ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN
HIPOTERMIA SEDANG DI RUANG GAYATRI
RSU DR.WAHIDIN SUDIRO HUSODO
KOTA MOJOKERTO
Risa Rusiana
1211010125
Subject : Bayi Baru Lahir, Hipotermia, Suhu
Description
Hipotermia sebagai tanda awal suatu gejala penyakit, apabila berlanjut dan
tidak segera mendapatkan penanganan maka dapat berakhir dengan kematian pada
bayi. Tanda gejala hipotermia ialah kecepatan pernafasan dan denyut jantung bayi
melambat, tekanan darah rendah, dan kesadaran menghilang. Suhu bayi yang
rendah mengakibatkan proses metabolik dan fisiologi melambat. Penelitian ini
bertujuan untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi Ny. “CK” bayi baru
lahir dengan hipotermia sedang di Ruang Gayatri RSU Dr.Wahidin Sudiro
Husodo Kota Mojokerto.
Metode penelitian yang digunakan adalah teknik 5 langkah dengan
manajemen kebidanan yaitu pengkajian data, penentuan diagnosa, perencanaan
dan pelaksanaan asuhan kebidanan, mengevaluasi, dan didokumentasikan dalam
bentuk SOAP. Pengumpulan data klien menggunakan teknik pemeriksaan fisik
dan studi dokumentasi.
Asuhan kebidanan pada By. Ny. “CK” lahir spontan usia gestasi 37
minggu 4 hari, warna kulit kemerahan, gerakan lemah, tangisan kuat, ekstremitas
dingin. Keadaan umum baik, tanda-tanda vital yaitu denyut nadi 125 x/menit,
frekuensi pernapasan 36 x/menit, suhu 35,1 0C. Hasil pemeriksaan fisik yaitu
warna kulit kemerahan, daya hisap lemah, tangisan kuat, pergerakan ekstremitas
lemah dan teraba dingin. Refleks yang ditemukan ialah refleks rooting, refleks
sucking, refleks swallowing, refleks ekstrusi, refleks tonic neck, refleks
swimming hasilnya lemah. Asuhan kebidanan yang dilakukan yaitu
menghangatkan, mengeringkan, memenuhi kebutuhan nutrisi, dan observasi suhu.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat ketidaksesuaian antara fakta dan
teori pada tahap pelaksanaan asuhan rawat gabung dan tahap evaluasi
keberhasilan adaptasi termoregulasi. Saran bagi tenaga kesehatan (bidan)
diharapkan lebih cermat dalam hal pemeriksaan awal dan pemeriksaan fisik pada
bayi baru lahir, serta kompeten khususnya dalam mendeteksi adanya kegawatan
pada bayi.
Abstract
Hypothermia as a first sign of disease’s symptoms, if this situation continues
and does not immediately got treatment it could cause the death in infants. The
sign and symptoms were respiratory rate and heart rate of baby got slows,
lowering blood pressure, and loss of consciousness. Low temperatures resulted in
the slowing down of metabolic and physiological process.The purpose of this
study was to implement midwifery care of Mrs."CK" newborn baby with moderate
hypothermia in Gayatri Room RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto.
This study method used a 5 steps technique of midwifery management, there
were assesment data, determination of diagnosis, plan the midwifery care, and
implement the midwifery care, evaluate, and documented in the form of SOAP.
Collecting data client used physical checkup technique and documentary study.
Midwifery care of Mrs."CK" newborn baby spontaneous birth as gestational
age of 37 weeks 4 days, reddish skin color, movement was weak, strong cry, cold
extremities. General state was good, vital signs were HR 125 x/minute, RR 36
x/minute, temperature 35.1 0C. The result of physicals checkup were reddish
color, weak suction power, strong cry, weak limb movement and cold in
palpation. The reflex found were weak rooting reflex, sucking reflex, swallowing
reflex, extrusion reflex, tonic neck reflex, and swimming reflex. Implementation of
midwifery care were warming, drying, fullfill the nutrition, and temperature
observation.
There were incompatibility between facts and theories in implementation
stages like bounding care and evaluation stages like the successness of
thermoregulate adaptation. It’s recomended for midwife to be more accurate in
beginning checkup and physical checkup of the newborns, also competen
especially in detected the presence of serious problem of the baby.
Keywords : Newborns, Hypothermia, Temperature
Contributor
Date
Type
Right
Summary
: 1. Ika Yuni Susanti, S.SiT., S.KM., M.PH
: 2. Agustin Dwi Syalfina, S.ST., S.KM
: 18 Juni 2015
: Laporan Penelitian
: Open Document
:
LATAR BELAKANG
Suhu bayi yang rendah mengakibatkan proses metabolik dan fisiologi
melambat. Kecepatan pernafasan dan denyut jantung bayi melambat, tekanan
darah rendah dan kesadaran menghilang. Bila keadaan ini berlanjut dan tidak
segera mendapatkan penanganan maka dapat menimbulkan kematian pada bayi
(Hutagaol dkk, 2014). Hipotermia sebagai tanda suatu gejala penyakit, hipotermi
juga merupakan awal penyakit yang dapat berakhir dengan kematian (Muslihatun,
2010).
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia/SDKI
(2012) dijelaskan bahwa Angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012
sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup menurun dari 20 per 1000 kelahiran hidup di
SDKI 2007 dan 23 per 1000 kelahiran hidup berdasar hasil SDKI 2002. Penyebab
kematian neonatal ialah asfiksia (35,9%), prematuritas (32,4%), sepsis (12%),
hipotermia (6,3%), ikterus (5,6%), postdate (2,8%) dan kelainan kongenital
(1,4%) (Pritasari, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di
Rumah Sakit RSU dr.Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto didapatkan jumlah
bayi di Ruang Perinatologi dari bulan Januari sampai Desember tahun 2014
tercatat jumlah bayi baru lahir normal sebanyak 165 bayi. Bayi dengan asfiksia
sebanyak 92 bayi, bayi prematur sebanyak 83 bayi, bayi sepsis sebanyak 20 bayi,
bayi hipotermia sebanyak 96 bayi, bayi ikterus sebanyak 55 bayi, dan bayi
postdate sebanyak 47 bayi. Bulan Januari sampai Maret tahun 2015 dari tercatat
jumlah bayi baru lahir normal sebanyak 53 bayi, bayi dengan asfiksia sebanyak 31
bayi, bayi prematur sebanyak 7 bayi, bayi sepsis sebanyak 3 bayi, bayi hipotermia
sebanyak 18, bayi ikterus sebanyak 15 bayi, dan bayi postdate sebanyak 11 bayi.
Salah satu upaya terobosan dalam penurunan AKB di Indonesia adalah
melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang
menitikberatkan fokus totalitas monitoring yang menjadi salah satu upaya deteksi
dini, menghindari resiko kesehatan pada ibu hamil serta menyediakan akses dan
Pelayanan kegawatdaruratan Obstetri Neonatal Esensial Dasar di tingkat
Puskesmas (PONED) dan Pelayanan kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal
Komprehensif di Rumah Sakit (PONEK) (Supriyantoro, 2010). Penanganan pada
bayi dengan hipotermi adalah mengembalikan suhu tubuh di atas 36,50C dengan
berbagai cara, diantaranya adalah menghangatkan dengan menggunakan radiant
warmer atau dimasukkan ke dalam penghangat atau inkubator atau diberi sinar
lampu dan menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu dengan metode kanguru
(Muslihatun, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan asuhan
kebidanan pada bayi Ny.”CK” bayi baru lahir dengan hipotermia sedang di Ruang
Gayatri RSU dr.Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan ialah teknik 5 langkah manajemen
kebidanan yaitu pengkajian data, penentuan diagnosa, perencanaan asuhan
kebidanan dan pelaksanaan asuhan kebidanan, mengevaluasi, dan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP. Pengumpulan data klien menggunakan
teknik pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di Ruang
Gayatri RSU dr.Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Asuhan kebidanan bayi Ny.”CK” dengan hipotermia dilakukan pengkajian
data subjektif yaitu identitas bayi dan orangtua, keluhan utama ibu mengatakan
bayinya sudah lahir, riwayat kesehatan sekarang baik dengan warna kulit
kemerahan, gerakan lemah, tangisan kuat, kaki teraba dingin.
Pengkajian data objektif pada bayi Ny.”CK” meliputi pemeriksaan umum
mencakup keadaan umum baik , TTV (HR115 x/menit, RR36 x/menit, suhu
35,10C) dan pemeriksaan khusus mencakup pemeriksaan fisik secara inspeksi di
bagian kepala, muka/kulit kemerahan, tidak retraksi dinding dada dan pergerakan
ekstremitas lemah, palpasi ekstremitas teraba dingin, auskultasi denyut jantung,
dan perkusi, pemeriksaan neurologis melalui pemeriksaan refleks.
Johnson dan Taylor (2005:263) menerangkan bahwa pengkajian data
subjektif pada bayi baru lahir meliputi identitas bayi dan orangtua, keluhan utama
bayi, riwayat kesehatan sekarang. Pengkajian data objektif terdiri dari
pemeriksaan umum mencakup keadaan umum, TTV(HR, RR, suhu) dan
pemeriksaan khusus mencakup pemeriksaan fisik inspeksi bagian kepala,
muka/kulit kemerahan atau sianosis, retraksi dinding dada, dan pergerakan
ekstremitas, palpasi di bagian ekstremitas, auskultasi di dada, dan perkusi.
Pemeriksaan neurologis dengan pemeriksaan refleks (Sari, 2012:92).
Tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan teori pengkajian data
subjektif yang dikemukakan oleh Johnson dan Taylor, pengkajian data subjektif
pada teori sudah menunjukkan gambaran keadaan klien, peneliti juga tidak
mengalami hambatan dalam melakukan pengkajian karena peneliti melakukan
pengkajian dengan dua metode yaitu wawancara dengan ibu klien dan studi
dokumentasi pada catatan medis bayi dan buku KIA ibu. Tidak terdapat
kesenjangan antara fakta dan teori pengkajian data objektif yang dikemukakan
oleh Sari, pengkajian pemeriksaan umum mencakup keadaan umum, TTV(HR,
RR, suhu) dan pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi dini adanya
komplikasi atau kelainan yang dialami bayi.
Data subjektif bayi Ny.”CK” bayi lahir usia gestasi 37minggu 4hari dengan
warna kulit kemerahan, gerakan lemah, dan tangisan kuat. Data objektifnya adalah
keadaan umum baik, HR 115x/menit, RR 36x/menit, suhu aksila 35,10C, warna
kulit kemerahan, pergerakan ekstremitas atas dan bawah lemah, ekstremitas atas
dan bawah teraba dingin, refleks rooting, sucking, swallowing, ekstrusi, tonic
neck, dan swimming hasilnya lemah. Pelaksanaan asuhan kebidanan yaitu
penghangatan, pengeringan, pemenuhan nutrisi, dan observasi.
Wahyuni (2011:2) mengklasifikasi bayi menurut usia gestasi kurang
bulan/preterm : usia gestasi kurang dari 37 minggu. Cukup bulan/aterm: usia
gestasi 37 sampai 42 minggu. Lewat bulan/posterm: usia gestasi lebih dari 42
minggu. Klasifikasi hipotermia adalah hipotermia ringan jika suhu aksiler 36-36,5
0
C, hipotermia sedang jika suhu aksiler 32-<36 0C, hipotermia berat jika suhu
aksiler <32 0C (Lestari, 2010:p.3).
Syafrudin (2011) menyebutkan tanda dari hipotermia sedang adalah bayi
mengalami pernapasan melambat, denyut jantung kurang dari 100 kali/menit,
malas minum dan letargi, kulit berwarna biru (sianosis), ekstremitas teraba dingin.
Diperoleh diagnosa bayi Ny.”CK” bayi baru lahir aterm dengan hipotermia
sedang. Kebutuhan bayi hipotermia atau kehilangan panas tubuh ialah
termoregulasi yang dapat dilakukan penanganan dengan pembersihan,
penghangatan ruangan, penghangatan dengan kain dengan skin to skin antara ibu
dan bayi di dada ibu, dan pemenuhan nutrisi yang didapat dari menyusu pada
ibunya dalam jam pertama setelah lahir sesering mungkin sesuai kebutuhan bayi
tanpa dibatasi jam.
Hasil evaluasi 30 menit setelah pelaksanaan asuhan kebidanan, evaluasi data
subjektifnya adalah ibu mengatakan bayinya sudah kencing, tidak muntah. Data
objektifnya adalah keadaan umum baik, tanda-tanda vital yaitu HR= 135
x
/menit,RR= 40 x/menit, suhu= 36,10C, input berupa kolostrum ±10cc, talipusat
baik, gerakan otot lemah, daya hisap lemah, tangisan kuat, dan akral teraba
hangat. Dengan diagnosa bayi Ny.”CK” 30 menit pertama hipotermia sedang.
Dilakukan perencanaan dengan melanjutkan intervensi.
Kriteria hasil pelaksanaan asuhan kebidanan bayi hipotermia dengan tujuan
jangka pendek ±30 menit adalah keadaan umum baik, TTV dalam batas normal
yaitu HR=120-160x/menit, RR=40-60x/menit, Suhu=36,5-37,50C, akral hangat,
bayi menyusu dengan baik, talipusat bersih dan tidak terinfeksi (Wahyuni, 2011).
Evaluasi 30 menit setelah asuhan kebidanan adalah tanda vital bayi
didapatkan denyut jantung termasuk dalam batas normal, frekuensi pernapasan
dalam batas normal, akral tangan dan kaki bayi menjadi hangat, suhu bayi masih
tergolong hipotermia ringan karena suhu tubuh bayi sudah mengalami
peningkatan sebesar 10C dalam waktu 30 menit karena bayi dimandikan 4jam
setelah lahir, hal ini dapat meningkatkan resiko hipotermia berulang atau
menganggu proses adaptasi termoregulasi sehingga suhu tubuh bayi belum
mencapai normal. Dari segi nutrisi bayi mendapatkan kolostrum sedikit sehingga
energi yang dimiliki sedikit untuk menghasilkan panas. Daya hisap bayi masih
lemah kemungkinan besar dikarenakan kegagalan dalam proses menyusu dini
pada bayi, serta input kolostrum yang masih rendah diakibatkan oleh perawatan
payudara yang kurang selama masa kehamilan sehingga air susu ibu masih belum
keluar secara maksimal.
Catatan perkembangan pada bayi hipotermia 2 jam setelah asuhan
kebidanan, dihasilkan data subjektif bayi sudah kencing dan berak, sudah mau
menyusu sendiri. Data objektif keadaan umum baik, HR normal, RR normal, suhu
di bawah normal, input kolostrum cukup, gerakan otot baik, tangisan kuat, daya
hisap kuat, akral hangat. Diagnosa bayi Ny.”CK” usia 2 jam post hipotermia.
Perencanaan asuhan berupa observasi TTV, termoregulasi, personal higiene,
pemenuhan nutrisi.
SIMPULAN
Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Bayi dengan Hipotermia Sedang di
RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto menurut manajemen kebidanan
5 langkah ialah sebagai berikut :
1. Melakukan pengkajian bayi Ny.”CK” lahir dengan warna kulit kemerahan,
gerakan lemah, tangisan kuat. Keadaan umum baik, HR 115 x/menit, RR 36
x/menit, suhu 35,1 0C, tidak pernapasan cuping hidung, tidak retraksi dinding
dada, pergerakan tangan dan kaki lemah serta teraba dingin, refleks rooting,
sucking, swallowing, ekstrusi, tonic neck, dan swimming hasilnya lemah.
lemah.
2. Diagnosa pada bayi Ny.”CK” bayi baru lahir aterm hipotermia sedang.
3. Merencanakan pendekatan, beri penjelasan, cuci tangan, pakai handscoen,
hindarkan bayi terpapar benda dingin, hangatkan bayi dengan lampu, matikan
kipas angin, tutup jendela, keringkan tempat tidur bayi, observasi bayi, ganti
baju yang basah, bungkus bayi dengan kain, pasang topi, injeksi Vit.K1, rawat
talipusat, rawat mata, IMD, posisikan ibu dan bayi metode kanguru, posisikan
ibu menyusui, observasi bayi, rawat gabung.
4. Melakukan pelaksanaan asuhan kebidanan bayi hipotermia sesuai perencanaan.
5. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan bayi hipotermia yaitu bayi sudah bisa
menyusu dan tidak muntah. Keadaan umum baik, HR= 135x/menit, RR=
40x/menit, suhu= 36,10C, input kolostrum ±10cc, talipusat baik, gerakan otot
lemah, daya hisap lemah, tangisan kuat, dan akral teraba hangat. Diagnosa bayi
dengan hipotermia sedang. Perencanaan berupa observasi TTV, termoregulasi,
dan pemenuhan nutrisi.
6. Mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan bayi hipotermia dalam bentuk
SOAP.
REKOMENDASI
1. Bagi Institusi Pendidikan
Lebih menambah pengetahuan dan keterampilan tambahan mengenai
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir untuk pengembangan ilmu kebidanan
dan manajemen kebidanan agar lebih kompeten dalam memberikan asuhan
kebidanan khususnya bayi hipotermia.
2. Bagi Institusi Pelayanan Medis
Dapat melaksanakan penanganan segera pada bayi baru lahir sesuai
kebijakan dan prosedur tetap serta menyempurnakan kebijakan dalam upaya
meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan khususnya pada bayi dengan
hipotermia.
3. Bagi Ibu Hamil dan Nifas
Teratur dalam memeriksakan kehamilan di bidan, puskesmas, atau
tempat pelayanan medis serta melakukan perawatan yang dianjurkan tenaga
medis seperti perawatan payudara di akhir kehamilan secara rutin dalam
upaya mempercepat dan memperlancar pengeluaran ASI pada masa nifas.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Lebih cermat dalam hal pemeriksaan awal dan pemeriksaan fisik pada
bayi baru lahir, dan kompeten khususnya dalam mendeteksi adanya kegawatan
pada bayi serta memberikan pendidikan kesehatan pada ibu atau keluarga bayi
tentang perawatan bayi baru lahir dan tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.
Alamat Correspondensi :
Nama
No.HP
Email
Alamat
: Risa Rusiana
: 0896 0867 9336
: [email protected]
: Dsn.Tamanan RT/RW 02/15 Ds.Kepulungan Kec.Gempol
Download