu mencengkram? Karena mereka semua memiliki konsep bahwa ketika mereka memiliki materi yang semakin banyak, maka mereka akan semakin bahagia. Padahal sebenarnya justru materi itu yang akan kembali menjepit manusia sampai hancur karena faktanya, tidak ada manusia yang bisa merasa puas dengan apa yang sudah dimilikinya. 153 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Hal yang kedua adalah, manusia hidup di dunia semakin lama semakin merasakan kesepian. Walaupun di dunia ada banyak hiburan dan keramaian tetapi semuanya itu tetap tidak bisa mengisi kekosongan yang ada di dalam hati manusia. Semua hiburan itu malah membuat manusia menjadi lebih kesepian sehingga tidak heran kalau akhirnya semakin banyak orang yang mengatasinya dengan mengkonsumsi obat tidur. Hal yang ketiga adalah sifat utilitarian, yaitu sifat manusia yang hanya mementingkan aspek manfaat dari setiap orang. Jadi mereka kalau berhubungan dengan sesamanya pasti selalu berusaha memanfaatkan orang lain sedangkan dirinya sendiri sama sekali tidak mau berkorban. Dan kalaupun ada orang baik yang ingin berteman dengan dirinya selalu dicurigai karena takut dimanfaatkan oleh orang tersebut. Kita anak-anak Tuhan justru harus sebaliknya, pernahkah kita memikirkan seberapa banyak yang dapat kita berikan bagi orang lain? Tuhan menghendaki kita agar tidak hanya memikirkan diri sendiri tetapi harus mau hidup berbagi dengan orang lain karena pada waktu itulah kita mendapatkan kebahagiaan. Inilah kondisi dunia dan diri kita yang dapat membuat hidup kita sendiri menjadi tertekan terus-menerus. Maka tidak heran betapa sulitnya kita mencari damai sejahtera, kelegaan, dan kesegaran di dalam hidup ini. Selain itu masih ada tekanan-tekanan yang dunia berikan kepada kita, antara lain: Pertama, dunia selalu menjadikan kita sebagai korban. Manusia secara tidak sadar telah memutar-balikkan dunia ini dengan menempatkan alam di posisi puncak dan menggeser Tuhan di bawah manusia. Jadi Tuhan yang sedemikian baiknya disingkirkan oleh manusia dan mereka lebih memilih untuk kembali kepada alam, bukan kepada Tuhan. Akibatnya sekarang dunia mempermainkan kita karena yang menjadi tuan bukan lagi manusia tetapi justru dunia yang mengatur manusia. Masih lebih baik menjadi budaknya Tuhan daripada menjadi budaknya dunia karena segala sesuatu yang ada di dunia bersifat mati dan sementara, sedangkan Tuhan adalah Tuhan yang kekal, yang menguasai segala sesuatu. “Berharaplah kepada Tuhan karena Dia adalah penolongku dan Allahku”, Mazmur 42:6. Kedua, natur manusia yang memang penuh dengan kelemahan. Kita sebagai manusia harus berani jujur mengakui bahwa diri kita penuh dengan kekurangan, karena kalau tidak maka kita akan selalu menjadi korban penipuan orang lain dan diri kita sendiri. Banyak manusia sekarang yang suka menutupi kejelekan dan kekurangan dirinya dengan hidup berpura-pura. Itu sebabnya sekarang juga banyak orang yang suka dipuji dan dihargai walaupun dirinya sendiri tahu kalau tidak layak dipuji dan dihargai seperti itu. Mereka menutupi semua itu dengan kosmetik, perhiasan, baju seksi, dll. Kalaupun kita berkata jujur kepada orang seperti ini, pasti dia akan marah padahal kita melakukan itu agar dia sadar dan bisa menerima realitas yang sejati. Terimalah, bahkan bersyukurlah kalau memang wajah kita tidak terlalu tampan atau cantik. Jangan hidup di dalam kepalsuan dan pura-pura karena kejujuran akan membuat hidup ini terasa ringan. Selanjutnya, tekanan juga dapat berasal dari sesama kita yang berusaha untuk menerkam kita bagaikan serigala yang ingin memangsa (homo homini lupus). Dan prinsip inilah yang juga dipakai untuk membentuk etika-etika pada zaman sekarang sehingga banyak orang yang sudah tidak menghargai etika. Semua etika mulai dari etika bisnis, etika ekonomi, etika politik, dll sudah tidak dapat dijalankan lagi. Dan yang membuat tambah parah adalah hubungan sesama manusia yang sudah tidak ada ketulusan lagi. Setiap hubungan selalu ditunggangi oleh berbagai macam intrik dan maksud. Semoga Firman Tuhan pada hari ini kembali menyadarkan kita untuk memiliki hati yang tulus kepada orang lain. Salah satu hal yang cukup baik untuk 154 Persekutuan & Pembinaan Pemuda menguji ketulusan kita adalah dengan bergaul dengan bayi-bayi kecil karena walaupun mereka tidak dapat berbicara, tetapi mereka memiliki kepekaan yang sangat besar terhadap ketulusan hati seseorang. Ketika kita tersenyum kepada bayi kecil, dia akan mengetahui apakah kita tersenyum dengan tulus atau tidak. Bahkan mereka akan merasa takut dan tidak mau dipeluk oleh orang yang sifatnya tidak pernah tulus. Penyebab yang lainnya adalah, dunia kita adalah dunia yang terkutuk. Pekerjaan pada zaman sekarang jauh lebih sengsara daripada zaman dahulu karena tanah di mana kita bekerja telah dikutuk, dosa manusia membuat dunia menjadi semakin rusak. Pada zaman dahulu ketika kita bekerja tidak semak dan duri yang akan melukai kita, tetapi pada zaman sekarang semak dan duri begitu banyak sehingga kita bukan sekedar bekerja biasa tetapi juga harus menghadapi tantangan yang keras, penderitaan yang panjang. Selain itu dunia juga tidak pernah seimbang, banyak pihak yang terus-menerus bertikai dan tidak pernah selesai. Kita membela pihak yang manapun pasti pihak yang lain akan menyerang kita sehingga akhirnya hidup kita seperti di atas papan yang terapung di tengah lautan, tidak pernah stabil. Lebih celaka lagi kalau ternyata kita tidak memiliki pegangan apapun, maka kita pasti akan jatuh. Itu sebabnya jangan pernah berusaha menegak diri di dunia ini tetapi peganglah tangan Tuhan sehingga kita bisa menjalani hidup di dunia ini dengan tenang. Kita percaya bahwa Tuhan juga memegang tangan kita sehingga itulah satu-satunya kekuatan kita untuk berdiri di dunia yang terus bergolak. Jika di suatu waktu kita menerima banyak tekanan, maka di waktu yang lain kita juga perlu melakukan refreshing. Tuhan tahu kita perlu istirahat, tidur, bermain musik, dll sehingga untuk itulah Dia memberikan sabat kepada kita. Tuhan memberikan sabat kepada kita bukan untuk bersikap hedonisme tetapi sabat harus dijalani dengan cara yang benar. Satu hal yang penting dari sabat adalah bagaimana pada waktu itu kita bisa kembali menyeimbangkan hidup kita yang sebelumnya tertekan. Jadi sabat bukan melulu tidur dan bersantai, tetapi hanya dengan ganti pekerjaan yang lebih ringan saja itu sudah merupakan pelepasan bagi stres kita. Kita tidak perlu membuang-buang waktu ataupun merusak diri sendiri dengan liar, tetapi yang terutama adalah tekanan kita menjadi berkurang dan tidak sampai mengalami fatigue. Walaupun manusia memiliki daya lentur yang sangat luar biasa tetapi tetap ada batasnya sehingga bila kita ditekan melampaui batasan itu maka kita akan sama seperti besi yang patah karena ditekan melebihi batas kelenturannya. Dan yang lebih celaka, kita tidak mungkin bisa mengembalikan kondisi tubuh kita yang telah patah kembali seperti semula. Contoh fatigue yang mungkin paling banyak kita temukan adalah serangan stroke ataupun tiba-tiba menjadi gila. Hal yang kedua adalah, manusia punya posisi sebagai little god. Ketika Tuhan menciptakan kita, Dia memberikan posisi kepada kita sebagai tuhan kecil di tengah-tengah alam semesta ini untuk menguasainya, memeliharanya, dan mengusahakannya. Kalau kita sadar akan posisi diri kita, maka kita akan tahu bahwa dunia ini milik Tuhan yang dipercayakan kepada kita sehingga, segala sesuatu yang ada di dalamnya ada di bawah kekuasaan kita, bukan sebaliknya. Jadi bukan uang yang menguasai kita, tetapi kitalah yang menguasai uang. Bukan hari sabat yang menguasai kita, tetapi kitalah yang menguasai hari sabat. Kesadaran seperti ini akan membuat banyak tekanan dapat kita hindari karena kita tahu kita tidak bisa diperbudak oleh hal-hal yang bersifat materi. Amin! 155 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Hendry Ongkowijojo Baptisan dan kepenuhan Roh Kudus Nats: Yohanes 21: 15-17; Kolose 1 : 24 Yohanes 21 15 16 17 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada–Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba–domba–Ku." Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada–Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba–domba–Ku." Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada–Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba–domba–Ku. Kolose 1 24 Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh–Nya, yaitu jemaat. Beberapa hari yang lalu kita telah merayakan hari Pentakosta (turunnya Roh Kudus) setelah sepuluh hari sebelumnya kita merayakan hari kenaikan Tuhan Yesus ke sorga. Bagi Kekristenan, kedua perayaan tersebut saling berhubungan erat sehingga sebelum kita belajar mengenai Roh Kudus, kita harus mengerti dahulu apa kaitannya kedua peristiwa tersebut. Apa artinya Tuhan Yesus naik ke sorga? Apa dampaknya bagi kita? Ada dua hal penting yang tidak dapat dipisahkan ketika kita percaya bahwa Yesus naik ke sorga, yaitu: yang pertama, kita mengetahui bahwa pada hari ini ada satu manusia yang hidup di dalam sorga, yaitu: Yesus Kristus. Artinya, “manusia di sorga” itu telah menjadi suatu fakta yang riil, bukan lagi sekedar 156 Persekutuan & Pembinaan Pemuda mimpi ataupun kemungkinan. Apa yang tadinya tidak masuk akal bagi manusia telah dijadikan masuk akal oleh Yesus. Alkitab menuliskan kepada kita bahwa ketika Yesus datang ke dunia, Dia menggunakan tubuh manusia yang sama seperti tubuh manusia yang berdosa. Kita mengakui bahwa Yesus adalah sepenuhnya manusia seperti kita, bukan seperti manusia yang belum jatuh ke dalam dosa. Kita juga mengetahui bahwa tubuh manusia sebelum jatuh ke dalam dosa berbeda dengan setelah jatuh ke dalam dosa (walaupun kita tidak tahu apa bedanya secara biologis dan kimiawi). Contohnya: kita tahu bahwa sebelum manusia jatuh ke dalam dosa seharusnya proses persalinan tidak terasa sakit (walaupun kita tidak tahu apa yang menyebabkan tidak sakit). Maka ketika Kristus turun ke bumi, kita seharusnya dapat merasakan betapa besarnya perjuangan Yesus untuk melawan dosa dengan tubuh yang rentan seperti ini. Sesaat sebelum Yesus naik ke sorga, pada momen itulah Yesus baru menggunakan tubuh kemuliaan-Nya yang seperti tubuh manusia sebelum jatuh ke dalam dosa, bukan menjadi roh. Sehingga malaikat tidak mengatakan kalau Kristus akan datang sama seperti dulu Dia datang, tetapi yang benar adalah, Kristus yang nanti datang akan sama dengan Kristus yang kamu lihat sekarang (ketika naik ke sorga). Hal terindah yang dapat kita ambil adalah, kalau dulu Dia seperti kita maka kelak kita akan seperti Dia, dan itu adalah suatu kepastian bagi kita. Puji Tuhan. Inilah iman Kristen yang dibangun atas dasar kepastian. Hal yang kedua adalah, ketika Kristus naik ke sorga berarti secara tubuh atau secara fisik, Dia sudah tidak bersama dengan kita lagi. Kenyataan ini sangat mempengaruhi kita, yaitu ketika Dia telah meninggalkan kita, siapakah yang akan melanjutkan pekerjaan-Nya? Kita. Jadi di sini ada 2 macam pekerjaan, pekerjaan yang pertama adalah pekerjaan yang hanya bisa dikerjakan oleh Kristus, yaitu: penebusan. Tetapi ketika Kristus telah menggenapkan tugas-Nya, itu membuat pekerjaan yang kedua terbuka untuk kita. Kita tidak mungkin bisa memulai pekerjaan kedua kalau Kristus tidak menyelesaikan pekerjaan-Nya terlebih dahulu. Sebelum Kristus mati dan bangkit, tidak ada berita Injil yang diberitakan. Ketika kita membaca Kolose 1:24, Paulus sepertinya berani sekali mengatakan bahwa ada yang kurang di dalam pekerjaan dan penderitaan Kristus. Apa maksudnya? Maksudnya bukanlah pekerjaan Kristus tidak sempurna tetapi yang dimaksudkan adalah Kristus tidak menyelesaikan semua pekerjaan. Di dalam pekerjaan besar itu memang ada bagian yang harus dikerjakan oleh anak-anak Tuhan. Itu sebabnya Kristus tidak mengabarkan Injil kepada jemaat di berbagai kota, Kristus tidak dianiaya di kota-kota tersebut. Orang yang melakukan dan menjalani semua itu adalah Paulus. Dari sinilah Paulus berani mengatakan kalau dia telah menggenapkan apa yang kurang di dalam daging. Begitu pula dengan para hamba Tuhan yang ada di berbagai gereja di seluruh dunia, mereka bekerja memberitakan Injil Yesus Kristus memenuhi apa yang tidak dilakukan oleh para rasul. Dari pengertian di atas kita baru bisa mulai mengerti apa yang tertulis di dalam Injil Yohanes 21:15-17. Walaupun kelihatannya sederhana ternyata cukup banyak juga teolog yang hingga hari ini masih memperdebatkan ayat tersebut. Bahkan beberapa teolog liberal berani mengatakan bahwa bagian tersebut bukan ditulis oleh Yohanes karena bagi mereka sebenarnya sebenarnya Injil Yohanes sudah berakhir pada pasal yang ke-20 (lih. Yoh 20:30-31). Lalu apakah pasal yang ke-21 ditulis oleh orang lain? Atau apakah Yohanes suka bertele-tele? Tidak. Kalau kita membandingkannya dengan injil-injil yang lain, kita tahu bahwa 157 Persekutuan & Pembinaan Pemuda sebenarnya Injil Yohanes tidak boleh berakhir di pasal ke-20. Pasal ke-21 ingin menunjukkan kalau Tuhan ingin memastikan bahwa pekerjaan-Nya belum selesai ketika Dia naik ke sorga. Tuhan menghendaki agar kita meneruskan pekerjaan besar itu. Kalau kita melihat Injil yang lain juga diakhiri dengan mandat agung, yaitu: Tuhan mengutus kita untuk mengerjakan bagian kita dan Dia akan menyertai kita sepanjang zaman. Apa yang menjadi perbedaan adalah Injil Yohanes lebih memfokuskan bagaimana Tuhan memastikan pekerjaan yang harus kita lakukan dengan cara membangunkan kembali, menopang, menghibur, dan menguatkan hamba-Nya yang terjatuh. Mana yang lebih kita suka? Kebanyakan orang lebih suka mengejar jaminan kepastian masuk sorga daripada mengerjakan pekerjaan yang Tuhan berikan kepadanya. Kenapa bisa merasa susah? Mungkin karena kita merasa diri kita tidak layak untuk meneruskan pekerjaan Tuhan. Bagaikan seorang pelukis terkenal yang meminta kita untuk melanjutkan lukisannya, layakkah kita? Mungkin lebih baik lukisan dijual dalam keadaan belum selesai daripada kita yang menyelesaikannya. Jangankan dengan Tuhan Yesus, seberapa hebatnya diri kita dibandingkan dengan Paulus, Petrus, John Calvin, Stephen Tong? Kita akui kalau pekerjaan itu memang cukup sulit dan berat. Tetapi kita tidak boleh berhenti sampai di sini karena bagaimanapun Tuhan mempercayakan pekerjaan itu kepada kita. Oleh sebab itu Tuhanlah yang akan memastikan pekerjaan itu selesai, yaitu dengan penyertaan dan pertolongan-Nya. Di sinilah kita baru mulai melihat peran Roh Kudus. Peristiwa pencurahan Roh Kudus adalah bentuk yang paling konkrit, nyata, dan yang paling penting dari cara Tuhan untuk memastikan pekerjaan-Nya selesai. Oleh karena bantuan Roh Kudus, pekerjaan Tuhan bisa diselesaikan bahkan oleh orang-orang yang lemah dan yang tidak sempurna. Jadi jangan pernah memisahkan antara kenaikan Tuhan Yesus dengan turunnya Roh Kudus. Apabila baptisan Roh Kudus adalah alat Tuhan untuk memastikan pekerjaan-Nya di dalam kita, maka kepenuhan Roh Kudus adalah cara Tuhan untuk memastikan pekerjaan-Nya melalui kita. Di dalam bukunya, John Stott menuliskan 4 unsur yang terkandung di dalam baptisan, yaitu: siapa yang membaptis, siapa yang dibaptis, dengan apa dibaptis, dan untuk apa dibaptis. Jadi segala macam baptisan yang pernah terjadi dan yang akan terjadi harus meliputi ke-4 unsur tersebut. Bagaimana dengan baptisan yang kita terima? Sama saja. Pendeta yang membaptis, kita yang dibaptis, dibaptis dengan air, dan dibaptis dengan tujuan sebagai simbol pernyataan iman kita bahwa kita tidak sama dengan yang dulu tetapi kita sekarang adalah milik Kristus. Sedangkan mengenai baptisan Roh Kudus, banyak orang yang keliru berpikir. Mereka percaya bahwa oknum yang membaptiskan adalah Roh Kudus. Orang-orang pentakosta juga mempercayai bahwa yang dibaptis hanya orang-orang tertentu. Ini salah. Yang benar adalah, Tuhan Yesuslah yang membaptis dan Dia membaptis semua orang percaya dengan menggunakan Roh Kudus dengan tujuan supaya mereka menyatu dengan seluruh tubuh Kristus. Sehingga, mereka di dalam Kristus dan Kristus di dalam mereka, apa yang menjadi bagian Kristus juga menjadi bagian kita. Jadi jangan memisahkan antara pekerjaan Tuhan dengan baptisan dan kepenuhan Roh Kudus. Maka sekarang kita mengerti, apabila ada orang Kristen yang suka minta dipenuhi Roh Kudus tapi dia tidak peduli dengan pekerjaan Tuhan, lalu untuk apa dia minta dipenuhi Roh Kudus? Kalau dia tidak menganggap pekerjaan Tuhan sebagai hal yang penting, buat apa dipenuhi Roh Kudus? Bagaikan seorang penjahat yang minta dipenuhi hikmat, untuk apa? Supaya kalau melakukan kejahatan tidak pernah tertangkap? Roh Kudus 158 Persekutuan & Pembinaan Pemuda memenuhi seseorang bukan supaya orang yang tidak punya teman tidak kesepian. Tetapi ekstrim lainnya, banyak di antara kita yang rindu dan selalu melakukan pekerjaan Tuhan tetapi tidak pernah minta dipenuhi Roh Kudus. Kita sadar bahwa diri kita tidak sanggup dan tidak layak melakukan pekerjaan itu, tetapi mengapa kita hampir tidak pernah minta supaya dipenuhi Roh Kudus? Orang yang tidak sadar kelemahan minta terus, tetapi kita yang sadar dan tahu kalau perlu malah tidak pernah minta. Kita mengakui bahwa kita sedikit sekali menemukan kata “Roh Kudus” baik itu di dalam buku-buku seperti Institute of The Christian Religion (John Calvin), Systematic Theology (Louis Berkhof), maupun di dalam lagulagu pujian kita. Kita perlu menyeimbangkan pengertian kita mengenai baptisan dan kepenuhan Roh Kudus sehingga kita dapat berjalan dan mengerjakan pekerjaan Tuhan dengan lebih baik. Walaupun di satu pihak kepenuhan Roh Kudus adalah suatu sikap yang pasif, tetapi di lain pihak kepenuhan Roh Kudus adalah sebuah perintah bagi kita (“Hendaklah kamu dipenuhi Roh Kudus ....”). Kita memang tidak bisa memaksa Roh Kudus karena itu adalah hak mutlak insiatif-Nya, tetapi ketika kita mengerti untuk apa dipenuhi Roh Kudus maka kita sedang berada di dalam posisi yang benar untuk dipenuhi Roh Kudus. Setelah kita mengerti untuk apa dipenuhi Roh Kudus, kiranya pengertian itu bisa membuat kita semakin rindu dan berdoa agar Roh Kudus memenuhi kita. Dan setelah itu diharapkan kita sungguh berhati-hati untuk tidak mendukakan Roh Kudus dengan menyakiti saudara seiman kita yang juga telah dibaptis oleh-Nya. Amin! 159 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Waktu senggang?: Waktu senggang dan tekanan 2 Nats: Filipi 4: 4-9 Bagian Firman Tuhan yang kita baca pada hari ini ditulis oleh Paulus bukan pada waktu dia bersedang 4 5 6 7 8 9 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara–saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu. santai tetapi justru sedang di dalam penjara dan dianiaya. Namun, di saat seperti itu Paulus masih sempat memikirkan pelayanannya di luar khususnya orang-orang Kristen yang sedang menghadapi penganiayaan. Itu sebabnya kalau kita membaca Kitab Filipi, kita akan menemukan banyak tulisan Paulus yang bersifat paradoks. Paulus mengharapkan agar suratnya dapat menguatkan jemaat di Filipi, tetapi ketika mereka hidup di dalam tekanan mereka sering bertanya, sebenarnya untuk apa hidup? Hidup itu mau apa? Kenapa harus hidup seperti ini? Maka keadaan inilah yang membuat Paulus banyak sharing tentang keadaannya. Dan itu sedikit menghibur mereka karena mereka tahu bahwa orang yang mereka anggap sangat dekat dengan Tuhan ternyata juga mengalami hal sama seperti mereka. Bersamaan dengan itu, orang-orang Kristen yang berada di luar merasa senang karena Paulus dipenjara karena dengan itu mereka bisa merebut ketenaran Paulus untuk mengabarkan Injil. Jadi di dalam hati mereka terdapat jiwa persaingan sehingga akhirnya mereka semakin menjepit Paulus. Tetapi, Paulus tetap merasakan suka cita karena walaupun ada orang yang membenci dirinya, mereka masih mengabarkan Injil. Melalui cerita seperti ini Paulus ingin mengajak orang-orang yang teraniaya untuk melihat suatu masalah dengan sudut pandang yang berbeda. Apabila orang lain mengalami seperti dia, mungkin orang tersebut 160 Persekutuan & Pembinaan Pemuda akan marah dan jengkel karena sudah dipenjara, masih dibuat susah lagi. Tetapi Paulus bukan melihat dari kepentingannya sendiri sehingga ketika dia disingkirkan oleh sesamanya, bagi dia itu bukan masalah. Yang penting pekerjaan Tuhan sedang dijalankan. Kalau kita bisa berpikir seperti Paulus, maka sebenarnya kita berada di dalam leisure yang tepat. Seringkali kita bisa masuk ke dalam pressure yang tidak seharusnya karena kita sendiri yang salah melihat. Pada beberapa minggu yang lalu kita telah melihat beberapa problematika dunia. Kita tahu bahwa semakin lama dunia kita semakin menyusahkan dan sama sekali tidak bersahabat. Kemudian, dari manusianya sendiri juga semakin lama semakin humanis dan utilitiarianistik sehingga segala macam bentuk hubungan antar manusia menjadi rusak. Kalau kemarin kita banyak membicarakan tekanan-tekanan yang harus dialami, maka pada hari ini kita akan berbicara mengenai apa yang dunia pikirkan mengenai hal-hal seperti itu. Sejak awal, manusia selalu memiliki jiwa seorang pemberontak dan suka melawan. Jiwa pemberontakan yang pertama adalah garfield System. Inti dari sistem ini sebenarnya adalah semangat hedonisme dimana manusia sangat tidak suka dengan segala sesuatu yang menjepit dan melelahkan. Itu sebabnya boneka Garfield digambarkan sebagai seekor kucing gendut yang sangat malas. Melalui Garfield orang-orang dunia ditekankan agar malas, tidak usah bekerja, yang penting libur, libur, dan libur. Kalau kerjanya banyak, libur sedikit memang terasa enak sekali. Tetapi coba bayangkan kalau kita diberi libur penuh sepanjang tahun. Yang pasti kita akan cepat mati dan langsung masuk neraka karena kita tidak pernah mengerjakan kehendak Bapa (Mat 7:21). Hal yang sama juga dipaparkan oleh Robert T. Kiyosaki. Baginya, pekerjaan yang sangat baik adalah semacam Multi Level Marketing, enterprenuership sehingga kita bisa cepat kaya dan pensiun dini. Kalau kita punya pikiran yang masih normal seharusnya ketika membaca bukunya kita bisa melihat dengan jelas bahwa pemikiran Kiyosaki sangat rusak, tetapi berapa banyak orang yang sangat suka dengan dia? Apakah ini artinya semakin banyak orang goblok di sekitar kita? Tidak mau kerja tapi mau hidup enak. Setelah kita mengerti latar belakang pemikiran mereka, maka sekarang kita akan melihat apa yang sebenarnya mereka pikiran tentang pleasure itu sendiri. Yang pertama adalah, dunia kita adalah dunia yang kabur, yang selalu melarikan diri. Kenapa begitu? Karena mereka betul-betul capek terhadap segala sesuatu. Ketika mereka mencoba untuk melangkah maju ternyata selalu berakhir dengan kekecewaan, sakit hati, stres, dan itu terjadi berulang kali dalam hidup mereka. Mereka tidak tahu bagaimana hidup yang benar sehingga segala sesuatu mereka kerjakan dengan prinsip coba-coba (trial and error) dan itu sungguh membuat hidup mereka berat. Begitu beratnya hingga pada suatu titik, mereka akan melarikan diri dengan pergi ke diskotik, narkotik, nonton film horor, dan kegiatan-kegiatan yang memacu adrenalin mereka. Kemudian, dunia kita adalah dunia yang pengecut. Kita begitu bersemangat ketika mengerjakan sesuatu tetapi ketika harus mempertanggung jawabkannya, kita menjadi pengecut dan melarikan diri dengan melemparkan tanggung jawab kepada orang lain, mengorbankan orang lain. Di mana-mana selalu berteriakteriak menuntut hak tetapi kalau disuruh tanggung jawab semua langsung sembunyi tangan. Yang benar adalah, siapa yang berani berbuat dia harus berani bertanggung jawab. Kalau bukan manusia tidak bisa menuntut maka Tuhanlah yang akan menuntut dia. Kita sebagai orang-orang Kristen seharusnya gembira ketika kita boleh mengenal konsep Tuhan yang adil karena itulah penghiburan kita ketika berjalan di dunia 161 Persekutuan & Pembinaan Pemuda ini. Orang-orang yang jahat tidak pernah suka mendengar konsep Tuhan yang adil karena dia tahu bahwa Tuhan akan semuanya dengan tepat sesuai dengan tempatnya. Yang kedua adalah, dunia kita adalah dunia yang jahat dan rusak. Informasi-informasi duniawi dan ditambah lagi dengan kedagingan kita, semuanya itu dapat mendorong kita untuk berpikir dan bertindak secara duniawi. Bila kita tidak terbiasa untuk menyangkal diri kita sendiri, maka kita akan terjatuh ke dalam sikapsikap yang berdosa. Mungkin pertama kali kita akan berbohong sedikit, menipu sedikit, tetapi pada suatu waktu kita pasti akan ditarik oleh setan untuk berani melakukan dosa besar. Dia akan merayu kita dengan segala macam “kenikmatan” supaya kita tidak terlepas dari tangannya sampai mati. Inilah gambaran dari pleasure dunia. Pertama kali kita akan diberi dengan gratis tetapi setelah kita terikat, setan justru mencekik kita sampai mati. Apakah kita mau menyelesaikan kelelahan kita dengan cara seperti ini? Pada hari ini kita akan masuk ke dalam sebuah konsep yang sangat penting, yaitu mengenai rest. Ketika Tuhan memperlihatkan kepada kita di antara 7 hari yang ada, ternyata 6 hari Dia pergunakan untuk bekerja dan pada hari yang ke-7 Dia berhenti serat menguduskan hari itu. Inilah rest yang sejati, yaitu bagaimana kita melihat hidup yang sejati di hadapan Tuhan. Yang pertama, rest sebagai suatu thanksgiving. Ketika Alkitab melihat kita yang sedang capek, tegang, dan stres, Tuhan menginginkan agar kita berhenti sejenak untuk kembali memikirkan ayat Alkitab yang kita baca pada hari ini. Berhentilah sejenak dan bersyukurlah kepada Tuhan atas semua yang sudah kita terima! Di antara sekian banyak yang pengangguran, pernahkah kita berterima kasih kalau kita masih bisa bekerja? Banyak orang yang punya kemampuan seperti kita, tetapi kenapa Tuhan memilih kita untuk masuk di suatu perusahaan? Bisakah kita menghubungkan antara kesibukan kita dengan kehendak Tuhan? Apabila kita tidak bisa menghubungkan keduanya, maka seumur hidup kita bekerja akan mengalami stres. Sebaliknya kalau kita bisa melihat setiap pekerjaan sebagai rencana Tuhan bagi kita, maka kita akan dapat bekerja dengan sukacita. Yang kedua adalah, rest sebagai suatu relaksasi. Ketika Tuhan menghendaki kita untuk berhenti sejenak, pada saat itulah kita dapat merasakan damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal manusia (Flp 4:7). Keadaan dunia ini memang tidak akan berubah menjadi lebih baik bagi manusia, tetapi ketika kita bicara tentang leisure yang sejati itu berarti kita sedang bicara tentang damai sejahtera Tuhan yang melampaui segala keadaan. Sama dengan Paulus ketika menulis ayat tersebut, keadaan tidak berubah, dia tetap berada di dalam penjara dan dianiaya, tetapi dia tetap sukacita karena itulah sukacita yang berasal dari Tuhan! Sukacita seperti inilah yang tidak akan pernah mungkin dimiliki oleh orang-orang dunia, walaupun mereka menginginkannya. Mereka bisa berusaha mencari di dalam diskotik, tempat pelacuran, segala macam narkoba, tetapi mereka tetap tidak bisa menemukan damai sejahtera yang sejati. Yang ketiga adalah, rest sebagai suatu joy (sukacita). Paulus berkali-kali mengatakan kepada kita untuk bersukacita di dalam Tuhan. Artinya, sukacita itu bukan dibuat-buat atau sengaja dicari tetapi keluar dari hati yang benar-benar senang. Kenapa senang? Seorang pencuri yang lolos dari kejaran polisi pasti merasa senang, tetapi apakah senang seperti itu yang dimaksudkan? Bukan, kita benar-benar merasa senang karena kita tahu bahwa kita bersama dengan Tuhan. Kita tahu bahwa kita sedang berjalan mengikuti Dia. Dunia boleh tambah gila, tetapi cuma satu hal yang perlu kita tahu, yaitu kita sedang menjalankan kehendak 162 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Tuhan. Itu sebabnya kita bisa tetap bersuka cita! Sebaliknya kalau kita hanya bersandar pada diri kita sendiri, maka kita akan selalu khawatir akan segala sesuatu. Cobalah bersandar kepada Tuhan, berjalanlah di bawah pimpinan-Nya! Amin! 163 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Waktu senggang? : Waktu senggang dan hiburan Nats: Ams.8: 29-31 29 30 31 ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah–Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar–dasar bumi, aku ada serta–Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan–Nya, dan senantiasa bermain–main di hadapan–Nya; aku bermain–main di atas muka bumi–Nya dan anak–anak manusia menjadi kesenanganku. Pada minggu lalu ketika kita berbicara mengenai Pen-Cipta-An, salah satu poin penting yang kita pelajari adalah kita dituntut untuk semakin lama untuk semakin serupa dengan Dia. Di dalam bahasa Yunani, kata “serupa” sebenarnya dapat diartikan menjadi icon, yaitu yang dikenal orang menjadi simbol dari sesuatu atau seseorang. Contoh yang sederhana adalah sebagian besar dari kita mungkin setuju bahwa icon dari musik dangdut adalah Inul. Setiap negara bagian di Amerika juga memiliki uang logam yang menjadi icon dari negara bagian tersebut. Jadi Hawaii memiliki uang logam yang berbeda dengan Illinois. Dan yang unik, uang tersebut berlaku lintas negara bagian sehingga orang Hawaii tetap bisa menggunakan uangnya di Illinois. Yesus mengajarkan kepada bahwa kita harus menyerahkan koin-koin yang kita miliki kepada siapa yang gambarnya berada di koin-koin tersebut. Berarti icon-nya kaisar harus diserahkan kepada kaisar. Bagaimana dengan diri kita? Bila kita mengaku bahwa kita adalah image atau icon dari Tuhan, maka serahkanlah semua apa yang seharusnya menjadi milik-Nya, yaitu diri kita, seluruh hidup kita. Jadi yang seharusnya kita tanyakan bukan berapa tetapi apa yang akan kita berikan? Pernahkah kita memberikan hidup kita sendiri kepada-Nya sebelum kita memberikan yang lain? Kalau kita memahami ini maka kita tidak akan bingung dan berdebat panjang lebar masalah perpuluhan. Orang kalau sudah memberikan hidupnya, dia tidak akan bertanya lagi perpuluhan mau memberi berapa persen karena dia sudah memberikan seratus persen. Terdapat sorang wanita yang menceritakan tentang kisah hidupnya lewat radio. Selama dua tahun terakhir dia mengalami banyak musibah dan yang baru menghantam dia adalah kematian suaminya ketika dalam perjalanan kembali dari luar angkasa. Suaminya meninggal karena pesawat yang ditumpanginya meledak 164 Persekutuan & Pembinaan Pemuda ketika memasuki atmosfer bumi sehingga suaminya tidak pernah kembali. Dan ketika anak-anaknya bertanya ada apa dengan ayahnya, dia menjawabnya tidak tahu walupun dia mengetahuinya. Tetapi di dalam keadaan seperti itu, dia mengatakan bahwa dirinya cuma bisa berpegang pada janji Tuhan, yaitu: apapun yang Tuhan inginkan dan rencanakan, pasti itulah yang terbaik bagi dirinya walaupun dia tidak mengerti. Walaupun semua rencana dan pesta yang akan diadakan menjadi batal tetapi toh kita tetap tidak bisa menganggap bahwa ada kecelakaan yang Tuhan tidak mengetahuinya. Tuhan pasti tahu dan juga pasti bisa berbuat sesuatu. Inilah yang hendak kita bicarakan, bahwa segala sesuatu terjadi bukan kebetulan. Di dalam Alkitab banyak sekali contoh tentang lahir yang normal, yang kecelakaan, dan yang cacat ternyata bukanlah kebetulan. Salah satunya adalah cerita yang cukup terkenal, yaitu tentang seorang anak yang buta sejak lahirnya dan itu membuat murid-murid Yesus bertanya siapakah yang bersalah. Mungkin pengalaman kita juga sama dengan murid-murid Yesus, apabila ada sesuatu yang tidak enak dan yang tidak menyenangkan hati terjadi pada diri kita ataupun pada orang lain, kita selalu mencari-cari siapa yang berdosa. Padahal Yesus mengatakan bahwa apa yang terjadi itu adalah rencana Allah karena ada pekerjaan-pekerjaan-Nya yang justru harus dinyatakan melalui dirinya ketika masih buta. Jadi jelas bahwa di dalam orang-orang tertentu Tuhan tidak memberikan kenormalan untuk menjadi saluran Tuhan, yang lebih penting adalah adanya hidup dan orang tersebut benar-benar mensyukuri atas apapun yang telah diterimanya. Jangan melihat segala sesuatu dari apa yang disenangi oleh pihak mayoritas sehingga kita tidak menghancurkan fisik dan jati diri kita sendiri dengan berbagai macam operasi plastik. Kenapa banyak orang merasa tidak puas dengan dirinya sendiri? Karena jelas dia tidak mengerti dan mengenal Pencipta, dia tidak tahu kenapa dia diciptakan seperti itu, dan dia tidak tahu bahwa apa yang ada pada dirinya bukanlah kebetulan! Ingatkah kita pada kisah mengenai Zakheus? Zakheus penuh dengan kelemahan dan seharusnya dia merasa malu sampai harus memanjat pohon, ketahuan orang lagi. Tetapi di dalam cerita itu kita bisa belajar bahwa ternyata Tuhan justru lebih memperhatikan orang-orang yang istimewa seperti Zakheus. Oleh sebab itu janganlah menyebut orang dengan istilah “Penyandang ....” atau “Tuna ....”, tetapi sebutlah ia sebagai orang yang istimewa. Dia istimewa karena berbeda dari yang mayoritas dan perbedaan itu seringkali justru membuat dia lebih hebat dari yang mayoritas. Apa sebab? Karena dia kembali kepada Tuhan dan menerima dirinya sendiri sebagai seorang yang cacat baik itu sejak lahir, karena perang, ataupun karena kecelakaan (secara manusiawi) dan dia berusaha mengembangkan dirinya sendiri. Bila di satu pihak ada orang-orang yang merasa minder, maka di pihak lain juga ada orangorang yang tidak puas dengan menjadi manusia tetapi ingin menjadi tuhan. Semua rencana Tuhan bagi dirinya selalu dianggap kurang baik sehingga dia terus melawan-Nya sambil berpikir itulah yang terbaik. Sifat seperti ini sudah nampak sejak Adam dan hawa, mereka merasa tidak cukup menjadi copy tetapi ingin menjadi master. Akibatnya, manusia masuk ke dalam dosa dan berpikir kalau perbuatan baik dapat menebus dosa-dosanya. Tidak ada satupun perbuatan baik yang bisa menyelamatkan manusia dari hukuman Tuhan! Ketika Tuhan menciptakan manusia demi manusia, Dia menginginkan agar kita menguasai, memelihara, dan mengembangkan bumi ini, tetapi yang manusia lupa bahwa ada Pencipta yang menuntut dan yang menghakimi mereka. Dan yang disebut sebagai mereka itu bukan sekadar orang-orang percaya saja tetapi juga termasuk orang-orang yang tidak percaya adanya Tuhan. 165 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ingatkah kita bahwa rencana Tuhan bersifat totalitas? Bersifat totalitas artinya mencakup semua kehidupan kita termasuk sejak kita masih berada di dalam kandungan ibu. Salah satu contohnya adalah kisah mengenai Esau dan Yakub. Walaupun Yakub berusaha keras ingin lahir lebih dahulu, tetapi Tuhan menginginkan Esau menjadi yang sulung. Sesudah lahirpun Yakub masih mengejar hak sulung dan untuk itu dia berani menipu. Sayangnya, yang sulung justru tidak merasa penting menjadi sulung sehingga seringkali yang bungsu mengambil alih peran yang sulung. Begitu pula dengan Efraim, kisah anak yang hilang, mereka adalah anak-anak bungsu yang “menjadi” sulung. Tetapi, Tuhan senantiasa meminta segala sesuatu yang sulung. Itu sebabnya kita juga harus bersiap hati apabila suatu waktu Tuhan meminta anak sulung dari hasil pernikahan kita untuk menjadi hamba Tuhan penuh waktu. Persembahan sulung merupakan persembahan yang paling baik karena itulah yang pertama kali kita terima dan kita rela mempersembahkan itu kepada Tuhan. Selain itu, totalitas juga termasuk hidup dan mati kita. Contohnya adalah kisah tentang Lazarus yang dibangkitkan oleh Yesus. Ketika Lazarus masih sakit, banyak sahabatnya telah meminta pertolongan kepada Yesus tetapi Dia menolaknya. Yesus dengan sengaja menunggu Lazarus mati dan setelah itu barulah Dia membangkitkannya. Apa maksudnya? Yesus melakukan perbuatan demikian karena Dia ingin menyatakan kemuliaan Allah kepada manusia. Segala sesuatu akan nampak jauh lebih baik dan indah apabila kita mau bersabar dan menunggu waktu-Nya tiba (In His time). Jadi apabila kita di dalam kesulitan dan penderitaan, marilah kita menunggu dimana Tuhan akan membuat kita sukacita tepat pada waktunya. Jangan menggambarkan hidup seperti roda yang terus berputar-putar tetapi harus seperti porosnya yang senantiasa berada di tengah-tengah. Ketika kemujuran dan kemalangan silih berganti, apakah kita semakin menjauh ataukah semakin mendekat kepada Tuhan? Apakah posisi kita tetap berada di pusat atau larut mengikuti putaran? Kenapa Tuhan menciptakan manusia? Karena Tuhan memiliki kasih yang maha besar. Ketika Allah menciptakan manusia, Allah ingin membagikan kasih-Nya kepada manusia sehingga mereka dapat mengenal-Nya. Jadi intinya adalah kasih! Allah sangat mengasihi manusia dan juga ingin agar mereka memiliki persekutuan dan ikatan yang indah dengan-Nya. Tetapi, sebuah ikatan hanya bisa didapatkan dari sebuah kasih yang sejati seperti kasih Allah kepada kita, kasih yang tidak tergantung kepada apapun juga. Apakah kita sudah menggunakan kasih seperti demikian ketika kita berhubungan dengan sesama kita? Di dalam Perjanjian Lama terdapat suatu istilah, yaitu: kovenan garam. Bagaimana kasih itu bisa diberikan kepada sesama kita sehingga kita saling mengasinkan, tidak ada yang tawar hati, tidak ada permusuhan. Tetapi ini saja tidak cukup karena Tuhan telah memberikan perintah yang baru kepada kita di dalam Perjanjian Baru, yaitu: agar kita mengasihi sesama kita seperti Tuhan mengasihi kita! Bukan seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Kasih yang sejati tidak boleh berhenti pada diri sendiri karena kita bukanlah sumber kasih. Allah adalah sumber kasih. Apakah kita masih takut menjalani hidup ini? Tuhan telah merencanakan segala sesuatu di dalam kekekalan sehingga seharusnya kita tidak perlu takut akan masa depan kita. Kita tidak perlu takut besok kita akan menjadi apa. Kita tidak perlu takut apabila kita gagal dan tidak mengerti Firman Tuhan karena Dia sendirilah yang akan menuntun kita! Masalahnya adalah, apakah kita mau mengikuti Dia? Kehendak bebas seharus kita gunakan dengan sebaik-baiknya, bukan digunakan untuk memberontak. Jangan pikir dengan 166 Persekutuan & Pembinaan Pemuda memberontak kita akan lebih bersuka cita karena suka cita yang sejati hanya ada ketika kita sudah berdamai dengan-Nya. Kita juga tidak perlu takut siapa jodoh kita. Memang kita sebagai manusia juga punya kehendak tetapi kita juga percaya bahwa rencana Tuhan adalah yang terbaik bagi kita. Kalau memang Tuhan pikir kita pantas untuk mendapatkan seorang yang buruk, maukah kita? Ini mengajarkan kepada kita untuk tidak melihat penampilan luarnya saja tetapi kita harus melihat jauh di dalamnya, dirinya. Bagaimana dengan Kekristenan di negara kita pada saat ini? Seringkali ketika seseorang sudah mendapatkan hal-hal yang enak, mereka merasa nyaman, lupa diri, dan segala sesuatu dianggap beres. Apakah harus ada bencana dan aniaya terlebih dahulu barulah kita akan sadar? Kalau kita melihat perjalanan Kekristenan di Indonesia, ternyata kita masih begitu bebas karena negara kita masih menjunjung tinggi Pancasila. Tuhan mengijinkan dan memakai Indonesia sehingga orang-orang Kristen masih bebas beragama. Tetapi selama ini, kita hampir tidak pernah memanfaatkan kesempatan yang sudah Tuhan berikan. Apakah kita menunggu dianiaya barulah kita berpikir untuk menjalankan kehendak Tuhan? Sebentar lagi akan diadakan pemilihan presiden, berdoalah agar Tuhan masih kasihan kepada kita sehingga Dia masih memberikan presiden yang baik kepada kita. Lebih jauh lagi, Tuhan bukan hanya memiliki kehendak dan rancangan tetapi juga jalan bagi kita sehingga kita hanya tinggal taat kepada-Nya. Apakah kita senang atau tidak itu adalah urusan belakangan, yang penting rencana Tuhan adalah yang terbaik bagi semua. Oleh sebab itu, di dalam hidup kita hendaknya tidak boleh ada kekecewaandan kemarahan karena kita tahu bahwa segala sesuatu bukan kebetulan. Apa yang terjadi bukan terjadi karena ada kesalahan tetapi itulah yang harus terjadi. Beberapa perampok yang telah bertobat menceritakan bahwa sebenarnya terdapat banyak sekali rumah yang sangat tidak aman. Jadi apabila sampai saat ini rumah kita masih utuh, bersyukurlah karena itu adalah bonus dari Tuhan. Siapkah kita untuk menerima sesuatu yang tidak terduga? Dan itu pasti bukan kebetulan sehingga kita tidak boleh marah dan putus asa. Cobalah untuk mengerti rancangan Tuhan, bukan rancangan diri kita sendiri. Amin! 167 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Jeane Obadja Bayangan PENCIPTA seperti Bulan dengan Matahari : BuLan Pada minggu lalu ketika kita berbicara mengenai Pen-Cipta-An, salah satu poin penting yang kita pelajari adalah kita dituntut untuk semakin lama untuk semakin serupa dengan Dia. Di dalam bahasa Yunani, kata “serupa” sebenarnya dapat diartikan menjadi icon, yaitu yang dikenal orang menjadi simbol dari sesuatu atau seseorang. Contoh yang sederhana adalah sebagian besar dari kita mungkin setuju bahwa icon dari musik dangdut adalah Inul. Setiap negara bagian di Amerika juga memiliki uang logam yang menjadi icon dari negara bagian tersebut. Jadi Hawaii memiliki uang logam yang berbeda dengan Illinois. Dan yang unik, uang tersebut berlaku lintas negara bagian sehingga orang Hawaii tetap bisa menggunakan uangnya di Illinois. Yesus mengajarkan kepada bahwa kita harus menyerahkan koin-koin yang kita miliki kepada siapa yang gambarnya berada di koin-koin tersebut. Berarti icon-nya kaisar harus diserahkan kepada kaisar. Bagaimana dengan diri kita? Bila kita mengaku bahwa kita adalah image atau icon dari Tuhan, maka serahkanlah semua apa yang seharusnya menjadi milik-Nya, yaitu diri kita, seluruh hidup kita. Jadi yang seharusnya kita tanyakan bukan berapa tetapi apa yang akan kita berikan? Pernahkah kita memberikan hidup kita sendiri kepada-Nya sebelum kita memberikan yang lain? Kalau kita memahami ini maka kita tidak akan bingung dan berdebat panjang lebar masalah perpuluhan. Orang kalau sudah memberikan hidupnya, dia tidak akan bertanya lagi perpuluhan mau memberi berapa persen karena dia sudah memberikan seratus persen. Terdapat sorang wanita yang menceritakan tentang kisah hidupnya lewat radio. Selama dua tahun terakhir dia mengalami banyak musibah dan yang baru menghantam dia adalah kematian suaminya ketika dalam perjalanan kembali dari luar angkasa. Suaminya meninggal karena pesawat yang ditumpanginya meledak ketika memasuki atmosfer bumi sehingga suaminya tidak pernah kembali. Dan ketika anak-anaknya bertanya ada apa dengan ayahnya, dia menjawabnya tidak tahu walupun dia mengetahuinya. Tetapi di dalam keadaan seperti itu, dia mengatakan bahwa dirinya cuma bisa berpegang pada janji Tuhan, yaitu: apapun yang Tuhan inginkan dan rencanakan, pasti itulah yang terbaik bagi dirinya walaupun dia tidak mengerti. Walaupun semua rencana dan pesta yang akan diadakan menjadi batal tetapi toh kita tetap tidak bisa menganggap bahwa ada kecelakaan yang Tuhan tidak mengetahuinya. Tuhan pasti tahu dan juga pasti bisa berbuat sesuatu. Inilah yang hendak kita bicarakan, bahwa segala sesuatu terjadi bukan kebetulan. 168 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Di dalam Alkitab banyak sekali contoh tentang lahir yang normal, yang kecelakaan, dan yang cacat ternyata bukanlah kebetulan. Salah satunya adalah cerita yang cukup terkenal, yaitu tentang seorang anak yang buta sejak lahirnya dan itu membuat murid-murid Yesus bertanya siapakah yang bersalah. Mungkin pengalaman kita juga sama dengan murid-murid Yesus, apabila ada sesuatu yang tidak enak dan yang tidak menyenangkan hati terjadi pada diri kita ataupun pada orang lain, kita selalu mencari-cari siapa yang berdosa. Padahal Yesus mengatakan bahwa apa yang terjadi itu adalah rencana Allah karena ada pekerjaan-pekerjaan-Nya yang justru harus dinyatakan melalui dirinya ketika masih buta. Jadi jelas bahwa di dalam orang-orang tertentu Tuhan tidak memberikan kenormalan untuk menjadi saluran Tuhan, yang lebih penting adalah adanya hidup dan orang tersebut benar-benar mensyukuri atas apapun yang telah diterimanya. Jangan melihat segala sesuatu dari apa yang disenangi oleh pihak mayoritas sehingga kita tidak menghancurkan fisik dan jati diri kita sendiri dengan berbagai macam operasi plastik. Kenapa banyak orang merasa tidak puas dengan dirinya sendiri? Karena jelas dia tidak mengerti dan mengenal Pencipta, dia tidak tahu kenapa dia diciptakan seperti itu, dan dia tidak tahu bahwa apa yang ada pada dirinya bukanlah kebetulan! Ingatkah kita pada kisah mengenai Zakheus? Zakheus penuh dengan kelemahan dan seharusnya dia merasa malu sampai harus memanjat pohon, ketahuan orang lagi. Tetapi di dalam cerita itu kita bisa belajar bahwa ternyata Tuhan justru lebih memperhatikan orang-orang yang istimewa seperti Zakheus. Oleh sebab itu janganlah menyebut orang dengan istilah “Penyandang ....” atau “Tuna ....”, tetapi sebutlah ia sebagai orang yang istimewa. Dia istimewa karena berbeda dari yang mayoritas dan perbedaan itu seringkali justru membuat dia lebih hebat dari yang mayoritas. Apa sebab? Karena dia kembali kepada Tuhan dan menerima dirinya sendiri sebagai seorang yang cacat baik itu sejak lahir, karena perang, ataupun karena kecelakaan (secara manusiawi) dan dia berusaha mengembangkan dirinya sendiri. Bila di satu pihak ada orang-orang yang merasa minder, maka di pihak lain juga ada orangorang yang tidak puas dengan menjadi manusia tetapi ingin menjadi tuhan. Semua rencana Tuhan bagi dirinya selalu dianggap kurang baik sehingga dia terus melawan-Nya sambil berpikir itulah yang terbaik. Sifat seperti ini sudah nampak sejak Adam dan hawa, mereka merasa tidak cukup menjadi copy tetapi ingin menjadi master. Akibatnya, manusia masuk ke dalam dosa dan berpikir kalau perbuatan baik dapat menebus dosa-dosanya. Tidak ada satupun perbuatan baik yang bisa menyelamatkan manusia dari hukuman Tuhan! Ketika Tuhan menciptakan manusia demi manusia, Dia menginginkan agar kita menguasai, memelihara, dan mengembangkan bumi ini, tetapi yang manusia lupa bahwa ada Pencipta yang menuntut dan yang menghakimi mereka. Dan yang disebut sebagai mereka itu bukan sekadar orang-orang percaya saja tetapi juga termasuk orang-orang yang tidak percaya adanya Tuhan. Ingatkah kita bahwa rencana Tuhan bersifat totalitas? Bersifat totalitas artinya mencakup semua kehidupan kita termasuk sejak kita masih berada di dalam kandungan ibu. Salah satu contohnya adalah kisah mengenai Esau dan Yakub. Walaupun Yakub berusaha keras ingin lahir lebih dahulu, tetapi Tuhan menginginkan Esau menjadi yang sulung. Sesudah lahirpun Yakub masih mengejar hak sulung dan untuk itu dia berani menipu. Sayangnya, yang sulung justru tidak merasa penting menjadi sulung sehingga seringkali yang bungsu mengambil alih peran yang sulung. Begitu pula dengan Efraim, kisah anak yang hilang, mereka adalah anak-anak bungsu yang “menjadi” sulung. Tetapi, Tuhan senantiasa meminta segala sesuatu yang sulung. Itu sebabnya kita juga harus bersiap hati apabila suatu waktu Tuhan meminta anak sulung dari hasil pernikahan kita untuk menjadi hamba Tuhan penuh waktu. Persembahan sulung 169 Persekutuan & Pembinaan Pemuda merupakan persembahan yang paling baik karena itulah yang pertama kali kita terima dan kita rela mempersembahkan itu kepada Tuhan. Selain itu, totalitas juga termasuk hidup dan mati kita. Contohnya adalah kisah tentang Lazarus yang dibangkitkan oleh Yesus. Ketika Lazarus masih sakit, banyak sahabatnya telah meminta pertolongan kepada Yesus tetapi Dia menolaknya. Yesus dengan sengaja menunggu Lazarus mati dan setelah itu barulah Dia membangkitkannya. Apa maksudnya? Yesus melakukan perbuatan demikian karena Dia ingin menyatakan kemuliaan Allah kepada manusia. Segala sesuatu akan nampak jauh lebih baik dan indah apabila kita mau bersabar dan menunggu waktu-Nya tiba (In His time). Jadi apabila kita di dalam kesulitan dan penderitaan, marilah kita menunggu dimana Tuhan akan membuat kita sukacita tepat pada waktunya. Jangan menggambarkan hidup seperti roda yang terus berputar-putar tetapi harus seperti porosnya yang senantiasa berada di tengah-tengah. Ketika kemujuran dan kemalangan silih berganti, apakah kita semakin menjauh ataukah semakin mendekat kepada Tuhan? Apakah posisi kita tetap berada di pusat atau larut mengikuti putaran? Kenapa Tuhan menciptakan manusia? Karena Tuhan memiliki kasih yang maha besar. Ketika Allah menciptakan manusia, Allah ingin membagikan kasih-Nya kepada manusia sehingga mereka dapat mengenal-Nya. Jadi intinya adalah kasih! Allah sangat mengasihi manusia dan juga ingin agar mereka memiliki persekutuan dan ikatan yang indah dengan-Nya. Tetapi, sebuah ikatan hanya bisa didapatkan dari sebuah kasih yang sejati seperti kasih Allah kepada kita, kasih yang tidak tergantung kepada apapun juga. Apakah kita sudah menggunakan kasih seperti demikian ketika kita berhubungan dengan sesama kita? Di dalam Perjanjian Lama terdapat suatu istilah, yaitu: kovenan garam. Bagaimana kasih itu bisa diberikan kepada sesama kita sehingga kita saling mengasinkan, tidak ada yang tawar hati, tidak ada permusuhan. Tetapi ini saja tidak cukup karena Tuhan telah memberikan perintah yang baru kepada kita di dalam Perjanjian Baru, yaitu: agar kita mengasihi sesama kita seperti Tuhan mengasihi kita! Bukan seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Kasih yang sejati tidak boleh berhenti pada diri sendiri karena kita bukanlah sumber kasih. Allah adalah sumber kasih. Apakah kita masih takut menjalani hidup ini? Tuhan telah merencanakan segala sesuatu di dalam kekekalan sehingga seharusnya kita tidak perlu takut akan masa depan kita. Kita tidak perlu takut besok kita akan menjadi apa. Kita tidak perlu takut apabila kita gagal dan tidak mengerti Firman Tuhan karena Dia sendirilah yang akan menuntun kita! Masalahnya adalah, apakah kita mau mengikuti Dia? Kehendak bebas seharus kita gunakan dengan sebaik-baiknya, bukan digunakan untuk memberontak. Jangan pikir dengan memberontak kita akan lebih bersuka cita karena suka cita yang sejati hanya ada ketika kita sudah berdamai dengan-Nya. Kita juga tidak perlu takut siapa jodoh kita. Memang kita sebagai manusia juga punya kehendak tetapi kita juga percaya bahwa rencana Tuhan adalah yang terbaik bagi kita. Kalau memang Tuhan pikir kita pantas untuk mendapatkan seorang yang buruk, maukah kita? Ini mengajarkan kepada kita untuk tidak melihat penampilan luarnya saja tetapi kita harus melihat jauh di dalamnya, dirinya. Bagaimana dengan Kekristenan di negara kita pada saat ini? Seringkali ketika seseorang sudah mendapatkan hal-hal yang enak, mereka merasa nyaman, lupa diri, dan segala sesuatu dianggap beres. Apakah harus ada bencana dan aniaya terlebih dahulu barulah kita akan sadar? Kalau kita melihat perjalanan Kekristenan di Indonesia, ternyata kita masih begitu bebas karena negara kita masih menjunjung 170 Persekutuan & Pembinaan Pemuda tinggi Pancasila. Tuhan mengijinkan dan memakai Indonesia sehingga orang-orang Kristen masih bebas beragama. Tetapi selama ini, kita hampir tidak pernah memanfaatkan kesempatan yang sudah Tuhan berikan. Apakah kita menunggu dianiaya barulah kita berpikir untuk menjalankan kehendak Tuhan? Sebentar lagi akan diadakan pemilihan presiden, berdoalah agar Tuhan masih kasihan kepada kita sehingga Dia masih memberikan presiden yang baik kepada kita. Lebih jauh lagi, Tuhan bukan hanya memiliki kehendak dan rancangan tetapi juga jalan bagi kita sehingga kita hanya tinggal taat kepada-Nya. Apakah kita senang atau tidak itu adalah urusan belakangan, yang penting rencana Tuhan adalah yang terbaik bagi semua. Oleh sebab itu, di dalam hidup kita hendaknya tidak boleh ada kekecewaandan kemarahan karena kita tahu bahwa segala sesuatu bukan kebetulan. Apa yang terjadi bukan terjadi karena ada kesalahan tetapi itulah yang harus terjadi. Beberapa perampok yang telah bertobat menceritakan bahwa sebenarnya terdapat banyak sekali rumah yang sangat tidak aman. Jadi apabila sampai saat ini rumah kita masih utuh, bersyukurlah karena itu adalah bonus dari Tuhan. Siapkah kita untuk menerima sesuatu yang tidak terduga? Dan itu pasti bukan kebetulan sehingga kita tidak boleh marah dan putus asa. Cobalah untuk mengerti rancangan Tuhan, bukan rancangan diri kita sendiri. Amin! 171 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Kedaulatan Allah dan pemilihan : Konsep pemilihan Nats: Yohanes 15:16 16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama–Ku, diberikan–Nya kepadamu. Pada hari ini kita akan memulai tema kedaulatan Allah dan predestinasi dengan membicarakan konsep dasar mengenai predestinasi itu sendiri. Apabila kita membaca perikop Alkitab pada hari ini, kita akan kesulitan untuk menghubungkannya dengan predestinasi. Tetapi kalau kita membandingkannya dengan terjemahan NIV, maka kata “ditentukan dari semula” dalam bahasa Inggris sebenarnya cuma terdiri dari satu kata, yaitu: “predestined”. Dari sini kita mengerti bahwa doktrin predestinasi bukannya tidak ada di Alkitab tetapi mereka yang beranggapan demikianlah yang tidak pernah membaca Alkitab bahasa Inggris. Untuk mengerti predestinasi secara tepat, kita tidak bisa hanya menggunakan logika manusia saja tetapi harus kembali kepada Firman Tuhan. Banyak orang yang berpikiran salah mengenai predestinasi, yaitu: Allah dianggap tidak adil, Allah memilih secara sembarangan, Allah jahat, dll. Kenapa ini terjadi? Karena kita tidak mencari pengertian predestinasi dari Firman Tuhan. Kalau Alkitab telah mengatakan bahwa “Allah telah menentukan sejak semula” atau “kita telah ditentukan sejak semula”, apa artinya kalimat-kalimat tersebut? Apa yang ingin disampaikan Tuhan kepada kita? Yang pertama adalah, hal tersebut terjadi di dalam kekekalan. Artinya, Allah memilih dan menentukan seseorang bukan terjadi di dalam sejarah atau setelah orang itu ada di dunia, tetapi sejak kekekalan. Dan kekekalan itu sendiri harus dimengerti sebagai melampaui ruang dan waktu, bukan sebelum ruang dan waktu. Kalau kita meletakkan kekekalan sebelum penciptaan ruang dan waktu, maka itu artinya di belakang penciptaan ruang dan waktu sudah ada waktu. Kalau kita mengerti hal ini, kita tidak akan bingung dengan 172 Persekutuan & Pembinaan Pemuda pertanyaan apakah Allah memilih kita sebelum kita jatuh ke dalam dosa ataukah sesudahnya. Allah memilih kita di luar waktu, dan di luar waktu tidak ada kata “sebelum” dan “sesudah”. Walaupun Alkitab mengtakan bahwa Allah memilih dan menentukan di dalam kekekalan, tetapi tidak demikian dengan ketiga tindakan-Nya yang lain, yaitu: memanggil, membenarkan, dan memuliakan. Jangan mencampurkan antara dipilih dengan dipanggil. Kalau di suatu waktu kita bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat kita, pada waktu itu kita telah dipanggil, bukan dipilih. Jadi meskipun kekekalan terpisah dari kesementaraan tetapi jangan dipecahkan seakan-akan tidak ada hubungannya sama sekali. Ketika Allah memanggil kita, itu artinya kekekalan berhubungan dengan kesementaraan, Allah yang kekal masuk ke dalam waktu untuk memanggil kita. Yang kedua, Alkitab mengatakan ketika Allah memilih manusia, pemilihan itu dilakukan di dalam kedaulatanNya. Seluruh perikop yang kita baca pada hari ini juga menggambarkan hal yang sama, yaitu di dalam kuasa dan kehendak-Nya. Tentunya Allah yang berdaulat jangan dipikirkan bahwa Allah itu diktator karena seorang diktator tidak akan memberikan kebebasan kepada kita untuk memilih. Manakah yang betul, apakah free wil (kehendak bebas) ataukah free choice (pilihan bebas)? Minggu depan kita akan membahas pertanyaan tersebut secara lebih mendalam sehingga kita tidak salah mengerti dan salah memakai sebuah istilah. Allah yang berdaulat harus dimengerti sebagai Allah yang memiliki kehendak dan kuasa yang cukup untuk menjalankan wilayah kekuasaan-Nya. Oleh sebab itu, di dalam beberapa aspek Allah berdaulat atas kita sedangkan dalam aspek-aspek yang lain tidak. Mirip seperti negara kita, walaupun pemerintah Indonesia berdaulat atas bangsanya tetapi itu bukan berarti kita hidup dan bertindak seperti robot. Apakah setiap langkah kaki kita dibatasi oleh pemerintah? Kita bebas untuk tidur kapanpun. Bahkan, kita juga bebas untuk tidak tidur. Tetapi walaupun kita memiliki kebebasan, pemerintah yang berdaulat juga memiliki hak untuk menangkap kita apabila kita melanggar peraturan-peraturan negara. Inilah kedaulatan. Allah mengijinkan kita untuk bebas bergerak, bebas berpikir, bebas melakukan apa saja. Tetapi, kalau kita melawan aturanaturan-Nya maka kita tetap harus berurusan dengan kedaulatan-Nya. Jangan menganggap adanya kebebasan menghilangkan kedaulatan ataupun sebaliknya. Ini adalah pikiran yang salah. Yang benar adalah, kedaulatan hanya membatasi kebebasan. Kenapa dibatasi? Supaya tidak menyalah-gunakan kebebasan tersebut. Ada juga pertanyaan-pertanyaan yang sangat bodoh. Seseorang bertanya, “Apakah Allah tahu kalau Adam dan Hawa bakal jatuh ke dalam dosa?”. Pertanyaan adalah bodoh sekali karena semua orang juga tahu jawabannya. Tetapi yang lebih penting sebenarnya adalah pertanyaan selanjutnya, “Kalau Allah tahu, kenapa Allah tidak mencegah mereka?”. Kalau kita bertanya seperti itu, maka kita sudah berani menuduh Allah padahal kita yang salah. Kita adalah orang yang jahat karena kita melemparkan tanggung jawab kepada Allah. Allah bisa memukul kita sebelum kita bersalah! Tetapi, kita tidak mungkin dapat hidup kalau Allah melakukan tindakan seperti itu, apalagi mau bebas. Kalau tampaknya Allah tidak memukul kita itu bukan berarti Allah membiarkan kita, tetapi Allah akan menuntut pertanggung-jawaban dari setiap tindakan kebebasan kita. Kenapa begitu? Karena Allah sudah memberikan kepada kita otak, akal budi, dan 173 Persekutuan & Pembinaan Pemuda kebijaksanaan untuk memilih, untuk memutuskan. Selain itu, kita juga mengetahui bahwa setiap pilihan, setiap keputusan, pasti ada konsekwensinya. Yang ketiga, kita harus dipilih dan ditentukan oleh Allah karena memang kita berada di pihak yang pasif. Kunci yang paling penting, manusia harus sadar bahwa dia tidak bisa meyelamatkan dirinya sendiri. Bahkan setiap perbuatan baikpun tetap tidak bisa menyelamatkan kita. Pernahkah kita mendengar sebuah kalimat, “Kita berbuat baik supaya kita bisa diselamatkan”?. Secara logika manusia saja kalimat itu sudah salah karena kalau kita berbuat baik supaya masuk sorga, maka kita sudah melanggar hukum dunia tentang somum bonum dan juga kebenaran Alkitab. Perbuatan baik yang dilakukan supaya masuk sorga itu sama halnya dengan bisnis atau memancing, memakai ikan teri untuk mendapatkan ikan paus. Setiap kebaikan yang tidak dimotivasi oleh kebaikan itu sendiri dan hasil akhirnya juga tidak dikembalikan kepada kebaikan itu sendiri, maka sebenarnya itu adalah kejahatan. Contoh yang sederhana, pada zaman sekarang banyak cowok yang suka berbuat baik kepada cewek hanya untuk mendapatkan tubuhya. Kelihatannya baik dan romantis tetapi ada maunya. Apakah kita juga berani bisnis seperti ini dengan Tuhan? Manusia hanya bisa diselamatkan karena anugerah Tuhan kepada manusia tersebut. Kenapa Allah mau memberikan anugerah kepada kita? Kisah Para Rasul 4:28 memberitahu kita bahwa itu dilakukan Allah hanya demi kasih, begitu pula di dalam Efesus1:5. Allah tahu kita tidak sanggup menolong diri kita sendiri. Dari sini kita seharusnya menyadari bahwa doktrin predestinasi bukan masalah Allah yang kejam tetapi justru itulah satu-satunya solusi bagi manusia berdosa, yaitu: anugerah. Kalau Allah tidak pernah memilih dan menentukan kita dari semula, maka celakalah kita karena keselamatan diri kita berada di tangan kita sendiri. Selain Yesus Kristus, tidak ada satu orangpun di dunia ini yang bisa menyelesaikan dosa-dosa kita. Maka, pujilah Dia bila sekarang saudara tahu betapa baiknya Dia! Amin! 174 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Kedaulatan Allah dan pemilihan : Kehendak bebas atau pilihan bebas Nats: Yohanes 6:44 44 Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada–Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Apabila pada minggu lalu kita sudah belajar mengenai istilah “predestinasi” dan konsepnya, maka pada hari ini kita akan membahas problematika yang kedua, yaitu: mengenai kehendak bebas (free will), tindakan manusia dan pertanggung-jawabannya. Bagi kebanyakan orang, free will dianggap identik dengan freedom, yaitu: konsep bahwa kehendak atau kemauan manusia bersifat bebas. Kebebasan adalah Aku bisa melakukan segala sesuatu yang Aku mau dan kemauan itu bersifat bebas, tidak tergantung, tidak terikat. Pemikiran seperti inilah yang akan kita kaji pada hari ini, betulkah seperti demikian? Apakah itu adalah natur dari kehendak? Kalau kita belajar Firman Tuhan dengan baik-baik, agaknya kita harus bertobat karena sebenarnya apa yang disebut sebagai kehendak itu ternyata tidak pernah bebas atau berdiri sendiri. Apa yang selama ini kita anggap kebebasan ternyata bukanlah kebebasan murni karena setiap kebebasan selalu dikendalikan oleh keinginan. Dan setiap keinginan selalu dikendalikan oleh suatu penentu atau pertimbangan-pertimbangan. Roma 6:11-12 memberitahu kita bahwa ketika seseorang belum bertobat, maka manusia tersebut akan hidup untuk selalu memenuhi keinginan dosa. Tetapi sebaliknya ketika kita sudah menjadi anak-anak Tuhan, maka kita akan hidup untuk memenuhi keinginan Tuhan. Jadi setiap keinginan atau kehendak seseorang akan selalu tunduk dan tergantung kepada siapa yang menjadi tuannya. Mengenai posisi kehendak itu sendiri, setiap mahkluk yang berpribadi pasti memiliki tiga natur yang mendasar, yaitu: pikiran, perasaan, dan kehendak. Demikian pula dengan Tuhan, Kristus adalah satu-satunya manusia yang paling sempurna dan kita diciptakan berdasarkan gambar dan rupa-Nya. Sayangnya, manusia jatuh ke dalam dosa dan itu membuat manusia selalu mencocokkan dan mencenderungkan kehendak kita dengan kehendak iblis, tuan 175 Persekutuan & Pembinaan Pemuda kita. Dosa telah membelenggu dan memperbudak ketiga unsur tersebut sehingga manusia tidak memiliki kebebasan lagi. Immanuel Kant sudah pernah mengatakan bahwa ketika manusia menginginkan apa yang dia kehendaki harus terjadi, sesungguhnya itu bukanlah kebebasan tetapi justru sedang membelenggu kebebasan. Kebebasan itu telah ditaklukkan oleh keinginan dan keinginan tersebut telah diperbudak sedemikian rupa sehingga tidak bisa dilepaskan dan digeser. Diperlukan suatu kuasa yang sangat besar untuk melepaskan kita dari belenggu setan, yaitu: dengan menyangkal diri (Mat 16:24). Menyangkal diri adalah keberanian dan kemampuan kita untuk mengatakan “tidak” kepada diri kita sendiri, kepada keinginan kita sendiri. Kenapa perintah ini begitu penting? Karena sebagian besar dari masalah yang kita hadapi disebabkan karena kita tidak bisa menyangkal diri kita sendiri. Sama dengan seorang bocah yang menginginkan semangkok bakso. Keinginan itu telah mengikat dia sehingga walaupun ada makanan lain yang disediakan, keinginannya itu sendiri sudah tidak bisa dirubah. Ini bukan kebebasan tetapi jelas inilah yang diinginkan oleh manusia. Lantas bagaimanakah sebenarnya kebebasan yang sejati? The true freedom is obedience. Kemudian, sebuah kehendak juga tidak pernah berdiri sendiri karena kehendak juga dibentuk oleh pikiran ataupun oleh perasaan. Kenapa kita menginginkan sesuatu? Karena kita merasa begini atau karena kita pikir begitu. Yang jelas, setiap keinginan manusia tidak mungkin muncul tanpa ada alasannya. Contohnya, ketika kita merasa lapar, itu membuat kita ingin makan. Tetapi adanya tugas penting membuat kita berpikir lain sehingga kita ingin menunda makan dan menyelesaikan tugas penting itu terlebih dahulu. Maka, kata “free will” sebenarnya sudah salah secara hurufiah karena apa yang disebut sebagai will tidak pernah free. Kemudian, darimanakah perasaan itu? Perasaan bukan berasal dari organ hati kita tetapi dari otak kita, pikiran kita. Otak kitalah yang menghasilkan perasaan sedih ataupun senang. Jadi otak kita memiliki dua fungsi, yaitu: untuk berpikir secara rasional dan berpikir secara emosional. Pascal pernah mengatakan bahwa rasio memiliki rasionya sendiri dan emosi memiliki rasio yang berbeda yang tidak dapat dimengerti oleh rasio yang pertama. Lalu sebenarnya siapakah yang mengontrol otak dan cara berpikir kita? Menurut Alkitab adalah akal budi (mind). Calvin mengatakan bahwa dosa membuat akal budi manusia menjadi rusak sehingga itu akhirnya membuat seluruh pikiran (thought) dan emosi kita menjadi rusak. Buktinya, semua pikiran dan ajaran yang rusak terasa jauh lebih masuk akal bagi kita daripada pikiran dan ajaran yang mulia. Perasaan kita jauh lebih cocok dengan musik-musik yang rusak daripada musik-musik yang agung. Bahkan cinta yang kotor terasa lebih cocok dengan hati kita daripada cinta yang suci. Kerusakan akal budi membuat begitu mudahnya mendidik seseorang untuk menjadi anaknya setan. Inilah yang disebut sebagai total depravity, kerusakan total di dalam tatanan yang paling mendasar pada pikiran manusia. Kalau kita mengerti ini, maka kita akan memahami kenapa Paulus mengatakan bahwa ketika kita sudah di dalam Kristus, kita adalah ciptaan baru (2 Kor 5:17). Dahulu kita begitu rusaknya sehingga kita tidak bisa diperbaiki tetapi harus dicipta ulang! Maka kalau kenyataannya seperti itu, kenapa yang kelihatan tidak seperti demikian? Kenapa banyak orang masih merasakan adanya free will? Sebenarnya apa yang selama ini kita anggap sebagai free will adalah free choice. Perhatikan kalimat berikut, “Bolehkah saya memilih untuk ke kiri atau ke kanan?”. Pada kalimat tersebut, sebenarnya yang dipermasalahkan bukan kehendak atau keinginan si subjek tetapi adanya pilihan atau tidak. Adalah dua hal yang berbeda antara pilihan yang ada dengan kemauan untuk memilih. Bisakah 176 Persekutuan & Pembinaan Pemuda ada banyak pilihan yang tersedia tetapi kita tidak bisa memilih kecuali satu? Ini bisa terjadi kalau kemauan kita sudah terkunci kepada yang satu itu. Contoh yang paling gampang adalah cerita tentang bocah dan bakso tadi. Ada banyak menu makanan yang bisa dipilih tetapi kemauannya telah terkunci dan itu membuat tidak ada lagi pilihan bagi dirinya. Ketika dia bersikeras memilih bakso, pilihan itu sendiri tidak hilang tetapi yang hilang adalah kemauannya. Jadi pilihan yang banyak belum tentu membuat kemauannya juga banyak. Ada pilihan bagi setiap manusia untuk menerima atau menolak Yesus, tetapi iblis membuat kehendak untuk menerima tidak pernah ada. Sama halnya dengan predestinasi. Adanya predestinasi tidak membuat pilihan kita menjadi hilang tetapi justru melepaskan kehendak kita dari cengkraman iblis sehingga kita bisa memilih dengan benar. Tanpa adanya predestinasi, kita tidak akan pernah mungkin memiliki kehendak untuk menerima Yesus Kristus. Kita akan begitu bebasnya memilih karena kita disadarkan betapa baiknya Dia dan betapa jahatnya iblis. Apakah semua ini? Inilah anugerah. Hanya campur tangan Tuhan yang bisa melepaskan kita karena siapa yang sudah diikat oleh iblis tidak mungkin tidak mengikuti kehendaknya, baik dengan rela hati ataupun dengan terpaksa. Contoh yang paling sederhana adalah iklan rokok. Siapa yang tidak tahu di setiap iklan rokok ada peringatan tentang bahaya merokok? Tulisan itu pasti bukan omong kosong karena pesannya berlawanan dengan iklannya, tetapi kenapa ketika orang yang membaca peringatan itu tetap merokok? Kenapa orangorang yang katanya lulusan doktor tetap merokok? Bagaimanapun logisnya tulisan itu tetap tidak cocok dengan logika mereka karena memang seperti itulah logika setan. Dan logika setan jelas berbeda bahkan berlawanan dengan logika Tuhan. Seharusnya kita bersyukur karena predestinasi membuat kita bisa memilih untuk taat kepada Tuhan, predestinasi membuat kita bisa merasakan sedih dan takut ketika kita berbuat dosa. Bahkan, predestinasi menginsyafkan kita akan dosa, kebenaran, dan penghakiman yang dulu tidak pernah kita pedulikan. Ingatlah selalu bahwa selalu ada pilihan bagi kita, tetapi kehendak untuk memilih pilihan yang tepat belum tentu ada. Amin! 177 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Hendry Ongkowidjojo Allah orang Hollywood: Dimasa lalu dan sekarang Setelah minggu lalu kita belajar bagaimana dunia film berubah dari sebuah hiburan menjadi sebuah seni, film yang selalu diciptakan berdasarkan filosofi profit oriented, gereja yang pernah mengabaikan pengaruh sebuah film, maka pada hari ini kita akan belajar sikap apa saja yang harus kita berikan berkenaan dengan hal-hal demikian. Seperti yang kita tahu, ketika dunia film mulai meledak, gereja bereaksi dengan memberikan sebuah sistem badan sensor untuk membatasi perkembangan film. Kenapa strategi ini kurang efektif? Alasan yang pertama adalah karena strategi ini menuntut ketergantungan. Hal ketergantungan ini kelihatan ketika film berubah menjadi sebuah seni, gereja katolik pada waktu itu menjadi kehilangan dukungan dan kekuatan untuk melakukan sensor. Alasan yang kedua adalah strategi tersebut sangat bersifat subjektif. Film seperti apa yang akan lolos dari badan sensor? Itu sebabnya dari dahulu bahkan mungkin sampai sekarang, film yang lolos sensor pasti dianggap film yang membosankan. Kenapa? Karena aman. Jadi kalau ada film yang jeleknya minta ampun tapi aman, pasti lolos. Tapi sebaliknya kalau ada film yang bermutu tapi tidak aman, pasti kena sensor. Akhirnya strategi ini menyebabkan kalau sebuah film itu kena sensor, maka film itu justru semakin dicari oleh orang-orang. Kenapa? Karena semua orang ingin tahu ada apa di dalam film itu. Strategi lainnya yang mungkin hingga hari ini masih dipakai adalah pendekatan edukasi atau mendidik. Gereja mulai sadar bahwa daripada membatasi dunia film yang ada di luar, lebih baik kita mendidik jemaat kita sendiri yang ada di dalam supaya mereka menjadi bijaksana untuk memilih film apa yang baik, hiburan apa yang baik. Mengenai strategi ini, ada beberapa hal penting yang perlu kita ketahui. Yang pertama, kita perlu mengerti akan natur sebuah film. Itu sebabnya pada minggu lalu kita belajar dahulu apa saja natur sebuah film, yaitu sebuah seni dan sebuah hiburan. Ketika sebuah film dibuat dengan natur seni, maka film tersebut pasti dipikirkan secara baik dan mendetil adegan demi adegan sehingga saling terkait. Seorang sutradara juga akan memikirkan apa warna tembok yang cocok, posisi tubuh yang baik, ekspresi tokohtokoh figuran, dll. Apakah film demikian baik? Jangan lupa, sebaik apapun sebuah film, itu juga adalah sebuah hiburan. Film yang baik itu diciptakan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pasar (market demand). Sebuah film yang baik sekalipun bisa dirubah endingnya hanya untuk memenuhi permintaan pasar ! 178 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Maka sebagai hiburan, kita perlu bersikap membatasi diri kita sendiri karena sebuah film jarang sekali dibuat untuk sesuatu yang idealis. Kalaupun ada, film tersebut juga beresiko besar untuk tidak laku. Kebanyakan film yang beredar di pasar dan yang paling laku adalah justru film yang bersifat membius penontonnya dengan mimpi-mimpi sang sutradara. Kalau kita tidak membatasi diri kita sendiri, maka semakin lama kita akan menjadi kecanduan karena apa yang kita inginkan selalu bisa dipenuhi oleh mimpi-mimpi di dalam filmfilm. Apakah saudara pernah membayangkan ada seseorang yang menonton film “Titanic” di bioskop hingga delapan kali? Bukan berarti kita tidak boleh menonton film, mencari hiburan, tetapi kita perlu membatasi diri kita sendiri. Apakah saudara selama ini selalu terburu-buru mengejar film-film terbaru? Cobalah melakukan puasa menonton film, apakah saudara mengalami kegelisahan yang luar biasa? Salah satu manfaat puasa menonton film adalah saudara akan belajar untuk tidak membuang-buang waktu. Cara lain untuk membatasi diri saudara adalah jangan menonton film-film yang membuat kelemahan saudara semakin terpancing. Jika saudara tahu bahwa dirimu sangat mudah marah atau emosi, maka jangan mononton film-film yang memancing emosimu. Apakah hal ini mudah? Mungkin tidak. Ada seseorang yang tahu bahwa dirinya adalah seorang penakut tetapi bisa kecanduan menonton “Dunia Lain”. Walaupun dia ketakutan sampai sulit tidur, dia tetap menonton! Sesungguhnya, tidak semua keinginan dan kebutuhan kita perlu dipuaskan. Kemudian, bila kita berbicara film sebagai seni, ada dua sikap yang perlu kita perhatikan. Yang pertama, kita selalu dapat belajar dari sebuah film. Ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari sebuah film, tetapi satu hal yang tidak boleh kita cari adalah kebenaran. Jangan pernah menonton film dengan tujuan untuk mencari kebenaran. Jangan pernah menonton film untuk mengetahui bagaimana hidup itu sesungguhnya. Kebenaran itu berasal dari Firman Tuhan. Kita harus bisa bersikap kritis karena setiap film selalu bersifat sangat persuasif. Contohnya, ada adegan di dalam film “End of Days” yang menggambarkan setan sedang membujuk tokoh utamanya ditengah-tengah kekecewaannya terhadap Tuhan. Walaupun akhirnya si tokoh utama tidak terjebak, apakah kita juga tidak akan terjebaK? Atau apakah kita akan mulai meragukan Tuhan? Ketika kita jatuh ke dalam pencobaan, apakah kita percaya bahwa Tuhan memiliki rencana untuk kita? Atau apakah itu hanyalah alasan untuk menutupi bahwa sesungguhnya Tuhan tidak peduli kepada kita? Hati-hati, banyak sekali film yang tidak dibangun dengan wawasan Kristen tetapi dengan wawasan yang sangat duniawi. Apakah saudara merasa terharu ketika melihat film “Forest Gump”? Itulah bentuk fatalisme. Film itu menggambarkan bahwa saudara tidak akan pernah tahu apa yang ada di depan sehingga apapun yang terjadi, jadilah demikian, tidak perlu berpikir terlalu jauh. Sama seperti sekotak cokelat, saudara tidak akan pernah tahu apa isi cokelat-cokelat itu. Film tersebut memang sangatlah baik! Tetapi jangan lupa bahwa film itu tidak kembali kepada apa yang dikatakan Firman Tuhan. Lalu kalau tidak ada kebenaran di dalam film, apa yang dapat kita pelajari? Fakta akan apa yang terjadi di sekeliling kita. Jangan lupa bahwa film dibuat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pasar. Maka, ketika saudara melihat film-film yang beredar sekarang, saudara mungkin dapat melihat seperti apa keadaan dunia dan zaman kita pada saat ini. Contoh yang sederhana adalah sebuah album lagu “Green Day” yang lirikliriknya dengan jelas menggambarkan betapa takutnya orang-orang Amerika pasca ledakan WTC. Mereka yang sebelumnya berkata bahwa Amerika adalah Land of Dream sekarang berkata bahwa kursi rumahnya adalah kursi listrik bagi dirinya sendiri. Betapa menyedihkan. Apakah album seperti ini tidak laku? Hingga 179 Persekutuan & Pembinaan Pemuda saat ini sudah laku 2-3 juta buah dan masuk ke dalam nominasi Grammy Award. Dari sini kita sadar bahwa ketika kita menolak untuk belajar semuanya ini, kita justru akan semakin jauh dengan dunia yang seharusnya memerlukan penginjilan dari kita. Tanpa melihat ini, bagaimana mungkin saudara bisa mengerti seseorang yang tidak memiliki Tuhan dan sedang berada di dalam kesusahan besar? Saudara tidak mengenal mereka! Saudara tidak bisa mengerti keadaan mereka karena saudara sudah menerima anugerah Tuhan yang begitu besar. Bisakah saudara mengerti ada seorang dewasa yang rela memakai kostum sambil antri tiket bioskop “Star Wars” selama seminggu? We always know that Christ is The answer, but we never know what is the question. Melalui film-film yang beredar kita dapat menemukan pertanyaanpertanyaan, dan film akan selalu penuh dengan pertanyaan karena mereka semua memang hidup di dalamnya. Mereka hidup dengan kondisi seperti itu. Yang kedua, belajarlah untuk bersikap cermat ketika saudara menonton film. Pdt. Stephen Tong pernah berkata bahwa melalui Teologi kita mengerti kebenaran, melalui filsafat kita mengerti musuh, melalui apologetika kita mengerti bagaimana membela iman, dan melalui penginjilan kita mengerti bagaimana maju untuk memberitakan injil. Jikalau saudara sudah menonton banyak film tetapi tetap tidak bisa membedakan mana film yang baik atau tidak, maka saudara belum melihatnya secara cermat. Untuk melakukan hal seperti ini, mungkin saudara dapat berdoa sebelum menonton sebuah film. Berdoalah agar saudara minimal menemukan sesuatu untuk saudara pergumulkan lebih dalam dan membandingkan jawabannya dengan Firman Tuhan. Dengan cara seperti ini kita justru mendapatkan penghiburan yang lebih banyak dan lebih baik daripada hanya dibius oleh film. Yang ketiga, sikap yang harus kita miliki adalah kerinduan untuk ditebus. Ketika saudara menonton film, apakah saudara memiliki kerinduan bahwa suatu hari dunia film juga akan ditebus? Apakah saudara rindu bahwa suatu hari nanti Tuhan akan dimuliakan melalui film? Memang hingga hari ini masalah mungkin atau tidak terjadinya hal demikian masih menjadi perdebatan, tetapi sebagai orang yang sudah ditebus kita percaya bahwa Tuhan bisa menebus hal yang paling berdosa sekalipun. Inilah yang menjadi kaitan antara tema kita sekarang dengan perikop yang kita baca pada hari ini. Ketika saudara membaca bahwa Tuhan menyuruh orang Israel untuk merampas, apa yang saudara pikirkan? Pdt. Josua Lie mengatakan bahwa ketika mereka disuruh merampas, Tuhan tidak bertindak semena-mena. Pertama, karena segala sesuatu yang dirampas itu berasal dari Tuhan. Dan yang kedua, karena segala kemakmuran itu diperas dari bangsa Tuhan selama ratusan tahun oleh bangsa Mesir. Melalui perikop ini kita tahu bahwa segala sesuatu yang baik adalah milik Tuhan dan harus digunakan untuk memuliakan Dia, termasuk dunia film. Suatu hari, dunia film harus dipakai untuk memuliakan Tuhan. Suatu hari, Tuhan akan memindahkan dunia film dari kerajaan kegelapan menuju pada kerajaan Allah sama seperti jiwa kita. Apakah film Kristen selalu membosankan? Seharusnya tidak. Ketika Yesus hidup di dunia, seluruh perkataan dan perbuataan-Nya jauh dari membosankan! Apapun yang Dia lakukan selalu mengejutkan banyak orang hingga hari ini. Bacalah kisah-kisah yang menceritakan tentang Elia dan keluarganya, Ayub dan pencobaannya, Saul dan Daud, bagaimana orang-orang yang sudah habis pengharapan, kalah, tetapi kemudian tiba-tiba berubah menjadi menang dan memiliki harapan kembali. Melihat tingkah laku Yesus, setanpun sampai habis pikiran. Banyak hal indah yang masih dapat digali di dalam Alkitab dan itu dapat dituangkan menjadi film yang sungguh luar-biasa. Di dalam film-film yang berwawasan Kristen, saudara 180 Persekutuan & Pembinaan Pemuda tidak akan menemukan jawaban yang klise tetapi itu adalah jawaban yang terbaik. Film-film seperti itu tidak akan pernah menjadi film-film murahan. Jika saudara memiliki talenta dalam bidang seni, berdoalah supaya pekerjaanmu memuliakan Tuhanmu. Tetapi jika saudara tidak memiliki talenta dalam bidang tersebut, berdoalah syafaat bagi mereka yang memilikinya supaya Tuhan menggerakkan hati mereka. Amin! 181 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Gereja dan negara Nats: Matius 22:21 21 Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." Melalui Mat 22:21 Tuhan ingin memberikan gambaran kepada kita bagaimana di tengah-tengah dunia kita dapat melihat dua kekuasaan yang berjalan secara bersama-sama dan bagaimana sikap kita diantara keduanya. Walaupun kita bertanggung jawab kepada Negara namun kita juga perlu mengetahui bagaimana pemerintahan Allah dapat tetap dinyatakan di dalam dunia. Melalui siapakah pemerintahan-Nya dapat dinyatakan? Melalui umat Tuhan yang taat kepada-Nya. Pengertian ini sangat penting sekali karena banyak sekali di antara kita yang berpikir secara salah ketika akan masuk ke dalam suatu gereja. Dan pikiran yang salah itu akan membuat harapan kita kepada gereja juga akan salah dan pada akhirnya juga akan merusak seluruh gereja tersebut. Bagaimana kegiatan gereja dijalankan sangat bergantung kepada orang-orang yang berada didalamnya dan konsep apa saja yang dimiliki oleh mereka. Gereja yang sejati adalah manifestasi kerajaan Allah di tengah dunia dan oleh sebab itu gereja merupakan tempat bagi seluruh umat Kristen berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mengembalikan apa yang seharusnya menjadi hak milik Allah. Seluruh alam semesta termasuk manusia adalah Allah yang menciptakannya sehingga Dialah sang pemilik dan yang berhak atas semuanya, terlebih lagi atas jemaatNya yang telah dibeli dengan darah Anak-Nya. Setiap kita harus taat kepada pemerintahan-Nya dan wajib mengembalikan setiap hal yang diminta oleh-Nya. Hal ini sangat kontras dengan apa yang dipikirkan oleh manusia. Banyak sekali orang ketika memilih sebuah gereja, mereka memilih sesuai dengan keinginan hati mereka. Sebetulnya apa hak mereka untuk berpikir demikian? Sebetulnya siapakah yang mengatur dan siapakah yang diatur? Demikian pula dengan pemerintahan dunia, Tuhan mengajarkan agar kita tidak menolak salah satu pemerintahan tetapi memberikan apa yang menjadi hak dari setiap pemerintahan. Konsep yang benar adalah, menjadi warga kerajaan dunia yang baik akan menjadikan kita warga kerajaan Persekutuan & Pembinaan Pemuda 182 Sorga yang baik tetapi, menjadi warga kerajaan Sorga jauh lebih tinggi nilainya daripada sekedar menjadi warga kerajaan dunia. Setelah kita memikirkan tentang manifestasi pemerintahan Allah, ternyata didalamnya terdapat beberapa aspek yang tidak akan mungkin dapat dinyatakan oleh pemerintahan dunia, yaitu: I. Pemerintahan Allah dapat memberikan gambaran kepada kita tentang pemerintahan Teosentris yang paling sejati. Yang dimaksud pemerintahan Teosentris adalah sebuah bentuk pemerintahan yang mewakili sifat Ilahi yang seharusnya muncul di tengah dunia. Ada beberapa sifat mendasar yang memisahkan secara mutlak antara pemerintahan Allah dengan pemerintahan iblis. Yang pertama adalah sifat kebenaran. Karena iblis adalah bapaknya penipu, maka di dalam pemerintahannya pasti terdapat banyak sekali unsur penipuan. Sebaliknya gereja sebagai praktik dari pemerintahan Allah di dunia seharusnya berani menyatakan kebenaran dengan jujur dan sungguh-sungguh. Orang yang benar-benar mempercayai-Ku adalah orang yang mau mendengarkan dan taat kepada Firman-Ku (Yoh. 8:31). Mungkin kita masih sering jatuh-bangun dalam melakukannya tetapi setidaknya terdapat satu jiwa ketaatan untuk sungguh-sungguh menjalankannya. Dan kita sebagai orang Kristen seharusnya juga senantiasa hidup di dalam dan menyatakan kebenaran di manapun kita berada. Kalau bukan kita, siapakah yang akan menyatakannya? Sifat yang kedua adalah ketulusan. Lawan kata dari tulus adalah licik. Apabila kita berhadapan dengan seorang yang licik hatinya, maka setiap perkataannya akan sulit sekali untuk dipegang, walaupun tidak berbohong. Ketulusan sangat berkaitan dengan kebenaran/kejujuran karena orang yang dapat berbuat sesuatu dengan tulus hati hanyalah orang yang memiliki kejujuran di dalam hatinya. Orang yang melakukan kebohongan karena mereka berpikir kebohongan itu akan menyelamatkan diri mereka dari masalah. Ini sama sekali tidak masuk akal. Orang yang biasa berbohong pasti memiliki kehidupan yang gelisah karena mereka selalu takut ketahuan, padahal belum tentu. Dan bahkan mereka akan merasa lebih gelisah lagi apabila kebohongan mereka ternyata benar-benar ketahuan. Mungkin orang lain tidak akan tahu dalam waktu dekat, tetapi sekali ketahuan, semua orang di sepanjang sejarah akan mengingat kekotoran yang pernah kita lakukan. Demikian pula dengan gereja. Gereja Tuhan seharusnya melakukan segala sesuatu dengan kebersihan dan ketulusan sehingga tidak mempermalukan nama Tuhan dan bahkan berani menyatakan kebenaran dengan lebih berkuasa. Dan sifat yang ketiga adalah kesucian. Kriteria tertinggi dari konsep nilai atau aksiologi manusia adalah moral, dan semua kriteria moral dibangun dengan berlandaskan satu konsep yang tertinggi, yaitu: kesucian. Itu sebabnya di dalam berbagai agama, kesucian merupakan hal yang dikejar-kejar oleh manusia dengan berbagai praktik seperti tidak menikah, dll. Mungkin konsep di dalamnya kurang tepat tetapi itu merupakan salah satu manifestasi manusia dari sebuah pencarian akan kesucian. Kita sadar bahwa setiap manusia tidak mungkin dapat menjadi suci secara sempurna karena adanya dosa. Sejak manusia dilahirkan perilakunya telah bercenderung untuk berbuat dosa. Lalu dengan demikian apakah tidak ada satupun orang yang sah untuk berada di dalam pemerintahan Allah? Ya dan tidak. Ya, karena setiap manusia memang telah jatuh ke dalam dosa. Tetapi tidak, karena kita telah ditebus oleh Kristus. Tidak, karena penebusan Kristus memberikan kepada kita potensi untuk hidup suci. 183 Persekutuan & Pembinaan Pemuda II. Pemerintahan Allah memberikan gambaran kepada kita tentang sifat Altruistik. Pemerintahan dunia selalu menggunakan otoritas untuk atau demi otoritas itu sendiri. Sebaliknya, Tuhan mengajarkan kepada kita agar barangsiapa yang menerima otoritas harus memiliki sifat melayani, memberi, atau altruistik. Pemerintahan dunia yang baik harus membawa seluruh masyarakat takut kepada Tuhan, bukan takut kepada manusia. Pemerintahan yang seperti inilah yang disebut kebapaan. Sama seperti seorang ayah yang berkuasa di dalam sebuah keluarga, dialah Alkitab mengajarkan seorang ayah harus mendidik anaknya dengan rotan supaya anaknya tahu batasan antara hak dan kewajibannya. Namun di lain pihak, seorang ayah juga tidak boleh menyakiti hati anaknya. Maka untuk melakukan keduanya, kita sebagai (calon) orang tua membutuhkan kebijaksanaan yang amat besar. Demikian pula dengan pemerintahan yang baik, ketika seorang penguasa mempergunakan otoritasnya, dia tidak bermaksud untuk menganiaya melainkan demi kebaikan rakyatnya. Pendidikan yang terindah adalah adanya keseimbangan antara pendidikan dan hukuman, kedisiplinan dan cinta kasih. Prinsip yang baik inipun dapat kita terapkan di dalam dunia pekerjaan. Inilah salah satu hal yang hanya dimiliki oleh Kekristenan, siapa yang menjadi kepala dia harus merendahkan dirinya lebih rendah dan berjiwa melayani. III. Pemerintahan Allah bersifat Positif. Artinya, pemerintahan gereja seharusnya senantiasa melihat kepentingan untuk mencapai suatu kemajuan dan sifatnya membangun. Walaupun belakangan ini menajemen dunia berusaha melihat konsep ini namun mereka tidak dapat melihat secara seimbang antara realitas yang bersifat negatif dan bagaimana membangun aspek positif. Jadi ketika mereka ingin membangun aspek positif, mereka akan berusaha keras untuk meniadakan realitas negatif karena bagi mereka membicarakan realitas negatif adalah suatu hal yang sangat negatif. Akhirnya mereka menipu diri mereka sendiri. Di dalam iman Kekristenan, untuk membangun aspek positif justru dimulai dengan membicarakan aspek negatif. Dosa adalah suatu hal negatif yang benar-benar nyata tetapi dari situlah kita baru dapat membicarakan pertobatan, pertumbuhan, dan apa yang kita sebut sebagai progressive sanctification. Inilah yang disebut menjadi positif dan inilah hal terbaik yang dapat gereja berikan bagi setiap manusia. IV. Pemerintahaan Allah bersifat Rohani. Baik secara sadar maupun tidak, aspek rohani ternyata sangat mempengaruhi seluruh kehidupan manusia. Manusia ataupun pemerintahan yang memiliki kerohanian yang sejati pasti memiliki sifat-sifat yang telah dijelaskan di bagian awal, yaitu: kebenaran, ketulusan, kesucian dan bersifat positif. Sedangkan kerohanian yang buruk hanya memiliki sifat-sifat kepalsuan, keegoisan, kekotoran dan kebejatan. Dan inilah yang membuat masalah kerohanian menjadi semakin genting, yaitu: kecanduan masyarakat akan hal-hal supranatural. Sama seperti seorang yang kelaparan, mereka menerima segala hal supranatural yang ditawarkan oleh dunia dan iblis. Mereka tidak peduli yang manakah kerohanian yang betul-betul indah. Tugas gereja adalah memberikan kerohanian yang sejati kepada pemerintahan, kepada masyarakat, kepada dunia. Kita harus sadar dan waspada bahwa gereja Tuhan dan iblis sedang berperang semakin sengit untuk memperebutkan jiwa manusia. Dan untuk memenangkan peperangan seperti ini, kita tidak dapat mengandalkan diri sendiri tetapi memerlukan pertolongan Tuhan. Kehendak-Nya harus memimpin kita. Di depan boleh terdapat harapan baik, tetapi kalau bukan kehendak Tuhan, itu bukanlah jalan kita. Sebaliknya walaupun kurang harapan, tetapi kalau itu adalah kehendak-Nya, maka itulah jalan kita. Amin! 184 Persekutuan & Pembinaan Pemuda Ringkasan Khotbah Pendidikan Kristen Pengkhotbah : Rev. Sutjipto Subeno Pengaruh dialektikal positivisme: Max Horkheimer: Ceramah tentang logika Apabila kita mempelajari tentang logika, maka di dalamnya kita juga akan mempelajari tentang dialektika. Dialektika itupun memiliki beberapa cabang dan salah satunya adalah dialektika positivisme yang dipelopori oleh Frankfurt School atau arus filsafat yang berasal dari Frankfurt. Walaupun tidak banyak orang yang pernah mendengar nama Max Horkheimer, namun banyak pula yang dipengaruhi oleh pemikirannya karena apa yang disampaikan olehnya menjadi dasar pemikiran yang cukup kokoh sehingga dapat mempengaruhi filsuf-filsuf besar, seperti: Theodor Adorno dan Jurgen Habermas yang hidup di dalam aspek filsafat umum. Setelah kita mengenal Max Horkheimer selanjutnya kita akan melihat bagaimana konsep pemikirannya diterapkan di dunia yang dilihatnya sebagai dunia yang berproses serta di dalam konsep relativisme. Dan terakhir kita akan melihat keseluruhan pemikiran dialektika postivisme dari sudut pandang Kekristenan dan bagaimana Kekristenan sendiri memberikan pemikiran yang lebih baik. Melalui Ams. 3:5-7, Tuhan memberikan tiga pengajaran dasar yang sangat penting bagi kita. Yang pertama adalah bagaimana kita meletakkan dasar iman kita secara tepat. Hal ini sangat penting karena iman kita akan mempengaruhi seluruh pemikiran dan tingkah laku kita sehari-hari. Itu sebabnya di titik awal Alkitab berkata, ke dalam siapakah kita akan mempercayakan seluruh kehidupan ini? Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri (Ams. 3:5) berdasarkan kalimat aslinya berarti kita seharusnya mempercayakan seluruh kehidupan kita dengan segenap hati dan akal budi ke dalam Tuhan, bukan sekedar kepada Tuhan. Kedua hal ini harus dapat dibedakan dengan jelas karena ada orang yang mulutnya mengatakan percaya kepada Tuhan Yesus tetapi dia sebenarnya mempercayakan dirinya ke dalam dirinya sendiri, kepada pengertiannya sendiri. Yang kedua adalah bagaimana di dalam setiap langkah kehidupan kita mengakui keberadaan dan pimpinan Tuhan (Ams. 3:6). Walaupun kita yang notabene berada di dalam gereja yang pengajarannya cukup sehat, ternyata masih sangat sulit bagi setiap kita untuk dengan sungguh-sungguh melihat dan mengikuti pimpinan Tuhan di dalam praktik kehidupan sehari-hari. Kenapa begitu sulit? Karena seringkali kita berpikir secara ekstrim, yang pertama, kita memikirkan kehendak Tuhan hanya secara mistik, seperti mimpi khusus, petunjuk langsung dari Tuhan, dll. Dan ekstrim yang lain kita memikirkan kehendak Tuhan hanya secara 185 Persekutuan & Pembinaan Pemuda rasional dan logika murni. Kalau kehendak Tuhan memang dapat dimengerti melalui kedua ekstrim ini, maka sesungguhnya tidak perlu seorang Kristen untuk mendapatkan kehendak Tuhan! Kedua ekstrim ini diwakili oleh dua arus besar di dalam Kekristenan, yang pertama diwakili oleh gerakan neo-pentakosta dan yang kedua diwakili oleh gerakan modernisme atau liberalisme. Kedua gerakan ini membawa misi besar bagi jemaat Tuhan meskipun misi tersebut bukan berasal dari kebenaran Firman Tuhan melainkan berasal dari dunia. Yang ketiga adalah kita tidak menilai diri kita sendiri terlalu pandai dan bijaksana. Kalau kita menganggap diri kita sendiri terlalu pandai dan bijaksana maka tidak ada seorangpun yang dapat menasehati dan merubah kita, termasuk Tuhan. Seorang Kristen yang sejati dengan rela bersikap rendah hati sehingga seluruh hidupnya dapat dirubah dan dibentuk oleh Dia, dengan taat kepada Firman-Nya. Dan orang-orang seperti inilah yang jauh lebih berkenan dihadapan Tuhan daripada orang-orang yang merasa dirinya sudah cukup pandai dan bijaksana. Ketiga konsep inilah yang juga menjadi dasar penting ketika kita ingin mempelajari dan menilai segala macam filsafat. Dialektika berbeda dengan dualisme karena dualisme membicarakan dua pikiran yang saling berlawanan dan tidak dapat dipadukan, sedangkan dialektika berbicara tentang dua pikiran yang saling berlawanan namun dapat saling direlasikan dan diproseskan. Hegel mengemukakan dialektika dapat dimengerti seperti tesis, antitesis dan sintesis. Misalnya terdapat sebuah pemikiran A (tesis) maka pasti terdapat pemikiran kontra A (antitesis). Untuk menyelesaikan kedua pemikiran tersebut maka dibuatlah pemikiran baru di antara keduanya, sebut saja pemikiran B (sintesis). Selanjutnya, dengan adanya pemikiran B (tesis) pasti terdapat pula pemikiran kontra B (antitesis) yang akan menghasilkan pemikiran baru lagi (sintesis) dan seterusnya. Melalui gambaran ini kita dapat melihat bahwa pemikiran dialektika selalu bersifat bergerak terus-menerus atau berproses. Kalau kita melihat ke dalam sejarah, perkembangan akan pemikiran dialektika dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Yang pertama adalah Dialektika Metafisis. Pemikiran ini pertama kali diungkapkan di dalam cerita mengenai Socrates dan Eutyphiro yang ditulis oleh Plato. Ide mengenai dialektika muncul pertama kali karena sejak awal manusia memiliki pengertian bahwa baik di dalam dunia fisik maupun metafisika terdapat dua kekuatan besar yang saling berlawanan. Orang timur menggambarkan kondisi demikian seperti yin dan yang, di mana-mana pasti terdapat baik dan jahat, putih dan hitam, dst. Kekristenan menolak ide seperti ini karena walaupun kita mengakui terdapat dua kekuatan besar yang saling berlawanan tetapi keduanya tidak setara atau sama besar. Dunia inipun tidak dimulai dengan dua kekuatan melainkan satu kekuatan. Yang kedua adalah pemikiran yang dicetuskan oleh Hegel, yaitu: Dialektika Idealis. Hegel mengatakan bahwa setiap manusia pasti berdiri dengan berdasarkan satu konsep yang dipegangnya sebagai tesis dasar. Namun Hegel juga menemukan bahwa ketika tiap manusia memegang sebuah tesis ternyata kebanyakan dari sesamanya cenderung untuk melawan tesis tersebut dan mereka membuat antitesis-nya. Contohnya, ketika seseorang mengatakan A adalah benar maka orang lain selalu cenderung untuk melawan dan mengatakan kontra A adalah benar. Walaupun ini adalah jiwa berdosa namun bagi Hegel justru di sinilah kepentingannya karena ketika semua orang setuju A adalah benar maka Hegel mengatakan dunia ini akan berhenti dan menjadi statis. Jadi menurut Hegel proses itu dapat terus berjalan karena adanya A dan kontra A yang nantinya akan menimbulkan B dan kemudian kontra B dan seterusnya. Padahal sesungguhnya 186 Persekutuan & Pembinaan Pemuda tidaklah demikian, setuju akan satu hal, ide atau kebenaran tidak membuat kita semua menjadi berhenti berproses. Yang ketiga adalah pemikiran yang dikembangkan oleh Karl Marx, yaitu: Dialektika Materialisme. Bagi Marx apa yang dikemukakan oleh Hegel terlalu idealis, pada waktu itu perdebatan antar teori, agama dan doktrin khususnya di dalam Kekristenan sangat menjengkelkan bagi Marx dan Engels karena realitas sehari-hari hanya memperlihatkan kesusahan. Dia berpikir buat apa tesis, antitesis dan segala macam ide yang akhirnya tidak membuat kehidupan menjadi lebih baik. Dari sinilah kemudian Marx menarik dialektik dari idealisme menuju kepada materialisme dan sempat sukses besar selama beberapa masa, bahkan menjadi bahan perdebatan yang paling sengit di akhir abad ke-20, yaitu antara kapitalisme dan sosialisme. Marx melihat di dalam realitas ternyata kaum kapitalis yang memiliki modal banyak selalu menginjak-injak kaum bertenaga dengan uang/modal yang dimilikinya. Bagi banyak orang dialektika materialisme pernah dieluelukan menjadi jalan keluar untuk menuju kehidupan yang lebih baik, yaitu: bagaimana memproses antara kekuatan uang dan tenaga secara dialektis untuk mencari suatu keseimbangan sehingga membawa proses tersebut berkembang terus-menerus mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan. Teori Marx begitu hebat namun praktek di dalam sejarah ternyata hancur semuanya. Yang keempat adalah pemikiran yang dikembangkan oleh Lewontin dan Levin, yaitu: Dialektika Biologis. Melalui pemikiran ini mereka mengatakan bahwa di dalam perjalanan proses dunia material ini terdapat satu permasalahan besar, yaitu: antara kepentingan total dan kepentingan parsial. Salah satu contohnya adalah permasalahan otonomi daerah, perdebatan antara kepentingan Negara dan kepentingan daerah. Kalau kepentingan parsial lebih diutamakan maka kelak Indonesia akan terpecah-belah, sebaliknya kalau kepentingan total lebih diutamakan seringkali yang parsial menjadi terabaikan. Dengan pemikiran dialektis biologis kedua kepentingan tersebut diharapkan dapat diproses secara dialektis demi mencapai kesejahteraan bagi masyarakat. Dan yang kelima adalah pemikiran yang dikembangkan oleh Max Horkheimer, yaitu: dialektika positivisme. Pada saat ini pemikiran Max Horkheimer dianggap manusia menjadi solusi yang terbaik untuk membangun suatu masyarakat atau komunitas yang baik. Max Horkheimer adalah seorang Jerman berdarah Yahudi yang hidup di masa akhir perang dunia I hingga menuju perang dunia II. Sebagai seorang berdarah yahudi yang hidup di masa pemerintahan Nazi tentu dia mengalami tekanan hidup sehingga dia mulai berpikir tentang manusia, masyarakat dan apa yang terjadi di dunia pada saat itu. Melalui dialektika positivisme Horkheimer mengatakan bahwa kegagalan dialektika materialisme disebabkan karena tanpa sadar pemikiran tersebut mengembangkan konsep subyektivisme yang mengakibatkan tiap kelompok bertengkar, misalnya antara jerman dan yahudi. Horkheimer tidak menginginkan konsep dialektis dibangun berdasarkan konsep praktika atau situasional tetapi berdasarkan kebenaran obyektif, yaitu: rasionalitas. Jadi bagi Horkheimer kesuksesan sebuah masyarakat dapat dicapai dengan terus berusaha menarik realitas yang terjadi kembali ke dalam ide atau konsep yang bersifat obyektif. Proses inilah yang disebut dialektika dan dengan pemikiran inilah setiap manusia tidak akan bertengkar lagi namun memiliki semangat yang positif. Kalau begitu, dimanakah letak titik kelemahan fatal pemikiran Max Horkheimer ini? Amin!