BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.1.1 Mendeskripsikan secara megaskopis fosil filum Arthropoda. 1.1.2 Mengetahui berbagai jenis fosil Arthropoda. 1.1.3 Mengetahui bagian tubuh serta fungsinya fosil filum Arthropoda. 1.1.4 Mengetahui lingkungan hidup dan penentuan umur fosil Arthropoda. 1.2 Tujuan 1.2.1 Dapat mendeskripsikan secara megaskopis fosil filum Arthropoda. 1.2.2 Dapat mengetahui berbagai jenis fosil Arthropoda. 1.2.3 Dapat mengetahui bagian tubuh serta fungsinya fosil filum Arthropoda. 1.2.4 Dapat mengetahui lingkungan hidup dan penentuan umur fosil Arthropoda. 1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1.3.1 Waktu pelaksanaan praktikum Rabu, 07 November 2012 1.3.2 Tempat pelaksanaan praktikum Ruang GS 201 Lt.2 Gedung Pertamina Sukowati Teknik Geologi. 1 BAB II DASAR TEORI Arthropoda berasal dari bahasa yunani, asal katanya adalah “arthron” yang artinya ruas atau buku-buku dan “podos” yang berarti kaki. Sehingga secara terminology Arthropoda berarti hewan yang tidak bertulang belakang yang mempunyai kaki yang berbuku-buku. Arthropoda adalah Phylum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba,udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di : -. laut -. air tawar -. darat -. lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit Keberadaan dari anggota phylum Arthropoda di mulai sejak Jaman pre Cambrian (contoh : Trilobite) dan sebagian dari anggota phylum ini masih ada hingga masa kini. -. Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen) -. Bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar dari kitin -. Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang beradap- tasi untuk mengunyah dan mengisap. Anus terdapat di bagian ujung tubuh. -. Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal (punggung) rongga tubuh -. Sistempernafasan: Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang 2 hidup di darat bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan trakea -. Sistem saraf berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera -. Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang berfungsi sebagai alat peraba, mata tunggal (ocellus) dan mata majemuk (facet), organ pendengaran (pada insecta) dan statocyst (alat keseimbangan) pada Curstacea -. Alat eksresi berupa coxal atau kelenjar hijau, saluran Malpighi -. Alat reproduksi, biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di dalam tubuh) Gambar 2.1 Perubahan & Perkembangan Kehidupan Arthropoda mencakup semua golongan binatangyang bercirikan kakinya beruas-ruas. Dan mulai muncul sejak jaman Cambrian dan masih banyak anggotanya yang hidup sampai saat sekarang dan jumlah spesies ada filum anthropoda ini sangat besar. Kelompok ini menyseuaikan diri di bermacam lingkungan, dan sebagian dari kelompok ini tersusun oleh zat khitinan, dan sebagian lagi tersusun oleh karbonatan. Walaupun jumlahnya yang banyak tapi yang terawetkan dalam bentuk fosil sangat sedikit hal ini dikarenakan tubuh dari anthropoda ini mudah mengalami kehancuran dan sangat sulit terawetkan. 3 Gambar 2.2 Tabel Rekaman Kehidupan Arthropoda dalam Kurun Waktu Geologi Klasifikasi phylum Arthropoda didasarkan pada : a. sistem segmentasi (nature of body segmentation) b. struktur dan jumlah anggota badan (structure and number of appendages) c. bentuk asli dan posisi dari proses pernafasan (nature and position of respiratory process). Beberapa contoh Klas Arthropoda yang sangat umum dijumpai : a. Klas Arachnida ; termasuk laba-laba (spiders), kalajengking (scorpians), serta kutu. Mereka memiliki 6 pasang kaki untuk berjalan b. Klas Crustacea ; termasuk lobster, shrimp, crabs, barnacles, and daphnia. Mereka memiliki 2 bagian antena dan biasanya memiliki 5 pasang kaki untuk berjalan c. Klas Chilopoda ; merupakan jenis kelabang & memiilki satu kaki dalam tiap segmen tubuhnya, bergerak cepat dan bersifat karnivora 4 d. Klas Diplopoda ; merupakan jenis dari kelabang kecil dan umumnya memiliki dua kaki tiap segmen tubuhnya. Mereka bergerak lambat, namun beberapa spesiesnya dapat mempunyai bentuk tubuh yang besar e. Klas Insecta ; termasuk kupu-kupu, belalang, serangga, semut, dan lainnya. 1. Klas Arachnida Termasuk dalam klas ini adalah Laba-laba, Kalajengking, kutu dll. Tubuhnya memiliki 6 pasang kaki, hingga kini dikenal hingga 65.000 spesies yang ada di dunia Ciri-ciri : - Tubuh terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan perut yang dapat dibedakan dengan jelas, kecuali Acarina. Pada bagian kepala-dada tidak terdapat antena, tetapi mempunyai beberapa pasang mata tunggal, mulut, kelisera dan pedipalpus. - Mempunyai 4 pasang kaki pada kepala-dada. - Alat ekskresi dilengkapi dengan saluran malphigi dan kelenjar coxal. - Alat pernafasan berupa trakea, paru-paru buku atau insang buku. - Alat kelamin jantan dan betina terpisah, lubang kelamin terbuka pada bagian anterior abdomen, pembuahan internal (di dalam). - Sistem saraf tangga tali dengan ganglion dorsal (otak) dan tali saraf ventral dengan pasangan-pasangan ganglia. - Alat mulut dan alat pencernaan makanan terutama disesuaikan untuk mengisap serta memiliki kelenjar racun. - Habitat (tempat hidup) di darat, pada umumnya tetapi ada pula sebagai parasit. a. Scorpionida Contohnya: Kalajengking (Vejovis sp, Hadrurus sp, Centrurus sp), Ketonggeng (Buthus) Hewan ini memiliki perut beruas-ruas dan ruas terakhir berubah menjadi alat pembela diri. 5 b. Arachnoida Contohnya adalah segala macam laba-laba, antara lain : Laba-laba jaring kubah (terdapat di Bostwana, Afrika Selatan) Gambar 2.3 Beberapa contoh hewan Arachnida c. Aracina contohnya: Caplak kudis (Sacroptes scabiei), Caplak unggas (Dermanyssus), Caplak sapi (Boophilus annulatus), Tungau (Dermacentor sp.) Ciri khas yang terdapat pada tubuh hewan ini adalah tubuh tidak berbuku- buku, umumnya parasit pada burung dan mamalia termasuk manusia. Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga terutama serangga hama. Akan tetapi hewan ini juga banyak hewan ini juga banyak merugikan manusia terutama hewan Acarina misalnya: a. Caplak menyebabkan gatal atau kudis pada manusia b. Psoroptes equi menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci, kuda. c. Ododectes cynotis (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan kucing. 2. Klas Crustacea Crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum. Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip. Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya. 6 Termasuk lobster, shrimp, crabs, barnacles, and daphnia. Mereka memiliki 2 bagian antena dan biasanya memiliki 5 pasang kaki untuk berjalan. Hingga kini terdapat sekitar 44.000 jenis yang tersebar di dunia Ciri-ciri : – Tubuh terdiri dari dua bagian utama – Terdapat dua pasang antena di bagian kepala – Memiliki 5 pasang kaki atau lebih – Hidup pada daerah aquatik, sedikit pada daerah terestrial 3. Klas Chilopoda Merupakan jenis kelabang & memiilki satu kaki dalam tiap segmen tubuhnya, bergerak cepat dan bersifat karnivora. Hingga kini terdapat sekitar 2.800 jenis spesies yang tersebar di dunia. Hewan jenis ini ada sejak jaman sulur. Ciri-ciri : – Bagian kepala yang indah/baik – Sepasang kaki pertama telah bermodifikasi untuk meracuni mangsa – Memipih dari bagian atas/kepala hingga bagian bawah/buntut – Memiliki sepasang antena di bagian kepala 4. Klas Diplopoda Merupakan jenis dari kelabang kecil dan umumnya memiliki dua pasang kaki tiap segmen tubuhnya. Mereka bergerak lambat, namun beberapa spesiesnya dapat mempunyai bentuk tubuh yang besar. Hingga kini terdapat sekitar 10.000 jenis spesies yang tersebar di dunia Ciri-ciri : – Memiliki dua pasang kaki pada tiap segmen tubuhnya, namun 4 segmen pertama hanya memiliki sepasang kaki – Memilki sepasang antena – Well-defined head – Umumnya berbentuk cylindrical 7 5. Klas Insecta Termasuk didalamnya adalah kupu-kupu, belalang, serangga, semut dan memiliki spesies yang paling banyak tersebar di dunia hingga mencapai 1 juta spesies Ciri-ciri : – Memiliki 3 bagian tubuh, yaitu : head, thorax, abdomen – Enam kaki pada bagian thorax (terdapat 3 segmen) – Masa dewasa pertumbuhan memiliki satu/dua pasang pasang pada bagian thorax (beberapa jenis tidak ada) – Memilki 2 antena – Mata yang bersifat lateral Dari sekian banyak anggota filum Anthropoda, hanya ada tiga klas yang cukup banyak terawetkan dalam bentuk fosil, yaitu Trilobita, Ostrakoda, dan Balanus. 1. Klas Trilobita Nama Trilobita berasal dari kenampakan binatang tersebut yang sangat khas yang terdiri dari tiga bagian (three lobes), yaitu cephalon (kepala), thorax (dada atau perut) dan Pygadium (ekor). Selain itu, bila diamati ke arah samping tubuh trilobita juga terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian tengah (central / axial lobe) dan bagian pinggir (lateral lobes). di kedua sisi kanan dan kirinya. Gambar 2.4 Gambar Fosil Trilobita Fosil trilobita banyak ditemukan bersama dengan koral, crinoid, brachiopoda, dan chepalopoda sehingga diperkirakan mereka hidup di laut 8 dangkal. Pertumbuhan trilobita dilakukan dengan cara molting dan sering meninggalkan jejak fosil seperti burrow dan trail. Gambar 2.5 Gambar Proses Pemfosilan Trilobita Trilobita merupakan binatang yang termasuk ke dalam Subphylum Trilobitomorpa, kelas trilobite. Kelompok ini mencakup binatang laut yang muncul pada awal tahun Canbrian, dan berkembang pesat pada zaman itu dan Ordovician, dan mulai merusut pada zaman Siur dan akhirnya punah pada zaman Perm. Gambar 2.6 Gambar Trilobita Zaman Kambrium 9 2. Klas Ostrakoda Otracoda adalah kelas dari Crustacea, kadang-kadang dikenal sebagai benih udang karena penampilan mereka. Beberapa 65.000 spesies telah diidentifikasi, dikelompokkan menjadi beberapa perintah. Grup ini mungkin tidak monophyletic . Ostracod dikelompokkan ke dalam Kelas didasarkan pada morfologi kotor. Mereka filogeni molekuler tetap ambigu. Ostracoda crustasea kecil, biasanya sekitar 1 milimeter (0,04 inci) dalam ukuran, tetapi bervariasi antara 0,2-30 milimeter (0,0079-1,2 in). Tubuh mereka diratakan dari sisi ke sisi dan dilindungi oleh kerang-seperti, chitinous atau Calcareous katup atau "shell". Engsel dari dua katup adalah pada bagian atas (dorsal) wilayah tubuh. Ekologis, laut ostracods dapat menjadi bagian dari zooplankton atau (paling sering) mereka adalah bagian dari bentos, hidup pada atau di dalam lapisan atas lantai laut. Banyak ostracods, terutama Podocopida, juga ditemukan di air tawar dan terestrial spesies Mesocypris dikenal dari hutan lembab tanah dari Afrika Selatan, Australia, Selandia Baru dan Tasmania. Mereka memiliki berbagai macam diet, dan kelompok termasuk karnivora, herbivora, pemulung, dan menyaring pengumpan. Gambar 2.7 Gambar Ostrakoda Ostrakoda merupakan binatang air (aquatic animal) yang berukuran kecil dengan ukuran mikroskopik antara cangkang berkisar antara 0,5 – 4 mm, cangkang (carapace) Ostrakoda terdiri dari dua bagian yang tersusun oleh khitin dan kalsium karbonat yang bertaut pada bagian dorsalnya. Cangkang ini membungkus tubuh yang beruas-ruas yang memiliki tujuh pasang appendages. 10 Pada dinding cangkang terdapat hiasan yang pola dan bentuknya sangat penting untuk identifikasi spesies Ostrakoda. Ostrakoda muncul pada awal Jaman Ordovician, berkembang pesat pada Jaman Kapur dan Jaman Tersier namun hingga saat ini masih umum dijumpai baik di laut dengan air payau maupun di air tawar. Hidup di dasar perairan dan mampu bergerak (vagile) ke daerah sekitarnya dengan jalan merayap maupun berenang. Fosil Ostrakoda merupakan saran korelasi stratigrafi yang sangat penting. Karena ukurannya yang kecil, maka mereka mudah dijumpai pada contoh-contoh yang berasal dari lubang bor. Untuk batuan yang berumur Paleozoik dimana mikrofosil lain belum ditemukan maka peranan Ostrakoda sebagai sarana biostratigrafi sangat besar. Gambar 2.8 Gambar Fosil Ostrakoda Ostracods laki-laki memiliki dua alat kelamin, , sperma individu sering besar, dan bergelung di dalam testis sebelum perkawinan, dalam beberapa kasus, dapat uncoiled sperma hingga enam kali panjang ostracoa laki-laki itu sendiri. Perkawinan biasanya terjadi selama dipenuhi, dengan sejumlah besar perempuan berenang bergabung dengan laki-laki. Beberapa spesies yang sebagian atau seluruhnya partenogenesis. Dalam kebanyakan ostracoda, telur yang baik diletakkan langsung ke dalam air sebagai plankton, atau melekat pada vegetasi atau substratum. Namun, dalam beberapa spesies, telur merenung di dalam selongsong, memberi mereka tingkat perlindungan yang lebih besar. Telur menetas menjadi larva nauplius, yang sudah memiliki cangkang keras. 11 3. Klas Crustacea - sub klas Cirripedia Crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum. Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip. Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya. Cirripedia berasal dari kata cirrus (latin) yang berarti tanduk dan pedis yang berarti kaki. Fungsi kaki pada klas ini sebagai alat untuk menangkap atau memasukkan makann dan sekaligus sebagai lempengan test. Contoh yang akan di bahas adalah genus Balanus. Habitat hidupnya hanya di laut dangkal (zona litoral) dan sering dijumpai berasosiasi dengan phyllum moluska. Hal ini berhubungan dengan cara ia beradaptasi untuk mendapatkan makanan.Seperti halnya dengan Ostrakoda, balanus merupakan anggota dari Subphylum Crustacea. Binatang ini hidup di laut yang dalam fase dewasanya membentuk suatu camgkang yang berbeda debgan cangkang udang, tetapi cangkang berbentuk seperti tajuk bunga yang tersusun oleh material karbonat. Binatang ini saat dewasa hidupnya tertambat kuat pada batuan yang keras atau di tempat yang lain yang keras. Pada saat ini Balanus banyak dijumpai pada tepi laut pada zona laut litoral (zona pasang surut), menempel pada dermag atau kapal. Balanus dapat dikategorikan sebagai klas Crutacea karena proses pertumbuhannya yang mirip seperti anggota Crustacea yang lainnya. Dengan tingkatan pertumbuhan, setelah menetas dari telur larvanya (yang disebut sebagai cypris) menjalani kehidupan bebas (pelagic neanic) bergerak dengan jalan berenang. 12 Gambar 2.9 Gambar Perkembangan Balanus Dalam fase perkembangan, Balanus mengalami pergantian kulit (molting) selama tiga kali, dan baru terjadi perubahan dimana lava tersebut membentuk suatu cangkang yang setangkup dan mencari temapat pertambatan. Pertambatan ini terjadi pada bagian kepala selanjutnya cangkang setangkup dilepas dan digantikan oleh lempeng - lempeng yang dilekatkan secara kuat ke batuan atau tempat penambat yang lain, dan lempengan samping yang bersifat tetap dan kaku tak bisa bergerak. Lempengan ini berfungsi sebagai pelindung binatang tersebut dalam posisinya yang tertambat. Dan dalam lempengan yang kaku terdapat suatu lempengan yang dapat di gerakkan oleh jaringan otot yang digunakan untuk melindungi tubuh. Balanus mendapatkan makanannya dari aliran air yang di atur oleh juluran-juluran tubuhnya (appendages) sehingga memasuki mulut dan kemudin dicernakan oleh sistem pencernaannya. Oleh karena sifatnya yang tertambat (sessile benthonic), maka agar pasokan makanan dapat diperoleh dengan cukup, mereka biasanya tertambat pada tempat yang memiliki arus relatif kuat (zona pasang surut). Saat terjadi air pasang, lempengan yang bisa bergerak dibuka, dan aliran yang membawa pasokan makanannya diatur agar masuk ke mulutnya.sedangkan pada saat surut lempenga tersebut ditutup secara rapat dengan menyimpan air laut yang terperangkap di dalam tubuhnya dengan tujuan agar tubuh tudak menjadi kering. Setetlah air pasang lempenga tersebut dibuka lagi. 13 Peranan Fosil Arthropoda Fosil dari Phylum Arthropoda ini sangat khas hidup pada zaman dan lingkungan tertentu, sehingga kehadirannya dalam batuan sangat membantu untuk penentuan umur dan lingkungan pengendapan Sebagai contoh : Fosil Trilobita, yang merupakan hewan penciri dari zamanKambrium Gambar 2.10 Gambar Fosil Phylum Anthropoda 14 BAB III HASIL DESKRIPSI 3.1 Deskripsi Fosil dengan Nomor Peraga AR-001 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRAKTIKUM MAKROPALEONTOLOGI ACARA : ARTHROPODA FAKULTAS TEKNIK NO.PERAGA : AR-001 UNIVERSITAS DIPONEGORO NAMA PRAKTIKAN NIM GEL. NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA Ryando Perdana 21100111130046 I Ceraurus aculeatus HARI/TGL JAM ASISTEN ACARA Rabu / 07 Nov 2012 19.10 Ahmad Aji JENIS PERAGA YANG DIAMATI BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN2 PHYLUM ARTHROPODA KELAS TRILOBITA ORDO PHACOPIDA FAMILY CHEIRURIDAE Tampak Dorsal Glabella Facial Suture Genal spine Pleural furrow Pleural lobe Pleuron Axial lobe Axial lobe Marginal spine Gambar 3.1 Fosil Nomor Peraga AR-001 DESKRIPSI Fosil ini memiliki ruas-ruas yang banyak sejumlah 14.Pada bagian ruas atas dan ruas bawah berbentuk panjang dan tajam disebut dengan genal spine dan marginal spine.Genal spine umumnya digunakan untuk perlindungan diri.Sehingga diidentifikasi bahwasanya semakin besar genal spine maka predatonya pun makin banyak,dan marginal spinenya panjang pun karena digunakan pula untuk membantu berenang.Sehingga cara hidupnya pun haruslah secara plantonik UMUR GEOLOGI ORDOVICIAN - PERMIAN CARA HIDUP Planktonik (Laut dangkal) 15 15 3.2 Deskripsi Fosil dengan Nomor Peraga AR-011 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRAKTIKUM MAKROPALEONTOLOGI ACARA : ARTHROPODA FAKULTAS TEKNIK NO.PERAGA : AR-011 UNIVERSITAS DIPONEGORO NAMA PRAKTIKAN NIM GEL. NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA Ryando Perdana 21100111130046 I Dalmanites archates HARI/TGL JAM ASISTEN ACARA Rabu / 07 Nov 2012 19.15 Ahmad Aji JENIS PERAGA YANG DIAMATI BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN2 PHYLUM ARTHROPODA KELAS TRILOBITA ORDO PHACOPIDA FAMILY DALMANITIDAE Tampak Dorsal Glabella Facial suture Genal spine Pleural furrow Pleural lobe Pleuron Axial lobe Marginal spine Gambar 3.2 Fosil Nomor Peraga AR-011 Fosil ini memiliki ruas-ruas yang banyaknya sejumlah 12 ruas.Pada bagian ruas atas berbentuk kecil, tidak panjang dan tidak tajam disebut dengan genal spine, sedangkan yang bagian bawahnya yang meruncing tunggal disebut DESKRIPSI dengan marginal spine.Genal spine berfungsi untuk alat perlindungan diri, dan marginal spine pada fosil ini berfungsi untuk menambatkan dirinya pada dasar laut.Sehingga diidentifikasi bahwasanya semakin kecil genal spine maka predatonya pun makin sedikit, sehingga cara hidupnya pun adalah secara bentonik, yaitu menambatkan dirinya pada dasar laut. UMUR GEOLOGI SILURIAN - DEVON CARA HIDUP Bentonik (Laut dangkal) 16 3.3 Deskripsi Fosil dengan Nomor Peraga AR-006 PRAKTIKUM MAKROPALEONTOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI ACARA : ARTHROPODA FAKULTAS TEKNIK NO.PERAGA : AR-006 UNIVERSITAS DIPONEGORO NAMA PRAKTIKAN NIM GEL. NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA Ryando Perdana 21100111130046 I Brachimetopus coignouides HARI/TGL JAM ASISTEN ACARA Rabu / 07 Nov 2012 19.15 Ahmad Aji JENIS PERAGA YANG DIAMATI BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN2 PHYLUM ARTHROPODA KELAS TRILOBITA ORDO PROETIDA FAMILY BRACHYMETOPIDAE Tampak Dorsal Glabella Facial suture Genal spine Pleural furrow Pleural lobe Pleuron Axial lobe Marginal spine Gambar 3.3 Fosil Nomor Peraga AR-006 Fosil ini memiliki ruas-ruas yang banyaknya sejumlah 10 ruas.Pada bagian ruas atas berbentuk kecil, serta membundar disebut dengan genal spine, sedangkan yang bagian bawahnya yang membundar juga disebut dengan DESKRIPSI marginal spine.Genal spine berfungsi untuk alat perlindungan diri, dan marginal spine pada fosil ini berfungsi untuk menambatkan dirinya pada dasar laut.Sehingga diidentifikasi, jika semakin kecil genal spine dan semakin membundar, maka predatonya pun makin sedikit, maka cara hidupnya pun adalah secara bentonik atau menambatkan dirinya pada dasar laut. UMUR GEOLOGI DEVON - PERMIAN CARA HIDUP Bentonik (Laut dangkal) 17 BAB IV PEMBAHASAN Pada praktikum Makropaleontologi acara Echinodermata kali ini, yaitu mengamati fosil filum echinodermata yang termasuk dalam kelas echinoidea. Pada praktikum kali ini, pada acara filum echinodermata mengamati satu jenis fosil dari kelas echinoidea, yaitu : 4.1 Fosil Peraga Nomor AR-001 Pada pengamatan secara megaskopis fosil dengan nomor peraga AR-001 ini merupakan fosil dari filum Arthropoda dan dari kelas Trilobita. Fosil ini memiliki warna putih (cerah) yang menunjukkan bahwa fosil ini tersusun oleh material yang jenuh karbonat dan mempunyai bagian yang keras dan biasa disebut dengan lobe, dimana merupakan bodi luar dari organisme tersebut yang membentuk seperti bagian yang runcing-runcing disekitar tubuhnya. Hewan ini dikatakan Trilobita dikarenakan mempunyai tiga bagian lobe ( Tri = tiga ), ( lobita = Lobus ) yaitu 2 pleural lobe (lobe samping kanan dan kiri), serta satu axial lobe (lobe tangah).Fosil ini merupakan bodi utuh maksudnya bentuk dari fosil yang mengalami fosilisasi (proses pemfosilan) pada bagian cangkang luarnya. Fosil ini memiliki dimensi dengan panjang 20 cm dan lebar 15 cm, dan memilki ruas-ruas sebanyak 14 ruas.Karena hewan ini memiliki bagian luar yang keras dan dengan segera mengalami penimbunan material sedimen sesaat hewan ini mati, sehingga akhirnya akan mengalami proses pemfosilan. Fosil ini memiliki morfologi tubuh yang terdiri dari facial suture yaiu bagian yang tidak bisa bergerak dibagian muka.Adapula glabella yaitu bagian yang menonjol disebelah atas daripada kepala fosil ini.Kemudian adalagi genal spine yaitu bagian tubuh arthropoda yang menjadi pelindung dibagian kepala (atas) daripada fosil ini, bentuknya meruncing dan panjang yang menandakan genal spine sekaligus berfungsi sebagai senjata dan diidentifikasikan pada masa hidupnya memilki banyak predator, sehingga bentuk genal spinenya menajam dan panjang.Kemudian 18 dibagian ekor (bawah) terdapat pula spine lain yang bernama marjinal spine, dimana pada fosil ini ditemukan marjinal spinenya bentuk dan ukurannya besar dan memanjang serta meruncing.Hal ini dikarenakan marjinal spine pada fosil ini berfungsi sebagai alat untuk berenang guna menghindari predator.Sehingga dapat diketahui cara hidup fosil ini pada dahulunya adalah dengan cara berenang atau plantonik. Hewan ini hidup pada zaman Ordovician hingga Permian atau sekitar 510 – 230 juta tahun lalu.Lingkungan hidup hewan ini adalah di lingkungan laut yang dangkal. Laut dangkal mengandung senyawa karbonat dalam jumlah yang besar. Hewan ini mampu bertahan di laut dangkal karena pada laut dangkal dengan arus yang tenang dan cahaya matahari mampu sampai dasar lautan, sehingga tersedia sebagai bahan makanan yang melimpah dari golongan hewan ini. Setelah diidentifikasi secara megaskopis peraga ini dikelompokkan berdasarkan sistem taksonominya, maka dapat dikatakan bahwa fosil ini termasuk kedalam filum Arthropoda, kelas Trilobita, ordo phacopida, dan famili cheiruridae. Sehingga fosil dengan nomor peraga AR-001 ini bernama Ceraurus aculeatus. 4.2 Fosil Peraga Nomor AR-011 Pada pengamatan secara megaskopis fosil dengan nomor peraga AR-011 ini merupakan fosil dari filum Arthropoda dan dari kelas Trilobita. Fosil ini memiliki warna putih (cerah) yang menunjukkan bahwa fosil ini tersusun oleh material yang jenuh karbonat dan mempunyai bagian yang keras dan biasa disebut dengan lobe, dimana merupakan bodi luar dari organisme tersebut yang membentuk seperti bagian yang runcing-runcing disekitar tubuhnya. Hewan ini dikatakan Trilobita dikarenakan mempunyai tiga bagian lobe ( Tri = tiga ), ( lobita = Lobus ) yaitu 2 pleural lobe (lobe samping kanan dan kiri), serta satu axial lobe (lobe tangah).Fosil ini merupakan bodi utuh maksudnya bentuk dari fosil yang mengalami fosilisasi (proses pemfosilan) pada bagian cangkang luarnya. Fosil ini memiliki dimensi dengan panjang 20 cm dan lebar 19 10 cm, dan memilki ruas-ruas sebanyak 12 ruas.Karena hewan ini memiliki bagian luar yang keras dan dengan segera mengalami penimbunan material sedimen sesaat hewan ini mati, sehingga akhirnya akan mengalami proses pemfosilan. Fosil ini memiliki morfologi tubuh yang terdiri dari facial suture yaiu bagian yang tidak bisa bergerak dibagian muka.Adapula glabella yaitu bagian yang menonjol disebelah atas daripada kepala fosil ini.Kemudian adalagi genal spine yaitu bagian tubuh arthropoda yang menjadi pelindung dibagian kepala (atas) daripada fosil ini, pada fosil ini bentuknya membulat dan tumpul yang menandakan genal spine, genal spine berfungsi sebagai pelindung diri dan diidentifikasikan pada masa hidupnya hanya memilki sedikit predator, sehingga bentuk genal spinenya membundar dan tidak tajam.Kemudian dibagian ekor (bawah) terdapat pula spine lain yang bernama marjinal spine, dimana pada fosil ini ditemukan marjinal spinenya bentuk dan ukurannya kecil dan meruncing tunggal.Hal ini dikarenakan marjinal spine pada fosil ini berfungsi sebagai alat untuk menambatkan dirinya pada dasar laut.Sehingga dapat diketahui cara hidup fosil ini pada dahulunya adalah dengan cara menambatkan diri atau menempel pada dasar lautan dan biasa disebut dengan bentonik. Hewan ini hidup pada zaman Silurian hingga Devon atau sekitar 430 – 360 juta tahun lalu.Lingkungan hidup hewan ini adalah di lingkungan laut dalam.Setelah diidentifikasi secara megaskopis peraga ini dikelompokkan berdasarkan sistem taksonominya, maka dapat dikatakan bahwa fosil ini termasuk kedalam filum Arthropoda, kelas Trilobita, ordo phacopida, dan famili dalmanitidae. Sehingga fosil dengan nomor peraga AR-011 ini bernama Dalmanites archates. 4.3 Fosil Peraga Nomor AR-006 Pada pengamatan secara megaskopis fosil dengan nomor peraga AR-006 ini merupakan fosil dari filum Arthropoda dan dari kelas Trilobita. Fosil ini memiliki warna putih (cerah) yang menunjukkan bahwa fosil ini tersusun oleh material yang jenuh karbonat dan mempunyai 20 bagian yang keras dan biasa disebut dengan lobe, dimana merupakan bodi luar dari organisme tersebut yang membentuk seperti bagian yang runcing-runcing disekitar tubuhnya. Hewan ini dikatakan Trilobita dikarenakan mempunyai tiga bagian lobe ( Tri = tiga ), ( lobita = Lobus ) yaitu 2 pleural lobe (lobe samping kanan dan kiri), serta satu axial lobe (lobe tangah).Fosil ini merupakan bodi utuh maksudnya bentuk dari fosil yang mengalami fosilisasi (proses pemfosilan) pada bagian cangkang luarnya. Fosil ini memiliki dimensi dengan panjang 15 cm dan lebar 8 cm, dan memilki ruas-ruas sebanyak 10 ruas.Karena hewan ini memiliki bagian luar yang keras dan mengalami penimbunan material sedimen sesaat hewan ini mati, dan akhirnya akan mengalami proses pemfosilan. Fosil ini memiliki morfologi tubuh yang terdiri dari facial suture yaiu bagian yang tidak bisa bergerak dibagian muka.Adapula glabella yaitu bagian yang menonjol disebelah atas daripada kepala fosil ini.Kemudian adalagi genal spine yaitu bagian tubuh arthropoda yang menjadi pelindung dibagian kepala (atas) daripada fosil ini, pada fosil ini bentuknya membulat dan tumpul serta tidak ada meruncing sama sekali yang menandakan genal spine, genal spine berfungsi sebagai pelindung diri dan diidentifikasikan pada masa hidupnya hanya memilki sangat sedikit sekali predator, sehingga bentuk genal spinenya membundar dan tidak tajam.Kemudian dibagian ekor (bawah) terdapat pula spine lain yang bernama marjinal spine, dimana pada fosil ini ditemukan marjinal spinenya bentuk dan ukurannya kecil dan membulat bundar.Dapat diketahui juga cara hidupnya adalah Bentonik atau menambat pada dasar lautan. Hewan ini hidup pada zaman Devon hingga Permian atau sekitar 410 – 230 juta tahun lalu.Lingkungan hidup hewan ini adalah di lingkungan laut dalam.Setelah diidentifikasi secara megaskopis peraga ini dikelompokkan berdasarkan sistem taksonominya, maka dapat dikatakan bahwa fosil ini termasuk kedalam filum Arthropoda, kelas Trilobita, ordo brachymetopidae, dan famili proetida. Sehingga fosil dengan nomor peraga AR-006 ini bernama Brachimetopus coignouides. 21 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Filum Arthropoda terutama kelas Trilobita merupakan salah satu kelas yang sering dijumpai sebagai fosil karena memiliki bagian keras yang terletak pada bagian luar dan biasa disebut dengan lobe. 5.1.2 Fosil dengan nomor peraga AR-001 bernama Ceraurus aculeatus. Fosil ini mempunyai 14 rusuk, dengan genal spine dan marjinal spine yang runcing dan memanjang, terdiri dari 3 lobe, dan telah hidup sejak Ordovician hingga Permian atau sekitar 510 – 230 juta tahun lalu serta cara hidup secara planktonik. 5.1.3 Fosil dengan nomor peraga AR-011 bernama Dalmanites archates. Fosil ini mempunyai 12 rusuk, dengan genal spine yang tidak terlalu meruncing dan cenderung membundar dan marjinal spine yang runcing tunggal dan mengarah kebawah, terdiri dari 3 lobe, dan telah hidup sejak zaman Silurian hingga Devon atau sekitar 430 – 360 juta tahun lalu, serta cara hidup secara bentonik. 5.1.4 Fosil dengan nomor peraga AR-006 bernama Brachimetopus coignouides. Fosil ini mempunyai 10 rusuk, dengan genal spine yang kecil dan membulat dan marjinal spine yang juga membulat dibagian ekornya, terdiri dari 3 lobe, dan telah hidup pada zaman Devon hingga Permian atau sekitar 410 – 230 juta tahun lalu, serta cara hidup secara bentonik. 5.2 Saran 5.2.1 Persiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam praktikum. 5.2.2 Menjaga peraga fosil yang ada di laboratorium agar tidak rusak/hilang. 5.2.3 Lengkapi peraga fosil di laboratorium untuk memperluas wawasan praktikan. 5.2.4 Lakukan pendeskripsian fosil dengan baik dan benar. 22 DAFTAR PUSTAKA Asisten, Tim. 2010. Buku Pedoman Praktikum Makropaleontologi. Semarang : UNDIP. http://id.wekipedia.org/arthropoda.htm (diakses pada 11 November 2012 pukul 00.05 WIB) http://zipcodezoo.com/ Brachimetopus coignouides/arthropoda/0989.htm (diakses pada 11 November 2012 pukul 00.15 WIB) http://zipcodezoo.com/ Ceraurus aculeatus /arthropoda/0956.htm (diakses pada 11 November 2012 pukul 22.45 WIB) http://zipcodezoo.com/ Dalmanites archates/arthropoda/0986.htm (diakses pada 11 November 2012 pukul 23.05 WIB) Rahardjo, Wartono. 2000 . Buku Pedoman Praktikum Paleontologi. Yogyakarta : UGM. 23 LAPORAN PRATIKUM ACARA : ARTHROPODA Disusun Oleh : Ryando Perdana 21100111130046 LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI FOTO, DAN GEOOPTIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NOVEMBER 2012 24 LEMBAR PENGESAHAN Laporan pratikum Makropaleontologi acara ”Arthropoda” telah disahkan pada ; hari / tanggal : Rabu / 13 November 2012 pukul : Sebagai tugas laporan pratikum mata kuliah Makropaleontologi. Semarang, 13 November 2012 Asisten Praktikan Ahmad Aji Ryando Perdana 2110011012002 21100111130046 i25 DAFTAR ISI Cover Lembar Pengesahan.........……………………………………………. i Daftar Isi…………………………………………………………..…. ii Daftar gambar………………………………………………………… iii Pendahuluan……………………………………………….. 1 1.1 Maksud …………………………………………….……… 1 1.2 Tujuan……………………………………………………… 1 1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan…………………………… 1 BAB II. Dasar Teori………………………………………………… 2 BAB I. BAB III. Hasil Deskripsi..………………………………………… 15 BAB IV. Pembahasan……………………………………………….. 18 BAB V. Penutup……………………………………………………. 22 5.1 Kesimpulan ………………………………………………... 22 5.2 Saran……………………………………………………….. 22 Daftar Pustaka………………………………………………………… 23 Lampiran ii26 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Perubahan & Perkembangan Kehidupan.................................... 3 Gambar 2.2 Tabel Rekaman Kehidupan Arthropoda dalam Kurun Waktu Geologi……………………………………………………... 4 Gambar 2.3 Beberapa contoh hewan Arachnida…..................................... 6 Gambar 2.4 Gambar Fosil Trilobita………..….......……........................... 8 Gambar 2.5 Gambar Proses Pemfosilan Trilobita.……………………..... 9 Gambar 2.6 Gambar Trilobita Zaman Kambrium..….............……......... 9 Gambar 2.7 Gambar Ostrakoda.................................................................. 10 Gambar 2.8 Gambar Fosil Ostrakoda......................................................... 11 Gambar 2.9 Gambar Perkembangan Balanus............................................. 13 Gambar 2.10 Gambar Fosil Phylum Anthropoda....................................... 14 Gambar 3.1 Fosil Peraga No. AR-001 tampak dorsal…………………... 15 Gambar 3.2 Fosil Peraga No. AR-011 tampak dorsal…………………... 16 Gambar 3.3 Fosil Peraga No. AR-006 tampak dorsal…………………... 17 27 iii 28