145 MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK

advertisement
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa
Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016
MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSI
Agung Nugroho, Lia Mareza
PGSD-FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto
email: [email protected]
Abstract: Every citizen has the same right to receive a quality education. A citizen who
had a physical rudiment, emotional, mental, intelectual and social have a right to receive
special education. Education inclusive is the process of education that allows all children
had the opportunity to participate fully in the regular class, without looking at disorder,
race, or other characteristic. This research based on problems that not all villagers on the
state of acquiring education services, especially a citizen who has limitation certain. This
research is directed to find and provide an overview of how the implementation of inclusive
education system that reaches all citizens regardless of the weaknesses and shortcomings
of learners. The research is conducting with qualitative study that have been carried out in
SD Negeri 1 Tanjung Purwokerto as one of a school of inclusion. The results shows that
classroom inclusions in SD Negeri 1 Tanjung Purwokerto using the model of clasical and
individual learning.
Keyword: Model, Learning Strategic, Education Inclusive
Abstrak: Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan
yang bermutu. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual
atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Pendidikan inklusif adalah proses
pendidikan yang memungkinkan semua anak berkesempatan untuk berpartisipasi secara
penuh dalam kegiatan kelas regular, tanpa memandang kelainan, ras, atau karakteristik
lainnya. Penelitian ini dilatarbelakangi permasalahan bahwa belum semua warga negara
memperoleh layanan pendidikan. Khususnya warga negara yang memiliki keterbatasanketerbatasan tertentu. Penelitian ini diarahkan untuk mencari dan memberikan gambaran
bagaimana sistem penyelenggaraan pendidikan inklusif dapat menjangkau semua warga
negara tanpa memperhatikan kelemahan dan kekurangan peserta didik. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Tanjung Purwokerto
sebagai salah satu sekolah inklusi. Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran
inklusi di SD N 1 Tanjung menggunakan model pembelajaran klasikal dan individual bagi
siswa berkebutuhan khusus.
Kata Kunci : Model, Strategi Pembelajaran, Pendidikan Inklusi
Undang-undang Dasar 1945 pasal 31
Pendahuluan
Pendidikan adalah hak asasi yang
ayat 1 dan Undang-Undang Nomor 20
paling mendasar bagi setiap manusia,
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau
Nasional
anak
dinyatakan bahwa setiap warga negara
berkebutuhan
khusus.
Dalam
145
bab
IV
pasal
5
ayat
1
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016
untuk
istimewa”. Ketetapan dalam Undang-
memperoleh pendidikan yang bermutu.
undang No. 20 Tahun 2003 tersebut bagi
Warga negara yang memiliki kelainan
anak penyandang kelainan sangat berarti
fisik,
karena memberi landasan yang kuat
mempunyai
hak
yang
emosional,
dan/atau
sosial
sama
mental,
berhak
intelektual
bahwa
memperoleh
anak
berkelainan
perlu
pendidikan khusus. Hal ini menunjukkan
memperoleh kesempatan yang sama
bahwa anak yang memiliki hambatan,
sebagaimana
kelainan dan/atau memiliki kemampuan
anak
potensi kecerdasan dan bakat istimewa
pendidikan dan pengajaran (Efendi dalam
berhak pula memperoleh kesempatan
Anjaryati,
yang sama dengan anak lainnya (anak
upaya pemerataan layanan pendidikan
normal) dalam layanan pendidikan. Hal
untuk
tersebut dipertegas dalam UU RI No. 20
pendidikan dasar sembilan tahun yang
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
berkualitas
bagi
Nasional,
Indonesia
mempunyai
maupun
dalam
Peraturan
yang
normal
diberikan
lainnya
2011).
kepada
dalam
Pemerintah
hal
dalam
menuntaskan wajib
belajar
semua
anak
makna
di
yang
Mendiknas No. 70 tahun 2009 tentang
sangat luas dan strategis. Keputusan
Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
yang Memiliki Kelainan dan Memiliki
002/U/1986 telah dirintis pengembangan
Potensi
sekolah
Kecerdasan
dan/atau
Bakat
penyelenggaraan
pendidikan
inklusif yang melayani penuntasan wajib
Istimewa (Prastiyono, 2013: 117).
belajar
Amanat hak atas pendidikan bagi
bagi
peserta
didik
anak penyandang kelainan atau ketunaan
berkebutuhan
ditetapkan dalam Undang-undang No. 20
mencerdaskan
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
dengan adanya
pesan dari Pendidikan
Nasional Pasal 32 disebutkan bahwa:
Untuk
(Educational
“Pendidikan
biasa)
peserta
kesulitan
khusus
merupakan
didik
yang
dalam
pembelajaran
Semua
bangsa
Untuk
yang
selaras
for
All)
(pendidikan
luar
sekaligus menjadi salah satu usaha
pendidikan
bagi
meningkatkan
memiliki
mengikuti
karena
khusus.
yang
kelainan
partisipasi
(pemerataan
anak-anak
tingkat
bersekolah
kesempatan
proses
pendidikan) termasuk anak berkebutuhan
khusus (Sukinah dalam Nugroho, 2016).
fisik,
emosional, mental, dan sosial, dan atau
Mialaret (dalam Anjaryati, 2011)
memiliki potensi kecerdasan dan bakat
menyatakan bahwa, “Sudah disepakati
146
Model dan Strategi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus…
oleh seluruh masyarakat di dunia tanpa
(2000) dan Deklarasi Kongres Anak
memandang
tingkat
Internasional (2004). Deklarasi tersebut
sosio-kulturalnya,
diperkuat lagi dalam Convention on The
bahwa setiap anak harus memiliki hak
Rights of The Child yang diselenggarakan
untuk mendapatkan pendidikan”. Dan
oleh PBB (1989) dan telah diratifikasi
dalam
oleh pemerintah Indonesia. Selanjutnya
perbedaan
kemodernan
dan
kaitannya
bertanggung
ras,
UNESCO
jawab
merasa
dalam
dalam
hal
The
World
Convention
on
konstitusinya untuk mengatur kerja sama
Education for All di Jamtien, Thailand
antar
memajukan
(1990), yang kemudian dikenal dengan
dalam
The Jamtio Declaration, antara lain juga
pendidikan. Berbagai kerumitan memang
ditegaskan perlunya memperluas akses
melingkupi pendidikan baik dari segi
pendidikan kepada semua anak, remaja,
internal
anak
dan
adanya
hambatan
bangsa
kesamaan
guna
kesempatan
itu
sendiri,
fisik
misalnya,
dan
mental,
dewasa,
kesempatan
juga
memberikan
yang sama kepada anak-
maupun dari segi eksternalnya seperti
anak perempuan. Deklarasi Jamtien ini
masalah ekonomi keluarga yang pada
diperkuat lagi dalam The Salamanca
gilirannya
kelaparan,
Statement and Framework for Action on
berbagai
Special Needs Education tahun 1994
permasalahan lainnya. Prastiyono (2013)
yang secara lebih tegas menuntut agar
menambahkan bahwa pengakuan atas
pendidikan
hak pendidikan bagi
khusus bersifat inklusif, sehingga sistem
memunculkan
kekurangan
gizi,
dan
setiap warga
negara, juga diperkuat dalam berbagai
pendidikan
deklarasi
dan
1948,
internasional.
Pada
tahun
seperti Deklarasi Universal Hak
bagi
anak
berkebutuhan
yang memisahkan
komunitasnya
individu
merupakan
pelanggaran hak asasi manusia.
Asasi Manusia (1948), Deklarasi Dunia
Pendidikan inklusif adalah suatu
tentang Pendidikan untuk Semua (1990),
proses pendidikan yang memungkinkan
Peraturan
semua
Estándar
Persamaan
PBB
Kesempatan
tentang
bagi Para
anak
berkesempatan
untuk
berpartisipasi
secara penuh
dalam
Penyandang Cacat (1993), Pernyataan
kegiatan
kelas
Salamanca dan Kerangka Aksi UNESCO
memandang
kelainan,
(1994),
karakteristik lainnya. Pendidikan inklusif
Undang-undang
Penyandang
Kecacatan (1997), Kerangka Aksi Dakar
memberikan
147
berbagai
regular,
ras,
kegiatan
tanpa
atau
dan
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016
pengalaman,
sehingga
semua
memiliki
siswa
kebutuhan
khusus
sudah
dapat berpartisipasi dan berhasil dalam
selayaknya dididik bersama-sama dalam
kelas
sebuah
reguler
yang
ada
di
sekolah
keberagaman
yang
ada
di
tetangga atau sekolah terdekat. Dengan
dalamnya, pendidikan inklusif diharapkan
demikian kehadiran pendidikan inklusif
dapat menjadi salah satu upaya untuk
berpotensi
meningkatkan
mampu
memberikan
partisipasi
anak
kontribusi yang berarti bagi setiap anak
bersekolah (berkebutuhan khusus) dan
dengan segala keragamannya, terutama
dalam
anak berkebutuhan khusus. Keuntungan
meningkatkan mutu pendidikan. Di sini,
dari pendidikan inklusif semua anak
mereka
termasuk
khusus
kemampuan akademik, tetapi lebih dari
berinteraksi secara wajar
itu, mereka belajar tentang kehidupan itu
anak
dapat saling
sesuai
berkebutuhan
dengan
sehari-hari
tuntutan
di
bersamaan
tidak
semata
dapat
mengejar
sendiri.
kehidupan
masyarakat,
waktu
Sunaryo
dan
(2009:
1)
menyatakan
dapat
bahwa sampai saat ini belum ada angka
masing-
pasti tentang jumlah anak berkebutuhan
masing. Konsekuensi penyelenggaraan
khusus (ABK) di Indonesia. Namun, yang
pendidikan inklusif adalah pihak sekolah
pasti
dituntut melakukan berbagai perubahan,
memperoleh
mulai cara pandang, sikap, sampai pada
sangat banyak. Data resmi Direktorat
proses pendidikan yang berorientasi pada
PSLB tahun 2007 menyebutkan bahwa
kebutuhan individual tanpa diskriminasi.
jumlah
Adapun
kebutuhan
terpenuhi
sesuai
potensinya
filosofi
pendidikan
bahwa
pendidikannya
inklusi
setiap
gangguan
jumlah
ABK
mereka
hak
yang
yang
belum
pendidikan
masih
sudah
mengikuti
yang
mendasari
pendidikan formal baru mencapai 24,7%
adalah
keyakinan
atau 78.689 anak dari populasi anak
anak,
baik
cacat di Indonesia, yaitu 318.600 anak
karena
(Direktorat
perkembangan fisik/mental
PSLB, 2008). Ini artinya
maupun cerdas/bakat istimewa berhak
masih terdapat sebanyak 65,3% ABK
untuk memperoleh pendidikan
seperti
yang masih terseklusi, termarjinalisasikan
layaknya
lainnya
dan terabaikan hak pendidikan. Bahkan
dalam lingkungan yang sama. Secara
angka tersebut diperkirakan dapat jauh
lebih luas, ini bisa diartikan bahwa anak-
lebih besar mengingat kecilnya angka
anak yang “normal” maupun yang dinilai
prevalensi yang digunakan, yaitu 0,7%
anak-anak
“normal”
148
Model dan Strategi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus…
dari populasi penduduk serta masih
beberapa macam teknik pengumpulan
buruknya sistem pendataan.
data. Penelitian ini menggunakan tiga
Penelitian
ini
permasalahan
warga
bahwa
negara
dilatarbelakangi
teknik
belum
semua
pengumpulan data yang digunakan yaitu
layanan
metode wawancara, metode observasi,
memperoleh
pengumpulan
data.
Teknik
dan metode studi dokumen.
pendidikan. Khususnya warga negara
yang memiliki keterbatasan-keterbatasan
Hasil dan Pembahasan
tertentu. Oleh karena itu penelitian ini
diarahkan
untuk
mencari
Berdasarkan hasil observasi yang
solusi
pemecahan masalah bagaimana sistem
dilakukan
penyelenggaraan
diketahui bahwa guru sudah melakukan
pendidikan
inklusif
di SD Negeri 1 Tanjung
dapat menjangkau semua warga negara
pembelajaran
adaptif
dengan tanpa memperhatikan kelemahan
berkesulitan belajar yaitu pembelajaran
dan kekurangan peserta didik. SD Negeri
yang
1 Tanjung merupakan salah satu sekolah
siswa. Artinya pembelajaran
inklusi yang yang berada di Purwokerto
menyesuaikan dengan kondisi peserta
yang memulai layanan pendidikan inklusif
didik itu sendiri, bukan
peserta
sejak tahun pelajaran 2004/2005 sebagai
menyesuaikan
pembelajaran,
SD Rintisan SD Inklusif dengan payung
yang tentunya penyesuaian
tersebut
hukum yaitu Keputusan Bupati Banyumas
berkaitan
strategi,
No. 421/149/2011 dan Permendiknas No.
materi,
70 Tahun 2009.
lingkungan belajar. Model pembelajaran
menyesuaikan
bagi
dengan
dengan
dengan
anak
kondisi
tersebut
metode
didik
alat/media pembelajaran, dan
yang dilakukan oleh guru kelas 4 dan 5
yaitu model klasikal dimana siswa normal
Metode
dan
Penelitian ini merupakan penelitian
berkebutuhan
khusus
mengikuti
kualitatif yang dilaksanakan di SD Negeri
pembelajaran dalam satu kelas. Model
1 Tanjung Purwokerto sebagai salah satu
kedua
sekolah inklusi. Subjek penelitian yaitu
individual dimana siswa yang mengalami
kepala
kesulitan
sekolah,
pendamping,
siswa
Pengumpulan
data
kualitatif
dapat
guru
dan
kelas,
wali
dalam
dilakukan
guru
yaitu
model
pembelajaran
belajar/berkebutuhan
khusus
mendapatkan tambahan jam belajar yang
murid.
biasanya
penelitian
dilaksanakan
setelah
jam
pelajaran selesai. Selain itu di SD Negeri
dengan
149
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016
1 Tanjung terdapat guru pendamping
perkembangan
putra-putrinya.
yang bertugas mendampingi guru kelas
Berdasarkan hasil wawancara dengan
ketika di dalam pembelajaran guru kelas
orang tua siswa berkebutuhan khusus
tersebut mengalaami kesulitan.Strategi
diketahui
guru dalam mengajar kelas inklusi yaitu
menyayangi
guru menyampaiakan materi pelajaran
perkembangan putra putrinya selama di
yang diselingi dengan sedikit permainan
sekolah. Hal ini juga diutarakan oleh
atau games. Hal ini dikarenakan siswa
kepala sekolah, guru kelas dan guru
kelas inklusi cenderung memiliki tingkat
pendamping bahwa orang tua sangat
konsentrasi yang dibawah rata-rata.
perhatian pada putra putrinnya.Hal inilah
bahwa
mereka
dan
sangat
memperhatikan
Teknik evaluasi yang dilakukan oleh
yang memang seharusnya dilakukan para
guru kelas dengan cara mengurangi
orang tua yang dikaruniai anak spesial.
kompetensi
Dalam hal terapi orang tua bekerjasama
bagi
kelas
inklusi
serta
menurunkan tingkat materi bagi siswa.
dengan
Adapun
bagaiamana perkembangan anak.
biasa
strategi
atau
dilakukan
guru
metode
yang
pihak
Berdasarkan
seperti tanya
sekolah
hasil
tentang
penelitian
dikemas
kendala yang dialami SD N 1 Tanjung
menggunakan teknik-teknik yang dimiliki
dalam penerapan pendidikan inklusi yaitu
oleh
sendiri dengan
sebagai berikut: (1) pendidikan inklusi
menyesuaikan kondisi peserta didiknya
saat itu masih menjadi hal yang baru di
begitu juga dengan penataan tempat
kabupaten Banyumas; (2) latar belakang
duduk
dan
pendidikan para guru yang masih belum
mengelompok. Dalam hal penilaian siswa
sesuai kualifikasi karena di SD N 1
kelas inklusi mendapatkan dua buah
Tanjung
buku laporan siswa yaitu laporan nilai
memiliki latar belakang psikologi; (3)
(raport) dan buku laporan perkembangan
kurikulum bagi siswa yang normal dan
siswa.Selain berkordinasi dengan guru
siswa yang spesial terutama dalam hal
pendamping pihak SD 1 Negeri Tanjung
standar penilaian/evaluasi; (4) perhatian
juga
rutin
dari pemerintah masih kurang terkait
dengan para wali siswa kelas inklusi,
pelaksaan pendidikan inklusi baik dari
tujuannya agar pihak orang tua juga ikut
segi sarana prasarana dan biaya; (5)
membimbing
sarana
jawab,
diskusi
guru
yang
kelas
yang
itu
dibuat
mengadakan
dan
melingkar
pertemuan
mengarahkan
150
baru
dan
ada
satu
prasarana
guru
yang
yang
masih
Model dan Strategi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus…
terbatas
untuk
sekolah
berpotensi
yang
mampu
memberikan
melaksanakan pendidikan inklusi; dan (6)
kontribusi yang berarti bagi setiap anak
pelatihan
terkait
dengan segala keragamannya, terutama
pendidikan inklusi bagi guru yang berlatar
anak berkebutuhan khusus. Keuntungan
belakang pendidikan diluar psikologi/PLB
dari pendidikan inklusif semua anak
masih kurang.
termasuk
atau
Temuan
workshop
tersebut
anak
berkebutuhan
dapat saling berinteraksi
hendaknya
secara wajar
ditindaklajuti karena setiap warga negara
sesuai
mempunyai
untuk
sehari-hari
memperoleh pendidikan yang bermutu.
kebutuhan
Warga negara yang memiliki kelainan
terpenuhi
fisik,
intelektual
masing. Konsekuensi penyelenggaraan
memperoleh
pendidikan inklusif adalah pihak sekolah
pendidikan khusus. Hal ini menunjukkan
dituntut melakukan berbagai perubahan,
bahwa anak yang memiliki hambatan,
mulai cara pandang, sikap, sampai pada
kelainan dan/atau memiliki kemampuan
proses pendidikan yang berorientasi pada
potensi kecerdasan dan bakat istimewa
kebutuhan individual tanpa diskriminasi.
berhak pula memperoleh kesempatan
Selain itu tenaga pengajar/guru harus
yang sama dengan anak lainnya (anak
memiliki
normal)
pendidikan yang sesuai dengan program
hak
emosional,
dan/atau
sosial
dalam
yang
sama
mental,
berhak
layanan
pendidikan.
dengan
khusus
tuntutan
di
kehidupan
masyarakat,
pendidikannya
sesuai
dapat
potensinya
keahlian
dan
masing-
kualifikasi
pendidikan inklusi.
Pendidikan inklusif adalah suatu proses
Guru merupakan elemen penting
pendidikan yang memungkinkan semua
anak berkesempatan untuk berpartisipasi
dalam
secara penuh dalam
berkebutuhan khusus. Seorang
kegiatan
dan
kelas
mempengaruhi
harus memiliki
atau karakteristik lainnya. Pendidikan
anak
inklusif memberikan berbagai kegiatan
memiliki tanggung jawab menciptakan
dan pengalaman, sehingga semua siswa
suasana kelas yang dapat menampung
dapat berpartisipasi dan berhasil dalam
secara penuh dan menekankan suasana
kelas
yang mampu
yang
ada
di
sekolah
berkebutuhan
terhadap
guru
regular, tanpa memandang kelainan, ras,
reguler
sikap
anak
anak-
khusus. Guru
menghargai perbedaan
tetangga atau sekolah terdekat. Dengan
individu (Ilahi dalam Asriningtyas 2015:
demikian kehadiran pendidikan inklusif
51).
151
Komponen-komponen
dalam
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016
pelaksanaan pendidikan inklusif terdiri
diskriminatif
dariperencanaan pelaksanaan pendidikan
mempraktekkan
inklusif
diskriminasinya
yang
kurikulum,
didik,
meliputi
tenaga
pendidik,
sarana
keuanganatau
modifikasi
dan
diharapkan
mampu
wacana
secara
anti
langsung
di
dalam dan di luar kelas, termasuk juga
peserta
di
prasarana,
luar
sekolah.
praktek
secara
Dengan
melakukan
langsung
dihadapan
dana,
lingkungan,
penempatan;
pelaksanaan
siswa, maka diharapkan siswa akan
sistem pendidikan inklusif yang meliputi
mencontoh dan juga menerapkan sikap
merencanakan
belajar
yang sama dalam kehidupan mereka di
mengajar, melaksanakan kegiatan belajar
manyarakat. Ketiga, guru seharusnya
mengajar,
antar
memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap
pribadi; evaluasi pelaksanaan pendidikan
siswa berkebutuhan khusus, terutama
inklusif.
ketika melihat adanya diskriminasi yang
alternatif
Guru
kegiatan
membina
hubungan
mempunyai
peran
berkaitan dengan perbedaan kemampuan
yang
ini.
sangat penting dalam membangun sikap
menghargai orang
Selain peran sentral yang dimainkan
lain, terutama bagi mereka yang berada
oleh guru dalam menanamkan sikap anti
dalam kelompok berbeda. Agar peran
diskriminasi, ada beberapa hal yang
guru berfungsi secara maksimal, maka
harus
diperlukan langkah-langkah berikut ini.
mendukung hal tersebut, agar menjadi
Pertama, guru harus memiliki wawasan
sekolah inklusif, pertama, adalah adanya
dan
undang-undang atau peraturan sekolah
siswa
agar selalu
pemahaman
pentingnya
sikap
yang baik
anti
tentang
yang
diskriminatif
dilakukan
oleh
menekankan
sekolah
dan
untuk
menyatakan
terhadap anak berkebutuhan khusus.
bahwa sekolah menerima siswa normal
Dengan wawasan dan pemahaman yang
dan siswa
cukup, maka guru dapat diharapkan
yang
sebagai motor penggerak utama yang
menjamin siswa yang normal maupun
akan
yang
membangun
kesadaran
siswa
yang memiliki kemampuan
berbeda,
dan
berkebutuhan
sekolah
khusus
juga
untuk
untuk tidak melakukan tindakan-tindakan
mendapatkan perlindungan dan layanan
yang diskriminatif. Kedua, guru sebagai
yang sama sesuai dengan kebutuhan
penggerak utama untuk kesadaran siswa
mereka. Hal paling
agar selalu menghindari
peraturan
sikap
yang
152
substansial adalah
tersebut adalah melarang
Model dan Strategi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus…
tindakan diskriminasi. Kedua, sekolah
pendamping jelas (shadow teacher) juga
harus
memiliki peranan yang penting dalam
menyediakan
kebutuhan
dan
kebutuhan-
proses pembelajaran di kelas.
pelayanan-pelayanan
Kebutuhan guru pendamping kelas
khusus bagi siswa berkebutuhan khusus.
Seperti
guru
harus
(shadow teacher) di sekolah inklusi sudah
mempunyai
keterampilan khusus untuk menangani
menjadi
siswa berkebutuhan khusus. Kemudian
ditawar lagi untuk prioritas terpenuhinya.
menyediakan fasilitas khusus, seperti
Hal ini sesuai dengan hasil kajian dari
tempat duduk
Ludlow (dalam Nur’aeni 2014) yang
khusus,
tempat
parkir
kebutuhan
khusus, jalan khusus dan fasilitas belajar
mengemukakan
dan sarana pendukung lainnya,
pedesaan
yang
telah
yang
tidak
bisa
bahwa
Sekolah
mengalami
masalah
dapat mendukung dan memperlancar
utama yang berhubungan dengan aspek
aktivitas belajar mereka. Ketiga, sekolah
persiapan dari SDM dalam pendidikan
sebaiknya menerapkan kurikulum yang
khusus: kurangnya program pelayanan
sesuai dengan kebutuhan siswa yang
khusus
normal
khusus.
mempersiapkan personil untuk program
Kurikulum ini substansinya tidak hanya
sekolah inklusi, SDM lebih tepat bila
menekankan bagaimana membuat para
dilatih
siswa mudah memahami mata pelajaran
dalam merekrut, mempertahankan dan
yang
juga
pelatihan ulang untuk guru pendamping
bertujuan bagaimana agar seluruh siswa,
(shadow teacher) dan terapis. Florian
dapat saling
(dalam
dan
berkebutuhan
diajarkan.
Akan
tetapi
memahami, menghormati,
yang
dan
dirancang
kesulitan
Nur’aeni
untuk
yang signifikan
2014)
juga
lain.
mengemukakan dalam artikelnya bahwa
Keempat, sekolah memberikan pelatihan
guru kelas sering melaporkan perasaan
kepada para guru maupun
tidak
dan
menghargai
satu
sama
para
staf
siap
untuk pendidikan
inklusif.
sekolah,
Artikel ini melaporkan beberapa pelajaran
tentang bagaimana cara bersikap dan
dari Proyek Praktek Inklusif, reformasi
cara menghadapi siswa difabel dan siswa
proyek
yang normal di sekolah secara santun
mengembangkan
dan manusiawi (Prastiyono, 2013: 117).
untuk
Selain guru kelas di dalam pelaksanaan
memasuki suatu profesi dimana mereka
pendidikan
bertanggung jawab terhadap belajar dan
atau
para
stakeholder
inklusi
di
keberadaan
guru
153
pendidikan
guru
yang
pendekatan
mempersiapkan
guru
telah
inovatif
untuk
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016
prestasi dari semua siswa di kelas inklusi.
khusus dengan anak-anak normal pada
Itu mengidentifikasi beberapa isu penting,
umumnya untuk belajar. Oleh sebab itu
yaitu menjelaskan bagaimana menangani
inti dari pendidikan inklusi adalah hak
siswa,
tantangan
azasi manusia atas pendidikan. Suatu
pengembangan profesional guru yang
konsekuensi logis dari hak ini adalah
muncul
semua
mempertimbangkan
dari
studi
proyek.
Pelajaran
anak
mempunyai
menerima
profesional guru dalam pembentukan
mendiskriminasikan dengan kecacatan,
pendekatan
etnis, agama, bahasa, jenis kelamin,
baru
untuk
tidak
pembahasan pendidikan inklusif. Guru
kemampuan
pendamping (shadow teacher) memiliki
hal yang menarik adalah tindakan yang
tugas
membantu anak/peserta
dilakukan oleh para orangtua dari anak-
didik untuk; 1) tetap fokus pada pelajaran,
anak berkebutuhan khusus ini dalam
2) berpartisipasi secara tepat di kelas, 3)
menyekolahkan
memberitahu
tidak
berkebutuhan khusus. Undang-Undang
memahami materi, 4) bersikap positif
tentang pendidikan di Indonesia memang
pada tugas-tugas baru dan control diri, 5)
jelas
berbagi
dengan
diskriminasi bagi seluruh rakyat Indonesia
anak-anak lain, 6) merespon dengan
untuk mengenyam pendidikan, namun
tepat
pada
yaitu
guru
jika
kepentingan
terhadap
anak
khusus
teman-teman
dalam
dan
yang
untuk
penting berfokus pada pengembangan
kurikuler
pendidikan
hak
lain-lain. Salah satu
anak-anaknya
mengamanatkan
kenyataannya
tidak
tidak
adanya
semudah
situasi sosial, 7) memperoleh informasi
membalikkan
dan ketrampilan baru, 8) meningkatkan
orangtua
sosialisasi dengan teman sebaya, 9)
khusus harus bekerja dan berusaha
mandiri dalam kegiatan kelas. Shadow
ekstra untuk dapat menyekolahkan anak-
teacher hendaknya dapat berkolaborasi
anaknya. Mendapatkan pendidikan formal
dengan orang tua, guru, staf sekolah dan
bukanlah hal yang mudah, karena tidak
profesional
semua sekolah dapat menerima siswa
lain dalam mendampingi
masing-masing
anak
dengan
berkebutuhan
dengan
kebutuhan
tangan.
Para
anak berkebutuhan
khusus.
Disinilah
terjadi kesenjangan antara das solen dan
khusus.
das sein dalam hal pendidikan untuk
Pendidikan inklusi adalah bentuk
penyelenggaraan
menyatukan
telapak
yang
pendidikan
anak-anak
anak-anak
yang
berkebutuhan
khusus.
Semakin banyaknya keberadaan sekolah
berkebutuhan
154
Model dan Strategi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus…
inklusi akan sangat membantu para
pembelajaran inklusi yang dilakukan guru
orang
anak
SD N 1 Tanjung yaitu model klasikal
hal
dimana siswa normal digabung dengan
tua
yang
berkebutuhan
memiliki
khusus
dalam
pendidikan. Meski masih terbatas namun
siswa
keberadaan sekolah inklusif pada
Kota
menerima
Purwokerto menunjukan bahwa saat ini,
individual
masyarakat mulai terbuka dan dapat
bimbingan individual dan jam belajar
menerima
tambahan;
perbedaan
yang
ada
berkebutuhan
khusus
dalam
serta
model
pelajaran
yaitu
2)
dengan
memberikan
strategi
guru
disekitarnya. Hal ini juga menunjukan
pembelajaran
bahwa orang tua dari anak berkebutuhan
mengatur
khusus mulai memilih menyekolahkan
menggunakan metode yang menjadikan
anak-anaknya pada sekolah formal yang
siswa aktif di kelas. Guru juga melakukan
umum daripada sekolah luar biasa atau
semacam games/permaianan dan juga
sekolah khusus untuk anak berkebutuhan
menyanyi agar siswa tidak merasa jenuh;
khusus sperti yang terjadi di SDN 1
dan 3) kendala SD N 1 Tanjung dalam
Tanjung. Memang bukan hal yang mudah
pelaksanaan sekolah inklusi diantaranya
dalam menciptakan dan melaksanakan
kurangnya tenaga pengajar/guru yang
pendidikan inklusi di Indonesia akan
memiliki
tetapi segala kendala yang dialami di
psikologi atau dari PLB serta masih
lapangan
hendaknya
terbatasnya
perhatian
seluruh
terutama
aspek
pemerintah
memperhatikan
inklusi.
bisa
Karena
menjadi
program
pada
diantaranya
posisi tempat duduk serta
latar
belakang
sarana
pendidikan
prasarana
yang
dimiliki.
masyarakat
agar
inklusi
dalam
Beberapa
lebih
saran
yang
dapat
pendidikan
disampaikan yakni, 1) bagi sekolah agar
hakekatnya
dapat
mempertahankan
pendidikan bukan milik mereka yang
meningkatkan
mampu namun pendidikan adalah hak
inklusi
asasi setiap manusia di dunia.
terwujudnya pendidikan yang merata, 2)
yang
pelaksanaan
dan
sudah
berjalan
sekolah
demi
bagi orang tua yang memiliki siswa
berkebutuhan
Simpulan dan Saran
khusus
agar
lebih
yang
memperhatikan perkembangan anak baik
telah dilakukan, maka beberapa simpulan
akademik maupun non akademik, serta
dalam penelitian ini adalah 1) model
3)
Berdasarkan
pembahasan
155
bagi
pemerintah
agar
lebih
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016
memperhatikan
inklusi.
Karena
program
pada
11, No. 1, Hal. 117 – 128.
Pascasarjana – Untag Surabaya.
pendidikan
hakekatnya
Sunaryo. 2009. Manajemen Pendidikan
Inklusif (Konsep, Kebijakan, dan
Implementasinya dalam Perspektif
Pendidikan Luar Biasa). Makalah.
Bandung: UPI.
pendidikan bukan milik mereka yang
mampu namun pendidikan adalah hak
asasi setiap manusia di dunia.
Daftar Pustaka
Anjaryati, Fibriana. 2011. Pendidikan
Inklusi
Dalam
Pembelajaran
Beyondcenters And Circle Times
(Bcct) Di Paud InklusiAhsanu
Amala
Yogyakarta.
Tesis
.
Yogyakarta: UIN Kalijaga.
Asriningtyas, Rosmalina. 2015. Sikap
Guru
Terhadap
Pelaksanaan
Pendidikan Inklusif di SD Inklusif
Se-Kabupaten Purbalingga Skripsi.
UNY.
Nugroho, A. 2016. Pendidikan special
untuk yang spesial. Prosiding
Seminar Nasional Menjadi Guru
Inspirator
“Kenali
Dan
Kembangkan
Kemampuan
Intelegensi Generasi Emas Untuk
Indonesia
Emas.
Purwokerto:
UMP.
Nur’aeni, dkk. 2014. Model Program
Pembelajaran Individual
Untuk
Peserta Didik Dengan Kesulitan
Belajar Melalui Pelatihan Terapi
Gerak Bagi Shadow Teacher di SD
Inklusi. Prosiding SnaPP 2014
Sosial,
Ekonomi,
dan
Humaniora.ISSN
20893590/EISSN 2303-2472
Prastiyono.
2013.
Implementasi
Kebijakan
Pendidikan
Inklusif
(Studi di
Sekolah Galuh
Handayani Surabaya). DIA, Jurnal
Administrasi Publik Juni 2013, Vol.
156
Download