laporan arthropoda yando baru

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud
1.1.1 Mendeskripsikan secara megaskopis fosil filum Arthropoda.
1.1.2 Mengetahui berbagai jenis fosil Arthropoda.
1.1.3 Mengetahui bagian tubuh serta fungsinya fosil filum Arthropoda.
1.1.4 Mengetahui lingkungan hidup dan penentuan umur fosil Arthropoda.
1.2 Tujuan
1.2.1 Dapat mendeskripsikan secara megaskopis fosil filum Arthropoda.
1.2.2 Dapat mengetahui berbagai jenis fosil Arthropoda.
1.2.3 Dapat mengetahui bagian tubuh serta fungsinya fosil filum Arthropoda.
1.2.4 Dapat mengetahui lingkungan hidup dan penentuan umur fosil
Arthropoda.
1.3
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1.3.1
Waktu pelaksanaan praktikum
Rabu, 07 November 2012
1.3.2
Tempat pelaksanaan praktikum
Ruang GS 201 Lt.2 Gedung Pertamina Sukowati Teknik Geologi.
1
BAB II
DASAR TEORI
Arthropoda berasal dari bahasa yunani, asal katanya adalah “arthron”
yang artinya ruas atau buku-buku dan “podos” yang berarti kaki. Sehingga secara
terminology Arthropoda berarti hewan yang tidak bertulang belakang yang
mempunyai kaki yang berbuku-buku. Arthropoda adalah Phylum yang paling
besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba,udang, lipan dan
hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Empat
dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda,
dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil
yang mencapai awal Cambrian.
Arthropoda biasa ditemukan di :
-. laut
-. air tawar
-. darat
-. lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit
Keberadaan dari anggota phylum Arthropoda di mulai sejak Jaman
pre Cambrian (contoh : Trilobite) dan sebagian dari anggota phylum ini masih ada
hingga masa kini.
-. Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut
(abdomen)
-. Bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar
dari kitin
-. Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang
beradap- tasi untuk mengunyah dan mengisap. Anus terdapat di bagian
ujung tubuh.
-. Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal
(punggung) rongga tubuh
-. Sistempernafasan:
Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang
2
hidup di darat bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan
trakea
-. Sistem saraf berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat
indera
-. Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang berfungsi sebagai alat
peraba, mata tunggal (ocellus) dan mata majemuk (facet), organ
pendengaran (pada insecta) dan statocyst (alat keseimbangan) pada
Curstacea
-. Alat eksresi berupa coxal atau kelenjar hijau, saluran Malpighi
-. Alat reproduksi, biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di dalam
tubuh)
Gambar 2.1 Perubahan & Perkembangan Kehidupan
Arthropoda mencakup semua golongan binatangyang bercirikan
kakinya beruas-ruas. Dan mulai muncul sejak jaman Cambrian dan masih banyak
anggotanya yang hidup sampai saat sekarang dan jumlah spesies ada filum
anthropoda ini sangat besar. Kelompok ini menyseuaikan diri di bermacam
lingkungan, dan sebagian dari kelompok ini tersusun oleh zat khitinan, dan
sebagian lagi tersusun oleh karbonatan. Walaupun jumlahnya yang banyak tapi
yang terawetkan dalam bentuk fosil sangat sedikit hal ini dikarenakan tubuh dari
anthropoda ini mudah mengalami kehancuran dan sangat sulit terawetkan.
3
Gambar 2.2 Tabel Rekaman Kehidupan Arthropoda dalam Kurun Waktu Geologi
Klasifikasi phylum Arthropoda didasarkan pada :
a. sistem segmentasi (nature of body segmentation)
b. struktur dan jumlah anggota badan (structure and number of appendages)
c. bentuk asli dan posisi dari proses pernafasan (nature and position of
respiratory process).
Beberapa contoh Klas Arthropoda yang sangat umum dijumpai :
a. Klas Arachnida ; termasuk laba-laba (spiders), kalajengking (scorpians),
serta kutu. Mereka memiliki 6 pasang kaki untuk berjalan
b. Klas Crustacea ; termasuk lobster, shrimp, crabs, barnacles, and daphnia.
Mereka memiliki 2 bagian antena dan biasanya memiliki 5 pasang kaki
untuk berjalan
c. Klas Chilopoda ; merupakan jenis kelabang & memiilki satu kaki dalam
tiap segmen tubuhnya, bergerak cepat dan bersifat karnivora
4
d. Klas Diplopoda ; merupakan jenis dari kelabang kecil dan umumnya
memiliki dua kaki tiap segmen tubuhnya. Mereka bergerak lambat, namun
beberapa spesiesnya dapat mempunyai bentuk tubuh yang besar
e. Klas Insecta ; termasuk kupu-kupu, belalang, serangga, semut, dan
lainnya.
1. Klas Arachnida
Termasuk dalam klas ini adalah Laba-laba, Kalajengking, kutu dll.
Tubuhnya memiliki 6 pasang kaki, hingga kini dikenal hingga 65.000 spesies
yang ada di dunia
Ciri-ciri :
- Tubuh terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan perut yang dapat
dibedakan dengan jelas, kecuali Acarina. Pada bagian kepala-dada tidak
terdapat antena, tetapi mempunyai beberapa pasang mata tunggal, mulut,
kelisera dan pedipalpus.
- Mempunyai 4 pasang kaki pada kepala-dada.
- Alat ekskresi dilengkapi dengan saluran malphigi dan kelenjar coxal.
- Alat pernafasan berupa trakea, paru-paru buku atau insang buku.
- Alat kelamin jantan dan betina terpisah, lubang kelamin terbuka pada
bagian anterior abdomen, pembuahan internal (di dalam).
- Sistem saraf tangga tali dengan ganglion dorsal (otak) dan tali saraf ventral
dengan pasangan-pasangan ganglia.
- Alat mulut dan alat pencernaan makanan terutama disesuaikan untuk
mengisap serta memiliki kelenjar racun.
- Habitat (tempat hidup) di darat, pada umumnya tetapi ada pula sebagai
parasit.
a.
Scorpionida
Contohnya: Kalajengking (Vejovis sp, Hadrurus sp, Centrurus sp),
Ketonggeng (Buthus)
Hewan ini memiliki perut beruas-ruas dan ruas terakhir
berubah menjadi alat pembela diri.
5
b.
Arachnoida
Contohnya adalah segala macam laba-laba, antara lain :
Laba-laba jaring kubah (terdapat di Bostwana, Afrika Selatan)
Gambar 2.3 Beberapa contoh hewan Arachnida
c.
Aracina
contohnya: Caplak kudis (Sacroptes scabiei), Caplak
unggas (Dermanyssus), Caplak sapi (Boophilus annulatus), Tungau
(Dermacentor sp.)
Ciri khas yang terdapat pada tubuh hewan ini adalah tubuh
tidak berbuku- buku, umumnya parasit pada burung dan mamalia
termasuk manusia.
Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga terutama
serangga hama. Akan tetapi hewan ini juga banyak hewan ini juga banyak
merugikan manusia terutama hewan Acarina misalnya:
a. Caplak menyebabkan gatal atau kudis pada manusia
b. Psoroptes equi menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci, kuda.
c. Ododectes cynotis (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan kucing.
2.
Klas Crustacea
Crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari
kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap
sebagai suatu subfilum. Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup
dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip. Mayoritas
merupakan hewan akuatik, hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa
kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat.
Mayoritas dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit
dan hidup dengan menumpang pada inangnya.
6
Termasuk lobster, shrimp, crabs, barnacles, and daphnia. Mereka
memiliki 2 bagian antena dan biasanya memiliki 5 pasang kaki untuk
berjalan. Hingga kini terdapat sekitar 44.000 jenis yang tersebar di dunia
Ciri-ciri :
– Tubuh terdiri dari dua bagian utama
– Terdapat dua pasang antena di bagian kepala
– Memiliki 5 pasang kaki atau lebih
– Hidup pada daerah aquatik, sedikit pada daerah terestrial
3.
Klas Chilopoda
Merupakan jenis kelabang & memiilki satu kaki dalam tiap segmen
tubuhnya, bergerak cepat dan bersifat karnivora. Hingga kini terdapat sekitar
2.800 jenis spesies yang tersebar di dunia. Hewan jenis ini ada sejak jaman
sulur.
Ciri-ciri :
–
Bagian kepala yang indah/baik
–
Sepasang kaki pertama telah bermodifikasi untuk meracuni mangsa
–
Memipih dari bagian atas/kepala hingga bagian bawah/buntut
–
Memiliki sepasang antena di bagian kepala
4. Klas Diplopoda
Merupakan jenis dari kelabang kecil dan umumnya memiliki dua
pasang kaki tiap segmen tubuhnya. Mereka bergerak lambat, namun beberapa
spesiesnya dapat mempunyai bentuk tubuh yang besar. Hingga kini terdapat
sekitar 10.000 jenis spesies yang tersebar di dunia
Ciri-ciri :
–
Memiliki dua pasang kaki pada tiap segmen tubuhnya, namun 4 segmen
pertama hanya memiliki sepasang kaki
–
Memilki sepasang antena
–
Well-defined head
–
Umumnya berbentuk cylindrical
7
5. Klas Insecta
Termasuk didalamnya adalah kupu-kupu, belalang, serangga,
semut dan memiliki spesies yang paling banyak tersebar di dunia hingga
mencapai 1 juta spesies
Ciri-ciri :
–
Memiliki 3 bagian tubuh, yaitu : head, thorax, abdomen
–
Enam kaki pada bagian thorax (terdapat 3 segmen)
–
Masa dewasa pertumbuhan memiliki satu/dua pasang pasang pada bagian
thorax (beberapa jenis tidak ada)
–
Memilki 2 antena
–
Mata yang bersifat lateral
Dari sekian banyak anggota filum Anthropoda, hanya ada tiga klas
yang cukup banyak terawetkan dalam bentuk fosil, yaitu Trilobita, Ostrakoda, dan
Balanus.
1. Klas Trilobita
Nama Trilobita berasal dari kenampakan binatang tersebut yang
sangat khas yang terdiri dari tiga bagian (three lobes), yaitu cephalon (kepala),
thorax (dada atau perut) dan Pygadium (ekor). Selain itu, bila diamati ke arah
samping tubuh trilobita juga terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian tengah
(central / axial lobe) dan bagian pinggir (lateral lobes). di kedua sisi kanan dan
kirinya.
Gambar 2.4 Gambar Fosil Trilobita
Fosil trilobita banyak ditemukan bersama dengan koral, crinoid,
brachiopoda, dan chepalopoda sehingga diperkirakan mereka hidup di laut
8
dangkal. Pertumbuhan trilobita dilakukan dengan cara molting dan sering
meninggalkan jejak fosil seperti burrow dan trail.
Gambar 2.5 Gambar Proses Pemfosilan Trilobita
Trilobita merupakan binatang yang termasuk ke dalam Subphylum
Trilobitomorpa, kelas trilobite. Kelompok ini mencakup binatang laut yang
muncul pada awal tahun Canbrian, dan berkembang pesat pada zaman itu dan
Ordovician, dan mulai merusut pada zaman Siur dan akhirnya punah pada zaman
Perm.
Gambar 2.6 Gambar Trilobita Zaman Kambrium
9
2. Klas Ostrakoda
Otracoda adalah kelas dari Crustacea, kadang-kadang dikenal sebagai
benih udang karena penampilan mereka. Beberapa 65.000 spesies telah
diidentifikasi, dikelompokkan menjadi beberapa perintah. Grup ini mungkin tidak
monophyletic . Ostracod dikelompokkan ke dalam Kelas didasarkan pada
morfologi kotor. Mereka filogeni molekuler tetap ambigu.
Ostracoda crustasea kecil, biasanya sekitar 1 milimeter (0,04 inci)
dalam ukuran, tetapi bervariasi antara 0,2-30 milimeter (0,0079-1,2 in). Tubuh
mereka diratakan dari sisi ke sisi dan dilindungi oleh kerang-seperti, chitinous
atau Calcareous katup atau "shell". Engsel dari dua katup adalah pada bagian atas
(dorsal) wilayah tubuh.
Ekologis, laut ostracods dapat menjadi bagian dari zooplankton atau
(paling sering) mereka adalah bagian dari bentos, hidup pada atau di dalam
lapisan atas lantai laut. Banyak ostracods, terutama Podocopida, juga ditemukan
di air tawar dan terestrial spesies Mesocypris dikenal dari hutan lembab tanah dari
Afrika Selatan, Australia, Selandia Baru dan Tasmania. Mereka memiliki berbagai
macam diet, dan kelompok termasuk karnivora, herbivora, pemulung, dan
menyaring pengumpan.
Gambar 2.7 Gambar Ostrakoda
Ostrakoda merupakan binatang air (aquatic animal) yang berukuran
kecil dengan ukuran mikroskopik antara cangkang berkisar antara 0,5 – 4 mm,
cangkang (carapace) Ostrakoda terdiri dari dua bagian yang tersusun oleh khitin
dan kalsium karbonat yang bertaut pada bagian dorsalnya. Cangkang ini
membungkus tubuh yang beruas-ruas yang memiliki tujuh pasang appendages.
10
Pada dinding cangkang terdapat hiasan yang pola dan bentuknya sangat penting
untuk identifikasi spesies Ostrakoda.
Ostrakoda muncul pada awal Jaman Ordovician, berkembang pesat
pada Jaman Kapur dan Jaman Tersier namun hingga saat ini masih umum
dijumpai baik di laut dengan air payau maupun di air tawar. Hidup di dasar
perairan dan mampu bergerak (vagile) ke daerah sekitarnya dengan jalan merayap
maupun berenang.
Fosil Ostrakoda merupakan saran korelasi stratigrafi yang sangat
penting.
Karena ukurannya yang kecil, maka mereka mudah dijumpai pada contoh-contoh
yang berasal dari lubang bor. Untuk batuan yang berumur Paleozoik dimana
mikrofosil lain belum ditemukan maka peranan Ostrakoda sebagai sarana
biostratigrafi sangat besar.
Gambar 2.8 Gambar Fosil Ostrakoda
Ostracods laki-laki memiliki dua alat kelamin, , sperma individu
sering besar, dan bergelung di dalam testis sebelum perkawinan, dalam beberapa
kasus, dapat uncoiled sperma hingga enam kali panjang ostracoa laki-laki itu
sendiri. Perkawinan biasanya terjadi selama dipenuhi, dengan sejumlah besar
perempuan berenang bergabung dengan laki-laki. Beberapa spesies yang sebagian
atau seluruhnya partenogenesis.
Dalam kebanyakan ostracoda, telur yang baik diletakkan langsung ke
dalam air sebagai plankton, atau melekat pada vegetasi atau substratum. Namun,
dalam beberapa spesies, telur merenung di dalam selongsong, memberi mereka
tingkat perlindungan yang lebih besar. Telur menetas menjadi larva nauplius,
yang sudah memiliki cangkang keras.
11
3. Klas Crustacea - sub klas Cirripedia
Crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari
kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai
suatu subfilum. Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal
seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip. Mayoritas merupakan
hewan akuatik, hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa kelompok telah
beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas dapat bebas
bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan
menumpang pada inangnya.
Cirripedia berasal dari kata cirrus (latin) yang berarti tanduk dan pedis
yang berarti kaki. Fungsi kaki pada klas ini sebagai alat untuk menangkap atau
memasukkan makann dan sekaligus sebagai lempengan test. Contoh yang akan di
bahas adalah genus Balanus. Habitat hidupnya hanya di laut dangkal (zona litoral)
dan sering dijumpai berasosiasi dengan phyllum moluska. Hal ini berhubungan
dengan cara ia beradaptasi untuk mendapatkan makanan.Seperti halnya dengan
Ostrakoda, balanus merupakan anggota dari Subphylum Crustacea. Binatang ini
hidup di laut yang dalam fase dewasanya membentuk suatu camgkang yang
berbeda debgan cangkang udang, tetapi cangkang berbentuk seperti tajuk bunga
yang tersusun oleh material karbonat. Binatang ini saat dewasa hidupnya
tertambat kuat pada batuan yang keras atau di tempat yang lain yang keras. Pada
saat ini Balanus banyak dijumpai pada tepi laut pada zona laut litoral (zona
pasang surut), menempel pada dermag atau kapal.
Balanus dapat dikategorikan sebagai klas Crutacea karena proses
pertumbuhannya yang mirip seperti anggota Crustacea yang lainnya. Dengan
tingkatan pertumbuhan, setelah menetas dari telur larvanya (yang disebut sebagai
cypris) menjalani kehidupan bebas (pelagic neanic) bergerak dengan jalan
berenang.
12
Gambar 2.9 Gambar Perkembangan Balanus
Dalam fase perkembangan, Balanus mengalami pergantian kulit
(molting) selama tiga kali, dan baru terjadi perubahan dimana lava tersebut
membentuk suatu cangkang yang setangkup dan mencari temapat pertambatan.
Pertambatan ini terjadi pada bagian kepala selanjutnya cangkang setangkup
dilepas dan digantikan oleh lempeng - lempeng yang dilekatkan secara kuat ke
batuan atau tempat penambat yang lain, dan lempengan samping yang bersifat
tetap dan kaku tak bisa bergerak. Lempengan ini berfungsi sebagai pelindung
binatang tersebut dalam posisinya yang tertambat. Dan dalam lempengan yang
kaku terdapat suatu lempengan yang dapat di gerakkan oleh jaringan otot yang
digunakan untuk melindungi tubuh.
Balanus mendapatkan makanannya dari aliran air yang di atur oleh
juluran-juluran tubuhnya (appendages) sehingga memasuki mulut dan kemudin
dicernakan oleh sistem pencernaannya. Oleh karena sifatnya yang tertambat
(sessile benthonic), maka agar pasokan makanan dapat diperoleh dengan cukup,
mereka biasanya tertambat pada tempat yang memiliki arus relatif kuat (zona
pasang surut). Saat terjadi air pasang, lempengan yang bisa bergerak dibuka, dan
aliran
yang
membawa
pasokan
makanannya
diatur
agar
masuk
ke
mulutnya.sedangkan pada saat surut lempenga tersebut ditutup secara rapat
dengan menyimpan air laut yang terperangkap di dalam tubuhnya dengan tujuan
agar tubuh tudak menjadi kering. Setetlah air pasang lempenga tersebut dibuka
lagi.
13
Peranan Fosil Arthropoda
Fosil dari Phylum Arthropoda ini sangat khas hidup pada zaman dan
lingkungan tertentu, sehingga kehadirannya dalam batuan sangat membantu untuk
penentuan umur dan lingkungan pengendapan
Sebagai contoh : Fosil Trilobita, yang merupakan hewan penciri dari
zamanKambrium
Gambar 2.10 Gambar Fosil Phylum Anthropoda
14
BAB III
HASIL DESKRIPSI
3.1 Deskripsi Fosil dengan Nomor Peraga AR-001
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM MAKROPALEONTOLOGI
ACARA : ARTHROPODA
FAKULTAS TEKNIK
NO.PERAGA : AR-001
UNIVERSITAS DIPONEGORO
NAMA PRAKTIKAN
NIM
GEL.
NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
Ryando Perdana
21100111130046
I
Ceraurus aculeatus
HARI/TGL
JAM
ASISTEN ACARA
Rabu / 07 Nov 2012
19.10
Ahmad Aji
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
BODI UTUH
FRAGMEN
MOLD
CAST
LAIN2

PHYLUM
ARTHROPODA
KELAS
TRILOBITA
ORDO
PHACOPIDA
FAMILY
CHEIRURIDAE
Tampak Dorsal
Glabella
Facial Suture
Genal spine
Pleural furrow
Pleural lobe
Pleuron
Axial lobe
Axial lobe
Marginal spine
Gambar 3.1 Fosil Nomor Peraga AR-001
DESKRIPSI
Fosil ini memiliki ruas-ruas yang banyak sejumlah 14.Pada bagian ruas atas
dan ruas bawah berbentuk panjang dan tajam disebut dengan genal spine dan
marginal spine.Genal spine umumnya digunakan untuk perlindungan
diri.Sehingga diidentifikasi bahwasanya semakin besar genal spine maka
predatonya pun makin banyak,dan marginal spinenya panjang pun karena
digunakan pula untuk membantu berenang.Sehingga cara hidupnya pun
haruslah secara plantonik
UMUR GEOLOGI
ORDOVICIAN - PERMIAN
CARA HIDUP
Planktonik (Laut dangkal)
15
15
3.2 Deskripsi Fosil dengan Nomor Peraga AR-011
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM MAKROPALEONTOLOGI
ACARA : ARTHROPODA
FAKULTAS TEKNIK
NO.PERAGA : AR-011
UNIVERSITAS DIPONEGORO
NAMA PRAKTIKAN
NIM
GEL.
NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
Ryando Perdana
21100111130046
I
Dalmanites archates
HARI/TGL
JAM
ASISTEN ACARA
Rabu / 07 Nov 2012
19.15
Ahmad Aji
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
BODI UTUH
FRAGMEN
MOLD
CAST
LAIN2

PHYLUM
ARTHROPODA
KELAS
TRILOBITA
ORDO
PHACOPIDA
FAMILY
DALMANITIDAE
Tampak Dorsal
Glabella
Facial suture
Genal spine
Pleural furrow
Pleural lobe
Pleuron
Axial lobe
Marginal spine
Gambar 3.2 Fosil Nomor Peraga AR-011
Fosil ini memiliki ruas-ruas yang banyaknya sejumlah 12 ruas.Pada bagian
ruas atas berbentuk kecil, tidak panjang dan tidak tajam disebut dengan genal
spine, sedangkan yang bagian bawahnya yang meruncing tunggal disebut
DESKRIPSI
dengan marginal spine.Genal spine berfungsi untuk alat perlindungan diri, dan
marginal spine pada fosil ini berfungsi untuk menambatkan dirinya pada dasar
laut.Sehingga diidentifikasi bahwasanya semakin kecil genal spine maka
predatonya pun makin sedikit, sehingga cara hidupnya pun adalah secara
bentonik, yaitu menambatkan dirinya pada dasar laut.
UMUR GEOLOGI
SILURIAN - DEVON
CARA HIDUP
Bentonik (Laut dangkal)
16
3.3 Deskripsi Fosil dengan Nomor Peraga AR-006
PRAKTIKUM MAKROPALEONTOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
ACARA : ARTHROPODA
FAKULTAS TEKNIK
NO.PERAGA : AR-006
UNIVERSITAS DIPONEGORO
NAMA PRAKTIKAN
NIM
GEL.
NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
Ryando Perdana
21100111130046
I
Brachimetopus coignouides
HARI/TGL
JAM
ASISTEN ACARA
Rabu / 07 Nov 2012
19.15
Ahmad Aji
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
BODI UTUH
FRAGMEN
MOLD
CAST
LAIN2

PHYLUM
ARTHROPODA
KELAS
TRILOBITA
ORDO
PROETIDA
FAMILY
BRACHYMETOPIDAE
Tampak Dorsal
Glabella
Facial suture
Genal spine
Pleural furrow
Pleural lobe
Pleuron
Axial lobe
Marginal spine
Gambar 3.3 Fosil Nomor Peraga AR-006
Fosil ini memiliki ruas-ruas yang banyaknya sejumlah 10 ruas.Pada bagian
ruas atas berbentuk kecil, serta membundar disebut dengan genal spine,
sedangkan yang bagian bawahnya yang membundar juga disebut dengan
DESKRIPSI
marginal spine.Genal spine berfungsi untuk alat perlindungan diri, dan
marginal spine pada fosil ini berfungsi untuk menambatkan dirinya pada dasar
laut.Sehingga diidentifikasi, jika semakin kecil genal spine dan semakin
membundar, maka predatonya pun makin sedikit, maka cara hidupnya pun
adalah secara bentonik atau menambatkan dirinya pada dasar laut.
UMUR GEOLOGI
DEVON - PERMIAN
CARA HIDUP
Bentonik (Laut dangkal)
17
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum Makropaleontologi acara Echinodermata kali ini, yaitu
mengamati fosil filum echinodermata yang termasuk dalam kelas echinoidea.
Pada praktikum kali ini, pada acara filum echinodermata mengamati satu jenis
fosil dari kelas echinoidea, yaitu :
4.1
Fosil Peraga Nomor AR-001
Pada pengamatan secara megaskopis fosil dengan nomor peraga
AR-001 ini merupakan fosil dari filum Arthropoda dan dari kelas
Trilobita. Fosil ini memiliki warna putih (cerah) yang menunjukkan bahwa
fosil ini tersusun oleh material yang jenuh karbonat dan mempunyai
bagian yang keras dan biasa disebut dengan lobe, dimana merupakan bodi
luar dari organisme tersebut yang membentuk seperti bagian yang
runcing-runcing disekitar tubuhnya. Hewan ini dikatakan Trilobita
dikarenakan mempunyai tiga bagian lobe ( Tri = tiga ), ( lobita = Lobus )
yaitu 2 pleural lobe (lobe samping kanan dan kiri), serta satu axial lobe
(lobe tangah).Fosil ini merupakan bodi utuh maksudnya bentuk dari fosil
yang mengalami fosilisasi (proses pemfosilan) pada bagian cangkang
luarnya. Fosil ini memiliki dimensi dengan panjang 20 cm dan lebar 15
cm, dan memilki ruas-ruas sebanyak 14 ruas.Karena hewan ini memiliki
bagian luar yang keras dan dengan segera mengalami penimbunan
material sedimen sesaat hewan ini mati, sehingga akhirnya akan
mengalami proses pemfosilan.
Fosil ini memiliki morfologi tubuh yang terdiri dari facial suture
yaiu bagian yang tidak bisa bergerak dibagian muka.Adapula glabella
yaitu bagian yang menonjol disebelah atas daripada kepala fosil
ini.Kemudian adalagi genal spine yaitu bagian tubuh arthropoda yang
menjadi pelindung dibagian kepala (atas) daripada fosil ini, bentuknya
meruncing dan panjang yang menandakan genal spine sekaligus berfungsi
sebagai senjata dan diidentifikasikan pada masa hidupnya memilki banyak
predator, sehingga bentuk genal spinenya menajam dan panjang.Kemudian
18
dibagian ekor (bawah) terdapat pula spine lain yang bernama marjinal
spine, dimana pada fosil ini ditemukan marjinal spinenya bentuk dan
ukurannya besar dan memanjang serta meruncing.Hal ini dikarenakan
marjinal spine pada fosil ini berfungsi sebagai alat untuk berenang guna
menghindari predator.Sehingga dapat diketahui cara hidup fosil ini pada
dahulunya adalah dengan cara berenang atau plantonik.
Hewan ini hidup pada zaman Ordovician hingga Permian atau
sekitar 510 – 230 juta tahun lalu.Lingkungan hidup hewan ini adalah di
lingkungan laut yang dangkal. Laut dangkal mengandung senyawa
karbonat dalam jumlah yang besar. Hewan ini mampu bertahan di laut
dangkal karena pada laut dangkal dengan arus yang tenang dan cahaya
matahari mampu sampai dasar lautan, sehingga tersedia sebagai bahan
makanan yang melimpah dari golongan hewan ini.
Setelah diidentifikasi secara megaskopis peraga ini dikelompokkan
berdasarkan sistem taksonominya, maka dapat dikatakan bahwa fosil ini
termasuk kedalam filum Arthropoda, kelas Trilobita, ordo phacopida, dan
famili cheiruridae. Sehingga fosil dengan nomor peraga AR-001 ini
bernama Ceraurus aculeatus.
4.2
Fosil Peraga Nomor AR-011
Pada pengamatan secara megaskopis fosil dengan nomor peraga
AR-011 ini merupakan fosil dari filum Arthropoda dan dari kelas
Trilobita. Fosil ini memiliki warna putih (cerah) yang menunjukkan bahwa
fosil ini tersusun oleh material yang jenuh karbonat dan mempunyai
bagian yang keras dan biasa disebut dengan lobe, dimana merupakan bodi
luar dari organisme tersebut yang membentuk seperti bagian yang
runcing-runcing disekitar tubuhnya. Hewan ini dikatakan Trilobita
dikarenakan mempunyai tiga bagian lobe ( Tri = tiga ), ( lobita = Lobus )
yaitu 2 pleural lobe (lobe samping kanan dan kiri), serta satu axial lobe
(lobe tangah).Fosil ini merupakan bodi utuh maksudnya bentuk dari fosil
yang mengalami fosilisasi (proses pemfosilan) pada bagian cangkang
luarnya. Fosil ini memiliki dimensi dengan panjang 20 cm dan lebar
19
10 cm, dan memilki ruas-ruas sebanyak 12 ruas.Karena hewan ini
memiliki bagian luar yang keras dan dengan segera mengalami
penimbunan material sedimen sesaat hewan ini mati, sehingga akhirnya
akan mengalami proses pemfosilan.
Fosil ini memiliki morfologi tubuh yang terdiri dari facial suture
yaiu bagian yang tidak bisa bergerak dibagian muka.Adapula glabella
yaitu bagian yang menonjol disebelah atas daripada kepala fosil
ini.Kemudian adalagi genal spine yaitu bagian tubuh arthropoda yang
menjadi pelindung dibagian kepala (atas) daripada fosil ini, pada fosil ini
bentuknya membulat dan tumpul yang menandakan genal spine, genal
spine berfungsi sebagai pelindung diri dan diidentifikasikan pada masa
hidupnya hanya memilki sedikit predator, sehingga bentuk genal spinenya
membundar dan tidak tajam.Kemudian dibagian ekor (bawah) terdapat
pula spine lain yang bernama marjinal spine, dimana pada fosil ini
ditemukan marjinal spinenya bentuk dan ukurannya kecil dan meruncing
tunggal.Hal ini dikarenakan marjinal spine pada fosil ini berfungsi sebagai
alat untuk menambatkan dirinya pada dasar laut.Sehingga dapat diketahui
cara hidup fosil ini pada dahulunya adalah dengan cara menambatkan diri
atau menempel pada dasar lautan dan biasa disebut dengan bentonik.
Hewan ini hidup pada zaman Silurian hingga Devon atau sekitar
430 – 360 juta tahun lalu.Lingkungan hidup hewan ini adalah di
lingkungan laut dalam.Setelah diidentifikasi secara megaskopis peraga ini
dikelompokkan berdasarkan sistem taksonominya, maka dapat dikatakan
bahwa fosil ini termasuk kedalam filum Arthropoda, kelas Trilobita, ordo
phacopida, dan famili dalmanitidae. Sehingga fosil dengan nomor peraga
AR-011 ini bernama Dalmanites archates.
4.3
Fosil Peraga Nomor AR-006
Pada pengamatan secara megaskopis fosil dengan nomor peraga
AR-006 ini merupakan fosil dari filum Arthropoda dan dari kelas
Trilobita. Fosil ini memiliki warna putih (cerah) yang menunjukkan bahwa
fosil ini tersusun oleh material yang jenuh karbonat dan mempunyai
20
bagian yang keras dan biasa disebut dengan lobe, dimana merupakan bodi
luar dari organisme tersebut yang membentuk seperti bagian yang
runcing-runcing disekitar tubuhnya. Hewan ini dikatakan Trilobita
dikarenakan mempunyai tiga bagian lobe ( Tri = tiga ), ( lobita = Lobus )
yaitu 2 pleural lobe (lobe samping kanan dan kiri), serta satu axial lobe
(lobe tangah).Fosil ini merupakan bodi utuh maksudnya bentuk dari fosil
yang mengalami fosilisasi (proses pemfosilan) pada bagian cangkang
luarnya. Fosil ini memiliki dimensi dengan panjang 15 cm dan lebar
8 cm, dan memilki ruas-ruas sebanyak 10 ruas.Karena hewan ini memiliki
bagian luar yang keras dan mengalami penimbunan material sedimen
sesaat hewan ini mati, dan akhirnya akan mengalami proses pemfosilan.
Fosil ini memiliki morfologi tubuh yang terdiri dari facial suture
yaiu bagian yang tidak bisa bergerak dibagian muka.Adapula glabella
yaitu bagian yang menonjol disebelah atas daripada kepala fosil
ini.Kemudian adalagi genal spine yaitu bagian tubuh arthropoda yang
menjadi pelindung dibagian kepala (atas) daripada fosil ini, pada fosil ini
bentuknya membulat dan tumpul serta tidak ada meruncing sama sekali
yang menandakan genal spine, genal spine berfungsi sebagai pelindung
diri dan diidentifikasikan pada masa hidupnya hanya memilki sangat
sedikit sekali predator, sehingga bentuk genal spinenya membundar dan
tidak tajam.Kemudian dibagian ekor (bawah) terdapat pula spine lain yang
bernama marjinal spine, dimana pada fosil ini ditemukan marjinal
spinenya bentuk dan ukurannya kecil dan membulat bundar.Dapat
diketahui juga cara hidupnya adalah Bentonik atau menambat pada dasar
lautan.
Hewan ini hidup pada zaman Devon hingga Permian atau sekitar
410 – 230 juta tahun lalu.Lingkungan hidup hewan ini adalah di
lingkungan laut dalam.Setelah diidentifikasi secara megaskopis peraga ini
dikelompokkan berdasarkan sistem taksonominya, maka dapat dikatakan
bahwa fosil ini termasuk kedalam filum Arthropoda, kelas Trilobita, ordo
brachymetopidae, dan famili proetida. Sehingga fosil dengan nomor
peraga AR-006 ini bernama Brachimetopus coignouides.
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Filum Arthropoda terutama kelas Trilobita merupakan salah satu
kelas yang sering dijumpai sebagai fosil karena memiliki bagian keras
yang terletak pada bagian luar dan biasa disebut dengan lobe.
5.1.2 Fosil dengan nomor peraga AR-001 bernama Ceraurus aculeatus. Fosil
ini mempunyai 14 rusuk, dengan genal spine dan marjinal spine yang
runcing dan memanjang, terdiri dari 3 lobe, dan telah hidup sejak
Ordovician hingga Permian atau sekitar 510 – 230 juta tahun lalu serta
cara hidup secara planktonik.
5.1.3 Fosil dengan nomor peraga AR-011 bernama Dalmanites archates.
Fosil ini mempunyai 12 rusuk, dengan genal spine yang tidak terlalu
meruncing dan cenderung membundar dan marjinal spine yang runcing
tunggal dan mengarah kebawah, terdiri dari 3 lobe, dan telah hidup
sejak zaman Silurian hingga Devon atau sekitar 430 – 360 juta tahun
lalu, serta cara hidup secara bentonik.
5.1.4 Fosil
dengan
nomor
peraga
AR-006
bernama
Brachimetopus
coignouides. Fosil ini mempunyai 10 rusuk, dengan genal spine yang
kecil dan membulat dan marjinal spine yang juga membulat dibagian
ekornya, terdiri dari 3 lobe, dan telah hidup pada zaman Devon hingga
Permian atau sekitar 410 – 230 juta tahun lalu, serta cara hidup secara
bentonik.
5.2 Saran
5.2.1 Persiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam praktikum.
5.2.2 Menjaga peraga fosil yang ada di laboratorium agar tidak rusak/hilang.
5.2.3 Lengkapi peraga fosil di laboratorium untuk memperluas wawasan
praktikan.
5.2.4 Lakukan pendeskripsian fosil dengan baik dan benar.
22
DAFTAR PUSTAKA
Asisten, Tim. 2010. Buku Pedoman Praktikum Makropaleontologi. Semarang :
UNDIP.
http://id.wekipedia.org/arthropoda.htm
(diakses pada 11 November 2012 pukul 00.05 WIB)
http://zipcodezoo.com/ Brachimetopus coignouides/arthropoda/0989.htm
(diakses pada 11 November 2012 pukul 00.15 WIB)
http://zipcodezoo.com/ Ceraurus aculeatus /arthropoda/0956.htm
(diakses pada 11 November 2012 pukul 22.45 WIB)
http://zipcodezoo.com/ Dalmanites archates/arthropoda/0986.htm
(diakses pada 11 November 2012 pukul 23.05 WIB)
Rahardjo, Wartono. 2000 . Buku Pedoman Praktikum Paleontologi. Yogyakarta :
UGM.
23
LAPORAN PRATIKUM
ACARA : ARTHROPODA
Disusun Oleh :
Ryando Perdana
21100111130046
LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI
FOTO, DAN GEOOPTIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
NOVEMBER 2012
24
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pratikum Makropaleontologi acara ”Arthropoda”
telah
disahkan pada ;
hari / tanggal
: Rabu / 13 November 2012
pukul
:
Sebagai tugas laporan pratikum mata kuliah Makropaleontologi.
Semarang, 13 November 2012
Asisten
Praktikan
Ahmad Aji
Ryando Perdana
2110011012002
21100111130046
i25
DAFTAR ISI
Cover
Lembar Pengesahan.........…………………………………………….
i
Daftar Isi…………………………………………………………..….
ii
Daftar gambar…………………………………………………………
iii
Pendahuluan………………………………………………..
1
1.1 Maksud …………………………………………….………
1
1.2 Tujuan………………………………………………………
1
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan……………………………
1
BAB II. Dasar Teori…………………………………………………
2
BAB I.
BAB III. Hasil Deskripsi..…………………………………………
15
BAB IV. Pembahasan………………………………………………..
18
BAB V. Penutup…………………………………………………….
22
5.1 Kesimpulan ………………………………………………... 22
5.2 Saran……………………………………………………….. 22
Daftar Pustaka………………………………………………………… 23
Lampiran
ii26
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Perubahan & Perkembangan Kehidupan....................................
3
Gambar 2.2 Tabel Rekaman Kehidupan Arthropoda dalam Kurun Waktu
Geologi……………………………………………………...
4
Gambar 2.3 Beberapa contoh hewan Arachnida….....................................
6
Gambar 2.4 Gambar Fosil Trilobita………..….......……...........................
8
Gambar 2.5 Gambar Proses Pemfosilan Trilobita.…………………….....
9
Gambar 2.6 Gambar Trilobita Zaman Kambrium..….............…….........
9
Gambar 2.7 Gambar Ostrakoda..................................................................
10
Gambar 2.8 Gambar Fosil Ostrakoda.........................................................
11
Gambar 2.9 Gambar Perkembangan Balanus.............................................
13
Gambar 2.10 Gambar Fosil Phylum Anthropoda.......................................
14
Gambar 3.1 Fosil Peraga No. AR-001 tampak dorsal…………………...
15
Gambar 3.2 Fosil Peraga No. AR-011 tampak dorsal…………………...
16
Gambar 3.3 Fosil Peraga No. AR-006 tampak dorsal…………………...
17
27
iii
28
Download