bias pembagi tegangan sebenarnya adalah rangkaian bias emiter

advertisement
ELEKTRONIKA
Bab 7. Pembiasan Transistor
DR. JUSAK
Bias Pembagi Tegangan
Bias pembagi tegangan, atau VoltageDivider Bias (DVB) ditunjukkan dalam
Gambar di samping.
Seperti terlihat, rangkaian basis
memiliki pembagi tegangan melalui
hambatan 𝑅1 dan 𝑅2 .
Vcc
R1
RC
R2
RE
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
2
Bias Pembagi Tegangan
Pada desain rangkaian bias pembagi tegangan yang baik, arus basis
lebih kecil daripada arus yang melalui pembagi tegangan.
Karena arus basis sangat kecil dan bisa diabaikan, maka koneksi
antara pembagi tegangan dan basis dapat dianggap sebagai
rangkaian terbuka. Tegangan keluaran pembagi tegangan
didefinisikan oleh:
𝑉𝐡𝐡
𝑅2
=
𝑉𝑐𝑐
𝑅1 + 𝑅2
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
3
Bias Pembagi Tegangan
Vcc
Gambar di samping adalah rangkaian ekivalen dari
rangkaian bias pembagi tegangan.
Seperti terlihat, bias pembagi tegangan sebenarnya
adalah rangkaian bias emiter yang tersamar.
Karena itu rangkaian bias pembagi tegangan
menjaga arus emiter pada posisi tetap, dan karena
itu titik Q tidak mudah bergeser dan tidak
tergantung pada arus basis (seperti kita pelajari pada
rangkaian bias emiter pada Bab sebelumnya).
RC
VBB
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
RE
4
Bias Pembagi Tegangan
Setelah nilai dari 𝑉𝐡𝐡 didapatkan, maka rumus-rumus lain terkait
dengan rangkaian bias pembagi tegangan dapat diturunkan sebagai
berikut:
𝑉𝐸 = 𝑉𝐡𝐡 − 𝑉𝐡𝐸
𝐼𝐸 =
𝑉𝐸
𝑅𝐸
𝐼𝐢 ≈ 𝐼𝐸
𝑉𝐢 = 𝑉𝐢𝐢 − 𝐼𝐢 𝑅𝐢
𝑉𝐢𝐸 = 𝑉𝐢 − 𝑉𝐸
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
5
Contoh Kasus
Pada rangkaian di samping ini, tentukan
nilai 𝐼𝐢 dan 𝑉𝐢𝐸 (titik Q) dari rangkaian
tersebut.
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
6
Contoh Kasus
𝑉𝐡𝐡 =
2,2𝐾
10𝑉
10𝐾+2,2
= 1,8V
𝑉𝐸 = 1,8𝑉 − 0,7𝑉 = 1,1𝑉
𝐼𝐸 =
1,1𝑉
1𝐾Ω
= 1,1π‘šπ΄
𝐼𝐢 ≈ 𝟏, πŸπ’Žπ‘¨
𝑉𝐢 = 10𝑉 − 1,1π‘šπ΄ 3,6𝐾٠= 6,04𝑉
𝑉𝐢𝐸 = 6,04𝑉 − 1,1𝑉 = πŸ’, πŸ—πŸ’π‘½
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
7
Contoh 1.
Tentukan nilai 𝐼𝐢 dan 𝑉𝐢𝐸 (titik Q) dari rangkaian di atas dengan
mengubah nilai tegangan 𝑉𝐢𝐢 menjadi 15V.
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
8
Analisis Akurat untuk Rangkaian
Bias Pembagi Tegangan
Desain rangkaian bias pembagi tegangan yang baik harus
memiliki kriteria berikut: pembagi tegangan terlihat kaku
terhadap tahanan input dari basis.
Pembagi tegangan dikatakan kaku apabila memenuhi
kriteria berikut:
RC
R1||R2
VCC
𝑅1 ||𝑅2 < 0,01𝛽𝐷𝐢 𝑅𝐸
VBB
RE
Untuk menghasilkan rangkaian yang sangat stabil, rangkaian
pembagi tegangan harus memenuhi syarat di atas.
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
9
Analisis Akurat untuk Rangkaian
Bias Pembagi Tegangan
Dengan menggunakan rangkaian pembagi tegangan kaku, nilai arus
emiter 𝐼𝐸 dapat dihitung dengan rumusan:
𝑉𝐡𝐡 − 𝑉𝐡𝐸
𝐼𝐸 =
𝑅𝐸 + 𝑅1 ||𝑅2 /𝛽𝑑𝑐
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
10
Contoh 2
Perhatikan rangkaian di samping:
a. Apakah rangkaian tersebut merupakan
rangkaian pembagi tegangan kaku?
b. Tentukan nilai akurat dari arus emiter.
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
11
Garis Beban dan Titik Q
+10V
R1
10k
RC
3.6k
2N3904
R2
2.2k
RE
1k
Rangkaian bias pembagi tegangan di samping
membuat tegangan emiter tetap pada nilai
1,1V. Titik Q yang dihitung paad bagian
sebelumnya memberikan nilai arus kolektor
1,1mA dan tegangan kolektor emiter 4,94V.
Garis beban dan Titik Q digambarkan pada slide
berikut ini. Pada rangkaian tersebut titik Q
tidak bergeser terhadap perubahan penguatan
arus, 𝛽𝑑𝑐 . Satu-satunya cara untuk menggeser
titik Q adalah dengan mengubah-ubah nilai 𝑅𝐸 .
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
12
Garis Beban dan Titik Q
IC
mA
2,78
QH
Q
1,1
QL
4,94V
10V
VCE
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
13
Contoh 3.
1. Tentukan titik Q pada rangkaian di atas apabila nilai 𝑅𝐸 adalah
2,2𝐾Ω. (Berasosiasi dengan titik 𝑄𝐿 pada gambar garis beban)
2. Tentukan titik Q pada rangkaian di atas apabila nilai 𝑅𝐸 adalah
510Ω. (Berasosiasi dengan titik 𝑄𝐻 pada gambar garis beban)
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
14
Bias Emiter dengan Dua Catu Daya
Gambar di samping merupakan rangkaian bias
emiter dengan dua catu daya. Yang mana catu
negatif membias maju dioda emiter, sedangkan
catu daya positif membias balik diode kolektor.
Dengan menggunakan desain rangkaian
semacam ini, arus basis akan sangat kecil sekali,
mendekati 0V sehingga dapat diabaikan.
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
15
Bias Emiter dengan Dua Catu Daya
Perhatikan rangkain di samping. Tegangan pada
dioda emiter adalah -0,7V, hal ini terjadi karena
tegangan pada dioda basis adalah 0V. Sehingga
adanya penurunan tegangan dari basis ke emiter
sebesar 0,7V menyebab tegangan pada emiter
menjadi 0V-0,7V=-0,7V.
Sehingga tegangan pada tahanan emiter adalah:
𝑉𝑅𝐸 = −0,7𝑉 − −2𝑉 = 1,3𝑉
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
16
Bias Emiter dengan Dua Catu Daya
Mengacu pada gambar di slide sebelumnya,
𝐼𝐸 =
𝑉𝐸
𝑅𝐸
=
1,3𝑉
1π‘˜Ω
= 1,3π‘šπ΄
𝑉𝐢 = 10𝑉 − 1,3π‘šπ΄ 3,6π‘˜Ω = 5,32𝑉
𝑉𝐢𝐸 = 5,32𝑉 − −0,7 = 6,02𝑉
Untuk menghasilkan nilai 𝑉𝐡𝐸 ≈ 0, maka diperlakukan aturan yang
sama seperti pada transistor bias pembagi tegangan, yaitu:
𝑅𝐡 < 100𝛽𝑑𝑐 𝑅𝐸
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
17
Contoh 4
Pada rangkaian di bawah, tentukan nilai tegangan kolektor pada
masing-masing stage dari rangkaian!
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
18
Bias Umpan Balik Emiter
Rangkaian bias basis merupakan rangkaian terburuk
jika digunakan untuk membuat titik Q yang tetap. Hal
ini terjadi, karena arus kolektor akan berubah apabila
penguatan arus berubah.
+VCC
RB
RC
Sekarang kita bicarakan rangkaian bias umpan balik
emiter. Tujuannya adalah untuk menstabilkan titik Q.
Rangkaian bias umpan balik emiter ditunjukkan oleh
gambar di samping.
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
RE
19
Bias Umpan Balik Emiter
+VCC
Ide dasar dari rangkaian di atas adalah :
Jika 𝐼𝐢 bertambah, maka 𝑉𝐸 juga bertambah, akibatnya 𝑉𝐡
juga bertambah. 𝑉𝐡 yang lebih besar akan mengurangi
tegangan pada 𝑅𝐡. Ini mengakibatkan 𝐼𝐡 berkurang, yang
berlawanan dengan kenaikan 𝐼𝐢 . Disebut umpan balik
karena perubahan tegangan pada emiter, diumpan
balikkan ke rangkaian basis.
RB
RC
RE
Rangkaian umpan balik emiter tidak pernah popular
karena pergeseran titik masih terlalu besar untuk aplikasi
produksi masal.
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
20
Bias Umpan Balik Emiter
Berikut ini adalah beberapa rumusan untuk analisis rangkaian bias
umpan balik emiter:
𝐼𝐸 =
𝑉𝐢𝐢 −𝑉𝐡𝐸
𝑅
𝑅𝐸 + 𝐡 𝛽
𝑑𝑐
𝑉𝐸 = 𝐼𝐸 𝑅𝐸
𝑉𝐡 = 𝑉𝐸 + 0,7𝑉
𝑉𝐢 = 𝑉𝐢𝐢 − 𝐼𝐢 𝑅𝐢
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
21
Bias Umpan Balik Emiter
Tujuan dari rangkaian bias umpan balik emiter ini adalah untuk
membanjiri 𝛽𝑑𝑐 , yaitu 𝑅𝐸 harus bernilai lebih besar daripada 𝑅𝐡
Jika hal ini dipenuhi maka 𝐼𝐸 menjadi tidak sensitif terhadap
perubahan pada 𝛽𝑑𝑐 .
𝛽𝑑𝑐 .
Tetapi pada rangkaian praktis kita tidak dapat merancang rangkaian
dengan 𝑅𝐸 yang cukup besar untuk membanjiri efek 𝛽𝑑𝑐 tanpa
memotong (cutting off) transistor.
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
22
Bias Umpan Balik Emiter
IC
+15V
mA
RB
430k
RC
14,9
910
9,33
3,25
 dc ο€½ 300
 dc ο€½ 100
RE
100
15V
VCE
Terlihat bahwa variasi 3:1 dari penguatan arus, membawa perubahan
besar pada arus kolektor.
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
23
Bias Umpan Balik Kolektor
Perhatikan gambar rangkaian bias umpan balik kolektor di
samping.
Bias umpan balik kolektor bertujuan untuk menstabilkan
titik Q. Idenya adalah memberi umpan balik tegangan ke
basis untuk menetralkan setiap perubahan pada arus
kolektor.
Misalkan terjadi penambahan terhadap arus kolektor, yang
berarti pengurangan terhadap tegangan kolektor.
Pengurangan tegangan kolektor ini berakibat penurunan
arus basis yang menyebabkan penurunan terhadap arus
kolektor.
+VCC
RC
RB
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
24
Bias Umpan Balik Kolektor
Berikut ini adalah beberapa rumusan untuk analisis
rangkaian bias umpan balik emiter:
𝐼𝐸 =
+VCC
𝑉𝐢𝐢 −𝑉𝐡𝐸
𝑅𝐢
𝑅
+ 𝐡
RC
𝛽𝑑𝑐
RB
𝑉𝐡 = 0,7𝑉
𝑉𝐢 = 𝑉𝐢𝐢 − 𝐼𝐢 𝑅𝐢
Titik Q biasanya ditetapkan di dekat titik tengah garis
beban dengan menggunakan resistansi basis:
𝑅𝐡 = 𝛽𝑑𝑐 𝑅𝐢
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
25
Bias Umpan Balik Kolektor
+VCC
IC
mA
RC
RB
200k
1k
15
8,58
4,77
 dc ο€½ 300
 dc ο€½ 100
15V
VCE
Terlihat pada gambar di atas, perubahan penguatan arus 3:1 membawa sedikit
perubahan pada titik Q dibanding dengan rangkaian bias umpan balik emiter.
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
26
Bias Umpan Balik Kolektor dan Emiter
Penggabungan rangkaian bias umpanbalik kolektor dan
emiter merupakan langkah awal menuju bias yang lebih
stabil bagi rangkaian transistor.
Dari rangkaian ini hasilnya hanya sedikit yang lebih baik.
Penggabungan rangkaian ini memang menolong, tetapi
tidak cukup bagi kinerja yang diperlukan untuk produksi
masal.
+VCC
RC
RB
RE
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
27
Bias Umpan Balik Kolektor dan Emiter
Berikut ini adalah beberapa rumusan untuk analisis
rangkaian bias umpan balik emiter:
𝐼𝐸 =
+VCC
RC
𝑉𝐢𝐢 −𝑉𝐡𝐸
𝑅
𝑅𝐢 +𝑅𝐸 + 𝐡 𝛽
𝑑𝑐
RB
𝑉𝐸 = 𝐼𝐸 𝑅𝐸
𝑉𝐡 = 𝑉𝐸 + 0,7𝑉
𝑉𝐢 = 𝑉𝐢𝐢 − 𝐼𝐢 𝑅𝐢
RE
ELEKTRONIKA – STMIK STIKOM SURABAYA
28
Download