Pengetahuan, Dana Insentif, Sarana Dan Prasarana Dengan

advertisement
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN : 2338- 6371
Yanti
Pengetahuan, Dana Insentif, Sarana Dan Prasarana Dengan Partisipasi Kader
Dalam Pelaksanaan Posyandu
Knowledge, Funding Incentive, Facilities And Infrastructure
With Participation Of Cadres
1
Yanti1, Mulyadi1, Said Usman2
Mahasiswa Magister Keperawatan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
2
Dosen Magister Keperawatan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
3
RSU Zainoel Abidin
Email : [email protected]
Abstrak
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang dipilih dari, oleh, dan untuk masyarakat yang bertugas membantu
kelancaran pelayanan kesehatan. Posyandu sangat bergantung oleh peran kader. Namun keberadaan kader relatif lebih
labil karena partisipasinya bersifat sukarela padahal untuk tercapainya kegiatan posyandu yang berkualitas diperlukan
partisipasi kader.
Metodelogi Penelitian ini adalah Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini
keseluruhan kader posyandu diwilayah Puskesmas Kutablang Kabupaten Bireuen. Metode pengambilan sampel
dengan menggunakan rumus Slovin yaitu berjumlah 70 kader posyandu.
Hasil Penelitian Univariat; Pengetahuan tinggi (58,6%), Dana insentif (55,7%), Ketersediaan sarana dan Prasarana
tidak lengkap (71,4%), Partisipasi kader tinggi (55,7%). Bivariat; tidak ada hubungan pengetahuan (p_ value = 0,512)
dengan partisipasi kader, ada hubungan dana insentif (p_value = 0,001) dengan partisipasi kader, tidak ada hubungan
ketersediaan sarana dan prasarana (p_value = 0,470) dengan partisipasi kader. Multivariat; Dana insentif adalah
variabel yang paling berhubungan dengan partisipasi kader.
Kata kunci: Partisipasi kader, Posyandu, Dana insentif
Abstract
Cadres were volunteers chosen from, by and for the people in charge of helping the smoothness of health service.
Posyandu is an integrated health service post which depended by role of cadre. But the existence of cadre relative
labile because the voluntarily participation, though to to achieve a quality service of posyandu required the
participation of cadres.
Research Methodology;The research aim to know correlation of knowledge, incentive, facilities and infrastucture with
the participation of cadre. This research is analytical survey using cross sectional approach. Population in this
research is all cadres in the region of Kutablang primary health care. Sample in this research is 70 caders of
Posyandu.
Result: Univariate; high knowledge (58,6%), incentive (55,7%), the availability of facilities and infrastructure is in
complete (71,4%), Bivariate; there is no relation between knowledge (p-value=0,512 and the participation of cadres,
there is a relation between incentive (p-value=0,001) and the participation of cadres, there is no relation between the
availability of facilities and infrastructure (p-value=0,470) and the participation of caders. Multivariate: incentive
fund is the most variable that has a relation with the participation of caders.
Keywords: Participation of cadres, Posyandu, Incentive funds
161
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN : 2338- 6371
Yanti
Latar Belakang
kurang
Di Indonesia salah satu bentuk Primary Health
penimbangan
Care (PHC) adalah upaya kesehatan yang
semakin tinggi pula cakupan vitamin A,
bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang
cakupan
lebih di kenal salah satunya posyandu yang
prevalensi gizi kurang. Cakupan penimbangan
programnya
serta
balita di posyandu Indonesia pada tahun 2013
masyarakat, kerja sama lintas sektor untuk
sebesar 80.30% cakupan ini lebih tinggi di
pengembangan dan perluasan kesehatan dasar
bandingkan tahun 2012 yang sebesar 75.1%,
khususnya sasaran posyandu yang ada di
namun demikian beberapa kendala yang
setiap desa. Posyandu ini di kembangkan di
dihadapi terkait dengan kunjungan balita ke
masyarakat guna memberikan kemudahan
posyandu antara lain dana operasional dan
kepada
sarana
melibatkan
masyarakat
pelayanan
dasar
peran
dalam
untuk
memperoleh
mempercepat
pada
balita.
yang
imunisasi
prasarana
Dengan
tinggi,
dan
di
semakin
untuk
cakupan
harapkan
rendah
menggerakkan
posyandu, tingkat pengetahuan kader, dan
penurunan angka kematian ibu dan bayi
kemampuan
(Berlli, 2008).
pertumbuhan dan konseling, (Rikesdas, 2013).
Posyandu merupakan milik masyarakat maka
Pada tahun 2012 di Aceh jumlah bayi yang
pelaksanaan kegiatan posyandu agar hasilnya
lahir hidup sebanyak 88.494 jiwa sedangkan
baik perlu peran serta masyarakat itu sendiri
bayi mengalami kematian sebanyak 731 jiwa.
khususnya partisipasi kader posyandu. Kader
Pada tahun 2012 dilaporkan jumlah kematian
posyandu di pilih oleh pengurus posyandu dari
pada neonatus+bayi sebanyak 982 jiwa, pada
anggota masyarakat yang bersedia, mampu
kematian anak balita sebanyak 93 jiwa. Angka
dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan
kematian bayi Aceh tahun 2012 sebesar
kegiatan
posyandu
8/1000 lahir hidup dan angka kematian balita
menyelenggarakan kegiatan posyandu secara
(AKABA) sebesar 9,2/1000 lahir hidup (Profil
sukarela (Kemenkes RI, 2011).
Kesehatan Aceh, 2012).
Kegiatan
posyandu.
penimbangan
Kader
balita
petugas
dalam
pemantauan
diposyandu
menjadi salah satu indikator yang di tetapkan
Dari hasil Rikesdas tahun 2013 terdapat
pada renstra kementrian kesehatan tahun 2010-
280.225 Posyandu pada tahun 2013 di
2014. Indikator ini berkaitan dengan cakupan
Indonesia Dari jumlah tersebut posyandu
pelayanan
khususnya
pratama sebanyak 32.7%, posyandu madya
imunisasi serta penanganan prevalensi gizi
29.1%, posyandu purnama sebanyak 29.9%
kesehatan
dasar
162
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN : 2338- 6371
Yanti
dan mandiri sebanyak 8.3%. Dari hasil di atas
dan jenis pekerjaan berpengaruh terhadap
diketahui proporsi tertinggi posyandu pratama
partisipasi kader. Penelitian yang dilakukan
dan
oleh
proporsi
terendah
adalah
posyandu
Nilawati
(2008)
tentang
pengaruh
mandiri. Dengan demikian diperlukan upaya
karakteristik kader dan strategi revitalisasi
intensif untuk meningkatkan jumlah posyandu
posyandu
terhadap
keaktifan
kader
di
kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan
mandiri.
yang mengatakan bahwa variabel sikap,
Pada tahun 2012 di Aceh jumlah bayi yang
motivasi
dan
lahir hidup sebanyak 88.494 jiwa sedangkan
berpengaruh di bandingkan dengan variabel
bayi mengalami kematian sebanyak 731 jiwa.
umur,
pendidikan,
pekerjaan
Pada tahun 2012 dilaporkan jumlah kematian
dukungan
dan
menjadi
status
pelatihan
sangat
perkawinan,
tidak
begitu
berpengaruh terhadap keaktifan kader.
pada neonatus+bayi sebanyak 982 jiwa, pada
kematian anak balita sebanyak 93 jiwa. Angka
Di Kabupaten Bireuen terdapat 18 puskesmas
dengan jumlah posyandu sebanyak 633. Salah
satunya Puskesmas Kutablang terdapat 41
posyandu. Hasil penimbangan balita di
posyandu di wilayah puskesmas Kutablang
tahun 2014 terdapat 15 balita yang berat
kematian bayi Aceh tahun 2012 sebesar
8/1000 lahir hidup dan angka kematian balita
(AKABA) sebesar 9,2/1000 lahir hidup (Profil
Kesehatan Aceh, 2012).
badannya bawah garis merah (BGM), ibu
hamil kurang energi kronis (KEK) sebanyak
22 orang, dan yang mengalami gizi kurang
sebanyak 13 balita. Pada tahun 2015 dua
bulan terakhir terdapat 5 balita yang bawah
garis merah (BGM), 12 orang bumil kurang
energi kronis (KEK), gizi kurang 5 balita.
Untuk kelangsungan program posyandu sangat
di butuhkan peran aktif kader yang merupakan
tenaga sukarela yang berasal dari masyarakat
yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di desa yang di bekali
pengetahuan kesehatan dan pendampingan
dari tenaga kesehatan.
Pelayanan kesehatan, sarana prasarana yang
Penelitian yang di lakukan oleh Iwan Setia
tersedia dan posyandu yang di lakukan setiap
Budi (2011) tentang Manajemen Partisipatif:
bulan
sebuah pendekatan dalam meningkatkan peran
meningkatkan
serta kader
posyandu dalam pembangunan
sehingga peneliti tertarik untuk melihat salah
kesehatan di desa, yang mengatakan bahwa
satu faktor penting yang lain yaitu kader
penghambat keaktifan kader posyandu seperti
posyandu
tingkat pendidikan, pengetahuan, pelatihan
memberikan pelayanan kesehatan diposyandu.
163
akan
sangat
kesehatan
tentang
membantu
ibu
dan
partisipasinya
untuk
balita
dalam
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN : 2338- 6371
Berdasarkan
uraikan
Yanti
latar belakang yang telah di
peneliti
tertarik
untuk
random sampling dengan menggunakan rumus
meneliti
Slovin sehingga besar sampel diperoleh yaitu:
hubungan pengetahuan, dana insentif, sarana
70 orang kader.
dan prasarana dengan partisipasi kader dalam
Pengumpulan
pelaksanaan posyandu di wilayah puskesmas
ini
yaitu
Untuk
dilakukan
dengan
menentukan responden yang akan diambil
Kutablang Kabupaten Bireuen. Tujuan dalam
penelitian
data
sesuai dengan kriteria sampel, instrument yang
mengetahui
digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner
hubungan pengetahuan, dana insentif, sarana
berisi tentang pengetahuan, dana insentif,
dan prasarana dengan partisipasi kader dalam
sarana
pelaksanaan posyandu di wilayah puskesmas
partisipasi kader dalam pelaksanaan posyandu.
kutablang Kabupaten Bireuen.
Analisis data di interpretasi menggunakan
dan
prasarana
yang
mendukung
univariat, bivariat dan multivariat. Univariat
Metode
yaitu melihat persentase dari setiap variabel,
Desain penelitian yang digunakan adalah
bivariat dengan menggunakan uji statistic chi
survey analitik dengan pendekatan cross
square untuk melihat setiap variabel apakah
sectional Yang bertujuan untuk menggali
berhubungan dengan partisipasi kader, dan
penelitian
untuk multivariat menggunakan uji statistik
pengetahuan,
sejauh
mana
dana
insentif,
Hubungan
sarana
regresi
dan
logistik
ganda
yaitu
untuk
prasarana dengan partisipasi kader dalam
mendapatkan
pelaksanaan Posyandu diwilayah Puskesmas
variabel yang paling berpengaruh terhadap
Kutablang Kabupaten Bireuen.
partisipasi kader dalam pelaksanaan posyandu.
Populasi penelitian ini adalah jumlah kader
Dalam pengambilan data peneliti mengikuti
posyandu yang ada diwilayah Puskesmas
langkah yang sesuai dengan etika penelitian,
Kutablang.
dari
peneliti menggunakan standar etika penelitian
Puskesmas Kutablang jumlah kader posyandu
berdasarkan komisi nasional etik penelitian
ada 169 orang dari 41 jumlah posyandu.
kesehatan
(KENPK)
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
penelitian
harus
adalah dilakukan dengan tehnik random
autonomy,
anonymity,
sampling yang mana yang menjadi sampel
maleficence dan justice
adalah kader posyandu. Cara pengambilan
Sebelum melakukan pengambilan data awal
sampel
untuk kelanjutan penelitian, peneliti telah lulus
Data
dengan
awal
di
peroleh
menggunakan
systemik
164
dimana
kelayakan
mempertimbangkan;
confidentially,
non
(Depkes, 2005).
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN : 2338- 6371
Yanti
kajian etik
oleh komite etik penelitian
tertinggi lamanya menjadi penduduk desa > 5
keperawatan
pada
tahun yaitu 55 kader posyandu (78,58).
fakultas
keperawatan
Universitas Syiah Kuala.
Hasil analisis bivariat data penelitian dianalisis
Hasil
dengan menggunakan uji statistic chi-square.
Penelitian yang dilaksanakan di wilayah
Untuk melihat hubungan setiap variabel
Puskesmas Kutablang Kecamatan Kutablang,
dengan partisipasi.
Kabupaten Bireuen. Di mulai dari tanggal 29
Tabel 2. Hubungan pengetahuan dengan partisipasi
kader
Mei sampai 15 Juni 2015 pada 70 kader yang
Partisipasi kader
berperan dalam pelaksanaan posyandu.
Pengetahuan
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan
data demografi
Kategori
Usia Responden
a.
21-30
b. 31-40
c.
40-50
Pekerjaan Responden :
a.
Wiraswasta
b. Guru Honor
Ibu
Rumah
tangga (IRT)
Pendidikan Responden :
a.
SD
b. SMP
c.
SMU
d. D3
Lama
menjadi
kader
posyandu :
a.
˃ 5 tahun
b. ≤ 5 tahun
Lama menjadi penduduk
desa
a.
˃ 5 tahun
b. ≤ 5 tahun
Total
Frekuensi
Persentase
13
40
17
18,57
57,14
24,29
4
2
64
5,71
2,86
91,43
12
56
2
17,14
80
2,86
43
27
61,42
38,58
55
15
78,58
21,42
70
100
Total
OR
(95%
CI
-
Tinggi
Rendah
F
%
20 48,8
Tinggi
F
%
21 51,2
41(100)
Rendah
11
37,9
18
62.1
29(100)
Jumlah
31
44,3
39
55,7
70(100)
P.
value
0.512
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 41
responden yang
pengetahuannya tinggi
memiliki partisipasi yang tinggi sebesar
(51,2%).
Dan
dari
29
responden
yang
pengetahuannya rendah memiliki partisipasi
rendah sebesar (37,9%). Dari hasil statistik
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan
diperoleh p value 0.512 berarti secara statistik
bahwa distribusi frekuensi data demografi
menunjukkan
responden yang menjadi kader posyandu
signifikan
frekuensi tertinggi usia 30-40 tahun yaitu 40
partisipasi kader. Nilai p yang diperoleh lebih
responden
tertinggi
besar dari nilai (α=0,005) yang menunjukkan
yaitu 64 kader posyandu
bahwa Ho diterima yaitu tidak ada hubungan
(57,14%).
pekerjaan kader
Frekuensi
tertinggi pendidikan yaitu 56 kader posyandu
berpendidikan
SMU.
antara
ada
hubungan
pengetahuan
yang
dengan
antara pengetahuan dengan partisipasi kader.
(91,43) adalah ibu rumah tangga. Frekuensi
(80%)
tidak
Frekuensi
tertinggi lamanya menjadi kader > 5 tahun
yaitu 43 kader posyandu (61,42%), Frekuensi
165
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN : 2338- 6371
Yanti
Tabel 3. Hubungan dana insentif dengan partisipasi
kader
Partisipasi kader
Dana
Insentif
Ada
Tidak
ada
Jumlah
Rendah
Total
Tinggi
F
%
F
%
10
21
25,6
67,7
29
10
74,4
32,3
39(100)
31(100)
31
44,3
39
55,7
70(100)
OR
(95%
CI
P.
value
6.090
0,001
Tabel 4. Hubungan ketersediaan Sarana dan prasarana
dengan partisipasi kader
Partisipasi kader
Rendah
Tinggi
F
%
F
%
Ketersediaan
sarana dan
prasarana
Lengkap
Tidak
lengkap
Jumlah
Total
7
24
35,0
48,0
13
26
65,0
52,0
20(100)
50(100)
31
44,3
39
55.7
70(100)
OR
(95%
CI
P.
value
-
0,470
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari ke
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 39
20 responden yang ketersedian sarana dan
responden yang ada dana insentif memiliki
partisipasi
yang
tinggi
sebesar
prasarana
(74,4%)
insentifnya
responden
tidak
ada
lengkap
yang
memiliki
partisipasi kader yang tinggi sebesar (65.0%),
partisipasi kader tinggi dengan ada dana
insentif. Dan 31
yang
dan 50 responden yang ketersediaan sarana
yang dana
dan prasarana yang tidak lengkap memiliki
menunjukkan
partisipasi yang rendah sebesar (48,0%). Dari
partisipasinya rendah sebesar (67,7%).
hasil statistik diperoleh p value 0.470 berarti
Dari hasil statistik diperoleh p value 0,001
secara
berarti secara statistik menunjukkan ada
hubungan yang signifikan antara ketersediaan
hubungan yang signifikan antara Dana Insentif
sarana dan prasarana dengan partisipasi
dengan partisipasi kader. Nilai p
kader.
yang
diperoleh lebih kecil dari nilai (α=0,005) yang
Hasil
uji
chi
antara ketersediaan sarana dan prasarana
dengan partisipasi kader.
artinya kader yang memiliki dana insentif
Tabel 5. Analisa Multivariat
menunjukkan
Ste
p 1a
berpartisipasi
kader
ada
bahwa Ho diterima yaitu tidak ada hubungan
square
diperoleh OR= 6.090 (CI = 2,150-17,247)
peluang
tidak
besar dari nilai (α=0,005) yang menunjukkan
hubungan antara Dana insentif dengan
kader.
menunjukkan
Nilai p yang diperoleh (p value=0.470) lebih
menunjukkan bahwa Ha di terima yaitu ada
partisipasi
statistik
dalam
Dana_Insenti
f
Constant
B
S.E.
Wald
1.80
7
2.54
9
.53
1
.85
1
11.57
0
8.960
d
f
1
1
Sig.
.00
1
.00
3
Exp(B
)
6.090
.078
pelaksanaan posyandu sebesar 6.090 kali di
bandingkan
dengan
kader
yang
Dari semua variabel yang berhubungan dengan
dana
partisipasi kader yaitu pengetahuan, dana
insentifnya tidak ada.
insentif, ketersediaan sarana dan prasarana,
hanya variabel dana insentif yang memenuhi
166
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN : 2338- 6371
Yanti
syarat sebagai kandidat untuk diuji dengan
masyarakat
dalam
nilai kurang dari <0,25. Secara regresi logistik
Pengetahuan
seseorang
ganda dengan hasil sebagai berikut : Dana
seiring dengan pengalaman dilapangan dan
insentif = p value (0,001) dengan nilai OR =
posyandu
6,09,
yang
maknanya
adalah
secara
simultan
telah
di
kegiatan
posyandu.
dapat
ikuti,
meningkat
pengetahuan
dan
partisipasi kader yang memiliki dana insentif
penguasaan kader kader akan kegiatan yang
menunjukkan peluang untuk berpartisipasi
akan dilaksanakan diposyandu akan dapat
sebesar 6,09 kali dibanding dengan partisipasi
meningkatkan
kader yang tidak memiliki danan insentif
kesehatan di masyarakat.
kualitas
mutu
pelayanan
setelah di kontrol dengan variabel pengetahuan
Penelitian
dan ketersediaan sarana prasarana.
kemukakan
ini
sesuai
oleh
dengan
Astuti
yang
(2012),
di
bahwa
Pembahasan
pengetahuan tidak ada hubungan dengan
Pada analisis chi square menunjukkan tidak
partisipasi kader karena kader pada umumnya
ada hubungan yang signifikan pengetahuan
relawan yang partisipasinya bersifat sukarela,
dengan partisipasi kader dengan (P=0,512).
sehingga tidak ada jaminan bahwa kader akan
Dimana pendidikan kader walaupun dalam
tetap menjalankan fungsinya dengan baik,
kategori rendah tetapi partisipasinya dalam
walaupun
pelaksanaan posyandu tetap tinggi.
masyarakat yang lain.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan
Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian
kader tentang posyandu cukup baik hal ini
yang di kemukakan oleh
merupakan potensi berkesinambungan untuk
(2010) bahwa pendidikan dan pengetahuan
berpartisipasi sebagai kader. Penerimaan hal-
dapat
hal baru bisa langsung diterima apabila
partisipasi kader posyandu, pengetahuan akan
didasari oleh pengetahuan seseorang. Tingkat
mendasari
pengetahuannya
berhubungan
lebih
Djuhaeni, dkk
dengan
seseorang
dari
akan
kinerja
dan
melakukan
perubahan perilaku sehingga perilaku yang
pendidikan kader posyandu di puskesmas
dilakukan akan lebih langgeng dari pada
Kutablang sebagian besar adalah SMP dan
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
SMU
sehingga
pemahamannya
tentang
pentingnya pelaksanaan posyandu tinggi dan
Pengetahuan dapat diartikan tahu dan mengerti
mampu
sesudah melihat (menyaksikan, mengalami
membantu
dan
menggerakkan
167
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN : 2338- 6371
atau
di
ajar),
pendidikan
Yanti
dengan
kader
makin
maka
tingginya
semakin
posyandu yang tidak mendapat dana insentif.
baik
Diwilayah Puskesmas Kutablang masih ada
kesadaran kader untuk berpartisipasi dalam
kader posyandu yang tidak ada dana insentif
kegiatan posyandu.
sebesar
(44,3%).
Dari
hasil
penelitian
responden memberikan informasi bahwa kader
Hasil
penelitian
Wahyutomo
menunjukkan
bahwa
pengetahuan
seseorang
(2010),
dengan
akan
posyandu tidak memiliki gaji bulanan tapi di
adanya
berikan setahun sekali oleh kepala desa yang
melakukan
dananya berasal dari alokasi dana desa yang
perubahan perilaku kearah yang lebih baik
tidak ada patokan jumlahnya, karena dana
sesuai dengan pertambahan pengalaman yang
didapat
oleh
keikutsertaan
kader
kader
dengan
di
yang di berikan berdasarkan dana yang
lamanya
posyandu
tersedia di desa yang tidak sama jumlahnya
maka
setiap tahun.
pengalaman setiap kegiatan akan terdapat
perubahan ke arah yang lebih baik dengan
Penghargaan kader adalah upah atu gaji yang
didasari dengan pengetahuan.
diberikan kepada kader. Insentif berupa uang
yang memberikan motivasi tersendiri bagi
Pada aspek dana insentif, analisis chi square
kader. Insentif merupakan daya tarik orang
menunjukkan ada hubungan dana insentif
datang dan tinggal dalam suatu organisasi
dengan partisipasi kader. Diperoleh p value
ataupun kegiatan.
0,001 OR= 6.090 artinya kader yang memiliki
peluang
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
pelaksanaan
yang dikemukan oleh Wisnuwardani (2012):
posyandu sebesar 6.090 kali di bandingkan
Insentif berhubungan dengan kinerja kader
dengan kader yang dana insentifnya tidak ada
posyandu untuk memotivasi kader kesehatan
sehingga
dan menjadi bukti pembinaan dari puskesmas.
dana
insentif
berpartisipasi
menunjukkan
kader
rendah
dibandingkan
dalam
partisipasi
menjadi
kadernya
seseorang
Peran kader tidak hanya penimbangan pada
yang
posyandu,
mendapatkan dana insentif.
tetapi
juga
sebelum
dan
sesudahnya, kader juga melakukan pendataan
Hasil tersebut dapat memprediksi semakin
di masyarakat dan menjadi agen penyebar
tinggi dana insentif semakin tinggi partisipasi
informasi.
kader dalam pelaksanaan posyandu. Hasil
Menurut peneliti kader adalah tenaga sukarela
penelitian menunjukkan masih tinggi kader
yang berasal dari masyarakat yang mendapat
168
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN : 2338- 6371
Yanti
kepercayaan dari masyarakat setempat dan
mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik
telah
merasa
dan bisa sehat semua dan menurut responden
terpanggil untuk melaksanakan, memlihara
salah satu yang menyebabkan sarana dan
dan mengembangkan kegiatan posyandu.,
prasarana posyandu baik karena kesadaran
untuk itu perlu pembinaan serta penghargaan
para kader dalam merawat alat-alat yang telah
mendapat
pelatihan
serta
sejalan dengan fungsi dan tugas berat kader,
sudah
selayaknya
pemerintah
di miliki oleh posyandu.
lebih
menghargai peran kader posyandu dengan
Hasil penelitian ini berbeda dengan yang di
memberikan insentif finansial yang memadai.
kemukakan oleh Mukrimah dan Hamsinah
(2014), mengemukakan terdapat hubungan
Pada aspek ketersediaan sarana dan prasarana;
ketersediaannya sarana dan prasarana dengan
analisis chi square menunjukkan partisipasi
kinerja kader posyandu walaupun sarana dan
kader yang ketersediaan sarana dan prasarana
parasarana masih kurang lengkap. Hasil
yang tidak lengkap tetapi partisipasi kadernya
penelitian
sebesar (52,0%). Pada analisis chi square
menunjukkan
tidak
ada
hubungan
oleh
Jain,
dkk
(2014):
mengemukakan bahwa sarana dan prasarana
yang
berhubungan
signifikan ketersediaan sarana dan prasarana
posyandu,
dengan partisipasi kader dengan (P=0,470).
dengan
baik
keberlangsungan
dari
buku
register,
penimbangan sampai pelayanan kesehatan
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada
yang
hubungan yang signifikan antara ketersediaan
kesehatan. Misalnya imunisasi yang harus di
sarana dan prasarana dengan partisipasi kader.
lakukan
Hal ini dapat di karenakan tidak lengkapnya
pendataan bayi dan balita di lakukan oleh
sarana dan prasarana posyandu disebabkan
kader yang langsung turun ke masyarakat.
karena
pemerintah
Kader juga banyak memberikan penyuluhan
setempat dan kurangnya dukungan petugas
kepada sasaran posyandu sehingga sangat di
kesehatan di desa setempat. Walaupun sarana
butuhkan pelatihan kesehatan, leaflet
dan prasarana tidak lengkap tetapi partisipasi
ataupun poster yang merupakan sarana dan
kader tetap tinggi responden beranggapan
prasarana untuk terjun ke masyarakat.
kurangnya
dana
dari
kader
oleh
di
dampingi
petugas
oleh
kesehatan
petugas
tetapi
walaupun fasilitas seadanya mereka tetap
Hasil analisis regresi logistik ganda yang
berpartisipasi untuk memberikan pelayanan
ditunjukkan pada tabel variabel in the question
kesehatan supaya sasaran posyandu bisa
menunjukkan bahwa variable dana insentif
169
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN : 2338- 6371
yang
lebih
signifikan
Yanti
terhadap
peluang
kader dalam pelaksanaan posyandu di wilayah
partisipasi kader dalam pelaksanaan posyandu
kerja Puskesmas Kutablang Kabupaten Biruen.
dengan nilai (6.090).
Ucapan Terima Kasih
Dari analisis ini menunjukkan
bahwa dana
Ucapan terima kasih untuk Kepala Puskesmas
insentif memiliki peluang 6.090 kali terhadap
Kutablang
partisipasi kader dalam pelaksanaan posyandu.
melakukan penelitian dan kader posyandu
yang
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
telah
yang
telah
memberikan
berpartisipasi
penuh
izin
dalam
penelitian ini
yang dikemukakan oleh Iswarawanti (2010)
bahwa insentif sangat di perlukan oleh kader,
Referensi
insentif menjadi dukungan materil dan non
Berlli, 2008. Pelayanan Kesehatan Primer/
Primary Health Care (PHC). In
http://digilib.esanggul.ac.id(2008)/10/p
elayanan
kesehatan-primer-primary23html, diakses November 2014.
materil yang minim juga kerap menjadi
hambatan bagi kesuksesan kinerja kader.
Kader akan merasa bahagia dan bangga
dengan tugas yang dijalankan karena mereka
Depkes, 2005. Sosialisasi KNPEK, Komisi
Nasional Etik Penelitian Kesehatan.
dianggap sebagai bagian dari sistem kesehatan
pemerintahan yaitu dengan adanya supervisi
dan
pertemuan
yang
konsisten
Depkes, 2012. Profil Kesehatan Provinsi Aceh
Tahun 2012. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
dengan
puskesmas dan mendapatkan penyuluhan yang
teratur. Walaupun akan lebih merasa di hargai
Djuhaeni, dkk, 2010. Motivasi Kader
Meningkatkan Keberhasilan Kegiatan
Posyandu,
Pasca
Sarjana
Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas
Malahayati,
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat, diakses mei 2015.
bila mereka mendapatkan manfaat finansial
tetapi pada umumnya kader menerima dengan
ikhlas.
Kesimpulan
Diantara
Iwan
pengetahuan,
ketersediaan
menunjukkan
sarana
hanya
dana
dan
dana
insentif,
prasarana
insentif
yang
berhubungan terhadap partisipasi kader.
Secara simultan hanya dana insentif yang yang
Setia Budi, 2011. Manajemen
Partisipatif: Sebuah Pendekatan Dalam
Meningkatkan Peran Serta Kader
Posyandu
dalam
Pembangunan
Kesehatan di desa, jurnal kesehatan
Univesitas Indonesia, Volume 2 No 03
November 2011.
Iswarawanti, 2010. Kader Posyandu: Peranan
dan Tantangan Pemberdayaannya
Dalam usaha Peningkatan Gizi Anak
paling mempengaruhi terhadap partisipasi
170
Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN : 2338- 6371
Yanti
indonesia,
Jurnal
Manajemen
Pelayanan
Kesehatan
Universitas
Indonesia, Volume 13 No 4 Desember
2012, di akses Juni 2015.
Jain, dkk. 2014. Enganging Communities With
Asimple Tool To help Increase
Immunization
Coverage,
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
25745125, di akses juni 2015.
Kemenkes RI, 2011. Buku Panduan Kader
posyandu
(Menuju
KADARZI),
Jakarta.
Mukrimah & Hamsinah, 2014. Faktor-faktor
Pendorong Kinerja Kader Dalam
Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
Camba Kabupaten Marus, Jurnal
ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5
No 3 tahun 2014, diakses Mei 2015.
Wahyutomo, 2010. Hubungan Karakteristik
dan Peran Kader Posyandu dengan
Pemantauan Tumbuh Kembang Balita
di Puskesmas Kalitidu Bojonegoro,
Program PascaSarjana Universitas
11Maret Surakarta, di akses Juni 2015.
Wisnuwardani, 2012. Insentif Uang Tunai dan
Peningkatan Kinerja Kader Posyandu,
Universitas
Mulawarman,
Jurnal
Kesehatan
Masyarakat
Nasional
Volume 7 No 1 Agustus 2012, di akses
Mei 2015.
Rikesdas, 2013. Riset kesehatan Dasar.
Jakarta. Kementrian Kesehatan RI.
171
Download