Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016 MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSI Agung Nugroho, Lia Mareza PGSD-FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto email: [email protected] Abstract: Every citizen has the same right to receive a quality education. A citizen who had a physical rudiment, emotional, mental, intelectual and social have a right to receive special education. Education inclusive is the process of education that allows all children had the opportunity to participate fully in the regular class, without looking at disorder, race, or other characteristic. This research based on problems that not all villagers on the state of acquiring education services, especially a citizen who has limitation certain. This research is directed to find and provide an overview of how the implementation of inclusive education system that reaches all citizens regardless of the weaknesses and shortcomings of learners. The research is conducting with qualitative study that have been carried out in SD Negeri 1 Tanjung Purwokerto as one of a school of inclusion. The results shows that classroom inclusions in SD Negeri 1 Tanjung Purwokerto using the model of clasical and individual learning. Keyword: Model, Learning Strategic, Education Inclusive Abstrak: Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Pendidikan inklusif adalah proses pendidikan yang memungkinkan semua anak berkesempatan untuk berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan kelas regular, tanpa memandang kelainan, ras, atau karakteristik lainnya. Penelitian ini dilatarbelakangi permasalahan bahwa belum semua warga negara memperoleh layanan pendidikan. Khususnya warga negara yang memiliki keterbatasanketerbatasan tertentu. Penelitian ini diarahkan untuk mencari dan memberikan gambaran bagaimana sistem penyelenggaraan pendidikan inklusif dapat menjangkau semua warga negara tanpa memperhatikan kelemahan dan kekurangan peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Tanjung Purwokerto sebagai salah satu sekolah inklusi. Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran inklusi di SD N 1 Tanjung menggunakan model pembelajaran klasikal dan individual bagi siswa berkebutuhan khusus. Kata Kunci : Model, Strategi Pembelajaran, Pendidikan Inklusi Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 Pendahuluan Pendidikan adalah hak asasi yang ayat 1 dan Undang-Undang Nomor 20 paling mendasar bagi setiap manusia, tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau Nasional anak dinyatakan bahwa setiap warga negara berkebutuhan khusus. Dalam 145 bab IV pasal 5 ayat 1 Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016 untuk istimewa”. Ketetapan dalam Undang- memperoleh pendidikan yang bermutu. undang No. 20 Tahun 2003 tersebut bagi Warga negara yang memiliki kelainan anak penyandang kelainan sangat berarti fisik, karena memberi landasan yang kuat mempunyai hak yang emosional, dan/atau sosial sama mental, berhak intelektual bahwa memperoleh anak berkelainan perlu pendidikan khusus. Hal ini menunjukkan memperoleh kesempatan yang sama bahwa anak yang memiliki hambatan, sebagaimana kelainan dan/atau memiliki kemampuan anak potensi kecerdasan dan bakat istimewa pendidikan dan pengajaran (Efendi dalam berhak pula memperoleh kesempatan Anjaryati, yang sama dengan anak lainnya (anak upaya pemerataan layanan pendidikan normal) dalam layanan pendidikan. Hal untuk tersebut dipertegas dalam UU RI No. 20 pendidikan dasar sembilan tahun yang Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan berkualitas bagi Nasional, Indonesia mempunyai maupun dalam Peraturan yang normal diberikan lainnya 2011). kepada dalam Pemerintah hal dalam menuntaskan wajib belajar semua anak makna di yang Mendiknas No. 70 tahun 2009 tentang sangat luas dan strategis. Keputusan Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. yang Memiliki Kelainan dan Memiliki 002/U/1986 telah dirintis pengembangan Potensi sekolah Kecerdasan dan/atau Bakat penyelenggaraan pendidikan inklusif yang melayani penuntasan wajib Istimewa (Prastiyono, 2013: 117). belajar Amanat hak atas pendidikan bagi bagi peserta didik anak penyandang kelainan atau ketunaan berkebutuhan ditetapkan dalam Undang-undang No. 20 mencerdaskan Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan dengan adanya pesan dari Pendidikan Nasional Pasal 32 disebutkan bahwa: Untuk (Educational “Pendidikan biasa) peserta kesulitan khusus merupakan didik yang dalam pembelajaran Semua bangsa Untuk yang selaras for All) (pendidikan luar sekaligus menjadi salah satu usaha pendidikan bagi meningkatkan memiliki mengikuti karena khusus. yang kelainan partisipasi (pemerataan anak-anak tingkat bersekolah kesempatan proses pendidikan) termasuk anak berkebutuhan khusus (Sukinah dalam Nugroho, 2016). fisik, emosional, mental, dan sosial, dan atau Mialaret (dalam Anjaryati, 2011) memiliki potensi kecerdasan dan bakat menyatakan bahwa, “Sudah disepakati 146 Model dan Strategi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus… oleh seluruh masyarakat di dunia tanpa (2000) dan Deklarasi Kongres Anak memandang tingkat Internasional (2004). Deklarasi tersebut sosio-kulturalnya, diperkuat lagi dalam Convention on The bahwa setiap anak harus memiliki hak Rights of The Child yang diselenggarakan untuk mendapatkan pendidikan”. Dan oleh PBB (1989) dan telah diratifikasi dalam oleh pemerintah Indonesia. Selanjutnya perbedaan kemodernan dan kaitannya bertanggung ras, UNESCO jawab merasa dalam dalam hal The World Convention on konstitusinya untuk mengatur kerja sama Education for All di Jamtien, Thailand antar memajukan (1990), yang kemudian dikenal dengan dalam The Jamtio Declaration, antara lain juga pendidikan. Berbagai kerumitan memang ditegaskan perlunya memperluas akses melingkupi pendidikan baik dari segi pendidikan kepada semua anak, remaja, internal anak dan adanya hambatan bangsa kesamaan guna kesempatan itu sendiri, fisik misalnya, dan mental, dewasa, kesempatan juga memberikan yang sama kepada anak- maupun dari segi eksternalnya seperti anak perempuan. Deklarasi Jamtien ini masalah ekonomi keluarga yang pada diperkuat lagi dalam The Salamanca gilirannya kelaparan, Statement and Framework for Action on berbagai Special Needs Education tahun 1994 permasalahan lainnya. Prastiyono (2013) yang secara lebih tegas menuntut agar menambahkan bahwa pengakuan atas pendidikan hak pendidikan bagi khusus bersifat inklusif, sehingga sistem memunculkan kekurangan gizi, dan setiap warga negara, juga diperkuat dalam berbagai pendidikan deklarasi dan 1948, internasional. Pada tahun seperti Deklarasi Universal Hak bagi anak berkebutuhan yang memisahkan komunitasnya individu merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Asasi Manusia (1948), Deklarasi Dunia Pendidikan inklusif adalah suatu tentang Pendidikan untuk Semua (1990), proses pendidikan yang memungkinkan Peraturan semua Estándar Persamaan PBB Kesempatan tentang bagi Para anak berkesempatan untuk berpartisipasi secara penuh dalam Penyandang Cacat (1993), Pernyataan kegiatan kelas Salamanca dan Kerangka Aksi UNESCO memandang kelainan, (1994), karakteristik lainnya. Pendidikan inklusif Undang-undang Penyandang Kecacatan (1997), Kerangka Aksi Dakar memberikan 147 berbagai regular, ras, kegiatan tanpa atau dan Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016 pengalaman, sehingga semua memiliki siswa kebutuhan khusus sudah dapat berpartisipasi dan berhasil dalam selayaknya dididik bersama-sama dalam kelas sebuah reguler yang ada di sekolah keberagaman yang ada di tetangga atau sekolah terdekat. Dengan dalamnya, pendidikan inklusif diharapkan demikian kehadiran pendidikan inklusif dapat menjadi salah satu upaya untuk berpotensi meningkatkan mampu memberikan partisipasi anak kontribusi yang berarti bagi setiap anak bersekolah (berkebutuhan khusus) dan dengan segala keragamannya, terutama dalam anak berkebutuhan khusus. Keuntungan meningkatkan mutu pendidikan. Di sini, dari pendidikan inklusif semua anak mereka termasuk khusus kemampuan akademik, tetapi lebih dari berinteraksi secara wajar itu, mereka belajar tentang kehidupan itu anak dapat saling sesuai berkebutuhan dengan sehari-hari tuntutan di bersamaan tidak semata dapat mengejar sendiri. kehidupan masyarakat, waktu Sunaryo dan (2009: 1) menyatakan dapat bahwa sampai saat ini belum ada angka masing- pasti tentang jumlah anak berkebutuhan masing. Konsekuensi penyelenggaraan khusus (ABK) di Indonesia. Namun, yang pendidikan inklusif adalah pihak sekolah pasti dituntut melakukan berbagai perubahan, memperoleh mulai cara pandang, sikap, sampai pada sangat banyak. Data resmi Direktorat proses pendidikan yang berorientasi pada PSLB tahun 2007 menyebutkan bahwa kebutuhan individual tanpa diskriminasi. jumlah Adapun kebutuhan terpenuhi sesuai potensinya filosofi pendidikan bahwa pendidikannya inklusi setiap gangguan jumlah ABK mereka hak yang yang belum pendidikan masih sudah mengikuti yang mendasari pendidikan formal baru mencapai 24,7% adalah keyakinan atau 78.689 anak dari populasi anak anak, baik cacat di Indonesia, yaitu 318.600 anak karena (Direktorat perkembangan fisik/mental PSLB, 2008). Ini artinya maupun cerdas/bakat istimewa berhak masih terdapat sebanyak 65,3% ABK untuk memperoleh pendidikan seperti yang masih terseklusi, termarjinalisasikan layaknya lainnya dan terabaikan hak pendidikan. Bahkan dalam lingkungan yang sama. Secara angka tersebut diperkirakan dapat jauh lebih luas, ini bisa diartikan bahwa anak- lebih besar mengingat kecilnya angka anak yang “normal” maupun yang dinilai prevalensi yang digunakan, yaitu 0,7% anak-anak “normal” 148 Model dan Strategi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus… dari populasi penduduk serta masih beberapa macam teknik pengumpulan buruknya sistem pendataan. data. Penelitian ini menggunakan tiga Penelitian ini permasalahan warga bahwa negara dilatarbelakangi teknik belum semua pengumpulan data yang digunakan yaitu layanan metode wawancara, metode observasi, memperoleh pengumpulan data. Teknik dan metode studi dokumen. pendidikan. Khususnya warga negara yang memiliki keterbatasan-keterbatasan Hasil dan Pembahasan tertentu. Oleh karena itu penelitian ini diarahkan untuk mencari Berdasarkan hasil observasi yang solusi pemecahan masalah bagaimana sistem dilakukan penyelenggaraan diketahui bahwa guru sudah melakukan pendidikan inklusif di SD Negeri 1 Tanjung dapat menjangkau semua warga negara pembelajaran adaptif dengan tanpa memperhatikan kelemahan berkesulitan belajar yaitu pembelajaran dan kekurangan peserta didik. SD Negeri yang 1 Tanjung merupakan salah satu sekolah siswa. Artinya pembelajaran inklusi yang yang berada di Purwokerto menyesuaikan dengan kondisi peserta yang memulai layanan pendidikan inklusif didik itu sendiri, bukan peserta sejak tahun pelajaran 2004/2005 sebagai menyesuaikan pembelajaran, SD Rintisan SD Inklusif dengan payung yang tentunya penyesuaian tersebut hukum yaitu Keputusan Bupati Banyumas berkaitan strategi, No. 421/149/2011 dan Permendiknas No. materi, 70 Tahun 2009. lingkungan belajar. Model pembelajaran menyesuaikan bagi dengan dengan dengan anak kondisi tersebut metode didik alat/media pembelajaran, dan yang dilakukan oleh guru kelas 4 dan 5 yaitu model klasikal dimana siswa normal Metode dan Penelitian ini merupakan penelitian berkebutuhan khusus mengikuti kualitatif yang dilaksanakan di SD Negeri pembelajaran dalam satu kelas. Model 1 Tanjung Purwokerto sebagai salah satu kedua sekolah inklusi. Subjek penelitian yaitu individual dimana siswa yang mengalami kepala kesulitan sekolah, pendamping, siswa Pengumpulan data kualitatif dapat guru dan kelas, wali dalam dilakukan guru yaitu model pembelajaran belajar/berkebutuhan khusus mendapatkan tambahan jam belajar yang murid. biasanya penelitian dilaksanakan setelah jam pelajaran selesai. Selain itu di SD Negeri dengan 149 Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016 1 Tanjung terdapat guru pendamping perkembangan putra-putrinya. yang bertugas mendampingi guru kelas Berdasarkan hasil wawancara dengan ketika di dalam pembelajaran guru kelas orang tua siswa berkebutuhan khusus tersebut mengalaami kesulitan.Strategi diketahui guru dalam mengajar kelas inklusi yaitu menyayangi guru menyampaiakan materi pelajaran perkembangan putra putrinya selama di yang diselingi dengan sedikit permainan sekolah. Hal ini juga diutarakan oleh atau games. Hal ini dikarenakan siswa kepala sekolah, guru kelas dan guru kelas inklusi cenderung memiliki tingkat pendamping bahwa orang tua sangat konsentrasi yang dibawah rata-rata. perhatian pada putra putrinnya.Hal inilah bahwa mereka dan sangat memperhatikan Teknik evaluasi yang dilakukan oleh yang memang seharusnya dilakukan para guru kelas dengan cara mengurangi orang tua yang dikaruniai anak spesial. kompetensi Dalam hal terapi orang tua bekerjasama bagi kelas inklusi serta menurunkan tingkat materi bagi siswa. dengan Adapun bagaiamana perkembangan anak. biasa strategi atau dilakukan guru metode yang pihak Berdasarkan seperti tanya sekolah hasil tentang penelitian dikemas kendala yang dialami SD N 1 Tanjung menggunakan teknik-teknik yang dimiliki dalam penerapan pendidikan inklusi yaitu oleh sendiri dengan sebagai berikut: (1) pendidikan inklusi menyesuaikan kondisi peserta didiknya saat itu masih menjadi hal yang baru di begitu juga dengan penataan tempat kabupaten Banyumas; (2) latar belakang duduk dan pendidikan para guru yang masih belum mengelompok. Dalam hal penilaian siswa sesuai kualifikasi karena di SD N 1 kelas inklusi mendapatkan dua buah Tanjung buku laporan siswa yaitu laporan nilai memiliki latar belakang psikologi; (3) (raport) dan buku laporan perkembangan kurikulum bagi siswa yang normal dan siswa.Selain berkordinasi dengan guru siswa yang spesial terutama dalam hal pendamping pihak SD 1 Negeri Tanjung standar penilaian/evaluasi; (4) perhatian juga rutin dari pemerintah masih kurang terkait dengan para wali siswa kelas inklusi, pelaksaan pendidikan inklusi baik dari tujuannya agar pihak orang tua juga ikut segi sarana prasarana dan biaya; (5) membimbing sarana jawab, diskusi guru yang kelas yang itu dibuat mengadakan dan melingkar pertemuan mengarahkan 150 baru dan ada satu prasarana guru yang yang masih Model dan Strategi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus… terbatas untuk sekolah berpotensi yang mampu memberikan melaksanakan pendidikan inklusi; dan (6) kontribusi yang berarti bagi setiap anak pelatihan terkait dengan segala keragamannya, terutama pendidikan inklusi bagi guru yang berlatar anak berkebutuhan khusus. Keuntungan belakang pendidikan diluar psikologi/PLB dari pendidikan inklusif semua anak masih kurang. termasuk atau Temuan workshop tersebut anak berkebutuhan dapat saling berinteraksi hendaknya secara wajar ditindaklajuti karena setiap warga negara sesuai mempunyai untuk sehari-hari memperoleh pendidikan yang bermutu. kebutuhan Warga negara yang memiliki kelainan terpenuhi fisik, intelektual masing. Konsekuensi penyelenggaraan memperoleh pendidikan inklusif adalah pihak sekolah pendidikan khusus. Hal ini menunjukkan dituntut melakukan berbagai perubahan, bahwa anak yang memiliki hambatan, mulai cara pandang, sikap, sampai pada kelainan dan/atau memiliki kemampuan proses pendidikan yang berorientasi pada potensi kecerdasan dan bakat istimewa kebutuhan individual tanpa diskriminasi. berhak pula memperoleh kesempatan Selain itu tenaga pengajar/guru harus yang sama dengan anak lainnya (anak memiliki normal) pendidikan yang sesuai dengan program hak emosional, dan/atau sosial dalam yang sama mental, berhak layanan pendidikan. dengan khusus tuntutan di kehidupan masyarakat, pendidikannya sesuai dapat potensinya keahlian dan masing- kualifikasi pendidikan inklusi. Pendidikan inklusif adalah suatu proses Guru merupakan elemen penting pendidikan yang memungkinkan semua anak berkesempatan untuk berpartisipasi dalam secara penuh dalam berkebutuhan khusus. Seorang kegiatan dan kelas mempengaruhi harus memiliki atau karakteristik lainnya. Pendidikan anak inklusif memberikan berbagai kegiatan memiliki tanggung jawab menciptakan dan pengalaman, sehingga semua siswa suasana kelas yang dapat menampung dapat berpartisipasi dan berhasil dalam secara penuh dan menekankan suasana kelas yang mampu yang ada di sekolah berkebutuhan terhadap guru regular, tanpa memandang kelainan, ras, reguler sikap anak anak- khusus. Guru menghargai perbedaan tetangga atau sekolah terdekat. Dengan individu (Ilahi dalam Asriningtyas 2015: demikian kehadiran pendidikan inklusif 51). 151 Komponen-komponen dalam Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016 pelaksanaan pendidikan inklusif terdiri diskriminatif dariperencanaan pelaksanaan pendidikan mempraktekkan inklusif diskriminasinya yang kurikulum, didik, meliputi tenaga pendidik, sarana keuanganatau modifikasi dan diharapkan mampu wacana secara anti langsung di dalam dan di luar kelas, termasuk juga peserta di prasarana, luar sekolah. praktek secara Dengan melakukan langsung dihadapan dana, lingkungan, penempatan; pelaksanaan siswa, maka diharapkan siswa akan sistem pendidikan inklusif yang meliputi mencontoh dan juga menerapkan sikap merencanakan belajar yang sama dalam kehidupan mereka di mengajar, melaksanakan kegiatan belajar manyarakat. Ketiga, guru seharusnya mengajar, antar memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap pribadi; evaluasi pelaksanaan pendidikan siswa berkebutuhan khusus, terutama inklusif. ketika melihat adanya diskriminasi yang alternatif Guru kegiatan membina hubungan mempunyai peran berkaitan dengan perbedaan kemampuan yang ini. sangat penting dalam membangun sikap menghargai orang Selain peran sentral yang dimainkan lain, terutama bagi mereka yang berada oleh guru dalam menanamkan sikap anti dalam kelompok berbeda. Agar peran diskriminasi, ada beberapa hal yang guru berfungsi secara maksimal, maka harus diperlukan langkah-langkah berikut ini. mendukung hal tersebut, agar menjadi Pertama, guru harus memiliki wawasan sekolah inklusif, pertama, adalah adanya dan undang-undang atau peraturan sekolah siswa agar selalu pemahaman pentingnya sikap yang baik anti tentang yang diskriminatif dilakukan oleh menekankan sekolah dan untuk menyatakan terhadap anak berkebutuhan khusus. bahwa sekolah menerima siswa normal Dengan wawasan dan pemahaman yang dan siswa cukup, maka guru dapat diharapkan yang sebagai motor penggerak utama yang menjamin siswa yang normal maupun akan yang membangun kesadaran siswa yang memiliki kemampuan berbeda, dan berkebutuhan sekolah khusus juga untuk untuk tidak melakukan tindakan-tindakan mendapatkan perlindungan dan layanan yang diskriminatif. Kedua, guru sebagai yang sama sesuai dengan kebutuhan penggerak utama untuk kesadaran siswa mereka. Hal paling agar selalu menghindari peraturan sikap yang 152 substansial adalah tersebut adalah melarang Model dan Strategi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus… tindakan diskriminasi. Kedua, sekolah pendamping jelas (shadow teacher) juga harus memiliki peranan yang penting dalam menyediakan kebutuhan dan kebutuhan- proses pembelajaran di kelas. pelayanan-pelayanan Kebutuhan guru pendamping kelas khusus bagi siswa berkebutuhan khusus. Seperti guru harus (shadow teacher) di sekolah inklusi sudah mempunyai keterampilan khusus untuk menangani menjadi siswa berkebutuhan khusus. Kemudian ditawar lagi untuk prioritas terpenuhinya. menyediakan fasilitas khusus, seperti Hal ini sesuai dengan hasil kajian dari tempat duduk Ludlow (dalam Nur’aeni 2014) yang khusus, tempat parkir kebutuhan khusus, jalan khusus dan fasilitas belajar mengemukakan dan sarana pendukung lainnya, pedesaan yang telah yang tidak bisa bahwa Sekolah mengalami masalah dapat mendukung dan memperlancar utama yang berhubungan dengan aspek aktivitas belajar mereka. Ketiga, sekolah persiapan dari SDM dalam pendidikan sebaiknya menerapkan kurikulum yang khusus: kurangnya program pelayanan sesuai dengan kebutuhan siswa yang khusus normal khusus. mempersiapkan personil untuk program Kurikulum ini substansinya tidak hanya sekolah inklusi, SDM lebih tepat bila menekankan bagaimana membuat para dilatih siswa mudah memahami mata pelajaran dalam merekrut, mempertahankan dan yang juga pelatihan ulang untuk guru pendamping bertujuan bagaimana agar seluruh siswa, (shadow teacher) dan terapis. Florian dapat saling (dalam dan berkebutuhan diajarkan. Akan tetapi memahami, menghormati, yang dan dirancang kesulitan Nur’aeni untuk yang signifikan 2014) juga lain. mengemukakan dalam artikelnya bahwa Keempat, sekolah memberikan pelatihan guru kelas sering melaporkan perasaan kepada para guru maupun tidak dan menghargai satu sama para staf siap untuk pendidikan inklusif. sekolah, Artikel ini melaporkan beberapa pelajaran tentang bagaimana cara bersikap dan dari Proyek Praktek Inklusif, reformasi cara menghadapi siswa difabel dan siswa proyek yang normal di sekolah secara santun mengembangkan dan manusiawi (Prastiyono, 2013: 117). untuk Selain guru kelas di dalam pelaksanaan memasuki suatu profesi dimana mereka pendidikan bertanggung jawab terhadap belajar dan atau para stakeholder inklusi di keberadaan guru 153 pendidikan guru yang pendekatan mempersiapkan guru telah inovatif untuk Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016 prestasi dari semua siswa di kelas inklusi. khusus dengan anak-anak normal pada Itu mengidentifikasi beberapa isu penting, umumnya untuk belajar. Oleh sebab itu yaitu menjelaskan bagaimana menangani inti dari pendidikan inklusi adalah hak siswa, tantangan azasi manusia atas pendidikan. Suatu pengembangan profesional guru yang konsekuensi logis dari hak ini adalah muncul semua mempertimbangkan dari studi proyek. Pelajaran anak mempunyai menerima profesional guru dalam pembentukan mendiskriminasikan dengan kecacatan, pendekatan etnis, agama, bahasa, jenis kelamin, baru untuk tidak pembahasan pendidikan inklusif. Guru kemampuan pendamping (shadow teacher) memiliki hal yang menarik adalah tindakan yang tugas membantu anak/peserta dilakukan oleh para orangtua dari anak- didik untuk; 1) tetap fokus pada pelajaran, anak berkebutuhan khusus ini dalam 2) berpartisipasi secara tepat di kelas, 3) menyekolahkan memberitahu tidak berkebutuhan khusus. Undang-Undang memahami materi, 4) bersikap positif tentang pendidikan di Indonesia memang pada tugas-tugas baru dan control diri, 5) jelas berbagi dengan diskriminasi bagi seluruh rakyat Indonesia anak-anak lain, 6) merespon dengan untuk mengenyam pendidikan, namun tepat pada yaitu guru jika kepentingan terhadap anak khusus teman-teman dalam dan yang untuk penting berfokus pada pengembangan kurikuler pendidikan hak lain-lain. Salah satu anak-anaknya mengamanatkan kenyataannya tidak tidak adanya semudah situasi sosial, 7) memperoleh informasi membalikkan dan ketrampilan baru, 8) meningkatkan orangtua sosialisasi dengan teman sebaya, 9) khusus harus bekerja dan berusaha mandiri dalam kegiatan kelas. Shadow ekstra untuk dapat menyekolahkan anak- teacher hendaknya dapat berkolaborasi anaknya. Mendapatkan pendidikan formal dengan orang tua, guru, staf sekolah dan bukanlah hal yang mudah, karena tidak profesional semua sekolah dapat menerima siswa lain dalam mendampingi masing-masing anak dengan berkebutuhan dengan kebutuhan tangan. Para anak berkebutuhan khusus. Disinilah terjadi kesenjangan antara das solen dan khusus. das sein dalam hal pendidikan untuk Pendidikan inklusi adalah bentuk penyelenggaraan menyatukan telapak yang pendidikan anak-anak anak-anak yang berkebutuhan khusus. Semakin banyaknya keberadaan sekolah berkebutuhan 154 Model dan Strategi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus… inklusi akan sangat membantu para pembelajaran inklusi yang dilakukan guru orang anak SD N 1 Tanjung yaitu model klasikal hal dimana siswa normal digabung dengan tua yang berkebutuhan memiliki khusus dalam pendidikan. Meski masih terbatas namun siswa keberadaan sekolah inklusif pada Kota menerima Purwokerto menunjukan bahwa saat ini, individual masyarakat mulai terbuka dan dapat bimbingan individual dan jam belajar menerima tambahan; perbedaan yang ada berkebutuhan khusus dalam serta model pelajaran yaitu 2) dengan memberikan strategi guru disekitarnya. Hal ini juga menunjukan pembelajaran bahwa orang tua dari anak berkebutuhan mengatur khusus mulai memilih menyekolahkan menggunakan metode yang menjadikan anak-anaknya pada sekolah formal yang siswa aktif di kelas. Guru juga melakukan umum daripada sekolah luar biasa atau semacam games/permaianan dan juga sekolah khusus untuk anak berkebutuhan menyanyi agar siswa tidak merasa jenuh; khusus sperti yang terjadi di SDN 1 dan 3) kendala SD N 1 Tanjung dalam Tanjung. Memang bukan hal yang mudah pelaksanaan sekolah inklusi diantaranya dalam menciptakan dan melaksanakan kurangnya tenaga pengajar/guru yang pendidikan inklusi di Indonesia akan memiliki tetapi segala kendala yang dialami di psikologi atau dari PLB serta masih lapangan hendaknya terbatasnya perhatian seluruh terutama aspek pemerintah memperhatikan inklusi. bisa Karena menjadi program pada diantaranya posisi tempat duduk serta latar belakang sarana pendidikan prasarana yang dimiliki. masyarakat agar inklusi dalam Beberapa lebih saran yang dapat pendidikan disampaikan yakni, 1) bagi sekolah agar hakekatnya dapat mempertahankan pendidikan bukan milik mereka yang meningkatkan mampu namun pendidikan adalah hak inklusi asasi setiap manusia di dunia. terwujudnya pendidikan yang merata, 2) yang pelaksanaan dan sudah berjalan sekolah demi bagi orang tua yang memiliki siswa berkebutuhan Simpulan dan Saran khusus agar lebih yang memperhatikan perkembangan anak baik telah dilakukan, maka beberapa simpulan akademik maupun non akademik, serta dalam penelitian ini adalah 1) model 3) Berdasarkan pembahasan 155 bagi pemerintah agar lebih Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016 memperhatikan inklusi. Karena program pada 11, No. 1, Hal. 117 – 128. Pascasarjana – Untag Surabaya. pendidikan hakekatnya Sunaryo. 2009. Manajemen Pendidikan Inklusif (Konsep, Kebijakan, dan Implementasinya dalam Perspektif Pendidikan Luar Biasa). Makalah. Bandung: UPI. pendidikan bukan milik mereka yang mampu namun pendidikan adalah hak asasi setiap manusia di dunia. Daftar Pustaka Anjaryati, Fibriana. 2011. Pendidikan Inklusi Dalam Pembelajaran Beyondcenters And Circle Times (Bcct) Di Paud InklusiAhsanu Amala Yogyakarta. Tesis . Yogyakarta: UIN Kalijaga. Asriningtyas, Rosmalina. 2015. Sikap Guru Terhadap Pelaksanaan Pendidikan Inklusif di SD Inklusif Se-Kabupaten Purbalingga Skripsi. UNY. Nugroho, A. 2016. Pendidikan special untuk yang spesial. Prosiding Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator “Kenali Dan Kembangkan Kemampuan Intelegensi Generasi Emas Untuk Indonesia Emas. Purwokerto: UMP. Nur’aeni, dkk. 2014. Model Program Pembelajaran Individual Untuk Peserta Didik Dengan Kesulitan Belajar Melalui Pelatihan Terapi Gerak Bagi Shadow Teacher di SD Inklusi. Prosiding SnaPP 2014 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora.ISSN 20893590/EISSN 2303-2472 Prastiyono. 2013. Implementasi Kebijakan Pendidikan Inklusif (Studi di Sekolah Galuh Handayani Surabaya). DIA, Jurnal Administrasi Publik Juni 2013, Vol. 156